开云体育

ctrl + shift + ? for shortcuts
© 2025 Groups.io
Date

Re: bertanya kembali

Suharyanto
 

Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh.

Adapun hal-hal yang disyariatkan dalam bulan Muharram adalah
sebagai berikut :


Bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan haram
yaitu dzulqo'dah, dzulhijjah, muharram dan rajab, ( yang
tidak boleh perang dalam bulan tersebut, kecuali jika
diserang dan untuk mempertahankan diri )Sebagai mana Allah
firmankan : { Sesungguhnya bbilangan bulan pada sisi Allah
ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia
menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan
haram } at-Taubah : 36


Dianjurkan untuk puasa di bulan Muharram, dan puasa di bulan
Muharram termasuk puasa yang paling utama, dari Abu Hurairah
bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasalam bersabda : Puasa
yang paling utama setelah bulan Ramadlan adalah bulan Allah
yang kamu sebut Muharram, dan shalat yang paling utama
setelah shalat wajib adalah shalat di malam hari" HR.Muslim.


Dan sangat dianjurkan puasa di hari kesepuluh Muharram yaitu
hari 'Asyura, Ibnu Abbas berkata " aku tidak melihat
Rasulullah shallallahu alaihi wasalam berpuasa pada suatu
hari yang Beliau sangat memperhatikan keutamaannya dari
hari-hari lainnya, ( suatu hari itu adalah ) hari 'Asyura,
dan bulan ini yaitu bulan Ramadlan,HR.Bukhari dan Muslim.
Dan Rasulullah menerangkan ketika di tanya tentang puasa
'asyura :Bahwa dia (puasa 'asyura ) menghapuskan dosa-dosa
setahun yang lalu. HR.Muslim.


Dan selayaknya bagi seorang muslim untuk puasa hari
kesembilan dan hari kesepuluh sebagai penentangan ( agar
berlainan )terhadap yahudi dan nashara, dari Ibnu Abbas ia
berkata : bahwa ketika Rasulullah shallallahu alaihi wasalam
berpuasa di hari 'asyura dan memerintahkan untuk berpuasa ,
kaum muslimin berkata : wahai Rasulullah , sesungguhnya hari
'asyura adalah hari yang diagungkan oleh orang yahudi dan
nashara, maka Rasulullah shallallahu alaihi wasalam menjawab
: jika tahun depan tiba, insya Allah kita akan berpuasa pada
hari kesembilan, daan Ibnu Abbas berkata : belum sampai
tahun depan datang, Rasulullah shallallahu alaihi wasalam
telah meninggal lebih dahulu" HR>Muslim.

Hal-hal yang tidak disyariatkan ( tidak diperintahkan)
adalah sebagai berikut :


Ibnul Qoyyim berkata : dari hal-hal yang bathilah yang tidak
disyari'atkan pada bulan Muharram adalah 1.memakai sifat
mata pada hari kesepuluh 2.berhias 3.melapangkan rezeki
keluarga 4.shalat pada hari itu ( kesepuluh) dan lain-lain
dari keutamaan-keutamaan, tidak satu pun yang benar , tidak
satu hadits-pun, tidak ada yang shahih ( tetap) dari Nabi
shallallahu alaihi wasalam keutamaan-keutamaan pada hari
'asyura kecuali hadits tentang puasa pada hari itu, selain
itu ( selain hadits tentang puasa) haditsnya bathil, tidak
benar.


Menjadikan hari 'asyura sebagai hari kesedihan, dan ini
adalah termasuk bid'ah munkarah,sebagaimana dilakukan oleh
orang orang syi'ah ( rofidlah ) kesedihan atas terbunuhnya
Husain bin Ali radhiyallah 'anhuma.

Masalah membangunkan orang yang tidur untuk shalat adalah
hal yang termasuk Amar Ma'ruf Nahyi Munkar dan tidak boleh
membiarkannya sampai habisnya waktu shalat.
Adapun dia tidak mau menerima dan masih terus tidur sedang
ia sudah sadar(bangun dari tidur) maka Insya Allah kewajiban
saudara sudah gugur dan akan mendapatkan pahala mengingatkan
orang lain.
Namun anda jangan putus asa untuk selalu menasehatinya dan
mencari cara-cara yang tepat untuk menyadarkan orang
tersebut. Sekian.
Wallahu a'lam.

Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh.

----- Original Message -----
From: <ute_rid_strc@...>
To: <assunnah@...>
Sent: Wednesday, April 12, 2000 1:57 PM
Subject: [assunnah] bertanya kembali



Assalaamu'alaikum wR.wB.

Perkenankan saya bertanya kembali walupun untuk 2 surat
yang kemarin belum
juga ada yang menjawabnya :-(

1. Apakah amalan yang disyari'atkan pada bulan Muharram
ini? apakah anjuran
berpuasa pada tanggal 9, 10, 11 Muharram berdasar dalil
yang shahih?
Ada yang mengatakan dalilnya adalah hadits riwayat
Muslim.

2. Bagaimana halnya dengan membangunkan orang untuk
melakukan sholat?
Apakah orang yang sedang tidur itu dibangunkan atau
dibiarkan saja sampai
dia bangun sendiri? bagaimana kalau dibiarkan tidur saja
sehingga melewati
batas waktu sholat dan kejadiannya sering (alias orang tsb
belum sadar akan
pentingnya sholat)?

Jazakumulloh Khoiron.

wassalaamu'alaikum wR.wB.

Dwitas



----------------------------------------------------------
--------------
You can win $1000!
Time-limited offer. Enter today at:

----------------------------------------------------------
--------------

Subscribe assunnah-subscribe@...

Unsubscribe assunnah-unsubscribe@...

Feedback or comments assunnah-owner@...


bertanya kembali

 

Assalaamu'alaikum wR.wB.

Perkenankan saya bertanya kembali walupun untuk 2 surat yang kemarin belum
juga ada yang menjawabnya :-(

1. Apakah amalan yang disyari'atkan pada bulan Muharram ini? apakah anjuran
berpuasa pada tanggal 9, 10, 11 Muharram berdasar dalil yang shahih?
Ada yang mengatakan dalilnya adalah hadits riwayat Muslim.

2. Bagaimana halnya dengan membangunkan orang untuk melakukan sholat?
Apakah orang yang sedang tidur itu dibangunkan atau dibiarkan saja sampai
dia bangun sendiri? bagaimana kalau dibiarkan tidur saja sehingga melewati
batas waktu sholat dan kejadiannya sering (alias orang tsb belum sadar akan
pentingnya sholat)?

Jazakumulloh Khoiron.

wassalaamu'alaikum wR.wB.

Dwitas


[Masalah - 37 = Tiga Landasan Utama 1/4]

Yayat Ruhiat
 

开云体育

?
TIGA LANDASAN UTAMA
?
Oleh
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab
Bagian Pertama dari Empat Tulisan [1/4]

?
Muqaddimah
?
Akhi (Saudaraku).
Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada anda.
?
Ketahuilah, bahwa wajib bagi kita untuk mendalami empat masalah, yaitu :
  1. Ilmu, ialah mengenal Allah, mengenal Nabi-Nya dan mengenal agama Islam berdasarkan dalil-dalil.
  2. Amal, ialah menerapkan ilmu ini.
  3. Da'wah, ialah mengajak orang lain kepada ilmu ini.
  4. Sabar, ialah tabah dan tangguh menghadapi segala rintangan dalam menuntut ilmu, mengamalkannya dan berda'wah kepadanya.
Dalilnya, firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Demi masa. Sesungguhnya setiap manusia benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, melakukan segala amal shalih dan saling nasihat-menasihati untuk (menegakkan) yang haq, serta nasehat-menasehati untuk (berlaku) sabar".(Al-'Ashr : 1-3).
Imam Asy-Syafi'i1 Rahimahullah Ta'ala, mengatakan :"Seandainya Allah hanya menurunkan surah ini saja sebagai hujjah buat makhluk-Nya, tanpa hujjah lain, sungguh telah cukup surah ini sebagai hujjah bagi mereka".
?
Dan Imam Al-Bukhari2 Rahimahullah Ta'ala, mengatakan :"Bab Ilmu didahulukan sebelum ucapan dan perbuatan".
?
Dalilnya firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Maka ketahuilah, sesungguhnya tiada sesembahan (yang haq) selain Allah dan mohonlah ampunan atas dosamu". (Muhammad : 19).
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan terlebih dahulu untuk berilmu (berpengetahuan) .... .."?3 sebelum ucapan dan perbuatan.
?
?
Akhi (Saudaraku).
Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada anda.
?
Dan ketahuilah, bahwa wajib bagi setiap muslim dan muslimah untuk mempelajari dan mengamalkan ketiga perkara ini :
  1. Bahwa Allah-lah yang menciptakan kita dan yang memberi rizki kepada kita. Allah tidak membiarkan kita begitu saja dalam kebingungan, tetapi mengutus kepada kita seorang rasul, maka barangsiapa mentaati rasul tersebut pasti akan masuk surga dan barangsiapa menyalahinya pasti akan masuk neraka. Allah Ta'ala berfirman :"Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kamu seorang rasul yang menjadi saksi terhadapmu, sebagaimana Kami telah mengutus kepada Fir'aun seorang rasul, tetapi Fir'aun mendurhakai rasul itu, maka Kami siksa ia dengan siksaan yang berat". (Al-Muzammil : 15-16).
  2. Bahwa Allah tidak rela, jika dalam ibadah yang ditujukan kepada-Nya, Dia dipersekutukan dengan sesuatu apapun, baik dengan seorang malaikat yang terdekat atau dengan seorang nabi yang diutus manjadi rasul. Allah Ta'ala berfirman :"Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah, karena itu janganlah kamu menyembah seorang-pun di dalamnya disamping (menyembah) Allah". (Al-Jinn : 18).
  3. Bahwa barangsiapa yang mentaati Rasulullah serta mentauhidkan Allah, tidak boleh bersahabat dengan orang-orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya, sekalipun mereka itu keluarga dekat. Allah Ta'ala berfirman :"Kamu tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari Akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang itu bapak-bapak, atau anak-anak, atau saudara-saudara, ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah mantapkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari-Nya dan mereka akan dimasukkan-Nya ke dalam surga-surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung". (Al-Mujaadalah : 22).
?
Akhi (Saudaraku).
Semoga Allah mebimbing anda untuk taat kepada-Nya.
?
Ketahuilah, bahwa Islam yang merupakan tuntunan Nabi Ibrahim adalah ibadah kepada Allah semata dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Itulah yang diperintahkan Allah kepada seluruh umat manusia dan hanya itu sebenarnya mereka diciptakan-Nya, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.
"Artinya : Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan untuk beribadah kepada-Ku". (Adz-Dzaariyaat : 56).
Ibadah dalam ayat ini, artinya : Tauhid. Dan perintah Allah yang paling agung adalah Tauhid, yaitu : Memurnikan ibadah untuk Allah semata-mata. Sedang larangan Allah yang paling besar adalah syirik, yaitu : Menyembah selain Allah di samping menyembah-Nya. Allah Ta'ala berfirman :
"Artinya : Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Nya". (An-Nisaa : 36).
Kemudian, apabila anda ditanya : Apakah tiga landasan utama yang wajib diketahui oleh manusia ? Maka hendaklah anda jawab : Yaitu mengenal Tuhan Allah 'Azza wa Jalla, mengenal agama Islam, dan mengenal Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Bersambung :
Mengenal Allah 'Azza wa Jalla.

Fote Note.
  1. Abu Abdillah Muhammad bin Idris bin Al-'Abbas bin 'Utsman bin Syafi'i Al-Hasyim Al-Quraisy Al-Muthallibi (150-204H - 767-820M) Salah seorang imam empat. Dilahirkan di Gaza (Palestina) dan meninggal di Cairo. Diantara karya ilmiyahnya Al-Umm, Ar-Risalah dan Al-Musnad.
  2. Abu 'Abdillah Miuhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah Al- Bukhari (194-256H - 810-870M) Seorang Ulama ahli Hadits. Untuk mengumpulkan hadits ia telah menempuh perjalanan yang panjang, mengunjungi Khurasan, Irak, Mesir dan Syam. Kitab-kitab yang disusunnya antara lain Al-Jaami Ash-Shahih (yang lebih dikenal dengan Shahih Bukhari), At-Taarikh, Adh-Dhu'afaa, Khalq Af'aal al-Ibaad.
  3. Al-Bukhari dalam Shahih-nya, kitab Al-'ilm, bab.10


FWD pertanyaan tentang Shalat, Masbuk & Masbuk

 

FWD question:

Assalaamu'alaikum wr. wb.

Jika pada satu jamaah shalat, ada beberapa ma'mum
datang terlambat (masbuk). Nah setelah imam jamaa'ah
awal sudah menyelesaikan shalatnya, apakah ma'mum
masbuk tersebut harus menyelesaikan shalat dengan cara
berimam pada salah satu diantaranya, atau
menyelesaikan shalatnya sendiri-sendiri.

Mohon jawabannya didasarkan pada nash hukum Fiqh.

Wassalamu'alaikum wr. wb.


tanya lagi

 

Assalaamu'alaikum wR.wB.

Perkenankan saya mengajukan beberapa pertanyaan:

1. Bagaimanakah halnya dengan sholat sunnah yang dilakukan berjamaah
seperti sholat tahajjud / witr / tarawih ? Adakah di Masjid Al-Haramain
dilakukan jenis sholat yang saya tanyakan ( sunnah dan berjamaah )?

2. Bagaimana halnya bila kita sedang sholat sendiri kemudian ada orang
mengikut kita untuk berjamaah?
Bolehkah berimam kepada orang yang telah mulai sholat sendirian?

3. Dalam hal berhaji/umrah apakah berihram itu harus dalam keadaan tidak
haid ( bagi wanita)?
Bila misalkan seorang wanita berumrah di Jeddah sudah haid, haruskah
dia berihram juga dan menyatakan niat umrah juga ataukah
dia boleh memasuki kota makkah tanpa berihram dan tidak niat umrah tapi
kemudian setelah bersih dia keluar dari tanah haram untuk mulai miqot
kembali
memasuki makkah?

Bila dalam perjalanan (misal dari madinah menuju makkah) seorang
wanita telah ihram dan berniat umrah, maka apakah dia boleh tahalul
(melepas baju
ihram dan diizinkan melakukan hal yang semula terlarang dalam berihram
(misal bercukur)? ataukah bagaimana hal yang sebenarnya?

4. Bagaimana halnya dengan orang yang beritikad hanya akan sholat dimasjid
tertentu dan berimam dengan orang tertentu ( contoh LDII )?

5. Bagaimana halnya menggunakan jalan (ditutup sementara) untuk kepentingan
Sholat Eid?

6. Bagaimana halnya memakan makanan yang kita tidak tahu siapa yang
menyembelihnya / terbuat dari apa?


Terima kasih atas penjelasannya

wassalaamu'alaikum wR.wB.

Abdulloh Dwitas


[Masalah - 36 = Kehidupan Sehari-hari yang Islami]

Yayat Ruhiat
 

开云体育

?
KEHIDUPAN SEHARI-HARI
YANG ISLAMI
?
Oleh
Syaikh Abdullah bin Jaarullah bin Ibrahim Al-Jaarullah

?
Kata Pengantar.
?
Saudaraku....
Dengan penuh?pengharapan bahwa? kebahagian dunia dan akhirat yang akan kita dapatkan, maka? kami sampaikan?risalah? yang berisikan? pertanyaan-pertanyaan? ini? kehadapan anda?untuk direnungkan dan di jawab dengan perbuatan.
?
Pertanyaan-pertanyaan?ini sengaja kami angkat kehadapan anda?dengan harapan yang tulus dan cinta karena Allah Subhanahu wa Ta'ala, supaya? kita? bisa mengambil? mannfaat dan faedah yang banyak darinya,?disamping?itu sebagai bahan kajian untuk melihat diri kita, sudah sejauh mana dan ada dimana posisinya?selama ini.
?
Saudaraku...
Risalah ini dinukilkan dari buku saku yang sangat bagus dan menawan yaitu Zaad Al-Muslim Al-Yaumi (Bekalan Muslim Sehari-hari) dari hal. 51 - 55, bab Hayatu Yaumi Islami yang diambil dari kitab Al-Wabil Ash-Shoyyib oleh Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah dan diterjemahkan oleh saudara kita Fariq Gasim Anuz semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala membalasnya dengan pahala dan surganya.
?
?
Kehidupan Sehari-hari Yang Islami
  1. Apakah anda selalu shalat Fajar berjama'ah di masjid setiap hari .?
  2. Apakah anda selalu menjaga Shalat yang lima waktu di masjid .?
  3. Apakah anda hari ini membaca Al-Qur'an .?
  4. Apakah anda rutin membaca Dzikir setelah selesai melaksanakan Shalat wajib .?
  5. Apakah anda selalu menjaga Shalat sunnah Rawatib sebelum dan sesudah Shalat wajib .?
  6. Apakah anda (hari ini) Khusyu dalam Shalat, menghayati apa yang anda baca .?
  7. Apakah anda (hari ini) mengingat Mati dan Kubur .?
  8. Apakah anda (hari ini) mengingat hari Kiamat, segala peristiwa dan kedahsyatannya .?
  9. Apakah anda telah memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala sebanyak tiga kali, agar memasukkan anda ke dalam Surga .? Maka sesungguhnya barang siapa yang memohon demikian, Surga berkata :"Wahai Allah Subhanahu wa Ta'ala masukkanlah ia ke dalam Surga".
  10. Apakah anda telah meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar diselamatkan dari api neraka sebanyak tiga kali .? Maka sesungguhnya barangsiapa yang berbuat demikian, neraka berkata :"Wahai Allah peliharalah dia dari api neraka". (Berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang artinya :"Barangsiapa yang memohon Surga kepada Allah sebanyak tiga kali, Surga berkata :"Wahai Allah masukkanlah ia ke dalam Surga. Dan barangsiapa yang meminta perlindungan kepada Allah agar diselamatkan dari api neraka sebanyak tiga kali, neraka berkata :"Wahai Allah selamatkanlah ia dari neraka". (Hadits Riwayat Tirmidzi dan di shahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami No. 911. Jilid 6).
  11. Apakah anda (hari ini) membaca hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam .?
  12. Apakah anda pernah berfikir untuk menjauhi teman-teman yang tidak baik .?
  13. Apakah anda telah berusaha untuk menghindari banyak tertawa dan bergurau .?
  14. Apakah anda (hari ini) menangis karena takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala .?
  15. Apakah anda selalu membaca Dzikir pagi dan sore hari .?
  16. Apakah anda (hari ini) telah memohon ampunan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala atas dosa-dosa (yang engkau perbuat -pen) .?
  17. Apakah anda telah memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan benar untuk mati Syahid .? Karena sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda yang artinya :"Barangsiapa yang memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan benar untuk mati syahid, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala akan memberikan kedudukan sebagai syuhada meskipun ia meninggal di atas tempat tidur". (Hadits Riwayat Tirmidzi, Nasa'i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dalam shahihnya, Al-Hakim dan ia menshahihkannya).
  18. Apakah anda telah berdo'a kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar ia menetapkan hati anda atas agama-Nya. ?
  19. Apakah anda telah mengambil kesempatan untuk berdo'a kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala di waktu-waktu yang mustajab .?
  20. Apakah anda telah membeli buku-buku agama Islam untuk memahami agama .? (Tentu dengan memilih buku-buku yang sesuai dengan pemahaman yang dipahami oleh para Shahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, karena banyak juga buku-buku Islam yang tersebar di pasaran justru merusak pemahaman Islam yang benar, pent).
  21. Apakah anda telah memintakan ampunan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk saudara-saudara mukminin dan mukminah .? Karena setiap mendo'akan mereka anda akan mendapat kebajikan pula.
  22. Apakah anda telah memuji Allah Subhanahu wa Ta'ala (dan bersyukur kepada-Nya, pent) atas nikmat Islam .?
  23. Apakah anda telah memuji Allah Subhanahu wa Ta'ala atas nikmat mata, telinga, hati dan segala nikmat lainnya .?
  24. Apakah anda hari-hari ini telah bersedekah kepada fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkannya .?
  25. Apakah anda dapat menahan marah yang disebabkan urusan pribadi, dan berusaha untuk marah karena Allah Subhanahu wa Ta'ala saja .?
  26. Apakah anda telah menjauhi sikap sombong dan membanggakan diri sendiri .?
  27. Apakah anda telah mengunjungi saudara seagama, ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta'ala .?
  28. Apakah anda telah menda'wahi keluarga, saudara-saudara, tetangga, dan siapa saja yang ada hubungannya dengan diri anda .?
  29. Apakah anda termasuk orang yang berbakti kepada?orang tua .?
  30. Apakah anda mengucapkan "Innaa Lillahi wa innaa ilaihi raji'uun" jika mendapatkan musibah .?
  31. Apakah anda hari ini mengucapkan do'a ini : " Allahumma inii a'uudubika an usyrika bika wa anaa a'lamu wastagfiruka limaa la'alamu = Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari menyekutukan Engkau sedangkan aku mengetahui, dan aku memohon ampun kepada-Mu terhadap apa-apa yang tidak aku ketahui". Barangsiapa yang mengucapkan yang demikian, Allah Subhanahu wa Ta'ala akan menghilangkan darinya syirik besar dan syirik kecil. (Lihat Shahih Al-Jami' No. 3625).
  32. Apakah anda berbuat baik kepada tetangga .?
  33. Apakah anda telah membersihkan hati dari sombong, riya, hasad, dan dengki .?
  34. Apakah anda telah membersihkan lisan dari dusta, mengumpat, mengadu domba, berdebat kusir dan berbuat serta berkata-kata yang tidak ada manfaatnya .?
  35. Apakah anda takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam hal penghasilan, makanan dan minuman, serta pakaian .?
  36. Apakah anda selalu bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan taubat yang sebenar-benarnya di segala waktu atas segala dosa dan kesalahan .?
Saudaraku ..
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di atas dengan perbuatan, agar kita? menjadi orang yang beruntung di dunia dan akhirat, inysa Allah.
?


Re: Tanya

Abu Muadz
 

--- "Fachruddin, Kemas M (Kemas)" <kemas@...>
wrote:
Assalaamu 'alaikum wr.wb,

Ikhwan fillah,
Ana ada pertanyaan, mungkin ada yang mengetahui
tentang:
"Adakah hadist shohih berkenaan dengan do'a penutup
& pembuka tahun",
mengingat ada temen yang membawa do'a tersebut tanpa
menyebutkan riwayat.
Jazaakumullah,
Jawabannya adalah tidak ada karena apa-apa yang
diada-ada mengenai acara-acara baik do'a, dzikir, dll
berkenaan dengan penyambutan tahun baru itu adalah
pemalsuan atas nama Rosuulullah
Wassalam,
Fachruddin
__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Talk to your friends online with Yahoo! Messenger.


