Tunaikanlah Ibadah dengan Cara yang Diperintahkan dan Mohonlah kepada Allah Agar Diterima
Tunaikanlah Ibadah dengan Cara yang Diperintahkan, dan Mohonlah kepada Allah Agar Diterima? Pertanyaan Ketika menunaikan ibadah seperti shalat dan ibadah-ibadah lainnya, saya didatangi oleh perasaan bahwa ibadah saya tidak diterima oleh Allah¡ª`Azza wajalla. Hal ini betul-betul membuat saya takut. Apakah ini termasuk bisikan Syetan? Saya mohon bimbingan Anda mengenai cara melepaskan diri dari perasaan ini. JawabanSegala puji bagi Allah, dan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah beserta keluarga dan para shahabat beliau. Kami tegaskan kepada Anda, bahwa ketakutan yang menimpa Anda ketika menunaikan ibadah?insyaallah?termasuk tanda-tanda kebaikan.?Itu termasuk kekhawatiran yang sehat, yang hanya menghinggapi orang-orang yang dikehendaki Allah untuk mendapatkan kebaikan. Allah¡ªSubhanahu wa Ta`ala¡ªmenegaskan hal itu dalam firman-Nya (yang artinya):?"Dan, orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka, mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya."?[QS. Al-Mu'minun: 60-61] Diriwayatkan dari `Aisyah? ?ia berkata,?"Aku pernah bertanya kepada Nabi? ?tentang ayat (yang artinya):?'Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut.'?Apakah mereka orang-orang yang dahulunya meminum minuman keras dan mencuri??Beliau menjawab:?'Bukan, wahai putri Ash-Shiddiq. Tetapi mereka adalah orang-orang yang berpuasa, menunaikan shalat, dan bersedekah, namun mereka takut sekiranya amal mereka tidak diterima. Mereka itulah orang-orang yang berlomba-lomba melakukan kebaikan-kebaikan'."?[HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah] Al-Hasan Al-Bashri mengatakan,?"Aku menemukan sekelompok kaum yang takut tidak diterima kebaikan-kebaikan yang mereka lakukan melebihi ketakutan kalian kepada siksaan ketika mengerjakan kejahatan-kejahatan."?Ia juga pernah berkata,?"Orang mukmin adalah orang yang menggabungkan perbuatan baik dengan rasa takut (tidak diterima amalnya), sedangkan orang munafik adalah orang yang menggabungkan perbuatan jahat dengan rasa aman (dari siksa Allah)." Karena itu, hendaklah Anda terus menunaikan ibadah dan berusaha menjalankannya secara sempurna, serta berharap kepada Allah agar diterima. Kami berikan kabar gembira, bahwa Anda akan mendapatkan kebaikan dari sisi Allah, karena Allah¡ª`Azza wajalla¡ªtidak pernah menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik. Wallahu a`lam.
?
|
Apakah Disunnahkan Membaca Do¡¯a Pada Saat Turun Hujan ? Apa Yang Dibaca Pada Saat Turun Hujan dan Mendengar Petir ? - Soal Jawab Tentang Islam
Apakah Disunnahkan Membaca Do¡¯a Pada Saat Turun Hujan ? Apa Yang Dibaca Pada Saat Turun Hujan dan Mendengar Petir ?
Pertanyaan:?
Apa doanya pada saat turun hujan dan melihat kilat dan petir ? Kedua: Adakah haditsnya yang menunjukkan bahwa pada saat turun hujan itu doa kita mustajab ? Segala puji hanya milik Allah, shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah, wa ba'du: Pertama: Diriwayatkan dari ¡®´¡¾±²õ²â²¹³ó ¨Cradhiyallahu ¡®anha- bahwa Rasulullah ¨Cshallallahu ¡®alaihi wa sallam- jika melihat hujan beliau bersabda: ( ?????????? ???????? ???????? ) ???? ??????? (1032) . ¡°Ya Alloh, semoga hujan ini bermanfaat¡±. (HR. Bukhori: 1032) Dan dalam redaksi Abu Daud (5099) bahwa beliau bersabda: ( ?????????? ???????? ???????? ) ???? ???????? . ¡°Ya Alloh, semoga hujan ini nyaman¡±.? (Dishahihkan oleh Albani) Ash Shoyyib adalah hujan yang mengalir, asal katanya adalah ??? ???? (hujan deras). Sebagaimana firman Alloh: ?? ????? ?? ??????????????/ 19 ¡°atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit¡±. (QS. Al Baqarah: 19) Wazannya adalah ????? dari kata ??? Baca juga Ma¡¯alim As Sunan karya Al Khottobi: 4/164 Disunnahkan juga keluar menghampiri air hujan, sehingga mengenai badannya sebagaimana yang telah diriwayatkan dari Anas ¨Cradhiyallahu ¡®anhu- bahwa dia berkata: " ?????????? ???????? ???? ??????? ????? ?????? ????? ???????? ????????? ?????? ? ????? : ???????? ??????? ????? ?????? ????? ???????? ????????? ???????? ? ?????? ????????? ???? ????????? ? ????????? : ??? ??????? ????? ???? ???????? ????? ? ????? : ( ????????? ??????? ?????? ????????? ???????? ) " . ???? ???? (898). ¡°Kami pada saat bersama Rasulullah ¨Cshallallahu ¡®alaihi wa sallam- pernah turun hujan, maka beliau ¨Cshallallahu ¡®alaihi wa sallam- membuka bajunya hingga beliau terkena air hujan. Maka kami berkata: ¡°Wahai Rasulullah, mengapa anda melakukan ini ?¡±, beliau bersabda: ¡°karena hujan itu dekat dengan Tuhannya Yang Maha Tinggi¡±. (HR. Muslim: 898) Bahwa Rasulullah ¨Cshallallahu ¡®alaihi wa sallam- pada saat hujan sangat deras beliau bersabda: ( ?????????? ???????????? ????? ????????? ? ?????????? ????? ???????? ???????????? ? ????????? ???????????? ? ??????????? ????????? ) ???? ??????? (1014) . ¡°Ya Alloh (turunkan) di sekitar kami dan tidak menjadi bencana bagi kami, Ya Alloh (mohon perhatikan) perbukitan, pegunungan, lembah-lembah dan hutan-hutan¡±. (HR. Bukhori: 1014) Adapun doa pada saat mendengar petir telah diriwayatkan dari Abdullah bin Zubair ¨Cradhiyallahu ¡®anhu- bahwa: " ??????? ????? ????? ?????? ????????? ?????? ?????????? ? ???????: ????????? ??????? ????????? ????????? ?????????? ???????????????? ???? ????????? [?????: 13] ? ????? ??????? : ????? ????? ????????? ??????? ???????? ????????? " . ???? ??????? ?? "????? ??????" (723) ? ????? ?? "??????" (3641) ???? ?????? ?????? ?? "???????" (235) ? ????????? ?? "???? ????? ??????" (556). ¡°Jika dia mendengar petir, dia diam dan berkata: ¡°Maha Suci Dzat yang guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya¡±. (QS. Ar Ra¡¯du: 13) kemudian berkata: ¡°Sungguh ini adalah ancaman yang keras bagi penduduk bumi¡±. (HR. Bukhori dalam Adabul Mufrad: 723 dan Malik dalam Al Muwatha¡¯: 3641 dan sanadnya dishahihkan oleh An Nawawi dalam Al Adzkar: 230 dan Albani dalam Shahih Adabul Mufrad: 556) Kami tidak mengetahui bahwa hal itu marfu¡¯ kepada Nabi ¨Cshallallahu ¡®alaihi wa sallam-. Demikian juga sebagaimana yang kami ketahui tidak ada dzikir dan doa dari Nabi ¨Cshallallahu ¡®alaihi wa sallam- pada saat melihat kilat. Wallahu A¡¯lam Kedua: Waktu turunnya hujan adalah waktu utama dan waktu turunnya rahmat Alloh kepada para hamba-Nya dan memperluas sebab-sebab kebaikan bagi mereka, hal itu menjadi tanda diijabahinya doa oleh-Nya. Telah disebutkan dalam hadits Sahl bin Sa¡¯d sebagai hadits marfu¡¯ bahwa Nabi ¨Cshallallahu ¡®alaihi wa sallam- bersabda: ( ????? ?? ????? : ?????? ??? ?????? ? ???? ????? ) . ???? ?????? ?? "????????" (2534) ????????? ?? "?????? ??????" (5756) ????? ???????? ?? "???? ??????" (3078 ). ¡°Dua hal yang tidak ditolak: doa pada saat adzan (atau setelahnya) dan sedang hujan¡±. (HR. Al Hakim dalam Al Mustadrak: 2534 dan Thabrani dalam Al Mu¡¯jam Al Kabir: 5756 dan dishahihkan oleh Albani dalam Shahih Al Jami¡¯: 3087) Wallahu A¡¯lam.
?
|
RINGKASAN FIQIH ISLAM BAB FIQIH AL-QURAN DAN SUNNAH
RINGKASAN FIQIH ISLAM BAB FIQIH AL-QURAN DAN SUNNAH (KEUTAMAAN AMAL, ADAB, DZIKIR DAN DO'A-DO'A)
Cara yang terbaik dan termudah untuk mencapai akhlak yang baik adalah dengan meneladani Rasulullah Shallallahu ¡®alaihi wa sallam yang akhlaknya adalah Al Quran, beliau adalah manusia yang terbaik akhlak dan rupanya; dia memberi kepada orang yang kikir kepadanya, memaafkan orang yang menzaliminya, menyambung silaturahim terhadap orang yang memutuskannya, berbuat baik kepada orang yang menyakitinya. Itu semua merupakan pokok-pokok akhlak.
Baca selengkapnya Ringkasan Fiqih Islam Bab Fiqih Al-Qur¡¯an dan Sunnah
? Video Pendek :: Hanya Allah yang dapat Memberikan Rezeki dan hanya Allah yang dapat Menolak Bahaya ::
:: Nasehat Untuk Kaum Muslimin Dalam Memanfaatkan Waktu ::
Tolong dibaca dan dengarkan sampai selesai, dan silahkan dishare. Mudah-mudahan bermanfaat dan mudah-mudahan Allah Ta¡¯aala memberikan Hidayah Taufiq kepada kaum muslimin untuk memahami Agama yang benar dan beramal dengan Ikhlas karena Allah dan Ittiba¡¯ kepada Rasulullah Shollallahu ¡®alaihi wa sallam. Jazaakumullahu khairan.
|
Ketika Muhasabah Telah Hilang
Ketika Muhasabah Telah Hilang
Sungguh di antara amanah yang paling besar ialah amanah menjaga diri sendiri. Ia lebih besar daripada amanah menjaga anak, lebih besar daripada amanah menjaga harta. Allah?bersumpah dengannya di dalam Kitab Suci-Nya, dan Allah tidak bersumpah kecuali dengan perkara yang besar. Dia berfirman (yang artinya):?¡°¶Ù²¹n (demi) jiwa serta penyempurnaan ciptaannya.¡±?[QS. Asy-Syams: 7]. Allah telah menjadikan bagi jiwa ini dua jalan yaitu: jalan ketaqwaan yang akan membawanya menuju kesuksesan dan keberuntungan dan jalan kemaksiatan yang akan menggiringnya menuju kerugian dan kebuntungan. Allah?berfirman (yang artinya):?¡°Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya. Sungguh beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan Sungguh merugilah orang yang mengotorinya.¡±?[QS. Asy-Syams: 8-10]. Orang yang merenungkan keadaan manusia di zaman ini akan melihat betapa jiwa/rohani menjadi sangat murah bagi pemiliknya. Mereka melihat hidup ini sebagai sebuah kerugian lantaran tak pernah memuhasabahi dirinya, sehingga hidup mereka berlalu begitu saja seolah hanya sesaat. Allah?berfirman (yang artinya):?¡°¶Ù²¹n pada Hari terjadinya Kiamat, orang-orang yang berdosa itu bersumpah: ¡®Mereka tidak berdiam (dalam kubur) melainkan sesaat (saja)...¡±?[QS. Ar-Rum: 55]. Juga berfirman (yang artinya):?¡°Maka bersabarlah kamu seperti bersabarnya rasul-rasul yang memiliki keteguhan hati dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. Pada hari mereka melihat azab yang dahulu diancamkan kepada mereka (mereka merasa) seolah-olah tidak hidup (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik.¡±?[QS. Al-Ahqaf: 35]. Kehidupan mereka hanya lewat seolah beberapa hari saja. Allah berfirman (yang artinya):?¡°Allah bertanya: ¡®Berapa tahunkah lamanya kalian hidup di bumi?¡¯ Mereka menjawab: ¡®Kami hidup (di bumi) sehari atau setengah hari saja. Tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.¡±?[QS. Al-Mu'minun: 112-113]. Orang yang tak pernah melakukan muhasabah diri kelak akan sangat menyesal pada Hari dimana penyesalan tiada lagi berguna. Allah berfirman:?¡°Supaya jangan ada orang yang mengatakan: ¡®Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah, sedang aku sesungguhnya termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan (agama Allah ).¡±?[QS. Az-Zumar: 56]. Mereka berharap dikembalikan ke dunia untuk beramal shalih, namun harapan mereka tiada artinya. Allah berfirman (yang artinya):?¡°¶Ù²¹n, jika sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): ¡®Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal shalih, sungguh kami adalah orang-orang yang telah yakin.¡¯¡±?[QS. As-Sajdah: 12]. Mereka diseret ke hadapan Tuhan layaknya seorang hamba sahaya yang mencoba melarikan diri dari tuannya lalu ia ditangkap lalu dibawa kembali kemudian disambut dengan borgol, rantai, penjara, pukulan dan siksaan. Mereka benci bertemu dengan Allah, dan barang siapa benci bertemu Allah maka Allah benci bertemu dengannya. Mereka membenci kematian karena mereka telah memegahkan dunia dan menghancurkan Akhiratnya. Tentu mereka tidak mau berpindah dari kemegahan kepada kehancuran. Para penyeru mereka kepada kesia-siaan dan kerugiaan adalah hamba-hamba dunia yang menjadikan kehidupan dunia hanya sebagai hiburan, permainan, perhiasan, kebanggaan, perlombaan menumpuk harta dan memperbanyak keturunan.?Mereka sejatinya telah menjadikan dunia sebagai kebangkrutan (bagi diri mereka di Akhirat).?Allah berfirman (yang artinya):?¡°Barang siapa menghendaki keuntungan Akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa menghendaki keuntungan dunia maka Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bagianpun di Akhirat.¡±?[QS. Asy-Sy?r?: 20]. Mereka menjadikan kehidupan dunia hanya sebagai perhiasan yang fana, tidak menggemukkan dan tidak mengenyangkan. Allah?berfirman (yang artinya):?¡°Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya Akhirat itulah Negeri yang kekal.¡±?[QS. Ghafir: 39]. Dengan meninggalkan muhasabah diri Syetan akan berkuasa menyeru melakukan maksiat, melarang melaksanakan ketaatan, menghias indah kebatilan, merintangi dan memalingkan seseorang dari amal shalih serta merusaknya, lalu menyibukkannya dengan hal-hal yang tidak bermanfaat. Meninggalkan muhasabah diri menjadikan manusia lalai sehingga mereka memiliki hati namun tidak digunakan hati untuk memahami, memiliki mata namun tak digunakan untuk melihat, memiliki telinga namun tak digunakan untuk mendengar, mereka layaknya binatang ternak, bahkan lebih sesat, mereka itulah orang-orang yang lalai. Allah berfirman (yang artinya):?¡°¶Ù²¹n sengguh Kami jadikan isi neraka Jahannam itu kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah), mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.¡±?[QS. Al-A`raf: 179]. Hendaklah setiap Muslim menyadari bahwa tidak ada orang yang selamat dari kerugian dan kesia-siaan kecuali mereka yang memiliki empat sifat: -?Sifat ¡°iman¡± yang dengannya ia memperoleh keamanan (keselamatan) di dunia dan Akhirat. -?Sifat ¡°amal shalih¡± yang dengannya ia meraih kebaikan di dunia dan Akhirat. -?Sifat ¡°saling menasihati dengan kebenaran¡± yang dengannya terlaksana kewajiban memberi nasihat dan terwujud cinta kebaikan bagi orang lain. -?Sifat saling menasihati dengan kesabaran¡±, karena amal apapun tidak akan menghasilkan buahnya kecuali dengan kesabaran. Kesabaran di dalam Agama ibarat kepala bagi jasad. Allah?berfirman (yang artinya):?¡°Demi masa. Sungguh manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali mereka yang beriman dan mengerjakan amal shalih serta nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.¡±?[QS. Al-`Ashr: 1-3]. Imam Asy-Syafi`i berkata: ¡°Kalaulah Allah tidak menurunkan?hujjah?(argumen kebenaran) atas makhluk-Nya selain surat ini maka sungguh surat ini telah cukup bagi mereka (sebagai?hujjah).¡±
?
|
Bagaimana Seorang Suami Merujuk Istri Yang Dia Ceraikan
Bagaimana Seorang Suami Merujuk Istri Yang Dia Ceraikan
PertanyaanYang saya ketahui bahwa seseorang ketika menikah ia membutuhkan berkat dan restu dari kedua orang tuanya, akan tetapi apa yang terjadi ketika kedua pasangan suami istri berpisah, dan saat ini keduanya berpikir untuk rujuk kembali, maka apakah keduanya perlu mendapatkan berkat dan restu dari keluarganya dan menjalani seluruh proses tersebut sekali lagi ? Alhamdulillah. Jika seorang suami menceraikan istrinya, dan ini adalah talak satu atau dua dan belum keluar dari masa idah yaitu dengan melahirkan jika dia hamil, atau selesai dari tiga kali masa haid, maka dia boleh merujuk kembali istrinya dengan mengatakan: ¡°Engkau aku rujuk¡±, atau ¡°Engkau aku kembalikan kepada penjagaanku¡± maka terjadi rujuk; atau melakukan sesuatu dengan niat rujuk seperti menggaulinya dengan niat rujuk maka dalam hal ini rujuk juga terjadi. Dan dalam hal ini sunnahnya adalah ada saksi saat rujuk, dengan menghadirkan dua saksi sebagaimana firman Allah ta¡¯ala: ??????? ???????? ??????????? ???????????????? ??????????? ???? ????????????? ??????????? ???????????? ?????? ?????? ???????? Artinya: Apabila mereka telah mendekati akhir idahnya, rujuklah dengan mereka secara baik atau lepaskanlah mereka secara baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil dari kamu. QS. At-Talaq :2 Dan dengan cara seperti itu terjadi rujuk. Namun apabila istri sudah keluar dari masa idah setelah talak satu atau dua, maka diperlukan akad baru, dan posisi suami sebagaimana umumnya laki-laki yang melamar kepada orang tua dan kepada dirinya, apabila dia dan kedua orang tuanya setuju dan terjadi kesepakatan mahar diantara mereka maka akad berlaku, dan hal itu dilakukan dengan menghadirkan dua orang saksi yang adil. Sedangkan jika ia menceraikannya dengan talak akhir atau ketiga, maka diharamkan atasnya sampai perempuan menikah dengan laki-laki lain secara sah dan ia telah menggaulinya, dan setelah itu ia meninggalkannya baik karena talak atau meninggal, sebagaimana firman Allah ta¡¯ala:? ¡°Jika dia menceraikannya kembali (setelah talak kedua), perempuan itu tidak halal lagi baginya hingga dia menikah dengan laki-laki yang lain.¡±QS. Al-Baqarah :230. Dan tidak halal baginya untuk bersepakat dengan seseorang untuk menikahinya kemudian menceraikannya, hal seperti ini adalah kemungkaran dan termasuk dosa-dosa besar. Pernikahan seperti ini tidak halal bagi suami yang lama, bahkan Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wasallam melaknat muhalil (orang yang menghalalkannya) dan muhalal lahu (orang yang dihalalkan baginya).
?
|
Disyari¡¯atkannya Shalat Sunnah dan Keutamaannya
DISYARI¡¯ATKANNYA SHALAT SUNNAH DAN KEUTAMAANNYA
Disyari¡¯atkannya Shalat Sunnah
Allah Subhanahu wa °Õ²¹¡¯²¹±ô²¹ telah mensyari¡¯atkan shalat sunnah untuk meningkatkan amal manusia dan menutupi segala kekurangan dan kelalaian yang ada, sebagaimana hal itu diperintahkan oleh Allah dalam Kitab-Nya yang agung, Allah Subhanahu wa °Õ²¹¡¯²¹±ô²¹ berfirman:
???????? ?????????? ???????? ?????????? ????????? ???? ????????? ? ????? ???????????? ?????????? ????????????? ? ??????? ???????? ??????????????
¡°¶Ù²¹n dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada sebagian permulaan malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.¡± [Huud/11: 114]
Dan Allah Subhanahu wa °Õ²¹¡¯²¹±ô²¹ juga berfirman:
??????? ???????? ????????? ???????? ??????? ?????????
