Keyboard Shortcuts
ctrl + shift + ? :
Show all keyboard shortcuts
ctrl + g :
Navigate to a group
ctrl + shift + f :
Find
ctrl + / :
Quick actions
esc to dismiss
Likes
- Assunnah
- Messages
Search
Re: bertanya kembali
Suharyanto
Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh.
toggle quoted message
Show quoted text
Adapun hal-hal yang disyariatkan dalam bulan Muharram adalah sebagai berikut : Bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan haram yaitu dzulqo'dah, dzulhijjah, muharram dan rajab, ( yang tidak boleh perang dalam bulan tersebut, kecuali jika diserang dan untuk mempertahankan diri )Sebagai mana Allah firmankan : { Sesungguhnya bbilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram } at-Taubah : 36 Dianjurkan untuk puasa di bulan Muharram, dan puasa di bulan Muharram termasuk puasa yang paling utama, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasalam bersabda : Puasa yang paling utama setelah bulan Ramadlan adalah bulan Allah yang kamu sebut Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat di malam hari" HR.Muslim. Dan sangat dianjurkan puasa di hari kesepuluh Muharram yaitu hari 'Asyura, Ibnu Abbas berkata " aku tidak melihat Rasulullah shallallahu alaihi wasalam berpuasa pada suatu hari yang Beliau sangat memperhatikan keutamaannya dari hari-hari lainnya, ( suatu hari itu adalah ) hari 'Asyura, dan bulan ini yaitu bulan Ramadlan,HR.Bukhari dan Muslim. Dan Rasulullah menerangkan ketika di tanya tentang puasa 'asyura :Bahwa dia (puasa 'asyura ) menghapuskan dosa-dosa setahun yang lalu. HR.Muslim. Dan selayaknya bagi seorang muslim untuk puasa hari kesembilan dan hari kesepuluh sebagai penentangan ( agar berlainan )terhadap yahudi dan nashara, dari Ibnu Abbas ia berkata : bahwa ketika Rasulullah shallallahu alaihi wasalam berpuasa di hari 'asyura dan memerintahkan untuk berpuasa , kaum muslimin berkata : wahai Rasulullah , sesungguhnya hari 'asyura adalah hari yang diagungkan oleh orang yahudi dan nashara, maka Rasulullah shallallahu alaihi wasalam menjawab : jika tahun depan tiba, insya Allah kita akan berpuasa pada hari kesembilan, daan Ibnu Abbas berkata : belum sampai tahun depan datang, Rasulullah shallallahu alaihi wasalam telah meninggal lebih dahulu" HR>Muslim. Hal-hal yang tidak disyariatkan ( tidak diperintahkan) adalah sebagai berikut : Ibnul Qoyyim berkata : dari hal-hal yang bathilah yang tidak disyari'atkan pada bulan Muharram adalah 1.memakai sifat mata pada hari kesepuluh 2.berhias 3.melapangkan rezeki keluarga 4.shalat pada hari itu ( kesepuluh) dan lain-lain dari keutamaan-keutamaan, tidak satu pun yang benar , tidak satu hadits-pun, tidak ada yang shahih ( tetap) dari Nabi shallallahu alaihi wasalam keutamaan-keutamaan pada hari 'asyura kecuali hadits tentang puasa pada hari itu, selain itu ( selain hadits tentang puasa) haditsnya bathil, tidak benar. Menjadikan hari 'asyura sebagai hari kesedihan, dan ini adalah termasuk bid'ah munkarah,sebagaimana dilakukan oleh orang orang syi'ah ( rofidlah ) kesedihan atas terbunuhnya Husain bin Ali radhiyallah 'anhuma. Masalah membangunkan orang yang tidur untuk shalat adalah hal yang termasuk Amar Ma'ruf Nahyi Munkar dan tidak boleh membiarkannya sampai habisnya waktu shalat. Adapun dia tidak mau menerima dan masih terus tidur sedang ia sudah sadar(bangun dari tidur) maka Insya Allah kewajiban saudara sudah gugur dan akan mendapatkan pahala mengingatkan orang lain. Namun anda jangan putus asa untuk selalu menasehatinya dan mencari cara-cara yang tepat untuk menyadarkan orang tersebut. Sekian. Wallahu a'lam. Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh. ----- Original Message -----
From: <ute_rid_strc@...> To: <assunnah@...> Sent: Wednesday, April 12, 2000 1:57 PM Subject: [assunnah] bertanya kembali yang kemarin belum juga ada yang menjawabnya :-(ini? apakah anjuran berpuasa pada tanggal 9, 10, 11 Muharram berdasar dalilyang shahih? Ada yang mengatakan dalilnya adalah hadits riwayatMuslim. melakukan sholat? Apakah orang yang sedang tidur itu dibangunkan ataudibiarkan saja sampai dia bangun sendiri? bagaimana kalau dibiarkan tidur sajasehingga melewati batas waktu sholat dan kejadiannya sering (alias orang tsbbelum sadar akan pentingnya sholat)?-------------- You can win $1000!--------------
|
bertanya kembali
Assalaamu'alaikum wR.wB.
Perkenankan saya bertanya kembali walupun untuk 2 surat yang kemarin belum juga ada yang menjawabnya :-( 1. Apakah amalan yang disyari'atkan pada bulan Muharram ini? apakah anjuran berpuasa pada tanggal 9, 10, 11 Muharram berdasar dalil yang shahih? Ada yang mengatakan dalilnya adalah hadits riwayat Muslim. 2. Bagaimana halnya dengan membangunkan orang untuk melakukan sholat? Apakah orang yang sedang tidur itu dibangunkan atau dibiarkan saja sampai dia bangun sendiri? bagaimana kalau dibiarkan tidur saja sehingga melewati batas waktu sholat dan kejadiannya sering (alias orang tsb belum sadar akan pentingnya sholat)? Jazakumulloh Khoiron. wassalaamu'alaikum wR.wB. Dwitas |
[Masalah - 37 = Tiga Landasan Utama 1/4]
Yayat Ruhiat
开云体育?
TIGA LANDASAN UTAMA
?
Oleh
Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahab
Bagian Pertama dari Empat Tulisan
[1/4]
?
Muqaddimah
?
Akhi
(Saudaraku).
Semoga Allah senantiasa melimpahkan
rahmat-Nya kepada anda.
?
Ketahuilah, bahwa wajib bagi kita untuk
mendalami empat masalah, yaitu :
Dalilnya, firman Allah Ta'ala.
Imam Asy-Syafi'i1 Rahimahullah Ta'ala, mengatakan :"Seandainya Allah hanya
menurunkan surah ini saja sebagai hujjah buat makhluk-Nya, tanpa hujjah lain,
sungguh telah cukup surah ini sebagai hujjah bagi mereka".
?
Dan Imam Al-Bukhari2 Rahimahullah Ta'ala, mengatakan :"Bab Ilmu didahulukan sebelum
ucapan dan perbuatan".
?
Dalilnya firman Allah Ta'ala.
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan terlebih
dahulu untuk berilmu (berpengetahuan) .... .."?3 sebelum ucapan dan perbuatan.
?
?
Akhi
(Saudaraku).
Semoga Allah senantiasa melimpahkan
rahmat-Nya kepada anda.
?
Dan ketahuilah, bahwa wajib bagi setiap
muslim dan muslimah untuk mempelajari dan mengamalkan ketiga perkara ini
:
?
Akhi
(Saudaraku).
Semoga Allah mebimbing anda untuk taat
kepada-Nya.
?
Ketahuilah, bahwa Islam yang merupakan
tuntunan Nabi Ibrahim adalah ibadah kepada Allah semata dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya. Itulah yang diperintahkan Allah kepada seluruh umat manusia
dan hanya itu sebenarnya mereka diciptakan-Nya, sebagaimana firman Allah
Subhanahu wa Ta'ala.
Ibadah dalam ayat ini, artinya : Tauhid. Dan
perintah Allah yang paling agung adalah Tauhid, yaitu : Memurnikan ibadah untuk
Allah semata-mata. Sedang larangan Allah yang paling besar adalah syirik, yaitu
: Menyembah selain Allah di samping menyembah-Nya. Allah Ta'ala berfirman
:
Kemudian, apabila anda ditanya : Apakah tiga
landasan utama yang wajib diketahui oleh manusia ? Maka hendaklah anda jawab :
Yaitu mengenal Tuhan Allah 'Azza wa Jalla, mengenal agama Islam, dan mengenal
Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Bersambung :
Mengenal Allah 'Azza wa
Jalla.
Fote Note.
|
FWD pertanyaan tentang Shalat, Masbuk & Masbuk
FWD question:
Assalaamu'alaikum wr. wb. Jika pada satu jamaah shalat, ada beberapa ma'mum datang terlambat (masbuk). Nah setelah imam jamaa'ah awal sudah menyelesaikan shalatnya, apakah ma'mum masbuk tersebut harus menyelesaikan shalat dengan cara berimam pada salah satu diantaranya, atau menyelesaikan shalatnya sendiri-sendiri. Mohon jawabannya didasarkan pada nash hukum Fiqh. Wassalamu'alaikum wr. wb. |
tanya lagi
Assalaamu'alaikum wR.wB.
Perkenankan saya mengajukan beberapa pertanyaan: 1. Bagaimanakah halnya dengan sholat sunnah yang dilakukan berjamaah seperti sholat tahajjud / witr / tarawih ? Adakah di Masjid Al-Haramain dilakukan jenis sholat yang saya tanyakan ( sunnah dan berjamaah )? 2. Bagaimana halnya bila kita sedang sholat sendiri kemudian ada orang mengikut kita untuk berjamaah? Bolehkah berimam kepada orang yang telah mulai sholat sendirian? 3. Dalam hal berhaji/umrah apakah berihram itu harus dalam keadaan tidak haid ( bagi wanita)? Bila misalkan seorang wanita berumrah di Jeddah sudah haid, haruskah dia berihram juga dan menyatakan niat umrah juga ataukah dia boleh memasuki kota makkah tanpa berihram dan tidak niat umrah tapi kemudian setelah bersih dia keluar dari tanah haram untuk mulai miqot kembali memasuki makkah? Bila dalam perjalanan (misal dari madinah menuju makkah) seorang wanita telah ihram dan berniat umrah, maka apakah dia boleh tahalul (melepas baju ihram dan diizinkan melakukan hal yang semula terlarang dalam berihram (misal bercukur)? ataukah bagaimana hal yang sebenarnya? 4. Bagaimana halnya dengan orang yang beritikad hanya akan sholat dimasjid tertentu dan berimam dengan orang tertentu ( contoh LDII )? 5. Bagaimana halnya menggunakan jalan (ditutup sementara) untuk kepentingan Sholat Eid? 6. Bagaimana halnya memakan makanan yang kita tidak tahu siapa yang menyembelihnya / terbuat dari apa? Terima kasih atas penjelasannya wassalaamu'alaikum wR.wB. Abdulloh Dwitas |
[Masalah - 36 = Kehidupan Sehari-hari yang Islami]
Yayat Ruhiat
开云体育?
KEHIDUPAN SEHARI-HARI
YANG ISLAMI
?
Oleh
Syaikh Abdullah bin Jaarullah bin
Ibrahim Al-Jaarullah
?
Kata
Pengantar.
?
Saudaraku....
Dengan penuh?pengharapan bahwa?
kebahagian dunia dan akhirat yang akan kita dapatkan, maka? kami
sampaikan?risalah? yang berisikan? pertanyaan-pertanyaan?
ini? kehadapan anda?untuk direnungkan dan di jawab dengan
perbuatan.
?
Pertanyaan-pertanyaan?ini sengaja kami
angkat kehadapan anda?dengan harapan yang tulus dan cinta karena Allah
Subhanahu wa Ta'ala, supaya? kita? bisa mengambil? mannfaat dan
faedah yang banyak darinya,?disamping?itu sebagai bahan kajian untuk
melihat diri kita, sudah sejauh mana dan ada dimana posisinya?selama
ini.
?
Saudaraku...
Risalah ini dinukilkan dari buku saku yang
sangat bagus dan menawan yaitu Zaad Al-Muslim Al-Yaumi (Bekalan Muslim
Sehari-hari) dari hal. 51 - 55, bab Hayatu Yaumi Islami yang diambil
dari kitab Al-Wabil Ash-Shoyyib oleh Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah
dan diterjemahkan oleh saudara kita Fariq Gasim Anuz semoga Allah Subhanahu wa
Ta'ala membalasnya dengan pahala dan surganya.
?
?
Kehidupan Sehari-hari Yang
Islami
Saudaraku ..
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di atas
dengan perbuatan, agar kita? menjadi orang yang beruntung di dunia dan
akhirat, inysa Allah.
?
