开云体育

ctrl + shift + ? for shortcuts
© 2025 开云体育
Date

Re: Tanya Kedududkan Hadis Dloif

Y & R
 

Bismillahirrohmaanirrohiem
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Alaikumsalam

Kemudian, banyak dari kita bekata : Hadist Dloif masih bisa dijadikan dalil
amalan asalkan tidak dijadikan sumber hukum (halal, haram dsb).
Benarkah perkataan ini ????????????????????
Persangkaan mereka tentang bolehnya mengamalkan hadits-hadits dlo'if untuk
fadla ilul a'mal atau targhib dan tarhib, adalah persangkaan yang jahil.

Dan menurut madzhab Imam Malik, Syafi'iy, Ahmad bin Hanbal, Yahya bin Ma'in,
Abdurahman bin Mahdi, Bukhari, Muslim, Ibnu Abdil Bar, Ibnu hazm dan
Imam-imam ahli hadits lainnya, mereka semuanya tidak membolehkan beramal
dengan hadits dlo'if secara mutlak meskipun untuk fadlaa ilul a'mal dll.
Tidak syak (ragu) lagi inilah madzhab yang haq, karena tidak ada hujjah
kecuali dari hadits-hadits yang telah tsabit dari Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam.

[Kutipan dari Makalahnya Ustadz Abdul Hakim, insya Allah nanti dimuat di ML]

Oh yaa.. gimana dengan ML assunnahnya, ada masalah enggak... ?
misal ; TERIMA-nya nggak rutin, atau nggak bisa KIRIM etc...

Jazakumullohu Khoiron Katsiron.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.


Re: TEST...!

 

test ok

-----Original Message-----
From: Y & R [mailto:yayat@...]
Sent: Friday, December 24, 1999 5:03 AM
To: assunnah@...
Subject: [assunnah] TEST...!



_____

Post Message assunnah@... <mailto:assunnah@...>
Subscribe assunnah-subscribe@...
<mailto:assunnah-subscribe@...>
Unsubscribe assunnah-unsubscribe@...
<mailto:assunnah-unsubscribe@...>
List owner assunnah-owner@... <mailto:assunnah-owner@...>
_____

<>

eGroups.com Home:
<>
www.egroups.com <> - Simplifying group communications


Tanya Kedududkan Hadis Dloif

Suprayitno MCDP
 

Bismillahirrohmaanirrohiem
Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Afwan akh yayat, jika ana mengganggu antum.
Ana akan menanyakan sedkit ttg. kedudukan Hadist Dloif/lemah
dalam Syari'at Islam.

Kita sudah faham keharusan memakai hadist shohih sebagai dalil
dalam beramal, karena kedudukannya berasal langsung dari perkataan
Rasululloh Saw yang disampaikan /keluarkan oleh Para Muhaddist melalui
Jalur periwayatan (Sanad) yang terpelihara.

Adapun Hadist dloif, ia disangsikan jalur periwayatannya (bukan dari per-
kataan Rasululloh Saw.).

Kemudian, banyak dari kita bekata : Hadist Dloif masih bisa dijadikan dalil
amalan asalkan tidak dijadikan sumber hukum (halal, haram dsb).
Benarkah perkataan ini ????????????????????

Mohon kiranya bisa memberikan masukan ke ana, karena ada yang menannyakan
hal ini. Dan ana belum sempat menanyakan ke Ustadz langsung.

Jazakumullohu Khoiron Katsiron.


Wassalamu'alaikum Wr. Wb.


Suprayitno


Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 10 = I'TIKAAF 2/2]

Y & R
 

开云体育

?
I'TIKAAF
?
oleh
Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Bagian Terakhir dari Dua Tulisan [2/2]

?
?
H.? WAKTU MEMULAI DAN MENGAKHIRI I'TIKAAF
?
Di tulisan bagian pertama sudah disebutkan bahwa i'tikaaf sunnat waktunya tidak terbatas. Maka bila seseorang telah masuk masjid dan berniat taqarrub kepada Allah dengan tinggal di dalam masjid beribadah beberapa saat, berarti ia beri'tikaaf sampai ia keluar. Dan jika seseorang berniat hendak i'tikaaf pada sepuluh hari terkahir dari bulan Ramadhan, maka hendaklah ia mulai masuk masjid sebelum matahari terbenam.
?
Pendapat yang menerangkan bahwa masuk i'tikaaf sebelum matahari terbenam pada tanngal 20 Ramadhan malam ke 21, adalah pendapat Imam Malik, Imam Hanafi, Imam Syafi'i, dan Imam Ahmad dalam salah satu pendapatnya.
(Lihat Syarah Muslim, 8 : 68, Majmu' Syahrul Muhadzdzab 6 : 492. Fathul Baari 4 : 277. Al-Mughni 4 : 489-490 dan Bidayatul Mujtahid 1 : 230).
?
Dalil mereka ialah : Riwayat i'tikaaf-nya Rasulullah SAW di awal Ramadhan, pertengahan dan akhir Ramadhan, kemudian bersabda :
"Barangsiapa yang hendak beri'tikaaf bersamaku, hendaklah ia melakukannya pada sepuluh malam terakhir (dari bulan Ramadhan) ..."
(Hadits Shahih riwayat Bukhari 2 : 256 dan Muslim 2 : 171-172)
"Sepuluh terakhir", maksudnya ialah nama bilangan malam, dan bermula pada malam ke dua puluh satu atau malam ke dua puluh. (Lihat Fiqhus Sunnah 1 : 403). Tentang Hadits 'Aisyah :
"Kata 'Aisyah : "Adalah Nabi SAW, bila hendak i'tikaaf, beliau shalat shubuh dulu, kemudian masuk ke tempat i'tikaaf ".
(Hadist Shahih riwayat Bukhari 2 : 257 dan Muslim 3 : 175).
Hadits ini dijadikan dalil oleh orang yang berpendapat bahwa permulaan waktu i'tikaaf adalah dipermulaan siang. Ini menurut pendapat Al-Auza'i, Al-Laits dan Ats-Tsauri. (lihat Nailul Authar 4 : 296).
?
Hadits 'Aisyah di atas maksudnya ialah bahwa Nabi SAW, masuk ke tempat yang sudah disediakan untuk i'tikaaf di masjid setelah beliau selesai mengerjakan shalat Shubuh. Jadi bukan masuk masjidnya ba'da Shubuh.
?
Adapun masuk ke masjid untuk i'tikaaf tetap diawal malam sebelum terbenam matahari. (Lihat Fiqhus Sunnah 1 : 403).
?
Mengenai waktu keluar dari masjid setelah selesai menjalankan i'tikaaf pada sepuluh dari terkahir dari bulan Ramadhan, menurut Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi'i waktunya adalah sesudah matahari terbenam (di akhir Ramadhan). Sedangkan menurut Imam Ahmad di sunnahkan ia tinggal dimasjid sampai waktu shalat 'Idul Fitri. Jadi keluar dari masjid ketika ia keluar ke lapangan mengerjakan shalat 'Id. Akan tetapi menurut mereka boleh pula keluar dari masjid setelah matahari terbenam. (Lihat Bidayaatul Mujtahid 1 : 230 dan Al-Mughni 4 : 490).
?
Jadi kesimpulan empat Imam sepakat bahwa i'tikaaf berkahir dengan terbenamnya matahari di akhir Ramadhan.
?
Kata Ibrahim : "Mereka menganggap sunnat bermalam di masjid pada malam 'Idul Fitri bagi orang yang beri'tikaaf pada sepuluh malam terkahir dari bulan Ramadhan, kemudian pagi harinya langsung pergi ke lapangan (untuk shalat I'dul Fitri)". (Baca Al-Mugni 4 : 490-491).
?
Dan orang yang bernadzar akan beri'tikaaf satu hari atau beberapa hari tertentu, atau bermaksud melaksanakan i'tikaaf sunnat, maka hendaknya ia memulai i'tikaafnya itu sebelum terbit fajar, dan keluar dari masjid bila matahari sudah terbenam, baik i'tikaaf itu di bulan Ramadhan maupun di bulan lainnya.
(Lihat Bidayaatul Mujtahid 1 : 230. Al-Majmu' Syahrul Muhadzdzab 6 : 494. Fiqhus Sunah 1 : 403-404).
?
Kata Ibnu Hazm : Orang yang bernadzar hendak i'tikaaf pada satu malam atau beberapa malam tertentu, atau ia hendak melaksanakan i'tikaaf sunnat, maka hendaklah ia masuk ke masjid sebelum terbenam matahari, dan keluar dari masjid bila sudah terbitnya fajar. Sebabnya karena permulaan malam ia saat yang mengiringi terbenamnya matahari, dan ia berakhir dengan terbitnya fajar. Sedangkan permulaan siang adalah waktu terbitnya fajar dan berkahir dengan terbenamnya matahari. Dan seseorang tidak dibebani kewajiban melainkan menurut apa yang telah diikrarkan dan di niatkannya. (Liha Al-Muhalla 5 : 198 masalah No. 636).
?
?
I.? HAL-HAL YANG SUNNAT DAN MAKRUH BAGI ORANG YANG I'TIKAAF.
?
Disunnatkan bagi orang yang beri'tikaaf memperbanyak ibadat sunnat serta menyibukkan diri dengan shalat berjama'ah lima waktu dan shalat-shalat sunnat, membaca Al-Qur'an, tasbih, tahmid, takbir, istigfhar, berdo'a, membaca shalawat atas Nabi SAW dan ibadat-ibadat lain yang mendekatkan diri kita kepada Allah Ta'ala.
?
Termasuk juga hal ini disunnatkan menuntut ilmu, membaca/menelaah kitab-kitab tafsir dan hadits, membaca riwayat para Nabi dan orang-orang shaleh, dan mempelajari kitab-kitab fiqh serta kitab-kitab yang berisi tentang masalah 'aqidah.
?
Dimakruhkan bagi orang yang i'tikaaf melakukan hal-hal yang tidak perlu dan tidak bermanfa'at, baik berupa perkataan atau perbuatan, sabda beliau :
"Diantara kebaikan Islam seseorang, ialah ia meninggalkan hal-hal yang tidak berguna".
(Hadits riwayat Tirmidzi No. 2419. Ibnu Majah No. 3976 dan di shahkan oleh Syaikh Al-Albani di Shahih Jami'us Shagir No. 5787).
Dimakruhkan pula menahan diri dari berbicara, ya'ni : seseorang tidak mau bicara, karena mengira bahwa hal itu mendekatkan diri kepada Allah 'Azza wa Jalla.
?
Ibnu Abbas berkata : Ketika Nabi SAW sedang khutbah, tampak oleh beliau seorang laki-laki?yang tetap berdiri (diterik matahari). Maka beliau bertanya (kepada para shahabat) siapakah orang itu .?. Jawab mereka : "Namanya Abu Israil, ia bernadzar akan terus berdiri, tidak akan duduk, tidak mau bernaung dan tidak mau berbicara serta akan terus berpuasa. Maka Nabi SAW bersabda.
"Suruhlah ia berbicara, bernaung dan duduk, dan hendaklah ia meneruskan puasanya".
(Hadits Shahih riwayat Bukhari, Abu Dawud No.3300, Ath-Thahawy Fii-Masykilil Aatsaar. 3 : 44? dan Baihaqy 10 : 75).
?
J.? HAL-HAL YANG MEMBATALKAN I'TIKAAF.
  1. Sengaja keluar dari masjid tanpa suatu keperluan walau hanya sebentar. Keluar dari masjid akan menjadikan bathal i'tikaafnya, karena tinggal di masjid sebagai rukun i'tikaaf.
  2. Murtad karena bertentangan dengan ma'na ibadah, dan juga berdasarkan firman Allah "Seandainya engkau berbuat syirik, maka akan gugurlah amalanmu" (QS 39 : 35).
  3. Hilang akal disebabkan gila atau mabuk
  4. Haidh
  5. Nifas
  6. Bersetubuh/bersenggama, berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala : "Dan janganlah kamu campuri mereka ketika kamu sedang i'tikaaf di masjid, itulah batas-batas Allah..." (QS 2 : 187) (Lihat Fiqhus Sunnah 1 : 406).
?
K.? HAL-HAL YANG DIBOLEHKAN SEWAKTU I'TIKAAF
  1. Menyisir rambut, berpangkas, memotong kuku, membersihkan tubuh, memakai pakaian terbaik dan memakai wangi-wangian.
  2. Keluar untuk sesuatu keperluan yang tidak dapat dielakan.
"Dari 'Aisyah, bahwa ia pernah menyisir rambut Nabi SAW, padahal ia sedang haidh, dan Nabi SAW sedang i'tikaaf di masjid, dan 'Aisyah berada di dalam kamarnya dan kepala Nabi SAW di masukkan ke kamar 'Aisyah. Dan adalah Nabi SAW, bila sedang i'tikaaf tidak pernah masuk rumah melainkan kalau untuk menunaikan hajat".
(Hadits Shahih riwayat Bukhari 2 : 260, 256. Muslim 1: 167, Abu Dawud No. 2467. Tirmidzi. Ibnu Majah No. 1776 dan 1778. Malik. Ibnul Jarud dan Ahmad 6 : 104,181,235,247,262).
Berkata Ibnul Munzir : Para Ulama sepakat, bahwa orang yang i'tikaaf boleh keluar dari masjid (tempat i'tikaaf-nya) untuk keperluan buang air besar atau kencing, karena hal ini merupakan sesuatu yang tidak dapat dielakkan, sebab tidak mungkin dilakukan di masjid. Dalam hal ini sama hukumnya dengan kebutuhan makan minum bila tidak ada yang mengantarnya, maka boleh ia keluar (sekedarnya).". (Lihat Fiqhus Sunnah 1 : 405).
?
'Aisyah juga meriwayatkan bahwa ia tidak menjenguk orang sakit ketika ia sedang i'tikaaf melainkan hanya sambil lewat saja, misalnya ada orang sakit di dalam rumah, ia bertanya kepada si sakit sambil lewat saja. Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad, Bukhari dan Muslim.
?
?
L. KHATIMAH
?
Sebagai khatimah dari tulisan ini, dianjurkan bagi orang-orang yang i'tikaaf pada sepuluh dari terakhir Ramadhan dan yang tidak i'tikaaf, berusahalah memanfa'atkan kepada Allah, perbanyaklah baca Al-Qur'an, berdzikir kepada Allah, dan melakukan shalat-shalat sunnat yang diajarkan Rasulullah SAW, mudah-mudahan kita termasuk orang yang mendapatkan malam Lailatul Qadar yang keutamaannya lebih baik dari seribu bulan dan mudah-mudahan pula dosa kita diampunkan Allah Subhanahu wa Ta'ala, sabda Rasulullah SAW.
"Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW, bersabda : "Barangsiapa yang berdiri (shalat tahajjud/tarawih), karena iman dan mengharapkan ganjaran dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosa-nya yang telah lalu"
(Hadits Shahih riwayat Bukhari 2 : 252. Muslim 2 : 177. Abu Dawud No. 1371. Nasa'i? 4 : 155-158. Darimy, Ibnu Majah No. 1326. Ahmad 2 : 281,289,408,423).
Dan perbanyak pula baca?dzikir?dibawah ini pada malam ganjil di akhir Ramadhan yang diharapkan adanya Lailatul Qadar.
?
"ALLAHUMMA INNAKA 'AFUUWUN TUHIBBUL 'AFWA FA' FU 'ANNII"
"Ya Allah ! Sesungguhnya Engkau Maha pemaaf dan suka mema'afkan, maka ma'afkanlah aku".
(Hadits Shahih riwayat Ahmad 6 : 171. Ibnu Majah No. 3850. Tirmidzi No. 3580 (Shahih Tirmidzi No. 2789 dan Shahih Ibnu Majah No. 3105)).
?
Wallahu 'Alamu Bish Shawaab
?

