Assalamau'alaikum wr.wb.
?
Terimakasih kepada saudara Endan.
Alhamdulillah, bertambah lagi ilmu saya dan semua anggota ML
Assunnah.
?
Wassalamu'alaikum wr.wb.
toggle quoted message
Show quoted text
----- Original Message -----
Sent: Friday, January 21, 2000 1:31
AM
Subject: [assunnah] Re: Masalah-masalah
Penting Dalam Islam [Masalah - 19 = Mengapa Harus Salafi ?]
Surat kepada seorang akhi....
Saudaraku Suharyanto, sesungguhnya Al Islam itu adalah satu
dan ditinggalkan oleh Nabi 'alaihi sholatu wa salam dalam keadaan
putih bersih. Tidak ada hal yang mendekatkan kita ke surga dan menjauhkan kita
dari neraka melainkan telah beliau sampaikan. Pendeknya, syariat Ad-Dienul
Islam ini telah sempurna, dan Nabi 'alaihi sholatu wa salam tidak
menghendaki adanya pengurangan atau penambahan sedikit pun di dalamnya,
walaupun kita menyangka hal itu baik.
Kemudian setelah wafatnya beliau 'alaihi sholatu wa
salam, tepatnya selelah wafatnya Kholifatur rosyid 'Umar ibnul Khottob
rodhiallahu ‘anhu, muncullah banyak sekali perselisihan, pengurangan
dan penambahan pada dien ini baik dalam masalah aqidah, ibadah, akhlak, manhaj
dan sebagainya. Sampai-sampai ada sekelompok orang yang mengkafirkan Abu Bakar
Asy-Syiddiq, Umar Ibnul Khottob dan Utsman Ibnu 'Affan rodhiallahu
'alaihim ajma'in, mengingkari taqdir, membuat nama bagi Allah yang Allah
sendiri tidak pernah membuat nama seperti yang mereka buat itu, bahkan ada
yang murtad dari Islam. Dan hal itu semua sudah dikhabarkan oleh Nabi yang
Mulia 'alaihi sholatu wa salam sewaktu beliau masih hidup. Dan hal
ini menjadi tanda-tanda kenabian beliau, bahwa apa yang beliau ucapkan itu
pasti akan terjadi. (Saudaraku bisa merujuk kepada kitab-kitab fiqh dan
hadits, atau majalah As-Sunnah Edisi 1 s.d. 12 tahun pertama, atau bisa
menghubungi ana, Alhamdulillah ana juga punya).
Kemudian muncullah para Ulama dan dan para Imam di kalangan
kaum muslimin rohimahumullah dari masa tabi'in sampai sekarang yang
terus menentang mereka dan memurnikan Ad-Dienul Islam yang sudah sempurna ini,
dan mereka itu akan tetap ada sampai hari kiamat kelak. Maka muncullah
Al-Imam Ahmad Ibnu Hambal rohimahullah dengan mempopulerkan
istilah Ahlu Sunnah Wal-Jama’ah sebagai pembeda antara kaum muslimin
yang berjuang keras untuk tetap menjaga kemurnian Dien ini, semurni
sebagaimana ditinggalkan oleh Nabi Muhammad 'alaihi sholatu wa salam dan
para shahabat beliau (as-salafush sholih) ridwanullahu ‘alaihim ajma’in dan
membedakannya dengan kaum muslimin yang telah terpengaruh dan tercampur aduk
oleh manhaj, aqidah, ibadah dan akhlak yang batil. Istiliah Ahlu Sunnah
Wal-Jama’ah sendiri bukanlah hal yang baru (bid’ah), namun sudah beliau
isyaratkan melalui banyak sekali haditsnya yang shohih. Maka kemudian Al-Imam
Ahmad bin Hambal rohimahullah terkenal dengan Imam Ahlu Sunnah wal
Jama’ah. Selain istilah diatas, para ulama juga mengenal istilah-istilah
lain yang digunakan untuk membedakan orang-orang Islam yang tetap berusaha
menjaga dien ini dari pengurangan dan tambahan (bid’ah) dan iltizam (komitmen)
kepada pemahaman Nabi sholallahu ‘alaihi wasalam serta para shahabatnya
rodhiallahu ‘anhum. Istilah-istilah tersebut juga diambil dari sabda-sabda
Beliau yang mulia sholallahu ‘alaihi wasalam, di antaranya adalah :
- Ahlu Sunnah Wal Jama’ah
- Ahlul Hadits
- As-Salaf (yang berpegang kepada para pendahulu (as-salaf) dari dien
ini).
