开云体育

ctrl + shift + ? for shortcuts
© 2025 Groups.io
Date

Re: Yth Perpustakaan As-Sunnah

Gatot Ariwibowo
 

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

AlhamdulillahiRabbil'alamiin Washolaatu Wassalaamu 'alaa Asyrofil Anbiyaai
Walmursaliin Wa'alaa alihii washohbihii ajma'iin.

Berikut ini beberapa usulan untuk kitab-kitab penting dalam perpustakaan rumah oleh Muhammad Shaleh Al-Munajjid dalam Kitab 40 Nashiihatan li Ishlaahil Buyuut (versi Terjemah: 40 Nasehat Memperbaiki Rumah Tangga, terbitan Darul Haq, Jakarta)

Kitab Tafsir

  1. Tafsir Ibnu Katsir
  2. Tafsir Ibnu Sadi
  3. Zubdatut Tafsir karya Al-Asyqar
  4. Ushulut Tafsir karya Ibnu Utsaimin
  5. Lamahaat Fii Uluumil Quran karya Muhammad Ash-Shabbagh
  6. Kitab Hadits

  7. Shahihul Kalimith Thayyib
  8. Amalul Muslimi fil Yaum wal Lailah
  9. Riyadhush Shalihin dan keterangannya
  10. Nuzhatul Muttaqin
  11. Mukhtashar Shahih Al-Bukhari karya Zubaidi
  12. Mukhtashar Shahih Muslim karya Mundziri dan Al-Albani
  13. Shahihul Jami ash-Shaghier
  14. Dhaiful Jami ash-Shaghier
  15. Shahihut Targhib wat Tarhib
  16. As Sunnah wa Makaanatuha fit Tasyrii
  17. Qawaid wa Fawaid Minal Arbain an Nawawiyyah karya Nazhim Sulthan
  18. Kitab Aqidah

  19. Fathul Majid Syarhu Kitab at-Tauhid dengan Tahqiq Arnauth
  20. Alaamus Sunnah al Mansyurah karya Al-Hakamy
  21. Maarijul Qabuul karya Al Hakamy
  22. Syarhul Aqidah ath Thahawiyah dengan tahqiq Al-Albani
  23. Silsilatul Aqidah karya Umar Sulaiman Al Asyqar (8 juz)
  24. Asyraatus Saaah karya Dr. Yusuf Al Wabil
  25. Kitab Fiqh

  26. Manaarus Sabil Karya Ibnu Dhauyan
  27. Irwaaul Ghalil karya Al Albani
  28. Zaadul Maaad
  29. Al-Mughni karya Ibnu Qudamah
  30. Fiqhus Sunnah
  31. Al-Mulakhakhashul Fiqhi karya Shalih Fauzan
  32. Majmuatu Fataawa al-Ulama (Abdul Aziz Bin Baaz, Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Abdullah bin Jibrin)
  33. Shifatu Shalatin Nabi karya Al-Albani dan Syaikh Abdul Aziz bin Baaz
  34. Mukhtashar Ahkamil Janaiz karya Al-Albani
  35. Kitab Ahlaq dan Penyucian Jiwa

  36. Tahdzibu Madarijis Salikin
  37. Al-Fawaid
  38. Al-Jawabul Kaafi
  39. Thariqul Hijratain Wa Baabus Saadatain
  40. Al-Wabilush Shaib Wa Rafiul Kalimith Thayyib karya Ibnul Qayyim
  41. Lathaaiful Maaarif karya Ibnu Rajab
  42. Tahdzibu Mauidhatil Mukminin
  43. Ghidzaul Albab
  44. Sejarah dan Biografi

  45. Al-Bidayah Wan Nihayah karya Ibnu Katsir
  46. Mukhtashar asy-Syamaail al Muhammadiyyah karya At-Turmudzi
  47. Ar Rahiiqul Makhtum
  48. Al Awaashim minal Qawaashim karya Ibnul Arabi Tahqiq Al Kitab dan Al Istanbuli
  49. Al Mujtama Al Madani (1-2) karya Akram Al Umari
  50. Siyaru Alaamin Nubala
  51. Manhaju Kitaabit Tarikh Al-Islami karya Muhammad bin Shamil As-Salami.
  52. Kitab-kitab Lain

  53. Raqaiq karya Ustadz Husain Uwaisyah
  54. Kitabul Iman karya Muhammad Naim Yasin
  55. Al Wala wal Bara karya Syaikh Muhammad Said Al Qahthani
  56. Al Inhiraafaat Al Aqidah fil Qarnain Ats Tsani Asyar wats Tsalits Asyar karya Ali Az Zahrani
  57. Al Muslimun wa Dhahiratul Hazimah An Nafsiyah karya Abdullah Asy-Syabanah
  58. Al Marah Bainal Fiqhi wal Qaanun karya Musthafa As-SibaI
  59. Al Usratul Muslimah Amamal Fiidiyu Wal Tilifiziyun karya Marwan Kack
  60. Al Maratul Muslimah Idaaduha wa Masuuliyatuha karya Ahmad Ababathin
  61. Masuuliyatul Ab Al Muslim fii Tarbiyati Waladihi karya Adnan Baharits
  62. Hijaabul Muslimah karya Ahmad Al Barazi
  63. Wajaaa Daurul Majuus karya Abdullah Muhammad Al Gharib

Paling tidak ini yang beliau usulkan kalau ingin membuat perpustakaan rumah. Mudah-mudahan bermanfaat bagi yang punya cita-cita membuat perpustakaan rumah.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

-bowo-


>From: "Abu Luthfi Sudaryanto"

>
>Yth. Perpustakaan As-Sunnah
>
>Assalamu'alaikum wr. wb.
>
>Pernah ada pertanyaan pada saya, "Buku apakah yang sebaiknya diprioritaskan
>untuk kita baca (miliki)?"
>Pertanyaan ini mengingatkan saya pada sebuah kutaib (kitab kecil) yang
>berisikan 25(?) fatwa Al Muhaddits Nashiruddin Albani.
>Kalau tidak salah disana ada rekomendasi beliau tentang beberapa buku/kitab
>yang baik untuk dibaca bagi para pemula (tholabul 'ilmi).
>


Get Your Private, Free E-mail from MSN Hotmail at


Yth Perpustakaan As-Sunnah

Abu Luthfi Sudaryanto
 

Yth. Perpustakaan As-Sunnah

Assalamu'alaikum wr. wb.

Pernah ada pertanyaan pada saya, "Buku apakah yang sebaiknya diprioritaskan untuk kita baca (miliki)?"
Pertanyaan ini mengingatkan saya pada sebuah kutaib (kitab kecil) yang berisikan 25(?) fatwa Al Muhaddits Nashiruddin Albani.
Kalau tidak salah disana ada rekomendasi beliau tentang beberapa buku/kitab yang baik untuk dibaca bagi para pemula (tholabul 'ilmi).

Nah pertanyaan saya :
1. Adakan perpustakaan As-Sunnah punya kumpulan fatwa tsb?
Bila ada: bisakah saya dikopikan pada bagian tsb?
Bila tidak: mbok ya punyalah!!

2. Adakah perpustakaan As-Sunnah telah punya semua kitab-kitab yang direkomendasi beliau tsb?
Bila sudah: Alhamdulillah, bagi-bagi dong walau cuman resensinya.
Bila belum: lha mbok ya diusahakan!!!

3. Adakah perpustakaan As-Sunnah keberatan untuk mencantumkan buku-buku yang telah ada ke dalam homepage/milis?
Bila keberatan: Yo wis
Bila tidak keberatan: mau lihat mana yang ada dan mana yang tidak,
siapa tahu ada halaman kitab yang saya perlukan seperti pertanyaan diatas,
atau setidaknya saya bisa ikut menggunakan perpustakaan tanpa harus datang langsung, kalau bisa sih sambil silaturohim
atau siapa tahu ada ikhwan/akhwat yang mau melengkapi.
atau siapa tahu ada ikhwan/akhwat yang pengin juga bikin perpustakaan pribadi hingga bisa buat referansi
atau siapa tahu.......
Jangan-jangan, masih ada ikhwan / akhwat yang masih penasaran terhadap nama perpustakaan As-sunnah sebagaimana sering disebut akh Yayat,
Atau jangan-jangan ada ikhwan/akhwat yang punya ide bagus tentang sebuah perpustakaan buku-buku yang shohih.
Semoga suatu saat nanti kita (Indonesia) punya (dikaruniai Allah) sebuah perpustakaan nasional buku-buku shahih yakni yang berisikan kitab-kitab karya ulama' salaf dan yang mengikuti mereka dari generasi awal hingga akhir. Tapi buat apa perpustakaan ya kalau tidak ada yang baca? IQRO' !!!
Sekian, afwan kalau kepanjangan pertanyaan dan uneg-unegnya.

