Keyboard Shortcuts
ctrl + shift + ? :
Show all keyboard shortcuts
ctrl + g :
Navigate to a group
ctrl + shift + f :
Find
ctrl + / :
Quick actions
esc to dismiss
Likes
- Assunnah
- Messages
Search
Re: Tanya Kedududkan Hadis Dloif
Y & R
BismillahirrohmaanirrohiemAlaikumsalam Kemudian, banyak dari kita bekata : Hadist Dloif masih bisa dijadikan dalilPersangkaan mereka tentang bolehnya mengamalkan hadits-hadits dlo'if untuk fadla ilul a'mal atau targhib dan tarhib, adalah persangkaan yang jahil. Dan menurut madzhab Imam Malik, Syafi'iy, Ahmad bin Hanbal, Yahya bin Ma'in, Abdurahman bin Mahdi, Bukhari, Muslim, Ibnu Abdil Bar, Ibnu hazm dan Imam-imam ahli hadits lainnya, mereka semuanya tidak membolehkan beramal dengan hadits dlo'if secara mutlak meskipun untuk fadlaa ilul a'mal dll. Tidak syak (ragu) lagi inilah madzhab yang haq, karena tidak ada hujjah kecuali dari hadits-hadits yang telah tsabit dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. [Kutipan dari Makalahnya Ustadz Abdul Hakim, insya Allah nanti dimuat di ML] Oh yaa.. gimana dengan ML assunnahnya, ada masalah enggak... ? misal ; TERIMA-nya nggak rutin, atau nggak bisa KIRIM etc... Jazakumullohu Khoiron Katsiron. Wassalamu'alaikum Wr. Wb. |
Re: TEST...!
test ok
toggle quoted message
Show quoted text
-----Original Message-----
From: Y & R [mailto:yayat@...] Sent: Friday, December 24, 1999 5:03 AM To: assunnah@... Subject: [assunnah] TEST...! _____ Post Message assunnah@... <mailto:assunnah@...> Subscribe assunnah-subscribe@... <mailto:assunnah-subscribe@...> Unsubscribe assunnah-unsubscribe@... <mailto:assunnah-unsubscribe@...> List owner assunnah-owner@... <mailto:assunnah-owner@...> _____ <> eGroups.com Home: <> www.egroups.com <> - Simplifying group communications |
Tanya Kedududkan Hadis Dloif
Suprayitno MCDP
Bismillahirrohmaanirrohiem
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Afwan akh yayat, jika ana mengganggu antum. Ana akan menanyakan sedkit ttg. kedudukan Hadist Dloif/lemah dalam Syari'at Islam. Kita sudah faham keharusan memakai hadist shohih sebagai dalil dalam beramal, karena kedudukannya berasal langsung dari perkataan Rasululloh Saw yang disampaikan /keluarkan oleh Para Muhaddist melalui Jalur periwayatan (Sanad) yang terpelihara. Adapun Hadist dloif, ia disangsikan jalur periwayatannya (bukan dari per- kataan Rasululloh Saw.). Kemudian, banyak dari kita bekata : Hadist Dloif masih bisa dijadikan dalil amalan asalkan tidak dijadikan sumber hukum (halal, haram dsb). Benarkah perkataan ini ???????????????????? Mohon kiranya bisa memberikan masukan ke ana, karena ada yang menannyakan hal ini. Dan ana belum sempat menanyakan ke Ustadz langsung. Jazakumullohu Khoiron Katsiron. Wassalamu'alaikum Wr. Wb. Suprayitno |
Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 10 = I'TIKAAF 2/2]
Y & R
开云体育?
I'TIKAAF
?
oleh
Yazid bin Abdul Qadir
Jawas
Bagian Terakhir dari Dua Tulisan
[2/2]
? ?
H.? WAKTU MEMULAI DAN MENGAKHIRI
I'TIKAAF
?
Di tulisan bagian pertama sudah disebutkan
bahwa i'tikaaf sunnat waktunya tidak terbatas. Maka bila seseorang telah masuk
masjid dan berniat taqarrub kepada Allah dengan tinggal di dalam masjid
beribadah beberapa saat, berarti ia beri'tikaaf sampai ia keluar. Dan jika
seseorang berniat hendak i'tikaaf pada sepuluh hari terkahir dari bulan
Ramadhan, maka hendaklah ia mulai masuk masjid sebelum matahari
terbenam.
?
Pendapat yang menerangkan bahwa masuk
i'tikaaf sebelum matahari terbenam pada tanngal 20 Ramadhan malam ke 21, adalah
pendapat Imam Malik, Imam Hanafi, Imam Syafi'i, dan Imam Ahmad dalam salah satu
pendapatnya.
(Lihat Syarah Muslim, 8 : 68, Majmu' Syahrul
Muhadzdzab 6 : 492. Fathul Baari 4 : 277. Al-Mughni 4 : 489-490 dan Bidayatul
Mujtahid 1 : 230).
?
Dalil mereka ialah : Riwayat i'tikaaf-nya
Rasulullah SAW di awal Ramadhan, pertengahan dan akhir Ramadhan, kemudian
bersabda :
"Barangsiapa yang hendak beri'tikaaf bersamaku, hendaklah ia melakukannya pada sepuluh malam terakhir (dari bulan Ramadhan) ..." (Hadits Shahih riwayat Bukhari 2 : 256 dan Muslim 2 : 171-172) "Sepuluh terakhir", maksudnya
ialah nama bilangan malam, dan bermula pada malam ke dua puluh satu atau malam
ke dua puluh. (Lihat Fiqhus Sunnah 1 : 403). Tentang Hadits 'Aisyah
:
"Kata 'Aisyah : "Adalah Nabi SAW, bila hendak i'tikaaf, beliau shalat shubuh dulu, kemudian masuk ke tempat i'tikaaf ". (Hadist Shahih riwayat Bukhari 2 : 257 dan Muslim 3 : 175). Hadits ini dijadikan dalil oleh orang yang
berpendapat bahwa permulaan waktu i'tikaaf adalah dipermulaan siang. Ini menurut
pendapat Al-Auza'i, Al-Laits dan Ats-Tsauri. (lihat Nailul Authar 4 :
296).
?
Hadits 'Aisyah di atas maksudnya ialah bahwa
Nabi SAW, masuk ke tempat yang sudah disediakan untuk i'tikaaf di masjid setelah
beliau selesai mengerjakan shalat Shubuh. Jadi bukan masuk masjidnya ba'da
Shubuh.
?
Adapun masuk ke masjid untuk i'tikaaf tetap
diawal malam sebelum terbenam matahari. (Lihat Fiqhus Sunnah 1 :
403).
?
Mengenai waktu keluar dari masjid setelah
selesai menjalankan i'tikaaf pada sepuluh dari terkahir dari bulan Ramadhan,
menurut Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi'i waktunya adalah sesudah matahari
terbenam (di akhir Ramadhan). Sedangkan menurut Imam Ahmad di sunnahkan ia
tinggal dimasjid sampai waktu shalat 'Idul Fitri. Jadi keluar dari masjid ketika
ia keluar ke lapangan mengerjakan shalat 'Id. Akan tetapi menurut mereka boleh
pula keluar dari masjid setelah matahari terbenam. (Lihat Bidayaatul Mujtahid 1
: 230 dan Al-Mughni 4 : 490).
?
Jadi kesimpulan empat Imam sepakat bahwa
i'tikaaf berkahir dengan terbenamnya matahari di akhir Ramadhan.
?
Kata Ibrahim : "Mereka menganggap
sunnat bermalam di masjid pada malam 'Idul Fitri bagi orang yang beri'tikaaf
pada sepuluh malam terkahir dari bulan Ramadhan, kemudian pagi harinya langsung
pergi ke lapangan (untuk shalat I'dul Fitri)". (Baca Al-Mugni 4 :
490-491).
?
Dan orang yang bernadzar akan beri'tikaaf
satu hari atau beberapa hari tertentu, atau bermaksud melaksanakan i'tikaaf
sunnat, maka hendaknya ia memulai i'tikaafnya itu sebelum terbit fajar, dan
keluar dari masjid bila matahari sudah terbenam, baik i'tikaaf itu di bulan
Ramadhan maupun di bulan lainnya.
(Lihat Bidayaatul Mujtahid 1 : 230.
Al-Majmu' Syahrul Muhadzdzab 6 : 494. Fiqhus Sunah 1 : 403-404).
?
Kata Ibnu Hazm : Orang yang bernadzar hendak
i'tikaaf pada satu malam atau beberapa malam tertentu, atau ia hendak
melaksanakan i'tikaaf sunnat, maka hendaklah ia masuk ke masjid sebelum terbenam
matahari, dan keluar dari masjid bila sudah terbitnya fajar. Sebabnya karena
permulaan malam ia saat yang mengiringi terbenamnya matahari, dan ia berakhir
dengan terbitnya fajar. Sedangkan permulaan siang adalah waktu terbitnya fajar
dan berkahir dengan terbenamnya matahari. Dan seseorang tidak dibebani kewajiban
melainkan menurut apa yang telah diikrarkan dan di niatkannya. (Liha Al-Muhalla
5 : 198 masalah No. 636).
?
?
I.? HAL-HAL YANG SUNNAT DAN MAKRUH BAGI
ORANG YANG I'TIKAAF.
?
Disunnatkan bagi orang yang beri'tikaaf
memperbanyak ibadat sunnat serta menyibukkan diri dengan shalat berjama'ah lima
waktu dan shalat-shalat sunnat, membaca Al-Qur'an, tasbih, tahmid, takbir,
istigfhar, berdo'a, membaca shalawat atas Nabi SAW dan ibadat-ibadat lain yang
mendekatkan diri kita kepada Allah Ta'ala.
?
Termasuk juga hal ini disunnatkan menuntut
ilmu, membaca/menelaah kitab-kitab tafsir dan hadits, membaca riwayat para Nabi
dan orang-orang shaleh, dan mempelajari kitab-kitab fiqh serta kitab-kitab yang
berisi tentang masalah 'aqidah.
?
Dimakruhkan bagi orang yang i'tikaaf
melakukan hal-hal yang tidak perlu dan tidak bermanfa'at, baik berupa perkataan
atau perbuatan, sabda beliau :
"Diantara kebaikan Islam seseorang, ialah ia meninggalkan hal-hal yang tidak berguna". (Hadits riwayat Tirmidzi No. 2419. Ibnu Majah No. 3976 dan di shahkan oleh Syaikh Al-Albani di Shahih Jami'us Shagir No. 5787). Dimakruhkan pula menahan diri dari berbicara, ya'ni :
seseorang tidak mau bicara, karena mengira bahwa hal itu mendekatkan diri kepada
Allah 'Azza wa Jalla.
?
Ibnu Abbas berkata : Ketika Nabi SAW sedang khutbah,
tampak oleh beliau seorang laki-laki?yang tetap berdiri (diterik matahari).
Maka beliau bertanya (kepada para shahabat) siapakah orang itu .?. Jawab mereka
: "Namanya Abu Israil, ia bernadzar akan terus berdiri, tidak akan duduk,
tidak mau bernaung dan tidak mau berbicara serta akan terus berpuasa. Maka Nabi
SAW bersabda.
"Suruhlah ia berbicara, bernaung dan duduk, dan hendaklah ia meneruskan puasanya". (Hadits Shahih riwayat Bukhari, Abu Dawud No.3300, Ath-Thahawy Fii-Masykilil Aatsaar. 3 : 44? dan Baihaqy 10 : 75). ?