|
Re: Tanya
Abu Muadz
--- "Fachruddin, Kemas M (Kemas)" <kemas@...>
wrote: Assalaamu 'alaikum wr.wb,diada-ada mengenai acara-acara baik do'a, dzikir, dll berkenaan dengan penyambutan tahun baru itu adalah pemalsuan atas nama Rosuulullah Wassalam,__________________________________________________ Do You Yahoo!? Talk to your friends online with Yahoo! Messenger. |
Masjid Nabawi dan Al-Mahdi
Yayat Ruhiat
toggle quoted message
Show quoted text
----- Original Message -----
From: <ute_rid_strc@...> Assalaamu'alaikum wR.wB.Untuk menjelaskan masalah ini, saya nukilkan dari buku "Shifatul Hajji wal Umrati wa Ahkamish Shalati fil Masjidin Nabawi (Tata cara Haji, Umrah dan hukum Shalat di Masjid Nabawi) oleh Yusuf bin Abdullah bin Ahmad Al-Ahmad dan diterbitkan oleh Darul Haq-Jakarta. Disyariatkan melakukan safar (perjalanan) untuk tujuan shalat di masjid Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pada waktu kapan saja. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Shahihain dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu ia berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :"Shalat di masjidkuku ini lebih baik dari seribu kali shalat di (masjid) selainnya, kecuali Masjidil Haram". (Muttafaq Alaih) ... dst.. lihat hal 41-43. Mengenai kuburan Nabi Shallallhu 'alaihi wa sallam. Adapun keberadaan kuburan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam di dalam masjid, maka sesungguhnya tidaklah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dikubur di dalam masjid, tetapi beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam dikubur di dalam kamar Aisyah radhiyallahu 'anha. Ketika itu, kamar Aisyah Radhiyallahu 'anha berada di luar masjid. Demikian terus berlangsung hingga habis generasi sahabat di Madinah. Lalu Masjid Nabawi diperluas pada masa khalifah Al-Walid bin Abdul Malik, dan kamar tersebut dimasukkan ke dalam (perluasan) masjid. Sewajibnya, perluasan itu tidak dari arah kuburan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, tetapi dari tiga arah lain, sehingga kuburan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tetap berada di luar masjid. Demikian seperti perluasan yang pernah dilakukan oleh Umar dan Utsman Radhiyallahu 'anhu terhadap masjid Nabawi. (lihat hal. 46) 2. Bagaimana keterangan mengenai hal kedatangan Al Mahdi Al-Muntadzar?Mengani akan turunnya Al-Mahdi (tanpa ada tambahan Al-Muntadzar) ini merupakan salah satu dari aqidahnya Ahlus Sunnah wal Jama'ah dan kita wajib untuk meyakininya. Hadits-hadits shahih yang menunjukkan secara qath'i akan munculnya Al-Mahdi pada akhir zaman banyak dan luas pembahasannya, untuk itu silahkan baca buku : Asyratus Sa'ah (Tanda-tanda hari Kiamat) oleh Yusuf bin Abdulah bin Yusuf Al-Wabil, diterbitkan oleh CV. Pustaka Mantiq. Di buku tersebut dijelaskan juga mengenai orang-orang yang mengingkari hadits Al-Mahdi. Demikian yang bisa saya bantu dalam masalah ini, dan untuk lebih jelasnya silahkan baca kedua buku yang menjadi rujukan kedua penjelasan tersebut. Dan semoga keterangan singkat ini memberikan dorongan kepada kita semua untuk terus menerus menuntut ilmu dan mengamalkannya. Wallahu a'alam. Terima kasih atas keterangan yang akan diberikan. |
Firqah-Firqah Sesat
ibnu Hussin
FIRQAH-FIRQAH SESAT DALAM ISLAM
Lamhah 'Anil Firaq adh-Dhaallah SYEIKH SALIH BIN FAUZAN AL-FAUZAN (Tulisan ini ditulis bertujuan untuk memaparkan tulisan Arab pada dalil-dalil al-Qur'an, sila gunakan browser Arabic atau salin semula ke dalam mana-mana pengolah kata yang mendukung Arabic) Ibnu Hussin ------------------------------------------------------------------------ MUQADDIMAH Segala puji bagi Allah Rabb alam semesta, selawat dan salam semoga dicurahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW, keluarganya dan semua sahabatnya. Amma badu, Sesungguhnya perbincangan tentang firqah-firqah bukanlah merupakan pernyataan sejarah semata, yang bertujuan sekadar menelaah asas-asas firqah untuk difahami, seperti mempelajari tentang kejadian dan peristiwa sejarah lain yang telah berlalu. Tetapi sesungguhnya perbincangan tentang firqah-firqah memiliki kedudukan yang lebih besar dan tinggi dari sekadar memahami sejarah, iaitu sebagai peringatan dari keburukan dan bidah-bidah firqah-firqah tersebut dan sebagai anjuran kepada umat supaya berpegang kepada firqah Ahlus Sunnah wal-Jamaah. Meninggalkan penyimpangan-penyimpangan yang ada pada firqah-firqah itu tidak boleh dilakukan secara spontan oleh semua manusia, kecuali sesudah mempelajari dan memahami: Siapakah golongan yang selamat? Siapakah mereka yang termasuk dalam Ahlus Sunnah wal Jamaah, yang mana setiap muslim wajib bergabung dengan mereka? Manakah firqah-firqah yang menyeleweng? Apa pendapat dan syubhat-syubhat mereka? Dengan demikian, ia dapat berwaspada darinya, kerana barangsiapa yang tidak mengenal keburukan akan terjerumus kepadanya, sebagaimana ucapan Huzaifah ibn al-Yaman r.a: ????? ???????? ??????????? ??????? ??????? ?????? ??????? ???????? ????????? ???? ????????? ???????? ?????????? ???? ???????? ????????? ???? ??????????? ???????? ??? ??????? ??????? ?????? ?????? ??? ???????????? ??????? ?????????? ??????? ??????? ????????? ?????? ?????? ????? ????????? ????? ????? ?????? ???????? ???? ?????? ?????? ???????? ???? ?????? ????? ?????? ??????? ?????? ?????? ????? ???????? ????? ?????? ???????????? ???????? ???????? ??????????? ???????? ??????? ???????? ???????? ?????????? ???????? ???? ?????? ?????? ????????? ???? ????? ????? ?????? ??????? ????? ????????? ????????? ???? ??????????? ????????? ????????? ?????? ???????? ??? ??????? ??????? ???????? ????? ????? ?????? ?????? ???? ??????????? ???????????????? ??????????????? ?????? ??? ??????? ??????? ????? ????? ???? ??????????? ?????? ????? ???????? ????????? ?????????????? ????????????? ???????? ?????? ???? ?????? ?????? ????????? ????? ??????? ????? ??????????? ?????? ????????? ???????? ?????? ???? ??????? ????? ?????? ???????? ?????? ?????????? ????????? ???????? ????? ?????? Bahawasanya ketika manusia bertanya kepada Rasulullah SAW tentang kebaikan, aku bertanya kepada baginda tentang keburukan, kerana bimbang akan menimpa diriku, maka aku berkata: Wahai Rasulullah SAW, sesungguhnya kami dulu dalam keadaan jahiliyah dan keburukan, maka Allah datangkan kepada kami kebaikan, maka apakah sesudah kebaikan ini ada keburukan? Baginda SAW menjawab: Ya. Maka aku bertanya: Apakah sesudah keburukan itu ada kebaikan? Baginda menjawab: Ya, tetapi padanya ada dakhan (kotoran). Aku berkata: Apa dakhannya itu? Baginda menjawab: Kaum yang mengerjakan sunnah bukan dengan sunnahku, dan memberi petunjuk bukan dengan petunjukku, engkau kenali mereka tetapi engkau ingkari. Maka aku berkata: Apakah sesudah kebaikan tersebut akan muncul keburukan lagi? Baginda menjawab: Ya, adanya dai-dai yang berada di atas pintu Jahannam, barangsiapa yang menyahut panggilannya akan dilemparkan ke neraka Jahannam. Aku berkata: Ya Rasulullah SAW, terangkanlah ciri-ciri mereka. Baginda berkata: Mereka adalah suatu kaum yang kulitnya sama dengan kulit kita, bahasanya juga sama dengan bahasa kita. Aku berkata: Apa yang engkau perintahkan jika aku mengalami zaman seperti itu? Baginda berkata: Berpeganglah dengan jamaah muslimin dan imam mereka. Aku bertanya: Bagaimana jika tidak ada jamaah dan imam? Baginda menjawab: Tinggalkanlah semua firqah, meskipun kamu harus menggigit akar pokok hingga kamu mati dan kamu dalam keadaan seperti itu.1 Oleh kerana itu mengenal firqah-firqah dengan mazhab-mazhab dan syubhat-syubhatnya serta mengenal golongan yang selamat, Ahlus Sunnah wal Jamaah dan apa yang ada padanya, mengandungi banyak kebaikan bagi kaum muslimin. Kerana sesungguhnya firqah yang sesat memiliki syubhat-syubhat, penipuan-penipuan dan penyesatan-penyesatan, yang mana golongan jahil telah banyak tertipu dengan seruan-seruan mereka hingga mahu bergabung dengan mereka, sebagaimana ucapan Rasul SAW yang disebutkan dalam hadith Huzaifah: Apakah sesudah kebaikan tersebut ada keburukan? Baginda menjawab: Ya, dai-dai yang berada di atas pintu Jahannam, barangsiapa yang menyahut panggilan mereka bererti ia akan dilemparkan ke dalam neraka Jahannam. Aku berkata: Ya Rasulullah, terangkanlah kepada kami ciri-ciri mereka. Baginda berkata: Mereka adalah suatu kaum yang kulit mereka sama dengan kulit kita, bahasa mereka juga sama dengan bahasa kita. Ini merupakan bahaya yang besar kerana pada suatu hari Rasulullah SAW telah memberi nasihat tentang hal ini kepada para sahabatnya sebagaimana terdapat pada hadith al-`Irbadh bin Sariyah: ??????? ??????????? ?????????? ????????? ???????? ????? ??????????? ?????????? ??????? ?????????? ??????? ???? ??????? ??? ??????? ??????? ??????? ?????? ?????????? ????????? ??????????? ????? ?????????? ????????? ??????? ??????????? ???????????? ?????? ????? ??????? ?????????? ????????? ???? ?????? ???????? ????? ??????? ??????????? ???????? ???????????? ?????????? ????????? ???????????? ????????????? ??????????????? ????????? ????????? ?????????????? ???????????? ????????????? ?????????? ??????? ????? ?????????? ???????? ??????? ????? ???????? ????????? Baginda SAW menasihati mereka dengan nasihat yang sungguh mengesankan sehingga bergetarlah hati kami dan berlinanganlah air mata kami. Kami berkata: Ya Rasulullah, seolah-olah nasihat ini seperti nasihat orang yang akan berpisah, maka berilah kami wasiat. Baginda pun bersabda: Aku wasiatkan kepada kamu supaya tetap bertaqwa kepada Allah dan sentiasa mendengar dan taat, walaupun yang memimpin kamu adalah seorang hamba dari Habsyi. Barangsiapa yang hidup (berumur panjang) di antara kamu, niscaya ia akan melihat perselisihan yang banyak. Oleh kerana itu, wajib bagi kamu untuk berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para Khulafa ar-Rasyidin yang diberi petunjuk (yang datang) sesudahku, gigitlah sunnah itu dengan gigi gerahammu. Dan jauhilah perkara-perkara baru yang diada-adakan (dalam masalah agama), kerana sesungguhnya setiap yang baru itu adalah bidah dan setiap bidah adalah sesat.2 Dengan demikian, Rasulullah SAW telah mengkhabarkan bahawa akan ada perselisihan dan perpecahan. Dan baginda mewasiatkan bahawa apabila perkara tersebut berlaku, maka hendaklah berpegang teguh dengan jamaah muslimin dan imam mereka dan berpegang erat dengan sunnah Rasulullah SAW serta meninggalkan apa-apa yang bertentangan dengannya dari segala perkataan, pemikiran dan aliran-aliran sesat. Maka sesungguhnya inilah jalan keselamatan yang Allah SWT telah perintahkan manusia supaya bersatu dan berpegang dengan kitabNya dan melarang dari berpecah-belah. Allah SWT berfirman: ????????????? ???????? ??????? ???????? ????? ??????????? ??????????? ???????? ??????? ?????????? ???? ???????? ????????? ????????? ?????? ??????????? ?????????????? ???????????? ?????????? ?????????? ????? ????? ???????? ???? ???????? ?????????????? ??????? ???????? ????????? ??????? ?????? ???????? ??????????? ??????????? Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, maka kerana nikmat Allah menjadilah kamu orang-orang yang bersaudara dan ketika kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (Ali Imran: 103) Hingga kepada firmanNya SWT: ????? ????????? ??????????? ??????????? ????????????? ???? ?????? ??? ????????? ????????????? ???????????? ?????? ??????? ???????{105}?????? ????????? ??????? ??????????? ???????... Dan janganlah kamu menyerupai golongan yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah golongan yang mendapat siksa yang berat.3 Pada hari yang waktu itu ada muka yang putih berseri. Dan ada pula muka yang hitam muram... (Ali Imran: 105 106) Berkata Ibnu Abbas: Muka yang putih berseri adalah muka-muka Ahlus Sunnah wal Jamaah dan muka yang hitam muram adalah muka Ahlul Bidah dan golongan yang suka berselisih.4 Allah SWT berfirman: ????? ????????? ????????? ????????? ????????? ??????? ?????? ???????? ??? ?????? ???????? ?????????? ????? ??????? ????? ????????????? ????? ??????? ??????????? Sesungguhnya orang-orang yang memecah-belahkan agamanya dan mereka (berpecah) menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikit pun tanggungjawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah (terserah) kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat. (al-Anam: 159) Agama itu adalah satu, yakni apa-apa yang dibawa oleh Rasulullah SAW, tidak dibenarkan adanya pembahagian menjadi agama-agama dan tidak pula kepada aliran-aliran yang berbeza-beza. Agama yang satu itu adalah agama Allah SWT, iaitu apa-apa yang dibawa oleh RasulNya SAW. Dan baginda tinggalkan umatnya di atasnya, di atas pijakan yang putih, malamnya seperti siang, tidak ada seorang pun tergelincir darinya kecuali dia akan binasa. Rasulullah SAW bersabda: ???????? ??????? ?????????? ???? ????????? ??? ????????????? ??????? ??????? ??????? ????????? Aku tinggalkan untuk kamu perkara yang kamu tidak akan tersesat selamanya sesudahku, selama kamu berpegang teguh dengannya iaitu Kitab Allah dan Sunnahku.5 Tidaklah disebutkan dalam kitab yang mulia tentang perpecahan, kecuali dalam keadaan dicela dan diancam dan tidaklah disebutkan tentang bersatu di atas al-haq dan petunjuk, kecuali dalam keadaan dipuji dan dijanjikan ke atasnya dengan balasan yang besar berupa kebaikan-kebaikan di dunia dan di akhirat. Telah disebutkan dalam hadith-hadith yang banyak dari Nabi SAW dalam as-Sunnah, yang memerintahkan supaya umat Islam berpegang teguh dengan al-Jamaah.6 Bersabda Rasulullah SAW: ????? ????? ???????????? ??????????? ????? ?????????? ??????????? ??????? ???????????? ???????? ????? ??????? ??????????? ??????? ????????? ??? ???????? ?????? ??????? ????????? ??????? ?????? ???? ??? ??????? ??????? ????? ??? ????? ???????? ???????????? Sesungguhnya Bani Israel berpecah menjadi tujuh puluh dua golongan, dan umat ini akan berpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, semuanya di dalam neraka kecuali satu. Mereka (para sahabat) bertanya: Siapakah golongan itu, ya Rasulullah? Baginda menjawab: Sesiapa yang mengikuti sunnahku dan para sahabatku.7 Rasulullah SAW telah mengkhabarkan dalam hadith ini bahawasanya pasti akan berlaku perpecahan di dalam umat ini dan tidaklah baginda berbicara berdasarkan hawa nafsunya, maka pasti akan berlaku sebagaimana telah dikhabarkan oleh baginda. Pengkhabaran dari baginda SAW ini maknanya adalah sebagai larangan dan peringatan supaya menjauhkan diri dari perpecahan tersebut. Oleh kerana inilah baginda bersabda: Semuanya di neraka kecuali satu. Ketika baginda SAW ditanya tentang: Siapakah satu yang selamat itu? Baginda menjawab: Mereka adalah golongan yang menempuh jalan seperti yang aku dan sahabatku tempuhi hari ini. Maka barangsiapa yang tetap di atas jalan yang ditempuh Rasul SAW dan para sahabatnya, maka dia termasuk orang yang selamat dari neraka. Dan barangsiapa yang bertentangan dengan hal tersebut, sesungguhnya dia diancam dengan neraka sesuai dengan kadar jauhnya dari al-haq. Jika penyimpangannya adalah termasuk kekafiran dan kemurtadan, maka dia termasuk penghuni neraka yang kekal di dalamnya. Dan jika penyimpangannya tidak mengeluarkannya dari iman namun dia tetap diancam dengan ancaman yang keras. Dan tidaklah selamat dari ancaman ini kecuali satu golongan dari 73 golongan iaitu golongan yang selamat yang dia berpijak dengan apa yang ditempuh oleh Rasul SAW dan para sahabatnya, iaitu di atas Kitab Allah dan sunnah RasulNya SAW, manhaj yang selamat serta landasan hujah yang jelas. Inilah jalan yang Rasul SAW tempuh, sehingga Allah SWT berfirman: ??????????????? ????????????? ???? ??????????????? ????????????? ??????????? ????????????? ??????????? ?????? ??????? ???????? ???????? ?????? Orang-orang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara golongan Muhajirin dan Ansar dan golongan yang mengikuti mereka dengan baik, Allah redha kepada mereka dan mereka pun redha kepada Allah. (at-Taubah: 100) Allah SWT berfirman: ????????????? ??????????? ????????????? ??????????? Dan golongan yang mengikuti mereka dengan baik. Hal ini menunjukkan bahawa akhir umat ini dituntut untuk mengikuti manhaj golongan terdahulu, iaitu yang mula-mula (masuk Islam) baik dari golongan Muhajirin mahupun Ansar iaitu manhaj Rasul SAW dan apa-apa yang dibawa oleh Rasul SAW. Barangsiapa yang menyelisihi manhaj golongan terdahulu dan mula-mula masuk Islam dari golongan Muhajirin dan Ansar, maka dia termasuk golongan yang sesat. Allah SWT berfirman: ?????? ?????? ??????? ???????????? ???????????? ???? ????????? ???????? ??????? ?????????? ???? ????????????? ???????????????? ?????????????? ??????????????? ???????? ?????????? ????????