¿ªÔÆÌåÓý

ctrl + shift + ? for shortcuts
© 2025 Groups.io
Date

Urun rembug

iip hidayat
 

Assalamu'alaikum......
Menyambung komentar yg diberikan oleh ikhwah disini
atas pertanyaan akhi Suharyanto, memang ada sedikit
"kekeliuran" pertanyaan akhi Suharyanto, dimana makna
SALAFY disejajrkan dengan "JAMA'AH" dalam arti "HIZB".
Sesungguhnya telah jelas ulasan dari Syaikh Al-albani,
bhw sebutan salafy adalah bukan utk menyebut "hizb"
tertentu, kelompok tertentu..tapi utk menyebut orang-orang
baik sendiri atau berkelompok yg mengikuti manhaj ahlussunnah
wal jama'ah, manhaj salaful 'ummah.

Hanya saja, semakin kita khawatir bhw kita bukan salafy,
maka dalam diri kita Insya Alloh akan muncul semangat kehati-hatian
ketika kita akan bertholabul 'ilm. Dan kita akan semakin hati-hati
utk mengikuti gaya "tholabul 'ilm"-nya beberapa kaum hizbiyyun.

Sebenarnya, utk kasus khusus di Indonesia, kita bisa dengan mudah
mengindentify seseorang itu betul sungguh-sungguh ingin ikut salafy
atau hanya omongan saja. Tanya saja sama mereka, apakah anda tahu
siapa Al-albani, siapa syaikh al-utsaimin, siapakah syaikh bin baz,
siapakah syaikh rabi, siapakah syaikh salih al-fawzan dsb......
Sepanjang yg ana perhatikan, ada
beberapa kelompok penjawab :
1. Faham betul tentang ketokohan beliau-beliau dan serius utk
mengkaji fatwa-fatwanya tanpa sikap taklid.
Insya Allah yg ini adalah Salafy, Allohu a'lam.

2. Tahu akan ketokohan beliau-beliau, tapi tidak mengambil ilmu
dari beliau-beliau.
Yang ini "mungkin" diragukan salafy-nya. Allohu a'lam.

3. Tahu akan ketokohan beliau, tapi setengah-setangah mengambil
ilmu dari beliau. Contoh, mengakui kepakaran hadits-nya Syaikh
Al-albani, tetapi tidak mencoba mengikuti penjelasan haditsnya
beliau (sebatas mengambil takhrij-nya saja.
Ini pun "mungkin" diragukan Salafy-nya, Allohu a'lam.

4. Tidak tahu akan ketokohan beliau....
Kalau yg ini, sangat jauh dari salafy.

Mungkin akan muncul pertanyaan, kenapa mesti al-albani, kenapa mesti
al-utsaimin, kenapa mesti bin baz ? toh mereka juga adalah manusia
yg tidak luput dari kesalahan ? Sederhana saja jawabnya, jika manusia
yg tahu banyak hadits saja bisa salah, bagaimana dg "tokoh" yg sedikit
tahu tentang hadits ? Jelas kebenaran akan lebih dekat kepada ulama-
ulama ahlul hadits. Ana jadi inget suatu pembahasan dalam kitab Fathul
Majid tentang Bab "Tho'ifatun Manshuroh", tafsir ulama yg paling
banyak adalah bhw mereka itu "ahlul hadits".

Sementara sekian dulu, mohon ampun kepada Alloh jika ada komentar
yg salah sebagai akibat kejahilan ana.

-abu nisa@bandung-


______________________________________________________


Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 19 = Mengapa Harus Salafi ?]

Y & R
 

¿ªÔÆÌåÓý

?MENGAPA HARUS SALAFI ?
?
oleh
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani
?

?
?
MUQADIMAH
?
Masih banyak di antara kita yang mempertanyakan apa itu Salafi, dan mengapa harus Salafi .?. Sebagian kaum muslimin malahan menilai bahwa kata-kata Salafi menunjukkan sikap fanatik, bahkan lebih jauh lagi dikatakan sebagai sikap ta'assub terhadap kelompok tertentu serta mengecilkan orang lain, dan yang lebih parah lagi adalah ; mereka mengatakan bahwa Salafi merupakan istilah baru dalam Islam.
?
Benarkah persangkaan tersebut...! Dibawah ini kami nukilkan jawaban dari Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah di majalah Al-Ashalah edisi 9/Th.II/15 Sya'ban 1414H dan dimuat di majalah As-Sunnah edisi 09/th.III/1419H-1999. Mengenai pertanyaan yang ditujukan kepada beliau, yang tidak jauh berbeda dengan permasalahan di atas.
?
?
MENGAPA HARUS SALAFI..?
?
Pertanyaan yang ditujukan kepada Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah, adalah sebagai berikut :
?
"Mengapa perlu menamakan diri dengan Salafiyah, apakah itu termasuk dakwah Hizbiyyah, golongan, madzhab atau kelompok baru dalam Islam ..?"
?
Jawaban beliau adalah sebagai berikut :
?
Sesungguhnya kata "As-Salaf" sudah lazim dalam terminologi bahasa Arab maupun syariat Islam. Adapun yang menjadi bahasan kita kali ini adalah aspek syari'atnya. Dalam riwayat yang shahih, ketika menjelang wafat, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Sayidah Fatimah radyillahu 'anha :
"Artinya : Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah, sebaik-baik "As-Salaf" bagimu adalah Aku".
Dalam kenyataannya di kalangan para ulama sering menggunakan istilah "As-Salaf". Satu contoh penggunaan "As-Salaf" yang biasa mereka pakai dalam bentuk syair untuk menumpas bid'ah :
"Dan setiap kebaikan itu terdapat dalam mengikuti orang-orang? Salaf".
"Dan setiap kejelekan itu terdapat dalam perkara baru yang diada-adakan orang Khalaf".
Namun ada sebagian orang yang mengaku berilmu, mengingkari nisbat (penyandaran diri) pada istillah SALAF karena mereka menyangka bahwa hal tersebut tidak ada asalnya. Mereka berkata : "Seorang muslim tidak boleh mengatakan "saya seorang salafi". Secara tidak langsung mereka beranggapan bahwa seorang muslim tidak boleh mengikuti Salafus Shalih baik dalam hal aqidah, ibadah ataupun ahlaq".
?
Tidak diragukan lagi bahwa pengingkaran mereka ini, (kalau begitu maksudnya) membawa konsekwensi untuk berlepas diri dari Islam yang benar yang dipegang para Salafus Shalih yang dipimpin Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam :
"Artinya : Sebaik-baik generasi adalah generasiku, kemudian sesudahnya, kemudian sesudahnya". (Hadits Shahih Riwayat Bukhari, Muslim).
Maka tidak boleh seorang muslim berlepas diri (bara') dari penyandaran kepada Salafus Shalih. Sedangkan kalau seorang muslim melepaskan diri dari penyandaran apapun selain Salafus Shalih, tidak akan mungkin seorang ahli ilmupun menisbatkannya kepada kekafiran atau kefasikan.
?
Orang yang mengingkari istilah ini, bukankah dia juga menyandarkan diri pada suatu madzhab, baik secara akidah atau fikih ..?. Bisa jadi ia seorang Asy'ari, Maturidi, Ahli Hadits, Hanafi, Syafi'i, Maliki atau Hambali semata yang masih masuk dalam sebutan Ahlu Sunnah wal Jama'ah.
?
Padahal orang-orang yang bersandar kepada madzhab Asy'ari dan pengikut madzhab yang empat adalah bersandar kepada pribadi-pribadi yang tidak maksum. Walau ada juga ulama di kalangan mereka yang benar. Mengapa penisbatan-penisbatan kepada pribadi-pribadi yang tidak maksum ini tidak diingkari ..?
?
Adapun orang yang berintisab kepada Salafus Shalih, dia menyandarkan diri kepada ISHMAH (kemaksuman/terjaga dari kesalahan) secara umum. Rasul telah mendiskripsikan tanda-tanda Firqah Najiah yaitu komitmennya dalam memegang sunnah Nabi dan para sahabatnya. Dengan demikian siapa yang berpegang dengan manhaj Salafus Shalih maka yakinlah dia berada atas petunjuk Allah 'Azza wa Jalla.
?
Salafiyah merupakan predikat yang akan memuliakan dan memudahkan jalan menuju "Firqah Najiyah". Dan hal itu tidak akan didapatkan bagi orang yang menisbatkan kepada nisbat apapun selainnya. Sebab nisbat kepada selain Salafiyah tidak akan terlepas dari dua perkara :
  • Pertama, menisbatkan diri kepada pribadi yang tidak maksum.
  • Kedua, menisbatkan diri kepada orang-orang yang mengikuti manhaj pribadi yang tidak maksum.
Jadi tidak terjaga dari kesalahan, dan ini berbeda dengan ISHMAH para shahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, yang mana Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan supaya kita berpegang teguh terhadap sunnahnya dan sunnah para sahabat setelahnya.
?
Kita tetap terus dan senantiasa menyerukan agar pemahaman kita terhadap Al-Kitab dan As-Sunnah selaras dengan manhaj para sahabat, sehingga tetap dalam naungan ISHMAH (terjaga dari kesalahan) dan tidak melenceng maupun menyimpang dengan pemahaman tertentu yang tanpa pondasi dari Al-Kitab dan As-Sunnah.
?
Mengapa sandaran terhadap Al-Kitab dan As-Sunnah belum cukup ..?
?
Sebabnya kembali kepada dua hal, yaitu hubungannya dengan dalil syar'i dan fenomena Jama'ah Islamiyah yang ada.
?
Berkenan dengan sebab pertama.
Kita dapati dalam nash-nash yang berupa perintah untuk menta'ati hal lain disamping Al-Kitab dan As-Sunnah sebagaimana dalam firman Allah :
"Artinya : Dan taatilah Allah, taatilah Rasul dan Ulil Amri diantara kalian".
(An-Nisaa : 59).
Jika ada Waliyul Amri yang dibaiat kaum Muslimin maka menjadi wajib ditaati seperti keharusan taat terhadap Al-Kitab dan As-Sunnah. Walau terkadang muncul kesalahan dari dirinya dan bawahannya. Taat kepadanya tetap wajib untuk menepis akibat buruk dari perbedaan pendapat dengan menjunjung tinggi syarat yang sudah dikenal yaitu :
"Artinya : Tidak ada ketaatan kepada mahluk di dalam bemaksiat kepada Al-Khalik". (Lihat As-Shahihah No. 179).
"Artinya : Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin. Kami biarkan mereka berkuasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu, dan Kami masukkan dia ke dalam Jahannan dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali". (An-Nisaa : 115).
Allah Maha Tinggi dan jauh dari main-main. Tidak disangkal lagi, penyebutan SABIILIL MU'MINIIN (Jalan kaum mukminin) pasti mengandung hikmah dan manfa'at yang besar. Ayat itu membuktikan adanya kewajiban penting yaitu agar ittiba' kita terhadap Al-Kitab dan As-Sunnah harus sesuai dengan pemahaman generasi Islam yang pertama (generasi sahabat). Inilah yang diserukan dan ditekankan oleh dakwah Salafiyah di dalam inti dakwah dan manhaj tarbiyahnya.
?
Sesungguhnya Dakwah Salafiyah benar-benar akan menyatukan umat. Sedangkan dakwah lainnya hanya akan mencabik-cabiknya. Allah berfirman :
"Artinya : Dan hendaklah kamu bersama-sama orang-orang yang benar". (At-Taubah : 119).
Siapa saja yang memisahkan antara Al-Kitab dan As-Sunnah dengan As-Salafus Shalih bukanlah seorang yang benar selama-lamanya.
?
Adapun berkenan dengan sebab kedua.
Bahwa kelompok-kelompok dan golongan-golongan (umat Islam) sekarang ini sama sekali tidak memperhatikan untuk mengikuti jalan kaum mukminin yang telah disinggung ayat di atas dan dipertegas oleh beberapa hadits.
?
Diantaranya hadits tentang firqah yang berjumlah tujuh puluh tiga golongan, semua masuk neraka kecuali satu. Rasul mendeskripsikannya sebagai :
"Dia (golongan itu) adalah yang berada di atas pijakanku dan para sahabatku hari ini".
Hadits ini senada dengan ayat yang menyitir tentang jalan kaum mukminin. Di antara hadits yang juga senada maknanya adalah, hadits Irbadl bin Sariyah, yang di dalamnya memuat :
"Artinya : Pegangilah sunnahku dan sunnah Khulafair Rasyidin sepeninggalku".
Jadi di sana ada dua sunnah yang harus di ikuti : sunnah Rasul dan sunnah Khulafaur Rasyidin.
?
Menjadi keharusan atas kita -generasi mutaakhirin- untuk merujuk kepada Al-Kitab dan As-Sunnah dan jalan kaum mukminin. Kita tidak boleh berkata : "Kami mandiri dalam memahami Al-Kitab dan As-Sunnah tanpa petunjuk Salafus As-Shalih".
?
Demikian juga kita harus memiliki nama yang membedakan antara yang haq dan batil di jaman ini. Belum cukup kalau kita hanya mengucapkan :"Saya seorang muslim (saja) atau bermadzhab Islam. Sebab semua firqah juga mengaku demikian baik Syiah, Ibadhiyyah (salah satu firqah dalam Khawarij), Ahmadiyyah dan yang lain. Apa yang membedakan kita dengan mereka ..?
?
Kalau kita berkata : Saya seorang muslim yang memegangi Al-Kitab dan As-Sunnah. ini juga belum memadai. Karena firqah-firqah sesat juga mengklaim ittiba' terhadap keduanya.
?
Tidak syak lagi, nama yang jelas, terang dan membedakan dari kelompok sempalan adalah ungkapan : "Saya seorang muslim yang konsisten dengan Al-Kitab dan As-Sunnah serta bermanhaj Salaf", atau disingkat "Saya Salafi".
?
Kita harus yakin, bersandar kepada Al-Kitab dan As-Sunnah saja, tanpa manhaj Salaf yang berperan sebagai penjelas dalam masalah metode pemahaman, pemikiran, ilmu, amal, dakwah, dan jihad, belumlah cukup.?
?
Kita paham para sahabat tidak berta'ashub terhadap madzhab atau individu tertentu. Tidak ada dari mereka yang disebut-sebut sebagai Bakri, Umari, Utsmani atau Alawi (pengikut Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali). Bahkan bila seorang di antara mereka bisa bertanya kepada Abu Bakar, Umar atau Abu Hurairah maka bertanyalah ia. Sebab mereka meyakini bahwa tidak boleh memurnikan ittiba' kecuali kepada satu orang saja yaitu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, yang tidak berkata dengan kemauan nafsunya, ucapannya tiada lain wahyu yang diwahyukan.
?
Taruhlah misalnya kita terima bantahan para pengkritik itu, yaitu kita hanya menyebut diri sebagai muslimin saja tanpa penyandaran kepada manhaj Salaf ; padahal manhaj Salaf merupakan nisbat yang mulia dan benar. Lalu apakah mereka (pengkritik) akan terbebas dari penamaan diri dengan nama-nama golongan madzhab atau nama-nama tarekat mereka .? Padahal sebutan itu tidak syar'i dan salah?..!?.
?
Allah adalah Dzat Maha pemberi petunjuk menuju jalan lurus. Wallahu al-Musta'in.
?
Demikianlah jawaban kami. Istilah Salaf bukan menunjukkan sikap fanatik atau ta'assub pada kelompok tertentu, tetapi menunjukkan pada komitmennya untuk mengikuti Manhaj Salafus Shalih dalam memahami Al-Qur'an dan As-Sunnah.
?
Wallahu Waliyyut-Taufiq.
?

