开云体育

ctrl + shift + ? for shortcuts
© 2025 开云体育
Date

Taqobballallahu Minna Wa Minkum - from Nusye Jeanita

Nusye Jeanita
 

You have just received an animated greeting card from Nusye Jeanita
You'll see the personal greeting by using the following Web location.



(Your greeting card will be available for the next 90 days)
There is no charge for this service! :) HAVE a good day and have fun!

____________________________________________________________
Accessing your card indicates your agreement with our Website Rules
posted at the bottom of the following Web location: (You're welcome to send a
card at no charge to someone at this location)


Re: assalamualaikum

A L S
 

From: "ahmad_iqbal" <ahmad_iqbal@...>
Reply-To: assunnah@...
To: assunnah@...
Subject: [assunnah] assalamualaikum
Date: Mon, 10 Jan 2000 22:38:19 -0800


assalamualaikum
Wa'alaikum sa;lam wr. wb.

Alhamdulillah, sholawat dan salam atas Rosul Allah
tidak terkira betapa senangnya ana diijinkan bergabung dengan ml
assunnah. yang setelah ana baca banyak ilmu didalamnya.
sebagai perkenalan ana ahmad iqbal tinggal dihachioji, tokyo, sedang
belajar ditokyo national college of tech.
adakah diantara ikhwan yang tinggal dekat tokyo ? ana miskin sekali
ilmu dan literatur agama.
Alhamdulillah, kalau natum sudah bisa bergabung.
Antum dekat Arabic Islamic Institute, bukannya bisa lebih banyak belajar?, disanakan banyak buku-buku gratis kan?!
Kalau libur silahkan silaturohim ke Kobe, ana dengar insyaAllah bulan depan akh Iip mau ikut test di Okayama Univ. (sekitar 2-3 jam dari Kobe).
Kepada seluruh rekan di Jepang, Bagaimana kalau libur musim panas tahun ini kita buat daurah dirumah ana (Kobe)?
Kemudian bagi ikhwan di Jepang yang ingin baca majalah "As-Sunnah", tiap edisi ana minta kirim 40 eksemplar, (edisi terakhir tahun ke IV no 3).
Buat akh Iqbal, ana sudah kirimi antum 3 eksemplar, sudah sampai belum?

Buat akh Iip, bila ke Okayama silahkan mampir ke Kobe.

terus ingin nanya hukumnya menikah tanpa memberi tahu orang tua (orang
tua melarang tapi karena takut fitnah) ?
jazakallah khairan katsiran
Akh Iqbal, kalau antum nanya menikah dengan siapanya, ana kasih jawabnya. Pada ana menunggu akhwat yang siap menikah nih!!
(Afwan urusan pribadi).

Wassalam
ALS
______________________________________________________


Re: assalamualaikum

Y & R
 

From: ahmad_iqbal <ahmad_iqbal@...>
To: <assunnah@...>



assalamualaikum
Alaikumsalam

TAQOBBALALLAHU MINA WA-MINKUM

Alhamdulillah, sholawat dan salam atas Rosul Allah
tidak terkira betapa senangnya ana diijinkan bergabung dengan ml
assunnah. yang setelah ana baca banyak ilmu didalamnya.
sebagai perkenalan ana ahmad iqbal tinggal di hachioji, tokyo, sedang
belajar di tokyo national college of tech.
adakah diantara ikhwan yang tinggal dekat tokyo ? ana miskin sekali
ilmu dan literatur agama.
Ikhwan yang sedang belajar di Jepang di antaranya adalah sbb :
1. Abu Luthfi Sudaryanto alyanto@...
2. Didik Setia Permana didik@...
3. Iip SH iipsh@...

Dan kepada ikhwan-ikhwan di Jepang lainnya, yang belum disebutkan diatas
silahkan menambahkannya.

terus ingin nanya hukumnya menikah tanpa memberi tahu orang tua (orang
tua melarang tapi karena takut fitnah) ?
Mengenai pertanyaan nikah tanpa memberi tahu orang tua, Insya Allah ml
assunnah akan mengangkat kajian mengenai "Nasihat Perkawinan" oleh Ustadz
Yazid bin Abdul Qadir Jawas yang sedang kami persiapkan, mudah-mudahan
"risalah singkat tersebut " bisa membantu menjawab permasalahan yang
ditanyakan.

jazakallah khairan katsiran
wassalam


assalamualaikum

 

assalamualaikum

Alhamdulillah, sholawat dan salam atas Rosul Allah
tidak terkira betapa senangnya ana diijinkan bergabung dengan ml
assunnah. yang setelah ana baca banyak ilmu didalamnya.
sebagai perkenalan ana ahmad iqbal tinggal dihachioji, tokyo, sedang
belajar ditokyo national college of tech.
adakah diantara ikhwan yang tinggal dekat tokyo ? ana miskin sekali
ilmu dan literatur agama.

terus ingin nanya hukumnya menikah tanpa memberi tahu orang tua (orang
tua melarang tapi karena takut fitnah) ?
jazakallah khairan katsiran

wassalam
ahmad iqbal


Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 20 = Hilal Siyaam (Puasa) Ramadlan dan Syawal]

Y & R
 

开云体育

?
HADITS KURAIB TENTANG MASALAH
HILAL SHIYAAM (PUASA)
Ramadlan dan Syawwal
?
oleh
Abdul Hakim bin Amir Abdat
?