Masjid Nabawi dan Al-Mahdi

Yayat Ruhiat
 

----- Original Message -----
From: <ute_rid_strc@...>

Assalaamu'alaikum wR.wB.

Perkenankan saya mengajukan pertanyaan.

1. Bagaimana halnya sholat di Masjid Nabawi Al-Haram Sharif, terlarangkah
atau diperbolehkan? Sebab di Masjid Nabawi ada makam Rosululloh saw dan
sahabat.
Untuk menjelaskan masalah ini, saya nukilkan dari buku "Shifatul Hajji wal
Umrati wa Ahkamish Shalati fil Masjidin Nabawi (Tata cara Haji, Umrah dan
hukum Shalat di Masjid Nabawi) oleh Yusuf bin Abdullah bin Ahmad Al-Ahmad
dan diterbitkan oleh Darul Haq-Jakarta.

Disyariatkan melakukan safar (perjalanan) untuk tujuan shalat di masjid Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam pada waktu kapan saja. Hal ini sebagaimana
disebutkan dalam Shahihain dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu ia berkata,
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :"Shalat di masjidkuku ini
lebih baik dari seribu kali shalat di (masjid) selainnya, kecuali Masjidil
Haram". (Muttafaq Alaih)

... dst.. lihat hal 41-43.

Mengenai kuburan Nabi Shallallhu 'alaihi wa sallam.
Adapun keberadaan kuburan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam di dalam
masjid, maka sesungguhnya tidaklah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
dikubur di dalam masjid, tetapi beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam dikubur
di dalam kamar Aisyah radhiyallahu 'anha. Ketika itu, kamar Aisyah
Radhiyallahu 'anha berada di luar masjid. Demikian terus berlangsung hingga
habis generasi sahabat di Madinah.

Lalu Masjid Nabawi diperluas pada masa khalifah Al-Walid bin Abdul Malik,
dan kamar tersebut dimasukkan ke dalam (perluasan) masjid.

Sewajibnya, perluasan itu tidak dari arah kuburan Nabi Shallallahu 'alaihi
wa sallam, tetapi dari tiga arah lain, sehingga kuburan Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam tetap berada di luar masjid. Demikian seperti perluasan
yang pernah dilakukan oleh Umar dan Utsman Radhiyallahu 'anhu terhadap
masjid Nabawi. (lihat hal. 46)

2. Bagaimana keterangan mengenai hal kedatangan Al Mahdi Al-Muntadzar?
Adakah keterangan hadits shahih mengenai ini?
Mengani akan turunnya Al-Mahdi (tanpa ada tambahan Al-Muntadzar) ini
merupakan salah satu dari aqidahnya Ahlus Sunnah wal Jama'ah dan kita wajib
untuk meyakininya.

Hadits-hadits shahih yang menunjukkan secara qath'i akan munculnya Al-Mahdi
pada akhir zaman banyak dan luas pembahasannya, untuk itu silahkan baca buku
: Asyratus Sa'ah (Tanda-tanda hari Kiamat) oleh Yusuf bin Abdulah bin Yusuf
Al-Wabil, diterbitkan oleh CV. Pustaka Mantiq.

Di buku tersebut dijelaskan juga mengenai orang-orang yang mengingkari
hadits Al-Mahdi.

Demikian yang bisa saya bantu dalam masalah ini, dan untuk lebih jelasnya
silahkan baca kedua buku yang menjadi rujukan kedua penjelasan tersebut. Dan
semoga keterangan singkat ini memberikan dorongan kepada kita semua untuk
terus menerus menuntut ilmu dan mengamalkannya.

Wallahu a'alam.

Terima kasih atas keterangan yang akan diberikan.
Jazakumulloh Khoiron

Wassalaamu'alaikum wR.wB.

Abdulloh Dwitas


Firqah-Firqah Sesat

ibnu Hussin
 

FIRQAH-FIRQAH SESAT DALAM ISLAM

Lamhah 'Anil Firaq adh-Dhaallah

SYEIKH SALIH BIN FAUZAN AL-FAUZAN

(Tulisan ini ditulis bertujuan untuk memaparkan tulisan Arab pada
dalil-dalil al-Qur'an, sila gunakan browser Arabic atau salin semula ke
dalam mana-mana pengolah kata yang mendukung Arabic)

Ibnu Hussin

------------------------------------------------------------------------


MUQADDIMAH


Segala puji bagi Allah Rabb alam semesta, selawat dan salam semoga
dicurahkan kepada Nabi kita
Muhammad SAW, keluarganya dan semua sahabatnya.

Amma badu,

Sesungguhnya perbincangan tentang firqah-firqah bukanlah merupakan
pernyataan sejarah semata,
yang bertujuan sekadar menelaah asas-asas firqah untuk difahami, seperti
mempelajari tentang
kejadian dan peristiwa sejarah lain yang telah berlalu. Tetapi
sesungguhnya perbincangan tentang
firqah-firqah memiliki kedudukan yang lebih besar dan tinggi dari
sekadar memahami sejarah, iaitu
sebagai peringatan dari keburukan dan bidah-bidah firqah-firqah
tersebut dan sebagai anjuran
kepada umat supaya berpegang kepada firqah Ahlus Sunnah wal-Jamaah.

Meninggalkan penyimpangan-penyimpangan yang ada pada firqah-firqah itu
tidak boleh dilakukan
secara spontan oleh semua manusia, kecuali sesudah mempelajari dan
memahami:

Siapakah golongan yang selamat?

Siapakah mereka yang termasuk dalam Ahlus Sunnah wal Jamaah, yang mana
setiap muslim wajib
bergabung dengan mereka?

Manakah firqah-firqah yang menyeleweng?

Apa pendapat dan syubhat-syubhat mereka?

Dengan demikian, ia dapat berwaspada darinya, kerana barangsiapa yang
tidak mengenal
keburukan akan terjerumus kepadanya, sebagaimana ucapan Huzaifah ibn
al-Yaman r.a:

????? ???????? ??????????? ??????? ??????? ?????? ??????? ????????
????????? ????
????????? ???????? ?????????? ???? ???????? ????????? ???? ???????????
???????? ???
??????? ??????? ?????? ?????? ??? ???????????? ??????? ??????????
??????? ???????
????????? ?????? ?????? ????? ????????? ????? ????? ?????? ???????? ????
?????? ??????
???????? ???? ?????? ????? ?????? ??????? ?????? ?????? ????? ????????
????? ??????
???????????? ???????? ???????? ??????????? ???????? ??????? ????????
???????? ??????????
???????? ???? ?????? ?????? ????????? ???? ????? ????? ?????? ???????
????? ?????????
????????? ???? ??????????? ????????? ????????? ?????? ???????? ???
??????? ???????
???????? ????? ????? ?????? ?????? ???? ??????????? ????????????????
???????????????
?????? ??? ??????? ??????? ????? ????? ???? ??????????? ?????? ?????
???????? ?????????
?????????????? ????????????? ???????? ?????? ???? ?????? ??????
????????? ????? ???????
????? ??????????? ?????? ????????? ???????? ?????? ???? ??????? ?????
?????? ????????
?????? ?????????? ????????? ???????? ????? ??????

Bahawasanya ketika manusia bertanya kepada Rasulullah SAW tentang
kebaikan, aku bertanya
kepada baginda tentang keburukan, kerana bimbang akan menimpa diriku,
maka aku berkata:
Wahai Rasulullah SAW, sesungguhnya kami dulu dalam keadaan jahiliyah
dan keburukan, maka
Allah datangkan kepada kami kebaikan, maka apakah sesudah kebaikan ini
ada keburukan?

Baginda SAW menjawab: Ya. Maka aku bertanya: Apakah sesudah keburukan
itu ada
kebaikan? Baginda menjawab: Ya, tetapi padanya ada dakhan (kotoran).
Aku berkata: Apa
dakhannya itu? Baginda menjawab: Kaum yang mengerjakan sunnah bukan
dengan sunnahku, dan
memberi petunjuk bukan dengan petunjukku, engkau kenali mereka tetapi
engkau ingkari.

Maka aku berkata: Apakah sesudah kebaikan tersebut akan muncul
keburukan lagi? Baginda
menjawab: Ya, adanya dai-dai yang berada di atas pintu Jahannam,
barangsiapa yang menyahut
panggilannya akan dilemparkan ke neraka Jahannam. Aku berkata: Ya
Rasulullah SAW,
terangkanlah ciri-ciri mereka. Baginda berkata: Mereka adalah suatu
kaum yang kulitnya sama
dengan kulit kita, bahasanya juga sama dengan bahasa kita. Aku berkata:
Apa yang engkau
perintahkan jika aku mengalami zaman seperti itu? Baginda berkata:
Berpeganglah dengan jamaah
muslimin dan imam mereka. Aku bertanya: Bagaimana jika tidak ada
jamaah dan imam? Baginda
menjawab: Tinggalkanlah semua firqah, meskipun kamu harus menggigit
akar pokok hingga kamu
mati dan kamu dalam keadaan seperti itu.1

Oleh kerana itu mengenal firqah-firqah dengan mazhab-mazhab dan
syubhat-syubhatnya serta
mengenal golongan yang selamat, Ahlus Sunnah wal Jamaah dan apa yang ada
padanya,
mengandungi banyak kebaikan bagi kaum muslimin. Kerana sesungguhnya
firqah yang sesat memiliki
syubhat-syubhat, penipuan-penipuan dan penyesatan-penyesatan, yang mana
golongan jahil telah
banyak tertipu dengan seruan-seruan mereka hingga mahu bergabung dengan
mereka, sebagaimana
ucapan Rasul SAW yang disebutkan dalam hadith Huzaifah:

Apakah sesudah kebaikan tersebut ada keburukan? Baginda menjawab: Ya,
dai-dai yang
berada di atas pintu Jahannam, barangsiapa yang menyahut panggilan
mereka bererti ia akan
dilemparkan ke dalam neraka Jahannam.

Aku berkata: Ya Rasulullah, terangkanlah kepada kami ciri-ciri mereka.
Baginda berkata:
Mereka adalah suatu kaum yang kulit mereka sama dengan kulit kita,
bahasa mereka juga sama
dengan bahasa kita.
Ini merupakan bahaya yang besar kerana pada suatu hari Rasulullah SAW
telah memberi nasihat
tentang hal ini kepada para sahabatnya sebagaimana terdapat pada hadith
al-`Irbadh bin Sariyah:

??????? ??????????? ?????????? ????????? ???????? ????? ???????????
?????????? ???????
?????????? ??????? ???? ??????? ??? ??????? ??????? ??????? ??????
?????????? ?????????
??????????? ????? ?????????? ????????? ??????? ??????????? ????????????
?????? ?????
??????? ?????????? ????????? ???? ?????? ???????? ????? ???????
??????????? ????????
???????????? ?????????? ????????? ???????????? ?????????????
??????????????? ?????????
????????? ?????????????? ???????????? ????????????? ?????????? ???????
????? ??????????
???????? ??????? ????? ???????? ?????????

Baginda SAW menasihati mereka dengan nasihat yang sungguh mengesankan
sehingga bergetarlah
hati kami dan berlinanganlah air mata kami. Kami berkata: Ya
Rasulullah, seolah-olah nasihat ini
seperti nasihat orang yang akan berpisah, maka berilah kami wasiat.
Baginda pun bersabda: Aku
wasiatkan kepada kamu supaya tetap bertaqwa kepada Allah dan sentiasa
mendengar dan taat,
walaupun yang memimpin kamu adalah seorang hamba dari Habsyi.
Barangsiapa yang hidup
(berumur panjang) di antara kamu, niscaya ia akan melihat perselisihan
yang banyak. Oleh kerana
itu, wajib bagi kamu untuk berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah
para Khulafa ar-Rasyidin
yang diberi petunjuk (yang datang) sesudahku, gigitlah sunnah itu dengan
gigi gerahammu. Dan
jauhilah perkara-perkara baru yang diada-adakan (dalam masalah agama),
kerana sesungguhnya
setiap yang baru itu adalah bidah dan setiap bidah adalah sesat.2

Dengan demikian, Rasulullah SAW telah mengkhabarkan bahawa akan ada
perselisihan dan
perpecahan. Dan baginda mewasiatkan bahawa apabila perkara tersebut
berlaku, maka hendaklah
berpegang teguh dengan jamaah muslimin dan imam mereka dan berpegang
erat dengan sunnah
Rasulullah SAW serta meninggalkan apa-apa yang bertentangan dengannya
dari segala perkataan,
pemikiran dan aliran-aliran sesat. Maka sesungguhnya inilah jalan
keselamatan yang Allah SWT telah
perintahkan manusia supaya bersatu dan berpegang dengan kitabNya dan
melarang dari
berpecah-belah.

Allah SWT berfirman:

????????????? ???????? ??????? ???????? ????? ??????????? ???????????
???????? ???????
?????????? ???? ???????? ????????? ????????? ?????? ???????????
??????????????
???????????? ?????????? ?????????? ????? ????? ???????? ???? ????????
??????????????
??????? ???????? ????????? ??????? ?????? ???????? ???????????
???????????

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah
kamu bercerai-berai,
dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa
jahiliyah) bermusuh-musuhan,
maka Allah mempersatukan hatimu, maka kerana nikmat Allah menjadilah
kamu orang-orang yang
bersaudara dan ketika kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu
Allah menyelamatkan kamu
daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamu, agar
kamu mendapat
petunjuk.
(Ali Imran: 103)

Hingga kepada firmanNya SWT:

????? ????????? ??????????? ??????????? ????????????? ???? ?????? ???
?????????
????????????? ???????????? ?????? ??????? ???????{105}?????? ?????????
???????
??????????? ???????...

Dan janganlah kamu menyerupai golongan yang bercerai-berai dan
berselisih sesudah datang
keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah golongan yang
mendapat siksa yang berat.3
Pada hari yang waktu itu ada muka yang putih berseri. Dan ada pula muka
yang hitam muram...
(Ali Imran: 105 106)

Berkata Ibnu Abbas:

Muka yang putih berseri adalah muka-muka Ahlus Sunnah wal Jamaah dan
muka yang hitam
muram adalah muka Ahlul Bidah dan golongan yang suka berselisih.4

Allah SWT berfirman:

????? ????????? ????????? ????????? ????????? ??????? ?????? ????????
??? ?????? ????????
?????????? ????? ??????? ????? ????????????? ????? ??????? ???????????

Sesungguhnya orang-orang yang memecah-belahkan agamanya dan mereka
(berpecah) menjadi
beberapa golongan, tidak ada sedikit pun tanggungjawabmu terhadap
mereka. Sesungguhnya urusan
mereka hanyalah (terserah) kepada Allah, kemudian Allah akan
memberitahukan kepada mereka
apa yang telah mereka perbuat.
(al-Anam: 159)

Agama itu adalah satu, yakni apa-apa yang dibawa oleh Rasulullah SAW,
tidak dibenarkan adanya
pembahagian menjadi agama-agama dan tidak pula kepada aliran-aliran yang
berbeza-beza. Agama
yang satu itu adalah agama Allah SWT, iaitu apa-apa yang dibawa oleh
RasulNya SAW. Dan
baginda tinggalkan umatnya di atasnya, di atas pijakan yang putih,
malamnya seperti siang, tidak ada
seorang pun tergelincir darinya kecuali dia akan binasa.

Rasulullah SAW bersabda:

???????? ??????? ?????????? ???? ????????? ??? ????????????? ???????
??????? ???????
?????????

Aku tinggalkan untuk kamu perkara yang kamu tidak akan tersesat
selamanya sesudahku, selama
kamu berpegang teguh dengannya iaitu Kitab Allah dan Sunnahku.5
Tidaklah disebutkan dalam kitab yang mulia tentang perpecahan, kecuali
dalam keadaan dicela dan
diancam dan tidaklah disebutkan tentang bersatu di atas al-haq dan
petunjuk, kecuali dalam keadaan
dipuji dan dijanjikan ke atasnya dengan balasan yang besar berupa
kebaikan-kebaikan di dunia dan
di akhirat.

Telah disebutkan dalam hadith-hadith yang banyak dari Nabi SAW dalam
as-Sunnah, yang
memerintahkan supaya umat Islam berpegang teguh dengan al-Jamaah.6
Bersabda Rasulullah SAW:

????? ????? ???????????? ??????????? ????? ?????????? ???????????
??????? ????????????
???????? ????? ??????? ??????????? ??????? ????????? ??? ???????? ??????
??????? ?????????
??????? ?????? ???? ??? ??????? ??????? ????? ??? ????? ????????
????????????
Sesungguhnya Bani Israel berpecah menjadi tujuh puluh dua golongan, dan
umat ini akan berpecah
menjadi tujuh puluh tiga golongan, semuanya di dalam neraka kecuali
satu. Mereka (para sahabat)
bertanya: Siapakah golongan itu, ya Rasulullah? Baginda menjawab:
Sesiapa yang mengikuti
sunnahku dan para sahabatku.7
Rasulullah SAW telah mengkhabarkan dalam hadith ini bahawasanya pasti
akan berlaku perpecahan
di dalam umat ini dan tidaklah baginda berbicara berdasarkan hawa
nafsunya, maka pasti akan
berlaku sebagaimana telah dikhabarkan oleh baginda.

Pengkhabaran dari baginda SAW ini maknanya adalah sebagai larangan dan
peringatan supaya
menjauhkan diri dari perpecahan tersebut. Oleh kerana inilah baginda
bersabda:

Semuanya di neraka kecuali satu.

Ketika baginda SAW ditanya tentang: Siapakah satu yang selamat itu?
Baginda menjawab:
Mereka adalah golongan yang menempuh jalan seperti yang aku dan
sahabatku tempuhi hari ini.

Maka barangsiapa yang tetap di atas jalan yang ditempuh Rasul SAW dan
para sahabatnya, maka
dia termasuk orang yang selamat dari neraka. Dan barangsiapa yang
bertentangan dengan hal
tersebut, sesungguhnya dia diancam dengan neraka sesuai dengan kadar
jauhnya dari al-haq. Jika
penyimpangannya adalah termasuk kekafiran dan kemurtadan, maka dia
termasuk penghuni neraka
yang kekal di dalamnya. Dan jika penyimpangannya tidak mengeluarkannya
dari iman namun dia
tetap diancam dengan ancaman yang keras. Dan tidaklah selamat dari
ancaman ini kecuali satu
golongan dari 73 golongan iaitu golongan yang selamat yang dia
berpijak dengan apa yang
ditempuh oleh Rasul SAW dan para sahabatnya, iaitu di atas Kitab Allah
dan sunnah RasulNya
SAW, manhaj yang selamat serta landasan hujah yang jelas.

Inilah jalan yang Rasul SAW tempuh, sehingga Allah SWT berfirman:

??????????????? ????????????? ???? ??????????????? ?????????????
???????????
????????????? ??????????? ?????? ??????? ???????? ???????? ??????

Orang-orang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara
golongan Muhajirin dan
Ansar dan golongan yang mengikuti mereka dengan baik, Allah redha kepada
mereka dan mereka
pun redha kepada Allah.
(at-Taubah: 100)
Allah SWT berfirman:

????????????? ??????????? ????????????? ???????????

Dan golongan yang mengikuti mereka dengan baik.

Hal ini menunjukkan bahawa akhir umat ini dituntut untuk mengikuti
manhaj golongan terdahulu, iaitu
yang mula-mula (masuk Islam) baik dari golongan Muhajirin mahupun Ansar
iaitu manhaj Rasul
SAW dan apa-apa yang dibawa oleh Rasul SAW.

Barangsiapa yang menyelisihi manhaj golongan terdahulu dan mula-mula
masuk Islam dari golongan
Muhajirin dan Ansar, maka dia termasuk golongan yang sesat.

Allah SWT berfirman:

?????? ?????? ??????? ???????????? ???????????? ???? ????????? ????????
??????? ??????????
???? ????????????? ???????????????? ?????????????? ???????????????
???????? ??????????
????????{69}?????? ????????? ???? ??????? ??????? ????????? ????????{70}

Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan RasulNya, mereka itu akan
bersama-sama dengan
golongan yang dianugerahkan nikmat oleh Allah iaitu Nabi-nabi, para
siddiqin, orang-orang yang
mati syahid dan orang-orang soleh. Dan mereka itu teman yang
sebaik-baiknya. Yang demikian itu
adalah kurnia dari Allah dan Allah cukup mengetahui.
(an-Nisa: 69 70)
Barangsiapa mentaati Allah dan RasulNya walau di mana ia berada, tidak
kira sama ada dia hidup di
zaman Rasul SAW atau dia menjadi muslim terakhir di dunia, maka
sesungguhnya di hari kiamat dia
termasuk bersama golongan yang selamat.

Allah SWT berfirman:

???????????? ???? ????????? ???????? ??????? ?????????? ????
?????????????
???????????????? ?????????????? ??????????????? ???????? ??????????
????????
Mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahkan
nikmat oleh Allah, iaitu
nabi-nabi, para siddiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang
soleh. Dan mereka itulah
teman yang sebaik-baiknya.
(an-Nisa: 69)

Adapun barangsiapa yang menyelisihi manhaj ini, maka dia tidak mendapat
janji ini, dan tidak pula
bersama teman-teman yang baik. Dia akan berkumpul bersama-sama golongan
yang menyelisihi dan
menyimpang.

Oleh kerana itu, terdapat suatu doa yang agung yang sering kita
ulang-ulangi dalam solat kita, setiap
rakaat pada akhir al-Fatihah:

???????? ?????????? ??????????????{6}??????? ????????? ??????????
?????????? ??????
???????????? ?????????? ????? ????????????{7}

Tunjukkanlah kami jalan yang lurus (iaitu) jalan orang-orang yang telah
Engkau beri nikmat kepada
mereka, bukan (jalan) orang yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka
yang sesat.
(al-Fatihah: 6 7)

Ini adalah doa yang agung yang sering kita minta kepada Allah setiap
rakaat dalam solat kita, agar
Allah memberikan petunjuk kepada kita ke jalan orang-orang yang telah
diberi nikmat olehNya, iaitu
kepada apa yang dibawa oleh para rasul dan apa-apa yang ditempuh oleh
para pengikutnya hingga
hari kiamat.

Dan rasul yang terakhir adalah Muhammad SAW yang mesti diikuti, ditaati
dan dicontohi. Kerana
baginda adalah Nabi hingga akhir zaman. Dan sejak Allah mengutusnya
hingga hari kiamat, maka
semua manusia diperintahkan u ntuk mengikutinya, walaupun seandainya
datang seorang Nabi
terdahulu maka nabi itu pun wajib mengikuti Rasul SAW.

