Keyboard Shortcuts
ctrl + shift + ? :
Show all keyboard shortcuts
ctrl + g :
Navigate to a group
ctrl + shift + f :
Find
ctrl + / :
Quick actions
esc to dismiss
Likes
- Assunnah
- Messages
Search
[Masalah - 37 = Tiga Landasan Utama 4/4]
Yayat Ruhiat
¿ªÔÆÌåÓý?
TIGA LANDASAN UTAMA
?
Oleh
Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahab
Bagian Terakhir dari Empat
Tulisan [4/4]
?
MENGENAL NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU
'ALAIHI WA SALLAM
?
Beliau adalah Muhammad bin 'Abdullah, bin
'Abdul Muthallib, bin Hasyim. Hasyim adalah termasuk suku Quraisy, suku Quraisy
termasuk bangsa Arab, sedang bangsa Arab adalah termasuk keturunan Nabi Isma'il,
putera Nabi Ibrahim Al-Khalil. Semoga Allah melimpahkan kepadanya dan kepada
Nabi kita sebaik-baik shalawat dan salam.
?
Beliau berumur 63 tahun, diantaranya 40
tahun sebelum beliau menjadi nabi dan 23 tahun? sebagai nabi dan
rasul.
?
Beliau diangkat sebagai nabi dengan
"Iqra" yakni surah Al-'Alaq : 1-5, dan diangkat sebagai rasul dengan
surah Al-Mudatstsir.
?
Tempat asal beliau adalah
Makkah.
?
Beliau diutus Allah untuk menyampaikan
peringatan menjauhi syirik dan mengajak kepada tauhid. Dalilnya, firman Allah
Ta'ala.
Pengertian :
Beliaupun melaksanakan perintah ini dengan
tekun dan gigih selama sepuluh tahun, mengajak kepada tauhid. Setelah sepuluh
tahun itu beliau di mi'rajkan (diangkat naik) ke atas langit dan
disyari'atkan kepada beliau shalat lima waktu. Beliau melakukan shalat di Makkah
selama tiga tahun. Kemudian, sesudah itu, beliau diperintahkan untuk berhijrah
ke Madinah.
?
Hijrah, pengertiannya, ialah : Pindah
dari lingkungan syirik ke lingkungan Islami.
?
Hijrah ini merupakan kewajiban yang harus
dilaksanakan umat Islam. Dan kewajiban tersebut hukumnya tetap berlaku sampai
hari kiamat. Dalil yang menunjukkan kewajiban hijrah, yaitu firman Allah
Ta'ala.
Al-Baghawai 2, Rahimahullah, berkata :"Ayat ini, sebab turunnya, adalah
ditujukan kepada orang-orang muslim yang masih berada di Makkah, yang mereka itu
belum juga berhijrah. Karena itu, Allah menyeru kepada mereka dengan sebutan
orang-orang yang beriman".
?
Adapun dalil dari Sunnah yang menunjukkan
kewajiban hijrah, yaitu sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam.
Setelah Nabi Muhammad menetap di Madinah,
disyariatkan kepada beliau zakat, puasa, haji, adzan, jihad, amar ma'ruf dan
nahi mungkar, serta syariat-syariat Islam lainnya.
?
Beliau-pun melaksanakan untuk menyampaikan
hal ini dengan tekun dan gigih selama sepuluh tahun. Sesudah itu wafatlah
beliau, sedang agamanya tetap dalam keadaan lestari.
?
Inilah agama yang beliau bawa : Tiada suatu
kebaikan yang tidak beliau tunjukkan kepada umatnya dan tiada suatu keburukan
yang tidak beliau peringatkan kepada umatnya supaya di jauhi. Kebaikan yang
beliau tunjukkan ialah tauhid serta segala yang dicintai dan diridhai
Allah, sedang keburukan yang beliau peringatkan supaya dijauhi ialah syirik
serta segala yang dibenci dan tidak disenangi Allah.
?
Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam,
diutus oleh Allah kepada seluruh umat manusia, dan diwajibkan kepada seluruh jin
dan manusia untuk mentaatinya. Allah Ta'ala berfirman.
Dan melalui beliau, Allah telah
menyempurnakan agama-Nya untuk kita, firman Allah Ta'ala.
Adapun dalil yang menunjukkan bahwa beliau
Shallallahu 'alaihi wa sallam juga wafat, ialah firman Allah
Ta'ala.
Manusia sesudah mati, mereka nanti akan
dibangkitkan kembali. Dalilnya firman Allah Ta'ala.
Setelah manusia dibangkitkan, mereka akan di
hisab dan diberi balasan sesuai dengan amal perbuatan mereka, firman Allah
Ta'ala.
Barangsiapa yang tidak mengimani kebangkitan
ini, maka dia? adalah kafir, firman Allah Ta'ala.
Allah telah mengutus semua rasul sebagai
penyampai kabar gembira dan pemberi peringatan. Sebagaimana firman Allah
Ta'ala.
Rasul pertama adalah Nabi Nuh 'Alaihissalam
4, Dan rasul terkahir adalah Nabi Muhammad
Shallallahu 'alaihi wa sallam, serta beliaulah penutup para nabi.
?
Dalil yang menunjukkan bahwa rasul pertama
adalah Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, firman Allah
Ta'ala.
Dan Allah telah mengutus kepada setiap umat
seorang rasul, mulai dari Nabi Nuh sampai Nabi Muhammad, dengan memerintahkan
mereka untuk beribadat kepada Allah semata-mata dan melarang mereka beribadah
kepada thagut. Allah Ta'ala berfirman.
Dengan demikian, Allah telah mewajibkan
kepada seluruh hamba-Nya supaya bersikap kafir terhadap thagut dan hanya beriman
kepada-Nya.
?
Ibnu Al-Qayyim 5, Rahimahullah Ta'ala, telah menjelaskan pengertian thagut
tersebut dengan mengatakan.
Dan thagut itu banyak macamnya,
tokoh-tokohnya ada lima :
Allah Ta'ala berfirman.
Ingkar kepada semua thagut dan iman kepada
Allah saja, sebagaimana dinyatakan dalam ayat tadi, adalah hakekat syahadat "Laa
Ilaaha Ilallah".
?
Dan diriwayatkan dalam hadits, Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
Hanya Allah-lah Yang Mahatau. Semoga
shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan Allah kepada Nabi Muhammad kepada
keluarga dan para sahabatnya.
?
Keterangan :
Tiga Landasan
Utama
Diterbitkan oleh
:
Kementrian Urusan
Islam, Waqaf, Da'wah dan Penyuluhan
Urusan Penerbitan dan
Penyebaran
Kerajaan Arab
Saudi
Fote Note.
|
Satu Wasiat tentang Nasehat
Abu Luthfi Sudaryanto
KATA PENGANTAR
Sungguh sering kulihat, dalam perkataan yang memikat, sering terdapat banyak syubhat. Dan sungguh sering pula kutemui kebenaran itu terselimuti, oleh kata-kata keji bernada emosi. Maka dalam kesempatan ini, ingin kusampaikan sebuah nasehat, dari syeikh Muhammad Nasiruddin Al-Bani, rohimahullah yang kusalin dari buku Fikih nasehat, karya ustadz Fariq bin Gasim Anuz, barokallahu fiih. sebagai satu wasiat, semoga bermanfaat, buat diri sendiri nan dhoif ini, dan seluruh sahabat yang ingin selamat. ----------------------------------------- NASEHAT AL-ALBANI KEPADA PENUNTUT ILMU. Penyusun buku Fikih Nasehat menyebutkan dalam pasal SABAR DAN LEMAH LEMBUT sbb: Sebagai penutup dari pasal ini, penyusun akan meringkaskan nasehat Syaikh Muhammad Nasiruddin Al Albani rahimahullah kepada para penuntut ilmu yang saya terjemahkan secara bebas. "Aku nasehatkan untuk saya pribadi khususnya dan untuk saudara-saudarku kamu muslimin pada umumnya agar bertaqwa kepada Allah. Diantara bagian-bagian taqwa yang akan saya nasehatkan, diantaranya: Pertama: Hendaklah kalian menuntut ilmu syar'i dengan ikhlas karena Allah, janganlah ada tujuan-tujuan yang lain seperti mengharapkan sesuatu balasan, ucapan terimakasih, atau senang tampil di muka umum. Kedua: diantara penyakit yang menimpa penuntut ilmu syar'i adalah ujub (terhadap diri sendiri) dan lupa daratan, dia merasa sudah memiliki ilmu yang cukup sehingga berani untuk berijtihaj sendiri tanpa mengambil bantuan dari penjelasan ulama' salaf. Sebagaimana mereka tidak bersyukur kepada Allah yang telah memberikan taufiq kepada mereka, berupa ilmu yang benar dan adab-adabnya, bahkan mereka tertipu dengan diri mereka sendiri, mereka menyangka telah memiliki kemapanan dalam ilmu sehingga meuncullah dari mereka fatwa-fatwa yang menggoncangkan, tidak dilandasi dengan pemahaman yang benar berdasarkan Al Kitab dan As Sunnah, maka nampaklah fatwa-fatwa ini dari pemikiran-pemikiaran yang tidak matang, mereka menyangka bahwa bahwa fatwa-fatwa tersebut adalah ilmu yang diambil dari Al Kitab dan As Sunnah, maka mereka sesat dengan pemikiran-pemikiran tersebut dan meyesatkan banyak manusia, dan kalian mengetahui semuanya diantara dampak negatif dari fenomena tadi munculnya kelompok di sebagian negri Islam mengkafirkan kelompok-kelompok Islam lainnya dengan alasan-alasan yang dibuat-buat, tidak bisa kami kemukakan dalam kesempatan yang sangat singkat ini, karena pertemuan kami ini sekarang khusus sedang memberikan peringatan dan nasehat kepada para penuntut ilmu dan juru da'wah, oleh karena itu saya menasehati saudara-saudara kami dari ahli sunnah dan ahli hadits di seluruh negeri Islam agar mereka sabar dalam menuntut ilmu, dan agar mereka tidak tertipu dengan ilmu yang mereka miliki sekarang. Mereka harus mengikuti jalan yang telah digariskan, jangan sekali-kali mereka bersandar dengan mangandalkan semata-mata pemahaman mereka atau yang mereka beri nama dengan ijtihad mereka. Saya sering sekali mendengar dari saudara-saudara kami mereka mengatakan dengan sangat mudahnya "saya berijtihad" atau "saya berpendapat demikian" tanpa memikirkan akibat-akibat yang ditimbulkan dari ucapan-ucapannya. Mereka tidak mengambil bantuan dari kitab-kitab fiqih dan hadits serta pemahaman ulama' terhadap kitab-kitab tersebut. Yang ada hanya hawa nafsu dan pemahaman yang dangkal dalam menggunakan dalil, sedangkan penyebabnya adalah ujub dan lupa daratan. Oleh karena itu, sekali lagi saya menasehatkan kepada para menuntut ilmu agar menjauhi segala akhlaq yang tidak Islami, diantaranya agar mereka tidak tertipu oleh ilmu yang telah di dapatkannya serta tidak tergelincir ke dalam ujub. Ketiga: terakhir, agar mereka menasehati manusia dengan cara yang lebih baik, menjauhi cara-cara yang kasar dan keras dalam berda'wah karena Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, (yang artinya): "Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik." (Surah An Nahl 125). Allah berfirman dengan ayat tadi karena kebenaran itu sendiri berat atas manusia untuk menerimanya, dan berat atas jiwa-jiwa mereka, oleh karena itu secara umum jiwa manusia sombong untuk menerimanya, kecuali sedikit yang dikehendaki Allah untuk langsung menerimanya. Apabila beratnya kebenaran itu atas jiwa manusia ditambah dengan beratnya cara berupa kekasaran dalam da'wah, maka itu berarti menjadikan manusia lari dari da'wah kebenaran. Kalian tentu mengetahui sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam: (yang artinya) "Sungguh di antara kalian ada orang-orang yang membuat orang lari (dari kebenaran)," beliau mengulanginya tiga kali. Sebagai penutup, saya memohon kepada Allah Ta'ala agar jangan menjadikan kami sebagai orang-orang yang membuat orang lain lari dari kebenaran, akan tetapi jadikanlah kami sebagai orang-orang yang memiliki hikmah dan orang-orang yang mengamalkan Al-Qur'an dan As sunnah." (Disarikan dari buku "Hayaatul Al Albani, juz I hal 452-455.) -------------------------- Wassalam ] ______________________________________________________ Get Your Private, Free Email at |
[Masalah - 37 = Tiga Landasan Utama 3/4]
Yayat Ruhiat
¿ªÔÆÌåÓý?
TIGA LANDASAN UTAMA
?
Oleh
Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahab
Bagian Ketiga dari Empat Tulisan
[3/4]
?
MENGENAL ISLAM
?
Islam, ialah berserah diri kepada Allah
dengan tauhid dan tunduk kepada-Nya? dengan penuh kepatuhan akan segala
perintah-Nya serta menyelamatkan diri dari perbuatan syirik dan orang-orang yang
berbuat syirik.
?
Dan agama Islam, dalam pengertian tersebut,
mempunyai tiga tingkatan, yaitu : Islam, Iman dan Ihsan, masing-masing tingkatan
mempunyai rukun-rukunnya.
?
I.??? Tingkatan
Islam
Adapun tingkatan Islam, rukunnya ada lima
:
1.??? Dalil
Syahadat.
???????Firman Allah Ta'ala.
"Laa Ilaaha Ilallaah"' artinya : Tiada
sesembahan yang haq selain Allah.
?
Syahadat ini mengandung dua unsur : menolak
dan menetapkan. "Laa Ilaaha", adalah menolak segala sembahan selain Allah.
"Illallaah" adalah menetapkan bahwa penyembahan itu hanya untuk Allah
semata-mata, tiada sesuatu apapun yang boleh dijadikan sekutu didalam
penyembahan kepada-Nya, sebagaimana tiada sesuatu apapun yang boleh dijadikan
sekutu di dalam kekuasaan-Nya.
?
Tafsiran syahadat tersebut diperjelas oleh
firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Adapun dalil syahadat bahwa Muhammad adalah
Rasulullah.
Firman Allah Ta'ala.
Syahadat bahwa Muhammad adalah Rasulullah,
berarti : mentaati apa yang diperintahkannya, membenarkan apa yang
diberitakannya, menjauhi apa yang dilarang serta dicegahnya, dan menyembah Allah
hanya dengan cara yang disyariatkannya.
?
2.??? Dalil Shalat
dan Zakat serta tafsiran Tauhid.
???????Firman Allah
Ta'ala.
3.??? Dalil
Shiyam
???????Firman Allah
Ta'ala.
4.??? Dalil
Haji.
???????Firman Allah
Ta'ala.
II.??? Tingkatan
Iman.
Iman itu lebih dari tujuh puluh cabang.
Cabang yang paling tinggi ialah syahadat "Laa Ilaaha Ilallaah", sedang cabang
yang paling rendah ialah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan sifat malu
adalah salah satu dari cabang Iman.
?
Rukun Iman ada enam, yaitu :
Dalil keenam rukun ini, firman Allah
Ta'ala.
III.??? Tingkatan
Ihsan.
Ihsan, rukunnya hanya satu, yaitu
:
Adapun dalilnya dari Sunnah, ialah hadits
Jibril1 yang masyhur, yang diriwayatkan dari
'Umar bin Al-Khaththab Radhiyallahu 'anhu.
