开云体育

ctrl + shift + ? for shortcuts
© 2025 开云体育

Urun rembug


iip hidayat
 

Assalamu'alaikum......
Menyambung komentar yg diberikan oleh ikhwah disini
atas pertanyaan akhi Suharyanto, memang ada sedikit
"kekeliuran" pertanyaan akhi Suharyanto, dimana makna
SALAFY disejajrkan dengan "JAMA'AH" dalam arti "HIZB".
Sesungguhnya telah jelas ulasan dari Syaikh Al-albani,
bhw sebutan salafy adalah bukan utk menyebut "hizb"
tertentu, kelompok tertentu..tapi utk menyebut orang-orang
baik sendiri atau berkelompok yg mengikuti manhaj ahlussunnah
wal jama'ah, manhaj salaful 'ummah.

Hanya saja, semakin kita khawatir bhw kita bukan salafy,
maka dalam diri kita Insya Alloh akan muncul semangat kehati-hatian
ketika kita akan bertholabul 'ilm. Dan kita akan semakin hati-hati
utk mengikuti gaya "tholabul 'ilm"-nya beberapa kaum hizbiyyun.

Sebenarnya, utk kasus khusus di Indonesia, kita bisa dengan mudah
mengindentify seseorang itu betul sungguh-sungguh ingin ikut salafy
atau hanya omongan saja. Tanya saja sama mereka, apakah anda tahu
siapa Al-albani, siapa syaikh al-utsaimin, siapakah syaikh bin baz,
siapakah syaikh rabi, siapakah syaikh salih al-fawzan dsb......
Sepanjang yg ana perhatikan, ada
beberapa kelompok penjawab :
1. Faham betul tentang ketokohan beliau-beliau dan serius utk
mengkaji fatwa-fatwanya tanpa sikap taklid.
Insya Allah yg ini adalah Salafy, Allohu a'lam.

2. Tahu akan ketokohan beliau-beliau, tapi tidak mengambil ilmu
dari beliau-beliau.
Yang ini "mungkin" diragukan salafy-nya. Allohu a'lam.

3. Tahu akan ketokohan beliau, tapi setengah-setangah mengambil
ilmu dari beliau. Contoh, mengakui kepakaran hadits-nya Syaikh
Al-albani, tetapi tidak mencoba mengikuti penjelasan haditsnya
beliau (sebatas mengambil takhrij-nya saja.
Ini pun "mungkin" diragukan Salafy-nya, Allohu a'lam.

4. Tidak tahu akan ketokohan beliau....
Kalau yg ini, sangat jauh dari salafy.

Mungkin akan muncul pertanyaan, kenapa mesti al-albani, kenapa mesti
al-utsaimin, kenapa mesti bin baz ? toh mereka juga adalah manusia
yg tidak luput dari kesalahan ? Sederhana saja jawabnya, jika manusia
yg tahu banyak hadits saja bisa salah, bagaimana dg "tokoh" yg sedikit
tahu tentang hadits ? Jelas kebenaran akan lebih dekat kepada ulama-
ulama ahlul hadits. Ana jadi inget suatu pembahasan dalam kitab Fathul
Majid tentang Bab "Tho'ifatun Manshuroh", tafsir ulama yg paling
banyak adalah bhw mereka itu "ahlul hadits".

Sementara sekian dulu, mohon ampun kepada Alloh jika ada komentar
yg salah sebagai akibat kejahilan ana.

-abu nisa@bandung-


______________________________________________________

Join [email protected] to automatically receive all group messages.