?
Insya Allah menyusul :
  • Nasihat Perkawinan oleh Yazid Abdul Qadir Jawas
?


Re: Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 19 = Mengapa Harus Salafi ?]

Luqman Hakim
 

Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh..

Menaggapi pertanyaan akhi suharyanto..saya ingin sedikit memberikan
penjelasan dari apa yang saya ketahui...

" As-Salaf " (Ahlu Sunnah Wal Jama'ah), bukanlah sebuah jama'ah atau
Firqoh, yang sebagian saudara kita mengistilahkannya, sehingga mereka
sebagian menilainya dengan "sebelah mata". As-Salaf adalah sebuah Manhaj yang agung dan Mulia, yang merupakan jalan yang pernah di tempuh oleh Rasululloh, para sahabat, tabi'in & tabiuttabi'in, yang merupakan generasi yang Rasullulloh sebutkan dalam Hadist, adalah generasi terbaik.
Siapapun yang mengikuti manhaj ini secara murni dan istiqomah...
dia disebut Ahlu sunnah waljamaah.
Jadi untuk menilai "Salaf", tidak bisa dengan melihat tingkah lakunya orangnya, karena setiap pribadi yang mengaku salaf, tidak menjamin
dia istiqomah dalam merealisasikannya.....semua perbuatan dan tingkah laku seseorang muslim tidak selalu sesuai sunnah, adakalanya dia melenceng dari sunnah karena kejahilannya.
Artikel dari Syekh Nashiruddin ini, menurut saya, hanya ingin menjelaskan kepada kaum Muslimin apa itu "As-Salaf". Bukan berarti
Fanatik Hizbiyah.
Manhaj Salaf tidak mengenal Jama'ah-jama'ah, yang ada hanya satu, yaitu "Al-Jama'ah", yang Rasullulloh SAW sebutkan dalam hadist.
Wallahu'alam....

sekian penjelasan singkat saya, yang masih dalam tahap belajar...
saya yakin akhi Suharyanto lebih 'Alim dari saya.

Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh..

Al-Faqir Muhammad Luqman.H



From: "Suharyanto" <suharyanto@...>
Reply-To: assunnah@...
To: <assunnah@...>
Subject: [assunnah] Re: Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 19 = Mengapa Harus Salafi ?]
Date: Wed, 19 Jan 2000 15:22:45 +0700

Assalamu'alaikum wr.wb.

Saya mau tanya berkaitan dengan artikel dibawah ini.
Yang saya tanyakan banyak sekali jama'ah(yg akidahnya lurus) yang saya ketahui mengaku sebagai jama'ah yang bermanhaj salaf. Walaupun ada yang mengaku salaf dan ia mengatakan jama'ah lain bukan salaf, yaa.. ada yang mengatakan ini lah,itulah, dll, dsb.
1. Apakah Sebenarnya Rasulullah, para sahabat dan ulama salaf mengajari hal tersebut?
Ini yang membuat saya bingung ada yang mengaku salaf tapi kok tidak seperti Rasul, sahabat dan ulama salaf dalam berdakwah dan menyikapi sesama muslim walaupun ada sedikit perbedaan pendapat.
2. Saya mau tanya apakah di sini sudah ada jama'ah yang benar-benar salaf?
Mohon jawaban dari ikhwan sekalian.

Wassalamu'alaikum wr.wb.
----- Original Message -----
From: Y & R
To: assunnah@...
Sent: Wednesday, January 19, 2000 11:10 PM
Subject: [assunnah] Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 19 = Mengapa Harus Salafi ?]


MENGAPA HARUS SALAFI ?

oleh
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani


------------------------------------------------------------------------------


MUQADIMAH

Masih banyak di antara kita yang mempertanyakan apa itu Salafi, dan mengapa harus Salafi .?. Sebagian kaum muslimin malahan menilai bahwa kata-kata Salafi menunjukkan sikap fanatik, bahkan lebih jauh lagi dikatakan sebagai sikap ta'assub terhadap kelompok tertentu serta mengecilkan orang lain, dan yang lebih parah lagi adalah ; mereka mengatakan bahwa Salafi merupakan istilah baru dalam Islam.

Benarkah persangkaan tersebut...! Dibawah ini kami nukilkan jawaban dari Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah di majalah Al-Ashalah edisi 9/Th.II/15 Sya'ban 1414H dan dimuat di majalah As-Sunnah edisi 09/th.III/1419H-1999. Mengenai pertanyaan yang ditujukan kepada beliau, yang tidak jauh berbeda dengan permasalahan di atas.


MENGAPA HARUS SALAFI..?

Pertanyaan yang ditujukan kepada Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah, adalah sebagai berikut :

"Mengapa perlu menamakan diri dengan Salafiyah, apakah itu termasuk dakwah Hizbiyyah, golongan, madzhab atau kelompok baru dalam Islam ..?"

Jawaban beliau adalah sebagai berikut :

Sesungguhnya kata "As-Salaf" sudah lazim dalam terminologi bahasa Arab maupun syariat Islam. Adapun yang menjadi bahasan kita kali ini adalah aspek syari'atnya. Dalam riwayat yang shahih, ketika menjelang wafat, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Sayidah Fatimah radyillahu 'anha :
"Artinya : Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah, sebaik-baik "As-Salaf" bagimu adalah Aku".
Dalam kenyataannya di kalangan para ulama sering menggunakan istilah "As-Salaf". Satu contoh penggunaan "As-Salaf" yang biasa mereka pakai dalam bentuk syair untuk menumpas bid'ah :
"Dan setiap kebaikan itu terdapat dalam mengikuti orang-orang Salaf".
"Dan setiap kejelekan itu terdapat dalam perkara baru yang diada-adakan orang Khalaf".
Namun ada sebagian orang yang mengaku berilmu, mengingkari nisbat (penyandaran diri) pada istillah SALAF karena mereka menyangka bahwa hal tersebut tidak ada asalnya. Mereka berkata : "Seorang muslim tidak boleh mengatakan "saya seorang salafi". Secara tidak langsung mereka beranggapan bahwa seorang muslim tidak boleh mengikuti Salafus Shalih baik dalam hal aqidah, ibadah ataupun ahlaq".

Tidak diragukan lagi bahwa pengingkaran mereka ini, (kalau begitu maksudnya) membawa konsekwensi untuk berlepas diri dari Islam yang benar yang dipegang para Salafus Shalih yang dipimpin Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam :
"Artinya : Sebaik-baik generasi adalah generasiku, kemudian sesudahnya, kemudian sesudahnya". (Hadits Shahih Riwayat Bukhari, Muslim).
Maka tidak boleh seorang muslim berlepas diri (bara') dari penyandaran kepada Salafus Shalih. Sedangkan kalau seorang muslim melepaskan diri dari penyandaran apapun selain Salafus Shalih, tidak akan mungkin seorang ahli ilmupun menisbatkannya kepada kekafiran atau kefasikan.

Orang yang mengingkari istilah ini, bukankah dia juga menyandarkan diri pada suatu madzhab, baik secara akidah atau fikih ..?. Bisa jadi ia seorang Asy'ari, Maturidi, Ahli Hadits, Hanafi, Syafi'i, Maliki atau Hambali semata yang masih masuk dalam sebutan Ahlu Sunnah wal Jama'ah.