Bersambung
Mengenal Nabi
Muhammad
Fote Note.
|
Keutamaan menjadi perempuan
Assalamu'alaikum wr.wb.
Terlampir adalah e-mail yang saya dapatkan dari seorang teman mengenai keutamaan-keutamaan sebagai seorang wanita. Semua ada 41 point. Apakah ada diantara para maillist member Assunnah yang bisa memberi komentar mana yang hukumnya kuat dan mana yang hukumnya lemah ? Terimakasih atas perhatiannya Wassalamua'laikum wr.wb. Ngudihadi Jakarta |
Re: +AFs-assunnah+AF0- Mohon Bantuan
endan
Saya kira, yang paling penting dengan adanya mail list assunnah ini adalah
toggle quoted message
Show quoted text
+ACI-menuntut ilmu+ACI-. Untuk itu saya kira lebih baik yang dikirim tidak perlu semua, tapi yang berhubungan dengan masalah ilmu saja. Yaitu mail dari ahi Yayat mengenai Masalah-masalah penting dalam Islam, saya kira sudah cukup. ----- Original Message -----
From: +ACI-Yayat Ruhiat+ACI- +ADw-yayat+AEA-ksi.co.id+AD4- To: +ADw-assunnah+AEA-egroups.com+AD4- Cc: +ACI-Susanto+ACI- +ADw-wiwid+AEA-divnet.telkom.co.id+AD4- Sent: Thursday, April 13, 2000 12:33 AM Subject: +AFs-assunnah+AF0- Mohon Bantuan +AD4- +AD4- Siapa yang bisa memberikan saran atau bantuannya.... +AD4- +AD4- ----- Original Message ----- +AD4- From: Susanto +ADw-wiwid+AEA-divnet.telkom.co.id+AD4- +AD4- +AD4- +AD4- Assalamu'alaikum Wr Wb +AD4- +AD4- +AD4- +AD4- Pada tanggal 13 April baru saya tahu ada milis assunnah, setelah saya buka +AD4- +AD4- di egroups, sampai hari ini baru ada sekitar 281 email. +AD4- +AD4- Kalau diijinkan dan tidak mengganggu pengelola milis ini, sudilah kiranya +AD4- +AD4- saya dikirim ulang ke 281 mail tersebut ke wiwid+AEA-divnet.telkom.co.id , +AD4- +AD4- mungkin per hari 50 mail, sehingga butuh waktu 6 hari...., atau saya +AD4- +AD4- diberitahu bagaimana cara mengambilnya langsung dari server egroups via +AD4- +AD4- account email saya. +AD4- +AD4- Maklumlah, kalau baca via web, lammaaaa banget +AD4- +AD4- +AD4- +AD4- Sebelumnya saya ucapkan jazakallahu khoiran katsira. +AD4- +AD4- +AD4- +AD4- Wassalamu'alaikum Wr Wb +AD4- +AD4- Susanto +AD4- +AD4- +AD4- +AD4- +AD4- ------------------------------------------------------------------------ +AD4- 25+ACU- Off All Prints+ACE- +AD4- Buy one today at Corbis.com +AD4- +AD4- ------------------------------------------------------------------------ +AD4- +AD4- Subscribe assunnah-subscribe+AEA-eGroups.com +AD4- +AD4- Unsubscribe assunnah-unsubscribe+AEA-eGroups.com +AD4- +AD4- Feedback or comments assunnah-owner+AEA-eGroups.com +AD4- +AD4- |
Re: Mohon Bantuan
Asneil Akbar
Assalamu'alaikum wr.wb.
Ana rasa bisa melihat database message assunnah dengan mengakses dari egroups. Caranya ketik "www.egroups.com" dan isi "assunnah" di dalam kolom search. Setelah itu akan muncul assunnah dan bisa langsung diklik. Kita bisa melihat email terdahulu. Wassalamu'alaikum wr.wb. asneil akbar --- Yayat Ruhiat <yayat@...> wrote: ------------------------------------------------------------------------ 25% Off All Prints! ------------------------------------------------------------------------ __________________________________________________ Do You Yahoo!? Send online invitations with Yahoo! Invites. |
[Masalah - 37 = Tiga Landasan Utama 2/4]
Yayat Ruhiat
¿ªÔÆÌåÓý?
TIGA LANDASAN UTAMA
?
Oleh
Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahab
Bagian Kedua dari Empat Tulisan
[2/4]
?
MENGENAL ALLAH, 'AZZA WA
JALLA
?
Apabila anda ditanya : Siapakah Tuhanmu ?
Maka katakanlah : tuhanku adalah Allah, yang memelihara diriku dan memelihara
semesta alam ini dengan segala ni'mat yang dikaruniakan-Nya. Dan dialah
sembahanku, tiada sesembahan yang haq selain Dia.
?
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman
:
Semua yang ada selain Allah disebut Alam,
dan aku adalah salah satu dari semesta alam ini.
?
Selanjutnya jika anda ditanya : Melalui apa
anda mengenal Tuhan ? Maka hendaklah anda jawab : Melalui tanda-tanda
kekuasaan-Nya dan melalui ciptaan-Nya. Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah
: malam, siang, matahari dan bulan. Sedang di antara ciptaan-Nya ialah : tujuh
langit dan tujuh bumi beserta segala mahluk yang ada di langit dan di bumi serta
yang ada di antara keduanya.
?
Firman Allah Ta'ala.
Dan firman-Nya :
Tuhan inilah yang haq disembah. Dalilnya,
firman Allah Ta'ala :
Ibnu Katsir
1 Rahimahullah Ta'ala, mengatakan :"Hanya Pencipta segala sesuatu yang
ada inilah yang berhak disembah dengan segala macam ibadah".(Lihat Ibnu Katsir,
Tafsir Al-Qur'an Al-'Azhim, (Cairo, Maktabah Dar At-Turats, 1400H)? jilid.
1 hal. 57.
?
Dan macam-macam ibadah yang diperintah Allah
itu, antara lain : Islam (Syahadat, Shalat, Puasa, Zakat dan Haji), Iman, Ihsan,
Do'a, Khauf (takut), Raja' (pengharapan), Tawakkal, Raghbah (penuh minat),
Rahbah (cemas), Khusyu' (tunduk), Khasyyah (takut), Inabah (kembali kepada
Allah), Isti'anah (memohon pertolongan), Isti'adzah (meminta perlindungan),
Istighatsah (meminta pertolongan untuk dimenangkan atau diselamatkan), Dzabh
(penyembelihan) Nadzar dan macam-macam ibadah lainnya yang diperintahkan
olehAllah.
?
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman
:
Karena itu barangsiapa yang menyelewengkan
ibadah tersebut untuk selain Allah, maka dia adalah musyrik dan kafir. Firman
Allah Ta'ala :
Dalil-dalil macam Ibadah
:
?
1.??? Dalil
Do'a.
???????Firman Allah Ta'ala
:
2.??? Dalil Khauf (takut).
???????Firman Allah Ta'ala
:
3.??? Dalil Raja' (pengharapan).
???????Firman
AllahTa'ala.
4.??? Dalil Tawakkal (berserah diri).
???????Firman Allah Ta'ala
:
5.??? Dalil Raghbah (penuh minat), Rahbah (cemas) dan
Khusyu' (tunduk).
???????Firman Allah
Ta'ala.
6.??? Dalil Khasy-yah (takut).
???????Firman Allah
Ta'ala.
7.??? Dalil Inabah (kembali kepada
Allah).
???????Firman Allah
Ta'ala.
8.??? Dalil Isti'anah (memohon
pertolongan).
???????Firman Allah
Ta'ala.
9.??? Dalil Isti'adzah (meminta
perlindungan).
???????Firman Allah
Ta'ala.
10.??? Dalil Istighatsah (meminta pertolongan untuk
dimenangkan atau diselamatkan).
???
????? Firman Allah Ta'ala.
11.??? Dalil Dzabh (penyembelihan).
???
????? Firman Allah Ta'ala.
12.??? Dalil Nadzar.
???
????? Firman Allah Ta'ala.
Bersambung :
Mengenal Islam
Fote Note.
|
Mohon Bantuan
Yayat Ruhiat
Siapa yang bisa memberikan saran atau bantuannya....
toggle quoted message
Show quoted text
----- Original Message -----
From: Susanto +ADw-wiwid+AEA-divnet.telkom.co.id+AD4- +AD4- Assalamu'alaikum Wr Wb +AD4- +AD4- Pada tanggal 13 April baru saya tahu ada milis assunnah, setelah saya buka +AD4- di egroups, sampai hari ini baru ada sekitar 281 email. +AD4- Kalau diijinkan dan tidak mengganggu pengelola milis ini, sudilah kiranya +AD4- saya dikirim ulang ke 281 mail tersebut ke wiwid+AEA-divnet.telkom.co.id , +AD4- mungkin per hari 50 mail, sehingga butuh waktu 6 hari...., atau saya +AD4- diberitahu bagaimana cara mengambilnya langsung dari server egroups via +AD4- account email saya. +AD4- Maklumlah, kalau baca via web, lammaaaa banget +AD4- +AD4- Sebelumnya saya ucapkan jazakallahu khoiran katsira. +AD4- +AD4- Wassalamu'alaikum Wr Wb +AD4- Susanto +AD4- |
Tentang Asyuraa'
Suharyanto
¿ªÔÆÌåÓý?
??
ASYURA' DALAM PERSPEKTIF
ISLAM, SYI'AH? DAN KEJAWEN
?
?
A. Asyuro¡¯ dalam ajaran
Islam
Ulama Ahlussunnah sepakat bahwa pada hari 10 Muharram disyari¡¯atkan untuk berpuasa. Ibnu Abbas mencerita-kan : ¡°Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tiba di Madinah, lalu beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura¡¯ ( tanggal 10 Muharram), maka beliau bertanya: ¡°Hari apakah ini?¡± Mereka menjawab: ¡°Ini adalah hari yang baik. Ini adalah hari dimana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, maka Musa shallallahu 'alaihi wasallam? berpuasa pada hari itu karena syukur kepada Allah. Dan kami berpuasa pada hari itu untuk mengagungkannya.¡± Nabi shallallahu 'alaihi wasallam? bersabda: ¡°Aku lebih berhak atas Musa daripada kalian¡±, maka Nabi berpuasa Asyura¡¯ dan memerintah-kan puasanya.¡± (HR. Al-Bukhari dan Muslim)? Harus Menyalahi Ahli Kitab Para sahabat berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam : ¡°Ya Rasulullah, sesung-guhnya Asyura¡¯ itu hari yang diagungkan oleh orang Yahudi dan Nasrani¡±, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? bersabda: ¡°Tahun depan insya Allah kita akan puasa (juga) pada hari yang kesembilan.¡± (HR. Muslim (1134) dari Ibnu Abbas). Imam Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Abbas dari jalur lain, sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam : (teks hadits :
b10121_a.gif) ?¡°Berpuasalah pada hari Asyura¡¯
dan selisihilah orang-orang Yahudi itu, berpuasalah sehari sebelumnya atau
sehari sesudahnya.¡± (Fathul Bari, 4/245). Imam Syafi¡¯i juga meriwayatkan hadits
di atas, makanya beliau di dalam kitab Al-Um dan Al-Imla¡¯ menyatakan kesun-nahan
puasa tiga kali tanggal 8, 9 dan 10 Muharram. (Al-Ibda¡¯, Ali Mahfudz hal. 149,
Fathul Bari 4/246).
Keutamaan Asyura¡¯ Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? ditanya tentang puasa Asyura¡¯, maka beliau menjawab: (teks hadits :
b10121_b.gif) ?¡°Ia menghapuskan dosa tahun yang
lalu.¡± (HR. Muslim (1162), Ahmad 5/296, 297).
Karena itu, pantas jika Ibnu Abbas menyatakan : ¡°Saya tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? berpuasa pada suatu hari karena ingin mengejar keutamaannya selain hari ini (Asyura¡¯) dan tidak pada suatu bulan selain bulan ini (maksudnya: Ramadhan).¡± (HR. Al-Bukhari (2006), Muslim (1132)). Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? bersabda : (teks hadits : b10121_c.gif)
¡°Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah
bulan Allah yang bernama Muharram. (HR. Muslim,1163).
?
B. Bid¡¯ah-bid¡¯ah
Asyura¡¯
10 Muharram 61 H adalah hari terbu-nuhnya Abu Abdillah Al-Husen bin Ali (ra) di padang Karbala. Karena peristiwa berdarah ini, setan berhasil menciptakan dua kebid¡¯ahan sekaligus. Pertama : Bid¡¯ah Syi¡¯ah Asyura¡¯ dijadikan oleh Syi¡¯ah sebagai hari berkabung, duka cita, dan menyiksa diri sebagai ungkapan dari kesedihan dan penyesalan. Pada setiap Asyura¡¯, mereka memperingati kematian Al-Husen dan melakukan perbuatan-perbuatan yang tercela seperti berkumpul, menangis, meratapi Al-Husen secara histeris, membentuk kelompok-kelompok untuk pawai berkeliling di jalan-jalan dan di pasar-pasar sambil memukuli badan mereka dengan rantai besi, melukai kepala dengan pedang, mengikat tangan dan lain sebagainya. (At-Tasyayyu¡¯ Wasy-Syi¡¯ah, Ahmad Al-Kisrawiy Asy-Syi¡¯iy, hal. 141, Tahqiq Dr. Nasyir Al-Qifari). Kedua : Bid¡¯ah Jahalatu Ahlissunnah Sebagai tandingan dari apa yang dilakukan oleh orang Syi¡¯ah di atas, orang Ahlussunnah yang jahil (Bodoh) menjadikan hari Asyura¡¯ sebagai hari raya, pesta dan serba ria. Menurut Ahmad Al-Kisrawi Asy-Syi¡¯iy: ¡°Dua budaya (bid¡¯ah) yang sangat kontras ini, menurut literatur yang ada bermula pada jaman dinasti Buwaihi (321H - 447 H.) yang mana masa itu terkenal dengan tajamnya pertentangan antara Ahlus-sunnah dan Syi¡¯ah. Orang-orang jahalatu (bodoh) Ahlussunnah menjadikan Asyura¡¯ sebagai hari raya dan hari bahagia sementara orang-orang Syi¡¯ah menjadikannya sebagai hari duka cita, mereka berkumpul membacakan syair-syair haru kemudian menangis dan menjerit.¡± (At-Tasyayyu¡¯ Wasy-Syi¡¯ah hal.142) Sementara Syekh Ali Mahfudz mengatakan bahwa di Kufah ada kelompok Syi¡¯ah yang sampai ghuluw (berlebihan) dalam mencintai Al-Husen (ra) yang dipelopori oleh Al-Mukhtar bin Abi Ubaid Ats-Tsaqafi (tahun 67 H dibunuh oleh Mush¡¯ab bin Az-Zubair) dan ada kelompok Nashibah (yang anti Ali beserta keturunannya), yang diantaranya adalah Al-Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqafi. Dan telah disebut di dalam hadits shahih. ?
¡°Sesungguhnya (akan muncul) di Tsaqif (kepala suku
dari Hawazin) seorang pendusta dan pembantai.¡±
Pendusta tadi adalah Al-Mukhtar yang memperselisihkan keimamahan Ibnul Hanafiyah, dan pembantai tadi adalah Al-Hajjaj yang membenci Alawiyyin, maka yang Syi¡¯ah tadi menciptakan bid¡¯ah duka cita sementara yang Nashibah menciptakan bid¡¯ah bersuka ria. (Al-Ibda¡¯ hal. 150) Bid¡¯ah-bid¡¯ah tersebut
berbentuk :
?