Wassalam
Abu Luthi Sudaryanto

________________________________________________________________________
Get Your Private, Free E-mail from MSN Hotmail at


[Masalah - 47 = Keutamaan Sabar Mengahadapi Cobaan]

Yayat Ruhiat
 

开云体育

?
KEUTAMAAN SABAR MENGHADAPI
COBAAN
?
Oleh
Majdi As-Sayyid Ibrahim

?
Kata Pengantar.
Insya Allah untuk Masalah-47 s/d Masalah-50, kami akan mengangkat seruan-seruan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang ditujukan kepada wanita-wanita Mukminah, baik berupa peringatan ataupun berupa perintah-perintah yang dikhususkan bagi mereka. Dan artikel-artikel tersebut?kami?ambil dari buku 50 Wasiat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bagi Wanita, oleh Majdi As-Sayyid Ibrahim, terbitan Pustaka Al-Kautsar, cetakan kelima.
?
?
KEUTAMAAN SABAR MENGHADAPI COBAAN
"Artinya : Dari Ummu Al-Ala', dia berkata :"Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjengukku tatkala aku sedang sakit, lalu beliau berkata. 'Gembirakanlah wahai Ummu Al-Ala'. Sesungguhnya sakitnya orang Muslim itu membuat Allah menghilangkan kesalahan-kesalahan, sebagaimana api yang menghilangkan kotoran emas dan perak".(Isnadnya Shahih, ditakhrij Abu Daud, hadits nomor 3092).
Wahai Ukhti Mukminah .!
Sudah barang tentu engkau akan menghadapi cobaan di dalam kehidupan dunia ini. Boleh jadi cobaan itu menimpa langsung pada dirimu atau suamimu atau anakmu ataupun anggota keluarga yang lain. Tetapi justru disitulah akan tampak kadar imanmu. Allah menurunkan cobaan kepadamu, agar Dia bisa menguji imanmu, apakah engkau akan sabar ataukah engkau akan marah-marah, dan adakah engkau ridha terhadap takdir Allah .?
?
Wasiat yang ada dihadapanmu ini disampaikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tatkala menasihati Ummu Al-Ala' Radhiyallahu anha, seraya menjelaskan kepadanya bahwa orang mukmin itu diuji Rabb-nya agar Dia bisa menghapus kesalahan dan dosa-dosanya.
?
Selagi engkau memperhatikan kandungan Kitab Allah, tentu engkau akan mendapatkan bahwa yang bisa mengambil manfaat dari ayat-ayat dan mengambil nasihat darinya adalah orang-orang yang sabar, sebagaimana firman Allah.
"Artinya : Dan, di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah kapal-kapal (yang berlayar) di laut seperti gunung-gunung. Jikalau Dia menghendaki, Dia akan menenangkan angin, maka jadilah kapal-kapal itu terhenti di permukaan laut. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan) -Nya bagi setiap orang yang bersabar dan banyak bersyukur". (Asy-Syura : 32-33)
Engkau juga akan mendapatkan bahwa Allah memuji orang-orang yang sabar dan menyanjung mereka. Firman-Nya.
"Artinya : Dan, orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa". (Al-Baqarah : 177).
Engkau juga akan tahu bahwa orang yang sabar adalah orang-orang yang dicintai Allah, sebagaimana firman-Nya.
"Artinya : Dan, Allah mencintai orang-orang yang sabar". (Ali Imran : 146).
Engkau juga akan mendapatkan bahwa Allah memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan balasan yang lebih baik daripada amalnya dan melipat gandakannya tanpa terhitung. Firman-Nya.
"Artinya : Dan, sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan". (An-Nahl : 96).
?
"Artinya : Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas". (Az-Zumar : 10).
Bahkan engkau akan mengetahui bahwa keberuntungan pada hari kiamat dan keselamatan dari neraka akan mejadi milik orang-orang yang sabar. Firman Allah.
"Artinya : Sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu, (sambil mengucapkan) :'Salamun 'alaikum bima shabartum'. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu" (Ar-Ra'd : 23-24).
Benar. Semua ini merupakan balasan bagi orang-orang yang sabar dalam menghadapi cobaan. Lalu kenapa tidak? ? Sedangkan orang mukmin selalu dalam keadaan yang baik ?.
?
Dari Shuhaib radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya : Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik. Apabila mendapat kelapangan, maka dia bersyukur dan itu kebaikan baginya. Dan, bila ditimpa kesempitan, maka dia bersabar, dan itu kebaikan baginya". (Ditakhrij Muslim, 8/125 dalam Az-Zuhud).
Engkau harus tahu bahwa Allah mengujimu menurut bobot iman yang engkau miliki. Apabila bobot imanmu berat, Allah akan memberikan cobaan yang lebih keras. Apabila ada kelemahan dalam agamamu, maka cobaan yang diberikan kepadamu juga lebih ringan. Perhatikalah riwayat ini.
"Artinya : Dari Sa'id bin Abi Waqqash Radhiyallahu anhu, dia berkata. 'Aku pernah bertanya : Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling keras cobaannya ?. Beliau menjawab. Para nabi, kemudian orang pilihan dan orang pilihan lagi. Maka seseorang akan diuji menurut agamanya. Apabila agamanya merupakan (agama) yang kuat, maka cobaannya? juga berat. Dan, apabila di dalam agamanya ada kelemahan, maka dia akan diuji menurut agamanya. Tidaklah cobaan menyusahkan seorang hamba sehingga ia meninggalkannya berjalan di atas bumi dan tidak ada satu kesalahan pun pada dirinya". (Isnadnya shahih, ditakhrij At-Tirmidzy, hadits nomor 1509, Ibnu Majah, hadits nomor 4023, Ad-Darimy 2/320, Ahmad 1/172).
?
"Artinya : Dari Abu Sa'id Al-Khudry Radhiyallahu anhu, dia berkata. 'Aku memasuki tempat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan beliau sedang demam. Lalu kuletakkan tanganku di badan beliau. Maka aku merasakan panas ditanganku di atas selimut. Lalu aku berkata.'Wahai Rasulullah, alangkah kerasnya sakit ini pada dirimi'. Beliau berkata :'Begitulah kami (para nabi). Cobaan dilipatkan kepada kami dan pahala juga ditingkatkan bagi kami'. Aku bertanya.'Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berat cobaannya ?. Beliau menjawab.'Para nabi. Aku bertanya.'Wahai Rasulullah, kemudian siapa lagi?. Beliau menjawab.'Kemudian orang-orang shalih. Apabila salah seorang di antara mereka diuji dengan kemiskinan, sampai-sampai salah seorang diantara mereka tidak mendapatkan kecuali (tambalan) mantel yang dia himpun. Dan, apabila salah seorang diantara mereka sungguh merasa senang karena cobaan, sebagaimana salah seorang diantara kamu yang senang karena kemewahan". (Ditakhrij Ibnu Majah, hadits nomor 4024, Al-Hakim 4/307, di shahihkan Adz-Dzahaby).
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata. "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata :
"Artinya : Cobaan tetap akan menimpa atas diri orang mukmin dan mukminah, anak dan juga hartanya, sehingga dia bersua Allah dan pada dirinya tidak ada lagi satu kesalahanpun". (Isnadnya Hasan, ditakhrij At-Tirmidzy, hadits nomor 2510. Dia menyatakan, ini hadits hasan shahih, Ahmad 2/287, Al-Hakim 1/346, dishahihkan Adz-Dzahaby).
Selagi engkau bertanya :"Mengapa orang mukmin tidak menjadi terbebas karena keutamaannya di sisi Rabb.?".
?
Dapat kami jawab :"Sebab Rabb kita hendak membersihan orang Mukmin dari segala maksiat dan dosa-dosanya. Kebaikan-kebaikannya tidak akan tercipta kecuali dengan? cara ini. Maka Dia mengujinya sehingga dapat membersihkannya. Inilah yang diterangkan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam terhadap Ummul 'Ala dan Abdullah bin Mas'ud. Abdullah bin Mas'ud pernah berkata."Aku memasuki tempat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan beliau sedang demam, lalu aku berkata.'Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau sungguh menderita demam yang sangat keras'.
?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata."Benar. Sesungguhnya aku demam layaknya dua orang diantara kamu yang sedang demam".
?
Abdullah bin Mas'ud berkata."Dengan begitu berarti ada dua pahala bagi engkau ?"
?
Beliau menjawab. "Benar". Kemudian beliau berkata."Tidaklah seorang muslim menderita sakit karena suatu penyakit dan juga lainnya, melainkan Allah menggugurkan kesalahan-kesalahannya dengan penyakit itu, sebagaimana pohon yang menggugurkan daun-daunnya". (Ditakhrij Al-Bukhari, 7/149. Muslim 16/127).
?
Dari Abi Sa'id Al-Khudry dan Abu Hurairah Radhiyallahu anhuma, keduanya pernah mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata.
"Artinya : Tidaklah seorang Mukmin ditimpa sakit, letih, demam, sedih hingga kekhawatiran yang mengusiknya, melainkan Allah mengampuni kesalahan-kesalahannya". (Ditakhrij Al-Bukhari 7/148-149, Muslim 16/130.)
Sabar menghadapi sakit, menguasai diri karena kekhawatiran dan emosi, menahan lidahnya agar tidak mengeluh, merupakan bekal bagi orang mukmin dalam perjalanan hidupnya di dunia. Maka dari itu sabar termasuk dari sebagian iman, sama seperti kedudukan kepala bagi badan. Tidak ada iman bagi orang yang tidak sabar, sebagaimana badan yang tidak ada artinya tanpa kepala. Maka Umar bin Al-Khaththab Radhiyallahu anhu berkata. "Kehidupan yang paling baik ialah apabila kita mengetahuinya dengan berbekal kesabaran". Maka andaikata engkau mengetahui tentang pahala dan berbagai cobaan yang telah dijanjikan Allah bagimu, tentu engkau bisa bersabar dalam menghadapi sakit. Perhatikanlah riwayat berikut ini.
"Artinya : Dari Atha' bin Abu Rabbah, dia berkata. "Ibnu Abbas pernah berkata kepadaku. 'Maukah kutunjukkan kepadamu? seorang wanita penghuni sorga .?. Aku menjawab. 'Ya'. Dia (Ibnu Abbas) berkata. "Wanita berkulit hitam itu pernah mendatangi Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, seraya berkata.'Sesungguhnya aku sakit ayan dan (auratku) terbuka. Maka berdoalah bagi diriku. Beliau berkata.'Apabila engkau menghendaki, maka engkau bisa bersabar dan bagimu adalah sorga. Dan, apabila engkau menghendaki bisa berdo'a sendiri kepada Allah hingga Dia memberimu afiat'. Lalu wanita itu berkata. 'Aku akan bersabar. Wanita itu berkata lagi. 'Sesungguhnya (auratku) terbuka. Maka berdo'alah kepada Allah bagi diriku agar (auratku) tidak terbuka'. Maka beliau pun berdoa bagi wanita tersebut". (Ditakhrij Al-Bukhari 7/150. Muslim 16/131)
Perhatikanlah, ternyata wanita itu memilih untuk bersabar menghadapi penyakitnya dan dia pun masuk sorga. Begitulah yang mestinya engkau ketahui, bahwa sabar menghadapi cobaan dunia akan mewariskan sorga. Diantara jenis kesabaran menghadapi cobaan ialah kesabaran wanita muslimah karena diuji kebutaan oleh Rabb-nya. Disini pahalanya jauh lebih besar.
?
Dari Anas bin Malik, dia berkata."Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata.
"Artinya : Sesungguhnya Allah berfirman.'Apabila Aku menguji hamba-Ku (dengan kebutaan) pada kedua matanya lalu dia bersabar, maka Aku akan mengganti kedua matanya itu dengan sorga". (Ditakhrij Al-Bukhari 7/151 dalam Ath-Thibb. Menurut Al-Hafidz di dalam Al-Fath, yang dimaksud habibatain adalah dua hal yang dicintai. Sebab itu kedua mata merupakan anggota badan manusia yang paling dicintai. Sebab dengan tidak adanya kedua mata, penglihatannya menjadi hilang, sehingga dia tidak dapat melihat kebaikan sehingga membuatnya senang. dan tidak dapat melihat keburukan sehingga dia bisa menghindarinya).
Maka engkau harus mampu menahan diri tatkala sakit dan menyembunyikan cobaan yang menimpamu. Al-Fudhail bin Iyadh pernah mendengar seseorang mengadukan cobaan yang menimpanya. Maka dia berkata kepadanya."Bagaimana mungkin engkau mengadukan yang merahmatimu kepada orang yang tidak memberikan rahmat kepadamu .?"
?
Sebagian orang Salaf yang shalih berkata :"Barangsiapa yang mengadukan musibah yang menimpanya, seakan-akan dia mengadukan Rabb-nya".
?
Yang dimaksud mengadukan di sini bukan membeberkan penyakit kepada dokter yang mengobatinya. Tetapi pengaduan itu merupakan gambaran penyesalan dan penderitaan karena mendapat cobaan dari Allah, yang dilontarkan kepada orang yang tidak mampu mengobati, seperti kepada teman atau tetangga.
?
Orang-orang Salaf yang shalih dari umat kita pernah berkata. "Empat hal termasuk simpanan sorga, yaitu menyembunyikan musibah, menyembunyikan (merahasiakan) shadaqah, menyembunyikan kelebihan dan menyembunyikan sakit".
?
Ukhti Muslimah !
Selanjutnya perhatikan perkataan Ibnu Abdi Rabbah Al-Andalusy : "Asy-Syaibany pernah berkata.'Temanku pernah memberitahukan kepadaku seraya berkata.'Syuraih mendengar tatkala aku mengeluhkan kesedihanku kepada seorang teman. Maka dia memegang tanganku seraya berkata.'Wahai anak saudaraku, janganlah engkau mengeluh kepada selain Allah. Karena orang yang engkau keluhi itu tidak lepas dari kedudukannya sebagai teman atau lawan. Kalau dia seorang teman, berarti engkau berduka dan tidak bisa memberimu manfaat. Kalau dia seorang lawan, maka dia akan bergembira karena deritamu. Lihatlah salah satu mataku ini,'sambil menunjuk ke arah matanya', demi Allah, dengan mata ini aku tidak pernah bisa melihat seorangpun, tidak pula teman sejak lima tahun yang lalu. Namun aku tidak pernah memberitahukannya kepada seseorang hingga detik ini. Tidakkah engkau mendengar perkataan seorang hamba yang shalih (Yusuf) :"Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku". Maka jadikanlah Allah sebagai tempatmu mengadu tatkala ada musibah yang menimpamu. Sesungguhnya Dia adalah penanggung jawab yang paling mulia dan yang paling dekat untuk dimintai do'a". (Al-Aqdud-Farid, 2/282).
?
Abud-Darda' Radhiyallahu anhu berkata. "Apabila Allah telah menetapkan suatu takdir,maka yang paling dicintai-Nya adalah meridhai takdir-Nya". (Az-Zuhd, Ibnul Mubarak, hal. 125).
?
Perbaharuilah imanmu dengan lafazh la ilaha illallah dan carilah pahala di sisi Allah karena cobaan yang menimpamu. Janganlah sekali-kali engkau katakan :"Andaikan saja hal ini tidak terjadi", tatkala menghadapi takdir Allah. Sesungguhnya? tida ada taufik kecuali dari sisi Allah.
?

