¿ªÔÆÌåÓý

ctrl + shift + ? for shortcuts
© 2025 Groups.io
Date

[Masalah - 37 = Tiga Landasan Utama 4/4]

Yayat Ruhiat
 

¿ªÔÆÌåÓý

?
TIGA LANDASAN UTAMA
?
Oleh
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab
Bagian Terakhir dari Empat Tulisan [4/4]

?
MENGENAL NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM
?
Beliau adalah Muhammad bin 'Abdullah, bin 'Abdul Muthallib, bin Hasyim. Hasyim adalah termasuk suku Quraisy, suku Quraisy termasuk bangsa Arab, sedang bangsa Arab adalah termasuk keturunan Nabi Isma'il, putera Nabi Ibrahim Al-Khalil. Semoga Allah melimpahkan kepadanya dan kepada Nabi kita sebaik-baik shalawat dan salam.
?
Beliau berumur 63 tahun, diantaranya 40 tahun sebelum beliau menjadi nabi dan 23 tahun? sebagai nabi dan rasul.
?
Beliau diangkat sebagai nabi dengan "Iqra" yakni surah Al-'Alaq : 1-5, dan diangkat sebagai rasul dengan surah Al-Mudatstsir.
?
Tempat asal beliau adalah Makkah.
?
Beliau diutus Allah untuk menyampaikan peringatan menjauhi syirik dan mengajak kepada tauhid. Dalilnya, firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Wahai orang yang berselimut ! Bangunlah, lalu sampaikanlah peringatan. Agungkanlah Tuhanmu. Sucikalah pakaianmu. Tinggalkanlah berhala-berhala itu. Dan janganlah kamu memberi, sedang kamu menginginkan balasan yang lebih banyak. Serta bersabarlah untuk memenuhi perintah Tuhanmu". (Al-Mudatstsir : 1-7).
Pengertian :
  • "Sampaikanlah peringatan", ialah menyampaikan peringatan menjauhi syirik dan mengajak kepada tauhid.
  • "Agungkanlah Tuhanmu". Agungkanlah Ia dengan berserah diri dan beribadah kepada-Nya semata-mata.
  • "Sucikanlah pakaianmu", maksudnya ; Sucikanlah segala amalmu dari perbuatan syirik.
  • "Tinggalkanlah berhala-berhala itu", artinya : Jauhkan dan bebaskan dirimu darinya serta orang-orang yang memujanya.
Beliaupun melaksanakan perintah ini dengan tekun dan gigih selama sepuluh tahun, mengajak kepada tauhid. Setelah sepuluh tahun itu beliau di mi'rajkan (diangkat naik) ke atas langit dan disyari'atkan kepada beliau shalat lima waktu. Beliau melakukan shalat di Makkah selama tiga tahun. Kemudian, sesudah itu, beliau diperintahkan untuk berhijrah ke Madinah.
?
Hijrah, pengertiannya, ialah : Pindah dari lingkungan syirik ke lingkungan Islami.
?
Hijrah ini merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan umat Islam. Dan kewajiban tersebut hukumnya tetap berlaku sampai hari kiamat. Dalil yang menunjukkan kewajiban hijrah, yaitu firman Allah Ta'ala.
"Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan oleh malaikat dalam keadaan zhalim terhadap diri mereka sendiri 1, kepada mereka malaikat bertanya :'Dalam keadaan bagaimana kamu ini .? 'Mereka menjawab : Kami adalah orang-orang yang tertindas di negeri (Makkah). Para malaikat berkata : 'Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah (kemana saja) di bumi ini ?. Maka mereka itulah tempat tinggalnya neraka Jahannam dan Jahannam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali. Akan tetapi orang-orang yang tertindas di antara mereka, seperti kaum lelaki dan wanita serta anak-anak yang mereka itu dalam keadaan tidak mampu menyelamatkan diri dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah), maka mudah-mudahan Allah memaafkan mereka. Dan Allah adalah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun". (An-Nisaa : 97-99).
?
Dan firman Allah Ta'ala.
?
"Artinya : Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman ! Sesungguhnya, bumi-Ku adalah luas, maka hanya kepada-Ku saja supaya kamu beribadah". (Al-Ankabuut : 56).
Al-Baghawai 2, Rahimahullah, berkata :"Ayat ini, sebab turunnya, adalah ditujukan kepada orang-orang muslim yang masih berada di Makkah, yang mereka itu belum juga berhijrah. Karena itu, Allah menyeru kepada mereka dengan sebutan orang-orang yang beriman".
?
Adapun dalil dari Sunnah yang menunjukkan kewajiban hijrah, yaitu sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
"Artinya : Hijrah tetap akan berlangsung selama pintu taubat belum ditutup, sedang pintu taubat tidak akan ditutup sebelum matahari terbit dari barat". (Hadits Riwayat Imam Ahmad dalam Al-Musnad, jilid 4, hal. 99. Abu Dawud dalam Sunan-nya, kitab Al-Jihad, bab 2, dan Ad-Darimi dalam Sunan-nya, kitab As-Sam, bab 70).
Setelah Nabi Muhammad menetap di Madinah, disyariatkan kepada beliau zakat, puasa, haji, adzan, jihad, amar ma'ruf dan nahi mungkar, serta syariat-syariat Islam lainnya.
?
Beliau-pun melaksanakan untuk menyampaikan hal ini dengan tekun dan gigih selama sepuluh tahun. Sesudah itu wafatlah beliau, sedang agamanya tetap dalam keadaan lestari.
?
Inilah agama yang beliau bawa : Tiada suatu kebaikan yang tidak beliau tunjukkan kepada umatnya dan tiada suatu keburukan yang tidak beliau peringatkan kepada umatnya supaya di jauhi. Kebaikan yang beliau tunjukkan ialah tauhid serta segala yang dicintai dan diridhai Allah, sedang keburukan yang beliau peringatkan supaya dijauhi ialah syirik serta segala yang dibenci dan tidak disenangi Allah.
?
Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, diutus oleh Allah kepada seluruh umat manusia, dan diwajibkan kepada seluruh jin dan manusia untuk mentaatinya. Allah Ta'ala berfirman.
"Artinya : Katakanlah. 'Wahai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kamu semua". (Al-Araaf : 158).
Dan melalui beliau, Allah telah menyempurnakan agama-Nya untuk kita, firman Allah Ta'ala.
"..Pada hari ini 3, telah Aku sempurnakan untukmu agamamu dan Aku lengkapkan kepadamu ni'mat-Ku serta Aku ridhai Islam itu menjadi agama bagimu". (Al-Maaidah : 3).
Adapun dalil yang menunjukkan bahwa beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam juga wafat, ialah firman Allah Ta'ala.
"Artinya :Sesungguhnya kamu akan mati dan? sesungguhnya mereka-pun akan mati (pula). Kemudian, sesungguhnya kamu nanti pada hari kiamat berbantah- bantahan di hadapan Tuhanmu". (Az-Zumar : 30-31).
Manusia sesudah mati, mereka nanti akan dibangkitkan kembali. Dalilnya firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Berasal dari tanahlah kamu telah Kami jadikan dan kepadanya kamu Kami kembalikan serta darinya kamu akan Kami bangkitkan sekali lagi" (Thaa-haa : 55).
?
Dan firman Allah Ta'ala.
?
"Artinya : Dan Allah telah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya, kemudian Dia mengembalikan kamu ke dalamnya (lagi) dan (pada hari Kiamat) Dia akan mengeluarkan kamu dengan sebenar-benarnya". (Nuh : 17-18).
Setelah manusia dibangkitkan, mereka akan di hisab dan diberi balasan sesuai dengan amal perbuatan mereka, firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Dan hanya kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat buruk sesuai dengan perbuatan mereka dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan (pahala) yang lebih baik (surga)".(An-Najm : 31).
Barangsiapa yang tidak mengimani kebangkitan ini, maka dia? adalah kafir, firman Allah Ta'ala.
"Artinya : (Kami telah mengutus) rasul-rasul menadi penyampai kabar gembira dan pemberi peringatan, supaya tiada lagi suatu alasan bagi menusia membantah Allah sebelum (diutusnya), serta beliulah penutup para nabi". (An-Nisaa : 165).
?
"Artinya : Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka tidak akan dibangkitkan. Katakan : 'Tidaklah demikian. Demi Tuhanku, kamu pasti akan dibangkitkan dan niscaya akan diberitakan kepadamu apapun yang telah kamu kerjakan. Yang demikian itu adalah amat mudah bagi Allah". (At-Tghaabun : 7).
Allah telah mengutus semua rasul sebagai penyampai kabar gembira dan pemberi peringatan. Sebagaimana firman Allah Ta'ala.
"Artinya : (Kami telah mengutus) rasul-rasul menjadi penyampai kabar gembira dan pemberi peringatan supaya tiada lagi suatu alasan bagi manusia membantah Allah setelah (diutusnya) para rasul itu .." (An-Nisaa : 165).
Rasul pertama adalah Nabi Nuh 'Alaihissalam 4, Dan rasul terkahir adalah Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, serta beliaulah penutup para nabi.
?
Dalil yang menunjukkan bahwa rasul pertama adalah Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Sesungguhnya Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan para nabi sesudahnya .." (An-Nisaa : 163).
Dan Allah telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul, mulai dari Nabi Nuh sampai Nabi Muhammad, dengan memerintahkan mereka untuk beribadat kepada Allah semata-mata dan melarang mereka beribadah kepada thagut. Allah Ta'ala berfirman.
"Artinya : Dan sesungguhnya, Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul (untuk menyerukan) :'Beribadahlah kepada Allah (saja) dan jauhilah thagut itu ..". (An-Nahl : 36).
Dengan demikian, Allah telah mewajibkan kepada seluruh hamba-Nya supaya bersikap kafir terhadap thagut dan hanya beriman kepada-Nya.
?
Ibnu Al-Qayyim 5, Rahimahullah Ta'ala, telah menjelaskan pengertian thagut tersebut dengan mengatakan.
"Artinya : Thagut, ialah setiap yang diperlakukan manusia secara melampui batas (yang telah ditentukan oleh Allah), seperti dengan disembah, atau diikuti atau dipatuhi".
Dan thagut itu banyak macamnya, tokoh-tokohnya ada lima :
  1. Iblis, yang telah dilaknat oleh Allah.
  2. Orang yang disembah, sedang dia sendiri rela.
  3. Orang yang mengajak manusia untuk menyembah dirinya.
  4. Orang yang mengaku tahu sesuatu yang ghaib, dan
  5. Orang yang memutuskan sesuatu tanpa berdasarkan hukum yang telah diturunkan oleh Allah.
Allah Ta'ala berfirman.
"Artinya : Tiada paksaan dalam (memeluk) agama ini. Sungguh telah jelas kebenaran dari kesesatan. Untuk itu, barangsiapa yang ingkar kepada thagut dan beriman kepada Allah, maka dia benar-benar telah berpegang teguh dengan tali yang terkuat, yang tidak akan terputus tali itu. Dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui". (Al-Baqarah : 256).
Ingkar kepada semua thagut dan iman kepada Allah saja, sebagaimana dinyatakan dalam ayat tadi, adalah hakekat syahadat "Laa Ilaaha Ilallah".
?
Dan diriwayatkan dalam hadits, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya : Pokok agama ini adalah Islam 6, dan tiangnya adalah shalat, sedang ujung tulang punggungnya adalah jihad fi sabilillah". (Hadits Shahih riwayat Ath-Thabarani dari Ibnu Umar Radhiyallahu anhu, dan riwayat At-Tirmidzi dalam Al-Jaami Ash-Shahih, kitab Al-Imaan, bab 8).
Hanya Allah-lah Yang Mahatau. Semoga shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan Allah kepada Nabi Muhammad kepada keluarga dan para sahabatnya.
?
Keterangan :
Tiga Landasan Utama
Diterbitkan oleh :
Kementrian Urusan Islam, Waqaf, Da'wah dan Penyuluhan
Urusan Penerbitan dan Penyebaran
Kerajaan Arab Saudi

Fote Note.
  1. Yang dimaksud dengan orang-orang yang zhalim terhadap diri mereka sendiri dalam ayat ini, ialah orang-orang penduduk Makkah yang sudah masuk Islam tetapi mereka tidak mau hijrah bersama Nabi, padahal mereka mampu dan sanggup. Mereka ditindas dan dipaksa oleh orang-orang kafir supaya ikut bersama mereka pergi ke perang Badar, akhirnya ada diantara mereka yang terbunuh.
  2. Abu Muhammad Al-Husein bin Mas'ud bin Muhammad Al-Farra' atau Ibnu Al-Farra'. Al Baghawi (436-510H - 1044-1117M). Seorang ahli dalam bidang fiqh, hadits dan tafsir. Di antara karyanya : At-Tahdziib (fiqh), Syarh As-Sunnah (hadits), Lubaab At-Ta'wiil fi Ma'aalim At-Tanziil (tafsir).
  3. Maksudnya, adalah hari Jum'at ketika wukuf di Arafah, pada waktu Haji Wada.
  4. Selain dalil dari Al-Qur'an yang disebutkan Penulis, yang menunjukkan bahwa Nabi Nuh adalah rasul pertama, di sana juga ada hadits shahih yang menyatakan bahwa Nabi Nuh adalah rasul pertama yang di utus kepada penduduk bumi ini, seperti hadits riwayat Al-Bukhari dalam Shahih-nya kitab Al-Anbiya, bab 3 dan riwayat Muslim dalam Shahih-nya kitab Al-Iman, bab. 84. Adapun Nabi Adam Alaihissalam, menurut sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Dzar Al-Ghifari, Radhiyallahu anhu. Beliau adalah nabi pertama. Dan disebutkan dalam hadits ini bahwa jumlah para nabi ada 124 ribu orang, dari jumlah tersebut sebagai rasul 315 orang, dan dalam riwayat lain disebutkan 310 orang lebih. Lihat : Imam Ahmad, Al-Musnad, jilid 5, hal. 178, 179 dan 265.
  5. Abu Abdillah : Muhammad bin Abu Bakar, bin Ayyub, bin Said, Az-Zur'i,Ad-Dimasqi, terkenal dengan Ibnu Al-Qayyim Al-Jauziyyah (691-751H - 1292 - 1350M). Seorang ulama yang giat dan gigih dalam mengajak umat Islam pada zamannya untuk kembali kepada tuntunan Al-Qur'an dan Sunnah serta mengikuti jejak para Salaf Shalih. Mempunyai banyak karya tulsi, antara lain : Madaarij As-Salikin, Zaad Al-Ma'aad, Thariiq Al-Hijratain wa Baab As-Sa'aadatain, At-Tibyaan fi Aqwaam Al-Qur'aan, Miftah Daar As-Sa'aadah.
  6. Silahkan melihat kembali pengertian Islam yang disebutkan oleh Penulis, dalam Tiga Landasan Utama bagian 3/4


Satu Wasiat tentang Nasehat

Abu Luthfi Sudaryanto
 

KATA PENGANTAR

Sungguh sering kulihat,
dalam perkataan yang memikat,
sering terdapat banyak syubhat.