C. Asyuro dalam
Tradisi dan Kultur? Kejawen
Bulan Suro banyak diwarnai oleh orang Jawa dengan berbagai mitos dan khurafat, antara lain : Keyakinan bahwa bulan Suro adalah bulan keramat yang tidak boleh dibuat main-main dan bersenang-senang seperti hajatan pernikahan dan lain-lain yang ada hanya ritual. Ternyata kalau kita renungkan dengan cermat apa yang dilakukan oleh orang Jawa di dalam bulan Suro adalah merupakan akulturasi Syi¡¯ah dan animisme, dinamisme dan Arab jahiliyah. Dulu,orang Quraisy jahiliyah pada setiap Asyura¡¯ selalu mengganti Kiswah Ka¡¯bah (kain pembungkus Ka¡¯bah) (Fathul Bari, 4/246). Kini, orang Jawa mengganti kelambu makam Sunan Kudus. Alangkah miripnya hari ini dan kemarin. Di dalam Islam, Asyura¡¯ tidak diisi dengan kesedihan dan penyiksaan diri (Syi¡¯ah), tidak diisi dengan pesta dan berhias diri (Jahalatu Ahlissunnah) dan tidak diisi dengan ritual di tempat-tempat keramat atau yang dianggap suci untuk tolak bala¡¯ (Kejawen) bahkan tidak diisi dengan berkumpul-kumpul. Namun yang ada hanyalah puasa Asyura¡¯ dengan satu hari sebelumnya atau juga dengan sehari sesudahnya. °Â²¹²¹±ô±ô²¹³ó³Ü-²¹¡¯±ô²¹³¾.
?(Abu
Hamzah? A. Hasan Bashori)
?
* * *
?
Jabir bin Abdullah radhiallahu anhu
berkata:
Jika kamu
berpuasa, hendaknya berpuasa pula pendengaranmu, penglihatanmu dan lisanmu dari
dusta dan dosa-dosa, tinggalkan menyakiti tetangga, dan hendaknya kamu
senantiasa bersikap tenang pada hari kamu berpuasa, jangan pula kamu jadikan
hari berbukamu sama dengan hari kamu berpuasa.¡±
?? |
Re: bertanya kembali
Suharyanto
Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh.
toggle quoted message
Show quoted text
Adapun hal-hal yang disyariatkan dalam bulan Muharram adalah sebagai berikut : Bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan haram yaitu dzulqo'dah, dzulhijjah, muharram dan rajab, ( yang tidak boleh perang dalam bulan tersebut, kecuali jika diserang dan untuk mempertahankan diri )Sebagai mana Allah firmankan : { Sesungguhnya bbilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram } at-Taubah : 36 Dianjurkan untuk puasa di bulan Muharram, dan puasa di bulan Muharram termasuk puasa yang paling utama, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasalam bersabda : Puasa yang paling utama setelah bulan Ramadlan adalah bulan Allah yang kamu sebut Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat di malam hari" HR.Muslim. Dan sangat dianjurkan puasa di hari kesepuluh Muharram yaitu hari 'Asyura, Ibnu Abbas berkata " aku tidak melihat Rasulullah shallallahu alaihi wasalam berpuasa pada suatu hari yang Beliau sangat memperhatikan keutamaannya dari hari-hari lainnya, ( suatu hari itu adalah ) hari 'Asyura, dan bulan ini yaitu bulan Ramadlan,HR.Bukhari dan Muslim. Dan Rasulullah menerangkan ketika di tanya tentang puasa 'asyura :Bahwa dia (puasa 'asyura ) menghapuskan dosa-dosa setahun yang lalu. HR.Muslim. Dan selayaknya bagi seorang muslim untuk puasa hari kesembilan dan hari kesepuluh sebagai penentangan ( agar berlainan )terhadap yahudi dan nashara, dari Ibnu Abbas ia berkata : bahwa ketika Rasulullah shallallahu alaihi wasalam berpuasa di hari 'asyura dan memerintahkan untuk berpuasa , kaum muslimin berkata : wahai Rasulullah , sesungguhnya hari 'asyura adalah hari yang diagungkan oleh orang yahudi dan nashara, maka Rasulullah shallallahu alaihi wasalam menjawab : jika tahun depan tiba, insya Allah kita akan berpuasa pada hari kesembilan, daan Ibnu Abbas berkata : belum sampai tahun depan datang, Rasulullah shallallahu alaihi wasalam telah meninggal lebih dahulu" HR>Muslim. Hal-hal yang tidak disyariatkan ( tidak diperintahkan) adalah sebagai berikut : Ibnul Qoyyim berkata : dari hal-hal yang bathilah yang tidak disyari'atkan pada bulan Muharram adalah 1.memakai sifat mata pada hari kesepuluh 2.berhias 3.melapangkan rezeki keluarga 4.shalat pada hari itu ( kesepuluh) dan lain-lain dari keutamaan-keutamaan, tidak satu pun yang benar , tidak satu hadits-pun, tidak ada yang shahih ( tetap) dari Nabi shallallahu alaihi wasalam keutamaan-keutamaan pada hari 'asyura kecuali hadits tentang puasa pada hari itu, selain itu ( selain hadits tentang puasa) haditsnya bathil, tidak benar. Menjadikan hari 'asyura sebagai hari kesedihan, dan ini adalah termasuk bid'ah munkarah,sebagaimana dilakukan oleh orang orang syi'ah ( rofidlah ) kesedihan atas terbunuhnya Husain bin Ali radhiyallah 'anhuma. Masalah membangunkan orang yang tidur untuk shalat adalah hal yang termasuk Amar Ma'ruf Nahyi Munkar dan tidak boleh membiarkannya sampai habisnya waktu shalat. Adapun dia tidak mau menerima dan masih terus tidur sedang ia sudah sadar(bangun dari tidur) maka Insya Allah kewajiban saudara sudah gugur dan akan mendapatkan pahala mengingatkan orang lain. Namun anda jangan putus asa untuk selalu menasehatinya dan mencari cara-cara yang tepat untuk menyadarkan orang tersebut. Sekian. Wallahu a'lam. Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh. ----- Original Message -----
From: <ute_rid_strc@...> To: <assunnah@...> Sent: Wednesday, April 12, 2000 1:57 PM Subject: [assunnah] bertanya kembali yang kemarin belum juga ada yang menjawabnya :-(ini? apakah anjuran berpuasa pada tanggal 9, 10, 11 Muharram berdasar dalilyang shahih? Ada yang mengatakan dalilnya adalah hadits riwayatMuslim. melakukan sholat? Apakah orang yang sedang tidur itu dibangunkan ataudibiarkan saja sampai dia bangun sendiri? bagaimana kalau dibiarkan tidur sajasehingga melewati batas waktu sholat dan kejadiannya sering (alias orang tsbbelum sadar akan pentingnya sholat)?-------------- You can win $1000!--------------
|
bertanya kembali
Assalaamu'alaikum wR.wB.
Perkenankan saya bertanya kembali walupun untuk 2 surat yang kemarin belum juga ada yang menjawabnya :-( 1. Apakah amalan yang disyari'atkan pada bulan Muharram ini? apakah anjuran berpuasa pada tanggal 9, 10, 11 Muharram berdasar dalil yang shahih? Ada yang mengatakan dalilnya adalah hadits riwayat Muslim. 2. Bagaimana halnya dengan membangunkan orang untuk melakukan sholat? Apakah orang yang sedang tidur itu dibangunkan atau dibiarkan saja sampai dia bangun sendiri? bagaimana kalau dibiarkan tidur saja sehingga melewati batas waktu sholat dan kejadiannya sering (alias orang tsb belum sadar akan pentingnya sholat)? Jazakumulloh Khoiron. wassalaamu'alaikum wR.wB. Dwitas |
[Masalah - 37 = Tiga Landasan Utama 1/4]
Yayat Ruhiat
¿ªÔÆÌåÓý?
TIGA LANDASAN UTAMA
?
Oleh
Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahab
Bagian Pertama dari Empat Tulisan
[1/4]
?
Muqaddimah
?
Akhi
(Saudaraku).
Semoga Allah senantiasa melimpahkan
rahmat-Nya kepada anda.
?
Ketahuilah, bahwa wajib bagi kita untuk
mendalami empat masalah, yaitu :
Dalilnya, firman Allah Ta'ala.
Imam Asy-Syafi'i1 Rahimahullah Ta'ala, mengatakan :"Seandainya Allah hanya
menurunkan surah ini saja sebagai hujjah buat makhluk-Nya, tanpa hujjah lain,
sungguh telah cukup surah ini sebagai hujjah bagi mereka".
?
Dan Imam Al-Bukhari2 Rahimahullah Ta'ala, mengatakan :"Bab Ilmu didahulukan sebelum
ucapan dan perbuatan".
?
Dalilnya firman Allah Ta'ala.
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan terlebih
dahulu untuk berilmu (berpengetahuan) .... .."?3 sebelum ucapan dan perbuatan.
?
?
Akhi
(Saudaraku).
Semoga Allah senantiasa melimpahkan
rahmat-Nya kepada anda.
?
Dan ketahuilah, bahwa wajib bagi setiap
muslim dan muslimah untuk mempelajari dan mengamalkan ketiga perkara ini
:
?
Akhi
(Saudaraku).
Semoga Allah mebimbing anda untuk taat
kepada-Nya.
?
Ketahuilah, bahwa Islam yang merupakan
tuntunan Nabi Ibrahim adalah ibadah kepada Allah semata dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya. Itulah yang diperintahkan Allah kepada seluruh umat manusia
dan hanya itu sebenarnya mereka diciptakan-Nya, sebagaimana firman Allah
Subhanahu wa Ta'ala.
Ibadah dalam ayat ini, artinya : Tauhid. Dan
perintah Allah yang paling agung adalah Tauhid, yaitu : Memurnikan ibadah untuk
Allah semata-mata. Sedang larangan Allah yang paling besar adalah syirik, yaitu
: Menyembah selain Allah di samping menyembah-Nya. Allah Ta'ala berfirman
:
Kemudian, apabila anda ditanya : Apakah tiga
landasan utama yang wajib diketahui oleh manusia ? Maka hendaklah anda jawab :
Yaitu mengenal Tuhan Allah 'Azza wa Jalla, mengenal agama Islam, dan mengenal
Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Bersambung :
Mengenal Allah 'Azza wa
Jalla.
Fote Note.
|
FWD pertanyaan tentang Shalat, Masbuk & Masbuk
FWD question:
Assalaamu'alaikum wr. wb. Jika pada satu jamaah shalat, ada beberapa ma'mum datang terlambat (masbuk). Nah setelah imam jamaa'ah awal sudah menyelesaikan shalatnya, apakah ma'mum masbuk tersebut harus menyelesaikan shalat dengan cara berimam pada salah satu diantaranya, atau menyelesaikan shalatnya sendiri-sendiri. Mohon jawabannya didasarkan pada nash hukum Fiqh. Wassalamu'alaikum wr. wb. |
tanya lagi
Assalaamu'alaikum wR.wB.
Perkenankan saya mengajukan beberapa pertanyaan: 1. Bagaimanakah halnya dengan sholat sunnah yang dilakukan berjamaah seperti sholat tahajjud / witr / tarawih ? Adakah di Masjid Al-Haramain dilakukan jenis sholat yang saya tanyakan ( sunnah dan berjamaah )? 2. Bagaimana halnya bila kita sedang sholat sendiri kemudian ada orang mengikut kita untuk berjamaah? Bolehkah berimam kepada orang yang telah mulai sholat sendirian? 3. Dalam hal berhaji/umrah apakah berihram itu harus dalam keadaan tidak haid ( bagi wanita)? Bila misalkan seorang wanita berumrah di Jeddah sudah haid, haruskah dia berihram juga dan menyatakan niat umrah juga ataukah dia boleh memasuki kota makkah tanpa berihram dan tidak niat umrah tapi kemudian setelah bersih dia keluar dari tanah haram untuk mulai miqot kembali memasuki makkah? Bila dalam perjalanan (misal dari madinah menuju makkah) seorang wanita telah ihram dan berniat umrah, maka apakah dia boleh tahalul (melepas baju ihram dan diizinkan melakukan hal yang semula terlarang dalam berihram (misal bercukur)? ataukah bagaimana hal yang sebenarnya? 4. Bagaimana halnya dengan orang yang beritikad hanya akan sholat dimasjid tertentu dan berimam dengan orang tertentu ( contoh LDII )? 5. Bagaimana halnya menggunakan jalan (ditutup sementara) untuk kepentingan Sholat Eid? 6. Bagaimana halnya memakan makanan yang kita tidak tahu siapa yang menyembelihnya / terbuat dari apa? Terima kasih atas penjelasannya wassalaamu'alaikum wR.wB. Abdulloh Dwitas |
[Masalah - 36 = Kehidupan Sehari-hari yang Islami]
Yayat Ruhiat
¿ªÔÆÌåÓý?
KEHIDUPAN SEHARI-HARI
YANG ISLAMI
?
Oleh
Syaikh Abdullah bin Jaarullah bin
Ibrahim Al-Jaarullah
?
Kata
Pengantar.
?
Saudaraku....
Dengan penuh?pengharapan bahwa?
kebahagian dunia dan akhirat yang akan kita dapatkan, maka? kami
sampaikan?risalah? yang berisikan? pertanyaan-pertanyaan?
ini? kehadapan anda?untuk direnungkan dan di jawab dengan
perbuatan.
?
Pertanyaan-pertanyaan?ini sengaja kami
angkat kehadapan anda?dengan harapan yang tulus dan cinta karena Allah
Subhanahu wa Ta'ala, supaya? kita? bisa mengambil? mannfaat dan
faedah yang banyak darinya,?disamping?itu sebagai bahan kajian untuk
melihat diri kita, sudah sejauh mana dan ada dimana posisinya?selama
ini.
?
Saudaraku...
Risalah ini dinukilkan dari buku saku yang
sangat bagus dan menawan yaitu Zaad Al-Muslim Al-Yaumi (Bekalan Muslim
Sehari-hari) dari hal. 51 - 55, bab Hayatu Yaumi Islami yang diambil
dari kitab Al-Wabil Ash-Shoyyib oleh Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah
dan diterjemahkan oleh saudara kita Fariq Gasim Anuz semoga Allah Subhanahu wa
Ta'ala membalasnya dengan pahala dan surganya.
?
?
Kehidupan Sehari-hari Yang
Islami
Saudaraku ..
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di atas
dengan perbuatan, agar kita? menjadi orang yang beruntung di dunia dan
akhirat, inysa Allah.