?
?
Insya Allah menyusul :
  • Nasihat Perkawinan oleh Yazid Abdul Qadir Jawas
?


Informasi Kaset-kaset Ceramah Ustadz Yazid Abdul Qadir Jawas

Y & R
 

开云体育

?
KATA PENGANTAR
?
Dalam edisi khusus ini, ML assunah bekerja sama dengan TASJILAT AT-TAQWA BOGOR, menyajikan informasi kaset-kaset ceramah Ustadz Yazid Abdul Qadir Jawas, kaset tersebut bisa anda miliki sebagai bagian dari koleksi perpustakaan pribadi yang sangat bermanfa'at.
?
CARA PEMBELIAN
Pemesanan kaset bisa dialamatkan kepada ana_yr@... atau via surat dengan alamat ; HERMAWAN - Tasjilat At-Taqwa Bogor, Jl. Anggada 2 No. 10 Bumi Indra Prasta - Bantarjati Bogor, 16153. Telp. 0821062171.
?
Tulis dengan jelas qty dan judul kaset yang dipesan.
?
CARA PEMBAYARAN
Pembayaran bisa dilakukan dengan transfer? kepada HERMAWAN No. 095-0212021 BCA-BOGOR.
?
PENGIRIMAN
Setiap pembelian kaset akan dikirim langsung ke tujuan di seluruh Indonesia, inysa Allah, untuk? itu tulis alamat lengkap anda. [ dan untuk teman-teman yang pesan dan berada di luar INA, teknis pengiriman sedang dipikirkan].
?

?
TASJILAT AT-TAQWA BOGOR
Berusaha Memahami Islam Berdasarkan Al-Qur'an & As-Sunnah
Menurut Pemahaman Ahlus-Sunnah wal Jama'ah
?

?
Daftar Kaset Ceramah Ustadz Yazid Abdul Qadir Jawas
?
  1. Pentingnya Masalah Shalat -- /1 unit/Rp. 7000
  2. Pertanyaan di Padang Mashyar -- /1 unit/Rp. 7000
  3. Pengaruh Dosa & Maksiat Terhadap Hati Manusia -- /1 unit/Rp. 8000
  4. Makna dan Pengertian Syahadat -- /1 unit/Rp. 7000
  5. Ada Apa setelah Mati -- /3 unit/Rp. 23000
  6. Iman Kepada Allah Ta'ala -- /1 unit/Rp. 7000
  7. Iman Kepada Para Malaikat -- /1 unit/Rp. 7000
  8. Iman Kepada Para Rasul -- /1 unit/Rp. 7000
  9. Aqidah Shohihah -- /7 unit/Rp. 49000
  10. Keutamaan dan Pentingnya Ilmu Syar'i -- /2 unit/Rp. 15000
  11. Ahlus Sunnah wa 'Itiqoduddin -- /8 unit/Rp. 56000
  12. Aqidah Empat Imam Madzhab -- /3 unit/Rp. 21000
  13. Pengertian dan Makna As-Sunnah -- /2 unit/Rp. 15000
  14. Arti, Karakter dan Ciri Ahlus Sunnah wal Jama'ah -- /2 unit/Rp. 15000
  15. Amal Menuju Syurga [Hadits Arba'in No. 29] -- /2 unit/Rp. 14000
  16. Al-Utsuluts Tsalatsah [Tiga Landasan Utama] -- /11 unit/Rp. 88000
  17. Shabar atas Taqdir Allah Ta'ala -- /2 unit/Rp. 14000
  18. Orang-orang yang Bangkrut pada Hari Kiamat -- /1 unit/Rp. 7000
  19. Keagungan dan Kekuasaan Allah Ta'ala -- /3 unit/Rp. 21000
  20. Jalan Menuju Istiqomah [Hadits Arba'in No. 21] -- /1 unit/Rp. 7000
  21. Segera Melakukan Amal Shalih [Hadits Arba'in No. 23] -- /1 unit/Rp. 8000
  22. Birrul Walidaian [Cara Berbakti Kepada Orang Tua] -- /2 unit/Rp. 16000
  23. Tafsir Surat As-Sajdah [Tafsir Ibnu Katsir] -- /5 unit/Rp. 36000
  24. Tafsir Surat Al-Insan -- /2 unit/Rp. 16000
  25. Tafsir Surat Al-Fatihah -- /5 unit/Rp. 50000
  26. Keutamaan dan Tafsir ayat Kursi -- /1 unit/Rp. 8000
  27. Keutamaan dan Tafsir Surat Al-Ikhlas -- /1 unit/Rp. 8000
  28. Syarah Kitab Tauhid -- /16 unit/Rp. 128000
  29. Syarah Aqidah Wasithiyah -- /45 unit/Rp. 341000
  30. Tujuh Larangan Syari'at bagi Wanita -- /1 unit/Rp. 7000
  31. Shifat Shaum Nabi Shallallahu 'Alaihi Wassalam -- /3 unit/Rp. 23000
  32. Penyimpangan-penyimpangan Tasawuf [Thariqat Shufiyah] -- /3 unit/Rp. 22000
  33. Hak dan Kewajiban Suami Istri -- /3 unit/Rp. 16000
  34. Prinsip Ahlus-Sunnah wal Jama'ah dlm Mengambil Dalil -- 2 unit/Rp. 16000
  35. Nasihat untuk Para Jama'ah Haji -- /1 unit/Rp. 8000
  36. Keutamaan, Adab & Bid'ah dlm Membaca Al-Qur'an -- /4 unit/Rp. 30000
  37. Menjaga Batas-batas Allah [Hadits Arba'in No. 19] -- /2 unit/Rp. 15000
  38. Haram berbuat Zhalim [Hadits Arba'in No. 24] -- /2 unit/Rp. 14000
  39. Kemudahan Beramal dalam Islam [Hadits Arba'in No. 25] -- /1 unit/Rp. 7000
  40. Macam-macam dan Bentuk Shodaqoh [Hadits Arba'in No.26] -- /1 unit/Rp. 7000
  41. Al-Qur'an Kalamullah dan Bukan Mahluk -- /2 unit/Rp. 14000
  42. Dosa-dosa Besar yang Dianggap Biasa -- /2 unit/Rp. 14000
  43. Bentuk-bentuk Kesyirikan -- /1 unit/Rp. 8000
  44. Tentang Syafa'at Nabi di Hari Kiamat -- /2 unit/Rp. 16000
  45. Dimana Allah ? -- /1 unit/Rp. 8000
  46. Keutamaan Shahabat Rasulullah -- /5 unit/Rp. 37000
  47. Jagalah, Diri dan Keluarga dari Api Neraka -- /1 unit/Rp. 8000
  48. Tanda-tanda Hati yang Sehat dan yang Sakit -- /1 unit/Rp. 8000
  49. Wasiat Perpisahan Rasulullah [Hadits Arba'in No. 28] -- /2 unit/Rp. 14000
  50. Sebab-sebab Terjadinya Perpecahan -- /2 unit/Rp. 14000
  51. Karamah para Wali Allah -- /1 unit/Rp. 8000
  52. Keutamaan Tauhid Kepada Allah -- /1 unit/Rp. 8000
  53. Bahaya berbuat Syirik -- /1 unit/Rp. 7000
  54. Taqdir Menurut Ahlus-Sunah wal Jama'ah -- /3 unit/Rp. 22000
  55. Iman Menurut Ahlus-Sunnah wal Jama'ah -- /2 unit/Rp. 16000
  56. Menjaga Lisan -- /1 unit/Rp. 7000
  57. Siapakah Ahlus-Sunnah wal Jama'ah -- /2 unit/Rp. 14000
  58. Zuhud dalam Islam [Hadits Arba'in No. 31] -- /1 unit/Rp. 7000
  59. Arti dan Hukum Tabarruk -- /1 unit/Rp. 8000
  60. Shifat Shalat Nabi -- /5 unit/Rp. 35000
  61. Shifat Wudhu Nabi -- /3 unit/Rp. 23000
  62. Amar Ma'ruf Nahi Munkar -- /2 unit/Rp. 15000
  63. Khutbah Haji Wada -- /1 unit/Rp. 8000
  64. Ahlaq yang Terpuji -- /2 unit/Rp. 16000
  65. Hak Persaudaraan Muslim -- /2 unit/Rp. 15000
  66. 7 Golongan Dilindungi Allah pada Hari Kiamat -- /1 unit/Rp. 8000
  67. Ujian dan Coba'an Seorang Muslim -- /1 unit/Rp. 8000
  68. Permasalahan yang Harus dijauhi oleh Para Penuntut Ilmu -- /2 unit/Rp. 14000

?
?


Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 10 = I'TIKAAF 1/2]

Y & R
 

开云体育

?
I'TIKAAF
?
oleh
Yazid bin Abdul Qadir Jawas
?
Bagian Pertama dari Dua Tulisan [1/2]