J.? HAL-HAL YANG MEMBATALKAN I'TIKAAF.
?
K.? HAL-HAL YANG DIBOLEHKAN SEWAKTU
I'TIKAAF
"Dari 'Aisyah, bahwa ia pernah menyisir rambut Nabi SAW, padahal ia sedang haidh, dan Nabi SAW sedang i'tikaaf di masjid, dan 'Aisyah berada di dalam kamarnya dan kepala Nabi SAW di masukkan ke kamar 'Aisyah. Dan adalah Nabi SAW, bila sedang i'tikaaf tidak pernah masuk rumah melainkan kalau untuk menunaikan hajat". (Hadits Shahih riwayat Bukhari 2 : 260, 256. Muslim 1: 167, Abu Dawud No. 2467. Tirmidzi. Ibnu Majah No. 1776 dan 1778. Malik. Ibnul Jarud dan Ahmad 6 : 104,181,235,247,262). Berkata Ibnul Munzir : Para Ulama sepakat,
bahwa orang yang i'tikaaf boleh keluar dari masjid (tempat i'tikaaf-nya) untuk
keperluan buang air besar atau kencing, karena hal ini merupakan sesuatu yang
tidak dapat dielakkan, sebab tidak mungkin dilakukan di masjid. Dalam hal ini
sama hukumnya dengan kebutuhan makan minum bila tidak ada yang mengantarnya,
maka boleh ia keluar (sekedarnya).". (Lihat Fiqhus Sunnah 1 :
405).
?
'Aisyah juga meriwayatkan bahwa ia tidak
menjenguk orang sakit ketika ia sedang i'tikaaf melainkan hanya sambil lewat
saja, misalnya ada orang sakit di dalam rumah, ia bertanya kepada si sakit
sambil lewat saja. Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad, Bukhari dan
Muslim.
?
?
L. KHATIMAH
?
Sebagai khatimah dari tulisan ini,
dianjurkan bagi orang-orang yang i'tikaaf pada sepuluh dari terakhir Ramadhan
dan yang tidak i'tikaaf, berusahalah memanfa'atkan kepada Allah, perbanyaklah
baca Al-Qur'an, berdzikir kepada Allah, dan melakukan shalat-shalat sunnat yang
diajarkan Rasulullah SAW, mudah-mudahan kita termasuk orang yang mendapatkan
malam Lailatul Qadar yang keutamaannya lebih baik dari seribu bulan dan
mudah-mudahan pula dosa kita diampunkan Allah Subhanahu wa Ta'ala, sabda
Rasulullah SAW.
"Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW, bersabda : "Barangsiapa yang berdiri (shalat tahajjud/tarawih), karena iman dan mengharapkan ganjaran dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosa-nya yang telah lalu" (Hadits Shahih riwayat Bukhari 2 : 252. Muslim 2 : 177. Abu Dawud No. 1371. Nasa'i? 4 : 155-158. Darimy, Ibnu Majah No. 1326. Ahmad 2 : 281,289,408,423). Dan perbanyak pula baca?dzikir?dibawah ini pada
malam ganjil di akhir Ramadhan yang diharapkan adanya Lailatul
Qadar.
?
"ALLAHUMMA INNAKA 'AFUUWUN TUHIBBUL 'AFWA FA' FU 'ANNII" "Ya Allah ! Sesungguhnya Engkau Maha pemaaf dan suka mema'afkan, maka ma'afkanlah aku". (Hadits Shahih riwayat Ahmad 6 : 171. Ibnu Majah No. 3850. Tirmidzi No. 3580 (Shahih Tirmidzi No. 2789 dan Shahih Ibnu Majah No. 3105)). ?
Wallahu 'Alamu Bish Shawaab ? ? ?
Insya Allah menyusul
:
?
|
Informasi Kaset-kaset Ceramah Ustadz Yazid Abdul Qadir Jawas
Y & R
开云体育?
KATA PENGANTAR
?
Dalam edisi khusus ini, ML assunah bekerja
sama dengan TASJILAT AT-TAQWA BOGOR, menyajikan informasi kaset-kaset ceramah
Ustadz Yazid Abdul Qadir Jawas, kaset tersebut bisa anda miliki sebagai bagian
dari koleksi perpustakaan pribadi yang sangat bermanfa'at.
?
CARA PEMBELIAN
Pemesanan kaset bisa dialamatkan kepada ana_yr@... atau via surat dengan alamat
; HERMAWAN - Tasjilat At-Taqwa Bogor, Jl. Anggada 2 No. 10 Bumi Indra Prasta -
Bantarjati Bogor, 16153. Telp. 0821062171.
?
Tulis dengan jelas qty dan judul kaset yang
dipesan.
?
CARA
PEMBAYARAN
Pembayaran bisa dilakukan dengan
transfer? kepada HERMAWAN No. 095-0212021 BCA-BOGOR.
?
PENGIRIMAN
Setiap pembelian kaset akan dikirim langsung
ke tujuan di seluruh Indonesia, inysa Allah, untuk? itu tulis alamat
lengkap anda. [ dan untuk teman-teman yang pesan dan berada di luar INA, teknis
pengiriman sedang dipikirkan].
?
? TASJILAT AT-TAQWA BOGOR
Berusaha Memahami Islam Berdasarkan
Al-Qur'an & As-Sunnah
Menurut Pemahaman Ahlus-Sunnah wal
Jama'ah
?
? Daftar Kaset Ceramah Ustadz Yazid
Abdul Qadir Jawas
?
? ?
|
Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 10 = I'TIKAAF 1/2]
Y & R
开云体育?
I'TIKAAF
?
oleh
Yazid bin Abdul Qadir
Jawas
?
Bagian Pertama dari Dua Tulisan
[1/2]
? A.?DEFENISI I'TIKAAF
?
I'tikaaf berasal dari kata :
?
'AKAFA - YA'KIFU - WAYA'KUFU - 'UKUUFAN
?
I'tikaaf menurut bahasa ialah =
"menetapi sesuatu dan menahan diri padanya, baik sesuatu berupa kebaikan
atau kejahatan".
?
Allah berfirman :
"Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadat kepadanya ?" (QS 21 :52) Sedangkan arti i'tikaaf menurut istilah syara' ialah
seseorang tinggal/menetap di masjid dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah
dengan shifat/cara tertentu.
(Lihat Syarah Muslim, 8 : 66. Fathul Baari 4 : 271.
Muhalla 5 : 179, masalah No. 624).
?
?
B.?DISYARI'ATKANNYA.
?
Para Ulama sepakat bahwa i'tikaaf
disyari'atkan dalam agama Islam dan Nabi SAW selalu mengerjakan sebagaimana
disebutkan dalam beberapa hadits.
Artinya :
"Dari 'Aisyah ra, istri Nabi SAW, ia berkata : "Adalah Nabi SAW, biasa i'tikaaf pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan, sampai beliau wafat kemudian istri-istri beliau melaksanakan i'tikaaf sepeninggalnya". (Hadist riwayat Bukhari 2 : 255. Fathul Baari 4 : 271 Nomor 2462. Ahmad 6 : 292 dan Baihaqy 4 : 315, 320). "Dari Ibnu 'Umar, ia berkata : "Adalah Rasulullah SAW, biasa i'tikaaf pada sepuluh hari terkahir dari bulan Ramadhan". (Hadits Shahih riwayat : Ahmad, Bukhari dan Muslim). "Dari 'Aisyah, ia berkata : "Adalah Rasulullah SAW, apabila sudah masuk sepuluh terakhir (dari bulan Ramadhan), maka beliau menghidupkan malam itu, membangunkan istrinya dan mengikat kainnya". (Hadits Shahih riwayat : Ahmad, Bukhari 2 : 255. Muslim 3 : 176. Abu Dawud No. 1376. Nasa'i 3 : 218 dan Tirmidzi). ?
Maksud dari kalimat :
"'Aisyah berkata: "Adalah Rasulullah SAW, bersunguh-sungguh pada sepuluh terakhir (dari bulan Ramadhan melebihi kesungguhannya di malam-malamnya". (Hadits Shahih riwayat : Ahmad dan Muslim 3 : 176). Setiap ibadah yang nashnya sudah jelas dari Al-Qur'an dan
Sunnah yang shahih, maka itu pasti mempunyai keutamaan, meskipun tidak
disebutkan keutamaannya, begitu pula tentang i'tikaaf, walaupun i'tikaaf itu
merupakan taqarrub kepada Allah akan tetapi tidak ditemukan sebuah haditspun
menyatakan keutamaannya.
?
Berkata Imam Abu Dawud As-Sijistany : "Saya bertanya
kepada Imam Ahmad : Tahukah engkau suatu keterangan mengenai keutamaan i'tikaaf
? Jawab beliau : tidak kudapati, kecuali ada sedikit riwayat, dan riwayat inipun
lemah.
(Lihat Al-Mughni, 4 : 455-456 dan Silsilah Ahaadist
Dha'ifah dan Maudhu'-ah No. 518).
?
?
C.? HUKUM I'TIKAAF
?
Hukum i'tikaaf ada dua macam, yaitu sunnat dan
wajib.
?
I'tikaaf Sunat.
Ialah yang dilakukan oleh seseorang secara sukarela dengan
tujuan mendekatkan diri kepada Allah dan mengharapkan pahala dari pada-Nya,
serta mengikuti sunnah Rasulullah SAW. I'tikaaf seperti ini sangat ditekankan
dan lebih utama dilakukan pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan
sebagaimana yang dilakukan Rasulullah SAW setiap bulan Ramadhan sampai beliau
wafat.
?
I'tikaaf Wajib. Ialah i'tikaaf yang diwajibkan oleh seseorang terhadap
dirinya sendiri, adakalanya dengan nadzar mutlak, misalnya ia mengatakan wajib
bagi saya i'tikaaf karena Allah
selama sehari semalam. Atau dengan nadzar bersyarat, misalnya ia mengatakan,
jika Allah dengan menyembuhkan penyakit saya, maka saya akan i'tikaaf dua
hari dua malam. Nadzar ini wajib dilaksanakan. Rasulullah SAW
bersabda.
Artinya :
"Dari 'Aisyah, ia berkata : "Telah bersabda Rasulullah SAW : "Barangsiapa yang bernadzar akan melakukan sesuatu keta'atan kepada Allah hendaklah ia penuhi nadzarnya itu, dan barangsiapa bernadzar untuk melakukan ma'shiat (kedurhakaan/kesyirikan) kepada Allah, maka janglah lakukan ma'syiat itu". (Hadits Shahih riwayat : Bukhari, Malik, Abu Dawud No. 3289, Nasa'i, Tirmidzi, Darimy 2 : 184. ibnu Majah No. 2126, Ahmad 6 : 36,41,224 dan Baihaqy 19/68 dan Ibnu Jarud No. 934). 'Umar bin Khattab ra, pernah bertanya kepada
Rasulullah SAW : Ya Rasulullah, saya pernah bernadzar di zaman jahiliyah akan
beri'tikaaf satu malam di masjid Haram ? Sabda beliau : "Penuhilah nadzarmu
itu !".
(Hadist Shahih riwayat : Bukhari 2 : 256, Fathul Baari No.
2032 dan Muslim 5 : 89).
?
?
D. WAKTUNYA
?