¡°Apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Rabb-mulah hendaknya kamu berharap.¡± [Al-Insyirah/94: 7-8]
Ibnu Mas¡®ud Radhiyallahu anhu berkata: ¡°Apabila engkau telah selesai melaksanakan shalat-shalat wajib maka laksanakanlah shalat malam.¡±[1]
Sementara Mujahid mengatakan, ¡°Jika engkau telah menyelesaikan urusan duniamu, maka menghadaplah kepada Rabb-mu dengan shalat.¡±
Juga di antara dalil yang menunjukkan tentang disyari¡¯atkannya shalat malam, adalah hadits yang menyebutkan:
????? ??????? ?????? ?????????? ?????? ????? ???????? ????????? ???? ?????????????? ???????: (?????? ????????? ??? ????????? ?????????????). ??????? ?????????: ???? ??????? ???????????? ?????: (???? ?????? ???? ?????????).
¡°Bahwa seseorang bertanya kepada Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam tentang (kewajiban-kewajiban) dalam Islam, lalu beliau menjawab, ¡®(Melaksanakan) shalat lima waktu dalam sehari semalam.¡¯ Orang itu bertanya lagi, ¡®Adakah kewajiban lain atas diriku?¡¯ Beliau menjawab, ¡®Tidak ada, kecuali engkau mengerjakan shalat sunnah.¡±[2]
Keutamaan Shalat Sunnah
Banyak hadits-hadits yang menjelaskan tentang besarnya keutamaan dan pahala yang diperoleh dari shalat sunnah. Di antaranya adalah:
1. Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ¡®alaihi wa sallam bersabda:
????? ??????? ??? ????????? ???????? ????? ?????? ???????????? ???? ????????????? ???????????? ?????: ???????? ???????? -???? ?????- ??????????????? ?????? ????????: ??????????? ???? ??????? ????????? ?????????? ???? ?????????? ?????? ??????? ????????? ???????? ???? ????????? ?????? ????? ????????? ??????? ???????? ?????: ??????????? ???? ??????????? ???? ?????????? ?????? ????? ???? ?????????? ?????: ?????????? ?????????? ???????????? ???? ???????????? ????? ???????? ???????????? ????? ??????.
¡°Sesungguhnya amal manusia yang pertama kali akan dihisab kelak pada hari Kiamat adalah shalatnya.¡± Rasulullah Shallallahu ¡®alaihi wa sallam bersabda lagi, ¡°Allah ???? ????? berfirman kepada para Malaikat-Nya, sedangkan Ia lebih mengetahui, ¡®Lihatlah shalat hamba-Ku, sudahkah ia melaksanakannya dengan sempurna ataukah terdapat kekurangan?¡¯ Bila ibadahnya telah sempurna maka ditulis untuknya pahala yang sempurna pula. Namun bila ada sedikit kekurangan, maka Allah berfirman, ¡®Lihatlah apakah hambaku memiliki shalat sunnah?¡¯ Bila ia memiliki shalat sunnah, maka Allah berfirman, ¡®Sempurnakanlah untuk hamba-Ku dari kekurangannya itu dengan shalat sunnahnya.¡¯ Demikianlah semua ibadah akan menjalani proses yang serupa.¡±[3]
Komentar saya (penulis): Hadits ini menjelaskan salah satu hikmah tentang disyari¡¯atkannya shalat sunnah.
2. Rasulullah Shallallahu ¡®alaihi wa sallam bersabda:
???? ?????? ???? ??????? ?????????? ????????? ????????? ?????????? ?????? ??????????? ????? ????? ???? ??????? ??? ??????????.
¡°Barangsiapa yang melakukan shalat sunnah selain shalat fardhu dalam sehari dua belas raka¡¯at, maka Allah pasti akan membangunkan untuknya sebuah rumah di Surga.¡±[4]
3. Rubai¡¯ah bin Ka¡¯ab al-Aslami Radhiyallahu anhu berkata:
?????? ???? ???????? ????? ?????? ????? ???????? ????????? ? ???????????? ???????????? ???????????? ??????? ???: (????)! ????????: ?????????? ????????????? ??? ??????????? ?????: (???? ?????? ??????)? ?????? ???? ?????? ?????: (?????????? ????? ???????? ?????????? ???????????.
¡°Suatu hari aku bersama Rasulullah Shallallahu ¡®alaihi wa sallam, lalu aku membawakan kepadanya bejana air untuk beliau berwudhu¡¯ dan segala keperluannya. Beliau berkata kepadaku, ¡®Mintalah!¡¯ Aku berkata, ¡®Aku meminta kepadamu untuk dapat menemanimu di Surga kelak.¡¯ Beliau bertanya, ¡®Adakah selain itu?¡¯ Aku menjawab, ¡®Hanya itu saja.¡¯ Beliau bersabda, ¡®Bantulah aku untuk mewujudkan keinginanmu itu dengan memperbanyak sujud.¡®[5]
4. Mi¡¯dan bin Abi Thalhah al-Ya¡¯muri berkata, ¡°Aku bertemu Tsauban, bekas budak Rasulullah Shallallahu ¡®alaihi wa sallam, lalu aku berkata kepadanya, ¡®Beritahukanlah kepadaku tentang amal ibadah yang jika aku lakukan, maka Allah akan memasukkanku karenanya ke dalam Surga!¡¯ Ia terdiam, lalu aku bertanya lagi. Ia masih terdiam, lalu aku bertanya lagi ketiga kalinya. Akhirnya ia berkata, ¡®Aku telah menanyakan masalah ini kepada Rasulullah Shallallahu ¡®alaihi wa sallam dan beliau bersabda:
???????? ?????????? ???????????? ????? ????????? ??? ???????? ????? ????????? ?????? ???????? ????? ????? ????????? ??????? ????? ?????? ??????????.
¡°Perbanyaklah sujud kepada Allah, karena tidaklah engkau bersujud kepada Allah dengan satu kali sujud, melainkan Allah akan mengangkat bagimu satu derajat karenanya dan menghapuskan bagimu satu dosa karenanya.¡±
Mi¡¯dan berkata: ¡°Lalu aku bertemu Abud Darda¡¯ dan aku tanyakan masalah ini kepadanya juga. Ia menjawab seperti jawaban yang diberikan Tsauban.¡±[6]
Yang dimaksud dengan sujud dalam hadits ini adalah melakukan shalat sunnah. Karena bersujud secara terpisah tanpa dilakukan dalam shalat atau tanpa sebab merupakan sesuatu yang tidak dianjurkan. Bersujud, walaupun termasuk dalam shalat fardhu, namun melaksanakan shalat fardhu adalah kewajiban atas setiap muslim. Maka yang ditunjukkan oleh Rasulullah Shallallahu ¡®alaihi wa sallam di sini adalah, sesuatu yang khusus yang dengannya Mi¡¯dan dapat meraih apa yang ia cari[7]. Oleh karena itulah Ibnu Hajar meriwayatkan hadits Rabi¡¯ah ini dalam bab shalat sunnah[8].
5. Dari Abu Umamah Radhiyallahu anhu, ia berkata, bahwa Rasulullah Shallallahu ¡®alaihi wa sallam bersabda:
??? ?????? ????? ????????? ???? ?????? ???????? ???? ???????????? ??????????????? ??????? ???????? ????????? ?????? ?????? ????????? ??? ????? ???? ?????????.
¡°Tidak ada sesuatu yang lebih baik yang Allah izinkan kepada seorang hamba selain melaksanakan shalat dua raka¡¯at dan sesungguhnya kebajikan akan bertaburan di atas kepala seorang hamba selama ia melakukan shalat.¡±[9]
Hadits tersebut menunjukkan keutamaan shalat sunnah dan kebaikan yang didapat darinya.
Disukai Melaksanakan Shalat Sunnah Di Rumah
Muslim meriwayatkan dari Jabir Radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ¡®alaihi wa sallam bersabda:
????? ?????? ?????????? ?????????? ??? ??????????? ???????????? ?????????? ????????? ???? ??????????? ??????? ????? -????? ???????- ??????? ??? ???????? ???? ????????? ???????.
¡°Apabila salah seorang di antara kalian shalat di masjid, maka hendaknya ia pun menjadikan sebagian dari shalatnya di rumah, karena Allah Azza wa Jalla akan memberikan kebaikan dalam rumahnya dari shalatnya itu.¡±[10]
Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Zaid bin Tsabit Radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ¡®alaihi wa sallam bersabda:
???????????? ???????????? ??? ????????????? ??????? ?????? ??????? ????????? ??? ????????? ?????? ?????????? ???????????????.
¡°Shalatlah di rumah-rumah kalian karena sebaik-baik shalat seseorang adalah yang dilaksanakan di rumahnya kecuali shalat wajib.¡±[11]
Anjuran dalam hadits-hadits ini bersifat umum yang meliputi semua jenis shalat sunnah rawatib dan shalat sunnah secara mutlak kecuali shalat sunnah yang menjadi bagian dari syi¡¯ar Islam, seperti shalat ¡®Id, shalat gerhana dan shalat Istisqa¡¯. Demikian apa yang dikemukakan oleh Imam an-Nawawi.[12]
Dari Ibnu ¡®Umar Radhiyallahu anhuma, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ¡®alaihi wa sallam bersabda:
??????????? ???? ??????????? ??? ????????????? ????? ????????????? ?????????
¡°Jadikanlah tempat pelaksanaan sebagian shalatmu di rumah-rumah kalian, dan janganlah jadikan rumah-rumah kalian itu seperti kuburan.¡±[13]
Saya (penulis) katakan, ¡°Hadits-hadits ini menunjukkan tentang disunnahkannya shalat sunnah di rumah dan itu lebih baik daripada melakukannya di masjid sebagaimana tersebut dalam sebuah hadits.¡±
An-Nawawi rahimahullah berkata, ¡°Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam mendorong melakukan shalat sunnah di rumah, karena hal itu lebih tersembunyi, jauh dari perbuatan riya¡¯, terjaga dari segala hal yang bisa merusak amal, rumah menjadi penuh berkah, rahmat serta Malaikat pun turun dan syaitan pun menjauh darinya.¡±[14]
[Disalin dari kitab ¡°Kaanuu Qaliilan minal Laili maa Yahja¡¯uun¡± karya Muhammad bin Su¡¯ud al-¡®Uraifi diberi pengantar oleh Syaikh ¡®Abdullah al-Jibrin, Edisi Indonesia Panduan Lengkap Shalat Tahajjud, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir] _______
Footnote
[1] Tafsiir Ibni Katsir (VIII/433). [2] HR. Al-Bukhari, kitab al-Iimaan bab az-Zakaati minal Islaam, (hadits no. 46) dan Muslim, kitab al-Iimaan, bab Bayaanish Shalawaatillatii hiya Ahadi Arkaanil Islaam (hadits no. 11). [3] HR. Abu Dawud, kitab ash-Shalaah, bab Qaulin-Nabiy: Kullu Shalaatin laa Yutimmuha Shaahibuha Tutammu min Tathaw-wu¡¯ih, (hadits no. 864), at-Tirmidzi, kitab ash-Shalaah, bab Maa Jaa-a Awwalu ma Yuhaasabu bihil ¡®Abdu Yaumal Qiyaa-mati ash-Shalaah, (hadits no. 413). At-Tirmidzi berkomentar hadits ini hasan dan gharib dari jalur ini. An-Nasa-i, kitab ash-Shalaah, bab al-Muhaasabah ¡®alash Shalaah, (hadits no. 465) dan Ahmad dalam Musnadnya, (II/290). Hadits ini dinyata-kan hasan oleh al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah, (IV/159) dan dinyatakan shahih oleh al-Albani. Lihat Shahih Sunan Abi Dawud, (I/163). [4] HR. Muslim, kitab Shalaatil Musaafiriin bab Fadhlis Sunanir Raatibah Qablal Faraa-idh wa ba¡¯da hunna wa Bayaan ¡®Ada-dihinna (hadits no. 728). [5] HR. Muslim, kitab ash-Shalaah bab Fadhlus Sujuud wal Hatstsu ¡®alaih (hadits no. 489). [6] HR. Muslim, kitab ash-Shalaah bab Fadhlis Sujuud wal Hatstsu ¡®alaih (hadits no. 488). [7] Lihat Bughyatul Mutathawwi¡¯ fish Shalaatit Tathawwu¡¯ oleh Muhammad Bazmul, (hal. 15). [8] Baca: Buluughul Maraam min Adillatil Ahkaam oleh Ibnu Hajar, (hal. 71). [9] HR. At-Tirmidzi, kitab Fadhaa-ilil Qur-aan bab Maa Jaa-a fii man Qara-a Harfan minal Qur-aan maa lahu minal Ajr, (hadits no. 2911), at-Tirmidzi berkomentar: ¡°Hadits ini gharib.¡± Imam Ahmad mengeluarkannya dalam Musnadnya, (hadits no. 21803). [10] HR. Muslim dalam Shahiihnya, kitab Shalaatul Musaafiriin wa Qashriha, bab Istihbaabi Shalaatin Naafilah fii Baitihi wa Jawaaziha fil Masjid (hadits no. 778). [11] HR. Al-Bukhari, kitab al-Adab, bab Maa Yajuuzu minal Ghadab wasy Syiddah li Amrillaah¡, (hadits no. 6113) dan Muslim, kitab Shalaatil Musaafiriin wa Qashriha, bab Istih-baab Shalaatin Naafilah fii Baitihi wa Jawaaziha fil Masjid, (hadits no. 781). [12] Lihat Shahiih Muslim bi Syarhin Nawawi, (VI/67). [13] HR. Al-Bukhari, kitab ash-Shalaah, bab Karaahiyatush Shalaah fil Maqaabir, (hadits no. 432) dan Muslim, kitab Shalaatul Musaafiriin¡, bab Istihbaabi Shalaatin Naafilah fii Baitihi wa Jawaaziha fil Masjid, (hadits no. 777). [14] Lihat Shahiih Muslim bi Syarhin Nawawi, (VI/67).
Referensi : ?
|
Selamat malam, saya mau bertanya mengenai suami yang berbuat kasar pada istri. saya dan suami bertengkar gara-gara saya mengingatkan suami saya untuk mengurangi merokoknya demi kesehatannya dia malah tak terima dan membentak saya, dia marah besar karna saya melakukan kebiasaan buruk saya dan memukul saya sampai memar, mencakar sampai lecet bahkan dia mengancam mau menceraikan saya karna tak mau menerima apa yang saya ingatkan. menurut ustadz/ustadzah bagaimana hukumnya? dan saya harus bagaimana ketika suami di omongin pake kata2 halus pun dia tetap kasar? trima kasih Jawab: Bismillah was shalatu was salamu ¡®ala Rasulillah, wa ba¡¯du, Sebenarnya perdebatan masalah rokok bukan lagi masuk ranah perdebatan ilmiah, tapi perdebatan karena nafsu. Saya belum pernah mendengar satupun alasan ilmiah yang bisa diterima secara logika maupun dalil. Yang ada, nasehat dilawan amarah. Apa yang anda sampaikan adalah satu dari sekian banyak kasus dampak buruk rokok bagi rumah tangga. Nasehat anti-rokok demi kesehatan, dibalas dengan KDRT. Saya kira tujuan istri sangat mulia, meminta suami meninggalkan untuk kesehatan suami, bukan untuk kepentingan dirinya. Meskipun saya yakin, memiliki pasangan pecandu rokok, adalah bencana dalam rumah tangga. Apa yang bisa anda bayangkan berdekatan dengan orang yang bau mulutnya terkontaminasi nikotin, benzena, arsenik, tar, aseton, karbon-monoksida, amoniak, dan racun kimia lainnya. Hanya selama rentang shalat berjamaah, saya harus berkali-kali tahan nafas, gara-gara berdiri persis di samping pecandu rokok. Mereka mendzalimi orang lain tanpa sadar¡ Bisa jadi di dunia para perokok merasa aman, namun anda perlu ingat, Allah tidak akan pernah melupakan kedzaliman yang dilakukan para hamba-Nya. ????? ??????????? ??????? ???????? ?????? ???????? ????????????? ???????? ????????????? ???????? ???????? ????? ???????????? ¡°Jangan sekali-kali kamu mengira, bahwa Allah akan lupa dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah menunda hukuman mereka sampai hari yang pada waktu itu mata mereka terbelalak (karena melihat siksa).¡±?(QS. Ibrahim: 42). Disamping itu, karakter perokok di Indonesia, rata-rata kurang sopan, mereka rasanya bebas merokok di manapun. Di bus, non-AC, macet, suasana panas, penuh orang, tega-teganya ada yang merokok. Ada yang merokok sambil mengendarai motor. Rokoknya menyala diterpa angin. Api rokoknya meletik tertiup angin, dan bisa mengenai orang di sekitarnya. Salah satu baju saya pernah lobang selebar koin 100 rupiah, karena pletikan asap rokok dari seseorang yang naik kendaraan. Ternyata yang bernasib semacam ini tidak hanya saya. Beberapa aduhan yang sama juga dialami korban lainnya. Saya juga pernah membaca aduhan dari seseorang yang dibalap pengendara motor sambil merokok, hingga pletikan rokoknya masuk ke matanya. Di Indonesia, perokok tidak dihukum karena kesalahan ini. Tapi ingat, Allah tidak pernah melupakannya. Selama korban kedzaliman ini tidak memaafkanya, akan ada pengadilan di akhirat kelak. ?????? ???????????? ??????? ???????? ??????????????? ????? ???????? ????????? ??????? ????????? ????????? ????? ????? ?????? ??????? ¡°Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu ditampakkan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan.?Allah mencatat amal perbuatan?itu, padahal?mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.?(QS. al-Mujadilah: 6) KDRT karena RokokKedzaliman yang dilakukan oleh suami kepada istrinya, atau sebaliknya, bukan sesuatu yang legal. Jika pihak yang didzalimi tidak merelakan, akan ada penebusan di hari kiamat. ????? ??????????? ???? ???????? ??????? ?????? ???????????? ????????? ????????? ????????? ????????? ???? ?????? ????? ???????? ????? ???????? ????? ????? ???????? ???? ????? ???????? ????? ????????? ????? ???? ??????????? ??????? ???? ??????????? ?????? ???????? ??????????? ?????? ???? ??????? ??? ???????? ?????? ???? ???????????? ?????????? ???????? ????? ?????? ??? ???????? Orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan amalan shalat, puasa dan zakat dalam keadaan dahulunya mencaci orang lain, memfitnah orang lain, memakan harta orang lain, menumpahkan darah orang lain, memukul orang lain. Maka diambil kebaikannya untuk diberikan kepada orang yang telah ia zalimi tersebut. Apabila telah habis kebaikannya sementara urusannya belum selesai maka kejelekan orang yang dizalimi akan diberikan padanya kemudian ia dicampakkan ke dalam neraka.¡±?(HR. Muslim) Wahai para perokok, sadarlah akhirat¡ Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits?(Dewan Pembina?Konsultasisyariah.com)
Referensi:?
|
Bagaimana Memuhasabahi Diri
Bagaimana Memuhasabahi Diri?