?
A.?DEFENISI I'TIKAAF
?
I'tikaaf berasal dari kata :
?
'AKAFA - YA'KIFU - WAYA'KUFU - 'UKUUFAN
?
I'tikaaf menurut bahasa ialah = "menetapi sesuatu dan menahan diri padanya, baik sesuatu berupa kebaikan atau kejahatan".
?
Allah berfirman :
"Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadat kepadanya ?" (QS 21 :52)
Sedangkan arti i'tikaaf menurut istilah syara' ialah seseorang tinggal/menetap di masjid dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah dengan shifat/cara tertentu.
(Lihat Syarah Muslim, 8 : 66. Fathul Baari 4 : 271. Muhalla 5 : 179, masalah No. 624).
?
?
B.?DISYARI'ATKANNYA.
?
Para Ulama sepakat bahwa i'tikaaf disyari'atkan dalam agama Islam dan Nabi SAW selalu mengerjakan sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadits.
Artinya :
"Dari 'Aisyah ra, istri Nabi SAW, ia berkata : "Adalah Nabi SAW, biasa i'tikaaf pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan, sampai beliau wafat kemudian istri-istri beliau melaksanakan i'tikaaf sepeninggalnya".
(Hadist riwayat Bukhari 2 : 255. Fathul Baari 4 : 271 Nomor 2462. Ahmad 6 : 292 dan Baihaqy 4 : 315, 320).
"Dari Ibnu 'Umar, ia berkata : "Adalah Rasulullah SAW, biasa i'tikaaf pada sepuluh hari terkahir dari bulan Ramadhan".
(Hadits Shahih riwayat : Ahmad, Bukhari dan Muslim).
"Dari 'Aisyah, ia berkata : "Adalah Rasulullah SAW, apabila sudah masuk sepuluh terakhir (dari bulan Ramadhan), maka beliau menghidupkan malam itu, membangunkan istrinya dan mengikat kainnya".
(Hadits Shahih riwayat : Ahmad, Bukhari 2 : 255. Muslim 3 : 176. Abu Dawud No. 1376. Nasa'i 3 : 218 dan Tirmidzi).
?
Maksud dari kalimat :
  1. Menghidupkan malamnya, artinya beliau sedikit sekali tidur dan banyak melakukan shalat dan dzikir.
  2. Membangunkan istrinya, ya'ni menyuruh mereka shalat malam/tarawih serta melakukan ibadah-ibadah lainnya.
  3. Mengikat kainnya, adalah satu kinayah bahwa beliau sunguh-sungguh beribadah dan tidak bercampur dengan istri-istrinya, karena beliau selalu melakukan iti'kaaf setiap sepuluh? terakhir dari bulan Ramadhan, sedangkan orang yang i'tikaaf tidak tidak boleh bercampur dengan istrinya. (Lihat Subulus Salam 2 : 356-357. Fiqhul Islam Syarah Bulughul Maram 3 : 257-258).
"'Aisyah berkata: "Adalah Rasulullah SAW, bersunguh-sungguh pada sepuluh terakhir (dari bulan Ramadhan melebihi kesungguhannya di malam-malamnya".
(Hadits Shahih riwayat : Ahmad dan Muslim 3 : 176).
Setiap ibadah yang nashnya sudah jelas dari Al-Qur'an dan Sunnah yang shahih, maka itu pasti mempunyai keutamaan, meskipun tidak disebutkan keutamaannya, begitu pula tentang i'tikaaf, walaupun i'tikaaf itu merupakan taqarrub kepada Allah akan tetapi tidak ditemukan sebuah haditspun menyatakan keutamaannya.
?
Berkata Imam Abu Dawud As-Sijistany : "Saya bertanya kepada Imam Ahmad : Tahukah engkau suatu keterangan mengenai keutamaan i'tikaaf ? Jawab beliau : tidak kudapati, kecuali ada sedikit riwayat, dan riwayat inipun lemah.
(Lihat Al-Mughni, 4 : 455-456 dan Silsilah Ahaadist Dha'ifah dan Maudhu'-ah No. 518).
?
?
C.? HUKUM I'TIKAAF
?
Hukum i'tikaaf ada dua macam, yaitu sunnat dan wajib.
?
I'tikaaf Sunat.
Ialah yang dilakukan oleh seseorang secara sukarela dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah dan mengharapkan pahala dari pada-Nya, serta mengikuti sunnah Rasulullah SAW. I'tikaaf seperti ini sangat ditekankan dan lebih utama dilakukan pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan sebagaimana yang dilakukan Rasulullah SAW setiap bulan Ramadhan sampai beliau wafat.
?
I'tikaaf Wajib.
Ialah i'tikaaf yang diwajibkan oleh seseorang terhadap dirinya sendiri, adakalanya dengan nadzar mutlak, misalnya ia mengatakan wajib bagi saya i'tikaaf karena Allah selama sehari semalam. Atau dengan nadzar bersyarat, misalnya ia mengatakan, jika Allah dengan menyembuhkan penyakit saya, maka saya akan i'tikaaf dua hari dua malam. Nadzar ini wajib dilaksanakan. Rasulullah SAW bersabda.
Artinya :
"Dari 'Aisyah, ia berkata : "Telah bersabda Rasulullah SAW : "Barangsiapa yang bernadzar akan melakukan sesuatu keta'atan kepada Allah hendaklah ia penuhi nadzarnya itu, dan barangsiapa bernadzar untuk melakukan ma'shiat (kedurhakaan/kesyirikan) kepada Allah, maka janglah lakukan ma'syiat itu".
(Hadits Shahih riwayat : Bukhari, Malik, Abu Dawud No. 3289, Nasa'i, Tirmidzi, Darimy 2 : 184. ibnu Majah No. 2126, Ahmad 6 : 36,41,224 dan Baihaqy 19/68 dan Ibnu Jarud No. 934).
'Umar bin Khattab ra, pernah bertanya kepada Rasulullah SAW : Ya Rasulullah, saya pernah bernadzar di zaman jahiliyah akan beri'tikaaf satu malam di masjid Haram ? Sabda beliau : "Penuhilah nadzarmu itu !".
(Hadist Shahih riwayat : Bukhari 2 : 256, Fathul Baari No. 2032 dan Muslim 5 : 89).
?
?
D. WAKTUNYA
?
I'tikaaf yang wajib, dilakukan sesuai dengan apa yang telah? dinadzarkan dan di iqrarkan seseorang, maka jika ia bernadzarkan dan di iqrarkan seseorang, maka jika ia bernadzar akan beri'tikaaf satu hari atau lebih, hendaklah ia penuhi seperti yang dinadzarkannya itu.
?
Adapun i'tikaaf yang sunnat, tidaklah terbatas waktunya.
?
Menurut Imam Syafi'i, Abu Hanifah dan kebanyakan Ahli Fiqih, i'tikaaf yang sunat tidak ada batasnya (lihat Bidayatul Mujtahid 1 : 229). Kata Ibnu Hazm? : boleh seseorang i'tikaaf siang saja. Inilah merupakan pendapat Imam Syafi'i dan Abu Sulaiman (baca Al-Muhalla 5 : 179-180 masalah no. 614).
?
?
E.?SYARAT-SYARAT I'TIKAAF
?
Orang yang i'tikaaf syaratnya ialah :
  1. Seorang Muslim
  2. Mumaiyyiz (sudah baligh).
  3. Suci dari janabat, suci dari haidh dan suci dari nifas.
Bila i'tikaaf dilakukan di luar bulan Ramadhan, maka :
  • Menurut? Ibnul Qoyyim : Puasa sebagai syarat shahnya i'tikaaf dan ini merupakan pendapat jumhurus salaf. (lihat Zaadul Ma'ad 2 : 88)
  • Menurut Imam Syafi'i dan Ibnu Hazm, bahwa puasa bukan syarat syahnya i'tikaaf (baca Al-Muhalla 5 : 181, masalah No. 625). Kata Imam Nawawi : Yang afdhal (utama) i'tikaaf dengan berpuasa dan bila ia i'tikaaf dengan tidak berpuasa juga boleh. (lihat Al-Majmu' Syarhul Muhadzdzab 6 : 484). Seandainya ada orang sakit i'tikaaf di masjid maka i'tikaafnya shah.
?
F.? RUKUN-RUKUN I'TIKAAF
?
??? 1. Niat.
Karena tidak shah satu amalan melainkan dengan niat.
Allah berfirman :
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus"
Rasulullah SAW bersabda :
"Sesungguhnya segala perbuatan tergantung pada niat, dan manusia akan mendapatkan balasan menurut niat, dan manusia akan mendapatkan balasan menurut apa yang diniatkannya..."
(Hadits Shahih riwayat Bukhari (Fathul Baari 1 : 9) 6 : 48).
??? 2. Tempatnya harus di Masjid.
Hakikat i'tikaaf, ialah tinggal di-masjid dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala.
Mengenai diwajibkannnya di masjid berdasarkan firman Allah Ta'ala :
"....tetapi janganlah kamu campuri mereka itu, sedangkan kamu beri'tikaaf di masjid ...." (QS 2 : 187)
Jadi i'tikaaf itu hanya shah di masjid.
?
?G.? PENDAPAT FUQAHA
????? Mengenai Masjid yang Shah Dipakai Untuk I'tikaaf
?
Para fuqaha' berbeda pendapat mengenai masjid yang shah dipakai untuk i'tikaaf, dalam hal ini ada beberapa pendapat, yaitu :
  1. Sebagian ulama berpendapat bahwa i'tikaaf itu hanya dilakukan di tiga masjid, yaitu : Masjid Haram, Masjid Nabawi dan Masjidil Aqsha. Pendapat ini adalah pendapat Sa'ad bin Al-Musayyab. Kata Imam Nawawi : "Aku kira riwayat yang dinukil bahwa beliau berpendapat demikian tidak shah".
  2. Imam Abu Hanifah, Imam Ahmad, Ishaaq dan Abu Tsur berpendapat bahwa i'tikaaf itu shah dilakukan di setiap masjid, yang dilaksanakan pada shalat lima waktu dan didirikan jama'ah.
  3. Imam Malik, Imam Syafi'i dan Abu Dawud berpendapat bahwa i'tikaaf itu syah dilaksanakan pada setiap masjid, karena tidak ada keterangan yang shah yang menegaskan terbatasnya masjid sebagai tempat untuk melaksanakan i'tikaaf.
Sesudah membawakan beberapa pendapat, kemudian Imam Nawawi berkata : "I'tikaaf itu shah dilakukan di setiap masjid dan tidak boleh dikhususkan masjid manapun juga kecuali dengan dalil. sedang dalam hal ini tidak ada dalil yang jelas yang mengkhususkannya". (Lihat Al-Majmu' Syahrul Muhadzdzab 6 : 483).
  • Ibnu Hazm : "I'tikaaf itu shah dan boleh dilakukan disetiap masjid, baik di situ dilaksanakan shalat Jum'at atau tidak". (Lihat Al-Muhalla 5 : 193, masalah No. 633).
  • Kata Abu Bakar Al-Jashshash :"Telah terjadi itifaq diantara ulama Salaf, bahwa diantara syarat i'tikaaf harus dilakukan di masjid, dengan perbedaan pendapat diantara mereka tentang apakah masjid-masjid tertentu atau di masjid mana saja (pada umumnya) bila dilihat zhahir firman Allah :"Sedangkan kamu dalam beri'tikaaf di masjid". (QS 2 : 187). Ayat ini membolehkan i'tikaaf di semua masjid berdasarkan keumuman lafadznya, karena itu siapa saja yang mengkhususukan ma'na ayat itu mereka harus menampilkan dalil, demikian juga yang mengkhususkan hanya masjid-masjid Jami' saja tidak ada dalilnya, sebagaimana halnya pendapat yang mengkhusukan hanya masjid-masjid para Nabi (yaitu : Masjid Haram, Masjid Nabawi dan Masjid Al-Aqsha). Karena (pendapat yang mengkhusukan)? tidak ada dalilnya, maka gugurlah pendapat tersebut.
(Lihat Ahkaamul Qur'an, Al-Jashshash 1 : 285 dan Rawaai'ul Bayaan Fii Tafsiiri Ayaatil Ahkam 1 : 241-215).
Menurut jumhur ulama, tidaklah akan shah bagi seorang wanita beri'tikaaf di masjid rumahnya sendiri, karena masjid di dalam rumah tidak bisa dikatakan masjid, lagi pula keterangan yang sudah shah menerangkan bahwa isteri-isteri Nabi SAW, melakukan i'tikaaf di Masjid Nabawi. (Lihat Fiqhus Sunnah 1 : 402).
?
Tentang wanita i'tikaaf di? masjid diharuskan membuat kemah tersendiri terpisah dari laki-laki, dan untuk masa sekarang harus dipikirikan tentang fitnah yang akan terjadi bila para wanita hendak i'tikaaf, ikhtilath dengan laki-laki di tempat yang sudah semakin banyak fitnah. Adapun soal bolehnya para ulama membolehkan, dan di usahakan untuk tidak saling pandang-memandang antara laki-laki dan wanita.
(Lihat Al-Mughni 4 : 464-465, baca Fiqhul Islam syarah Bulughul Maram 3 : 260)
?
Bersambung
Waktu Memulai dan Mengakhiri I'tikaaf

?
?
Insya Allah menyusul :
  • Nasihat Perkawinan oleh Yazid Abdul Qadir Jawas
?


mohon penjelasan

Hakim Lukman
 

Assalamualaikum Wr. Wb.

Mohon penjelasan mengenai atsar sahabat Umar R.A :
" Tiada Islam Tanpa Jamaah, tiada jamaah tanpa Amir, tiada Amir tanpa
ketaatan ".
shahihkan atsar ini..? minta penjelasan dari rekan-rekan yang
mengetahui.
Terima kasih

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Luqman. H


Wasiat dari Jepang

A L S
 

BISMILLAHIR ROHAMANIR ROHIEM

ILA : IKHWAN FILLAH
DI SELURUH PENJURU BUMI ALLAH

Assalamu'alaikum wr. wb.

BA'DA HAMDALAH WA SHOLAWATU 'ALA RASULILLAH

BERIKUT INI ANA SAMAPIKAN WASIAT DARI JEPANG,

Kalau antum menjaganya maka antum tidak akan mencintai sesuatu selain yang dicintai Allah, dan demikianlah seharusnya.
Kalau antum mengabaikannya maka antum akan mencintai sesuatu yang tidak dicintai Allah, dan tidaklah demikian seharusnya.@
(kalimat ini dikutip dari wasiat Abu Bakar kepada Umar ridhiallahu 'anhumma menjelang wafatnya, lihat Muhtashor Minhajul Qoshidin, Ibnu Qodamah)

IKHWAN FILLAH,
Dien (agama) adalah muamalah. DIMANAPUN, KAPANPUN dan DENGAN SIAPA PUN kita berada / bermuamalah tidak akan lepas dari dua alternatif "Imma Da'i au Mad'u" yakni sebagai DA'I (yang berda'wah) atau MAD'U (yang dida'wahi), dan keduanya dapat terjadi pada saat yang bersamaan.

Da'wah tidaklah hanya lewat perkataan (lisan) tapi juga bisa juga lewat pandangan, dan pendengaran, bahkan perasaan.
Da'wah (seruan) juga tidak akan lepas dari dua alternatif yakni FII SABILILLAH (yakni ajakan pada apa-apa yang Allah ridloi) atau FII SABILISYSYAITHON (yakni ajakan pada apa-apa yang Allah murkai).

Allah menghendaki kita untuk beribadah hanya padaNya, tiada menyekutukanNya, mengingat/cinta akherat, tidak takut mati, yaqin dalam iman, menjadi hizbullah, dan lain-lain kebaikan.
Syetan menghendaki kita menyekutukan Allah (Syirik), cinta dunia, takut mati, menjadi hizbusysyaithon, menjadi hamba dinar, dan lain-lain kesesatan.

Maka sebaik-baik da'i adalah yang menyeru pada jalan Allah.
Dan seberuntung-beruntungnya mad'u adalah yang diseru pada jalan Allah pula.
Bukankah Allah telah memerintahkan kita :"UD'UU ILA ROBBIKA BILKHIKMAH..."(QS Yusuf).