?


Re : KERTAS dan KITAB, dalam Jawaban untuk Ahmad Iqbal [Permasalahan Buang Air Kecil]

Yayat Ruhiat
 

Alhamdulillah.
Kami memuji, memohon pertolongan dan ampunan kepada Allah. Kami berlindung
kepada-Nya dari keburukan jiwa kami dan dari kejelekan amal-amal kami.

Saya berbahagia sekali dengan koreksi dan peringatan dari akhi Abu Luthfi
Sudaryanto, untuk itu diucapkan Jazzakallahu khairan. Dengan demikian
jelaslah bahwa ke hati-hatian dalam setiap masalah mutlak diperlukan, karena
setiap persoalan, baik itu berupa ucapan atau tulisan, perbuatan dan lain
sebagainya, akan dan harus dipertangung jawabkan, apalagi menyangkut masalah
Dien.

Untuk itu, dalam masalah KERTAS dan KITAB yang saya tulis dengan hurup besar
dan menyalahi teks aslinya,yaitu hurup kecil (kertas dan kitab) dinyatakan
tidak ada (diralat), disamping itu saya juga menyatakan bahwa KERTAS dan
KITAB dalam tulisan tersebut, bukan dimaksudkan untuk meng-QIYAS-kan atau
disamakan maksudnya dengan kertas tissue yang diperuntukkan untuk pembersih.

Dalam masalah kertas tissue saya 'rujuk' kepada apa yang disampaikan oleh
akhi Abu Luthfi Sudaryanto, bahwa ; kertas tissue untuk pembersih kotoran
diperbolehkan untuk istinja, dan hal inipun diperkuat oleh jawaban dari
ustadz Yazid Abdul Qadir Jawas yang saya mintakan pandangannya mengenai
masalah tersebut, dengan tambahan bahwa ;" pakai air itu lebih baik".
tentunya jawaban tersebut setelah merujuk kepada teks hadits dan pandangan
para ulama tentang masalah tersebut, wallahu a'lam.

Dengan demikian, apabila ada sebagian ikhwan dan akhwat yang mem'forward'
tulisan "Jawaban untuk Ahmad Iqbal [Permasalahan Buang Air Kecil] kepada
yang lainnya, agar menyampaikan atau menyertakan juga ralat dari saya ini.

Akhirnya, ketahuilah bahwa ; sebaik-baik jalan yang dapat menghantarkan
kepada kebahagian dan kesenangan, keselamatan dan keberuntungan di akhirat,
adalah ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.

Alhamdulillahir-rabbil alamin.
yayat
====

----- Original Message -----
From : Abu Luthfi Sudaryanto mailto:alyanto@...

.......... > berkait dengan masalah ini bagaimana hukumnya bila menggunakan
tissue baik
cebok untuk buang air kecil dan besar. apakah cukup ?

Hanya ana melihat ada sedikit mengandung atau bisa mengundang syubhat,
yakni
bagian sbb:

BENDA YANG TIDAK BOLEH DIGUNAKAN UNTUK BERSUCI
-cut-
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah memperingatkan, bahwa
kotoran
binatang yang telah kering pun tidak dapat mensucikan najis, sedangkan
tulang-belulang binatang adalah salah satu dari makanan bangsa Jin.
Disamping itu juga beliau mengingatkan agar tidak menggunakan segala
jenis
makanan serta hal-hal yang harus dihormati untuk membersihkan najis
seperti
bagian dari tubuh hewan, KERTAS atau KITAB dan lain sebagainya.
Antum tulis KERTAS dan KITAB dengan huruf balok (padahal tidak demikian
dalam buku aslinya) yang mengisyaratkan bahwa "antum hendak mengatakan
inilah jawabnya." dengan kata lain (yang mungkin tanpa antum sadari) antum
telah mengQIYASkan tissue (toilet paper) dengan KETAS atau KITAB seperti
disebut dalam paragraf diatas. Inilah yang ana maksud dengan mengundang
syubhat.
..... dst .....


Re: Jawaban untuk Ahmad Iqbal [Permasalahan Buang Air Kecil]

Abu Luthfi Sudaryanto
 

Assalamu'alaikum wr.wb.

Akh Yayat, semoga Allah mencintai antum.
Jazakallahu khoiron katsier atas upaya antum mencarikan jawab atas pertanyaan akh Iqbal.

berkait dengan masalah ini bagaimana hukumnya bila menggunakan tissue
baik
cebok untuk buang air kecil dan besar. apakah cukup ?
Hanya ana melihat ada sedikit mengandung atau bisa mengundang syubhat, yakni bagian sbb:

BENDA YANG TIDAK BOLEH DIGUNAKAN UNTUK BERSUCI
-cut-
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah memperingatkan, bahwa kotoran
binatang yang telah kering pun tidak dapat mensucikan najis, sedangkan
tulang-belulang binatang adalah salah satu dari makanan bangsa Jin.
Disamping itu juga beliau mengingatkan agar tidak menggunakan segala jenis
makanan serta hal-hal yang harus dihormati untuk membersihkan najis seperti
bagian dari tubuh hewan, KERTAS atau KITAB dan lain sebagainya.
Antum tulis KERTAS dan KITAB dengan huruf balok (padahal tidak demikian dalam buku aslinya) yang mengisyaratkan bahwa "antum hendak mengatakan inilah jawabnya." dengan kata lain (yang mungkin tanpa antum sadari) antum telah mengQIYASkan tissue (toilet paper) dengan KETAS atau KITAB seperti disebut dalam paragraf diatas. Inilah yang ana maksud dengan mengundang syubhat.

Di sini ana hanya akan menunjukkan bahwa analogi (qiyas) antum kurang pas (menurut hemat ana) karena kata KERTAS dan KITAB dalam paragraf diatas merujuk (sebagai keterangan dari) "Hal-hal yang harus dihormati untuk membersihkan najis". Memasukkan kertas tissue (yang memang dibuat khusus untuk cebok) kedalam "hal-hal yang harus dihormati untuk membersihkan najis" MENURUT HEMAT ANA tidaklah pas, wallahu a'alam.