{69}?????? ????????? ???? ??????? ??????? ????????? ????????{70} Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan RasulNya, mereka itu akan bersama-sama dengan golongan yang dianugerahkan nikmat oleh Allah iaitu Nabi-nabi, para siddiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang soleh. Dan mereka itu teman yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah kurnia dari Allah dan Allah cukup mengetahui. (an-Nisa: 69 70) Barangsiapa mentaati Allah dan RasulNya walau di mana ia berada, tidak kira sama ada dia hidup di zaman Rasul SAW atau dia menjadi muslim terakhir di dunia, maka sesungguhnya di hari kiamat dia termasuk bersama golongan yang selamat. Allah SWT berfirman: ???????????? ???? ????????? ???????? ??????? ?????????? ???? ????????????? ???????????????? ?????????????? ??????????????? ???????? ?????????? ???????? Mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahkan nikmat oleh Allah, iaitu nabi-nabi, para siddiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang soleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (an-Nisa: 69) Adapun barangsiapa yang menyelisihi manhaj ini, maka dia tidak mendapat janji ini, dan tidak pula bersama teman-teman yang baik. Dia akan berkumpul bersama-sama golongan yang menyelisihi dan menyimpang. Oleh kerana itu, terdapat suatu doa yang agung yang sering kita ulang-ulangi dalam solat kita, setiap rakaat pada akhir al-Fatihah: ???????? ?????????? ??????????????{6}??????? ????????? ?????????? ?????????? ?????? ???????????? ?????????? ????? ????????????{7} Tunjukkanlah kami jalan yang lurus (iaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan (jalan) orang yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (al-Fatihah: 6 7) Ini adalah doa yang agung yang sering kita minta kepada Allah setiap rakaat dalam solat kita, agar Allah memberikan petunjuk kepada kita ke jalan orang-orang yang telah diberi nikmat olehNya, iaitu kepada apa yang dibawa oleh para rasul dan apa-apa yang ditempuh oleh para pengikutnya hingga hari kiamat. Dan rasul yang terakhir adalah Muhammad SAW yang mesti diikuti, ditaati dan dicontohi. Kerana baginda adalah Nabi hingga akhir zaman. Dan sejak Allah mengutusnya hingga hari kiamat, maka semua manusia diperintahkan u ntuk mengikutinya, walaupun seandainya datang seorang Nabi terdahulu maka nabi itu pun wajib mengikuti Rasul SAW. Rasulullah SAW bersabda: Seandainya Musa masih hidup di antara kamu, tidak boleh baginya kecuali mesti mengikutiku.8 Dan juga Allah SWT berfirman: ?????? ?????? ??????? ???????? ????????????? ????? ??????????? ???? ??????? ?????????? ????? ????????? ??????? ????????? ????? ???????? ????????????? ???? ????????????????? ????? ?????????????? ???????????? ????? ???????? ??????? ??????? ??????????? ????? ??????????? ??????? ???????? ???? ?????????????{81}?????? ???????? ?????? ?????? ???????????? ???? ?????????????{82}?????????? ????? ??????? ?????????... Dan (ingatlah) ketika Allah mengambil perjanjian daripada Nabi, Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah kemudian datang kepadamu seorang rasul (iaitu Muhammad SAW) yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya. Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjianKu terhadap apa yang demikian? Maka mereka menjawab: Kami mengakui. Allah berfirman: Kalau begitu, saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu. Barangsiapa yang berpaling sesudah itu maka mereka itulah golongan yang fasik. Maka apakah mereka mencari agama yang lain selain dari agama Allah... (Ali Imran: 81 83) Maka tidak ada agama sesudah diutusnya Muhammad SAW, kecuali agama Muhammad SAW dan barangsiapa yang mencari agama selainnya, maka sesungguhnya tidak akan diterima (agama itu) dan pada hari kiamat termasuk golongan yang rugi. Firman Allah SWT: ?????? ???????? ?????? ???????????? ?????? ?????? ???????? ?????? ?????? ??? ?????????? ???? ????????????? Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidak akan diterima (agama itu) daripadanya, dan di akhirat dia termasuk golongan yang rugi. (Ali Imran: 85) Bukan (jalan) mereka yang dimurkai, mereka adalah semua orang yang mempunyai ilmu, tetapi tidak beramal dengan ilmu tersebut, iaitu orang-orang Yahudi dan selain mereka dari kalangan ulama-ulama yang sesat. Mereka hanya mengetahui kebenaran tetapi mereka tinggalkan kebenaran itu hanya kerana mengikuti hawa nafsu, mencari kepentingan dan manfaat peribadi. Mereka mengetahui al-haq (kebenaran) yang datang dari Rasulullah saw, akan tetapi mereka tidak mengikutinya, bahkan mengikuti hawa nafsu dan kesenangannya, serta kecenderungan kepada perasaannya, atau kerana kecenderungannya pada suatu mazhab atau sebab yang lainnya. Mereka adalah golongan yang dimurkai Allah, kerana mereka bermaksiat kepada Allah berdasarkan ilmu. Dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. Mereka adalah golongan yang beramal tanpa ilmu, bersungguh-sungguh dalam ibadah, tetapi tidak berada pada jalan Rasul SAW, seperti ahli bidah dan golongan yang menyimpang. Mereka bersungguh-sungguh dalam ibadah, zuhud, solat, puasa dan bahkan mereka mengada-adakan peribadatan tanpa adanya keterangan dari Allah. Mereka mengikuti sesuatu yang berasal dari hawa nafsu mereka yang tidak ada pada Rasul SAW. Akhirnya mereka sesat dan amalnya ditolak, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda: ???? ?????? ??????? ?????? ???????? ????????? ?????? ????? Barangsiapa beramal dengan suatu amalan yang tidak ada dasarnya dari perkara kami, maka ia tertolak.9 Mereka adalah golongan yang sesat, di antaranya adalah golongan Nasrani dan siapa saja yang menyembah Allah berdasarkan kejahilan dan kesesatan walaupun niat dan tujuannya baik. Diterimanya amal itu bukan dengan niat saja, akan tetapi yang menjadi ukuran adalah dengan mengikuti (al-Ittiba). Oleh kerana itulah disayaratkan pada setiap amalan agar memenuhi dua syarat supaya amal tersebut diterima di sisi Allah dan mendapat pahala bagi pelakunya. 1. Ikhlas untuk Allah Azza wa Jalla. 2. Mengikuti tuntutan Rasul SAW. Allah SWT berfirman: ????? ???? ???????? ???????? ??????? ?????? ???????? ?????? ???????? ?????? ??????? ????? ?????? ?????????? ????? ???? ??????????? Bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhuatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (al-Baqarah: 112) Menyerahkan diri kepada Allah iaitu ikhlas untuk Allah. Melakukan kebaikan adalah mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Allah Jalla wa `Ala memerintahkan supaya bersatu di atas al-Kitab dan as-Sunnah dan melarang kita dari berpecah-belah dan berselisih. Kerana bersatu di atas al-Kitab dan as-Sunnah merupakan kebaikan di dunia dan di akhirat, dan berpecah-belah merupakan bahaya bagi kehidupan dunia dan akhirat. Oleh kerana itu perkara ini memerlukan perhatian yang besar, kerana semakin mendekati akhir zaman semakin banyak firqah (golongan), seruan-seruan dan aliran-aliran serta mazhab-mazhab yang batil. Di samping itu juga muncul jamaah-jamaah yang bermacam-macam dengan banyaknya. Oleh kerana itu, wajib bagi seorang muslim untuk mengkaji, apakah yang sesuai dengan Kitab Allah dan sunnah Rasulullah SAW, kemudian mengambilnya dari sesiapa yang membawanya, kerana al-haq (kebenaran) adalah barang hilang dari seorang mukmin. Adapun perkara-perkara yang bertentangan dengan apa yang ditempuh Rasul SAW, maka hendaklah ditinggalkan, walaupun perkara tersebut ada pada jamaahnya atau bersama orang yang bergabung dengan jamaahnya. Selama perkara tersebut bertentangan dengan al-Kitab dan as-Sunnah, maka tetap mesti ditinggalkan, kerana manusia menginginkan keselamatan, tidak mahukan kebinasaan bagi dirinya. Oleh kerana itu sikap toleransi tidak bermanfaat dalam hal ini, kerana perkara ini adalah soal syurga atau neraka. Dan manusia tidak boleh bergabung dengan selain Ahlus Sunnah wal Jamaah, disebabkan sikap toleransi, fanatik atau mengikuti hawa nafsu. Kerana yang demikian akan membahayakan dirinya dan mengeluarkan dirinya dari jalan keselamatan menuju jalan kebinasaan. Tidak membahayakan Ahlus Sunnah wal Jamaah golongan yang bertentangan dengan mereka, sama saja bagi mereka sama ada kamu bersama mereka atau menentang mereka. Jika kamu bersama mereka (Ahlus Sunnah wal Jamaah), maka alhamdulillah dan mereka akan gembira, kerana mereka mahukan kebaikan bagi manusia. Jika kamu menentang mereka, maka kamu tidak dapat membahayakan mereka. Oleh kerana itu Rasulullah SAW bersabda: ??? ??????? ????????? ???? ???????? ?????????? ????? ???????? ??? ??????????? ???? ?????????? ?????? ???????? ?????? ??????? ?????? ???????? Sentiasa ada segolongan dari umatku terang-terangan di atas kebenaran, tidak mencelakakan mereka golongan yang mencemuhnya hingga datang urusan Allah dan mereka dalam keadaan demikian.10 Golongan yang menyelisihi Ahlus Sunnah wal Jamaah tidak akan membahayakan/mencelakakan mereka, kecuali dirinya sendiri. Yang menjadi ukuran bukanlah banyaknya jumlah, tetapi yang menjadi ukuran adalah sesuai dengan kebenaran.11 Walaupun jumlah mereka sedikit, bahkan sekiranya di suatu masa hanya ada seorang manusia dan dia berada di atas al-haq, dialah al-Jamaah. Bukanlah suatu keharusan bagi al-Jamaah dilihat dari banyaknya jumlah pengikut tetapi al-Jamaah adalah siapa yang sesuai dengan al-haq, al-Kitab dan as-Sunnah walaupun jumlahnya sedikit. Namun, bila yang berkumpul di atas al-haq itu ramai, maka segala puji bagi Allah, ini adalah kekuatan. Sekiranya yang menentang al-haq itu ramai maka wajib bagi kita bergabung bersama al-haq tersebut walaupun tidak ada bersamanya kecuali sedikit. Sebagaimana dikhabarkan oleh Rasulullah SAW tentang berlakunya perpecahan dan perselisihan, hal itu telah berlaku dan bertambah besar seiring dengan bertambahnya zaman. Bertambahnya perpecahan dan perselisihan hingga hari kiamat merupakah hikmah dari Allah SWT untuk menguji para hambaNya, maka Allah membezakan antara orang yang mencari al-haq dengan orang yang terpengaruh dengan hawa nafsu dan asabiyyah. Firman Allah SWT: ???????? ???????? ???? ?????????? ???? ????????? ??????? ?????? ??? ??????????{2}???????? ???????? ????????? ???? ?????????? ??????????????? ??????? ????????? ???????? ??????????????? ?????????????{3} Apakah manusia menyangka bahawa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: Kami telah beriman, sedangkan mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (al-Ankabut: 1 3) Allah SWT berfirman: ?????? ????? ??????? ???????? ???????? ??????? ????????? ????? ?????????? ?????????????{118}?????? ???? ?????? ??????? ?????????? ?????????? ????????? ???????? ??????? ???????????? ????????? ???? ?????????? ?????????? ???????????{119} Tetapi mereka sentiasa berselisih pendapat. Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Tuhanmu (keputusanNya) telah ditetapkan: Sesungguhnya Aku akan memenuhkan neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang derhaka) semuanya. (Hud: 118 119) Berlakunya perpecahan dan perselisihan ini merupakan cubaan dari Allah SWT dan jika Allah berkehendak tentu Dia Maha mampu untuk mengumpulkan mereka di atas al-haq. Allah SWT berfirman: ?????? ????? ??????? ???????????? ????? ???????? Kalau Allah mengkehendaki tentu saja Allah menjadikan mereka semua dalam petunjuk. (al-Anam: 35) Dia Maha Berkuasa untuk ini, tetapi hikmah Allah menuntut untuk menguji mereka dengan adanya perpecahan dan perselisihan yang dengan sebab itu akan membezakan di antara pencari al-haq dan pengikut hawa nafsu dan asabiyyah (fanatik). Dan sentiasa ulama umat di setiap waktu dan tempat melarang perselisihan dan mewasiatkan agar berpegang teguh dengan Kitab Allah dan Sunnah RasulNya SAW di dalam buku-buku mereka, yang tetap ada sepeninggalan mereka. Seperti kitab Sahih Bukhari tentang berpegang teguh dengan al-Kitab dan as-Sunnah. Dan di dalam buku-buku aqidah disebutkan tentang golongan-golongan yang binasa dan golongan yang selamat, seperti Kitab Syarah ath-Thahawiyah. Tujuan perbincangan ini adalah menjelaskan al-haq dan kebatilan, ketika berlaku apa yang dikhabarkan oleh Rasulullah SAW tentang perpecahan dan perselisihan. Wajib bagi kita untuk beramal dengan apa-apa yang telah Rasul SAW wasiatkan kepada kita sebagaimana sabdanya: Wajib ke atas kamu mengikuti sunnahku dan sunnah Khulafa ar-Rasyidin sesudahku.12 Tidak ada jalan keselamatan dari bahaya (perpecahan) ini kecuali berpegang teguh dengan Kitab Allah dan Sunnah RasulNya SAW. Dan bukanlah berpegang dengan al-Kitab dan as-Sunnah adalah perkara yang mudah berlaku, tentu di dalamnya akan ada berbagai kesusahan yang memerlukan kesabaran dan kekukuhan, kerana berpegang teguh dengan al-haq, lebih-lebih lagi di akhir zaman, tentu akan menanggung berbagai kesusahan, sehingga jadilah orang yang berpegang teguh dengan agamanya seperti orang yang memegang bara api, sebagaimana yang telah sahih dari Nabi SAW.13 Dan mereka yang memegang Sunnah Rasul SAW dan berjalan di atas manhaj Salaf, akan menjadi asing di akhir zaman, sebagaimana baginda SAW mengkhabarkan tentang hal itu dengan perkataannya: ???????? ????????????? ????????? ??????????? ??? ???????? ???????? ???? ??????? Beruntunglah bagi orang-orang asing yang mereka memperbaiki apa-apa yang telah dirosakkan oleh manusia sesudahku dari sunnahku.14 Dalam riwayat lain: Orang-orang yang baik ketika manusia rosak.15 Oleh kerana itu, maka ilmu yang mula-mula kita perlukan adalah ilmu tentang Kitab Allah dan Sunnah RasulNya SAW dan ilmu tentang manhaj as-salaf as-soleh dan jalan yang mereka tempuhi. Dan berpegang teguh dengan Kitab Allah dan Sunnah RasulNya memerlukan kesabaran terhadap berbagai gangguan yang menimpa manusia. Allah SWT berfirman: ???????????{1}????? ???????????? ????? ??????{2}?????? ????????? ??????? ?????????? ????????????? ???????????? ?????????? ???????????? ???????????{3} Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali golongan yang beriman dan mengerjakan amal soleh dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran. (al-Asr: 3) ???????????? ??????????? Ini menunjukkan bahawasanya mereka akan menemui berbagai kesusahan dalam mempertahankan keimanan dan amalan-amalan mereka serta dalam hal saling mewasiatkan dalam kebenaran. Golongan seperti ini pasti akan menemui berbagai rintangan, celaan dan cercaan dari kalangan manusia. Kadang-kadang mereka menemui ancaman-ancaman, dan pembunuhan serta penyiksaan, akan tetapi mereka tetap bersabar selama mereka di atas al-haq, mereka bersabar dan kukuh di atas al-haq. Akan tetapi jika nampak bagi mereka bahawa mereka di atas suatu kesalahan, maka mereka akan segera kembali kepada al-haq kerana al-haq itu adalah tujuan mereka. Sesungguhnya telah berlaku perpecahan sejak zaman dahulu. Dan dalam perbincangan ini akan dibicarakan tentang empat golongan, yang mana mereka merupakan asas-asas dari firqah-firqah yang ada. QADARIYAH Firqah (golongan) yang pertama muncul adalah firqah Qadariyah iaitu pada akhir zaman sahabat. Qadariyyah adalah golongan yang mengingkari takdir Allah. Mereka meyakini bahawa apa saja yang berlaku hanya semata-mata perbuatan manusia, tanpa didahului oleh takdir Allah sebelumnya. Mereka mengingkari rukun iman yang keenam, kerana seperti kita ketahui rukun iman itu ada enam: iaitu iman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab, Rasul-rasulNya, beriman kepada hari akhirat dan takdir yang baik atau yang buruk semuanya adalah datang dari Allah. Mereka juga dinamakan Majusi umat ini, kerana mereka beranggapan bahawa setiap makhluk mencipta perbuatan dirinya sendiri, bukan kerana kehendak Allah. Oleh kerana itu mereka menetapkan adanya pencipta-pencipta selain Allah sebagaimana kaum Majusi yang mengatakan: Sesungguhnya alam mempunyai dua pencipta: Cahaya dan kegelapan. Cahaya menciptakan Kebaikan dan Kegelapan menciptakan keburukan. Qadariyyah lebih jahat daripada Majusi kerana Qadariyyah menetapkan adanya pencipta yang banyak. Hal ini berdasarkan perkataan mereka: Masing-masing menciptakan perbuatan dirinya, oleh kerana itu mereka dinamakan Majusi umat ini. Bertentangan dengan mereka adalah golongan Jabariyyah yang mana mereka berkata: Sesungguhnya seorang hamba dipaksa atas perbuatannya, seperti bulu yang digerakkan oleh angin tanpa ada usaha. Oleh kerana itu mereka dinamakan Jabariyyah dan mereka sesungguhnya adalah Qadariyyah yang ghuluw iaitu golongan yang ghuluw dalam menetapkan takdir dan menolak bahawa hamba memiliki ikhtiar (usaha). Golongan yang pertama dari mereka (yang bertentangan dengan golongan Jabariyyah), mereka menetapkan usaha pada manusia, berlebih-lebihan. Sehingga mereka mengatakan: Sesungguhnya dia menciptakan perbuatannya sendiri dan tidak ada kaitannya dengan Allah Taala, Maha Tinggi Allah dari apa-apa yang mereka ucapkan. Mereka itu dinamakan Qadariyyah Nufat (golongan yang menolak takdir), termasuk dalam golongan mereka adalah Mutazilah dan golongan yang berjalan di atas jalan mereka. Golongan Qadariyyah terbahagi menjadi dua, iaitu: 1. Qadariyyah yang ghuluw (berlebihan) dalam menolak takdir. 