?
?
HADITS KURAIB.
?
Artinya :
Dari Kuraib : Sesungguhnya Ummu Fadl binti Al-Haarits telah mengutusnya menemui Mu'awiyah di Syam. Berkata Kuraib : Lalu aku datang ke Syam, terus aku selesaikan semua keperluannya. Dan tampaklah oleh ku (bulan) Ramadlan, sedang aku masih di Syam, dan aku melihat hilal (Ramadlan) pada malam Jum'at. Kemudian aku datang ke Madinah pada akhir bulan (Ramadlan), lalu Abdullah bin Abbas bertanya ke padaku (tentang beberapa hal), kemudian ia menyebutkan tentang hilal, lalu ia bertanya ; "Kapan kamu melihat hilal (Ramadlan) ?.
Jawabku : "Kami melihatnya pada malam Jum'at".
Ia bertanya lagi : "Engkau melihatnya (sendiri) ?.
Jawabku : "Ya ! Dan orang banyak juga melihatnya, lalu mereka puasa dan Mu'awiyah Puasa".
Ia berkata : "Tetapi kami melihatnya pada malam Sabtu, maka senantiasa kami berpuasa sampai kami sempurnakan tiga puluh hari, atau sampai kami melihat hilal (bulan Syawwal)".
Aku bertanya : "Apakah tidak cukup bagimu ru'yah (penglihatan) dan puasanya Mu'awiyah ?
Jawabnya : "Tidak ! Begitulah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, telah memerintahkan kepada kami.
?
?
PEMBAHASAN
?
Pertama.
Hadits ini telah dikeluarkan oleh Imam-imam : Muslim (3/126), Abu Dawud (No. 2332), Nasa'i (4/105-106), Tirmidzi (No. 689), Ibnu Khuzaimah (No. 1916), Daruquthni (2/171), Baihaqy (4/251) dan Ahmad (Al-Fathur-Rabbaani 9/27), semuanya dari jalan : Ismail bin Ja'far, dan Muhammad bin Abi Harmalah dari Kuraib dari Ibnu Abbas.
?
Berkata Imam Tirmidzi : Hadits Ibnu Abbas hadits : Hasan-Shahih (dan) Gharib.
Berkata Imam Daruquthni : Sanad (Hadits) ini Shahih.
Saya (Abdul Hakim bin Amir Abdat) berpandangan : Hadits ini Shahih rawi-rawinya tsiqah :
  1. Ismail bin Ja'far bin Abi Katsir, seorang rawi yang tsiqah dan tsabit/kuat sebagaimana diterangkan Al-Hafidz Ibnu Hajar di kitabnya "Taqribut-Tahdzib" (1/68). Rawi yang dipakai oleh Bukhari dan Muslim dll.
  2. Muhammad bin Abi Harmalah, seorang rawi tsiqah yang dipakai Bukhari dan Muslim dan lain-lain. (Taqribut-Tahdzib 2/153).
  3. Kuraib bin Abi Muslim maula Ibnu Abbas, seorang rawi tsiqah di pakai oleh Bukhari dan Muslim dan lain-lain (Taqribut-Tahdzib 2/143).
Kedua :
Beberapa keterangan hadits :
?
(1) Perkataan Ibnu Abbas : (tetapi kami melihatnya pada malam sabtu) yakni : Penduduk melihat hilal Ramadlan pada malam Sabtu sehari sesudah penduduk Syam yang melihatnya pada malam Jum'at.
?
(Maka senantiasa kami berpuasa sampai kami sempurnakan tiga puluh hari) maksudnya : Kami terus berpuasa, tetapi jika terhalang/tertutup dengan awan sehingga tidak memungkinkan kami melihat hilal Syawwal, maka kami cukupkan/sempurnakan bilangan Ramdlan tiga puluh hari, sebagaimana diperintahkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam :
?
"Artinya : Apabila kamu melihat hilal (Ramadlan) maka puasalah, dan apabila kamu melihat hilal (Syawwal) maka berbukalah, tetapi jika awan menutup kalian, maka berpuasalah tiga puluh hari".
Dikeluarkan oleh Imam Muslim (3/124) dll.
(Atau sampai kami melihatnya) yakni :?Melihat hilal Syawwal, maka kami cukupkan puasa sampai 29 hari. Karena bulan itu terkadang 29 hari dan terkadang 30 hari, sebagaimana dapat kita saksikan dalam setahun (12 bulan) selain itu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda :
"Artinya : Bulan itu segini dan segini : "Yakni penjelasan dari rawi, sekali waktu 29 hari dan pada waktu yang lain 30 hari". (Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengisyaratkan dengan tangannya)".
Dikeluarkan oleh Imam Bukhari (2/230 dan lafadznya) dan Muslim (3/124) dll.
?
Berkata Ibnu Mas'ud :
"Artinya : Kami puasa bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam 29 hari lebih banyak/lebih sering dari 30 hari".
Dikeluarkan oleh Abu Dawud (No. 2322), Tirmidzi (No. 684) dan Ibnu Khuzaimah (No. 1922).
Saya (Abdul Hakim bin Amir Abdat) berpandangan : Sanad hadits ini shahih, rawi-rawinya tsiqah dan ada syahidnya dari keterangan Abu Hurairah (Ibnu Majah No. 1658).
(2) Pertanyaan Kuraib : (Apakah tidak cukup bagimu ru'yah/penglihatan dan puasanya Mu'awiyah) meskipun penduduk Madinah belum melihat hilal Ramadlan, apakah ru'yah penduduk Syam yang sehari lebih dahulu tidak cukup untuk diturut dan sama-sama berpuasa pada hari Jum'at ?
?
Kalau pada zaman kita misalnya penduduk Saudi Arabia telah melihat hilal Ramadlan/Syawwal pada malam Jum'at, sedangkan penduduk Indonesia (dan Malaysia -tambahan pen) belum melihatnya atau baru akan melihatnya pada malam Sabtu.
?
Apakah ru'yah penduduk Saudi Arabia itu cukup untuk penduduk Indonesia dan Malaysia ?
?
(3). Jawaban Ibnu Abbas : (Tidak) yakni : Tidak cukup ru'yahnya penduduk Syam bagi penduduk Madinah. Karena masing-masing negeri/daerah yang berjauhan itu ada ru'yahnya sendiri (Begitulah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan kepada kami). Keterangan yang tegas ini menolak anggapan orang yang menyangka bahwa ini ijtihad Ibnu Abbas semata.
?
Da'waan ini sangat jauh sekali dari kebenaran ! Patutkah hasil ijtihadnya itu ia sandarkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ? Demi Allah ! Tidak terbayang sedikitpun juga oleh seorang Ulama bahwa Ibnu Abbas akan berdusta atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam untuk membohongi ummat !.
?
?
Ketiga.
Hukum Hadits :
?
Hadits ini mengandung hukum sebagaimana dipahami oleh Ulama-ulama kita :
?
1.??? Berkata Imam Ibnu Khuzaimah -Imamnya para Imam- dalam memberikan bab
??? ??? terhadap hadits ini yang menunjukkan fiqih beliau :
"Artinya : Dalil tentang wajibnya atas tiap-tiap penduduk negeri puasa Ramadlan karena ru'yah mereka, tidak? ru'yah selain (negeri) mereka".
2.??? Imam Tirmidzi bab :
??? ??? "Artinya : Bagi tiap-tiap penduduk negeri ada ru'yah meeka"
??? ??? Kemudian setelah meriwayatkan haditsnya - Imam Tirmidzi berkata :
"Artinya : Dari hadits ini telah diamalkan oleh AHLI ILMU : Sesungguhnya bagi tiap-tiap penduduk negeri ada ru'yah mereka (sendiri)".
3.??? Imam Nasa'i memberikan bab :
??? ??? "Artinya : Perbedaan penduduk negeri-negeri tentang ru'yah".
?
Dan lain-lain Ulama lebih lanjut periksalah kitab-kitab :
  1. Syarah Muslim (Juz 7 hal 197) Imam Nawawi.
  2. Al-Majmu 'Syarah Muhadzdzab (Juz 6 hal. 226-228) Imam Nawawi.
  3. Ihkaamul Ahkaam Syarah 'Umdatul Ahkaam (2/207) Imam Ibnu Daqiqil'Ied.
  4. Al-Ikhtiyaaraatul Fiqhiyyah (hal :106) Ibnu Taimiyyah.
  5. Tharhut Tatsrib (Juz 4 hal. 115-117) Imam Al-'Iraaqy.
  6. Fathul Baari syarah Bukhari (Juz 4 hal 123-124) Ibnu Hajar.
  7. Nailul Authar (Juz 4 hal. 267-269) Imam Syaukani.
  8. Bidaayatul Mujtahid (Juz 1 hal. 210) Imam Ibnu Rusy.
  9. Dll.
?
Keempat.
Menjawab beberapa bantahan dan keraguan.
?
Mereka yang berpaham apabila telah terlihat hilal (Ramadlan atau Syawwal) di suatu negeri, maka neger-negeri yang lain meskipun belum melihat wajib mengikuti ru'yah negeri tersebut. Mereka ini membantah faham kami dengan? beberapa alasan -meskipun lemah- maka dibawah ini akan kami jawab sanggahan mereka satu persatu Inysa Allahu Ta'ala.
?
1.??? Mereka meragukan tentang ketsiqahan Kuraib.
"Artinya : Berikanlah keterangan kamu, jika memang kamu orang-orang yang benar".
Kuraib adalah seorang rawi tsiqah sebagaimana telah saya terangkan pada pembahasan pertama di bawah ini :
Kuraib bin Abi Muslim telah di tsiqahkan oleh Imam-Imam besar seperti : Imam Ibnu Ma'in, Nasa'i dan Ibnu Hibban dll.
Imam Ibnu Sa'ad di kitab besarnya "Thabaqaatul Kubra" (5/293) mengatakan : "Dia seorang yang tsiqah (dan) bagus/baik haditsnya".
Berkata Imam Adz-Dzahabi di kitabnya 'Al-Kaasyif" (3/8 No. 4720). Dan mereka para (para Imam Ahli Hadits) telah mentsiqahkannya. Keterangan Imam Dzahabi ini memberikan faedah : Bahwa Ulama ahli hadits telah ijma' dalam mentsiqahkan Kuraib. Karena Dzahabi dalam keterangannya memakai lafadz jama'.
Kemudian di kitab "Syiar A'laamin Nubalaa" (4/479) Dzahabi menerangkan :"Kuraib bin Abi Muslim, Al-Imam, Al-Hujjah ....
Imam Ibnu Katsir di kitab sejarah besarnya "Al-Bidaayah wan Nihaayah" (9/186) mengatakan "Dia termasuk (rawi/ulama) tsiqah yang masyhur kebaikan dan keta'atannya dalam beragama".
?
2.??? Mereka meragukan keshahihan hadits ini disebabkan gharibnya.
??? ???
??? ???Saya jawab -sekali lagi- dengan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.
"Artinya : Itulah batas ilmu mereka".
Tentang keghariban hadits ini kami tidak membantahnya. Yakni tidak ada yang meriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kecuali Ibnu Abbas. Dan tidak ada yang meriwayatkan dari Ibnu Abbas kepada Kuraib. Dan tidak ada yang meriwayatkan dari Kuraib kecuali Muhammad bin Abi Harmalah. Kemudian tida ada yang meriwayatkan dari Muhammad kecuali Ismail bin Ja'far. Dari Ismail kebawah sanadnya masyhur karena banyak rawi meriwayatkan dari Ismail diantaranya : Alu bin?Hujr As-Sa'dy, Musa bin Ismail, Sulaiman bin Dawut Al-Haasyimy, Yahya bin As-Sa'dy, Musa bin Ismail, Sulaiman bin Dawut Al-Haasyimy, Yahya bin Yahya, Yahya bin Ayyub dan Qutaibah.
Demikianlah sepanjang pemeriksaan kami, Wallahu A'lam !
Apakah Hadits ini tertolak disebabkan kegharibannya ..?
Dan apakah setiap hadits itu dla'if/lemah..?
Jawabnya : Kalla tsumma kalla ! Tidak ada yang mengatakan demikian kecuali mereka yang sedikit sekali pengetahuannya tentang ilmu hadits, kalau tidak mau dikatakan tidak faham sama sekali ! Bahkan hadits ini sebagaimana di katakan Tirmidzi : Shahih dan Ghraib : Yakni kegharibannya tidak menghilangkan keshahihan hadits ini. Karena kalau setiap hadits gharib itu dlo'if, niscaya akan tertolak sejumlah hadits-hadits shahih sebagaimana diterangkan oleh Al-Hafidz Imam Ibnu Katsir :
"Artinya : Maka sesungguhnya ini (yakni setiap hadits gharib) kalau ditolak, niscaya akan tertolak banyak sekali hadits-hadits dari jalan (gharib) ini dan akan hilang banyak sekali masalah-masalah dari dalil-dalilnya".
(Baca : ikhtisar 'Ulumul Hadits Ibnu Katsir hal : 58 & 167).
Kedudukan hadits ini sama dengan hadits :
INNAMAL - A'MAALU - BINNIYAATI.
Yang shahih tetapi gharib, karena hanya diriwayatkan dari jalan : Yahya bin Said Al-Anshary dari Muhammad bin Ibrahim At-Taimy dari Al-Qamah dari Umar bin Khattab dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Kemudian dari Yahya bin Said Al-Anshary sanadnya mutawatir tidak kurang dua ratus rawi yang meriwayatkan dari Yahya.
?
3.??? Keterangan Ibnu Abbas.
Mereka berfaham bahwa keterangan Ibnu Abbas : "Begitulah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah memerintahkan kepada kami". Kembali kepada perkataannya : "Maka senantiasa kami berpuasa sampai kami sempurnakan tiga puluh hari atau sampai kami melihat hilal (Syawwal)".
Saya jawab : Faham ini tidak benar ! Keterangan Ibnu Abbas dengan menggunakan isim isyarat itu kembali untuk menjawab pertanyaan Kuraib : "Apakah tidak cukup bagimu ru'yah dan puasanya Mu'awiyah .?".
Jawaban Ibnu Abbas : Tidak ! Yakni tidak cukup ru'yah penduduk Syam bagi penduduk Madinah karena masing-masing negeri ini ada ru'yahnya sendiri. Kemudian Ibnu Abbas menegaskan :"Begitulah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah memerintahkan kepada kami".
?
4.??? Ijtihad Ibnu Abbas.
Mereka mengatakan : Bahwa itu hanya ijtihad Ibnu Abbas saja !?. Kemudian dengan megahnya mereka mengatakan lagi :"Ijtihad kami itu sama dengan ijtihadnya Imam Syaukani di kitabnya "Nailul Authar !?".
Kami jawab : Lebih tepat dikatakan kamu telah bertaqlid dengan taqlid buta kepada Imam Syaukani yang berfaham bahwa itu hanya ijtihad Ibnu Abbas (baca : Nailul Authar 4/267-269). Sekali lagi kami katakan : Patutkah hasil ijtihadnya itu ia sandarkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dengan mengatakan kepada ummat begitulah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, telah memerintahkan kepada kami .?
Adapun Imam Syaukani (semoga Allah merahmatinya) -tidaklah sama dengan kamu walaupun kamu berangan-angan seperti dirinya- ia telah tersalah dalam ijtihadnya (semoga Allah memberikan pahala ijtihadnya). Lebih dari itu Imam Syaukani telah menyalahi ketetapannya sendiri bahkan madzhabnyaJumhur Ulama. Ia berkata di kitab besarnya tentang membahas Ushul Fiqih, yaitu :"Irsyaadul Fuhuul (hal. 60).
"Artinya : Adapun apabila shahabat meriwayatkan dengan lafadz yang boleh jadi ada perantara antaranya dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. (Yakni ia tidak mendengar atau melihat secara langsung dari Rasul tetapi dengan perantara shahabat lain yang mendengar dan melihat langsung), seperti ia berkata :
  1. "Telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam begini".
  2. Atau ia berkata : "Beliau telah memerintahkan begini".
  3. Atau ia berkata : "Beliau telah melarang dari mengerjakan ini"
  4. Atau ia berkata : "beliau telah memutuskan demikian ".
"Maka Jumhur (Ulama) berpendapat bahwa (semua lafadz-lafadz di atas) yang demikian menjadi hujjah. Sama saja apakah rawinya itu dari (kalangan) shahabat besar. karena menurut zhahirnya sesungguhnya ia telah meriwayatkan yang demikian itu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, kalaupun di taqdirkan disana ada perantara, maka menurut Jumhur mursal shahabat itu maqbul (diterima) dan inilah yang haq (yang benar)".
?
Kemudian Imam Syaukani menerangkang beberapa pendapat bantahan yang menyalahi madzhab Jumhur Ulama. Akhirnya ia menutup dengan bantahan yang sangat bagus sekali untuk menguatkan madzhab Jumhur dan pahamnya :
?
"Artinya : Sangatlah jauh sekali (dari kebenaran) yaitu shahabat meriwayatkan dengan lafadz seperti di atas padahal yang dikehendaki bukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, (yang berkata, memerintah, melarang dan memutuskan)" !? Karena sesungguhnya tidak ada hujjah pada perkataan selain Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di atas, baik dimasa hidupnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, atau sesudah beliau wafat, maka tetap hukumnya marfu' (sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam) dengannya ditegakkan hujjah".
Hendaklah para pembaca memperhatikan betul-betul keterangan-keterangan Imam Syaukani di atas tentang lafadz-lafadz yang digunakan shahabat diantaranya "telah memerintahkan". Seperti lafadz yang digunakan Ibnu Abbas dalam hadits yang jadi pembahasan kita yaitu (AMARANAA) Lafadz yang demikian menurut Jumhur Ulama -termasuk Imam Syaukani menjadi hujjah dan terhukum marfu'.
?
Bahkan Imam Syaukani sendiri membantah orang yang menolaknya dengan perkataannya :"Sangat jauh sekali (dari kebenaran) apabila shahabat meriwayatkan dengan lafadz ini padahal yang dikehendaki bukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam!".
?
Tetapi sayang, beliau sendiri telah menyalahi keterangannya dan bantahannya ini di kitabnya "Nailul Authar" sewaktu membahas hadits Ibnu Abbas dengan mengatakan bahwa itu ijtihad Ibnu Abbas !
?
Tidak syak lagi bagi ahli ilmu bahwa keterangan Imam Syaukani di kitab Ushul Fiqihnya "Irsyaadul Fuhuul" bersama Jumhurul Ulama itulah haq (yang benar) sebagaimana dikatakan sendiri. Sedangkan? fahamnya di "Nailul Authar" tertolak dengan bantahannya sendiri : "Sangat jauh sekali (dari kebenaran) ! Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :
?
"Artinya : Ambillah pelajaran wahai orang-orang yang mempunyai pemandangan !"
?
?

?
Insya Allah menyusul :
  • Nasihat Perkawinan oleh Yazid Abdul Qadir Jawas
?


Kad Raya

Mohamad Ismail Daud
 


Kad Raya

Mohamad Ismail Daud
 


Re: [abim-online] PENTING & HATI-HATI:Virus Explorezip.worm

Md Nasir Ibrahim
 

Assalamualaikum wmt. wbt.