Agar kita bisa memiliki sifat-sifat mulia dan mendapatkan kemuliaan di sisi Allah maka kita harus selalu melakukan muhasabah diri, supaya ia kembali kepada fitrah penciptaannya.?¡°(Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.¡±?[QS. Ar-Rum: 30]. Supaya jiwa-jiwa ini berdiri melaksanakan hak-hak Tuhannya, menyembah-Nys dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesembahan apapun, dan supaya ia dapat menjaga kebaikan hidupnya di dunia maupun Akhirat. Saking urgennya muhasabah ini Allah memerintahkannya di dalam Kitab Suci-Nya, Dia berfirman (yang artinya):?¡°Hai orang-orang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk Hari Esok (Akhirat); dan bertaqwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kalian kerjakan. Dan janganlah kalian seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa terhadap diri mereka sendiri. Mereka Itulah orang-orang yang fasik. Tidaklah sama antara penghuni-penghuni Neraka dan penduduk-penduduk Surga; penduduk-penduduk Surga itulah orang-orang yang beruntung.¡±?[QS. Al-Hasyr: 18-20]. Allah juga menjanjikan Surga bagi mereka yang memuhasabahi diri, dalam firman-Nya (yang artinya):?¡°¶Ù²¹n adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya. Maka sungguh Surgalah tempat tinggal(nya).¡±?[QS. An-Nazi`at: 40]. Rasulullah?Shallall?hu?`alaihi wasallam?juga bersabda:?¡°Surga itu dikelilingi oleh hal-hal yang memberatkan.¡± Jiwa itu ada tiga macam: 1.?Jiwa yang pertama: Jiwa yang melimpah dengan kebaikan, patuh tunduk kepada Allah dan sadar akan pengawasan-Nya. Ia bagaikan Malaikat, selalu berusaha menutrisi rohaninya, obsesinya hanya Akhirat, seakan-akan ia melihatnya dengan mata kepala, selalu bermuhasabah diri, tak pernah berhenti dan bosan beramal, senantiasa sibuk dengan amal yang meridhakan Tuhannya, banyak berdzikir dan bersyukur kepada-Nya. Jiwa seperti inilah yang rela sepenuh hati Allah sebagai Tuhannya, Muhammad sebagai nabinya dan Islam sebagai agamanya. Jiwa inilah yang telah siap bertemu dengan Allah. Bahkan jika dikatakan kepadanya: Hari Kiamat akan terjadi esok hari,?tidak bertambah amalannya lantaran hal itu (karena ia beramal bukan karena Hari Kiamat, tetapi karena Allah). Dialah jiwa yang mencintai pertemuan dengan Allah dan Allah mencintai pertemuan dengan-Nya.?Jiwa inilah yang bernama An-Nafs Al-Muthma¡¯innah (jiwa yang tentram). Allah?berfirman (yang artinya):?¡°Wahai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku. Masuklah ke dalam Surga-Ku.¡±?[QS. Al-Fajr: 27-30]. Allah?juga berfirman (yang artinya):?¡°Ingatlah, hanya dengan dzikir kepada Allah hati menjadi tenteram.¡±?[QS. Ar-Ra`d: 28]. Diriwayatkan tentang biografi Ibnu `Abbas? , bahwa ketika orang-orang memakamkan beliau mereka mendengar suara bacaan¡ª(yang tidak diketahui sumbernya)¡ªayat (yang artinya):?¡°Wahai jiwa yang tenang...¡± 2.?Jiwa yang kedua: Jiwa yang tidak stabil dalam satu kondisi, sering berbolak-balik dan berwarna-warni, kadang ingat (kepada Allah) kadang lalai, kadang patuh kadang tidak patuh, kadang suka kadang tidak suka, kadang senang kadang tidak senang, kadang ridha kadang marah, namun ia selalu mencela dan menyesali dirinya ketika meninggalkan ketaatan atau mengerjakan kemaksiatan. Jiwa ini berada di antara kecendrungan baik dan kecendrungan buruk, antara dorongan akal dan dorongan syahwat. Jiwa ini bernama?an-nafs al-lawwamah?(jiwa yang selalu menyesali dirinya). Allah?juga telah bersumpah dengannya dalam firman-Nya (yang artinya):?¡°Aku bersumpah demi Hari Kiamat. Dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri).¡±?[QS. Al-Qiyamah: 1-2]. 3.?Jiwa yang ketiga: Jiwa yang penuh dengan keburukan, patuh dan taat kepada Syetan, selalu bermaksiat kepada Ar-Rahm?n, jauh dari ketaqwaan, dekat dari hawa nafsu, cenderung kepada dunia, selalu menuruti tabiatnya yang hina dan menggiring hati kepada kenistaan. Jiwa ini bernama?an-nafs al-ammarah bis su¡¯?(jiwa yang selalu menyuruh berbuat keburukan). Allah berfirman tentang jiwa ini (yang artinya):?¡°¶Ù²¹n aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku...¡±?[QS. Yusuf: 53].?Nabi? ?juga selalu berlindung kepada Allah dari nafsu semacam ini, karena dalam setiap khutbah?hajah?beliau bersabda:?¡°Sesungguhnya segala puji hanya bagi Allah, kita memuji-Nya, memohon pertolongan-Nya, meminta ampunan-Nya dan memohon perlindungan kepada-Nya dari keburukan diri (jiwa) kita.¡±?Beliau juga berdoa:?¡°Aku memohon perlindungan kepada-Mu dari keburukan diriku.¡± Muhasabah diri adalah perkara yang dituntut (bagi setiap muslim), karena ia merupakan pelaksanaan terhadap perintah Allah, sebagai penambah pahala, perlombaan dalam kebaikan, pencegah diri dari hawa nafsu dan syahwat, penghalang dari keburukan dan peneladanan terhadap para nabi?`Alaihimus salam. Di antara yang diriwatakan dari Shuhuf Nabi Ibrahim ialah: ¡°Empat waktu yang tak layak seorang berakal melalaikannya: waktu dimana ia bermunajat kepada Tuhannya, waktu dimana ia bertafakkur tentang penciptaan langit dan bumi, waktu dimana ia memuhasabahi dirinya dan waktu untuk dirinya dan keluarganya.¡± Diriwayatkan bahwa Nabi Dawud?`Alaihis salam?membagi waktu beliau menjadi empat bagian: waktu untuk menyembah?Rabb-nya, waktu untuk memutuskan hukum dan menyelesaikan perkara di antara manusia, waktu untuk berdakwah kepada kebaikan dan waktu untuk makan, minum dan keluarganya. Pemilik pembagian waktu ini juga seorang yang senantiasa berpuasa sehari dan tidak berpuasa sehari, selalu bangun shalat pada sepertiga malam (terakhir) dan tidur setengah malam. Nabi Sulaiman?` ?juga selalu memeriksa kondisi kuda-kudanya dan menyiapkanya untuk berjihad di jalan Allah.?Suatu ketika aktivitas itu melalaikan beliau dari mengingat Allah, sehingga beliau menyembelih semua kuda itu dan memotong-motong betisnya lalu membagikan dagingnya kepada kaum fakir miskin untuk mendekatkan diri kepada Allah dan menghukum dirinya. Maka Allah?kemudian mengganti kuda-kuda itu untuk beliau atas muhasabah tersebut dengan pasukan angin yang dapat menempuh jarak yang ditempuh kuda dalam sebulan hanya dalam satu pagi atau sore. Allah?berfirman (yang artinya):?¡°¶Ù²¹n Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula)...¡±?[QS. Saba': 12]. Dan di antara makhluk yang paling banyak bermuhasabah terhadap dirinya ialah Rasulullah? . Hati beliau bersih, lisan beliau selalu berdzikir, pandangan beliau terjaga, pendengaran beliau penuh dengan kebaikan, tangan beliau selalu berinfak, kaki beliau selalu melangkah kepada kebaikan, manfaat beliau menyebar ke daratan dan lautan, shalat beliau selalu dalam jama`ah, shalat malam beliau tidak pernah berhenti, bahkan ketika beliau tertidur atau?lelah?(sehingga tidak shalat malam) beliau mengkadanya di siang hari 12 rakaat. Dalam sehari beliau selalu shalat 40 rakaat: 17 rakaat shalat fardhu, sebelas rakaat shalat malam, 12 rakaat shalat sunnah rawatib. Muhasabah diri adalah tradisi orang-orang shalih. Lihatlah Abu Bakr? ?menarik lidahnya lalu berkata: ¡°Duhai andai saja aku ini hanyalah sebatang pohon yang menaungi.¡± Lihatlah `Amr Ibnul `Ash, ia berkata ketika akan wafat: ¡°Sungguh di zaman Jahiliyah aku sangat ingin membunuh Rasulullah, dan kalau itu terjadi niscaya aku akan masuk Neraka. kemudian aku masuk Islam dan membentangkan tangan untuk membaiat beliau sambil meminta syarat (asalkan semua kesalahan diampuni). Lalu beliau bersabda:?¡®Sesungguhnya Islam telah menutupi (menghapus) semua kesalahan-kesalahan sebelumnya...¡¯¡± Lihatlah Hanzhalah Al-Usaidi berkata kepada Abu?Bakr: ¡°Aku telah munafik.¡± Abu Bakr menimpali: ¡°Akupun demikian.¡± Lalu mereka berdua mengadu kepada Rasulullah?Shallallahu `alaihi wasallam...¡± [Hadits]. Lihatlah Nabi Ibrahim ketika berkata:?¡°Aku membayangkan diriku sedang berada di Surga, makan buah-buahnya, minum dari sungai-sungainya dan memeluk bidadari-bidadarinya. Kemudian aku membayangkan diriku berada di Neraka, memakan buah zaqqumnya, minum dari ham?m dan ghassaq-nya, dan mencoba membuka rantai-rantainya. Lalu aku berkata: Wahai diriku, apa yang engkau inginkan? Ia menjawab: ¡®Aku ingin kembali ke dunia untuk beramal shalih. Lalu aku berkata padanya: ¡®Engkau sekarang masih berada di dunia, maka beramal shalihlah.¡¯¡± Hendaklah setiap muslim mengetahui bahwa muhasabah diri itu ada dua macam: - Muhasabah sebelum beramal: Yaitu seorang hamba memperhatikan suatu amalan, apakah ia mampu melakukannya lalu mengamalkannya, seperti puasa dan?qiyamullail, ataukah tidak mampu melakukannya sehingga tidak mengamalkannya? Dan merenungkan juga apakah mengerjakan suatu amalan akan mendatangkan kebaikan di dunia dan Akhirat atau malah mendatangkan keburukan? Kemudian melihat juga apakah amalan tersebut hendak dilakukan karena Allah ataukah karena manusia; jika karena Allah maka ia melaksanakannya dan jika untuk selain-Nya maka ia tinggalkan. -?Muhasabah sesudah beramal.?Muhasabah?kedua ini ada tiga macam: Pertama:?Muhasabah diri atas kelalaiannya dalam melaksanakan ketaatan-ketaatan, seperti tidak ikhlas beramal, menyalahi Sunnah, meninggalkan seluruh atau sebagian dzikir harian atau bacaan Al-Quran, meninggalkan dakwah, meninggalkan shalat jama`ah, tidak menunaikan shalat sebagaimana dituntut, meninggalkan shalat sunnat rawatib, dll.?Muhasabah diri dalam hal ini adalah dengan menyempurnakan kekurangan, memperbaiki kesalahan, bersegera melakukan kebaikan dan meninggalkan larangan, bertaubat dan beristighfar kepada Allah, istiqamah berdzikir, menyadari pengawasan Allah, memperhitungkan segala yang disembunyikan oleh hati dan berusaha membersihkannya, memperhitungkan lisan atas segala yang diucapnya lalu menyibukkannya dengan kebaikan atau diam, serta mengingat bahwa generasi Salaf bahkan menghitung perkataan mereka setiap minggunya. Kemudian memperhitungkan mata atas segala yang dipandangnya lalu menggunakannya memandang yang halal dan menahannya dari memandang yang haram, memperhitungkan telinga atas segala yang didengarnya lalu menggunakannya untuk banyak mendengar kebaikan dan mencegahnya mendengar keburukan, demikian seterusnya ia memperhitungkan seluruh anggota badannya. Sebab segala tindakannya tak terlepas dari dua hal: ia berusaha menjaga modal pokoknya yang itu menjaga ibadah-ibadah wajib dan menambah keuntungan dengan mengerjakan ibadah-ibadah sunnah, ataupun ia bekerja untuk merugikan keuntungannya bahkan modal pokoknya. Kedua: Muhasabah diri atas setiap amalan yang meninggalkannya lebih baik daripada mengerjakannya; ia melakukannya lantaran menaati hawa nafsu. Amalan semacam ini merupakan pintu maksiat dan tergolong perkara syubhat. Nabi? ?bersabda:?"Yang halal itu telah jelas dan yang haram itu telah jelas, dan di antara keduanya terdapat perkara-perkara syubhat (tidak jelas halal-haramnya) yang tidak diketahui oleh banyak orang. Barang siapa menjauhi perkara-perkara syubhat itu maka ia telah menjaga kesucian beragama dan kehormatannya. Dan barang siapa terjerumus ke dalam syubhat maka ia telah terjerumus ke dalam keharaman...¡±?Beliau juga bersabda:?¡°Tinggalkan hal-hal yang meragukanmu kepada hal-hal yang tidak meragukanmu.¡± Ketiga:?Muhasabah diri karena melakukan perkara mubah atau meninggalkan kebiasaan, apakah hal itu karena menginginkan ridha Allah dan kebaikan Negeri Akhirat atau tidak. Umar Ibnul Khaththab? ?berkata:?¡°Muhasabahilah diri kalian sebelum (amal) kalian diperhitungkan, timbanglah amal-amal kalian sebelum nanti ditimbang, dan bersiap-siaplah untuk menghadapi Hari ditampilkannya amal perbuatan, saat itu kalian akan ditampilkan dan tak yang tersembunyi sedikitpun dari kalian.¡± Ketahuilah bahwa muhasabah memiliki tiga rukun: Rukun pertama: Menimbang antara nikmat Allah yang Dia anugrahkan padamu dan keburukan yang engkau lakukan. Nikmat Allah tiada terhitung banyaknya, Dia menciptakanmu, membaguskan dan menyeimbangkan penciptaanmu, memberimu rezeki sejak dari perut ibumu dan setelah kelahiranmu. Dia melimpahkan nikmat kepadamu, memberimu kesehatan dan keselamatan, menundukkan apa-apa yang ada di langit dan di bumi untuk kepentinganmu, mencukupkan dirimu dari selain-Nya, maka akuilah nikmat-nikmat-Nya itu dan akuilah dosa-dosamu. Oleh karna itu?Sayyidul Istighf?r?(penghulu istighfar) adalah ungkapan istighfar yang paling agung, karena mengandung keduanya (pengakuan atas nikmat Allah dan pengakuan akan dosa-dosa diri), yaitu dalam ucapan:?¡°Aku akui wahai Tuhanku segala nikmat-Mu terhadapku, dan akupun mengakui segala dosaku, maka ampunilah aku, karena tiada yang bisa mengampuni dosa-dosa selain Engkau.¡± Rukun muhasabah ini tidak dimiliki kecuali oleh orang yang dianugerahi cahaya oleh Allah di dalam hatinya sehingga ia bisa mengetahui dan mengikuti kebenaran, serta mengetahui dan meninggalkan kebathilan. Ia tidak dimiliki kecuali oleh orang yang selalu berburuk sangka pada dirinya sehingga ia selamat dari merasa suci, ujub dan sombong. Ia tidak dimiliki kecuali oleh orang yang dapat membedakan antara?ni`mah?(anugrah Allah) dan?niqmah?(murka-Nya). Barang siapa menyembah Allah dengan anugrah-Nya maka anugrah itu benar-benar merupakan nikmat Allah, dan barang siapa bermaksiat kepada Allah dengan anugrah-Nya maka anugrah itu sejatinya ialah?istidr?j?(umpan menuju keburukan). Rukun kedua: Membedakan antara hak Allah atas dirimu (kewajibanmu kepada-Nya) dan hal-hal yang boleh bagimu. Hak Allah atasmu ialah komitmen terhadap?ubudiyyah?(menyembah Allah) dan meninggalkan maksiat, dan hakmu ialah memanfaatkan apa-apa yang dibolehkan oleh Syariat. Di dalam sebuah hadits Nabi? ?bertanya kepada Mu`adz:?¡°Tahukah engkau apa hak Allah atas hamba-hamba-Nya: menyembah Dia semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun (dalam penyembahan).¡± Rukun ketiga: Sangat berharap amal ibadahnya diterima sehingga ia memperbanyak doa, istighfar dan taubat. Hatinya selalu bergetar dan takut sampai ia mengetahui (kelak) apakah amalnya diterima atau tidak. Allah berfirman (yang artinya):?¡°¶Ù²¹n orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut (amalan mereka tidak di terima, karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka.¡±?[QS. Al-Mu'minun: 60]. Allah telah mensyariatkan bagi ahli muhasabah untuk selalu beristighfar setelah melaksanakan amal-amal shalih mereka, beristighfar setelah shalat fardhu, setelah shalat malam, setelah wuquf di Arafah, setelah wudhu, setelah melakukan tugas dan sebagainya. Ketahuilah bahwa di antara manfaat muhasabah seorang hamba akan mengetahui aib dirinya. Seorang laki-laki bertanya kepada `Aisyah? ?tentang firman Allah yang artinya):?¡°Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang ¡°zhalim linafsih¡± (menganiaya diri mereka sendiri) dan di antara mereka ada yang ¡°muqtashid¡± (pertengahan) dan di antara mereka ada (pula) yang ¡°as-sabiq¡± (terdepat dalam berbuat kebaikan) dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.¡±?[QS. Fathir: 32]. Beliau menajawab:?¡°As-Sabiq itu adalah orang-orang yang telah berlalu di zaman Rasulullah? ?dan beliau mempersaksiakan mereka sebagai penduduk Surga, sementara muqtashid adalah shahabat-shahabat beliau yang mengikuti sunnah beliau setelah beliau. Adapun zhalim adalah seperti diriku dan dirimu.¡± Muhammad Ibn Wasi`? ?berkata: ¡°Kalaulah dosa-dosa itu memiliki bau niscaya tak ada seorangpun yang bisa duduk di dekat orang lain.¡± Dikisahkan bahwa seorang lelaki dari Bani Israil telah menyembah Allah selama 60 tahun. Ia pernah berdoa tetapi belum dikabulkan. Lalu ia berkata memuhasabhi dirinya: ¡°Kalaulah ada kebaikan pada dirimu niscaya doamu akan dikabulkan, tidaklah doamu ditolak melainkan karena dirimu sendiri.¡± Kemudian seseorang datang dalam mimpinya dan berkata padanya: ¡°Celaanmu terhadap dirimu itu jauh lebih baik daripada ibadahmu selama 60 tahun.¡± Manfaat lainnya ialah keshalihan hati dan anggota badan, jauh dari tipuan Syetan. Muhasabah adalah bukti seseorang takut kepada Allah. Barang siapa takut (kepada Allah) maka ia akan selamat, karena Allah tidak akan mengumpulkan dua rasa takut dan dua rasa aman pada diri seorang hamba. Barang siapa takut pada-Nya di dunia maka Allah akan memberinya rasa aman pada Hari Kiamat dan barang siapa merasa aman di dunia (tidak takut pada Allah) maka Allah akan membuatnya ketakutan pada Hari Kiamat. Maka muhasabahilah diri kalian supaya perhitungan amal kelak di Akhirat menjadi ringan, supaya menjadi terang bagi kalian jalan yang lurus, supaya kalian meraih ridha Allah serta berbahagia di dunia dan Akhirat. Semoga shalawat dan salam selalu tercurah kepada nabi kita Muhammad bin Abdullah, dan juga kepada keluarga dan para shahabat beliau serta orang-orang yang mengikuti beliau.
?
|
Persaksian yang Dijamin Surga
Hadis: Persaksian yang Dijamin Surga
Teks hadisRasulullah?shallallahu ¡®alaihi wa sallam?bersabda, ?? ??? ?? ?? ??? ??? ???? ???? ?? ???? ??? ??? ?????? ???? ??????? ??? ???? ??? ???? ?????? ?????? ?????? ??? ???? ???? ???? ?????? ??? ?????? ?? ????? ???? ????? ??? ?? ??? ?? ????? ¡°Barangsiapa yang bersyahadat (bersaksi) bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, dan Isa adalah hamba dan Rasul-Nya, dan kalimat yang disampaikan-Nya kepada Maryam serta ruh dari-Nya, dan bersaksi bahwa surga dan neraka benar adanya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga, sesuai amal yang telah dikerjakakannya¡±?(HR. Bukhari no. 3435 dan Muslim no. 28) Persaksian yang dijamin surgaDalam hadis di atas, Nabi?shallallahu ¡®alaihi wa sallam?memberikan jaminan surga bagi siapa saja yang bersaksi tentang hal-hal berikut: Pertama,?bersaksi bahwa tidak ada?ilah?(sesembahan) yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Yaitu dalam sabda Nabi: (?? ??? ?? ?? ??? ??? ???? ???? ?? ???? ??) Maksudnya adalah mengucapakan kalimat ini dengan lisan, memahami maknanya dengan benar, dan beramal dengan konsekuensinya secara lahir dan batin. Seseorang yang bersyahadat harus meyakini bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allah saja. Kedua,?bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya. Yaitu dalam sabda Nabi: (??? ?????? ???? ??????) Maksudnya adalah bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan sekaligus juga utusan yang membawa risalah Allah. Status beliau sebagai hamba Allah, maka tidak boleh berlebih-lebihan sampai mengangkat derajat beliau melebihi sebagai hamba sehingga dijadikan sebagai sesembahan. Status beliau sebagai rasul utusan Allah, maka wajib untuk ditaati dan tidak boleh didustakan. Ketiga,?bersaksi bahwa Isa adalah hamba dan Rasul-Nya, dan kalimat yang disampaikan-Nya kepada Maryam serta ruh dari-Nya. Yaitu dalam sabda Nabi: (??? ???? ??? ???? ?????? ?????? ?????? ??? ???? ???? ???) Maksudnya adalah meyakini bahwa Isa adalah hamba ciptaan Allah dan juga sekaligus rasul utusan-Nya. Keempat,?bersaksi bahwa surga benar adanya. Yaitu dalam sabda Nabi: (?????? ??) Maksudnya meyakini bahwa surga benar adanya dan telah Allah sediakan bagi orang-orang yang beriman. Kelima,?bersaksi bahwa neraka benar adanya. Yaitu dalam sabda Nabi: (?????? ??) Maksudnya meyakini bahwa neraka benar adanya dan telah Allah sediakan bagi orang-orang yang kafir. Allah telah memberitakan tentang surga dan neraka di dalam Al-Quran dan tidak boleh ragu tentangnya. Baca juga:? Apa yang dimaksud persaksian?Maksud persaksian atau syahadat yang benar harus terkandung tiga hal, yaitu: 1) mengucapkannya dengan lisan; 2) mengilmui maknanya; dan 3) mengamalkan segala konsekuensinya. Maka syahadat tidak cukup hanya sekadar mengucapknnya saja. Ahli tauhid pasti masuk surgaYang dimaksud dengan?¡®alaa maa kaana minal ¡®amal?(sesuai amal yang telah dikerjakannya) ada dua tafsiran: Pertama:?Mereka akan masuk surga walaupun memiliki dosa-dosa selain syirik, karena dosa-dosa selain syirik tersebut tidak menghalanginya untuk masuk ke dalam surga, baik masuk surga secara langsung, maupun pada akhirnya masuk surga, walau sempat diazab di neraka. Ini merupakan keutamaan tauhid yang dapat menghapuskan dosa-dosa dengan izin Allah, dan menghalangi seseorang kekal di neraka. Kedua:?Mereka akan masuk surga, namun kedudukan mereka dalam surga sesuai dengan amalan mereka, karena kedudukan seseorang di surga bertingkat-tingkat sesuai dengan amal salehnya. Faidah hadisHadis di atas mengandung beberapa faedah: (1) Keutamaan tauhid, bahwasanya tauhid bisa menghapuskan berbagai macam dosa. (2) Luasnya karunia dan kebaikan Allah pada seluruh hamba-Nya. (3). Wajib menjauhkan diri dari sikap berlebihan dan meremehkan para rasul dan orang saleh. Maka, tidak boleh menolak dan mendustakan beliau sebagai rasul. Tidak boleh pula?ghuluw?dengan menyembah beliau karena beliau adalah hamba yang tidak boleh disembah. (4) Akidah tauhid menyelisihi agama kufur lainnya, baik Nasrani, Yahudi, atau agama orang musyrik. (5) Ahli tauhid yang berdosa tidak akan kekal dalam neraka. Namun, bukan berarti kita boleh meremehkan maksiat. Hal ini karena ahli tauhid yang menyempurnakan tauhidnya dengan menjauhi maksiat akan lebih mulia kedudukannya di surga dan lebih selamat dari siksa neraka. (7) Hadis ini membantah seluruh aliran kekufuran, membantah Yahudi yang menyatakan Isa adalah anak zina, membantah Nasrani yang menyatakan bahwa Isa adalah Allah atau anak Allah, membantah sebagain filsuf yang mengingkari adanya surga dan neraka, membantah kaum musyrikin penyembah berhala, membantah sekte Jahmiyah dan ¡®Asyairah yang mengingkari Allah berbicara secara hakiki, serta membantah kaum sufi ekstrim yang berlebihan dan mengkultuskan Nabi Muhammad?shallallahu ¡®alaihi wa sallam?hingga mengangkat beliau kepada derajat ketuhanan. Baca juga:? *** Penulis:?Adika Mianoki
Referensi: (1) Al Mulakhos fii Syarhi Kitaabi at-Tauhid,?karya?. (2)?Baitul Qashiid fii Syarhi Kitaabi at-Tauhid?Juz 1, karya Ahmad bin ¡®Abdirrahaman bin ¡®Utsman Al-Qaadhy.