Rasulullah SAW bersabda:

Seandainya Musa masih hidup di antara kamu, tidak boleh baginya kecuali
mesti mengikutiku.8
Dan juga Allah SWT berfirman:

?????? ?????? ??????? ???????? ????????????? ????? ??????????? ????
??????? ??????????
????? ????????? ??????? ????????? ????? ???????? ????????????? ????
?????????????????
????? ?????????????? ???????????? ????? ???????? ??????? ???????
??????????? ?????
??????????? ??????? ???????? ???? ?????????????{81}?????? ????????
?????? ??????
???????????? ???? ?????????????{82}?????????? ????? ??????? ?????????...

Dan (ingatlah) ketika Allah mengambil perjanjian daripada Nabi,
Sungguh, apa saja yang Aku
berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah kemudian datang kepadamu
seorang rasul (iaitu
Muhammad SAW) yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan
sungguh-sungguh
beriman kepadanya dan menolongnya. Apakah kamu mengakui dan menerima
perjanjianKu
terhadap apa yang demikian? Maka mereka menjawab: Kami mengakui.
Allah berfirman: Kalau
begitu, saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama
kamu. Barangsiapa yang
berpaling sesudah itu maka mereka itulah golongan yang fasik. Maka
apakah mereka mencari agama
yang lain selain dari agama Allah...
(Ali Imran: 81 83)

Maka tidak ada agama sesudah diutusnya Muhammad SAW, kecuali agama
Muhammad SAW dan
barangsiapa yang mencari agama selainnya, maka sesungguhnya tidak akan
diterima (agama itu) dan
pada hari kiamat termasuk golongan yang rugi.

Firman Allah SWT:
?????? ???????? ?????? ???????????? ?????? ?????? ???????? ?????? ??????
??? ??????????
???? ?????????????

Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidak
akan diterima (agama itu)
daripadanya, dan di akhirat dia termasuk golongan yang rugi.
(Ali Imran: 85)

Bukan (jalan) mereka yang dimurkai, mereka adalah semua orang yang
mempunyai ilmu, tetapi
tidak beramal dengan ilmu tersebut, iaitu orang-orang Yahudi dan selain
mereka dari kalangan
ulama-ulama yang sesat. Mereka hanya mengetahui kebenaran tetapi mereka
tinggalkan kebenaran
itu hanya kerana mengikuti hawa nafsu, mencari kepentingan dan manfaat
peribadi. Mereka
mengetahui al-haq (kebenaran) yang datang dari Rasulullah saw, akan
tetapi mereka tidak
mengikutinya, bahkan mengikuti hawa nafsu dan kesenangannya, serta
kecenderungan kepada
perasaannya, atau kerana kecenderungannya pada suatu mazhab atau sebab
yang lainnya. Mereka
adalah golongan yang dimurkai Allah, kerana mereka bermaksiat kepada
Allah berdasarkan ilmu.

Dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. Mereka adalah golongan yang
beramal tanpa ilmu,
bersungguh-sungguh dalam ibadah, tetapi tidak berada pada jalan Rasul
SAW, seperti ahli bidah
dan golongan yang menyimpang.
Mereka bersungguh-sungguh dalam ibadah, zuhud, solat, puasa dan bahkan
mereka
mengada-adakan peribadatan tanpa adanya keterangan dari Allah. Mereka
mengikuti sesuatu yang
berasal dari hawa nafsu mereka yang tidak ada pada Rasul SAW. Akhirnya
mereka sesat dan
amalnya ditolak, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:

???? ?????? ??????? ?????? ???????? ????????? ?????? ?????

Barangsiapa beramal dengan suatu amalan yang tidak ada dasarnya dari
perkara kami, maka ia
tertolak.9

Mereka adalah golongan yang sesat, di antaranya adalah golongan Nasrani
dan siapa saja yang
menyembah Allah berdasarkan kejahilan dan kesesatan walaupun niat dan
tujuannya baik.
Diterimanya amal itu bukan dengan niat saja, akan tetapi yang menjadi
ukuran adalah dengan
mengikuti (al-Ittiba).

Oleh kerana itulah disayaratkan pada setiap amalan agar memenuhi dua
syarat supaya amal tersebut
diterima di sisi Allah dan mendapat pahala bagi pelakunya.

1. Ikhlas untuk Allah Azza wa Jalla.
2. Mengikuti tuntutan Rasul SAW.

Allah SWT berfirman:

????? ???? ???????? ???????? ??????? ?????? ???????? ?????? ????????
?????? ??????? ?????
?????? ?????????? ????? ???? ???????????

Bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia
berbuat kebajikan, maka
baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhuatiran terhadap
mereka dan tidak (pula)
mereka bersedih hati.
(al-Baqarah: 112)

Menyerahkan diri kepada Allah iaitu ikhlas untuk Allah. Melakukan
kebaikan adalah mengikuti
sunnah Rasulullah SAW.

Allah Jalla wa `Ala memerintahkan supaya bersatu di atas al-Kitab dan
as-Sunnah dan melarang kita
dari berpecah-belah dan berselisih. Kerana bersatu di atas al-Kitab dan
as-Sunnah merupakan
kebaikan di dunia dan di akhirat, dan berpecah-belah merupakan bahaya
bagi kehidupan dunia dan
akhirat.

Oleh kerana itu perkara ini memerlukan perhatian yang besar, kerana
semakin mendekati akhir
zaman semakin banyak firqah (golongan), seruan-seruan dan aliran-aliran
serta mazhab-mazhab yang
batil. Di samping itu juga muncul jamaah-jamaah yang bermacam-macam
dengan banyaknya. Oleh
kerana itu, wajib bagi seorang muslim untuk mengkaji, apakah yang sesuai
dengan Kitab Allah dan
sunnah Rasulullah SAW, kemudian mengambilnya dari sesiapa yang
membawanya, kerana al-haq
(kebenaran) adalah barang hilang dari seorang mukmin.

Adapun perkara-perkara yang bertentangan dengan apa yang ditempuh Rasul
SAW, maka
hendaklah ditinggalkan, walaupun perkara tersebut ada pada jamaahnya
atau bersama orang yang
bergabung dengan jamaahnya.

Selama perkara tersebut bertentangan dengan al-Kitab dan as-Sunnah, maka
tetap mesti
ditinggalkan, kerana manusia menginginkan keselamatan, tidak mahukan
kebinasaan bagi dirinya.

Oleh kerana itu sikap toleransi tidak bermanfaat dalam hal ini, kerana
perkara ini adalah soal syurga
atau neraka. Dan manusia tidak boleh bergabung dengan selain Ahlus
Sunnah wal Jamaah,
disebabkan sikap toleransi, fanatik atau mengikuti hawa nafsu. Kerana
yang demikian akan
membahayakan dirinya dan mengeluarkan dirinya dari jalan keselamatan
menuju jalan kebinasaan.

Tidak membahayakan Ahlus Sunnah wal Jamaah golongan yang bertentangan
dengan mereka, sama
saja bagi mereka sama ada kamu bersama mereka atau menentang mereka.
Jika kamu bersama
mereka (Ahlus Sunnah wal Jamaah), maka alhamdulillah dan mereka akan
gembira, kerana mereka
mahukan kebaikan bagi manusia. Jika kamu menentang mereka, maka kamu
tidak dapat
membahayakan mereka. Oleh kerana itu Rasulullah SAW bersabda:

??? ??????? ????????? ???? ???????? ?????????? ????? ???????? ???
??????????? ????
?????????? ?????? ???????? ?????? ??????? ?????? ????????

Sentiasa ada segolongan dari umatku terang-terangan di atas kebenaran,
tidak mencelakakan
mereka golongan yang mencemuhnya hingga datang urusan Allah dan mereka
dalam keadaan
demikian.10
Golongan yang menyelisihi Ahlus Sunnah wal Jamaah tidak akan
membahayakan/mencelakakan
mereka, kecuali dirinya sendiri. Yang menjadi ukuran bukanlah banyaknya
jumlah, tetapi yang
menjadi ukuran adalah sesuai dengan kebenaran.11

Walaupun jumlah mereka sedikit, bahkan sekiranya di suatu masa hanya ada
seorang manusia dan
dia berada di atas al-haq, dialah al-Jamaah. Bukanlah suatu keharusan
bagi al-Jamaah dilihat dari
banyaknya jumlah pengikut tetapi al-Jamaah adalah siapa yang sesuai
dengan al-haq, al-Kitab dan
as-Sunnah walaupun jumlahnya sedikit. Namun, bila yang berkumpul di atas
al-haq itu ramai, maka
segala puji bagi Allah, ini adalah kekuatan.
Sekiranya yang menentang al-haq itu ramai maka wajib bagi kita bergabung
bersama al-haq tersebut
walaupun tidak ada bersamanya kecuali sedikit.

Sebagaimana dikhabarkan oleh Rasulullah SAW tentang berlakunya
perpecahan dan perselisihan,
hal itu telah berlaku dan bertambah besar seiring dengan bertambahnya
zaman. Bertambahnya
perpecahan dan perselisihan hingga hari kiamat merupakah hikmah dari
Allah SWT untuk menguji
para hambaNya, maka Allah membezakan antara orang yang mencari al-haq
dengan orang yang
terpengaruh dengan hawa nafsu dan asabiyyah.

Firman Allah SWT:

???????? ???????? ???? ?????????? ???? ????????? ??????? ?????? ???
??????????{2}????????
???????? ????????? ???? ?????????? ??????????????? ??????? ?????????
????????
??????????????? ?????????????{3}

Apakah manusia menyangka bahawa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:
Kami telah beriman,
sedangkan mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji
orang-orang yang sebelum
mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan
sesungguhnya Dia
mengetahui orang-orang yang dusta.
(al-Ankabut: 1 3)

Allah SWT berfirman:

?????? ????? ??????? ???????? ???????? ??????? ????????? ?????
??????????
?????????????{118}?????? ???? ?????? ??????? ?????????? ??????????
????????? ????????
??????? ???????????? ????????? ???? ?????????? ??????????
???????????{119}
Tetapi mereka sentiasa berselisih pendapat. Kecuali orang-orang yang
diberi rahmat oleh
Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Tuhanmu
(keputusanNya) telah
ditetapkan: Sesungguhnya Aku akan memenuhkan neraka Jahannam dengan jin
dan manusia (yang
derhaka) semuanya.
(Hud: 118 119)

Berlakunya perpecahan dan perselisihan ini merupakan cubaan dari Allah
SWT dan jika Allah
berkehendak tentu Dia Maha mampu untuk mengumpulkan mereka di atas
al-haq.

Allah SWT berfirman:

?????? ????? ??????? ???????????? ????? ????????

Kalau Allah mengkehendaki tentu saja Allah menjadikan mereka semua
dalam petunjuk.
(al-Anam: 35)

Dia Maha Berkuasa untuk ini, tetapi hikmah Allah menuntut untuk menguji
mereka dengan adanya
perpecahan dan perselisihan yang dengan sebab itu akan membezakan di
antara pencari al-haq dan
pengikut hawa nafsu dan asabiyyah (fanatik).

Dan sentiasa ulama umat di setiap waktu dan tempat melarang perselisihan
dan mewasiatkan agar
berpegang teguh dengan Kitab Allah dan Sunnah RasulNya SAW di dalam
buku-buku mereka,
yang tetap ada sepeninggalan mereka.

Seperti kitab Sahih Bukhari tentang berpegang teguh dengan al-Kitab dan
as-Sunnah.
Dan di dalam buku-buku aqidah disebutkan tentang golongan-golongan yang
binasa dan golongan
yang selamat, seperti Kitab Syarah ath-Thahawiyah.

Tujuan perbincangan ini adalah menjelaskan al-haq dan kebatilan, ketika
berlaku apa yang
dikhabarkan oleh Rasulullah SAW tentang perpecahan dan perselisihan.

Wajib bagi kita untuk beramal dengan apa-apa yang telah Rasul SAW
wasiatkan kepada kita
sebagaimana sabdanya:

Wajib ke atas kamu mengikuti sunnahku dan sunnah Khulafa ar-Rasyidin
sesudahku.12

Tidak ada jalan keselamatan dari bahaya (perpecahan) ini kecuali
berpegang teguh dengan Kitab
Allah dan Sunnah RasulNya SAW. Dan bukanlah berpegang dengan al-Kitab
dan as-Sunnah adalah
perkara yang mudah berlaku, tentu di dalamnya akan ada berbagai
kesusahan yang memerlukan
kesabaran dan kekukuhan, kerana berpegang teguh dengan al-haq,
lebih-lebih lagi di akhir zaman,
tentu akan menanggung berbagai kesusahan, sehingga jadilah orang yang
berpegang teguh dengan
agamanya seperti orang yang memegang bara api, sebagaimana yang telah
sahih dari Nabi SAW.13
Dan mereka yang memegang Sunnah Rasul SAW dan berjalan di atas manhaj
Salaf, akan menjadi
asing di akhir zaman, sebagaimana baginda SAW mengkhabarkan tentang hal
itu dengan
perkataannya:

???????? ????????????? ????????? ??????????? ??? ???????? ???????? ????
???????

Beruntunglah bagi orang-orang asing yang mereka memperbaiki apa-apa
yang telah dirosakkan
oleh manusia sesudahku dari sunnahku.14

Dalam riwayat lain: Orang-orang yang baik ketika manusia rosak.15
Oleh kerana itu, maka ilmu yang mula-mula kita perlukan adalah ilmu
tentang Kitab Allah dan
Sunnah RasulNya SAW dan ilmu tentang manhaj as-salaf as-soleh dan jalan
yang mereka tempuhi.

Dan berpegang teguh dengan Kitab Allah dan Sunnah RasulNya memerlukan
kesabaran terhadap
berbagai gangguan yang menimpa manusia.

Allah SWT berfirman:

???????????{1}????? ???????????? ????? ??????{2}?????? ????????? ???????
??????????
????????????? ???????????? ?????????? ???????????? ???????????{3}

Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali
golongan yang beriman
dan mengerjakan amal soleh dan nasihat menasihati supaya mentaati
kebenaran dan nasihat
menasihati supaya menetapi kesabaran.
(al-Asr: 3)

???????????? ??????????? Ini menunjukkan bahawasanya mereka akan menemui
berbagai
kesusahan dalam mempertahankan keimanan dan amalan-amalan mereka serta
dalam hal saling
mewasiatkan dalam kebenaran. Golongan seperti ini pasti akan menemui
berbagai rintangan, celaan
dan cercaan dari kalangan manusia. Kadang-kadang mereka menemui
ancaman-ancaman, dan
pembunuhan serta penyiksaan, akan tetapi mereka tetap bersabar selama
mereka di atas al-haq,
mereka bersabar dan kukuh di atas al-haq. Akan tetapi jika nampak bagi
mereka bahawa mereka di
atas suatu kesalahan, maka mereka akan segera kembali kepada al-haq
kerana al-haq itu adalah
tujuan mereka.

Sesungguhnya telah berlaku perpecahan sejak zaman dahulu. Dan dalam
perbincangan ini akan
dibicarakan tentang empat golongan, yang mana mereka merupakan asas-asas
dari firqah-firqah
yang ada.

QADARIYAH

Firqah (golongan) yang pertama muncul adalah firqah Qadariyah iaitu pada
akhir zaman sahabat.

Qadariyyah adalah golongan yang mengingkari takdir Allah. Mereka
meyakini bahawa apa saja yang
berlaku hanya semata-mata perbuatan manusia, tanpa didahului oleh takdir
Allah sebelumnya.
Mereka mengingkari rukun iman yang keenam, kerana seperti kita ketahui
rukun iman itu ada enam:
iaitu iman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab, Rasul-rasulNya, beriman
kepada hari akhirat dan
takdir yang baik atau yang buruk semuanya adalah datang dari Allah.

Mereka juga dinamakan Majusi umat ini, kerana mereka beranggapan
bahawa setiap makhluk
mencipta perbuatan dirinya sendiri, bukan kerana kehendak Allah. Oleh
kerana itu mereka
menetapkan adanya pencipta-pencipta selain Allah sebagaimana kaum Majusi
yang mengatakan:
Sesungguhnya alam mempunyai dua pencipta: Cahaya dan kegelapan. Cahaya
menciptakan
Kebaikan dan Kegelapan menciptakan keburukan.

Qadariyyah lebih jahat daripada Majusi kerana Qadariyyah menetapkan
adanya pencipta yang
banyak. Hal ini berdasarkan perkataan mereka: Masing-masing menciptakan
perbuatan dirinya,
oleh kerana itu mereka dinamakan Majusi umat ini.

Bertentangan dengan mereka adalah golongan Jabariyyah yang mana mereka
berkata:
Sesungguhnya seorang hamba dipaksa atas perbuatannya, seperti bulu yang
digerakkan oleh angin
tanpa ada usaha. Oleh kerana itu mereka dinamakan Jabariyyah dan mereka
sesungguhnya adalah
Qadariyyah yang ghuluw iaitu golongan yang ghuluw dalam menetapkan
takdir dan menolak bahawa
hamba memiliki ikhtiar (usaha).

Golongan yang pertama dari mereka (yang bertentangan dengan golongan
Jabariyyah), mereka
menetapkan usaha pada manusia, berlebih-lebihan. Sehingga mereka
mengatakan: Sesungguhnya dia
menciptakan perbuatannya sendiri dan tidak ada kaitannya dengan Allah
Taala, Maha Tinggi Allah
dari apa-apa yang mereka ucapkan. Mereka itu dinamakan Qadariyyah Nufat
(golongan yang
menolak takdir), termasuk dalam golongan mereka adalah Mutazilah dan
golongan yang berjalan di
atas jalan mereka. Golongan Qadariyyah terbahagi menjadi dua, iaitu:

1. Qadariyyah yang ghuluw (berlebihan) dalam menolak takdir.

2. Qadariyyah yang ghuluw (berlebihan) dalam menetapkan takdir.

Dan sesungguhnya Qadariyyah berpecah-belah menjadi golongan yang banyak
tidak ada yang
mengetahui jumlahnya kecuali Allah, setiap golongan membuat mazhab
(ajaran) tersendiri dan
kemudian memisahkan diri dari golongan yang sebelumnya. Inilah keadaan
ahlul bidah, yang mana
mereka selalu dalam perpecahan dan selalu mencipta pemikiran-pemikiran
dan
penyimpangan-penyimpangan yang berbeza dan saling bertentangan.

Adapun Ahlus Sunnah wal Jamaah tidak ada pergolakan dan perselisihan
pada mereka, kerana
mereka sentiasa berpegang teguh dengan al-haq yang datang dari Allah
SWT. Mereka sentiasa
berpegang dengan Kitab Allah dan Sunnah RasulNya SAW sehingga tidak
pernah berlaku sebarang
perpecahan pada mereka dan tiada pula perselisihan kerana mereka
berjalan di atas manhaj yang
satu.

KHAWARIJ

Mereka adalah golongan yang keluar (memberontak) terhadap pemerintahan
di akhir pemerintahan
Uthman radhiallahu `anhu. Akibat dari pemberontakan mereka, maka
terbunuhlah Uthman
radhiallahu `anhu. Kemudian semasa kekhalifahan Ali radhiallahu `anhu
semakin bertambah
keburukan mereka, mereka memisahkan diri dari Ali dan bahkan
mengkafirkannya serta
mengkafirkan para sahabat kerana tidak sesuai dengan manhaj mereka.
Mereka menghukum orang
yang tidak sesuai dengan mazhab mereka sebagai orang kafir, sehingga
mereka berani mengkafirkan
makhluk-makhluk pilihan iaitu sahabat Rasulullah SAW, kerana para
sahabat tidak sesuai dengan
mereka dalam kesesatan dan pengkafirannya.

Mereka (Khawarij) tidak berpegang dengan as-Sunnah wal Jamaah dan tidak
mahu mentaati
pemerintahan serta beranggapan bahawa keluar memberontak terhadap
pemerintahan dan
memecahbelahkan perpaduan umat termasuk (ajaran) agama16 , hal ini
bertentangan dengan apa
yang telah diwasiatkan oleh Rasulullah SAW tentang keharusan untuk tetap
taat, dan bertentangan
dengan apa yang Allah perintahkan dalam firmanNya:

????????? ??????? ??????????? ?????????? ????????? ????????? ????????

Taatilah Allah dan taatilah RasulNya dan ulil amri di antara kamu.
(an-Nisa: 59)

Allah Jalla wa `ala memasukan perkara taat kepada penguasa merupakan
sebahagian dari agama,
begitu juga Nabi SAW menjadikan perkara taat kepada penguasa merupakan
sebahagian dari
agama.

Rasulullah SAW bersabda:

?????????? ????????? ??????? ??????????? ???????????? ?????? ?????????
?????????? ??????
????????? ???? ?????? ???????? ????? ??????????? ????????

Aku wasiatkan kepada kamu supaya bertaqwa kepada Allah, mendengar dan
taat walaupun yang
memerintah kamu adalah seorang hamba, maka barangsiapa yang masih hidup
maka dia akan
melihat perselisihan yang banyak.

Oleh kerana itu taat kepada pemerintah Islam adalah merupakan sebahagian
dari agama. Dan
Khawarij mengatakan: Tidak. Kami adalah golongan merdeka. Ini adalah
kaedah dari berbagai
revolusi yang mereka lakukan pada hari ini, maka Khawarij adalah
golongan yang menginginkan
perpecahan jamaah muslimin dan memecahkan tongkat ketaatan (terhadap
pemerintahan) serta
bermaksiat kepada Allah dan RasulNya dalam perkara ini dan mereka
berpendapat pelaku dosa
besar itu kafir.

Pelaku dosa besar seperti penzina, pencuri, peminum arak, mereka anggap
kafir. Sedangkan Ahli
Sunnah wal Jamaah mengangap pelaku dosa besar itu masih dianggap sebagai
muslim yang kurang
imannya17 hanya mereka menamakan sebagai orang fasik yang tercampur,
iaitu mukmin kerana
keimanannya fasik kerana dosa besarnya.

Dosa besar tersebut tidak mengeluarkan ia dari Islam, kecuali kesyirikan
atau perkara-perkara yang
telah diketahui membatalkan keIslamannya.

Adapun dosa selain syirik, maka sesungguhnya tidak mengeluarkan
seseorang pun dari keimanan
walaupun dosa besar.
Allah SWT berfirman:


????? ??????? ??? ???????? ???? ???????? ???? ?????????? ??? ?????
?????? ?????? ???????

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa selain
dari (syirik) itu bagi siapa yang dikehendakiNya.
(an-Nisa: 48, 116)

Khawarij mengatakan: Pelaku dosa besar itu kafir dan dia tidak akan
diampuni serta kekal di dalam
neraka. Hal ini bertentangan dengan apa yang tersebut dalam Kitab
Allah. Perkataan mereka itu
disebabkan kerana mereka tidak mempunyai pengetahuan (tentang ilmu
ad-din).