I'tikaaf yang wajib, dilakukan sesuai dengan
apa yang telah? dinadzarkan dan di iqrarkan seseorang, maka jika ia
bernadzarkan dan di iqrarkan seseorang, maka jika ia bernadzar akan beri'tikaaf
satu hari atau lebih, hendaklah ia penuhi seperti yang dinadzarkannya
itu.
?
Adapun i'tikaaf yang sunnat, tidaklah
terbatas waktunya.
?
Menurut Imam Syafi'i, Abu Hanifah dan
kebanyakan Ahli Fiqih, i'tikaaf yang sunat tidak ada batasnya (lihat Bidayatul
Mujtahid 1 : 229). Kata Ibnu Hazm? : boleh seseorang i'tikaaf siang saja.
Inilah merupakan pendapat Imam Syafi'i dan Abu Sulaiman (baca Al-Muhalla 5 :
179-180 masalah no. 614).
?
?
E.?SYARAT-SYARAT
I'TIKAAF
?
Orang yang i'tikaaf syaratnya ialah
:
Bila i'tikaaf dilakukan di luar bulan Ramadhan,
maka :
?
F.? RUKUN-RUKUN
I'TIKAAF
?
??? 1. Niat.
Karena tidak shah satu amalan melainkan dengan niat. Allah berfirman : "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus" Rasulullah SAW bersabda : "Sesungguhnya segala perbuatan tergantung pada niat, dan manusia akan mendapatkan balasan menurut niat, dan manusia akan mendapatkan balasan menurut apa yang diniatkannya..." (Hadits Shahih riwayat Bukhari (Fathul Baari 1 : 9) 6 : 48). ??? 2. Tempatnya harus di
Masjid.
Hakikat i'tikaaf, ialah tinggal di-masjid dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala. Mengenai diwajibkannnya di masjid berdasarkan firman Allah Ta'ala : "....tetapi janganlah kamu campuri mereka itu, sedangkan kamu beri'tikaaf di masjid ...." (QS 2 : 187) Jadi i'tikaaf itu hanya shah di masjid. ?
?G.? PENDAPAT
FUQAHA
????? Mengenai Masjid yang Shah Dipakai Untuk
I'tikaaf
?
Para fuqaha' berbeda pendapat mengenai masjid yang shah
dipakai untuk i'tikaaf, dalam hal ini ada beberapa pendapat, yaitu
:
Sesudah membawakan beberapa pendapat, kemudian Imam Nawawi
berkata : "I'tikaaf itu shah dilakukan di setiap masjid dan tidak boleh
dikhususkan masjid manapun juga kecuali dengan dalil. sedang dalam hal ini tidak
ada dalil yang jelas yang mengkhususkannya". (Lihat Al-Majmu' Syahrul
Muhadzdzab 6 : 483).
(Lihat Ahkaamul Qur'an, Al-Jashshash 1 : 285 dan Rawaai'ul Bayaan Fii Tafsiiri Ayaatil Ahkam 1 : 241-215). Menurut jumhur ulama, tidaklah akan shah bagi seorang
wanita beri'tikaaf di masjid rumahnya sendiri, karena masjid di dalam rumah
tidak bisa dikatakan masjid, lagi pula keterangan yang sudah shah menerangkan
bahwa isteri-isteri Nabi SAW, melakukan i'tikaaf di Masjid Nabawi. (Lihat Fiqhus
Sunnah 1 : 402).
?
Tentang wanita i'tikaaf di? masjid diharuskan membuat
kemah tersendiri terpisah dari laki-laki, dan untuk masa sekarang harus
dipikirikan tentang fitnah yang akan terjadi bila para wanita hendak i'tikaaf,
ikhtilath dengan laki-laki di tempat yang sudah semakin banyak fitnah. Adapun
soal bolehnya para ulama membolehkan, dan di usahakan untuk tidak saling
pandang-memandang antara laki-laki dan wanita.
(Lihat Al-Mughni 4 : 464-465, baca Fiqhul Islam syarah
Bulughul Maram 3 : 260)
?
Bersambung
Waktu Memulai dan
Mengakhiri I'tikaaf
? ?
Insya Allah menyusul
:
?
|
mohon penjelasan
Hakim Lukman
Assalamualaikum Wr. Wb.
Mohon penjelasan mengenai atsar sahabat Umar R.A : " Tiada Islam Tanpa Jamaah, tiada jamaah tanpa Amir, tiada Amir tanpa ketaatan ". shahihkan atsar ini..? minta penjelasan dari rekan-rekan yang mengetahui. Terima kasih Wassalamualaikum Wr. Wb. Luqman. H |
Wasiat dari Jepang
A L S
BISMILLAHIR ROHAMANIR ROHIEM
ILA : IKHWAN FILLAH DI SELURUH PENJURU BUMI ALLAH Assalamu'alaikum wr. wb. BA'DA HAMDALAH WA SHOLAWATU 'ALA RASULILLAH BERIKUT INI ANA SAMAPIKAN WASIAT DARI JEPANG, Kalau antum menjaganya maka antum tidak akan mencintai sesuatu selain yang dicintai Allah, dan demikianlah seharusnya. Kalau antum mengabaikannya maka antum akan mencintai sesuatu yang tidak dicintai Allah, dan tidaklah demikian seharusnya.@ (kalimat ini dikutip dari wasiat Abu Bakar kepada Umar ridhiallahu 'anhumma menjelang wafatnya, lihat Muhtashor Minhajul Qoshidin, Ibnu Qodamah) IKHWAN FILLAH, Dien (agama) adalah muamalah. DIMANAPUN, KAPANPUN dan DENGAN SIAPA PUN kita berada / bermuamalah tidak akan lepas dari dua alternatif "Imma Da'i au Mad'u" yakni sebagai DA'I (yang berda'wah) atau MAD'U (yang dida'wahi), dan keduanya dapat terjadi pada saat yang bersamaan. Da'wah tidaklah hanya lewat perkataan (lisan) tapi juga bisa juga lewat pandangan, dan pendengaran, bahkan perasaan. Da'wah (seruan) juga tidak akan lepas dari dua alternatif yakni FII SABILILLAH (yakni ajakan pada apa-apa yang Allah ridloi) atau FII SABILISYSYAITHON (yakni ajakan pada apa-apa yang Allah murkai). Allah menghendaki kita untuk beribadah hanya padaNya, tiada menyekutukanNya, mengingat/cinta akherat, tidak takut mati, yaqin dalam iman, menjadi hizbullah, dan lain-lain kebaikan. Syetan menghendaki kita menyekutukan Allah (Syirik), cinta dunia, takut mati, menjadi hizbusysyaithon, menjadi hamba dinar, dan lain-lain kesesatan. Maka sebaik-baik da'i adalah yang menyeru pada jalan Allah. Dan seberuntung-beruntungnya mad'u adalah yang diseru pada jalan Allah pula. Bukankah Allah telah memerintahkan kita :"UD'UU ILA ROBBIKA BILKHIKMAH..."(QS Yusuf). Sejelek-jelek da'i adalah yang menyeru pada jalan syethan. Dan sesial-sialnya mad'u adalah yang diseru pada jalan syethan pula. Bukankah Allah sudah memperingatkan kita: "WALAA TATTABI'U KHUTUWATISY SYAITHON..."(Q.S.Al-Baqoroh). IKHWAN FILLAH ketahuilah, dan beritahukanlah pada saudara, rekan sejawat, tetangga dan siapapun yang berhak menerimanya bahwa: Mengajak jalan-jalan, pesta, festival, makan bersama, tatemae/basa-basi, menanyakan pendapat kita tentang negaranya, masakan, demikian juga membantu, memberi salam atau hadiah adalah contoh cara da'wah orang Jepang kala bermua'amalah dengan kita. Namun perhatikannlah bahwa da'wah mereka tidak akan lepas dari tujuan untuk: - Cinta (mengagumi) Jepang (negaranya) - Cinta yen (uang) - Cinta dunia - Takut mati - Tidak percaya akherat - Tidak percaya Allah - Meninggalkan agama (meninggalkan hidup beragama) - Mendapatkan kepuasan diri dengan pujian dan penghormatan. - Menerima agama (ajaran) Budha/Shinto. Perhatikan akhi, adakah mereka mengajak (berda'wah) ke jalan Allah? Sadar atau tidak kita menjadi mad'u dalam hal ini. Sadar atau tidak kita akan terpengaruh, dan Sadar atau tidak telah banyak saudara seiman kita yang telah larut dalam da'wah mereka. Setiba di jepang untuk: Training, kuliah atau bekerja, mungkin didapati kehidupan yang: -serba mudah, lingkungan yang bersih, orang-orangnya yang santun, ramah dan sopan, birokrasi yang relatif lancar dll fasilitas dunia hingga ia mengira INILAH KEHIDUPAN YANG SEBENARNYA. Wallahi, kalau saja dunia ini berarti walau hanya sebesar sayap nyamuk, tentu Allah tidak akan memberikan kepada mereka yang meningkariNYA. KEHIDUPAN YENAG SEBENARNYA DI AKHERAT, KEHIDUPAN YANG SEBENARNYA DI AKHERAT, KEHIDUPAN YANG SEBENARNYA DI AKHERAT, demikian Rasulullah saw peringatkan sembari membuat parit (khondaq). ikhwan fillah Allah bukakan mata ana di bumiNya yang bernama Jepang bahwa BANYAK ORANG TERSESAT (MENGIKUTI JALAN SYETAN) KARENA SYAHWAT SEPERTI PEMINUM, PEZINA DAN LAIN-LAIN. ADA JUGA YANG KARENA DORONGAN SYAHWAT, BERUPA KEPUASAN DIRI, IBADAHNYA SIA-SIA KARENA RIYA' ATAU KARENA BUKAN LILLAHI TA'ALA. Padahal IA TAHU laa ilaha illa Allah, laa na'budu illa iyya: tidak ada sasaran ibadah (yang disembah = ilah) selain Allah. TETAPI BENAR-BENAR, ikhwan fillah LEBIH BANYAK LAGI ORANG YANG TERSESAT KARENA SUBHAT YAKNI KERAGUAN KARENA JAHIL PADA SUATU MASALAH. SEBAGAI CONTOH BANYAK SAUDARA MUSLIM KITA YANG RAGU (SUBHAT) TERHADAP KEBENARAN ISLAM SETELAH MELIHAT KEBAIKAN AKHLAQ DAN 'KEMAJUAN' JEPANG. SUBHAT TERSEBUT MUNGKIN PERTAMA MEMBUATNYA MERASA MINDER (LEBIH RENDAH DARI ORANG JEPANG) KEMUDIAN BILA PENYAKIT HATI INI MAKIN PARAH, IA AKAN MENINGGALKAN REKAN-REKAN SESAMA MUSLIM, MENINGGALKAN KWAJIBAN DAN AKHIRNYA TIDAKLAH IA BERIBADAH (BERKATA, MELIHAT, MENDENGAR, BERFIKIR DAN BERPERASAN) SELAIN MENGIKUTI JALAN SYETAN (MUSUH ALLAH). wa'iyadhubillah Orang yang demikian akan sangat sulit untuk menghindar dari neraka. MENYIMPANGNYA YAHUDI, NASHORO, MUSYRIKIN QURAIS, MUSYRIKIN JEPANG