Padahal orang-orang yang bersandar kepada madzhab Asy'ari dan pengikut madzhab yang empat adalah bersandar kepada pribadi-pribadi yang tidak maksum. Walau ada juga ulama di kalangan mereka yang benar. Mengapa penisbatan-penisbatan kepada pribadi-pribadi yang tidak maksum ini tidak diingkari ..?

Adapun orang yang berintisab kepada Salafus Shalih, dia menyandarkan diri kepada ISHMAH (kemaksuman/terjaga dari kesalahan) secara umum. Rasul telah mendiskripsikan tanda-tanda Firqah Najiah yaitu komitmennya dalam memegang sunnah Nabi dan para sahabatnya. Dengan demikian siapa yang berpegang dengan manhaj Salafus Shalih maka yakinlah dia berada atas petunjuk Allah 'Azza wa Jalla.

Salafiyah merupakan predikat yang akan memuliakan dan memudahkan jalan menuju "Firqah Najiyah". Dan hal itu tidak akan didapatkan bagi orang yang menisbatkan kepada nisbat apapun selainnya. Sebab nisbat kepada selain Salafiyah tidak akan terlepas dari dua perkara :
a.. Pertama, menisbatkan diri kepada pribadi yang tidak maksum.
b.. Kedua, menisbatkan diri kepada orang-orang yang mengikuti manhaj pribadi yang tidak maksum.
Jadi tidak terjaga dari kesalahan, dan ini berbeda dengan ISHMAH para shahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, yang mana Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan supaya kita berpegang teguh terhadap sunnahnya dan sunnah para sahabat setelahnya.

Kita tetap terus dan senantiasa menyerukan agar pemahaman kita terhadap Al-Kitab dan As-Sunnah selaras dengan manhaj para sahabat, sehingga tetap dalam naungan ISHMAH (terjaga dari kesalahan) dan tidak melenceng maupun menyimpang dengan pemahaman tertentu yang tanpa pondasi dari Al-Kitab dan As-Sunnah.

Mengapa sandaran terhadap Al-Kitab dan As-Sunnah belum cukup ..?

Sebabnya kembali kepada dua hal, yaitu hubungannya dengan dalil syar'i dan fenomena Jama'ah Islamiyah yang ada.

Berkenan dengan sebab pertama.
Kita dapati dalam nash-nash yang berupa perintah untuk menta'ati hal lain disamping Al-Kitab dan As-Sunnah sebagaimana dalam firman Allah :
"Artinya : Dan taatilah Allah, taatilah Rasul dan Ulil Amri diantara kalian".
(An-Nisaa : 59).
Jika ada Waliyul Amri yang dibaiat kaum Muslimin maka menjadi wajib ditaati seperti keharusan taat terhadap Al-Kitab dan As-Sunnah. Walau terkadang muncul kesalahan dari dirinya dan bawahannya. Taat kepadanya tetap wajib untuk menepis akibat buruk dari perbedaan pendapat dengan menjunjung tinggi syarat yang sudah dikenal yaitu :
"Artinya : Tidak ada ketaatan kepada mahluk di dalam bemaksiat kepada Al-Khalik". (Lihat As-Shahihah No. 179).
"Artinya : Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin. Kami biarkan mereka berkuasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu, dan Kami masukkan dia ke dalam Jahannan dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali". (An-Nisaa : 115).
Allah Maha Tinggi dan jauh dari main-main. Tidak disangkal lagi, penyebutan SABIILIL MU'MINIIN (Jalan kaum mukminin) pasti mengandung hikmah dan manfa'at yang besar. Ayat itu membuktikan adanya kewajiban penting yaitu agar ittiba' kita terhadap Al-Kitab dan As-Sunnah harus sesuai dengan pemahaman generasi Islam yang pertama (generasi sahabat). Inilah yang diserukan dan ditekankan oleh dakwah Salafiyah di dalam inti dakwah dan manhaj tarbiyahnya.

Sesungguhnya Dakwah Salafiyah benar-benar akan menyatukan umat. Sedangkan dakwah lainnya hanya akan mencabik-cabiknya. Allah berfirman :
"Artinya : Dan hendaklah kamu bersama-sama orang-orang yang benar". (At-Taubah : 119).
Siapa saja yang memisahkan antara Al-Kitab dan As-Sunnah dengan As-Salafus Shalih bukanlah seorang yang benar selama-lamanya.

Adapun berkenan dengan sebab kedua.
Bahwa kelompok-kelompok dan golongan-golongan (umat Islam) sekarang ini sama sekali tidak memperhatikan untuk mengikuti jalan kaum mukminin yang telah disinggung ayat di atas dan dipertegas oleh beberapa hadits.

Diantaranya hadits tentang firqah yang berjumlah tujuh puluh tiga golongan, semua masuk neraka kecuali satu. Rasul mendeskripsikannya sebagai :
"Dia (golongan itu) adalah yang berada di atas pijakanku dan para sahabatku hari ini".
Hadits ini senada dengan ayat yang menyitir tentang jalan kaum mukminin. Di antara hadits yang juga senada maknanya adalah, hadits Irbadl bin Sariyah, yang di dalamnya memuat :
"Artinya : Pegangilah sunnahku dan sunnah Khulafair Rasyidin sepeninggalku".
Jadi di sana ada dua sunnah yang harus di ikuti : sunnah Rasul dan sunnah Khulafaur Rasyidin.

Menjadi keharusan atas kita -generasi mutaakhirin- untuk merujuk kepada Al-Kitab dan As-Sunnah dan jalan kaum mukminin. Kita tidak boleh berkata : "Kami mandiri dalam memahami Al-Kitab dan As-Sunnah tanpa petunjuk Salafus As-Shalih".

Demikian juga kita harus memiliki nama yang membedakan antara yang haq dan batil di jaman ini. Belum cukup kalau kita hanya mengucapkan :"Saya seorang muslim (saja) atau bermadzhab Islam. Sebab semua firqah juga mengaku demikian baik Syiah, Ibadhiyyah (salah satu firqah dalam Khawarij), Ahmadiyyah dan yang lain. Apa yang membedakan kita dengan mereka ..?

Kalau kita berkata : Saya seorang muslim yang memegangi Al-Kitab dan As-Sunnah. ini juga belum memadai. Karena firqah-firqah sesat juga mengklaim ittiba' terhadap keduanya.

Tidak syak lagi, nama yang jelas, terang dan membedakan dari kelompok sempalan adalah ungkapan : "Saya seorang muslim yang konsisten dengan Al-Kitab dan As-Sunnah serta bermanhaj Salaf", atau disingkat "Saya Salafi".

Kita harus yakin, bersandar kepada Al-Kitab dan As-Sunnah saja, tanpa manhaj Salaf yang berperan sebagai penjelas dalam masalah metode pemahaman, pemikiran, ilmu, amal, dakwah, dan jihad, belumlah cukup.

Kita paham para sahabat tidak berta'ashub terhadap madzhab atau individu tertentu. Tidak ada dari mereka yang disebut-sebut sebagai Bakri, Umari, Utsmani atau Alawi (pengikut Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali). Bahkan bila seorang di antara mereka bisa bertanya kepada Abu Bakar, Umar atau Abu Hurairah maka bertanyalah ia. Sebab mereka meyakini bahwa tidak boleh memurnikan ittiba' kecuali kepada satu orang saja yaitu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, yang tidak berkata dengan kemauan nafsunya, ucapannya tiada lain wahyu yang diwahyukan.

Taruhlah misalnya kita terima bantahan para pengkritik itu, yaitu kita hanya menyebut diri sebagai muslimin saja tanpa penyandaran kepada manhaj Salaf ; padahal manhaj Salaf merupakan nisbat yang mulia dan benar. Lalu apakah mereka (pengkritik) akan terbebas dari penamaan diri dengan nama-nama golongan madzhab atau nama-nama tarekat mereka .? Padahal sebutan itu tidak syar'i dan salah ..!?.

Allah adalah Dzat Maha pemberi petunjuk menuju jalan lurus. Wallahu al-Musta'in.

Demikianlah jawaban kami. Istilah Salaf bukan menunjukkan sikap fanatik atau ta'assub pada kelompok tertentu, tetapi menunjukkan pada komitmennya untuk mengikuti Manhaj Salafus Shalih dalam memahami Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Wallahu Waliyyut-Taufiq.


------------------------------------------------------------------------------

Insya Allah menyusul :
a.. Nasihat Perkawinan oleh Yazid Abdul Qadir Jawas


------------------------------------------------------------------------------
Post Message assunnah@...
Subscribe assunnah-subscribe@...
Unsubscribe assunnah-unsubscribe@...
List owner assunnah-owner@...
------------------------------------------------------------------------------


eGroups.com Home:
www.egroups.com - Simplifying group communications



------------------------------------------------------------------------
PostMessage assunnah@...
Subscribe assunnah-subscribe@...
Unsubscribe assunnah-unsubscribe@...
Listowner assunnah-owner@...

------------------------------------------------------------------------
-- Talk to your group with your own voice!
--
______________________________________________________


Re: Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 19 = Mengapa Harus Salafi ?]

Suharyanto
 

¿ªÔÆÌåÓý

Assalamu'alaikum wr.wb.
?
Saya mau tanya berkaitan dengan artikel dibawah ini.
Yang saya tanyakan banyak sekali jama'ah(yg akidahnya lurus) yang saya ketahui mengaku sebagai jama'ah yang bermanhaj salaf. Walaupun ada yang mengaku salaf dan ia mengatakan jama'ah lain bukan salaf, yaa.. ada yang mengatakan?ini lah,itulah, dll, dsb.
1. Apakah Sebenarnya Rasulullah, para sahabat dan ulama salaf mengajari hal tersebut?
Ini yang membuat saya bingung ada yang mengaku salaf tapi kok tidak seperti Rasul, sahabat dan ulama salaf dalam berdakwah dan menyikapi sesama muslim walaupun ada sedikit perbedaan pendapat.
2.?Saya mau tanya apakah di sini sudah ada jama'ah yang benar-benar salaf?
Mohon jawaban dari ikhwan sekalian.
?
Wassalamu'alaikum wr.wb.

----- Original Message -----
From: Y & R
Sent: Wednesday, January 19, 2000 11:10 PM
Subject: [assunnah] Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 19 = Mengapa Harus Salafi ?]

?MENGAPA HARUS SALAFI ?
?
oleh
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani
?

