Keyboard Shortcuts
Likes
- Assunnah
- Messages
Search
Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 21 = Nasihat Perkawinan 2/4]
Y & R
开云体育?
NASIHAT PERKAWINAN
?
oleh
Yazid bin Abdul Qadir
Jawas
?
Bagian kedua dari empat tulisan
[2/4]
? ?
PERKAWINAN ADALAH FITRAH
KEMANUSIAAN
?
Agama Islam adalah agama fithrah, dan
manusia diciptakan? Allah Ta'ala cocok dengan fitrah ini, karena itu Allah
Subhanahu wa Ta'ala menyuruh manusia menghadapkan diri ke agama fithrah agar
idak terjadi penyelewengan dan penyimpangan. Sehingga manusia berjalan di atas
fitrahnya.
?
Perkawinan adalah fithrah kemanusiaan, maka
dari itu Islam menganjurkan untuk nikah, karena nikah merupakan
gharizah insaniyah (naluri kemanusiaan). Bila gharizah
ini tidak dipenuhi dengan jalan yang sah yaitu perkawinan, maka ia akan mencari
jalan-jalan syetan yang banyak menjerumuskan ke lembah hitam. Firman Allah
Ta'ala.
"Artinya : Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah) ; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus ; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui". (Ar-Ruum : 30). ?
A. Islam Menganjurkan Nikah
?
Islam telah menjadikan ikatan perkawinan yang sah
berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagi satu-satunya sarana untuk memenuhi
tuntutan naluri manusia yang sangat asasi, dan sarana untuk membina keluarga
yang Islami. Penghargaan Islam terhadap ikatan perkawinan besar sekali,
sampai-sampai ikatan itu ditetapkan sebanding dengan separuh agama. Anas bin
Malik radliyallahu 'anhu berkata : "Telah bersabda Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam :
"Artinya : Barangsiapa menikah, maka ia telah melengkapi separuh dari agamanya. Dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam memelihara yang separuhnya lagi". (Hadist Riwayat Thabrani dan Hakim). ?
B. Islam Tidak Menyukai
Membujang
? Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan untuk
menikah dan melarang keras kepada orang yang tidak mau menikah. Anas bin Malik
radliyallahu 'anhu berkata : "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
memerintahkan kami untuk nikah dan melarang kami membujang dengan larangan yang
keras". Dan beliau bersabda : "Artinya : Nikahilah perempuan yang banyak anak dan penyayang. Karena aku akan berbanggga dengan banyaknya umatku dihadapan para Nabi kelak di hari kiamat". (Hadits Riwayat Ahmad dan di shahihkan oleh Ibnu Hibban). Pernah suatu ketika tiga orang shahabat datang bertanya
kepada istri-istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tentang peribadatan
beliau, kemudian setelah diterangkan, masing-masing ingin meningkatkan
peribadatan mereka. Salah seorang berkata : Adapun saya, akan puasa sepanjang
masa tanpa putus. Dan yang lain berkata : Adapun saya akan menjauhi wanita,
saya tidak akan kawin selamanya .... Ketika hal itu di dengar
oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau keluar seraya bersabda :
"Artinya : Benarkah kalian telah berkata begini dan begitu, sungguh demi Allah, sesungguhnya akulah yang paling takut dan taqwa di antara kalian. Akan tetapi aku berpuasa dan aku berbuka, aku shalat dan aku juga tidur dan aku juga mengawini perempuan. Maka barangsiapa yang tidak menyukai sunnahku, maka ia tidak termasuk golongannku". (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim). Orang yang mempunyai akal dan bashirah tidak akan mau menjerumuskan dirinya
ke jalan kesesatan dengan hidup membujang. Kata Syaikh Hussain Muhammad Yusuf :
"Hidup membujang adalah suatu kehidupan yang kering dan gersang, hidup yang
tidak mempunyai makna dan tujuan. Suatu kehidupan yang hampa dari berbagai
keutamaan insani yang pada umumnya ditegakkan atas dasar egoisme dan
mementingkan diri sendiri serta ingin terlepas dari semua tanggung
jawab".
?
Orang yang membujang pada umumnya hanya hidup untuk dirinya sendiri. Mereka
membujang bersama hawa nafsu yang selalu bergelora, hingga kemurnian semangat
dan rohaninya menjadi keruh. Mereka selalu ada dalam pergolakan melawan
fitrahnya, kendatipun ketaqwaan mereka dapat diandalkan, namun pergolakan yang
terjadi secara terus menerus lama kelamaan akan melemahkan iman dan ketahanan
jiwa serta mengganggu kesehatan dan akan membawanya ke lembah kenistaan.
?
Jadi orang yang enggan menikah baik itu laki-laki atau perempuan, maka
mereka itu sebenarnya tergolong orang yang paling sengsara dalam hidup ini.
Mereka itu adalah orang yang paling tidak menikmati kebahagian hidup, baik
kesenangan bersifat sensual maupun spiritual. Mungkin mereka kaya, namun mereka
miskin dari karunia Allah.
?
Islam menolak sistem ke-rahib-an karena sistem tersebut
bertentangan dengan fitrah kemanusiaan, dan bahkan sikap itu berarti melawan
sunnah dan kodrat Allah Ta'ala yang telah ditetapkan bagi mahluknya. Sikap
enggan membina rumah tangga karena takut miskin adalah sikap orang jahil
(bodoh), karena semua rezeki sudah diatur oleh Allah sejak manusia berada di
alam rahim, dan manusia tidak bisa menteorikan rezeki yang diakaruniakan Allah,
misalnya ia berkata : "Bila saya hidup sendiri gaji saya cukup, tapi bila
punya istri tidak cukup ?!".
?
Perkataan ini adalah perkataan yang batil, karena bertentangan dengan
ayat-ayat Allah dan hadits-hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
Allah memerintahkan untuk kawin, dan seandainya mereka fakir pasti Allah akan
membantu dengan memberi rezeki kepadanya. Allah menjanjikan suatu pertolongan
kepada orang yang nikah, dalam firman-Nya :
"Artinya : Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui". (An-Nur : 32). Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menguatkan janji Allah itu dengan
sabdanya :
"Artinya : Ada tiga golongan manusia yang berhak Allah tolong mereka, yaitu seorang mujahid fi sabilillah, seorang hamba yang menebus dirinya supaya merdeka, dan seorang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya". (Hadits Riwayat Ahmad 2 : 251, Nasa'i, Tirmidzi, Ibnu Majah hadits No. 2518, dan Hakim 2 : 160 dari shahabat Abu Hurairah radliyallahu 'anhu). Para Salafus-Shalih sangat menganjurkan untuk nikah dan mereka anti
membujang, serta tidak suka berlama-lama hidup sendiri.
?
Ibnu Mas'ud radliyallahu 'anhu pernah berkata : "Jika umurku tinggal
sepuluh hari lagi, sungguh aku lebih suka menikah daripada aku harus menemui
Allah sebagai seorang bujangan". (Ihya Ulumuddin dan Tuhfatul 'Arus hal.
20).
? Bersambung :
Tujuan Perkawinan
Dalam Islam
? ? ?
?
|
sudah jumpa calon "teman"
faizah razali
Assalamualaikum wrh wbt,
Netter yang dirahmati Allah s.w.t. sekalian, terima kasih atas response yang diberi kepada advertisement rfaizah@... tentang subjek "mencari teman" yang tersebar begitu baik sekali. Dengan ini, saya mohon iklan tersebut dibatalkan serta-merta sebab calon "teman" telah ditemui, insya-Allah... Yang terbaik hanyalah daripada Allah s.w.t., segala kelemahan datang daripada diri saya sendiri...wallahu 'alam... rfaizah@... shah alam, malaysia. 26/01/2000 ______________________________________________________ |
Re: [LK] RAHSIA SYAITAN / IBLIS
endan
开云体育Afwan, saya belum mengganti set default, sehingga terkirim
a.n. trisno@... harusnya dari endan@....
?
e.n.d.a.n
|
Re: [LK] RAHSIA SYAITAN / IBLIS
trisno
开云体育Jazaakalallah khoiron bagi aikhi zzz (namanya
siapa?) yang telah mengirimkan penjelasan ttg RAHASIA SYAITHAN / IBLIS. Namun di
akhir tulisan ada yang mengganjal hati saya, yaitu mengenai "Zikr Harian
Anjuran Al Imam Al Ghazali rohimahullah. Kiranya akhi berkenan untuk
memberikan dasar (nash) dari amalan tersebut, dimana zikr-nya berbeda-beda untuk
masing-masing hari. Saya yang dhoif ini sampai saat ini belum pernah menemukan
zikr yang dikhususkan hari per hari seperti itu.