?
|
Re: Tanya
Abu Muadz
--- "Fachruddin, Kemas M (Kemas)" <kemas@...>
wrote: Assalaamu 'alaikum wr.wb,diada-ada mengenai acara-acara baik do'a, dzikir, dll berkenaan dengan penyambutan tahun baru itu adalah pemalsuan atas nama Rosuulullah Wassalam,__________________________________________________ Do You Yahoo!? Talk to your friends online with Yahoo! Messenger. |
Masjid Nabawi dan Al-Mahdi
Yayat Ruhiat
toggle quoted message
Show quoted text
----- Original Message -----
From: <ute_rid_strc@...> Assalaamu'alaikum wR.wB.Untuk menjelaskan masalah ini, saya nukilkan dari buku "Shifatul Hajji wal Umrati wa Ahkamish Shalati fil Masjidin Nabawi (Tata cara Haji, Umrah dan hukum Shalat di Masjid Nabawi) oleh Yusuf bin Abdullah bin Ahmad Al-Ahmad dan diterbitkan oleh Darul Haq-Jakarta. Disyariatkan melakukan safar (perjalanan) untuk tujuan shalat di masjid Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pada waktu kapan saja. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Shahihain dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu ia berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :"Shalat di masjidkuku ini lebih baik dari seribu kali shalat di (masjid) selainnya, kecuali Masjidil Haram". (Muttafaq Alaih) ... dst.. lihat hal 41-43. Mengenai kuburan Nabi Shallallhu 'alaihi wa sallam. Adapun keberadaan kuburan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam di dalam masjid, maka sesungguhnya tidaklah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dikubur di dalam masjid, tetapi beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam dikubur di dalam kamar Aisyah radhiyallahu 'anha. Ketika itu, kamar Aisyah Radhiyallahu 'anha berada di luar masjid. Demikian terus berlangsung hingga habis generasi sahabat di Madinah. Lalu Masjid Nabawi diperluas pada masa khalifah Al-Walid bin Abdul Malik, dan kamar tersebut dimasukkan ke dalam (perluasan) masjid. Sewajibnya, perluasan itu tidak dari arah kuburan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, tetapi dari tiga arah lain, sehingga kuburan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tetap berada di luar masjid. Demikian seperti perluasan yang pernah dilakukan oleh Umar dan Utsman Radhiyallahu 'anhu terhadap masjid Nabawi. (lihat hal. 46) 2. Bagaimana keterangan mengenai hal kedatangan Al Mahdi Al-Muntadzar?Mengani akan turunnya Al-Mahdi (tanpa ada tambahan Al-Muntadzar) ini merupakan salah satu dari aqidahnya Ahlus Sunnah wal Jama'ah dan kita wajib untuk meyakininya. Hadits-hadits shahih yang menunjukkan secara qath'i akan munculnya Al-Mahdi pada akhir zaman banyak dan luas pembahasannya, untuk itu silahkan baca buku : Asyratus Sa'ah (Tanda-tanda hari Kiamat) oleh Yusuf bin Abdulah bin Yusuf Al-Wabil, diterbitkan oleh CV. Pustaka Mantiq. Di buku tersebut dijelaskan juga mengenai orang-orang yang mengingkari hadits Al-Mahdi. Demikian yang bisa saya bantu dalam masalah ini, dan untuk lebih jelasnya silahkan baca kedua buku yang menjadi rujukan kedua penjelasan tersebut. Dan semoga keterangan singkat ini memberikan dorongan kepada kita semua untuk terus menerus menuntut ilmu dan mengamalkannya. Wallahu a'alam. Terima kasih atas keterangan yang akan diberikan. |
Firqah-Firqah Sesat
ibnu Hussin
FIRQAH-FIRQAH SESAT DALAM ISLAM
Lamhah 'Anil Firaq adh-Dhaallah SYEIKH SALIH BIN FAUZAN AL-FAUZAN (Tulisan ini ditulis bertujuan untuk memaparkan tulisan Arab pada dalil-dalil al-Qur'an, sila gunakan browser Arabic atau salin semula ke dalam mana-mana pengolah kata yang mendukung Arabic) Ibnu Hussin ------------------------------------------------------------------------ MUQADDIMAH Segala puji bagi Allah Rabb alam semesta, selawat dan salam semoga dicurahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW, keluarganya dan semua sahabatnya. Amma badu, Sesungguhnya perbincangan tentang firqah-firqah bukanlah merupakan pernyataan sejarah semata, yang bertujuan sekadar menelaah asas-asas firqah untuk difahami, seperti mempelajari tentang kejadian dan peristiwa sejarah lain yang telah berlalu. Tetapi sesungguhnya perbincangan tentang firqah-firqah memiliki kedudukan yang lebih besar dan tinggi dari sekadar memahami sejarah, iaitu sebagai peringatan dari keburukan dan bidah-bidah firqah-firqah tersebut dan sebagai anjuran kepada umat supaya berpegang kepada firqah Ahlus Sunnah wal-Jamaah. Meninggalkan penyimpangan-penyimpangan yang ada pada firqah-firqah itu tidak boleh dilakukan secara spontan oleh semua manusia, kecuali sesudah mempelajari dan memahami: Siapakah golongan yang selamat? Siapakah mereka yang termasuk dalam Ahlus Sunnah wal Jamaah, yang mana setiap muslim wajib bergabung dengan mereka? Manakah firqah-firqah yang menyeleweng? Apa pendapat dan syubhat-syubhat mereka? Dengan demikian, ia dapat berwaspada darinya, kerana barangsiapa yang tidak mengenal keburukan akan terjerumus kepadanya, sebagaimana ucapan Huzaifah ibn al-Yaman r.a: ????? ???????? ??????????? ??????? ??????? ?????? ??????? ???????? ????????? ???? ????????? ???????? ?????????? ???? ???????? ????????? ???? ??????????? ???????? ??? ??????? ??????? ?????? ?????? ??? ???????????? ??????? ?????????? ??????? ??????? ????????? ?????? ?????? ????? ????????? ????? ????? ?????? ???????? ???? ?????? ?????? ???????? ???? ?????? ????? ?????? ??????? ?????? ?????? ????? ???????? ????? ?????? ???????????? ???????? ???????? ??????????? ???????? ??????? ???????? ???????? ?????????? ???????? ???? ?????? ?????? ????????? ???? ????? ????? ?????? ??????? ????? ????????? ????????? ???? ??????????? ????????? ????????? ?????? ???????? ??? ??????? ??????? ???????? ????? ????? ?????? ?????? ???? ??????????? ???????????????? ??????????????? ?????? ??? ??????? ??????? ????? ????? ???? ??????????? ?????? ????? ???????? ????????? ?????????????? ????????????? ???????? ?????? ???? ?????? ?????? ????????? ????? ??????? ????? ??????????? ?????? ????????? ???????? ?????? ???? ??????? ????? ?????? ???????? ?????? ?????????? ????????? ???????? ????? ?????? Bahawasanya ketika manusia bertanya kepada Rasulullah SAW tentang kebaikan, aku bertanya kepada baginda tentang keburukan, kerana bimbang akan menimpa diriku, maka aku berkata: Wahai Rasulullah SAW, sesungguhnya kami dulu dalam keadaan jahiliyah dan keburukan, maka Allah datangkan kepada kami kebaikan, maka apakah sesudah kebaikan ini ada keburukan? Baginda SAW menjawab: Ya. Maka aku bertanya: Apakah sesudah keburukan itu ada kebaikan? Baginda menjawab: Ya, tetapi padanya ada dakhan (kotoran). Aku berkata: Apa dakhannya itu? Baginda menjawab: Kaum yang mengerjakan sunnah bukan dengan sunnahku, dan memberi petunjuk bukan dengan petunjukku, engkau kenali mereka tetapi engkau ingkari. Maka aku berkata: Apakah sesudah kebaikan tersebut akan muncul keburukan lagi? Baginda menjawab: Ya, adanya dai-dai yang berada di atas pintu Jahannam, barangsiapa yang menyahut panggilannya akan dilemparkan ke neraka Jahannam. Aku berkata: Ya Rasulullah SAW, terangkanlah ciri-ciri mereka. Baginda berkata: Mereka adalah suatu kaum yang kulitnya sama dengan kulit kita, bahasanya juga sama dengan bahasa kita. Aku berkata: Apa yang engkau perintahkan jika aku mengalami zaman seperti itu? Baginda berkata: Berpeganglah dengan jamaah muslimin dan imam mereka. Aku bertanya: Bagaimana jika tidak ada jamaah dan imam? Baginda menjawab: Tinggalkanlah semua firqah, meskipun kamu harus menggigit akar pokok hingga kamu mati dan kamu dalam keadaan seperti itu.1 Oleh kerana itu mengenal firqah-firqah dengan mazhab-mazhab dan syubhat-syubhatnya serta mengenal golongan yang selamat, Ahlus Sunnah wal Jamaah dan apa yang ada padanya, mengandungi banyak kebaikan bagi kaum muslimin. Kerana sesungguhnya firqah yang sesat memiliki syubhat-syubhat, penipuan-penipuan dan penyesatan-penyesatan, yang mana golongan jahil telah banyak tertipu dengan seruan-seruan mereka hingga mahu bergabung dengan mereka, sebagaimana ucapan Rasul SAW yang disebutkan dalam hadith Huzaifah: Apakah sesudah kebaikan tersebut ada keburukan? Baginda menjawab: Ya, dai-dai yang berada di atas pintu Jahannam, barangsiapa yang menyahut panggilan mereka bererti ia akan dilemparkan ke dalam neraka Jahannam. Aku berkata: Ya Rasulullah, terangkanlah kepada kami ciri-ciri mereka. Baginda berkata: Mereka adalah suatu kaum yang kulit mereka sama dengan kulit kita, bahasa mereka juga sama dengan bahasa kita. Ini merupakan bahaya yang besar kerana pada suatu hari Rasulullah SAW telah memberi nasihat tentang hal ini kepada para sahabatnya sebagaimana terdapat pada hadith al-`Irbadh bin Sariyah: ??????? ??????????? ?????????? ????????? ???????? ????? ??????????? ?????????? ??????? ?????????? ??????? ???? ??????? ??? ??????? ??????? ??????? ?????? ?????????? ????????? ??????????? ????? ?????????? ????????? ??????? ??????????? ???????????? ?????? ????? ??????? ?????????? ????????? ???? ?????? ???????? ????? ??????? ??????????? ???????? ???????????? ?????????? ????????? ???????????? ????????????? ??????????????? ????????? ????????? ?????????????? ???????????? ????????????? ?????????? ??????? ????? ?????????? ???????? ??????? ????? ???????? ????????? Baginda SAW menasihati mereka dengan nasihat yang sungguh mengesankan sehingga bergetarlah hati kami dan berlinanganlah air mata kami. Kami berkata: Ya Rasulullah, seolah-olah nasihat ini seperti nasihat orang yang akan berpisah, maka berilah kami wasiat. Baginda pun bersabda: Aku wasiatkan kepada kamu supaya tetap bertaqwa kepada Allah dan sentiasa mendengar dan taat, walaupun yang memimpin kamu adalah seorang hamba dari Habsyi. Barangsiapa yang hidup (berumur panjang) di antara kamu, niscaya ia akan melihat perselisihan yang banyak. Oleh kerana itu, wajib bagi kamu untuk berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para Khulafa ar-Rasyidin yang diberi petunjuk (yang datang) sesudahku, gigitlah sunnah itu dengan gigi gerahammu. Dan jauhilah perkara-perkara baru yang diada-adakan (dalam masalah agama), kerana sesungguhnya setiap yang baru itu adalah bidah dan setiap bidah adalah sesat.2 Dengan demikian, Rasulullah SAW telah mengkhabarkan bahawa akan ada perselisihan dan perpecahan. Dan baginda mewasiatkan bahawa apabila perkara tersebut berlaku, maka hendaklah berpegang teguh dengan jamaah muslimin dan imam mereka dan berpegang erat dengan sunnah Rasulullah SAW serta meninggalkan apa-apa yang bertentangan dengannya dari segala perkataan, pemikiran dan aliran-aliran sesat. Maka sesungguhnya inilah jalan keselamatan yang Allah SWT telah perintahkan manusia supaya bersatu dan berpegang dengan kitabNya dan melarang dari berpecah-belah. Allah SWT berfirman: ????????????? ???????? ??????? ???????? ????? ??????????? ??????????? ???????? ??????? ?????????? ???? ???????? ????????? ????????? ?????? ??????????? ?????????????? ???????????? ?????????? ?????????? ????? ????? ???????? ???? ???????? ?????????????? ??????? ???????? ????????? ??????? ?????? ???????? ??????????? ??????????? Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, maka kerana nikmat Allah menjadilah kamu orang-orang yang bersaudara dan ketika kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (Ali Imran: 103) Hingga kepada firmanNya SWT: ????? ????????? ??????????? ??????????? ????????????? ???? ?????? ??? ????????? ????????????? ???????????? ?????? ??????? ???????{105}?????? ????????? ??????? ??????????? ???????... Dan janganlah kamu menyerupai golongan yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah golongan yang mendapat siksa yang berat.3 Pada hari yang waktu itu ada muka yang putih berseri. Dan ada pula muka yang hitam muram... (Ali Imran: 105 106) Berkata Ibnu Abbas: Muka yang putih berseri adalah muka-muka Ahlus Sunnah wal Jamaah dan muka yang hitam muram adalah muka Ahlul Bidah dan golongan yang suka berselisih.4 Allah SWT berfirman: ????? ????????? ????????? ????????? ????????? ??????? ?????? ???????? ??? ?????? ???????? ?????????? ????? ??????? ????? ????????????? ????? ??????? ??????????? Sesungguhnya orang-orang yang memecah-belahkan agamanya dan mereka (berpecah) menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikit pun tanggungjawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah (terserah) kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat. (al-Anam: 159) Agama itu adalah satu, yakni apa-apa yang dibawa oleh Rasulullah SAW, tidak dibenarkan adanya pembahagian menjadi agama-agama dan tidak pula kepada aliran-aliran yang berbeza-beza. Agama yang satu itu adalah agama Allah SWT, iaitu apa-apa yang dibawa oleh RasulNya SAW. Dan baginda tinggalkan umatnya di atasnya, di atas pijakan yang putih, malamnya seperti siang, tidak ada seorang pun tergelincir darinya kecuali dia akan binasa. Rasulullah SAW bersabda: ???????? ??????? ?????????? ???? ????????? ??? ????????????? ??????? ??????? ??????? ????????? Aku tinggalkan untuk kamu perkara yang kamu tidak akan tersesat selamanya sesudahku, selama kamu berpegang teguh dengannya iaitu Kitab Allah dan Sunnahku.5 Tidaklah disebutkan dalam kitab yang mulia tentang perpecahan, kecuali dalam keadaan dicela dan diancam dan tidaklah disebutkan tentang bersatu di atas al-haq dan petunjuk, kecuali dalam keadaan dipuji dan dijanjikan ke atasnya dengan balasan yang besar berupa kebaikan-kebaikan di dunia dan di akhirat. Telah disebutkan dalam hadith-hadith yang banyak dari Nabi SAW dalam as-Sunnah, yang memerintahkan supaya umat