Dan sungguh sering pula kutemui
kebenaran itu terselimuti,
oleh kata-kata keji bernada emosi.

Maka dalam kesempatan ini,
ingin kusampaikan sebuah nasehat,
dari syeikh Muhammad Nasiruddin Al-Bani, rohimahullah
yang kusalin dari buku Fikih nasehat,
karya ustadz Fariq bin Gasim Anuz, barokallahu fiih.
sebagai satu wasiat, semoga bermanfaat,
buat diri sendiri nan dhoif ini,
dan seluruh sahabat yang ingin selamat.

-----------------------------------------
NASEHAT AL-ALBANI KEPADA PENUNTUT ILMU.

Penyusun buku Fikih Nasehat menyebutkan dalam pasal SABAR DAN LEMAH LEMBUT sbb:
Sebagai penutup dari pasal ini, penyusun akan meringkaskan nasehat Syaikh Muhammad Nasiruddin Al Albani rahimahullah kepada para penuntut ilmu yang saya terjemahkan secara bebas.

"Aku nasehatkan untuk saya pribadi khususnya dan untuk saudara-saudarku kamu muslimin pada umumnya agar bertaqwa kepada Allah.
Diantara bagian-bagian taqwa yang akan saya nasehatkan, diantaranya:
Pertama: Hendaklah kalian menuntut ilmu syar'i dengan ikhlas karena Allah, janganlah ada tujuan-tujuan yang lain seperti mengharapkan sesuatu balasan, ucapan terimakasih, atau senang tampil di muka umum.
Kedua: diantara penyakit yang menimpa penuntut ilmu syar'i adalah ujub (terhadap diri sendiri) dan lupa daratan, dia merasa sudah memiliki ilmu yang cukup sehingga berani untuk berijtihaj sendiri tanpa mengambil bantuan dari penjelasan ulama' salaf. Sebagaimana mereka tidak bersyukur kepada Allah yang telah memberikan taufiq kepada mereka, berupa ilmu yang benar dan adab-adabnya, bahkan mereka tertipu dengan diri mereka sendiri, mereka menyangka telah memiliki kemapanan dalam ilmu sehingga meuncullah dari mereka fatwa-fatwa yang menggoncangkan, tidak dilandasi dengan pemahaman yang benar berdasarkan Al Kitab dan As Sunnah, maka nampaklah fatwa-fatwa ini dari pemikiran-pemikiaran yang tidak matang, mereka menyangka bahwa bahwa fatwa-fatwa tersebut adalah ilmu yang diambil dari Al Kitab dan As Sunnah, maka mereka sesat dengan pemikiran-pemikiran tersebut dan meyesatkan banyak manusia, dan kalian mengetahui semuanya diantara dampak negatif dari fenomena tadi munculnya kelompok di sebagian negri Islam mengkafirkan kelompok-kelompok Islam lainnya dengan alasan-alasan yang dibuat-buat, tidak bisa kami kemukakan dalam kesempatan yang sangat singkat ini, karena pertemuan kami ini sekarang khusus sedang memberikan peringatan dan nasehat kepada para penuntut ilmu dan juru da'wah, oleh karena itu saya menasehati saudara-saudara kami dari ahli sunnah dan ahli hadits di seluruh negeri Islam agar mereka sabar dalam menuntut ilmu, dan agar mereka tidak tertipu dengan ilmu yang mereka miliki sekarang. Mereka harus mengikuti jalan yang telah digariskan, jangan sekali-kali mereka bersandar dengan mangandalkan semata-mata pemahaman mereka atau yang mereka beri nama dengan ijtihad mereka. Saya sering sekali mendengar dari saudara-saudara kami mereka mengatakan dengan sangat mudahnya "saya berijtihad" atau "saya berpendapat demikian" tanpa memikirkan akibat-akibat yang ditimbulkan dari ucapan-ucapannya. Mereka tidak mengambil bantuan dari kitab-kitab fiqih dan hadits serta pemahaman ulama' terhadap kitab-kitab tersebut. Yang ada hanya hawa nafsu dan pemahaman yang dangkal dalam menggunakan dalil, sedangkan penyebabnya adalah ujub dan lupa daratan. Oleh karena itu, sekali lagi saya menasehatkan kepada para menuntut ilmu agar menjauhi segala akhlaq yang tidak Islami, diantaranya agar mereka tidak tertipu oleh ilmu yang telah di dapatkannya serta tidak tergelincir ke dalam ujub.
Ketiga: terakhir, agar mereka menasehati manusia dengan cara yang lebih baik, menjauhi cara-cara yang kasar dan keras dalam berda'wah karena Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, (yang artinya):
"Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik." (Surah An Nahl 125).
Allah berfirman dengan ayat tadi karena kebenaran itu sendiri berat atas manusia untuk menerimanya, dan berat atas jiwa-jiwa mereka, oleh karena itu secara umum jiwa manusia sombong untuk menerimanya, kecuali sedikit yang dikehendaki Allah untuk langsung menerimanya. Apabila beratnya kebenaran itu atas jiwa manusia ditambah dengan beratnya cara berupa kekasaran dalam da'wah, maka itu berarti menjadikan manusia lari dari da'wah kebenaran. Kalian tentu mengetahui sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam: (yang artinya)
"Sungguh di antara kalian ada orang-orang yang membuat orang lari (dari kebenaran)," beliau mengulanginya tiga kali.
Sebagai penutup, saya memohon kepada Allah Ta'ala agar jangan menjadikan kami sebagai orang-orang yang membuat orang lain lari dari kebenaran, akan tetapi jadikanlah kami sebagai orang-orang yang memiliki hikmah dan orang-orang yang mengamalkan Al-Qur'an dan As sunnah."

(Disarikan dari buku "Hayaatul Al Albani, juz I hal 452-455.)
--------------------------
Wassalam






]
______________________________________________________
Get Your Private, Free Email at


[Masalah - 37 = Tiga Landasan Utama 3/4]

Yayat Ruhiat
 

¿ªÔÆÌåÓý

?
TIGA LANDASAN UTAMA
?
Oleh
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab
Bagian Ketiga dari Empat Tulisan [3/4]

?
MENGENAL ISLAM
?
Islam, ialah berserah diri kepada Allah dengan tauhid dan tunduk kepada-Nya? dengan penuh kepatuhan akan segala perintah-Nya serta menyelamatkan diri dari perbuatan syirik dan orang-orang yang berbuat syirik.
?
Dan agama Islam, dalam pengertian tersebut, mempunyai tiga tingkatan, yaitu : Islam, Iman dan Ihsan, masing-masing tingkatan mempunyai rukun-rukunnya.
?
I.??? Tingkatan Islam
Adapun tingkatan Islam, rukunnya ada lima :
  1. Syahadat (pengakuan dengan hati dan lisan) bahwa "Laa Ilaaha Ilallaah" (Tiada sesembahan yang haq selain Allah) dan Muhammad adalah Rasulullah.
  2. Mendirikan shalat.
  3. Mengeluarkan zakat.
  4. Shiyam pada bulan Ramadhan.
  5. dan Haji ke Baitullah Al-Haram.
1.??? Dalil Syahadat.
???????Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Allah menyatakan bahwa tiada sesembahan (yang haq) selain Dia, dengan senantiasa menegakkan keadilan (Juga menyatakan demikian itu) para malaikat dan orang-orang yang berilmu. Tiada sesembahan (yang haq) selain Dia. Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (Al-Imraan : 18).
"Laa Ilaaha Ilallaah"' artinya : Tiada sesembahan yang haq selain Allah.
?
Syahadat ini mengandung dua unsur : menolak dan menetapkan. "Laa Ilaaha", adalah menolak segala sembahan selain Allah. "Illallaah" adalah menetapkan bahwa penyembahan itu hanya untuk Allah semata-mata, tiada sesuatu apapun yang boleh dijadikan sekutu didalam penyembahan kepada-Nya, sebagaimana tiada sesuatu apapun yang boleh dijadikan sekutu di dalam kekuasaan-Nya.
?
Tafsiran syahadat tersebut diperjelas oleh firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.
"Artinya : Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kepada kaumnya : 'Sesungguhnya aku menyatakan lepas dari segala yang kamu sembah, kecuali Tuhan yang telah menciptakan-ku, karena sesungguhnya Dia akan menunjuki'. Dan (Ibrahim) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka senantiasa kembali (kepada tauhid)". (Az-Zukhruf : 26-28).
?
"Artinya : Katakanlah (Muhammad) : 'Hai ahli kitab ! Marilah kamu kepada suatu kalimat yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, yaitu ; hendaklah kita tidak menyembah selain Allah dan tidak mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Nya serta janganlah sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka :'Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang muslim (menyerahkan diri kepada Allah)". (Ali 'Imran : 64).
Adapun dalil syahadat bahwa Muhammad adalah Rasulullah.
Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kalangan kamu sendiri, terasa berat olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) untukmu, amat belas kasihan lagi penyayang kepada orang-orang yang beriman". (Alt-Taubah : 128).
Syahadat bahwa Muhammad adalah Rasulullah, berarti : mentaati apa yang diperintahkannya, membenarkan apa yang diberitakannya, menjauhi apa yang dilarang serta dicegahnya, dan menyembah Allah hanya dengan cara yang disyariatkannya.
?
2.??? Dalil Shalat dan Zakat serta tafsiran Tauhid.
???????Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Padahal mereka tidaklah diperintahkan kecuali supaya beribadah kepada Allah, dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya lagi bersikap lurus, dan supaya mereka mendirikan Shalat serta mengeluarkan Zakat. Demikian itulah tuntunan agama yang lurus". (Al-Bayyinah : 5).
3.??? Dalil Shiyam
???????Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Wahai orang-orang yang beriman ! Diwajibkan kepada kamu untuk melakukan shiyam, sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa". (Al-Baqarah : 183).
4.??? Dalil Haji.
???????Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Dan hanya untuk Allah, wajib bagi manusia melakukan haji, yaitu (bagi) orang yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah. Dan barangsiapa yang mengingkari (kewajiban haji) maka sesungguhnya Allah Maha tidak memerlukan semsesta?alam". (Al 'Imran : 97).
II.??? Tingkatan Iman.
Iman itu lebih dari tujuh puluh cabang. Cabang yang paling tinggi ialah syahadat "Laa Ilaaha Ilallaah", sedang cabang yang paling rendah ialah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan sifat malu adalah salah satu dari cabang Iman.
?
Rukun Iman ada enam, yaitu :
  1. Iman kepada Allah.
  2. Iman kepada para Malaikat-Nya.
  3. Iman kepada Kitab-kitab-Nya.
  4. Iman kepada para Rasul-Nya.
  5. Iman kepada hari Akhirat, dan
  6. Iman kepada Qadar, yang baik dan yang buruk. (Qadar : takdir, ketentuan Ilahi. Yaitu : Iman bahwa segala sesuatu yang terjadi di dalam semesta ini adalah diketahui, dikehendaki dan dijadikan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala).
Dalil keenam rukun ini, firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Berbakti (dari Iman) itu bukanlah sekedar menghadapkan wajahmu (dalam shalat) ke arah Timur dan Barat, tetapi berbakti (dan Iman) yang sebenarnya ialah iman seseorang kepada Allah, hari Akhirat, para Malaikat, Kitab-kitab dan Nabi-nabi...".(Al-Baqarah : 177).
?
Dan firman Allah Ta'ala.
?
"Artinya : Sesungguhnya segala sesuatu telah Kami ciptakan sesuai dengan qadar". (Al-Qomar : 49).
III.??? Tingkatan Ihsan.
Ihsan, rukunnya hanya satu, yaitu :
"Artinya : Beribadah kepada Allah dalam keadaan seakan-akan kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu". (Pengertian Ihsan tersebut adalah penggalan dari hadits Jibril, yang dituturkan oleh Umar bin Al-Khaththab Radhiyallahu 'Anhu, sebagaimana akan disebutkan).
?
Dalilnya, firman Allah Ta'ala.
?
"Artinya : Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat ihsan". (An-Nahl : 128).
?
Dan firman Allah Ta'ala.
?
"Artinya : Dan bertakwallah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. Yang melihatmu ketika kamu berdiri (untuk shalat) dan (melihat) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud. Sesunnguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (Asy-Syu'araa : 217-220).
?
Serta firman-Nya.
?
"Artinya : Dalam keadaan apapun kamu berada, dan (ayat) apapun dari Al-Qur'an yang kamu baca, serta pekerjaan apa saja yang kamu kerjakan, tidak lain kami adalah menjadi saksi atasmu diwaktu kamu melakukannya". (Yunus : 61).
Adapun dalilnya dari Sunnah, ialah hadits Jibril1 yang masyhur, yang diriwayatkan dari 'Umar bin Al-Khaththab Radhiyallahu 'anhu.
"Artinya : Ketika kami sedang duduk di sisi Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, tiba-tiba muncul ke arah kami seorang laki-laki, sangat putih pakaiannya, hitam pekat rambutnya, tidak tampak pada tubuhnya tanda-tanda sehabis dari bepergian jauh dan tiada seorangpun di antara kami yang mengenalnya. Lalu orang itu duduk di hadapan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, dengan menyandarkan kelututnya pada kedua lutut beliau serta meletakkan kedua telapak tangannya di atas kedua paha beliau, dan berkata : 'Ya Muhammad, beritahulah aku tentang Islam', maka beliau menjawab :'Yaitu : bersyahadat bahwa tiada sesembahan yang haq selain Allah serta? Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, melakukan shiyam pada bulan Ramadhan dan melaksanakan haji ke Baitullah jika kamu mampu untuk mengadakan perjalanan ke sana'. Lelaki itu pun berkata : 'Benarlah engkau'. Kata Umar :'Kami merasa heran kepadanya, ia bertanya kepada beliau, tetapi juga membenarkan beliau. Lalu ia berkata : 'Beritahulah aku tenatng Iman'. Beliau menjawab :'Yaitu : Beriman kepada Allah, para Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya dan hari Akhirat, serta beriman kepada Qadar yang baik dan yang buruk'. Ia pun berkata : 'Benarlah engkau'. Kemudian ia berkata : 'Beritahullah aku tentang Ihsan'. Beliau menjawab : Yaitu : Beribadah kepada Allah dalam keadaan seakan-akan kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu'. Ia berkata lagi. Beritahulah aku tentang hari Kiamat. Beliau menjawab : 'Orang yang ditanya tentang hal tersebut tidak lebih tahu dari pada orang yang bertanya'. AKhirnya ia berkata :'Beritahulah aku sebagian dari tanda-tanda Kiamat itu'. Beliau menjawab : Yaitu : 'Apabila ada hamba sahaya wanita melahirkan tuannya dan apabila kamu melihat orang-orang tak beralas kaki, tak berpakaian sempurna melarat lagi, pengembala domba saling membangga-banggakan diri dalam membangun bangunan yang tinggi'. Kata Umar : Lalu pergilah orang laki-laki itu, semantara kami berdiam diri saja dalam waktu yang lama, sehingga Nabi bertanya : Hai Umar, tahukah kamu siapakah orang yang bertanya itu ? Aku menjawab : Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Beliau pun bersabda : 'Dia adalah Jibril, telah datang kepada kalian untuk mengajarkan urusan agama kalian". (Hadits Riwayat Muslim dalam Shahihnya, kitab Al-Iman, bab 1, hadits ke 1. Dan diriwayatkan juga hadits dengan lafadz seperti ini dari Abu Hurairah oleh Al-Bukhari dalam Shahih-nya, kitab Al-Iman, bab 37, hadits ke 1.)
Bersambung
Mengenal Nabi Muhammad