?
Sungguh Al-Imam Al-Ghazali rohimahullah adalah
seorang ulama dari kaum muslimin yang besar jasanya bagi ummat Islam, dan kita
pun patut untuk mendoakannya dan mencintainya karena keilmuannya. Namun para
ulama telah menjelaskan bahwa dalam buku-buku beliau khususnya Ihya' Ulumuddin,
beliau banyak sekali membawakan dalil dengan hadits-hadits dhoif atau maudhu'.
Baru diakhir hayatnya-lah beliau mempelejari ilmu hadits. Dan beliau wafat
sementara beliau sedang mempelajari Kitab Shohih Bukhori. Mudah-mudahan Allah
mengampuni beliau dan menyayangi beliau seperti sayangnya kepada hamba-haba
Allah yang sholih.
?
e.n.d.a.n
|
Minta tolong sahabat...
Tar
Ni ada sahabat minta tolong.............
From: Insan <seeq@...> Assalamualaikum w.b.t..... Mohom maaf kerana ingin membuat sedikit iklan disini... Saya ingin memintak tolong kepada semua saudara/i neters yang berada dalam list ini yang mengetahui tentang kekosongan jawatan dalam bidang IT(information teknologi).... Ini kerana saya dan beberapa orang lagi sahabat saya sedang mencari pekerjaan buat masa ini..untuk pengetahuan saudara/i neters semua , kami berkelayakan diploma sains komputer dari Universiti Teknologi Malaysia dan setengahnya pula turut mempunyai pengalaman berkerja dalam bidang yang berkaitan... Dengan ini adalah diharap saudara/i neters dapat mebantu saya dan sahabat yang lain , semoga jasa baik saudara/i di rahmati oleh Allah s.w.t...amin..... yang benar insan... |
Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 21 = Nasihat Perkawinan 1/4]
Y & R
开云体育?
NASIHAT PERKAWINAN
?
oleh
Yazid bin Abdul Qadir
Jawas
?
Bagian pertama dari empat tulisan
[1/4]
? KATA PENGANTAR
?
Islam adalah agama yang syumul (universal).
Agama yang mencakup semua sisi kehidupan. Tidak ada suatu masalahpun, dalam
kehidupan ini, yang tidak dijelaskan. Dan tidak ada satupun masalah yang tidak
disentuh nilai Islam, walau masalah tersebut nampak kecil dan sepele. Itulah
Islam, agama yang memberi rahmat bagi sekalian alam.
?
Dalam masalah perkawinan, Islam telah
berbicara banyak. Dari mulai bagaimana mencari kriteria bakal calon pendamping
hidup, hingga bagaimana memperlakukannya kala resmi menjadi sang penyejuk hati.
Islam menuntunnya. Begitupula Islam mengajarkan bagaimana mewujudkan sebuah
pesta pernikahan yang meriah, namun tetap mendapatkan berkah dan tidak melanggar
tuntunan sunnah Rasulullah shallallhu 'alaihi wa sallam, begitupula dengan
pernikahan yang sederhana namun tetap penuh dengan pesona. Islam
mengajarkannya.
?
Nikah merupakan jalan yang paling
bermanfa'at dan paling afdhal dalam upaya merealisasikan dan menjaga kehormatan,
karena dengan nikah inilah seseorang bisa terjaga dirinya dari apa yang
diharamkan Allah. Oleh sebab itulah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
mendorong untuk mempercepat nikah, mempermudah jalan untuknya dan memberantas
kendala-kendalanya.
?
Nikah merupakan jalan fitrah yang bisa
menuntaskan gejolak biologis dalam diri manusia, demi mengangkat cita-cita luhur
yang kemudian dari persilangan syar'i tersebut sepasang suami istri
dapat menghasilkan keturunan, hingga dengan perannya kemakmuran bumi ini menjadi
semakin semarak.
?
Melalui risalah singkat ini. Anda diajak
untuk bisa mempelajari dan menyelami tata cara perkawinan Islam yang begitu
agung nan penuh nuansa. Anda akan diajak untuk meninggalkan tradisi-tradisi masa
lalu yang penuh dengan upacara-upacara dan adat istiadat yang berkepanjangan dan
melelahkan.
?
Mestikah kita bergelimang dengan
kesombongan dan kedurhakaan hanya lantaran sebuah pernikahan ..?
Na'udzu billahi min dzalik.
?
Wallahu musta'an.
?
?
MUQADIMAH
?
Persoalan perkawinan adalah persoalan yang
selalu aktual dan selalu menarik untuk dibicarakan, karena persoalan ini bukan
hanya menyangkut tabiat dan hajat hidup manusia yang asasi saja tetapi juga
menyentuh suatu lembaga yang luhur dan sentral yaitu rumah tangga. Luhur, karena
lembaga ini merupakan benteng bagi pertahanan martabat manusia dan nilai-nilai
ahlaq yang luhur dan sentral.
?
Karena lembaga itu memang merupakan pusat
bagi lahir dan tumbuhnya Bani Adam, yang kelak mempunyai peranan kunci dalam
mewujudkan kedamaian dan kemakmuran di bumi ini. Menurut Islam Bani Adamlah yang
memperoleh kehormatan untuk memikul amanah Ilahi sebagai khalifah di muka bumi,
sebagaimana firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat : "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata : "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di muka bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau ?. Allah berfirman : "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". (Al-Baqarah : 30). Perkawinan bukanlah persoalan kecil dan sepele, tapi
merupakan persoalan penting dan besar. 'Aqad nikah (perkawinan) adalah
sebagai suatu perjanjian yang kokoh dan suci (MITSAAQON GHOLIIDHOO), sebagaiman
firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami istri dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat". (An-Nisaa' : 21). Karena itu, diharapkan semua pihak yang terlibat di
dalamnya, khusunya suami istri, memelihara dan menjaganya secara sunguh-sungguh
dan penuh tanggung jawab.
?
Agama Islam telah memberikan petunjuk yang lengkap dan
rinci terhadap persoalan perkawinan. Mulai dari anjuran menikah, cara memilih
pasangan yang ideal, melakukan khitbah (peminangan), bagaimana mendidik
anak, serta memberikan jalan keluar jika terjadi kemelut dalam rumah
tangga, sampai dalam proses nafaqah dan harta waris, semua diatur oleh Islam
secara rinci dan detail.
?
Selanjutnya untuk memahami konsep Islam tentang
perkawinan, maka rujukan yang paling sah dan benar adalah Al-Qur'an dan
As-Sunnah Shahih (yang sesuai dengan pemahaman Salafus Shalih -pen), dengan
rujukan ini kita akan dapati kejelasan tentang aspek-aspek perkawinan maupun
beberapa penyimpangan dan pergeseran nilai perkawinan yang terjadi di masyarakat
kita.
?
Tentu saja tidak semua persoalan dapat penulis tuangkan
dalam tulisan ini, hanya beberapa persoalan yang perlu dibahas yaitu tentang :
Fitrah Manusia, Tujuan Perkawinan dalam Islam, Tata Cara Perkawinan dan
Penyimpangan Dalam Perkawinan.
? Bersambung : Perkawinan Adalah
Fitrah Kemanusiaan
** Judul Asli = Konsep Perkawinan Dalam Islam ?
? ?
?
|
One other salafi
A L S
Assalamu'alaikum wr. wb.