Islam berpegang teguh dengan al-Jamaah.6 Bersabda Rasulullah SAW: ????? ????? ???????????? ??????????? ????? ?????????? ??????????? ??????? ???????????? ???????? ????? ??????? ??????????? ??????? ????????? ??? ???????? ?????? ??????? ????????? ??????? ?????? ???? ??? ??????? ??????? ????? ??? ????? ???????? ???????????? Sesungguhnya Bani Israel berpecah menjadi tujuh puluh dua golongan, dan umat ini akan berpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, semuanya di dalam neraka kecuali satu. Mereka (para sahabat) bertanya: Siapakah golongan itu, ya Rasulullah? Baginda menjawab: Sesiapa yang mengikuti sunnahku dan para sahabatku.7 Rasulullah SAW telah mengkhabarkan dalam hadith ini bahawasanya pasti akan berlaku perpecahan di dalam umat ini dan tidaklah baginda berbicara berdasarkan hawa nafsunya, maka pasti akan berlaku sebagaimana telah dikhabarkan oleh baginda. Pengkhabaran dari baginda SAW ini maknanya adalah sebagai larangan dan peringatan supaya menjauhkan diri dari perpecahan tersebut. Oleh kerana inilah baginda bersabda: Semuanya di neraka kecuali satu. Ketika baginda SAW ditanya tentang: Siapakah satu yang selamat itu? Baginda menjawab: Mereka adalah golongan yang menempuh jalan seperti yang aku dan sahabatku tempuhi hari ini. Maka barangsiapa yang tetap di atas jalan yang ditempuh Rasul SAW dan para sahabatnya, maka dia termasuk orang yang selamat dari neraka. Dan barangsiapa yang bertentangan dengan hal tersebut, sesungguhnya dia diancam dengan neraka sesuai dengan kadar jauhnya dari al-haq. Jika penyimpangannya adalah termasuk kekafiran dan kemurtadan, maka dia termasuk penghuni neraka yang kekal di dalamnya. Dan jika penyimpangannya tidak mengeluarkannya dari iman namun dia tetap diancam dengan ancaman yang keras. Dan tidaklah selamat dari ancaman ini kecuali satu golongan dari 73 golongan iaitu golongan yang selamat yang dia berpijak dengan apa yang ditempuh oleh Rasul SAW dan para sahabatnya, iaitu di atas Kitab Allah dan sunnah RasulNya SAW, manhaj yang selamat serta landasan hujah yang jelas. Inilah jalan yang Rasul SAW tempuh, sehingga Allah SWT berfirman: ??????????????? ????????????? ???? ??????????????? ????????????? ??????????? ????????????? ??????????? ?????? ??????? ???????? ???????? ?????? Orang-orang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara golongan Muhajirin dan Ansar dan golongan yang mengikuti mereka dengan baik, Allah redha kepada mereka dan mereka pun redha kepada Allah. (at-Taubah: 100) Allah SWT berfirman: ????????????? ??????????? ????????????? ??????????? Dan golongan yang mengikuti mereka dengan baik. Hal ini menunjukkan bahawa akhir umat ini dituntut untuk mengikuti manhaj golongan terdahulu, iaitu yang mula-mula (masuk Islam) baik dari golongan Muhajirin mahupun Ansar iaitu manhaj Rasul SAW dan apa-apa yang dibawa oleh Rasul SAW. Barangsiapa yang menyelisihi manhaj golongan terdahulu dan mula-mula masuk Islam dari golongan Muhajirin dan Ansar, maka dia termasuk golongan yang sesat. Allah SWT berfirman: ?????? ?????? ??????? ???????????? ???????????? ???? ????????? ???????? ??????? ?????????? ???? ????????????? ???????????????? ?????????????? ??????????????? ???????? ?????????? ????????{69}?????? ????????? ???? ??????? ??????? ????????? ????????{70} Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan RasulNya, mereka itu akan bersama-sama dengan golongan yang dianugerahkan nikmat oleh Allah iaitu Nabi-nabi, para siddiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang soleh. Dan mereka itu teman yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah kurnia dari Allah dan Allah cukup mengetahui. (an-Nisa: 69 70) Barangsiapa mentaati Allah dan RasulNya walau di mana ia berada, tidak kira sama ada dia hidup di zaman Rasul SAW atau dia menjadi muslim terakhir di dunia, maka sesungguhnya di hari kiamat dia termasuk bersama golongan yang selamat. Allah SWT berfirman: ???????????? ???? ????????? ???????? ??????? ?????????? ???? ????????????? ???????????????? ?????????????? ??????????????? ???????? ?????????? ???????? Mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahkan nikmat oleh Allah, iaitu nabi-nabi, para siddiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang soleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (an-Nisa: 69) Adapun barangsiapa yang menyelisihi manhaj ini, maka dia tidak mendapat janji ini, dan tidak pula bersama teman-teman yang baik. Dia akan berkumpul bersama-sama golongan yang menyelisihi dan menyimpang. Oleh kerana itu, terdapat suatu doa yang agung yang sering kita ulang-ulangi dalam solat kita, setiap rakaat pada akhir al-Fatihah: ???????? ?????????? ??????????????{6}??????? ????????? ?????????? ?????????? ?????? ???????????? ?????????? ????? ????????????{7} Tunjukkanlah kami jalan yang lurus (iaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan (jalan) orang yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (al-Fatihah: 6 7) Ini adalah doa yang agung yang sering kita minta kepada Allah setiap rakaat dalam solat kita, agar Allah memberikan petunjuk kepada kita ke jalan orang-orang yang telah diberi nikmat olehNya, iaitu kepada apa yang dibawa oleh para rasul dan apa-apa yang ditempuh oleh para pengikutnya hingga hari kiamat. Dan rasul yang terakhir adalah Muhammad SAW yang mesti diikuti, ditaati dan dicontohi. Kerana baginda adalah Nabi hingga akhir zaman. Dan sejak Allah mengutusnya hingga hari kiamat, maka semua manusia diperintahkan u ntuk mengikutinya, walaupun seandainya datang seorang Nabi terdahulu maka nabi itu pun wajib mengikuti Rasul SAW. Rasulullah SAW bersabda: Seandainya Musa masih hidup di antara kamu, tidak boleh baginya kecuali mesti mengikutiku.8 Dan juga Allah SWT berfirman: ?????? ?????? ??????? ???????? ????????????? ????? ??????????? ???? ??????? ?????????? ????? ????????? ??????? ????????? ????? ???????? ????????????? ???? ????????????????? ????? ?????????????? ???????????? ????? ???????? ??????? ??????? ??????????? ????? ??????????? ??????? ???????? ???? ?????????????{81}?????? ???????? ?????? ?????? ???????????? ???? ?????????????{82}?????????? ????? ??????? ?????????... Dan (ingatlah) ketika Allah mengambil perjanjian daripada Nabi, Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah kemudian datang kepadamu seorang rasul (iaitu Muhammad SAW) yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya. Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjianKu terhadap apa yang demikian? Maka mereka menjawab: Kami mengakui. Allah berfirman: Kalau begitu, saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu. Barangsiapa yang berpaling sesudah itu maka mereka itulah golongan yang fasik. Maka apakah mereka mencari agama yang lain selain dari agama Allah... (Ali Imran: 81 83) Maka tidak ada agama sesudah diutusnya Muhammad SAW, kecuali agama Muhammad SAW dan barangsiapa yang mencari agama selainnya, maka sesungguhnya tidak akan diterima (agama itu) dan pada hari kiamat termasuk golongan yang rugi. Firman Allah SWT: ?????? ???????? ?????? ???????????? ?????? ?????? ???????? ?????? ?????? ??? ?????????? ???? ????????????? Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidak akan diterima (agama itu) daripadanya, dan di akhirat dia termasuk golongan yang rugi. (Ali Imran: 85) Bukan (jalan) mereka yang dimurkai, mereka adalah semua orang yang mempunyai ilmu, tetapi tidak beramal dengan ilmu tersebut, iaitu orang-orang Yahudi dan selain mereka dari kalangan ulama-ulama yang sesat. Mereka hanya mengetahui kebenaran tetapi mereka tinggalkan kebenaran itu hanya kerana mengikuti hawa nafsu, mencari kepentingan dan manfaat peribadi. Mereka mengetahui al-haq (kebenaran) yang datang dari Rasulullah saw, akan tetapi mereka tidak mengikutinya, bahkan mengikuti hawa nafsu dan kesenangannya, serta kecenderungan kepada perasaannya, atau kerana kecenderungannya pada suatu mazhab atau sebab yang lainnya. Mereka adalah golongan yang dimurkai Allah, kerana mereka bermaksiat kepada Allah berdasarkan ilmu. Dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. Mereka adalah golongan yang beramal tanpa ilmu, bersungguh-sungguh dalam ibadah, tetapi tidak berada pada jalan Rasul SAW, seperti ahli bidah dan golongan yang menyimpang. Mereka bersungguh-sungguh dalam ibadah, zuhud, solat, puasa dan bahkan mereka mengada-adakan peribadatan tanpa adanya keterangan dari Allah. Mereka mengikuti sesuatu yang berasal dari hawa nafsu mereka yang tidak ada pada Rasul SAW. Akhirnya mereka sesat dan amalnya ditolak, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda: ???? ?????? ??????? ?????? ???????? ????????? ?????? ????? Barangsiapa beramal dengan suatu amalan yang tidak ada dasarnya dari perkara kami, maka ia tertolak.9 Mereka adalah golongan yang sesat, di antaranya adalah golongan Nasrani dan siapa saja yang menyembah Allah berdasarkan kejahilan dan kesesatan walaupun niat dan tujuannya baik. Diterimanya amal itu bukan dengan niat saja, akan tetapi yang menjadi ukuran adalah dengan mengikuti (al-Ittiba). Oleh kerana itulah disayaratkan pada setiap amalan agar memenuhi dua syarat supaya amal tersebut diterima di sisi Allah dan mendapat pahala bagi pelakunya. 1. Ikhlas untuk Allah Azza wa Jalla. 2. Mengikuti tuntutan Rasul SAW. Allah SWT berfirman: ????? ???? ???????? ???????? ??????? ?????? ???????? ?????? ???????? ?????? ??????? ????? ?????? ?????????? ????? ???? ??????????? Bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhuatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (al-Baqarah: 112) Menyerahkan diri kepada Allah iaitu ikhlas untuk Allah. Melakukan kebaikan adalah mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Allah Jalla wa `Ala memerintahkan supaya bersatu di atas al-Kitab dan as-Sunnah dan melarang kita dari berpecah-belah dan berselisih. Kerana bersatu di atas al-Kitab dan as-Sunnah merupakan kebaikan di dunia dan di akhirat, dan berpecah-belah merupakan bahaya bagi kehidupan dunia dan akhirat. Oleh kerana itu perkara ini memerlukan perhatian yang besar, kerana semakin mendekati akhir zaman semakin banyak firqah (golongan), seruan-seruan dan aliran-aliran serta mazhab-mazhab yang batil. Di samping itu juga muncul jamaah-jamaah yang bermacam-macam dengan banyaknya. Oleh kerana itu, wajib bagi seorang muslim untuk mengkaji, apakah yang sesuai dengan Kitab Allah dan sunnah Rasulullah SAW, kemudian mengambilnya dari sesiapa yang membawanya, kerana al-haq (kebenaran) adalah barang hilang dari seorang mukmin. Adapun perkara-perkara yang bertentangan dengan apa yang ditempuh Rasul SAW, maka hendaklah ditinggalkan, walaupun perkara tersebut ada pada jamaahnya atau bersama orang yang bergabung dengan jamaahnya. Selama perkara tersebut bertentangan dengan al-Kitab dan as-Sunnah, maka tetap mesti ditinggalkan, kerana manusia menginginkan keselamatan, tidak mahukan kebinasaan bagi dirinya. Oleh kerana itu sikap toleransi tidak bermanfaat dalam hal ini, kerana perkara ini adalah soal syurga atau neraka. Dan manusia tidak boleh bergabung dengan selain Ahlus Sunnah wal Jamaah, disebabkan sikap toleransi, fanatik atau mengikuti hawa nafsu. Kerana yang demikian akan membahayakan dirinya dan mengeluarkan dirinya dari jalan keselamatan menuju jalan kebinasaan. Tidak membahayakan Ahlus Sunnah wal Jamaah golongan yang bertentangan dengan mereka, sama saja bagi mereka sama ada kamu bersama mereka atau menentang mereka. Jika kamu bersama mereka (Ahlus Sunnah wal Jamaah), maka alhamdulillah dan mereka akan gembira, kerana mereka mahukan kebaikan bagi manusia. Jika kamu menentang mereka, maka kamu tidak dapat membahayakan mereka. Oleh kerana itu Rasulullah SAW bersabda: ??? ??????? ????????? ???? ???????? ?????????? ????? ???????? ??? ??????????? ???? ?????????? ?????? ???????? ?????? ??????? ?????? ???????? Sentiasa ada segolongan dari umatku terang-terangan di atas kebenaran, tidak mencelakakan mereka golongan yang mencemuhnya hingga datang urusan Allah dan mereka dalam keadaan demikian.10 Golongan yang menyelisihi Ahlus Sunnah wal Jamaah tidak akan membahayakan/mencelakakan mereka, kecuali dirinya sendiri. Yang menjadi ukuran bukanlah banyaknya jumlah, tetapi yang menjadi ukuran adalah sesuai dengan kebenaran.11 Walaupun jumlah mereka sedikit, bahkan sekiranya di suatu masa hanya ada seorang manusia dan dia berada di atas al-haq, dialah al-Jamaah. Bukanlah suatu keharusan bagi al-Jamaah dilihat dari banyaknya jumlah pengikut tetapi al-Jamaah adalah siapa yang sesuai dengan al-haq, al-Kitab dan as-Sunnah walaupun jumlahnya sedikit. Namun, bila yang berkumpul di atas al-haq itu ramai, maka segala puji bagi Allah, ini adalah kekuatan. Sekiranya yang menentang al-haq itu ramai maka wajib bagi kita bergabung bersama al-haq tersebut walaupun tidak ada bersamanya kecuali sedikit. Sebagaimana dikhabarkan oleh Rasulullah SAW tentang berlakunya perpecahan dan perselisihan, hal itu telah berlaku dan bertambah besar seiring dengan bertambahnya zaman. Bertambahnya perpecahan dan perselisihan hingga hari kiamat merupakah hikmah dari Allah SWT untuk menguji para hambaNya, maka Allah membezakan antara orang yang mencari al-haq dengan orang yang terpengaruh dengan hawa nafsu dan asabiyyah. Firman Allah SWT: ???????? ???????? ???? ?????????? ???? ????????? ??????? ?????? ??? ??????????{2}???????? ???????? ????????? ???? ?????????? ??????????????? ??????? ????????? ???????? ??????????????? ?????????????