?
|
Jika artikel berikut;?, dijelaskan bahwa istri yang menolak ajakan suami berjimak akan dilaknat malaikat sampai pagi. Bagaimana jika suami yang menolak ajakan istri untuk berjimak. Apakah juga dilaknat?? Dan bolehkah istri meminta suaminya untuk berjimak?? Jawab: Bismillah was shalatu was salamu ¡®ala Rasulillah, wa ba¡¯du, Kami tidak menjumpai adanya riwayat bahwa seorang suami akan dilaknat Malaikat karena tidak mau memenuhi ajakan istrinya untuk melakukan hubungan badan. Hanya saja, jika penolakan suami ini sampai pada taraf menelantarkan hak istri yang menjadi kewajibannya, maka suami berdosa, karena dia mendzalimi istrinya. Misalnya karena alasan bosan atau males, dia tidak pernah berhubungan badan dengan istrinya. Allah perintahkan kepada suami untuk mempergauli istrinya dengan baik. Dengan memenuhi setiap kebutuhannya, baik nafkah lahir, dan tentu saja nafkah bathin. Semua lelaki memahami, wanita juga ingin mendapatkan kenikmatan batin bersama suaminya. Allah berfirman, ????????? ?????? ??????? ??????????? ?????????????? Wanita punya hak (yang harus ditunaikan suaminya sesuai ukuran kelayakan), sebagaimana dia juga punya kewajiban (yang harus dia tunaikan untuk suaminya).?(QS. al-Baqarah: 228) Karena itulah, Rasulullah?shallallahu ¡®alaihi wa sallam?mengingatkan beberapa sahabatnya yang waktunya hanya habis beribadah, sehingga tidak pernah menjamah istrinya. Aisyah bercerita, Saya pernah menenui Khoulah bintu Hakim, istrinya Utsman bin Madz¡¯un. Nabi?shallallahu ¡®alaihi wa sallam?melihat Khoulah suasananya kusam, seperti tidak pernah merawat dirinya. Beliaupun bertanya kepada A¡¯isyah, ??? ?????????? ??? ??????? ???????? ??????????? ¡°Wahai Aisyah, Khoulah kok kusut kusam ada apa?¡± Jawab Aisyah, ¡°Ya Rasulullah, wanita ini punya suami, yang setiap hari puasa, dan tiap malam tahajud. Dia seperti wanita yang tidak bersuami. Makanya dia tidak pernah merawat dirinya.¡± Kemudian Rasulullah?shallallahu ¡®alaihi wa sallam?menyuruh seseorang untuk memanggil Utsman bin Madz¡¯un. Ketika beliau datang, Rasulullah?shallallahu ¡®alaihi wa sallam?memberi nasehat, ??? ?????????? ?????????? ????? ????????? ¡± ?????: ???????: ??? ??????? ??? ??????? ?????? ???????? ????????? ????????? ?????: ¡± ???????? ??????? ??????????? ????????? ??????????? ?????????? ??????????? ???????? ????? ??? ?????????? ??????? ?????????? ???????? ??????? ??????? ?????????? ???????? ??????? ??????? ?????????? ???????? ??????? ?????? ??????????? ??????? ?????? ¡°Wahai Utsman, kamu membenci sunahku?¡± ¡°Tidak Ya Rasulullah. Bahkan aku selalu mencari sunah anda.¡± ¡°Kalau begitu, aku tidur dan aku shalat tahajud, aku puasa dan kadang tidak puasa. Dan aku menikah dengan wanita. Wahai Utsman, bertaqwalah kepada Allah. Karena istrimu punya hak yang harus kau penuhi. Tamumu juga punya hak yang harus kau penuhi. Dirimu punya hak yang harus kau penuhi. Silahkan puasa, dan kadang tidak puasa. Silahkan tahajud, tapi juga harus tidur.¡± (HR. Ahmad 26308 dan dihasankan Syuaib al-Arnauth). Pesan ini juga pernah disampaikan Salman kepada Abu Darda, karena beliau tidak pernah tidur dengan istrinya, ????? ?????????? ???????? ?????? ??????????? ???????? ?????? ???????????? ???????? ?????? ??????? ????????? ???????? ?????? ???????? ????? ??? ????? ??????? Sesungguhnya dirimu punya hak yang harus kau tunaikan. Tamumu punya hak yang harus kau tunaikan. Istrimu punya hak yang harus kau tunaikan. Berikan hak kepada masing-masing sesuai porsinya. Pernyataan Salman ini dibenarkan oleh Nabi?shallallahu ¡®alaihi wa sallam. (HR. Turmudzi 2413 dan dishahihkan al-Albani). Suami Tetap Dapat Pahala Meskipun Tidak BernafsuKetika suami melayani permintaan istri, tidak selalu harus karena memuaskan dorongan nafsu pribadinya. Dia bisa hadirkan niat yang lain, seperti agar mendapat anak atau untuk memuaskan istrinya. Sehingga kehormatan istrinya lebih terjaga. Karena setiap hubungan badan bisa bernilai sedekah. Nabi?shallallahu ¡®alaihi wa sallam?mengatakan, ????? ?????? ?????????? ???????? ¡°¶Ù²¹lam setiap hubungan badan yang kalian lakukan, bernilai sedekah.¡±?(HR. Ahmad 21473 dan Muslim 2376) Ibnu Qudamah pernah menyebutkan dialog Imam Ahmad dengan muridnya, ???? ????? ?? ???? ???? ???? ?? ????? ????: ?? ????? ????? ?????? ??? ?? ??? ?????? ????: ??? ????? ???? ?? ?? ?????! ¡°Apakah suami mendapat pahala ketika dia berhubungan badan dengan istrinya sementara dia tidak bernafsu?¡± ¡°Tentu saja, demi Allah. Dia bisa berharap dapat anak.¡± Jawab Imam Ahmad. ¡°Kalau tidak menghasilkan anak?¡± tanya sang murid. Jawab Imam Ahmad, ¡°Ini istrinya masih muda, bagaimana mungkin tidak mendapat pahala?!¡± (al-Mughni, 8/144). Maksud Imam Ahmad, ketika istri itu masih muda, dia juga memiliki syahwat yang harus dipenuhi suaminya. Meskipun suami lagi tidak selera, tapi melayani istri dalam hal ini, bisa berpahala. Sehingga boleh saja, bahkan dianjurkan ketika istri mengajak dan meminta istrinya untuk ¡®beramal¡¯ dan ¡®bersedekah¡¯. Allahu a¡¯lam Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits?(Dewan Pembina?Konsultasisyariah.com)
Referensi:?
|
Tidak Ada Kontradiksi Antara Tidak Diterimanya Ibadah Peminum Minuman Keras dengan Pengampunan Dosa
Tidak Ada Kontradiksi Antara Tidak Diterimanya Ibadah Peminum Minuman Keras dengan Pengampunan Dosa? Pertanyaan Apabila shalat dan amal tidak diterima selama 40 hari karena telah melakukan perbuatan keji, lalu apa gunanya menunaikan ibadah tersebut? Kemudian, apakah itu tidak bertentangan dengan firman Allah¡ªSubhanahu wa Ta`ala¡ª(yang artinya): "Katakanlah: 'Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya'." [QS. Az-Zumar: 53]? JawabanSegala puji bagi Allah, dan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah beserta keluarga dan para shahabat beliau. Istilah tidak diterimanya ibadah dalam nash-nash Syariat (Al-Quran dan Sunnah) terkadang bermakna bahwa ibadah itu rusak dan tidak sah, dan terkadang juga bermakna tidak diberi pahala dan tambahan derajat namun tetap sah dan membebaskan pelakunya dari tanggungan kewajiban. Di antara contoh makna yang pertama adalah sabda Nabi? :?"Tidak diterima shalat (yang dilakukan) tanpa bersuci."?[HR. Al-Bukhari dan Muslim]. Demikian juga sabda Nabi? :?"Allah tidak menerima shalat salah seorang di antara kalian apabila ia berhadats hingga ia berwudhu."?[HR. Al-Bukhari dan Muslim] Sedangkan contoh makna yang kedua adalah sabda Nabi? :?"Barang siapa yang mendatangi tukang tenung, lantas ia bertanya kepadanya mengenai sesuatu (untuk diramal), maka tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh hari."?[HR. Muslim]. Begitu juga dengan hadits tentang peminum minuman keras dan seorang hamba sahaya yang melarikan diri dari tuannya, bahwa shalat mereka tidak diterima. Intinya, pertanyaan yang Saudara penanya sampaikan itu sebenarnya tidak perlu ada. karena tidak diterimanya ibadah dengan makna pertama, yaitu rusak dan tidak sahnya ibadah itu, mengharuskan ia diulangi kembali, lantaran ibadah itu telah dilakukan secara tidak sah. Adapun tidak diterimanya ibadah dengan makna kedua¡ªdan inilah yang kami yakini menjadi maksud pertanyaan di atas¡ªmaka dengan melakukan ibadah tersebut dalam kondisi seperti itu berarti pelakunya telah menjalankan perintah Allah dan terbebas dari tanggungan kewajiban (hanya saja tidak mendapatkan pahalanya). Seorang peminum minuman keras misalnya, tidak gugur kewajibannya menjalankan shalat yang Allah perintahkan kepada setiap mukallaf, dan tidak ada alasan untuk meninggalkannya. Maksud dari tidak diterimanya ibadah tersebut adalah bahwa ia tidak akan mendapatkan pahala dalam mengerjakannya, atau pahala yang didapatkannya tidak sempurna. Namun, ia tetap wajib bertaqwa kepada Allah dan membersihkan dirinya agar ibadah dan ketaatannya membuahkan hasil dan diterima di sisi Allah.?Allah berfirman (yang artinya):?"Sesungguhnya Allah hanya menerima dari orang-orang yang bertaqwa."?[QS. Al-Ma'idah: 27] Kemudian tidak diterimanya amal ketaatan peminum minuman keras dan sejenisnya atau tidak diberinya ia pahala yang banyak itu terjadi jika ia belum bertaubat kepada Allah.?Adapun jika ia telah bertaubat dan menjadi orang yang bertaqwa, maka Allah¡ªSubhanahu wa Ta`ala¡ªpun akan menerima taubatnya, mengampuni dosanya, dan kembali menerima amal-amal ketaatannya. Dalam sebuah hadits?shah?h, Nabi? ?bersabda,?"Orang yang bertaubat dari dosa itu seperti orang yang tidak memiliki dosa."?[HR. Ibnu Majah dan lain-lain] Dengan ini, dapat dipahami bahwa tidak ada kontradiksi antara tidak diterimanya ibadah peminum minuman keras dengan diampuninya semua dosa sebagaimana terkandung dalam ayat yang disebutkan di akhir pertanyaan. Wallahu a`lam
?
|
Keistimewaan Manhaj Salaf
Keistimewaan Manhaj Salaf
Secara bahasa, manhaj berarti ¡®jalan yang terang dan gamblang¡¯. Adapun istilah ¡®salaf¡¯ yang dimaksud di sini adalah para pendahulu umat ini dari kalangan sahabat dan pengikut setia mereka. (lihat?al-Mukhtashar al-Hatsits, hal. 15-16) Apabila disebutkan istilah salaf secara umum, maka yang dimaksud adalah tiga generasi pertama dari umat ini, yaitu para sahabat, tabi¡¯in, dan tabi¡¯ut tabi¡¯in. Mereka itulah yang dimaksud dalam sabda Nabi?shallallahu ¡®alaihi wa sallam, ¡°Sebaik-baik manusia adalah di masaku, kemudian yang sesudah mereka, kemudian yang sesudah mereka.¡± (HR. Ahmad, Ibnu Abi ¡®Ashim, Bukhari, Tirmidzi, dari??radhiyallahu ¡¯anhu) (lihat?al-Manhaj as-Salafi ¡®inda asy-Syaikh Nashiruddin al-Albani, hal. 11) Semangat menuntut ilmuDi antara pokok yang paling utama di dalam dakwah salaf ini adalah memberikan perhatian besar terhadap ilmu agama. Karena ilmu agama adalah fondasi tegaknya kehidupan. Tidak akan baik individu dan masyarakat kecuali dengan ilmu syar¡¯i. Dan tidak akan bisa menempuh jalan (ajaran) Nabi kecuali dengan landasan ilmu. Allah berfirman (yang artinya), ¡°Katakanlah; Inilah jalanku, aku menyeru kepada Allah di atas?bashirah?(ilmu) yang nyata, inilah jalanku dan orang-orang yang mengikutiku ¡¡± (QS. Yusuf: 108) (lihat?Ushul ad-Da¡¯wah as-Salafiyah, hal. 26-27) ?rahimahullah?membuat sebuah bab dalam kitab?Shahih-nya dengan judul,?¡®Ilmu sebelum berkata dan beramal¡¯.?Sebab ucapan dan perbuatan tidaklah menjadi benar kecuali dengan ilmu. Ilmu itulah yang akan meluruskan ucapan dan amalan. Bahkan, tidak ada keimanan yang benar kecuali apabila dilandasi dengan ilmu. (lihat keterangan Syaikh Abdul Aziz ar-Rajihi?hafizhahullah?dalam?Minhatul Malik al-Jalil, 1: 226-227) Menyebarkan akidah tauhidSalah satu keistimewaan pengikut??adalah memiliki semangat yang sangat besar dalam menyebarkan akidah sahihah, memberikan pengajaran dan nasihat bagi umat manusia, memberikan peringatan kepada mereka dari segala bentuk bidah dan ajaran-ajaran baru, serta berupaya keras untuk membantah orang-orang yang menyimpang dan kaum ahli bidah. (lihat?Khasha¡¯ish al-Manhaj as-Salafi?oleh Prof. Dr. Abdul ¡®Aziz bin Abdullah al-Halil, hal. 13) Manhaj salaf sangat memperhatikan masalah akidah tauhid. Karena inilah tujuan agung dari penciptaan jin dan manusia. Bahkan tidaklah Allah menurunkan kitab-kitab dan mengutus para rasul melainkan untuk mewujudkan tujuan ini dan mengajak manusia untuk merealisasikannya. Allah berfirman (yang artinya), ¡°Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.¡± (QS. adz-Dzariyat: 56) (lihat?Ushul ad-Da¡¯wah as-Salafiyah, hal. 41-42) Urgensi ilmu akidahIlmu akidah merupakan ilmu yang sangat penting. Oleh sebab itu, sebagian ulama terdahulu menyebut ilmu akidah sebagai fikih akbar. Karena dalam ilmu akidah inilah kita akan mengerti pokok-pokok ajaran agama. (lihat keterangan??hafizhahullah?dalam kitabnya,?Syarh al-Manzhumah al-Mimiyah, hal. 34-35) Syekh Abdurrazzaq al-Badr?hafizhahullah?menerangkan, bahwa kedudukan akidah bagi ilmu-ilmu maupun amal-amal yang lain laksana pondasi bagi sebuah bangunan. Laksana pokok bagi sebatang pohon. Sebagaimana halnya sebuah bangunan tidak bisa berdiri tanpa pondasi dan pohon tidak akan tegak tanpa pokok-pokoknya, maka demikian pula amal dan ilmu yang dimiliki seseorang tidak akan bermanfaat tanpa akidah yang lurus. Oleh sebab itu, perhatian kepada masalah akidah harus lebih diutamakan daripada perhatian kepada masalah-masalah apapun; apakah itu kebutuhan makanan, minuman, atau pakaian. Karena akidah itulah yang akan memberikan kepada seorang mukmin kehidupan yang sejati, yang dengannya jiwanya akan menjadi bersih, yang dengannya amalnya menjadi benar, yang dengannya ketaatan bisa diterima, dan dengan sebab itu pula derajatnya akan semakin meninggi di hadapan Allah?¡®Azza wa Jalla.?(lihat mukadimah?Tadzkiratul Mu¡¯tasi Syarh Aqidah al-Hafizh Abdul Ghani al-Maqdisi, hal. 8) Karya ulama akidahPara ulama memiliki perhatian yang sangat besar terhadap perkara akidah. Ada di antara mereka yang menyusun buku dalam hal akidah dengan judul?as-Sunnah,?seperti?as-Sunnah?karya Abdullah putra?,?as-Sunnah?karya al-Khallal, dan?as-Sunnah?karya Ibnu Abi ¡®Ashim. Ada juga yang dinamai dengan?²¹²õ²â-³§²â²¹°ù¾±¡¯²¹³ó,?seperti yang ditulis oleh al-Aajurri. Ada pula yang diberi nama dengan?Ushul I¡¯tiqad Ahlis Sunnah?sebagaimana yang ditulis oleh al-Laalikaa¡¯i. Ada juga yang diberi nama dengan?at-Tauhid?seperti karya Ibnu Khuzaimah dan?at-Tauhid?karya Ibnu Mandah, dan?Kitab Tauhid?karya Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab. Ada pula yang disebut dengan?¡®´¡±ç¾±»å²¹³ó,?seperti yang ditulis oleh Abu Ja¡¯far ath-Thahawi dan?¡®Aqidah Wasithiyah?oleh?. Ada juga yang disebut i¡¯tiqad seperti?Lum¡¯atul I¡¯tiqad?karya?. (lihat?Syarh Lum¡¯atil I¡¯tiqad?oleh??hafizhahullah, hal. 22) Baca juga:? Kedudukan tauhid?rahimahullah?berkata, ¡°Perkara paling agung yang diperintahkan Allah adalah tauhid, yang hakikat tauhid itu adalah mengesakan Allah dalam ibadah. Tauhid itu mengandung kebaikan bagi hati, memberikan kelapangan, cahaya, dan kelapangan dada. Dan dengan tauhid itu pula, akan lenyaplah berbagai kotoran yang menodainya. Pada tauhid itu terkandung kemaslahatan bagi badan, serta bagi [kehidupan] dunia dan akhirat. Adapun perkara paling besar yang dilarang Allah adalah syirik dalam beribadah kepada-Nya. Yang hal itu menimbulkan kerusakan dan penyesalan bagi hati, bagi badan, ketika di dunia maupun di akhirat. Maka segala kebaikan di dunia dan di akhirat itu semua adalah buah dari tauhid. Demikian pula, semua keburukan di dunia dan di akhirat, maka itu semua adalah buah dari syirik.¡± (lihat?al-Qawa¡¯id al-Fiqhiyah, hal. 18) Syekh as-Sa¡¯di?rahimahullah?berkata, ¡°Sesungguhnya iman -pokok maupun cabang-cabangnya, batin maupun lahirnya- semuanya adalah keadilan, dan lawannya adalah kezaliman. Keadilan tertinggi dan pokok utamanya adalah pengakuan dan pemurnian tauhid kepada Allah, beriman kepada sifat-sifat Allah dan nama-nama-Nya yang terindah, serta mengikhlaskan agama [ketaatan] dan ibadah kepada-Nya. Adapun kezaliman yang paling zalim dan paling berat adalah syirik kepada Allah, sebagaimana firman Allah ta¡¯ala (yang artinya), ¡°Sesungguhnya syirik itu adalah kezaliman yang sangat besar.¡± (QS. Luqman: 13)¡± (lihat?Bahjat al-Qulub al-Abrar, hal. 63) Fenomena menyedihkanDi antara fenomena yang sangat memprihatinkan di masa kini adalah banyaknya para dai yang kurang memperhatikan perkara akidah. Bahkan sebagian mereka terkadang mengatakan,?¡°Biarkan saja manusia dengan akidah mereka! Kalian tidak perlu menyinggungnya! Yang penting bersatu, jangan suka berpecah-belah! Kita bersatu dalam apa-apa yang kita sepakati dan kita saling memberi toleransi dalam hal-hal yang kita perselisihkan.