Jika diperhatikan, punca yang menjerumuskan mereka ke dalam hal ini
adalah disebabkan tiada
pada mereka pengetahuan (tentang ilmu ad-din). Mereka adalah sebuah
jamaah yang sangat
sungguh-sungguh dalam ibadah, solat, puasa, membaca al-Quran dan
mempunyai semangat yang
tinggi, akan tetapi mereka tidak faqih (faham) tentang ilmu ad-din. Hal
ini pasti merupakan suatu
kerosakan bagi mereka.

Bersungguh-sungguh dalam ibadah dan wara (berhati-hati) haruslah
disertai dengan ilmu dan
pengetahuan (kefahaman) tentang agama.

Ketika Nabi SAW menerangkan sifat-sifat mereka kepada para sahabatnya,
bahawa solat para
saahbat baginda adalah lebih rendah dibandingkan solat Khawarij dan
ibadah mereka lebih rendah
dari ibadah Khawarij. Namun demikian, baginda SAW bersabda:

???????????? ???? ????????? ????? ???????? ????????? ???? ????????????

Mereka keluar dari agama sebagaimana keluarnya anak panah dari
busurnya.18

Baginda bersabda demikian padahal mereka adalah kaum yang terkenal
ibadahnya,
kebaikan-kebaikannya dan solat malamnya. Akan tetapi kerana kesungguhan
mereka bukan di atas
asas yang benar dan tidak di atas ilmu yang sahih maka jadilah
kesungguhan mereka itu sebagai
kesesatan (penyakit) dan keburukan yang menimpa mereka dan umat.

Dan tidaklah kita ketahui sedikit pun dari Khawarij bahawa pada suatu
hari mereka memerangi
golongan kafir selamanya, akan tetapi mereka hanya memerangi kaum
muslimin, sebagaimana sabda
baginda SAW:

???????????? ?????? ???????????? ???????????? ?????? ????????????

Mereka membunuh orang Islam dan membiarkan penyembah berhala.19

Tidaklah kita ketahui atau temui dalam sejarah bahawa Khawarij pernah
memerangi kaum kuffar dan
musyrikin, akan tetapi selamanya mereka hanya memerangi kaum muslimin.
Mereka membunuh Ali
bin Abi Talib, Zubair bin Awwam dan sahabat-sahabat pilihan lainnya dan
mereka sentiasa
membunuh kaum muslimin hingga sekarang.

Hal itu semua terjadi kerana kejahilan mereka tentang agama Allah Azza
wa Jalla, walaupun mereka
adalah kaum yang terkenal wara, ibadah dan kesungguhannya. Tetapi
kerana semua ini tidak
berlandaskan ilmu yang benar jadilah semua itu sebagai bencana bagi
mereka. Oleh kerana itu
berkata al-Allamah Ibnu Qayyim dalam mensifatkan mereka:

Mereka hafal nas-nas namun dangkal pemahamannya.

Sehingga mereka diberi kekurangan dalam ilmunya.20

Mereka sering berdalil dengan nas-nas, tetapi mereka tidak memahaminya.
Mereka berdalil dengan
nas-nas dari al-Quran dan as-Sunnah tentang ancaman bagi pelaku
maksiat, tetapi mereka tidak
faham maknanya dan tidak mahu melihat (kembali) kepada nas-nas yang lain
yang terdapat janji
tentang pengampunan dan taubat bagi pelaku maksiat selain syirik. Mereka
hanya mengambil satu
sisi dan meninggalkan sisi yang lain. Hal ini kerana kejahilan mereka.

Kecemburuan dan semangat terhadap agama tidaklah cukup, kedua-duanya
haruslah berlandaskan
ilmu. Dengan berlandaskan ilmu dan pemahaman tentang agama Allah Azza wa
Jalla semua perkara
dapat diletakkan pada tempatnya.

Kecemburuan dan semangat terhadap agama adalah baik, akan tetapi
mestilah dibimbing dengan
mengikuti al-Kitab dan as-Sunnah. Tidak ada yang lebih cemburu terhadap
agama dan tidak ada
yang lebih banyak nasihatnya terhadap kaum muslimin daripada para
sahabat radhiallahu `anhum,
walaupun begitu, mereka membunuh Khawarij kerana bahaya dan buruknya
Khawarij.

Ali bin Abi Talib radhiallahu `anhu memerangi mereka sehingga baginda
merupakan orang yang
membunuh mereka dengan seburuk-buruk pembunuhan dalam peristiwa
Nahran. Peristiwa
tersebut sebagai bukti terhadap apa yang dikhabarkan oleh Nabi SAW:

Bahawa Nabi SAW memberikan khabar gembira bagi sesiapa yang membunuh
mereka dengan
kebaikan dan syurga, maka Ali bin Abi Taliblah yang membunuh mereka,
sehingga baginda
mendapat apa yang diberitakan oleh Rasul SAW.21 Baginda membunuh mereka
untuk mencegah
keburukan terhadap kaum muslimin.

Maka, wajib ke atas kaum muslimin di setiap zaman jika mendapati adanya
mazhab (golongan) yang
buruk ini supaya segera menghilangkannya, dengan cara menyeru mereka ke
jalan Allah dan
menjelaskan kepada manusia tentang perkara tersebut, kemudian jika
mereka tidak
melaksanakannya, maka perangilah mereka untuk menolak keburukan yang ada
pada mereka.

Ali bin Abi Talib radhiallahu `anhu mengutus kepada mereka anak bapa
saudaranya, iaitu Abdullah
bin Abbas, orang yang paling alim, dan jurucakapnya al-Quran untuk
berdebat dengan mereka.
Berkat pertolongan Allah, seramai enam ribu orang dari mereka kembali ke
jalan yang benar dan
sisanya yang ramai tidak kembali (ke jalan yang benar), sehingga
diperangi oleh Amirul Mukminin Ali
bin Abi Talib bersama para sahabat untuk mencegah keburukan dan gangguan
mereka terhadap
kaum muslimin.

SYIAH

Syiah adalah golongan yang mendakwa mengikuti dan menolong ahli bait.

Allah berfirman ketika menyebutkan kisah Nuh:

??????? ???? ?????????? ???????????????

Dan sesungguhnya Ibrahim benar-benar termasuk golongannya (Nuh).
(ash-Shaffat: 83)

Iaitu: Ibrahim mengikutinya dan menolong agamanya(Nuh), kerana setelah
Allah mengisahkan Nuh
alaihissalam, Dia berfirman dengan ayat di atas.

Makna asal: Syiah bererti mengikuti dan menolong.

Kemudian nama ini diterapkan kepada golongan ini, iaitu golongan yang
menyatakan bahawasanya
mereka mengikuti ahli bait iaitu Ali bin Abi Talib radhiallahu `anhu dan
keturunannya.

Mereka menganggap bahawa Ali diwasiatkan kekhalifahan sesudah Rasul SAW.
Dan bahawasanya
Abu Bakar, Umar, Uthman dan para sahabat, telah menzalimi Ali dan
merampas kekhalifahan
darinya. Demikianlah mereka nyatakan. Sungguh mereka telah berdusta
tentang hal itu, kerana
sesungguhnya para sahabat berkumpul dan sepakat untuk membaiah Abu
Bakar dan Ali juga
termasuk dari mereka (sahabat) ketika dia ikut membaiah Abu Bakar, Umar
dan Uthman.

Hal itu bermakna bahawa ssungguhnya mereka telah menuduh Ali radhiallahu
`anhu mengkhianati
wasiat tersebut (kerana beliau membaiah, ed.).

Mereka mengkafirkan para sahabat, kecuali sedikit dari para sahabat yang
mereka anggap baik.
Mereka melaknat Abu Bakar dan Umar dan memberi gelaran kedua-duanya
dengan sebutan Dua
berhala Quraisy.

Termasuk dari mazhab mereka: Mereka ghuluw (berlebih-lebihan) terhadap
imam-imam dari
kalangan ahli bait. Bahkan mereka memberikan hak kepada imam-imam
tersebut untuk membuat
syariat dan menghapuskan hukum-hukum.

Mereka juga menyangka bahawa al-Quran telah diselewengkan dan
dikurangkan. Bahkan
perbuatan mereka begitu melampau hingga menjadikan para imam sebagai
tuhan-tuhan selain Allah
dan mereka mendirikan kubur-kubur imam tersebut, dan memberi kubah-kubah
di atasnya,
kemudian mereka bertawaf mengelilinginya. Di atas kubur itu juga mereka
menyembelih korban dan
bernazar.

Syiah berpecah menjadi golongan yang banyak, sebahagiannya lebih ringan
kesesatannya dari yang
lain dan sebahagian lagi lebih keras dari yang lain. Di antara golongan
Syiah ialah: Zaidiyyah,
Rafidhah Ithna Asyariyah, Ismailiyyah dan Fatimiyyah, Qaramithah dan
lain-lain lagi.
Demikianlah setiap orang yang berpaling dari kebenaran, mereka sentiasa
dalam perselisihan dan
perpecahan.

Allah SWT berfirman:

?????? ??????? ???????? ??? ???????? ???? ?????? ????????? ??????
?????????? ??????????
???? ??? ??????? ????????????????? ??????? ?????? ?????????? ??????????

Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya,
sungguh mereka telah
mendapat petunjuk dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada
dalam permusuhan
(dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah
Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(al-Baqarah: 137)

Maka barangsiapa yang berpaling dari al-haq, akan diberi musibah dengan
kebatilan, penyimpangan,
perpecahan dan tidak akan tercapai tujuan, bahkan berakhir dengan
kerugian wal iyadzu-billah.

Syiah berpecah ke dalam golongan dan aliran yang banyak. Qadariyyah
berpecah ke dalam
golongan dan aliran yang banyak. Khawarij berpecah ke dalam golongan dan
aliran yang banyak,
seperti al-Azriqah, al-Haruriyyah, an-Najdat, asy-Syafariyyah,
al-Ibadhiyyah, sebahagian dari
mereka ghuluw dan sebahagian yang lain tidak.


JAHMIYYAH

Jahmiyyah nisbat kepada Jahm bin Shafwan, yang belajar pada Jad bin
Dirham. Jad bin Dirham
belajar pada Thalut. Thalut belajar pada Labib bin al-`Asham, seorang
Yahudi, maka jadilah mereka
semua murid-murid Yahudi.

Ajaran Jahmiyyah adalah tidak menetapkan nama-nama dan sifat-sifat bagi
Allah, dan mereka
beranggapan bahawa Allah adalah zat yang kosong dari nama-nama dan
sifat-sifat, kerana
menetapkan nama-nama dan sifat-sifat menurut anggapan mereka akan
mengakibatkan kesyirikan
dan berbilangnya sesembahan. Perkataan mereka itu adalah syubhat dan
kekeliruan yang terkutuk.

Kita tidak tahu apakah yang akan mereka katakan tentang diri-diri
mereka?

Padahal salah seorang dari mereka menyatakan bahawa dirinya seorang yang
alim, kaya, tukang dan
peniaga. Begitu juga mereka menyatakan bahawa mereka mempunyai banyak
sifat. Akan tetapi
apakah yang demikian itu bermakna menunjukkan bahawa ia menjadi ramai
orang?

Perkara ini bertentangan dengan akal, kerana tidaklah mesti dengan
banyaknya nama-nama dan
sifat-sifat, menjadikan berbilangnya Ilah (tuhan). Oleh kerana itulah
ketika orang-orang musyrik
dahulu mendengar Nabi SAW berdoa:

??? ????????? ??? ????????

Wahai Yang Maha Pengasih, wahai Yang Maha Penyayang.

Mereka berkata: Orang ini (Nabi) menyatakan bahawasanya dia hanya
menyembah Tuhan yang
satu sedangkan dia masih menyeru kepada Tuhan yang banyak.

Maka Allah SWT menurunkan firmanNya:

???? ??????? ??????? ???? ??????? ??????????? ?????? ??? ???????? ??????
????????????
??????????

Katakanlah: Serulah Allah atau serulah ar-Rahman, dengan nama yang
mana pun kamu seru, Dia
mempunyai al-asmaul husna (nama-nama yang terbaik).
(al-Isra: 110)22

Nama-nama Allah itu banyak dan hal itu menunjukkan kesempurnan dan
keagunganNya, tidak
menunjukkan kepada berbilangnya sesembahan sebagaimana yang mereka
katakan.

Adapun zat kosong yang tidak mempunyai sifat, maka tentunya hal ini
tidak mempunyai wujud.
Mustahil selama-lamanya jika ada sesuatu yang tidak mempunyai sifat,
minimum dia mempunyai sifat
wujud (ada).

Di antara syubhat mereka adalah:

Bahawa menetapkan sifat akan mengakibatkan penyerupaan, kerana
sifat-sifat tersebut juga
terdapat pada makhluk.

Perkataan ini adalah batil, kerana sifat-sifat pencipta sesuai denganNya
dan sifat-sifat makhluk sesuai
dengan mereka dan kedua-duanya tidak saling menyerupai.

Sesungguhnya, berkumpul pada Jahmiyyah kesesatan dalam hal nama-nama dan
sifat-sifat,
kesesatan Jabariyyah dalam hal menetapkan takdir, di mana Jahmiyyah
berkata: Sesungguhnya
seorang hamba tidak mempunyai kehendak dan tidak mempunyai usaha, dia
hanyalah dipaksa dalam
perbuatan-perbuatannya.

Ini bermakna bahawa jika dia disiksa kerana kemaksiatannya, maka dia
adalah orang yang dizalimi,
kerana (menurut mereka) kemaksiatan itu bukan perbuatannya dan dia
hanyalah dipaksa untuk
melakukan hal itu. Maha Tinggi Allah dari hal yang demikian.

Dengan demikian mereka mengumpulkan Jabriyah dalam masalah takdir dan
Jahmiyyah dalam hal
nama-nama dan sifat-sifat dan mereka mengumpulkan pula dalam hal itu
kepada perkara-perkara
Murjiah, yang mereka gabungkan dengan pernyataan bahawa al-Quran adalah
makhluk, maka
jadikan mereka di atas kesesatan yang bertumpuk.
Berkata Ibnu Qayyim:

(Huruf) jim dan jim kemudian bersama keduanya beriringan huruf-hurufnya
dalam satu wazan
Jabariyyah, Murjiah, dan jim Jahmiyyah. Maka perhatikanlah semuanya
dalam satu timbangan, maka
hukumilah dengan memperhatikan siapa yang terlepas dari ikatan iman.23

Maksudnya, semua kumpulan sesat tersebut terdapat padanya huruf jim
iaitu Jabariyyah, Murjiah
dan Jahmiyyah, jadi semuanya ada tiga jim. Ketahuilah bahawa jim yang
keempat adalah Jahannam.

Kesimpulannya, bahawa ajaran Jahmiyyah ini terkenal dalam hal meniadakan
nama-nama dan
sifat-sifat dari Allah SWT. Pecahan dari Jahmiyyah adalah ajaran
Mutazilah, Asyariyah dan
Maturidiyyah.

Ajaran Mutazilah menetapkan nama-nama dan meniadakan sifat-sifat,
tetapi dalam menetapkan
nama-nama mereka menetapkan semata-mata hanya lafaz, yang tidak
menunjukkan kepada makna
dan sifat.

Mereka dinamakan dengan Mutazilah (kumpulan yang memisahkan diri)
kerana imam mereka iaitu
Washil bin Atha, adalah salah seorang murid Hasan al-Basri
rahimahullah, seorang imam tabiin
yang mulia. Ketika Hasan al-Basri ditanya tentang pelaku dosa besar, apa
hukumnya? Maka
beliau berkata dengan perkataan Ahlus Sunnah wal Jamaah:

Sesungguhnya dia seorang mukmin yang kurang imannya, dinamakan mukmin
kerana imannya dan
fasik kerana dosa besarnya.

Akan tetapi Wasil bin Atha tidak mahu menerima jawapan dari gurunya,
maka dia keluar dan
berkata: Tidak, aku beranggapan bahawa pelaku dosa besar bukan termasuk
orang mukmin dan
bukan pula orang kafir, ia berada di suatu kedudukan di antara dua
kedudukan.

Kemudian dia memisahkan diri dari gurunya, Hasan al-Basri dan duduk di
salah satu sisi masjid dan
berkumpul dengan kaum dari kalangan awam jahil, yang mahu mengambil
ucapannya.

Seperti itulah dai yang sesat di setiap zaman, mesti akan ada yang
bergabung kepadanya dari
kebanyakan manusia, inilah hikmah Allah.

Mereka meninggalkan majlis Hasan al-Basri, syeikh Ahlus Sunnah yang
majlisnya merupakan majlis
kebaikan dan majlis ilmu tetapi mereka lebih suka memilih berkumpul
dalam majlis seorang yang
berfaham Mutazilah: iaitu Wasil bin Atha, seorang yang sesat dan
menyesatkan.

Ramai golongan yang serupa dengan mereka di zaman kita ini, mereka
meninggalkan ulama Ahlus
Sunnah wal Jamaah dan bergabung dengan golongan yang memiliki pemikiran
yang menyimpang.24
Sejak waktu itulah mereka dinamakan Mutazilah, kerana mereka memisahkan
diri dari Ahlus
Sunnah wal Jamaah, yang mana mereka menafikan sifat-sifat yang
ditetapkan oleh Allah swt dan
menetapkan bagiNya nama-nama yang kosong dari makna dan menghukum pelaku
dosa besar
sebagaimana yang diyakini oleh Khawarij iaitu: Mereka kekal di dalam
neraka. Akan tetapi
Mutazilah bertentangan dengan Khawarij tentang hukum pelaku dosa besar
di dunia, yang mana
mereka mengatakan:

Sesungguhnya dia berada di suatu kedudukan di antara dua kedudukan,
bukan orang mukmin dan
bukan pula kafir, sedangkan Khawarij mengatakan: Kafir.

Maha Suci Allah! Apakah masuk akal bahawa manusia tidak mukmin dan tidak
pula kafir?

Sedangkan Allah SWT sendiri telah berfirman:

???? ??????? ?????????? ?????????? ??????? ?????????? ????????

Dialah yang menciptakan kamu, maka di antara kamu ada yang kafir dan di
antaramu ada yang
beriman.
(ath-Thaghabun: 2)

Tidaklah Dia (Allah) mengatakan: Di antara kamu ada yang berada di suatu
kedudukan di antara dua
kedudukan.

Tetapi adakah mereka (Mutazilah) memahaminya?

Kemudian bercabang dari mazhab Mutazilah iaitu mazhab Asyariyyah.

Asyariyyah dinisbatkan kepada Abul Hasan al-Asyari rahimahullah. Pada
mulanya, Abul Hasan
al-Asyari seorang yang berfahaman Mutazilah, kemudian Allah
mengurniakan anugerah hidayah
kepadanya sehingga dia mengetahui kebatilan mazhab Mutazilah, maka dia
berdiri di masjid pada
hari Jumaat dan mengumumkan bahawa dia berlepas diri dari mazhab
Mutazilah dan melepaskan
bajunya seraya berkata:

Aku melepaskan mazhab Mutazilah sebagaimana aku melepaskan bajuku
ini.

Akan tetapi sesudah berlepasnya dia dari mazhab Mutazilah, lalu beralih
kepada mazhab
Kullabiyyah, iaitu pengikut Abdullah bin Said bin Kullab.

Abdullah bin Said bin Kullab adalah seorang yang menetapkan tujuh sifat
dan menafikan selainnya.
Dia berkata:

Akal tidak dapat membuktikan kecuali hanya tujuh sifat saja iaitu:
Al-Ilmu, al-Qudrah, al-Iradah,
al-Hayah, as-Samu, al-Basyar dan al-Kalam (Sifat mengetahui, Mampu,
Hidup, Mendengar,
Melihat dan Berbicara).

Dia berkata: Inilah yang dapat dibuktikan/difahami oleh akal, adapun
apa yang tidak ditunjukkan
oleh akal, (menurut dia) tidak boleh ditetapkan.

Kemudan Allah mengurniakan kembali hidayah kepada Abul Hasan al-Asyari
sehingga dia
meninggalkan mazhab Kullabiyyah dan kembali kepada ajaran Imam Ahmad bin
Hambal dan dia
berkata:

Sekarang aku mengatakan sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Ahlus
Sunnah wal Jamaah,
Ahmad bin Hambal, Sesungguhnya Allah bersemayan di atas Arasy dan
sesungguhnya Dia
mempunyai tangan dan wajah.

Beliau menyebutkan hal ini dalam kitabnya Al-Ibanah `an Usul ad-Diyanah
dan juga dalam kitabnya
yang kedua Maqaalat al-Islamiyyin wa Ikhtilaf al-Musallin.

Disebutkan: Bahawasanya Abul Hasan al-Asyari berada di atas mazhab Imam
Ahmad bin Hambal,
walaupun masih tersisa padanya beberapa penyimpangan

Manakala pengikut Abul Hasan al-Asyari tetap berada di atas mazhab
Kullabiyyah, dan
kebanyakan mereka sentiasa berada di atas mazhabnya yang pertama,
sehingga mereka dinamakan
Asyariyyah, sebagai nisbat (penyandaran) kepada Abul Hasan
al-Asyariyyah dalam mazhabnya
yang pertama.

Adapun setelah beliau kembali ke dalam mazhab Ahlus Sunnah wal Jamaah,
maka penisbatan
mazhab ini (Asyariyyah) kepada beliau adalah suatu kekeliruan. Yang
sebenarnya ialah: Mazhab
Kullabiyyah bukan mazhab Abul Hasan al-Asyari rahimahullah, kerana dia
telah bertaubat dari
perkara itu. Dan beliau telah menulis tentang hal itu dalam kitabnya
Al-Ibanah `an Usul ad-Diyanah
yang menjelaskan secara terang-terangan kembalinya beliau berpegang
sebagaimana yang diyakini
pada Ahlus Sunnah wal Jamaah, khususnya Imam Ahmad bin Hambal
rahimahullah. Walaupun masih
ada padanya beberapa penyimpangan misalnya perkataannya mengenai
al-Kalam:

Sesungguhnya Kalamullah adalah makna tersendiri yang berdiri sendiri
dengan zatNya. Dan
al-Quran adalah pengulangan ucapan atau ungkapan dari kalamullah.
Al-Quran itu bukan
kalamullah itu sendiri.

Inilah mazhab Asyariyyah pecahan dari mazhab Mutazilah dan mazhab
Mutazilah pecahan dari
mazhab Jahmiyyah, kemudiah berpecah-belah menjadi mazhab-mazhab yang
banyak. Semuanya
berasal dari mazhab Jahmiyyah.