Fote Note.
  1. Disebut hadits jibril, karena jibril-lah yang datang kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, dengan menanyakan kepada beliau tentang, Islam, Iman dan masalah hari Kiamat. Hal itu dimaksudkan untuk memberikan pelajaran kepada kaum muslimin tentang masalah-masaalah agama.


Keutamaan menjadi perempuan

 

Assalamu'alaikum wr.wb.
Terlampir adalah e-mail yang saya dapatkan dari seorang teman mengenai
keutamaan-keutamaan sebagai seorang wanita. Semua ada 41 point.
Apakah ada diantara para maillist member Assunnah yang bisa memberi komentar
mana yang hukumnya kuat dan mana yang hukumnya lemah ?
Terimakasih atas perhatiannya
Wassalamua'laikum wr.wb.
Ngudihadi
Jakarta


Re: +AFs-assunnah+AF0- Mohon Bantuan

endan
 

Saya kira, yang paling penting dengan adanya mail list assunnah ini adalah
+ACI-menuntut ilmu+ACI-. Untuk itu saya kira lebih baik yang dikirim tidak perlu
semua, tapi yang berhubungan dengan masalah ilmu saja. Yaitu mail dari ahi
Yayat mengenai Masalah-masalah penting dalam Islam, saya kira sudah cukup.

----- Original Message -----
From: +ACI-Yayat Ruhiat+ACI- +ADw-yayat+AEA-ksi.co.id+AD4-
To: +ADw-assunnah+AEA-egroups.com+AD4-
Cc: +ACI-Susanto+ACI- +ADw-wiwid+AEA-divnet.telkom.co.id+AD4-
Sent: Thursday, April 13, 2000 12:33 AM
Subject: +AFs-assunnah+AF0- Mohon Bantuan


+AD4-
+AD4- Siapa yang bisa memberikan saran atau bantuannya....
+AD4-
+AD4- ----- Original Message -----
+AD4- From: Susanto +ADw-wiwid+AEA-divnet.telkom.co.id+AD4-
+AD4-
+AD4- +AD4- Assalamu'alaikum Wr Wb
+AD4- +AD4-
+AD4- +AD4- Pada tanggal 13 April baru saya tahu ada milis assunnah, setelah saya
buka
+AD4- +AD4- di egroups, sampai hari ini baru ada sekitar 281 email.
+AD4- +AD4- Kalau diijinkan dan tidak mengganggu pengelola milis ini, sudilah
kiranya
+AD4- +AD4- saya dikirim ulang ke 281 mail tersebut ke wiwid+AEA-divnet.telkom.co.id ,
+AD4- +AD4- mungkin per hari 50 mail, sehingga butuh waktu 6 hari...., atau saya
+AD4- +AD4- diberitahu bagaimana cara mengambilnya langsung dari server egroups via
+AD4- +AD4- account email saya.
+AD4- +AD4- Maklumlah, kalau baca via web, lammaaaa banget
+AD4- +AD4-
+AD4- +AD4- Sebelumnya saya ucapkan jazakallahu khoiran katsira.
+AD4- +AD4-
+AD4- +AD4- Wassalamu'alaikum Wr Wb
+AD4- +AD4- Susanto
+AD4- +AD4-
+AD4-
+AD4-
+AD4- ------------------------------------------------------------------------
+AD4- 25+ACU- Off All Prints+ACE-
+AD4- Buy one today at Corbis.com
+AD4-
+AD4- ------------------------------------------------------------------------
+AD4-
+AD4- Subscribe assunnah-subscribe+AEA-eGroups.com
+AD4-
+AD4- Unsubscribe assunnah-unsubscribe+AEA-eGroups.com
+AD4-
+AD4- Feedback or comments assunnah-owner+AEA-eGroups.com
+AD4-
+AD4-


Re: Mohon Bantuan

Asneil Akbar
 

Assalamu'alaikum wr.wb.

Ana rasa bisa melihat database message assunnah dengan
mengakses dari egroups.
Caranya ketik "www.egroups.com" dan isi "assunnah" di
dalam kolom search. Setelah itu akan muncul assunnah
dan bisa langsung diklik. Kita bisa melihat email
terdahulu.

Wassalamu'alaikum wr.wb.
asneil akbar


--- Yayat Ruhiat <yayat@...> wrote:

Siapa yang bisa memberikan saran atau bantuannya....

----- Original Message -----
From: Susanto
+ADw-wiwid+AEA-divnet.telkom.co.id+AD4-

+AD4- Assalamu'alaikum Wr Wb
+AD4-
+AD4- Pada tanggal 13 April baru saya tahu ada milis
assunnah, setelah saya buka
+AD4- di egroups, sampai hari ini baru ada sekitar
281 email.
+AD4- Kalau diijinkan dan tidak mengganggu pengelola
milis ini, sudilah kiranya
+AD4- saya dikirim ulang ke 281 mail tersebut ke
wiwid+AEA-divnet.telkom.co.id ,
+AD4- mungkin per hari 50 mail, sehingga butuh waktu
6 hari...., atau saya
+AD4- diberitahu bagaimana cara mengambilnya
langsung dari server egroups via
+AD4- account email saya.
+AD4- Maklumlah, kalau baca via web, lammaaaa banget
+AD4-
+AD4- Sebelumnya saya ucapkan jazakallahu khoiran
katsira.
+AD4-
+AD4- Wassalamu'alaikum Wr Wb
+AD4- Susanto
+AD4-


------------------------------------------------------------------------
25% Off All Prints!
Buy one today at Corbis.com

------------------------------------------------------------------------

Subscribe assunnah-subscribe@...

Unsubscribe assunnah-unsubscribe@...

Feedback or comments assunnah-owner@...

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Send online invitations with Yahoo! Invites.


[Masalah - 37 = Tiga Landasan Utama 2/4]

Yayat Ruhiat
 

¿ªÔÆÌåÓý

?
TIGA LANDASAN UTAMA
?
Oleh
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab
Bagian Kedua dari Empat Tulisan [2/4]

?
MENGENAL ALLAH, 'AZZA WA JALLA
?
Apabila anda ditanya : Siapakah Tuhanmu ? Maka katakanlah : tuhanku adalah Allah, yang memelihara diriku dan memelihara semesta alam ini dengan segala ni'mat yang dikaruniakan-Nya. Dan dialah sembahanku, tiada sesembahan yang haq selain Dia.
?
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
"Artinya : Segala puji hanya milik Allah Tuhan Pemelihara semesta alam". (Al-Faatihah : 1).
Semua yang ada selain Allah disebut Alam, dan aku adalah salah satu dari semesta alam ini.
?
Selanjutnya jika anda ditanya : Melalui apa anda mengenal Tuhan ? Maka hendaklah anda jawab : Melalui tanda-tanda kekuasaan-Nya dan melalui ciptaan-Nya. Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah : malam, siang, matahari dan bulan. Sedang di antara ciptaan-Nya ialah : tujuh langit dan tujuh bumi beserta segala mahluk yang ada di langit dan di bumi serta yang ada di antara keduanya.
?
Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah kamu bersujud kepada matahari dan janganlah (pula kamu bersujud) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya jika kamu benar-benar hanya kepada-Nya beribadah" (Fushshilat : 37).
Dan firman-Nya :
"Artinya : Sesungguhnya Tuhanmu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang, senantiasa mengikutinya dengan cepat. Dan Dia (ciptakan pula) matahari dan bulan serta bintang-bintang (semuanya) tunduk kepada perintah-Nya. Ketahuilah hanya hak Allah mencipta dan memerintah itu. Maha Suci Allah Tuhan semesta alam". (Al-A'raaf : 54).
Tuhan inilah yang haq disembah. Dalilnya, firman Allah Ta'ala :
"Artinya : Wahai manusia ! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu agar kamu bertaqwa, (Tuhan) yang telah menjadikan untukmu bumi sebagai hamparan dan langit sebagai atap, serta menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dengan air itu Dia menghasilkan segala buah-buahan sebagai rizki untukmu. Karena itu, janganlah kamu mengangkat sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui". (Al-Baqarah : 22).
Ibnu Katsir 1 Rahimahullah Ta'ala, mengatakan :"Hanya Pencipta segala sesuatu yang ada inilah yang berhak disembah dengan segala macam ibadah".(Lihat Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur'an Al-'Azhim, (Cairo, Maktabah Dar At-Turats, 1400H)? jilid. 1 hal. 57.
?
Dan macam-macam ibadah yang diperintah Allah itu, antara lain : Islam (Syahadat, Shalat, Puasa, Zakat dan Haji), Iman, Ihsan, Do'a, Khauf (takut), Raja' (pengharapan), Tawakkal, Raghbah (penuh minat), Rahbah (cemas), Khusyu' (tunduk), Khasyyah (takut), Inabah (kembali kepada Allah), Isti'anah (memohon pertolongan), Isti'adzah (meminta perlindungan), Istighatsah (meminta pertolongan untuk dimenangkan atau diselamatkan), Dzabh (penyembelihan) Nadzar dan macam-macam ibadah lainnya yang diperintahkan olehAllah.
?
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
"Artinya : Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah, karena itu janganlah kamu menyembah seorang pun di dalamnya di samping (menyembah) Allah". (Al-Jinn : 18).
Karena itu barangsiapa yang menyelewengkan ibadah tersebut untuk selain Allah, maka dia adalah musyrik dan kafir. Firman Allah Ta'ala :
"Artinya : Dan barangsiapa menyembah sesembahan yang lain di samping (menyembah) Allah, padahal tidak ada satu dalilpun baginya tentang itu, maka benar-benar balasannya ada pada tuhannya. Sungguh tiada beruntung orang-orang kafir itu". (Al-Mu'minuun :117).
Dalil-dalil macam Ibadah :
?
1.??? Dalil Do'a.
???????Firman Allah Ta'ala :
"Artinya : Dan Tuhanmu berfirman : Berdo'alah kamu kepada-Ku niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya, orang-orang yang enggan untuk beribadah kepada-Ku pasti akan masuk neraka dalam keadaan hina-dina". (Ghaafir : 60).
?
Dan diriwayatkan dalam hadits :
?
"Artinya : Do'a itu adalah sari ibadah". ( Hadits Riwayat At-Tirmidzi dalam Al-Jaami' Ash-Shahiih, kitab Ad-Da'waat, bab 1. "Maksud hadits ini adalah bahwa segala macam ibadah, baik yang umum maupun yang khusus, yang dilakukan seorang mu'min, seperti mencari nafkah yang halal untuk keluarga, menyantuni anak yatim dll, semestinya diiringi dengan permohonan ridha Allah dan pengharapan balasan ukhrawi. Oleh karena itu Do'a (permohonan dan pengharapan tersebut) disebut oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai sari atau otak ibadah, karena senantiasa harus mengiringi gerak ibadah").
2.??? Dalil Khauf (takut).
???????Firman Allah Ta'ala :
"Artinya : Maka janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku jika kamu benar-benar orang yang beriman". (Ali 'imran : 175).
3.??? Dalil Raja' (pengharapan).
???????Firman AllahTa'ala.
"Artinya : Untuk itu barangsiapa yang mengharap perjumpaan dengan Tuhanya, maka hendaklah ia mengerjakan amal shalih dan janganlah mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya". (Al-Kahfi : 110).
4.??? Dalil Tawakkal (berserah diri).
???????Firman Allah Ta'ala :
"Artinya : Dan hanya kepada Allah-lah supaya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman". (Al-Maa'idah : 23).
?
"Artinya : Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, maka Dia-lah yang akan mencukupinya". (Ath-Thalaaq : 3).
5.??? Dalil Raghbah (penuh minat), Rahbah (cemas) dan Khusyu' (tunduk).
???????Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Sesungguhnya mereka itu senantiasa berlomba-lomba dalam (mengerjakan) kebaikan-kebaikan serta mereka berdo'a kepada Kami dengan penuh minat (kepada rahmat Kami) dan cemas (akan siksa Kami), sedang mereka itu selalu tunduk hanya kepada Kami". (Al-Anbiyaa : 90).
6.??? Dalil Khasy-yah (takut).
???????Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Maka janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku". (Al-Baqarah : 150).
7.??? Dalil Inabah (kembali kepada Allah).
???????Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu serta berserah dirilah kepada-Nya (dengan mentaati perintah-Nya), sebelum datang adzab kepadamu, kemudian kamu tidak dapat tertolong (lagi)". (Az-Zumar : 54).
8.??? Dalil Isti'anah (memohon pertolongan).
???????Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Hanya kepada Engkau-lah kami beribadah dan hanya kepada Engkau-lah kami memohon pertolongan". (Al-Faatihah : 4).
?
Dan diriwayatkan dalam hadits.
?
"Artinya : Apabila kamu memohon pertolongan, maka memohonlah pertolongan kepada Allah". (Hadits Riwayat At-Tirmidzi dalam Al-Jaami' 'Ash-Shahiih, kitab Shifaat Al-Qiyaamah wa?Ar-Raqa'iq wa?Al-Wara : bab 59 dan riwayat Imam Ahmad dalam Al-Musnad. Beirut Al-maktab Al-Islami 1403H jilid 1 hal. 293, 303, 307).
9.??? Dalil Isti'adzah (meminta perlindungan).
???????Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Katakanlah Aku berlindung kepada Tuhan yang Menguasai subuh". (Al-Falaq : 1).
?
Dan firman-Nya :
?
"Artinya : Katakanlah Aku berlindung kepada Tuhan?manusia. Penguasa manusia". (An-Naas : 1-2).
10.??? Dalil Istighatsah (meminta pertolongan untuk dimenangkan atau diselamatkan).
??? ????? Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : (Ingatlah) tatkala kamu meminta pertolongan kepada?Tuhanmu untuk dimenangkan (atas kaum musyrikin), lalu diperkenankan-Nya bagimu". (Al-Anfaal : 9).
11.??? Dalil Dzabh (penyembelihan).
??? ????? Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Katakanlah. Sesungguhnya shalatkku, penyembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan?semesta alam, tiada sesuatu-pun sekutu bagi-Nya. Demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama kali berserah diri (kepada-Nya)". (Al-An'am : 162-163).
?
Dalil dari Sunnah.
?
"Artinya : Allah melaknat orang yang menyembelih (binatang) bukan karena Allah". (Hadits Riwayat Muslim dalam Shahihnya, kitab Al-Adhaahi, bab 8 dan?riwayat Imam Ahmad dalam Al-Musnad, jilid 1, hal. 108, 118 dan 152)
12.??? Dalil Nadzar.
??? ????? Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Mereka menunaikan nadzar dan takut akan suatu hari yang siksanya merata di mana-mana".?(Al-Insaan : 7).
Bersambung :
Mengenal Islam

