Assalamu'alaikum wr. wb.
Berikut ini ana pernah mendapat forward dari seseorang yang baru mulai melangkah belajar dengan madzab yang selamat (salafi). Al-akh minta ditunjukkan dimana letak tidak benernya informasi dalam homepage fikrah islamiyyah (buatan ikhwan fan IM)
Berikut ini ana sampaikan sebagian dari pasal + komentar yang ana berikan barangkali bemanfaat bagi antum yang bermuamalah dengan seseorang yang bermanhaj seperti dalam homepage tsb. (Tentunya antum mesti pakai dalil yang lebih akurat, bukan yang dari ana yang fakir dan dhoif ini tentunya)
Catatan dari artikel dalam homepage: Fikrah Islamiyyah
Artikerl asal
__________________________________
Pasal:
Salaf-us-Soleh
Assalammualaikum...
Setiap orang boleh dipakai ataupun ditolak kata-katanya melainkan kata-kata
yang keluar dari orang yang dilindungi dari dosa, Rasulullah (s.a.w). Setiap
perkara yang datang dari para salaf-us-soleh r.a yang bertepatan dengan kitab
Allah dan sunnah, kita hendaklah menerimanya. Kalau tidak bertepatan
dengan nas, maka nas al-Quran dan sunnah Rasulullah (s.a.w) adalah yang
lebih utama untuk diikuti(1). Tetapi kita tidak sekali-kali mengutuk dan memburukkan
seseorang dari mereka walaupun apa yang telah diselisihkan mengenainya(2). Kita
serahkan semuanya kepada niat masing-masing kerana mereka telah bergantung kepada
apa yang telah mereka kerjakan(3).
______________________________________________
Komentar ana (Abu Luthfi)
(1) Untuk sesuatu yang telah jelas (yakni terdapat dalil dalam qur'an atau hadits shoheh) maka demikianlah yang haq, sedang untuk sesuatu yang masih samar (kurang jelas tafsirnya / tidak didapati nash_nya secara jelas) maka ijtihad salafush sholeh yang terdiri atas para shahabat, tabi'in dan tabi'it tabi'in termasuk diantaranya Iman madzab yang empat perlu didahulukan. (Lihat pendahuluan tafsir Ibnu Katsir)
(2)Kita lihat dulu apa yang diperselisihkan, kalau masalah furu' (baca fikih) maka demikian itulah yang haq, tapi bila masalah Ushul (baca aqidah) maka perselisihan yang mereka lakukan adalah haq. Kiranya kita perlu kejelasan siapakah salafush sholeh itu? Adakah ulama pengikut dan pembela mu'tazilah, syi'ah, Khowarij, Jahmiyah dll yang telah mafhum kesesatan aqidahnya juga termasuk shalafus sholeh? Imam Ahmad sangat keras kutukannya terhadap ulama' ahli bid'ah. Imam Samsuddin Adzahabi, Imam Ahmad dan Abu Hatim rahimahumullah adalah contoh diantara ulama yang telah melakukan Jarh (kritikan) terhadap para ulama' perawi hadits agar kita punya pegangan untuk mengambil atau menolah hadits yang diriwayatkannya. Maka perlulah kita tahu beda antara kritikan dan kutukan. Memyebutkan kesalahan ulama' salaf tidak selalu bermakna memburukkan atau mengutuk selama didukung dalil yang nyata dan cara yang lurus.
(3)Memang amal tergantung niatnya (HR Umar), tetapi ada dua syarat terkabulnya amal yakni:
a. Niat yang lurus (ikhlas/lillahi ta'ala) dalilnya hadits shoheh dari Umar bin Khotob r.a.
b. Cara yang benar (showab yakni muttaba'ah) dalilnya hadits shoheh dari Aisyah r.a
Kita tidak bisa melihat/mengetahui niat seseorang tapi yang bisa kita lihat adalah caranya. Bila cara yang bathil dibiarkan (tidak boleh dikritik) maka yang haq akan terkubur. Maka jadinya yang bid'ah seperti sunnah dan yang sunnah seperti bid'ah.
(Wallahu a'lam bishowab, semoga Allah menunjukkan yang benar bila ada kesalahan pada komentar ini).
Wassalam
ALS
______________________________________________________