2. Qadariyyah yang ghuluw (berlebihan) dalam menetapkan takdir. Dan sesungguhnya Qadariyyah berpecah-belah menjadi golongan yang banyak tidak ada yang mengetahui jumlahnya kecuali Allah, setiap golongan membuat mazhab (ajaran) tersendiri dan kemudian memisahkan diri dari golongan yang sebelumnya. Inilah keadaan ahlul bidah, yang mana mereka selalu dalam perpecahan dan selalu mencipta pemikiran-pemikiran dan penyimpangan-penyimpangan yang berbeza dan saling bertentangan. Adapun Ahlus Sunnah wal Jamaah tidak ada pergolakan dan perselisihan pada mereka, kerana mereka sentiasa berpegang teguh dengan al-haq yang datang dari Allah SWT. Mereka sentiasa berpegang dengan Kitab Allah dan Sunnah RasulNya SAW sehingga tidak pernah berlaku sebarang perpecahan pada mereka dan tiada pula perselisihan kerana mereka berjalan di atas manhaj yang satu. KHAWARIJ Mereka adalah golongan yang keluar (memberontak) terhadap pemerintahan di akhir pemerintahan Uthman radhiallahu `anhu. Akibat dari pemberontakan mereka, maka terbunuhlah Uthman radhiallahu `anhu. Kemudian semasa kekhalifahan Ali radhiallahu `anhu semakin bertambah keburukan mereka, mereka memisahkan diri dari Ali dan bahkan mengkafirkannya serta mengkafirkan para sahabat kerana tidak sesuai dengan manhaj mereka. Mereka menghukum orang yang tidak sesuai dengan mazhab mereka sebagai orang kafir, sehingga mereka berani mengkafirkan makhluk-makhluk pilihan iaitu sahabat Rasulullah SAW, kerana para sahabat tidak sesuai dengan mereka dalam kesesatan dan pengkafirannya. Mereka (Khawarij) tidak berpegang dengan as-Sunnah wal Jamaah dan tidak mahu mentaati pemerintahan serta beranggapan bahawa keluar memberontak terhadap pemerintahan dan memecahbelahkan perpaduan umat termasuk (ajaran) agama16 , hal ini bertentangan dengan apa yang telah diwasiatkan oleh Rasulullah SAW tentang keharusan untuk tetap taat, dan bertentangan dengan apa yang Allah perintahkan dalam firmanNya: ????????? ??????? ??????????? ?????????? ????????? ????????? ???????? Taatilah Allah dan taatilah RasulNya dan ulil amri di antara kamu. (an-Nisa: 59) Allah Jalla wa `ala memasukan perkara taat kepada penguasa merupakan sebahagian dari agama, begitu juga Nabi SAW menjadikan perkara taat kepada penguasa merupakan sebahagian dari agama. Rasulullah SAW bersabda: ?????????? ????????? ??????? ??????????? ???????????? ?????? ????????? ?????????? ?????? ????????? ???? ?????? ???????? ????? ??????????? ???????? Aku wasiatkan kepada kamu supaya bertaqwa kepada Allah, mendengar dan taat walaupun yang memerintah kamu adalah seorang hamba, maka barangsiapa yang masih hidup maka dia akan melihat perselisihan yang banyak. Oleh kerana itu taat kepada pemerintah Islam adalah merupakan sebahagian dari agama. Dan Khawarij mengatakan: Tidak. Kami adalah golongan merdeka. Ini adalah kaedah dari berbagai revolusi yang mereka lakukan pada hari ini, maka Khawarij adalah golongan yang menginginkan perpecahan jamaah muslimin dan memecahkan tongkat ketaatan (terhadap pemerintahan) serta bermaksiat kepada Allah dan RasulNya dalam perkara ini dan mereka berpendapat pelaku dosa besar itu kafir. Pelaku dosa besar seperti penzina, pencuri, peminum arak, mereka anggap kafir. Sedangkan Ahli Sunnah wal Jamaah mengangap pelaku dosa besar itu masih dianggap sebagai muslim yang kurang imannya17 hanya mereka menamakan sebagai orang fasik yang tercampur, iaitu mukmin kerana keimanannya fasik kerana dosa besarnya. Dosa besar tersebut tidak mengeluarkan ia dari Islam, kecuali kesyirikan atau perkara-perkara yang telah diketahui membatalkan keIslamannya. Adapun dosa selain syirik, maka sesungguhnya tidak mengeluarkan seseorang pun dari keimanan walaupun dosa besar. Allah SWT berfirman: ????? ??????? ??? ???????? ???? ???????? ???? ?????????? ??? ????? ?????? ?????? ??????? Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa selain dari (syirik) itu bagi siapa yang dikehendakiNya. (an-Nisa: 48, 116) Khawarij mengatakan: Pelaku dosa besar itu kafir dan dia tidak akan diampuni serta kekal di dalam neraka. Hal ini bertentangan dengan apa yang tersebut dalam Kitab Allah. Perkataan mereka itu disebabkan kerana mereka tidak mempunyai pengetahuan (tentang ilmu ad-din). Jika diperhatikan, punca yang menjerumuskan mereka ke dalam hal ini adalah disebabkan tiada pada mereka pengetahuan (tentang ilmu ad-din). Mereka adalah sebuah jamaah yang sangat sungguh-sungguh dalam ibadah, solat, puasa, membaca al-Quran dan mempunyai semangat yang tinggi, akan tetapi mereka tidak faqih (faham) tentang ilmu ad-din. Hal ini pasti merupakan suatu kerosakan bagi mereka. Bersungguh-sungguh dalam ibadah dan wara (berhati-hati) haruslah disertai dengan ilmu dan pengetahuan (kefahaman) tentang agama. Ketika Nabi SAW menerangkan sifat-sifat mereka kepada para sahabatnya, bahawa solat para saahbat baginda adalah lebih rendah dibandingkan solat Khawarij dan ibadah mereka lebih rendah dari ibadah Khawarij. Namun demikian, baginda SAW bersabda: ???????????? ???? ????????? ????? ???????? ????????? ???? ???????????? Mereka keluar dari agama sebagaimana keluarnya anak panah dari busurnya.18 Baginda bersabda demikian padahal mereka adalah kaum yang terkenal ibadahnya, kebaikan-kebaikannya dan solat malamnya. Akan tetapi kerana kesungguhan mereka bukan di atas asas yang benar dan tidak di atas ilmu yang sahih maka jadilah kesungguhan mereka itu sebagai kesesatan (penyakit) dan keburukan yang menimpa mereka dan umat. Dan tidaklah kita ketahui sedikit pun dari Khawarij bahawa pada suatu hari mereka memerangi golongan kafir selamanya, akan tetapi mereka hanya memerangi kaum muslimin, sebagaimana sabda baginda SAW: ???????????? ?????? ???????????? ???????????? ?????? ???????????? Mereka membunuh orang Islam dan membiarkan penyembah berhala.19 Tidaklah kita ketahui atau temui dalam sejarah bahawa Khawarij pernah memerangi kaum kuffar dan musyrikin, akan tetapi selamanya mereka hanya memerangi kaum muslimin. Mereka membunuh Ali bin Abi Talib, Zubair bin Awwam dan sahabat-sahabat pilihan lainnya dan mereka sentiasa membunuh kaum muslimin hingga sekarang. Hal itu semua terjadi kerana kejahilan mereka tentang agama Allah Azza wa Jalla, walaupun mereka adalah kaum yang terkenal wara, ibadah dan kesungguhannya. Tetapi kerana semua ini tidak berlandaskan ilmu yang benar jadilah semua itu sebagai bencana bagi mereka. Oleh kerana itu berkata al-Allamah Ibnu Qayyim dalam mensifatkan mereka: Mereka hafal nas-nas namun dangkal pemahamannya. Sehingga mereka diberi kekurangan dalam ilmunya.20 Mereka sering berdalil dengan nas-nas, tetapi mereka tidak memahaminya. Mereka berdalil dengan nas-nas dari al-Quran dan as-Sunnah tentang ancaman bagi pelaku maksiat, tetapi mereka tidak faham maknanya dan tidak mahu melihat (kembali) kepada nas-nas yang lain yang terdapat janji tentang pengampunan dan taubat bagi pelaku maksiat selain syirik. Mereka hanya mengambil satu sisi dan meninggalkan sisi yang lain. Hal ini kerana kejahilan mereka. Kecemburuan dan semangat terhadap agama tidaklah cukup, kedua-duanya haruslah berlandaskan ilmu. Dengan berlandaskan ilmu dan pemahaman tentang agama Allah Azza wa Jalla semua perkara dapat diletakkan pada tempatnya. Kecemburuan dan semangat terhadap agama adalah baik, akan tetapi mestilah dibimbing dengan mengikuti al-Kitab dan as-Sunnah. Tidak ada yang lebih cemburu terhadap agama dan tidak ada yang lebih banyak nasihatnya terhadap kaum muslimin daripada para sahabat radhiallahu `anhum, walaupun begitu, mereka membunuh Khawarij kerana bahaya dan buruknya Khawarij. Ali bin Abi Talib radhiallahu `anhu memerangi mereka sehingga baginda merupakan orang yang membunuh mereka dengan seburuk-buruk pembunuhan dalam peristiwa Nahran. Peristiwa tersebut sebagai bukti terhadap apa yang dikhabarkan oleh Nabi SAW: Bahawa Nabi SAW memberikan khabar gembira bagi sesiapa yang membunuh mereka dengan kebaikan dan syurga, maka Ali bin Abi Taliblah yang membunuh mereka, sehingga baginda mendapat apa yang diberitakan oleh Rasul SAW.21 Baginda membunuh mereka untuk mencegah keburukan terhadap kaum muslimin. Maka, wajib ke atas kaum muslimin di setiap zaman jika mendapati adanya mazhab (golongan) yang buruk ini supaya segera menghilangkannya, dengan cara menyeru mereka ke jalan Allah dan menjelaskan kepada manusia tentang perkara tersebut, kemudian jika mereka tidak melaksanakannya, maka perangilah mereka untuk menolak keburukan yang ada pada mereka. Ali bin Abi Talib radhiallahu `anhu mengutus kepada mereka anak bapa saudaranya, iaitu Abdullah bin Abbas, orang yang paling alim, dan jurucakapnya al-Quran untuk berdebat dengan mereka. Berkat pertolongan Allah, seramai enam ribu orang dari mereka kembali ke jalan yang benar dan sisanya yang ramai tidak kembali (ke jalan yang benar), sehingga diperangi oleh Amirul Mukminin Ali bin Abi Talib bersama para sahabat untuk mencegah keburukan dan gangguan mereka terhadap kaum muslimin. SYIAH Syiah adalah golongan yang mendakwa mengikuti dan menolong ahli bait. Allah berfirman ketika menyebutkan kisah Nuh: ??????? ???? ?????????? ??????????????? Dan sesungguhnya Ibrahim benar-benar termasuk golongannya (Nuh). (ash-Shaffat: 83) Iaitu: Ibrahim mengikutinya dan menolong agamanya(Nuh), kerana setelah Allah mengisahkan Nuh alaihissalam, Dia berfirman dengan ayat di atas. Makna asal: Syiah bererti mengikuti dan menolong. Kemudian nama ini diterapkan kepada golongan ini, iaitu golongan yang menyatakan bahawasanya mereka mengikuti ahli bait iaitu Ali bin Abi Talib radhiallahu `anhu dan keturunannya. Mereka menganggap bahawa Ali diwasiatkan kekhalifahan sesudah Rasul SAW. Dan bahawasanya Abu Bakar, Umar, Uthman dan para sahabat, telah menzalimi Ali dan merampas kekhalifahan darinya. Demikianlah mereka nyatakan. Sungguh mereka telah berdusta tentang hal itu, kerana sesungguhnya para sahabat berkumpul dan sepakat untuk membaiah Abu Bakar dan Ali juga termasuk dari mereka (sahabat) ketika dia ikut membaiah Abu Bakar, Umar dan Uthman. Hal itu bermakna bahawa ssungguhnya mereka telah menuduh Ali radhiallahu `anhu mengkhianati wasiat tersebut (kerana beliau membaiah, ed.). Mereka mengkafirkan para sahabat, kecuali sedikit dari para sahabat yang mereka anggap baik. Mereka melaknat Abu Bakar dan Umar dan memberi gelaran kedua-duanya dengan sebutan Dua berhala Quraisy. Termasuk dari mazhab mereka: Mereka ghuluw (berlebih-lebihan) terhadap imam-imam dari kalangan ahli bait. Bahkan mereka memberikan hak kepada imam-imam tersebut untuk membuat syariat dan menghapuskan hukum-hukum. Mereka juga menyangka bahawa al-Quran telah diselewengkan dan dikurangkan. Bahkan perbuatan mereka begitu melampau hingga menjadikan para imam sebagai tuhan-tuhan selain Allah dan mereka mendirikan kubur-kubur imam tersebut, dan memberi kubah-kubah di atasnya, kemudian mereka bertawaf mengelilinginya. Di atas kubur itu juga mereka menyembelih korban dan bernazar. Syiah berpecah menjadi golongan yang banyak, sebahagiannya lebih ringan kesesatannya dari yang lain dan sebahagian lagi lebih keras dari yang lain. Di antara golongan Syiah ialah: Zaidiyyah, Rafidhah Ithna Asyariyah, Ismailiyyah dan Fatimiyyah, Qaramithah dan lain-lain lagi. Demikianlah setiap orang yang berpaling dari kebenaran, mereka sentiasa dalam perselisihan dan perpecahan. Allah SWT berfirman: ?????? ??????? ???????? ??? ???????? ???? ?????? ????????? ?????? ?????????? ?????????? ???? ??? ??????? ????????????????? ??????? ?????? ?????????? ?????????? Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (al-Baqarah: 137) Maka barangsiapa yang berpaling dari al-haq, akan diberi musibah dengan kebatilan, penyimpangan, perpecahan dan tidak akan tercapai tujuan, bahkan berakhir dengan kerugian wal iyadzu-billah. Syiah berpecah ke dalam golongan dan aliran yang banyak. Qadariyyah berpecah ke dalam golongan dan aliran yang banyak. Khawarij berpecah ke dalam golongan dan aliran yang banyak, seperti al-Azriqah, al-Haruriyyah, an-Najdat, asy-Syafariyyah, al-Ibadhiyyah, sebahagian dari mereka ghuluw dan sebahagian yang lain tidak. JAHMIYYAH Jahmiyyah nisbat kepada Jahm bin Shafwan, yang belajar pada Jad bin Dirham. Jad bin Dirham belajar pada Thalut. Thalut belajar pada Labib bin al-`Asham, seorang Yahudi, maka jadilah mereka semua murid-murid Yahudi. Ajaran Jahmiyyah adalah tidak menetapkan nama-nama dan sifat-sifat bagi Allah, dan mereka beranggapan bahawa Allah adalah zat yang kosong dari nama-nama dan sifat-sifat, kerana menetapkan nama-nama dan sifat-sifat menurut anggapan mereka akan mengakibatkan kesyirikan dan berbilangnya sesembahan. Perkataan mereka itu adalah syubhat dan kekeliruan yang terkutuk. Kita tidak tahu apakah yang akan mereka katakan tentang diri-diri mereka? Padahal salah seorang dari mereka menyatakan bahawa dirinya seorang yang alim, kaya, tukang dan peniaga. Begitu juga mereka menyatakan bahawa mereka mempunyai banyak sifat. Akan tetapi apakah yang demikian itu bermakna menunjukkan bahawa ia menjadi ramai orang? Perkara ini bertentangan dengan akal, kerana tidaklah mesti dengan banyaknya nama-nama dan sifat-sifat, menjadikan berbilangnya Ilah (tuhan). Oleh kerana itulah ketika orang-orang musyrik dahulu mendengar Nabi SAW berdoa: ??? ????????? ??? ???????? Wahai Yang Maha Pengasih, wahai Yang Maha Penyayang. Mereka berkata: Orang ini (Nabi) menyatakan bahawasanya dia hanya menyembah Tuhan yang satu sedangkan dia masih menyeru kepada Tuhan yang banyak. Maka Allah SWT menurunkan firmanNya: ???? ??????? ??????? ???? ??????? ??????????? ?????? ??? ???????? ?????? ???????????? ?????????? Katakanlah: Serulah Allah atau serulah ar-Rahman, dengan nama yang mana pun kamu seru, Dia mempunyai al-asmaul husna (nama-nama yang terbaik). (al-Isra: 110)22 Nama-nama Allah itu banyak dan hal itu menunjukkan kesempurnan dan keagunganNya, tidak menunjukkan kepada berbilangnya sesembahan sebagaimana yang mereka katakan. Adapun zat kosong yang tidak mempunyai sifat, maka tentunya hal ini tidak mempunyai wujud. Mustahil selama-lamanya jika ada sesuatu yang tidak mempunyai sifat, minimum dia mempunyai sifat wujud (ada). Di antara syubhat mereka adalah: Bahawa menetapkan sifat akan mengakibatkan penyerupaan, kerana sifat-sifat tersebut juga terdapat pada makhluk. Perkataan ini adalah batil, kerana sifat-sifat pencipta sesuai denganNya dan sifat-sifat makhluk sesuai dengan mereka dan kedua-duanya tidak saling menyerupai. Sesungguhnya, berkumpul pada Jahmiyyah kesesatan dalam hal nama-nama dan sifat-sifat, kesesatan Jabariyyah dalam hal menetapkan takdir, di mana Jahmiyyah berkata: Sesungguhnya seorang hamba tidak mempunyai kehendak dan tidak mempunyai usaha, dia hanyalah dipaksa dalam perbuatan-perbuatannya. Ini bermakna bahawa jika dia disiksa kerana kemaksiatannya, maka dia adalah orang yang dizalimi, kerana (menurut mereka) kemaksiatan itu bukan perbuatannya dan dia hanyalah dipaksa untuk melakukan hal itu. Maha Tinggi Allah dari hal yang demikian. Dengan demikian mereka mengumpulkan Jabriyah dalam masalah takdir dan Jahmiyyah dalam hal nama-nama dan sifat-sifat dan mereka mengumpulkan pula dalam hal itu kepada perkara-perkara Murjiah, yang mereka gabungkan dengan pernyataan bahawa al-Quran adalah makhluk, maka jadikan mereka di atas kesesatan yang bertumpuk. Berkata Ibnu Qayyim: (Huruf) jim dan jim kemudian bersama keduanya beriringan huruf-hurufnya dalam satu wazan Jabariyyah, Murjiah, dan jim Jahmiyyah. Maka perhatikanlah semuanya dalam satu timbangan, maka hukumilah dengan memperhatikan siapa yang terlepas dari ikatan iman.23 Maksudnya, semua kumpulan sesat tersebut terdapat padanya huruf jim iaitu Jabariyyah, Murjiah dan Jahmiyyah, jadi semuanya ada tiga jim. Ketahuilah bahawa jim yang keempat adalah Jahannam. Kesimpulannya, bahawa ajaran Jahmiyyah ini terkenal dalam hal meniadakan nama-nama dan sifat-sifat dari Allah SWT. Pecahan dari Jahmiyyah adalah ajaran Mutazilah, Asyariyah dan Maturidiyyah. Ajaran Mutazilah menetapkan nama-nama dan meniadakan sifat-sifat, tetapi dalam menetapkan nama-nama mereka menetapkan semata-mata hanya lafaz, yang tidak menunjukkan kepada makna dan sifat. Mereka dinamakan dengan Mutazilah (kumpulan yang memisahkan diri) kerana imam mereka iaitu Washil bin Atha, adalah salah seorang murid Hasan al-Basri rahimahullah, seorang