Fote Note.
  1. Abu Al-Fidaa : Ismail bin Umar bin Katsir Al-Qurasy Ad-Dimasyqi (701-774H - 1302-1373M). Seorang ahli ilmu hadits, tafsir, fiqh dan sejarah. Diantara karyanya : Tafsir Al-Qur'aan Al-Azhim, Thabaqat Al-Fuqahaa Asy Syafiiyyun, Al-Bidayah wa?An-Nihayah (sejarah),?Ikhtishaar 'Uluum Al-Hadits, Syarh Shahih Al-Bukhari (belum sempat dirampungkannya).


Mohon Bantuan

Yayat Ruhiat
 

Siapa yang bisa memberikan saran atau bantuannya....

----- Original Message -----
From: Susanto +ADw-wiwid+AEA-divnet.telkom.co.id+AD4-

+AD4- Assalamu'alaikum Wr Wb
+AD4-
+AD4- Pada tanggal 13 April baru saya tahu ada milis assunnah, setelah saya buka
+AD4- di egroups, sampai hari ini baru ada sekitar 281 email.
+AD4- Kalau diijinkan dan tidak mengganggu pengelola milis ini, sudilah kiranya
+AD4- saya dikirim ulang ke 281 mail tersebut ke wiwid+AEA-divnet.telkom.co.id ,
+AD4- mungkin per hari 50 mail, sehingga butuh waktu 6 hari...., atau saya
+AD4- diberitahu bagaimana cara mengambilnya langsung dari server egroups via
+AD4- account email saya.
+AD4- Maklumlah, kalau baca via web, lammaaaa banget
+AD4-
+AD4- Sebelumnya saya ucapkan jazakallahu khoiran katsira.
+AD4-
+AD4- Wassalamu'alaikum Wr Wb
+AD4- Susanto
+AD4-


Tentang Asyuraa'

Suharyanto
 

¿ªÔÆÌåÓý

?
??
ASYURA' DALAM PERSPEKTIF ISLAM, SYI'AH? DAN KEJAWEN
?
?
A. Asyuro¡¯ dalam ajaran Islam
Ulama Ahlussunnah sepakat bahwa pada hari 10 Muharram disyari¡¯atkan untuk berpuasa. Ibnu Abbas mencerita-kan :
¡°Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tiba di Madinah, lalu beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura¡¯ ( tanggal 10 Muharram), maka beliau bertanya: ¡°Hari apakah ini?¡± Mereka menjawab: ¡°Ini adalah hari yang baik. Ini adalah hari dimana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, maka Musa shallallahu 'alaihi wasallam? berpuasa pada hari itu karena syukur kepada Allah. Dan kami berpuasa pada hari itu untuk mengagungkannya.¡± Nabi shallallahu 'alaihi wasallam? bersabda: ¡°Aku lebih berhak atas Musa daripada kalian¡±, maka Nabi berpuasa Asyura¡¯ dan memerintah-kan puasanya.¡± (HR. Al-Bukhari dan Muslim)?
Harus Menyalahi Ahli Kitab
Para sahabat berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam : ¡°Ya Rasulullah, sesung-guhnya Asyura¡¯ itu hari yang diagungkan oleh orang Yahudi dan Nasrani¡±, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? bersabda: ¡°Tahun depan insya Allah kita akan puasa (juga) pada hari yang kesembilan.¡± (HR. Muslim (1134) dari Ibnu Abbas).
Imam Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Abbas dari jalur lain, sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam :
(teks hadits : b10121_a.gif)
?¡°Berpuasalah pada hari Asyura¡¯ dan selisihilah orang-orang Yahudi itu, berpuasalah sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya.¡± (Fathul Bari, 4/245). Imam Syafi¡¯i juga meriwayatkan hadits di atas, makanya beliau di dalam kitab Al-Um dan Al-Imla¡¯ menyatakan kesun-nahan puasa tiga kali tanggal 8, 9 dan 10 Muharram. (Al-Ibda¡¯, Ali Mahfudz hal. 149, Fathul Bari 4/246).
Keutamaan Asyura¡¯
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? ditanya tentang puasa Asyura¡¯, maka beliau menjawab:
(teks hadits : b10121_b.gif)
?¡°Ia menghapuskan dosa tahun yang lalu.¡± (HR. Muslim (1162), Ahmad 5/296, 297).
Karena itu, pantas jika Ibnu Abbas menyatakan : ¡°Saya tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? berpuasa pada suatu hari karena ingin mengejar keutamaannya selain hari ini (Asyura¡¯) dan tidak pada suatu bulan selain bulan ini (maksudnya: Ramadhan).¡± (HR. Al-Bukhari (2006), Muslim (1132)).
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? bersabda :
(teks hadits : b10121_c.gif)
¡°Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah bulan Allah yang bernama Muharram. (HR. Muslim,1163).
?
B. Bid¡¯ah-bid¡¯ah Asyura¡¯
10 Muharram 61 H adalah hari terbu-nuhnya Abu Abdillah Al-Husen bin Ali (ra) di padang Karbala. Karena peristiwa berdarah ini, setan berhasil menciptakan dua kebid¡¯ahan sekaligus.
Pertama : Bid¡¯ah Syi¡¯ah
Asyura¡¯ dijadikan oleh Syi¡¯ah sebagai hari berkabung, duka cita, dan menyiksa diri sebagai ungkapan dari kesedihan dan penyesalan. Pada setiap Asyura¡¯, mereka memperingati kematian Al-Husen dan melakukan perbuatan-perbuatan yang tercela seperti berkumpul, menangis, meratapi Al-Husen secara histeris, membentuk kelompok-kelompok untuk pawai berkeliling di jalan-jalan dan di pasar-pasar sambil memukuli badan mereka dengan rantai besi, melukai kepala dengan pedang, mengikat tangan dan lain sebagainya. (At-Tasyayyu¡¯ Wasy-Syi¡¯ah, Ahmad Al-Kisrawiy Asy-Syi¡¯iy, hal. 141, Tahqiq Dr. Nasyir Al-Qifari).
Kedua : Bid¡¯ah Jahalatu Ahlissunnah
Sebagai tandingan dari apa yang dilakukan oleh orang Syi¡¯ah di atas, orang Ahlussunnah yang jahil (Bodoh) menjadikan hari Asyura¡¯ sebagai hari raya, pesta dan serba ria.
Menurut Ahmad Al-Kisrawi Asy-Syi¡¯iy: ¡°Dua budaya (bid¡¯ah) yang sangat kontras ini, menurut literatur yang ada bermula pada jaman dinasti Buwaihi (321H - 447 H.) yang mana masa itu terkenal dengan tajamnya pertentangan antara Ahlus-sunnah dan Syi¡¯ah. Orang-orang jahalatu (bodoh) Ahlussunnah menjadikan Asyura¡¯ sebagai hari raya dan hari bahagia sementara orang-orang Syi¡¯ah menjadikannya sebagai hari duka cita, mereka berkumpul membacakan syair-syair haru kemudian menangis dan menjerit.¡± (At-Tasyayyu¡¯ Wasy-Syi¡¯ah hal.142)
Sementara Syekh Ali Mahfudz mengatakan bahwa di Kufah ada kelompok Syi¡¯ah yang sampai ghuluw (berlebihan) dalam mencintai Al-Husen (ra) yang dipelopori oleh Al-Mukhtar bin Abi Ubaid Ats-Tsaqafi (tahun 67 H dibunuh oleh Mush¡¯ab bin Az-Zubair) dan ada kelompok Nashibah (yang anti Ali beserta keturunannya), yang diantaranya adalah Al-Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqafi. Dan telah disebut di dalam hadits shahih.
?
¡°Sesungguhnya (akan muncul) di Tsaqif (kepala suku dari Hawazin) seorang pendusta dan pembantai.¡±
Pendusta tadi adalah Al-Mukhtar yang memperselisihkan keimamahan Ibnul Hanafiyah, dan pembantai tadi adalah Al-Hajjaj yang membenci Alawiyyin, maka yang Syi¡¯ah tadi menciptakan bid¡¯ah duka cita sementara yang Nashibah menciptakan bid¡¯ah bersuka ria. (Al-Ibda¡¯ hal. 150)
Bid¡¯ah-bid¡¯ah tersebut berbentuk :
  1. Menambah belanja dapur.
    Banyak riwayat yang mengatakan :
    ¡°Barangsiapa yang meluaskan (nafkah) kepada keluarganya pada hari Asyura¡¯, maka Allah akan melapangkan (rizkinya) selama setahun itu.¡± (HR. At-Thabraniy, Al-Baihaqi dan Ibnu Abdil Barr). Asy-Syabaniy berkata: semua jalurnya lemah, Al-Iraqi berkata : sebagian jalur dari Abu Hurairah dishahihkan oleh Al-Hafidz Ibnu Nashir, jadi menurutnya ini hadits hasan, sedangkan Ibnul Jauzi menulisnya di dalam kumpulan hadits palsu. (Tamyizuth-Thayyib minal Khabits, no. 1472, Tanbihul Ghafilin, 1/367). Sementa-ra itu imam As-Suyuthi dengan tegas mengatakan : ¡°Telah diriwayatkan tentang keutamaan meluaskan nafkah sebuah hadits dhaif, bisa jadi sebabnya adalah ghuluw di dalam mengagungkan-nya, dari sebagian segi untuk menandingi orang-orang Rafidhah (Syi¡¯ah) karena syetan sangat berambisi untuk memalingkan manusia dari jalan lurus. Ia tidak peduli ke arah mana -dari dua arah- mereka akan berpaling, maka hendaklah para pelaku bid¡¯ah menghin-dari bid¡¯ah-bid¡¯ah sama sekali.¡± (Al-Amru Bil Ittiba¡¯, hal.88-89)
    Imam Ahmad mengatakan ketika ditanya : ¡°Hadits ini tidak ada asalnya, ia tidak bersanad kecuali apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Uyainah dari Ibnul Muntasyir, sementara ia adalah orang Kufah, ia meriwayatkan dari seorang yang tidak dikenal.¡± (Al-Ibda¡¯, Ali Mahfudz, 150)
  2. Memakai celak (sifat mata).
  3. Mandi. Mereka meriwayatkan sebuah hadits: ¡°Barangsiapa yang memakai celak pada hari Asyura¡¯, maka ia tidak akan mengalami sakit mata pada tahun itu. Dan barangsiapa mandi pada hari Asyura¡¯, ia tidak akan sakit selama tahun itu.¡± (Hadits ini palsu menurut As-Sakhawi, Mulla Ali Qari dan Al-Hakim) (Al-Ibda¡¯, hal. 150-151)
  4. Mewarnai kuku.
  5. Bersalam-salaman. Imam As-Suyuthi mengatakan : ¡° Semua perkara ini (no.2-5) adalah bid¡¯ah munkarah, dasarnya adalah hadits palsu atas nama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam .¡± (Al-Amru bil Ittiba¡¯, hal.88)
  6. Mengusap-usap kepala anak yatim.
  7. Memberi makan seorang mukmin di malam Asyura¡¯. Mereka tidak segan-segan membuat hadits palsu dengan sanad dari Ibnu Abbas yang mirip dengan haditsnya orang Syi¡¯ah yang berbunyi:
    ¡°Barangsiapa berpuasa pada hari Asyura¡¯ dari bulan Muharram, maka Allah memberinya (pahala) sepuluh ribu malaikat, sepuluh ribu haji dan umrah dan sepuluh ribu orang mati syahid. Dan barangsiapa memberi buka seorang mukmin pada malam Asyura¡¯, maka seakan-akan seluruh umat Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam berbuka di rumahnya sampai kenyang.¡± (Hadits palsu dinyatakan oleh imam As-Suyuthi dan Asy-Syaukani, no. 34, lihat Tanbihul Ghafilin, 1/366).
  8. Membaca do¡¯a Asyura¡¯ seperti yang tercantum dalam kumpulan do¡¯a dan Majmu¡¯ Syarif yang berisi minta panjang umur, kehidupan yang baik dan khusnul khotimah. Begitu pula keyakinan mereka bahwa siapa yang membaca do¡¯a Asyura¡¯ tidak akan meninggal pada tahun tersebut adalah bid¡¯ah yang jahat. (As-Sunan wal Mubtada¡¯at, Muhammad Asy-Syuqairi, hal.134).
  9. Membaca ¡°Hasbiyallah wani¡¯mal wakil¡± pada air kembang untuk obat dari berbagai penyakit adalah bid¡¯ah.
  10. Shalat Asyura¡¯. Haditsnya adalah palsu, seperti yang disebutkan oleh As-Suyuthi di dalam Al-La¡¯ali Al-Mashnu¡¯ah (As-Sunan wal Mubtada¡¯at, 134).
?
C. Asyuro dalam Tradisi dan Kultur? Kejawen
Bulan Suro banyak diwarnai oleh orang Jawa dengan berbagai mitos dan khurafat, antara lain :
Keyakinan bahwa bulan Suro adalah bulan keramat yang tidak boleh dibuat main-main dan bersenang-senang seperti hajatan pernikahan dan lain-lain yang ada hanya ritual.
Ternyata kalau kita renungkan dengan cermat apa yang dilakukan oleh orang Jawa di dalam bulan Suro adalah merupakan akulturasi Syi¡¯ah dan animisme, dinamisme dan Arab jahiliyah. Dulu,orang Quraisy jahiliyah pada setiap Asyura¡¯ selalu mengganti Kiswah Ka¡¯bah (kain pembungkus Ka¡¯bah) (Fathul Bari, 4/246). Kini, orang Jawa mengganti kelambu makam Sunan Kudus. Alangkah miripnya hari ini dan kemarin.
Di dalam Islam, Asyura¡¯ tidak diisi dengan kesedihan dan penyiksaan diri (Syi¡¯ah), tidak diisi dengan pesta dan berhias diri (Jahalatu Ahlissunnah) dan tidak diisi dengan ritual di tempat-tempat keramat atau yang dianggap suci untuk tolak bala¡¯ (Kejawen) bahkan tidak diisi dengan berkumpul-kumpul. Namun yang ada hanyalah puasa Asyura¡¯ dengan satu hari sebelumnya atau juga dengan sehari sesudahnya.
°Â²¹²¹±ô±ô²¹³ó³Ü-²¹¡¯±ô²¹³¾.
?(Abu Hamzah? A. Hasan Bashori)
?
* * *
?
Jabir bin Abdullah radhiallahu anhu berkata:
Jika kamu berpuasa, hendaknya berpuasa pula pendengaranmu, penglihatanmu dan lisanmu dari dusta dan dosa-dosa, tinggalkan menyakiti tetangga, dan hendaknya kamu senantiasa bersikap tenang pada hari kamu berpuasa, jangan pula kamu jadikan hari berbukamu sama dengan hari kamu berpuasa.¡±
??