Demikianlah keterangan-keterangan yang saya ambil/cuplik dari buku AL-JAMII
FII FIQHI AN-NISAA/FIQIH WANITA karya Syaikh Kamil Muhammad Uwaidah Dan
Tarjamah BULUGHUL MARAM Oleh Ibnu Hajar Atsqalani.
Jazakallahu khoir atas referensi ilmiyahnya.
Rupanya PERPUSTAKAAN AS-SUNNAH tidak miliki kitab "FIKIH SUNNAH" karya Sayyid Sabiq?
Dalam jilid satu kitab tsb, terdapat jawaban yang, insyaAllah, lebih mendekati maksud penanya, afwan kitab tsb sekarang sedang tidak ada di tangan ana, tidakkah ada ikhwan lain yang memilikinya?

Sebenarnya, saya BERAT sekali untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini,
karena saya sendiri bukanlah Ahli Ilmu, namun dalam rangka taqarrub kepada
Allah Subhanahu wa Ta'ala, saya berusaha membantu persoalan diatas, tentunya
dengan 'MENYALIN KETERANGAN ATAU PENJELASAN DARI BUKU-BUKU' yang ada di
Perpustakaan As-Sunnah Jakarta, supaya penjelasan atau atau keterangan yang
saya angkat di sini (ml asunnah) terhindar dari pendapat pribadi semata.
Semoga Allah, memberkati antum, dan ikhwan lain yang sefiqrah.
Disini, ana hanya menyampaikan koreksi demi keselamatan bersama, dengan ana tunjukkan bahwa antum telah memasukkan "pendapat pribadi semata".
Namun semikian semoga reply ini tidak menyurutkan antum untuk terus menyampaikan al-haq, tapi justru sebaliknya.

Untuk itu terjadinya kekeliruan atau kesalahan tidak dapat dihindarkan, oleh
karenanya koreksi dan perbaikan dari semua pihak sangat diharapkan, agar
kita bisa lebih melempangkan jalan untuk mendekatkan diri ke Jannah dan
menjauhkan diri dari siksa api neraka.
Semoga Allah melapangkan dada (hati) antum yang seluas-luasnya untuk menerima al-haq.
Semoga Allah tampakkan kebenaran sebagai hal yang benar dan kita sanggup mengikutinya, dan Allah tampak yang bathil sebagai hal yang bathil dan kita sanggup meninggalkannya.
Amien.

Wassalam
Abu Luthfi


________________________________________________________________________
Get Your Private, Free E-mail from MSN Hotmail at


Re: [Masalah - 45 = Ghibah/Menggunjing ]

Gatot Ariwibowo
 

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

AlhamdulillahiRabbil'alamiin Washolaatu Wassalaamu 'alaa Asyrofil Anbiyaai Walmursaliin Wa'alaa alihii washohbihii ajma'iin.

Berikut ini Ana tambahkan sedikit keterangan untuk point A (YANG DIKIRA GHIBAH TAPI BUKAN (GHIBAH YANG DIBOLEHKAN)).
mungkin berguna sebagai keterangan tambahan.

Imam Nawawi menerangkan,
"Akan tetapi ghibah itu diperbolehkan karena enam sebab:
1. Pengaduan Kezaliman
Diperbolehkan bagi orang yang dizalimi untuk mengadukan perlakuan zalim atas dirinya kepada penguasa, qadli atau kepada orang-orang yang mempunyai kekuasaan atau kemampuan untuk mengadili orang yang berlaku zalim kepadanya, sehingga pihak pengadu mengatakan:
"Si fulan menzalimi aku, atau berbuat kepadaku demikian"

2. Meminta bantuan untuk merubah kemungkaran atau upaya untuk mengembalikan orang yang berbuat kemaksiatan pada kebenaran kepada orang yang diharapkan kemampuannya dalam perkara tersebut dengan perkataan:
"Si fulan berbuat demikian, maka laranglah ia dari perbuatan dan perkataannya"
dan perkataan yang semisal dengan itu.

3. Meminta fatwa kepada mufti dengan mengatakan:
"Si fulan menzalimiku, bapakku, saudaraku, atau suamiku. Ia menzalimiku dengan perbuatan demikian, bagaimana jalan keluar bagiku agar terlepas darinya dan mencegah kezalimannya terhadapku."
Perbuatan demikian diperbolehkan jika diperlukan.Dan lebih baik lagi kalau dia menyatakan (dalam meminta fatwa itu):
"Bagaimana pendapatmu tentang seseorang suami atau bapak atau anak yang keadaannya demikian."
Walaupun demikian menyebutkan orang tertentu diperbolehkan berdasakan hadits riwayat Hindun radhiyallahu 'anha yang mengadu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan menyebut bahwa Abu Sufyan (suaminya) adalah seorang pria yang kikir.

4. Memperingatkan kaum muslimin dari kemungkaran.
Dalam hal ini terdapat beberapa perkara berikut:
a. Mencela para perawi hadits yang tercela, para saksi di pengadilan atau para pengarang kitab. Hal ini diperbolehkan menurut ijma' (ulama), bahkan wajib dalam rangka menjaga syari'at.
b. Memberitakan aib seseorang dalam musyawarah yang berkaitan dengan orang tersebut.
c. Jika engkau melihat seorang membeli barang yang mengandung cacat atau membeli budak yang mempunyai sifat suka mencuri, berzina, minum khamer atau yang semisal itu, maka engkau diperbolehkan memberi peringatan kepada pembelinya bila ia tidak mengetahui kejelekan barang atau budak itu dalam rangka menasehatinya, tanpa menyakiti atau merusaknya.
d. Jika engkau melihat seorang faqih (ahli fiqh) sering mendatangi orang yang fasiq atau ahli bidah untuk mengambil ilmu darinya, sedangkan ia tidak mengetahui tentang bahaya gurunya tersebut, maka wajib atasmu menasehatinya dengan menerangkan keadaan si fasiq atau ahli bidah itu dengan tujuan menasehatinya.
e. Bila ada seorang pejabat pemerintah yang tidak menunaikan tanggung jawabnya dengan benar karena dia bukan ahlinya atau karena kefasikan pejabat ini, maka boleh disebut kekurangan pejabat itu kepada atasannya untuk mengambil tindakan terhadapnya, sehingga tidak tertipu olehnya dan tetap dapat bersikap benar.

5. Seorang yang dengan terang-terangan secara demonstratif berbuat kefasikan atau bidah. Seperti meminum khamr, meminta-minta kepada orang-orang dan menjalankan perkara-perkara yang batil, maka diperbolehkan disebutkan kejelekan yang dilakukannya secara terang-terangan, tetapi tidak boleh disebutkan kejelekan perbuatannya yang lain.

6. Menyebutkan suatu gelar yang jelek yang ada pada diri seseorang karena ia dikenal dengan gelaran itu, seperti si buta, si pincang, si hitam, si pendek, si buntung dan yang semisalnya. Namun diharamkan menyebutkan dalam rangka merendahkannya. Jika seandainya memungkinkan mengenal nama seorang dengan gelar tersebut tentu lebih utama. Wallahu alam

Diambil dari Majalah yang me-refer ke kitab Syarah An-Nawawi Juz XVI,bab Mudharatu Man Yuttaqa Fuhsyuhu.

Ibnu Hajar al-Asqalani rahimahullah setelah menyebutkan macam-macam ghibah yang diperbolehkan sebagaimana yang dinyatakan di atas beliau menambahkan:
Demikian pula jika ada ahli fiqh yang mondar-mandir ke rumah ahli bidah atau orang fasiq dan dikhawatirkan ahli fiqh tersebut ditiru perbuatannya oleh orang banyak, maka ia boleh dicerca untuk tujuan agar orang banyak tidak menirunya.
(Lihat Ibnu Hajar dalam Fathul Bari, jilid X, hal. 472, keterangan hadits no.6054)

Keterangan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah dalam Majmu Fatawa-nya jilid 28, hal. 231-224:
Deperbolehkan pula membicarakan kejelekan orang Islam dalam rangka menyampaikan nasehat yang wajib dalam perkara kemaslahatan agama yang khusus maupun yang umum. Seperti dalam perkara periwayatan hadits, perawi yang salah dan orang-orang yang suka berdusta.
Maksudnya adalah harus diterangkan kesalahan atau kedustaan perawi tersebut dan dalam hal ini bukan merupakan ghibah yang terlarang.

Pernah ditanyakan kepada Imam Ahmad bin Hanbal: Apakah engkau lebih mencintai seorang yang berpuasa, shalat, dan beritikaf daripada orang berbicara tentang ahli bidah? beliau menjawab: Apabila ia qiyamul-lail (shalat malam), shalat dan Itikaf, maka amal itu untuk dirinya saja, namun apabila seorang berbicara tentang Ahlu Bidah, maka kegunaannya untuk segenap kaum muslimin, inilah yang lebih utama.
Beliau menerangkan bahwa berbicara tentang Ahlu Bidah, maka kegunaannya lebih banyak manfaatnya bagi kaum muslimin dalam perkara agama mereka dan ia merupakan salah satu jenis jihad di jalan Allah karena perbuatannya tersebut merupakan upaya pensucian jalan Allah, agama-Nya, manhaj-Nya dan syariat-Nya. Menolak rongrongan dan permusuhan Ahlul Bidah atas agama ini adalah wajib kifayah sebagaimana ijma kaum muslimin, sehingga jika tidak ada orang yang menunaikan kewajiban ini untuk Allah niscaya akan rusaklah agama ini. Kerusakan dalam perkara agama lebih besar daripada kerusakan yang diakibatkan oleh penjajah musuh terhadap negeri kita. Karena musuh yang kafir bila menduduki negeri kita tidak akan merusak hati penduduk negeri yang diduduki dan agama mereka, kecuali hanya semata-mata sebagai akibat sampingan. Adapun akibat perbuatan Ahlul Bidah akan dapat merusak hati kaum muslimin.
Walaupun mereka tidak menduduki negeri kaum muslimin tersebut.
Tolong dikoreksi jika salah.