Inilah asas firqah-firqah (golongan-golongan)25 . Disebutkan secara
berturut seperti berikut:

Pertama: Qadariyyah
Kemudian: Asyariyyah
Kemudian: Khawarij
Kemudian: Jahmiyyah

Kemudian firqah-firqah tersebut berpecah-belah menjadi golongan yang
banyak, tidak ada yang
menghitung jumlahnya kecuali Allah, di mana telah disusun kitab tentang
perkara ini, di antaranya:

1. Kitab Al-Farqu baina al-Firaq, al-Baghdadi

2. Kitab Al-Milal wa an-Nihal, Muhammad bin Abdil Karim asy-Syahristani.


3. Kitab Al-Fishal fi al-Milal wa an-Nihal, Ibnu Hazm.

4. Kitab Maqaalat al-Islamiyyin wa Ikhtilafi al-Musallin, Abul Hasan
al-Asyari.
Semua kitab di atas menjelaskan tentang golongan-golongan bersama
jenisnya, jumlahnya,
penyimpangannya dan perkembangannya.

Hingga di zaman kita ini golongan tersebut sentiasa berkembang,
bertambah dan tumbuh darinya
menjadi mazhab yang lain dan berpecah darinya pemikiran-pemikiran yang
baru yang muncul dari
pokok pemikiran empat golongan tersebut. Tiada satu pun golongan yang
masih tetap berada di atas
kebenaran kecuali Ahlus Sunnah wal Jamaah. Di setiap zaman dan tempat
mereka sentiasa di atas
kebenaran hingga berlakunya hari kiamat.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

??? ??????? ????????? ???? ???????? ?????????? ????? ???????? ???
??????????? ????
?????????? ?????? ???????? ?????? ??????? ?????? ????????

Sentiasa ada segolongan dari umatku yang terang-terangan di atas al-haq
(kebenaran), tidak
membahayakan mereka golongan yang bertentangan faham dengan mereka
hingga datang perkara
Allah dan mereka dalam keadaan seperti itu.

Segala puji bagi Allah, sungguh mereka Ahlus Sunnah wal Jamaah
berselisih dengan Qadariyyah
Nufat (yang menolak takdir). Mereka beriman kepada takdir, yang
sesungguhnya ini termasuk dalam
rukun iman yang enam. Bahawasanya tidak berlaku sesuatu pun di alam ini,
kecuali dengan qadha
dan qadarNya SWT, kerana Dia Maha Pencipta, Pengatur, Raja dan Penguasa:

??????? ??????? ????? ?????? ?????? ????? ????? ?????? ???????

Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.
(az-Zumar: 62)

Tidak ada sesuatu pun yang dapat mengatur alam ini kecuali kerana
kehendakNya, iradahNya,
qudratNya dan takdirNya. Allah mengetahui segala apa yang ada dan segala
apa yang akan terjadi
sejak azali. Kemudian Dia menulisnya di Lauh Mahfuz, kemudian Dia
menghendaki dan mengadakan
serta menciptakannya.

Sesungguhnya seorang hamba mempunyai kehendak dan usaha serta pilihan.
Tidaklah seorang
hamba dicabut iradahnya, hingga ia dipaksa dalam semua
perbuatan-perbuatannya, sebagaimana
yang dikatakan oleh Jabariyyah al-Ghullat, maka Ahlus Sunnah menentang
mereka dalam perkara
ini.

Mazhab mereka (Ahlus Sunnah wal Jamaah) tentang para sahabat Rasululah
SAW adalah bahawa
mereka berwala (taat) kepada semua para sahabat, sama ada ianya ahlul
bait mahupun bukan.
Berwala kepada semua, Muhajirin, Ansar dan orang-orang yang mengikuti
mereka dengan baik,
yang dengan itu mereka telah merealisasikan firman Allah SWT:

??????????? ??????? ???? ?????????? ?????????? ???????? ??????? ?????
???????????????
????????? ?????????? ????????????? ????? ???????? ??? ?????????? ??????
??????????
???????...

Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar) mereka
berdoa: Ya Tuhan
kami, beri ampunanlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman
lebih dahulu dari kami
dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap
golongan yang beriman

(al-Hasyr: 10)

Berbeza dengan Syiah, Ahlus Sunnah wal Jamaah bertentangan dengan
mereka kerana Syiah
membezakan di antara para sahabat Rasulullah SAW. Mereka setia kepada
sebahagian sahabat dan
memusuhi sebahagian sahabat yang lain, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jamaah
berwala mencintai
mereka semua. Semua sahabat saling mempunyai keutamaan, dan yang paling
utama di antara
mereka adalah Khulafa ar-Rasyidin, kemudian sepuluh orang yang diberi
khabar masuk syurga,
kemudian Muhajirin yang lebih mulia dari Ansar, para sahabat yang turut
serta dalam perang Badar,
yang turut serta dalam Baiah ridwan, maka mereka semua radhiallahu
`anhum memiliki keutamaan.

Ahlus Sunnah wal-Jamaah meyakini: adanya keharusan mendengar dan taat
terhadap pemerintah,
berbeza dengan Khawarij.

Ahlus Sunnah meyakini keharusan untuk mendengar dan taat kepada
pemerintah muslimin dan
mereka berpendapat tidak bolehnya keluar (memberontak) terhadap imam
muslimin, meskipun
mereka melakukan kesalahan, selagi kesalahannya bukan kekafiran dan
kesyirikan. Baginda SAW
melarang memberontak terhadap mereka semata-mata kerana mereka melakukan
maksiat,
sebagaiman baginda bersabda:

Kecuali kamu lihat kekufuran yang nyata, yang di sisi kamu ada
keterangan dari Allah
tentangnya.27

Begitu juga Ahlus Sunnah wal Jamaah berselisih dengan Jahmiyyah dan
cabang-cabang mereka
dalam hal asma Allah dan sifat-sifatNya: Ahlus Sunnah wal Jamaah
beriman sebagaimana yang
Allah sifatkan bagi diriNya dan sebagaimana yang ar-Rasul SAW sifatkan
bagiNya dan Ahlus
Sunnah wal Jamaah mengikuti al-Kitab dan as-Sunnah dalam hal tersebut
tanpa penyerupaan
(tasybih), permisalan (tamsil), penyelewengan (tahrif), menolak
(tathil):

?????? ?????????? ?????? ?????? ?????????? ?????????

Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dialah Yang Maha
Mendengar lagi Maha
Melihat.
(asy-Syura: 11)

Segala puji bagi Allah, sesungguhnya pada mazhab Ahlus Sunnah wal Jamaah
telah terkumpul al-haq
dalam semua perkara dan terhadap semua masalah dan mereka berselisih
dengan setiap apa yang
ada pada firqah (golongan) yang sesat dan aliran yang batil. Maka
barangsiapa yang menginginkan
keselamatan, sesungguhnya inilah mazhab Ahlus Sunnah wal Jamaah.
Ahlus Sunnah wal Jamaah dalam bab Ibadah: Mereka beribadah kepada Allah
berdasarkan
ketentuan yang ditetapkan oleh syariat, berbeza dengan Sufi atau ahlu
bidah dan Khurafiyyin
(golongan yang meyakini khurafat yang tidak berdalil) yang tidak
mengikuti al-Kitab dan as-Sunnah
dalam peribadatan mereka, tetapi mereka mengikuti apa-apa yang
ditetapkan bagi mereka oleh
syeikh-syeikh tariqat dan imam-imam mereka yang sesat.

Kita memohon kepada Allah supaya Dia menjadikan aku dan kamu termasuk
dalam golongan Ahlus
Sunnah wal Jamaah dengan kurniaNya dan kemuliaanNya, semoga Dia
memperlihatkan kepada kita
yang haq (kebenaran) itu suatu kebenaran dan memberikan kita (kekuatan)
mengikutinya dan
memperlihatkan kepada kita kebatilan itu suatu kebatilan dan memberikan
kita (kekuatan) untuk
menjauhinya. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan
(permohonan).

Demikianlah, selawat dan salam semoga Allah limpahkan kepada Nabi kita
Muhammad SAW dan
kepada keluarganya serta para sahabat baginda.


JAWAPAN KEPADA SEBAHAGIAN PERSOALAN



Sesudah berceramah, Syeikh hafizahullah disoal dengan beberapa
persoalan, di antaranya:

Soalan Pertama:

Allah dan RasulNya SAW telah melarang kita berlebih-lebihan dalam agama,
maka adakah sebab
penyelewengan firqah-firqah dari Ahlus Sunnah wal Jamaah kerana
berlebih-lebihan? Dan apakah
contoh golongan-golongan tersebut?

Jawab:

Khawarij (adalah contoh) jelas dari penyelewengan tersebut kerana mereka
berlebih-lebihan dalam
agama. Mereka ekstrim dalam beribadah tanpa asas petunjuk dan ilmu,
mereka memutlakkan
(hukum) kekufuran bagi manusia tanpa asas ilmu, disebabkan manusia
menentang mazhab mereka.

Sehingga tidak diragui lagi, bahawa berlebih-lebihan dalam agama
merupakan punca bencana.

Allah Taala berfirman:

???? ????????? ?????????? ??? ???????? ??? ????????? ?????? ????????

Katakanlah: Hai ahli kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui
batas) dengan cara tidak
benar dalam agamamu.
(al-Maidah: 77)

Nabi SAW bersabda:

Berhati-hatilah terhadap perkara yang berlebih-lebihan, kerana
sesungguhnya yang membinasakan
golongan sebelum kamu adalah ghuluw (berlebih-lebihan/melampaui
batas.28

Ghuluw (berlebih-lebihan) dalam segala sesuatu adalah: tambahan terhadap
batasan yang tidak
ditentukan (dan setiap sesuatu yang melampaui batas akan berlawanan
dengan yang tidak melampaui
batas).

Dan kita dapati bahawa semua penyimpangan orang yang menolak sifat-sifat
Allah adalah kerana
berlebih-lebihan dalam mensucikan Allah dan punca penyimpangan
Mumathilah dan Musyabbihah
(orang yang menyerupakan sifat Allah dengan sifat makhluk) adalah mereka
berlebih-lebihan dalam
menetapkan (sifat-sifat Allah). Berlebih-lebihan (ghuluw) adalah
bencana, maka sikap sederhana
(tengah-tengah) dan seimbang adalah perkara yang baik dalam segala
perkara.

Maka tidak diragukan lagi bahawa berlebih-lebihan dalam agama adalah
faktor kesesatan
golongan-golongan dari al-haq (kebenaran), yang kadarnya sesuai dengan
kesesatan masing-masing.

Soalan Kedua:

Fadhilatus Syeikh, bahawa Rasulullah SAW bersabda:

Akan berpecah umatku menjadi 73 golongan.

Jawab:

Ini bukan termasuk pembatasan jumlah golongan. Golongan itu sangat
banyak, apabila kamu teliti
dalam buku-buku tentang golongan-golongan, kamu akan mendapati bahawa
golongan-golongan
tersebut banyak. Akan tetapi wallahu alam bahawa 73 golongan ini adalah
pokok-pokok
golongan-golongan kemudian bercabang daripadanya menjadi firqah-firqah
yang banyak.

Dan jika jamaah-jamaah yang ada sekarang bertentangan dengan jamaah
Ahlus Sunnah, tidak lain
kecuali bersandar dari firqah-firqah tersebut dan cabang-cabangnya.

Soalan Ketiga:

Apakah ada perbezaan di antara al-firqatu an-Najiyyah (golongan yang
selamat) dan ath-thaifah
al-Mansurah (golongan yang ditolong)?

Jawab:

Selamanya al-Firqah an-Najiyyah adalah al-Mansurah, tidaklah dikatakan
selamat kecuali kerana
ditolong dan tidaklah ditolong kecuali golongan yang selamat.

Itulah sifat-sifat mereka (Ahlus Sunnah wal Jamaah), iaitu golongan yang
selamat dan golongan yang
ditolong.

Sekiranya ada yang ingin membezakan di antara dua sifat ini, menjadikan
sifat yang pertama untuk
sebahagian golongan dan sifat kedua untuk sebahagian golongan yang lain,
maka sesungguhnya dia
berkeinginan untuk memecah belahkan Ahlus Sunnah wal Jamaah dengan
menjadikan sebahagian
mereka golongan yang selamat (Al-Firqah an-Najiyyah) dan sebahagian yang
lain golongan yang
ditolong (ath-Thaifah al-Mansurah).

Hal ini merupakan suatu kesalahan, kerana mereka adalah jamaah yang
satu, berkumpul padanya
semua sifat yang sempurna dan terpuji, merekalah Ahlus Sunnah
wal-Jamaah, mereka juga al-Firqah
an-Najiyyah (golongan yang selamat) dan ath-Thaifah al-Mansurah
(golongan yang ditolong) dan
mereka lahir (muncul) di atas al-haq (kebenaran) hingga datangnya kiamat
dan mereka juga
golongan asing di akhir zaman.


Re: Mohon penjelasan

endan
 

1. Bagaimana halnya sholat di Masjid Nabawi Al-Haram Sharif, terlarangkah
atau diperbolehkan? Sebab di Masjid Nabawi ada makam Rosululloh saw dan
sahabat.
Menurut sepengetahuan saya, masjid tersebut tadinya terpisah dengan tempat
tinggal Nabi (yang sekaligus juga sbg makan beliau). Karena harus ada
perluasan, maka masjid tersebut sekarang berada di dalamnya. Tentunya sholat
di masjid Nabawi menjadi tidak haram. Saat ini saya ngga punya dalil.
Wallahu'alam.

2. Bagaimana keterangan mengenai hal kedatangan Al Mahdi Al-Muntadzar?
Adakah keterangan hadits shahih mengenai ini?
Majalah As-Sunnah tahun pertama pernah dalam satu edisi membahas masalah
Imam Mahdi secara lengkap.

Terima kasih atas keterangan yang akan diberikan.
Jazakumulloh Khoiron

Wassalaamu'alaikum wR.wB.

Abdulloh Dwitas
e.n.d.a.n


Mohon penjelasan

 

Assalaamu'alaikum wR.wB.

Perkenankan saya mengajukan pertanyaan.

1. Bagaimana halnya sholat di Masjid Nabawi Al-Haram Sharif, terlarangkah
atau diperbolehkan? Sebab di Masjid Nabawi ada makam Rosululloh saw dan
sahabat.
2. Bagaimana keterangan mengenai hal kedatangan Al Mahdi Al-Muntadzar?
Adakah keterangan hadits shahih mengenai ini?

Terima kasih atas keterangan yang akan diberikan.
Jazakumulloh Khoiron

Wassalaamu'alaikum wR.wB.

Abdulloh Dwitas


Tanya

Fachruddin, Kemas M (Kemas)
 

Assalaamu 'alaikum wr.wb,

Ikhwan fillah,
Ana ada pertanyaan, mungkin ada yang mengetahui tentang:
"Adakah hadist shohih berkenaan dengan do'a penutup & pembuka tahun",
mengingat ada temen yang membawa do'a tersebut tanpa menyebutkan riwayat.
Jazaakumullah,

Wassalam,
Fachruddin


[Masalah - 34 = Sifat-sifat KHAWARIJ 2/2]

Yayat Ruhiat
 

开云体育

?
SIFAT-SIFAT KHAWARIJ
?
Oleh
Muhammad Abdul Hakim Hamid
Bagian Terakhir dari Dua Tulisan [2/2]

?
4.??? Keras Terhadap Kaum Muslimin
Sesungguhnya kaum Khawarij dikenal bengis dan kasar, mereka sangat keras dan bengis terhadap muslimin, bahkan kekasaran mereka telah sampai pada derajat sangat tercela, yaitu menghalalkan darah dan harta kaum muslimin serta kehormatannya, mereka juga membunuh dan menyebarkan ketakutan di tengah-tengah kaum muslimin. Adapun para musuh Islam murni dari kalangan penyembah berhala dan lainnya, mereka mengabaikan, membiarkan serta tidak menyakitinya.
?
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah memberitakan sifat mereka ini dalam sabdanya :
"Artinya : .....Membunuh pemeluk Islam dan membiarkan penyembah berhala ....". (Hadits Riwayat Bukhari, VI/376, No. 3644, Muslim II/42 No. 1064).
Sejarah telah mencatat dalam lembaran-lembaran hitamnya tentang Khawarij berkenan dengan cara mereka ini. Di antara kejadian yang mengerikan adalah kisah sebagai berikut :"Dalam perjalanannya, orang-orang Khawarij bertemu dengan Abdullah bin Khabab. Mereka bertanya :"Apakah engkau pernah mendengar dari bapakmu suatu hadits yang dikatakan dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Ceritakanlah kepada kami tentangnya". Berkata : "Ya, aku mendengar dari bapakku, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan tentang fitnah. Yang duduk ketika itu lebih baik dari pada yang berdiri, yang berdiri lebih baik dari pada yang berjalan, dan yang berjalan lebih baik dari yang berlari. Jika engkau menemukannya, hendaklah engkau menjadi hamba Allah yang terbunuh". Mereka berkata :"Engkau mendengar hadits ini dari bapakmu dan memberitakannya dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ?". Beliau menjawab :"Ya". Setelah mendengar jawaban tersebut, mereka mengajaknya ke hulu sungai, lalu memenggal lehernya, maka mengalirlah darahnya seolah-olah seperti tali terompah. Lalu mereka membelah perut budak wanitanya dan mengeluarkan isi perutnya, padahal ketika itu sedang hamil.
?
Kemudian mereka datang ke sebuah pohon kurma yang lebat buahnya di Nahrawan. Tiba-tiba jatuhlah buah kurma itu dan diambil salah seorang di antara mereka lalu ia masukkan ke dalam mulutnya. Berkatalah salah seorang di antara mereka. "Engkau mengambil tanpa dasar hukum, dan tanpa harga (tidak membelinya dengan sah)". Akhirnya ia pun meludahkannya kembali dari mulutnya. Salah seorang yang lain mencabut pedangnya lalu mengayun-ayunkannya. Kemudian mereka melewati babi milik Ahlu Dzimmah, lalu ia penggal lehernya kemudian di seret moncongnya. Mereka berkata, "Ini adalah kerusakan di muka bumi". Setelah mereka bertemu dengan pemilik babi itu maka mereka ganti harganya". (Lihat Tablis Iblis, hal. 93-94).
?
Inilah sikap kaum Khawarij terhadap kaum muslimin dan orang-orang kafir. Keras, bengis, kasar terhadap kaum muslimin, tetapi lemah lembut dan membiarkan orang-orang kafir.
?
Jadi mereka tidak dapat mengambil manfa'at dari banyaknya tilawah dan dzikir mereka, mengingat mereka tidak mengambil petunjuk dengan petunjuk-Nya dan tidak menapaki jalan-jalan-Nya. Padahal sang Pembuat Syari'at telah menerangkan bahwa syari'atnya itu mudah dan lembut. Dan sesungguhnya yang diperintahkan supaya bersikap keras terhadap orang kafir dan lemah lembut terhadap orang beriman. Tetapi orang-orang Khawarij itu membaliknya. (Lihat Fathul Bari, XII/301).
?
5.??? Sedikitnya Pengetahuan Mereka Tentang Fiqih
Sesungguhnya kesalahan Khawarij yang sangat besar adalah kelemahan mereka dalam penguasaan fiqih terhadap Kitab Allah dan Sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Yang kami maksudkan adalah buruknya pemahaman mereka, sedikitnya tadabbur dan merasa terikat dengan golongan mereka, serta tidak menempatkan nash-nash dalam tempat yang benar.
?
Dalam masalah ini Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah menerangkan kepada kita dalam sabdanya.
"Artinya : ....Mereka membaca Al-Qur'an, tidak melebihi kerongkongannya".
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah mempersaksikan akan banyaknya bacaan/tilawah mereka terhadap Al-Qur'an, tetapi bersamaan dengan itu mereka di cela. Kenapa .? Karena mereka tidak dapat mengambil manfaat darinya disebabkan kerusakan pemahaman mereka yang tumpul dan penggambaran yang salah yang menimpa mereka. Oleh karenanya mereka tidak dapat membaguskan persaksiannya terhadap wahyu yang cemerlang dan terjatuh dalam kenistaan yang abadi.
?
Berkata? Al-Hafidzh Ibnu Hajar :"Berkata Imam Nawawi, bahwa yang dimaksud yaitu mereka tidak ada bagian kecuali hanya melewati lidah mereka, tidak sampai pada kerongkongan mereka, apalagi ke hati mereka. Padahal yang diminta adalah dengan men-tadaburi-nya supaya sampai ke hatinya". (Lihat Fathul Baari, XII/293).
?
Kerusakan pemahaman yang buruk dan dangkalnya pemahaman fiqih mereka mempunyai bahaya yang besar. Kerusakan itu telah banyak membingungkan umat Islam dan menimbulkan luka yang berbahaya. Dimana mendorong pelakunya pada pengkafiran orang-orang shalih. menganggap mereka sesat serta mudah mencela tanpa alasan yang benar. Akhirnya timbullah dari yang demikian itu perpecahan, permusuhan dan peperangan.
?
Oleh karena itu Imam Bukhari berkata :"Adalah Ibnu Umar menganggap mereka sebagai Syiraaru Khaliqah (seburuk-buruk mahluk Allah)". Dan dikatakan bahwa mereka mendapati ayat-ayat yang diturunkan tentang orang-orang kafir, lalu mereka kenakan untuk orang-orang beriman". (Lihat Fathul Baari, XII/282). Ketika Sa'id bin Jubair mendengar pendapat Ibnu Umar itu, ia sangat gembira dengannya dan berkata :"Sebagian pendapat Haruriyyah yang diikuti orang-orang yang menyerupakan Allah dengan mahluq (Musyabbihah) adalah firman Allah Yang Maha Tinggi.
"Artinya : Barangsiapa yang tidak berhukum dengan apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir". (Al-Maaidah : 44).
Dan mereka baca bersama ayat di atas :
"Artinya : Kemudian orang-orang yang kafir terhadap Rabb-Nya memperseku-tukan". (Al-An'aam : 1).
Jika melihat seorang Imam menghukumi dengan tidak benar, mereka akan berkata :"Ia telah kafir, dan barangsiapa yang kafir berarti menentang Rabb-Nya dan telah mempersekutukan-Nya, dengan demikian dia telah musyrik". Oleh karena itu mereka melawan dan memeranginya. Tidaklah hal ini terjadi, melainkan karena mereka menta'wil (dengan ta'wil yang keliru, pen) ayat ini...".
?
Berkata Nafi':"Sesungguhnya Ibnu Umar jika ditanya tentang Haruriyyah, beliau menjawab bahwa mereka mengakfirkan kaum muslimin, menghalalkan darah dan hartanya, menikahi wanita-wanita dalam 'iddahnya. Dan jika di datangkan wanita kepada mereka, maka salah seorang diantara mereka akan menikahinya, sekalipun wanita itu masih mempunyai suami. Aku tidak mengetahui seorangpun yang lebih berhak diperangi melainkan mereka". (Lihat Al-I'tisham, II/183-184).
?
Imam Thabari meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma bahwa ia menyebutkan tentang Khawarij dan apa yang ia dapati ketika mereka membaca Al-Qur'an dengan perkataannya :"Mereka beriman dengan yang muhkam dan binasa dalam ayat mutasyabih". (Lihat Tafsir Ath-Thabari, III/181).
?
Pemahaman mereka yang keliru itu mengantarkan mereka menyelisihi Ijma' Salaf dalam banyak perkara, hal itu dikarenakan oleh kebodohan mereka dan kekaguman terhadap pendapat mereka sendiri, serta tidak bertanya kepada Ahlu Dzikri dalam perkara yang mereka samar atasnya.
?
Sesungguhnya kerusakan pemahaman mereka yang dangkal dan sedikitnya penguasaan fiqih menjadikan mereka sesat dalam istimbat-nya, walaupun mereka banyak membaca dan berdalil dengan nash-nash Al-Qur'an dan Sunnah Nabawi, akan tetapi tidak menempatkan pada tempatnya. Benarlah sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ketika memberitakan tentang mereka.
"Artinya : .....Mereka membaca Al-Qur'an, mereka menyangka hal itu untuk mereka padahal atas mereka". (Hadits Riwayat Muslim).
?
"Artinya : Mereka berkata dengan ucapan sebaik-baik mahluq dan membaca Al-Qur'an, tetapi tidak melebihi dari kerongkongan mereka". (Bukhari, VI/618 No. 3611, Muslim, II/746 No. 1066).
?
"Artinya : Membaguskan perkataannya tetapi buruk perbuatannya .... Mengajak kepada kitab Allah, tetapi tidaklah mereka termasuk di dalamnya sedikit pun". (Hadits Riwayat Ahmad, III/224).
?
6.??? Muda Umurnya dan Berakal Buruk
Termasuk perkara yang dipandang dapat mengeluarkan dari jalan yang lurus dan penuh petunjuk adalah umur yang masih muda (hadaatsah as-sinn) dan berakal buruk (safahah al-hil). Yang demikian itu sesuai dengan sabda beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam.
"Artinya : Akan keluar pada akhir zaman suatu kaum, umurnya masih muda, sedikit ilmunya, mereka mengatakan dari sebaik-baik manusia. Membaca Al-Qur'an tidak melebihi kerongkongannya. Terlepas dari agama seperti terlepasnya anak panah dari busurnya". (Hadits Riwayat Bukhari, VI/618, No. 3611, Muslim, II/746 No. 1066).
Berkata Al-Hafidz Ibnu Hajar :" Ahdaatsul Asnaan artinya "mereka itu pemuda (syabaab)", dan yang dimaksud dengan sufaha-a al-ahlaam adalah "akal mereka rusak ('uquluhum radi-ah). Berkata Imam Nawawi ;"Sesungguhnya tatsabut (kemapanan) dan bashirah (wawasan) yang kuat akan muncul ketika usianya sempurna, banyak pengalaman serta kuat akalnya". (Lihat Fathul Baari, XII/287).
?
Umur yang masih muda, jika dibarengi dengan akal yang rusak akan menimbulkan perbuatan yang asing dan tingkah laku yang aneh, antara lain :
  1. Mendahulukan pendapat mereka sendiri daripada pendapat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para shahabatnya yang mulia Radhiyallahu 'alaihim.
  2. Meyakini bahwa diri merekalah yang benar, sedangkan para imam yang telah mendapat petunjuk itu salah.
  3. Mengkafirkan sebagian atas sebagian yang lain hanya karena perbedaan yang kecil saja.
Ibnul Jauzi menggambarkan kepandiran?dan kerusakan mereka dengan perkataannya :"Mereka menghalalkan darah anak-anak, tetapi tidak menghalalkan makan buah tanpa dibeli. Berpayah-payah untuk beribadah dengan tidak tidur pada malam hari (untuk shalat lail) serta mengeluh ketika hendak di potong lidahnya karena khawatir tidak dapat berdzikir kepada Allah, tetapi mereka membunuh Imam Ali Radhiyallahu 'anhu dan menghunus pedang kepada kaum muslimin (sebagaimana keluhan Ibnu Maljam -pen). Untuk itu tidak mengherankan bila mereka puas terhadap ilmu yang telah dimiliki dan merasa yakin bahwa mereka lebih pandai/alim daripada Ali Radhiyallahu 'anhu. Hingga Dzul Kwuaishirah berkata kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam :"Berbuat adillah, sesungguhnya engkau tidak adil". Tidak sepatutnya Iblis dicontoh dalam perbuatan keji seperti ini. Kami berlindung kepada Allah dari segala kehinaan". (Lihat Tablis Iblis, hal. 95).
?
Wallahu a'lam bish-Shawab