{3} Apakah manusia menyangka bahawa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: Kami telah beriman, sedangkan mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (al-Ankabut: 1 3) Allah SWT berfirman: ?????? ????? ??????? ???????? ???????? ??????? ????????? ????? ?????????? ?????????????{118}?????? ???? ?????? ??????? ?????????? ?????????? ????????? ???????? ??????? ???????????? ????????? ???? ?????????? ?????????? ???????????{119} Tetapi mereka sentiasa berselisih pendapat. Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Tuhanmu (keputusanNya) telah ditetapkan: Sesungguhnya Aku akan memenuhkan neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang derhaka) semuanya. (Hud: 118 119) Berlakunya perpecahan dan perselisihan ini merupakan cubaan dari Allah SWT dan jika Allah berkehendak tentu Dia Maha mampu untuk mengumpulkan mereka di atas al-haq. Allah SWT berfirman: ?????? ????? ??????? ???????????? ????? ???????? Kalau Allah mengkehendaki tentu saja Allah menjadikan mereka semua dalam petunjuk. (al-Anam: 35) Dia Maha Berkuasa untuk ini, tetapi hikmah Allah menuntut untuk menguji mereka dengan adanya perpecahan dan perselisihan yang dengan sebab itu akan membezakan di antara pencari al-haq dan pengikut hawa nafsu dan asabiyyah (fanatik). Dan sentiasa ulama umat di setiap waktu dan tempat melarang perselisihan dan mewasiatkan agar berpegang teguh dengan Kitab Allah dan Sunnah RasulNya SAW di dalam buku-buku mereka, yang tetap ada sepeninggalan mereka. Seperti kitab Sahih Bukhari tentang berpegang teguh dengan al-Kitab dan as-Sunnah. Dan di dalam buku-buku aqidah disebutkan tentang golongan-golongan yang binasa dan golongan yang selamat, seperti Kitab Syarah ath-Thahawiyah. Tujuan perbincangan ini adalah menjelaskan al-haq dan kebatilan, ketika berlaku apa yang dikhabarkan oleh Rasulullah SAW tentang perpecahan dan perselisihan. Wajib bagi kita untuk beramal dengan apa-apa yang telah Rasul SAW wasiatkan kepada kita sebagaimana sabdanya: Wajib ke atas kamu mengikuti sunnahku dan sunnah Khulafa ar-Rasyidin sesudahku.12 Tidak ada jalan keselamatan dari bahaya (perpecahan) ini kecuali berpegang teguh dengan Kitab Allah dan Sunnah RasulNya SAW. Dan bukanlah berpegang dengan al-Kitab dan as-Sunnah adalah perkara yang mudah berlaku, tentu di dalamnya akan ada berbagai kesusahan yang memerlukan kesabaran dan kekukuhan, kerana berpegang teguh dengan al-haq, lebih-lebih lagi di akhir zaman, tentu akan menanggung berbagai kesusahan, sehingga jadilah orang yang berpegang teguh dengan agamanya seperti orang yang memegang bara api, sebagaimana yang telah sahih dari Nabi SAW.13 Dan mereka yang memegang Sunnah Rasul SAW dan berjalan di atas manhaj Salaf, akan menjadi asing di akhir zaman, sebagaimana baginda SAW mengkhabarkan tentang hal itu dengan perkataannya: ???????? ????????????? ????????? ??????????? ??? ???????? ???????? ???? ??????? Beruntunglah bagi orang-orang asing yang mereka memperbaiki apa-apa yang telah dirosakkan oleh manusia sesudahku dari sunnahku.14 Dalam riwayat lain: Orang-orang yang baik ketika manusia rosak.15 Oleh kerana itu, maka ilmu yang mula-mula kita perlukan adalah ilmu tentang Kitab Allah dan Sunnah RasulNya SAW dan ilmu tentang manhaj as-salaf as-soleh dan jalan yang mereka tempuhi. Dan berpegang teguh dengan Kitab Allah dan Sunnah RasulNya memerlukan kesabaran terhadap berbagai gangguan yang menimpa manusia. Allah SWT berfirman: ???????????{1}????? ???????????? ????? ??????{2}?????? ????????? ??????? ?????????? ????????????? ???????????? ?????????? ???????????? ???????????{3} Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali golongan yang beriman dan mengerjakan amal soleh dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran. (al-Asr: 3) ???????????? ??????????? Ini menunjukkan bahawasanya mereka akan menemui berbagai kesusahan dalam mempertahankan keimanan dan amalan-amalan mereka serta dalam hal saling mewasiatkan dalam kebenaran. Golongan seperti ini pasti akan menemui berbagai rintangan, celaan dan cercaan dari kalangan manusia. Kadang-kadang mereka menemui ancaman-ancaman, dan pembunuhan serta penyiksaan, akan tetapi mereka tetap bersabar selama mereka di atas al-haq, mereka bersabar dan kukuh di atas al-haq. Akan tetapi jika nampak bagi mereka bahawa mereka di atas suatu kesalahan, maka mereka akan segera kembali kepada al-haq kerana al-haq itu adalah tujuan mereka. Sesungguhnya telah berlaku perpecahan sejak zaman dahulu. Dan dalam perbincangan ini akan dibicarakan tentang empat golongan, yang mana mereka merupakan asas-asas dari firqah-firqah yang ada. QADARIYAH Firqah (golongan) yang pertama muncul adalah firqah Qadariyah iaitu pada akhir zaman sahabat. Qadariyyah adalah golongan yang mengingkari takdir Allah. Mereka meyakini bahawa apa saja yang berlaku hanya semata-mata perbuatan manusia, tanpa didahului oleh takdir Allah sebelumnya. Mereka mengingkari rukun iman yang keenam, kerana seperti kita ketahui rukun iman itu ada enam: iaitu iman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab, Rasul-rasulNya, beriman kepada hari akhirat dan takdir yang baik atau yang buruk semuanya adalah datang dari Allah. Mereka juga dinamakan Majusi umat ini, kerana mereka beranggapan bahawa setiap makhluk mencipta perbuatan dirinya sendiri, bukan kerana kehendak Allah. Oleh kerana itu mereka menetapkan adanya pencipta-pencipta selain Allah sebagaimana kaum Majusi yang mengatakan: Sesungguhnya alam mempunyai dua pencipta: Cahaya dan kegelapan. Cahaya menciptakan Kebaikan dan Kegelapan menciptakan keburukan. Qadariyyah lebih jahat daripada Majusi kerana Qadariyyah menetapkan adanya pencipta yang banyak. Hal ini berdasarkan perkataan mereka: Masing-masing menciptakan perbuatan dirinya, oleh kerana itu mereka dinamakan Majusi umat ini. Bertentangan dengan mereka adalah golongan Jabariyyah yang mana mereka berkata: Sesungguhnya seorang hamba dipaksa atas perbuatannya, seperti bulu yang digerakkan oleh angin tanpa ada usaha. Oleh kerana itu mereka dinamakan Jabariyyah dan mereka sesungguhnya adalah Qadariyyah yang ghuluw iaitu golongan yang ghuluw dalam menetapkan takdir dan menolak bahawa hamba memiliki ikhtiar (usaha). Golongan yang pertama dari mereka (yang bertentangan dengan golongan Jabariyyah), mereka menetapkan usaha pada manusia, berlebih-lebihan. Sehingga mereka mengatakan: Sesungguhnya dia menciptakan perbuatannya sendiri dan tidak ada kaitannya dengan Allah Taala, Maha Tinggi Allah dari apa-apa yang mereka ucapkan. Mereka itu dinamakan Qadariyyah Nufat (golongan yang menolak takdir), termasuk dalam golongan mereka adalah Mutazilah dan golongan yang berjalan di atas jalan mereka. Golongan Qadariyyah terbahagi menjadi dua, iaitu: 1. Qadariyyah yang ghuluw (berlebihan) dalam menolak takdir. 2. Qadariyyah yang ghuluw (berlebihan) dalam menetapkan takdir. Dan sesungguhnya Qadariyyah berpecah-belah menjadi golongan yang banyak tidak ada yang mengetahui jumlahnya kecuali Allah, setiap golongan membuat mazhab (ajaran) tersendiri dan kemudian memisahkan diri dari golongan yang sebelumnya. Inilah keadaan ahlul bidah, yang mana mereka selalu dalam perpecahan dan selalu mencipta pemikiran-pemikiran dan penyimpangan-penyimpangan yang berbeza dan saling bertentangan. Adapun Ahlus Sunnah wal Jamaah tidak ada pergolakan dan perselisihan pada mereka, kerana mereka sentiasa berpegang teguh dengan al-haq yang datang dari Allah SWT. Mereka sentiasa berpegang dengan Kitab Allah dan Sunnah RasulNya SAW sehingga tidak pernah berlaku sebarang perpecahan pada mereka dan tiada pula perselisihan kerana mereka berjalan di atas manhaj yang satu. KHAWARIJ Mereka adalah golongan yang keluar (memberontak) terhadap pemerintahan di akhir pemerintahan Uthman radhiallahu `anhu. Akibat dari pemberontakan mereka, maka terbunuhlah Uthman radhiallahu `anhu. Kemudian semasa kekhalifahan Ali radhiallahu `anhu semakin bertambah keburukan mereka, mereka memisahkan diri dari Ali dan bahkan mengkafirkannya serta mengkafirkan para sahabat kerana tidak sesuai dengan manhaj mereka. Mereka menghukum orang yang tidak sesuai dengan mazhab mereka sebagai orang kafir, sehingga mereka berani mengkafirkan makhluk-makhluk pilihan iaitu sahabat Rasulullah SAW, kerana para sahabat tidak sesuai dengan mereka dalam kesesatan dan pengkafirannya. Mereka (Khawarij) tidak berpegang dengan as-Sunnah wal Jamaah dan tidak mahu mentaati pemerintahan serta beranggapan bahawa keluar memberontak terhadap pemerintahan dan memecahbelahkan perpaduan umat termasuk (ajaran) agama16 , hal ini bertentangan dengan apa yang telah diwasiatkan oleh Rasulullah SAW tentang keharusan untuk tetap taat, dan bertentangan dengan apa yang Allah perintahkan dalam firmanNya: ????????? ??????? ??????????? ?????????? ????????? ????????? ???????? Taatilah Allah dan taatilah RasulNya dan ulil amri di antara kamu. (an-Nisa: 59) Allah Jalla wa `ala memasukan perkara taat kepada penguasa merupakan sebahagian dari agama, begitu juga Nabi SAW menjadikan perkara taat kepada penguasa merupakan sebahagian dari agama. Rasulullah SAW bersabda: ?????????? ????????? ??????? ??????????? ???????????? ?????? ????????? ?????????? ?????? ????????? ???? ?????? ???????? ????? ??????????? ???????? Aku wasiatkan kepada kamu supaya bertaqwa kepada Allah, mendengar dan taat walaupun yang memerintah kamu adalah seorang hamba, maka barangsiapa yang masih hidup maka dia akan melihat perselisihan yang banyak. Oleh kerana itu taat kepada pemerintah Islam adalah merupakan sebahagian dari agama. Dan Khawarij mengatakan: Tidak. Kami adalah golongan merdeka. Ini adalah kaedah dari berbagai revolusi yang mereka lakukan pada hari ini, maka Khawarij adalah golongan yang menginginkan perpecahan jamaah muslimin dan memecahkan tongkat ketaatan (terhadap pemerintahan) serta bermaksiat kepada Allah dan RasulNya dalam perkara ini dan mereka berpendapat pelaku dosa besar itu kafir. Pelaku dosa besar seperti penzina, pencuri, peminum arak, mereka anggap kafir. Sedangkan Ahli Sunnah wal Jamaah mengangap pelaku dosa besar itu masih dianggap sebagai muslim yang kurang imannya17 hanya mereka menamakan sebagai orang fasik yang tercampur, iaitu mukmin kerana keimanannya fasik kerana dosa besarnya. Dosa besar tersebut tidak mengeluarkan ia dari Islam, kecuali kesyirikan atau perkara-perkara yang telah diketahui membatalkan keIslamannya. Adapun dosa selain syirik, maka sesungguhnya tidak mengeluarkan seseorang pun dari keimanan walaupun dosa besar. Allah SWT berfirman: ????? ??????? ??? ???????? ???? ???????? ???? ?????????? ??? ????? ?????? ?????? ??????? Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa selain dari (syirik) itu bagi siapa yang dikehendakiNya. (an-Nisa: 48, 116) Khawarij mengatakan: Pelaku dosa besar itu kafir dan dia tidak akan diampuni serta kekal di dalam neraka. Hal ini bertentangan dengan apa yang tersebut dalam Kitab Allah. Perkataan mereka itu disebabkan kerana mereka tidak mempunyai pengetahuan (tentang ilmu ad-din). Jika diperhatikan, punca yang menjerumuskan mereka ke dalam hal ini adalah disebabkan tiada pada mereka pengetahuan (tentang ilmu ad-din). Mereka adalah sebuah jamaah yang sangat sungguh-sungguh dalam ibadah, solat, puasa, membaca al-Quran dan mempunyai semangat yang tinggi, akan tetapi mereka tidak faqih (faham) tentang ilmu ad-din. Hal ini pasti merupakan suatu kerosakan bagi mereka. Bersungguh-sungguh dalam ibadah dan wara (berhati-hati) haruslah disertai dengan ilmu dan pengetahuan (kefahaman) tentang agama. Ketika Nabi SAW menerangkan sifat-sifat mereka kepada para sahabatnya, bahawa solat para saahbat baginda adalah lebih rendah dibandingkan solat Khawarij dan ibadah mereka lebih rendah dari ibadah Khawarij. Namun demikian, baginda SAW bersabda: ???????????? ???? ????????? ????? ???????? ????????? ???? ???????????? Mereka keluar dari agama sebagaimana keluarnya anak panah dari busurnya.18 Baginda bersabda demikian padahal mereka adalah kaum yang terkenal ibadahnya, kebaikan-kebaikannya dan solat malamnya. Akan tetapi kerana kesungguhan mereka bukan di atas asas yang benar dan tidak di atas ilmu yang sahih maka jadilah kesungguhan mereka itu sebagai kesesatan (penyakit) dan keburukan yang menimpa mereka dan umat. Dan tidaklah kita ketahui sedikit pun dari Khawarij bahawa pada suatu hari mereka memerangi golongan kafir selamanya, akan tetapi mereka hanya memerangi kaum muslimin, sebagaimana sabda baginda SAW: ???????????? ?????? ???????????? ???????????? ?????? ???????????? Mereka membunuh orang Islam dan membiarkan penyembah berhala.19 Tidaklah kita ketahui atau temui dalam sejarah bahawa Khawarij pernah memerangi kaum kuffar dan musyrikin, akan tetapi selamanya mereka hanya memerangi kaum muslimin. Mereka membunuh Ali bin Abi Talib, Zubair bin Awwam dan sahabat-sahabat pilihan lainnya dan mereka sentiasa membunuh kaum muslimin hingga sekarang. Hal itu semua terjadi kerana kejahilan mereka tentang agama Allah Azza wa Jalla, walaupun mereka adalah kaum yang terkenal wara, ibadah dan kesungguhannya. Tetapi kerana semua ini tidak berlandaskan ilmu yang benar jadilah semua itu sebagai bencana bagi mereka. Oleh kerana itu berkata al-Allamah Ibnu Qayyim dalam mensifatkan mereka: Mereka hafal nas-nas namun dangkal pemahamannya. Sehingga mereka diberi kekurangan dalam ilmunya.20 Mereka sering berdalil dengan nas-nas, tetapi