Saya harap tuan-tuan dan puan-puan berhati-hati dengan email yang mengandungi
perkataan yang berikut:

"I received your email and I shall send you a reply ASAP.
Till then, take a look at the attached zipped file"

Saya amat kesal kerana salah seorang daripada ahli kita yang menggunaan nama
Megat Mohd Mokhtar b. Megat Ahmad telah cuba menganiaya sesama kita dengan
menghantar email yang mengandungi virus yang sangat merbahaya, lebih bahaya
daripada virus Melissa. Kalau tuan-tuan menerima email yang mengandungi ayat
di atas, sila delete dan jangan cuba membukanya. Untuk maklumat lanjut tentang
virus tersebut, sila kunjungi laman web di alamat


Semoga Allah memberi balasan yang setimpal kepada Megat Mohd Mokhtar b. Megat
Ahmad dan mereka yang cuba dan suka menyusahkan orang lain.

Sekian, Wassalam.

M. Nasir

--
Please click at the following address:


Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 18 = Makna Idul Fithri/Adha]

Y & R
 

开云体育

?MAKNA IDUL FITHRI/ADHA
?
oleh
Abdul Hakim bin Amir Abdat
?

?
?
Pada setiap kali menjelang Idul Fithri seperti sekarang ini (Ramadhan 1412 H 1*)atau tepat pada hari rayanya, seringkali kita mendengar dari para Khotib (penceramah/muballigh) di mimbar menerangkan, bahwa Idul Fithri itu ma'nanya -menurut persangkaan mereka- ialah kembali kepada FITRAH, yakni kita kembali kepada fitrah kita semula (suci) disebabkan telah terhapusnya dosa-dosa kita ..?
?
Penjelasan mereka di atas, adalah BATIL baik ditinjau dari lughoh/bahasa ataupun Syara'/Agama. Kesalahan tersebut dapat kami maklumi -meskipun umat tertipu- karena sebagian dari para khotib tersebut tidak punya keahlian dalam bahasan-bahasan ilmiyah. Oleh karena itu wajiblah bagi kami untuk menjelaskan yang haq dan yang haq itulah yang wajib dituruti Insya Allahu Ta'ala.
?
Pertama :
"Adapun kesalahan mereka menurut lughoh/bahasa, ialah bahwa lafadz FITHRU/ IFTHAAR artinya menurut bahasa = BERBUKA (yakni berbuka puasa jika terkait dengan puasa). Jadi IDUL FITHRI artinya HARI RAYA BERBUKA PUASA. Yakni kita kembali berbuka (tidak puasa lagi) setelah sebulan kita berpuasa. Sedangkan FITHRAH tulisannya sebagai berikut [FA-THAA-RA-] dan [TA MARBUTHOH]? bukan [FA-THAA-RA]".
?
Kedua :
"Adapun kesalahan mereka menurut Syara' telah datang hadits yang menerangkan bahwa IDUL FITHRI itu ialah HARI RAYA KITA KEMBALI BERBUKA PUASA.
"Artinya :Dari Abi Hurairah (ia berkata), sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda. "Shaum/puasa itu ialah pada hari kamu berpuasa, dan (Idul) Fithri itu ialah pada hari KAMU BERBUKA. Dan (Idul) Adha (yakni hari raya menyembelih hewan-hewan korban) itu ialah pada hari kamu menyembelih hewan".
SHAHIH. Dikeluarkan oleh Imam-imam : Tirmidzi No. 693, Abu Dawud No. 2324, Ibnu Majah No. 1660, Ad-Daruquthni jalan dari Abi Hurarirah sebagaimana telah saya terangkan sanadnya di kitab saya "Riyadlul Jannah" No. 721. Dan lafadz ini dari riwayat Imam Tirmidzi. Dan dalam salah satu lafadz Imam Daruquthni :
"Artinya : Puasa kamu ialah pada hari kamu (semuanya) berpuasa, dan (Idul) Fithri kamu ialah pada hari kamu (semuanya) berbuka".
Dan dalam lafadz Imam Ibnu Majah :
"Artinya : (Idul) Fithri itu ialah pada hari kamu berbuka, dan (Idul) Adha pada hari kamu menyembelih hewan".
Dan dalam lafadz Imam Abu Dawud:
"Artinya : Dan (Idul) Fithri kamu itu ialah pada hari kamu (semuanya) berbuka, sedangkan (Idul) Adha ialah pada hari kamu (semuanya) menyembelih hewan".
Hadits di atas dengan beberapa lafadznya tegas-tegas menyatakan bahwa Idul Fithri ialah hari raya kita kembali berbuka puasa (tidak berpuasa lagi setelah selama sebulan berpuasa). Oleh karena itu disunatkan makan terlebih dahulu pada pagi harinya, sebelum kita pergi ke tanah lapang untuk mendirikan shalat I'ed. Supaya umat mengetahui bahwa Ramadhan telah selesai dan hari ini adalah hari kita berbuka bersama-sama.
?
Itulah arti Idul Fithri...! Demikian pemahaman dan keterangan ahli-ahli ilmu dan tidak ada khilaf diantara mereka. Jadi artinya bukan "kembali kepada fithrah", karena kalau demikian niscaya terjemahan hadits menjadi : "Al-Fithru/suci itu ialah pada hari kamu bersuci !!!.
?
Tidak ada yang menterjemahkan dan memahami demikian kecuali orang-orang yang benar-benar jahil tentang dalil-dalil sunnah dan lughoh/bahasa.
?
Adapun makna sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa puasa itu ialah pada hari kamu semuanya berpuasa, demikian juga Idul Fithri dan Adha, maksudnya : Waktu puasa kamu, Idul Fithri dan Idul Adha bersama-sama kaum muslimin (berjama'ah), tidak sendiri-sendiri atau berkelompok-kelompok sehingga berpecah belah sesama kaum muslimin seperti kejadian pada tahun ini (1412H/1992M).
?
Imam Tirmidzi mengatakan -dalam menafsirkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di atas- sebagian ahli ilmu telah menafsirkan hadits ini yang maknanya :
"Artinya : Bahwa shaum/puasa dan (Idul) Fithri itu bersama jama'ah dan bersama-sama orang banyak".
Semoga kaum muslimin kembali bersatu menjadi satu shaf yang kuat.
Aamiin ..!!!
?
?
------
1*? Makalah ini dibuat pada tahun 14112 H/1992 M
?

?
Insya Allah menyusul :
  • Nasihat Perkawinan oleh Yazid Abdul Qadir Jawas
?


subscribe

najib fahraok
 

Assalamu'alaikum wr.wb

Insya Allah ana ingin bergabung di milist Assunnah

Wassalamu'alaikum wr.wb
______________________________________________________


maaf zahir batin

selamat hari raya
 

attachment : kadraye.exe


mencari lailatul qadar

selamat hari raya
 

From: "Concorde" <concorde@...>

Mencari malam Lailatul QadarKini minggu terakhir Ramadan. Satu
perkara yang sering diperkatakan dalam minggu terakhir Ramadan
setiap tahun oleh umat Islam ialah mengenai malam al-Qadar yang
sering disebut sebagai "Lailatul Qadar". Seperti mana yang
dimaklumi, malam al-Qadar penuh keberkatan di si
si Allah SWT. Ia mempunyai

banyak keistimewaan dan kelebihan dan disebut sebagai malam
yang lebih baik daripada 1,000 bulan.

Ini seperti mana yang dijelaskan oleh Allah SWT dalam surah al-
Qadar ayat 1-6 yang bermaksud, "Sesungguhnya kami menurunkan
al-Quran pada malam al-Qadar. Apakah yang dimaksudkan malam
al-Qadar itu?

"Malam al-Qadar adalah malam yang lebih baik daripada 1,000
bulan. Turunlah malaikat dan rohnya dengan izin Allah. Selamatlah
malam itu hingga terbit fajar."
Pada umumnya sudah banyak diperjelaskan sama ada secara
tulisan atau lisan (ceramah, forum, bengkel atau seminar)
mengenai kelebihan, fadilat, sejarah peristiwa dan gandaan pahala
amalan ketika malam berkenaan. Namun, apa yang jelas daripada
segala penerangan sama ada tulisan atau lisan, ternyata


pada umumnya umat Islam tidak tahu bilakah tarikh atau masa
yang tepat bagi memastikan malam al-Qadar.

Antara ketentuan yang diperakukan oleh ulama mengenai malam
yang lebih baik daripada 1,000 bulan itu kemungkinan jatuh pada
tarikh berikut:

- Pada malam 17 Ramadan; atau

- Pada malam ganjil mulai dari 10 hari yang terakhir pada
Ramadan.

Selain itu, banyak sekali hadis yang menyarankan umat Islam
supaya mencari malam al-Qadar. Antara hadis yang dapat dikutip
dalam kitab fikh yang memperkatakan suruhan atau amalan untuk
'menemui' malam al-Qadar menyebut:

i. Dalam Sunah, Abu Daud, Ibn Mas'ud menyatakan, "carilah malam
al-Qadar pada malam 17 Ramadan...";

ii. Hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Aisyah, Rasulullah
SAW bersabda yang bermaksud, "cari
lah dengan sedaya upaya malam al-Qadar pada malam ganjil dari
10 malam yang terakhir pada Ramadan";


iii, Hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim daripada Ibn
Umar, Rasulullah menyebut, "Saya
melihat mimpimu bersepakat menetapkan bahawa Lailatul Qadar
pada tujuh malam terakhir. Maka sesiapa
yang hendak mencari Lailatul Qadar, carilah pada malam tujuh
yang terakhir";

iv. Diriwayatkan oleh Muslim dari Ibn Umar, Rasulullah bersabda,
"Carilah Lailatul Qadar pada 10 ma
lam terakhir, jika seseorang kamu mencari maka janganlah kamu
kalah dalam mencari pada tujuh malam
terakhir"; dan

v. Bagi al-Qurtubi, seorang ulama menyatakan bahawa, jumhur
ulama berpendapat bahawa Lailatul Qadar
adalah pada malam 27 Ramadan. Ini berdasarkan Rasulullah SAW
bersabda, malam al-Qadar adalah malam
27 Ramadan".

Berdasarkan maksud hadis itu ternyata tidak disebutkan dengan
jelas tarikh Lailatul Qadar yang tepa
t. Apakah hikmah di sebalik rahsia tarikh atau masa sebenar
Lailatul Qadar?

Menurut Prof Dr T M Hasbi Ash Shiddeqy dalam bukunya Pedoman
Puasa, beberapa ulama sependapat bahaw
a tarikh berkenaan dirahsiakan supaya umat Islam benar-benar
beriman, bertaqwa dan ikhlas beribadat
serta berusaha untuk mendapatkannya.

Selain itu, dalam konteks yang sama beberapa ulama Salaf
memberi beberapa pandangan mengenai hikmah
merahsiakan beberapa urusan agama kerana ada kebaikan dan
kepentingan di sebaliknya. Antaranya ada
lah:

- Allah menyembunyikan Lailatul Qadar dalam beberapa malam
supaya kita menghidupkan malam-malam itu dengan ibadat dan
amalan;

- Allah menyembunyikan saat 'ijabah' (saat doa dimakbulkan Allah)
pada Jumaat supaya kita sentiasa berdoa sepanjang hari;

- Allah menyembunyikan amalan maksiat yang paling dikutuk atau
dibenci bagi memastikan supaya kita menghindari segala maksiat;

- Allah menyembunyikan waktu kedatangan kiamat supaya kita
sentiasa beringat, berwaspada dan sentiasa beriman, bertakwa
dan beramal baik; dan

- Allah menyembunyikan ajal manusia supaya kita sentiasa beramal
dan taat kepadaNya.

Semoga pada tahun ini, Allah akan memberikan kita kekuatan untuk
melakukan ibadat dalam usaha kita menemui malam yang telah
disebutkanNya sebagai malam yang lebih baik daripada 1,000
bulan. Insya-Allah.