Sejelek-jelek da'i adalah yang menyeru pada jalan syethan.
Dan sesial-sialnya mad'u adalah yang diseru pada jalan syethan pula.
Bukankah Allah sudah memperingatkan kita: "WALAA TATTABI'U KHUTUWATISY SYAITHON..."(Q.S.Al-Baqoroh).

IKHWAN FILLAH ketahuilah, dan beritahukanlah pada saudara, rekan sejawat, tetangga dan siapapun yang berhak menerimanya bahwa:

Mengajak jalan-jalan, pesta, festival, makan bersama, tatemae/basa-basi, menanyakan pendapat kita tentang negaranya, masakan, demikian juga membantu, memberi salam atau hadiah adalah contoh cara da'wah orang Jepang kala bermua'amalah dengan kita.
Namun perhatikannlah bahwa da'wah mereka tidak akan lepas dari tujuan untuk:
- Cinta (mengagumi) Jepang (negaranya)
- Cinta yen (uang)
- Cinta dunia
- Takut mati
- Tidak percaya akherat
- Tidak percaya Allah
- Meninggalkan agama (meninggalkan hidup beragama)
- Mendapatkan kepuasan diri dengan pujian dan penghormatan.
- Menerima agama (ajaran) Budha/Shinto.
Perhatikan akhi, adakah mereka mengajak (berda'wah) ke jalan Allah?
Sadar atau tidak kita menjadi mad'u dalam hal ini.
Sadar atau tidak kita akan terpengaruh, dan
Sadar atau tidak telah banyak saudara seiman kita yang telah larut dalam da'wah mereka.

Setiba di jepang untuk: Training, kuliah atau bekerja, mungkin didapati kehidupan yang:
-serba mudah, lingkungan yang bersih, orang-orangnya yang santun, ramah dan sopan, birokrasi yang relatif lancar dll fasilitas dunia
hingga ia mengira INILAH KEHIDUPAN YANG SEBENARNYA.

Wallahi, kalau saja dunia ini berarti walau hanya sebesar sayap nyamuk, tentu Allah tidak akan memberikan kepada mereka yang meningkariNYA.
KEHIDUPAN YENAG SEBENARNYA DI AKHERAT, KEHIDUPAN YANG SEBENARNYA DI AKHERAT, KEHIDUPAN YANG SEBENARNYA DI AKHERAT, demikian Rasulullah saw peringatkan sembari membuat parit (khondaq).

ikhwan fillah
Allah bukakan mata ana di bumiNya yang bernama Jepang bahwa

BANYAK ORANG TERSESAT (MENGIKUTI JALAN SYETAN) KARENA SYAHWAT SEPERTI PEMINUM, PEZINA DAN LAIN-LAIN.
ADA JUGA YANG KARENA DORONGAN SYAHWAT, BERUPA KEPUASAN DIRI, IBADAHNYA SIA-SIA KARENA RIYA' ATAU KARENA BUKAN LILLAHI TA'ALA.
Padahal IA TAHU laa ilaha illa Allah, laa na'budu illa iyya: tidak ada sasaran ibadah (yang disembah = ilah) selain Allah.

TETAPI BENAR-BENAR, ikhwan fillah
LEBIH BANYAK LAGI ORANG YANG TERSESAT KARENA SUBHAT YAKNI KERAGUAN KARENA JAHIL PADA SUATU MASALAH.
SEBAGAI CONTOH BANYAK SAUDARA MUSLIM KITA YANG RAGU (SUBHAT) TERHADAP KEBENARAN ISLAM SETELAH MELIHAT KEBAIKAN AKHLAQ DAN 'KEMAJUAN' JEPANG. SUBHAT TERSEBUT MUNGKIN PERTAMA MEMBUATNYA MERASA MINDER (LEBIH RENDAH DARI ORANG JEPANG) KEMUDIAN BILA PENYAKIT HATI INI MAKIN PARAH, IA AKAN MENINGGALKAN REKAN-REKAN SESAMA MUSLIM, MENINGGALKAN KWAJIBAN DAN AKHIRNYA TIDAKLAH IA BERIBADAH (BERKATA, MELIHAT, MENDENGAR, BERFIKIR DAN BERPERASAN) SELAIN MENGIKUTI JALAN SYETAN (MUSUH ALLAH). wa'iyadhubillah
Orang yang demikian akan sangat sulit untuk menghindar dari neraka.
MENYIMPANGNYA YAHUDI, NASHORO, MUSYRIKIN QURAIS, MUSYRIKIN JEPANG DLL TIDAK LAIN JUGA KARENA PENYAKIT HATI BERUPA SUBHAT, SEBELUM SYAHWAT.
SEPERTI YANG TELAH KITA KETAHUI, PUASA ADALAH SATU DIANTARA OBAT SYAHWAT. SEDANGKAN OBAT SUBHAT ADALAH ILMU.
"BAGAIMANA KITA TAHU BAHWA KITA TAHU, KALAU KITA TIDAK TAHU BAHWA KITA TIDAK TAHU?"

IKHWAN FILLAH,
KALA KITA BERMA'AMALAH DENGAN SIAPAPUN JUGA
Mari kita ubah dari posisi sebagai MAD'U LI GHOIRILLAH menjadi DA'I LILLAH.
Allah telah memerintahkan kita;
"QUL HADZIHI SABILI, UD'U ILALLAHI 'ALA BASHIROH" (QS Yusuf).
Dengan apa kita berda'wah?
Allah telah mewajibkan kita berda'wah dengan ilmu sebagaimana firmannya: "Serulah ke jalan rabbmu dengan 'HIKMAH' dan MAU'IDLOTIL HASANAH" (Q.S. Yusuf).
Ibnu Katsir dan ulama lain, menafsirkan hikmah dengan ilmu dan yang dimaksud hasanah tidak lain adalah sesuai dengan qur'an dan sunnah.
Demikian pula bashiroh diartikan dengan hujjah. Sedang ilmu tidak lain adalah QOLA ALLAH, QOLA RASUL WA QOLA SAHABAH.

ikhwan fillah, demikianlah wasiat ana dari Jepang.
Mari kita jaga agar senantiasa menjadi da'i dan mad'u hanya di jalan Allah dan bukan di jalan syetan.
Jadilah hizbullah dan bukan hizbusy syaithon.

IHDINAS SIROTOL MUSTAQIEM, SIROTOL LADZINA AN'AMTA 'ALAIHIM, GHOIRIL MAGHDLUBI 'ALAIHIM WALADLOOLIEN. AMIEN.

FATABAYYANU!!

(diedit dari tadzkiroh oleh : ABDUL HAKIM AL KATAR, min ALJAZAIRI)




______________________________________________________


Wasiat dari Jepang

A L S
 

BISMILLAHIR ROHAMANIR ROHIEM

ILA : IKHWAN FILLAH
DI SELURUH PENJURU BUMI ALLAH

Assalamu'alaikum wr. wb.

BA'DA HAMDALAH WA SHOLAWATU 'ALA RASULILLAH

BERIKUT INI ANA SAMAPIKAN WASIAT DARI JEPANG,

Kalau antum menjaganya maka antum tidak akan mencintai sesuatu selain yang dicintai Allah, dan demikianlah seharusnya.
Kalau antum mengabaikannya maka antum akan mencintai sesuatu yang tidak dicintai Allah, dan tidaklah demikian seharusnya.@
(kalimat ini dikutip dari wasiat Abu Bakar kepada Umar ridhiallahu 'anhumma menjelang wafatnya, lihat Muhtashor Minhajul Qoshidin, Ibnu Qodamah)

IKHWAN FILLAH,
Dien (agama) adalah muamalah. DIMANAPUN, KAPANPUN dan DENGAN SIAPA PUN kita berada / bermuamalah tidak akan lepas dari dua alternatif "Imma Da'i au Mad'u" yakni sebagai DA'I (yang berda'wah) atau MAD'U (yang dida'wahi), dan keduanya dapat terjadi pada saat yang bersamaan.

Da'wah tidaklah hanya lewat perkataan (lisan) tapi juga bisa juga lewat pandangan, dan pendengaran, bahkan perasaan.
Da'wah (seruan) juga tidak akan lepas dari dua alternatif yakni FII SABILILLAH (yakni ajakan pada apa-apa yang Allah ridloi) atau FII SABILISYSYAITHON (yakni ajakan pada apa-apa yang Allah murkai).

Allah menghendaki kita untuk beribadah hanya padaNya, tiada menyekutukanNya, mengingat/cinta akherat, tidak takut mati, yaqin dalam iman, menjadi hizbullah, dan lain-lain kebaikan.
Syetan menghendaki kita menyekutukan Allah (Syirik), cinta dunia, takut mati, menjadi hizbusysyaithon, menjadi hamba dinar, dan lain-lain kesesatan.

Maka sebaik-baik da'i adalah yang menyeru pada jalan Allah.
Dan seberuntung-beruntungnya mad'u adalah yang diseru pada jalan Allah pula.
Bukankah Allah telah memerintahkan kita :"UD'UU ILA ROBBIKA BILKHIKMAH..."(QS Yusuf).

Sejelek-jelek da'i adalah yang menyeru pada jalan syethan.
Dan sesial-sialnya mad'u adalah yang diseru pada jalan syethan pula.
Bukankah Allah sudah memperingatkan kita: "WALAA TATTABI'U KHUTUWATISY SYAITHON..."(Q.S.Al-Baqoroh).

IKHWAN FILLAH ketahuilah, dan beritahukanlah pada saudara, rekan sejawat, tetangga dan siapapun yang berhak menerimanya bahwa:

Mengajak jalan-jalan, pesta, festival, makan bersama, tatemae/basa-basi, menanyakan pendapat kita tentang negaranya, masakan, demikian juga membantu, memberi salam atau hadiah adalah contoh cara da'wah orang Jepang kala bermua'amalah dengan kita.
Namun perhatikannlah bahwa da'wah mereka tidak akan lepas dari tujuan untuk:
- Cinta (mengagumi) Jepang (negaranya)
- Cinta yen (uang)
- Cinta dunia
- Takut mati
- Tidak percaya akherat
- Tidak percaya Allah
- Meninggalkan agama (meninggalkan hidup beragama)
- Mendapatkan kepuasan diri dengan pujian dan penghormatan.
- Menerima agama (ajaran) Budha/Shinto.
Perhatikan akhi, adakah mereka mengajak (berda'wah) ke jalan Allah?
Sadar atau tidak kita menjadi mad'u dalam hal ini.
Sadar atau tidak kita akan terpengaruh, dan
Sadar atau tidak telah banyak saudara seiman kita yang telah larut dalam da'wah mereka.

Setiba di jepang untuk: Training, kuliah atau bekerja, mungkin didapati kehidupan yang:
-serba mudah, lingkungan yang bersih, orang-orangnya yang santun, ramah dan sopan, birokrasi yang relatif lancar dll fasilitas dunia
hingga ia mengira INILAH KEHIDUPAN YANG SEBENARNYA.

Wallahi, kalau saja dunia ini berarti walau hanya sebesar sayap nyamuk, tentu Allah tidak akan memberikan kepada mereka yang meningkariNYA.
KEHIDUPAN YENAG SEBENARNYA DI AKHERAT, KEHIDUPAN YANG SEBENARNYA DI AKHERAT, KEHIDUPAN YANG SEBENARNYA DI AKHERAT, demikian Rasulullah saw peringatkan sembari membuat parit (khondaq).

ikhwan fillah
Allah bukakan mata ana di bumiNya yang bernama Jepang bahwa

BANYAK ORANG TERSESAT (MENGIKUTI JALAN SYETAN) KARENA SYAHWAT SEPERTI PEMINUM, PEZINA DAN LAIN-LAIN.
ADA JUGA YANG KARENA DORONGAN SYAHWAT, BERUPA KEPUASAN DIRI, IBADAHNYA SIA-SIA KARENA RIYA' ATAU KARENA BUKAN LILLAHI TA'ALA.
Padahal IA TAHU laa ilaha illa Allah, laa na'budu illa iyya: tidak ada sasaran ibadah (yang disembah = ilah) selain Allah.

TETAPI BENAR-BENAR, ikhwan fillah
LEBIH BANYAK LAGI ORANG YANG TERSESAT KARENA SUBHAT YAKNI KERAGUAN KARENA JAHIL PADA SUATU MASALAH.
SEBAGAI CONTOH BANYAK SAUDARA MUSLIM KITA YANG RAGU (SUBHAT) TERHADAP KEBENARAN ISLAM SETELAH MELIHAT KEBAIKAN AKHLAQ DAN 'KEMAJUAN' JEPANG. SUBHAT TERSEBUT MUNGKIN PERTAMA MEMBUATNYA MERASA MINDER (LEBIH RENDAH DARI ORANG JEPANG) KEMUDIAN BILA PENYAKIT HATI INI MAKIN PARAH, IA AKAN MENINGGALKAN REKAN-REKAN SESAMA MUSLIM, MENINGGALKAN KWAJIBAN DAN AKHIRNYA TIDAKLAH IA BERIBADAH (BERKATA, MELIHAT, MENDENGAR, BERFIKIR DAN BERPERASAN) SELAIN MENGIKUTI JALAN SYETAN (MUSUH ALLAH). wa'iyadhubillah
Orang yang demikian akan sangat sulit untuk menghindar dari neraka.
MENYIMPANGNYA YAHUDI, NASHORO, MUSYRIKIN QURAIS, MUSYRIKIN JEPANG DLL TIDAK LAIN JUGA KARENA PENYAKIT HATI BERUPA SUBHAT, SEBELUM SYAHWAT.
SEPERTI YANG TELAH KITA KETAHUI, PUASA ADALAH SATU DIANTARA OBAT SYAHWAT. SEDANGKAN OBAT SUBHAT ADALAH ILMU.
"BAGAIMANA KITA TAHU BAHWA KITA TAHU, KALAU KITA TIDAK TAHU BAHWA KITA TIDAK TAHU?"