DLL TIDAK LAIN JUGA KARENA PENYAKIT HATI BERUPA SUBHAT, SEBELUM SYAHWAT. SEPERTI YANG TELAH KITA KETAHUI, PUASA ADALAH SATU DIANTARA OBAT SYAHWAT. SEDANGKAN OBAT SUBHAT ADALAH ILMU. "BAGAIMANA KITA TAHU BAHWA KITA TAHU, KALAU KITA TIDAK TAHU BAHWA KITA TIDAK TAHU?" IKHWAN FILLAH, KALA KITA BERMA'AMALAH DENGAN SIAPAPUN JUGA Mari kita ubah dari posisi sebagai MAD'U LI GHOIRILLAH menjadi DA'I LILLAH. Allah telah memerintahkan kita; "QUL HADZIHI SABILI, UD'U ILALLAHI 'ALA BASHIROH" (QS Yusuf). Dengan apa kita berda'wah? Allah telah mewajibkan kita berda'wah dengan ilmu sebagaimana firmannya: "Serulah ke jalan rabbmu dengan 'HIKMAH' dan MAU'IDLOTIL HASANAH" (Q.S. Yusuf). Ibnu Katsir dan ulama lain, menafsirkan hikmah dengan ilmu dan yang dimaksud hasanah tidak lain adalah sesuai dengan qur'an dan sunnah. Demikian pula bashiroh diartikan dengan hujjah. Sedang ilmu tidak lain adalah QOLA ALLAH, QOLA RASUL WA QOLA SAHABAH. ikhwan fillah, demikianlah wasiat ana dari Jepang. Mari kita jaga agar senantiasa menjadi da'i dan mad'u hanya di jalan Allah dan bukan di jalan syetan. Jadilah hizbullah dan bukan hizbusy syaithon. IHDINAS SIROTOL MUSTAQIEM, SIROTOL LADZINA AN'AMTA 'ALAIHIM, GHOIRIL MAGHDLUBI 'ALAIHIM WALADLOOLIEN. AMIEN. FATABAYYANU!! (diedit dari tadzkiroh oleh : ABDUL HAKIM AL KATAR, min ALJAZAIRI) ______________________________________________________ |
Wasiat dari Jepang
A L S
BISMILLAHIR ROHAMANIR ROHIEM
ILA : IKHWAN FILLAH DI SELURUH PENJURU BUMI ALLAH Assalamu'alaikum wr. wb. BA'DA HAMDALAH WA SHOLAWATU 'ALA RASULILLAH BERIKUT INI ANA SAMAPIKAN WASIAT DARI JEPANG, Kalau antum menjaganya maka antum tidak akan mencintai sesuatu selain yang dicintai Allah, dan demikianlah seharusnya. Kalau antum mengabaikannya maka antum akan mencintai sesuatu yang tidak dicintai Allah, dan tidaklah demikian seharusnya.@ (kalimat ini dikutip dari wasiat Abu Bakar kepada Umar ridhiallahu 'anhumma menjelang wafatnya, lihat Muhtashor Minhajul Qoshidin, Ibnu Qodamah) IKHWAN FILLAH, Dien (agama) adalah muamalah. DIMANAPUN, KAPANPUN dan DENGAN SIAPA PUN kita berada / bermuamalah tidak akan lepas dari dua alternatif "Imma Da'i au Mad'u" yakni sebagai DA'I (yang berda'wah) atau MAD'U (yang dida'wahi), dan keduanya dapat terjadi pada saat yang bersamaan. Da'wah tidaklah hanya lewat perkataan (lisan) tapi juga bisa juga lewat pandangan, dan pendengaran, bahkan perasaan. Da'wah (seruan) juga tidak akan lepas dari dua alternatif yakni FII SABILILLAH (yakni ajakan pada apa-apa yang Allah ridloi) atau FII SABILISYSYAITHON (yakni ajakan pada apa-apa yang Allah murkai). Allah menghendaki kita untuk beribadah hanya padaNya, tiada menyekutukanNya, mengingat/cinta akherat, tidak takut mati, yaqin dalam iman, menjadi hizbullah, dan lain-lain kebaikan. Syetan menghendaki kita menyekutukan Allah (Syirik), cinta dunia, takut mati, menjadi hizbusysyaithon, menjadi hamba dinar, dan lain-lain kesesatan. Maka sebaik-baik da'i adalah yang menyeru pada jalan Allah. Dan seberuntung-beruntungnya mad'u adalah yang diseru pada jalan Allah pula. Bukankah Allah telah memerintahkan kita :"UD'UU ILA ROBBIKA BILKHIKMAH..."(QS Yusuf). Sejelek-jelek da'i adalah yang menyeru pada jalan syethan. Dan sesial-sialnya mad'u adalah yang diseru pada jalan syethan pula. Bukankah Allah sudah memperingatkan kita: "WALAA TATTABI'U KHUTUWATISY SYAITHON..."(Q.S.Al-Baqoroh). IKHWAN FILLAH ketahuilah, dan beritahukanlah pada saudara, rekan sejawat, tetangga dan siapapun yang berhak menerimanya bahwa: Mengajak jalan-jalan, pesta, festival, makan bersama, tatemae/basa-basi, menanyakan pendapat kita tentang negaranya, masakan, demikian juga membantu, memberi salam atau hadiah adalah contoh cara da'wah orang Jepang kala bermua'amalah dengan kita. Namun perhatikannlah bahwa da'wah mereka tidak akan lepas dari tujuan untuk: - Cinta (mengagumi) Jepang (negaranya) - Cinta yen (uang) - Cinta dunia - Takut mati - Tidak percaya akherat - Tidak percaya Allah - Meninggalkan agama (meninggalkan hidup beragama) - Mendapatkan kepuasan diri dengan pujian dan penghormatan. - Menerima agama (ajaran) Budha/Shinto. Perhatikan akhi, adakah mereka mengajak (berda'wah) ke jalan Allah? Sadar atau tidak kita menjadi mad'u dalam hal ini. Sadar atau tidak kita akan terpengaruh, dan Sadar atau tidak telah banyak saudara seiman kita yang telah larut dalam da'wah mereka. Setiba di jepang untuk: Training, kuliah atau bekerja, mungkin didapati kehidupan yang: -serba mudah, lingkungan yang bersih, orang-orangnya yang santun, ramah dan sopan, birokrasi yang relatif lancar dll fasilitas dunia hingga ia mengira INILAH KEHIDUPAN YANG SEBENARNYA. Wallahi, kalau saja dunia ini berarti walau hanya sebesar sayap nyamuk, tentu Allah tidak akan memberikan kepada mereka yang meningkariNYA. KEHIDUPAN YENAG SEBENARNYA DI AKHERAT, KEHIDUPAN YANG SEBENARNYA DI AKHERAT, KEHIDUPAN YANG SEBENARNYA DI AKHERAT, demikian Rasulullah saw peringatkan sembari membuat parit (khondaq). ikhwan fillah Allah bukakan mata ana di bumiNya yang bernama Jepang bahwa BANYAK ORANG TERSESAT (MENGIKUTI JALAN SYETAN) KARENA SYAHWAT SEPERTI PEMINUM, PEZINA DAN LAIN-LAIN. ADA JUGA YANG KARENA DORONGAN SYAHWAT, BERUPA KEPUASAN DIRI, IBADAHNYA SIA-SIA KARENA RIYA' ATAU KARENA BUKAN LILLAHI TA'ALA. Padahal IA TAHU laa ilaha illa Allah, laa na'budu illa iyya: tidak ada sasaran ibadah (yang disembah = ilah) selain Allah. TETAPI BENAR-BENAR, ikhwan fillah LEBIH BANYAK LAGI ORANG YANG TERSESAT KARENA SUBHAT YAKNI KERAGUAN KARENA JAHIL PADA SUATU MASALAH. SEBAGAI CONTOH BANYAK SAUDARA MUSLIM KITA YANG RAGU (SUBHAT) TERHADAP KEBENARAN ISLAM SETELAH MELIHAT KEBAIKAN AKHLAQ DAN 'KEMAJUAN' JEPANG. SUBHAT TERSEBUT MUNGKIN PERTAMA MEMBUATNYA MERASA MINDER (LEBIH RENDAH DARI ORANG JEPANG) KEMUDIAN BILA PENYAKIT HATI INI MAKIN PARAH, IA AKAN MENINGGALKAN REKAN-REKAN SESAMA MUSLIM, MENINGGALKAN KWAJIBAN DAN AKHIRNYA TIDAKLAH IA BERIBADAH (BERKATA, MELIHAT, MENDENGAR, BERFIKIR DAN BERPERASAN) SELAIN MENGIKUTI JALAN SYETAN (MUSUH ALLAH). wa'iyadhubillah Orang yang demikian akan sangat sulit untuk menghindar dari neraka. MENYIMPANGNYA YAHUDI, NASHORO, MUSYRIKIN QURAIS, MUSYRIKIN JEPANG DLL TIDAK LAIN JUGA KARENA PENYAKIT HATI BERUPA SUBHAT, SEBELUM SYAHWAT. SEPERTI YANG TELAH KITA KETAHUI, PUASA ADALAH SATU DIANTARA OBAT SYAHWAT. SEDANGKAN OBAT SUBHAT ADALAH ILMU. "BAGAIMANA KITA TAHU BAHWA KITA TAHU, KALAU KITA TIDAK TAHU BAHWA KITA TIDAK TAHU?" IKHWAN FILLAH, KALA KITA BERMA'AMALAH DENGAN SIAPAPUN JUGA Mari kita ubah dari posisi sebagai MAD'U LI GHOIRILLAH menjadi DA'I LILLAH. Allah telah memerintahkan kita; "QUL HADZIHI SABILI, UD'U ILALLAHI 'ALA BASHIROH" (QS Yusuf). Dengan apa kita berda'wah? Allah telah mewajibkan kita berda'wah dengan ilmu sebagaimana firmannya: "Serulah ke jalan rabbmu dengan 'HIKMAH' dan MAU'IDLOTIL HASANAH" (Q.S. Yusuf). Ibnu Katsir dan ulama lain, menafsirkan hikmah dengan ilmu dan yang dimaksud hasanah tidak lain adalah sesuai dengan qur'an dan sunnah. Demikian pula bashiroh diartikan dengan hujjah. Sedang ilmu tidak lain adalah QOLA ALLAH, QOLA RASUL WA QOLA SAHABAH. ikhwan fillah, demikianlah wasiat ana dari Jepang. Mari kita jaga agar senantiasa menjadi da'i dan mad'u hanya di jalan Allah dan bukan di jalan syetan. Jadilah hizbullah dan bukan hizbusy syaithon. IHDINAS SIROTOL MUSTAQIEM, SIROTOL LADZINA AN'AMTA 'ALAIHIM, GHOIRIL MAGHDLUBI 'ALAIHIM WALADLOOLIEN. AMIEN. FATABAYYANU!! (diedit dari tadzkiroh oleh : ABDUL HAKIM AL KATAR, min ALJAZAIRI) ______________________________________________________ |
Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 9 = Asas Kebangkitan Dunia Islam]
Y & R
开云体育?
ASAS KEBANGKITAN
DUNIA ISLAM
oleh
Syaikh Muhammad Nashiruddin
Al-Albani
?
? KATA PENGANTAR
?
Tulisan dibawah ini merupakan jawaban dari
pertanyaan pernah yang dilontarkan kepada Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani
rahimahullah di majalah Al-Ashalah, edisi 11, tgl. 15 Dzulhijjah 1414H, dan
pernah dimuat di majalah As-Sunnah edisi 13/II/1416 H, kami mengangkatnya
kembali di ML assunnah karena berhubungan dengan ilmu, tentunya dengan ijin dari
penerjemah.