-------------------------------------------
Laman web jihad di chechnya :


Rasulullah saw bersabda maksudnya: "Siapa yang menjurusi satu
jalan untuk mencari ilmu nescaya Allah akan mempermudahkan
padanya jalan ke syurga." (Sahih Muslim)

Zikir harian anjuran Iman Al Ghazali

Jumaat - Ya Allah
Sabtu - Laa ila ha il lallah (Tiada Tuhan melainkan Allah)
Ahad - Yaa Hayyu Yaa Qayyum (Ya Allah yang maha hidup lagi
berdiri dengan sendirinya)
Isnin - La hawla wala quwwata illa billahil 'aliyyil 'azhim (Tidak
ada upaya dan kekuatan melainkan dengan kuasa Allah yang maha
tinggi dan maha besar)
Selasa - Allahumma shalli 'ala saiyidina Muhammad (Ya Allah
rahmatilah ke atas Nabi Muhammad s.a.w)
Rabu - Astaghfirullahal-'azhim (Aku mohon ampun kepada Allah
yang maha besar)
Khamis - Subhanallahil-'azhimi wa bihamdih (Maha suci Allah yang
maha besar dan pujian kepadaNya)

Dipetik dari Buku Amalan harian Sepanjang Zaman


Moga Ada Manfaat
Lenggang Kangkung Mailing List

Untuk Melanggan Lenggang Kangkung List -> Hantar email kosong
to: lk-subscribe@... (Free)
Untuk Berhenti Melanggan -> Hantar email kosong to: lk-
unsubscribe@...

Laman Web Lenggang Kangkung :


Menepis Keraguan Islam Politik

Suharyanto
 

开云体育

Menepis Keraguan Islam Politik
?
Resensi: Kaum sekuler alergi jika agama dicampuradukkan dengan urusan
politik. Padahal, politik menurut perspektif syariah justru mencakupi
seluruh kehidupan manusia.
?
Yusuf Al-Qardhawy, Pedoman Bernegara dalam Perspektif Islam
?
Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1999, Cet. I, 295 halaman
?
Kemenangan KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur sebagai presiden ke-4 RI, tak
bisa dimungkiri sebagai pertanda mulai berseminya ukhuwah Islamiah.
Pandangannya yang kosmopolit dan universal diyakini mampu membawa kemajuan
bangsa. Sebaliknya, kekalahan kaum nasionalis dinilai sebagai "kehancuran"
Islamfobia, sekaligus membuka lorong pengakuan hak-hak kaum muslimin yang
selama ini telah termarginalkan.
?
Namun, naiknya Gus Dur ke tampuk pimpinan negara ternyata masih dipandang
penuh curiga. Bukankah Gus Dur adalah pemimpin Nahdhatul Ulama, kelompok
Islam kultural yang lahir dari lingkungan madrasah dan pesantren. Mereka
mewakili kalangan ulama tradisional konservatif, yang nyaris tak pernah
bersentuhan dengan idiom negara modern. Para ulama NU cenderung kaku dalam
menerapkan aturan yang dipandang "Islami".
?
Gus Dur pribadi memang telah membuktikan dirinya kosmopolit dan moderat.
Namun, naiknya para tokoh Islam dalam tampuk kepemimpinan negara dipandang
rentan terhadap pemarginalan kelompok nonmuslim. Apakah pemerintahan Islam
ini tidak bakal menyulut gelombang legislasi hukum Islam? Kalau benar,
tentu ini tidak bisa diterima kalangan nonmuslim yang telanjur basah
mencurigai rigiditas hukum Islam.
?
Dalam konteks itu, kesesatan berpikir semacam inilah yang hendak diluruskan
Yusuf Qardhawy. Lewat bukunya ini--judul asli: As-Siyasah Asy-Syar`iyah Fi
Dhau' Nushush Asy-Syari`ah wa Maqasidhiha--intelektual muslim kondang
tersebut menunjukkan betapa pemerintahan Islam menjunjung tinggi kesetaraan
dan hak asasi manusia.
?
Politik menurut perspektif syariah, kata Qardhawy, bukan sesuatu yang
statis, jumud, dan tertutup rapat. Tapi, justru dinamis dan membuka koridor
pembaruan pemikiran berdasarkan ijtihad untuk masalah-masalah furuiah.
Politik menurut perspektif syariah juga terbuka untuk inovasi dan kreasi
sistem dan alat yang menggambarkan nilai-nilai luhur dinamika perubahan
pemikiran.
?
Hingga kini, penolakan keyakinan "Islam adalah agama dan politik", yang
didalangi kaum sekuler kian meluas. Mereka yakin, pencampuradukan agama dan
politik menyebabkan kehancuran. Tak ada agama dalam politik dan tak ada
politik dalam agama. Padahal, kata Qardhawy, Islam adalah akidah dan
syariah, agama dan daulah, kebenaran dan kekuatan, ibadah dan kepemimpinan,
serta mushhaf dan pedang.
?
Saat rezim Orde Baru muncul, golongan politik sepakat "modernisasi" adalah
obat mujarab untuk mengobati keterpurukan situasi ekonomi bangsa. Polemik
timbul, apakah sistem politik Indonesia harus berorientasi ideologis
ataukah berorientasi program. Para cendekiawan sekuler menganggap kekuatan
Islam merupakan kendala bagi modernisasi. Buktinya, sistem multipartai
berdasarkan ideologi justru menyebabkan instabilitas politik Indonesia.
Politik berdasarkan syariah akhirnya cuma sekadar kenangan manis
pemerintahan Islam abad pertengahan yang tak mungkin muncul di tengah
gempita modernisasi.
?
Keraguan politik berdasarkan syariah seperti inilah yang memaksa Qardhawy
membuat pertanyaan besar. "Apa yang dimaksudkan dengan syariah, yang
kemudian menjadi pangkal tolak dan sandaran politik sehingga politik itu
harus syari`yah dalam arti sebenarnya?" Menurut dia, syariah bukan sekadar
himpunan pendapat para fuqaha muta'akhirin, cermin ketaklidan pada mazhab,
yang membatukan akal Islami dan membungkam kreativitas pemikiran.
?
Satu contoh diberikan Qardhawy. Rasulullah pernah membunuh sekian banyak
tawanan perang yang kejahatannya terhadap orang muslim terlalu banyak. Tapi
beliau mengharuskan pembebasan (pemaafan) tawanan musuh jika musuh
membebaskan tawanan orang muslim di tangan mereka. Maka sebenarnya Islamlah
yang pertama kali menganjurkan dan menerapkan cara pembebasan tawanan.
?
Dalam buku ini, Qardhawy membedah tuntas prinsip-prinsip politik,
pemerintahan, dan hukum menurut syariah. Ia menawarkan wacana baru
bernegara sesuai syariah Islam. Juga merobohkan prasangka rigiditas politik
berdasarkan syariah. Sayang, ia kurang mengungkap hubungan antara rakyat
dan pemerintah yang sebenarnya justru merupakan kunci keberhasilan
terbentuknya masyarakat madani.
?
Elly Burhaini Faizal
PANJI NO. 30 TH III. 10 NOVEMBER 1999
================
Fw by adi.
------------------------------------------------------------------
?Padhang mBulan Net - Padhang mBulan mailing list
----------------------------------------------------------------------------
-----------
?Untuk registrasi, kirim email dengan subject dan body message kosong ke:
?padhang-mbulan-subscribe@...
<mailto:padhang-mbulan-subscribe@...>
?Untuk pengunduran diri, kirim email dengan subject dan body message kosong
ke:
?padhang-mbulan-unsubscribe@...
<mailto:padhang-mbulan-unsubscribe@...>
?Informasi : padhang-mbulan-owner@...
<mailto:padhang-mbulan-owner@...>
?
?
?
?


Informasi Kaset mengenai Shifat Wudlu dan Shifat Shalat Nabi SAW

Y & R
 

开云体育

?
Untuk Ng,
?
ML assunnah belum membahas hadits-hadits masalah shalat.
?
Namun untuk mengetahui bagaimana shifat wudlu dan shifat shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, silahkan antum beli kaset mengenai masalah tersebut [kaset No. 60 dan No. 61], Insya Allah dengan memiliki kaset tersebut, bisa membantu kita untuk mengetahui dan mengikuti cara-cara wudlu dan shalatnya Nabi shallallhu 'alaihi wa sallam.
?
?
Dan untuk mengetahui masalah-masalah lainnya, bisa lihat list dibawah ini.
?
-------------
?
?
KATA PENGANTAR
?
Dalam edisi khusus ini, ML assunah bekerja sama dengan TASJILAT AT-TAQWA BOGOR, menyajikan informasi kaset-kaset ceramah Ustadz Yazid Abdul Qadir Jawas, kaset tersebut bisa anda miliki sebagai bagian dari koleksi perpustakaan pribadi yang sangat bermanfa'at.
?
CARA PEMBELIAN
Pemesanan kaset bisa dialamatkan kepada ana_yr@... dan yayat@... atau via surat dengan alamat ; HERMAWAN - Tasjilat At-Taqwa Bogor, Jl. Anggada 2 No. 10 Bumi Indra Prasta - Bantarjati Bogor, 16153. Telp. 0821062171.
?
Tulis dengan jelas qty dan judul kaset yang dipesan.
?
CARA PEMBAYARAN
Pembayaran bisa dilakukan dengan transfer? kepada HERMAWAN No. 095-0212021 BCA-BOGOR.
?
PENGIRIMAN
Setiap pembelian kaset akan dikirim langsung ke tujuan di seluruh Indonesia, inysa Allah, untuk? itu tulis alamat lengkap anda. [ dan untuk teman-teman yang pesan dan berada di luar INA, teknis pengiriman sedang dipikirkan].
?

?
TASJILAT AT-TAQWA BOGOR
Berusaha Memahami Islam Berdasarkan Al-Qur'an & As-Sunnah
Menurut Pemahaman Ahlus-Sunnah wal Jama'ah
?