IKHWAN FILLAH,
KALA KITA BERMA'AMALAH DENGAN SIAPAPUN JUGA
Mari kita ubah dari posisi sebagai MAD'U LI GHOIRILLAH menjadi DA'I LILLAH.
Allah telah memerintahkan kita;
"QUL HADZIHI SABILI, UD'U ILALLAHI 'ALA BASHIROH" (QS Yusuf).
Dengan apa kita berda'wah?
Allah telah mewajibkan kita berda'wah dengan ilmu sebagaimana firmannya: "Serulah ke jalan rabbmu dengan 'HIKMAH' dan MAU'IDLOTIL HASANAH" (Q.S. Yusuf).
Ibnu Katsir dan ulama lain, menafsirkan hikmah dengan ilmu dan yang dimaksud hasanah tidak lain adalah sesuai dengan qur'an dan sunnah.
Demikian pula bashiroh diartikan dengan hujjah. Sedang ilmu tidak lain adalah QOLA ALLAH, QOLA RASUL WA QOLA SAHABAH.

ikhwan fillah, demikianlah wasiat ana dari Jepang.
Mari kita jaga agar senantiasa menjadi da'i dan mad'u hanya di jalan Allah dan bukan di jalan syetan.
Jadilah hizbullah dan bukan hizbusy syaithon.

IHDINAS SIROTOL MUSTAQIEM, SIROTOL LADZINA AN'AMTA 'ALAIHIM, GHOIRIL MAGHDLUBI 'ALAIHIM WALADLOOLIEN. AMIEN.

FATABAYYANU!!

(diedit dari tadzkiroh oleh : ABDUL HAKIM AL KATAR, min ALJAZAIRI)




______________________________________________________


Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 9 = Asas Kebangkitan Dunia Islam]

Y & R
 

开云体育

?
ASAS KEBANGKITAN
DUNIA ISLAM
oleh
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani
?

?
KATA PENGANTAR
?
Tulisan dibawah ini merupakan jawaban dari pertanyaan pernah yang dilontarkan kepada Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah di majalah Al-Ashalah, edisi 11, tgl. 15 Dzulhijjah 1414H, dan pernah dimuat di majalah As-Sunnah edisi 13/II/1416 H, kami mengangkatnya kembali di ML assunnah karena berhubungan dengan ilmu, tentunya dengan ijin dari penerjemah.
?
?
ASAS KEBANGKITAN DUNIA ISLAM
?
Bentuk pertanyaan yang dilontarkan adalah sbb :
?
Pertanyaan.
Asas-asas apakah yang dapat menyebabkan Dunia Islam bangkit kembali .?
?
Jawab.
Yang saya yakini ialah apa yang terdapat dalam hadits shahih. Ia merupakan jawaban tegas terhadap pertanyaan semacam itu, yang mungkin di lontarkan pada masa sekarang ini. Hadits itu adalah sabda Rasulullah SAW.
Artinya :
"Apabila kamu melakukan jual beli dengan sistem 'iinah (seseorang menjual sesuatu kepada orang lain dengan pembayaran di belakang, tetapi sebelum si? pembeli membayarnya si penjual telah membelinya kembali dengan harga murah -red), menjadikan dirimu berada di belakang ekor sapi, ridha dengan cocok tanam dan meninggalkan jihad, niscaya Allah akan menjadikan kamu dikuasai oleh kehinaan, Allah tidak akan mencabut kehinaan itu dari dirimu sebelum kamu rujuk (kembali) kepada dien kamu". (Hadist Shahih riwayat Abu Dawud).
Jadi asasnya ialah RUJUK (kembali) kepada ISLAM.
?
Persoalan ini, telah diisyaratkan?oleh Imam Malik rahimahullah dalam sebuah kalimat ma'tsur yang ditulis dengan tinta emas : "Barangsiapa mengada-adakan bid'ah di dalam Islam kemudian menganggap bid'ah itu baik, berarti ia telah menganggap Muhammad SAW menghianati risalah". Bacalah firman Allah Tabaraka wa Ta'ala.
Artinya :
"Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-sempurnakan buatmu ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu menjadi agama bagimu". (Al-Maaidah : 3).
"Oleh karenanya apa yang hari itu bukan agama, maka hari ini-pun bukan agama, dan tidaklah akan baik umat akhir ini melainkan dengan apa yang telah baik pada awal umat ini"
?
Kalimat terakhir (Imam Malik) di atas itulah yang berkaitan dengan jawaban dari pertanyaan ini, yaitu pernyataannya :
"Dan tidaklah akan baik umat akhir ini melainkan dengan apa yang telah baik pada awal umat ini".
Oleh sebab itu, sebagaimana halnya orang Arab Jahiliyah dahulu tidak menjadi baik keadaannya kecuali setelah datangnya Nabi mereka, Muhammad SAW dengan membawa wahyu dari langit, yang telah menyebabkan kehidupan mereka di dunia berbahagia dan selamat dalam kehidupan akhirat. Demikian pula seyogyanya asas yang mesti dijadikan pijakan bagi kehidupan Islami nan membahagiakan di masa kini, yakni tiada lain hanyalah RUJUK (kembali) kepada Al-Kitab was Sunnah.
?
Hanya saja, masalahnya memerlukan sedikit penjelasan, sebab betapa banyak jama'ah serta golongan-golongan di "lapangan" mengaku bahwa mereka telah meletakkan sebuah manhaj yang memungkinkan dengannya terwujud masyarakat Islam dan terwujud pelaksanaan hukum berdasarkan Islam.
?
Sementara itu kita mengetahui dari Al-Kitab dan Sunnah Rasulullah SAW, bahwa jalan bagi terwujudnya itu semua hanya ada satu jalan, yaitu sebagaimana yang disebutkan oleh Allah Ta'ala dalam firmannya.
"Dan sesungguhnya (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya". (Al-An'am : 153).
Dan sungguh Rasulullah SAW, telah menjelaskan makna ayat ini kepada para shahabatnya. Beliau pada suatu hari menggambarkan kepada para shahabat sebuah garis lurus di atas tanah, disusul dengan menggambar garis-garis pendek yang banyak di sisi-sisi garis lurus tadi.
?
Kemudian beliau SAW membacakan ayat di atas ketika menudingkan jari tangannya yang mulia ke atas garis yang lurus dan kemudian menunjuk garis-garis yang terdapat pada sisi-sisinya, beliau bersabda:
"Ini adalah jalan Allah, sedangkan jalan-jalan ini, pada setiap muara jalan-jalan tersebut ada syaithan yang menyeru kepadanya".
(Shahih sebagaimana terdapat di dalam "Zhilalul Jannah fi takhrij As-Sunnah : 16-17).
Allah 'Azza wa Jalla-pun menguatkan ayat beserta penjelasannya dari Rasulullah SAW dalam hadits di atas, dengan ayat lain, yaitu firman-Nya.
"Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas petunjuk (kebenaran) baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin. Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia kedalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-seburuk tempat kembali". (An-Nisaa : 115)
Dalam ayat ini terdapat sebuah hikmah yang tegas, yakni bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala mengikatkan "jalannya orang-orang mukmin" kepada apa yang telah di bawa oleh Rasulullah SAW. Hal inilah yang telah diisyaratkan oleh Rasullah SAW dalam hadits iftiraq (perpecahan) ketika beliau ditanya tentang Al-Firqah An Najiyah (golongan yang selamat), saat itu beliau menjawab :
"(Yaitu) apa yang aku dan shahabatku hari ini ada di atasnya"
(lihat As-Silsilah Ash-Shahihah : 203)
Apakah gerangan hikmah yang di maksud ketika Allah menyebutkan "Jalannya orang-orang mukmin (Sabiilul mukminim)" dalam ayat tersebut .? Dan apakah kiranya hal yang dimaksud ketika Rasulullah SAW mengikatkan para shahabatnya kepada diri beliau sendiri dalam hadits di muka .? Jawabannya, bahwa para shahabat radliyallahu anhum itu adalah orang-orang yang telah menerima pelajaran dua wahyu (Al-Qur'an dan As-Sunnah) langsung dari Rasulullah SAW, beliau telah menjelaskannya langsung kepada mereka tanpa perantara, tidak sebagaimana keadaan orang-orang yang sesudahnya.
?
Tentu saja hasilnya adalah seperti yang pernah dikatakan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya :
"Sesungguhnya orang yang hadir akan dapat melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh orang yang tidak hadir"
(Lihat Shahih Al-Jami' : 1641).
Oleh sebab itulah, iman para shahabat terdahulu lebih kuat daripada orang-orang yang datang sesudahnya. Ini pula telah diisyaratkan oleh Rasulullah SAW dalam hadits mutawatir :
"Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian orang-orang yang sesudahnya, kemudian orang-orang yang sesudahnya lagi ".
(Muttafaq 'alaihi).
Berdasarkan hal ini, seorang muslim tidak bisa berdiri sendiri dalam memahami Al-Kitab dan As-Sunnah, tetapi ia harus meminta bantuan dalam memahami keduanya dengan kembali kepada para shahabat Nabi yang Mulia, orang-orang yang telah menerima pelajaran tentang keduanya langsung dari Rasulullah SAW yang terkadang menjelaskannya dengan perkataan, terkadang dengan perbuatan dan terkadang dengan taqrir (persetujuan) beliau.
?
Jika demikian, adalah mendesak sekali dalam "mengajak orang kembali kepada Al-qur'an dan As-Sunnah" untuk menambahkan prinsip "berjalan di atas apa yang ditempuh oleh AS-SALAFU AS-SHALIH" dalam rangka mengamalkan ayat-ayat serta hadits-hadits yang telah disebutkan di muka, manakala Allah menyebutkan "Jalannya orang-orang mukmin (sabilul mu'minin)", dan menyebutkan Nabi-Nya yang mulia serta para shahabatnya dengan maksud supaya memahami Al-Kitab was Sunnah sesuai dengan apa yang dipahami oleh KAUM SALAF generasi pertama dari kalangan shahabat radliyallahu anhum dan orang-orang yang mengikuti mereka secara ihsan.
?
Kemudian, dalam hal ini ada satu persoalan yang teramat penting namun dilupakan oleh banyak kalangan jama'ah serta hizb-hizb Islam. Persoalan itu ialah : "Jalan mana gerangan yang dapat digunakan untuk mengetahui apa yang ditempuh oleh para shahabat dalam memahami dan melaksanakan sunnah ini ..?".
?
Jawabannya : "Tiada jalan lain untuk menuju pemahaman itu kecuali harus RUJUK (kembali) kepada Ilmu Hadits, Ilmu Mushtalah Hadits, Ilmu Al-jarh wa At-Ta'dil dan mengamalkan kaidah-kaidah serta musthalah-musthalah-nya tersebut, sehingga para ulama dapat dengan mantap mengetahui mana yang shahih dari Nabi SAW dan mana yang tidak shahih".
?
Sebagai penutup jawaban, kami bisa mengatakan dengan bahasa yang lebih jelas kepada kaum muslimin yang betul-betul ingin kembali mendapatkan 'IZZAH (kehormatan), kejayaan dan hukum bagi Islam, yaitu anda harus bisa merealisasikan dua perkara :
?
Pertama :
Anda harus mengembalikan syari'at Islam ke dalam benak-benak kaum muslimin dalam keadaan bersih dari segenap unsur yang menyusup ke dalammnya, apa yang sebenarnya bukan berasal daripadanya, ketika Allah Tabaraka wa Ta'ala menurunkan firmannya :
"Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-sempurnakan ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu menjadi agama bagimu" (Al-Maaidah : 3).
Mengembalikan persoalan hari ini menjadi seperti persoalan zaman pertama dahulu, membutuhkan perjuangan ekstra keras dari para ulama kaum muslimin di pelbagai penjuru dunia.
?
Kedua :
Kerja keras yang terus menerus tanpa henti ini harus dibarengi dengan ilmu yang telah terbersihkan itu.
?
Pada hari kaum muslimin telah kembali memahami dien mereka sebagai mana yang dipahami para shahabat Rasulullah SAW, kemudian?melaksanakan pengamalan ajaran Islam yang telah terbersihkan ini secara benar dalam semua segi kehidupan, maka pada hari itulah kaum mu'minin dapat bergembira merasakan kemenangan yang datangnya dari Allah.
?
Inilah yang bisa saya katakan dalam ketergesa-gesaan ini, dengan memohon kepada Allah agar Dia memberikan pemahaman Islam secara benar kepada kita dan seluruh kaum muslimin, sesuai dengan tuntunan kitab-Nya dan Sunnah Rasulullah SAW yang shahih sebagaimana yang telah ditempuh oleh SALAFUNA ASH-SHALIH.
?
Kita memohon kepada Allah agar Dia memberikan taufiq kepada kita supaya dapat mengamalkan yang demikian itu, sesungguhnya Dia SAMI' (Maha Mendengar) lagi MUJIB (Maha Mengabulkan Do'a).
?
Wallahu 'alam.
?

?
Insya Allah menyusul :
  • I'TIKAAF oleh Yazid Abdul Qadir Jawas
  • Nasihat Perkawinan oleh Yazid Abdul Qadir Jawas
?