Maraji'
  1. Majmu' Fatawa, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, dikumpulkan dan di susun oleh Abdurrahman bin Qasim dan anaknya, Daarul Ifta', Riyadh, cet. I tahun 1397H.
  2. Fathu al-Baari bi Syarhi Shahih al-Bukhari, Imam al-Hafidzh Ahmad bin Ali bi Hajar Majdi al-Asqalani, susunan Muhammad Fu'ad Abdul Baaqi, penerbit : Salafiyah.
  3. Shahih Muslim bin Syarhi an-Nawawi, Abu Zakariya Yahya bin Syarf an-Nawawi Daarul at-Turats al-Arabi, Beirut, cet. II. Tahun 1392H.
  4. Tablis Iblis, oleh Imam Jamaluddin Abdul farj Abdurahman bin al Jauzi, cet. Daarul Kutub al-'Ilmiyah-Beirut, cet. II Tahun 1368H
  5. Al-Bidayah? wa an-Nihayah, oleh al-Hafidzh 'Imaddudin Abul Fida' Ismail bin Katsir, cet. Maktabah al-Ma'arif, Beirut, cet. II Tahun 1977M.
  6. Al-I'tisham, al-'Allaamah Abu ishaq Ibrahim bin Musa bin Muhammad al-Lakhami asy-Syathibi, Tahqiq Muhammad Rasyid Ridha, cet. al-Maktabah at-Tijariyah al-Kubra, Qaahirah.
  7. Jami' al-Bayan 'an Ta'wil Aayi al-Qur'an, al-Imam Abu Ja'far Muhammad bin Jarir ath-Tabhari al-Halabi, Qahirah.

?


[Masalah - 34 = Sifat-sifat KHAWARIJ 1/2]

Yayat Ruhiat
 

开云体育

?
SIFAT-SIFAT KHAWARIJ
?
Oleh
Muhammad Abdul Hakim Hamid
Bagian pertama dari Dua Tulisan [1/2]

?
Kata Pengantar.
Pada kesempatan kali ini kami angkat masalah Sifat-sifat Khawarij, yang dinukil dari kitab Zhahirah al-Ghuluw fi ad-Dien fi al-'Ashri al-Hadits, hal 99-104, oleh Muhammad Abdul Hakim Hamid cet. I, th. 1991, Daarul Manar al-Haditsah, dterjemahkan Aboe Hawari, dan dimuat di Majalah As-Sunnah edisi 14/II/1416-1995.
?
?
Muqaddimah
Khawarij mempunyai ciri-ciri dan sifat-sifat yang menonjol. Sebaik-baik orang yang meluruskan sifat-sifat ini adalah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengabarkan sifat-sifat kaum ini dalam hadits-haditsnya yang mulia.
?
Disini akan dipaparkan penjelasan sifat-sifat tersebut dengan sedikit keterangan, hal itu mengingat terdapat beberapa perkara penting, antara lain :
  • Dengan mengetahui sifat-sifat ini akan terbukalah bagi kita ciri-ciri ghuluw (berlebih-lebihan) dan pelampauan batas mereka, dan tampaklah di mata kita sebab-sebab serta alasan-alasan pendorong yang menimbulkan hal itu. Dalam hal yang demikian itu akan menampakkan faedah yang tak terkira.
  • Keberadaan mereka akan tetap ada hingga di akhir zaman, seperti dikabarkan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam satu riwayat. Oleh karenanya mengetahui sifat-sifat mereka adalah merupakan suatu perkara yang penting.
  • Dengan mengetahui sifat mereka dan mengenali keadaannya akan menjaga diri dari terjatuh ke dalamnya. Mengingat barang siapa yang tidak mengetahui keburukan mereka, akan terperangkap di dalamnya. Dengan mengetahui sifat mereka, akan menjadikan kita waspada terhadap orang-orang yang mempunyai sifat-sifat tersebut, sehingga kita dapat mengobati orang yang tertimpa dengannya.
Berkenan dengan hal ini akan kami paparkan sifat-sifat tersebut berdasarkan hadits-hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang mulia.
?
?
1.??? Suka Mencela dan Menganggap Sesat
Sifat yang paling nampak dari Khawarij adalah suka mencela terhadap para Aimatul huda (para Imam), menganggap mereka sesat, dan menghukum atas mereka sebagai orang-orang yang sudah keluar dari? keadilan dan kebenaran. Sifat ini jelas tercermin dalam pendirian Dzul Khuwaishirah terhadap Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan perkataanya : "Wahai Rasulullah berlaku adillah". (Hadits Riwayat Bukhari VI/617, No. 3610, VIII/97, No. 4351, Muslim II/743-744 No. 1064, Ahmad III/4, 5, 33, 224).
?
Dzul Khuwaishirah telah menganggap dirinya lebih wara' daripada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan menghukumi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai orang yang curang dan tidak adil dalam pembagian. Sifat yang demikian ini selalu menyertai sepanjang sejarah. Hal itu mempunyai efek yang sangat buruk dalam hukum dan amal sebagai konsekwensinya. Berkata Ibnu Taimiyah tentang Khawarij :"Inti kesesatan mereka adalah keyakinan mereka berkenan dengan Aimmatul huda (para imam yang mendapat petunjuk) dan jama'ah muslimin, yaitu bahwa Aimmatul huda dan jama'ah muslimin semuanya sesat. Pendapat ini kemudian di ambil oleh orang-orang yang keluar dari sunnah, seperti Rafidhah dan yang lainnya. Mereka mengkatagorikan apa yang mereka pandang kedzaliman ke dalam kekufuran". (Al-Fatawa : XXVIII/497).
?
?
2.??? Berprasangka Buruk (Su'udzan).
Ini adalah sifat Khawarij lainnya yang tampak dalam hukum Syaikh mereka Dzul Khuwaishirah si pandir dengan tuduhannya bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak ikhlas dengan berkata :
"Artinya : Demi Allah, sesungguhnya ini adalah suatu pembagian yang tidak adil dan tidak dikehendaki di dalamnya wajah Allah". (Hadits Riwayat Muslim II/739, No. 1062, Ahmad IV/321).
Dzul Khuwaishirah ketika melihat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam membagi harta kepada orang-orang kaya, bukan kepada orang-orang miskin, ia tidak menerimanya dengan prasangka yang baik atas pembagian tersebut.
?
Ini adalah sesuatu yang mengherankan. Kalaulah tidak ada alasan selain pelaku pembagian itu adalah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam cukuplah hal itu mendorong untuk berbaik sangka. Akan tetapi Dzul Kuwaishirah enggan untuk itu, dan berburuk sangka disebabkan jiwanya yang sakit. Lalu ia berusaha menutupi alasan ini dengan keadilan. Yang demikian ini mengundang tertawanya iblis dan terjebak dalam perangkapnya.
?
Seharusnya seseorang itu introspeksi, meneliti secara cermat dorongan tindak tanduk? dan maksud tujuan serta waspada terhadap hawa nafsunya. Hendaklah berjaga-jaga terhadap manuver-manuver iblis, karena dia banyak menghias-hiasi perbuatan buruk dengan bungkus indah dan rapi, dan membaguskan tingkah laku yang keji dengan nama dasar-dasar kebenaran yang mengundang seseorang untuk menentukan sikap menjaga diri dan menyelamatkan diri dari tipu daya setan dan perangkap-perangkapnya.
?
Jika Dzul Khuwaishirah mempunyai sedikit saja ilmu atau sekelumit pemahaman, tentu tidak akan terjatuh dalam kubangan ini.
?
Berikut kami paparkan penjelasan dari para ulama mengenai keagungan pembagian Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan hikmahnya yang tinggi dalam menyelesaikan perkara.
?
Berkata Syaikh Islam Ibnu Taimiyah :" Pada tahun peperangan Hunain, beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam membagi ghanimah (rampasan perang) Hunain pada orang-orang yang hatinya lemah (muallafah qulubuhum) dari penduduk Najd dan bekas tawanan Quraisy seperti 'Uyainah bin Hafsh, dan beliau tidak memberi kepada para Muhajirin dan Anshar sedikitpun.
?
Maksud Beliau memberikan? kepada mereka adalah untuk mengikat hati mereka dengan Islam, karena keterkaitan hati mereka dengannya merupakan maslahat umum bagi kaum muslimin, sedangkan yang tidak beliau beri adalah karena mereka lebih baik di mata Beliau dan mereka adalah wali-wali Allah yang bertaqwa dan seutama-utamanya hamba Allah yang shalih setelah para Nabi dan Rasul-rasul.
?
Jika pemberian itu tidak dipertimbangkan untuk maslahat umum, maka Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak akan memberi pada aghniya', para pemimpin yang dita'ati dalam perundangan dan akan memberikannya kepada Muhajirin dan Anshar yang lebih membutuhkan dan lebih utama.
?
Oleh sebab inilah orang-orang Khawarij mencela Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan dikatakan kepada beliau oleh pelopornya :"Wahai Muhammad, berbuat adillah. Sesungguhnya engkau tidak berlaku adil". dan perkataannya :"Sesungguhnya pembagian ini tidak dimaksudkan untuk wajah Allah .....". Mereka, meskipun banyak shaum (berpuasa), shalat, dan bacaan Al-Qur'annya, tetapi keluar dari As-Sunnah dan Al-Jama'ah.
?
Memang mereka dikenal sebagai kaum yang suka beribadah, wara' dan zuhud, akan tetapi tanpa disertai ilmu, sehingga mereka memutuskan bahwa pemberian itu semestinya tidak diberikan kecuali kepada orang-orang yang berhajat, bukan kepada para pemimpin yang dita'ati dan orang-orang kaya itu, jika di dorong untuk mencari keridhaan selain Allah -menurut persangkaan mereka-.
?
Inilah kebodohan mereka, karena sesungguhnya pemberian itu menurut kadar maslahah agama Allah. Jika pemberian itu akan semakin mengundang keta'atan kepada Allah dan semakin bermanfaat bagi agama-Nya, maka pemberian itu jauh lebih utama. Pemberian kepada orang-orang yang membutuhkan untuk menegakkan agama, menghinakan musuh-musuhnya, memenangkan dan meninggikannya lebih agung daripada pemberian yang tidak demikian itu, walaupun yang kedua lebih membutuhkan". (Lihat Majmu' Fatawa : XXVIII/579-581, dengan sedikit diringkas).
?
Untuk itu hendaklah seseorang menggunakan bashirah, lebih memahami fiqh dakwah dan maksud-maksud syar'i, sehingga tidak akan berada dalam kerancuan dan kebingungan yang mengakibatkan akan terhempas, hilang dan berburuk sangka serta mudah mencela disertai dengan menegakkan kewajiban-kewajiban yang terpuji dan mulia.
?
?
3.??? Berlebih Dalam Beribadah.
Sifat? ini telah ditunjukkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sabdanya :
"Artinya : Akan muncul suatu kaum dari umatku yang membaca Al-Qur'an, yang mana bacaan kalian tidaklah sebanding bacaan mereka sedikitpun, tidak pula shalat kalian sebanding dengan shalat mereka sedikitpun, dan tidak pula puasa kalian sebanding dengan puasa mereka sedikitpun". (Muslim II/743-744 No. 1064).
Berlebihan dalam ibadah berupa puasa, shalat, dzikir, dan tilawah Al-Qur'an merupakan perkara yang masyhur di kalangan orang-orang Khawarij. Dalam Fathu Al-Bari, XII/283 disebutkan :"Mereka (Khawarij) dikenal sebagai qura' (ahli membaca Al-Qur'an), karena besarnya kesungguhan mereka dalam tilawah dan ibadah, akan tetapi mereka suka menta'wil Al-Qur'an dengan ta'wil yang menyimpang dari maksud yang sebenarnya. Mereka lebih mengutamakan pendapatnya, berlebih-lebihan dalam zuhud dan khusyu' dan lain sebagainya".
?
Ibnu Abbas juga telah mengisyaratkan pelampauan batas mereka ini ketika pergi untuk mendebat pendapat mereka. Beliau berkata :"Aku belum pernah menemui suatu kaum yang bersungguh-sungguh, dahi mereka luka karena seringnya sujud, tangan mereka seperti lutut unta, dan mereka mempunyai gamis yang murah, tersingsing, dan berminyak. Wajah mereka menunjukan kurang tidur karena banyak berjaga di malam hari". (Lihat Tablis Iblis, halaman 91). Pernyataan ini menunjukkan akan ketamakan mereka dalam berdzikir dengan usaha yang keras.
?
Berkata Ibnul Jauzi :"Ketika Ali Radhiyallahu 'Anhu meninggal, dikeluarkanlah Ibnu Maljam untuk dibunuh. Abdullah bin Ja'far memotong kedua tangan dan kedua kakinya, tetapi ia tidak mengeluh dan tidak berbicara. Lalu dicelak kedua matanya dengan paku panas, ia pun tidak mengeluh bahkan ia membaca :
"Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Rabb-mu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah". (Al-'Alaq : 1-2).
Hingga selesai, walaupun kedua matanya meluluhkan air mata. Kemudian setelah matanya diobati, ia akan di potong lidahnya, baru dia mengeluh. Ketika ditanyakan kepadanya :"Mengapa engkau mengeluh ?. "Ia menjawab ;"Aku tidak suka bila di dunia menjadi mayat dalam keadaan tidak berdzikir kepada Allah". Dia adalah seorang yang ke hitam-hitaman dahinya bekas dari sujud, semoga laknat Allah padanya". (Tablis Iblis, hal. 94-95).
?
Mekipun kaum Khawarij rajin dalam beribadah, tetapi ibadah ini tidak bermanfa'at bagi mereka, dan mereka pun tidak dapat mengambil manfaat darinya. Mereka seolah-olah bagaikan jasad tanpa ruh, pohon tanpa buah, mengingat ahlaq mereka yang tidak terdidik dengan ibadahnya dan jiwa mereka tidak bersih karenanya serta hatinya tidak melembut. Padahal disyari'atkan ibadah adalah untuk itu. Berfirman yang Maha Tinggi :
"Artinya : .....Dan tegakkanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar ......". (Al-Ankabut : 45).
?
"Artinya : .....Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa". (Al-Baqarah : 183).
Tidaklah orang-orang bodoh tersebut mendapatkan bagian dari qiyamu al-lail-nya kecuali hanya jaga saja, tidak dari puasanya kecuali lapar saja, dan tidak pula dari tilawah-nya kecuali parau suaranya.
?
Keadaan Khawarij ini membimbing kita pada suatu manfaat seperti yang dikatakan Ibnu Hajar tentangnya :"Tidak cukuplah dalam ta'dil (menganggap adil) dari keadaan lahiriahnya, walau sampai yang dipersaksikan akan keadilannya itu pada puncak ibadah, miskin, wara', hingga diketahui keadaan batinnya". (Lihat Fathu Al-Bari XII/302).
?
Bersambung :
4. Keras Terhadap Kaum Muslimin

?


[Masalah - 35 = Salah Faham Terhadap Do'a Nabi]

Yayat Ruhiat
 

开云体育

?
SALAH FAHAM TERHADAP DO'A
Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam
?
Oleh
Abdul Hakim bin Amir Abdat