?
Daftar Kaset Ceramah Ustadz Yazid Abdul Qadir Jawas
?
  1. Pentingnya Masalah Shalat -- /1 unit/Rp. 7000
  2. Pertanyaan di Padang Mashyar -- /1 unit/Rp. 7000
  3. Pengaruh Dosa & Maksiat Terhadap Hati Manusia -- /1 unit/Rp. 8000
  4. Makna dan Pengertian Syahadat -- /1 unit/Rp. 7000
  5. Ada Apa setelah Mati -- /3 unit/Rp. 23000
  6. Iman Kepada Allah Ta'ala -- /1 unit/Rp. 7000
  7. Iman Kepada Para Malaikat -- /1 unit/Rp. 7000
  8. Iman Kepada Para Rasul -- /1 unit/Rp. 7000
  9. Aqidah Shohihah -- /7 unit/Rp. 49000
  10. Keutamaan dan Pentingnya Ilmu Syar'i -- /2 unit/Rp. 15000
  11. Ahlus Sunnah wa 'Itiqoduddin -- /8 unit/Rp. 56000
  12. Aqidah Empat Imam Madzhab -- /3 unit/Rp. 21000
  13. Pengertian dan Makna As-Sunnah -- /2 unit/Rp. 15000
  14. Arti, Karakter dan Ciri Ahlus Sunnah wal Jama'ah -- /2 unit/Rp. 15000
  15. Amal Menuju Syurga [Hadits Arba'in No. 29] -- /2 unit/Rp. 14000
  16. Al-Utsuluts Tsalatsah [Tiga Landasan Utama] -- /11 unit/Rp. 88000
  17. Shabar atas Taqdir Allah Ta'ala -- /2 unit/Rp. 14000
  18. Orang-orang yang Bangkrut pada Hari Kiamat -- /1 unit/Rp. 7000
  19. Keagungan dan Kekuasaan Allah Ta'ala -- /3 unit/Rp. 21000
  20. Jalan Menuju Istiqomah [Hadits Arba'in No. 21] -- /1 unit/Rp. 7000
  21. Segera Melakukan Amal Shalih [Hadits Arba'in No. 23] -- /1 unit/Rp. 8000
  22. Birrul Walidaian [Cara Berbakti Kepada Orang Tua] -- /2 unit/Rp. 16000
  23. Tafsir Surat As-Sajdah [Tafsir Ibnu Katsir] -- /5 unit/Rp. 36000
  24. Tafsir Surat Al-Insan -- /2 unit/Rp. 16000
  25. Tafsir Surat Al-Fatihah -- /5 unit/Rp. 50000
  26. Keutamaan dan Tafsir ayat Kursi -- /1 unit/Rp. 8000
  27. Keutamaan dan Tafsir Surat Al-Ikhlas -- /1 unit/Rp. 8000
  28. Syarah Kitab Tauhid -- /16 unit/Rp. 128000
  29. Syarah Aqidah Wasithiyah -- /45 unit/Rp. 341000
  30. Tujuh Larangan Syari'at bagi Wanita -- /1 unit/Rp. 7000
  31. Shifat Shaum Nabi Shallallahu 'Alaihi Wassalam -- /3 unit/Rp. 23000
  32. Penyimpangan-penyimpangan Tasawuf [Thariqat Shufiyah] -- /3 unit/Rp. 22000
  33. Hak dan Kewajiban Suami Istri -- /3 unit/Rp. 16000
  34. Prinsip Ahlus-Sunnah wal Jama'ah dlm Mengambil Dalil -- /2 unit/Rp. 16000
  35. Nasihat untuk Para Jama'ah Haji -- /1 unit/Rp. 8000
  36. Keutamaan, Adab & Bid'ah dlm Membaca Al-Qur'an -- /4 unit/Rp. 30000
  37. Menjaga Batas-batas Allah [Hadits Arba'in No. 19] -- /2 unit/Rp. 15000
  38. Haram berbuat Zhalim [Hadits Arba'in No. 24] -- /2 unit/Rp. 14000
  39. Kemudahan Beramal dalam Islam [Hadits Arba'in No. 25] -- /1 unit/Rp. 7000
  40. Macam-macam dan Bentuk Shodaqoh [Hadits Arba'in No.26] -- /1 unit/Rp. 7000
  41. Al-Qur'an Kalamullah dan Bukan Mahluk -- /2 unit/Rp. 14000
  42. Dosa-dosa Besar yang Dianggap Biasa -- /2 unit/Rp. 14000
  43. Bentuk-bentuk Kesyirikan -- /1 unit/Rp. 8000
  44. Tentang Syafa'at Nabi di Hari Kiamat -- /2 unit/Rp. 16000
  45. Dimana Allah ? -- /1 unit/Rp. 8000
  46. Keutamaan Shahabat Rasulullah -- /5 unit/Rp. 37000
  47. Jagalah, Diri dan Keluarga dari Api Neraka -- /1 unit/Rp. 8000
  48. Tanda-tanda Hati yang Sehat dan yang Sakit -- /1 unit/Rp. 8000
  49. Wasiat Perpisahan Rasulullah [Hadits Arba'in No. 28] -- /2 unit/Rp. 14000
  50. Sebab-sebab Terjadinya Perpecahan -- /2 unit/Rp. 14000
  51. Karamah para Wali Allah -- /1 unit/Rp. 8000
  52. Keutamaan Tauhid Kepada Allah -- /1 unit/Rp. 8000
  53. Bahaya berbuat Syirik -- /1 unit/Rp. 7000
  54. Taqdir Menurut Ahlus-Sunah wal Jama'ah -- /3 unit/Rp. 22000
  55. Iman Menurut Ahlus-Sunnah wal Jama'ah -- /2 unit/Rp. 16000
  56. Menjaga Lisan -- /1 unit/Rp. 7000
  57. Siapakah Ahlus-Sunnah wal Jama'ah -- /2 unit/Rp. 14000
  58. Zuhud dalam Islam [Hadits Arba'in No. 31] -- /1 unit/Rp. 7000
  59. Arti dan Hukum Tabarruk -- /1 unit/Rp. 8000
  60. Shifat Shalat Nabi -- /5 unit/Rp. 35000
  61. Shifat Wudhu Nabi -- /3 unit/Rp. 23000
  62. Amar Ma'ruf Nahi Munkar -- /2 unit/Rp. 15000
  63. Khutbah Haji Wada -- /1 unit/Rp. 8000
  64. Ahlaq yang Terpuji -- /2 unit/Rp. 16000
  65. Hak Persaudaraan Muslim -- /2 unit/Rp. 15000
  66. 7 Golongan Dilindungi Allah pada Hari Kiamat -- /1 unit/Rp. 8000
  67. Ujian dan Coba'an Seorang Muslim -- /1 unit/Rp. 8000
  68. Permasalahan yang Harus dijauhi oleh Para Penuntut Ilmu -- /2 unit/Rp. 14000

?
?


Re : Tanya Kajian di Masjid Astra

 

Assalamualaikum Wr.Wb.

Lokasi masjid ASTRA jakarta ada dijalan Yos sudarso dekat plumpang TG. Priok.
Untuk lengkapnya saya kurang tahu.
Terima Kasih.

Waalaikumsalam Wr. Wb.


------------ < Original Message > ------------
Subject : [assunnah] Tanya Kajian di Masjid Astra
Sent by : assunnah@...
Date : 6/13/2005 9:55:33 AM
To : assunnah@...

Assalamu'alaikum

afwan., ana blum tahu lokasi masjid astra di jakarta.
di mana lokasi tepatnya dan alamat lengkapnya.


Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 17 = Perintah Membaguskan Shalat]

Y & R
 

开云体育

?
PERINTAH MEMBAGUSKAN SHALAT
Dan Ancaman Bagi
YANG MELALAIKAN
oleh
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani
?

?
?
Sehubungan dengan bulan suci Ramadhan, maka kita dipanggil untuk menggunakan kesempatan ini buat memperbaiki ibadah kita, khususnya shalat Tarawih sehingga kita dapat mencapai target yaitu mendapat keampunan. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Artinya : Barangsiapa beribadah di (bulan) Ramadhan karena iman dan karena hendak mendapat ganjaran, niscaya diampunkan baginya apa-apa yang telah lalu dari dosanya". (Muttafaq 'alaihi).
Dalam hal ini Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, telah memberi contoh sebagaimana yang disebutkan hadits 'Aisyah : "...... beliau shalat empat raka'at, jangan engkau tanya bagus dan panjangnya.....". Riwayat ini menunjukkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaguskan shalatnya, maksudnya memperbanyak/ memanjangkan bacaan-bacaan, thuma'ninah dalam gerakan serta khusyu'.
?
Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut dibawah ini penulis kemukakan hadits-hadits yang berkaitan dengan masalah tersebut :
"Artinya : Dari Abu Hurairah radyillahu 'anhum ia berkata : Bahwasanya seorang laki-laki telah masuk masjid dan shalat, sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berada di sisi masjid, maka ia datang (kepadanya) dan memberi salam kepadanya, maka ia menjawab salamnya sambil berkata : "Wa 'alaikas salaam", ulangi shalatmu karena sesungguhnya engkau belum shalat, maka ia kembali dan shalat kemudian memberi salam, ia berkata : "Wa 'alaikas salaam" kembali dan shalatlah, karena sesungguhnya engkau tidak/belum shalat, pada yang ketiga kali ia berkata : Ajarkanlah kepadaku, maka sabdanya : Apabila engkau akan melaksanakan shalat sempurnakanlah wudhu', kemudian menghadaplah ke kiblat dan bertakbirlah, dan bacalah apa-apa yang mudah dari Al-Qur'an kemudian ruku'lah sehingga benar-benar ruku', kemudian angkatlah kepalamu sehingga engkau benar-benar berdiri, kemudian sujudlah dengan benar-benar sujud, kemudian angkatlah (tubuhnya) sehingga rata dan benar-benar duduk, kemudian sujudlah dengan benar-benar sujud, kemudian angkatlah sehingga benar-benar berdiri, kemudian lakukan semua itu di shalatmu seluruhnya".
?
Penjelasan.
Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari II:191,219 dan 222, II:31,467, Muslim II:10-11, dan selain keduanya.
?
Maksud hadits ini shalat itu harus thuma'ninah, yaitu tenteram dalam gerakan, baik ketika berdiri, ruku', sujud, duduk antara dua sujud dan lain sebagainya.
?
"Artinya : Dari Abu Mas'ud Al-Badri ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam : Tidak mendapat pahala shalat seseorang yang tidak meluruskan punggungnya dalam ruku' dan sujud".
Penjelasan.
Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud I:136, Nasa'i I:167, Tirmidzi II:51, Ibnu Majah I:284, Ad-Daarimi I:304, Thahawi dalam Al-Musykil I:80, Thayalisi I:97, Ahmad IV:119 dan Daraquthni, Ia berkata : Sanad hadits ini SHAHIH.
?
"Artinya : Dari Abi Hurarirah radyillahu 'anhum, ia berkata : Sesungguhnya sejelek-jelek manusia adalah pencuri yang mencuri shalatnya. Mereka bertanya : Hai Rasulullah ! Bagaimana mencuri shalatnya ? Ia bersabda : (Yaitu) tidak menyempurnakan ruku'nya dan sujudnya".
Penjelasan.
Dikeluarkan oleh Hakim dan dishahkannya I:229 serta disepakati oleh Adz-Dzahabi. Hadits ini juga mempunyai beberapa syahid di antaranya hadits Malik I:181 dari Nu'man Murrah, sanadnya Shahih Mursal, juga bagi Thayalisi I:97 dari Abi Sa'id dishahkan oleh Suyuthi dalam kitab "Tanwirul Hawalik".
?
Maksud hadits ini, orang yang tidak menyempurnakan ruku' dan sujudnya di ibaratkan orang yang telh mencuri shalatnya.
?
Dari 'Amr bin Ash dan Khalid bin Walid dan Syarhabil bin Hasanah serta Yazid bin Abi Sufyan, mereka berkata :
"Artinya : Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, melihat seorang laki-laki tidak menyempurnakan ruku'nya, dan mematuk dalam sujudnya. Maka sabdanya : Seandainya orang ini mati dalam keadaan seperti ini, maka ia mati bukan dalam millah Muhammad".
Penjelasan.
Hadits ini diriwayatkan oleh Aajiry dalam kitab "Al-Arba'iin" dan Baihaqi II:89 dengan sanad yang Hasan. Mundziri berkata : Hadits ini juga diriwayatkan oleh Thabrani dalam Mu'jamul Kabir dan juga Abu Ya'la dengan sanad yang Hasan serta Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya.
?
Hadits ini menerangkan bahwa mereka yang tidak menyempurnakan ruku' dan sujud seperti burung yang mematuk, berarti telah mengerjakan suatu amalan yang tidak di sukai Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
?
Dari Thalqi bin Ali radyillahu 'anhum ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
"Artinya : Allah tidak akan melihat shalat seseorang hamba yang tidak meluruskan tulang belakangnya diantara sujudnya dan ruku'nya".
Penjelasan.
Diriwayatkan oleh Ahmad IV:22, Thabrani dalam Al-Kabir dan Dhiya' Al-Muqaddasi dalam Al-Mukhtarah II:34 dengan sanad yang shahih. Hadits ini mempunyai syahid dalam Al-Musnad II:525. Ibnul Mundzir mengatakan bahwa sanadnya baik.
?
Perkataan "Allah tidak akan melihat itu" menunjukkan bahwa pekerjaan seperti itu tidak disukai.
?
Hadits-hadits yang disebutkan di atas, terpakai sesuai dengan keumumannya, yaitu baik untuk shalat Fardhu atau Sunnah, siang atau malam, bahkan sebagian ulama seakan menekankan pada shalat Tarawih, seperti Imam Nawawi, beliau menyebutkan hadits-hadits tersebut pada "Bab Adzkaar Shalat Tarawih". Lihat Al-Adzkaar IV:297.
?
Semoga dengan melaksanakan shalat seperti yang dicontohkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, kita akan mendapat keampunan khususnya di bulan suci Ramadhan ini.
?
Dikutip dari buku
Kelemahan Hadits Tarawih 20 Raka'at
Syaikh Muhammad nashiruddin Al-Abani rahimahullah
Penterjemah : Luthfie Abdullah Ismail
?

?
Insya Allah menyusul :
  • Nasihat Perkawinan oleh Yazid Abdul Qadir Jawas
?


Re: Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 17= Perintah Membaguskan Shalat]

Suharyanto
 

开云体育

Assalamu'alaikum wr.wb.
?
Anda dapat mengunjungi WebSite Al-Sofwah untuk melihat hadits-hadts tentang shalat lengkap.
Rubrik Dakwah Khusus :
?
Wassalamu'alaikum wr.wb.
?