Re: bertanya kembali

Suharyanto
 

Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh.

Adapun hal-hal yang disyariatkan dalam bulan Muharram adalah
sebagai berikut :


Bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan haram
yaitu dzulqo'dah, dzulhijjah, muharram dan rajab, ( yang
tidak boleh perang dalam bulan tersebut, kecuali jika
diserang dan untuk mempertahankan diri )Sebagai mana Allah
firmankan : { Sesungguhnya bbilangan bulan pada sisi Allah
ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia
menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan
haram } at-Taubah : 36


Dianjurkan untuk puasa di bulan Muharram, dan puasa di bulan
Muharram termasuk puasa yang paling utama, dari Abu Hurairah
bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasalam bersabda : Puasa
yang paling utama setelah bulan Ramadlan adalah bulan Allah
yang kamu sebut Muharram, dan shalat yang paling utama
setelah shalat wajib adalah shalat di malam hari" HR.Muslim.


Dan sangat dianjurkan puasa di hari kesepuluh Muharram yaitu
hari 'Asyura, Ibnu Abbas berkata " aku tidak melihat
Rasulullah shallallahu alaihi wasalam berpuasa pada suatu
hari yang Beliau sangat memperhatikan keutamaannya dari
hari-hari lainnya, ( suatu hari itu adalah ) hari 'Asyura,
dan bulan ini yaitu bulan Ramadlan,HR.Bukhari dan Muslim.
Dan Rasulullah menerangkan ketika di tanya tentang puasa
'asyura :Bahwa dia (puasa 'asyura ) menghapuskan dosa-dosa
setahun yang lalu. HR.Muslim.


Dan selayaknya bagi seorang muslim untuk puasa hari
kesembilan dan hari kesepuluh sebagai penentangan ( agar
berlainan )terhadap yahudi dan nashara, dari Ibnu Abbas ia
berkata : bahwa ketika Rasulullah shallallahu alaihi wasalam
berpuasa di hari 'asyura dan memerintahkan untuk berpuasa ,
kaum muslimin berkata : wahai Rasulullah , sesungguhnya hari
'asyura adalah hari yang diagungkan oleh orang yahudi dan
nashara, maka Rasulullah shallallahu alaihi wasalam menjawab
: jika tahun depan tiba, insya Allah kita akan berpuasa pada
hari kesembilan, daan Ibnu Abbas berkata : belum sampai
tahun depan datang, Rasulullah shallallahu alaihi wasalam
telah meninggal lebih dahulu" HR>Muslim.

Hal-hal yang tidak disyariatkan ( tidak diperintahkan)
adalah sebagai berikut :


Ibnul Qoyyim berkata : dari hal-hal yang bathilah yang tidak
disyari'atkan pada bulan Muharram adalah 1.memakai sifat
mata pada hari kesepuluh 2.berhias 3.melapangkan rezeki
keluarga 4.shalat pada hari itu ( kesepuluh) dan lain-lain
dari keutamaan-keutamaan, tidak satu pun yang benar , tidak
satu hadits-pun, tidak ada yang shahih ( tetap) dari Nabi
shallallahu alaihi wasalam keutamaan-keutamaan pada hari
'asyura kecuali hadits tentang puasa pada hari itu, selain
itu ( selain hadits tentang puasa) haditsnya bathil, tidak
benar.


Menjadikan hari 'asyura sebagai hari kesedihan, dan ini
adalah termasuk bid'ah munkarah,sebagaimana dilakukan oleh
orang orang syi'ah ( rofidlah ) kesedihan atas terbunuhnya
Husain bin Ali radhiyallah 'anhuma.

Masalah membangunkan orang yang tidur untuk shalat adalah
hal yang termasuk Amar Ma'ruf Nahyi Munkar dan tidak boleh
membiarkannya sampai habisnya waktu shalat.
Adapun dia tidak mau menerima dan masih terus tidur sedang
ia sudah sadar(bangun dari tidur) maka Insya Allah kewajiban
saudara sudah gugur dan akan mendapatkan pahala mengingatkan
orang lain.
Namun anda jangan putus asa untuk selalu menasehatinya dan
mencari cara-cara yang tepat untuk menyadarkan orang
tersebut. Sekian.
Wallahu a'lam.

Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh.

----- Original Message -----
From: <ute_rid_strc@...>
To: <assunnah@...>
Sent: Wednesday, April 12, 2000 1:57 PM
Subject: [assunnah] bertanya kembali



Assalaamu'alaikum wR.wB.

Perkenankan saya bertanya kembali walupun untuk 2 surat
yang kemarin belum
juga ada yang menjawabnya :-(

1. Apakah amalan yang disyari'atkan pada bulan Muharram
ini? apakah anjuran
berpuasa pada tanggal 9, 10, 11 Muharram berdasar dalil
yang shahih?
Ada yang mengatakan dalilnya adalah hadits riwayat
Muslim.

2. Bagaimana halnya dengan membangunkan orang untuk
melakukan sholat?
Apakah orang yang sedang tidur itu dibangunkan atau
dibiarkan saja sampai
dia bangun sendiri? bagaimana kalau dibiarkan tidur saja
sehingga melewati
batas waktu sholat dan kejadiannya sering (alias orang tsb
belum sadar akan
pentingnya sholat)?

Jazakumulloh Khoiron.

wassalaamu'alaikum wR.wB.

Dwitas



----------------------------------------------------------
--------------
You can win $1000!
Time-limited offer. Enter today at:

----------------------------------------------------------
--------------

Subscribe assunnah-subscribe@...

Unsubscribe assunnah-unsubscribe@...

Feedback or comments assunnah-owner@...


bertanya kembali

 

Assalaamu'alaikum wR.wB.

Perkenankan saya bertanya kembali walupun untuk 2 surat yang kemarin belum
juga ada yang menjawabnya :-(

1. Apakah amalan yang disyari'atkan pada bulan Muharram ini? apakah anjuran
berpuasa pada tanggal 9, 10, 11 Muharram berdasar dalil yang shahih?
Ada yang mengatakan dalilnya adalah hadits riwayat Muslim.

2. Bagaimana halnya dengan membangunkan orang untuk melakukan sholat?
Apakah orang yang sedang tidur itu dibangunkan atau dibiarkan saja sampai
dia bangun sendiri? bagaimana kalau dibiarkan tidur saja sehingga melewati
batas waktu sholat dan kejadiannya sering (alias orang tsb belum sadar akan
pentingnya sholat)?

Jazakumulloh Khoiron.

wassalaamu'alaikum wR.wB.

Dwitas


[Masalah - 37 = Tiga Landasan Utama 1/4]

Yayat Ruhiat
 

¿ªÔÆÌåÓý

?
TIGA LANDASAN UTAMA
?
Oleh
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab
Bagian Pertama dari Empat Tulisan [1/4]