Berikut ini ana pernah mendapat forward dari seseorang yang baru mulai melangkah belajar dengan madzab yang selamat (salafi). Al-akh minta ditunjukkan dimana letak tidak benernya informasi dalam homepage fikrah islamiyyah (buatan ikhwan fan IM) Berikut ini ana sampaikan sebagian dari pasal + komentar yang ana berikan barangkali bemanfaat bagi antum yang bermuamalah dengan seseorang yang bermanhaj seperti dalam homepage tsb. (Tentunya antum mesti pakai dalil yang lebih akurat, bukan yang dari ana yang fakir dan dhoif ini tentunya) Catatan dari artikel dalam homepage: Fikrah Islamiyyah Artikerl asal __________________________________ Pasal: Salaf-us-Soleh Assalammualaikum... Setiap orang boleh dipakai ataupun ditolak kata-katanya melainkan kata-kata yang keluar dari orang yang dilindungi dari dosa, Rasulullah (s.a.w). Setiap perkara yang datang dari para salaf-us-soleh r.a yang bertepatan dengan kitab Allah dan sunnah, kita hendaklah menerimanya. Kalau tidak bertepatan dengan nas, maka nas al-Quran dan sunnah Rasulullah (s.a.w) adalah yang lebih utama untuk diikuti(1). Tetapi kita tidak sekali-kali mengutuk dan memburukkan seseorang dari mereka walaupun apa yang telah diselisihkan mengenainya(2). Kita serahkan semuanya kepada niat masing-masing kerana mereka telah bergantung kepada apa yang telah mereka kerjakan(3). ______________________________________________ Komentar ana (Abu Luthfi) (1) Untuk sesuatu yang telah jelas (yakni terdapat dalil dalam qur'an atau hadits shoheh) maka demikianlah yang haq, sedang untuk sesuatu yang masih samar (kurang jelas tafsirnya / tidak didapati nash_nya secara jelas) maka ijtihad salafush sholeh yang terdiri atas para shahabat, tabi'in dan tabi'it tabi'in termasuk diantaranya Iman madzab yang empat perlu didahulukan. (Lihat pendahuluan tafsir Ibnu Katsir) (2)Kita lihat dulu apa yang diperselisihkan, kalau masalah furu' (baca fikih) maka demikian itulah yang haq, tapi bila masalah Ushul (baca aqidah) maka perselisihan yang mereka lakukan adalah haq. Kiranya kita perlu kejelasan siapakah salafush sholeh itu? Adakah ulama pengikut dan pembela mu'tazilah, syi'ah, Khowarij, Jahmiyah dll yang telah mafhum kesesatan aqidahnya juga termasuk shalafus sholeh? Imam Ahmad sangat keras kutukannya terhadap ulama' ahli bid'ah. Imam Samsuddin Adzahabi, Imam Ahmad dan Abu Hatim rahimahumullah adalah contoh diantara ulama yang telah melakukan Jarh (kritikan) terhadap para ulama' perawi hadits agar kita punya pegangan untuk mengambil atau menolah hadits yang diriwayatkannya. Maka perlulah kita tahu beda antara kritikan dan kutukan. Memyebutkan kesalahan ulama' salaf tidak selalu bermakna memburukkan atau mengutuk selama didukung dalil yang nyata dan cara yang lurus. (3)Memang amal tergantung niatnya (HR Umar), tetapi ada dua syarat terkabulnya amal yakni: a. Niat yang lurus (ikhlas/lillahi ta'ala) dalilnya hadits shoheh dari Umar bin Khotob r.a. b. Cara yang benar (showab yakni muttaba'ah) dalilnya hadits shoheh dari Aisyah r.a Kita tidak bisa melihat/mengetahui niat seseorang tapi yang bisa kita lihat adalah caranya. Bila cara yang bathil dibiarkan (tidak boleh dikritik) maka yang haq akan terkubur. Maka jadinya yang bid'ah seperti sunnah dan yang sunnah seperti bid'ah. (Wallahu a'lam bishowab, semoga Allah menunjukkan yang benar bila ada kesalahan pada komentar ini). Wassalam ALS ______________________________________________________ |
One more Salafi
A L S
Assalamu'alikum wr. wb.
Dahulu Rasulullah solallahu 'alai wa ahli wassal, selalu mengingatkan para sahabat Ridwanullahu ajma'in dengan perintah taqwa. Hal ini tentunya bukan berarti para Sahabat@Ridwanullahu tidak/kurang bertaqwa, tetapi karena besarnya manfaat dari tadzkiroh. Nah berikut ini ada akan sampaikan sedikit tadzkiroh, ana yaqin banyak yang sudah tahu tapi ana juga yaqin banyak pula yang terlewatkan, terutama bagi yang baru mengenal madzab ahlus sunnah (Salafi) seperti ana sendiri. Kita semua dapat melihat bahwa SYARIAT ISLAM TELAH BANYAK YANG TIDAK ORISINIL LAGI KARENA BANYAKNYA OPINI DAN AKAL (baca LOGIKA) DIPAKAI UNTUK MENILAI SESUATU ITU BENAR ATAU TIDAK DAN BUKAN QUR'AN DAN SUNNAH. Opini bisa benar bisa salah. Tapi apa yang datang dari Allah dan Rasul itulah pasti benar adanya. Maka, wahai para penimba ilmu Bila kita hendak bertanya kepada seseorang mari kita tinggalkan kalimat@"BAGAIMANA MENURUT ANTUM (BAGAIMANA OPONI ANTUM)" tanpa disadari pertanyaan ini bisa menyesatkan yang ditanya (karena akan beropini bukan berdalil) dan sulit diharapkan untuk mengantarkan ke jawaban yang haq. InsyaAllah akan lebih selamat (bagi yang bertanya maupun yang ditanya) bila diganti dengan "APAKAH ANTUM MENGETAHUI (PUNYA DALIL) TENTANG ..." atau yang semisal itu. Kemudian tentu kita semua sudah mafhum bahwa: Dulu bila seorang sahabat r.a. bertanya kepada sahabat lain r.a. "Apakah anda tahu tentang ..." maka maksudnya adalah "Apakah anda mendengar penjelasan Rasulullah s.a.w. tentang ..." dengan kata lain "Apakah anda punya hadits tentang ...." Demikian pula diantara para tabi'in dan tabi'it tabi'in. Kalau Imam Syafi'ie bertanya kepada Imam Ahmad "HAL TA'LAM KADZA WAKADZA" maksudnya adalah apakah Al-iman punya hadits atau atsar sahabat berkenaan tentang suatu masalah. Ilmu bagi mereka adalah "Qur'an, Hadits, dan perkataan/perbuatan sahabat (atsar)". Seperti yang telah dijelaskan akh Yayat demikanlah diantara pokok madzab Salafi(?!). Kemudian: Sungguh kerasulan Muhammad S.AW telah sempurna. Semua yang bisa mendekatkan kita kepada Allah telah dijelaskan oleh Rasulullah s.a.w., INILAH ARTI SEMPURNA, DAN BUKAN KARENA TERLAH TERBENTUKNYA DAULAH ISLAMIYAH ATAU KARENA TELAH TERBUKANYA MEKKAH seperti yang dikira sebagian orang yang tidak mengetahui. Ibnu Mas'ud r.a. telah berkata "Tidak ada satu pun burung yang terbang kecuali ilmunya telah diterangkan"(hadits ini banyak ditemui di kitab aqidah). Dan orang yang TIDAK berkeyakinan bahwa islam ini telah sempurna, maka ia KUFR (ini sudah jelas hingga tak perlu mengangkat dalil lagi). Terakhir, barangkali ini banyak keliwatan padahal bisa jadi hujjah yang kuat. Marilah kita contoh Abu Bakr r.a. dalam menjaga kemurniah Islam seperti diceritakan dalam "Ats-Tsabat 'indal Mamat" Ibnu Jauzi atau dalam "Muhtashor Minhajul Qoshidin", Ibnu Qodhamah. Ketika menjelang ajal tiba, Abu Bakar ra menutupi wajah dalam keadaan berbaring, kemudian putri kesayangannya, Aisyah Radhiyallhu 'Anha datang seraya mengucapkan bait syair berikut: "Sesungguhnya benar adanya harta tiada lagi berguna bagi manusia yang fana bilamana nafas pilu telah tiba saat tersendat pada tenggorokannya dan sesak dadanya" Mendengar kata-kata putrinya itu, lalu ia membuka tutup wajahnya dan berkata: "Bukan begitu! Tetapi katakanlah -seraya mengutip ayat- "Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya." (QS Qaf:19" Ikhwan fillah, subhanallah, mari kita cermati syair Aisyah r.a., tidak salah akan tetapi Abu Bakar r.a. menolak dan memintanya memakai ayat qur'an. Wallahi, bila kita semua mengikuti saran beliau, insyaAllah kemurnian/keorisinalan Islam akan terjaga. BILA TELAH ADA DI QOR'AN (FIRMAN ALLAH) KENAPA MESTI KATA-KATA KITA? BILA TELAH ADA HADITS KENAPA MESTI PEMISALAN DARI LOGIKA KITA? BILA TELAH ADA ATSAR SAHABAT KENAPA MESTI REKA-REKA KITA? BILA TELAH ADA FATWA AL ULAMA' ALMUKTABAR KENAPA MESTI IKUT FILOSOF? AH RUGI/BODOHLAH KITA BILA LEBIH SUKA MENGISI MEMORI OTAK KITA DENGAN BUALAN-BUALAN YANG TIDAK JELAS JLUNTRUNGNYA. AH BUAT APA KITA BACA CERPEN, ESSAY, DLL YANG TIDAK LEBIH DARIPADA CERITA HAYAL, KENAPA TIDAK KITA BACA SAJA CERITA NABI/SAHABAT YANG JELAS ADANYA DAN BENAR ISINYA, BISA BUAT HUJJAH AMAL KITA DAN BERPAHALA TENTUNYA. Sekain, Semoga Allah menyatukan kita dalam satu jama'ah, yakni jama'ah ahlus sunnah, jama'ah dimana Rasulullah s.a.w. dan para Sahabat r.a. ada di dalamnya, serta semoga Allah mempertemukan kita di surgaNya. Amien. ALS ______________________________________________________ |
One more Salafi
A L S
Assalamu'alikum wr. wb.