imam tabiin yang mulia. Ketika Hasan al-Basri ditanya tentang pelaku dosa besar, apa hukumnya? Maka beliau berkata dengan perkataan Ahlus Sunnah wal Jamaah: Sesungguhnya dia seorang mukmin yang kurang imannya, dinamakan mukmin kerana imannya dan fasik kerana dosa besarnya. Akan tetapi Wasil bin Atha tidak mahu menerima jawapan dari gurunya, maka dia keluar dan berkata: Tidak, aku beranggapan bahawa pelaku dosa besar bukan termasuk orang mukmin dan bukan pula orang kafir, ia berada di suatu kedudukan di antara dua kedudukan. Kemudian dia memisahkan diri dari gurunya, Hasan al-Basri dan duduk di salah satu sisi masjid dan berkumpul dengan kaum dari kalangan awam jahil, yang mahu mengambil ucapannya. Seperti itulah dai yang sesat di setiap zaman, mesti akan ada yang bergabung kepadanya dari kebanyakan manusia, inilah hikmah Allah. Mereka meninggalkan majlis Hasan al-Basri, syeikh Ahlus Sunnah yang majlisnya merupakan majlis kebaikan dan majlis ilmu tetapi mereka lebih suka memilih berkumpul dalam majlis seorang yang berfaham Mutazilah: iaitu Wasil bin Atha, seorang yang sesat dan menyesatkan. Ramai golongan yang serupa dengan mereka di zaman kita ini, mereka meninggalkan ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah dan bergabung dengan golongan yang memiliki pemikiran yang menyimpang.24 Sejak waktu itulah mereka dinamakan Mutazilah, kerana mereka memisahkan diri dari Ahlus Sunnah wal Jamaah, yang mana mereka menafikan sifat-sifat yang ditetapkan oleh Allah swt dan menetapkan bagiNya nama-nama yang kosong dari makna dan menghukum pelaku dosa besar sebagaimana yang diyakini oleh Khawarij iaitu: Mereka kekal di dalam neraka. Akan tetapi Mutazilah bertentangan dengan Khawarij tentang hukum pelaku dosa besar di dunia, yang mana mereka mengatakan: Sesungguhnya dia berada di suatu kedudukan di antara dua kedudukan, bukan orang mukmin dan bukan pula kafir, sedangkan Khawarij mengatakan: Kafir. Maha Suci Allah! Apakah masuk akal bahawa manusia tidak mukmin dan tidak pula kafir? Sedangkan Allah SWT sendiri telah berfirman: ???? ??????? ?????????? ?????????? ??????? ?????????? ???????? Dialah yang menciptakan kamu, maka di antara kamu ada yang kafir dan di antaramu ada yang beriman. (ath-Thaghabun: 2) Tidaklah Dia (Allah) mengatakan: Di antara kamu ada yang berada di suatu kedudukan di antara dua kedudukan. Tetapi adakah mereka (Mutazilah) memahaminya? Kemudian bercabang dari mazhab Mutazilah iaitu mazhab Asyariyyah. Asyariyyah dinisbatkan kepada Abul Hasan al-Asyari rahimahullah. Pada mulanya, Abul Hasan al-Asyari seorang yang berfahaman Mutazilah, kemudian Allah mengurniakan anugerah hidayah kepadanya sehingga dia mengetahui kebatilan mazhab Mutazilah, maka dia berdiri di masjid pada hari Jumaat dan mengumumkan bahawa dia berlepas diri dari mazhab Mutazilah dan melepaskan bajunya seraya berkata: Aku melepaskan mazhab Mutazilah sebagaimana aku melepaskan bajuku ini. Akan tetapi sesudah berlepasnya dia dari mazhab Mutazilah, lalu beralih kepada mazhab Kullabiyyah, iaitu pengikut Abdullah bin Said bin Kullab. Abdullah bin Said bin Kullab adalah seorang yang menetapkan tujuh sifat dan menafikan selainnya. Dia berkata: Akal tidak dapat membuktikan kecuali hanya tujuh sifat saja iaitu: Al-Ilmu, al-Qudrah, al-Iradah, al-Hayah, as-Samu, al-Basyar dan al-Kalam (Sifat mengetahui, Mampu, Hidup, Mendengar, Melihat dan Berbicara). Dia berkata: Inilah yang dapat dibuktikan/difahami oleh akal, adapun apa yang tidak ditunjukkan oleh akal, (menurut dia) tidak boleh ditetapkan. Kemudan Allah mengurniakan kembali hidayah kepada Abul Hasan al-Asyari sehingga dia meninggalkan mazhab Kullabiyyah dan kembali kepada ajaran Imam Ahmad bin Hambal dan dia berkata: Sekarang aku mengatakan sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Ahlus Sunnah wal Jamaah, Ahmad bin Hambal, Sesungguhnya Allah bersemayan di atas Arasy dan sesungguhnya Dia mempunyai tangan dan wajah. Beliau menyebutkan hal ini dalam kitabnya Al-Ibanah `an Usul ad-Diyanah dan juga dalam kitabnya yang kedua Maqaalat al-Islamiyyin wa Ikhtilaf al-Musallin. Disebutkan: Bahawasanya Abul Hasan al-Asyari berada di atas mazhab Imam Ahmad bin Hambal, walaupun masih tersisa padanya beberapa penyimpangan Manakala pengikut Abul Hasan al-Asyari tetap berada di atas mazhab Kullabiyyah, dan kebanyakan mereka sentiasa berada di atas mazhabnya yang pertama, sehingga mereka dinamakan Asyariyyah, sebagai nisbat (penyandaran) kepada Abul Hasan al-Asyariyyah dalam mazhabnya yang pertama. Adapun setelah beliau kembali ke dalam mazhab Ahlus Sunnah wal Jamaah, maka penisbatan mazhab ini (Asyariyyah) kepada beliau adalah suatu kekeliruan. Yang sebenarnya ialah: Mazhab Kullabiyyah bukan mazhab Abul Hasan al-Asyari rahimahullah, kerana dia telah bertaubat dari perkara itu. Dan beliau telah menulis tentang hal itu dalam kitabnya Al-Ibanah `an Usul ad-Diyanah yang menjelaskan secara terang-terangan kembalinya beliau berpegang sebagaimana yang diyakini pada Ahlus Sunnah wal Jamaah, khususnya Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah. Walaupun masih ada padanya beberapa penyimpangan misalnya perkataannya mengenai al-Kalam: Sesungguhnya Kalamullah adalah makna tersendiri yang berdiri sendiri dengan zatNya. Dan al-Quran adalah pengulangan ucapan atau ungkapan dari kalamullah. Al-Quran itu bukan kalamullah itu sendiri. Inilah mazhab Asyariyyah pecahan dari mazhab Mutazilah dan mazhab Mutazilah pecahan dari mazhab Jahmiyyah, kemudiah berpecah-belah menjadi mazhab-mazhab yang banyak. Semuanya berasal dari mazhab Jahmiyyah. Inilah asas firqah-firqah (golongan-golongan)25 . Disebutkan secara berturut seperti berikut: Pertama: Qadariyyah Kemudian: Asyariyyah Kemudian: Khawarij Kemudian: Jahmiyyah Kemudian firqah-firqah tersebut berpecah-belah menjadi golongan yang banyak, tidak ada yang menghitung jumlahnya kecuali Allah, di mana telah disusun kitab tentang perkara ini, di antaranya: 1. Kitab Al-Farqu baina al-Firaq, al-Baghdadi 2. Kitab Al-Milal wa an-Nihal, Muhammad bin Abdil Karim asy-Syahristani. 3. Kitab Al-Fishal fi al-Milal wa an-Nihal, Ibnu Hazm. 4. Kitab Maqaalat al-Islamiyyin wa Ikhtilafi al-Musallin, Abul Hasan al-Asyari. Semua kitab di atas menjelaskan tentang golongan-golongan bersama jenisnya, jumlahnya, penyimpangannya dan perkembangannya. Hingga di zaman kita ini golongan tersebut sentiasa berkembang, bertambah dan tumbuh darinya menjadi mazhab yang lain dan berpecah darinya pemikiran-pemikiran yang baru yang muncul dari pokok pemikiran empat golongan tersebut. Tiada satu pun golongan yang masih tetap berada di atas kebenaran kecuali Ahlus Sunnah wal Jamaah. Di setiap zaman dan tempat mereka sentiasa di atas kebenaran hingga berlakunya hari kiamat. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: ??? ??????? ????????? ???? ???????? ?????????? ????? ???????? ??? ??????????? ???? ?????????? ?????? ???????? ?????? ??????? ?????? ???????? Sentiasa ada segolongan dari umatku yang terang-terangan di atas al-haq (kebenaran), tidak membahayakan mereka golongan yang bertentangan faham dengan mereka hingga datang perkara Allah dan mereka dalam keadaan seperti itu. Segala puji bagi Allah, sungguh mereka Ahlus Sunnah wal Jamaah berselisih dengan Qadariyyah Nufat (yang menolak takdir). Mereka beriman kepada takdir, yang sesungguhnya ini termasuk dalam rukun iman yang enam. Bahawasanya tidak berlaku sesuatu pun di alam ini, kecuali dengan qadha dan qadarNya SWT, kerana Dia Maha Pencipta, Pengatur, Raja dan Penguasa: ??????? ??????? ????? ?????? ?????? ????? ????? ?????? ??????? Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu. (az-Zumar: 62) Tidak ada sesuatu pun yang dapat mengatur alam ini kecuali kerana kehendakNya, iradahNya, qudratNya dan takdirNya. Allah mengetahui segala apa yang ada dan segala apa yang akan terjadi sejak azali. Kemudian Dia menulisnya di Lauh Mahfuz, kemudian Dia menghendaki dan mengadakan serta menciptakannya. Sesungguhnya seorang hamba mempunyai kehendak dan usaha serta pilihan. Tidaklah seorang hamba dicabut iradahnya, hingga ia dipaksa dalam semua perbuatan-perbuatannya, sebagaimana yang dikatakan oleh Jabariyyah al-Ghullat, maka Ahlus Sunnah menentang mereka dalam perkara ini. Mazhab mereka (Ahlus Sunnah wal Jamaah) tentang para sahabat Rasululah SAW adalah bahawa mereka berwala (taat) kepada semua para sahabat, sama ada ianya ahlul bait mahupun bukan. Berwala kepada semua, Muhajirin, Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, yang dengan itu mereka telah merealisasikan firman Allah SWT: ??????????? ??????? ???? ?????????? ?????????? ???????? ??????? ????? ??????????????? ????????? ?????????? ????????????? ????? ???????? ??? ?????????? ?????? ?????????? ???????... Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar) mereka berdoa: Ya Tuhan kami, beri ampunanlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap golongan yang beriman (al-Hasyr: 10) Berbeza dengan Syiah, Ahlus Sunnah wal Jamaah bertentangan dengan mereka kerana Syiah membezakan di antara para sahabat Rasulullah SAW. Mereka setia kepada sebahagian sahabat dan memusuhi sebahagian sahabat yang lain, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jamaah berwala mencintai mereka semua. Semua sahabat saling mempunyai keutamaan, dan yang paling utama di antara mereka adalah Khulafa ar-Rasyidin, kemudian sepuluh orang yang diberi khabar masuk syurga, kemudian Muhajirin yang lebih mulia dari Ansar, para sahabat yang turut serta dalam perang Badar, yang turut serta dalam Baiah ridwan, maka mereka semua radhiallahu `anhum memiliki keutamaan. Ahlus Sunnah wal-Jamaah meyakini: adanya keharusan mendengar dan taat terhadap pemerintah, berbeza dengan Khawarij. Ahlus Sunnah meyakini keharusan untuk mendengar dan taat kepada pemerintah muslimin dan mereka berpendapat tidak bolehnya keluar (memberontak) terhadap imam muslimin, meskipun mereka melakukan kesalahan, selagi kesalahannya bukan kekafiran dan kesyirikan. Baginda SAW melarang memberontak terhadap mereka semata-mata kerana mereka melakukan maksiat, sebagaiman baginda bersabda: Kecuali kamu lihat kekufuran yang nyata, yang di sisi kamu ada keterangan dari Allah tentangnya.27 Begitu juga Ahlus Sunnah wal Jamaah berselisih dengan Jahmiyyah dan cabang-cabang mereka dalam hal asma Allah dan sifat-sifatNya: Ahlus Sunnah wal Jamaah beriman sebagaimana yang Allah sifatkan bagi diriNya dan sebagaimana yang ar-Rasul SAW sifatkan bagiNya dan Ahlus Sunnah wal Jamaah mengikuti al-Kitab dan as-Sunnah dalam hal tersebut tanpa penyerupaan (tasybih), permisalan (tamsil), penyelewengan (tahrif), menolak (tathil): ?????? ?????????? ?????? ?????? ?????????? ????????? Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (asy-Syura: 11) Segala puji bagi Allah, sesungguhnya pada mazhab Ahlus Sunnah wal Jamaah telah terkumpul al-haq dalam semua perkara dan terhadap semua masalah dan mereka berselisih dengan setiap apa yang ada pada firqah (golongan) yang sesat dan aliran yang batil. Maka barangsiapa yang menginginkan keselamatan, sesungguhnya inilah mazhab Ahlus Sunnah wal Jamaah. Ahlus Sunnah wal Jamaah dalam bab Ibadah: Mereka beribadah kepada Allah berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh syariat, berbeza dengan Sufi atau ahlu bidah dan Khurafiyyin (golongan yang meyakini khurafat yang tidak berdalil) yang tidak mengikuti al-Kitab dan as-Sunnah dalam peribadatan mereka, tetapi mereka mengikuti apa-apa yang ditetapkan bagi mereka oleh syeikh-syeikh tariqat dan imam-imam mereka yang sesat. Kita memohon kepada Allah supaya Dia menjadikan aku dan kamu termasuk dalam golongan Ahlus Sunnah wal Jamaah dengan kurniaNya dan kemuliaanNya, semoga Dia memperlihatkan kepada kita yang haq (kebenaran) itu suatu kebenaran dan memberikan kita (kekuatan) mengikutinya dan memperlihatkan kepada kita kebatilan itu suatu kebatilan dan memberikan kita (kekuatan) untuk menjauhinya. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan (permohonan). Demikianlah, selawat dan salam semoga Allah limpahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW dan kepada keluarganya serta para sahabat baginda. JAWAPAN KEPADA SEBAHAGIAN PERSOALAN Sesudah berceramah, Syeikh hafizahullah disoal dengan beberapa persoalan, di antaranya: Soalan Pertama: Allah dan RasulNya SAW telah melarang kita berlebih-lebihan dalam agama, maka adakah sebab penyelewengan firqah-firqah dari Ahlus Sunnah wal Jamaah kerana berlebih-lebihan? Dan apakah contoh golongan-golongan tersebut? Jawab: Khawarij (adalah contoh) jelas dari penyelewengan tersebut kerana mereka berlebih-lebihan dalam agama. Mereka ekstrim dalam beribadah tanpa asas petunjuk dan ilmu, mereka memutlakkan (hukum) kekufuran bagi manusia tanpa asas ilmu, disebabkan manusia menentang mazhab mereka. Sehingga tidak diragui lagi, bahawa berlebih-lebihan dalam agama merupakan punca bencana. Allah Taala berfirman: ???? ????????? ?????????? ??? ???????? ??? ????????? ?????? ???????? Katakanlah: Hai ahli kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. (al-Maidah: 77) Nabi SAW bersabda: Berhati-hatilah terhadap perkara yang berlebih-lebihan, kerana sesungguhnya yang membinasakan golongan sebelum kamu adalah ghuluw (berlebih-lebihan/melampaui batas.28 Ghuluw (berlebih-lebihan) dalam segala sesuatu adalah: tambahan terhadap batasan yang tidak ditentukan (dan setiap sesuatu yang melampaui batas akan berlawanan dengan yang tidak melampaui batas). Dan kita dapati bahawa semua penyimpangan orang yang menolak sifat-sifat Allah adalah kerana berlebih-lebihan dalam mensucikan Allah dan punca penyimpangan Mumathilah dan Musyabbihah (orang yang menyerupakan sifat Allah dengan sifat makhluk) adalah mereka berlebih-lebihan dalam menetapkan (sifat-sifat Allah). Berlebih-lebihan (ghuluw) adalah bencana, maka sikap sederhana (tengah-tengah) dan seimbang adalah perkara yang baik dalam segala perkara. Maka tidak diragukan lagi bahawa berlebih-lebihan dalam agama adalah faktor kesesatan golongan-golongan dari al-haq (kebenaran), yang kadarnya sesuai dengan kesesatan masing-masing. Soalan Kedua: Fadhilatus Syeikh, bahawa Rasulullah SAW bersabda: Akan berpecah umatku menjadi 73 golongan. Jawab: Ini bukan termasuk pembatasan jumlah golongan. Golongan itu sangat banyak, apabila kamu teliti dalam buku-buku tentang golongan-golongan, kamu akan mendapati bahawa golongan-golongan tersebut banyak. Akan tetapi wallahu alam bahawa 73 golongan ini adalah pokok-pokok golongan-golongan kemudian bercabang daripadanya menjadi firqah-firqah yang banyak. Dan jika jamaah-jamaah yang ada sekarang bertentangan dengan jamaah Ahlus Sunnah, tidak lain kecuali bersandar dari firqah-firqah tersebut dan cabang-cabangnya. Soalan Ketiga: Apakah ada perbezaan di antara al-firqatu an-Najiyyah (golongan yang selamat) dan ath-thaifah al-Mansurah (golongan yang ditolong)? Jawab: Selamanya al-Firqah an-Najiyyah adalah al-Mansurah, tidaklah dikatakan selamat kecuali kerana ditolong dan tidaklah ditolong kecuali golongan yang selamat. Itulah sifat-sifat mereka (Ahlus Sunnah wal Jamaah), iaitu golongan yang selamat dan golongan yang ditolong. Sekiranya ada yang ingin membezakan di antara dua sifat ini, menjadikan sifat yang pertama untuk sebahagian golongan dan sifat kedua untuk sebahagian golongan yang lain, maka sesungguhnya dia berkeinginan untuk memecah belahkan Ahlus Sunnah wal Jamaah dengan menjadikan sebahagian mereka golongan yang selamat (Al-Firqah an-Najiyyah) dan sebahagian yang lain golongan yang ditolong (ath-Thaifah al-Mansurah). Hal ini merupakan suatu kesalahan, kerana mereka adalah jamaah yang satu, berkumpul padanya semua sifat yang sempurna dan terpuji, merekalah Ahlus Sunnah wal-Jamaah, mereka juga al-Firqah an-Najiyyah (golongan yang selamat) dan ath-Thaifah al-Mansurah (golongan yang ditolong) dan mereka lahir (muncul) di atas al-haq (kebenaran) hingga datangnya kiamat dan mereka juga golongan asing di akhir zaman. |
Re: Mohon penjelasan
endan
1. Bagaimana halnya sholat di Masjid Nabawi Al-Haram Sharif, terlarangkahMenurut sepengetahuan saya, masjid tersebut tadinya terpisah dengan tempat tinggal Nabi (yang sekaligus juga sbg makan beliau). Karena harus ada perluasan, maka masjid tersebut sekarang berada di dalamnya. Tentunya sholat di masjid Nabawi menjadi tidak haram. Saat ini saya ngga punya dalil. Wallahu'alam. 2. Bagaimana keterangan mengenai hal kedatangan Al Mahdi Al-Muntadzar?Majalah As-Sunnah tahun pertama pernah dalam satu edisi membahas masalah Imam Mahdi secara lengkap. Terima kasih atas keterangan yang akan diberikan.e.n.d.a.n |
Mohon penjelasan
Assalaamu'alaikum wR.wB.