Wallahualamu Bishowab.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

-bowo-


From: "Abu Luthfi Sudaryanto" <alyanto@...>
Reply-To: assunnah@...
<Deleted>

A. YANG DIKIRA GHIBAH TAPI BUKAN (GHIBAH YANG DIBOLEHKAN)
<Deleted>

B.YANG DIKIRA BUKAN GHIBAH PADAHAL GHIBAH
<Deleted>

Sekian, wajazakallahu khoiron kastir.
Wassalam
Abu Luhtfi
________________________________________________________________________
Get Your Private, Free E-mail from MSN Hotmail at


Tanya tentang Kontak Jodoh

Imam Kuswardayan
 

Assalaamu'alaikum wr. wb.

Barangkali ada ikhwan yg bisa memberikan informasi ke ana tentang hukumnya
Kontak Jodoh dalam Islam, tolong ana diberitahu. Sebab ada beberapa orang
akhowat yg meminta ke ana untuk membuat homepage kontak jodoh yg Islami.

Hal ini mengingat, bahwa terutama para akhowat mereka pasif dalam masalah
ini. Wali mereka yang semestinya mencarikan pendamping, rupanya banyak
yang belum paham dalam masalah ini. Kalau toh mencarikan pendamping,
karena kebanyakan dari kalangan awam, dicarikan pendamping yg juga dari
kalangan orang awam. Padahal kita tahu, hal semacam ini, yakni suami yg
agamanya buruk, bisa menjadi musibah bagi seorang akhowat.

Tentu saja untuk keanggotaan dalam kontak jodoh tersebut dilakukan secara
ketat untuk menghindari orang-orang yang iseng, seperti harus disertai KTP
yg masih berlaku -yg juga dicek kebenarannya-, dan juga sebelum mendaftar
diberi pertanyaan-pertanyaan seputar masalah keislaman dan aqidah sehingga
bagi ikhwan / akhowat yg beraqidah benar saja yg bisa menjadi anggota.

Tolong diberikan jawaban. Atau jika ada alamat e-mail seorang ustadz,
tolong ana diberitahu alamatnya.

Wassalaamu'alaikum wr. wb.


Jawaban untuk Ahmad Iqbal [Permasalahan Buang Air Kecil]

Yayat Ruhiat
 

assalamualaikum

berkait dengan masalah ini bagaimana hukumnya bila menggunakan tissue baik
cebok untuk buang air kecil dan besar. apakah cukup ?
---------
Alhamdulillahirrabil 'alamin
Dalam masalah ini saya akan bawakan penjelasan Syaikh Kamil Muhammad Uwaidah
dalam buku Al-Jami' Fii Fiqhi An-Nisa' (Fiqih Wanita) terbitan Pustaka
Al-Kautsar.

BENDA YANG TIDAK BOLEH DIGUNAKAN UNTUK BERSUCI
Rasulullah Shallallahu 'alihi wa sallam melarang bersuci dengan menggunakan
benda najis. Dalil yang melandadasi adalah hadits riwayat dari Ibnu Mas'ud
Radhiyallahu anhu, dimana ia menceritakan :
"Pada waktu Nabi buang air besar, beliau pernah menyuruhku untuk membawakan
tiga batu. Akan tetapi, aku hanya mendapatkan dua butir batu. Selanjutnya
aku mencari batu yang ketiga, namun tidak juga mendapatkannya. Lalu aku
mengambil kotoran( yang telah kering) dan membawanya kepada beliau sebagai
batu yang ketiga. Maka beliau hanya mengambil dua butir dan membuang kotoran
yang telah kering tersebut seraya bersabda :'Ini adalah kotoran '". (Hadits
Riwayat Ahmad, Bukhari, At-Tirmidzi dan An-Nasa'i).

Sedangkan dalam riwayat Imam Ahmad terdapat tambahan lafazh :
"Bawakanlah kepadaku battu yang lain".

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah memperingatkan, bahwa kotoran
binatang yang telah kering pun tidak dapat mensucikan najis, sedangkan
tulang-belulang binatang adalah salah satu dari makanan bangsa Jin.
Disamping itu juga beliau mengingatkan agar tidak menggunakan segala jenis
makanan serta hal-hal yang harus dihormati untuk membersihkan najis seperti
bagian dari tubuh hewan, KERTAS atau KITAB dan lain sebagainya.

Mengenai najis ini tidak ada perbedaan antara yang masih basah maupun yang
sudah kering. Jika anda beristinja' dengan menggunakan benda yang dilarang,
maka istinja' Anda tersebut TIDAK SAH. Setelah itu, Anda harus bersuci
kembali dengan menggunakan AIR dan tidak boleh menggunakan pecahan batu.
Karena, pada bagian yang harus disucikan tersebut telah terkena najis yang
lain. Meskipun Anda beristinja dengan menggunakan makanan atau hal-hal yang
harus dihormati, maka tetap istinja' Anda ini tidak SAH, akan tetapi harus
menggunakan AIR.

(Fiqih Wanita. hal 31-32)

Kemudian saya tambahkan juga dari KITAB TARJAMAH HADITS BULUGHUL MARAM
oleh Ibnu Hajar Atsqalani, terbitan Gema Risalah Press

BAB. TATA CARA MEMBUANG AIR.
Hadits nomor 102.
"Dari Abu Qatadah Radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda : 'Janganlah sekali-kali seseorang di antara kamu menyentuh
kemaluannya dengan tangan kanan ketika sedang kencing, jangan membersihkan
bekas kotorannya dengan tangan kanan, dan jangan pula bernafas dalam tempat
air" (Muttafaq Alaih dala lafadnya menurut riwyat Muslim).

Hadits nomor. 103.
Salman Radhiyallahu anhu berkata : Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam,
benar-benar telah melarang kami (membersihkan kotoran) dengan tagan kanan,
atau beristinja' dengan batu kurang dari tiga biji, atau bersitinja' dengan
kotoroan hewan atau dengan tulang. (Hadits Riwayat Muslim).

Kemudian saya tambahkan juga keterangan dari buku Fiqih Wanita, mengenai
cara buang Air Besar.
CARA BERSUCI DARI BUANG AIR BESAR
Bersuci dari air besar merupakan suatu hal yang wajib dilakukan. Caranya
adalah dengan tiga kali usapan, demikian pendapat yang dikemukakan oleh Imam
Asy-Syafi'i Rahinahullah. Adapaun yang dijadikan landasan adalah hadits yang
diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Ahnu :"Bahwa Nabi memerintahkan
untuk menggunakan tiga batu dan melarang menggunakan kotoran binatang dan
potongan tulang".

Juga Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah, Ibnu Majah serta Abu
Awanah dan ASy-Syafi'i dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu dengan lafadz
sebagai berikut :
"Hendaklah salah seorang diantara kalian beristinja dengan menggunakan tiga
batu".
Kedua nash diatas secara jelas menyebutkan, bahwa memenuhi tiga usapan
merupakan hal yang wajjib. Sementara dalam masalah ini masih terdapat
perbedaan pendapat diantara para ulama.

Imam Asy-Syafi'i mengatakan :"Tidak boleh kurang dari tiga batu meskipun
dengan menggunakan alat selain batu. Apabila tidak sampai tiga batu, maka
harus menambahnya sampai berjumlah tiga. Sedang apabila lebih dari tiga.
maka disunatkan untuk menutupnya dengan angka ganjil".

Sementara Abu Hanifah mengatakan :"Yang disunnatkan adalah bersuci dan tidak
disunatkan untuk melakukannya dengan jumlah ganjil". Dalam mentakwilkan
hadist mengenai jumlah ganjil ini beliau (Abu Hanifah) berpendapat, bahwa
yang dimaksudkan dengan kata ganjil adalah melakukannya sebanyak tiga kali.
Selanjutnya Abu Hanifah mengatakan :"Disunnatkan bersuci dengan menggunakan
air. Sebagaimana hadits dari Umar bin Khaththab, bahwa Rasulullah berwudhu
dengan menggunakan air pada bawah kainnya". Mengenai hadits ini, penulis
berpendapat, bahwa pengetian "wudhu" dimaksud adalah mencuci dan
membersihkannya. Demikian itulah yang menjadi pendapat para ulama secara
umum.

Sedangkan Imam Malik berpendapat, bahwa yang wajib adalah bersuci meskipun
dengan menggunakan pecahan-pecahan dari sebuah batu.

Adapun Imam Ahmad bin Hambal mengatakan :"Bersuci dari buang air besar itu
dilakukan sebanyak tiga kali. Senadainya dengan satu atau dua cucian saja
wujud najis itu telah hilang, maka tetap diahruskan untuk melakukan cucian
yang ketiga. Sedangkan Istinja dengan menggunakan batu, apabila dengan tiga
batu telah bersih, maka harus ditambah. .... dst
(Fiqih Wanita. hal . 30-31)

Demikianlah keterangan-keterangan yang saya ambil/cuplik dari buku AL-JAMII
FII FIQHI AN-NISAA/FIQIH WANITA karya Syaikh Kamil Muhammad Uwaidah Dan
Tarjamah BULUGHUL MARAM Oleh Ibnu Hajar Atsqalani.

Sebenarnya, saya BERAT sekali untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini,
karena saya sendiri bukanlah Ahli Ilmu, namun dalam rangka taqarrub kepada
Allah Subhanahu wa Ta'ala, saya berusaha membantu persoalan diatas, tentunya
dengan 'MENYALIN KETERANGAN ATAU PENJELASAN DARI BUKU-BUKU' yang ada di
Perpustakaan As-Sunnah Jakarta, supaya penjelasan atau atau keterangan yang
saya angkat di sini (ml asunnah) terhindar dari pendapat pribadi semata.

Untuk itu terjadinya kekeliruan atau kesalahan tidak dapat dihindarkan, oleh
karenanya koreksi dan perbaikan dari semua pihak sangat diharapkan, agar
kita bisa lebih melempangkan jalan untuk mendekatkan diri ke Jannah dan
menjauhkan diri dari siksa api neraka.