----- Original Message -----
Sent: Monday, January 03, 2000 9:32 AM
Subject: [assunnah] Re: Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 17= Perintah Membaguskan Shalat]

> Assalamu'alaikum wr.wb.
> Saya anggota baru group assunnah ini. Pernahkah dibahas hadits-hadits
> tentang sholat yakni? bagaimana cara Nabi SAW mengerjakan sholat dan wudhu).
>
> Wassalam,
> NG
>
> -----Original Message-----
> From: Y & R [mailto:yayat@...]
> Sent: Monday, January 03, 2000 9:51 PM
> To: assunnah@...
> Subject: [assunnah] Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 17 =
> Perintah Membaguskan Shalat]
>
>
> ?
> PERINTAH MEMBAGUSKAN SHALAT
> Dan Ancaman Bagi
> YANG MELALAIKAN
> oleh
> Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani
> ?
> ? _____?
>
> ?
> ?
> Sehubungan dengan bulan suci Ramadhan, maka kita dipanggil untuk menggunakan
> kesempatan ini buat memperbaiki ibadah kita, khususnya shalat Tarawih
> sehingga kita dapat mencapai target yaitu mendapat keampunan. Nabi
> shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
>
> "Artinya : Barangsiapa beribadah di (bulan) Ramadhan karena iman dan karena
> hendak mendapat ganjaran, niscaya diampunkan baginya apa-apa yang telah lalu
> dari dosanya". (Muttafaq 'alaihi).
>
> Dalam hal ini Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, telah memberi contoh
> sebagaimana yang disebutkan hadits 'Aisyah : "...... beliau shalat empat
> raka'at, jangan engkau tanya bagus dan panjangnya.....". Riwayat ini
> menunjukkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaguskan
> shalatnya, maksudnya memperbanyak/ memanjangkan bacaan-bacaan, thuma'ninah
> dalam gerakan serta khusyu'.
> ?
> Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut dibawah ini penulis kemukakan
> hadits-hadits yang berkaitan dengan masalah tersebut :
>
> "Artinya : Dari Abu Hurairah radyillahu 'anhum ia berkata : Bahwasanya
> seorang laki-laki telah masuk masjid dan shalat, sedangkan Rasulullah
> shallallahu 'alaihi wa sallam berada di sisi masjid, maka ia datang
> (kepadanya) dan memberi salam kepadanya, maka ia menjawab salamnya sambil
> berkata : "Wa 'alaikas salaam", ulangi shalatmu karena sesungguhnya engkau
> belum shalat, maka ia kembali dan shalat kemudian memberi salam, ia berkata
> : "Wa 'alaikas salaam" kembali dan shalatlah, karena sesungguhnya engkau
> tidak/belum shalat, pada yang ketiga kali ia berkata : Ajarkanlah kepadaku,
> maka sabdanya : Apabila engkau akan melaksanakan shalat sempurnakanlah
> wudhu', kemudian menghadaplah ke kiblat dan bertakbirlah, dan bacalah
> apa-apa yang mudah dari Al-Qur'an kemudian ruku'lah sehingga benar-benar
> ruku', kemudian angkatlah kepalamu sehingga engkau benar-benar berdiri,
> kemudian sujudlah dengan benar-benar sujud, kemudian angkatlah (tubuhnya)
> sehingga rata dan benar-benar duduk, kemudian sujudlah dengan benar-benar
> sujud, kemudian angkatlah sehingga benar-benar berdiri, kemudian lakukan
> semua itu di shalatmu seluruhnya".
>
> ?
> Penjelasan.
> Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari II:191,219 dan 222, II:31,467, Muslim
> II:10-11, dan selain keduanya.
> ?
> Maksud hadits ini shalat itu harus thuma'ninah, yaitu tenteram dalam
> gerakan, baik ketika berdiri, ruku', sujud, duduk antara dua sujud dan lain
> sebagainya.
> ?
>
> "Artinya : Dari Abu Mas'ud Al-Badri ia berkata : Telah bersabda Rasulullah
> shallallahu 'alaihi wa sallam : Tidak mendapat pahala shalat seseorang yang
> tidak meluruskan punggungnya dalam ruku' dan sujud".
>
> Penjelasan.
> Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud I:136, Nasa'i I:167, Tirmidzi II:51,
> Ibnu Majah I:284, Ad-Daarimi I:304, Thahawi dalam Al-Musykil I:80, Thayalisi
> I:97, Ahmad IV:119 dan Daraquthni, Ia berkata : Sanad hadits ini SHAHIH.
> ?
>
> "Artinya : Dari Abi Hurarirah radyillahu 'anhum, ia berkata : Sesungguhnya
> sejelek-jelek manusia adalah pencuri yang mencuri shalatnya. Mereka bertanya
> : Hai Rasulullah ! Bagaimana mencuri shalatnya ? Ia bersabda : (Yaitu) tidak
> menyempurnakan ruku'nya dan sujudnya".
>
> Penjelasan.
> Dikeluarkan oleh Hakim dan dishahkannya I:229 serta disepakati oleh
> Adz-Dzahabi. Hadits ini juga mempunyai beberapa syahid di antaranya hadits
> Malik I:181 dari Nu'man Murrah, sanadnya Shahih Mursal, juga bagi Thayalisi
> I:97 dari Abi Sa'id dishahkan oleh Suyuthi dalam kitab "Tanwirul Hawalik".
> ?
> Maksud hadits ini, orang yang tidak menyempurnakan ruku' dan sujudnya di
> ibaratkan orang yang telh mencuri shalatnya.
> ?
> Dari 'Amr bin Ash dan Khalid bin Walid dan Syarhabil bin Hasanah serta Yazid
> bin Abi Sufyan, mereka berkata :
>
> "Artinya : Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, melihat seorang
> laki-laki tidak menyempurnakan ruku'nya, dan mematuk dalam sujudnya. Maka
> sabdanya : Seandainya orang ini mati dalam keadaan seperti ini, maka ia mati
> bukan dalam millah Muhammad".
>
> Penjelasan.
> Hadits ini diriwayatkan oleh Aajiry dalam kitab "Al-Arba'iin" dan Baihaqi
> II:89 dengan sanad yang Hasan. Mundziri berkata : Hadits ini juga
> diriwayatkan oleh Thabrani dalam Mu'jamul Kabir dan juga Abu Ya'la dengan
> sanad yang Hasan serta Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya.
> ?
> Hadits ini menerangkan bahwa mereka yang tidak menyempurnakan ruku' dan
> sujud seperti burung yang mematuk, berarti telah mengerjakan suatu amalan
> yang tidak di sukai Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
> ?
> Dari Thalqi bin Ali radyillahu 'anhum ia berkata : Telah bersabda Rasulullah
> shallallahu 'alaihi wa sallam.
>
> "Artinya : Allah tidak akan melihat shalat seseorang hamba yang tidak
> meluruskan tulang belakangnya diantara sujudnya dan ruku'nya".
>
> Penjelasan.
> Diriwayatkan oleh Ahmad IV:22, Thabrani dalam Al-Kabir dan Dhiya'
> Al-Muqaddasi dalam Al-Mukhtarah II:34 dengan sanad yang shahih. Hadits ini
> mempunyai syahid dalam Al-Musnad II:525. Ibnul Mundzir mengatakan bahwa
> sanadnya baik.
> ?
> Perkataan "Allah tidak akan melihat itu" menunjukkan bahwa pekerjaan seperti
> itu tidak disukai.
> ?
> Hadits-hadits yang disebutkan di atas, terpakai sesuai dengan keumumannya,
> yaitu baik untuk shalat Fardhu atau Sunnah, siang atau malam, bahkan
> sebagian ulama seakan menekankan pada shalat Tarawih, seperti Imam Nawawi,
> beliau menyebutkan hadits-hadits tersebut pada "Bab Adzkaar Shalat Tarawih".
> Lihat Al-Adzkaar IV:297.
> ?
> Semoga dengan melaksanakan shalat seperti yang dicontohkan oleh Nabi
> shallallahu 'alaihi wa sallam, kita akan mendapat keampunan khususnya di
> bulan suci Ramadhan ini.
> ?
> Dikutip dari buku
> Kelemahan Hadits Tarawih 20 Raka'at
> Syaikh Muhammad nashiruddin Al-Abani rahimahullah
> Penterjemah : Luthfie Abdullah Ismail
> ?
> ? _____?
>
> ?
> Insya Allah menyusul :
>
> * Nasihat Perkawinan oleh Yazid Abdul Qadir Jawas
>
> ?
> ? _____?
>
> Post Message assunnah@... <mailto:assunnah@...>
> Subscribe assunnah-subscribe@...
> <mailto:assunnah-subscribe@...>
> Unsubscribe assunnah-unsubscribe@...
> <mailto:assunnah-unsubscribe@...>
> List owner assunnah-owner@... <mailto:assunnah-owner@...>?
> ? _____?
>
> ?<> respond.com
>
> eGroups.com Home:
> <>
> <>? - Simplifying group communications
>
>
>
> ------------------------------------------------------------------------
> Post Message assunnah@...
> Subscribe assunnah-subscribe@...
> Unsubscribe assunnah-unsubscribe@...
> List owner assunnah-owner@...
>
> ------------------------------------------------------------------------
> At Esurance.com you can buy customized insurance online. Call 1-800-926-6012 and complete a quote today to start saving money tomorrow or just go to
>
>
> -- Create a poll/survey for your group!
> --
>
>
>


Re: Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 17 = Perintah Membaguskan Shalat]

 

Assalamu'alaikum wr.wb.
Saya anggota baru group assunnah ini. Pernahkah dibahas hadits-hadits
tentang sholat yakni bagaimana cara Nabi SAW mengerjakan sholat dan wudhu).

Wassalam,
NG

-----Original Message-----
From: Y & R [mailto:yayat@...]
Sent: Monday, January 03, 2000 9:51 PM
To: assunnah@...
Subject: [assunnah] Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 17 =
Perintah Membaguskan Shalat]



PERINTAH MEMBAGUSKAN SHALAT
Dan Ancaman Bagi
YANG MELALAIKAN
oleh
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani

_____



Sehubungan dengan bulan suci Ramadhan, maka kita dipanggil untuk menggunakan
kesempatan ini buat memperbaiki ibadah kita, khususnya shalat Tarawih
sehingga kita dapat mencapai target yaitu mendapat keampunan. Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

"Artinya : Barangsiapa beribadah di (bulan) Ramadhan karena iman dan karena
hendak mendapat ganjaran, niscaya diampunkan baginya apa-apa yang telah lalu
dari dosanya". (Muttafaq 'alaihi).

Dalam hal ini Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, telah memberi contoh
sebagaimana yang disebutkan hadits 'Aisyah : "...... beliau shalat empat
raka'at, jangan engkau tanya bagus dan panjangnya.....". Riwayat ini
menunjukkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaguskan
shalatnya, maksudnya memperbanyak/ memanjangkan bacaan-bacaan, thuma'ninah
dalam gerakan serta khusyu'.

Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut dibawah ini penulis kemukakan
hadits-hadits yang berkaitan dengan masalah tersebut :

"Artinya : Dari Abu Hurairah radyillahu 'anhum ia berkata : Bahwasanya
seorang laki-laki telah masuk masjid dan shalat, sedangkan Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam berada di sisi masjid, maka ia datang
(kepadanya) dan memberi salam kepadanya, maka ia menjawab salamnya sambil
berkata : "Wa 'alaikas salaam", ulangi shalatmu karena sesungguhnya engkau
belum shalat, maka ia kembali dan shalat kemudian memberi salam, ia berkata
: "Wa 'alaikas salaam" kembali dan shalatlah, karena sesungguhnya engkau
tidak/belum shalat, pada yang ketiga kali ia berkata : Ajarkanlah kepadaku,
maka sabdanya : Apabila engkau akan melaksanakan shalat sempurnakanlah
wudhu', kemudian menghadaplah ke kiblat dan bertakbirlah, dan bacalah
apa-apa yang mudah dari Al-Qur'an kemudian ruku'lah sehingga benar-benar
ruku', kemudian angkatlah kepalamu sehingga engkau benar-benar berdiri,
kemudian sujudlah dengan benar-benar sujud, kemudian angkatlah (tubuhnya)
sehingga rata dan benar-benar duduk, kemudian sujudlah dengan benar-benar
sujud, kemudian angkatlah sehingga benar-benar berdiri, kemudian lakukan
semua itu di shalatmu seluruhnya".


Penjelasan.
Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari II:191,219 dan 222, II:31,467, Muslim
II:10-11, dan selain keduanya.

Maksud hadits ini shalat itu harus thuma'ninah, yaitu tenteram dalam
gerakan, baik ketika berdiri, ruku', sujud, duduk antara dua sujud dan lain
sebagainya.


