Assalamu'alaikum wr. wb.
Jazakallahu khoiron katsir atas pilihan artikelnya.
Namun, dapat pulakah akhi mengirimkan artikel terkait yang berisikan dua hal berikut:
A. YANG DIKIRA GHIBAH TAPI BUKAN (GHIBAH YANG DIBOLEHKAN)
Ana sering melihat fenomena tertutupnya pintu hati untuk menerima nasehat lantaran PERINGATAN (nasehat) itu dikira ghibah.
Suatu hari ana kedatangan seorang ikhwan dalam rangka silaturohim.
Entah atas dorongan apa diambilnya kitab Talbis Iblis (Perangkap Syetan)dari rak buku ana, dibacanya (sekilas) kemudian dilemparkan didepan ana sambil berkata (menyumpah):
"Ulama' penulis buku ini sok ngerti hati orang saja...!!".
Padahal andaikata, al-akh sabar untuk membacanya atau tahu sedikit tentang penulis kitab tsb yakni Ibnu Jauzy seorang ulama' besar yang dikenal dikalangan ulama' besar.
Atau andai al-akh bisa membedakan antara nasehat dan ghibah, insyaAllah nasehat Ibnu Jauzi dalam kitab tsb akan menjadi obat hati yang mujarab.
B.YANG DIKIRA BUKAN GHIBAH PADAHAL GHIBAH
Seorang juru nasehat (da'i) kadang dengan sengaja atau tidak (baca keprucut), melakukan ghibah yang mungkin dikiranya bukan ghibah alias nasehat. Dalam hal ini barangkali kita dituntut untuk saling mengingatkan.
Sekian, wajazakallahu khoiron kastir.
Wassalam
Abu Luhtfi
________________________________________________________________________
Get Your Private, Free E-mail from MSN Hotmail at