?
?
MUQADIMAH
?
Masih banyak di antara kita yang mempertanyakan apa itu Salafi, dan mengapa harus Salafi .?. Sebagian kaum muslimin malahan menilai bahwa kata-kata Salafi menunjukkan sikap fanatik, bahkan lebih jauh lagi dikatakan sebagai sikap ta'assub terhadap kelompok tertentu serta mengecilkan orang lain, dan yang lebih parah lagi adalah ; mereka mengatakan bahwa Salafi merupakan istilah baru dalam Islam.
?
Benarkah persangkaan tersebut...! Dibawah ini kami nukilkan jawaban dari Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah di majalah Al-Ashalah edisi 9/Th.II/15 Sya'ban 1414H dan dimuat di majalah As-Sunnah edisi 09/th.III/1419H-1999. Mengenai pertanyaan yang ditujukan kepada beliau, yang tidak jauh berbeda dengan permasalahan di atas.
?
?
MENGAPA HARUS SALAFI..?
?
Pertanyaan yang ditujukan kepada Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah, adalah sebagai berikut :
?
"Mengapa perlu menamakan diri dengan Salafiyah, apakah itu termasuk dakwah Hizbiyyah, golongan, madzhab atau kelompok baru dalam Islam ..?"
?
Jawaban beliau adalah sebagai berikut :
?
Sesungguhnya kata "As-Salaf" sudah lazim dalam terminologi bahasa Arab maupun syariat Islam. Adapun yang menjadi bahasan kita kali ini adalah aspek syari'atnya. Dalam riwayat yang shahih, ketika menjelang wafat, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Sayidah Fatimah radyillahu 'anha :
"Artinya : Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah, sebaik-baik "As-Salaf" bagimu adalah Aku".
Dalam kenyataannya di kalangan para ulama sering menggunakan istilah "As-Salaf". Satu contoh penggunaan "As-Salaf" yang biasa mereka pakai dalam bentuk syair untuk menumpas bid'ah :
"Dan setiap kebaikan itu terdapat dalam mengikuti orang-orang? Salaf".
"Dan setiap kejelekan itu terdapat dalam perkara baru yang diada-adakan orang Khalaf".
Namun ada sebagian orang yang mengaku berilmu, mengingkari nisbat (penyandaran diri) pada istillah SALAF karena mereka menyangka bahwa hal tersebut tidak ada asalnya. Mereka berkata : "Seorang muslim tidak boleh mengatakan "saya seorang salafi". Secara tidak langsung mereka beranggapan bahwa seorang muslim tidak boleh mengikuti Salafus Shalih baik dalam hal aqidah, ibadah ataupun ahlaq".
?
Tidak diragukan lagi bahwa pengingkaran mereka ini, (kalau begitu maksudnya) membawa konsekwensi untuk berlepas diri dari Islam yang benar yang dipegang para Salafus Shalih yang dipimpin Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam :
"Artinya : Sebaik-baik generasi adalah generasiku, kemudian sesudahnya, kemudian sesudahnya". (Hadits Shahih Riwayat Bukhari, Muslim).
Maka tidak boleh seorang muslim berlepas diri (bara') dari penyandaran kepada Salafus Shalih. Sedangkan kalau seorang muslim melepaskan diri dari penyandaran apapun selain Salafus Shalih, tidak akan mungkin seorang ahli ilmupun menisbatkannya kepada kekafiran atau kefasikan.
?
Orang yang mengingkari istilah ini, bukankah dia juga menyandarkan diri pada suatu madzhab, baik secara akidah atau fikih ..?. Bisa jadi ia seorang Asy'ari, Maturidi, Ahli Hadits, Hanafi, Syafi'i, Maliki atau Hambali semata yang masih masuk dalam sebutan Ahlu Sunnah wal Jama'ah.
?
Padahal orang-orang yang bersandar kepada madzhab Asy'ari dan pengikut madzhab yang empat adalah bersandar kepada pribadi-pribadi yang tidak maksum. Walau ada juga ulama di kalangan mereka yang benar. Mengapa penisbatan-penisbatan kepada pribadi-pribadi yang tidak maksum ini tidak diingkari ..?
?
Adapun orang yang berintisab kepada Salafus Shalih, dia menyandarkan diri kepada ISHMAH (kemaksuman/terjaga dari kesalahan) secara umum. Rasul telah mendiskripsikan tanda-tanda Firqah Najiah yaitu komitmennya dalam memegang sunnah Nabi dan para sahabatnya. Dengan demikian siapa yang berpegang dengan manhaj Salafus Shalih maka yakinlah dia berada atas petunjuk Allah 'Azza wa Jalla.
?
Salafiyah merupakan predikat yang akan memuliakan dan memudahkan jalan menuju "Firqah Najiyah". Dan hal itu tidak akan didapatkan bagi orang yang menisbatkan kepada nisbat apapun selainnya. Sebab nisbat kepada selain Salafiyah tidak akan terlepas dari dua perkara :
  • Pertama, menisbatkan diri kepada pribadi yang tidak maksum.
  • Kedua, menisbatkan diri kepada orang-orang yang mengikuti manhaj pribadi yang tidak maksum.
Jadi tidak terjaga dari kesalahan, dan ini berbeda dengan ISHMAH para shahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, yang mana Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan supaya kita berpegang teguh terhadap sunnahnya dan sunnah para sahabat setelahnya.
?
Kita tetap terus dan senantiasa menyerukan agar pemahaman kita terhadap Al-Kitab dan As-Sunnah selaras dengan manhaj para sahabat, sehingga tetap dalam naungan ISHMAH (terjaga dari kesalahan) dan tidak melenceng maupun menyimpang dengan pemahaman tertentu yang tanpa pondasi dari Al-Kitab dan As-Sunnah.
?
Mengapa sandaran terhadap Al-Kitab dan As-Sunnah belum cukup ..?
?
Sebabnya kembali kepada dua hal, yaitu hubungannya dengan dalil syar'i dan fenomena Jama'ah Islamiyah yang ada.
?
Berkenan dengan sebab pertama.
Kita dapati dalam nash-nash yang berupa perintah untuk menta'ati hal lain disamping Al-Kitab dan As-Sunnah sebagaimana dalam firman Allah :
"Artinya : Dan taatilah Allah, taatilah Rasul dan Ulil Amri diantara kalian".
(An-Nisaa : 59).
Jika ada Waliyul Amri yang dibaiat kaum Muslimin maka menjadi wajib ditaati seperti keharusan taat terhadap Al-Kitab dan As-Sunnah. Walau terkadang muncul kesalahan dari dirinya dan bawahannya. Taat kepadanya tetap wajib untuk menepis akibat buruk dari perbedaan pendapat dengan menjunjung tinggi syarat yang sudah dikenal yaitu :
"Artinya : Tidak ada ketaatan kepada mahluk di dalam bemaksiat kepada Al-Khalik". (Lihat As-Shahihah No. 179).
"Artinya : Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin. Kami biarkan mereka berkuasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu, dan Kami masukkan dia ke dalam Jahannan dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali". (An-Nisaa : 115).
Allah Maha Tinggi dan jauh dari main-main. Tidak disangkal lagi, penyebutan SABIILIL MU'MINIIN (Jalan kaum mukminin) pasti mengandung hikmah dan manfa'at yang besar. Ayat itu membuktikan adanya kewajiban penting yaitu agar ittiba' kita terhadap Al-Kitab dan As-Sunnah harus sesuai dengan pemahaman generasi Islam yang pertama (generasi sahabat). Inilah yang diserukan dan ditekankan oleh dakwah Salafiyah di dalam inti dakwah dan manhaj tarbiyahnya.
?
Sesungguhnya Dakwah Salafiyah benar-benar akan menyatukan umat. Sedangkan dakwah lainnya hanya akan mencabik-cabiknya. Allah berfirman :
"Artinya : Dan hendaklah kamu bersama-sama orang-orang yang benar". (At-Taubah : 119).
Siapa saja yang memisahkan antara Al-Kitab dan As-Sunnah dengan As-Salafus Shalih bukanlah seorang yang benar selama-lamanya.
?
Adapun berkenan dengan sebab kedua.
Bahwa kelompok-kelompok dan golongan-golongan (umat Islam) sekarang ini sama sekali tidak memperhatikan untuk mengikuti jalan kaum mukminin yang telah disinggung ayat di atas dan dipertegas oleh beberapa hadits.
?
Diantaranya hadits tentang firqah yang berjumlah tujuh puluh tiga golongan, semua masuk neraka kecuali satu. Rasul mendeskripsikannya sebagai :
"Dia (golongan itu) adalah yang berada di atas pijakanku dan para sahabatku hari ini".
Hadits ini senada dengan ayat yang menyitir tentang jalan kaum mukminin. Di antara hadits yang juga senada maknanya adalah, hadits Irbadl bin Sariyah, yang di dalamnya memuat :
"Artinya : Pegangilah sunnahku dan sunnah Khulafair Rasyidin sepeninggalku".
Jadi di sana ada dua sunnah yang harus di ikuti : sunnah Rasul dan sunnah Khulafaur Rasyidin.
?
Menjadi keharusan atas kita -generasi mutaakhirin- untuk merujuk kepada Al-Kitab dan As-Sunnah dan jalan kaum mukminin. Kita tidak boleh berkata : "Kami mandiri dalam memahami Al-Kitab dan As-Sunnah tanpa petunjuk Salafus As-Shalih".
?
Demikian juga kita harus memiliki nama yang membedakan antara yang haq dan batil di jaman ini. Belum cukup kalau kita hanya mengucapkan :"Saya seorang muslim (saja) atau bermadzhab Islam. Sebab semua firqah juga mengaku demikian baik Syiah, Ibadhiyyah (salah satu firqah dalam Khawarij), Ahmadiyyah dan yang lain. Apa yang membedakan kita dengan mereka ..?
?
Kalau kita berkata : Saya seorang muslim yang memegangi Al-Kitab dan As-Sunnah. ini juga belum memadai. Karena firqah-firqah sesat juga mengklaim ittiba' terhadap keduanya.
?
Tidak syak lagi, nama yang jelas, terang dan membedakan dari kelompok sempalan adalah ungkapan : "Saya seorang muslim yang konsisten dengan Al-Kitab dan As-Sunnah serta bermanhaj Salaf", atau disingkat "Saya Salafi".
?
Kita harus yakin, bersandar kepada Al-Kitab dan As-Sunnah saja, tanpa manhaj Salaf yang berperan sebagai penjelas dalam masalah metode pemahaman, pemikiran, ilmu, amal, dakwah, dan jihad, belumlah cukup.?
?
Kita paham para sahabat tidak berta'ashub terhadap madzhab atau individu tertentu. Tidak ada dari mereka yang disebut-sebut sebagai Bakri, Umari, Utsmani atau Alawi (pengikut Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali). Bahkan bila seorang di antara mereka bisa bertanya kepada Abu Bakar, Umar atau Abu Hurairah maka bertanyalah ia. Sebab mereka meyakini bahwa tidak boleh memurnikan ittiba' kecuali kepada satu orang saja yaitu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, yang tidak berkata dengan kemauan nafsunya, ucapannya tiada lain wahyu yang diwahyukan.
?
Taruhlah misalnya kita terima bantahan para pengkritik itu, yaitu kita hanya menyebut diri sebagai muslimin saja tanpa penyandaran kepada manhaj Salaf ; padahal manhaj Salaf merupakan nisbat yang mulia dan benar. Lalu apakah mereka (pengkritik) akan terbebas dari penamaan diri dengan nama-nama golongan madzhab atau nama-nama tarekat mereka .? Padahal sebutan itu tidak syar'i dan salah?..!?.
?
Allah adalah Dzat Maha pemberi petunjuk menuju jalan lurus. Wallahu al-Musta'in.
?
Demikianlah jawaban kami. Istilah Salaf bukan menunjukkan sikap fanatik atau ta'assub pada kelompok tertentu, tetapi menunjukkan pada komitmennya untuk mengikuti Manhaj Salafus Shalih dalam memahami Al-Qur'an dan As-Sunnah.
?
Wallahu Waliyyut-Taufiq.
?

?
Insya Allah menyusul :
  • Nasihat Perkawinan oleh Yazid Abdul Qadir Jawas
?