"Artinya : Dari Abu Mas'ud Al-Badri ia berkata : Telah bersabda Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam : Tidak mendapat pahala shalat seseorang yang
tidak meluruskan punggungnya dalam ruku' dan sujud".

Penjelasan.
Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud I:136, Nasa'i I:167, Tirmidzi II:51,
Ibnu Majah I:284, Ad-Daarimi I:304, Thahawi dalam Al-Musykil I:80, Thayalisi
I:97, Ahmad IV:119 dan Daraquthni, Ia berkata : Sanad hadits ini SHAHIH.


"Artinya : Dari Abi Hurarirah radyillahu 'anhum, ia berkata : Sesungguhnya
sejelek-jelek manusia adalah pencuri yang mencuri shalatnya. Mereka bertanya
: Hai Rasulullah ! Bagaimana mencuri shalatnya ? Ia bersabda : (Yaitu) tidak
menyempurnakan ruku'nya dan sujudnya".

Penjelasan.
Dikeluarkan oleh Hakim dan dishahkannya I:229 serta disepakati oleh
Adz-Dzahabi. Hadits ini juga mempunyai beberapa syahid di antaranya hadits
Malik I:181 dari Nu'man Murrah, sanadnya Shahih Mursal, juga bagi Thayalisi
I:97 dari Abi Sa'id dishahkan oleh Suyuthi dalam kitab "Tanwirul Hawalik".

Maksud hadits ini, orang yang tidak menyempurnakan ruku' dan sujudnya di
ibaratkan orang yang telh mencuri shalatnya.

Dari 'Amr bin Ash dan Khalid bin Walid dan Syarhabil bin Hasanah serta Yazid
bin Abi Sufyan, mereka berkata :

"Artinya : Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, melihat seorang
laki-laki tidak menyempurnakan ruku'nya, dan mematuk dalam sujudnya. Maka
sabdanya : Seandainya orang ini mati dalam keadaan seperti ini, maka ia mati
bukan dalam millah Muhammad".

Penjelasan.
Hadits ini diriwayatkan oleh Aajiry dalam kitab "Al-Arba'iin" dan Baihaqi
II:89 dengan sanad yang Hasan. Mundziri berkata : Hadits ini juga
diriwayatkan oleh Thabrani dalam Mu'jamul Kabir dan juga Abu Ya'la dengan
sanad yang Hasan serta Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya.

Hadits ini menerangkan bahwa mereka yang tidak menyempurnakan ruku' dan
sujud seperti burung yang mematuk, berarti telah mengerjakan suatu amalan
yang tidak di sukai Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

Dari Thalqi bin Ali radyillahu 'anhum ia berkata : Telah bersabda Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam.

"Artinya : Allah tidak akan melihat shalat seseorang hamba yang tidak
meluruskan tulang belakangnya diantara sujudnya dan ruku'nya".

Penjelasan.
Diriwayatkan oleh Ahmad IV:22, Thabrani dalam Al-Kabir dan Dhiya'
Al-Muqaddasi dalam Al-Mukhtarah II:34 dengan sanad yang shahih. Hadits ini
mempunyai syahid dalam Al-Musnad II:525. Ibnul Mundzir mengatakan bahwa
sanadnya baik.

Perkataan "Allah tidak akan melihat itu" menunjukkan bahwa pekerjaan seperti
itu tidak disukai.

Hadits-hadits yang disebutkan di atas, terpakai sesuai dengan keumumannya,
yaitu baik untuk shalat Fardhu atau Sunnah, siang atau malam, bahkan
sebagian ulama seakan menekankan pada shalat Tarawih, seperti Imam Nawawi,
beliau menyebutkan hadits-hadits tersebut pada "Bab Adzkaar Shalat Tarawih".
Lihat Al-Adzkaar IV:297.

Semoga dengan melaksanakan shalat seperti yang dicontohkan oleh Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam, kita akan mendapat keampunan khususnya di
bulan suci Ramadhan ini.

Dikutip dari buku
Kelemahan Hadits Tarawih 20 Raka'at
Syaikh Muhammad nashiruddin Al-Abani rahimahullah
Penterjemah : Luthfie Abdullah Ismail

_____


Insya Allah menyusul :

* Nasihat Perkawinan oleh Yazid Abdul Qadir Jawas


_____

Post Message assunnah@... <mailto:assunnah@...>
Subscribe assunnah-subscribe@...
<mailto:assunnah-subscribe@...>
Unsubscribe assunnah-unsubscribe@...
<mailto:assunnah-unsubscribe@...>
List owner assunnah-owner@... <mailto:assunnah-owner@...>
_____

<> respond.com

eGroups.com Home:
<>
www.egroups.com <> - Simplifying group communications


[Masalah - 61 = Hadits Hudzaifah Radhiyallahu Anhu]

 

开云体育

HADITS HUDZAIFAH RADHIYALLAHU TA'ALA?'ANHU
?
Oleh
Syaikh Salim bin 'Ied Al-Hilali