Dahulu Rasulullah solallahu 'alai wa ahli wassal, selalu mengingatkan para sahabat Ridwanullahu ajma'in dengan perintah taqwa. Hal tentunya bukan berarti para Sahabat@Ridwanullahu tidak/kurang bertaqwa tentunya, tetapi karena besarnya manfaat dari@tadzkiroh. Nah berikut ini ada akan sampaikan sedikit tadzkiroh, ana yaqin banyak yang sudah tahu tapi ana juga yaqin banyak yang terlewatkan, terutama bagi yang baru mengenal madzab ahlus sunnah (Salafi) seperti ana sendiri. Kita semua dapat melihat bahwa SYARIAT ISLAM TELAH BANYAK YANG TIDAK ORISINIL LAGI KARENA BANYAKNYA OPINI DAN AKAL (baca LOGIKA) DIPAKAI UNTUK MENILAI SESUATU ITU BENAR ATAU TIDAK DAN BUKAN QUR'AN DAN SUNNAH. Opini bisa benar bisa salah. Tapi apa yang datang dari Allah dan Rasul itulah pasti benar adanya. Wahai para penimba ilmu Bila kita hendak bertanya kepada seseorang mari kita tinggalkan kalimat@"BAGAIMANA MENURUT ANTUM (BAGAIMANA OPONI ANTUM)" tanpa disadari pertanyaan ini bisa menyesatkan yang ditanya (karena akan beropini bukan berdalil) dan sulit diharapkan untuk mengantarkan ke jawaban yang haq. InsyaAllah akan lebih selamat (bagi yang bertanya maupun yang ditanya) bila diganti dengan "APAKAH ANTUM MENGETAHUI (PUNYA DALIL) TENTANG ..." atau yang semisal itu. Kemudian tentu kita semua sudah mafhum bahwa: Dulu bila seorang sahabat r.a. bertanya kepada sahabat lain r.a. "Apakah anda tahu tentang ..." maka maksudnya adalah "Apakah anda mendengar penjelasan Rasulullah s.a.w. tentang ..." dengan kata lain "Apakah anda punya hadits tentang ...." Demikian pula diantara para tabi'in dan tabi'it tabi'in. Kalau Imam Syafi'ie bertanya kepada Imam Ahmad "HAL TA'LAM KADZA WAKADZA" maksudnya adalah apakah Al-iman punya hadits atau atsar sahabat berkenaan tentang suatu masalah. Ilmu bagi mereka adalah "Qur'an, Hadits, dan perkataan/perbuatan sahabat (atsar)". Seperti yang telah dijelaskan akh Yayat demikanlah diantara pokok madzab Salafi(?!). Kemudian: Sungguh kerasulan Muhammad S.AW telah sempurna. Semua yang bisa mendekatkan kita kepada Allah telah dijelaskan oleh Rasulullah s.a.w., INILAH ARTI SEMPURNA, DAN BUKAN KARENA TERLAH TERBENTUKNYA DAULAH ISLAMIYAH ATAU KARENA TELAH TERBUKANYA MEKKAH seperti yang dikira sebagian orang yang tidak mengetahui. Ibnu Mas'ud r.a. telah berkata "Tidak ada satu pun burung yang terbang kecuali ilmunya telah diterangkan"(hadits ini banyak ditemui di kitab aqidah). Dan orang yang TIDAK berkeyakinan bahwa islam ini telah sempurna, maka ia KUFR (ini sudah jelas hingga tak perlu mengangkat dalil lagi). Terakhir, barangkali ini banyak keliwatan padahal bisa jadi hujjah yang kuat. Marilah kita contoh Abu Bakr r.a. dalam menjaga kemurniah Islam seperti diceritakan dalam "Ats-Tsabat 'indal Mamat" Ibnu Jauzi atau dalam "Muhtashor Minhajul Qoshidin", Ibnu Qodhamah. Ketika menjelang ajal tiba, Abu Bakar ra menutupi wajah dalam keadaan berbaring, kemudian putri kesayangannya, Aisyah Radhiyallhu 'Anha datang seraya mengucapkan bait syair berikut: "Sesungguhnya benar adanya harta tiada lagi berguna bagi manusia yang fana bilamana nafas pilu telah tiba saat tersendat pada tenggorokannya dan sesak dadanya" Mendengar kata-kata putrinya itu, lalu ia membuka tutup wajahnya dan berkata: "Bukan begitu! Tetapi katakanlah -seraya mengutip ayat- "Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya." (QS Qaf:19" Ikhwan fillah, subhanallah, mari kita cermati syair Aisyah r.a., tidak salah akan tetapi Abu Bakar r.a. menolak dan memintanya memakai ayat qur'an. Wallahi, bila kita semua mengikuti saran beliau, insyaAllah kemurnian/keorisinalan Islam akan terjaga. BILA TELAH ADA DI QOR'AN (FIRMAN ALLAH) KENAPA MESTI KATA-KATA KITA? BILA TELAH ADA HADITS KENAPA MESTI PEMISALAN DARI LOGIKA KITA? BILA TELAH ADA ATSAR SAHABAT KENAPA MESTI REKA-REKA KITA? BILA TELAH ADA FATWA AL ULAMA' ALMUKTABAR KENAPA MESTI IKUT FILOSOF? AH RUGI/BODOHLAH KITA BILA LEBIH SUKA MENGISI MEMORI OTAK KITA DENGAN BUALAN-BUALAN YANG TIDAK JELAS JLUNTRUNGNYA. AH BUAT APA KITA BACA CERPEN, ESSAY, DLL YANG TIDAK LEBIH DARIPADA CERITA HAYAL, KENAPA TIDAK KITA BACA SAJA CERITA NABI/SAHABAT YANG JELAS ADANYA DAN BENAR ISINYA, BISA BUAT HUJJAH AMAL KITA DAN BERPAHALA TENTUNYA. Sekain, Semoga Allah menyatukan kita dalam satu jama'ah, yakni jama'ah ahlus sunnah, jama'ah dimana Rasulullah s.a.w. dan para Sahabat r.a. ada di dalamnya, serta semoga Allah mempertemukan kita di surgaNya. Amien. ALS ______________________________________________________ |
Re: Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 19 = Mengapa Harus Salafi ?]