Post?Message assunnah@...
Subscribe assunnah-subscribe@...
Unsubscribe assunnah-unsubscribe@...
List?owner assunnah-owner@...
eGroups.com Home:
- Simplifying group communications


tanya

 

assalamualaikum

alhamdulillah, sholat dan salam atas Rosul Allah Muhammad.
ikhwan fillah mudah-mudahan sehat dan dalam hidayahNya selalu.

ada beberapa hal yang ingin ana tanyakan (terutama bagi ikhwan yang tinggal dinegara kafir) :
daging (ayam atau sapi) dijepang hukumnya menjadi haram karena disembelih secara nonsyariat.
*bagaimana hukumnya makan dengan piring bekas digunakan memakan babi (tentu aja udah dicuci bersih dengan sabun pencuci) karena sebagian ikhwan ragu dan mensyaratkan untuk dicucinya dengan menggunakan tanah dan juga menggunakan alat yang dipakai bekas daging tak halal (dicuci dgn sabun)
*sampai sejauh mana kita harus memeriksa kehalalan suatu makanan, maksud saya disini ada ingredients makanan yang ditulis abura (minyak) sedang minyak ini bisa aja minyak nabati atau hewani (haram). ada teman yang berkata bahwa selama tidak pasti haram maka kita yakin aja bahwa itu abura nabati dan boleh memakannya. dan kadang kalau makan diluar kita bertanya aja semampu kita misal bahan utama makanan itu apa dan dengan keyakinan kita makan. dengan alasan ada sahabat yang terkena cipratan air dari atas tapi diam tidak bertanya air apa itu padahal dia bisa bertanya untuk mengetahui air itu najis atau bukan (seingat ana)

kalau ada ketidakjelasan dalam pertanyaan ana mohon ditanya ulang sebab ini penting sekali menurut ana

jazakallah khairan katsiran
ahmad iqbal (jepang)
______________________________________________________


Re: Utk akhi Yanto

iip hidayat
 

Assalamualaikum..


Buat akh Iip, bila ke Okayama silahkan mampir ke Kobe.
Insya Alloh. Syukur-syukur kalau antum bisa
ngongkosin..heheh
Bagaimana antum & keluarga disana ?
Apa ada kontak dg ikhwan-ikhwan lain yang masih
"terdampar" di jepang ?

Akh Iqbal, kalau antum nanya menikah dengan siapanya, ana kasih jawabnya.
Pada ana menunggu akhwat yang siap menikah nih!!
(Afwan urusan pribadi).
Wah, rupanya antum sekarang punya profesi sampingan
yah ?..:-)

Wass.,
-Iip-
______________________________________________________


Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 14 = Bahaya HIZBIYAH]

Y & R
 

¿ªÔÆÌåÓý

?
BAHAYA HIZBIYAH
?
oleh
Muhammad Al-Abadah
?

?
Tidak ada satupun yang lebih berbahaya bagi da'wah Islamiyah dewasa ini ketimbang Fanatisme Hizbiyah (Fanatik Golongan). Ia merupakan penyakit berbahaya yang bakal mencerai beraikan ukhuwah Islamiyah. Ia pasti akan memutuskan ikatan-ikatan kuat tali ukhuwah, dan akhirnya akan mengotori kesuciannya.
?
Adakah dibenarkan seorang muslim menunjukan wajah ceria, senyum lebar dan salam hangatnya hanya kepada orang satu kelompok atau satu jama'ah saja ..? Sementara kepada orang dari kelompok lain ia bermuka masam, bersikap dingin dan hambar ..? Adakah dibenarkan seorang muslim mengabaikan kesalahan-kesalahan yang dilakukan shahabat kelompoknya, sementara apabila orang lain melakukan kesalahan yang sama, ia rajin menggunjingkan dan menyebarluaskannya..?
?
Apabila seorang di antara anggota kelompok (hizbiyah) ini anda beri peringatan karena fikrah atau tashawwur (orientasi berfikir)nya menyimpang (munharif), maka ia akan segera memberikan pembelaan-pembelaan dengan dalih : "Ini hanyalah kekeliruan, tetapi tidak merusak prinsip".
?
Disebabkan fanatisme hizbiyah inilah maka anda lihat, seseorang tidak akan mau melakukan tela'ah, belajar atau menimba ilmu, melainkan hanya dari satu arah saja, yaitu hanya dari buku-buku, tulisan orang sekelompoknya dan dari orang-orang tertentu yang telah diwasiatkan tidak boleh belajar melainkan hanya kepada mereka.
?
Dari situlah lahir cakrawala berpikir sempit, dan manusia-manusia yang berkepribadian keji. Ia tidak melihat melainkan hanya dari satu sudut pandang,dan tidak tahu menahu (persoalan) melainkan hanya pemikiran itu satu-satunya.
?
Namun, mengapa hizbiyah semacam ini bisa menyusup ke dalam shaf (barisan) da'wah ..? Siapakah pula pendukungnya sehingga ia tetap berlangsung..?
?
Sesungguhnya telah jelas bahwa hizbiyah adalah suatu pola dari sebuah tarbiyah buruk yang dilakukan guna menangani penggarapan diri seorang manusia, kemudian dikatakannyalah padanya (bahwa) :"Kamilah kelompok paling afdhal, sedangkan selain kami, masing-masing mempunyai kekurangan itu ....". Semua itu karena setiap kelompok hizbiyah ingin menghimpun dan memperbanyak jumlah anggota.
?
Sebagai konsekwensinya, maka mereka harus menjatuhkan nama kelompok lain supaya orang jangan sampai masuk menjadi kelompok lain tersebut. Seakan-akan kita ini menjadi kelompok-kelompok kontetstan dari beberapa partai yang bersaing guna merebut kemenangan dalam suatu pemilihan umum. Sampai-sampai terkadang perlu membeli suara massa dengan klaim-klaim memikat dan dengan harta benda.
?
Dari tarbiyah seperti inilah, akhirnya seseorang harus sudah terpisah dari majlis-majlis para ulama atau orang-orang berilmu semenjak pertama ia menerjuni dunia da'wah atau ketika untuk pertama kalinya ia ingin mencari ilmu, sehingga ia tidak bisa mengenyam tarbiyah para ulama yang mentarbiyah dengan adab, akhlaq dan pengalaman mereka.
?
Kalau demikian keadaannya, maka niscaya dia bakal menyerap (ilmu) dari orang-orang yang aktif menjalankan amaliyah tarbiyah. Jika kebetulan orang itu memiliki ilmu dan tidak mempunyai ambisi kepemimpinan, bisa jadi tarbiyahnya mendekati benar. Tetapi seandainya orang-orang itu (ternyata) menyukai kedudukan atau dalam dirinya terdapat unsur penipuan ilmu, maka tentu, dari tarbiyah ini akan terlahir pemuda-pemuda buruk yang fanatik terhadap kelompok.
?
Tidak ada seorang pun yang bisa selamat dari penyakit ini, kecuali orang yang selalu mengambil perhatian sejak awal, dan mengerti bahwa ada beberapa bentuk tarbiyah yang secara pasti akan menunjukkan hizbiyah. Untuk itu dia akan merasa takut dan berusaha membentengi diri. Dia akan selalu mawas diri, selalu melihat ke belakang, selalu memperbaharui langkah-langkahnya dan selalu melakukan pembaharuan setiap saat, sehingga dirinya tidak terjatuh ke dalam cengkeraman penyakit berbahaya yang keburukan serta malapetakanya merajalela ini.
?
Diterjemahkan secara bebas dari majalah
Al-Bayan, No. 59 Rajab 1413H, Januari 1993M. hal. 46-47
[Majalah As-sunnah tanpa edisi]
?

?
Insya Allah menyusul :
  • Nasihat Perkawinan oleh Yazid Abdul Qadir Jawas
?


Re: Petunjuk mengenai Ibadah Haji

 

Assalamualaikum Wr Wb.

Terimakasih. Saya sudah download informasinya dan akan dipelajari seksama.
Bukunya bisa beli di toko buku biasa (mis. Toko Koperasi Al Azhar atau TB
Walisongo ?).

Wassalam,

-----Original Message-----
From: Suharyanto [mailto:suharyanto@...]
Sent: Monday, January 17, 2000 11:46 AM
To: assunnah@...
Subject: [assunnah] Re: Petunjuk mengenai Ibadah Haji


Assalamu'alaikum wr.wb.

Ibu Rikrik,
Anda bisa lihat di website
Disana anda dapat lihat tuntunan ibadah haji.
Kami juga menjual buku tentang tuntunan ibadah haji tersebut.


Wassalamu'alaikum wr.wb.

----- Original Message -----
From: <Rikrik.Ilyas@...>
To: <assunnah@...>
Sent: Monday, January 17, 2000 10:52 AM
Subject: [assunnah] Petunjuk mengenai Ibadah Haji


Assalamualaikum Wr Wb,

Saya akan berterimasih sekali jika ada yang berkenan membagi ilmu dan tips
praktis mengenai Ibadah haji.

Kalau bisa yang tidak terlalu "berat" (maklum ilmu saya masih rendah
sekali)
atau yang mencakup filosofi dari tiap aturan, kewajiban dan larangan yang
ada dalam melaksanakan ibadah haji.

Juga tips praktis, misalnya mengenai jenis sabun yang boleh digunakan saat
ihram, siwak / odol, baju, kaus kaki, tandu dan kursi roda (karena mungkin
suami saya agak sakit), suhu udara saat ini .......

Atau buku / wbsite yang baik dibaca atau digunakan sebagai acuan ...

Wassalam,

Ny. Rikrik Mardjono

------------------------------------------------------------------------
Post Message assunnah@...
Subscribe assunnah-subscribe@...
Unsubscribe assunnah-unsubscribe@...
List owner assunnah-owner@...

------------------------------------------------------------------------
For the fastest and easiest way to backup your files and, access them from
anywhere. Try @backup Free for 30 days. Click here for a chance to win a
digital camera.


-- Talk to your group with your own voice!
--



------------------------------------------------------------------------
Post?Message assunnah@...
Subscribe assunnah-subscribe@...
Unsubscribe assunnah-unsubscribe@...
List?owner assunnah-owner@...

------------------------------------------------------------------------
For the fastest and easiest way to backup your files and, access them from
anywhere. Try @backup Free for 30 days. Click here for a chance to win a
digital camera.


-- Create a poll/survey for your group!
--


Re: Petunjuk mengenai Ibadah Haji

Suharyanto
 

Assalamu'alaikum wr.wb.

Ibu Rikrik,
Anda bisa lihat di website
Disana anda dapat lihat tuntunan ibadah haji.
Kami juga menjual buku tentang tuntunan ibadah haji tersebut.


Wassalamu'alaikum wr.wb.

----- Original Message -----
From: <Rikrik.Ilyas@...>
To: <assunnah@...>
Sent: Monday, January 17, 2000 10:52 AM
Subject: [assunnah] Petunjuk mengenai Ibadah Haji


Assalamualaikum Wr Wb,

Saya akan berterimasih sekali jika ada yang berkenan membagi ilmu dan tips
praktis mengenai Ibadah haji.

Kalau bisa yang tidak terlalu "berat" (maklum ilmu saya masih rendah
sekali)
atau yang mencakup filosofi dari tiap aturan, kewajiban dan larangan yang
ada dalam melaksanakan ibadah haji.

Juga tips praktis, misalnya mengenai jenis sabun yang boleh digunakan saat
ihram, siwak / odol, baju, kaus kaki, tandu dan kursi roda (karena mungkin
suami saya agak sakit), suhu udara saat ini .......