¡± Demikian kurang lebih isi ungkapan mereka. Padahal tidak ada persatuan dan kekuatan kecuali dengan cara kembali kepada al-Kitab dan as-Sunnah terutama dalam hal-hal akidah yang notabene merupakan pondasi agama. (lihat keterangan Syekh Shalih al-Fauzan?hafizhahullah?dalam?al-Irsyad ila Shahih al-I¡¯tiqad, hal. 7) Tauhid bagaikan asas dan pondasi bagi sebuah bangunan. Ketinggian dan kokohnya sebuah bangunan tergantung pada kekuatan pondasi dan keteguhannya. Amalan-amalan ibarat unsur sebuah bangunan, sedangkan pondasinya adalah iman. Orang yang paham akan fokus untuk memperbaiki pondasi dan menguatkannya sebelum meninggikan bangunan, sedangkan orang yang bodoh bersemangat untuk meninggikan bangunan tanpa memperhatikan pondasinya. Hal itu sebagaimana keadaan orang munafik yang membangun masjid tanpa landasan ikhlas dan ketakwaan. Allah berfirman (yang artinya), ¡°Apakah orang yang menegakkan bangunannya di atas ketakwaan kepada Allah dan untuk mencari keridaan-Nya, itukah yang lebih baik atau orang yang menegakkan bangunannya di atas tepi jurang yang miring sehingga justru menjerumuskan dia ke dalam neraka Jahannam.¡± (QS. at-Taubah: 109) (lihat?Sittu Durar min Ushul Ahlil Atsar, hal. 13) Pilar utama manhaj salafDi antara sekian banyak pokok akidah, ada tiga hal pokok yang menjadi pilar manhaj salaf yaitu; memurnikan ibadah kepada Allah, berpegang teguh dengan?²¹±ô-´³²¹³¾²¹¡¯²¹³ó?serta mendengar dan taat kepada pemerintah muslim yang sah, dan berhati-hati dan waspada dari bidah dan pembela bidah. (lihat?al-Manhaj as-Salafi, Ta¡¯rifuhu wa Simaatuhu wa Da¡¯watuhu al-Ishlahiyyah?oleh Syekh Prof. Dr. Muhammad bin Umar Bazmul?hafizhahullah, hal. 7-8) Syekh Zaid bin Hadi al-Madkhali?rahimahullah?berkata, ¡°Setiap amal yang dipersembahkan oleh orang tanpa dibarengi tauhid atau pelakunya terjerumus dalam syirik, maka hal itu tidak ada harganya dan tidak memiliki nilai sama sekali untuk selamanya. Karena ibadah tidaklah disebut sebagai ibadah [yang benar] tanpa tauhid. Apabila tidak disertai tauhid, maka bagaimanapun seseorang berusaha keras dalam melakukan sesuatu yang tampilannya adalah ibadah seperti bersedekah, memberikan pinjaman, dermawan, suka membantu, berbuat baik kepada orang dan lain sebagainya, padahal dia telah kehilangan tauhid dalam dirinya, maka orang semacam ini termasuk dalam kandungan firman Allah ¡®azza wa jalla (yang artinya), ¡°Kami teliti segala sesuatu yang telah mereka amalkan -di dunia- kemudian Kami jadikan ia laksana debu yang beterbangan.¡± (QS. al-Furqan: 23).¡± (lihat?Abraz al-Fawa¡¯id min al-Arba¡¯ al-Qawa¡¯id, hal. 11) Syekh Zaid bin Hadi al-Madkhali?rahimahullah?berkata, ¡°Patut dimengerti, sesungguhnya tidak ada seorang pun yang meninggalkan ibadah kepada Allah melainkan dia pasti memiliki kecondongan beribadah (menghamba) kepada selain Allah. Mungkin orang itu tidak tampak memuja patung atau berhala. Tidak tampak memuja matahari dan bulan. Akan tetapi, dia menyembah hawa nafsu yang menjajah hatinya sehingga memalingkan dirinya dari beribadah kepada Allah.¡± (lihat?Thariq al-Wushul ila Idhah ats-Tsalatsah al-Ushul, hal. 147) Kunci-kunci persatuanSyekh Shalih al-Fauzan?hafizhahullah?menasihatkan, ¡°Apabila para dai pada hari ini hendak menyatukan umat, menjalin persaudaraan dan kerjasama, sudah semestinya mereka melakukan?ishlah?(perbaikan) dalam hal akidah. Tanpa memperbaiki akidah, tidak mungkin bisa mempersatukan umat. Karena ia akan menggabungkan antara berbagai hal yang saling bertentangan. Meski bagaimana pun cara orang mengusahakannya; dengan diadakannya berbagai?³¾³Ü¡¯³Ù²¹³¾²¹°ù?(pertemuan) atau seminar untuk menyatukan kalimat. Maka itu semua tidak akan membuahkan hasil kecuali dengan memperbaiki akidah, yaitu akidah tauhid¡¡± (lihat?Mazhahir Dha¡¯fil ¡®Aqidah, hal. 16) Syekh Shalih al-Fauzan?hafizhahullah?mengatakan, ¡°Maka wajib atas orang-orang yang mengajak/berdakwah kepada Islam untuk memulai dengan tauhid, sebagaimana hal itu menjadi permulaan dakwah para rasul?¡®alaihimus shalatu was salam. Semua rasul dari yang pertama hingga yang terakhir memulai dakwahnya dengan dakwah tauhid. Karena tauhid adalah asas (pondasi) yang di atasnya ditegakkan agama ini. Apabila tauhid itu terwujud, maka bangunan [agama] akan bisa tegak berdiri di atasnya¡¡± (lihat?at-Tauhid Ya ¡®Ibaadallah, hal. 9) Ibnul Qayyim?rahimahullah?berkata, ¡°¡ Sesungguhnya kebenaran itu hanya satu, yaitu jalan Allah yang lurus, tiada jalan yang mengantarkan kepada-Nya selain jalan itu. Yaitu beribadah kepada Allah tanpa mempersekutukan-Nya dengan apapun, dengan cara menjalankan syariat yang ditetapkan-Nya melalui lisan Rasul-Nya?shallallahu ¡®alaihi wa sallam, bukan dengan [landasan] hawa nafsu maupun bidah-bidah¡¡± (lihat?at-Tafsir al-Qoyyim, hal. 116-117) Allah ta¡¯ala berfirman (yang artinya), ¡°Sesungguhnya yang Kami perintahkan adalah jalan-Ku yang lurus ini. Ikutilah ia dan jangan kalian mengikuti jalan-jalan yang lain, karena hal itu akan mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya.¡± () Imam asy-Syathibi?rahimahullah?berkata, ¡°Shirathal mustaqim?itu adalah jalan Allah yang diserukan oleh beliau [rasul]. Itulah as-Sunnah. Adapun yang dimaksud dengan jalan-jalan yang lain itu adalah jalan orang-orang yang menebarkan perselisihan yang menyimpang dari jalan yang lurus. Dan mereka itulah para pelaku bidah.¡± (lihat?²¹±ô-±õ¡¯³Ù¾±²õ³ó²¹³¾,?1: 76). Baca juga:? *** Penulis:?Ari Wahyudi
?
|
Mubahalah dengan Orang Munafik?
Mubahalah dengan Orang Munafik?
Apa Itu MubahalahApa itu mubahalah? Karena sekarang lagi rame org munafik mengajak mubahalah kaum muslimin yg menolak gubernur kafir, Terima kasih Jawaban: Bismillah was shalatu was salamu ¡®ala Rasulillah, amma ba¡¯du Kata?mubahalah?[arab:?????????] turunan dari kata al-Bahl [arab:????????] yang artinya laknat. Dalam Lisan al-Arab dinyatakan, ???????: ?????? ??????? ???? ??????? ??: ????? ????? ????? ????? ????? ???????? ????????: ???????? ?????????: ???????? Al-Bahl artinya laknat. Kalimat ¡®bahalahullah bahlan¡¯ artinya Allah melaknatnya. Kalimat ¡®baahala al-qoumu ba¡¯dhuhum ba¡¯dha¡¯ artinya saling melaknat satu sama lain. Al-Mubahalah berarti Mula¡¯anah (saling melaknat). (Lisan al-Arab, 11/71) Ar-Raghib al-Asfahani mengatakan, ?????? ????????? ?? ?????? ????????? ???? ???????? ??? ???? ? ?? ??? ?: {????? ?????????? ????????? ????????? ??????? ????? ?????????????} [?? ?????: 61]? ??? ??? ???????? ?????? ????? ?? ????????? ?? ??? ?????? ???? ????? Al-Bahl dan Ibtihal dalam doa, artinya bersungguh-sungguh tanpa batas dalam berdoa. Seperti disebutkan dalam firman Allah, (yang artinya), ¡°Kemudian kita melakukan ibtihal, dan kita tetapkan laknat Allah untuk orang yang berdusta.¡± (QS. Ali Imran: 61). Ulama yang menafsirkan ibtihal dengan laknat karena umumnya orang lepas kontrol ketika itu, disebabkan melakukan laknat. (al-Mufradat fi Gharib al-Quran, hlm. 63). Kesimpulannya, Mubahalah artinya doa dalam bentuk melaknat dengan sungguh-sungguh. Mubahalah dalam al-QuranMubahalah termasuk salah satu metode dakwah yang disebutkan dalam Al-Quran. Metode ini digunakan untuk melawan orang kafir dan orang musyrik yang bersikap sombong, dengan tidak mau menerima kebenaran, tetap kukuh di atas kebatilan dan kesesatan. Padahal telah disampaikan dalil-dalil yang sangat jelas, yang menunjukkan kesesatannya. Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad?Shallallahu ¡®alaihi wa sallam?untuk menantang mubahalah orang-orang nasrani terkait aqidah yang benar tentang Nabi Isa. Karena mereka tidak menerima kebenaran, setelah beliau menjelaskan bahwa Isa bukan anak tuhan. Allah berfirman, ???? ?????? ?????? ????? ??????? ???????? ????? ???????? ??? ??????? ????? ????? ???? ??? ????????? .?????????? ??? ???????? ???? ????? ????? ??????????????? .??????? ???????? ????? ???? ?????? ??? ??????? ???? ????????? ?????? ?????????? ?????? ???????????? ??????????????? ???????????? ????????????? ???????????? ???????????? ????? ?????????? ????????? ????????? ??????? ????? ????????????? Sesungguhnya penciptaan Isa di sisi Allah seperti penciptaan Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: ¡°Jadilah¡± (seorang manusia), maka jadilah dia.?(*)?(Apa yang telah Kami ceritakan itu), itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu.?(*)?Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): ¡°Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.?(QS. Ali Imran: 59 ¨C 61). Sabab Nuzul Ayat Al-Hafidz Ibnu Katsir menyebutkan keterangan dari Ibnu Ishaq dalam sirahnya, bahwa suatu ketika kota Madinah kedatangan tamu orang-orang nasrani dari daerah Najran. Diantara mereka ada 14 orang yang merupakan pemuka dan tokoh agama di Najran. dari 14 orang itu, ada 3 orang yang menjadi tokoh sentral: Aqib, gelarnya Abdul Masih. Dia pemuka kaum, yang memutuskan hasil musyawarah masyarakat. as-Sayid, dia pemimpin rombongan. Nama aslinya al-Aiham. Dan yang ketiga Abul Haritsah bin Alqamah. Dulunya orang arab, kemudian pindah ke Najran dan menjadi uskup di sana. Ketika mereka sampai di Madinah, Nabi?Shallallahu ¡®alaihi wa sallam?sedang melaksanakan shalat asar. Mereka kemudian masuk masjid dan shalat dengan menghadap ke timur. As-Sayid dan Aqib menjadi jubir mereka di hadapan Nabi?Shallallahu ¡®alaihi wa sallam. ¡°Kalian mau masuk islam?¡± tanya Nabi?Shallallahu ¡®alaihi wa sallam. ¡°Kami telah masuk islam sebelum kamu.¡± Jawab mereka. ¡°Dusta, kalian bukan orang islam disebabkan: kalian menganggap Allah punya anak, kalian menyembah salib, dan makan babi.¡± Jawab Nabi?Shallallahu ¡®alaihi wa sallam. ¡°Jika Isa bukan anak Allah, lalu siapa ayahnya?¡± Serombogan orang-orang nasrani itupun serempak mendebat Nabi?Shallallahu ¡®alaihi wa sallam?dengan pertanyaan itu. Nabi?Shallallahu ¡®alaihi wa sallam?dengan tenang menjawab, ¡°Bukankah kalian tahu yang namanya anak, pasti punya kemiripan dengan bapak?¡± ¡°Ya, tentu.¡± Jawab mereka. ¡°Bukankah kalian yakin, Allah yang mewujudkan segala sesuatu, menjaganya dan memberi rizqi mereka?¡± ¡°Ya, kami yakin itu.¡± Jawab mereka. ¡°Apakah Isa punya salah satu dari kemampuan tuhan itu?¡± ¡°Tidak.¡± Jawab mereka. Beliau melajutkan sabdanya, ¡°Allah menciptakan Isa di dalam rahim sesuai yang Dia kehendaki. Tuhan kita tidak butuh makan, minum, dan tidak berhadats.¡± ¡°Ya, benar.¡± Jawab mereka. ¡°Bukankah Isa tumbuh di rahim ibunya sebagaimana para wanita mengalami hamil, kemudian dia melahirkan sebagaimana para wanita melahirkan anaknya?¡± ¡°Lalu bagaimana mungkin kalian meyakini dia anak tuhan?¡± Kemudian mereka terdiam dan Allah menurunkan ayat di atas. (Tafsir Ibnu Katsir, 2/50). Mengapa harus Mengumpulkan KeluargaAllah berfirman, ?????? ?????????? ?????? ???????????? ??????????????? ???????????? ????????????? ???????????? ???????????? ????? ?????????? ????????? ????????? ??????? ????? ????????????? Katakanlah (kepadanya): ¡°Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.?(QS. Ali Imran: 59 ¨C 61). Dalam ayat di atas, Allah mengajarkan bahwa ketika bermubahalah, hendaknya seseorang mengumpulkan keluarganya, anak dan istrinya. Mereka didatangkan di majlis mubahalah, kemudian saling mendoakan laknat bagi siapa yang berdusta. Sa¡¯d bin Abi Waqqash menceritakan, ???? ???? ??? ?????: {?????? ?????????? ?????? ???????????? ???????????????} ??? ???? ???? ??? ???? ???? ???? ????? ?????? ?????? ??????? ????: ?????????? ??????? ??????? Ketika turun ayat ¡®Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu¡¯ Rasulullah?Shallallahu ¡®alaihi wa sallam?memanggil Ali, Fatimah, Hasan, dan Husain. Kemudian beliau bersabda, ¡®Ya Allah, mereka keluargaku.¡¯ (HR. Ahmad 1630, Muslim 6373, dan Turmudzi 2999). Tujuan mengumpulkan keluarga, anak, istri ketika mubahalah, bukan menimpakan dampak buruk Mubahalah kepada mereka. Karena dampak buruk dari laknat ketika Mubahalah, hanya mengenai pelaku. Tujuan mengumpulkan mereka adalah untuk semakin meyakinkan dan menunjukkan keseriusan diantara mereka untuk melakukan mubahalah. Orang Nasrani Tidak Jadi MubahalahHudzaifah menceritakan, Aqib dan as-Sayid menjadi wakil mereka maju menemui Nab?Shallallahu ¡®alaihi wa sallam. Mereka hendak melakukan mubahalah. Tiba-tiba salah satu diantara mereka berpesan, ¡®Jangan mubahalah. Demi Allah, jika benar dia nabi, kemudian dia melaknat kita, selamanya kita tidak akan selamat, juga keturunan kita.¡¯ Kemudian mereka menawarkan kepada Nabi?Shallallahu ¡®alaihi wa sallam, ¡°Kami menerima tantangan kamu. Tunjuk satu orang yang amanah diantara kalian.¡± ¡°Baik, akan saya tunjuk satu orang yang sangat amanah diantara kami.¡± Jawab Nabi?Shallallahu ¡®alaihi wa sallam. Para sahabatpun menjadi terheran. Kemudian Nabi?Shallallahu ¡®alaihi wa sallam?menunjuk, ¡°Majulah wahai Abu Ubaidah bin Jarrah.¡± Ketika beliau berdiri, Nabi?Shallallahu ¡®alaihi wa sallam?bersabda, ????? ??????? ?????? ????????? Dia adalah orang kepercayan umat ini.?(HR. Bukhari 4380). Hasil MubahalahContoh ungkapan Mubahalah, si A dan si B berseteru dalam masalah. Mereka masing-masing mengaku yang benar. Ketika Mubahalah, mereka saling mengatakan, ¡®Demi Allah saya yang benar. Dan saya siap mendapat laknat Allah, jika saya dusta.¡¯ Bagaimana hasilnya? Laknat akan ditimpakan kepada orang yang berdusta diantara mereka. Ibnu Hajar mengatakan, ???? ???? ???????? ?? ?? ???? ???? ?????? ?? ???? ???? ??? ?? ??? ????????? ??? ??? ?? ??? ?? ??? ??? ????? ???? ???????? ??? ??? ????? ??? ????? Berdasarkan pengalaman, orang yang melakukan mubahalah di kalangan pembela kebatilan, tidak bertahan lebh dari setahun sejak hari mubahalah. Itu pernah saya alami sendiri bersama seorang yang memiliki pemikiran menyimpang, dan dia tidak bertahan hidup lebih dari 2 bulan. (Fathul Bari, 8/95) Ibnu Abbas mengomentari orang nasrani Najran, ?????? ?????? ????????? ???????????? ??????? ??????? -??? ???? ???? ????- ?????????? ??? ????????? ?????? ????? ??????? Andai ada orang yang berani bermubahalah dengan Rasulullah?Shallallahu ¡®alaihi wa sallam, tentu mereka semua akan pulang, dan semua harta dan keluarganya akan hilang habis. (HR. Ahmad 2264). Shiddiq Hasan Khan pernah mengatakan, ???? ???????? ?? ??? ????? ? ???? ??? ???? ???? ????? ? ?? ????? ??? ??? ??????? ??? ????? ??? ??? Saya ingin mubahalah dengan sebagian mereka dalam masalah aqidh tentang sifat Allah. Dan orang yang menyimpang tidak bertahan lebih dari dua bulan, hingga dia mati. (Aun al-Bari, 5/334) Kisah Mubahalah dengan Mirza Ghulam AhmadTahukah anda, ternyata Mirza Ghulam Ahmad mati di WC dalam kondisi yang mengenaskan. Mayatnya berbau busuk, hingga semua orang menjauh darinya. Mirza Ghulam Ahmad mati setelah Mubahalah. Syaikh Tsanaullah al-Amaritsari berdebat dengan Ghulam Ahmad. Setelah Ghulam berada di posisi kalah, akhirnya depat dipungkasi dengan Mubahalah. Syaikh mengatakan, ???? ??????? ??? ??? ?????? ????? ???? ??? ?????? ????? Wahai Ghulam Ahmad, siapa diantara kita berada di atas kebatilan, maka Allah akan segera mematikan sebelum orang yang jujur (lawan debatnya) mati. Apa hasil Mubahalah? Pendusta diantara mereka mati lebih dahulu. Ghulam Ahlan mati di WC, terserang penyakit kolera, dan banyak orang menjauh darinya, karena tubuhnya mengeluarkan bau yang sagat tidak sedap. Sementara Syaikh Tsanaullah hidup hingga 40 tahun lagi. ?(al-Qodiyaniyah, Ihsan Ilahi Dzahir, hl. 154) Allahu a¡¯lam. Dijawab oleh: Ustadz Ammi Nur Baits?(Dewan Pembina?Konsultasisyariah.com)
Referensi:?