endan
开云体育Surat kepada seorang akhi.... Saudaraku Suharyanto, sesungguhnya Al Islam itu adalah satu dan ditinggalkan oleh Nabi 'alaihi sholatu wa salam dalam keadaan putih bersih. Tidak ada hal yang mendekatkan kita ke surga dan menjauhkan kita dari neraka melainkan telah beliau sampaikan. Pendeknya, syariat Ad-Dienul Islam ini telah sempurna, dan Nabi 'alaihi sholatu wa salam tidak menghendaki adanya pengurangan atau penambahan sedikit pun di dalamnya, walaupun kita menyangka hal itu baik. Kemudian setelah wafatnya beliau 'alaihi sholatu wa salam, tepatnya selelah wafatnya Kholifatur rosyid 'Umar ibnul Khottob rodhiallahu ‘anhu, muncullah banyak sekali perselisihan, pengurangan dan penambahan pada dien ini baik dalam masalah aqidah, ibadah, akhlak, manhaj dan sebagainya. Sampai-sampai ada sekelompok orang yang mengkafirkan Abu Bakar Asy-Syiddiq, Umar Ibnul Khottob dan Utsman Ibnu 'Affan rodhiallahu 'alaihim ajma'in, mengingkari taqdir, membuat nama bagi Allah yang Allah sendiri tidak pernah membuat nama seperti yang mereka buat itu, bahkan ada yang murtad dari Islam. Dan hal itu semua sudah dikhabarkan oleh Nabi yang Mulia 'alaihi sholatu wa salam sewaktu beliau masih hidup. Dan hal ini menjadi tanda-tanda kenabian beliau, bahwa apa yang beliau ucapkan itu pasti akan terjadi. (Saudaraku bisa merujuk kepada kitab-kitab fiqh dan hadits, atau majalah As-Sunnah Edisi 1 s.d. 12 tahun pertama, atau bisa menghubungi ana, Alhamdulillah ana juga punya). Kemudian muncullah para Ulama dan dan para Imam di kalangan kaum muslimin rohimahumullah dari masa tabi'in sampai sekarang yang terus menentang mereka dan memurnikan Ad-Dienul Islam yang sudah sempurna ini, dan mereka itu akan tetap ada sampai hari kiamat kelak. Maka muncullah Al-Imam Ahmad Ibnu Hambal rohimahullah dengan mempopulerkan istilah Ahlu Sunnah Wal-Jama’ah sebagai pembeda antara kaum muslimin yang berjuang keras untuk tetap menjaga kemurnian Dien ini, semurni sebagaimana ditinggalkan oleh Nabi Muhammad 'alaihi sholatu wa salam dan para shahabat beliau (as-salafush sholih) ridwanullahu ‘alaihim ajma’in dan membedakannya dengan kaum muslimin yang telah terpengaruh dan tercampur aduk oleh manhaj, aqidah, ibadah dan akhlak yang batil. Istiliah Ahlu Sunnah Wal-Jama’ah sendiri bukanlah hal yang baru (bid’ah), namun sudah beliau isyaratkan melalui banyak sekali haditsnya yang shohih. Maka kemudian Al-Imam Ahmad bin Hambal rohimahullah terkenal dengan Imam Ahlu Sunnah wal Jama’ah. Selain istilah diatas, para ulama juga mengenal istilah-istilah lain yang digunakan untuk membedakan orang-orang Islam yang tetap berusaha menjaga dien ini dari pengurangan dan tambahan (bid’ah) dan iltizam (komitmen) kepada pemahaman Nabi sholallahu ‘alaihi wasalam serta para shahabatnya rodhiallahu ‘anhum. Istilah-istilah tersebut juga diambil dari sabda-sabda Beliau yang mulia sholallahu ‘alaihi wasalam, di antaranya adalah :
Maka siapakah Salafi (Ahlu Sunnah Wal-Jama’ah) itu ? Seorang salafi dialah orang yang berpegang teguh kepada kemurnian agama ini sesuai dengan pemahaman Nabi dan para shahabat beliau, yang dia ini akan terlihat ghuraba (asing) di kehidupan yang ramai ini, selalu berpegang kepada sunnah beliau, berimam dan berjama’ah kepada Nabi dan Ulil ‘Amri (ulama wal umaro yang shohih secara syariat), akan ditolong oleh Allah (manshuroh) dan akan menjadi golongan yang selamat (naajiyah). Itulah hakikat seorang Muslim yang sesungguhnya. Antum bertanya, apakah As-Salafi itu sekarang sudah ada ? Ya, telah ada dari zaman dulu, dan akan tetap ada hingga hari kiamat nanti dan akan berjuang bersama Al-Imam Mahdi Al-Muntadzor dan menjadi tentaranya Nabi Isa ‘alaihi sholatu wasalam untuk memerangi musuh-musuh Islam.
Mereka ada di mana-mana, di Jakarta, di Bandung, di Jepang, di Saudi, di manapun. Mereka itu ada yang berjama’ah (karena berjama’ah itu adalah syariat Islam) namun mereka tidak bertandzim. Mereka ikuti para imam dan ulama rohimahumullah dan mereka menuntut ilmu kepada para ustadz hafidzahumullah (semoga Allah menjaga mereka), ta’at, patuh dan ‘ittiba kepada mereka karena itulah pemimpin mereka, namun tidak menjadikan mereka sebagai pemimpin tandzim. Ketaatan kepada mereka adalah selama yang diajarkannya adalah sesuai dengan petunjuk Nabi dan para shahabat (salafush sholeh) rodhiallahu ‘anhum. Namun seorang salafi (ahlu sunnah wal jama’ah) juga belum tentu berjama’ah. Seorang muslim yang tinggal sendirian di atas gunung namun dia beraqidah, beribadah, berakhlaq dan berpemahaman seperti para salafush sholih, tidak mengurangi dan menambahnya walau sedikitpun, maka dia termasuk dari jama’ah ini, walaupun mereka tidak saling mengenal. Silahkan haidtsnya bisa dilihat pada majalah As-Sunnah. Kenapa ada orang yang mengaku Salafi tapi tidak berakhlaq Salaf? Saudaraku, betapa banyak di negeri ini yang mengaku sebagai seorang ahlu sunnah wal jama’ah di kampung-kampung tapi aqidahnya, ibadahnya, adabnya dan manhajnya sangat-sangat jauh dari Nabi ‘alaihi sholatu wasalam dan shabatnya rodhiallahu ‘anhum. Dan betapa banyak orang yang mengaku bermazhab Syafi’i, tapi sangat-sangat jauh dari pemahaman Al Imam Asy Syafi’i rohimahullah. Wazannya (timbangannya) adalah selama dia itu beraqidah, beribadah, beradab (berakhlaq) dan bermanhaj seperti yang dicontohkan Rasul dan para shahabatnya, maka dia itu adalah seorang salafi. Antum bisa menilai diri antum sendiri dan juga dapat menilai orang-orang yang mengaku salaf tadi. Apakah antum, wahai saudaraku Suharyanto, seorang Salafi? Tentuya kita semua ingin menjadi seorang salafi (ahlu sunnah wal jama’ah). Dan selama antum beraqidah, beribadah, berakhlah dan bermanhaj, seperti yang dipahami oleh para salafush sholeh ridwanullah ‘alaihim jami’an, maka antum adalah seorang salafi. Mudah-mudahan Allah menunjuki saya dan antum menjadi seorang salafi ahlu sunnah waljama’ah dan mendapat keselamatan dan pertolongan Allah...Amien Ya Robbl ‘Alamin.... (Saya menjawab surat antum ini dengan ilmu yang saya miliki, setelah mendengarkan kaset-kaset serta membaca dari majalah As-Sunnah, dll. Silakan antum merujuk sendiri kepada majalah tersebut). |
kesalahkaprahan yaumul 'ied
A L S
Bismillahir rohmanir rohim
Assalamu'alaikum wr. wb. Ditengah kehangatan diskusi term "Salafi" (Jazakumullah khoiron katsier atas kontribusinya) afwan ana mau nanya tentang "kesalahkaprahan" menyikapi yaumul 'ied. Mumpung masih bulan syawal. Tentang kesalahkaprahan makna FITHR, yakni sering diartikan dengan FITHROH atau suci? padahal bukan demikian seharusnya, pernah ana baca di majalah As-Sunnah maupun di kitab karya ustd. Abdul Hakim Abdat. Alhamdulillah fahimna. Tetapi adakah yang bisa menunjukkan (punya) artikel yang mengulas secara lengkap tentang kesalahkaprapahan menyambut /memperingati 'iedul fithr? Hal ini penting bagi ana karena ana harus menjelaskan (dengan dalil) kepada mereka yang masih latah merayakan 'iedul fithr dengan: - Takbiran di malam ied atau ditambah lagi dengan takbiran selama sepekan di awal syawal. Padahal setahu ana hanya saat berangkat sholat sampai Imam naik mimbar (lihat Minhajul Muslimin, oleh Abu Bakr Al Jazairy) - Mengkhususkan yaumul 'ied sebagai hari saling memaafkan dengan ucapan "MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN" atau - Saling memberikan ucapan selamat dengan ucapan "IED MUBAROK", atau dengan ucapan "MINAL AIDZIN WAL FAIDZIN" ucapan yang terakhir ini tidak dikenal ikhwan yang berbahasa Arab setidaknya yang ana temui di Jepang (tentunya ini bukan jaminan haq / bathilnya, tetapi apakah 3 macam ucapan selamat yang terakhir tsb dikenal kalangan ulama' salaf? Sebatas yang ana temukan dalam kitab fiqih maupun di kitab Minhajul Muslimin tsb, dulu para sahabat saling mengucapkan "TAQOBALALLAHU MINNA WAMINKUM" (titik). - dll, dll. Agar tersebar@ilmu (yang haq) ditengah masyarakat yang banyak menjauhinya dan demi menghidupkan sunnah ditengah masyarakat yang menganggap "SUNNAH SEBAGAI BID'AH DAN BID'AH SEBAGAI SUNNAH" . Dan satu diantara hal yang ana takuti hingga perlu hati-hati "Maunya nyebarkan Sunnah tapi (karena jahil) eh malah nyebarkan bid'ah, mau nolong orang ke jalan yang lempeng (karena jahil) eh malah menyesatkan" . Demikian, ta'awun dari ikhwan yang 'alim (dalam hal ini) sangat ana harapkan wajazakallahu khoiron katsier. Wassalam ALS ______________________________________________________ |
Re: Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 19 = Mengapa Harus Salafi ?]