?
?
ASAS KEBANGKITAN DUNIA
ISLAM
?
Bentuk pertanyaan yang dilontarkan adalah
sbb :
?
Pertanyaan.
Asas-asas apakah yang dapat
menyebabkan Dunia Islam bangkit kembali .?
?
Jawab.
Yang saya yakini ialah apa yang terdapat dalam hadits shahih.
Ia merupakan jawaban tegas terhadap pertanyaan semacam itu, yang mungkin di
lontarkan pada masa sekarang ini. Hadits itu adalah sabda Rasulullah SAW.
Artinya :
"Apabila kamu melakukan jual beli dengan sistem 'iinah (seseorang menjual sesuatu kepada orang lain dengan pembayaran di belakang, tetapi sebelum si? pembeli membayarnya si penjual telah membelinya kembali dengan harga murah -red), menjadikan dirimu berada di belakang ekor sapi, ridha dengan cocok tanam dan meninggalkan jihad, niscaya Allah akan menjadikan kamu dikuasai oleh kehinaan, Allah tidak akan mencabut kehinaan itu dari dirimu sebelum kamu rujuk (kembali) kepada dien kamu". (Hadist Shahih riwayat Abu Dawud). Jadi asasnya ialah RUJUK (kembali) kepada
ISLAM.
?
Persoalan ini, telah diisyaratkan?oleh Imam Malik
rahimahullah dalam sebuah kalimat ma'tsur yang ditulis dengan tinta
emas : "Barangsiapa mengada-adakan bid'ah di dalam Islam kemudian
menganggap bid'ah itu baik, berarti ia telah menganggap Muhammad SAW menghianati
risalah". Bacalah firman Allah Tabaraka wa Ta'ala.
Artinya :
"Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-sempurnakan buatmu ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu menjadi agama bagimu". (Al-Maaidah : 3). "Oleh karenanya apa yang hari itu bukan
agama, maka hari ini-pun bukan agama, dan tidaklah akan baik umat akhir ini
melainkan dengan apa yang telah baik pada awal umat
ini"
?
Kalimat terakhir (Imam Malik) di atas itulah yang
berkaitan dengan jawaban dari pertanyaan ini, yaitu pernyataannya :
"Dan tidaklah akan baik umat akhir ini melainkan dengan apa yang telah baik pada awal umat ini". Oleh sebab itu, sebagaimana halnya orang Arab Jahiliyah
dahulu tidak menjadi baik keadaannya kecuali setelah datangnya Nabi mereka,
Muhammad SAW dengan membawa wahyu dari langit, yang telah menyebabkan kehidupan
mereka di dunia berbahagia dan selamat dalam kehidupan akhirat. Demikian pula
seyogyanya asas yang mesti dijadikan pijakan bagi kehidupan Islami nan
membahagiakan di masa kini, yakni tiada lain hanyalah RUJUK (kembali)
kepada Al-Kitab was Sunnah.
?
Hanya saja, masalahnya memerlukan sedikit penjelasan,
sebab betapa banyak jama'ah serta golongan-golongan di "lapangan"
mengaku bahwa mereka telah meletakkan sebuah manhaj yang memungkinkan dengannya
terwujud masyarakat Islam dan terwujud pelaksanaan hukum berdasarkan
Islam.
?
Sementara itu kita mengetahui dari Al-Kitab dan Sunnah
Rasulullah SAW, bahwa jalan bagi terwujudnya itu semua hanya ada satu jalan,
yaitu sebagaimana yang disebutkan oleh Allah Ta'ala dalam
firmannya.
"Dan sesungguhnya (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya". (Al-An'am : 153). Dan sungguh Rasulullah SAW, telah menjelaskan makna ayat
ini kepada para shahabatnya. Beliau pada suatu hari menggambarkan kepada para
shahabat sebuah garis lurus di atas tanah, disusul dengan menggambar garis-garis
pendek yang banyak di sisi-sisi garis lurus tadi.
?
Kemudian beliau SAW membacakan ayat di atas ketika
menudingkan jari tangannya yang mulia ke atas garis yang lurus dan kemudian
menunjuk garis-garis yang terdapat pada sisi-sisinya, beliau
bersabda:
"Ini adalah jalan Allah, sedangkan jalan-jalan ini, pada setiap muara jalan-jalan tersebut ada syaithan yang menyeru kepadanya". (Shahih sebagaimana terdapat di dalam "Zhilalul Jannah fi takhrij As-Sunnah : 16-17). Allah 'Azza wa Jalla-pun menguatkan ayat beserta
penjelasannya dari Rasulullah SAW dalam hadits di atas, dengan ayat lain, yaitu
firman-Nya.
"Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas petunjuk (kebenaran) baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin. Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia kedalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-seburuk tempat kembali". (An-Nisaa : 115) Dalam ayat ini terdapat sebuah hikmah yang tegas, yakni
bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala mengikatkan "jalannya orang-orang
mukmin" kepada apa yang telah di bawa oleh Rasulullah SAW. Hal inilah yang
telah diisyaratkan oleh Rasullah SAW dalam hadits iftiraq (perpecahan) ketika
beliau ditanya tentang Al-Firqah An Najiyah (golongan yang selamat), saat itu
beliau menjawab :
"(Yaitu) apa yang aku dan shahabatku hari ini ada di atasnya" (lihat As-Silsilah Ash-Shahihah : 203) Apakah gerangan hikmah yang di maksud ketika Allah
menyebutkan "Jalannya orang-orang mukmin (Sabiilul mukminim)"
dalam ayat tersebut .? Dan apakah kiranya hal yang dimaksud ketika Rasulullah
SAW mengikatkan para shahabatnya kepada diri beliau sendiri dalam hadits di muka
.? Jawabannya, bahwa para shahabat radliyallahu anhum itu adalah orang-orang
yang telah menerima pelajaran dua wahyu (Al-Qur'an dan As-Sunnah) langsung dari
Rasulullah SAW, beliau telah menjelaskannya langsung kepada mereka tanpa
perantara, tidak sebagaimana keadaan orang-orang yang sesudahnya.
?
Tentu saja hasilnya adalah seperti yang pernah dikatakan
oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya :
"Sesungguhnya orang yang hadir akan dapat melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh orang yang tidak hadir" (Lihat Shahih Al-Jami' : 1641). Oleh sebab itulah, iman para shahabat terdahulu lebih kuat
daripada orang-orang yang datang sesudahnya. Ini pula telah diisyaratkan oleh
Rasulullah SAW dalam hadits mutawatir :
"Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian orang-orang yang sesudahnya, kemudian orang-orang yang sesudahnya lagi ". (Muttafaq 'alaihi). Berdasarkan hal ini, seorang muslim tidak bisa berdiri
sendiri dalam memahami Al-Kitab dan As-Sunnah, tetapi ia harus meminta bantuan
dalam memahami keduanya dengan kembali kepada para shahabat Nabi yang Mulia,
orang-orang yang telah menerima pelajaran tentang keduanya langsung dari
Rasulullah SAW yang terkadang menjelaskannya dengan perkataan, terkadang
dengan perbuatan dan terkadang dengan taqrir (persetujuan)
beliau.
?
Jika demikian, adalah mendesak sekali dalam
"mengajak orang kembali kepada Al-qur'an dan As-Sunnah" untuk
menambahkan prinsip "berjalan di atas apa yang ditempuh oleh
AS-SALAFU AS-SHALIH" dalam rangka mengamalkan ayat-ayat serta
hadits-hadits yang telah disebutkan di muka, manakala Allah menyebutkan
"Jalannya orang-orang mukmin (sabilul mu'minin)", dan menyebutkan
Nabi-Nya yang mulia serta para shahabatnya dengan maksud supaya memahami
Al-Kitab was Sunnah sesuai dengan apa yang dipahami oleh KAUM
SALAF generasi pertama dari kalangan shahabat radliyallahu anhum dan
orang-orang yang mengikuti mereka secara ihsan.
?
Kemudian, dalam hal ini ada satu persoalan yang teramat
penting namun dilupakan oleh banyak kalangan jama'ah serta hizb-hizb Islam.
Persoalan itu ialah : "Jalan mana gerangan yang dapat digunakan untuk
mengetahui apa yang ditempuh oleh para shahabat dalam memahami dan melaksanakan
sunnah ini ..?".
?
Jawabannya : "Tiada jalan lain untuk menuju pemahaman
itu kecuali harus RUJUK (kembali) kepada Ilmu Hadits, Ilmu
Mushtalah Hadits, Ilmu Al-jarh wa At-Ta'dil dan mengamalkan kaidah-kaidah serta
musthalah-musthalah-nya tersebut, sehingga para ulama dapat dengan mantap
mengetahui mana yang shahih dari Nabi SAW dan mana yang tidak
shahih".
?
Sebagai penutup jawaban, kami bisa mengatakan dengan
bahasa yang lebih jelas kepada kaum muslimin yang betul-betul ingin kembali
mendapatkan 'IZZAH (kehormatan), kejayaan dan hukum bagi Islam, yaitu anda harus
bisa merealisasikan dua perkara :
?
Pertama :
Anda harus mengembalikan syari'at Islam ke dalam
benak-benak kaum muslimin dalam keadaan bersih dari segenap unsur yang menyusup
ke dalammnya, apa yang sebenarnya bukan berasal daripadanya, ketika Allah
Tabaraka wa Ta'ala menurunkan firmannya :
"Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-sempurnakan ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu menjadi agama bagimu" (Al-Maaidah : 3). Mengembalikan persoalan hari ini menjadi seperti persoalan
zaman pertama dahulu, membutuhkan perjuangan ekstra keras dari para ulama kaum
muslimin di pelbagai penjuru dunia.
?
Kedua :
Kerja keras yang terus menerus tanpa henti ini harus
dibarengi dengan ilmu yang telah terbersihkan itu.
?
Pada hari kaum muslimin telah kembali memahami dien mereka
sebagai mana yang dipahami para shahabat Rasulullah SAW,
kemudian?melaksanakan pengamalan ajaran Islam yang telah terbersihkan ini
secara benar dalam semua segi kehidupan, maka pada hari itulah kaum mu'minin
dapat bergembira merasakan kemenangan yang datangnya dari Allah.
?
Inilah yang bisa saya katakan dalam ketergesa-gesaan ini,
dengan memohon kepada Allah agar Dia memberikan pemahaman Islam secara benar
kepada kita dan seluruh kaum muslimin, sesuai dengan tuntunan kitab-Nya dan
Sunnah Rasulullah SAW yang shahih sebagaimana yang telah ditempuh oleh
SALAFUNA ASH-SHALIH.
?
Kita memohon kepada Allah agar Dia memberikan taufiq
kepada kita supaya dapat mengamalkan yang demikian itu, sesungguhnya Dia SAMI'
(Maha Mendengar) lagi MUJIB (Maha Mengabulkan Do'a).
?
Wallahu 'alam.