Wallahul Musta'an


Jawaban untuk Julia, SHAPIEE [ Masalah Dajjal ]

Yayat Ruhiat
 

Assalamualaikum
Di sini saya ingin mengetahui tentang Dajjal yang sering diperkatakan oleh
orang ramai, mahupun di artikel-artikel majalah dan akhbar. Dajjal ini
dikatakan menguasai suatu tempat yang bernama Segitiga Bermuda (Bermuda
Triangle). Saya ingin sekali mendapat maklumat lanjut mengenai Dajjal
ini.Adakah benar seperti yang diperkatakan bahawa Dajjal ini berada di
Segitiga Bermuda, Oleh kerana itu terlalu banyak kapal laut dan kapal
terbang yang hilang sekiranya melintasi kawasan ini..Misteri ini
benar-benar
menarik minat saya untuk mengenalinya dgn lebih dekat. Tolong
jelaskan...terima kasih.
---------
Alhamdulillahir-Rabbil 'alamin
Berhubung teman-teman yang lain belum ada yang menjelaskan dan menjawab
persoalan diatas, dengan keterbatasan ilmu yang dimiliki, saya berkeinginan
membantu saudara menjelaskan persoalan diatas, tentunya dengan merujuk atau
menyalin dari buku mengenai pandangan ulama dan ahli ilmu. mengenai masalah
tersebut.

"Masalah Dajjal yang sering diperkatakan oleh orang ramai, mahupun di
artikel-artikel majalah dan akhbar, seperti yang saudara katakan. Diwaktu
lampau, disini pun sama orang ramai membicarakannya, itu tidak terlepas
dari sebuah buku yang ditulis oleh Muhammad Isa Dawud (kalau saya tidak
salah)
seorang ex-wartawan Mesir yang merangkum cerita-cerita tentang misteri UFO,
Bermuda Triangle, dll kemudian menghubungkannya dengan masalah Dajjal."
Wallahu a'lam

Dalam masalah ini, saya akan cuba ambil penjelasan dari Syaikh Muhammad bin
Shalih Al-Utsaimin, seorang ulama Ahlus Sunah dari Saudi Arabia, dalam buku
Soal Jawab Masalah Iman dan Tauhid yang insya Allah penjelasannya sesuai
dengan pandangan Islam mengenai masalah tersebut.

TANDA-TANDA KIAMAT KUBRA.
Tanda-tanda kiamat kubra itu sebagiannya datang secara beruntun dan dapat
diaketahui, dan sebagian yang lain tidak beruntun dan tidak diketahui
runtunannya. Diantara yang datang secara beruntun adalah turunnya Nabi Isa
putra Maryam dan keluarnya Ya'juj dan Ma'juj serta Dajjal. Dajjal
dibangkitkan, kemudian turun Nabi Isa untuk membunuhnya, kemudian keluar
Ya'zuz dan Ma'juj.. dst. (Soal Jawab Masalah Iman & Tauhid. hal. 58).

PARA NABI MEMPERINGATKAN KAUMMNYA AKAN DAJJAL, PADAHAL DAJJAL ITU TIDAK
KELUAR KECUALI DI AKHIR ZAMAN.
Fitnah terbesar yang terjadi di muka bumi sejak diciptakannya Adam sampai
bangkitnya kiamat adalah fitnah Dajjal. Demikian dikatakan oleh Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam, oleh karena itu, tiada seorang nabi pun sejak
Nuh 'Alaihi wa sallam sampai Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam kecuali
masing-masing mengingatkan kaumnya akan Dajjal. Peringatan ini bertujuan
memberitahu akan kedahsyatannnya dan agar berhati-hati darinya. Allah Maha
Tahu bahwa Dajjal itu tidak akan keluar kecuali di akhir zaman .... dst.
(ibid. hal.59)

Dalam suatu hadits yang shahih disebutkan bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam telah bersabda, "Jika Dajjal itu keluar dan aku berada di
tengah-tengah kalian, maka akulah yang mengatasinya dari kalian dan kalau
tidak maka seseorang manejadi pembela bagi dirinya sendiri. Allah-lah
khalifahku atas setiap muslim".... dst (ibid. hal 60)

WAKTU KELUARNYA DAJJAL
Keluarnya Dajjal termasuk tanda kiamat, akan tetapi tidak bisa ditentukan
kapan waktunya, karena tidk ada yang thu kapan kiamat tib kecuali Allah.
Demikian juga tanda-tandanya tidak dapat kita ketahui kecuali yang telah
tampak dihadapan kita, jadi, waktu keluarnya Dajjal tidak dapat kita
ketahui, akan tetapi kita tahu bahwa keluarnya merupakan tanda kiamat.
(ibid. hal 61)

TEMPAT KELUARNYA DAJJAL
Dajjal akan keluar dari Masyriq (Timur) dari arah timbulnya berbagai fitnah
dan kejahatan. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda
:"Fitnah itu disini". dan beliau mengisyaratkan ke arah Masyriq. Masyriq
adalah sumber kejahatan dan fitnah. Ia akan keluar dari Masyriq, dari
Khurasan melewati Ashfahan dan memasuki Jazirah antara Syam dan Irak. Ia
tidak mempunyai tujuan kecuali Madinah.... dst (ibid. hal 61)

Dajjal ini keluar melalui tembusan antara Syam dan Irak dan diikuti oleh
orang-orang Yahudi Ashfahan sebanyak tujuh puluh ribu, karena merekalah yang
menjadi tentaranya. Yahudi merupakan sebusuk-busuk hamba Allah dan manusia
yang paling sesat. Merekalah yang menjadi pengikut Dajjal dan menjadi
pembantu-pembantunya serta menjadi bala tentaranya disamping para
pengikutnya yang lain. (ibid. hal 62).
---
Kemudian dalam buku : ASYRATUS SA'AH /TANDA-TANDA HARI KIAMAT
oleh Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil.

Masalah Dajjal mendapat perhatian dan penjelasan yang sangat luas dengan
dilengkapi dalil-dalil yang shahih insya Allahu Ta'ala.

Diantaranya yang saya cuplik adalah sbb :
Imam Muslim meriwayatkan dari Abi Hurairah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata :
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Apabila salah seorang diantara kamu bertasyahud dalam shalat hendaklah ia
memohon perlindungan kepada Allah dari empat perkara dengan mengucapkan
'Allahumma innii a'uudzu bika min 'adzaabi jahanama wa min 'adzaabil qabri
wa min fitnatil mahyaa wal mamaati wa min syaari fitnatil masiihid dajjal'
yang artinya :"Ya Allah, aku memohon perlindungan kepada-Mu dari adzab
jahanam, dari aadzab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari
buruknya fitnah Al-Masih Ad-Dajjal" (Shahih Muslim, Kitab Al-Masajid Al-Qabr
wa' Adzab Jahanam 5:87).

Imam Thawus memerintahkan putranya untuk mengulangi shalatnya apabila dalam
shalat itu sang putra tidak membaca do'a tersebut. Hal ini menunjukkan
betapa besarnya perhatian Kaum SALAF untuk mengajari putra-putra mereka
dengan do'a yang agung. (hal. 244)

Demikianlah penjelasan singkat ini, mudah-mudahan ada manfaat dan
faedahnya, apabila ada kekeliruan mohon segera diingatkan.
Dan untuk jelasnya silahkan baca buku rujukan di atas : Soal Jawab Masalah
Iman & Tauhid, Terbitan At-Tibyan Solo dan Tanda-Tanda Hari Kiamat (Asratus
Sa'ah) terbitan Pustaka Mantiq.

Wallahu a'lam


Re: [Masalah - 45 = Ghibah/Menggunjing ]

Abu Luthfi Sudaryanto
 

Assalamu'alaikum wr. wb.

Jazakallahu khoiron katsir atas pilihan artikelnya.
Namun, dapat pulakah akhi mengirimkan artikel terkait yang berisikan dua hal berikut:

A. YANG DIKIRA GHIBAH TAPI BUKAN (GHIBAH YANG DIBOLEHKAN)
Ana sering melihat fenomena tertutupnya pintu hati untuk menerima nasehat lantaran PERINGATAN (nasehat) itu dikira ghibah.
Suatu hari ana kedatangan seorang ikhwan dalam rangka silaturohim.
Entah atas dorongan apa diambilnya kitab Talbis Iblis (Perangkap Syetan)dari rak buku ana, dibacanya (sekilas) kemudian dilemparkan didepan ana sambil berkata (menyumpah):
"Ulama' penulis buku ini sok ngerti hati orang saja...!!".
Padahal andaikata, al-akh sabar untuk membacanya atau tahu sedikit tentang penulis kitab tsb yakni Ibnu Jauzy seorang ulama' besar yang dikenal dikalangan ulama' besar.
Atau andai al-akh bisa membedakan antara nasehat dan ghibah, insyaAllah nasehat Ibnu Jauzi dalam kitab tsb akan menjadi obat hati yang mujarab.

B.YANG DIKIRA BUKAN GHIBAH PADAHAL GHIBAH
Seorang juru nasehat (da'i) kadang dengan sengaja atau tidak (baca keprucut), melakukan ghibah yang mungkin dikiranya bukan ghibah alias nasehat. Dalam hal ini barangkali kita dituntut untuk saling mengingatkan.