?
Muqaddimah
?
Akhi (Saudaraku).
Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada anda.
?
Ketahuilah, bahwa wajib bagi kita untuk mendalami empat masalah, yaitu :
  1. Ilmu, ialah mengenal Allah, mengenal Nabi-Nya dan mengenal agama Islam berdasarkan dalil-dalil.
  2. Amal, ialah menerapkan ilmu ini.
  3. Da'wah, ialah mengajak orang lain kepada ilmu ini.
  4. Sabar, ialah tabah dan tangguh menghadapi segala rintangan dalam menuntut ilmu, mengamalkannya dan berda'wah kepadanya.
Dalilnya, firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Demi masa. Sesungguhnya setiap manusia benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, melakukan segala amal shalih dan saling nasihat-menasihati untuk (menegakkan) yang haq, serta nasehat-menasehati untuk (berlaku) sabar".(Al-'Ashr : 1-3).
Imam Asy-Syafi'i1 Rahimahullah Ta'ala, mengatakan :"Seandainya Allah hanya menurunkan surah ini saja sebagai hujjah buat makhluk-Nya, tanpa hujjah lain, sungguh telah cukup surah ini sebagai hujjah bagi mereka".
?
Dan Imam Al-Bukhari2 Rahimahullah Ta'ala, mengatakan :"Bab Ilmu didahulukan sebelum ucapan dan perbuatan".
?
Dalilnya firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Maka ketahuilah, sesungguhnya tiada sesembahan (yang haq) selain Allah dan mohonlah ampunan atas dosamu". (Muhammad : 19).
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan terlebih dahulu untuk berilmu (berpengetahuan) .... .."?3 sebelum ucapan dan perbuatan.
?
?
Akhi (Saudaraku).
Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada anda.
?
Dan ketahuilah, bahwa wajib bagi setiap muslim dan muslimah untuk mempelajari dan mengamalkan ketiga perkara ini :
  1. Bahwa Allah-lah yang menciptakan kita dan yang memberi rizki kepada kita. Allah tidak membiarkan kita begitu saja dalam kebingungan, tetapi mengutus kepada kita seorang rasul, maka barangsiapa mentaati rasul tersebut pasti akan masuk surga dan barangsiapa menyalahinya pasti akan masuk neraka. Allah Ta'ala berfirman :"Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kamu seorang rasul yang menjadi saksi terhadapmu, sebagaimana Kami telah mengutus kepada Fir'aun seorang rasul, tetapi Fir'aun mendurhakai rasul itu, maka Kami siksa ia dengan siksaan yang berat". (Al-Muzammil : 15-16).
  2. Bahwa Allah tidak rela, jika dalam ibadah yang ditujukan kepada-Nya, Dia dipersekutukan dengan sesuatu apapun, baik dengan seorang malaikat yang terdekat atau dengan seorang nabi yang diutus manjadi rasul. Allah Ta'ala berfirman :"Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah, karena itu janganlah kamu menyembah seorang-pun di dalamnya disamping (menyembah) Allah". (Al-Jinn : 18).
  3. Bahwa barangsiapa yang mentaati Rasulullah serta mentauhidkan Allah, tidak boleh bersahabat dengan orang-orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya, sekalipun mereka itu keluarga dekat. Allah Ta'ala berfirman :"Kamu tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari Akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang itu bapak-bapak, atau anak-anak, atau saudara-saudara, ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah mantapkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari-Nya dan mereka akan dimasukkan-Nya ke dalam surga-surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung". (Al-Mujaadalah : 22).
?
Akhi (Saudaraku).
Semoga Allah mebimbing anda untuk taat kepada-Nya.
?
Ketahuilah, bahwa Islam yang merupakan tuntunan Nabi Ibrahim adalah ibadah kepada Allah semata dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Itulah yang diperintahkan Allah kepada seluruh umat manusia dan hanya itu sebenarnya mereka diciptakan-Nya, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.
"Artinya : Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan untuk beribadah kepada-Ku". (Adz-Dzaariyaat : 56).
Ibadah dalam ayat ini, artinya : Tauhid. Dan perintah Allah yang paling agung adalah Tauhid, yaitu : Memurnikan ibadah untuk Allah semata-mata. Sedang larangan Allah yang paling besar adalah syirik, yaitu : Menyembah selain Allah di samping menyembah-Nya. Allah Ta'ala berfirman :
"Artinya : Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Nya". (An-Nisaa : 36).
Kemudian, apabila anda ditanya : Apakah tiga landasan utama yang wajib diketahui oleh manusia ? Maka hendaklah anda jawab : Yaitu mengenal Tuhan Allah 'Azza wa Jalla, mengenal agama Islam, dan mengenal Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Bersambung :
Mengenal Allah 'Azza wa Jalla.

Fote Note.
  1. Abu Abdillah Muhammad bin Idris bin Al-'Abbas bin 'Utsman bin Syafi'i Al-Hasyim Al-Quraisy Al-Muthallibi (150-204H - 767-820M) Salah seorang imam empat. Dilahirkan di Gaza (Palestina) dan meninggal di Cairo. Diantara karya ilmiyahnya Al-Umm, Ar-Risalah dan Al-Musnad.
  2. Abu 'Abdillah Miuhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah Al- Bukhari (194-256H - 810-870M) Seorang Ulama ahli Hadits. Untuk mengumpulkan hadits ia telah menempuh perjalanan yang panjang, mengunjungi Khurasan, Irak, Mesir dan Syam. Kitab-kitab yang disusunnya antara lain Al-Jaami Ash-Shahih (yang lebih dikenal dengan Shahih Bukhari), At-Taarikh, Adh-Dhu'afaa, Khalq Af'aal al-Ibaad.
  3. Al-Bukhari dalam Shahih-nya, kitab Al-'ilm, bab.10


FWD pertanyaan tentang Shalat, Masbuk & Masbuk

 

FWD question:

Assalaamu'alaikum wr. wb.

Jika pada satu jamaah shalat, ada beberapa ma'mum
datang terlambat (masbuk). Nah setelah imam jamaa'ah
awal sudah menyelesaikan shalatnya, apakah ma'mum
masbuk tersebut harus menyelesaikan shalat dengan cara
berimam pada salah satu diantaranya, atau
menyelesaikan shalatnya sendiri-sendiri.

Mohon jawabannya didasarkan pada nash hukum Fiqh.

Wassalamu'alaikum wr. wb.


tanya lagi

 

Assalaamu'alaikum wR.wB.

Perkenankan saya mengajukan beberapa pertanyaan:

1. Bagaimanakah halnya dengan sholat sunnah yang dilakukan berjamaah
seperti sholat tahajjud / witr / tarawih ? Adakah di Masjid Al-Haramain
dilakukan jenis sholat yang saya tanyakan ( sunnah dan berjamaah )?

2. Bagaimana halnya bila kita sedang sholat sendiri kemudian ada orang
mengikut kita untuk berjamaah?
Bolehkah berimam kepada orang yang telah mulai sholat sendirian?

3. Dalam hal berhaji/umrah apakah berihram itu harus dalam keadaan tidak
haid ( bagi wanita)?
Bila misalkan seorang wanita berumrah di Jeddah sudah haid, haruskah
dia berihram juga dan menyatakan niat umrah juga ataukah
dia boleh memasuki kota makkah tanpa berihram dan tidak niat umrah tapi
kemudian setelah bersih dia keluar dari tanah haram untuk mulai miqot
kembali
memasuki makkah?

Bila dalam perjalanan (misal dari madinah menuju makkah) seorang
wanita telah ihram dan berniat umrah, maka apakah dia boleh tahalul
(melepas baju
ihram dan diizinkan melakukan hal yang semula terlarang dalam berihram
(misal bercukur)? ataukah bagaimana hal yang sebenarnya?

4. Bagaimana halnya dengan orang yang beritikad hanya akan sholat dimasjid
tertentu dan berimam dengan orang tertentu ( contoh LDII )?

5. Bagaimana halnya menggunakan jalan (ditutup sementara) untuk kepentingan
Sholat Eid?

6. Bagaimana halnya memakan makanan yang kita tidak tahu siapa yang
menyembelihnya / terbuat dari apa?


Terima kasih atas penjelasannya

wassalaamu'alaikum wR.wB.

Abdulloh Dwitas


[Masalah - 36 = Kehidupan Sehari-hari yang Islami]

Yayat Ruhiat
 

¿ªÔÆÌåÓý

?
KEHIDUPAN SEHARI-HARI
YANG ISLAMI
?
Oleh
Syaikh Abdullah bin Jaarullah bin Ibrahim Al-Jaarullah

?
Kata Pengantar.
?
Saudaraku....
Dengan penuh?pengharapan bahwa? kebahagian dunia dan akhirat yang akan kita dapatkan, maka? kami sampaikan?risalah? yang berisikan? pertanyaan-pertanyaan? ini? kehadapan anda?untuk direnungkan dan di jawab dengan perbuatan.
?
Pertanyaan-pertanyaan?ini sengaja kami angkat kehadapan anda?dengan harapan yang tulus dan cinta karena Allah Subhanahu wa Ta'ala, supaya? kita? bisa mengambil? mannfaat dan faedah yang banyak darinya,?disamping?itu sebagai bahan kajian untuk melihat diri kita, sudah sejauh mana dan ada dimana posisinya?selama ini.
?
Saudaraku...
Risalah ini dinukilkan dari buku saku yang sangat bagus dan menawan yaitu Zaad Al-Muslim Al-Yaumi (Bekalan Muslim Sehari-hari) dari hal. 51 - 55, bab Hayatu Yaumi Islami yang diambil dari kitab Al-Wabil Ash-Shoyyib oleh Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah dan diterjemahkan oleh saudara kita Fariq Gasim Anuz semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala membalasnya dengan pahala dan surganya.
?
?
Kehidupan Sehari-hari Yang Islami
  1. Apakah anda selalu shalat Fajar berjama'ah di masjid setiap hari .?
  2. Apakah anda selalu menjaga Shalat yang lima waktu di masjid .?
  3. Apakah anda hari ini membaca Al-Qur'an .?
  4. Apakah anda rutin membaca Dzikir setelah selesai melaksanakan Shalat wajib .?
  5. Apakah anda selalu menjaga Shalat sunnah Rawatib sebelum dan sesudah Shalat wajib .?
  6. Apakah anda (hari ini) Khusyu dalam Shalat, menghayati apa yang anda baca .?
  7. Apakah anda (hari ini) mengingat Mati dan Kubur .?
  8. Apakah anda (hari ini) mengingat hari Kiamat, segala peristiwa dan kedahsyatannya .?
  9. Apakah anda telah memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala sebanyak tiga kali, agar memasukkan anda ke dalam Surga .? Maka sesungguhnya barang siapa yang memohon demikian, Surga berkata :"Wahai Allah Subhanahu wa Ta'ala masukkanlah ia ke dalam Surga".
  10. Apakah anda telah meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar diselamatkan dari api neraka sebanyak tiga kali .? Maka sesungguhnya barangsiapa yang berbuat demikian, neraka berkata :"Wahai Allah peliharalah dia dari api neraka". (Berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang artinya :"Barangsiapa yang memohon Surga kepada Allah sebanyak tiga kali, Surga berkata :"Wahai Allah masukkanlah ia ke dalam Surga. Dan barangsiapa yang meminta perlindungan kepada Allah agar diselamatkan dari api neraka sebanyak tiga kali, neraka berkata :"Wahai Allah selamatkanlah ia dari neraka". (Hadits Riwayat Tirmidzi dan di shahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami No. 911. Jilid 6).
  11. Apakah anda (hari ini) membaca hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam .?
  12. Apakah anda pernah berfikir untuk menjauhi teman-teman yang tidak baik .?
  13. Apakah anda telah berusaha untuk menghindari banyak tertawa dan bergurau .?
  14. Apakah anda (hari ini) menangis karena takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala .?
  15. Apakah anda selalu membaca Dzikir pagi dan sore hari .?
  16. Apakah anda (hari ini) telah memohon ampunan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala atas dosa-dosa (yang engkau perbuat -pen) .?
  17. Apakah anda telah memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan benar untuk mati Syahid .? Karena sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda yang artinya :"Barangsiapa yang memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan benar untuk mati syahid, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala akan memberikan kedudukan sebagai syuhada meskipun ia meninggal di atas tempat tidur". (Hadits Riwayat Tirmidzi, Nasa'i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dalam shahihnya, Al-Hakim dan ia menshahihkannya).
  18. Apakah anda telah berdo'a kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar ia menetapkan hati anda atas agama-Nya. ?
  19. Apakah anda telah mengambil kesempatan untuk berdo'a kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala di waktu-waktu yang mustajab .?
  20. Apakah anda telah membeli buku-buku agama Islam untuk memahami agama .? (Tentu dengan memilih buku-buku yang sesuai dengan pemahaman yang dipahami oleh para Shahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, karena banyak juga buku-buku Islam yang tersebar di pasaran justru merusak pemahaman Islam yang benar, pent).
  21. Apakah anda telah memintakan ampunan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk saudara-saudara mukminin dan mukminah .? Karena setiap mendo'akan mereka anda akan mendapat kebajikan pula.
  22. Apakah anda telah memuji Allah Subhanahu wa Ta'ala (dan bersyukur kepada-Nya, pent) atas nikmat Islam .?
  23. Apakah anda telah memuji Allah Subhanahu wa Ta'ala atas nikmat mata, telinga, hati dan segala nikmat lainnya .?
  24. Apakah anda hari-hari ini telah bersedekah kepada fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkannya .?
  25. Apakah anda dapat menahan marah yang disebabkan urusan pribadi, dan berusaha untuk marah karena Allah Subhanahu wa Ta'ala saja .?
  26. Apakah anda telah menjauhi sikap sombong dan membanggakan diri sendiri .?
  27. Apakah anda telah mengunjungi saudara seagama, ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta'ala .?
  28. Apakah anda telah menda'wahi keluarga, saudara-saudara, tetangga, dan siapa saja yang ada hubungannya dengan diri anda .?
  29. Apakah anda termasuk orang yang berbakti kepada?orang tua .?
  30. Apakah anda mengucapkan "Innaa Lillahi wa innaa ilaihi raji'uun" jika mendapatkan musibah .?
  31. Apakah anda hari ini mengucapkan do'a ini : " Allahumma inii a'uudubika an usyrika bika wa anaa a'lamu wastagfiruka limaa la'alamu = Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari menyekutukan Engkau sedangkan aku mengetahui, dan aku memohon ampun kepada-Mu terhadap apa-apa yang tidak aku ketahui". Barangsiapa yang mengucapkan yang demikian, Allah Subhanahu wa Ta'ala akan menghilangkan darinya syirik besar dan syirik kecil. (Lihat Shahih Al-Jami' No. 3625).
  32. Apakah anda berbuat baik kepada tetangga .?
  33. Apakah anda telah membersihkan hati dari sombong, riya, hasad, dan dengki .?
  34. Apakah anda telah membersihkan lisan dari dusta, mengumpat, mengadu domba, berdebat kusir dan berbuat serta berkata-kata yang tidak ada manfaatnya .?
  35. Apakah anda takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam hal penghasilan, makanan dan minuman, serta pakaian .?
  36. Apakah anda selalu bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan taubat yang sebenar-benarnya di segala waktu atas segala dosa dan kesalahan .?
Saudaraku ..
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di atas dengan perbuatan, agar kita? menjadi orang yang beruntung di dunia dan akhirat, inysa Allah.
?