|
Hukum Donor ASI
Mau tanya ustdz, bagaimana hukum donor ASI dalam Islam. Sukron Jawab: Bismillah was shalatu was salamu ¡®ala Rasulillah, wa ba¡¯du, Islam membolehkan orang tua untuk menyusukan anaknya kepada wanita lain sesuai dengan kesepakatan mereka. Allah berfirman, ?????? ?????????? ???? ?????????????? ????????????? ????? ??????? ?????????? ????? ??????????? ??? ?????????? ?????????????? ¡°Jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan upah menurut yang patut.¡±?(QS. al-Baqarah: 233) Hanya saja, ini akan memberikan konsekuensi adanya hubungan kemahraman, sebagaimana layaknya anak kandung. Dalam hadis dari Ibnu Abbas?radhiyallahu ¡®anhuma, Nabi?shallallahu ¡®alaihi wa sallam?bersabda, ???????? ???? ?????????? ??? ???????? ???? ????????? ¡°Persusuan itu menyebabkan terjadinya hubungan mahram, sama seperti mahram karena nasab.¡±?(HR. Bukhari 2645) Karena itu, megenai hukum donor ASI, bisa kita berikan rincian, Pertama, donor ASI melalui bank ASI Pendapat yang benar, donor ASI melalui bank ASI tidak diperbolehkan. Karena bisa dipastikan akan terjadi ketidak jelasan, siapa pendonor, siapa penerima. Bisa jadi si A telah minum ASI si X, namun keduanya tidak tahu. Padahal secara hukum mereka sudah menjadi mahram.? Sehingga si A tidak boleh menikah dengan semua saudara sepersusuan dengannya, termasuk semua anaknya si X. Tentu saja, ini dampak negatif yang besar bagi masalah ketertiban nasab di masyarakat. Selengkapnya bisa anda pelajari di:? Kedua, donor ASI langsung ke penerima Dibolehkan mendonorkan ASI langsung ke penerima, anak bayi yang membutuhkannya. Bahkan islam membolehkan untuk meminta bayaran kepada ayah si bayi, karena telah berjasa menyusui anaknya. ?????? ?????????? ???? ?????????????? ????????????? ????? ??????? ?????????? ????? ??????????? ??? ?????????? ?????????????? ¡°Jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan upah menurut yang patut.¡±?(QS. al-Baqarah: 233) Apalagi ketika ini digratiskan maka statusnya amal soleh bagi sang ibu yang mendonorkan ASInya. Semoga Allah membalasnya dengan kebaikan. Hanya saja, sang ibu harus meminta izin kepada keluarga si bayi dan minta izin ke suaminya. Imam Ibnu Baz pernah ditanya tentang hukum seorang ibu menyusui anak orang lain tanpa izin suaminya, bolehkah? Jawab beliau, ?????? ??????? ?? ?? ???? ????? ??? ???? ??? ????? ????? ?????? ??? ??? ?? ??? ????? ?????, ??????? ??? ??????? ??? ?? ?? ???? ????? ??? ??????, ??? ??? ??? ????? ?? ?????? ???? ????, ?? ??? ???? ??? ???? ??????? ???? ??? ?????? ???????¡. ??? ??? ?? ??? ???? Selayaknya seorang mukminah tidak menyusui bayi milik orang, kecuali dengan izin ortunya dan suaminya. Karena bisa jadi menyusui anak orang lain bisa membahayakan anaknya sendiri. Yang lebih hati-hati, jangan sampai menyusui anak orang lain, kecuali ada izin. Kecuali jika umumnya, suaminya ridha. Atau ASInya sisa banyak, dan ada kebutuhan mendesak untuk diberikan ke anak tetanggannya. insyaaAllah tidak masalah. Sumber: Allahu a¡¯lam Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits?(Dewan Pembina?Konsultasisyariah.com)
Referensi:?
|
Hukum Shalat Malam, Tata Cara Melakukan Shalat Malam
HUKUM SHALAT MALAM
Mayoritas ulama mengatakan bahwa hukum shalat malam adalah sunnah mu¡¯akkadah (yang sangat) ditekankan berdasarkan al-Qur-an, as-Sunnah dan ijma¡¯ kaum muslimin.[1]
Dari ¡®Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu anhu menuturkan, bahwa Rasulullah Shallallahu ¡®alaihi wa sallam datang kepadanya dan kepada putri beliau, Fathimah, di malam hari, lalu beliau berkata, ¡°Mengapa kalian tidak shalat?¡± Aku (¡®Ali) berkata, ¡°Wahai Rasulullah, jiwa kami ada di tangan Allah, jika Allah berkehendak membangunkan kami (untuk shalat) tentu kami akan bangun.¡± Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam lalu pergi ketika kami mengatakan begitu dan beliau sama sekali tidak membalas kami hingga kemudian aku mendengarnya mengatakan sambil memukul pahanya.
??????? ??????????? ???????? ?????? ???????
¡°¶Ù²¹n manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah.¡± [Al-Kahfi: 54][2].
Dari ¡®´¡¾±²õ²â²¹³ó Radhiyallahu anhuma menuturkan, bahwa Rasulullah Shallallahu ¡®alaihi wa sallam shalat pada suatu malam di masjid lalu orang-orang bermakmum dengannya. Kemudian beliau shalat lagi pada malam berikutnya dan orang-orang yang shalat bersamanya bertambah banyak. Kemudian pada malam ketiga atau keempat orang-orang telah berkumpul, namun Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam tidak keluar untuk shalat bersama mereka. Ketika di pagi hari beliau berkata, ¡°Aku telah mengetahui apa yang kalian lakukan dan aku tidak keluar menemui kalian melainkan karena aku takut shalat ini akan diwajibkan atas kalian.¡± Peristiwa ini terjadi pada bulan Ramadhan.[3]
Berdasarkan kedua hadits ini dan hadits-hadits lainnya al-Bukhari membuat sebuah bab dengan judul ¡°Tahriidhin Nabiy Shallallahu ¡®alaihi wa sallam ¡®ala Qayaamil Laili min Ghairi Iijaab¡± (Dorongan Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam untuk melakukan shalat malam tanpa mewajibkannya.)
Ibnu Hajar berkata, ¡°Ibnu al-Munir mengatakan, judul bab ini mengandung dua hal; dorongan (untuk melakukan shalat malam) dan tidak mewajibkannya.¡±[4]
Komentar saya, Pada mulanya shalat malam diwajibkan lalu hukum itu dihapuskan, (berikut penjelasannya):
Dari Sa¡¯ad bin Hisyam Radhiyallahu anhu, ia bertanya kepada Ummul Mukminin ¡®´¡¾±²õ²â²¹³ó Radhiyallahu anhuma, ¡°Wahai Ummul Mukminin, ceritakanlah kepadaku tentang shalat malam yang dilakukan Rasulullah Shallallahu ¡®alaihi wa sallam?¡± ¡®´¡¾±²õ²â²¹³ó Radhiyallahu anhuma berkata, ¡°Bukankah kamu telah membaca ayat ini,
??????????? ?????????????
¡®Wahai orang yang berselimut?¡®¡±
Aku menjawab, ¡°Ya.¡± ¡®´¡¾±²õ²â²¹³ó berkata, ¡°Sesungguhnya Allah telah mewajibkan shalat malam di awal surat ini, lalu Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam dan para Sahabatnya melakukannya selama setahun hingga telapak kaki mereka pecah-pecah. Akhir surat ini Allah tahan di atas langit selama dua belas bulan, lalu barulah Allah menurunkan keringanan di akhir surat ini, maka jadilah shalat malam tersebut shalat yang sunnah, untuk melengkapi shalat-shalat yang wajib.¡±[5]
Ibnu ¡®Abbas Radhiyallahu anhuma menafsirkan firman Allah, (???? ???????? ?????? ???????? ) ¡°Bangunlah untuk shalat di malam hari kecuali sedikit daripadanya¡± dengan mengatakan, ¡°Allah memerintahkan Nabi-Nya dan kaum mukmin untuk melakukan shalat di malam hari kecuali sedikit daripadanya, lalu hal itu membuat berat mereka sehingga Allah meringankannya dan mengasihani mereka dengan menurunkan ayat,
?????? ??? ????????? ??????? ????????
¡°Allah tahu bahwa di antara kalian ada orang-orang yang sedang sakit.¡±
Dengan turunnya ayat ini Allah telah membuat mereka merasa lapang dan tidak sempit. Masa di antara turunnya dua ayat itu adalah setahun, yakni antara ayat,
??????????? ?????????????? ????? ????????
¡°Wahai orang yang berselimut, bangunlah untuk melakukan shalat di malam hari.¡±
Dan ayat
??????????? ??? ????????? ??????
¡°Bacalah apa yang mudah bagimu¡± [6]hingga akhir surat.
Dalil-Dalil Lain yang Menunjukkan Bahwa Shalat Malam Adalah Sunnah.
Dari Ummu Salamah Radhiyallahu anhuma, ia menceritakan, bahwa Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam bangun pada suatu malam lalu beliau berkata:
????????? ????? ?????? ???????? ??????????? ???? ???????????? ?????? ???????? ???? ?????????????? ???? ???????? ????????? ????????????? ??? ????? ????????? ??? ?????????? ????????? ??? ??????????.
¡°Subhanallah, ujian apa yang Allah turunkan malam ini dan simpanan apa yang Dia turunkan bagi orang yang membangunkan wanita-wanita yang tengah tidur di kamarnya. Wahai kaum, banyak wanita-wanita yang berpakaian di dunia tetapi telanjang di akhirat.¡°[7]
Ibnu Hajar rahimahullah berkata: ¡°Tidak wajibnya melakukan shalat malam, diambil dari sikap Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam yang tidak mewajibkan para wanita tersebut melakukannya.¡±[8]
Dari Abu Umamah Radhiyallahu anhu ia menuturkan, bahwa Rasulullah Shallallahu ¡®alaihi wa sallam bersabda:
?????????? ????????? ?????????? ????????? ?????? ?????????????? ??????????? ?????? ???????? ????? ?????????? ????????????? ??????????????? ????????? ???? ?????????.
¡°Lakukanlah shalat malam oleh kalian, karena hal itu merupakan kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian. Ia pun dapat mendekatkan kalian kepada Rabb kalian, menghapus segala kesalahan dan mencegah dari perbuatan dosa.¡±[9]
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu ia meriwayatkan sebuah hadits dari Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam, yang di antara sabdanya adalah:
???????????? ??????????? ?????????????? ?????? ???? ??????????? ????? ??????? ?????? ?????????? ?????? ??????????? ?????????? ??????? ???? ???????? ??????? ????????? ???????? ???????? ???????? ??? ????? ???????? ???????? ???? ??????????? ???????? ?????? ??? ????????? ???????? ??????? ???????? ????? ??????.
¡°Pelajarilah oleh kalian al-Qur-an dan bacalah, walaupun kalian tidak melakukan shalat malam dengan bacaan al-Qur-an itu, karena sesungguhnya perumpamaan orang yang mempelajari al-Qur-an lalu membacanya dan melakukan shalat malam dengan bacaan al-Qur-an itu, seperti kantung yang berisi minyak misik dan semerbaknya menyebar ke seluruh tempat. Sedangkan perumpamaan orang yang mempelajari al-Qur-an dan ia tidur (tidak bangun untuk melakukan shalat malam) sedang al-Qur-an itu ada dihafalannya, seperti kantung yang ditutup dengan minyak misik.¡±[10]
Seorang laki-laki berkata kepada Ibnu ¡®Umar Radhiyallahu anhuma, ¡°Sesungguhnya aku ingin melakukan shalat Tahajjud karena Allah, tapi aku tidak mampu karena lemah.¡± Ibnu ¡®Umar Radhiyallahu anhuma berkata, ¡°Wahai anak saudaraku, tidurlah semampumu dan bertakwalah kepada Allah semampumu pula.¡±[11]
Sufyan rahimahullah berkata, ¡°Seburuk-buruk keadaan seorang mukmin adalah saat ia tidur dan sebaik-baik keadaan orang yang jahat adalah saat ia tidur. Karena seorang mukmin bila ia terbangun ia selalu dalam keadaan taat kepada Allah dan itu lebih baik daripada ia tidur. Sedangkan orang yang jahat bila ia terbangun ia selalu dalam keadaan bermaksiat kepada Allah, maka tidurnya lebih baik daripada terjaganya.¡±[12]
TATA CARA MELAKUKAN SHALAT MALAM
Tidak ada tata cara khusus dari Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam tentang cara melakukan shalat malam, tetapi tata cara yang ada adalah beragam, sehingga seorang muslim boleh melakukan cara yang mana saja.
Ibnul Qayyim rahimahullah dalam bukunya Zaadul Ma¡¯aad[13]? membuat pasal dengan judul: ¡°Pasal tentang tuntunan Rasulullah Shallallahu ¡®alaihi wa sallam dalam melakukan shalat malam¡± Di sini ia menyebutkan tata cara yang banyak tentang shalat malam yang bersumber dari Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam. Antara lain adalah:
Pertama:? Cara yang dikemukakan Ibnu ¡®Abbas Radhiyallahu anhuma bahwa Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam bangun pada malam hari lalu melakukan shalat dua raka¡¯at dengan memperlama berdiri, ruku¡¯ dan sujud. Kemudian beliau pergi lalu tidur hingga meniup-niup[14]. Kemudian beliau melakukan itu sebanyak tiga kali dengan enam raka¡¯at. Pada tiap kalinya beliau bersiwak dan berwudhu¡¯ dan beliau membaca,
????? ??? ?????? ????????????? ??????????? ???????????? ???????? ???????????? ???????? ???????? ????????????
(hingga akhir surat). Kemudian beliau melakukan shalat Witir tiga raka¡¯at, lalu muadzin adzan dan beliau keluar untuk melakukan shalat Shubuh¡ (dan seterusnya hingga akhir hadits).[15]
Kedua:? Cara yang disampaikan ¡®´¡¾±²õ²â²¹³ó Radhiyallahu anhuma, yaitu Rasulullah Shallallahu ¡®alaihi wa sallam memulai shalatnya dengan mengerjakan dua raka¡¯at yang pendek, lalu beliau menyempurnakan rutinitasnya melakukan shalat sebanyak sebelas raka¡¯at. Pada tiap dua raka¡¯at beliau salam dan melakukan witir satu raka¡¯at.
Ketiga:? Tiga belas raka¡¯at seperti cara yang kedua.
Keempat:? Rasulullah Shallallahu ¡®alaihi wa sallam melakukan shalat malam sebanyak delapan raka¡¯at dengan salam pada tiap-tiap dua raka¡¯at, lalu shalat Witir sebanyak lima raka¡¯at sekaligus, tanpa duduk kecuali pada raka¡¯at akhir.[16]
Kelima:? Rasulullah Shallallahu ¡®alaihi wa sallam shalat sebanyak sembilan raka¡¯at dengan melakukannya secara bersambung pada delapan raka¡¯at tanpa duduk kecuali pada raka¡¯at yang kedelapan, di mana di akhir raka¡¯at ini beliau duduk untuk berdzikir kepada Allah, memuji-Nya dan berdo¡¯a kepada-Nya, lalu beliau bangun tanpa salam dan meneruskan raka¡¯at yang kesembilan, lalu setelah itu duduk, membaca tasyahud dan salam. Se-telah salam beliau shalat lagi dua raka¡¯at dengan duduk.[17]
Keenam:? Rasulullah Shallallahu ¡®alaihi wa sallam shalat tujuh raka¡¯at seperti cara melakukan sembilan raka¡¯at sebelumnya, (yaitu enam raka¡¯at dilakukan secara bersambung tanpa duduk kecuali pada raka¡¯at akhir, di mana beliau duduk untuk berdzikir, memuji Allah dan berdo¡¯a kepada-Nya dan setelah itu bangun tanpa salam untuk melakukan raka¡¯at yang ketujuh dan setelah itu baru beliau salam), lalu setelah salam beliau shalat dua raka¡¯at dengan duduk.
Ketujuh:? Rasulullah Shallallahu ¡®alaihi wa sallam shalat dua raka¡¯at-dua raka¡¯at lalu beliau shalat Witir tiga raka¡¯at tanpa dipisahkan di antara tiga raka¡¯at itu dengan salam (salam setelah tiga raka¡¯at). Imam Ahmad meriwayatkan dari ¡®´¡¾±²õ²â²¹³ó Radhiyallahu anhuma, bahwa Rasulullah Shallallahu ¡®alaihi wa sallam shalat Witir tiga raka¡¯at tanpa dipisah-kan di antara raka¡¯at-raka¡¯at itu.[18]
Muhammad bin Nashr al-Marwazi rahimahullah berkata: ¡°Cara yang kami pilih bagi orang yang melakukan shalat malam adalah, melakukannya dua raka¡¯at-dua raka¡¯at, dengan salam pada tiap-tiap dua raka¡¯at itu, dan terakhir ditutup dengan satu raka¡¯at, berdasarkan hadits-hadits ini.¡± Perkataannya, ¡°Ini pendapat kami¡± merupakan pilihan dan bukan sebuah kewajiban. Sebab telah diri-wayatkan dari Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam bahwa beliau shalat lima raka¡¯at tanpa salam kecuali di akhirnya. Dengan demikian, maka sabda Nabi yang berbunyi, ¡°Shalat itu dilakukan dua raka¡¯at-dua raka¡¯at,¡± adalah sebuah pilihan. Sedangkan bagi yang menginginkan melakukannya tiga raka¡¯at, atau lima raka¡¯at, atau tujuh raka¡¯at, atau sembilan raka¡¯at tanpa salam kecuali di akhirnya, maka hal itu boleh, tetapi yang baik adalah, salam pada tiap dua raka¡¯at dan witir satu raka¡¯at.[19]
Berdiri Dengan Lama:
Di antara tuntunan Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam adalah bahwa beliau memperlama berdiri dalam shalat.
Dari Ibnu Mas¡¯ud Radhiyallahu anhu, ia berkata, ¡°Aku shalat bersama Rasulullah Shallallahu ¡®alaihi wa sallam lalu beliau memperlama berdirinya hingga aku ingin berbuat buruk.¡± Ia ditanya, ¡°Apa yang kamu akan lakukan?¡± Ia mengatakan, ¡°Aku ingin saja duduk dan meninggalkan Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam.¡±[20]
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata, ¡°Hadits ini menunjukkan bahwa Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam memilih memperlama berdiri dalam melakukan shalat malam, dan Ibnu Mas¡¯ud adalah seorang yang kuat yang selalu mengikuti Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam. Ia tidak ingin duduk, kecuali setelah Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam berdiri lama sekali yang tidak biasanya beliau dilakukan.¡±[21]
Berdiri dan Duduk Dalam Shalat
Ibnul Qayyim mengemukakan, bahwa shalat malam yang dilakukan Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam memiliki tiga cara:[22]
1. Shalat dengan berdiri dan ini yang paling sering beliau lakukan.
2. Shalat dalam keadaan duduk dan ruku¡¯ dalam keadaan duduk pula.
3. Rasulullah Shallallahu ¡®alaihi wa sallam membaca surat dalam keadaan duduk dan bila bacaannya tinggal sedikit beliau bangun lalu ruku¡¯ dalam keadaan berdiri.