Atau buku / wbsite yang baik dibaca atau digunakan sebagai acuan ...

Wassalam,

Ny. Rikrik Mardjono

------------------------------------------------------------------------
Post Message assunnah@...
Subscribe assunnah-subscribe@...
Unsubscribe assunnah-unsubscribe@...
List owner assunnah-owner@...

------------------------------------------------------------------------
For the fastest and easiest way to backup your files and, access them from
anywhere. Try @backup Free for 30 days. Click here for a chance to win a
digital camera.


-- Talk to your group with your own voice!
--



Petunjuk mengenai Ibadah Haji

 

Assalamualaikum Wr Wb,

Saya akan berterimasih sekali jika ada yang berkenan membagi ilmu dan tips
praktis mengenai Ibadah haji.

Kalau bisa yang tidak terlalu "berat" (maklum ilmu saya masih rendah sekali)
atau yang mencakup filosofi dari tiap aturan, kewajiban dan larangan yang
ada dalam melaksanakan ibadah haji.

Juga tips praktis, misalnya mengenai jenis sabun yang boleh digunakan saat
ihram, siwak / odol, baju, kaus kaki, tandu dan kursi roda (karena mungkin
suami saya agak sakit), suhu udara saat ini .......

Atau buku / wbsite yang baik dibaca atau digunakan sebagai acuan ...

Wassalam,

Ny. Rikrik Mardjono


Tips ringan bagi yang suka Hotmail

Ibnu F
 

¿ªÔÆÌåÓý

Assalamu'alaikum Wr.Wb.
?
Ikhwah Fillah,
Saya melihat beberapa member ML ini menggunakan?email gratis dari hotmail.com.?Kalo belum, saya anjurkan?agar meng-kolaborasikan antara Hotmail dengan?Outlook Express yg?included pada Internet Explorer 5.0. Keuntungannya :
  1. Manajemen email menjadi lebih mudah, seperti delete mail, move, copy, attachment file, etc.
  2. Format email tidak lagi Plain Text, tapi Rich Text yg tentunya menambah keindahan email Anda.
  3. Tidak perlu LOGIN lagi (mengisi username & password) yang berarti tidak perlu masuk ke web site hotmail.com, tapi Anda cukup menjalankan Outlook Express dari Windows 95/98.??
  4. Dan kemudahan-kemudahan lainnya !
Berikut ini langkah-langkahnya :
  1. Boleh saja jika Anda belum punya Account?Hotmail, tapi diasumsikan?sudah punya misalnya : fulan@...
  2. Jalankan Outlook Express, pilih?Tools pada menu bar.
  3. Pilih Accounts..., selanjutnya Anda dibawa ke?dialog box : Internet Accounts
  4. Klik?tab menu : Mail
  5. Klik tombol Add, lalu?pilih Mail...?selanjutnya muncul dialog box : Internet Connection Wizard
  6. Isilah field Display Name dengan nama Anda, mis :?Fulan bin Fulan
  7. Klik tombol Next, pilih radio button I already have an e-mail address that I'd like to use.?Isilah? E-mail address Anda, misalnya :?fulan@...
  8. Klik tombol Next,?jendela selanjutnya adalah menentukan?nama server (E-mail Server Name). Isilah My incoming mail server is a : pilih HTTP server dan My HTTP mail service provider is :? pilih Hotmail
  9. Klik tombol Next, masuk ke jendela Internet Mail Logon.
    Isilah :?

    ?????????? Account Name? :??fulan?? (?adalah username yg telah?terdaftar di hotmail )???
    ?????????? Password???????? :? ketik kata sandi, sama dengan password pada?account hotmail
  10. Ketik Next, dan..Congratulations, klik tombol Finish, Anda dibawa ke jendela Internet Accounts.
  11. Perhatikan di bawah kolom Account terdapat kata "Hotmail".
  12. Klik account tersebut, lalu klik tombol Set As Default, jika account ini akan?dijadikan default mail??
  13. Klik tombol Properties, dan terlihat kotak dialog Hotmail Properties.
  14. Sekarang posisi pada?tab menu General,?lengkapi?Mail Account dan User Information, misalnya : kata Hotmail diganti dengan Fulan on Hotmail,?isilah field Organization?dan Reply address (optional).
  15. Klik tab menu Server,?periksa pada Server URL, jika masih kosong isilah dengan :
    ? Pastikan juga?Login name dan Password telah terisi dengan benar.
  16. Klik tab menu Connection. Aktifkan check box Always connect to this account using :
    Pilih nama koneksi ke Internet Service Provider (ISP) Anda. Misalnya nama koneksi ke ISP adalah IndoSat, klik pilihan tersebut !
  17. Klik tombol OK.?
  18. Klik tombol Close untuk menyudahi proses setting.?
  19. Pastikan sekarang telah terhubung ke provider !? Perhatikan, pada Outlook Express selain terdapat Local Folder (Inbox, Outbox, Sent Items, etc) juga terdapat Fulan on Hotmail. Klik folder tersebut, jawab Yes jika ada pertanyaan untuk melihat folder-folder yang tersedia.
Selamat mencoba,
Selamat 'Idul Fitri 1420 H. Mohon maaf lahir dan batin.
?
Wassalamu'alaikum Wr.Wb.
?
:-) Ibnu.
?
?


Re: Persoalan Hadith Mengenai Najd

Y & R
 

¿ªÔÆÌåÓý

Date: Fri, 14 Jan 2000 12:49:48 +0800
From: "Dr. Tanpa Nama 98" [Namanya siapa ...?]
To: assunnah@...
Subject: [assunnah] Persoalan Hadith Mengenai Najd

Assalamualaikum warahmatullah,

* Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuhu.

Buat sahabat yg berada di seberang yg cukup berpengalaman. Saya di sini ingin menanyakan soalan mengenai? tajuk di atas. Saya pernah melihat perbalahan antara kaum sufi dan salafi. Kaum sufi menggunakan Hadith mengenai Najd (tempat timbulnya tanduk syaitan, fitnah etc) sebagai hujjah utk menghentam kaum salafi dgn gelaran wahabbi di? mana pengasas gerakan Wahabbi berasal dari Najd.

Oleh itu, saya mohon mana-mana sahabat yg berpengetahuan tinggi agar dapat clarify tentang hadith tentang Najd serta penafsirannya sekali. Adakah hadith tersebut merujuk kpd Iraq ataupun Najd di Riyadh ataupun sebaliknya?

Jazakallah khair saya ucapkan.

Wslm.

========

Alhamdulillahirrabbil 'alamin, wa-ba'du.

Saya hanya akan membantu menjelaskan soalan diatas, adapun mengenai clarify dan penafsiran mengenai hadits Najd, insya allah akan ditanyakan kepada yang lebih mengetahui atau berpengetahuan tinggi tentang ilmu hadits.

Adapun keterangan yang dapat saya jelaskan adalah sebagai berikut :

Dalam sebuah artikel "Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Sosok Penegak Panji-Panji Tauhid", oleh Abu Aufa di Majalah As-Sunnah edisi 11/1/1415-1994 hal. 57. dijelaskan :

"Adalah suatu hal yang sudah ma'ruf bahwasanya sangkaan dan tuduhan yang dilancarkan oleh musuh-musuh beliau, adalah tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan para pengikutnya sangat jauh berbeda dengan kelompok Khawarij dalam hal-hal yang sudah jelas, khusunya dalam masalah aqidah. ...... dst".

"Diantara para musuh beliau ada yang mengatakan bahwa tempat munculnya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab ini sama dengan tempat munculnya Musailimah Al-Kadzab. Sebagaiaman mereka mengatakan bahwasanya ada riwayat-riwayat yang mencela negeri Najd. Selain itu mereka juga mengatakan bahwasanya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab ini adalah keturunan Dzil Khuwaishirah, yang mana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengabarkan tentang mereka bahwasanya nanti ada dari kalangan mereka yang keluar dari Islam sebagaimana keluarnya anak panah dari busurnya. [Shawaiq, karya Sulaiman bin Abdul Wahhab hal. 30-35].

Namun dengan mudahnya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan para pengikutnya membantah perkataan tadi. Mereka menjawab. Sesungguhnya tempat tidak pantas untuk dijadikan sebagai ukuran (mizan) terhadap sesuatu bahkan tidak didapati seorang nabi berada di suatu daerah kecuali daerah tadi adalah daerah yang sangat rusak.

Selanjutnya mereka mengatakan : "Sesungguhnya Najd yang ada dalam hadits adalah Najdul Iraq bukan Najd Saudi, dan maksud dari apa yang dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwasanya dari keturunan Dzil Khuwaishirah ada yang keluar dari Islam sebagaimana keluarnya anak panah dari busurnya adalah keturunan Dzil Khuwaishirah yang berada di daerah Hururiyyah yang mengadakan pemberontakan terhadap kekhalifahan Ali bin Abi Thalib radliyallahu 'anhu". [Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Hayatuhu wa Fikruhu, Ta'lif Asy-Syaikh Abdullah Ash-Sholih Al-Utsaimain hal. 107]

Demikian penjelasan singkat ini, mudah-mudahan ada manfa'at dan faedahnya.

Wallahu a'lam.

yayat@...

*** Bagaimana perkembangan dakwah di Malaysia ..?

?

?

?

?

?

?

?

?

?

?


Re: Persoalan Hadith Mengenai Najd

Dr. Tanpa Nama 98
 

Y & R wrote:
Date: Fri, 14 Jan 2000 12:49:48 +0800
From: "Dr. Tanpa Nama 98" [Namanya siapa ...?]
========
--------------------
>>>>Nama Saya: Abu Az-Zuhri bin Zulkifli, Drtn98 merupakan nama pena saya.<<<<<<<<
Alhamdulillahirrabbil 'alamin, wa-ba'du.

Saya hanya akan membantu menjelaskan soalan diatas, adapun mengenai clarify dan penafsiran mengenai hadits Najd, insya allah akan ditanyakan kepada yang lebih mengetahui atau berpengetahuan tinggi tentang ilmu hadits.

Adapun keterangan yang dapat saya jelaskan adalah sebagai berikut :

Dalam sebuah artikel "Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Sosok Penegak Panji-Panji Tauhid", oleh Abu Aufa di Majalah As-Sunnah edisi 11/1/1415-1994 hal. 57. dijelaskan :

"Adalah suatu hal yang sudah ma'ruf bahwasanya sangkaan dan tuduhan yang dilancarkan oleh musuh-musuh beliau, adalah tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan para pengikutnya sangat jauh berbeda dengan kelompok Khawarij dalam hal-hal yang sudah jelas, khusunya dalam masalah aqidah. ...... dst".
"Diantara para musuh beliau ada yang mengatakan bahwa tempat munculnya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab ini sama dengan tempat munculnya Musailimah Al-Kadzab. Sebagaiaman mereka mengatakan bahwasanya ada riwayat-riwayat yang mencela negeri Najd. Selain itu mereka juga mengatakan bahwasanya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab ini adalah keturunan Dzil Khuwaishirah, yang mana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengabarkan tentang mereka bahwasanya nanti ada dari kalangan mereka yang keluar dari Islam sebagaimana keluarnya anak panah dari busurnya. [Shawaiq, karya Sulaiman bin Abdul Wahhab hal. 30-35].