Re: Tanya

Abu Muadz
 

--- "Fachruddin, Kemas M (Kemas)" <kemas@...>
wrote:
Assalaamu 'alaikum wr.wb,

Ikhwan fillah,
Ana ada pertanyaan, mungkin ada yang mengetahui
tentang:
"Adakah hadist shohih berkenaan dengan do'a penutup
& pembuka tahun",
mengingat ada temen yang membawa do'a tersebut tanpa
menyebutkan riwayat.
Jazaakumullah,
Jawabannya adalah tidak ada karena apa-apa yang
diada-ada mengenai acara-acara baik do'a, dzikir, dll
berkenaan dengan penyambutan tahun baru itu adalah
pemalsuan atas nama Rosuulullah
Wassalam,
Fachruddin
__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Talk to your friends online with Yahoo! Messenger.


Masjid Nabawi dan Al-Mahdi

Yayat Ruhiat
 

----- Original Message -----
From: <ute_rid_strc@...>

Assalaamu'alaikum wR.wB.

Perkenankan saya mengajukan pertanyaan.

1. Bagaimana halnya sholat di Masjid Nabawi Al-Haram Sharif, terlarangkah
atau diperbolehkan? Sebab di Masjid Nabawi ada makam Rosululloh saw dan
sahabat.
Untuk menjelaskan masalah ini, saya nukilkan dari buku "Shifatul Hajji wal
Umrati wa Ahkamish Shalati fil Masjidin Nabawi (Tata cara Haji, Umrah dan
hukum Shalat di Masjid Nabawi) oleh Yusuf bin Abdullah bin Ahmad Al-Ahmad
dan diterbitkan oleh Darul Haq-Jakarta.

Disyariatkan melakukan safar (perjalanan) untuk tujuan shalat di masjid Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam pada waktu kapan saja. Hal ini sebagaimana
disebutkan dalam Shahihain dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu ia berkata,
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :"Shalat di masjidkuku ini
lebih baik dari seribu kali shalat di (masjid) selainnya, kecuali Masjidil
Haram". (Muttafaq Alaih)

... dst.. lihat hal 41-43.

Mengenai kuburan Nabi Shallallhu 'alaihi wa sallam.
Adapun keberadaan kuburan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam di dalam
masjid, maka sesungguhnya tidaklah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
dikubur di dalam masjid, tetapi beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam dikubur
di dalam kamar Aisyah radhiyallahu 'anha. Ketika itu, kamar Aisyah
Radhiyallahu 'anha berada di luar masjid. Demikian terus berlangsung hingga
habis generasi sahabat di Madinah.

Lalu Masjid Nabawi diperluas pada masa khalifah Al-Walid bin Abdul Malik,
dan kamar tersebut dimasukkan ke dalam (perluasan) masjid.

Sewajibnya, perluasan itu tidak dari arah kuburan Nabi Shallallahu 'alaihi
wa sallam, tetapi dari tiga arah lain, sehingga kuburan Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam tetap berada di luar masjid. Demikian seperti perluasan
yang pernah dilakukan oleh Umar dan Utsman Radhiyallahu 'anhu terhadap
masjid Nabawi. (lihat hal. 46)

2. Bagaimana keterangan mengenai hal kedatangan Al Mahdi Al-Muntadzar?
Adakah keterangan hadits shahih mengenai ini?
Mengani akan turunnya Al-Mahdi (tanpa ada tambahan Al-Muntadzar) ini
merupakan salah satu dari aqidahnya Ahlus Sunnah wal Jama'ah dan kita wajib
untuk meyakininya.

Hadits-hadits shahih yang menunjukkan secara qath'i akan munculnya Al-Mahdi
pada akhir zaman banyak dan luas pembahasannya, untuk itu silahkan baca buku
: Asyratus Sa'ah (Tanda-tanda hari Kiamat) oleh Yusuf bin Abdulah bin Yusuf
Al-Wabil, diterbitkan oleh CV. Pustaka Mantiq.

Di buku tersebut dijelaskan juga mengenai orang-orang yang mengingkari
hadits Al-Mahdi.

Demikian yang bisa saya bantu dalam masalah ini, dan untuk lebih jelasnya
silahkan baca kedua buku yang menjadi rujukan kedua penjelasan tersebut. Dan
semoga keterangan singkat ini memberikan dorongan kepada kita semua untuk
terus menerus menuntut ilmu dan mengamalkannya.

Wallahu a'alam.

Terima kasih atas keterangan yang akan diberikan.
Jazakumulloh Khoiron

Wassalaamu'alaikum wR.wB.

Abdulloh Dwitas


Firqah-Firqah Sesat

ibnu Hussin
 

FIRQAH-FIRQAH SESAT DALAM ISLAM

Lamhah 'Anil Firaq adh-Dhaallah

SYEIKH SALIH BIN FAUZAN AL-FAUZAN

(Tulisan ini ditulis bertujuan untuk memaparkan tulisan Arab pada
dalil-dalil al-Qur'an, sila gunakan browser Arabic atau salin semula ke
dalam mana-mana pengolah kata yang mendukung Arabic)

Ibnu Hussin

------------------------------------------------------------------------


MUQADDIMAH


Segala puji bagi Allah Rabb alam semesta, selawat dan salam semoga
dicurahkan kepada Nabi kita
Muhammad SAW, keluarganya dan semua sahabatnya.

Amma badu,

Sesungguhnya perbincangan tentang firqah-firqah bukanlah merupakan
pernyataan sejarah semata,
yang bertujuan sekadar menelaah asas-asas firqah untuk difahami, seperti
mempelajari tentang
kejadian dan peristiwa sejarah lain yang telah berlalu. Tetapi
sesungguhnya perbincangan tentang
firqah-firqah memiliki kedudukan yang lebih besar dan tinggi dari
sekadar memahami sejarah, iaitu
sebagai peringatan dari keburukan dan bidah-bidah firqah-firqah
tersebut dan sebagai anjuran
kepada umat supaya berpegang kepada firqah Ahlus Sunnah wal-Jamaah.

Meninggalkan penyimpangan-penyimpangan yang ada pada firqah-firqah itu
tidak boleh dilakukan
secara spontan oleh semua manusia, kecuali sesudah mempelajari dan
memahami:

Siapakah golongan yang selamat?

Siapakah mereka yang termasuk dalam Ahlus Sunnah wal Jamaah, yang mana
setiap muslim wajib
bergabung dengan mereka?

Manakah firqah-firqah yang menyeleweng?

Apa pendapat dan syubhat-syubhat mereka?

Dengan demikian, ia dapat berwaspada darinya, kerana barangsiapa yang
tidak mengenal
keburukan akan terjerumus kepadanya, sebagaimana ucapan Huzaifah ibn
al-Yaman r.a:

????? ???????? ??????????? ??????? ??????? ?????? ??????? ????????
????????? ????
????????? ???????? ?????????? ???? ???????? ????????? ???? ???????????
???????? ???
??????? ??????? ?????? ?????? ??? ???????????? ??????? ??????????
??????? ???????
????????? ?????? ?????? ????? ????????? ????? ????? ?????? ???????? ????
?????? ??????
???????? ???? ?????? ????? ?????? ??????? ?????? ?????? ????? ????????
????? ??????
???????????? ???????? ???????? ??????????? ???????? ??????? ????????
???????? ??????????
???????? ???? ?????? ?????? ????????? ???? ????? ????? ?????? ???????
????? ?????????
????????? ???? ??????????? ????????? ????????? ?????? ???????? ???
??????? ???????
???????? ????? ????? ?????? ?????? ???? ??????????? ????????????????
???????????????
?????? ??? ??????? ??????? ????? ????? ???? ??????????? ?????? ?????
???????? ?????????
?????????????? ????????????? ???????? ?????? ???? ?????? ??????
????????? ????? ???????
????? ??????????? ?????? ????????? ???????? ?????? ???? ??????? ?????
?????? ????????
?????? ?????????? ????????? ???????? ????? ??????

Bahawasanya ketika manusia bertanya kepada Rasulullah SAW tentang
kebaikan, aku bertanya
kepada baginda tentang keburukan, kerana bimbang akan menimpa diriku,
maka aku berkata:
Wahai Rasulullah SAW, sesungguhnya kami dulu dalam keadaan jahiliyah
dan keburukan, maka
Allah datangkan kepada kami kebaikan, maka apakah sesudah kebaikan ini
ada keburukan?

Baginda SAW menjawab: Ya. Maka aku bertanya: Apakah sesudah keburukan
itu ada
kebaikan? Baginda menjawab: Ya, tetapi padanya ada dakhan (kotoran).
Aku berkata: Apa
dakhannya itu? Baginda menjawab: Kaum yang mengerjakan sunnah bukan
dengan sunnahku, dan
memberi petunjuk bukan dengan petunjukku, engkau kenali mereka tetapi
engkau ingkari.

Maka aku berkata: Apakah sesudah kebaikan tersebut akan muncul
keburukan lagi? Baginda
menjawab: Ya, adanya dai-dai yang berada di atas pintu Jahannam,
barangsiapa yang menyahut
panggilannya akan dilemparkan ke neraka Jahannam. Aku berkata: Ya
Rasulullah SAW,
terangkanlah ciri-ciri mereka. Baginda berkata: Mereka adalah suatu
kaum yang kulitnya sama
dengan kulit kita, bahasanya juga sama dengan bahasa kita. Aku berkata:
Apa yang engkau
perintahkan jika aku mengalami zaman seperti itu? Baginda berkata:
Berpeganglah dengan jamaah
muslimin dan imam mereka. Aku bertanya: Bagaimana jika tidak ada
jamaah dan imam? Baginda
menjawab: Tinggalkanlah semua firqah, meskipun kamu harus menggigit
akar pokok hingga kamu
mati dan kamu dalam keadaan seperti itu.1

Oleh kerana itu mengenal firqah-firqah dengan mazhab-mazhab dan
syubhat-syubhatnya serta
mengenal golongan yang selamat, Ahlus Sunnah wal Jamaah dan apa yang ada
padanya,
mengandungi banyak kebaikan bagi kaum muslimin. Kerana sesungguhnya
firqah yang sesat memiliki
syubhat-syubhat, penipuan-penipuan dan penyesatan-penyesatan, yang mana
golongan jahil telah
banyak tertipu dengan seruan-seruan mereka hingga mahu bergabung dengan
mereka, sebagaimana
ucapan Rasul SAW yang disebutkan dalam hadith Huzaifah:

Apakah sesudah kebaikan tersebut ada keburukan? Baginda menjawab: Ya,
dai-dai yang
berada di atas pintu Jahannam, barangsiapa yang menyahut panggilan
mereka bererti ia akan
dilemparkan ke dalam neraka Jahannam.

Aku berkata: Ya Rasulullah, terangkanlah kepada kami ciri-ciri mereka.
Baginda berkata:
Mereka adalah suatu kaum yang kulit mereka sama dengan kulit kita,
bahasa mereka juga sama
dengan bahasa kita.
Ini merupakan bahaya yang besar kerana pada suatu hari Rasulullah SAW
telah memberi nasihat
tentang hal ini kepada para sahabatnya sebagaimana terdapat pada hadith
al-`Irbadh bin Sariyah:

??????? ??????????? ?????????? ????????? ???????? ????? ???????????
?????????? ???????
?????????? ??????? ???? ??????? ??? ??????? ??????? ??????? ??????
?????????? ?????????
??????????? ????? ?????????? ????????? ??????? ??????????? ????????????
?????? ?????
??????? ?????????? ????????? ???? ?????? ???????? ????? ???????
??????????? ????????
???????????? ?????????? ????????? ???????????? ?????????????
??????????????? ?????????
????????? ?????????????? ???????????? ????????????? ?????????? ???????
????? ??????????
???????? ??????? ????? ???????? ?????????

Baginda SAW menasihati mereka dengan nasihat yang sungguh mengesankan
sehingga bergetarlah
hati kami dan berlinanganlah air mata kami. Kami berkata: Ya
Rasulullah, seolah-olah nasihat ini
seperti nasihat orang yang akan berpisah, maka berilah kami wasiat.
Baginda pun bersabda: Aku
wasiatkan kepada kamu supaya tetap bertaqwa kepada Allah dan sentiasa
mendengar dan taat,
walaupun yang memimpin kamu adalah seorang hamba dari Habsyi.
Barangsiapa yang hidup
(berumur panjang) di antara kamu, niscaya ia akan melihat perselisihan
yang banyak. Oleh kerana
itu, wajib bagi kamu untuk berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah
para Khulafa ar-Rasyidin
yang diberi petunjuk (yang datang) sesudahku, gigitlah sunnah itu dengan
gigi gerahammu. Dan
jauhilah perkara-perkara baru yang diada-adakan (dalam masalah agama),
kerana sesungguhnya
setiap yang baru itu adalah bidah dan setiap bidah adalah sesat.2

Dengan demikian, Rasulullah SAW telah mengkhabarkan bahawa akan ada
perselisihan dan
perpecahan. Dan baginda mewasiatkan bahawa apabila perkara tersebut
berlaku, maka hendaklah
berpegang teguh dengan jamaah muslimin dan imam mereka dan berpegang
erat dengan sunnah
Rasulullah SAW serta meninggalkan apa-apa yang bertentangan dengannya
dari segala perkataan,
pemikiran dan aliran-aliran sesat. Maka sesungguhnya inilah jalan
keselamatan yang Allah SWT telah
perintahkan manusia supaya bersatu dan berpegang dengan kitabNya dan
melarang dari
berpecah-belah.

Allah SWT berfirman:

????????????? ???????? ??????? ???????? ????? ??????????? ???????????
???????? ???????
?????????? ???? ???????? ????????? ????????? ?????? ???????????
??????????????
???????????? ?????????? ?????????? ????? ????? ???????? ???? ????????
??????????????
??????? ???????? ????????? ??????? ?????? ???????? ???????????
???????????