Perkenankan saya mengajukan pertanyaan. 1. Bagaimana halnya sholat di Masjid Nabawi Al-Haram Sharif, terlarangkah atau diperbolehkan? Sebab di Masjid Nabawi ada makam Rosululloh saw dan sahabat. 2. Bagaimana keterangan mengenai hal kedatangan Al Mahdi Al-Muntadzar? Adakah keterangan hadits shahih mengenai ini? Terima kasih atas keterangan yang akan diberikan. Jazakumulloh Khoiron Wassalaamu'alaikum wR.wB. Abdulloh Dwitas |
Tanya
Fachruddin, Kemas M (Kemas)
Assalaamu 'alaikum wr.wb,
Ikhwan fillah, Ana ada pertanyaan, mungkin ada yang mengetahui tentang: "Adakah hadist shohih berkenaan dengan do'a penutup & pembuka tahun", mengingat ada temen yang membawa do'a tersebut tanpa menyebutkan riwayat. Jazaakumullah, Wassalam, Fachruddin |
[Masalah - 34 = Sifat-sifat KHAWARIJ 2/2]
Yayat Ruhiat
开云体育?
SIFAT-SIFAT KHAWARIJ
?
Oleh
Muhammad Abdul Hakim
Hamid
Bagian Terakhir dari Dua Tulisan
[2/2]
?
4.??? Keras Terhadap
Kaum Muslimin
Sesungguhnya kaum Khawarij dikenal bengis
dan kasar, mereka sangat keras dan bengis terhadap muslimin, bahkan kekasaran
mereka telah sampai pada derajat sangat tercela, yaitu menghalalkan darah dan
harta kaum muslimin serta kehormatannya, mereka juga membunuh dan menyebarkan
ketakutan di tengah-tengah kaum muslimin. Adapun para musuh Islam murni dari
kalangan penyembah berhala dan lainnya, mereka mengabaikan, membiarkan serta
tidak menyakitinya.
?
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
telah memberitakan sifat mereka ini dalam sabdanya :
Sejarah telah mencatat dalam
lembaran-lembaran hitamnya tentang Khawarij berkenan dengan cara mereka ini. Di
antara kejadian yang mengerikan adalah kisah sebagai berikut :"Dalam
perjalanannya, orang-orang Khawarij bertemu dengan Abdullah bin Khabab. Mereka
bertanya :"Apakah engkau pernah mendengar dari bapakmu suatu hadits yang
dikatakan dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Ceritakanlah kepada
kami tentangnya". Berkata : "Ya, aku mendengar dari bapakku, bahwa Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan tentang fitnah. Yang duduk ketika itu
lebih baik dari pada yang berdiri, yang berdiri lebih baik dari pada yang
berjalan, dan yang berjalan lebih baik dari yang berlari. Jika engkau
menemukannya, hendaklah engkau menjadi hamba Allah yang terbunuh". Mereka
berkata :"Engkau mendengar hadits ini dari bapakmu dan memberitakannya dari
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ?". Beliau menjawab :"Ya". Setelah
mendengar jawaban tersebut, mereka mengajaknya ke hulu sungai, lalu memenggal
lehernya, maka mengalirlah darahnya seolah-olah seperti tali terompah.
Lalu mereka membelah perut budak wanitanya dan
mengeluarkan isi perutnya, padahal ketika itu sedang hamil.
?
Kemudian mereka datang ke sebuah pohon kurma
yang lebat buahnya di Nahrawan. Tiba-tiba jatuhlah buah kurma itu dan diambil
salah seorang di antara mereka lalu ia masukkan ke dalam mulutnya. Berkatalah
salah seorang di antara mereka. "Engkau mengambil tanpa dasar hukum, dan tanpa
harga (tidak membelinya dengan sah)". Akhirnya ia pun meludahkannya kembali dari
mulutnya. Salah seorang yang lain mencabut pedangnya lalu mengayun-ayunkannya.
Kemudian mereka melewati babi milik Ahlu Dzimmah, lalu ia penggal lehernya
kemudian di seret moncongnya. Mereka berkata, "Ini adalah kerusakan di muka
bumi". Setelah mereka bertemu dengan pemilik babi itu maka mereka ganti
harganya". (Lihat Tablis Iblis, hal. 93-94).
?
Inilah sikap kaum Khawarij terhadap kaum
muslimin dan orang-orang kafir. Keras, bengis, kasar terhadap kaum muslimin,
tetapi lemah lembut dan membiarkan orang-orang kafir.
?
Jadi mereka tidak dapat mengambil manfa'at
dari banyaknya tilawah dan dzikir mereka, mengingat mereka tidak mengambil
petunjuk dengan petunjuk-Nya dan tidak menapaki jalan-jalan-Nya. Padahal sang
Pembuat Syari'at telah menerangkan bahwa syari'atnya itu mudah dan lembut. Dan
sesungguhnya yang diperintahkan supaya bersikap keras terhadap orang kafir dan
lemah lembut terhadap orang beriman. Tetapi orang-orang Khawarij itu
membaliknya. (Lihat Fathul Bari, XII/301).
?
5.??? Sedikitnya
Pengetahuan Mereka Tentang Fiqih
Sesungguhnya kesalahan Khawarij yang sangat
besar adalah kelemahan mereka dalam penguasaan fiqih terhadap Kitab Allah dan
Sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Yang kami maksudkan adalah buruknya
pemahaman mereka, sedikitnya tadabbur dan merasa terikat dengan golongan mereka,
serta tidak menempatkan nash-nash dalam tempat yang benar.
?
Dalam masalah ini Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam telah menerangkan kepada kita dalam sabdanya.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
telah mempersaksikan akan banyaknya bacaan/tilawah mereka terhadap Al-Qur'an,
tetapi bersamaan dengan itu mereka di cela. Kenapa .? Karena mereka tidak dapat
mengambil manfaat darinya disebabkan kerusakan pemahaman mereka yang tumpul dan
penggambaran yang salah yang menimpa mereka. Oleh karenanya mereka tidak dapat
membaguskan persaksiannya terhadap wahyu yang cemerlang dan terjatuh dalam
kenistaan yang abadi.
?
Berkata? Al-Hafidzh Ibnu Hajar
:"Berkata Imam Nawawi, bahwa yang dimaksud yaitu mereka tidak ada bagian kecuali
hanya melewati lidah mereka, tidak sampai pada kerongkongan mereka, apalagi ke
hati mereka. Padahal yang diminta adalah dengan men-tadaburi-nya supaya
sampai ke hatinya". (Lihat Fathul Baari, XII/293).
?
Kerusakan pemahaman yang buruk dan
dangkalnya pemahaman fiqih mereka mempunyai bahaya yang besar. Kerusakan itu
telah banyak membingungkan umat Islam dan menimbulkan luka yang berbahaya.
Dimana mendorong pelakunya pada pengkafiran orang-orang shalih. menganggap
mereka sesat serta mudah mencela tanpa alasan yang benar. Akhirnya timbullah
dari yang demikian itu perpecahan, permusuhan dan peperangan.
?
Oleh karena itu Imam Bukhari berkata
:"Adalah Ibnu Umar menganggap mereka sebagai Syiraaru Khaliqah
(seburuk-buruk mahluk Allah)". Dan dikatakan bahwa mereka mendapati
ayat-ayat yang diturunkan tentang orang-orang kafir, lalu mereka kenakan untuk
orang-orang beriman". (Lihat Fathul Baari, XII/282). Ketika Sa'id bin Jubair
mendengar pendapat Ibnu Umar itu, ia sangat gembira dengannya dan berkata
:"Sebagian pendapat Haruriyyah yang diikuti orang-orang yang menyerupakan Allah
dengan mahluq (Musyabbihah) adalah firman Allah Yang Maha
Tinggi.
Dan mereka baca bersama ayat di atas
:
Jika melihat seorang Imam menghukumi dengan
tidak benar, mereka akan berkata :"Ia telah kafir, dan barangsiapa yang kafir
berarti menentang Rabb-Nya dan telah mempersekutukan-Nya, dengan demikian dia
telah musyrik". Oleh karena itu mereka melawan dan memeranginya. Tidaklah hal
ini terjadi, melainkan karena mereka menta'wil (dengan ta'wil yang keliru, pen)
ayat ini...".
?
Berkata Nafi':"Sesungguhnya Ibnu Umar jika
ditanya tentang Haruriyyah, beliau menjawab bahwa mereka mengakfirkan kaum
muslimin, menghalalkan darah dan hartanya, menikahi wanita-wanita dalam
'iddahnya. Dan jika di datangkan wanita kepada mereka, maka salah seorang
diantara mereka akan menikahinya, sekalipun wanita itu masih mempunyai suami.
Aku tidak mengetahui seorangpun yang lebih berhak diperangi melainkan mereka".
(Lihat Al-I'tisham, II/183-184).
?
Imam Thabari meriwayatkan dengan sanad yang
shahih dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma bahwa ia menyebutkan tentang
Khawarij dan apa yang ia dapati ketika mereka membaca Al-Qur'an dengan
perkataannya :"Mereka beriman dengan yang muhkam dan binasa dalam ayat
mutasyabih". (Lihat Tafsir Ath-Thabari, III/181).
?
Pemahaman mereka yang keliru itu
mengantarkan mereka menyelisihi Ijma' Salaf dalam banyak perkara, hal itu
dikarenakan oleh kebodohan mereka dan kekaguman terhadap pendapat mereka
sendiri, serta tidak bertanya kepada Ahlu Dzikri dalam perkara yang mereka samar
atasnya.
?
Sesungguhnya kerusakan pemahaman mereka yang
dangkal dan sedikitnya penguasaan fiqih menjadikan mereka sesat dalam
istimbat-nya, walaupun mereka banyak membaca dan berdalil dengan
nash-nash Al-Qur'an dan Sunnah Nabawi, akan tetapi tidak menempatkan pada
tempatnya. Benarlah sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ketika
memberitakan tentang mereka.
?
6.??? Muda Umurnya
dan Berakal Buruk
Termasuk perkara yang dipandang dapat
mengeluarkan dari jalan yang lurus dan penuh petunjuk adalah umur yang masih
muda (hadaatsah as-sinn) dan berakal buruk (safahah al-hil).
Yang demikian itu sesuai dengan sabda beliau Shallallahu 'alaihi wa
sallam.
Berkata Al-Hafidz Ibnu Hajar :"
Ahdaatsul Asnaan artinya "mereka itu pemuda (syabaab)", dan yang
dimaksud dengan sufaha-a al-ahlaam adalah "akal mereka rusak
('uquluhum radi-ah). Berkata Imam Nawawi ;"Sesungguhnya tatsabut
(kemapanan) dan bashirah (wawasan) yang kuat akan muncul ketika
usianya sempurna, banyak pengalaman serta kuat akalnya". (Lihat Fathul Baari,
XII/287).
?
Umur yang masih muda, jika dibarengi dengan
akal yang rusak akan menimbulkan perbuatan yang asing dan tingkah laku yang
aneh, antara lain :
Ibnul Jauzi menggambarkan
kepandiran?dan kerusakan mereka dengan perkataannya :"Mereka menghalalkan
darah anak-anak, tetapi tidak menghalalkan makan buah tanpa dibeli.
Berpayah-payah untuk beribadah dengan tidak tidur pada malam hari (untuk shalat
lail) serta mengeluh ketika hendak di potong lidahnya karena khawatir tidak
dapat berdzikir kepada Allah, tetapi mereka membunuh Imam Ali Radhiyallahu 'anhu
dan menghunus pedang kepada kaum muslimin (sebagaimana keluhan Ibnu Maljam
-pen). Untuk itu tidak mengherankan bila mereka puas terhadap ilmu yang telah
dimiliki dan merasa yakin bahwa mereka lebih pandai/alim daripada Ali
Radhiyallahu 'anhu. Hingga Dzul Kwuaishirah berkata kepada Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam :"Berbuat adillah, sesungguhnya engkau tidak
adil". Tidak sepatutnya Iblis dicontoh dalam perbuatan keji seperti ini. Kami
berlindung kepada Allah dari segala kehinaan". (Lihat Tablis Iblis, hal.
95).
?
Wallahu a'lam bish-Shawab
Maraji'
? |
[Masalah - 34 = Sifat-sifat KHAWARIJ 1/2]
Yayat Ruhiat
开云体育?
SIFAT-SIFAT KHAWARIJ
?
Oleh
Muhammad Abdul Hakim
Hamid
Bagian pertama dari Dua Tulisan
[1/2]
?
Kata
Pengantar.
Pada kesempatan kali ini kami angkat masalah
Sifat-sifat Khawarij, yang dinukil dari kitab Zhahirah al-Ghuluw fi
ad-Dien fi al-'Ashri al-Hadits, hal 99-104, oleh Muhammad Abdul
Hakim Hamid cet. I, th. 1991, Daarul Manar al-Haditsah, dterjemahkan Aboe
Hawari, dan dimuat di Majalah As-Sunnah edisi 14/II/1416-1995.
?
?
Muqaddimah
Khawarij mempunyai ciri-ciri dan sifat-sifat
yang menonjol. Sebaik-baik orang yang meluruskan sifat-sifat ini adalah
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam telah mengabarkan sifat-sifat kaum ini dalam hadits-haditsnya yang mulia.
?
Disini akan dipaparkan penjelasan
sifat-sifat tersebut dengan sedikit keterangan, hal itu mengingat terdapat
beberapa perkara penting, antara lain :
Berkenan dengan hal ini akan kami paparkan
sifat-sifat tersebut berdasarkan hadits-hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam yang mulia.
?
?
1.??? Suka Mencela
dan Menganggap Sesat
Sifat yang paling nampak dari Khawarij
adalah suka mencela terhadap para Aimatul huda (para Imam), menganggap
mereka sesat, dan menghukum atas mereka sebagai orang-orang yang sudah keluar
dari? keadilan dan kebenaran. Sifat ini jelas tercermin dalam pendirian
Dzul Khuwaishirah terhadap Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan
perkataanya : "Wahai Rasulullah berlaku adillah". (Hadits Riwayat Bukhari
VI/617, No. 3610, VIII/97, No. 4351, Muslim II/743-744 No. 1064, Ahmad III/4, 5,
33, 224).
?
Dzul Khuwaishirah telah menganggap dirinya
lebih wara' daripada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan menghukumi
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai orang yang curang dan tidak
adil dalam pembagian. Sifat yang demikian ini selalu menyertai sepanjang
sejarah. Hal itu mempunyai efek yang sangat buruk dalam hukum dan amal sebagai
konsekwensinya. Berkata Ibnu Taimiyah tentang Khawarij :"Inti kesesatan mereka
adalah keyakinan mereka berkenan dengan Aimmatul huda (para imam yang
mendapat petunjuk) dan jama'ah muslimin, yaitu bahwa Aimmatul huda dan
jama'ah muslimin semuanya sesat. Pendapat ini kemudian di ambil oleh
orang-orang yang keluar dari sunnah, seperti Rafidhah dan yang lainnya.
Mereka mengkatagorikan apa yang mereka pandang kedzaliman ke dalam kekufuran".
(Al-Fatawa : XXVIII/497).
?
?
2.??? Berprasangka
Buruk (Su'udzan).