Namun dengan mudahnya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan para pengikutnya membantah perkataan tadi. Mereka menjawab. Sesungguhnya tempat tidak pantas untuk dijadikan sebagai ukuran (mizan) terhadap sesuatu bahkan tidak didapati seorang nabi berada di suatu daerah kecuali daerah tadi adalah daerah yang sangat rusak.

Selanjutnya mereka mengatakan : "Sesungguhnya Najd yang ada dalam hadits adalah Najdul Iraq bukan Najd Saudi, dan maksud dari apa yang dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwasanya dari keturunan Dzil Khuwaishirah ada yang keluar dari Islam sebagaimana keluarnya anak panah dari busurnya adalah keturunan Dzil Khuwaishirah yang berada di daerah Hururiyyah yang mengadakan pemberontakan terhadap kekhalifahan Ali bin Abi Thalib radliyallahu 'anhu". [Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Hayatuhu wa Fikruhu, Ta'lif Asy-Syaikh Abdullah Ash-Sholih Al-Utsaimain hal. 107]

Demikian penjelasan singkat ini, mudah-mudahan ada manfa'at dan faedahnya.

Wallahu a'lam.

yayat@...

*** Bagaimana perkembangan dakwah di Malaysia ..?

---------------------
Assalamualaikum warahmatullah,

Jazakallah khair di atas penerangan yang serba ringkas. 'Ala kullihal, saya mengharapkan penjelasan yg lebih lanjut mengenai perkara di atas. Saya berharap, saudara dapat mengusahakannya.

Perkembangan dakwah di Malaysia? Sudah semestinya dakwah akan mengharungi duri ranjau dan mehnah; kalau tidak, ia tidak dinamakan dakwah. Walaubagaimanapun, ada juga positifnya. Dan doakan para da'ie yg benar mendapat kemenangan suatu hari nanti apabila syarat kemenangan sudah dipenuhi.

Wslm.


Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 13 = Ahlus Sunnah Wal Jama'ah]

Y & R
 

¿ªÔÆÌåÓý

?
AHLUS SUNNAH WAL JAMA'AH
?
oleh
Muhammad bin Abdullah Al-Wuhaibi
?

?
?
As-Sunnah dalam istilah mempunyai beberapa makna (lihat : Mawaqif Ibnu Taimiyah Minal Asy'ariyah I:3804 oleh Syaikh Abdur-Rahman Al-Mahmud dan Mafhum Ahlis Sunnah Wal Jama'ah Inda Ahlis Sunnah Wal Jama'ah oleh Syaikh Nasyir Al-Aql). Dalam tulisan ringkas ini tidak hendak dibahas makna-makna itu. Tetapi hendak menjelaskan istilah "As-Sunnah" atau "Ahlus Sunnah" menurut petunjuk yang sesuai dengan i'tiqad Al-Imam Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan : "..... Dari Abu Sufyan Ats-Tsauri ia berkata :
"Berbuat baiklah terhadap ahlus-sunnah karena mereka itu ghuraba"
(Diriwayatkan oleh Al-Lalika'i dalam "Syarhus-Sunnah" No. 49)
Yang dimaksud "As-Sunnah" menurut para Imam yaitu : Thariqah (jalan hidup) Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dimana beliau shallallahu 'alaihi wa sallam dan para shahabat berada di atasnya". Yang selamat dari syubhat dan syahwat", oleh karena itu Al-Fudhail bin Iyadh mengatakan : "Ahlus Sunnah itu orang yang mengetahui apa yang masuk kedalam perutnya dari (makanan) yang halal". ( lihat : Al-Lalika'i Syarhus Sunnah No. 51 dan Abu Nu'aim dalam Al-Hilyah 8:1034).
?
Karena tanpa memakan yang haram termasuk salah satu perkara sunnah yang besar yang pernah dilakukan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan para shahabat radhiyallahu 'anhum. Kemudian dalam pemahaman kebanyakan Ulama Muta'akhirin dari kalangan Ahli Hadits dan lainnya. As-Sunnah itu ungkapan tentang apa yang selamat dari syubhat-syubhat dalam i'tiqad khususnya dalam masalah-masalah iman kepada Allah, para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, Hari Akhir, begitu juga dalam masalah-masalah Qadar dan Fadhailush-Shahabah (keutamaan shahabat).
?
Para Ulama itu menyusun beberapa kitab dalam masalah ini dan mereka menamakan karya-karya mereka itu sebagai "As-Sunnah". Menamakan masalah ini dengan "As-Sunnah" karena pentingnya masalah ini dan orang yang menyalahi dalam hal ini berada di tepi kehancuran. Adapun Sunnah yang sempurna adalah thariqah yang selamat dari syubhat dan syahwat. (Kasyful Karriyyah 19-20).
?
Ahlus Sunnah adalah mereka yang mengikuti sunnah Nabi shallallahu 'alahi wa sallam dan sunnah shahabatnya radhiyallahu 'anhum.
?
Al-Imam Ibnul Jauzi mengatakan : "..... Tidak diragukan bahwa Ahli Naqli dan Atsar pengikut atsar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan atsar para shahabatnya, mereka itu Ahlus Sunnah". (Talbisul Iblis oleh Ibnul Jauzi hal.16 dan lihat Al-Fashlu oleh Ibnu Hazm 2:107).
?
Kata "Ahlus-Sunnah" mempunyai dua makna :
  1. Mengikuti sunah-sunah dan atsar-atsar yang datangnya dari Rasulullah shallallu 'alaihi wa sallam dan para shahabat radhiyallahu 'anhum, menekuninya, memisahkan yang shahih dari yang cacat dan melaksanakan apa yang diwajibkan dari perkataan dan perbuatan dalam masalah aqidah dan ahkam.
  2. Lebih khusus dari makna pertama, yaitu yang dijelaskan oleh sebagian ulama dimana mereka menamakan kitab mereka dengan nama As-Sunnah, seperti Abu Ashim, Al-Imam Ahmad bin Hanbal, Al-Imam Abdullah bin Ahmad bin Hanbal, Al-Khalal dan lain-lain. Mereka maksudkan (As-Sunnah) itu? i'tiqad shahih yang ditetapkan dengan nash dan ijma'.
Kedua makna itu menjelaskan kepada kita bahwa madzhab Ahlus Sunnah itu kelanjutan dari apa yang pernah dilakukan? Rasulullah shallallahu 'alaih wa sallam dan para shahabat radhiyallahu 'anhum. Adapun penamaan Ahlus Sunnah adalah sesudah terjadinya fitnah ketika awal munculnya firqah-firqah.
?
Ibnu Sirin rahimahullah mengatakan :"Mereka (pada mulanya) tidak pernah menanyakan tentang sanad. Ketika terjadi fitnah (para ulama) mengatakan : Tunjukkan (nama-nama) perawimu kepada kami. Kemudian ia melihat kepada Ahlus Sunnah sehingga hadits mereka diambil. Dan melihat kepada Ahlul Bi'dah dan hadits mereka tidak di ambil".(Diriwayatkan oleh Muslim dalam Muqaddimah kitab shahihnya hal.15).
?
Al-Imam Malik rahimahullah pernah ditanya :"Siapakah Ahlus Sunnah itu ? Ia menjawab : Ahlus Sunnah itu mereka yang tidak mempunyai laqab (julukan) yang sudah terkenal yakni bukan Jahmi, Qadari, dan bukan pula Rafidli". (Al-Intiqa fi Fadlailits Tsalatsatil Aimmatil Fuqaha. hal.35 oleh Ibnu Abdil Barr).
?
Kemudian ketika Jahmiyah mempunyai kekuasaan dan negara, mereka menjadi sumber bencana bagi manusia, mereka mengajak untuk masuk ke aliran Jahmiyah dengan anjuran dan paksaan. Mereka menggangu, menyiksa dan bahkan membunuh orang yang tidak sependapat dengan mereka. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta'ala menciptakan Al-Imam Ahmad bin Hanbal untuk membela Ahlus Sunnah. Dimana beliau bersabar atas ujian dan bencana yang ditimpakan mereka.
?
Beliau membantah dan patahkan hujjah-hujjah mereka, kemudian beliau umumkan serta munculkan As-Sunnah dan beliau menghadang dihadapan Ahlul Bid'ah dan Ahlul Kalam. Sehingga, beliau diberi gelar Imam Ahlus Sunnah.
?
Dari keterangan di atas dapat kita simpulkan bahwa istilah Ahlus Sunnah terkenal dikalangan Ulama Mutaqaddimin (terdahulu) dengan istilah yang berlawanan dengan istilah Ahlul Ahwa' wal Bida' dari kelompok Rafidlah, Jahmiyah, Khawarij, Murji'ah dan lain-lain. Sedangkan Ahlus Sunnah tetap berpegang pada ushul (pokok) yang pernah diajarkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan shahabat radhiyallahu 'anhum.
?
?
AHLUS SUNNAH WAL-JAMA'AH
?
Istilah yang digunakan untuk menamakan pengikut madzhab As-Salafus Shalih dalam i'tiqad ialah Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Banyak hadits yang memerintahkan untuk berjama'ah dan melarang berfirqah-firqah dan keluar dari jama'ah. (lihat : Wujubu Luzuumil Jama'ah wa Dzamit Tafarruq. hal. 115-117 oleh Jamal bin Ahmad Badi).
?
Para ulama berselisih tentang perintah berjama'ah ini dalam beberapa pendapat. (Al-I'tisham 2:260-265).
  1. Jama'ah itu adalah As-Sawadul A'dzam (sekelompok manusia atau kelompok terbesar-pen) dari pemeluk Islam.
  2. Para Imam Mujtahid
  3. Para Shahabat Nabi radhiyallahu 'anhum.
  4. Jama'ahnya kaum muslimin jika bersepakat atas sesuatu perkara.
  5. Jama'ah kaum muslimin jika mengangkat seorang amir.
Pendapat-pendapat di atas kembali kepada dua makna.
  1. Bahwa jama'ah adalah mereka yang bersepakat mengangkat seseorang amir (pemimpin) menurut tuntunan syara', maka wajib melazimi jama'ah ini dan haram menentang jama'ah ini dan amirnya.
  2. Bahwa jama'ah yang Ahlus Sunnah melakukan i'tiba' dan meninggalkan ibtida' (bid'ah) adalah madzhab yang haq yang wajib diikuti dan dijalani menurut manhajnya. Ini adalah makna penafsiran jama'ah dengan Shahabat Ahlul Ilmi wal Hadits, Ijma' atau As-Sawadul A'dzam. (Mauqif Ibni Taimiyah Minal Asya'irah 1:17).
Syaikhul Islam mengatakan : "Mereka (para ulama) menamakan Ahlul Jama'ah karena jama'ah itu adalah ijtima' (berkumpul) dan lawannya firqah. Meskipun lafadz jama'ah telah menjadi satu nama untuk orang-orang yang berkelompok. Sedangkan ijma' merupakan pokok ketiga yang menjadi sandaran ilmu dan dien. Dan mereka (para ulama) mengukur semua perkataan dan pebuatan manusia zhahir maupun bathin yang ada hubungannya dengan dien dengan ketiga pokok ini (Al-Qur'an, Sunnah dan Ijma'). (Majmu al-Fatawa 3:175).
?
Istilah Ahlus Sunnah wal Jama'ah mempunyai istilah yang sama dengan Ahlus Sunnah. Dan secara umum para ulama menggunakan istilah ini sebagai pembanding Ahlul Ahwa' wal Bida'. Contohnya : Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhum mengatakan tentang tafsir firman Allah Ta'ala :
"Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri dan adapula muka yang muram". (Ali-Imran : 105).
"Adapun orang-orang yang mukanya putih berseri adalah Ahlus Sunnah wal Jama'ah sedangkan orang-orang yang mukanya hitam muram adalah Ahlul Ahwa' wa Dhalalah". (Diriwayatkan oleh Al-Lalika'i 1:72 dan Ibnu Baththah dalam Asy-Syarah wal Ibanah 137. As-Suyuthi menisbahkan kepada Al-Khatib dalam tarikhnya dan Ibni Abi Hatim dalam Ad-Durrul Mantsur 2:63).
?
Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : "Jika sampai (khabar) kepadamu tentang seseorang di arah timur ada pendukung sunnah dan yang lainnya di arah barat maka kirimkanlah salam kepadanya dan do'akanlah mereka. Alangkah sedikitnya Ahlus Sunnah wal Jama'ah". (Diriwayatkan oleh Al-Lalika'i dalam Syarhus Sunnah 1:64 dan Ibnul Jauzi dalam Talbisul Iblis hal.9).
?
Jadi kita dapat menyimpulkan bahwa Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah firqah yang berada diantara? firqah-firqah yang ada, seperti juga kaum muslimin berada di tengah-tengah milah-milah lain. Penisbatan kepadanya, penamaan dengannya dan penggunaan nama ini menunjukan atas luasnya i'tiqad dan manhaj.
?
Nama Ahlus Sunnah merupakan perkara yang baik dan boleh serta telah digunakan oleh para Ulama Salaf. Diantara yang paling banyak menggunakan istilah ini ialah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah.
?
?
ASY'ARIYAH, MATURIDIYAH DAN ISTILAH AHLUS SUNNAH.
?
Asy'ariyah dan Maturidhiyah banyak menggunakan istilah Ahlus Sunnah wal Jama'ah ini, dan di kalangan mereka kebanyakan mengatakan bahwa madzhab salaf "Ahlus Sunnah wa Jama'ah" adalah apa yang dikatakan oleh Abul Hasan Al-Asy'ari dan Abu Manshur Al-Maturidi. Sebagian dari mereka mengatakan Ahlus Sunnah wal Jama'ah itu As'ariyah, Maturidiyah dan Madzhab Salaf.
?
Az-Zubaidi mengatakan : "Jika dikatakan Ahlus Sunnah, maka yang dimaksud dengan mereka itu adalah Asy'ariyah dan Maturidiyah". (Ittihafus Sadatil Muttaqin 2:6).
?
Penulis Ar-Raudhatul Bahiyyah mengatakan :"Ketahuilah bahwa pokok semua aqaid Ahlus Sunnah wal Jama'ah atas dasar ucapan dua kutub, yakni Abul Hasan Al-Asy'ari dan Imam Abu Manshur Al-Maturidi".( Ar-Raudlatul Bahiyyah oleh Abi Udibah hal.3).
?
Al-Ayji mengatakan :"Adapun Al-Firqotun Najiyah yang terpilih adalah orang-orang yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata tentang mereka : "Mereka itu adalah orang-orang yang berada di atas apa yang Aku dan para shahabatku berada diatasnya". Mereka itu adalah Asy'ariyah dan Salaf dari kalangan Ahli Hadits dan Ahlus Sunnah wal Jama'ah". (Al-Mawaqif? hal. 429).
?
Hasan Ayyub mengatakan : "Ahlus Sunnah? adalah Abu Hasan Al-Asy'ari dan Abu Mansyur Al-Maturidi dan orang-orang yang mengikuti jalan mereka berdua. Mereka berjalan di atas petunjuk Salafus Shalih dalam memahami aqaid". (lihat : Tabsithul Aqaidil Islamiyah, hal. 299 At-Tabshut fi Ushulid Din, hal. 153, At-Tamhid oleh An-nasafi hal.2, Al-Farqu Bainal Firaq, hal. 323, I'tiqadat Firaqil Muslimin idal Musyrikin, hal. 150).
?
Pada umumnya mereka mengatakan aqidah Asy'ariyah dan Maturidiyah berdasarkan madzhab Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Disini tidak bermaksud mempermasalahkan pengakuan bathil ini. Tetapi hendak menyebutkan dua kesimpulan dalam masalah ini.
  1. Bahwa pemakaian istilah ini oleh pengikut Asy'ariyah dan Maturidiyah dan orang-orang yang terpengaruh oleh mereka sedikitpun tidak dapat merubah hakikat kebid'ahan dan kesesatan mereka dari Manhaj Salafus Shalih dalam banyak sebab.
  2. Bahwa penggunaan mereka terhadap istilah ini tidak menghalangi kita untuk menggunakan dan menamakan diri dengan istilah ini menurut syar'i dan yang digunakan oleh para Ulama Salaf. Tidak ada aib dan cercaan bagi yang menggunakan istilah ini. Sedangkan yang diaibkan adalah jika bertentangan dengan i'tiqad dan madzhab Salafus Shalih dalam pokok (ushul) apapun.
?
Diterjemahkan dari majalah
Al-Bayan, no. 78 Shafar 1415H
oleh Ibrahim Sa'id
[Majalah As-sunnah edisi 10/Th.1]
?