? ? Insya Allah menyusul
:
?
|
Re: FW: Tulisan
Ibnu Fallah Rosyadi
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Ana member baru (baru 2 hari) dalam assunnah@..., setelah dikasih tau dari seorang ikhwah. Dan tulisan Ust. Abd. Hakim bin Amir abdat yg ana punya hanya hadits ttg bacaan di waktu berbuka puasa. Sekali lagi, 'afwan. Wassalam From: Indra Fizil <Indra@...>______________________________________________________ |
Taaruf
Hakim Lukman
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, saya senang bisa bergabung di dalam Mailing List Assunnah ini. Perkenalkan nama saya : Muhammad Luqman Hakim. Sekarang sedang melanjutkan studi Master Program di Universitas di Jerman. Saya berharap mendapat tambahan Ilmu dan Informasi dari Ikhwan & Akhwat di Indonesia. Juga saya berharap di informasikan tentang hasil dari pengajian/kajian Ilmu. Karena di Jerman ini sulit dan hampir tidak ada pengajian/majelis ilmu yang mengkaji manhaj Assalaf ussoleh. Salam buat Pepen, Ust. Abdurrahman Maulana, Ali Sabana dan rekan-rekan di Jakarta Utara. Wassalamualaikum Wr. Wb. Luqman. H |
FW: Tulisan
Indra Fizil
toggle quoted message
Show quoted text
-----Original Message----- |
Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 8 = Quyud Hizbiyyah 2/2]
Y & R
开云体育?
BELENGU - BELENGU
HIZBIYAH
?
?oleh
?Syaikh Ali bin Hasan bin Ali bin Abdul Hamid Al-Atsari
?
Bagian Terakhir dari Dua Tulisan
[2/2]
? Wahai Kaum
Muslimin
?
Sungguh, kini manusia telah dipisahkan dari
hubungan dengan ulama Al-Kitab was Sunnah, telah dipisahkan dari pergaulannya
bersama dhahirnya syari'ah dengan cara-cara dan sarana-sarana bid'ah yang
coraknya bermacam-macam sesuai dengan perubahan zaman.
?
Oleh karena itu hendaklah anda berpegang
kepada para ULAMA SYARI'AH dan para pengkaji ILMU SYAR'I, yang menjadi
pembela-pembela Al-Kitab was Sunnah dari segenap bid'ah dan noda. Hendaknya anda
duduk dan mengitari mereka untuk mendengarkan perkataan mereka. Ingatlah akan
firman Allah Ta'ala.
"Dan siapakah yang lebih dhalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Rabb-Nya, kemudian dia berpaling daripadanya". (Al-Kahfi : 57). (At-Thali'ah Fi Bara'ati Ahlis Sunnah Lil'utaibi, hal : 30, 32 dengan sedikit perubahan). Demikianlah, bahwa hizbiyah mempunyai cara-cara dan sepak
terjang bid'ah yang tidak pernah dilakukan para SALAF. Hal demikian teranggap
sebagai penghambat ilmu dan sebab terbesar bagi terpecah belahnya jama'ah.
Karena betapa banyaknya tali persatuan Islam telah menjadi berantakan, dan
betapa banyaknya kaum muslimin menjadi lengah karenanya. (Hailah Tholibi
Ilmi, No. 65 Li As-Syaikh Bakar Abu Zaid).
?
Semua itu merupakan salah satu penyakit TA'ASHUB
(berfanatik golongan).
?
Bahwa sesungguhnya menelaah (mempelajari) bermacam-macam
arah pandang (wijhatun nadhar), kemdian membanding-bandingkan satu dengan
lainnya, akan memberikan kesiapan dan kemampuan kepada seseorang untuk
instrospeksi, memberikan nasihat-nasihat, melakukan pembetulan dan pelurusan.
(Dari Muqaddimah Umar Ubaid Hasanah dalam kitab Fiqhud Da'wah 1/8 Kitabul
Ummah).
?
Namun hal-hal serupa ini justru telah hilang di kalangan
para ahzab (golongan-golongan), orang-orang yang memecah belah agamanya menjadi
terserak di lembah-lembah dan di bukit-bukit. ?
?
Satu lagi bentuk belengu hizbiyah yang nampak
nyata ialah : SIRRIYYAH (KERAHASIAAN).
?
Sesunggunya telah menjadi jelas berdasarkan apa yang telah
kami sebutkan bahwa ; Ahlus Sunnah ialah orang-orang yang ITIBA' sedangkan Ahlul
Bid'ah ialah orang-orang yang mengada-ngadakan sesuatu yang sebelumnya belum
pernah ada dan tanpa ada sandarannya.
?
Oleh sebab itulah mereka (ahlul bid'ah) merahasiakan
bid'ah mereka. Sementara itu Ahlus Sunnah tidak pernah menyembunyikan madzhab
mereka. Kalimat-kalimatnya jelas, madzhabnya masyhur, dan akibat baiknya
terkembali kepada mereka. (Al-Muntaqa An-Nafis min Tablis Iblis, hal :
40).
?
Imam Ahmad di dalam "Az-Zuhdi" hal : 45. dan
Ad-Darimi dalam "Sunannya" (1/19) telah meriwayatkan dari Umar bin
Abdul Aziz bahwa beliau berkata : "Apabila kamu melihat ada sekelompok
orang (kaum) saling berbisik-bisik tentang sesuatu mengenai agamanya, tanpa
(melibatkan) orang umum, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka sedang
membangun kesesatan".
?
Khabar di atas disebutkan pula oleh Ibnul Jauzi dalam
Tablis Iblis. Kemudian dalam Al-muntaqa An Nafis (hal.89), saya memberikan
komentar sebagai berikut. "Agama kita (segala puji bagi Allah) adalah jelas
lagi nyata, tiada yang tersembunyi, tersimpan, dan terrahasiakan. Maka
sesungguhnya apa yang dilakukan oleh kaum hizbiyun berupa hal demikian
(sembunyi-sembunyi/berahasia-rahasian -pen), adalah satu pintu kesesatan,
wal-iyadzubillah ta'ala.
?
Namun betapa mengherankannya ketika mereka berdalil
tentang sirriyah (kerahasian) yang mereka klaim itu, dengan dalil-dalil
Al-Qur'an atau As-Sunnah. Ternyata ketika diteliti dan diperhatikan, tidak ada
sedikitpun di antara dalil-dalil itu yang bisa diterima.
?
Diantara dalil-dalil tersebut adalah :
Begitu pula berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam.
"Jadikanlah kitman (bersembunyi) sebagai alat bantu untuk mensukseskan apa yang menjadi kebutuhanmu". Sebagai jawaban atas istidlal-istidlal (argumentasi) di
atas, ialah bahwa semua dalil-dalil ini selain dalil yang terakhir, terjadi
sebagai berikut :
"....Sesungguhnya setiap yang mendapatkan nikmat niscaya ada yang dengki padanya". Penggalan terakhir ini memberi penjelasan
tentang sisi sebenarnya yang di-istidlal-kan dengan hadits diatas, yaitu bahwa
hadits tersebut dengan menyembunyikan (merahasiakan) ni'mat dan tidak
menceritakannya, sebab dikhawatirkan akan dijahili oleh orang yang dengki, ini
telah melahiran sebuah jalan bagi terobek-robeknya umat dengan melalui dua sisi
:
Akibatnya jiwa-jiwa manusia menjadi
terdzalimi, dari hati-hati orang pun menjadi hitam pekat...
?
Kedua sisi perkara di atas, (mestinya) wajib
dijauhi oleh para da'i sebab : 'Da'wah sudah di kumandangkan, prinsip-prinsipnya
bertebaran terdapat di dalam kitab abadi yaitu : Al-Qur'an Al-karim, Sunnah
Nabawiyah nan suci, dan di dalam kitab-kitab serta berjilid-jilid buku yang
isinya sarat dengan ajaran Islam, kitab-kitab itu telah menjadi milik semua
orang.
?
Berdasarkan ini, saya tidak melihat adanya
alasan bagi harakah Islamiyah untuk meredam da'wah terang-terangan dengan
anggapan bahwasanya masih dalam marhalah (tahapan) SIRRIYYAH periode pertama,
bahkan justru mungkin untuk dikatakan : Bahwa sesungguhnya MARHALAH SIRRIYATUD
DA'WAH (kerahasian da'wah) telah habis sama sekali, sampai suatu ketika Allah
membinasakan bumi ini beserta seluruh apa yang ada di atasnya, sebab agama ini
telah dikumandangkan dan telah sempurna, habislah sudah menyembunyikan agama
ini. (Al-Manhaj Al-Haraki lis-sirah An-Nabawiyah (1/33) Li Al-Ghadban,
bandingkan pula dengan kitab Atsarat wa Saqathah ....hal : 33 Li Zuhair
Salim).
?
Bagi pengamat sejarah masa lalu, apalagi
sejarah masa kini, tentu ia akan melihat bahwa kapan saja di situ ditemukan
KETERTUTUPAN dan KERAHASIAAN, maka di sana pasti akan merajalela
penyelewengan-penyelewengan syar'i.... Kapan saja ditemukan KETERSEMBUNYIAN dan
KITMAN (tersimpan), maka disana pasti akan dikuasai rasa takut dan rasa aman pun
akan lenyap.
?
Dinul Islam, dengan segala keluhuran,
kesucian dan kejernihannya... berada diatas semuanya ini. Tak ada tempat di
dalam Islam untuk menyembunyikan hakikat, menyembunyikan thariqah (cara) dan
menyembunyikan maslak (jalan/manhaj).
?
Sesunggunya da'wah menuju SIRRIYYAH tidak
terbatas hanya untuk menghadapi musuh-musuh da'wah yang menyusup dibawah nama
kemaslahatan memenuhi seluruh rongga-rongga da'wah. Untuk selanjutnya menjadi
celah bagi terdahulukannya sikap-sikap loyal (terhadap masing-masing da'wah
sirriyyah-pen) dan terjauhkannya dari rasa cukup untuk menyerahkan perwalian
kepada kekuasaan AHLUL HALLI WAL 'AQDI (yakni para ulama dan tokoh-tokoh yang
mewakili seluruh umat Islam untuk mengurusi persoalan mereka, termauk urusan
ba'iat-pen).
?
Dan adalah yang akan menjadi korban pertama
bagi da'wah sirriyyah justru para pendukung amal Islami sendiri, bukan
musuh-musuhnya.
?
Semestinya tidaklah boleh lepas dari benak
kita apa yang bakal ada dalam da'wah sirriyah berupa tipu daya, penyelewengan
fikrah dan penyimpangan aqidah.
?
Sebab da'wah semacam itu pasti akan menempuh
perjalanan melalui lorong-lorong gelap, hingga tidak ada satu celah pun yang
terbuka bagi upaya pembetulan, dialog dan evaluasi hail-hasilnya, (itu semua)
hanya karena dalih : demi PEMELIHARAAN EKSITENSI, SIRRIYAH (kerahasiaan).
(Setiap kerja (amal Islam) yang mencirikan watak rahasia serta berbau
gerakan bawah tanah, apabila disangka bahwa hal itu hebat dan cerdik, dan bahwa
musuh-musuhnya tidak bakal bisa melacak kegiatan tersebut dengan seluruh
unsur-unsurnya, maka berarti ia berada dalam kelalaian. Sesungguhnya
lorong-lorong kerahasiaan yang gelap merupakan lorong-lorong yang tepat guna
menumbuhkan benih-benih yang aneh dan majhul. Dan tepat untuk kerja gelap di
bawah tanah, Fi An-Naqd Adz-Dzati, hal : 41 oleh Khalis Jalby), dan
security (Nadhrat Fi Masirah Al-Amal Al-Islami, dengan perubahan. hal :
38-39).
?