Suharyanto
开云体育Assalamau'alaikum wr.wb.
?
Terimakasih kepada saudara Endan.
Alhamdulillah, bertambah lagi ilmu saya dan semua anggota ML
Assunnah.
?
Wassalamu'alaikum wr.wb.
|
Untuk Akhi Suharyanto, Re : [Masalah - 19 = Mengapa Harus Salafi ?]
Y & R
开云体育Assalamu'alaikum wr.wb.
?
*Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuhu
?
Alhamdulillah....
Saya hanya akan mengclarify pertanyaan saja, mudah-mudahan bisa mengobati
kebingungan yang sedang antum hadapi, insya Allah.
?
Saya mau tanya berkaitan dengan artikel dibawah
ini.
Yang saya tanyakan banyak sekali jama'ah(yg akidahnya lurus)
yang saya ketahui mengaku sebagai jama'ah yang bermanhaj salaf. Walaupun ada
yang mengaku salaf dan ia mengatakan jama'ah lain bukan salaf, yaa.. ada yang
mengatakan?ini lah,itulah, dll, dsb.
?
1. Apakah Sebenarnya Rasulullah, para sahabat dan ulama salaf
mengajari hal tersebut?
?
Ini yang membuat saya bingung ada yang mengaku salaf tapi kok
tidak seperti Rasul, sahabat dan ulama salaf dalam berdakwah dan menyikapi
sesama muslim walaupun ada sedikit perbedaan pendapat.
?
Pertanyaan diatas, sebenarnya sudah antum
jawab sendiri, yaitu :
?
".....mengaku salaf tapi kok tidak
seperti Rasul, Sahabat dan Ulama Salaf dalam berdakwah dan menyikapi
sesama muslim .....".
?
Dengan sendirinya kalimat diatas sudah
merupakan jawaban bagi permasalahan yang Antum pertanyakan, karena makna yang
saya pahami dari kalimat tersebut sangat luas sekali.
?
Adapun mengenai kalimat
"mengajari", yang dimaksud mengajari apa..?
?
?
2.?Saya mau tanya apakah di sini sudah ada jama'ah yang
benar-benar salaf?
Mohon jawaban dari ikhwan sekalian.
?
Pertanyaan yang? kedua, sebenarnya di artikel tersebut
sudah dijelaskan siapa itu Salaf?(yang benar-benar salaf, menurut istilah
akhi Suharyanto).
?
Nukilan dari artikel tersebut adalah sebagai berikut ;
?
"...... Tidak diragukan lagi bahwa pengingkaran mereka
ini, (kalau begitu maksudnya) membawa konsekwensi untuk berlepas diri dari Islam
yang benar yang dipegang para Salafus Shalih yang dipimpin Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam :
"Artinya : Sebaik-baik generasi adalah generasiku, kemudian sesudahnya, kemudian sesudahnya". (Hadits Shahih Riwayat Bukhari, Muslim). Maka tidak boleh seorang muslim berlepas diri (bara') dari
penyandaran kepada Salafus Shalih. Sedangkan kalau seorang
muslim melepaskan diri dari penyandaran apapun selain Salafus Shalih, tidak akan
mungkin seorang ahli ilmupun menisbatkannya kepada kekafiran atau
kefasikan..."
?
Dan mengenai kalimat "di sini", maksudnya
dimana...?
?
Demikian klarifikasi yang dimaksud, dan apabila ada
kekurangan dan kekeliruan, sudilah yang lain menambahkan dan
meluruskannya.
?
Namun Saya yakin Akhi Suharyanto lebih mengetahui dalam
masalah ini, karena bukankan Antum sendiri sebagai Web Admin di Al-Sofwah,
dimana tujuan dari yayasan tersebut adalah " ...... berdasarkan Al-Qur'an
dan As-Sunnah menurut pemahaman As-Salafus-Shalih ...".
?
Wallahu 'alam.
Akhukum Fiilah
yayat
?
?
?
?
?
|
Re: Urun rembug
Suharyanto
Assalamu'alaikum wr.wb.
toggle quoted message
Show quoted text
Alhamdulillah, Ikhwan sekalian. Semoga jawaban yang antum berikan menjadi pelajaran bagi kita semua untuk senantiasa berpegang teguh kepada Al-Qur'an dan As Sunnah. Semoga kajian di ML ini semakin hidup terjadi komunikasi dari segala arah. Wassalamu'alaikum wr.wb. ----- Original Message -----
From: iip hidayat <iipsh@...> To: <assunnah@...> Sent: Thursday, January 20, 2000 12:01 AM Subject: [assunnah] Urun rembug
|
Re: Untuk Akhi Suharyanto, Re : [Masalah - 19 = Mengapa Harus Salafi ?]
Suharyanto
开云体育Assalamu'alaikum wr.wb.
?
Alhamdulillah, Ikhwan sekalian.
Semoga jawaban yang antum berikan menjadi pelajaran bagi?
kita semua untuk senantiasa berpegang teguh kepada Al-Qur'an dan As
Sunnah.
Semoga kajian di ML ini semakin hidup terjadi komunikasi dari
segala arah.
?
Wassalamu'alaikum wr.wb.
?
|
Urun rembug
iip hidayat
Assalamu'alaikum......
Menyambung komentar yg diberikan oleh ikhwah disini atas pertanyaan akhi Suharyanto, memang ada sedikit "kekeliuran" pertanyaan akhi Suharyanto, dimana makna SALAFY disejajrkan dengan "JAMA'AH" dalam arti "HIZB". Sesungguhnya telah jelas ulasan dari Syaikh Al-albani, bhw sebutan salafy adalah bukan utk menyebut "hizb" tertentu, kelompok tertentu..tapi utk menyebut orang-orang baik sendiri atau berkelompok yg mengikuti manhaj ahlussunnah wal jama'ah, manhaj salaful 'ummah. Hanya saja, semakin kita khawatir bhw kita bukan salafy, maka dalam diri kita Insya Alloh akan muncul semangat kehati-hatian ketika kita akan bertholabul 'ilm. Dan kita akan semakin hati-hati utk mengikuti gaya "tholabul 'ilm"-nya beberapa kaum hizbiyyun. Sebenarnya, utk kasus khusus di Indonesia, kita bisa dengan mudah mengindentify seseorang itu betul sungguh-sungguh ingin ikut salafy atau hanya omongan saja. Tanya saja sama mereka, apakah anda tahu siapa Al-albani, siapa syaikh al-utsaimin, siapakah syaikh bin baz, siapakah syaikh rabi, siapakah syaikh salih al-fawzan dsb...... Sepanjang yg ana perhatikan, ada beberapa kelompok penjawab : 1. Faham betul tentang ketokohan beliau-beliau dan serius utk mengkaji fatwa-fatwanya tanpa sikap taklid. Insya Allah yg ini adalah Salafy, Allohu a'lam. 2. Tahu akan ketokohan beliau-beliau, tapi tidak mengambil ilmu dari beliau-beliau. Yang ini "mungkin" diragukan salafy-nya. Allohu a'lam. 3. Tahu akan ketokohan beliau, tapi setengah-setangah mengambil ilmu dari beliau. Contoh, mengakui kepakaran hadits-nya Syaikh Al-albani, tetapi tidak mencoba mengikuti penjelasan haditsnya beliau (sebatas mengambil takhrij-nya saja. Ini pun "mungkin" diragukan Salafy-nya, Allohu a'lam. 4. Tidak tahu akan ketokohan beliau.... Kalau yg ini, sangat jauh dari salafy. Mungkin akan muncul pertanyaan, kenapa mesti al-albani, kenapa mesti al-utsaimin, kenapa mesti bin baz ? toh mereka juga adalah manusia yg tidak luput dari kesalahan ? Sederhana saja jawabnya, jika manusia yg tahu banyak hadits saja bisa salah, bagaimana dg "tokoh" yg sedikit tahu tentang hadits ? Jelas kebenaran akan lebih dekat kepada ulama- ulama ahlul hadits. Ana jadi inget suatu pembahasan dalam kitab Fathul Majid tentang Bab "Tho'ifatun Manshuroh", tafsir ulama yg paling banyak adalah bhw mereka itu "ahlul hadits". Sementara sekian dulu, mohon ampun kepada Alloh jika ada komentar yg salah sebagai akibat kejahilan ana. -abu nisa@bandung- ______________________________________________________ |
Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 19 = Mengapa Harus Salafi ?]