?
?
Diantara sekian banyak do'a-do'a yang Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam ajarkan kepada umatnya adalah do'a dibawah ini :
"Allahumma Ahyinii Miskiinan, wa Amitnii Miskiinan, wahsyurniii fii Jumratil-masaakiin".
?
"Artinya : Ya Allah ! Hidupkanlah aku dalam keadaan MISKIN, dan matikanlah aku dalam keadaan MISKIN, dan kumpulkanlah aku (pada hari kiamat) dalam rombongan orang-orang MISKIN".
Hadits ini dikeluarkan oleh Imam Ibnu Majah No. 4126 dan lain-lain. Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini derajatnya : HASAN. (Lihat pembahasannya di kitab beliau : Irwaul Ghalil No. 861 dan Silsilah Shahihah No. 308).
?
Setelah kita mengetahui bahwa hadits ini sah datangnya dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, maka sekarang?perlu kita mengetahui apa maksud sebutan MISKIN dalam lafadz do'a Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam di atas. Yang sangat saya sesalkan diantara saudara-saudara kita (tanpa memeriksa lagi keterangan Ulama-ulama kita tentang syarah hadits ini khususnya tentang gharibul hadits) telah memahami bahwa MISKIN di sini dalam arti yang biasa kita kenal yaitu : "Orang-orang yang tidak berkecukupan di dalam hidupnya atau orang-orang yang kekurangan harta".
?
Dengan arti yang demikian maka timbulah kesalah pahaman di kalangan umat terhadap do'a Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam di atas, akibatnya :
  1. Do'a ini tidak ada seorang muslimin-pun yang berani mengamalkannya, atau paling tidak sangat jarang sekali, lantaran menurut tabi'atnya manusia itu tidak mau dengan sengaja menjadi miskin.
  2. Akan timbul pertanyaan : Mengapa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menyuruh umatnya menjadi miskin ? Bukankah di dalam Islam ada hukum zakat yang justru salah satu faedahnya ialah untuk memerangi kemiskinan ? Dapatkah hukum zakat itu terlaksana kalau kita semua menjadi miskin ? Dapatkah kita berjuang dengan harta-harta kita sebagaimana yang Allah Subhanahu wa ta'ala perintahkan kalau kita hidup dalam kemiskinan ?. Kita berlindung kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dari berburuk sangka kepada Nabi-Nya Shallallahu 'alaihi wa sallam.
  3. Ada jalan bagi? musuh-musuh Islam untuk mengatakan : Bahwa Islam adalah musuh kekayaan !?.
Padahal yang benar MISKIN di dalam do'a Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam ini ialah : "Orang yang Khusyu dan Mutawaadli (orang yang tunduk dan merendahkan diri kepada Allah Subhanahu wa ta'ala)". Sebagaimana hal ini telah diterangkan oleh Ulama-ulama kita :
  1. Imam Ibnul Atsir di kitabnya An-Nihaayah fi Gharibil Hadits (2/385) mengatakan : "Ya Allah hidupkanlah aku dalam keadaan Miskin ..... Yang dikehendaki dengannya (dengan miskin tersebut) ialah : Tawadlu' dan Khusyu', dan supaya tidak menjadi orang-orang yang sombong dan takabur".
  2. Di kitab Qamus Lisanul Arab (2/176) oleh Ibnu Mandzur diterangkan asal arti Miskin di dalam lughah/bahasa ialah = Al-Khaadi' (orang yang tunduk), dan asal arti Faqir ialah : Orang yang butuh. Lantaran itu Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam? berdo'a : Ya Allah, hidupkanlah aku dalam keadaan Miskin ..... Yang dikehendaki ialah : Tawadlu' dan Khusyu'. dan supaya tidak menjadi orang-orang yang sombong dan takabur. Artinya :?Aku merendahkan diriku kepada Mu wahai Rabb dalam keadaan berhina diri, tidak dengan sombong. Dan bukanlah yang dikehendaki dengan Miskin di sini adalah Faqir yang butuh (harta).
  3. Imam Baihaqi mengatakan :"Menurutku bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tidaklah meminta keadaan miskin yang maknanya kekurangan tetapi beliau meminta miskin yang maknanya tunduk dan merendahkan diri (Khusyu' dan Tawadlu'). (Lihat kitab : Sunatul Kubra al-Baihaqi 7/12-13 dan Taklhisul-Habir 3/109 No. 1415 oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar).
  4. Demikian juga maknanya telah diterangkan oleh Hujjatul Islam al-Imam Ghazali di kitabnya yang mashur Al-Ihya' 4/193 baca juga syarah Ihya' 9/272 oleh Imam Az-Zubaidy).
  5. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan :"Hidupkanlah aku" Dalam keadaan? Khusyu' dan Tawadlu'. (Majmu' Fatawa Ibnu Taimiyah 18/382 bagian kitab hadits) Beliau juga mengatakan (hal.326) : ".... bukanlah yang dikehendaki dengan miskin (di hadits ini) tidak mempunyai harta ..."
  6. Imam Qutaibi juga mengatakan Khusyu' dan Tawadlu' (Ta'liq Sunan Ibnu Majah No. 4126 oleh Ustadz Muhammad Fuad Abdul Baqi). Kemudian periksalah kitab-kitab dibawah ini :
  7. Tuhfatul Ahwadzi Syarah Tirmidzi 7/19-20 No. 2457 oleh Imam Al-Mubaarakfuri.
  8. Faidhul Qadir Syarah Jami'us Shaghir 2/102 oleh Imam Manawi.
  9. Al-Majmu' Syarah Muhadzdzab 6/141-142 oleh Imam Nawawi.
  10. Shahih Jami'us Shaghir No. 1271 oleh Al-Albani.
  11. Maqaashidul Hasanah No. 166 oleh Imam As-Sakhawi.
Setelah kita mengetahui keterangan ulama-ulama kita tentang maksud miskin dalam do'a Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam di atas baik secara lughah/bahasa meupun maknanya, maka hadits tersebut artinya menjadi : "Ya Allah, hidupkanlah aku dalam keadaan khusyu' dan tawadlu', dan matikanlah aku dalam keadaan khusyu' dan tawadlu', dan kumpulkanlah aku (pada hari kiamat) dalam rombongan orang-orang yang khusyu' dan tawadlu".
?
Rasanya kurang lengkap kalau di dalam risalah ini (sebagai penguat keterangan di atas) saya tidak menerangkan dua masalah yang perlu diketahui oleh saudara-saudara kaum muslimin.
?
?
Pertama.
Bahwa Islam adalah agama yang memerangi atau memberantas kefakiran dan kemsikinan di kalangan masyarakat. Hal ini dengan jelas dapat kita ketahui :
  1. Di dalam Islam tedapat hukum zakat (satu? pengaturan ekonomi yang tidak terdapat pada agama-agama yang lain kecuali Islam). Sedangkan yang berhak menerima bagian zakat di antaranya orang-orang yang fakir dan miskin (At-Taubah : 60). Kalau saja zakat ini dijalankan sesuai dengan apa yang Allah Subhanahu wa ta'ala perintahkan dan menurut sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, niscaya tidak sedikit mereka yang tadinya hidup dalam kemiskinan -setelah menerima bagian zakatnya- akan berubah kehidupannya bahkan tidak mustahil kalau di kemudian hari merekalah yang akan mengeluarkan zakat. Allah Subhanahu wa ta'ala? telah berfirman :"Agar supaya harta itu tidak beredar di antara orang-orang yang kaya saja dari kamu". (Al-Hasyr : 7).
  2. Islam memerintahkan memperhatikan keluarga (ahli waris) yang akan ditinggalkan, supaya mereka jangan sampai hidup melarat yang menadahkan tangan kepada manusia. Kita perhatikan sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam : " Sesungguhnya engkau tinggalkan ahli warismu dalam keadaan?kaya (cukup) lebih baik dari pada engkau tinggalkan mereka hidup melarat/miskin yang menadahkan tangan-tangan mereka kepada manusia (meminta-minta)". (Hadits Riwayat Bukhari 3/186 dan Muslim 5/71 dan lain-lain).
  3. Bahkan Islam mencela kalau ada seorang mukmin yang hidup dalam keadaan cukup sedangkan tetangganya kelaparan dan dia tidak membantunya, sebagaimana sabda Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam :"Bukanlah orang yang mukmin itu yang (hidup) kenyang, sedangkan tetangganya (hidup) lapar di sebelahnya". (Hadits Shahih Riwayat Bukhari di kitabnya Adabul Mufrad, dan lain-lain). Maksudnya : Tidaklah sempurna keimanan sorang muslim itu apabila ia makan dengan kenyang sedangkan tetangganya di sebelahnya kelaparan (kalau hal ini ia ketahui dan ia tidak membantunya dengan memberi makan kepada tetangganya).
  4. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam memohon perlindungan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dari hidup dalam kefakiran dan kelaparan.
"Artinya : Dari Aisyah (ia berkata) : Bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam biasa berdo'a dengan do'a-doa ini : Allahumma ..(Ya Allah, sesungguh-nya aku memohon perlindungan kepada-Mu dari fitnah neraka dan azab neraka, dan dari fitnah kubur dan azab kubur, dan dari kejahatan fitnah (cobaan) kekayaan, dan dari kejahatan fitnah (cobaan) kefakiran ...." (Shahih Riwayat Bukhari 7/159, 161. Muslim 8/75 dan ini lafadznya, Abu Dawud No. 1543, Ibnu Majah No. 3838, Ahmad 6/57, 207. Tirmidzi, Nasa'i, Hakim 1/541 dan Baihaqi 7/12).
?
Kedua : Hadits Abi Hurairah :

"Artinya : Bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berdo'a : Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan kepada-Mu dari kefakiran, dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari kekurangan dan kehinaan, dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari menganiaya atau dianiaya". (Shahih Riwayat? Abu Dawud No. 1544, Ahmad 3/305,325. Nasa'i, Ibnu Hibban No. 2443. Baihaqi 7/12).
?
"Artinya : Adalah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berdo'a : Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan kepada-Mu dari kelaparan, karena sesungguhnya keleparan itu seburuk-buruk teman berbaring, dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari khianat, karena sesungguhnya khianat itu seburuk-buruk teman". (Shahih Riwayat Abu Dawud No. 1547. Nasa'i dan Ibnu Majah No. 354).
?
Ketiga : Hadits Abi Bakrah Nufai' bin Haarits : Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan do'a ini di akhir salat:
?
"Artinya : Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan kepada-Mu dari kekafiran dan kefakiran dan azab kubur". (Hadits Shahih atas syarat Muslim di keluarkan oleh Imam Ahmad bin Hambal 5/36,39 & 44 dan Nasa'i.
?
Keempat : Hadits Anas bin Malik : Adalah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan dalam do'anya :
?
"Artinya : ....Dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari kefakiran/miskin dan kekafiran ......". (Hadits Shahih atas syarat Bukhari, dikeluarkan oleh Imam Hakim 1/530. dan Imam Ibnu Hibban No. 2446).
?
Kedua.
Islam tidak menjadi musuh kekayaan? asalkan si kaya seorang yang taqwa. Bahkan dengan kekayaan itu seorang dapat memperoleh ganjaran yang besar dan derajat yang tinggi seperti berjihad dengan harta sebagaimana yang Allah perintahkan, menunaikan zakat harta, infaq dan shadaqah, ibadah haji, mendirikan masjid-masjid, pesantren dan sekolah-sekolah Islam, membantu anak yatim dan perempuan-perempuan janda dan lain-lain yang membutuhkan harta dan kekayaan.
?
Nabi Shallalahu 'alaihi wa sallam pernah mendo'akan Anas bin Malik :
"Artinya : Ya Allah ! Banyakkanlah hartanya dan anak-anaknya serta berikanlah keberkahan apa yang Engkau telah berikan kepadanya". (Hadits Riwayat Bukhari 7/152, 154,161-162. dan lain-lain).
Hadits ini mengandung? beberapa faedah :
  1. Bahwa harta itu adalah salah satu nikmat Allah Subhanahu wa ta'ala.
  2. Bahwa banyak harta itu tidak tercela atau mengurangi ibadahnya, asalkan dia memang seorang yang taqwa. Bahkan hadits ini kita dapat mengetahui bahwa banyak harta itu merupakan suatu kebaikan dan nikmat dari Allah Subhanahu wa ta'ala. Karena tidak? mungkin Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mendo'akan kecelakaan kepada salah seorang shahabat dan pembantunya seperti Anas bin Malik kalau tidak menjadi kebaikan baginya !.
  3. Boleh mendo'akan seseorang supaya banyak hartanya dengan penuh keberkahan.
  4. Dari hadits ini kita mengetahui bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menyukai mempunyai anak banyak.
  5. Juga hadits ini menerangkan tentang keutamaan Anas bin Malik yang telah terbukti dalam tarikh -berkat do'a Nabi- tidak seorangpun dari shahabat Anshar yang paling banyak harta dan anak selain dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu.
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda kepada shahabatnya Hakim bin Hizaam : "Wahai Hakim!? Sesungguhnya harta ini indah (dan) manis, maka barang siapa yang mengambilnya dengan jiwa yang baik, niscaya mendapat keberkahan, dan barang siapa yang mengambilnya dengan jiwa yang tamak, niscaya tidak mendapat keberkahan, dan ia seperti orang yang makan tetapi tidak pernah kenyang, dan tangan? yang diatas (yang memberi) lebih baik dari tangan yang di bawah (yang meminta)". (Hadits Riwayat Bukhari 7/176 dan Muslim 3/94).
?


Tanya (urgent)

Eko Prabowo Heru Kurnianto
 

Bismillahir rahmanir rahim.
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Segala puji hanya milik Allah SWT, shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya,
sahabatnya dan ikhwannya. Demikian pula untuk majelis dalam mailing list assunnah ini semoga Allah senantiasa
melimpahkan rahmatNYA kepada kita, yang dengan hidayah Allah akan semakin dekat dengan al-haq.

Mengingat pentingnya untuk mendahulukan ilmu sebelum ucapan dan perbuatan (Imam Al-Bukhari) maka perkenankan ana
menanyakan hal yang berhubungan dengan ari-ari/plasenta setelah persalinan. Ana ingin sekali mendapatkan ilmu yang haq
dalam memperlakukan ari-ari dari persalinan. Apabila diantara saudaraku ada yang pernah mendengar, menemukan atau malah
sudah melakukannya berdasarkan dalil yang haq, sudilah kiranya untuk menularkan ilmunya kepada ana.

Jazaakumullahu Khairan.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Eko Prabowo

----
Eko Prabowo Heru Kurnianto eko@...


[Masalah - 28 = 'Adalatus Shahabah 3/3]

Yayat Ruhiat
 

开云体育

SEMUA SHAHABAT RASULULLAH
Shallallahu 'alaihi wa sallam
ADALAH ADIL DAN HARAM HUKUMNYA
MENCACI/MENGHINA MEREKA
Oleh
Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Bagian Terakhir dari Tiga Tulisan [3/3]

?
F.??? Ijma' Ulama Tentang 'Adaalah (Keadilan) Semua Shahabat Rasulullah
  1. Al-Khatib Al-Baghdadi (beliau lahir th 392 wafat th 463) beliau berkata :"Para shahabat adalah orang-orang yang kuat imannya, bersih aqidahnya dan mereka lebih baik dari semua orang yang adil dan orang-orang yang mengeluarkan zakat yang datang sesudah mereka selama-lamanya. Ini merupakan pendapat semua Ulama". 13
  2. Ibnu Abdil Barr (363-463H) berkata :"Para shahabat tidak perlu kita periksa (keadilan) mereka, karena sudah ijma' Ahlul Haq dari kaum muslimin yaitu Ahlus Sunnah wal Jama'ah bahwa mereka semua Adil". 14
  3. Ibnu Hazm (384-456H) berkata :"Semua shahabat adalah 'adil, utama diridhai, maka wajib atas kita memulyakan mereka, menghormati mereka, memohonkan ampunan untuk mereka dan mencintai mereka". 15
  4. Ibnu Katsir?(701-774H) berkata ;"Semua shahabat adalah 'adil menurut Ahlus Sunnah wal Jama'ah, karena Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memuji mereka di dalam Al-Qur'an dan sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam-pun memuji prilaku dan ahlak mereka. Mereka telah mengorbankan harta dan jiwa mereka di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan mereka mengharap ganjaran yang baik (dari Allah)"16
Sebenarnya masih banyak lagi pujian dan sanjungan para Ulama tentang 'adalah (keadilan) shahabat, tetapi apa yang sudah disebutkan sebenarnya sudah lebih dari cukup bagi orang yang punya bashirah.
?
?
G??? Sikap Para Ulama Tentang Perselisihan yang Terjadi di Antara Para
?????? Shahabat
  1. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (661-728H) menerangkan dalam Fatawa-nya :"Kami menahan tentang apa-apa yang terjadi diantara mereka dan kami mengetahui bahwa sebagian cerita-cerita yang sampai kepada kami tentang (kejelekan) mereka (semuanya) adalah dusta. Mereka (para shahabat) adalah mujtahid, jika mereka benar maka mereka akan dapat dua ganjaran dan akan diberi pahala atas amal shalih mereka, serta akan diampuni dosa-dosa mereka. Adapun jika ada pada mereka kesalahan-kesalahan sungguh kebaikan dari Allah telah mereka peroleh maka sesungguhnya Allah akan mengampuni dosa mereka dengan taubat mereka atau dengan perbuatan baik yang mereka kerjakan yang dapat menghapuskan dosa-dosa mereka atau dengan yang lainnya. Sesungguhnya mereka adalah sebaik-baik umat dan sebaik-baik masa, sebagaimana sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam". 17
  2. Kata Ibnu Katsir :"Adapun perselisihan yang terjadi di antara mereka sesudah wafatnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka ada yang terjadi secara tidak sengaja seperti Perang Jamal (antara Ali dengan 'Aisyah) dan adapula yang terjadi berdasar ijtihad seperti Perang? Shiffin (antara Ali dengan Mua'wiyah). Ijtihad terkadang benar dan terkadang salah, akan tetapi (bila salah) pelakunya akan diampuni Allah dan akan dapat ganjaran kendatipun ia salah. Adapun jika ia benar ia akan dapat dua ganjaran. Dalam hal ini Ali dan para shahabatnya lebih mendekati kepada kebenaran daripada Mu'awiyah mudah-mudahan Allah meridhai mereka semuanya (Ali, 'Aisyah, Muawiyah dan para shahabat mereka)". 18
Meskipun perselisihan yang terjadi diantara para shahabat sempat membawa korban jiwa, yakni ada diantara mereka yang gugur, tetapi mereka segera bertaubat karena mereka adalah orang-orang yang selalu bertaubat kepada Allah dan Allah-pun menjanjikan taubat atas mereka. Allah berfirman.
"Artinya : Mudah-mudahan Allah menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (At-Taubah : 102).
?
H??? Para Shahabat Tidak Ma'shum.
?
Sesungguhnya persaksian Allah dan Rasul-Nya terhadap para shahabat tentang hakikat iman mereka dan keridhaan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka tidaklah menunjukkan bahwa mereka ma'shum (terpelihara dari dosa dan kesalahan) atau mereka bersih dari ketergelinciran, karena mereka bukan Malaikat dan bukan pula para Nabi. Bahkan pernah diantara mereka segera istighfar dan taubat. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya : Setiap anak Adam bersalah dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang bertaubat". (Hadits Hasan Riwayat Ahmad 3: 198, Tirmidzi, Ibnu Majah, Hakim 4:244. Shahih Jami'us Shagir 4391, Takhrijul Misykat No. 2431).
Abu Bakar Ibnul 'Arabi berkata :"Dosa-dosa (yang dilakukan para shahabat) tidaklah menggugurkan 'adalah (keadilan), apabila sudah ada taubat". 19.
?
Kita yakin seyakin-yakinnya bahwa para shahabat yang pernah bersalah semuanya bertaubat kepada Allah dan mereka tidak bisa dikatakan nifaq atau kufur. Semua ulama Ahlus Sunnah wal Jama'ah telah sepakat bahwa para shahabat yang ikut serta dalam persengketaan, ikut dalam perang Jamal dan perang Shiffin, mereka adalah orang-orang yang beriman dan adil. Dan kesalahan mereka yang bersifat individu dan berjama'ah tidak menggugurkan pujian Allah atas mereka.
?
Abu Ja'far Muhammad bin Ali Al-Husain ketika ditanya tentang orang-orang (para shahabat) yang ikut serta dalam perang Jamal ia menjawab :"Mereka (para shahabat) adalah orang-orang yang tetap dalam keimanan dan mereka bukan orang-orang kafir". 20
?
Ibnu Abbas, Ibnu Umar dan Ibnu Mas'ud, mereka berkata :"Ali bin Abi Thalib menyalatkan jenazah para shahabat yang memihak Mu'wiyah". 21
?
?
I??? Pendapat para Ulama tentang Orang-orang yang Mencaci Maki/Menghina
???? Para Shahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
  1. Imam Malik berkata ;"Orang-orang yang membenci para Shahabat Rasulullah adalah orang-orang kafir". (Tafsir Ibnu Katsir V hal. 367-368) atau IV hal. 216 cet. Daarus Salam Riyadh.
  2. Al-Qadhi 'Iyaadh berkata :"Jumhur Ulama berpendapat bahwa orang yang menghina/mencaci maki para shahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam harus dihukum ta'ziir (yakni harus didera menurut kebijaksanaan hakim Islam -pen)". (Fathul Bari VII hal. 36).
  3. Kata Imam Abu Zur'ah Ar-Raazi (wafat th 264H):"Apabila engkau melihat seseorang mencaci maki/menghina seseorang dari shahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam maka ketahuilah bahwa orang itu adalah Zindiq (kafir). Yang demikian karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah haq, Al-Qur'an adalah haq dan apa-apa yang dibawa adalah haq dan yang menyampaikan semua itu kepada kita adalah para shahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Mereka (orang-orang zindiq) itu mencela kesaksian kita agar bisa membatalkan Al-Qur'an dan Sunnah (yakni agar kita tidak percaya kepada Al-Qur'an dan Sunnah -pen). Merekalah yang pantas mendapat celaan". 22
  4. Imam Al--Hafizh Syamsuddin Muhammad 'Utsman Adz-Dzahabi yang lebih dikenal dengan Imam Adz-Dzahabi (673-747H) berkata :"Barangsiapa yang mencaci mereka (para shahabat) menghina mereka, maka sesungguhnya ia telah keluar dari agama Islam dan telah merusak kaum muslimin. Mereka yang mencaci adalah orang yang dengki dan ingkar kepada pujian Allah yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan juga mengingkari Rasulullah yang memuji mereka dengan keutamaan, tingkatan dan cinta ... Memaki mereka berarti memaki pokok pembawa syari'at (yakni Rasulullah). Mencela pembawa Syari'at berarti mencela kepada apa yang dibawanya (yaitu Al-Qur'an dan Sunnah)". 23
?
J??? Khatimah
?
Apa yang telah saya terangkan dari Al-Qur'an dan Sunnah kiranya sudah cukup jelas, lebih-lebih lagi dikuatkan dengan pendapat Jumhur Ulama Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Oleh karena itu sikap kaum Mu'minim terhadap mereka (para shahabat) adalah sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan Sunnah, yaitu :
  1. Mereka sebaik-baik ummat.
  2. Kita diwajibkan mengikuti jejak langkah mereka dengan baik (At-Taubah : 100) dan tidak boleh menyimpang dari jalan mereka (An-Nisaa' : 15) dan berpegang kepada Sunnah Rasul dan Khulafaur Rasyidin.
  3. Semua Shahabat adalah adil
  4. Kita tidak berkeyakinan bahwa para Shahabat ma'shum, karena tidak seorangpun yang ma'shum selain Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
  5. Kita ridha kepada mereka dan kita mohonkan untuk mereka ampunan dan kita menahan dari apa yang terjadi di antara mereka (Al-Hasyr : 10).
?
K??? Kesimpulan
  1. Golongan Orientalis, Yahudi dan Syi'ah adalah golongan yang paling banyak mencaci dan menghina para Shahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
  2. Aqidah Syi'ah yang menyatakan para Shahabat tida adil, bahkan mereka mengkafirkan, mereka adalah orang yang sesat dan menyesatkan dan orang-orangnya dinyatakan kafir. 24
  3. Hukum mencaci/menghina para Shahabat adalah haram dan pelakunya akan dilaknat Allah, Malaikat dan seluruh manusia. Sabda Nabi :"Barangsiapa mencela shahabatku, maka ia mendapat laknat dari Allah, malaikat dan seluruh manusia". (Hadist Riwayat Thabrani)
  4. Orang Munafiq dan Murtad dan mati dalam keadaan demikian mereka adalah termasuk golongan kafir dan tidak termasuk Shahabat meskipun berjumpa dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
  5. Semua shahabat adalah adil dan tetap dikatakan orang-orang yang beriman, meskipun mereka berselisih (Al-Hujuraat 9-10).
  6. Sebesar apapun infaq yang kita keluarkan di jalan Allah tidak akan dapat menyamai derajat seorang shahabat Rasulullah.
  7. Kita wajib mencintai para shahabat.
  8. Kita seharusnya mendo'akan orang-orang yang terlebih dahulu beriman dari pada kita :"Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman ; Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang". (Al-Hasyr : 10)

Fote Note
13??? Al-Kifayah fi 'Ilmir-Riwayah hal. 49; Tanbih Dzawin Najabahilla 'Adaalatis Shahabah oleh Qurasy bin Umar bin Ahmad
??? ??? hal. 23
14??? Al-Iti'ab fi Ma'rifati Ashab Juz I hal. 9 cet. Daarul Fikr 1398H
15??? Ushulul Hadits hal. 386 dinukil dari Al-Ihkam fil Ushulil-Ahkam
16??? Al-Baitsul-Hatsits fi Ikhtishar Ulumil Hadits hal.154
17??? Majmu Fatawa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah jilid III hal. 406
18??? Al-Ba'itsul Hatsits syarah Ikhtisar Ulumil hadits hal. 154
19??? Al-'Awashin minal Qawashim tahqiq Syaikh Muhibudin Al-Khatib hal. 94 Daarul Mathba'ah Salafiayh cet V Cairo.
20??? Ushulul -Itiqad Ahlis Sunnah wal Jama'ah oleh Imam Al-Lalikai, tahqiq DR Ahmad Sa'ad Hamdan jilid V & VI hal 1059
??? ??? -1060 cet. Daar Thayyibah-Riyadh
21??? idem
22??? Al-Awashim minal Qawashim hal. 34
23??? Al-Khabair Adz-Dahabi, tahqiq Abu Khalid Al-husain bin Muhammad as-Sa'idl hal. 352-353 Daarul Fikr th 1408H cet. I
24??? Limaza Kafaral 'ulama Al-Khumaini oleh Wajih Al-Madini cet. cairo I 1408H; Aqaidus Syi'ah fil Mizan oleh
??????? Dr Muhammad Kamil Al-Hasyimi cet I, th 1409


Artikel

Yayat Ruhiat
 

Siapa yang bisa membantu saudara kita dari Malaysia ...?