Re: FW: Tulisan

Ibnu Fallah Rosyadi
 

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Ana member baru (baru 2 hari) dalam assunnah@..., setelah dikasih tau dari seorang ikhwah. Dan tulisan Ust. Abd. Hakim bin Amir abdat yg ana punya hanya hadits ttg bacaan di waktu berbuka puasa.

Sekali lagi, 'afwan.

Wassalam


From: Indra Fizil <Indra@...>
Reply-To: assunnah@...
To: "'assunnah@...'" <assunnah@...>
Subject: [assunnah] FW: Tulisan
Date: Fri, 17 Dec 1999 07:44:15 +0700
MIME-Version: 1.0
Received: from [207.138.41.179] by hotmail.com (3.2) with ESMTP id MHotMailBA22D197005BD82197A1CF8A29B3878363; Thu Dec 16 16:45:52 1999
Received: from [10.1.2.126] by fh.egroups.com with NNFMP; 17 Dec 1999 00:43:07 -0000
Received: (listserv 1.291); by f8; 17 Dec 1999 00:43:07 -0000
Received: (qmail 8144 invoked from network); 17 Dec 1999 00:42:57 -0000
Received: from unknown (HELO camry.toyota.astra.co.id) (202.46.130.19) by qg.egroups.com with SMTP; 17 Dec 1999 00:42:57 -0000
Received: by CAMRY with Internet Mail Service (5.5.2448.0) id <Y0DDRWST>; Fri, 17 Dec 1999 07:44:16 +0700
From assunnah-return-71-ibnu_fr Thu Dec 16 16:57:12 1999
X-eGroups-Return: assunnah-return-71-ibnu_fr=hotmail.com@...
Delivered-To: listsaver-egroups-assunnah@...
Message-ID: <875638141781D3119B4E0000F8311D820B799A@CAMRY>
X-Mailer: Internet Mail Service (5.5.2448.0)
Mailing-List: contact assunnah-owner@...
X-Mailing-List: assunnah@...
Precedence: bulk
List-Help: <>, <mailto:assunnah-help@...>
List-Unsubscribe: <mailto:assunnah-unsubscribe@...>
List-Archive: <>



-----Original Message-----
From: Indra Fizil
Sent: Thursday, December 16, 1999 2:01 PM
To: 'yayat@...'
Subject: Tulisan

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah ana sampaikan atas tulisan - tulisan dari Bapak/Ustadz
Yayat
yang Insya Allah ana masih diberi kesempatan untuk mengikutinya /
membacanya .
Ana punya keinginan sedikit dan minta ma'af sebelumnya karena ada
permasalahan yang ke-dua ( 2 ) yang ditulis oleh Ustadz Abdul Hakim bin
Amir Abdat ternyata hilang di-Inbox ana , kiranya Bapak bisa membantu
untuk mengirim ke - ana lewat E-Mail sebagai berikut :

E-Mail : indra@...

Atas bantuannya ana sampaikan Jazakallahu Khair
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
------------------------------------------------------------------------
PostMessage assunnah@...
Subscribe assunnah-subscribe@...
Unsubscribe assunnah-unsubscribe@...
Listowner assunnah-owner@...

------------------------------------------------------------------------
Want to send money instantly to anyone, anywhere, anytime?
You can today at X.com - and we'll give you $20 to try it! Sign
up today at . It's quick,
free, & there's no obligation!


-- Create a poll/survey for your group!
--

______________________________________________________


Taaruf

Hakim Lukman
 

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, saya senang bisa bergabung di dalam Mailing List Assunnah
ini. Perkenalkan nama saya : Muhammad Luqman Hakim.
Sekarang sedang melanjutkan studi Master Program di Universitas di
Jerman.
Saya berharap mendapat tambahan Ilmu dan Informasi dari Ikhwan & Akhwat
di Indonesia. Juga saya berharap di informasikan tentang hasil dari
pengajian/kajian Ilmu.
Karena di Jerman ini sulit dan hampir tidak ada pengajian/majelis ilmu
yang mengkaji manhaj Assalaf ussoleh.
Salam buat Pepen, Ust. Abdurrahman Maulana, Ali Sabana dan rekan-rekan
di Jakarta Utara.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Luqman. H


FW: Tulisan

Indra Fizil
 

-----Original Message-----
From: Indra Fizil
Sent: Thursday, December 16, 1999 2:01 PM
To: 'yayat@...'
Subject: Tulisan

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah ana sampaikan atas tulisan - tulisan dari Bapak/Ustadz Yayat
yang Insya Allah ana masih diberi kesempatan untuk mengikutinya /
membacanya .
Ana punya keinginan sedikit dan minta ma'af sebelumnya karena ada
permasalahan yang ke-dua ( 2 ) yang ditulis oleh Ustadz Abdul Hakim bin
Amir Abdat ternyata hilang di-Inbox ana , kiranya Bapak bisa membantu
untuk mengirim ke - ana lewat E-Mail sebagai berikut :

E-Mail : indra@...

Atas bantuannya ana sampaikan Jazakallahu Khair
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 8 = Quyud Hizbiyyah 2/2]

Y & R
 

开云体育

?
BELENGU - BELENGU
HIZBIYAH
?
?oleh
?Syaikh Ali bin Hasan bin Ali bin Abdul Hamid Al-Atsari
?
Bagian Terakhir dari Dua Tulisan [2/2]

?
Wahai Kaum Muslimin
?
Sungguh, kini manusia telah dipisahkan dari hubungan dengan ulama Al-Kitab was Sunnah, telah dipisahkan dari pergaulannya bersama dhahirnya syari'ah dengan cara-cara dan sarana-sarana bid'ah yang coraknya bermacam-macam sesuai dengan perubahan zaman.
?
Oleh karena itu hendaklah anda berpegang kepada para ULAMA SYARI'AH dan para pengkaji ILMU SYAR'I, yang menjadi pembela-pembela Al-Kitab was Sunnah dari segenap bid'ah dan noda. Hendaknya anda duduk dan mengitari mereka untuk mendengarkan perkataan mereka. Ingatlah akan firman Allah Ta'ala.
"Dan siapakah yang lebih dhalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Rabb-Nya, kemudian dia berpaling daripadanya". (Al-Kahfi : 57).
(At-Thali'ah Fi Bara'ati Ahlis Sunnah Lil'utaibi, hal : 30, 32 dengan sedikit perubahan).
Demikianlah, bahwa hizbiyah mempunyai cara-cara dan sepak terjang bid'ah yang tidak pernah dilakukan para SALAF. Hal demikian teranggap sebagai penghambat ilmu dan sebab terbesar bagi terpecah belahnya jama'ah. Karena betapa banyaknya tali persatuan Islam telah menjadi berantakan, dan betapa banyaknya kaum muslimin menjadi lengah karenanya. (Hailah Tholibi Ilmi, No. 65 Li As-Syaikh Bakar Abu Zaid).
?
Semua itu merupakan salah satu penyakit TA'ASHUB (berfanatik golongan).
?
Bahwa sesungguhnya menelaah (mempelajari) bermacam-macam arah pandang (wijhatun nadhar), kemdian membanding-bandingkan satu dengan lainnya, akan memberikan kesiapan dan kemampuan kepada seseorang untuk instrospeksi, memberikan nasihat-nasihat, melakukan pembetulan dan pelurusan. (Dari Muqaddimah Umar Ubaid Hasanah dalam kitab Fiqhud Da'wah 1/8 Kitabul Ummah).
?
Namun hal-hal serupa ini justru telah hilang di kalangan para ahzab (golongan-golongan), orang-orang yang memecah belah agamanya menjadi terserak di lembah-lembah dan di bukit-bukit.
?
?
Satu lagi bentuk belengu hizbiyah yang nampak nyata ialah : SIRRIYYAH (KERAHASIAAN).
?
Sesunggunya telah menjadi jelas berdasarkan apa yang telah kami sebutkan bahwa ; Ahlus Sunnah ialah orang-orang yang ITIBA' sedangkan Ahlul Bid'ah ialah orang-orang yang mengada-ngadakan sesuatu yang sebelumnya belum pernah ada dan tanpa ada sandarannya.
?
Oleh sebab itulah mereka (ahlul bid'ah) merahasiakan bid'ah mereka. Sementara itu Ahlus Sunnah tidak pernah menyembunyikan madzhab mereka. Kalimat-kalimatnya jelas, madzhabnya masyhur, dan akibat baiknya terkembali kepada mereka. (Al-Muntaqa An-Nafis min Tablis Iblis, hal : 40).
?
Imam Ahmad di dalam "Az-Zuhdi" hal : 45. dan Ad-Darimi dalam "Sunannya" (1/19) telah meriwayatkan dari Umar bin Abdul Aziz bahwa beliau berkata : "Apabila kamu melihat ada sekelompok orang (kaum) saling berbisik-bisik tentang sesuatu mengenai agamanya, tanpa (melibatkan) orang umum, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka sedang membangun kesesatan".
?
Khabar di atas disebutkan pula oleh Ibnul Jauzi dalam Tablis Iblis. Kemudian dalam Al-muntaqa An Nafis (hal.89), saya memberikan komentar sebagai berikut. "Agama kita (segala puji bagi Allah) adalah jelas lagi nyata, tiada yang tersembunyi, tersimpan, dan terrahasiakan. Maka sesungguhnya apa yang dilakukan oleh kaum hizbiyun berupa hal demikian (sembunyi-sembunyi/berahasia-rahasian -pen), adalah satu pintu kesesatan, wal-iyadzubillah ta'ala.
?
Namun betapa mengherankannya ketika mereka berdalil tentang sirriyah (kerahasian) yang mereka klaim itu, dengan dalil-dalil Al-Qur'an atau As-Sunnah. Ternyata ketika diteliti dan diperhatikan, tidak ada sedikitpun di antara dalil-dalil itu yang bisa diterima.
?
Diantara dalil-dalil tersebut adalah :
  1. Menyembunyikannya Ibrahim 'alaihis salam, tentang penghancuran patung-patung sebagaimana tersebut dalam surat Al-Anbiya 62-63.
  2. Menyembunyikannya seorang mukmin dari kalangan keluarga Fir'aun akan keimanannya, seperti tersebut dalam surat Ghafir : 28-29.
  3. Dan kisah-kisah lain tentang orang-orang terdahulu yang termuat di dalam kitab Allah Subhanahu wa Ta'ala. Mereka juga berdalil tentang keadaan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pada periode Makkah, dengan segala sirriyah yang meliputi da'wahnya.
Begitu pula berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
"Jadikanlah kitman (bersembunyi) sebagai alat bantu untuk mensukseskan apa yang menjadi kebutuhanmu".
Sebagai jawaban atas istidlal-istidlal (argumentasi) di atas, ialah bahwa semua dalil-dalil ini selain dalil yang terakhir, terjadi sebagai berikut :
  • Manakala kaum muslimin dalam keadaan tertindas (mustadl'afin) dan dalam keadaan mereka takut jika men-jahar-kan (berterang-teranganan) Islam. Di samping itu sesungguhnya "Sebagian besar keadaan bersembunyinya kaum muslim, tetap dalam keadaan tegak berpegang kepada perintah-perintah yang diterimanya dari wahyu". (As-Sirriyatu wa Atsaruha Fi Ada'i L-mahami 'L-askariyyah Lis Syaikh Muhammad Abu Rahim).
  • Atau manakala seorang da'i dalam keadaan tidak mampu mengatakan bahwa dirinya seorang muslim.
Adapun hadits yang terakhir (Bila hadits itu bisa diterima keshahihannya, maka di dalamnya masih mengandung unsur pertentangan, jadi persoalannya masih perlu dikaji lebih lanjut), maka sebenarnya tidalah tepat kalau ditempatkan sehubungan dengan permasalahan ini, sebab didalamnya ada satu penggal hadits bagian akhir yang dihilangkan, dan itulah justru yang menjadi tujuan sirriyyah? (yang dimaksud oleh penggalan hadits yang pertama) yaitu sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.
"....Sesungguhnya setiap yang mendapatkan nikmat niscaya ada yang dengki padanya".
Penggalan terakhir ini memberi penjelasan tentang sisi sebenarnya yang di-istidlal-kan dengan hadits diatas, yaitu bahwa hadits tersebut dengan menyembunyikan (merahasiakan) ni'mat dan tidak menceritakannya, sebab dikhawatirkan akan dijahili oleh orang yang dengki, ini telah melahiran sebuah jalan bagi terobek-robeknya umat dengan melalui dua sisi :
  1. Sisi dari pihak penguasa yang menyeleweng? yang memiliki aturan-aturan sesat, yakni para oknum yang mengkhawatirkan kursi serta kedudukannya. Pihak ini dengan tangan besinya tentu akan membabat siapapun, bukan saja kepada orang-orang yang memastikan dirinya berkecimpung dan menerjuni dunia sirriyyah, tetapi juga kepada orang-orang yang pada sangkaan mereka punya unsur sirriyah.
  2. Bersama pihak kaum muslimin sendiri, akan terdapat jurang pemisah yang dalam di antara mereka, sebab mereka akan (saling) menyembunyikan apa-apa yang justru tidak boleh di sembunyikan, mereka akan saling merahasiakan apa-apa yang sebenarnya tidak boleh dirahasiakan ..."
Akibatnya jiwa-jiwa manusia menjadi terdzalimi, dari hati-hati orang pun menjadi hitam pekat...
?
Kedua sisi perkara di atas, (mestinya) wajib dijauhi oleh para da'i sebab : 'Da'wah sudah di kumandangkan, prinsip-prinsipnya bertebaran terdapat di dalam kitab abadi yaitu : Al-Qur'an Al-karim, Sunnah Nabawiyah nan suci, dan di dalam kitab-kitab serta berjilid-jilid buku yang isinya sarat dengan ajaran Islam, kitab-kitab itu telah menjadi milik semua orang.
?
Berdasarkan ini, saya tidak melihat adanya alasan bagi harakah Islamiyah untuk meredam da'wah terang-terangan dengan anggapan bahwasanya masih dalam marhalah (tahapan) SIRRIYYAH periode pertama, bahkan justru mungkin untuk dikatakan : Bahwa sesungguhnya MARHALAH SIRRIYATUD DA'WAH (kerahasian da'wah) telah habis sama sekali, sampai suatu ketika Allah membinasakan bumi ini beserta seluruh apa yang ada di atasnya, sebab agama ini telah dikumandangkan dan telah sempurna, habislah sudah menyembunyikan agama ini. (Al-Manhaj Al-Haraki lis-sirah An-Nabawiyah (1/33) Li Al-Ghadban, bandingkan pula dengan kitab Atsarat wa Saqathah ....hal : 33 Li Zuhair Salim).
?
Bagi pengamat sejarah masa lalu, apalagi sejarah masa kini, tentu ia akan melihat bahwa kapan saja di situ ditemukan KETERTUTUPAN dan KERAHASIAAN, maka di sana pasti akan merajalela penyelewengan-penyelewengan syar'i.... Kapan saja ditemukan KETERSEMBUNYIAN dan KITMAN (tersimpan), maka disana pasti akan dikuasai rasa takut dan rasa aman pun akan lenyap.
?
Dinul Islam, dengan segala keluhuran, kesucian dan kejernihannya... berada diatas semuanya ini. Tak ada tempat di dalam Islam untuk menyembunyikan hakikat, menyembunyikan thariqah (cara) dan menyembunyikan maslak (jalan/manhaj).
?
Sesunggunya da'wah menuju SIRRIYYAH tidak terbatas hanya untuk menghadapi musuh-musuh da'wah yang menyusup dibawah nama kemaslahatan memenuhi seluruh rongga-rongga da'wah. Untuk selanjutnya menjadi celah bagi terdahulukannya sikap-sikap loyal (terhadap masing-masing da'wah sirriyyah-pen) dan terjauhkannya dari rasa cukup untuk menyerahkan perwalian kepada kekuasaan AHLUL HALLI WAL 'AQDI (yakni para ulama dan tokoh-tokoh yang mewakili seluruh umat Islam untuk mengurusi persoalan mereka, termauk urusan ba'iat-pen).
?
Dan adalah yang akan menjadi korban pertama bagi da'wah sirriyyah justru para pendukung amal Islami sendiri, bukan musuh-musuhnya.
?
Semestinya tidaklah boleh lepas dari benak kita apa yang bakal ada dalam da'wah sirriyah berupa tipu daya, penyelewengan fikrah dan penyimpangan aqidah.
?
Sebab da'wah semacam itu pasti akan menempuh perjalanan melalui lorong-lorong gelap, hingga tidak ada satu celah pun yang terbuka bagi upaya pembetulan, dialog dan evaluasi hail-hasilnya, (itu semua) hanya karena dalih : demi PEMELIHARAAN EKSITENSI, SIRRIYAH (kerahasiaan). (Setiap kerja (amal Islam) yang mencirikan watak rahasia serta berbau gerakan bawah tanah, apabila disangka bahwa hal itu hebat dan cerdik, dan bahwa musuh-musuhnya tidak bakal bisa melacak kegiatan tersebut dengan seluruh unsur-unsurnya, maka berarti ia berada dalam kelalaian. Sesungguhnya lorong-lorong kerahasiaan yang gelap merupakan lorong-lorong yang tepat guna menumbuhkan benih-benih yang aneh dan majhul. Dan tepat untuk kerja gelap di bawah tanah, Fi An-Naqd Adz-Dzati, hal : 41 oleh Khalis Jalby), dan security (Nadhrat Fi Masirah Al-Amal Al-Islami, dengan perubahan. hal : 38-39).
?
Marilah kita renungkan bersama sabda Nabi kita Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, semoga Allah memelihara anda :
?
"SUNGGUH TELAH AKU TINGGALKAN KAMU DI ATAS (HUJJAH) PUTIH
BERSERI, YANG MALAM HARINYA SEPERTI SIANG HARINYA ; TIDAK AKAN
MENYELEWENG DARINYA KECUALI ORANG YANG BINASA"
?
(Hadits Hasan, telah saya takhrij dalam Arba'iy Ad-Da'wah wad Du'at, No 6 Nasyr Daar Ibnil Qayyim-Dammam)
?
Itulah dia sumber hujjah ....., dan di atasnyalah (tegak) hujjah.
?