Ini adalah sifat Khawarij lainnya yang
tampak dalam hukum Syaikh mereka Dzul Khuwaishirah si pandir dengan tuduhannya
bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak ikhlas dengan berkata
:
Dzul Khuwaishirah ketika melihat Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam membagi harta kepada orang-orang kaya, bukan
kepada orang-orang miskin, ia tidak menerimanya dengan prasangka yang baik atas
pembagian tersebut.
?
Ini adalah sesuatu yang mengherankan.
Kalaulah tidak ada alasan selain pelaku pembagian itu adalah Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam cukuplah hal itu mendorong untuk berbaik sangka.
Akan tetapi Dzul Kuwaishirah enggan untuk itu, dan berburuk sangka disebabkan
jiwanya yang sakit. Lalu ia berusaha menutupi alasan ini dengan keadilan. Yang
demikian ini mengundang tertawanya iblis dan terjebak dalam
perangkapnya.
?
Seharusnya seseorang itu introspeksi,
meneliti secara cermat dorongan tindak tanduk? dan maksud tujuan serta
waspada terhadap hawa nafsunya. Hendaklah berjaga-jaga terhadap manuver-manuver
iblis, karena dia banyak menghias-hiasi perbuatan buruk dengan bungkus indah dan
rapi, dan membaguskan tingkah laku yang keji dengan nama dasar-dasar kebenaran
yang mengundang seseorang untuk menentukan sikap menjaga diri dan menyelamatkan
diri dari tipu daya setan dan perangkap-perangkapnya.
?
Jika Dzul Khuwaishirah mempunyai sedikit
saja ilmu atau sekelumit pemahaman, tentu tidak akan terjatuh dalam kubangan
ini.
?
Berikut kami paparkan penjelasan dari para
ulama mengenai keagungan pembagian Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan
hikmahnya yang tinggi dalam menyelesaikan perkara.
?
Berkata Syaikh Islam Ibnu Taimiyah :" Pada
tahun peperangan Hunain, beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam membagi
ghanimah (rampasan perang) Hunain pada orang-orang yang hatinya lemah
(muallafah qulubuhum) dari penduduk Najd dan bekas tawanan Quraisy
seperti 'Uyainah bin Hafsh, dan beliau tidak memberi kepada para Muhajirin dan
Anshar sedikitpun.
?
Maksud Beliau memberikan? kepada mereka
adalah untuk mengikat hati mereka dengan Islam, karena keterkaitan hati mereka
dengannya merupakan maslahat umum bagi kaum muslimin, sedangkan yang tidak
beliau beri adalah karena mereka lebih baik di mata Beliau dan mereka adalah
wali-wali Allah yang bertaqwa dan seutama-utamanya hamba Allah yang shalih
setelah para Nabi dan Rasul-rasul.
?
Jika pemberian itu tidak dipertimbangkan
untuk maslahat umum, maka Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak akan memberi
pada aghniya', para pemimpin yang dita'ati dalam perundangan dan akan
memberikannya kepada Muhajirin dan Anshar yang lebih membutuhkan dan lebih
utama.
?
Oleh sebab inilah orang-orang Khawarij
mencela Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan dikatakan kepada beliau oleh
pelopornya :"Wahai Muhammad, berbuat adillah. Sesungguhnya engkau tidak berlaku
adil". dan perkataannya :"Sesungguhnya pembagian ini tidak dimaksudkan untuk
wajah Allah .....". Mereka, meskipun banyak shaum (berpuasa), shalat, dan bacaan
Al-Qur'annya, tetapi keluar dari As-Sunnah dan Al-Jama'ah.
?
Memang mereka dikenal sebagai kaum yang suka
beribadah, wara' dan zuhud, akan tetapi tanpa disertai ilmu, sehingga mereka
memutuskan bahwa pemberian itu semestinya tidak diberikan kecuali kepada
orang-orang yang berhajat, bukan kepada para pemimpin yang dita'ati dan
orang-orang kaya itu, jika di dorong untuk mencari keridhaan selain Allah
-menurut persangkaan mereka-.
?
Inilah kebodohan mereka, karena sesungguhnya
pemberian itu menurut kadar maslahah agama Allah. Jika pemberian itu akan
semakin mengundang keta'atan kepada Allah dan semakin bermanfaat bagi agama-Nya,
maka pemberian itu jauh lebih utama. Pemberian kepada orang-orang yang
membutuhkan untuk menegakkan agama, menghinakan musuh-musuhnya, memenangkan dan
meninggikannya lebih agung daripada pemberian yang tidak demikian itu, walaupun
yang kedua lebih membutuhkan". (Lihat Majmu' Fatawa : XXVIII/579-581, dengan
sedikit diringkas).
?
Untuk itu hendaklah seseorang menggunakan
bashirah, lebih memahami fiqh dakwah dan maksud-maksud syar'i, sehingga tidak
akan berada dalam kerancuan dan kebingungan yang mengakibatkan akan terhempas,
hilang dan berburuk sangka serta mudah mencela disertai dengan menegakkan
kewajiban-kewajiban yang terpuji dan mulia.
?
?
3.??? Berlebih Dalam
Beribadah.
Sifat? ini telah ditunjukkan oleh
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sabdanya :
Berlebihan dalam ibadah berupa puasa,
shalat, dzikir, dan tilawah Al-Qur'an merupakan perkara yang masyhur di kalangan
orang-orang Khawarij. Dalam Fathu Al-Bari, XII/283 disebutkan :"Mereka
(Khawarij) dikenal sebagai qura' (ahli membaca Al-Qur'an), karena
besarnya kesungguhan mereka dalam tilawah dan ibadah, akan tetapi mereka suka
menta'wil Al-Qur'an dengan ta'wil yang menyimpang dari maksud yang sebenarnya.
Mereka lebih mengutamakan pendapatnya, berlebih-lebihan
dalam zuhud dan khusyu' dan lain sebagainya".
?
Ibnu Abbas juga telah mengisyaratkan
pelampauan batas mereka ini ketika pergi untuk mendebat pendapat mereka. Beliau
berkata :"Aku belum pernah menemui suatu kaum yang bersungguh-sungguh, dahi
mereka luka karena seringnya sujud, tangan mereka seperti lutut unta, dan mereka
mempunyai gamis yang murah, tersingsing, dan berminyak. Wajah mereka menunjukan
kurang tidur karena banyak berjaga di malam hari". (Lihat Tablis Iblis, halaman
91). Pernyataan ini menunjukkan akan ketamakan mereka dalam berdzikir dengan
usaha yang keras.
?
Berkata Ibnul Jauzi :"Ketika Ali
Radhiyallahu 'Anhu meninggal, dikeluarkanlah Ibnu Maljam untuk dibunuh. Abdullah
bin Ja'far memotong kedua tangan dan kedua kakinya, tetapi ia tidak mengeluh dan
tidak berbicara. Lalu dicelak kedua matanya dengan paku panas, ia pun tidak
mengeluh bahkan ia membaca :
Hingga selesai, walaupun kedua matanya
meluluhkan air mata. Kemudian setelah matanya diobati, ia akan di potong
lidahnya, baru dia mengeluh. Ketika ditanyakan kepadanya :"Mengapa engkau
mengeluh ?. "Ia menjawab ;"Aku tidak suka bila di dunia menjadi mayat dalam
keadaan tidak berdzikir kepada Allah". Dia adalah seorang yang ke hitam-hitaman
dahinya bekas dari sujud, semoga laknat Allah padanya". (Tablis Iblis, hal.
94-95).
?
Mekipun kaum Khawarij rajin dalam beribadah,
tetapi ibadah ini tidak bermanfa'at bagi mereka, dan mereka pun tidak dapat
mengambil manfaat darinya. Mereka seolah-olah bagaikan jasad tanpa ruh, pohon
tanpa buah, mengingat ahlaq mereka yang tidak terdidik dengan ibadahnya dan jiwa
mereka tidak bersih karenanya serta hatinya tidak melembut. Padahal
disyari'atkan ibadah adalah untuk itu. Berfirman yang Maha Tinggi :
Tidaklah orang-orang bodoh tersebut
mendapatkan bagian dari qiyamu al-lail-nya kecuali hanya jaga saja,
tidak dari puasanya kecuali lapar saja, dan tidak pula dari tilawah-nya
kecuali parau suaranya.
?
Keadaan Khawarij ini membimbing kita pada
suatu manfaat seperti yang dikatakan Ibnu Hajar tentangnya :"Tidak cukuplah
dalam ta'dil (menganggap adil) dari keadaan lahiriahnya, walau sampai
yang dipersaksikan akan keadilannya itu pada puncak ibadah, miskin, wara',
hingga diketahui keadaan batinnya". (Lihat Fathu Al-Bari XII/302).
?
Bersambung :
4. Keras Terhadap Kaum
Muslimin
?
|
[Masalah - 35 = Salah Faham Terhadap Do'a Nabi]
Yayat Ruhiat
开云体育?
SALAH FAHAM TERHADAP DO'A
Nabi Shallallahu 'alaihi wa
Sallam
?
Oleh
Abdul Hakim bin Amir
Abdat
?
?
Diantara sekian banyak do'a-do'a yang Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam ajarkan kepada umatnya adalah do'a dibawah ini
:
Hadits ini dikeluarkan oleh Imam Ibnu Majah
No. 4126 dan lain-lain. Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini derajatnya :
HASAN. (Lihat pembahasannya di kitab beliau : Irwaul Ghalil No. 861 dan
Silsilah Shahihah No. 308).
?
Setelah kita mengetahui bahwa hadits ini sah
datangnya dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, maka sekarang?perlu kita
mengetahui apa maksud sebutan MISKIN dalam lafadz do'a Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam di atas. Yang sangat saya sesalkan diantara saudara-saudara
kita (tanpa memeriksa lagi keterangan Ulama-ulama kita tentang syarah hadits ini
khususnya tentang gharibul hadits) telah memahami bahwa MISKIN
di sini dalam arti yang biasa kita kenal yaitu : "Orang-orang yang
tidak berkecukupan di dalam hidupnya atau orang-orang yang kekurangan
harta".
?
Dengan arti yang demikian maka timbulah
kesalah pahaman di kalangan umat terhadap do'a Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam di atas, akibatnya :
Padahal yang benar MISKIN di dalam
do'a Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam ini ialah : "Orang yang
Khusyu dan Mutawaadli (orang yang tunduk dan merendahkan diri
kepada Allah Subhanahu wa ta'ala)". Sebagaimana hal ini telah
diterangkan oleh Ulama-ulama kita :
Setelah kita mengetahui keterangan
ulama-ulama kita tentang maksud miskin dalam do'a Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam di atas baik secara lughah/bahasa meupun maknanya, maka hadits tersebut
artinya menjadi : "Ya Allah, hidupkanlah aku dalam keadaan khusyu' dan
tawadlu', dan matikanlah aku dalam keadaan khusyu' dan tawadlu', dan
kumpulkanlah aku (pada hari kiamat) dalam rombongan orang-orang yang khusyu' dan
tawadlu".
?
Rasanya kurang lengkap kalau di dalam
risalah ini (sebagai penguat keterangan di atas) saya tidak menerangkan dua
masalah yang perlu diketahui oleh saudara-saudara kaum muslimin.
?
?
Pertama.
Bahwa Islam adalah agama yang memerangi atau
memberantas kefakiran dan kemsikinan di kalangan masyarakat. Hal ini dengan
jelas dapat kita ketahui :
?
Kedua.
Islam tidak menjadi musuh kekayaan?
asalkan si kaya seorang yang taqwa. Bahkan dengan kekayaan itu seorang dapat
memperoleh ganjaran yang besar dan derajat yang tinggi seperti berjihad dengan
harta sebagaimana yang Allah perintahkan, menunaikan zakat harta, infaq dan
shadaqah, ibadah haji, mendirikan masjid-masjid, pesantren dan sekolah-sekolah
Islam, membantu anak yatim dan perempuan-perempuan janda dan lain-lain yang
membutuhkan harta dan kekayaan.
?
Nabi Shallalahu 'alaihi wa sallam pernah
mendo'akan Anas bin Malik :
Hadits ini mengandung? beberapa faedah
:
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah
bersabda kepada shahabatnya Hakim bin Hizaam : "Wahai Hakim!?
Sesungguhnya harta ini indah (dan) manis, maka barang siapa yang mengambilnya
dengan jiwa yang baik, niscaya mendapat keberkahan, dan barang siapa yang
mengambilnya dengan jiwa yang tamak, niscaya tidak mendapat keberkahan, dan ia
seperti orang yang makan tetapi tidak pernah kenyang, dan tangan? yang
diatas (yang memberi) lebih baik dari tangan yang di bawah (yang meminta)".
(Hadits Riwayat Bukhari 7/176 dan Muslim 3/94).
?
|
Tanya (urgent)
Eko Prabowo Heru Kurnianto
Bismillahir rahmanir rahim.
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Segala puji hanya milik Allah SWT, shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya dan ikhwannya. Demikian pula untuk majelis dalam mailing list assunnah ini semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmatNYA kepada kita, yang dengan hidayah Allah akan semakin dekat dengan al-haq. Mengingat pentingnya untuk mendahulukan ilmu sebelum ucapan dan perbuatan (Imam Al-Bukhari) maka perkenankan ana menanyakan hal yang berhubungan dengan ari-ari/plasenta setelah persalinan. Ana ingin sekali mendapatkan ilmu yang haq dalam memperlakukan ari-ari dari persalinan. Apabila diantara saudaraku ada yang pernah mendengar, menemukan atau malah sudah melakukannya berdasarkan dalil yang haq, sudilah kiranya untuk menularkan ilmunya kepada ana. Jazaakumullahu Khairan. Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Eko Prabowo ---- Eko Prabowo Heru Kurnianto eko@... |
[Masalah - 28 = 'Adalatus Shahabah 3/3]
Yayat Ruhiat
开云体育SEMUA SHAHABAT RASULULLAH
Shallallahu 'alaihi wa
sallam
ADALAH ADIL DAN HARAM
HUKUMNYA
MENCACI/MENGHINA MEREKA
Oleh
Yazid bin Abdul Qadir
Jawas
Bagian Terakhir dari Tiga Tulisan
[3/3]
?
F.??? Ijma' Ulama
Tentang 'Adaalah (Keadilan) Semua Shahabat Rasulullah
Sebenarnya masih banyak lagi pujian dan
sanjungan para Ulama tentang 'adalah (keadilan) shahabat, tetapi apa yang sudah
disebutkan sebenarnya sudah lebih dari cukup bagi orang yang punya
bashirah.
?
?
G??? Sikap Para Ulama
Tentang Perselisihan yang Terjadi di Antara Para
??????
Shahabat
Meskipun perselisihan yang terjadi diantara
para shahabat sempat membawa korban jiwa, yakni ada diantara mereka yang gugur,
tetapi mereka segera bertaubat karena mereka adalah orang-orang yang selalu
bertaubat kepada Allah dan Allah-pun menjanjikan taubat atas mereka. Allah
berfirman.
?
H??? Para Shahabat
Tidak Ma'shum.
?
Sesungguhnya persaksian Allah dan Rasul-Nya
terhadap para shahabat tentang hakikat iman mereka dan keridhaan Allah dan
Rasul-Nya kepada mereka tidaklah menunjukkan bahwa mereka ma'shum (terpelihara
dari dosa dan kesalahan) atau mereka bersih dari ketergelinciran, karena mereka
bukan Malaikat dan bukan pula para Nabi. Bahkan pernah diantara mereka segera
istighfar dan taubat. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda.
Abu Bakar Ibnul 'Arabi berkata :"Dosa-dosa
(yang dilakukan para shahabat) tidaklah menggugurkan 'adalah (keadilan), apabila
sudah ada taubat". 19.
?
Kita yakin seyakin-yakinnya bahwa para
shahabat yang pernah bersalah semuanya bertaubat kepada Allah dan mereka tidak
bisa dikatakan nifaq atau kufur. Semua ulama Ahlus Sunnah wal Jama'ah telah
sepakat bahwa para shahabat yang ikut serta dalam persengketaan, ikut dalam
perang Jamal dan perang Shiffin, mereka adalah orang-orang yang beriman dan
adil. Dan kesalahan mereka yang bersifat individu dan berjama'ah tidak
menggugurkan pujian Allah atas mereka.
?
Abu Ja'far Muhammad bin Ali Al-Husain ketika
ditanya tentang orang-orang (para shahabat) yang ikut serta dalam perang Jamal
ia menjawab :"Mereka (para shahabat) adalah orang-orang yang tetap dalam
keimanan dan mereka bukan orang-orang kafir". 20
?
Ibnu Abbas, Ibnu Umar dan Ibnu Mas'ud,
mereka berkata :"Ali bin Abi Thalib menyalatkan jenazah para shahabat yang
memihak Mu'wiyah". 21
?
?
I??? Pendapat para
Ulama tentang Orang-orang yang Mencaci Maki/Menghina
???? Para
Shahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
?
J???
Khatimah
?
Apa yang telah saya terangkan dari Al-Qur'an
dan Sunnah kiranya sudah cukup jelas, lebih-lebih lagi dikuatkan dengan pendapat
Jumhur Ulama Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Oleh karena itu sikap kaum Mu'minim
terhadap mereka (para shahabat) adalah sebagaimana yang disebutkan dalam
Al-Qur'an dan Sunnah, yaitu :
?
K???
Kesimpulan
Fote Note
13??? Al-Kifayah fi 'Ilmir-Riwayah hal. 49;
Tanbih Dzawin Najabahilla 'Adaalatis Shahabah oleh Qurasy bin Umar bin
Ahmad
???