Sekian, wajazakallahu khoiron kastir.
Wassalam
Abu Luhtfi



________________________________________________________________________
Get Your Private, Free E-mail from MSN Hotmail at


Re: [Masalah - 44 = Permasalahan Buang Air Kecil]

 

assalamualaikum

berkait dengan masalah ini bagaimana hukumnya bila menggunakan tissue baik cebok untuk buang air kecil dan besar. apakah cukup ?

wassalam
ahmad iqbal
________________________________________________________________________
Get Your Private, Free E-mail from MSN Hotmail at


Homepage about mustholah hadits

Abu Luthfi Sudaryanto
 

Assalamu'alaikum

Akhi fillah Rohimakumullah,
Antum pengin belajar hadits lewat internet?
Saya beritahu satu diantara URL yang mungkin antum sudah tahu,
tapi mungkin ada juga belum.
Bila antum buka homepage berikut, sebagai contoh antum akan
dapatkan informasi seperti yang dibawahnya.
**

**
Sunnah and Hadith

"And whatever the Messenger gives you, take it, and whatever he
forbids you, leave it. And fear Allah: truly Allah is severe in
punishment. " [Qur'an 59:7]



In Islam, the Arabic word sunnah has come to denote the way Prophet
Muhammad (saas), the Messenger of Allah, lived his life. The Sunnah
is
the second source of Islamic jurisprudence, the first being the
Qur'an.
Both sources are indispensable; one cannot practice Islam without
consulting both of them. The Arabic word hadith (pl. ahadith) is very
similar to Sunnah, but not identical. A hadith is a narration about
the
life of the Prophet (saas) or what he approved - as opposed to his
life
itself, which is the Sunnah as already mentioned.

In M. M. Azami's Studies in Hadith Methodology and Literature, the
following precise definition of a hadith is given,

According to Muhaddithiin [scholars of hadith -ed.] it stands
for 'what was transmitted on the authority of the Prophet, his deeds,
sayings, tacit approval, or description of his sifaat (features)
meaning
his physical appearance. However, physical appearance of the Prophet
is
not included in the definition used by the jurists.'

Thus hadith literature means the literature which consists of
the
narrations of the life of the Prophet and the things approved by him.

However, the term was used sometimes in much broader sense to cover
the
narrations about the Companions [of the Prophet -ed.] and Successors
[to
the Companions -ed.] as well.

The explosion of Islam in the 7th and 8th centuries confronted
Islamic
scholars with a daunting task: to preserve the knowledge of the
Sunnah
of the Prophet (saas). Hence the science of hadith evaluation was
born.
We recommend that you read the "Introduction to the Science of
Hadith"
below to understand the tremendous efforts that were required to sift
the true reports from the false reports. The success of the early
scholars is also captured below by some collections of hadith.



Science of Hadith

An Introduction to the Science of Hadith

A brief introduction to the classification of hadith (courtesy
of Perspectives)

A comparison between modern historical methodology and hadeeth
methodology.

Large Collections

A collection of the ahadith in Sahih Bukhari

A collection of the ahadith in Sahih Muslim

A partial collection of the ahadith in Sunan Abu-Dawud

A collection of the ahadith in Malik's Muwatta

Search hadith database

Miscellaneous Collections

A collection of 40 hadith qudsi

______________________________________________


[Kitabah - 2 = Soal Jawab Masalah Iman & Tauhid]

Yayat Ruhiat
 

开云体育

Judul Buku : SOAL JAWAB MASALAH IMAN & TAUHID
Penyusun? : Muhammad Asyraf bin Abdul Maqshud
Penerjemah : Abu Sayyid
Penerbit : At-Tibyan (80 halaman)
Cetakan Pertama, Tahun 1405H/1995M
?

?
Apabila anda membeli buku Soal Jawab Masalah Iman & Tauhid, maka yang pertama?anda akan lihat di cover depan dan dibawah judul buku tersebut,? tertulis?Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin,?dan dalam hal ini barangkali anda beranggapan bahwa penulis buku?adalah?beliau, perkiraan tersebut tidaklah keliru, walau sebenarnya buku tersebut berisikan juga fatwa dari ulama lainnya, yaitu Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Bazz.
?
Sesuai?pengantar dari penerbit, bahwa ; buku ini?merupakan cuplikan dari kitab fatwa-fatwa ulama di Saudi Arabia yang berjudul Fatawa Al-Mar'ah Al-Muslimah (Fatwa-fatwa Wanita Muslimah), yang di susun oleh Muhammad Asyraf bin Abdul Maqshud. Akan tetapi persoalan?wanita tidak terlepas juga dari masalah aqidah, sehingga fatwa-fatwa mengenai aqidah khususnya mengenai iman dan rukun-rukunnya dikupas di?awal-awal kitab tersebut, dan masalah?inilah?yaitu Fatawa Anil Iman wa Arkaniha yang diambil dan diterjemahkan oleh penerbit??At-Tibyan.
?
Jumlah fatwa-fatwa yang dimuat?sebanyak tiga puluh tiga?persoalan yang kesemuanya berhubungan dengan masalah-masalah iman dan rukun-rukunnya, dan Alhamdulillah ML assunnah sudah mengangkat sebagian dari permasalahan tersebut, untuk itu anda bisa mencoba mengulangnya kembali di Masalah - 38 sampai dengan Masalah - 43.
?
Kekhasan?dari buku ini, terletak pada uraian jawaban?Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin dalam setiap permasalahan atau persoalan yang ditanyakan, setiap persoalan?dijawabnya dengan??menggunakan bahasa? yang mudah dimengerti, padat dan komuniatif, sehingga memudahkan kita untuk memahaminya. Dan ini tentunya tidak terlepas dari penguasaan dan pengetahuan beliau sebagai seorang ulama?terpandang yang?gigih dalam dakwah dewasa ini.
?
Dan perlu kita ketahui, bahwa seorang ulama yang alim tidak memiliki dalam dirinya insya Allah tabi'at untuk berbicara atas dorongan hawa nafsunya, ilmu mereka adalah ilmu rohani yang menyatu dengan jiwa mereka, sehingga ucapan atau tulisannya bisa mendorong kita untuk terus menerus beramal shalih atau bisa juga mengokohkan kembali keimanan kita yang kadang mengalami masa surut dan lemah.
?
Dengan membacanya secara?seksama, insya Allah anda akan mendapatkan suatu gambaran yang jelas dan terang tentang suatu masalah yang belum bisa dipahami selama ini,?seperti permasalahan kedudukan suami istri di akhirat nanti."?Seorang wanita, jika ia termasuk ahli jannah dan belum pernah menikah atau suaminya menjadi ahli naar, maka ketika ia telah masuk jannah disanapun terdapat kaum laki-laki yang belum pernah menikah di dunia. Mereka? akan mendapatkan pasangan dengan bidadari dan juga pasangan dengan wanita dari dunia jika mereka mau ..."(hal. 57). Begitu juga pertanyaan? mengenai? Dajjal,? diuraikannya? dengan suatu pembahasan yang sangat menarik dan menyiratkan betapa luas dan tingginya? ilmu beliau, sehingga?bisa memberikan suatu keyakinan yang mendalam bagi yang membacanya. Dan banyak pula pembahasan-pembahasan menarik lainnya, yang bisa menggugah kita kepada kesadaran tentang pentingnya belajar ilmu agama ini.
?
Buku ini merupakan serial pertama sebelum seri-seri berikutnya, begitulah kalimat yang ditulis oleh Penerbit At-Tibyan dalam kata pengantarnya, sambil menunggu?apa yang dijanjikannya maka tidak ada salahnya apabila anda membacanya terlebih dahulu. Wallahu a'lam.
?
Pustaka As-Sunnah Jakarta


tanya

 

AS>Assalamu'alaikum wr.wb.

AS>Semoga ada yang mau menolong kami,
AS>Kami memerlukan Informasi :
AS>Alamat & Nomor telepon
AS>Pesantren "Mansya' Hudal Islam" pimpinan : Qosim Muhammad.
AS>terimakasih atas bantuannya.

AS>Wassalamu'alaikum wr.wb.

'afwan ana tidak tahu, ditunggu informasi lainnya.
wassalam

AS>------------------------------------------------------------------------
AS>Save 75% on Products!
AS>Find incredible deals on overstocked items with Free shipping!
AS>
AS>------------------------------------------------------------------------

AS>Homepage
AS>Subscribe assunnah-subscribe@...
AS>Unsubscribe assunnah-unsubscribe@...
AS>Administrator assunnah-owner@...


satu himbauan tentang tanya jawab

Abu Luthfi Sudaryanto
 

Assalamu'alaikum wr. wb.

"Pertanyaan adalah amanah"
-Munculnya pertanyaan dalam ML ini, mempunyai arti bahwa penanya mempercayai yang hadir dalam ML ini untuk menunjukkan yang haq.

Alhamdulillah, diantara kita senantiasa ada ikhwan yang ringan mengemban amanah tersebut, jazahumullahu khoiron kastier.

Kemudian kepada ikhwan yang dikaruniai Allah jawaban atas suatu pertanyaan, selama ini barangkali dengan pertimbangan menjaga keikhlasan antum lebih suka menyampaikan lewat jalur pribadi (JAPRI).

Sedang ana yaqin antum juga menyadari bahwa:
-Pertanyaan yang muncul dari seseorang bukan tidak mungkin menjadi pertanyaan bagi yang lain pula.

Nah menurut hemat ana, tidakkah lebih banyak keutamaannya bila disebarkan lewat jalur umum, dengan pertimbangan:
1. Ikhwan lain ikut menikmati jawabannya.
2. Kita bisa tahu mana pertanyaan yang telah berjawab dan mana yang belum.
3. Menghindari keraguan ikhwan lain yang mau tanya (dikiranya paling tidak di jawab).
4. Bisa jadi jawaban antum kurang pas.
5. dlsb.

Adapun untuk menjaga keikhlasan, kiriman bisa antum lewatkan akhuna moderator untuk kemudian diforward ke jalur umum dengan/tanpa menyebutkan nama pengirim awal.

Sebagai catatan dalam hal soal-jawab:
MARI KITA TINGGALKAN PERDEBATAN, yang kita cari adalah al-haq untuk kita amalkan bukan untuk kita pertentangkan.

Allahlah yang paling benar dan paling mengetahui segala sesuatunya.
Semoga kita tergolong orang yang menjaga amanah.

Wassalam
Abu Luthfi
________________________________________________________________________
Get Your Private, Free E-mail from MSN Hotmail at


tanya

Suharyanto
 

Assalamu'alaikum wr.wb.