?
Insya Allah menyusul :
  • I'TIKAAF oleh Yazid Abdul Qadir Jawas
  • Nasihat Perkawinan oleh Yazid Abdul Qadir Jawas


registrasi anggota

Susilo
 

test


Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 8 = Quyud Hizbiyyah]

Y & R
 

开云体育

?
BELENGU - BELENGU
HIZBIYAH
?oleh
?Syaikh Ali bin Hasan bin Ali bin Abdul Hamid Al-Atsari
?
Bagian Pertama dari Dua Tulisan.

?
KATA PENGANTAR
?
"Quyud Hizbiyah", itulah judul asal dari tulisan dibawah ini, yang kemudian diterjemahkan menjadi "Belengu-Belengu Hizbiyah". Dinukil dan diterjemahkan dari sebuah kitab, yang nilai ilmiahnya sangat berbobot, berjudul : "Ad-Da'wah Ilallah Baina At-Tajammu' Al-Hizbi wa At-Ta'awun As-Syar'i" di susun oleh seorang ulama muda terkemuka (murid dari Syaikh Muhaddits zaman ini, Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah) bernama Ali bin Hasan bin Ali bin Abdul Hamid Al-Halabi Al-Atsari.
?
Diterjemahkan oleh A.Faiz (dari sub judul Quyud Hizbiyah), agar hendaknya wawasan pembaca tentang da'wah Islamiyah menjadi lebih terbuka, dan dimuatnya tulisan ini di ML assunnah karena berhubungan dengan ilmu dan tentunya dengan ijin dari penerjemah.
?
?
BELENGU-BELENGU HIZBIYAH
?
Seorang Imam tsiqah, Ayub As-Sakhtiyaniy pernah berkata : "Jika engkau ingin mengerti kesalahan gurumu, maka duduklah engkau untuk belajar kepada orang lain" (Diriwayatkan oleh Ad-Darimi dalam Sunannya (1/153).
?
Justru karena inilah, maka kaum hizbiyun (aktifis fanatik terhadap golongan) melarang pengikut-pengikutnya untuk menimba ilmu dari orang-orang selain golongan atau simpatisannya. Kalaupun sikap mereka menjadi lunak, namun mereka akan memberikan kelonggaran dengan banyak syarat serta ikatan-ikatan yang njelimet, supaya akal-akal pikiran para pengikutnya tetap tertutup bila mendengar hal-hal yang bertentangan dengan jalan mereka atau mendengar bantahan terhadap bid'ah mereka.
?
Dengan cara ini, sesungguhnya mereka telah mengambil uswah kaum tarekat sufi dan mengambil qudwah pada khurafatnya hubungan antara seorang "syaikh (sufi) dengan pengikutnya". Manakala persyaratan seorang syaikh atas pengikutnya yang pernah di contohkan oleh Rasulullah SAW tentang wajibnya taat melaksanakan? "Baiat Islamiyyah yang menjadi keharusan ?" (Al-Muntaqa An-Nafis min Tablis Iblis, hal 250. Di sana ada ta'liq sebagai berikut : "Persis seperti itulah, dengan segala bentuk dan bentukannya apa yang diperbuat oleh kaum Hizbiyun (aktifis golongan yang fanatik) pada abad sekarang ini berupa pengambilan ikrar, ikatan janji (bai'at-pen) dan lain-lain yang itu jelas-jelas merupakan hal batil).
?
Imam As-Suyuthi rahimahullah (di dalam kitab Al-Hawiy Lil Fatwa (1/253) pernah di tanya tentang seorang sufi yang telah berba'iat kepada seorang syaikh, tetapi kemudian ia memilih syaikh lain untuk diba'iatnya : "Adakah kewajiban yang mengikat itu, bai'at yang pertama atau yang kedua..?.
?
Maka beliau -rahimahullah- menjawab : "Tidak ada yang mengikatnya, baik bai'at yang pertama maupun bai'at yang kedua (di dalam kitab Al-Minhah Al-Muhammadiyah Fi Bayan Al-Aqaid As-Salafiyyah Lis Syuqairi, terdapat penjelasan panjang lebar tentang penetapan-penetapan bid'ah dan bathilnya bai'at-bai'at semacam ini). dan yang demikian itu tidak ada asal-usulnya.(jadi pernyataan sebagian tentang apa yang menjadikan mereka terhimpun dalam sebuah tandzim hizbi bahwa sesungguhnya itu adalah : "Ikrar atau bai'at khusus dan lain-lain adalah hal-hal yang tidak ada asal-usulnya dan tidak ada benarnya sama sekali).
?
Semua ikatan-ikatan dan persyaratan-persyaratan itu adalah bathil, tidak ada asal-usulnya sama sekali dari Al-Qur'an maupun AS-Sunnah.
"Setiap persyaratan yang tidak ada terdapat dalam kitabullah, maka persyaratan itu bathil, sekalipun berjumlah seratus persyaratan"
(Seperti telah shahih dari Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dan lain-lain, sedang lafadz diatas adalah lafadz Ibnu Majah (2521) dari "Aisyah radhiyallu 'anha).
?
Belengu-belengu Hizbiyah yang memprihatinkan di antaranya ialah :
?
Sikap memperkecil arti pentingnya ilmu Syar'i :
?
Ilmu adalah sesuatu, sedangkan kalam adalah sesuatu yang lain. As-Salafushalih adalah ahli ilmu yang bermanfa'at, sedangkan "Al-Khalaf" adalah ahli kalam yang kalamnya berhamburan.
?
Ilmu salaf sedikit bilangannya, tapi berkah dan pekat, sedangkan ilmu kaum "khalaf", banyak jumlah kata-katanya tetapi sedikit faedahnya.
?
Umat Islam adalah umat ilmu dan amal, maka ilmunya adalah dalil, petunjuk dan akar. Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.
"Dan katakanlah : "Wahai Rabbku, tambahkanlah padaku ilmu" (Thaha : 114)
"Dan tidaklah memahaminya melainkan orang-orang yang berilmu" (Al-Ankabut : 43)
"Katakanlah : "Apakah sama orang yang berilmu dengan orang-orang yang tidak berilmu". (Az-Zummar : 9).
"Allah mengangkat orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat". (Al-Mujadalah : 11).
Anda tidak bisa mengingkari adanya orang yang?meremehkan persoalan mencari ilmu, dengan alasan : yang penting memahami realitas, da'wah ilallah (da'wah kepada Allah) dan bergerak menerjuni medan ..... tapi ingat, dengan apakah ia memahi realitas.... untuk maksud apakah ia berda'wah ...? dan dengan apakah ia bergerak...?
?
Suatu teori memang mempunyai kedudukan tersendiri... tetapi teori itu bukanlah ilmu. Pidato berapi-api terkadang memang membangkitkan... tetapi itu tidak membentuk bangunan. Dan daya khayal yang cepat memang mengagumkan... tetapi ia akan cepat pula hilang. Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.
"Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya, adapun yang memberi manfa'at kepada manusia, maka ia tetap di bumi". (Ar-Ra'du :17).
(Al-Harakah Al-Islamiyah Al-Mu'ashirah hal : 16, Lis Syaikh 'A-idl Al-Qorny).
Belengu-belengu (Hizbiyah) ini sebagaimana telah dijelaskan di muka, mempunyai tokoh-tokoh pendahulunya, dan alangkah buruknya tokoh pendahulu itu, yaitu kaum sufi.
?
Ibnul Jauzi dalam "Talbisu Iblis" (dalam Al-Muntaqa An-Nafis Min Tablis Iblis, ada komentar sebagai berikut : Betapa persisnya hari ini dan hari kemarin, ternyata banyak dikalangan aktifis hizbiyah dewasa ini yang melakukan tindakan yang lebih fatal dari tindakan ini (kaum sufi) -naudzubillah-. sedangkan mereka mengira bahwa mereka telah melakukan suatu kebaikan).Telah meriwayatkan tentang perkataan Abu Abdillah bin Khafif sebagai berikut :
"Bersibuk dirilah kamu mempelajari ilmu dan jangan terperdaya oleh omongan orang-orang sufi. Sesungguhnya aku dulu pernah menyembunyikan tintaku di saku bajuku, dan pernah menyembunyikan kertas dilipatan celanaku. Dulu aku pernah secara sembunyi-sembunyi pergi menuju ahlul ilmi, tetapi jika mereka (kaum sufi -pen) memergokiku, mereka akan menentangku, seraya berkata : "Kamu tidak akan beruntung".
Kemudian berkembanglah belengu semacam ini, hingga di zaman sekarang bentuk yang ditonjolkan dan dibuahkan oleh kelompok-kelompok hizbiyah menjadi beraneka ragam.
?
Diantara beberapa perkara yang paling berbahaya yang ditonjolkan oleh para penyeru hizbiyah ialah adanya istilah baru (seperti) : ULAMA HARAKAH, ULAMA AL-WAQI' (Ulama yang paham realitas) MUFAKKIR (pemikir), manusia haraki dan ... hingga mereka menghempaskan dan mengisolir umat ini dari para ulamanya yang hakiki yaitu ULAMA SYARI'AH.
?
Peristilahan ini mirip sekali dengan peristilahan kaum sufi, yaitu ada 'ALIM terhadap SYARI'AT dan ada 'ALIM TERHADAP HAKIKAT.
?
Kemiripan itu dilihat dari beberapa segi, diantaranya :
  • Pengisolasian manusia dari para ulama syari'ah?(ulama hakiki -pen).
  • Klaim bahwa ada ilmu yang tidak bisa dicapai serta dipahami oleh para ulama syari'at.
Padahal, peristilahan baru tersebut hanyalah hasil rekaan para kaum haraki, perasaan- perasaan? dan segala apa yang tercetus dari benak-benak mereka berupa teori-teori, gambaran-gambaran serta pandangan-pandangan tentang masa depan, yang menyebabkan akal pikiran para pengikutnya menjadi bingung, tanpa pernah bisa sampai memahaminya, hingga bagi mereka tidak ada jalan lain kecuali menerima.
?
Mereka (orang-orang hizbiyah) mengatakan : ada orang 'ALIM terhadap HARAKAH, dan ada orang 'ALIM terhadap SYARI'AH.
?
Maka para ulama harakah bangkit menerjuni medan amal Islami, tetapi dengan menjauhkan para ULAMA SYARI'AH, seperti Al-'Alamah Abdul Aziz bin Baz, Syaikh Muhaddist Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi'i dan seluruh ulama syariah yang adil lainnya, dengan dalih bahwa para ulama tersebut tidak mengerti REALITAS, dan alasan-alasan lain berupa syubhat yang mereka tanamkan kepada benak para pemuda.
?
Itulah kejahatan besar, memisahkan da'wah dari para ulamanya yang hakiki, ulama pembawa Al-Kitab was Sunnah. Mereka lenyapkan keagungan ilmu dan keagungan ulama pembawa syari'at. Mereka letakkan lingkaran-lingkaran syetan di atas harakah, di atas aktifis harakah dan di atas barang-barang dagangan (ilmu-ilmu bawaan) mereka yang terbentuk dari susunan angan-angan, perasaan dan teori-teori mereka.
?
Oleh karena itu jika anda katakan kepada mereka (bahwa) Al-'Alamah Bin Baz berkata : ........., maka mereka akan menjawab : "Dia tidak tahu Realitas". Juga jika anda katakan (bahwa) As-Syaikh Al Muhaddist Nashiruddin Al-Albani berkata : ......., mereka pun akan menjawab : "Dia tidak tahu Politik".
?
Sampai akhirnya terjadi bahwa apa yang disebut ulama harakah dan aktifis harakah itulah yang dinamakan tokoh-tokoh da'wah dan penanggung jawab pelaksananya. Sedangakan para ulama syari'ah hanya berfungsi sebagai pengikut yang tidak perlu didengar (kata-katanya).
?
Anda hampir-hampir tidak akan menemukan satu kelompok hizbi pun melainkan ia pasti telah menetapkan satu manhaj haraki tersendiri baginya. Dan hampir tidak ada satu masalahpun baik itu masalah I'TIQADIYAH maupun masalah AMALIYAH, akan diputuskan sebelum masalah tersebut dinyatakan sejalan dengan "REALITAS HARAKI" yang dipaparkannya sesuai dengan alur pemikiran tentang masa depan. Akhirnya muncullah masalah-masalah tersebut ke permukaan dengan terpolesi hiasan angan-angan, sangkaan-sangkaan (zhan), dan gambaran-gambaran mereka belaka.
?
Selanjutnya seorang anggota hizbiyah yang telah mengental akan segera menyambutnya, kemudian melontarkannya dengan kekuatan dan tekanan ke dalam benak serta otak para pengikutnya. (Jadi mereka taqlid terahadap syaikh-syaikh mereka tanpa ber-itiba' kepada dalil atau yang semisalnya, maka mereka melaksanakan apa-apa yang diperintahkan oleh syaikhnya...... Hal ini dikatakan oleh Ibnul Jauzi dalam Tablis Iblis hal : 495).
?
Celakalah orang yang sampai berani menuntut dalil atau memberikan kritik dengan ayat dan hadits, dalam upaya memulai hidup baru berdasarkan pemahaman salaf....., tak pelak ia dihadapan teman-temannya akan menjadi seperti seekor unta yang terserang borok.
Bersambung
Wahai kaum Muslimin .....