----- Original Message -----
From: Ibnu Hussin <mizan@...>

Assalamu'alaikum...

Ya akhi, ana baru sahaja menjadi members dan banyak ketinggalan menerima
artikel-artikel di sini.

Ana berharap anda sudi menghantar buat ana artikel-artikel yang lain.
Baru terima masalah 33 dan 28.

Sekian sahaja .
Wassalam


[Masalah - 28 = 'Adalatus Shahabah 2/3]

Yayat Ruhiat
 

开云体育

SEMUA SHAHABAT RASULULLAH
Shallallahu 'alaihi wa sallam
ADALAH ADIL DAN HARAM HUKUMNYA
MENCACI/MENGHINA MEREKA
?
Oleh
Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Bagian Kedua dari Tiga Tulisan [2/3]

?
D??? Makna 'Adalatus Shabahah
?
1. Menurut Bahasa
?
'Adalah atau 'Adl lawan dari Jaur artinya kejahatan. Rojulun 'Adl maksudnya : seseorang dikatakan adil yakni seseorang itu diridhai dan diberi kesaksiannya. (Lihat Kamus Muktarus-Shihah hal. 417 cet. Darul Fikr).
?
2. Menurut Istilah Ahli Hadits.
?
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata : "Yang dimaksud dengan adil ialah orang yang mempunyai sifat ketaqwaan dan muru'ah". (Nuzhatun Nazhar Syarah Nukhbatul-Fikar hal. 29 cet. Maktabat Thayibah tahun 1404H).
?
3. Penjelasan Istilah Ahli Hadits
?
Maksud 'Adalatus Shahabah ialah :"Bahwa semua shahabat ialah orang-orang yang taqwa dan wara, yakni mereka adalah orang-orang yang selalu menjauhkan maksiat dan perkara-perkara yang syubhat. Para shahabat tidak mungkin berdusta atas nama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam atau menyandarkan sesuatu yang tidak sah dari beliau. Syaikh Waliyullah Ad-Dahlawi berkata :"Dengan menyelidiki (semua keterangan) maka dapatlah kita ambil kesimpulan bahwa semua shahabat berkeyakinan bahwasanya berdusta atas nama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebesar-besar dosa, maka mereka menjaga sungguh-sungguh agar tidak terjatuh dalam berdusta atas nama beliau". 7)
?
Al-Khatib Al-Baghdadi berkata :"Semua hadits yang bersambung sanadnya dari orang-orang yang meriwayatkan sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, tidak boleh diamalkan kecuali kalau sudah diperiksa keadilan rawi-rawinya serta wajib memeriksa biografi mereka dan dikecualikan dari mereka adalah shahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, karena 'Adalah (keadilan) mereka sudah pasti dan sudah diketahui dengan pujian Allah atas mereka. Allah memberitakan tentang bersihnya mereka dan Allah memilih mereka (sebagai penolong Rasul-Nya) berdasarkan nash Al-Qur'an". 8)
?
Imam Syairaji berkata dalam Tabshirah fi Ushulil-Fiqh hal. 329 :"Semua shahabat sudah tetap keadilannya, maka tidak perlu lagi diperiksa tentang keadaan mereka".9).
?
?
E??? Dalil-dalil Tentang Keadilan Shahabat Dari Al-Qur'an dan Sunnah.
?
1. Allah berfirman.
"Artinya : Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, kalian menyuruh yang ma'ruf dan mencegah yang munkar dan kalian beriman kepada Allah". (Ali-Imran : 110).
?
"Artinya : Dan demikian (pula) kami telah menjadikan kalian umat yang adil dan pilihan". (Al-Baqarah : 143).
2. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan bahwa para shahabat dan umat
??? Islam yang mengikuti jejak mereka adalah orang-orang yang adil. Sebagaimana
??? sabda beliau.
"Artinya : Dari Abu Sa'id Al-Khudri adalah ia berkata :"Telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, Nuh akan dipanggil pada hari kiamat. Lalu ia jawab :"Aku penuhi panggilan-Mu dan Maha Bahagia nama-Mu wahai Rabb-ku". Allah bertanya :"Apakah sudah engkau sampaikan (dakwah/risalah) ?". Ia berkata :"Ya sudah". Lalu umatnya di tanya ;"Apakah ia sudah menyampaikan (risalah) kepada kalian ?." Mereka berkata :"Tidak pernah ada pengancam (Da'i) yang datang kepada kami ?! Allah bertanya lagi pada Nuh 'Alaihi sallam :"Siapakah yang akan menjadi saksi bagimu (bahwa kamu sudah menyampaikan risalah)?" Ia (Nuh) jawab :"Muhammad dan umatnya". Kemudian ia menjadi saksi bahwa ia telah menyampaikan risalah, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjadi saksi atas kalian. Demikianlah Allah berfirman :"Dan demikian (pula) kami telah menjadikan kalian umat yang adil dan pilihan agar kalian menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjadi saksi atas (perbuatan) kalian". Wasath dalam ayat ini bermakna adil.(Hadits Shahih Riwayat Bukhari/Fathul Bari 8 : 171-172 No. 4487).
4. Allah meridhai mereka (para Shahabat dari Muhajirin dan Anshar) dan orang-
??? orang yang mengikuti jejak mereka dengan baik.
"Artinya : Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalirkan sungai-sungai didalamnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar". (At-Taubah : 100).
?
"Artinya : Sesungghnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mu'min ketika mereka berjanji setia kepada mu (Muhammad) di bawah pohon". (Al-Fath : 18).
?
"Artinya : Muhammad Rasulullah dan orang-orang yang bersama beliau adalah keras terhadap orang kafir, tetapi berkasih sayang terhadap sesama mereka ; kalian lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya ...". (Al-Fath : 29)
5. Sifat-sifat para Shahabat yang disebutkan dalam Al-Qur'an adalah :
  • Mereka adalah orang-orang yang benar-benar beriman (Al-Anfaal : 74).
  • Mereka adalah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus (Al-Hujuraat : 7)
  • Mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan (At-Taubah : 20)
  • Mereka adalah orang-orang yang benar (At-Taubah : 119)
  • Mereka adalah orang-orang yang bertaqwa (Al-Fath : 26)
  • Mereka adalah orang-orang yang menjengkelkan orang-orang kafir dan mereka benci kepada kekafiran (Al-Fath : 29).
  • Dan sifat-sifat lainnya yang termasuk dalam Al-Qur'an.
6. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya : Sebaik-baik manusia adalah zamanku ini, kemudian yang sesudah itu, kemudian yang sesudah itu, kemudian nanti akan ada satu kaum dimana persaksian seorang dari mereka mendahului sumpahnya, dan sumpahnya itu mendahului persaksiannya". (Hadits Shahih Riwayat Bukhari 4:189, Muslim 7:184-185, Ahmad 1:378,417,434,442 dan lain-lain).
7. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya :Hendaklah orang yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir".
Kata Ibnu Hibban :"Hadits ini sebesar-besar dalil yang menunjukkan bahwa semua shahabat adil dan tidak satupun diantara mereka yang tercela dan lemah. (Al-Jarh wat Ta'dil oleh Abi Lubabah ; Ibnu Hibban 1:123).
?
"Artinya : Ibnu Abbas berkata : 'Janganlah kalian mencaci maki atau menghina para shahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Sesungguhnya kedudukan salah seorang dari mereka bersama Rasulullah sesaat (sejam) itu lebih baik dari amal seorang dari kalian selama 40 (empat puluh) tahun". (Hadits Riwayat Ibnu Batthah dengan sanad yang shahih) 10)
?
"Artinya : Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Tidak akan masuk neraka seorang-pun dari orang-orang yang berba'iat di bawah pohon (di Hudaibiyyah)". (Hadits Shahih Riwayat Ahmad, Abu Dawud,?Tirmidzi dan Muslim).
?
"Artinya : Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :?Tidak akan masuk neraka seseorang yang ikut serta dalam perang Badar dan Perjanjian Hudaibiyyah". (Hadits Shahih Riwayat Ahmad III:396 dari Jabir).
Penjelasan.
?
Ayat-ayat dan hadits-hadits diatas menunjukan dengan jelas bahwa para shahabat Ridwanullahi 'alaihim ajmain adalah orang-orang yang telah mendapat pujian dan sanjungan dari Allah dan Rasul-Nya, mereka mempunyai jasa yang besar bagi Islam dan kum Muslimin.
?
Islam yang diterima oleh kaum Muslimin sampai hari Kiamat adalah berkaitan dengan pengorbanan para shahabat yang ikut serta dalam perang?Badar dan perang-perang lainnya demi tegaknya agama Islam. Karena itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengingatkan umat Islam bahwa apa yang mereka infaq-kan dan belanjakan fii-sabilillah belumlah dapat menyamai derajat para Shahabat, meskipun umat Islam ini berinfaq sebesar gunung Uhud berupa emas atau barang-barang berharga lainnya.
?
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu berkata tentang Shahabat-shahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam :"Tidak ada seorangpun dari kalian yang dapat menyamai merka. Mereka? siang hari bergelimang pasir dan debu (di medan perang), sedang di malam hari mereka banyak berdiri, ruku' dan sujud (beribadah kepada Allah) silih berganti, tampak kegesitan dari wajah-wajah mereka, seolah-olah mereka berpijak di bara api bila mereka ingat akan hari pembalasan (Akhirat), tampak bekas sujud di dahi mereka, bila mereka Dzikrullah berlinang air mata mereka sampai membasahi baju mereka, mereka condong laksana condongnya pohon dihembus angin yang lembut karena takut akan siksa Allah, serta mereka mengharapkan pahala dan ganjaran dari Allah". 11) Kemudian beliau berkata lagi :"Mereka adalah shahabat-shabatku yang telah pergi, pantas kita merindukan mereka dan bersedih karena kepergian mereka" 12)
Bersambung:
Ijma' Ulama Tentang 'Adalah (keadilan) Semua Shahabat Rasulullah

Fote Note.
7??? Tadribur-Rawi 2 hal. 215
8??? Al-Kifayah fi 'Ilmir-Riwayah hal.93
9??? 'Umul Hadits hal. 329, Libni Shalah ; Mudzakirah Ushulil-Fiqhlis-Syahqithi hal. 126
10??Lihat Syarah Aqidah Thahawiyah hal. 469 hal, Takhrij Syaikh Al-Albani
11? Najhul Balaghah yang di tahqiq oleh Dr. Shubhi Shaleh cet. Daarul Kutub Al-Lubnani (Beirut) hal. 143,177,178
????? dinukil dari Shuratani Mutadhatani, Tarjamah Bey Arifin hal. 16-17
12? Ibid


[Masalah - 33 = Derajat Hadits Fadhilah Surat Yasin]

Yayat Ruhiat
 

开云体育

?
DERAJAT HADITS
FADHILAH SURAT YASIN
?
Oleh
Yazid bin Abdul Qadir Jawas

?
Muqaddimah
?
Kebanyakan kaum muslimin membiasakan membaca surat Yasin, baik pada malam Jum'at (hari Jum'at menjelang khatib naik mimbar, tambahan-peny), ketika mengawali atau menutup majlis ta'lim, ketika ada atau setelah kematian?dan?pada acara-acara lain yang mereka anggap penting.
?
Saking seringnya surat Yasin dijadikan bacaan di berbagai pertemuan dan kesempatan, sehingga mengesankan, Al-Qur'an itu hanyalah berisi surat Yasin saja. Dan kebanyakan orang membacanya memang karena tergiur oleh fadhilah atau keutamaan surat Yasin dari hadits-hadits yang banyak mereka dengar, atau menurut keterangan dari guru mereka.
?
Al-Qur'an yang di wahyukan Allah adalah terdiri dari 30 juz. Semua surat dari Al-Fatihah sampai An-Nas, jelas memiliki keutamaan yang setiap umat Islam wajib mengamalkannya. Oleh karena itu sangat dianjurkan agar umat Islam senantiasa membaca Al-Qur'an. Dan kalau sanggup hendaknya menghatamkan Al-Qur'an setiap pekan sekali, atau sepuluh hari sekali, atau dua puluh hari sekali atau khatam setiap bulan sekali. (Hadist Riwayat Bukhari, Muslim dan lainnya).
?
Sebelum melanjutkan pembahasan, yang perlu dicamkan dan diingat dari tulisan ini, adalah dengan membahas masalah ini bukan berarti penulis melarang atau mengharamkan membaca surat Yasin.
?
Sebagaimana surat-surat Al-Qur'an yang lain, surat Yasin juga harus kita baca. Akan tetapi di sini penulis hanya ingin menjelaskan kesalahan mereka yang menyandarkan tentang fadhilah dan keutamaan surat Yasin kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.
?
Selain itu, untuk menegaskan bahwa tidak ada tauladan dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam membaca surat Yasin setiap malam Jum'at, setiap memulai atau menutup majlis ilmu, ketika dan setelah kematian dan lain-lain.
?
Mudah-mudahan keterangan berikut ini tidak membuat patah semangat, tetapi malah memotivasi untuk membaca dan menghafalkan seluruh isi Al-Qur'an serta mengamalkannya.
?
?
Kelemahan Hadits-hadits Tentang Fadhilah Surat Yasin.
?
Kebanyakan umat Islam membaca surat Yasin karena -sebagaimana dikemukakan di atas-? fadhilah dan ganjaran yang disediakan bagi orang yang membacanya. Tetapi, setelah penulis melakukan kajian dan penelitian tentang hadits-hadits yang menerangkan fadhilah surat Yasin, penulis dapati Semuanya Adalah Lemah.
?
Perlu ditegaskan di sini, jika telah tegak hujjah dan dalil maka kita tidak boleh berdusta atas nama Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam sebab ancamannya adalah Neraka. (Hadits Riwayat Bukhari, Muslim, Ahmad dan lainnya).
?
?
Hadits Dha'if dan Maudhu'
?
Adapun hadits-hadits yang semuanya dha'if (lemah) dan atau maudhu' (palsu) yang dijadikan dasar tentang fadhilah surat Yasin diantaranya adalah sebagai berikut :
?
1). "Artinya : Siapa yang membaca surat Yasin dalam suatu malam, maka ketika ia bangun pagi hari diampuni dosanya dan siapa yang membaca surat Ad-Dukhan pada malam Jum'at maka ketika ia bangun pagi hari diampuni dosanya". (Ibnul Jauzi Al-Maudhu'at 1/247).
Keterangan : Hadits ini Palsu
Ibnul Jauzi mengatakan, hadits ini dari semua jalannya adalah batil, tidak ada asalnya. Imam Daruquthni berkata : Muhammad bin Zakaria yang ada dalam sanad hadits ini? adalah tukang memalsukan hadits. (Periksa : Al-Maudhu'at, Ibnul Jauzi, I/246-247, Mizanul I'tidal III/549, Lisanul Mizan V/168, Al-Fawaidul Majmua'ah hal. 268 No. 944).
?
2). "Artinya : Siapa yang membaca surat Yasin pada malam hari karena mencari keridhaan Allah, niscaya Allah mengampuni dosanya".
Keterangan : Hadits ini Lemah.
Diriwayatkan oleh Thabrani dalam kitabnya Mu'jamul Ausath dan As-Shaghir dari Abu Hurairah, tetapi dalam sanadnya ada rawi Aghlab bin Tamim. Kata Imam Bukhari, ia munkarul hadits. Kata Ibnu Ma'in, ia tidak ada apa-apanya (tidak kuat). (Periksa : Mizanul I'tidal I:273-274 dan Lisanul Mizan I : 464-465).
?
3). "Artinya : Siapa yang terus menerus membaca surat Yasin pada setiap malam, kemudian ia mati maka ia mati syahid".
Keterangan : Hadits ini Palsu.
Hadits ini diriwayatkan oleh Thabrani dalam Mu'jam Shaghir dari Anas, tetapi dalam sanadnya ada Sa'id bin Musa Al-Azdy, ia seorang pendusta dan dituduh oleh Ibnu Hibban sering memalsukan hadits. (Periksa : Tuhfatudz Dzakirin, hal. 340, Mizanul I'tidal II : 159-160, Lisanul Mizan III : 44-45).
?
4). "Artinya : Siapa yang membaca surat Yasin pada permulaan siang (pagi hari) maka akan diluluskan semua hajatnya".
Keterangan : Hadits ini Lemah.
Ia diriwayatkan oleh Ad-Darimi dari jalur Al-Walid bin Syuja'. Atha' bin Abi Rabah, pembawa hadits ini tidak pernah bertemu Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Sebab ia lahir sekitar tahun 24H dan wafat tahun 114H. (Periksa : Sunan Ad-Darimi 2:457, Misykatul Mashabih, takhrij No. 2177, Mizanul I'tidal III:70 dan Taqribut Tahdzib II:22).
?
5). "Artinya : Siapa yang membaca surat Yasin satu kali, seolah-olah ia membaca Al-Qur'an dua kali". (Hadits Riwayat Baihaqi dalam Syu'abul Iman).
Keterangan : Hadits ini Palsu.
(Lihat Dha'if Jamiush Shaghir, No. 5801 oleh Syaikh Al-Albani).
?
6). "Artinya : Siapa yang membaca surat Yasin satu kali, seolah-olah ia membaca Al-Qur'an sepuluh kali". (Hadits Riwayat Baihaqi dalam Syu'abul Iman).
Keterangan : Hadits ini Palsu.
(Lihat Dha'if Jami'ush Shagir, No. 5798 oleh Syaikh Al-Albani).
?
7). "Artinya : Sesungguhnya tiap-tiap sesuatu mempunyai hati dan hati (inti) Al-Qur'an itu ialah surat Yasin. Siapa yang membacanya maka Allah akan memberikan pahala bagi bacaannya itu seperti pahala membaca Al-Qur'an sepuluh kali".
Keterangan : Hadits ini Palsu.
Hadits ini diriwayatkan oleh At-Tirmidzi (No. 3048) dan Ad-Darimi 2:456. Di dalamnya terdapat Muqatil bin Sulaiman. Ayah Ibnu Abi Hatim berkata : Aku mendapati hadits ini di awal kitab yang di susun oleh Muqatil bin Sulaiman. Dan ini adalah hadits batil, tidak ada asalnya. (Periksa : Silsilah Hadits Dha'if No. 169, hal. 202-203) Imam Waqi' berkata : Ia adalah tukang dusta. Kata Imam Nasa'i : Muqatil bin Sulaiman sering dusta. (Periksa : Mizanul I'tidal IV:173).
?
8). "Artinya : Siapa yang membaca surat Yasin di pagi hari maka akan dimudahkan (untuknya) urusan hari itu sampai sore. Dan siapa yang membacanya di awal malam (sore hari) maka akan dimudahkan urusannya malam itu sampai pagi".
Keterangan : Hadits ini Lemah.
Hadits ini diriwayatkan Ad-Darimi 2:457 dari jalur Amr bin Zararah. Dalam sanad hadits ini terdapat Syahr bin Hausyab. Kata Ibnu Hajar : Ia banyak memursalkan hadits dan banyak keliru. (Periksa : Taqrib I:355, Mizanul I'tidal II:283).
?
9). "Artinya : Bacakanlah surat Yasin kepada orang yang akan mati di antara kamu".
Keterangan : Hadits? ini Lemah.
Diantara yang meriwayatkan hadits ini adalah Ibnu Abi Syaibah (4:74 cet. India), Abu Daud No. 3121. Hadits ini lemah karena Abu Utsman, di antara perawi hadits ini adalah seorang yang majhul (tidak diketahui), demikian pula dengan ayahnya. Hadits ini juga mudtharib (goncang sanadnya/tidak jelas).
?
10). "Artinya : Tidak seorang pun akan mati, lalu dibacakan Yasin di sisinya (maksudnya sedang naza') melainkan Allah akan memudahkan (kematian itu) atasnya".
Keterangan : Hadits ini Palsu.
Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dalam kitab Akhbaru Ashbahan I :188. Dalam sanad hadits ini terdapat Marwan bin Salim Al Jazari. Imam? Ahmad dan Nasa'i berkata, ia tidak bisa dipercaya. Imam Bukhari, Muslim dan Abu Hatim berkata, ia munkarul hadits. Kata Abu 'Arubah Al Harrani, ia sering memalsukan hadits. (Periksa : Mizanul I'tidal IV : 90-91).
?
?
Penjelasan.
Abdullah bin Mubarak berkata : Aku berat sangka bahwa orang-orang zindiq (yang pura-pura Islam) itulah yang telah membuat riwayat-riwayat itu (hadits-hadits tentang fadhilah surat-surat tertentu). Dan Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berkata : Semua hadits yang mengatakan, barangsiapa membaca surat ini akan diberikan ganjaran begini dan begitu SEMUA HADITS TENTANG ITU ADALAH PALSU. Sesungguhnya? orang-orang yang memalsukan hadits-hadits itu telah mengakuinya sendiri. Mereka berkata, tujuan kami membuat hadits-hadits palsu adalah agar manusia sibuk dengan (membaca surat-surat tertentu dari Al-Qur'an) dan menjauhkan mereka dari?isi Al-Qur'an yang lain, juga kitab-kitab selain Al-Qur'an. (Periksa : Al-Manarul Munffish Shahih Wadh-Dha'if, hal. 113-115).
?
?
Khatimah
Dengan demikian jelaslah bahwa hadit-hadits tentang fadhilah dan keutamaan surat Yasin, semuanya LEMAH dan PALSU. Oleh karena itu, hadits-hadits tersebut tidak dapat dijadikan hujjah untuk menyatakan keutamaan surat ini dan surat-surat yang lain, dan tidak bisa pula untuk menetapkan ganjaran atau penghapusan dosa bagi mereka yang membaca surat ini. Memang ada hadits-hadits shahih tentang keutamaan surat Al-Qur'an selain surat Yasin, tetapi tidak menyebut soal pahala.
?
Wallahu A'lam.