mereka tidak memahaminya. Mereka berdalil dengan nas-nas dari al-Quran dan as-Sunnah tentang ancaman bagi pelaku maksiat, tetapi mereka tidak faham maknanya dan tidak mahu melihat (kembali) kepada nas-nas yang lain yang terdapat janji tentang pengampunan dan taubat bagi pelaku maksiat selain syirik. Mereka hanya mengambil satu sisi dan meninggalkan sisi yang lain. Hal ini kerana kejahilan mereka. Kecemburuan dan semangat terhadap agama tidaklah cukup, kedua-duanya haruslah berlandaskan ilmu. Dengan berlandaskan ilmu dan pemahaman tentang agama Allah Azza wa Jalla semua perkara dapat diletakkan pada tempatnya. Kecemburuan dan semangat terhadap agama adalah baik, akan tetapi mestilah dibimbing dengan mengikuti al-Kitab dan as-Sunnah. Tidak ada yang lebih cemburu terhadap agama dan tidak ada yang lebih banyak nasihatnya terhadap kaum muslimin daripada para sahabat radhiallahu `anhum, walaupun begitu, mereka membunuh Khawarij kerana bahaya dan buruknya Khawarij. Ali bin Abi Talib radhiallahu `anhu memerangi mereka sehingga baginda merupakan orang yang membunuh mereka dengan seburuk-buruk pembunuhan dalam peristiwa Nahran. Peristiwa tersebut sebagai bukti terhadap apa yang dikhabarkan oleh Nabi SAW: Bahawa Nabi SAW memberikan khabar gembira bagi sesiapa yang membunuh mereka dengan kebaikan dan syurga, maka Ali bin Abi Taliblah yang membunuh mereka, sehingga baginda mendapat apa yang diberitakan oleh Rasul SAW.21 Baginda membunuh mereka untuk mencegah keburukan terhadap kaum muslimin. Maka, wajib ke atas kaum muslimin di setiap zaman jika mendapati adanya mazhab (golongan) yang buruk ini supaya segera menghilangkannya, dengan cara menyeru mereka ke jalan Allah dan menjelaskan kepada manusia tentang perkara tersebut, kemudian jika mereka tidak melaksanakannya, maka perangilah mereka untuk menolak keburukan yang ada pada mereka. Ali bin Abi Talib radhiallahu `anhu mengutus kepada mereka anak bapa saudaranya, iaitu Abdullah bin Abbas, orang yang paling alim, dan jurucakapnya al-Quran untuk berdebat dengan mereka. Berkat pertolongan Allah, seramai enam ribu orang dari mereka kembali ke jalan yang benar dan sisanya yang ramai tidak kembali (ke jalan yang benar), sehingga diperangi oleh Amirul Mukminin Ali bin Abi Talib bersama para sahabat untuk mencegah keburukan dan gangguan mereka terhadap kaum muslimin. SYIAH Syiah adalah golongan yang mendakwa mengikuti dan menolong ahli bait. Allah berfirman ketika menyebutkan kisah Nuh: ??????? ???? ?????????? ??????????????? Dan sesungguhnya Ibrahim benar-benar termasuk golongannya (Nuh). (ash-Shaffat: 83) Iaitu: Ibrahim mengikutinya dan menolong agamanya(Nuh), kerana setelah Allah mengisahkan Nuh alaihissalam, Dia berfirman dengan ayat di atas. Makna asal: Syiah bererti mengikuti dan menolong. Kemudian nama ini diterapkan kepada golongan ini, iaitu golongan yang menyatakan bahawasanya mereka mengikuti ahli bait iaitu Ali bin Abi Talib radhiallahu `anhu dan keturunannya. Mereka menganggap bahawa Ali diwasiatkan kekhalifahan sesudah Rasul SAW. Dan bahawasanya Abu Bakar, Umar, Uthman dan para sahabat, telah menzalimi Ali dan merampas kekhalifahan darinya. Demikianlah mereka nyatakan. Sungguh mereka telah berdusta tentang hal itu, kerana sesungguhnya para sahabat berkumpul dan sepakat untuk membaiah Abu Bakar dan Ali juga termasuk dari mereka (sahabat) ketika dia ikut membaiah Abu Bakar, Umar dan Uthman. Hal itu bermakna bahawa ssungguhnya mereka telah menuduh Ali radhiallahu `anhu mengkhianati wasiat tersebut (kerana beliau membaiah, ed.). Mereka mengkafirkan para sahabat, kecuali sedikit dari para sahabat yang mereka anggap baik. Mereka melaknat Abu Bakar dan Umar dan memberi gelaran kedua-duanya dengan sebutan Dua berhala Quraisy. Termasuk dari mazhab mereka: Mereka ghuluw (berlebih-lebihan) terhadap imam-imam dari kalangan ahli bait. Bahkan mereka memberikan hak kepada imam-imam tersebut untuk membuat syariat dan menghapuskan hukum-hukum. Mereka juga menyangka bahawa al-Quran telah diselewengkan dan dikurangkan. Bahkan perbuatan mereka begitu melampau hingga menjadikan para imam sebagai tuhan-tuhan selain Allah dan mereka mendirikan kubur-kubur imam tersebut, dan memberi kubah-kubah di atasnya, kemudian mereka bertawaf mengelilinginya. Di atas kubur itu juga mereka menyembelih korban dan bernazar. Syiah berpecah menjadi golongan yang banyak, sebahagiannya lebih ringan kesesatannya dari yang lain dan sebahagian lagi lebih keras dari yang lain. Di antara golongan Syiah ialah: Zaidiyyah, Rafidhah Ithna Asyariyah, Ismailiyyah dan Fatimiyyah, Qaramithah dan lain-lain lagi. Demikianlah setiap orang yang berpaling dari kebenaran, mereka sentiasa dalam perselisihan dan perpecahan. Allah SWT berfirman: ?????? ??????? ???????? ??? ???????? ???? ?????? ????????? ?????? ?????????? ?????????? ???? ??? ??????? ????????????????? ??????? ?????? ?????????? ?????????? Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (al-Baqarah: 137) Maka barangsiapa yang berpaling dari al-haq, akan diberi musibah dengan kebatilan, penyimpangan, perpecahan dan tidak akan tercapai tujuan, bahkan berakhir dengan kerugian wal iyadzu-billah. Syiah berpecah ke dalam golongan dan aliran yang banyak. Qadariyyah berpecah ke dalam golongan dan aliran yang banyak. Khawarij berpecah ke dalam golongan dan aliran yang banyak, seperti al-Azriqah, al-Haruriyyah, an-Najdat, asy-Syafariyyah, al-Ibadhiyyah, sebahagian dari mereka ghuluw dan sebahagian yang lain tidak. JAHMIYYAH Jahmiyyah nisbat kepada Jahm bin Shafwan, yang belajar pada Jad bin Dirham. Jad bin Dirham belajar pada Thalut. Thalut belajar pada Labib bin al-`Asham, seorang Yahudi, maka jadilah mereka semua murid-murid Yahudi. Ajaran Jahmiyyah adalah tidak menetapkan nama-nama dan sifat-sifat bagi Allah, dan mereka beranggapan bahawa Allah adalah zat yang kosong dari nama-nama dan sifat-sifat, kerana menetapkan nama-nama dan sifat-sifat menurut anggapan mereka akan mengakibatkan kesyirikan dan berbilangnya sesembahan. Perkataan mereka itu adalah syubhat dan kekeliruan yang terkutuk. Kita tidak tahu apakah yang akan mereka katakan tentang diri-diri mereka? Padahal salah seorang dari mereka menyatakan bahawa dirinya seorang yang alim, kaya, tukang dan peniaga. Begitu juga mereka menyatakan bahawa mereka mempunyai banyak sifat. Akan tetapi apakah yang demikian itu bermakna menunjukkan bahawa ia menjadi ramai orang? Perkara ini bertentangan dengan akal, kerana tidaklah mesti dengan banyaknya nama-nama dan sifat-sifat, menjadikan berbilangnya Ilah (tuhan). Oleh kerana itulah ketika orang-orang musyrik dahulu mendengar Nabi SAW berdoa: ??? ????????? ??? ???????? Wahai Yang Maha Pengasih, wahai Yang Maha Penyayang. Mereka berkata: Orang ini (Nabi) menyatakan bahawasanya dia hanya menyembah Tuhan yang satu sedangkan dia masih menyeru kepada Tuhan yang banyak. Maka Allah SWT menurunkan firmanNya: ???? ??????? ??????? ???? ??????? ??????????? ?????? ??? ???????? ?????? ???????????? ?????????? Katakanlah: Serulah Allah atau serulah ar-Rahman, dengan nama yang mana pun kamu seru, Dia mempunyai al-asmaul husna (nama-nama yang terbaik). (al-Isra: 110)22 Nama-nama Allah itu banyak dan hal itu menunjukkan kesempurnan dan keagunganNya, tidak menunjukkan kepada berbilangnya sesembahan sebagaimana yang mereka katakan. Adapun zat kosong yang tidak mempunyai sifat, maka tentunya hal ini tidak mempunyai wujud. Mustahil selama-lamanya jika ada sesuatu yang tidak mempunyai sifat, minimum dia mempunyai sifat wujud (ada). Di antara syubhat mereka adalah: Bahawa menetapkan sifat akan mengakibatkan penyerupaan, kerana sifat-sifat tersebut juga terdapat pada makhluk. Perkataan ini adalah batil, kerana sifat-sifat pencipta sesuai denganNya dan sifat-sifat makhluk sesuai dengan mereka dan kedua-duanya tidak saling menyerupai. Sesungguhnya, berkumpul pada Jahmiyyah kesesatan dalam hal nama-nama dan sifat-sifat, kesesatan Jabariyyah dalam hal menetapkan takdir, di mana Jahmiyyah berkata: Sesungguhnya seorang hamba tidak mempunyai kehendak dan tidak mempunyai usaha, dia hanyalah dipaksa dalam perbuatan-perbuatannya. Ini bermakna bahawa jika dia disiksa kerana kemaksiatannya, maka dia adalah orang yang dizalimi, kerana (menurut mereka) kemaksiatan itu bukan perbuatannya dan dia hanyalah dipaksa untuk melakukan hal itu. Maha Tinggi Allah dari hal yang demikian. Dengan demikian mereka mengumpulkan Jabriyah dalam masalah takdir dan Jahmiyyah dalam hal nama-nama dan sifat-sifat dan mereka mengumpulkan pula dalam hal itu kepada perkara-perkara Murjiah, yang mereka gabungkan dengan pernyataan bahawa al-Quran adalah makhluk, maka jadikan mereka di atas kesesatan yang bertumpuk. Berkata Ibnu Qayyim: (Huruf) jim dan jim kemudian bersama keduanya beriringan huruf-hurufnya dalam satu wazan Jabariyyah, Murjiah, dan jim Jahmiyyah. Maka perhatikanlah semuanya dalam satu timbangan, maka hukumilah dengan memperhatikan siapa yang terlepas dari ikatan iman.23 Maksudnya, semua kumpulan sesat tersebut terdapat padanya huruf jim iaitu Jabariyyah, Murjiah dan Jahmiyyah, jadi semuanya ada tiga jim. Ketahuilah bahawa jim yang keempat adalah Jahannam. Kesimpulannya, bahawa ajaran Jahmiyyah ini terkenal dalam hal meniadakan nama-nama dan sifat-sifat dari Allah SWT. Pecahan dari Jahmiyyah adalah ajaran Mutazilah, Asyariyah dan Maturidiyyah. Ajaran Mutazilah menetapkan nama-nama dan meniadakan sifat-sifat, tetapi dalam menetapkan nama-nama mereka menetapkan semata-mata hanya lafaz, yang tidak menunjukkan kepada makna dan sifat. Mereka dinamakan dengan Mutazilah (kumpulan yang memisahkan diri) kerana imam mereka iaitu Washil bin Atha, adalah salah seorang murid Hasan al-Basri rahimahullah, seorang imam tabiin yang mulia. Ketika Hasan al-Basri ditanya tentang pelaku dosa besar, apa hukumnya? Maka beliau berkata dengan perkataan Ahlus Sunnah wal Jamaah: Sesungguhnya dia seorang mukmin yang kurang imannya, dinamakan mukmin kerana imannya dan fasik kerana dosa besarnya. Akan tetapi Wasil bin Atha tidak mahu menerima jawapan dari gurunya, maka dia keluar dan berkata: Tidak, aku beranggapan bahawa pelaku dosa besar bukan termasuk orang mukmin dan bukan pula orang kafir, ia berada di suatu kedudukan di antara dua kedudukan. Kemudian dia memisahkan diri dari gurunya, Hasan al-Basri dan duduk di salah satu sisi masjid dan berkumpul dengan kaum dari kalangan awam jahil, yang mahu mengambil ucapannya. Seperti itulah dai yang sesat di setiap zaman, mesti akan ada yang bergabung kepadanya dari kebanyakan manusia, inilah hikmah Allah. Mereka meninggalkan majlis Hasan al-Basri, syeikh Ahlus Sunnah yang majlisnya merupakan majlis kebaikan dan majlis ilmu tetapi mereka lebih suka memilih berkumpul dalam majlis seorang yang berfaham Mutazilah: iaitu Wasil bin Atha, seorang yang sesat dan menyesatkan. Ramai golongan yang serupa dengan mereka di zaman kita ini, mereka meninggalkan ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah dan bergabung dengan golongan yang memiliki pemikiran yang menyimpang.24 Sejak waktu itulah mereka dinamakan Mutazilah, kerana mereka memisahkan diri dari Ahlus Sunnah wal Jamaah, yang mana mereka menafikan sifat-sifat yang ditetapkan oleh Allah swt dan menetapkan bagiNya nama-nama yang kosong dari makna dan menghukum pelaku dosa besar sebagaimana yang diyakini oleh Khawarij iaitu: Mereka kekal di dalam neraka. Akan tetapi Mutazilah bertentangan dengan Khawarij tentang hukum pelaku dosa besar di dunia, yang mana mereka mengatakan: Sesungguhnya dia berada di suatu kedudukan di antara dua kedudukan, bukan orang mukmin dan bukan pula kafir, sedangkan Khawarij mengatakan: Kafir. Maha Suci Allah! Apakah masuk akal bahawa manusia tidak mukmin dan tidak pula kafir? Sedangkan Allah SWT sendiri telah berfirman: ???? ??????? ?????????? ?????????? ??????? ?????????? ???????? Dialah yang menciptakan kamu, maka di antara kamu ada yang kafir dan di antaramu ada yang beriman. (ath-Thaghabun: 2) Tidaklah Dia (Allah) mengatakan: Di antara kamu ada yang berada di suatu kedudukan di antara dua kedudukan. Tetapi adakah mereka (Mutazilah) memahaminya? Kemudian bercabang dari mazhab Mutazilah iaitu mazhab Asyariyyah. Asyariyyah dinisbatkan kepada Abul Hasan al-Asyari rahimahullah. Pada mulanya, Abul Hasan al-Asyari seorang yang berfahaman Mutazilah, kemudian Allah mengurniakan anugerah hidayah kepadanya sehingga dia mengetahui kebatilan mazhab Mutazilah, maka dia berdiri di masjid pada hari Jumaat dan mengumumkan bahawa dia berlepas diri dari mazhab Mutazilah dan melepaskan bajunya seraya berkata: Aku melepaskan mazhab Mutazilah sebagaimana aku melepaskan bajuku ini. Akan tetapi sesudah berlepasnya dia dari mazhab Mutazilah, lalu beralih kepada mazhab Kullabiyyah, iaitu pengikut Abdullah bin Said bin Kullab. Abdullah bin Said bin Kullab adalah seorang yang menetapkan tujuh sifat dan menafikan selainnya. Dia berkata: Akal tidak dapat membuktikan kecuali hanya tujuh sifat saja iaitu: Al-Ilmu, al-Qudrah, al-Iradah, al-Hayah, as-Samu, al-Basyar dan al-Kalam (Sifat mengetahui, Mampu, Hidup, Mendengar, Melihat dan Berbicara). Dia berkata: Inilah yang dapat dibuktikan/difahami oleh akal, adapun apa yang tidak ditunjukkan oleh akal, (menurut dia) tidak boleh ditetapkan. Kemudan Allah mengurniakan kembali hidayah kepada Abul Hasan al-Asyari sehingga dia meninggalkan mazhab Kullabiyyah dan kembali kepada ajaran Imam Ahmad