Y & R
开云体育?MENGAPA HARUS SALAFI ?
?
oleh
Syaikh Muhammad Nashiruddin
Al-Albani
?
? ?
MUQADIMAH
?
Masih banyak di antara kita yang
mempertanyakan apa itu Salafi, dan mengapa harus Salafi .?. Sebagian kaum
muslimin malahan menilai bahwa kata-kata Salafi menunjukkan sikap fanatik,
bahkan lebih jauh lagi dikatakan sebagai sikap ta'assub terhadap kelompok
tertentu serta mengecilkan orang lain, dan yang lebih parah lagi adalah ; mereka
mengatakan bahwa Salafi merupakan istilah baru dalam Islam.
?
Benarkah persangkaan tersebut...! Dibawah
ini kami nukilkan jawaban dari Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani
rahimahullah di majalah Al-Ashalah edisi 9/Th.II/15 Sya'ban 1414H dan dimuat di
majalah As-Sunnah edisi 09/th.III/1419H-1999. Mengenai pertanyaan yang ditujukan
kepada beliau, yang tidak jauh berbeda dengan permasalahan di atas.
?
?
MENGAPA HARUS
SALAFI..?
?
Pertanyaan yang ditujukan kepada
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah, adalah sebagai berikut
:
?
"Mengapa perlu menamakan diri dengan Salafiyah,
apakah itu termasuk dakwah Hizbiyyah, golongan, madzhab atau kelompok baru dalam
Islam ..?"
?
Jawaban beliau adalah sebagai berikut
:
?
Sesungguhnya kata "As-Salaf" sudah lazim dalam
terminologi bahasa Arab maupun syariat Islam. Adapun yang menjadi bahasan kita
kali ini adalah aspek syari'atnya. Dalam riwayat yang shahih, ketika menjelang
wafat, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Sayidah Fatimah
radyillahu 'anha :
"Artinya : Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah, sebaik-baik "As-Salaf" bagimu adalah Aku". Dalam kenyataannya di kalangan para ulama sering menggunakan
istilah "As-Salaf". Satu contoh penggunaan "As-Salaf" yang
biasa mereka pakai dalam bentuk syair untuk menumpas bid'ah :
"Dan setiap kebaikan itu terdapat dalam mengikuti orang-orang? Salaf". "Dan setiap kejelekan itu terdapat dalam perkara baru yang diada-adakan orang Khalaf". Namun ada sebagian orang yang mengaku berilmu, mengingkari
nisbat (penyandaran diri) pada istillah SALAF karena mereka menyangka bahwa hal
tersebut tidak ada asalnya. Mereka berkata : "Seorang muslim tidak boleh
mengatakan "saya seorang salafi". Secara tidak langsung mereka
beranggapan bahwa seorang muslim tidak boleh mengikuti Salafus Shalih baik dalam
hal aqidah, ibadah ataupun ahlaq".
?
Tidak diragukan lagi bahwa pengingkaran mereka ini, (kalau
begitu maksudnya) membawa konsekwensi untuk berlepas diri dari Islam yang benar
yang dipegang para Salafus Shalih yang dipimpin Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam :
"Artinya : Sebaik-baik generasi adalah generasiku, kemudian sesudahnya, kemudian sesudahnya". (Hadits Shahih Riwayat Bukhari, Muslim). Maka tidak boleh seorang muslim berlepas diri (bara') dari penyandaran
kepada Salafus Shalih. Sedangkan kalau seorang muslim melepaskan diri dari
penyandaran apapun selain Salafus Shalih, tidak akan mungkin seorang ahli
ilmupun menisbatkannya kepada kekafiran atau kefasikan.
?
Orang yang mengingkari istilah ini, bukankah dia juga menyandarkan diri
pada suatu madzhab, baik secara akidah atau fikih ..?. Bisa jadi ia seorang
Asy'ari, Maturidi, Ahli Hadits, Hanafi, Syafi'i, Maliki atau Hambali semata yang
masih masuk dalam sebutan Ahlu Sunnah wal Jama'ah.
?
Padahal orang-orang yang bersandar kepada madzhab Asy'ari dan
pengikut madzhab yang empat adalah bersandar kepada pribadi-pribadi yang tidak
maksum. Walau ada juga ulama di kalangan mereka yang benar. Mengapa
penisbatan-penisbatan kepada pribadi-pribadi yang tidak maksum ini tidak
diingkari ..?
?
Adapun orang yang berintisab kepada Salafus Shalih, dia
menyandarkan diri kepada ISHMAH (kemaksuman/terjaga dari kesalahan) secara umum.
Rasul telah mendiskripsikan tanda-tanda Firqah Najiah yaitu komitmennya dalam
memegang sunnah Nabi dan para sahabatnya. Dengan demikian siapa yang berpegang
dengan manhaj Salafus Shalih maka yakinlah dia berada atas petunjuk Allah 'Azza
wa Jalla.
?
Salafiyah merupakan predikat yang akan memuliakan dan memudahkan
jalan menuju "Firqah Najiyah". Dan hal itu tidak akan didapatkan bagi
orang yang menisbatkan kepada nisbat apapun selainnya. Sebab nisbat kepada
selain Salafiyah tidak akan terlepas dari dua perkara :
Jadi tidak terjaga dari kesalahan, dan ini berbeda dengan
ISHMAH para shahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, yang mana Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan supaya kita berpegang teguh terhadap
sunnahnya dan sunnah para sahabat setelahnya.
?
Kita tetap terus dan senantiasa menyerukan agar pemahaman
kita terhadap Al-Kitab dan As-Sunnah selaras dengan manhaj para sahabat,
sehingga tetap dalam naungan ISHMAH (terjaga dari kesalahan) dan tidak melenceng
maupun menyimpang dengan pemahaman tertentu yang tanpa pondasi dari Al-Kitab dan
As-Sunnah.
?
Mengapa sandaran terhadap Al-Kitab dan As-Sunnah belum cukup
..?
?
Sebabnya kembali kepada dua hal, yaitu hubungannya
dengan dalil syar'i dan fenomena Jama'ah Islamiyah yang
ada.
?
Berkenan dengan sebab pertama.
Kita dapati dalam nash-nash yang berupa perintah untuk
menta'ati hal lain disamping Al-Kitab dan As-Sunnah sebagaimana dalam firman
Allah :
"Artinya : Dan taatilah Allah, taatilah Rasul dan Ulil Amri diantara kalian". (An-Nisaa : 59). Jika ada Waliyul Amri yang dibaiat kaum Muslimin maka menjadi
wajib ditaati seperti keharusan taat terhadap Al-Kitab dan As-Sunnah. Walau
terkadang muncul kesalahan dari dirinya dan bawahannya. Taat kepadanya tetap
wajib untuk menepis akibat buruk dari perbedaan pendapat dengan menjunjung
tinggi syarat yang sudah dikenal yaitu :
"Artinya : Tidak ada ketaatan kepada mahluk di dalam bemaksiat kepada Al-Khalik". (Lihat As-Shahihah No. 179). "Artinya : Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin. Kami biarkan mereka berkuasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu, dan Kami masukkan dia ke dalam Jahannan dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali". (An-Nisaa : 115). Allah Maha Tinggi dan jauh dari main-main. Tidak disangkal lagi, penyebutan
SABIILIL MU'MINIIN (Jalan kaum mukminin) pasti mengandung hikmah dan manfa'at
yang besar. Ayat itu membuktikan adanya kewajiban penting yaitu agar ittiba'
kita terhadap Al-Kitab dan As-Sunnah harus sesuai dengan pemahaman generasi
Islam yang pertama (generasi sahabat). Inilah yang diserukan dan ditekankan oleh
dakwah Salafiyah di dalam inti dakwah dan manhaj tarbiyahnya.