Marilah kita renungkan bersama sabda Nabi
kita Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, semoga Allah memelihara anda :
?
"SUNGGUH TELAH AKU TINGGALKAN KAMU DI
ATAS (HUJJAH) PUTIH
BERSERI, YANG MALAM HARINYA SEPERTI SIANG
HARINYA ; TIDAK AKAN
MENYELEWENG DARINYA KECUALI ORANG YANG
BINASA"
?
(Hadits Hasan, telah saya takhrij dalam
Arba'iy Ad-Da'wah wad Du'at, No 6 Nasyr Daar Ibnil Qayyim-Dammam)
?
Itulah dia sumber hujjah ....., dan di
atasnyalah (tegak) hujjah.
?
? Insya Allah menyusul
:
|
Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 8 = Quyud Hizbiyyah]
Y & R
开云体育?
BELENGU - BELENGU
HIZBIYAH
?oleh
?Syaikh Ali bin Hasan bin Ali bin Abdul Hamid Al-Atsari
?
Bagian Pertama dari Dua
Tulisan.
? KATA PENGANTAR
?
"Quyud Hizbiyah", itulah judul
asal dari tulisan dibawah ini, yang kemudian diterjemahkan menjadi
"Belengu-Belengu Hizbiyah". Dinukil dan diterjemahkan dari sebuah
kitab, yang nilai ilmiahnya sangat berbobot, berjudul : "Ad-Da'wah Ilallah
Baina At-Tajammu' Al-Hizbi wa At-Ta'awun As-Syar'i" di susun oleh seorang
ulama muda terkemuka (murid dari Syaikh Muhaddits zaman ini, Muhammad
Nashiruddin Al-Albani rahimahullah) bernama Ali bin Hasan bin Ali bin Abdul
Hamid Al-Halabi Al-Atsari.
?
Diterjemahkan oleh A.Faiz (dari sub judul
Quyud Hizbiyah), agar hendaknya wawasan pembaca tentang da'wah Islamiyah menjadi
lebih terbuka, dan dimuatnya tulisan ini di ML assunnah karena berhubungan
dengan ilmu dan tentunya dengan ijin dari penerjemah.
?
?
BELENGU-BELENGU
HIZBIYAH
?
Seorang Imam tsiqah, Ayub As-Sakhtiyaniy
pernah berkata : "Jika engkau ingin mengerti kesalahan gurumu, maka
duduklah engkau untuk belajar kepada orang lain" (Diriwayatkan oleh
Ad-Darimi dalam Sunannya (1/153).
?
Justru karena inilah, maka kaum hizbiyun
(aktifis fanatik terhadap golongan) melarang pengikut-pengikutnya untuk menimba
ilmu dari orang-orang selain golongan atau simpatisannya. Kalaupun sikap mereka
menjadi lunak, namun mereka akan memberikan kelonggaran dengan banyak syarat
serta ikatan-ikatan yang njelimet, supaya akal-akal pikiran para
pengikutnya tetap tertutup bila mendengar hal-hal yang bertentangan dengan jalan
mereka atau mendengar bantahan terhadap bid'ah mereka.
?
Dengan cara ini, sesungguhnya mereka telah
mengambil uswah kaum tarekat sufi dan mengambil qudwah pada khurafatnya hubungan
antara seorang "syaikh (sufi) dengan pengikutnya". Manakala
persyaratan seorang syaikh atas pengikutnya yang pernah di contohkan oleh
Rasulullah SAW tentang wajibnya taat melaksanakan? "Baiat Islamiyyah
yang menjadi keharusan ?" (Al-Muntaqa An-Nafis min Tablis Iblis, hal
250. Di sana ada ta'liq sebagai berikut : "Persis seperti itulah, dengan
segala bentuk dan bentukannya apa yang diperbuat oleh kaum Hizbiyun (aktifis
golongan yang fanatik) pada abad sekarang ini berupa pengambilan ikrar, ikatan
janji (bai'at-pen) dan lain-lain yang itu jelas-jelas merupakan hal
batil).
?
Imam As-Suyuthi rahimahullah (di dalam kitab
Al-Hawiy Lil Fatwa (1/253) pernah di tanya tentang seorang sufi yang telah
berba'iat kepada seorang syaikh, tetapi kemudian ia memilih syaikh lain untuk
diba'iatnya : "Adakah kewajiban yang mengikat itu, bai'at yang pertama atau
yang kedua..?.
?
Maka beliau -rahimahullah- menjawab :
"Tidak ada yang mengikatnya, baik bai'at yang pertama maupun bai'at yang
kedua (di dalam kitab Al-Minhah Al-Muhammadiyah Fi Bayan Al-Aqaid
As-Salafiyyah Lis Syuqairi, terdapat penjelasan panjang lebar tentang
penetapan-penetapan bid'ah dan bathilnya bai'at-bai'at semacam ini). dan
yang demikian itu tidak ada asal-usulnya.(jadi pernyataan sebagian tentang
apa yang menjadikan mereka terhimpun dalam sebuah tandzim hizbi bahwa
sesungguhnya itu adalah : "Ikrar atau bai'at khusus dan lain-lain adalah
hal-hal yang tidak ada asal-usulnya dan tidak ada benarnya sama
sekali).
?
Semua ikatan-ikatan dan
persyaratan-persyaratan itu adalah bathil, tidak ada asal-usulnya sama sekali
dari Al-Qur'an maupun AS-Sunnah.
"Setiap persyaratan yang tidak ada terdapat dalam kitabullah, maka persyaratan itu bathil, sekalipun berjumlah seratus persyaratan" (Seperti telah shahih dari Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dan lain-lain, sedang lafadz diatas adalah lafadz Ibnu Majah (2521) dari "Aisyah radhiyallu 'anha). ?
Belengu-belengu Hizbiyah yang memprihatinkan di antaranya
ialah :
?
Sikap memperkecil arti pentingnya ilmu Syar'i
:
?
Ilmu adalah sesuatu, sedangkan kalam adalah sesuatu yang
lain. As-Salafushalih adalah ahli ilmu yang bermanfa'at, sedangkan
"Al-Khalaf" adalah ahli kalam yang kalamnya
berhamburan.
?
Ilmu salaf sedikit bilangannya, tapi berkah dan pekat,
sedangkan ilmu kaum "khalaf", banyak jumlah kata-katanya tetapi
sedikit faedahnya.
?
Umat Islam adalah umat ilmu dan amal, maka ilmunya adalah
dalil, petunjuk dan akar. Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.
"Dan katakanlah : "Wahai Rabbku, tambahkanlah padaku ilmu" (Thaha : 114) "Dan tidaklah memahaminya melainkan orang-orang yang berilmu" (Al-Ankabut : 43) "Katakanlah : "Apakah sama orang yang berilmu dengan orang-orang yang tidak berilmu". (Az-Zummar : 9). "Allah mengangkat orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat". (Al-Mujadalah : 11). Anda tidak bisa mengingkari adanya orang
yang?meremehkan persoalan mencari ilmu, dengan alasan : yang penting
memahami realitas, da'wah ilallah (da'wah kepada Allah) dan bergerak menerjuni
medan ..... tapi ingat, dengan apakah ia memahi realitas.... untuk maksud apakah
ia berda'wah ...? dan dengan apakah ia bergerak...?
?
Suatu teori memang mempunyai kedudukan tersendiri...
tetapi teori itu bukanlah ilmu. Pidato berapi-api terkadang memang
membangkitkan... tetapi itu tidak membentuk bangunan. Dan daya khayal yang cepat
memang mengagumkan... tetapi ia akan cepat pula hilang. Firman Allah Subhanahu
wa Ta'ala.
"Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya, adapun yang memberi manfa'at kepada manusia, maka ia tetap di bumi". (Ar-Ra'du :17). (Al-Harakah Al-Islamiyah Al-Mu'ashirah hal : 16, Lis Syaikh 'A-idl Al-Qorny). Belengu-belengu (Hizbiyah) ini sebagaimana telah
dijelaskan di muka, mempunyai tokoh-tokoh pendahulunya, dan alangkah buruknya
tokoh pendahulu itu, yaitu kaum sufi.
?
Ibnul Jauzi dalam "Talbisu Iblis" (dalam
Al-Muntaqa An-Nafis Min Tablis Iblis, ada komentar sebagai berikut : Betapa
persisnya hari ini dan hari kemarin, ternyata banyak dikalangan aktifis hizbiyah
dewasa ini yang melakukan tindakan yang lebih fatal dari tindakan ini (kaum
sufi) -naudzubillah-. sedangkan mereka mengira bahwa mereka telah melakukan
suatu kebaikan).Telah meriwayatkan tentang perkataan Abu Abdillah bin
Khafif sebagai berikut :
"Bersibuk dirilah kamu mempelajari ilmu dan jangan terperdaya oleh omongan orang-orang sufi. Sesungguhnya aku dulu pernah menyembunyikan tintaku di saku bajuku, dan pernah menyembunyikan kertas dilipatan celanaku. Dulu aku pernah secara sembunyi-sembunyi pergi menuju ahlul ilmi, tetapi jika mereka (kaum sufi -pen) memergokiku, mereka akan menentangku, seraya berkata : "Kamu tidak akan beruntung". Kemudian berkembanglah belengu semacam ini, hingga di
zaman sekarang bentuk yang ditonjolkan dan dibuahkan oleh kelompok-kelompok
hizbiyah menjadi beraneka ragam.
?
Diantara beberapa perkara yang paling berbahaya yang
ditonjolkan oleh para penyeru hizbiyah ialah adanya istilah baru (seperti) :
ULAMA HARAKAH, ULAMA AL-WAQI' (Ulama yang paham realitas) MUFAKKIR (pemikir),
manusia haraki dan ... hingga mereka menghempaskan dan mengisolir umat ini dari
para ulamanya yang hakiki yaitu ULAMA SYARI'AH.
?
Peristilahan ini mirip sekali dengan peristilahan kaum
sufi, yaitu ada 'ALIM terhadap SYARI'AT dan ada 'ALIM TERHADAP
HAKIKAT.
?
Kemiripan itu dilihat dari beberapa segi, diantaranya
:
Padahal, peristilahan baru tersebut hanyalah hasil rekaan
para kaum haraki, perasaan- perasaan? dan segala apa yang tercetus dari
benak-benak mereka berupa teori-teori, gambaran-gambaran serta
pandangan-pandangan tentang masa depan, yang menyebabkan akal pikiran para
pengikutnya menjadi bingung, tanpa pernah bisa sampai memahaminya, hingga bagi
mereka tidak ada jalan lain kecuali menerima.
?
Mereka (orang-orang hizbiyah) mengatakan : ada orang 'ALIM
terhadap HARAKAH, dan ada orang 'ALIM terhadap SYARI'AH.
?
Maka para ulama harakah bangkit menerjuni medan amal
Islami, tetapi dengan menjauhkan para ULAMA SYARI'AH, seperti Al-'Alamah Abdul
Aziz bin Baz, Syaikh Muhaddist Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Syaikh Muhammad
bin Shalih Al-Utsaimin, Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi'i dan seluruh ulama
syariah yang adil lainnya, dengan dalih bahwa para ulama tersebut tidak mengerti
REALITAS, dan alasan-alasan lain berupa syubhat yang mereka tanamkan kepada
benak para pemuda.
?