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, ¡°Ketiga cara itu bersumber secara shahih dari Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam.¡±[23]
[Disalin dari kitab ¡°Kaanuu Qaliilan minal Laili maa Yahja¡¯uun¡± karya Muhammad bin Su¡¯ud al-¡®Uraifi diberi pengantar oleh Syaikh ¡®Abdullah al-Jibrin, Edisi Indonesia Panduan Lengkap Shalat Tahajjud, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir] _______
Footnote
[1] Lihat Haasyiyatur Raudhil Murbi¡¯, (II/220). [2] HR. Al-Bukhari dalam kitab at-Tahajjud bab Tahriidhin Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam ¡®ala Shalaatil Laili min Ghairi Iijaab, (hadits no. 1127) dan Muslim dalam kitab Shalaatil Musaafiriin bab Maa Ruwiya fii man Naamal Laila Ajma¡¯a hatta Ashbaha, (hadits no. 775). [3] HR. Al-Bukhari dalam kitab al-Aadzaan bab Shalaatil Lail (hadits no. 731) dan Muslim dalam kitab Shalaatil Musaafiriin, bab Istihbaabi Shalaatin Naafilah fii Baitihi wa Jawaa-ziha fil Masjid (hadits no. 781). [4] Fat-hul Baarii (III/14). [5] HR. Muslim dalam Shahiihnya dalam kitab Shalaatul Musaafiriin bab Jaami¡¯i Shalaatil Laili wa Man Naama ¡®anhu aw Maridha (hadits no. 746). [6] Tafsiir ath-Thabari (XIV/125). [7] HR. Al-Bukhari dalam kitab at-Tahajjud bab Tahriidhin Nabiy Shalalllahu ¡®alaihi wa sallam ¡®ala Shalaatil Laili wan Nawaafil min Ghairi Iijaab (hadits no. 1126). [8] Fat-hul Baarii (III/14). [9] HR. At-Tirmidzi dalam kitab Da¡¯awaat, bab Du¡¯aa¡¯-un Nabiy (hadits no. 3549). Setelah menyebutkan hadits Bilal, at-Tirmidzi berkata: ¡°Hadits ini lebih shahih dari hadits Abu Idris yang periwayatannya bersumber dari Bilal.¡± Hadits ini juga dikeluarkan oleh al-Hakim dalam al-Mustadrak, (I/308) dan ia berkomentar, ¡°Hadits ini shahih sesuai kriteria keshahihan yang ditetapkan al-Bukhari.¡± Penilaiannya disepakati oleh adz-Dzahabi. Hadits ini juga dikeluarkan oleh al-Baihaqi, (II/502). Sedangkan al-Albani dalam Irwaa-ul Ghaliil, (II/199) ia menilainya hasan. [10] HR. At-Tirmidzi dalam kitab Fadhaa-ilil Qur-aan, bab Fadhiilati Suuratil Baqarah, (hadits no. 2876) dengan komen-tarnya, ¡°Hadits ini hasan.¡± Juga dikeluarkan oleh Ibnu Majah dalam kitab Muqaddimah, bab Fadhli man Ta¡¯allamal Qur-aan wa ¡®Allamah (hadits no. 205). [11] Mukhtashar Qiyamil Lail (hal. 26). [12] Mukhtashar Qiyamil Lail (hal. 26). [13] Zaadul Ma¡¯aad oleh Ibnul Qayyim, (I/329). [14] Di antara salah satu bentuk sunnah menjelang tidur, lihat rincian tata caranya pada buku-buku fiqih.-Ed. [15] HR. Muslim (hadits no. 763). [16] Cara ini diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab Shalaatul Musaafiriin wa Qashriha, bab Shalaatil Laili wa ¡®Adadu Raka¡¯aatin Nabiy Shallallahu ¡®alaihi wa sallam (hadits no. 738). [17] Cara ini diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab Shalaatil Musaafiriin, bab Jaami¡¯i Shalaatil Laili wa man Naama ¡®anhu aw Maridha (hadits no. 746). [18] HR. Ahmad dalam Musnadnya (hadits no. 24697). [19] Lihat Mukhtashar Qiyaamil Lail, (hal. 127). [20] HR. Al-Bukhari dalam kitab at-Tahajjud, bab Thuulil Qiyaam fii Shalaatil Lail, (hadits no. 1135) dan Muslim dalam kitab Shalaatil Musaafiriin, bab Istihbaabu Tathwiilil Qiraa-ah fii Shalaatil Lail (hadits no. 773). [21] Fat-hul Baarii (III/19). [22] Zaadul Ma¡¯aad Fii Hadyi Khairil ¡®Ibaad oleh Ibnul Qayyim, (I/331). [23] Komentar saya: Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pembaca yang budiman: (a). Pahala shalat dengan duduk adalah setengah pahala shalat dengan berdiri, berdasarkan hadits ¡®Imran bin Hushain Radhiyallahu anhu bahwa ia berkata, ¡°Aku bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ¡®alaihi wa sallam tentang orang yang shalat dengan duduk?¡± Beliau menjelaskan,
???? ?????? ???????? ?????? ????????? ?????? ?????? ???????? ?????? ?????? ?????? ??????????? ?????? ?????? ???????? ?????? ?????? ?????? ??????????.
¡°Bila ia shalat dengan berdiri maka itu lebih baik, dan barangsiapa yang shalat dengan duduk maka baginya setengah pahala orang yang shalat dengan berdiri, dan barangsiapa yang shalat dengan posisi tidur maka baginya setengah pahala orang yang shalat dengan duduk.¡± [HR. Al-Bukhari, no. 1115].
(b). Apabila sesuatu yang menghalanginya untuk shalat berdiri adalah karena lemah, atau sakit, atau uzur yang lain, maka pahala shalatnya dengan duduk sama dengan pahala shalatnya dengan berdiri. Rasulullah Shallallahu ¡®alaihi wa sallam bersabda:
????? ?????? ????????? ???? ??????? ?????? ???? ?????? ??? ????? ???????? ????????? ?????????.
¡°Bila seorang hamba sakit atau melakukan perjalanan, maka ditulis baginya pahala seperti ia dalam keadaan menetap dan sehat.¡± [HR. Al-Bukhari, no. 2774]
(c). Di antara keistimewaan yang dimiliki Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam adalah, bahwa pahala yang beliau peroleh dengan shalat duduk adalah sama dengan pahala beliau shalat berdiri. ¡®Abdullah bin ¡®Amr berkata, ¡°Diceritakan kepadaku, bahwa Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam bersabda:
??????? ????????? ???????? ?????? ??????????.
¡®Shalat seseorang dalam keadaan duduk adalah setengah pahala shalatnya dalam keadaan berdiri.¡¯
Lalu aku mendatangi Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam dan aku dapati beliau tengah shalat dengan duduk, lalu aku letakkan tanganku di atas kepalanya, lalu Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam berkata, ¡®Ada apa dengan dirimu wahai ¡®Abdullah bin ¡®Amr?¡¯ Aku berkata, ¡®Telah disampaikan padaku bahwa engkau bersabda, ¡®Shalat seseorang dalam keadaan duduk adalah setengah pahala shalatnya dalam keadaan berdiri.¡¯ Dan kini engkau shalat dengan duduk.¡¯ Nabi berkata,
??????? ??????????? ?????? ???????? ????????.
¡®Betul, tapi aku tidak sama dengan kalian.¡¯¡± [HR. Muslim, no. 735]
Referensi : ?
|
RINGKASAN FIQIH ISLAM BAB TAUHID DAN IMAN
RINGKASAN FIQIH ISLAM BAB TAUHID DAN IMAN
Hakekat dan inti tauhid adalah agar manusia memandang bahwa semua perkara berasal dari Allah Subhanahu wa °Õ²¹¡¯²¹±ô²¹, dan? pandangan ini membuatnya tidak menoleh kepada selainNya Subhanahu wa °Õ²¹¡¯²¹±ô²¹ tanpa sebab atau perantara. Seseorang? melihat yang baik dan buruk, yang berguna dan yang berbahaya dan semisalnya, semuanya? berasal dariNya Subhanahu wa °Õ²¹¡¯²¹±ô²¹. Seseorang menyembahNya dengan ibadah yang mengesakanNya dengan ibadah itu dan tidak menyembah kepada yang lain.
Buah hakekat iman adalah seseorang hanya boleh tawakkal? kepada Allah Subhanahu wa °Õ²¹¡¯²¹±ô²¹ semata, tidak memohon kepada makhluk serta tidak memperdulikan celaan mereka. Ia ridha kepada Allah Subhanahu wa °Õ²¹¡¯²¹±ô²¹, mencintaiNya dan tunduk kepada hukumNya.
Baca selengkapnya Ringkasan Fiqih Islam Bab Tauhid dan Iman
? Video Pendek :: Wajib Mendakwahkan Dakwah Tauhid ::
:: Wajib Bersungguh-Sungguh Mendakwahkan Dakwah Tauhid dan Jangan Merasa Aman dari Adzab Allah ::
:: Menuntut Ilmu Syar'i adalah Kunci Kebahagiaan Dunia dan Akhirat ::
Tolong dibaca dan dengarkan sampai selesai, dan silahkan dishare. Mudah-mudahan bermanfaat dan mudah-mudahan Allah Ta¡¯aala memberikan Hidayah Taufiq kepada kaum muslimin untuk memahami Agama yang benar dan beramal dengan Ikhlas karena Allah dan Ittiba¡¯ kepada Rasulullah Shollallahu ¡®alaihi wa sallam. Jazaakumullahu khairan.
|
Makan dengan Tangan Kiri itu Haram?
Makan dengan Tangan Kiri itu Haram?
Tanya tadz, apa hukum makan dengan tangan kiri? Apakah sampai haram? Terima kasih
Jawab: Bismillah was shalatu was salamu ¡®ala Rasulillah, wa ba¡¯du, Ada kebiasaan unik di masyarakat kita. Kita sering melihat, para orang tua mengajari anaknya untuk melakukan yang paling ideal sesuai aturan syariat. Ketika makan dengan tangan kiri, mereka diingatkan. Ketika makan sambil berlari, mereka diingatkan. Memegang rokok, dilarang. Ketika TPA, mereka berbusana muslimah, meskipun yang mengantar berbusana ¡®tidak muslimah¡¯, padahal ibunya agamanya islam. dst. Kita ajari anak kita untuk selalu sesuai syariat, sementara orang tuanya terkadang merasa longgar untuk melanggar syariat. Padahal anak yang belum baligh tidak berdosa. Hukum Makan dengan Tangan KiriTerdapat banyak hadis yang menunjukkan larangan makan dengan tangan kiri, Pertama, Ada perintah dari Nabi?shallallahu ¡®alaihi wa sallam Dari Umar bin Abi Salamah?radhiyallahu ¡®anhuma, ketika beliau masih kecil pernah makan dengan kedua tangannya ¨C kanan-kiri. Kemudian diperingatkan oleh Nabi?shallallahu ¡®alaihi wa sallam, ??? ??????? ????? ??????? ? ?????? ??????????? ?????? ?????? ??????? ¡°Wahai anakku, sebutlah nama Allah, dan makanlah dengan tangan kananmu, serta makanlah yang ada di hadapanmu.¡±?(HR. Bukhari 5376 & Muslim 2022) Kedua, meniru cara makannya setan Menyerupai setan hukumnya dilarang. Karena setan itu musuh, bukan kawan. Sehingga jangan diikuti. Dan meniru kebiasaan setan termasuk mengikuti langkah setan. Dari Ibnu Umar?radhiyallahu ¡®anhuma, Nabi?shallallahu ¡®alaihi wa sallam?bersabda, ????? ?????? ?????????? ???????????? ??????????? ??????? ?????? ???????????? ??????????? ??????? ???????????? ???????? ??????????? ?????????? ??????????? Apabila kalian makan, maka hendaknya makan dengan tangan kanannya. Jika minum maka hendaknya juga minum dengan tangan kanannya, karena setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya.¡±?(HR. Muslim 2020, Abu Daud 3778 dan yang lainnya). As-Shan¡¯ani menjelaskan hadis Umar bin Abi Salamah, ??? ?????? ???? ??? ???? ????? ??????? ????? ?? ???? ?????? ?????? ??? ??? ???? ???? ???? ???? ??? ??????? ???? ?????? ????? ?????? ???? ??????? ???? ??? ??????? Dalam hadis di atas terdapat dalil wajibnya makan dengan tangan kanan, karena ada perintah untuk melakukannya. Hal ini diperkuat lagi, dimana Nabi?shallallahu ¡®alaihi wa sallam?menyebutkan bahwa setan makan dengan tangan kiri dan minum dengan tangan kiri. Sementara perbuatan setan, haram untuk dilakukan manusia. (Subulus Salam, 3/159) Ketiga, didoakan keburukan oleh Nabi?shallallahu ¡®alaihi wa sallam Salamah bin al-Akwa¡¯ bercerita, Ada seseorang laki makan di samping Rasulullah?shallallahu ¡®alaihi wa sallam?dengan tangan kirinya. Lalu Rasulullah bersabda, ???? ??????????? ¡°Makanlah dengan tangan kananmu!¡± Dia malah menjawab, ¡®Aku tidak bisa.¡¯ ????? ? ??? ??????????? ?. ??? ???????? ?????? ?????????. ????? ????? ????????? ????? ????? Beliau bersabda, ¡®Benar kamu tidak bisa?¡¯ -dia menolaknya karena sombong-. Setelah itu tangannya tidak bisa diangkat sampai ke mulutnya.¡± (HR. Muslim 2021) Ada 2 peringatan yang disampaikan Nabi?shallallahu ¡®alaihi wa sallam?dalam hadis di atas, [1] Perintah untuk ?makan dengan tangan kanan [2] Doa buruk karena dia tidak segara melaksanakan perintah dengan alasan tidak bisa. As-Shan¡¯ani mengatakan, ??? ???? ??? ???? ???? ???? ??? ??? ?? ??? ?????? ???? ??? ?????? ?????? ??? ????? ???? ??? ????? ?? ?????? ???? ??????? ??? Dan Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wa sallam tidak mungkin mendoakan keburukan kecuali untuk orang yang meninggalkan kewajiban. Jika doa itu karena alasan orang itu bersikap sombong, memang ada kemungkinan demikian. Dan tidak jauh jika kita pahami bahwa doa itu karena kedua alasan tersebut. (Subulus Salam, 3/159). Mulai biasakan makan dengan tangan kanan, dan tinggalkan makan dengan tangan kiri¡ Allahu a¡¯lam Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits?(Dewan Pembina?Konsultasisyariah.com)
Referensi:?
|
Biografi Imam Al-Qurthubi
Biografi Imam Al-Qurthubi
Seorang penuntut ilmu yang menggeluti bidang tafsir pasti tidak asing dengan kitab berjudul,?¡°Al-Jaami Li Ahkam Al-Qur¡¯an¡±, sebuah kitab tafsir fenomenal yang sering disebut para ulama dan dijadikan referensi di dalam karya-karya mereka. pernah mengatakan, ???????? ????? ????? ????? ????? ????? ??????? ??? ???????? ?????? ??????????? ¡°Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wasallam memerintahkan kami untuk menempatkan orang sesuai dengan kedudukan mereka.¡±?(Diriwayatkan oleh Abu Ya¡¯la dalam?Musnad-nya, 8: 246; Abu Nu¡¯aim dalam?Hilyatul Auliya¡¯,?4: 379; dan??dalam?´¡²õ²â-³§²â³Ü¡¯²¹²ú,?7: 462) Sungguh aib bagi seseorang yang mengetahui judul sebuah kitab namun tidak mengetahui perihal penulis dan pengarangnya. Oleh karena itu, izinkan kami dalam artikel kali ini untuk berbagi pengetahuan mengenai kisah hidup dan perjalanan hidup penulis dari kitab?¡°Al-Jaami Li Ahkam Al-Qur¡¯an¡±,?salah seorang imam besar tafsir yang pendapatnya menjadi acuan dan rujukan ulama¡¯ di berbagai bidang. Nama beliau adalah Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abi Bakr bin Farh Al-Anshari Al-Khazraji Al-Andalusi Al-Qurthubi, seorang ahli tafsir terkemuka dari belahan bumi Eropa, tepatnya dari semenanjung Iberia, yang saat ini terletak di negeri Spanyol dan Portugal. Tidak ada yg menyebutkan secara pasti kapan beliau dilahirkan, akan tetapi?muhaqqiq?kitab?¡°At-Tidzkar fi Afdal Al-Adzkar lil Qurthubi¡±,?Basyir Uyun, memperkirakan bahwa beliau lahir sekitar akhir abad ke-6 atau awal abad ke-7 Hijriah. Masa kecil dan pendidikan beliauBeliau?rahimahullah?lahir dan besar di Cordoba, Andalusia, pada masa kepemimpinan dinasti Al-Muwahhidun. Beliau menetap di Andalusia hingga mendapati runtuhnya Andalusia yang jatuh ke tangan bangsa Franka pada tahun 633 Hijriah. Lalu beliau meninggalkan tanah kelahirannya tersebut dan berpindah ke Mesir dan menetap di sana. Pada saat itu, Mesir menjadi pusat keilmuan Islam, sehingga beliau dimungkinkan untuk menimba ilmu dan belajar dari ulama-ulama besar di sana hingga wafat. Di dalam kitab?Nafhu At-Thayyib?disebutkan, ¡°¶Ù²¹n telah masyhur diketahui bahwa Andalusia, khususnya Cordoba, adalah kiblat, pusat peradaban, tempat berdiamnya dan tinggalnya orang-orang yang memiliki keutamaan dan ketakwaan, tanah air bagi orang-orang berilmu dan bijaksana, jantung wilayah, sumber mata air ilmu pengetahuan yang memancar, dan dari ufuknya muncul bintang-bintang yang menerangi bumi, yaitu tokoh-tokoh di zamannya, para ksatria syair dan prosa. Dan di sanalah karya-karya besar diciptakan, dan berbagai karya dalam berbagai bidang ilmu disusun. Telah masyhur pula bahwa Andalusia adalah negeri yang paling banyak memiliki buku, dan penduduknya adalah orang-orang yang paling peduli dengan perpustakaan, dan merupakan pusat perbelanjaan kitab yang paling laris. Sampai-sampai dikatakan, ¡°Jika ada seorang ilmuwan meninggal di Seville dan buku-bukunya ingin dijual, maka buku-buku itu dibawa ke Cordoba untuk dijual di sana.¡± Sejak kecil, Imam Al-Qurthubi sangat mencintai ilmu agama dan bahasa Arab. Di C¨®rdoba beliau belajar bahasa Arab, syair, serta Al-Qur¡¯an. Ia memperoleh wawasan luas dalam bidang ilmu fikih, ilmu nahwu, dan ilmu?±ç¾±°ù²¹¡¯²¹³Ù?dari para ulama terkenal di zamannya. Setelah ayahnya wafat pada tahun 627 H, ia hidup mandiri dan pernah bekerja sebagai pengangkut batu bata untuk pembuatan tembikar, salah satu industri tradisional di C¨®rdoba saat itu. Perangai dan akhlak beliauSederhanaImam Al-Qurthubi?rahimahullah?dikenal sebagai sosok yang zuhud dan?·É²¹°ù²¹¡¯.?Para sejarawan banyak memuji dan menyanjungnya karena sikap beliau yang menjauhi dunia dan hanya fokus pada kehidupan akhirat. Ibnu Farhun berkata,?¡°Ia termasuk hamba Allah yang saleh, ulama yang bertakwa, serta menjauhi kesenangan dunia dan sibuk dengan urusan akhirat.¡±?(Ad-Diibaj Al-Madzhab,?hal. 671) Dalam kitab-kitabnya, beliau sering memberikan kritik terhadap penyimpangan moral, ketidakadilan, dan jauhnya masyarakat dari norma agama pada zamannya. Bukti kezuhudan beliau juga terlihat dalam karyanya seperti?¡°Manhaj Al-Ubbad wa Mahajjah As-Saalikin Az-Zuhhad¡±?dan?¡°At-Tadzkirah bi Ahwal Al-Mauta wa Umuur Al-Aakhirah.¡± Imam Al-Qurthubi tidak hidup dalam kemewahan. Ia memakai pakaian sederhana dan tidak berlebihan dalam berpenampilan, yang artinya menunjukkan bahwa ia tidak tergoda oleh kekayaan dunia. Berani dan teguh di atas kebenaranImam Al-Qurthubi adalah sosok yang pemberani, beliau tidak takut menyampaikan kebenaran, memberikan nasihat kepada penguasa di zamannya yang menyimpang dari jalan yang lurus; baik itu melakukan kezaliman, menerima suap, ataupun lebih mengutamakan non-muslim dalam pemerintahan. Dalam kitabnya,?At-Tadzkirah,?beliau menulis, ??? ?? ?????? ???? ?????? ??? ?????? ??? ????? ??????? ??? ?????? ??? ??????? ?? ?????? ?????? ???????? ???? ???? ???? ??????? ???? ????? ?????? ????? ????? ?? ???? ????? ??? ???? ????? ??????? ??? ????? ???????? ??? ????? ???????? ????? ???????? ????? ((?????? ???? ???????? ????? ???????? ??????? ??????????? ???? ?????????????)). ¡°Inilah zaman di mana kebatilan mengalahkan kebenaran, budak menguasai orang merdeka, hukum dijual,?dan para penguasa rida dengan hal itu dari mereka, maka hukum menjadi sama dengan pungutan liar, dan kebenaran diputarbalikkan sehingga tidak tercapai hukum yang benar. Para penegak hukum pun tidak berdaya karena hal tersebut. Mereka mengganti agama Allah serta mengubah hukum Allah, mereka gemar mendengar kebohongan dan memakan yang haram. Kemudian beliau membacakan firman Allah (yang artinya), ¡°Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.