?
Nash Hadits.
"Artinya : Dari Hudzaifah Ibnul Yaman Radhiyallahu Ta'ala Anhu berkata : Manusia bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tentang kebaikan, sedangkan aku bertanya kepada beliau tentang keburukan karena khawatir jangan-jangan menimpaku. Maka aku bertanya ; Wahai Rasulullah, sebelumnya kita berada di zaman Jahiliyah dan keburukan, kemudian Allah mendatangkan kebaikan ini. Apakah setelah ini ada keburukan ? Beliau bersabda : 'Ada'. Aku bertanya : Apakah setelah keburukan itu akan datang kebaikan ?. Beliau bersabda : Ya, akan tetapi didalamnya ada dakhanun. Aku bertanya : Apakah dakhanun itu ?. Beliau menjawab : Suatu kaum yang mensunnahkan selain sunnahku dan memberi petunjuk dengan selain petunjukku. Jika engkau menemui mereka maka ingkarilah. Aku bertanya : Apakah setelah kebaikan itu ada keburukan ?. Beliau bersabda : Ya, da'i - da'i yang mengajak ke pintu Jahannam. Barangsiapa yang mengijabahinya, maka akan dilemparkan ke dalamnya. Aku bertanya : Wahai Rasulullah, berikan ciri-ciri mereka kepadaku. Beliau bersabda : Mereka mempunyai kulit seperti kita dan berbahasa dengan bahasa kita. Aku bertanya : Apa yang engkau perintahkan kepadaku jika aku menemuinya ?. Beliau bersabda : Berpegang teguhlah pada Jama'ah Muslimin dan imamnya. Aku bertanya : Bagaimana jika tidak ada jama'ah maupun imamnya ? Beliau bersabda : Hindarilah semua firqah itu, walaupun dengan menggigit pokok pohon hingga maut menjemputmu sedangkan engkau dalam keadaan seperti itu". [Riwayat Bukhari VI615-616, XIII/35. Muslim XII/135-238 Baghawi dalam Syarh Sunnah XV/14. Ibnu Majah no. 3979, 3981. Hakim IV/432. Abu Dawud no. 4244-4247.Baghawi XV/8-10. Ahmad V/386-387 dan hal. 403-404, 406 dan hal. 391-399].
?
Makna Hadits
?
[1].??? Mengenali Sabilul Mujrimin adalah kewajiban Syar'i.
Perlu diketahui bahwa Manhaj Rabbani yang abadi yang tertuang dalam uslub Qur'ani yang diturunkan ke hati Penutup Para Nabi tersebut tidak hanya mengajarkan yang haq saja untuk mengikuti jejak orang-orang beriman (sabilul Mu'minin). Akan tetapi juga membuka kedok kebathilan dan menyingkap kekejiannya supaya jelas jalannya orang-orang yang suka berbuat dosa (sabilul Mujrimin) Allah berfirman.
"Artinya : Dan demikianlah, kami jelaskan ayat-ayat, supaya jelas jalannya orang-orang yang suka berbuat dosa". [Al-An'am : 55].
Yang demikian itu karena istibanah (kejelasan) jalannya orang-orang yang suka berbuat dosa (sabilul Mujrimin) secara langsung berakibat pada jelasnya pula sabilul mu'minin. Oleh karena itu istibanah (kejelasan) sabilul Mujrimin merupakan salah satu sasaran dari beberapa sasaran penjelasan ayat-ayat Rabbani. Karena ketidakjelasan sabilul Mujrimin akan berakibat langsung pada keraguan dan ketidakjelasan sabilul Muminin. Oleh karena itu, menyingkap rahasia kekufuran dan kekejian adalah suatu kebutuhan yang sangat mendesak untuk menjelaskan keimanan, kebaikan dan kemaslahatan.
?
Ada sebagian cendikiawan syair menyatakan.
"Artinya : Aku kenali keburukan tidak untuk berbuat buruk, akan tetapi untuk menjaga diri".
?
"Barangsiapa yang tidak dapat membedakan antara kebaikan dan keburukan, maka akan terjerumus ke dalamnya".
Hakikat inilah yang dimengerti oleh generasi pertama umat ini -Hudzaifah Ibnul Yaman Radhiyallahu 'anhu. Maka ia berkata : "Manusia bertanya kepada Rasulullah tentang kebaikan, sedangkan aku bertanya tentang keburukan, karena khawatir akan terjebak di dalamnya".
?
[2].??? Kekokohan Kita Dihancurkan Dari Dalam
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda berkenan dengan keinginan kaum kafir untuk membinasakan kaum muslimin dan Islam, seperti yang dinyatakan dalam hadits Tsaubah Radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya : Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian seperti menyerbu makanan di atas piring. Berkata seseorang : Apakah karena sedikitnya kami waktu itu ? Beliau bersabda : Bahkan kalian pada waktu itu banyak sekali, akan tetapi kamu seperti buih di atas air. Dan Allah mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian serta menjangkitkan didalam hatimu penyakit wahn. Seseorang bertanya : Wahai Rasulullah, apakah wahn itu ? Beliau bersabda : Mencintai dunia dan takut mati". [Riwayat Abu Dawud no. 4297. Ahmad V/278. Abu Na'im dalam Al-Hailah].
Dari hadits di atas dapat disimpulkan bahwa :
  1. Kaum kafir saling menghasung untuk menjajah Islam, negeri-negerinya serta penduduknya.
  2. Negeri-negeri muslimin adalah negeri-negeri sumber kebaikan dan barakah yang mengundang air liur kaum kafir untuk menjajahnya.
  3. Kaum kafir mengambil potensi alam negeri muslimin tanpa rintangan dan halangan sedikitpun.
  4. Kaum kafir tidak lagi gentar terhadap kaum Muslimin karena rasa takut mereka kepada kaum Muslimin sudah dicabut Allah dari dalam hati mereka. Padahal pada mulanya Allah menjanjikan kepada kaum Muslimin dalam firman-Nya :
"Artinya : Akan kami jangkitkan di dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan Allah, dimana Allah belum pernah menurunkan satu alasanpun tentangnya". [ Ali-Imran : 151].
?
Dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda :
?
"Artinya : Aku diberi lima perkara yang belum pernah diberikan kepada seorang nabi pun sebelumku : Aku ditolong dengan rasa ketakutan dengan jarak satu bulan perjalanan ; dan dijadikan bumi untukmu sebagai tempat sujud ; .... dan seterusnya ". [Riwayat Bukhari, lihat Fathul Bari I/436. Muslim dalam Nawawi V/3-4 dari Jabir bin Abdullah Radhiyallahu 'anhu].
Akan tetapi kekhususan tersebut dibatasi oleh sabda beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits Tsauban yang lalu, yang menyatakan : "Allah akan mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian ...".
?
Dari hadits ini mengertilah kita bahwa kekuatan umat Islam bukanlah terletak pada jumlah dan perbekalannya, atau pada artileri dan logistiknya. Akan tetapi kekuatannya terletak pada aqidahnya. Seperti yang kita saksikan ketika beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab pertanyaan yang berkenan dengan jumlah, maka beliau jawab : "Bahkan ketika itu kalian banyak sekali, akan tetapi kalian seperti buih di atas aliran air".
?
Kemudian apa yang menjadikan "pohon yang akarnya menghujam ke bumi dan cabangnya menjulang ke langit" itu seperti buih yang mengambang di atas air ?
?
Sesungguhnya racun yang meluruhkan kekuatan kaum muslimin dan melemahkan gerakannya serta merenggut barakahnya bukanlah senjata dan pedang kaum kafir yang bersatu untuk membuat makar terhadap Islam, para pemeluknya dan negeri-negerinya. Akan tetapi adalah racun yang sangat keji yang mengalir dalam jasad kaum muslimin yang disebut oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai "Dakhanun" Ibnu Hajar dalam Fathul Bari XIII/36 mengartikannya dengan "hiqd (kedengkian), atau daghal (penghianatan dan makar), atau fasadul qalb (kerusakan hati). Semua itu mengisyaratkan bahwa kebaikan yang datang setelah keburukan tersebut tidak murni, akan tetapi keruh. Dan Imam Nawawi dalam syarh Shahih Muslim XII/236-237, mengutip perkataan Abu 'Ubaid yang menyatakan bahwa arti dakhanun adalah seperti yang disebut dalam hadits lain.
"Artinya : Tidak kembalinya hati pada fungsi aslinya" [Riwayat Abu Dawud no. 4247].
Sedangkan makna aslinya adalah apabila warna kulit binatang itu keruh/suram. Maka seakan-akan mengisyaratkan bahwa hati mereka tidak bening dan tidak mampu membersihkan antara yang satu dengan yang lain. Kemudian berkata Al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah XV/15 : Bahwa sabda beliau : "Dan didalamnya ada Dakhanun, yakni tidak ada kebaikan murni, akan tetapi didalamnya ada kekeruhan dan kegelapan". Adapun Al 'Adzimul Abadi dalam ' Aunil Ma'bud XI/316 menukil perkataan Al-Qari yang berkata : "Asal kata dakhanun adalah kadurah (kekeruhan) dan warna yang mendekati hitam. Maka hal ini mengisyaratkan bahwa kebaikan tersebut tercemar oleh kerusakan (fasad)".
?
Dan sesungguhnya penanam racun yang keji dan menjalar di kalangan umat ini tidak lain adalah oknum-oknum dari dalam sendiri. Seperti yang dinyatakan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam : "Mereka adalah dari kalangan bangsa kita dan berbahasa dengan bahasa kita".? Berkata Ibnu Hajar Rahimahullah dalam Fathul Bari XIII/36 : "Yakni dari kaum kita, berbahasa seperti kita dan beragama dengan agama kita. Ini mengisyaratkan bahwa mereka adalah bangsa Arab". Sedangkan Al-Qabisi menyatakan -seperti dinukil oleh Ibnu Hajar- secara lahir maknanya adalah bahwa mereka adalah pemeluk dien (agama) kita, akan tetapi batinnya menyelisihi. Dan kulit sesuatu adalah lahirnya, yang pada hakikatnya berarti penutup badan". Mereka mempunyai sifat seperti yang dikatakan dalam hadits riwayat Muslim.
"Artinya : Akan ada dikalangan mereka orang yang berhati iblis dengan jasad manusia" [Riwayat Muslim].
Yakni mereka memberikan harapan-harapan kepada manusia berupa mashalih (pembangunan), siyadah (kepemimpinan) dan istiqlal? (kemerdekaan dan kebebasan) .. dan umat merasa suka dengan propaganda mereka. Untuk itu mereka mengadakan pertemuan-pertemuan, muktamar-muktamar dan diskusi-diskusi. Oleh sebab itu mereka diberi predikat sebagai da'i atau du'at -dengan dlamah pada huruf dal- merupakan bentuk jama' dari da'a yang berarti sekumpulan orang yang melazimi suatu perkara dan mengajak serta menghasung manusia untuk menerimanya. [Lihat 'Aunil Ma'bud XI/317].
?
[3].?? Jama'ah Minal Muslimin Dan Bukan Jama'ah Muslimin/'Umm.
Kalau kita mengamati kenyataan, maka kita akan melihat bahwa faham hizbiyah (kelompok) telah mengalir di dalam otak sebagian besar kelompok yang menekuni medan da'wah ilallah, dimana seolah-olah tidak ada kelompok lain kecuali kelompoknya, dan menafikan kelompok lain di sekitarnya. Persoalan ini terus berkembang, sehingga ada sebagian yang menda'wahkan bahwa merekalah Jama'ah Muslimin/Jama'ah 'Umm (Jama'ah Induk) dan pendirinya adalah imam bagi seluruh kaum muslimin, serta mewajibkan berba'iat kepadanya. Selain itu mereka mengkafirkan sawadul a'dzam (sebagian besar) muslimin, dan mewajibkan kelompok lain untuk bergabung dengan mereka serta berlindung di bawah naungan bendera mereka.
?
Kebanyakan mereka lupa, bahwa mereka bekerja untuk mengembalikan kejayaan Jama'atul Muslimin. Kalaulah Jama'atul Muslimin dan imam-nya itu masih ada, maka tidaklah akan terjadi ikhtilaf? dan perpecahan ini dimana Allah tidak menurunkan sedikit pun keterangan tentangnya.
?
Sebenarnya para pengamal untuk Islam itu adalah Jama'ah minal muslimin (kumpulan sebagian dari muslimin) dan bukan Jama'atul?Muslimin atau Jama'atul 'Umm (Jama'ah Induk). karena kaum muslimin sekarang ini tidak mempunyai Jama'ah ataupun Imam.
?
Ketahuilah wahai kaum muslimin, bahwa yang disebut Jama'ah Muslimin adalah yang tergabung didalamnya seluruh kaum muslimin yang mempunyai imam yang melaksanakan hukum-hukum Allah. Adapun jama'ah yang bekerja untuk mengembalikan daulah khilafah , mereka adalah jama'ah minal muslimin yang wajib saling tolong menolong dalam urusannya dan menghilangkan perselisihan yang ada diantara individu supaya ada kesepakatan di bawah kalimat yang lurus dalam naungan kalimat tauhid.
?
Al-Hafidz Ibnu Hajar Rahimaullah dalam Fathul Bari XII/37 menukil perkataan Imam Thabari Rahimahullah yang menyatakan : "Berkata kaum (yakni para ulama), bahwa Jama'ah adalah Sawadul A'dzam. Kemudian diceritakan dari? Ibnu Sirin dari Abi Mas'ud, bahwa beliau mewasiatkan kepada orang yang bertanya kepadanya ketika 'Utsman dibunuh, untuk berpegang teguh pada Jama'ah, karena Allah tidak akan mengumpulkan umat Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam kesesatan. Dan dalam hadits dinyatakan bahwa ketika manusia tidak mempunyai imam, dan manusia berpecah belah menjadi kelompok-kelompok maka janganlah mengikuti salah sati firqah. Hindarilah semua firqah itu jika kalian mampu untuk menghindari terjatuh ke dalam keburukan".
?
[4].?Mejauhi Semua Firqah
Dinyatakan dalam hadits Hudzaifah tersebut supaya menjauhi semua firqah jika kaum muslimin tidak mempunyai jama'ah dan tidak pula imam pada hari terjadi keburukan dan fitnah. Semua firqah tersebut pada dasarnya akan menjerumuskan ke dalam kesesatan, karena mereka berkumpul di atas perkataan/teori mungkar (mungkari minal qaul) atau perbuatan mungkar, atau hawa nafsu. Baik yang mendakwakan mashalih (pembangunan) atau mathami' (ketamakan) dan mathamih (utopia). Atau yang berkumpul diatas asa pemikiran kafir, seperti ; sosialisme, komunisme, kapitalisme, dan demokratisme. Atau yang berkumpul di atas asas kedaerahan, kesukuan, keturunan, kemadzhaban, atau yang lainnya. Sebab mereka semua itu akan menjerumuskan ke dalam neraka Jahannam, dikarenakan membawa misi selain Islam atau Islam yang sudah dirubah ..!
?
[5].?Jalan Penyelesaiannya
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah memerintahkan kepada Hudzaifah untuk menjauhi semua firqah yang menyeru dan menjerumuskan ke neraka Jahannam, dan supaya memegang erat-erat pokok pohon (ashlu syajarah) hingga ajal menjemputnya sedangkan ia tetap dalam keadaan seperti itu.
?
Dari pernyataan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
?
Pertama.
Bahwa pernyataan itu mengandung perintah untuk melazimi Al-Kitab dan As-Sunnah dengan pemahaman Salafuna Shalih. Hal ini seperti yang diisyaratkan dalam hadits riwayat 'Irbadh Ibnu Sariyah.
"Artinya : Barangsiapa yang masih hidup diantara kalian maka akan melihat perselisihan yang banyak. Dan waspadalah terhadap perkara-perkara yang diada-adakan karena hal itu sesat. Dan barangsiapa yang menemui yang demikian itu, maka berpegang teguhlah pada sunnahku dan sunnah khulafa'ur rasyidin. Gigitlah ia dengan geraham-geraham kalian". [Riwayat Abu Dawud no. 4607, Tirmidzi no. 2676, Ibnu Majah no. 440 dan yang lainnya].
Jika kita menggabungkan kedua hadits tersebut, yakni hadits Hudzaifah Ibnul Yaman Radhiyallahu 'anhu yang berisi perintah untuk memegang pokok-pokok pohon (ashlu syajarah)? dengan hadits 'Irbadh ini, maka terlihat makna yang sangat dalam. Yaitu perintah untuk ber-iltizam pada As-Sunnah An-Nabawiyah dengan pemahaman Salafuna As-Shalih Ridlwanalahu Ta'ala 'alaihim manakala muncul firqah-firqah sesat dan hilangnya Jama'ah Muslimin serta Imamnya.
?
Kedua.
Di sini ditunjukkan pula bahwa lafadz (an ta'adhdha bi ashli syajarah) dalam hadits Hudzaifah tersebut tidak dapat diartikan secara dzahir hadits. Tetapi maknanya adalah perintah untuk berpegang teguh, dan bersabar dalam memegang Al-Haq serta menjauhi firqah-firqah sesat yang menyaingi Al-Haq. Atau bermakna bahwa pohon Islam yang rimbun tersebut akan ditiup badai topan hingga mematahkan cabang-cabangnya dan tidak tinggal kecuali pokok pohonnya saja yang kokoh. Oleh karena itu maka wajib setiap muslim untuk berada di bawah asuhan pokok pohon ini walaupun harus ditebus dengan jiwa dan harta. Karena badai topan itu akan datang lagi lebih dahsyat.
?
Ketiga.
Oleh karena itu menjadi kewajiban bagi setiap muslim untuk mengulurkan tangannya kepada kelompok (firqah) yang berpegang teguh dengan pokok pohon itu untuk menghadapi kembalinya fitnah dan bahaya bala. Kelompok ini seperti disabdakan beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam akan selalu ada dan akan selalu muncul untuk menyokong kebenaran hingga yang terakhir dibunuh dajjal.
?

Tulisan ini disadur dan diringkas dari kutaib yang berjudul "Qaulul Mubin fi Jama'atil Muslimin" karangan Salim bin 'Ied Al-Hilali, Penerbit Maktab Islamy Riyadh tanpa tahun, dan dimuat di majalah As-Sunnah? edisi 07/1/1414-1993 hal. 8-13

Maraji'
  1. Al Ilzamat wa at Tatabu oleh Ad-Daruquthni,
  2. Tafsir Al-Qur'an Al-Adzim, oleh Ibnu Katsir
  3. Al Jami' As Shahih, oleh Bukhari dengan Fathul Bari
  4. Haliyatul Auliya' oleh Abu Na'im Al- Ashbahani.
  5. Silsilah Al-Hadits As-Shahihah, oleh Muhammad Nashiruddien Al-Albani
  6. As-Sunnan, oleh Ibnu Majah
  7. As-Sunnan, oleh Abu Dawud
  8. As-Sunnan, oleh Tirmidzi
  9. Syiar A'lam An-Nubala, oleh Adz-Dzahabi
  10. Syarhu Sunnah, oleh Baghawi
  11. As-Shahih, oleh Muslim bin Al-Hujjaj
  12. 'Aunil Ma'bud, oleh Syamsul Al-Abadi
  13. Al-Kaasyif, oleh Dzahabi
  14. Al-Mustadrak, oleh Hakim
  15. Al-Musnad, oleh Ahmad bin?Hambal


Ada yang punya rekamannya ?

dwi purnomo p
 

Assalammualaikum

tadi malam saya denger di radio rodja streamingnya radio hang batam, ada ceramah tentang biografi ustadz armen,
ada yang punya rekamannya gak ya ???

wassalammualaikum