Itulah kejahatan besar, memisahkan da'wah dari para
ulamanya yang hakiki, ulama pembawa Al-Kitab was Sunnah. Mereka lenyapkan
keagungan ilmu dan keagungan ulama pembawa syari'at. Mereka letakkan
lingkaran-lingkaran syetan di atas harakah, di atas aktifis harakah dan di atas
barang-barang dagangan (ilmu-ilmu bawaan) mereka yang terbentuk dari susunan
angan-angan, perasaan dan teori-teori mereka.
?
Oleh karena itu jika anda katakan kepada mereka (bahwa)
Al-'Alamah Bin Baz berkata : ........., maka mereka akan menjawab : "Dia
tidak tahu Realitas". Juga jika anda katakan (bahwa) As-Syaikh Al Muhaddist
Nashiruddin Al-Albani berkata : ......., mereka pun akan menjawab : "Dia
tidak tahu Politik".
?
Sampai akhirnya terjadi bahwa apa yang disebut ulama
harakah dan aktifis harakah itulah yang dinamakan tokoh-tokoh da'wah dan
penanggung jawab pelaksananya. Sedangakan para ulama syari'ah hanya berfungsi
sebagai pengikut yang tidak perlu didengar (kata-katanya).
?
Anda hampir-hampir tidak akan menemukan satu kelompok
hizbi pun melainkan ia pasti telah menetapkan satu manhaj haraki tersendiri
baginya. Dan hampir tidak ada satu masalahpun baik itu masalah I'TIQADIYAH
maupun masalah AMALIYAH, akan diputuskan sebelum masalah tersebut dinyatakan
sejalan dengan "REALITAS HARAKI" yang dipaparkannya sesuai dengan alur
pemikiran tentang masa depan. Akhirnya muncullah masalah-masalah tersebut ke
permukaan dengan terpolesi hiasan angan-angan, sangkaan-sangkaan (zhan), dan
gambaran-gambaran mereka belaka.
?
Selanjutnya seorang anggota hizbiyah yang telah mengental
akan segera menyambutnya, kemudian melontarkannya dengan kekuatan dan tekanan ke
dalam benak serta otak para pengikutnya. (Jadi mereka taqlid terahadap
syaikh-syaikh mereka tanpa ber-itiba' kepada dalil atau yang semisalnya, maka
mereka melaksanakan apa-apa yang diperintahkan oleh syaikhnya...... Hal ini
dikatakan oleh Ibnul Jauzi dalam Tablis Iblis hal : 495).
?
Celakalah orang yang sampai berani menuntut dalil atau
memberikan kritik dengan ayat dan hadits, dalam upaya memulai hidup baru
berdasarkan pemahaman salaf....., tak pelak ia dihadapan teman-temannya akan
menjadi seperti seekor unta yang terserang borok.
Bersambung
Wahai kaum Muslimin
.....
? Insya Allah menyusul
:
|
Permohonan Registrasi
Ibnu Fallah Rosyadi
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Kepada Yth. Administrator Assunnah Groups di tempat Berdasarkan informasi dari seorang ikhwah, saya tertarik untuk menjadi member assunnah groups, terutama di Cyberworld ini. Terima kasih atas perhatiannya. Wassalamu'alaikum Wr. Wb. Ibnu, email : ibnu_fr@... ______________________________________________________ |
Info Al-Sofwah (Desember pekan III 1999 / Ramadhan 1420)
Suharyanto
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Yth. Netter Muslim * **** Sesungguhnya barang siapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa, maka sesungguhnya baginya neraka jahannam. Ia tidak mati di dalamnya dan tidak pula hidup. Dan barang siapa datang kepada Tuhannya dalam keadaaan beriman, lagi sungguh-sungguh telah beramal saleh, maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang tinggi(mulia) Yaitu surga And yang mengalir sungai-sungai dibawahnya, mereka kekal di dalamnya. Dan itu adalah balasan bagi orang yang bersih (dari kekairan & kemaksiatan)" ( Q.S.: THAAHAA : 74 76 ) * **** Al-Sofwah Edisi Desember 1999 Pekan ke III Kami mohon maaf bagi anda yang bertanya/mencari hadits namun belum mendapat jawaban. Insya Allah datanya sedang kami proses. Marhaban Ya Ramadhan Menyambut bulan Suci Ramadhan 1420, kami informasikan bahwa WebSite Al-Sofwah akan mengadakan acara Ramadhan Bersama Site Al-Sofwah kegiatannya yaitu diantaranya: 1. Tanya Jawab Seputar Masalah Ramadhan , Berhadiah ! Para Netter di persilahkan untuk bertanya seputar masalah Ramadhan Kami akan memberikan hadiah untuk beberapa pertanyaan yang baik dan tepat, setiap harinya. Pertanyaan dapat di kirim setiap hari 24 jam, pertanyaan dan jawabannya akan kami publish segera setiap harinya. 2. Kuis Ramadhan Berhadiah ! Para netter dipersilahkan untuk menjawab pertanyaan yang kami berikan. Kami akan memberikan hadiah untuk 3 (tiga) orang pertama yang menjawab dengan tepat dan benar untuk setiap soal kuis. Buletin Dakwah On-Line Pekan ini Bohong Tokoh Islam Pekan ini: "Umeir Bin Wahab " Jagoan Quraisy Yang Berbalik Menjadi Pembela Islam Yang Gigih Kisah Islami Pekan ini: Siapa Meninggalkan Yang Haram Akan Mendapatkan Yang Halal Atau Allah Subhanahu Wa Ta'ala Ganti Dengan Yang Lebih Baik Fatwa-Fatwa Islam Pekan ini: Bagaimana hukum merasa sial dengan angka 13 atau yang lainnya? Oleh: "Syaikh Al Munajid" Dapatkan Buku-Buku Bacaan Islami Gratis ! Baca keterangan lengkap di : Dapatkan Langganan Buletin Jum'at An-Nur Gratis ! Baca keterangan lengkap di : RUBRIK DAKWAH Tata Cara Haji & Umrah Rubrik Dakwah Khusus bagi anda yang ingin menunaikan Ibadah Haji & Umrah. Tuntunan Shalat Menurut Alquran dan Sunnah Rubrik Dakwah Khusus tentang tatacara shalat yang benar sesuai tuntunan Al-Quran dan Sunnah yang shahih. "Risalah Ramadhan" Tuntunan ibadah di bulan Ramadhan Anda ingin mencari hadits ? Syarah, Perawi hadits ? Kami membantu anda melalui database hadits! Informasi lengkap di : Kajian Islam Terbuka (KIT) KIT diselenggarakan dengan menggunakan Program Belajar Jarak Jauh (PBJJ). Peserta tidak menghadiri kelas, tetapi masing-masing peserta mendapat bimbingan intensif melalui telepon, faksimile, E-mail atau surat menyurat. Pendaftaran dan Biaya, Informasi lengkap di : Demikian informasi yang kami muat pada Edisi pekan ke III Desember 1999 M / Ramadhan 1420 H Semoga bisa bermanfaat bagi Anda Amien. Wassalamu'alaikum Wr.Wb. Informasi, Kritik dan Saran Alamatkan ke : Dept. Penelitian & Informasi (Web Admin) Gedung Al-Sofwa Center Jl. Raya Lenteng Agung Barat, No.35 Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan 12610 Telpon: (021)-78836327 Ext: 102, Fax:(021)-788363-26 E-mail: info@... |
Info Al-Sofwah Edisi Desember pekan III 1999 / Ramadhan 1420
Suharyanto
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Yth. Netter Muslim * **** Sesungguhnya barang siapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa, maka sesungguhnya baginya neraka jahannam. Ia tidak mati di dalamnya dan tidak pula hidup. Dan barang siapa datang kepada Tuhannya dalam keadaaan beriman, lagi sungguh-sungguh telah beramal saleh, maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang tinggi(mulia) Yaitu surga And yang mengalir sungai-sungai dibawahnya, mereka kekal di dalamnya. Dan itu adalah balasan bagi orang yang bersih (dari kekairan & kemaksiatan)" ( Q.S.: THAAHAA : 74 76 ) * **** Al-Sofwah Edisi Desember 1999 Pekan ke III Kami mohon maaf bagi anda yang bertanya/mencari hadits namun belum mendapat jawaban. Insya Allah datanya sedang kami proses. Marhaban Ya Ramadhan Menyambut bulan Suci Ramadhan 1420, kami informasikan bahwa WebSite Al-Sofwah akan mengadakan acara Ramadhan Bersama Site Al-Sofwah kegiatannya yaitu diantaranya: 1. Tanya Jawab Seputar Masalah Ramadhan , Berhadiah ! Para Netter di persilahkan untuk bertanya seputar masalah Ramadhan Kami akan memberikan hadiah untuk beberapa pertanyaan yang baik dan tepat, setiap harinya. Pertanyaan dapat di kirim setiap hari 24 jam, pertanyaan dan jawabannya akan kami publish segera setiap harinya. 2. Kuis Ramadhan Berhadiah ! Para netter dipersilahkan untuk menjawab pertanyaan yang kami berikan. Kami akan memberikan hadiah untuk 3 (tiga) orang pertama yang menjawab dengan tepat dan benar untuk setiap soal kuis. Buletin Dakwah On-Line Pekan ini Bohong Tokoh Islam Pekan ini: "Umeir Bin Wahab " Jagoan Quraisy Yang Berbalik Menjadi Pembela Islam Yang Gigih Kisah Islami Pekan ini: Siapa Meninggalkan Yang Haram Akan Mendapatkan Yang Halal Atau Allah Subhanahu Wa Ta'ala Ganti Dengan Yang Lebih Baik Fatwa-Fatwa Islam Pekan ini: Bagaimana hukum merasa sial dengan angka 13 atau yang lainnya? Oleh: "Syaikh Al Munajid" Dapatkan Buku-Buku Bacaan Islami Gratis ! Baca keterangan lengkap di : Dapatkan Langganan Buletin Jum'at An-Nur Gratis ! Baca keterangan lengkap di : RUBRIK DAKWAH Tata Cara Haji & Umrah Rubrik Dakwah Khusus bagi anda yang ingin menunaikan Ibadah Haji & Umrah. Tuntunan Shalat Menurut Alquran dan Sunnah Rubrik Dakwah Khusus tentang tatacara shalat yang benar sesuai tuntunan Al-Quran dan Sunnah yang shahih. "Risalah Ramadhan" Tuntunan ibadah di bulan Ramadhan Anda ingin mencari hadits ? Syarah, Perawi hadits ? Kami membantu anda melalui database hadits! Informasi lengkap di : Kajian Islam Terbuka (KIT) KIT diselenggarakan dengan menggunakan Program Belajar Jarak Jauh (PBJJ). Peserta tidak menghadiri kelas, tetapi masing-masing peserta mendapat bimbingan intensif melalui telepon, faksimile, E-mail atau surat menyurat. Pendaftaran dan Biaya, Informasi lengkap di : Demikian informasi yang kami muat pada Edisi pekan ke III Desember 1999 M / Ramadhan 1420 H Semoga bisa bermanfaat bagi Anda Amien. Wassalamu'alaikum Wr.Wb. Informasi, Kritik dan Saran Alamatkan ke : Dept. Penelitian & Informasi (Web Admin) Gedung Al-Sofwa Center Jl. Raya Lenteng Agung Barat, No.35 Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan 12610 Telpon: (021)-78836327 Ext: 102, Fax:(021)-788363-26 E-mail: info@... |
to navigate to use esc to dismiss