Semoga ada yang mau menolong kami,
Kami memerlukan Informasi :
Alamat & Nomor telepon
Pesantren "Mansya' Hudal Islam" pimpinan : Qosim Muhammad.
terimakasih atas bantuannya.

Wassalamu'alaikum wr.wb.


[Masalah - 46 = Namimah/Mengadu Domba ]

Yayat Ruhiat
 

开云体育

?
DOSA-DOSA YANG DIANGGAP BIASA
(Namimah/Mengadu Domba)
?
Oleh
Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid

?
Mengadukan ucapan seseorang kepada orang lain dengan tujuan merusak adalah salah satu faktor yang menyebabkan terputusnya ikatan, serta menyulut api kebencian dan permusuhan antar sesama manusia.
?
Allah mencela pelaku perbuatan tersebut dalam firman-Nya.
"Artinya : Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian kemari menghambur fitnah". (Al-Qalam : 10-11).
Dalam sebuah hadits marfu' yang diriwayatkan Hudzaifah, disebutkan :
"Artinya : Tidak akan masuk surga al-qattat (tukang adu domba)". (Hadits Riwayat Al-Bukhari, lihat Fathul Baari 10/472. Dalam An-Nihayah karya Ibnu Atsir 4/11 disebutkan : ".... Al-Qattat adalah orang yang menguping (mencuri dengar pembicaraan), tanpa sepengetahuan mereka, lalu ia membawa pembicaraan tersebut kepada?dua yang lain dengan tujuan mengadu domba".)
Ibnu Abbas meriwayatkan :
"Artinya : (Suatu hari) Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melewati sebuah kebun di antara kebun-kebun di Madinah. Tiba-tiba beliau mendengar dua orang yang sedang di siksa di dalam kuburnya, lalu Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
?
"Artinya : Keduanya disiksa, padahal tidak karena masalah yang besar (dalam anggapan keduanya) -lalu bersabda- benar (dalam sebuah riwayat disebutkan "Padahal sesungguhnya ia adalah persoalan besar"). Salah seorang diantaranya tidak meletakkan sesuatu untuk melindungi diri dari percikan kencingnya dan seorang lagi (karena) suka mengadu domba". (Hadits Riwayat Al Bukhari, lihat Fathul Baari, 1/317).
Diantara bentuk namimah yang paling buruk adalah hasutan yang dilakukan terhadap seorang lelaki tentang istrinya atau sebaliknya, dengan maksud untuk merusak hubungan suami istri tersebut.
?
Demikian juga adu domba yang dilakukan sebagian karyawan kepada teman karyawannya yang lain. Misalnya dengan mengadukan ucapan-ucapan kawan tersebut kepada direktur atau atasan dengan tujuan untuk memfitnah dan merugikan karyawan tersebut. Semua hal ini hukumnya haram.
?

?


[Masalah - 45 = Ghibah/Menggunjing ]

Yayat Ruhiat
 

开云体育

?
DOSA-DOSA YANG DIANGGAP BIASA
(Ghibah/Menggunjing)
?
Oleh
Syaikh? Muhammad Shalih Al Muanajjid

?
Dalam banyak pertemuan di majlis, seringkali yang dijadikan hidangannya adalah menggunjing umat Islam. Padahal Allah Subhanahu wa Ta'ala melarang hal tersebut, dan menyeru agar segenap hamba menjauhinya. Allah menggambarkan dan mengidentikkan ghibah dengan sesuatu yang amat kotor dan menjijikan. Allah berfirman :
"Artinya : Dan janganlah? sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati .? Maka tentulah kamu merasa jijik dengannya". (Al-Hujurat: 12).
Nabi Shallallahu 'alihi wa sallam menerangkan makna ghibah (menggunjing) dalam sabdanya :
"Artinya : Tahukah kalian apakah ghibah itu ? "Mereka menjawab : "Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui. "Beliau bersabda :"Yaitu engkau menyebut saudaramu dengan sesuatu yang dibencinya." Ditanyakan :"Bagaimana halnya jika apa yang aku katakan itu (memang) terdapat pada saudaraku .? "Beliau menjawab : "Jika apa yang kamu katakan terdapat? pada saudaramu, maka engkau telah menggunjingnya (melakukan ghibah) dan jika ia tidak terdapat padanya maka engkau telah berdusta atasnya". (Hadits Riwayat Muslim, 4/2001).
Jadi, ghibah adalah menyebutkan sesuatu yang terdapat pada diri seorang muslim, sedang ia tidak suka (jika hal itu disebutkan). Baik dalam keadaan soal jasmaninya, agamanya, kekayaannya, hatinya, ahlaknya, bentuk lahiriyahnya dan sebagainya. Caranya-pun bermacam-macam. Di antaranya dengan mebeberkan aib, menirukan tingkah laku atau gerak tertentu dari orang yang dipergunjingkan dengan maksud mengolok-ngolok.
?
Banyak orang meremehkan masalah ghibah, padahal dalam pandangan Allah ia adalah sesuatu yang keji dan kotor. Hal itu dijelaskan dalam sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
"Artinya : Riba itu ada tujuh puluh dua pintu, yang paling ringan daripadanya sama dengan seorang laki-laki yang menyetubuhi ibunya (sendiri), dan riba yang paling berat adalah pergunjingan seorang laki-laki atas kehormatan saudaranya". (As-Silsilah As-Shahihah, 1871).
Wajib bagi orang yang hadir dalam majlis yang sedang menggunjing orang lain, untuk mencegah kemungkaran dan membela saudaranya yang dipergunjingkan. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam amat menganjurkan hal demikian, sebagaimana dalam sabdanya.
"Artinya : Barangsiapa menolak (ghibah atas) kehormatan saudaranya, nisacaya pada hari kiamat Allah akan menolak menghindarkan api Neraka dari wajahnya". ( Hadits Riwayat Ahmad, 6/450, Shahihul Jami'. 6238).


[Masalah - 44 = Permasalahan Buang Air Kecil]

Yayat Ruhiat
 

开云体育

?
DOSA-DOSA YANG DIANGGAP?BIASA
(Tidak Cebok Setelah Buang Air Kecil)
?
Oleh
Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid

?
Kata Pengantar.
Berkaitan dengan Masalah - 41, dimana? sebab adanya azab kubur adalah akibat dari tidak bertabir dalam masalah kencing dan menghambur fitnah kesana kemari,? maka?untuk melengkapi bahasannya,?insya Allah mulai dari Masalah - 44 s/d Masalah - 46?kami akan nukilkan penjelasan masalah tersebut yang diambil dari buku?Dosa-dosa Yang Dianggap Biasa oleh Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid, terbitan Darul Haq Jakarta, dalam sub judul : Tidak Cebok Setelah Buang Air Kecil hal.123, Ghibah (Menggunjing) hal.102,? dan Namimah (Mengadu Domba) hal. 104.
?
Dengan dimuatnya masalah tersebut, tiada lain adalah agar kita?bisa lebih?berhati-hati dalam melaksanakan?buang air kecil dan berbicara dalam?pergaulan sehari-hari, yang? mana sebagian orang? menganggapnya? sebagai masalah?yang?biasa.
?
?
Tidak Cebok Setelah Buang Air Kecil
Islam datang dengan membawa peraturan yang semuanya demi kemaslahatan umat manusia. Diantaranya soal menghilangkan najis, Islam mensyari'atkan agar umatnya melakukan istinja' (cebok dengan air) dan istijmar (membersihkan kotoran dengan batu), lalu menerangkan cara melakukannya sehingga tercapai kebersihan yang dumaksud.
?
Sebagian orang menganggap enteng masalah menghilangkan najis. Akibatnya badan dan bajunya masih kotor. Dengan begitu, shalatnya menjadi tidak sah. Rasulullalh Shallallahu 'alaihi wa sallam mengabarkan bahwa perbuatan tersebut salah satu sebab dari azab kubur.
?
Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhu berkata : "Suatu kali Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam melewati salah satu kebun di Madinah. Tiba-tiba beliau mendengar suara dua orang yang sedang di siksa di alam kuburnya. Lalu Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda" :
"Artinya : Keduanya diazab, tetapi tidak karena masalah besar (dalam anggagapan keduanya) lalu bersabda - benar (dalam riwayat lain : Sesungguhnya ia masalah besar) salah satunya tidak meletakkan sesuatu untuk melindungi diri dari percikan kencingnya dan yang satu lagi suka mengadu domba". (Hadits Riwayat Bukhari, lihat Fathul Baari :1/317).
Bahkan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mengabarkan :
"Kebanyakan azab kubur disebabkan oleh buang air kecil". (Hadits Riwayat Ahmad, Shahihul Jami' No. 1213).
Termasuk tidak cebok setelah buang air kecil adalah orang yang menyudahi hajatnya dengan tergesa-gesa sebelum kencingnya habis, atau sengaja kencing dengan posisi tertentu atau di suatu tempat yang menjadikan percikan air kencing itu mengenainya, atau sengaja meninggalkan istinja' dan istijmar tidak teliti dalam melakukannya.
?
Saat ini, banyak umat Islam yang menyerupai orang-orang kafir dalam masalah kencing. Beberapa kamar kecil hanya dilengkapi dengan bejana air kencing permanen yang menempel di tembok dalam ruangan terbuka. Setiap yang kencing, dengan tanpa malu berdiri dengan disaksikan orang yang lalu lalang keluar kamar mandi. Selesai kencing ia mengangkat pakaiannya dan mengenakannya dalam keadaan najis.
?
Orang tersebut telah melakukan dua perkara yang diharamkan, pertama ia tidak menjaga auratnya dari penglihatan manusia dan kedua, ia tidak cebok dan membersihkan diri dari kencingnya.
?

?


MAULID NABI

najib fahraok
 

Assalamu'alaikum

1 .Ana minta tolong dijelaskan tentang sebab timbulnya maulid nabi ,
2 .Apakah benar salafudin al-ayubi pencetus maulid nabi , (tolong beserta rujukannya ).

Sebelumnya kami ucapkan terima kasih.


Assalamu'alaikum.wr.wb
________________________________________________________________________
Get Your Private, Free E-mail from MSN Hotmail at