?
Insya Allah menyusul :
  • I'TIKAAF oleh Yazid Abdul Qadir Jawas
  • Nasihat Perkawinan oleh Yazid Abdul Qadir Jawas


Permohonan Registrasi

Ibnu Fallah Rosyadi
 

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Kepada Yth.
Administrator Assunnah Groups
di tempat

Berdasarkan informasi dari seorang ikhwah, saya tertarik untuk menjadi member assunnah groups, terutama di Cyberworld ini.

Terima kasih atas perhatiannya.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Ibnu,

email : ibnu_fr@...

______________________________________________________


Insya Allah saya mau bergabung

Syamsuhari
 


Info Al-Sofwah (Desember pekan III 1999 / Ramadhan 1420)

Suharyanto
 

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Yth. Netter Muslim
*
****
Sesungguhnya barang siapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa,
maka sesungguhnya baginya neraka jahannam. Ia tidak mati di dalamnya dan
tidak pula hidup.
Dan barang siapa datang kepada Tuhannya dalam keadaaan beriman, lagi
sungguh-sungguh telah beramal saleh, maka mereka itulah orang-orang yang
memperoleh tempat-tempat yang tinggi(mulia)
Yaitu surga And yang mengalir sungai-sungai dibawahnya, mereka kekal di
dalamnya. Dan itu adalah balasan bagi orang yang bersih (dari kekairan &
kemaksiatan)" ( Q.S.: THAAHAA : 74 76 )
*
****
Al-Sofwah Edisi Desember 1999 Pekan ke III
Kami mohon maaf bagi anda yang bertanya/mencari hadits namun belum mendapat
jawaban.
Insya Allah datanya sedang kami proses.

Marhaban Ya Ramadhan
Menyambut bulan Suci Ramadhan 1420, kami informasikan bahwa WebSite
Al-Sofwah akan mengadakan acara Ramadhan Bersama Site Al-Sofwah
kegiatannya yaitu diantaranya:
1. Tanya Jawab Seputar Masalah Ramadhan , Berhadiah !
Para Netter di persilahkan untuk bertanya seputar masalah Ramadhan
Kami akan memberikan hadiah untuk beberapa pertanyaan yang baik dan tepat,
setiap harinya.
Pertanyaan dapat di kirim setiap hari 24 jam, pertanyaan dan jawabannya akan
kami publish segera setiap harinya.
2. Kuis Ramadhan Berhadiah !
Para netter dipersilahkan untuk menjawab pertanyaan yang kami berikan.
Kami akan memberikan hadiah untuk 3 (tiga) orang pertama yang menjawab
dengan tepat dan benar untuk setiap soal kuis.

Buletin Dakwah On-Line Pekan ini
Bohong


Tokoh Islam Pekan ini:
"Umeir Bin Wahab "
Jagoan Quraisy Yang Berbalik Menjadi Pembela Islam Yang Gigih


Kisah Islami Pekan ini:
Siapa Meninggalkan Yang Haram Akan Mendapatkan Yang Halal Atau Allah
Subhanahu Wa Ta'ala Ganti Dengan Yang Lebih Baik


Fatwa-Fatwa Islam Pekan ini:
Bagaimana hukum merasa sial dengan angka 13 atau yang lainnya?
Oleh: "Syaikh Al Munajid"


Dapatkan Buku-Buku Bacaan Islami Gratis !
Baca keterangan lengkap di :


Dapatkan Langganan Buletin Jum'at An-Nur Gratis !
Baca keterangan lengkap di :


RUBRIK DAKWAH
Tata Cara Haji & Umrah
Rubrik Dakwah Khusus bagi anda yang ingin menunaikan Ibadah Haji & Umrah.


Tuntunan Shalat Menurut Alquran dan Sunnah
Rubrik Dakwah Khusus tentang tatacara shalat yang benar sesuai tuntunan
Al-Quran dan Sunnah yang shahih.


"Risalah Ramadhan"
Tuntunan ibadah di bulan Ramadhan


Anda ingin mencari hadits ? Syarah, Perawi hadits ?
Kami membantu anda melalui database hadits! Informasi lengkap di :


Kajian Islam Terbuka (KIT)
KIT diselenggarakan dengan menggunakan Program Belajar Jarak Jauh (PBJJ).
Peserta tidak menghadiri kelas, tetapi masing-masing peserta mendapat
bimbingan
intensif melalui telepon, faksimile, E-mail atau surat menyurat.
Pendaftaran dan Biaya, Informasi lengkap di :


Demikian informasi yang kami muat pada Edisi pekan ke III Desember 1999 M /
Ramadhan 1420 H
Semoga bisa bermanfaat bagi Anda
Amien.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb.

Informasi, Kritik dan Saran Alamatkan ke :
Dept. Penelitian & Informasi (Web Admin)
Gedung Al-Sofwa Center
Jl. Raya Lenteng Agung Barat, No.35 Lenteng Agung, Jagakarsa,
Jakarta Selatan 12610
Telpon: (021)-78836327 Ext: 102, Fax:(021)-788363-26
E-mail: info@...


Info Al-Sofwah Edisi Desember pekan III 1999 / Ramadhan 1420

Suharyanto
 

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Yth. Netter Muslim
*
****
Sesungguhnya barang siapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa,
maka sesungguhnya baginya neraka jahannam. Ia tidak mati di dalamnya dan
tidak pula hidup.
Dan barang siapa datang kepada Tuhannya dalam keadaaan beriman, lagi
sungguh-sungguh telah beramal saleh, maka mereka itulah orang-orang yang
memperoleh tempat-tempat yang tinggi(mulia)
Yaitu surga And yang mengalir sungai-sungai dibawahnya, mereka kekal di
dalamnya. Dan itu adalah balasan bagi orang yang bersih (dari kekairan &
kemaksiatan)" ( Q.S.: THAAHAA : 74 76 )
*
****
Al-Sofwah Edisi Desember 1999 Pekan ke III
Kami mohon maaf bagi anda yang bertanya/mencari hadits namun belum mendapat
jawaban.
Insya Allah datanya sedang kami proses.

Marhaban Ya Ramadhan
Menyambut bulan Suci Ramadhan 1420, kami informasikan bahwa WebSite
Al-Sofwah akan mengadakan acara Ramadhan Bersama Site Al-Sofwah
kegiatannya yaitu diantaranya:
1. Tanya Jawab Seputar Masalah Ramadhan , Berhadiah !
Para Netter di persilahkan untuk bertanya seputar masalah Ramadhan
Kami akan memberikan hadiah untuk beberapa pertanyaan yang baik dan tepat,
setiap harinya.
Pertanyaan dapat di kirim setiap hari 24 jam, pertanyaan dan jawabannya akan
kami publish segera setiap harinya.
2. Kuis Ramadhan Berhadiah !
Para netter dipersilahkan untuk menjawab pertanyaan yang kami berikan.
Kami akan memberikan hadiah untuk 3 (tiga) orang pertama yang menjawab
dengan tepat dan benar untuk setiap soal kuis.

Buletin Dakwah On-Line Pekan ini
Bohong


Tokoh Islam Pekan ini:
"Umeir Bin Wahab "
Jagoan Quraisy Yang Berbalik Menjadi Pembela Islam Yang Gigih


Kisah Islami Pekan ini:
Siapa Meninggalkan Yang Haram Akan Mendapatkan Yang Halal Atau Allah
Subhanahu Wa Ta'ala Ganti Dengan Yang Lebih Baik


Fatwa-Fatwa Islam Pekan ini:
Bagaimana hukum merasa sial dengan angka 13 atau yang lainnya?
Oleh: "Syaikh Al Munajid"


Dapatkan Buku-Buku Bacaan Islami Gratis !
Baca keterangan lengkap di :


Dapatkan Langganan Buletin Jum'at An-Nur Gratis !
Baca keterangan lengkap di :


RUBRIK DAKWAH
Tata Cara Haji & Umrah
Rubrik Dakwah Khusus bagi anda yang ingin menunaikan Ibadah Haji & Umrah.


Tuntunan Shalat Menurut Alquran dan Sunnah
Rubrik Dakwah Khusus tentang tatacara shalat yang benar sesuai tuntunan
Al-Quran dan Sunnah yang shahih.


"Risalah Ramadhan"
Tuntunan ibadah di bulan Ramadhan


Anda ingin mencari hadits ? Syarah, Perawi hadits ?
Kami membantu anda melalui database hadits! Informasi lengkap di :


Kajian Islam Terbuka (KIT)
KIT diselenggarakan dengan menggunakan Program Belajar Jarak Jauh (PBJJ).
Peserta tidak menghadiri kelas, tetapi masing-masing peserta mendapat
bimbingan
intensif melalui telepon, faksimile, E-mail atau surat menyurat.
Pendaftaran dan Biaya, Informasi lengkap di :


Demikian informasi yang kami muat pada Edisi pekan ke III Desember 1999 M /
Ramadhan 1420 H
Semoga bisa bermanfaat bagi Anda
Amien.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb.

Informasi, Kritik dan Saran Alamatkan ke :
Dept. Penelitian & Informasi (Web Admin)
Gedung Al-Sofwa Center
Jl. Raya Lenteng Agung Barat, No.35 Lenteng Agung, Jagakarsa,
Jakarta Selatan 12610
Telpon: (021)-78836327 Ext: 102, Fax:(021)-788363-26
E-mail: info@...