- Firqotun Naajiyah (golongan yang selamat)
- Thoifah al Manshuroh (kelompok yang ditolong)
- Al Ghuroba (yang terasing)
Maka siapakah Salafi (Ahlu Sunnah Wal-Jama’ah) itu ?
Seorang salafi dialah orang yang berpegang teguh kepada
kemurnian agama ini sesuai dengan pemahaman Nabi dan para shahabat beliau,
yang dia ini akan terlihat ghuraba (asing) di kehidupan yang ramai ini, selalu
berpegang kepada sunnah beliau, berimam dan berjama’ah kepada Nabi dan Ulil
‘Amri (ulama wal umaro yang shohih secara syariat), akan ditolong oleh Allah
(manshuroh) dan akan menjadi golongan yang selamat (naajiyah). Itulah hakikat
seorang Muslim yang sesungguhnya.
Antum bertanya, apakah As-Salafi itu sekarang sudah ada ?
Ya, telah ada dari zaman dulu, dan akan tetap ada hingga hari
kiamat nanti dan akan berjuang bersama Al-Imam Mahdi Al-Muntadzor dan
menjadi tentaranya Nabi Isa ‘alaihi sholatu wasalam untuk memerangi
musuh-musuh Islam.
Dimanakah kelompok As-Salafi itu ?
Mereka ada di mana-mana, di Jakarta, di Bandung, di Jepang,
di Saudi, di manapun. Mereka itu ada yang berjama’ah (karena berjama’ah itu
adalah syariat Islam) namun mereka tidak bertandzim. Mereka ikuti para imam
dan ulama rohimahumullah dan mereka menuntut ilmu kepada para ustadz
hafidzahumullah (semoga Allah menjaga mereka), ta’at, patuh dan ‘ittiba
kepada mereka karena itulah pemimpin mereka, namun tidak menjadikan mereka
sebagai pemimpin tandzim. Ketaatan kepada mereka adalah selama yang
diajarkannya adalah sesuai dengan petunjuk Nabi dan para shahabat (salafush
sholeh) rodhiallahu ‘anhum.
Namun seorang salafi (ahlu sunnah wal jama’ah) juga belum
tentu berjama’ah. Seorang muslim yang tinggal sendirian di atas gunung namun
dia beraqidah, beribadah, berakhlaq dan berpemahaman seperti para salafush
sholih, tidak mengurangi dan menambahnya walau sedikitpun, maka dia termasuk
dari jama’ah ini, walaupun mereka tidak saling mengenal. Silahkan haidtsnya
bisa dilihat pada majalah As-Sunnah.
Kenapa ada orang yang mengaku Salafi tapi tidak berakhlaq
Salaf?
Saudaraku, betapa banyak di negeri ini yang mengaku sebagai
seorang ahlu sunnah wal jama’ah di kampung-kampung tapi aqidahnya, ibadahnya,
adabnya dan manhajnya sangat-sangat jauh dari Nabi ‘alaihi sholatu
wasalam dan shabatnya rodhiallahu ‘anhum. Dan betapa banyak orang
yang mengaku bermazhab Syafi’i, tapi sangat-sangat jauh dari pemahaman Al Imam
Asy Syafi’i rohimahullah. Wazannya (timbangannya) adalah selama dia itu
beraqidah, beribadah, beradab (berakhlaq) dan bermanhaj seperti yang
dicontohkan Rasul dan para shahabatnya, maka dia itu adalah seorang salafi.
Antum bisa menilai diri antum sendiri dan juga dapat menilai orang-orang yang
mengaku salaf tadi.
Apakah antum, wahai saudaraku Suharyanto, seorang
Salafi?
Tentuya kita semua ingin menjadi seorang salafi (ahlu sunnah
wal jama’ah). Dan selama antum beraqidah, beribadah, berakhlah dan
bermanhaj, seperti yang dipahami oleh para salafush sholeh
ridwanullah ‘alaihim jami’an, maka antum adalah seorang salafi.
Mudah-mudahan Allah menunjuki saya dan antum menjadi seorang salafi ahlu
sunnah waljama’ah dan mendapat keselamatan dan pertolongan Allah...Amien Ya
Robbl ‘Alamin....
(Saya menjawab surat antum ini dengan ilmu yang saya miliki,
setelah mendengarkan kaset-kaset serta membaca dari majalah As-Sunnah, dll.
Silakan antum merujuk sendiri kepada majalah tersebut).
Post?Message assunnah@... Subscribe assunnah-subscribe@... Unsubscribe
assunnah-unsubscribe@... List?owner
assunnah-owner@...
eGroups.com Home:
- Simplifying group
communications
|