?
Insya Allah menyusul :
  • Nasihat Perkawinan oleh Yazid Abdul Qadir Jawas
?


tanya

Hakim Lukman
 

Assalamu'alaikum Warohmatullah

Mau tanya kepada ikhwan sekalian......apakah majalah Assunnah punya
Homepage...?
sekalian tanya juga...Homepagenya Yayasan Al-Huda Bogor.
Kalau ada ...tolong informasikan...!!

Wassalamu'alaikum Warohmatullah..

Luqman. H


Persoalan Hadith Mengenai Najd

Dr. Tanpa Nama 98
 

Assalamualaikum warahmatullah,

Buat sahabat yg berada di seberang yg cukup berpengalaman. Saya di sini ingin menanyakan soalan mengenai? tajuk di atas. Saya pernah melihat perbalahan antara kaum sufi dan salafi. Kaum sufi menggunakan Hadith mengenai Najd (tempat timbulnya tanduk syaitan, fitnah etc) sebagai hujjah utk menghentam kaum salafi dgn gelaran wahabbi di? mana pengasas gerakan Wahabbi berasal dari Najd. Oleh itu, saya mohon mana-mana sahabat yg berpengetahuan tinggi agar dapat clarify tentang hadith tentang Najd serta penafsirannya sekali. Adakah hadith tersebut merujuk kpd Iraq ataupun Najd di Riyadh ataupun sebaliknya?Jazakallah khair saya ucapkan.

Wslm.


Taqobballallahu Minna Wa Minkum - from Nusye Jeanita

Nusye Jeanita
 

You have just received an animated greeting card from Nusye Jeanita
You'll see the personal greeting by using the following Web location.



(Your greeting card will be available for the next 90 days)
There is no charge for this service! :) HAVE a good day and have fun!

____________________________________________________________
Accessing your card indicates your agreement with our Website Rules
posted at the bottom of the following Web location: (You're welcome to send a
card at no charge to someone at this location)


Re: assalamualaikum

A L S
 

From: "ahmad_iqbal" <ahmad_iqbal@...>
Reply-To: assunnah@...
To: assunnah@...
Subject: [assunnah] assalamualaikum
Date: Mon, 10 Jan 2000 22:38:19 -0800


assalamualaikum
Wa'alaikum sa;lam wr. wb.

Alhamdulillah, sholawat dan salam atas Rosul Allah
tidak terkira betapa senangnya ana diijinkan bergabung dengan ml
assunnah. yang setelah ana baca banyak ilmu didalamnya.
sebagai perkenalan ana ahmad iqbal tinggal dihachioji, tokyo, sedang
belajar ditokyo national college of tech.
adakah diantara ikhwan yang tinggal dekat tokyo ? ana miskin sekali
ilmu dan literatur agama.
Alhamdulillah, kalau natum sudah bisa bergabung.
Antum dekat Arabic Islamic Institute, bukannya bisa lebih banyak belajar?, disanakan banyak buku-buku gratis kan?!
Kalau libur silahkan silaturohim ke Kobe, ana dengar insyaAllah bulan depan akh Iip mau ikut test di Okayama Univ. (sekitar 2-3 jam dari Kobe).
Kepada seluruh rekan di Jepang, Bagaimana kalau libur musim panas tahun ini kita buat daurah dirumah ana (Kobe)?
Kemudian bagi ikhwan di Jepang yang ingin baca majalah "As-Sunnah", tiap edisi ana minta kirim 40 eksemplar, (edisi terakhir tahun ke IV no 3).
Buat akh Iqbal, ana sudah kirimi antum 3 eksemplar, sudah sampai belum?

Buat akh Iip, bila ke Okayama silahkan mampir ke Kobe.

terus ingin nanya hukumnya menikah tanpa memberi tahu orang tua (orang
tua melarang tapi karena takut fitnah) ?
jazakallah khairan katsiran
Akh Iqbal, kalau antum nanya menikah dengan siapanya, ana kasih jawabnya. Pada ana menunggu akhwat yang siap menikah nih!!
(Afwan urusan pribadi).

Wassalam
ALS
______________________________________________________


Re: assalamualaikum

Y & R
 

From: ahmad_iqbal <ahmad_iqbal@...>
To: <assunnah@...>



assalamualaikum
Alaikumsalam

TAQOBBALALLAHU MINA WA-MINKUM

Alhamdulillah, sholawat dan salam atas Rosul Allah
tidak terkira betapa senangnya ana diijinkan bergabung dengan ml
assunnah. yang setelah ana baca banyak ilmu didalamnya.
sebagai perkenalan ana ahmad iqbal tinggal di hachioji, tokyo, sedang
belajar di tokyo national college of tech.
adakah diantara ikhwan yang tinggal dekat tokyo ? ana miskin sekali
ilmu dan literatur agama.
Ikhwan yang sedang belajar di Jepang di antaranya adalah sbb :
1. Abu Luthfi Sudaryanto alyanto@...
2. Didik Setia Permana didik@...
3. Iip SH iipsh@...

Dan kepada ikhwan-ikhwan di Jepang lainnya, yang belum disebutkan diatas
silahkan menambahkannya.

terus ingin nanya hukumnya menikah tanpa memberi tahu orang tua (orang
tua melarang tapi karena takut fitnah) ?
Mengenai pertanyaan nikah tanpa memberi tahu orang tua, Insya Allah ml
assunnah akan mengangkat kajian mengenai "Nasihat Perkawinan" oleh Ustadz
Yazid bin Abdul Qadir Jawas yang sedang kami persiapkan, mudah-mudahan
"risalah singkat tersebut " bisa membantu menjawab permasalahan yang
ditanyakan.

jazakallah khairan katsiran
wassalam


assalamualaikum

 

assalamualaikum

Alhamdulillah, sholawat dan salam atas Rosul Allah
tidak terkira betapa senangnya ana diijinkan bergabung dengan ml
assunnah. yang setelah ana baca banyak ilmu didalamnya.
sebagai perkenalan ana ahmad iqbal tinggal dihachioji, tokyo, sedang
belajar ditokyo national college of tech.
adakah diantara ikhwan yang tinggal dekat tokyo ? ana miskin sekali
ilmu dan literatur agama.

terus ingin nanya hukumnya menikah tanpa memberi tahu orang tua (orang
tua melarang tapi karena takut fitnah) ?
jazakallah khairan katsiran

wassalam
ahmad iqbal