?
Sesungguhnya Dakwah Salafiyah benar-benar akan menyatukan umat. Sedangkan
dakwah lainnya hanya akan mencabik-cabiknya. Allah berfirman :
"Artinya : Dan hendaklah kamu bersama-sama orang-orang yang benar". (At-Taubah : 119). Siapa saja yang memisahkan antara Al-Kitab dan As-Sunnah dengan As-Salafus
Shalih bukanlah seorang yang benar selama-lamanya.
?
Adapun berkenan dengan sebab kedua. Bahwa
kelompok-kelompok dan golongan-golongan (umat Islam) sekarang ini sama sekali
tidak memperhatikan untuk mengikuti jalan kaum mukminin yang telah disinggung
ayat di atas dan dipertegas oleh beberapa hadits.?
Diantaranya hadits tentang firqah yang berjumlah tujuh puluh
tiga golongan, semua masuk neraka kecuali satu. Rasul mendeskripsikannya sebagai
:
"Dia (golongan itu) adalah yang berada di atas pijakanku dan para sahabatku hari ini". Hadits ini senada dengan ayat yang menyitir tentang jalan
kaum mukminin. Di antara hadits yang juga senada maknanya adalah, hadits Irbadl
bin Sariyah, yang di dalamnya memuat :
"Artinya : Pegangilah sunnahku dan sunnah Khulafair Rasyidin sepeninggalku". Jadi di sana ada dua sunnah yang harus di ikuti : sunnah
Rasul dan sunnah Khulafaur Rasyidin.
?
Menjadi keharusan atas kita -generasi mutaakhirin- untuk
merujuk kepada Al-Kitab dan As-Sunnah dan jalan kaum mukminin. Kita tidak boleh
berkata : "Kami mandiri dalam memahami Al-Kitab dan As-Sunnah tanpa
petunjuk Salafus As-Shalih".
?
Demikian juga kita harus memiliki nama yang membedakan antara
yang haq dan batil di jaman ini. Belum cukup kalau kita hanya mengucapkan
:"Saya seorang muslim (saja) atau bermadzhab Islam. Sebab semua firqah juga
mengaku demikian baik Syiah, Ibadhiyyah (salah satu firqah dalam Khawarij),
Ahmadiyyah dan yang lain. Apa yang membedakan kita dengan mereka ..?
?
Kalau kita berkata : Saya seorang muslim yang memegangi
Al-Kitab dan As-Sunnah. ini juga belum memadai. Karena firqah-firqah sesat juga
mengklaim ittiba' terhadap keduanya.
?
Tidak syak lagi, nama yang jelas, terang dan membedakan dari
kelompok sempalan adalah ungkapan : "Saya seorang muslim yang konsisten
dengan Al-Kitab dan As-Sunnah serta bermanhaj Salaf", atau disingkat
"Saya Salafi".
?
Kita harus yakin, bersandar kepada Al-Kitab dan As-Sunnah
saja, tanpa manhaj Salaf yang berperan sebagai penjelas dalam masalah metode
pemahaman, pemikiran, ilmu, amal, dakwah, dan jihad, belumlah cukup.?
?
Kita paham para sahabat tidak berta'ashub terhadap madzhab
atau individu tertentu. Tidak ada dari mereka yang disebut-sebut sebagai Bakri,
Umari, Utsmani atau Alawi (pengikut Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali). Bahkan bila
seorang di antara mereka bisa bertanya kepada Abu Bakar, Umar atau Abu Hurairah
maka bertanyalah ia. Sebab mereka meyakini bahwa tidak boleh memurnikan ittiba'
kecuali kepada satu orang saja yaitu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam,
yang tidak berkata dengan kemauan nafsunya, ucapannya tiada lain wahyu yang
diwahyukan.
?
Taruhlah misalnya kita terima bantahan para pengkritik itu,
yaitu kita hanya menyebut diri sebagai muslimin saja tanpa penyandaran kepada
manhaj Salaf ; padahal manhaj Salaf merupakan nisbat yang mulia dan benar. Lalu
apakah mereka (pengkritik) akan terbebas dari penamaan diri dengan nama-nama
golongan madzhab atau nama-nama tarekat mereka .? Padahal sebutan itu tidak
syar'i dan salah?..!?.
?
Allah adalah Dzat Maha pemberi petunjuk menuju jalan lurus.
Wallahu al-Musta'in.
?
Demikianlah jawaban kami. Istilah Salaf bukan menunjukkan
sikap fanatik atau ta'assub pada kelompok tertentu, tetapi menunjukkan pada
komitmennya untuk mengikuti Manhaj Salafus Shalih dalam memahami Al-Qur'an dan
As-Sunnah.
?
Wallahu Waliyyut-Taufiq.
?
? Insya Allah menyusul
:
?
|
Re: Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 19 = Mengapa Harus Salafi ?]
Luqman Hakim
Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh..
Menaggapi pertanyaan akhi suharyanto..saya ingin sedikit memberikan penjelasan dari apa yang saya ketahui... " As-Salaf " (Ahlu Sunnah Wal Jama'ah), bukanlah sebuah jama'ah atau Firqoh, yang sebagian saudara kita mengistilahkannya, sehingga mereka sebagian menilainya dengan "sebelah mata". As-Salaf adalah sebuah Manhaj yang agung dan Mulia, yang merupakan jalan yang pernah di tempuh oleh Rasululloh, para sahabat, tabi'in & tabiuttabi'in, yang merupakan generasi yang Rasullulloh sebutkan dalam Hadist, adalah generasi terbaik. Siapapun yang mengikuti manhaj ini secara murni dan istiqomah... dia disebut Ahlu sunnah waljamaah. Jadi untuk menilai "Salaf", tidak bisa dengan melihat tingkah lakunya orangnya, karena setiap pribadi yang mengaku salaf, tidak menjamin dia istiqomah dalam merealisasikannya.....semua perbuatan dan tingkah laku seseorang muslim tidak selalu sesuai sunnah, adakalanya dia melenceng dari sunnah karena kejahilannya. Artikel dari Syekh Nashiruddin ini, menurut saya, hanya ingin menjelaskan kepada kaum Muslimin apa itu "As-Salaf". Bukan berarti Fanatik Hizbiyah. Manhaj Salaf tidak mengenal Jama'ah-jama'ah, yang ada hanya satu, yaitu "Al-Jama'ah", yang Rasullulloh SAW sebutkan dalam hadist. Wallahu'alam.... sekian penjelasan singkat saya, yang masih dalam tahap belajar... saya yakin akhi Suharyanto lebih 'Alim dari saya. Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh.. Al-Faqir Muhammad Luqman.H From: "Suharyanto" <suharyanto@...>______________________________________________________ |
Re: Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 19 = Mengapa Harus Salafi ?]
Suharyanto
开云体育Assalamu'alaikum wr.wb.
?
Saya mau tanya berkaitan dengan artikel dibawah
ini.
Yang saya tanyakan banyak sekali jama'ah(yg akidahnya lurus)
yang saya ketahui mengaku sebagai jama'ah yang bermanhaj salaf. Walaupun ada
yang mengaku salaf dan ia mengatakan jama'ah lain bukan salaf, yaa.. ada yang
mengatakan?ini lah,itulah, dll, dsb.
1. Apakah Sebenarnya Rasulullah, para sahabat dan ulama salaf
mengajari hal tersebut?
Ini yang membuat saya bingung ada yang mengaku salaf tapi kok
tidak seperti Rasul, sahabat dan ulama salaf dalam berdakwah dan menyikapi
sesama muslim walaupun ada sedikit perbedaan pendapat.
2.?Saya mau tanya apakah di sini sudah ada jama'ah yang
benar-benar salaf?
Mohon jawaban dari ikhwan sekalian.
?
Wassalamu'alaikum wr.wb.
|