bin Hambal dan dia berkata: Sekarang aku mengatakan sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Ahlus Sunnah wal Jamaah, Ahmad bin Hambal, Sesungguhnya Allah bersemayan di atas Arasy dan sesungguhnya Dia mempunyai tangan dan wajah. Beliau menyebutkan hal ini dalam kitabnya Al-Ibanah `an Usul ad-Diyanah dan juga dalam kitabnya yang kedua Maqaalat al-Islamiyyin wa Ikhtilaf al-Musallin. Disebutkan: Bahawasanya Abul Hasan al-Asyari berada di atas mazhab Imam Ahmad bin Hambal, walaupun masih tersisa padanya beberapa penyimpangan Manakala pengikut Abul Hasan al-Asyari tetap berada di atas mazhab Kullabiyyah, dan kebanyakan mereka sentiasa berada di atas mazhabnya yang pertama, sehingga mereka dinamakan Asyariyyah, sebagai nisbat (penyandaran) kepada Abul Hasan al-Asyariyyah dalam mazhabnya yang pertama. Adapun setelah beliau kembali ke dalam mazhab Ahlus Sunnah wal Jamaah, maka penisbatan mazhab ini (Asyariyyah) kepada beliau adalah suatu kekeliruan. Yang sebenarnya ialah: Mazhab Kullabiyyah bukan mazhab Abul Hasan al-Asyari rahimahullah, kerana dia telah bertaubat dari perkara itu. Dan beliau telah menulis tentang hal itu dalam kitabnya Al-Ibanah `an Usul ad-Diyanah yang menjelaskan secara terang-terangan kembalinya beliau berpegang sebagaimana yang diyakini pada Ahlus Sunnah wal Jamaah, khususnya Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah. Walaupun masih ada padanya beberapa penyimpangan misalnya perkataannya mengenai al-Kalam: Sesungguhnya Kalamullah adalah makna tersendiri yang berdiri sendiri dengan zatNya. Dan al-Quran adalah pengulangan ucapan atau ungkapan dari kalamullah. Al-Quran itu bukan kalamullah itu sendiri. Inilah mazhab Asyariyyah pecahan dari mazhab Mutazilah dan mazhab Mutazilah pecahan dari mazhab Jahmiyyah, kemudiah berpecah-belah menjadi mazhab-mazhab yang banyak. Semuanya berasal dari mazhab Jahmiyyah. Inilah asas firqah-firqah (golongan-golongan)25 . Disebutkan secara berturut seperti berikut: Pertama: Qadariyyah Kemudian: Asyariyyah Kemudian: Khawarij Kemudian: Jahmiyyah Kemudian firqah-firqah tersebut berpecah-belah menjadi golongan yang banyak, tidak ada yang menghitung jumlahnya kecuali Allah, di mana telah disusun kitab tentang perkara ini, di antaranya: 1. Kitab Al-Farqu baina al-Firaq, al-Baghdadi 2. Kitab Al-Milal wa an-Nihal, Muhammad bin Abdil Karim asy-Syahristani. 3. Kitab Al-Fishal fi al-Milal wa an-Nihal, Ibnu Hazm. 4. Kitab Maqaalat al-Islamiyyin wa Ikhtilafi al-Musallin, Abul Hasan al-Asyari. Semua kitab di atas menjelaskan tentang golongan-golongan bersama jenisnya, jumlahnya, penyimpangannya dan perkembangannya. Hingga di zaman kita ini golongan tersebut sentiasa berkembang, bertambah dan tumbuh darinya menjadi mazhab yang lain dan berpecah darinya pemikiran-pemikiran yang baru yang muncul dari pokok pemikiran empat golongan tersebut. Tiada satu pun golongan yang masih tetap berada di atas kebenaran kecuali Ahlus Sunnah wal Jamaah. Di setiap zaman dan tempat mereka sentiasa di atas kebenaran hingga berlakunya hari kiamat. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: ??? ??????? ????????? ???? ???????? ?????????? ????? ???????? ??? ??????????? ???? ?????????? ?????? ???????? ?????? ??????? ?????? ???????? Sentiasa ada segolongan dari umatku yang terang-terangan di atas al-haq (kebenaran), tidak membahayakan mereka golongan yang bertentangan faham dengan mereka hingga datang perkara Allah dan mereka dalam keadaan seperti itu. Segala puji bagi Allah, sungguh mereka Ahlus Sunnah wal Jamaah berselisih dengan Qadariyyah Nufat (yang menolak takdir). Mereka beriman kepada takdir, yang sesungguhnya ini termasuk dalam rukun iman yang enam. Bahawasanya tidak berlaku sesuatu pun di alam ini, kecuali dengan qadha dan qadarNya SWT, kerana Dia Maha Pencipta, Pengatur, Raja dan Penguasa: ??????? ??????? ????? ?????? ?????? ????? ????? ?????? ??????? Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu. (az-Zumar: 62) Tidak ada sesuatu pun yang dapat mengatur alam ini kecuali kerana kehendakNya, iradahNya, qudratNya dan takdirNya. Allah mengetahui segala apa yang ada dan segala apa yang akan terjadi sejak azali. Kemudian Dia menulisnya di Lauh Mahfuz, kemudian Dia menghendaki dan mengadakan serta menciptakannya. Sesungguhnya seorang hamba mempunyai kehendak dan usaha serta pilihan. Tidaklah seorang hamba dicabut iradahnya, hingga ia dipaksa dalam semua perbuatan-perbuatannya, sebagaimana yang dikatakan oleh Jabariyyah al-Ghullat, maka Ahlus Sunnah menentang mereka dalam perkara ini. Mazhab mereka (Ahlus Sunnah wal Jamaah) tentang para sahabat Rasululah SAW adalah bahawa mereka berwala (taat) kepada semua para sahabat, sama ada ianya ahlul bait mahupun bukan. Berwala kepada semua, Muhajirin, Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, yang dengan itu mereka telah merealisasikan firman Allah SWT: ??????????? ??????? ???? ?????????? ?????????? ???????? ??????? ????? ??????????????? ????????? ?????????? ????????????? ????? ???????? ??? ?????????? ?????? ?????????? ???????... Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar) mereka berdoa: Ya Tuhan kami, beri ampunanlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap golongan yang beriman (al-Hasyr: 10) Berbeza dengan Syiah, Ahlus Sunnah wal Jamaah bertentangan dengan mereka kerana Syiah membezakan di antara para sahabat Rasulullah SAW. Mereka setia kepada sebahagian sahabat dan memusuhi sebahagian sahabat yang lain, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jamaah berwala mencintai mereka semua. Semua sahabat saling mempunyai keutamaan, dan yang paling utama di antara mereka adalah Khulafa ar-Rasyidin, kemudian sepuluh orang yang diberi khabar masuk syurga, kemudian Muhajirin yang lebih mulia dari Ansar, para sahabat yang turut serta dalam perang Badar, yang turut serta dalam Baiah ridwan, maka mereka semua radhiallahu `anhum memiliki keutamaan. Ahlus Sunnah wal-Jamaah meyakini: adanya keharusan mendengar dan taat terhadap pemerintah, berbeza dengan Khawarij. Ahlus Sunnah meyakini keharusan untuk mendengar dan taat kepada pemerintah muslimin dan mereka berpendapat tidak bolehnya keluar (memberontak) terhadap imam muslimin, meskipun mereka melakukan kesalahan, selagi kesalahannya bukan kekafiran dan kesyirikan. Baginda SAW melarang memberontak terhadap mereka semata-mata kerana mereka melakukan maksiat, sebagaiman baginda bersabda: Kecuali kamu lihat kekufuran yang nyata, yang di sisi kamu ada keterangan dari Allah tentangnya.27 Begitu juga Ahlus Sunnah wal Jamaah berselisih dengan Jahmiyyah dan cabang-cabang mereka dalam hal asma Allah dan sifat-sifatNya: Ahlus Sunnah wal Jamaah beriman sebagaimana yang Allah sifatkan bagi diriNya dan sebagaimana yang ar-Rasul SAW sifatkan bagiNya dan Ahlus Sunnah wal Jamaah mengikuti al-Kitab dan as-Sunnah dalam hal tersebut tanpa penyerupaan (tasybih), permisalan (tamsil), penyelewengan (tahrif), menolak (tathil): ?????? ?????????? ?????? ?????? ?????????? ????????? Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (asy-Syura: 11) Segala puji bagi Allah, sesungguhnya pada mazhab Ahlus Sunnah wal Jamaah telah terkumpul al-haq dalam semua perkara dan terhadap semua masalah dan mereka berselisih dengan setiap apa yang ada pada firqah (golongan) yang sesat dan aliran yang batil. Maka barangsiapa yang menginginkan keselamatan, sesungguhnya inilah mazhab Ahlus Sunnah wal Jamaah. Ahlus Sunnah wal Jamaah dalam bab Ibadah: Mereka beribadah kepada Allah berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh syariat, berbeza dengan Sufi atau ahlu bidah dan Khurafiyyin (golongan yang meyakini khurafat yang tidak berdalil) yang tidak mengikuti al-Kitab dan as-Sunnah dalam peribadatan mereka, tetapi mereka mengikuti apa-apa yang ditetapkan bagi mereka oleh syeikh-syeikh tariqat dan imam-imam mereka yang sesat. Kita memohon kepada Allah supaya Dia menjadikan aku dan kamu termasuk dalam golongan Ahlus Sunnah wal Jamaah dengan kurniaNya dan kemuliaanNya, semoga Dia memperlihatkan kepada kita yang haq (kebenaran) itu suatu kebenaran dan memberikan kita (kekuatan) mengikutinya dan memperlihatkan kepada kita kebatilan itu suatu kebatilan dan memberikan kita (kekuatan) untuk menjauhinya. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan (permohonan). Demikianlah, selawat dan salam semoga Allah limpahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW dan kepada keluarganya serta para sahabat baginda. JAWAPAN KEPADA SEBAHAGIAN PERSOALAN Sesudah berceramah, Syeikh hafizahullah disoal dengan beberapa persoalan, di antaranya: Soalan Pertama: Allah dan RasulNya SAW telah melarang kita berlebih-lebihan dalam agama, maka adakah sebab penyelewengan firqah-firqah dari Ahlus Sunnah wal Jamaah kerana berlebih-lebihan? Dan apakah contoh golongan-golongan tersebut? Jawab: Khawarij (adalah contoh) jelas dari penyelewengan tersebut kerana mereka berlebih-lebihan dalam agama. Mereka ekstrim dalam beribadah tanpa asas petunjuk dan ilmu, mereka memutlakkan (hukum) kekufuran bagi manusia tanpa asas ilmu, disebabkan manusia menentang mazhab mereka. Sehingga tidak diragui lagi, bahawa berlebih-lebihan dalam agama merupakan punca bencana. Allah Taala berfirman: ???? ????????? ?????????? ??? ???????? ??? ????????? ?????? ???????? Katakanlah: Hai ahli kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. (al-Maidah: 77) Nabi SAW bersabda: Berhati-hatilah terhadap perkara yang berlebih-lebihan, kerana sesungguhnya yang membinasakan golongan sebelum kamu adalah ghuluw (berlebih-lebihan/melampaui batas.28 Ghuluw (berlebih-lebihan) dalam segala sesuatu adalah: tambahan terhadap batasan yang tidak ditentukan (dan setiap sesuatu yang melampaui batas akan berlawanan dengan yang tidak melampaui batas). Dan kita dapati bahawa semua penyimpangan orang yang menolak sifat-sifat Allah adalah kerana berlebih-lebihan dalam mensucikan Allah dan punca penyimpangan Mumathilah dan Musyabbihah (orang yang menyerupakan sifat Allah dengan sifat makhluk) adalah mereka berlebih-lebihan dalam menetapkan (sifat-sifat Allah). Berlebih-lebihan (ghuluw) adalah bencana, maka sikap sederhana (tengah-tengah) dan seimbang adalah perkara yang baik dalam segala perkara. Maka tidak diragukan lagi bahawa berlebih-lebihan dalam agama adalah faktor kesesatan golongan-golongan dari al-haq (kebenaran), yang kadarnya sesuai dengan kesesatan masing-masing. Soalan Kedua: Fadhilatus Syeikh, bahawa Rasulullah SAW bersabda: Akan berpecah umatku menjadi 73 golongan. Jawab: Ini bukan termasuk pembatasan jumlah golongan. Golongan itu sangat banyak, apabila kamu teliti dalam buku-buku tentang golongan-golongan, kamu akan mendapati bahawa golongan-golongan tersebut banyak. Akan tetapi wallahu alam bahawa 73 golongan ini adalah pokok-pokok golongan-golongan kemudian bercabang daripadanya menjadi firqah-firqah yang banyak. Dan jika jamaah-jamaah yang ada sekarang bertentangan dengan jamaah Ahlus Sunnah, tidak lain kecuali bersandar dari firqah-firqah tersebut dan cabang-cabangnya. Soalan Ketiga: Apakah ada perbezaan di antara al-firqatu an-Najiyyah (golongan yang selamat) dan ath-thaifah al-Mansurah (golongan yang ditolong)? Jawab: Selamanya al-Firqah an-Najiyyah adalah al-Mansurah, tidaklah dikatakan selamat kecuali kerana ditolong dan tidaklah ditolong kecuali golongan yang selamat. Itulah sifat-sifat mereka (Ahlus Sunnah wal Jamaah), iaitu golongan yang selamat dan golongan yang ditolong. Sekiranya ada yang ingin membezakan di antara dua sifat ini, menjadikan sifat yang pertama untuk sebahagian golongan dan sifat kedua untuk sebahagian golongan yang lain, maka sesungguhnya dia berkeinginan untuk memecah belahkan Ahlus Sunnah wal Jamaah dengan menjadikan sebahagian mereka golongan yang selamat (Al-Firqah an-Najiyyah) dan sebahagian yang lain golongan yang ditolong (ath-Thaifah al-Mansurah). Hal ini merupakan suatu kesalahan, kerana mereka adalah jamaah yang satu, berkumpul padanya semua sifat yang sempurna dan terpuji, merekalah Ahlus Sunnah wal-Jamaah, mereka juga al-Firqah an-Najiyyah (golongan yang selamat) dan ath-Thaifah al-Mansurah (golongan yang ditolong) dan mereka lahir (muncul) di atas al-haq (kebenaran) hingga datangnya kiamat dan mereka juga golongan asing di akhir zaman. |
Re: Mohon penjelasan
endan
1. Bagaimana halnya sholat di Masjid Nabawi Al-Haram Sharif, terlarangkahMenurut sepengetahuan saya, masjid tersebut tadinya terpisah dengan tempat tinggal Nabi (yang sekaligus juga sbg makan beliau). Karena harus ada perluasan, maka masjid tersebut sekarang berada di dalamnya. Tentunya sholat di masjid Nabawi menjadi tidak haram. Saat ini saya ngga punya dalil. Wallahu'alam. 2. Bagaimana keterangan mengenai hal kedatangan Al Mahdi Al-Muntadzar?Majalah As-Sunnah tahun pertama pernah dalam satu edisi membahas masalah Imam Mahdi secara lengkap. Terima kasih atas keterangan yang akan diberikan.e.n.d.a.n |
Mohon penjelasan
Assalaamu'alaikum wR.wB.
Perkenankan saya mengajukan pertanyaan. 1. Bagaimana halnya sholat di Masjid Nabawi Al-Haram Sharif, terlarangkah atau diperbolehkan? Sebab di Masjid Nabawi ada makam Rosululloh saw dan sahabat. 2. Bagaimana keterangan mengenai hal kedatangan Al Mahdi Al-Muntadzar? Adakah keterangan hadits shahih mengenai ini? Terima kasih atas keterangan yang akan diberikan. Jazakumulloh Khoiron Wassalaamu'alaikum wR.wB. Abdulloh Dwitas |
to navigate to use esc to dismiss