¡± (QS. Al-Maidah: 44).¡± Disiplin dan tekun dalam menuntut ilmuImam Al-Qurthubi menghabiskan seluruh hidupnya untuk belajar, mengajar, dan menulis tanpa mengenal lelah. Para sejarawan menggambarkannya sebagai orang yang waktunya diisi dengan ibadah, penelitian, dan menulis karya ilmiah. Beliau sangat gemar membaca dan mengumpulkan buku. Beliau banyak mengutip dari kitab-kitab ulama besar seperti Ibnu?¡¯´¡²ú»åi Al-Barr dan Ibn Al-¡¯Arabi. Jujur dan amanah dalam keilmuanBeliau dikenal sangat jujur dalam keilmuan. Beliau selalu menulis dan mencantumkan sumber pendapat yang ia ambil dan menyebut nama pemilik aslinya. Beliau menyampaikan di dalam kitab tafsirnya, ????? ?? ??? ?????? ????? ??????? ??? ???????? ????????? ??? ???????? ???? ????: ?? ???? ????? ?? ???? ??? ????? ¡°¶Ù²¹n syaratku dalam kitab ini, aku berusaha menisbatkan dan menyandarkan setiap pendapat kepada pemiliknya dan setiap hadis kepada perawinya, karena pernah dikatakan bahwa salah satu keberkahan ilmu adalah dengan menyandarkan sebuah perkataan kepada pemiliknya.¡±?(Al-Jami¡¯ li Ahkam al-Qur¡¯an al-Karim,?1: 3) Baca juga:? Guru-guru Imam Al-QurthubiSecara umum, guru-guru beliau dapat kita bagi berdasarkan tempatnya menjadi 2 tempat: Guru-guru beliau di AndalusiaIbnu Abi HujjahBeliau adalah Syekh Abu Ja¡¯far Ahmad bin Muhammad Al-Qaisi, yang dikenal sebagai Ibnu Abi Hujjah, yang berasal dari Cordoba. Beliau memimpin pengajaran Al-Qur¡¯an dan bahasa Arab, dan pindah ke Sevilla setelah jatuhnya Cordoba. Beliau ditawan oleh orang-orang Romawi di laut, disiksa, dan meninggal dunia setelah itu di Mallorca. Di antara karya-karyanya adalah:?¡°Tasdid al-Lisan li-Dzikr Anwa¡¯ Al-Bayan¡±?(Pelurusan Lidah dalam Menyebutkan Jenis-Jenis Penjelasan);?¡°Tafhim Al-Qulub Aayaat ¡®Allam Al-Ghuyub¡±?(Memahamkan Hati tentang Ayat-Ayat Sang Maha Mengetahui yang Gaib);?¡°Mukhtashar At-Tabshirah fi Al-²Ï¾±°ù²¹¡¯²¹³Ù¡±?(Ringkasan?Al-Tabshirah?dalam?²Ï¾±°ù²¹¡¯²¹³Ù). Imam Al-Qurthubi memperoleh 7 sanad?±ç¾±°ù²¹¡¯²¹³Ù?dari gurunya ini. Beliau adalah guru pertama yang ditanya oleh Imam Al-Qurthubi tentang tatacara memandikan dan menyalatkan jenazah ayahnya, yang terbunuh dalam serangan mendadak yang dilancarkan musuh ke Cordoba. Al-Qurthubi berkata,?¡°Saya bertanya kepada guru kami, ahli ±ç¾±°ù²¹¡¯²¹³Ù, Ustadz Abu Ja¡¯far Ahmad, yang dikenal sebagai Abu Hujjah, dan beliau menjawab, ¡®Mandikan dan salatkanlah jenazahnya, karena ayahmu tidak terbunuh karena ikut berperang dalam pertempuran antara dua barisan ¡'¡±?(Al-J¨¡mi¡¯ li Ahk¨¡m al-Qur¡¯an;?karya Al-Qurthubi, 4: 272. Masalah kelima dari tafsir ayat 169 dan 170 dari Surah Ali Imran) Ibnu Abi Hujjah wafat pada tahun 643 H. Ibnu UbayRabi¡¯ bin Ahmad bin Rabi¡¯ Al-Asywi, berasal dari Cordoba dan merupakan seorang hakim di sana. Beliau adalah seorang yang saleh, adil dalam memberikan keputusan serta memiliki pengetahuan yang luas. Beliau juga memiliki kontribusi dalam ilmu hadis. Setelah bertanya kepada Ibnu Abi Hujjah tentang tatacara memandikan jenazah ayahnya, Imam Al-Qurthubi juga bertanya kepadanya. Beliau menjawab,?¡°Hukumnya sama dengan hukum orang-orang yang terbunuh dalam pertempuran (tidak dimandikan)¡¡±?(Al-J¨¡mi¡¯ li Ahk¨¡m al-Qur¡¯an;?karya Al-Qurtubi, 4: 272) Setelah jatuhnya Cordoba, beliau pindah ke Sevilla dan wafat di sana. Hakim Abu Al-Hasan Ali bin QathralBeliau adalah Abu Al-Hasan Ali bin Abdullah bin Muhammad Al-Anshari Al-Qurthubi, yang dikenal sebagai Ibnu Qathral, seorang ahli fikih bermazhab Maliki. Guru-guru beliau di MesirAbu Al-Abbas Al-QurthubiBeliau adalah Al-Abbas Dhiya¡¯uddin Ahmad bin Umar bin Ibrahim bin Umar Al-Anshari Al-Qurthubi. Beliau merupakan tokoh terkemuka ahli fikih bermazhab Maliki. Beliau lahir di Cordoba dan pindah bersama ayahnya dari Andalusia pada usia muda. Beliau banyak mendengar hadis di kota Mekkah, Madinah, dan tempat-tempat lainnya. Kemudian beliau menetap di Alexandria dan mengajar di sana. Beliau mahir di bidang ilmu fikih, bahasa Arab, dan ilmu hadis. Di antara karya-karyanya yang paling penting adalah?¡°Al-Mufhim lima Asykala min Talkhis Kitab Muslim¡±?(Pemahaman tentang Apa yang Sulit Dipahami dari Ringkasan Kitab Muslim). Beliau wafat pada tahun 656 H dan Al-Qurthubi pernah menyebutkannya dalam tafsirnya. Abu Muhammad Abdul Wahhab bin RawajBeliau adalah Syekh Rasyiduddin Abu Muhammad Abdul Wahhab bin Zhafir bin Fattuh bin Abi Al-Hasan Al-Qurasyi bin Rawaj Al-Iskandaraani Al-Maliki. Beliau adalah seorang ahli fikih dan ahli hadis. Imam As-Suyuthi?rahimahullah?berkata tentang beliau,?¡°Banyak penuntut ilmu yang mengambil ilmu dari?beliau, di antaranya adalah Abu Abdillah Al-Qurthubi.¡±?(Thabaqat Al-Mufassiriin,?hal. 39) Ibnu Al-JumayziBeliau adalah Bahauddin Abu Al-Hasan Ali bin Hibatullah bin Salamah Al-Lakhmi. Beliau dikenal sebagai Ibnu Al-Jumayzi. Beliau hafal Al-Qur¡¯an di usia 10 tahun lalu melakukan perjalanan untuk mencari ilmu. Beliau adalah seorang imam dalam bidang fikih, hadis,?±ç¾±°ù²¹¡¯²¹³Ù,?dan nahwu. Beliau wafat pada tahun 649 Hijriah. Di antara murid-murid Imam Al-QurthubiHampir tidak ada kitab biografi? yang? menyebutkan nama murid-murid Imam Al-Qurthubi yang mengambil ilmu kepada beliau, kecuali Imam As-Suyuthi dalam kitabnya?¡°Thabaqat Al-Mufassirin¡±.?Beliau menyebutkan salah satu murid beliau?rahimahullah,?yaitu putra dari Imam Al-Qurthubi sendiri. Imam As-Suyuthi?rahimahullah?berkata,?¡°¶Ù²¹n putranya, Syihabuddin Ahmad, meriwayatkan dari beliau dengan metode ijazah.¡± Sumber-sumber tersebut juga tidak menyebutkan bahwa Imam Al-Qurthubi pernah duduk untuk mengajar di negara mana pun yang pernah ia tinggali. Kita tidak mengetahui apa rahasianya, apakah Imam Al-Qurthubi benar-benar tidak memiliki?halaqah?pelajaran atau murid dan perhatiannya hanya terfokus pada penulisan dan menuntut ilmu? Dan mereka hanya menyebutkan putranya sebagai satu-satunya muridnya dikarenakan ia selalu bersamanya di rumah? Hal ini sangatlah tidak mungkin, namun ini adalah pertanyaan dan masalah yang diajukan oleh para peneliti tatkala menelusuri kehidupan imam dan ulama besar ini, terutama kita sama-sama tahu bahwa negara tempat Imam Al-Qurthubi menetap hingga wafatnya adalah tempat yang dikenal sebagai?¡°Minyat Bani Khusaib,¡±?dan itu adalah negara yang penuh dengan pelajaran, ilmu, lingkaran?(halaqah)?pengajian, dan diskusi ilmiah. Namun demikian, pertanyaan itu tetap ada: mengapa buku-buku biografi mengabaikan murid-murid seorang imam besar seperti Imam Al-Qurthubi? Semoga di kesempatan mendatang ada peneliti-peneliti yang dapat memberikan kita faidah dan wawasan baru mengenai hal ini.?Wabillahi At-Taufiiq. Di antara karya beliau yang fenomenalPertama,?karya beliau yang paling terkenal adalah kitab di bidang tafsir, yaitu kitab?Al-Jami¡¯ li Ahkam Al-Qur¡¯an. Dalam tafsirnya, beliau tidak hanya menyebutkan riwayat dari Rasulullah dan sahabat saja, beliau juga menggunakan berbagai ilmu seperti bahasa Arab, ilmu nahwu, dan ilmu?±ç¾±°ù²¹¡¯²¹³Ù. Beliau juga membahas ayat-ayat secara mendalam dengan membagi tafsirnya ke dalam beberapa bab. Ibnu Farhun mengatakan, ??? ?? ????? ???????? ??????? ?????? ???? ??? ????? ?????????? ????? ????? ????? ?????? ???????? ??????? ???? ???????? ????????? ??????? ???????? ¡°Dan itu adalah salah satu tafsir yang paling mulia dan paling bermanfaat, beliau menghilangkan kisah-kisah dan sejarah darinya, dan menggantinya dengan hukum-hukum Al-Qur¡¯an dan penggalian dalil-dalil yang mendalam, serta menyebutkan bacaan-bacaan (±ç¾±°ù²¹¡¯²¹³Ù), i¡¯rab, dan nasikh mansukh (dari sebuah hukum).¡±?(Ad-Dibaj Al-Mudzhab fi Ma¡¯rifati A¡¯yan Ulama Al-Mazhab,?hal. 317) Kedua,?At-Tadzkirah fi Ahwal Al-Mauta wa Umur Al-Akhirah?(Berbicara mengenai kematian dan kehidupan akhirat). Ketiga,?At-Tadzkir fi Afdhal Al-Adzkar?(Tentang dzikir). Keempat,?Al-Asnaa fi Syarhi Asma¡¯ Allah Al-Husna wa Shifatuhu Al-Ulyaa?(Mengenai?´¡²õ³¾²¹¡¯?dan Sifat Allah?°Õ²¹¡¯²¹±ô²¹). Kelima,?Al-I¡¯lam bima fi Diin An-Nasaraa min Al-Mafasid wa Al-Awham?(Tentang kebatilan dalam ajaran Nasrani). Wafat beliau?rahimahullahSetelah Imam Al-Qurthubi menghabiskan hampir seluruh umurnya dalam belajar, beribadah, dan menulis, beliau?rahimahullah?wafat di Munyat Bani Khasib (sekarang Minya, Mesir) pada malam Senin, 9 Syawal 671 H. Makamnya berada di Minya, di sebelah timur Sungai Nil.?Rahimahullah rahmatan wasiah. Baca juga:? *** Penulis:?Muhammad Idris
?
|
Kencing di Tempat Umum Mengundang Laknat
Kencing di Tempat Umum Mengundang LaknatAssalamualaikum ustadz, di tmpt2 wisata kami sering mendapati jalan yg bau pesing. Mohon arahan dan bimbingannya agar tindakan tidak menjadi kebiasaan atau dianggap ringan oleh masyarakat Ustadz. Semoga jawaban ust bisa dibaca dan diterima mereka. Trmksh. Dari : Hamba Allah, di Bantul. Jawaban: Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. Bismillah wal hamdulillah was sholaatu was salaamu ¡®ala rasulillah wa ba¡¯du. Hadis riwayat Imam Ahmad rahimahullah dari sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu¡¯anhuma di bawah ini telah menjawab pertanyaan di atas. Bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda ????? ??????? ?????? ¡°Hati-hati kalian dari tiga sebab laknat.¡± ???: ?? ??????? ?? ???? ????? ¡°Apa gerangan sebab-sebab laknat itu ya Rasulullah?¡± Tanya seorang sahabat. Nabi shallallahu alaihi wa sallam menjawab, ?? ???? ????? ?? ?? ?????????? ?? ?? ?? ???? ?? ?? ??? ??? ¡°Seorang buang hajat di tempat berteduh orang-orang, di jalan, atau di genangan air.¡± (Dinilai Hasan oleh Syaikh Al-Albani) Demikian pula ada hadis riwayat Imam Abu Dawud rahimahullah dari sahabat Mu¡¯adz bin Jabal, ????? ??????? ???????: ?????? ?? ??????? ?????? ?????? ????? ¡°Bertakwalah kalian dari tiga sebab laknat yaitu buang hajat di: ¨C tempat air mengalir (untuk kebutuhan konsumsi manusia) ¨C jalan ¨C dan tempat berteduh.¡° Yang dimaksud dapat menyebabkan laknat adalah orang yang kencing atau buang hajat di tempat umum bisa mendapatkan laknat dari dua sisi: Pertama, laknat dari Allah ta¡¯ala. Kedua, laknat dari manusia yang terdzolimi. Sebagaimana dijelaskan dalam Fatawa Syabakah Islamiyyah nomor?38199, ????? ¡°???????¡± ??? ?????? ??? ?????? ???? ???? ???? ???? ??????? ?? ???? ???? ??? ?????? ?????? ?? ???? ?????? ¡°²Ñ²¹±ô²¹²¹¡¯¾±²Ô?adalah jamak dari kata?³¾²¹±ô¡¯²¹²Ô²¹³ó, maknanya adalah perbuatan yang dapat menyebabkan pelakunya mendapat laknat, laknat dari Allah dan dari manusia.¡± Laknat dari Allah karena tindakan tersebut adalah tindakan dosa besar. Adapun laknat dari manusia, disebabkan mereka terdzolimi oleh najis dan aroma pesing dari bekas air seninya. Sementara doa orang yang terdzolimi adalah mustajab. Bahkan dari orang kafir sekalipun, apalagi dari orang mukmin. Sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu¡¯anhuma pernah menceritakan pesan Nabi shallallahu alaihi wa sallam kepada sahabat Mu¡¯adz bin Jabal, ketika mengutus beliau berdakwah ke negeri Yaman, yang penduduknya ketika itu menganut agama Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani), ?????? ???????? ???????????? ?????????? ?????? ????????? ???????? ????? ??????? Hati-hati kamu dari doanya orang yang terdzolimi, karena sesungguhnya tak ada penghalang antara doa mereka dengan Allah. (HR. Bukhori dan Muslim) Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rahimahullah menerangkan, ???? ???? ???? ???? ?????? ???? ?????? ??? ??? ??? ??????? ????? ? ?????? ? ?? ??? ???? ????? ?????? ???? ?????? ?? ??? ?????? ? ???? ??? ????? ¡°Jika anda sebagai pihak terdzolimi mendoakan keburukan kepada pelaku kedzaliman, maka doa anda akan diijabahi Allah. Meskipun seandainya pihak yang terdzolimi itu adalah orang kafir. Anda dzolimi orang kafir, lalu dia berdoa buruk untuk anda, maka Allah akan kabulkan doanya. Bukan karena sayang kepada kafir, tapi karena Allah sayang pada keadilan.¡± (Syarah Riyadussholihin karya Ibnu ¡®Utsaimin hal. 616 jilid 4, penerbit : Madar Al-Wathon, Riyadh, tahun. 1426 H) Demikian. Semoga Allah menambahkan hidayah untuk kita. *** Dijawab oleh: Ustadz Ahmad Anshori, Lc. (Alumni Universitas Islam Madinah, Pengajar di PP Hamalatul Quran Jogjakarta dan Pengasuh Thehumairo.com)
Referensi:?
|
Bangun Mepet Terbit Matahari, Bolehkah Tayamum?
Bangun Mepet Terbit Matahari, Bolehkah Tayamum?Ada orang bangun pagi jam 5.15, ketika dia lihat jam yang ada jadwal waktu shalat, ternyata terbit matahari jam 5.17. sehingga bisa dipastikan jika dia ke kamar mandi untuk buang air dan wudhu, dia pasti shalat subuhnya telat, keluar waktu. Apakah dia boleh tayamum? Jawab: Bismillah was shalatu was salamu ¡®ala Rasulillah, wa ba¡¯du, Ulama berbeda pendapat mengenai kasus orang yang dihadapkan pada 2 pilihan: (a) Berwudhu atau mandi namun shalatnya di luar waktu. (b) Tayamum dan shalatnya tepat waktu meskipun hanya mendapat satu rakaat.? Misalnya, ketika masuk waktu subuh, si A tidak menjumpai air, dan dia mendapat info bahwa dalam perjalanan jarak 3 km ada sumur. Sementara si A hanya jalan kaki dan diperkirakan jika dia menuju sumur itu, maka dia sampai di tujuan, matahari sudah terbit. Si A dihadapkan pada 2 pilihan, Pertama, tayamum sehingga dia bisa shalat tepat waktu. Kedua, menuju sumur itu untuk mendapatkan air namun dia bisa telat shalatnya. Ada 2 pendapat ulama dalam menjawab masalah ini. Pertama, menurut jumhur ulama, si A harus tetap menuju sumur itu agar bisa berwudhu menggunakan air. Kedua, si A harus tayamum agar bisa shalat tepat waktu. Ini merupakan pendapat sebagian Malikiyah dan Imam Zufar ¨C salah satu murid senior Abu Hanifah. Berikut keterangan beberapa ulama dari berbagai madzhab. [1] Keterangan Zakariya al-Anshari ¨C ulama Syafiiyah ¨C,? ?????? ???? ????? ?? ??? ?????? -?? ???? ????? ? ?? ???? ???? ?? ?????? ???? ??? ????? ????? Kondisinya berbeda dengan orang yang menemukan air. Apabila dia khawatir waktu shalat akan berakhir jika dia berwudhu dengan air, maka dia tetap tidak boleh tayamum. Karena dia bukan orang yang tidak menjumpai air. (Asna al-Mathalib Syarh Raudhah at-Thalib, 1/402). Karena di antara syarat bolehnya tayamum adalah tidak menjumpai air. [2] Keterangan Ibnu Qudamah ¨C ulama Hambali ¨C, ???? ??? ????? ?????? ??? ??? ??? ????? ??????? ????????? ??? ????? ?? ??? ?? ?????? ? ???? ??? ?????? ?? ?????? ? ?? ??? ???? ??? ????? Apabila masih ada air, hanya saja jika si A mencarinya maka waktu shalat akan habis, maka dia tidak boleh tayamum. Baik di posisi sedang mukim maupun safar ¨C menurut pendapat mayoritas ulama. (al-Mughni, 1/301). [3] Keterangan Ibnu Nujaim ¨C? ulama Hanafiyah ¨C,?? ?? ??? ?????? ???? ??? ???? ?????? ????? ??????? ????? ???? ?????? ???? ??? ??? ?????? ??? ????? ?????? ?? ???? ???? ???? ??? ??? ?????? Tidak boleh tayamum karena khawatir ketinggalan jumatan atau keluar waktu shalat wajib. Boleh tayamum apabila tidak bisa menggunakan air ¨C baik secara hakiki atau secara hukmi. Meskipun dalam hal ini ada pendapat yang berbeda dari Zufar. (al-Bahr ar-Raiq, 1/167). [4] Keterangan al-Hatthab ¨C ulama Malikiyah ¨C, ?????? ??????? ??? ??? ???? ????? ???? ??????? ?? ???? ??? ?? ???? ??????? ????? ??? ???? ??? ?????? ???? ?????? ??????? ?? ????????? Pendapat yang membolehkan tayamum ketika dikhawatirkan keluar waktu shalat jika menggunakan air merupakan pendapat yang diriwayatkan oleh al-Abhari dari Imam Malik sesuai nukilan al-Maziri dan yang lainnya. Dan ini merupakan pendapat Ibnul Qasshar, Abdul Wahab, dan yang lainnya dari kalangan ulama Iraq. (Mawahib al-Jalil, 1/494). Pendapat yang lebih mendekati kebenaran?adalah pendapat jumhur ulama, bahwa orang yang khawatir keluar waktu shalat jika harus berwudhu atau mandi junub, sementara dia memiliki air, dia tidak boleh tayamum dan tetap wajib wudhu atau mandi junub. Karena itu, orang yang telat bangun hingga mepet terbit matahari sementara dia hendak shalat subuh, maka dia tetap harus berwudhu dan tidak boleh tayamum. Apakah dia harus langsung berwudhu? Bolehkah buang air kecil dulu? Jawab: Boleh baginya untuk menyelesaikan hajatnya karena jika tidak, akan mengganggu shalatnya. Demikian. Allahu? a¡¯lam Dijawab oleh: Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
Referensi:?
|