??? hal. 23
14??? Al-Iti'ab fi Ma'rifati Ashab Juz I
hal. 9 cet. Daarul Fikr 1398H
15??? Ushulul Hadits hal. 386 dinukil dari
Al-Ihkam fil Ushulil-Ahkam
16??? Al-Baitsul-Hatsits fi Ikhtishar Ulumil
Hadits hal.154
17??? Majmu Fatawa Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah jilid III hal. 406
18??? Al-Ba'itsul Hatsits syarah Ikhtisar
Ulumil hadits hal. 154
19??? Al-'Awashin minal Qawashim tahqiq
Syaikh Muhibudin Al-Khatib hal. 94 Daarul Mathba'ah Salafiayh cet V
Cairo.
20??? Ushulul -Itiqad Ahlis Sunnah wal
Jama'ah oleh Imam Al-Lalikai, tahqiq DR Ahmad Sa'ad Hamdan jilid V & VI hal
1059
???
??? -1060 cet. Daar Thayyibah-Riyadh
21??? idem
22??? Al-Awashim minal Qawashim hal.
34
23??? Al-Khabair Adz-Dahabi, tahqiq Abu
Khalid Al-husain bin Muhammad as-Sa'idl hal. 352-353 Daarul Fikr th 1408H cet.
I
24??? Limaza Kafaral 'ulama Al-Khumaini oleh
Wajih Al-Madini cet. cairo I 1408H; Aqaidus Syi'ah fil Mizan oleh
??????? Dr Muhammad Kamil Al-Hasyimi
cet I, th 1409
|
Artikel
Yayat Ruhiat
Siapa yang bisa membantu saudara kita dari Malaysia ...?
toggle quoted message
Show quoted text
----- Original Message -----
From: Ibnu Hussin <mizan@...> Assalamu'alaikum... |
[Masalah - 28 = 'Adalatus Shahabah 2/3]
Yayat Ruhiat
开云体育SEMUA SHAHABAT RASULULLAH
Shallallahu 'alaihi wa
sallam
ADALAH ADIL DAN HARAM
HUKUMNYA
MENCACI/MENGHINA MEREKA
?
Oleh
Yazid bin Abdul Qadir
Jawas
Bagian Kedua dari Tiga Tulisan
[2/3]
?
D??? Makna 'Adalatus
Shabahah
?
1. Menurut Bahasa
?
'Adalah atau 'Adl lawan
dari Jaur artinya kejahatan. Rojulun 'Adl maksudnya :
seseorang dikatakan adil yakni seseorang itu diridhai dan diberi kesaksiannya.
(Lihat Kamus Muktarus-Shihah hal. 417 cet. Darul Fikr).
?
2. Menurut Istilah Ahli Hadits.
?
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata : "Yang
dimaksud dengan adil ialah orang yang mempunyai sifat ketaqwaan dan muru'ah".
(Nuzhatun Nazhar Syarah Nukhbatul-Fikar hal. 29 cet. Maktabat Thayibah tahun
1404H).
?
3. Penjelasan Istilah Ahli
Hadits
?
Maksud 'Adalatus Shahabah ialah :"Bahwa
semua shahabat ialah orang-orang yang taqwa dan wara, yakni mereka adalah
orang-orang yang selalu menjauhkan maksiat dan perkara-perkara yang syubhat.
Para shahabat tidak mungkin berdusta atas nama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam atau menyandarkan sesuatu yang tidak sah dari beliau. Syaikh Waliyullah
Ad-Dahlawi berkata :"Dengan menyelidiki (semua keterangan) maka dapatlah kita
ambil kesimpulan bahwa semua shahabat berkeyakinan bahwasanya berdusta atas nama
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebesar-besar dosa, maka mereka menjaga
sungguh-sungguh agar tidak terjatuh dalam berdusta atas nama beliau". 7)
?
Al-Khatib Al-Baghdadi berkata :"Semua hadits
yang bersambung sanadnya dari orang-orang yang meriwayatkan sampai kepada Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam, tidak boleh diamalkan kecuali kalau sudah
diperiksa keadilan rawi-rawinya serta wajib memeriksa biografi mereka dan
dikecualikan dari mereka adalah shahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam, karena 'Adalah (keadilan) mereka sudah pasti dan sudah diketahui dengan
pujian Allah atas mereka. Allah memberitakan tentang bersihnya mereka dan Allah
memilih mereka (sebagai penolong Rasul-Nya) berdasarkan nash Al-Qur'an". 8)
?
Imam Syairaji berkata dalam Tabshirah fi
Ushulil-Fiqh hal. 329 :"Semua shahabat sudah tetap keadilannya, maka tidak perlu
lagi diperiksa tentang keadaan mereka".9).
?
?
E??? Dalil-dalil
Tentang Keadilan Shahabat Dari Al-Qur'an dan Sunnah.
?
1. Allah berfirman.
2. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
menjelaskan bahwa para shahabat dan umat
??? Islam yang mengikuti
jejak mereka adalah orang-orang yang adil.
Sebagaimana
??? sabda
beliau.
4. Allah meridhai mereka (para Shahabat dari
Muhajirin dan Anshar) dan orang-
??? orang yang mengikuti
jejak mereka dengan baik.
5. Sifat-sifat para Shahabat yang disebutkan
dalam Al-Qur'an adalah :
6. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda.
7. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda.
Penjelasan.
?
Ayat-ayat dan hadits-hadits diatas
menunjukan dengan jelas bahwa para shahabat Ridwanullahi 'alaihim ajmain adalah
orang-orang yang telah mendapat pujian dan sanjungan dari Allah dan Rasul-Nya,
mereka mempunyai jasa yang besar bagi Islam dan kum Muslimin.
?
Islam yang diterima oleh kaum Muslimin
sampai hari Kiamat adalah berkaitan dengan pengorbanan para shahabat yang ikut
serta dalam perang?Badar dan perang-perang lainnya demi tegaknya agama
Islam. Karena itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengingatkan umat
Islam bahwa apa yang mereka infaq-kan dan belanjakan fii-sabilillah belumlah
dapat menyamai derajat para Shahabat, meskipun umat Islam ini berinfaq sebesar
gunung Uhud berupa emas atau barang-barang berharga lainnya.
?
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu
berkata tentang Shahabat-shahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
:"Tidak ada seorangpun dari kalian yang dapat menyamai merka. Mereka? siang
hari bergelimang pasir dan debu (di medan perang), sedang di malam hari mereka
banyak berdiri, ruku' dan sujud (beribadah kepada Allah) silih berganti, tampak
kegesitan dari wajah-wajah mereka, seolah-olah mereka berpijak di bara api bila
mereka ingat akan hari pembalasan (Akhirat), tampak bekas sujud di dahi mereka,
bila mereka Dzikrullah berlinang air mata mereka sampai membasahi baju
mereka, mereka condong laksana condongnya pohon dihembus angin yang lembut
karena takut akan siksa Allah, serta mereka mengharapkan pahala dan ganjaran
dari Allah". 11) Kemudian beliau berkata lagi
:"Mereka adalah shahabat-shabatku yang telah pergi, pantas kita merindukan
mereka dan bersedih karena kepergian mereka" 12)
Bersambung:
Ijma' Ulama Tentang
'Adalah (keadilan) Semua Shahabat Rasulullah
Fote Note.
7??? Tadribur-Rawi 2 hal. 215
8??? Al-Kifayah fi 'Ilmir-Riwayah
hal.93
9??? 'Umul Hadits hal. 329, Libni Shalah ;
Mudzakirah Ushulil-Fiqhlis-Syahqithi hal. 126
10??Lihat Syarah Aqidah Thahawiyah hal. 469 hal,
Takhrij Syaikh Al-Albani
11?
Najhul Balaghah yang di tahqiq oleh Dr. Shubhi Shaleh cet. Daarul Kutub
Al-Lubnani (Beirut) hal. 143,177,178
?????
dinukil dari Shuratani Mutadhatani, Tarjamah Bey Arifin hal. 16-17
12?
Ibid
|
[Masalah - 33 = Derajat Hadits Fadhilah Surat Yasin]
Yayat Ruhiat
开云体育?
DERAJAT HADITS
FADHILAH SURAT YASIN
?
Oleh
Yazid bin Abdul Qadir
Jawas
?
Muqaddimah
?
Kebanyakan kaum muslimin membiasakan membaca
surat Yasin, baik pada malam Jum'at (hari Jum'at menjelang khatib naik mimbar,
tambahan-peny), ketika mengawali atau menutup majlis ta'lim, ketika ada
atau setelah kematian?dan?pada acara-acara lain yang mereka anggap
penting.
?
Saking seringnya surat Yasin dijadikan
bacaan di berbagai pertemuan dan kesempatan, sehingga mengesankan, Al-Qur'an itu
hanyalah berisi surat Yasin saja. Dan kebanyakan orang membacanya memang karena
tergiur oleh fadhilah atau keutamaan surat Yasin dari hadits-hadits
yang banyak mereka dengar, atau menurut keterangan dari guru
mereka.
?
Al-Qur'an yang di wahyukan Allah adalah
terdiri dari 30 juz. Semua surat dari Al-Fatihah sampai An-Nas, jelas memiliki
keutamaan yang setiap umat Islam wajib mengamalkannya. Oleh karena itu sangat
dianjurkan agar umat Islam senantiasa membaca Al-Qur'an. Dan kalau sanggup
hendaknya menghatamkan Al-Qur'an setiap pekan sekali, atau sepuluh hari sekali,
atau dua puluh hari sekali atau khatam setiap bulan sekali. (Hadist Riwayat
Bukhari, Muslim dan lainnya).
?
Sebelum melanjutkan pembahasan, yang perlu
dicamkan dan diingat dari tulisan ini, adalah dengan membahas masalah ini bukan
berarti penulis melarang atau mengharamkan membaca surat Yasin.
?
Sebagaimana surat-surat Al-Qur'an yang lain,
surat Yasin juga harus kita baca. Akan tetapi di sini penulis hanya ingin
menjelaskan kesalahan mereka yang menyandarkan tentang fadhilah dan
keutamaan surat Yasin kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.
?
Selain itu, untuk menegaskan bahwa tidak ada
tauladan dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam membaca surat Yasin setiap
malam Jum'at, setiap memulai atau menutup majlis ilmu, ketika dan setelah
kematian dan lain-lain.
?
Mudah-mudahan keterangan berikut ini tidak
membuat patah semangat, tetapi malah memotivasi untuk membaca dan menghafalkan
seluruh isi Al-Qur'an serta mengamalkannya.
?
?
Kelemahan Hadits-hadits Tentang
Fadhilah Surat Yasin.
?
Kebanyakan umat Islam membaca surat Yasin
karena -sebagaimana dikemukakan di atas-? fadhilah dan
ganjaran yang disediakan bagi orang yang membacanya. Tetapi, setelah
penulis melakukan kajian dan penelitian tentang hadits-hadits yang menerangkan
fadhilah surat Yasin, penulis dapati Semuanya Adalah
Lemah.
?
Perlu ditegaskan di sini, jika telah tegak
hujjah dan dalil maka kita tidak boleh berdusta atas nama Nabi
Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam sebab ancamannya adalah Neraka. (Hadits
Riwayat Bukhari, Muslim, Ahmad dan lainnya).
?
?
Hadits Dha'if dan
Maudhu'
?
Adapun hadits-hadits yang semuanya
dha'if (lemah) dan atau maudhu' (palsu) yang dijadikan dasar
tentang fadhilah surat Yasin diantaranya adalah sebagai berikut
:
?
Keterangan : Hadits ini
Palsu
Ibnul Jauzi mengatakan, hadits ini dari
semua jalannya adalah batil, tidak ada asalnya. Imam Daruquthni berkata :
Muhammad bin Zakaria yang ada dalam sanad hadits ini? adalah
tukang memalsukan hadits. (Periksa : Al-Maudhu'at, Ibnul Jauzi, I/246-247,
Mizanul I'tidal III/549, Lisanul Mizan V/168, Al-Fawaidul Majmua'ah hal. 268 No.
944).
?
Keterangan : Hadits ini
Lemah.
Diriwayatkan oleh Thabrani dalam kitabnya
Mu'jamul Ausath dan As-Shaghir dari Abu Hurairah, tetapi dalam sanadnya ada rawi
Aghlab bin Tamim. Kata Imam Bukhari, ia munkarul hadits. Kata
Ibnu Ma'in, ia tidak ada apa-apanya (tidak kuat). (Periksa : Mizanul I'tidal
I:273-274 dan Lisanul Mizan I : 464-465).
?
Keterangan : Hadits ini
Palsu.
Hadits ini diriwayatkan oleh Thabrani dalam
Mu'jam Shaghir dari Anas, tetapi dalam sanadnya ada Sa'id bin Musa
Al-Azdy, ia seorang pendusta dan dituduh oleh Ibnu Hibban sering memalsukan
hadits. (Periksa : Tuhfatudz Dzakirin, hal. 340, Mizanul I'tidal II : 159-160,
Lisanul Mizan III : 44-45).
?
Keterangan : Hadits ini
Lemah.
Ia diriwayatkan oleh Ad-Darimi dari jalur
Al-Walid bin Syuja'. Atha' bin Abi Rabah, pembawa hadits ini tidak
pernah bertemu Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Sebab ia lahir sekitar tahun
24H dan wafat tahun 114H. (Periksa : Sunan Ad-Darimi 2:457, Misykatul Mashabih,
takhrij No. 2177, Mizanul I'tidal III:70 dan Taqribut Tahdzib
II:22).
?
Keterangan : Hadits ini
Palsu.
(Lihat Dha'if Jamiush Shaghir, No. 5801 oleh
Syaikh Al-Albani).
?
Keterangan : Hadits ini
Palsu.
(Lihat Dha'if Jami'ush Shagir, No. 5798 oleh
Syaikh Al-Albani).
?
Keterangan : Hadits ini
Palsu.
Hadits ini diriwayatkan oleh At-Tirmidzi
(No. 3048) dan Ad-Darimi 2:456. Di dalamnya terdapat Muqatil bin
Sulaiman. Ayah Ibnu Abi Hatim berkata : Aku mendapati hadits ini di awal
kitab yang di susun oleh Muqatil bin Sulaiman. Dan ini adalah hadits batil,
tidak ada asalnya. (Periksa : Silsilah Hadits Dha'if No. 169, hal. 202-203) Imam
Waqi' berkata : Ia adalah tukang dusta. Kata Imam Nasa'i : Muqatil bin Sulaiman
sering dusta. (Periksa : Mizanul I'tidal IV:173).
?
Keterangan : Hadits ini
Lemah.
Hadits ini diriwayatkan Ad-Darimi 2:457 dari
jalur Amr bin Zararah. Dalam sanad hadits ini terdapat Syahr bin
Hausyab. Kata Ibnu Hajar : Ia banyak memursalkan hadits dan banyak keliru.
(Periksa : Taqrib I:355, Mizanul I'tidal II:283).
?
Keterangan : Hadits? ini
Lemah.
Diantara yang meriwayatkan hadits ini adalah
Ibnu Abi Syaibah (4:74 cet. India), Abu Daud No. 3121. Hadits ini lemah karena
Abu Utsman, di antara perawi hadits ini adalah seorang yang majhul
(tidak diketahui), demikian pula dengan ayahnya. Hadits ini juga
mudtharib (goncang sanadnya/tidak jelas).
?
Keterangan : Hadits ini
Palsu.
Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Nu'aim
dalam kitab Akhbaru Ashbahan I :188. Dalam sanad hadits ini terdapat Marwan
bin Salim Al Jazari. Imam? Ahmad dan Nasa'i berkata, ia tidak bisa
dipercaya. Imam Bukhari, Muslim dan Abu Hatim berkata, ia munkarul
hadits. Kata Abu 'Arubah Al Harrani, ia sering memalsukan hadits. (Periksa
: Mizanul I'tidal IV : 90-91).
?
?
Penjelasan.
Abdullah bin Mubarak berkata : Aku berat
sangka bahwa orang-orang zindiq (yang pura-pura Islam) itulah yang
telah membuat riwayat-riwayat itu (hadits-hadits tentang fadhilah
surat-surat tertentu). Dan Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berkata : Semua hadits
yang mengatakan, barangsiapa membaca surat ini akan diberikan ganjaran begini
dan begitu SEMUA HADITS TENTANG ITU ADALAH PALSU.
Sesungguhnya? orang-orang yang memalsukan hadits-hadits itu telah
mengakuinya sendiri. Mereka berkata, tujuan kami membuat hadits-hadits palsu
adalah agar manusia sibuk dengan (membaca surat-surat tertentu dari Al-Qur'an)
dan menjauhkan mereka dari?isi Al-Qur'an yang lain, juga kitab-kitab selain
Al-Qur'an. (Periksa : Al-Manarul Munffish Shahih Wadh-Dha'if, hal.
113-115).
?
?
Khatimah
Dengan demikian jelaslah bahwa hadit-hadits
tentang fadhilah dan keutamaan surat Yasin, semuanya LEMAH
dan PALSU. Oleh karena itu, hadits-hadits tersebut
tidak dapat dijadikan hujjah untuk menyatakan keutamaan surat ini dan
surat-surat yang lain, dan tidak bisa pula untuk menetapkan ganjaran atau
penghapusan dosa bagi mereka yang membaca surat ini. Memang ada hadits-hadits
shahih tentang keutamaan surat Al-Qur'an selain surat Yasin, tetapi tidak
menyebut soal pahala.
?
Wallahu A'lam.
|
to navigate to use esc to dismiss