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah
kamu bercerai-berai,
dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa
jahiliyah) bermusuh-musuhan,
maka Allah mempersatukan hatimu, maka kerana nikmat Allah menjadilah
kamu orang-orang yang
bersaudara dan ketika kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu
Allah menyelamatkan kamu
daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamu, agar
kamu mendapat
petunjuk.
(Ali Imran: 103)

Hingga kepada firmanNya SWT:

????? ????????? ??????????? ??????????? ????????????? ???? ?????? ???
?????????
????????????? ???????????? ?????? ??????? ???????{105}?????? ?????????
???????
??????????? ???????...

Dan janganlah kamu menyerupai golongan yang bercerai-berai dan
berselisih sesudah datang
keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah golongan yang
mendapat siksa yang berat.3
Pada hari yang waktu itu ada muka yang putih berseri. Dan ada pula muka
yang hitam muram...
(Ali Imran: 105 106)

Berkata Ibnu Abbas:

Muka yang putih berseri adalah muka-muka Ahlus Sunnah wal Jamaah dan
muka yang hitam
muram adalah muka Ahlul Bidah dan golongan yang suka berselisih.4

Allah SWT berfirman:

????? ????????? ????????? ????????? ????????? ??????? ?????? ????????
??? ?????? ????????
?????????? ????? ??????? ????? ????????????? ????? ??????? ???????????

Sesungguhnya orang-orang yang memecah-belahkan agamanya dan mereka
(berpecah) menjadi
beberapa golongan, tidak ada sedikit pun tanggungjawabmu terhadap
mereka. Sesungguhnya urusan
mereka hanyalah (terserah) kepada Allah, kemudian Allah akan
memberitahukan kepada mereka
apa yang telah mereka perbuat.
(al-Anam: 159)

Agama itu adalah satu, yakni apa-apa yang dibawa oleh Rasulullah SAW,
tidak dibenarkan adanya
pembahagian menjadi agama-agama dan tidak pula kepada aliran-aliran yang
berbeza-beza. Agama
yang satu itu adalah agama Allah SWT, iaitu apa-apa yang dibawa oleh
RasulNya SAW. Dan
baginda tinggalkan umatnya di atasnya, di atas pijakan yang putih,
malamnya seperti siang, tidak ada
seorang pun tergelincir darinya kecuali dia akan binasa.

Rasulullah SAW bersabda:

???????? ??????? ?????????? ???? ????????? ??? ????????????? ???????
??????? ???????
?????????

Aku tinggalkan untuk kamu perkara yang kamu tidak akan tersesat
selamanya sesudahku, selama
kamu berpegang teguh dengannya iaitu Kitab Allah dan Sunnahku.5
Tidaklah disebutkan dalam kitab yang mulia tentang perpecahan, kecuali
dalam keadaan dicela dan
diancam dan tidaklah disebutkan tentang bersatu di atas al-haq dan
petunjuk, kecuali dalam keadaan
dipuji dan dijanjikan ke atasnya dengan balasan yang besar berupa
kebaikan-kebaikan di dunia dan
di akhirat.

Telah disebutkan dalam hadith-hadith yang banyak dari Nabi SAW dalam
as-Sunnah, yang
memerintahkan supaya umat Islam berpegang teguh dengan al-Jamaah.6
Bersabda Rasulullah SAW:

????? ????? ???????????? ??????????? ????? ?????????? ???????????
??????? ????????????
???????? ????? ??????? ??????????? ??????? ????????? ??? ???????? ??????
??????? ?????????
??????? ?????? ???? ??? ??????? ??????? ????? ??? ????? ????????
????????????
Sesungguhnya Bani Israel berpecah menjadi tujuh puluh dua golongan, dan
umat ini akan berpecah
menjadi tujuh puluh tiga golongan, semuanya di dalam neraka kecuali
satu. Mereka (para sahabat)
bertanya: Siapakah golongan itu, ya Rasulullah? Baginda menjawab:
Sesiapa yang mengikuti
sunnahku dan para sahabatku.7
Rasulullah SAW telah mengkhabarkan dalam hadith ini bahawasanya pasti
akan berlaku perpecahan
di dalam umat ini dan tidaklah baginda berbicara berdasarkan hawa
nafsunya, maka pasti akan
berlaku sebagaimana telah dikhabarkan oleh baginda.

Pengkhabaran dari baginda SAW ini maknanya adalah sebagai larangan dan
peringatan supaya
menjauhkan diri dari perpecahan tersebut. Oleh kerana inilah baginda
bersabda:

Semuanya di neraka kecuali satu.

Ketika baginda SAW ditanya tentang: Siapakah satu yang selamat itu?
Baginda menjawab:
Mereka adalah golongan yang menempuh jalan seperti yang aku dan
sahabatku tempuhi hari ini.

Maka barangsiapa yang tetap di atas jalan yang ditempuh Rasul SAW dan
para sahabatnya, maka
dia termasuk orang yang selamat dari neraka. Dan barangsiapa yang
bertentangan dengan hal
tersebut, sesungguhnya dia diancam dengan neraka sesuai dengan kadar
jauhnya dari al-haq. Jika
penyimpangannya adalah termasuk kekafiran dan kemurtadan, maka dia
termasuk penghuni neraka
yang kekal di dalamnya. Dan jika penyimpangannya tidak mengeluarkannya
dari iman namun dia
tetap diancam dengan ancaman yang keras. Dan tidaklah selamat dari
ancaman ini kecuali satu
golongan dari 73 golongan iaitu golongan yang selamat yang dia
berpijak dengan apa yang
ditempuh oleh Rasul SAW dan para sahabatnya, iaitu di atas Kitab Allah
dan sunnah RasulNya
SAW, manhaj yang selamat serta landasan hujah yang jelas.

Inilah jalan yang Rasul SAW tempuh, sehingga Allah SWT berfirman:

??????????????? ????????????? ???? ??????????????? ?????????????
???????????
????????????? ??????????? ?????? ??????? ???????? ???????? ??????

Orang-orang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara
golongan Muhajirin dan
Ansar dan golongan yang mengikuti mereka dengan baik, Allah redha kepada
mereka dan mereka
pun redha kepada Allah.
(at-Taubah: 100)
Allah SWT berfirman:

????????????? ??????????? ????????????? ???????????

Dan golongan yang mengikuti mereka dengan baik.

Hal ini menunjukkan bahawa akhir umat ini dituntut untuk mengikuti
manhaj golongan terdahulu, iaitu
yang mula-mula (masuk Islam) baik dari golongan Muhajirin mahupun Ansar
iaitu manhaj Rasul
SAW dan apa-apa yang dibawa oleh Rasul SAW.

Barangsiapa yang menyelisihi manhaj golongan terdahulu dan mula-mula
masuk Islam dari golongan
Muhajirin dan Ansar, maka dia termasuk golongan yang sesat.

Allah SWT berfirman:

?????? ?????? ??????? ???????????? ???????????? ???? ????????? ????????
??????? ??????????
???? ????????????? ???????????????? ?????????????? ???????????????
???????? ??????????
????????{69}?????? ????????? ???? ??????? ??????? ????????? ????????{70}

Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan RasulNya, mereka itu akan
bersama-sama dengan
golongan yang dianugerahkan nikmat oleh Allah iaitu Nabi-nabi, para
siddiqin, orang-orang yang
mati syahid dan orang-orang soleh. Dan mereka itu teman yang
sebaik-baiknya. Yang demikian itu
adalah kurnia dari Allah dan Allah cukup mengetahui.
(an-Nisa: 69 70)
Barangsiapa mentaati Allah dan RasulNya walau di mana ia berada, tidak
kira sama ada dia hidup di
zaman Rasul SAW atau dia menjadi muslim terakhir di dunia, maka
sesungguhnya di hari kiamat dia
termasuk bersama golongan yang selamat.

Allah SWT berfirman:

???????????? ???? ????????? ???????? ??????? ?????????? ????
?????????????
???????????????? ?????????????? ??????????????? ???????? ??????????
????????
Mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahkan
nikmat oleh Allah, iaitu
nabi-nabi, para siddiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang
soleh. Dan mereka itulah
teman yang sebaik-baiknya.
(an-Nisa: 69)

Adapun barangsiapa yang menyelisihi manhaj ini, maka dia tidak mendapat
janji ini, dan tidak pula
bersama teman-teman yang baik. Dia akan berkumpul bersama-sama golongan
yang menyelisihi dan
menyimpang.

Oleh kerana itu, terdapat suatu doa yang agung yang sering kita
ulang-ulangi dalam solat kita, setiap
rakaat pada akhir al-Fatihah:

???????? ?????????? ??????????????{6}??????? ????????? ??????????
?????????? ??????
???????????? ?????????? ????? ????????????{7}

Tunjukkanlah kami jalan yang lurus (iaitu) jalan orang-orang yang telah
Engkau beri nikmat kepada
mereka, bukan (jalan) orang yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka
yang sesat.
(al-Fatihah: 6 7)

Ini adalah doa yang agung yang sering kita minta kepada Allah setiap
rakaat dalam solat kita, agar
Allah memberikan petunjuk kepada kita ke jalan orang-orang yang telah
diberi nikmat olehNya, iaitu
kepada apa yang dibawa oleh para rasul dan apa-apa yang ditempuh oleh
para pengikutnya hingga
hari kiamat.

Dan rasul yang terakhir adalah Muhammad SAW yang mesti diikuti, ditaati
dan dicontohi. Kerana
baginda adalah Nabi hingga akhir zaman. Dan sejak Allah mengutusnya
hingga hari kiamat, maka
semua manusia diperintahkan u ntuk mengikutinya, walaupun seandainya
datang seorang Nabi
terdahulu maka nabi itu pun wajib mengikuti Rasul SAW.

Rasulullah SAW bersabda:

Seandainya Musa masih hidup di antara kamu, tidak boleh baginya kecuali
mesti mengikutiku.8
Dan juga Allah SWT berfirman:

?????? ?????? ??????? ???????? ????????????? ????? ??????????? ????
??????? ??????????
????? ????????? ??????? ????????? ????? ???????? ????????????? ????
?????????????????
????? ?????????????? ???????????? ????? ???????? ??????? ???????
??????????? ?????
??????????? ??????? ???????? ???? ?????????????{81}?????? ????????
?????? ??????
???????????? ???? ?????????????{82}?????????? ????? ??????? ?????????...

Dan (ingatlah) ketika Allah mengambil perjanjian daripada Nabi,
Sungguh, apa saja yang Aku
berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah kemudian datang kepadamu
seorang rasul (iaitu
Muhammad SAW) yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan
sungguh-sungguh
beriman kepadanya dan menolongnya. Apakah kamu mengakui dan menerima
perjanjianKu
terhadap apa yang demikian? Maka mereka menjawab: Kami mengakui.
Allah berfirman: Kalau
begitu, saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama
kamu. Barangsiapa yang
berpaling sesudah itu maka mereka itulah golongan yang fasik. Maka
apakah mereka mencari agama
yang lain selain dari agama Allah...
(Ali Imran: 81 83)

Maka tidak ada agama sesudah diutusnya Muhammad SAW, kecuali agama
Muhammad SAW dan
barangsiapa yang mencari agama selainnya, maka sesungguhnya tidak akan
diterima (agama itu) dan
pada hari kiamat termasuk golongan yang rugi.

Firman Allah SWT:
?????? ???????? ?????? ???????????? ?????? ?????? ???????? ?????? ??????
??? ??????????
???? ?????????????

Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidak
akan diterima (agama itu)
daripadanya, dan di akhirat dia termasuk golongan yang rugi.
(Ali Imran: 85)

Bukan (jalan) mereka yang dimurkai, mereka adalah semua orang yang
mempunyai ilmu, tetapi
tidak beramal dengan ilmu tersebut, iaitu orang-orang Yahudi dan selain
mereka dari kalangan
ulama-ulama yang sesat. Mereka hanya mengetahui kebenaran tetapi mereka
tinggalkan kebenaran
itu hanya kerana mengikuti hawa nafsu, mencari kepentingan dan manfaat
peribadi. Mereka
mengetahui al-haq (kebenaran) yang datang dari Rasulullah saw, akan
tetapi mereka tidak
mengikutinya, bahkan mengikuti hawa nafsu dan kesenangannya, serta
kecenderungan kepada
perasaannya, atau kerana kecenderungannya pada suatu mazhab atau sebab
yang lainnya. Mereka
adalah golongan yang dimurkai Allah, kerana mereka bermaksiat kepada
Allah berdasarkan ilmu.

Dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. Mereka adalah golongan yang
beramal tanpa ilmu,
bersungguh-sungguh dalam ibadah, tetapi tidak berada pada jalan Rasul
SAW, seperti ahli bidah
dan golongan yang menyimpang.
Mereka bersungguh-sungguh dalam ibadah, zuhud, solat, puasa dan bahkan
mereka
mengada-adakan peribadatan tanpa adanya keterangan dari Allah. Mereka
mengikuti sesuatu yang
berasal dari hawa nafsu mereka yang tidak ada pada Rasul SAW. Akhirnya
mereka sesat dan
amalnya ditolak, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:

???? ?????? ??????? ?????? ???????? ????????? ?????? ?????

Barangsiapa beramal dengan suatu amalan yang tidak ada dasarnya dari
perkara kami, maka ia
tertolak.9

Mereka adalah golongan yang sesat, di antaranya adalah golongan Nasrani
dan siapa saja yang
menyembah Allah berdasarkan kejahilan dan kesesatan walaupun niat dan
tujuannya baik.
Diterimanya amal itu bukan dengan niat saja, akan tetapi yang menjadi
ukuran adalah dengan
mengikuti (al-Ittiba).

Oleh kerana itulah disayaratkan pada setiap amalan agar memenuhi dua
syarat supaya amal tersebut
diterima di sisi Allah dan mendapat pahala bagi pelakunya.

1. Ikhlas untuk Allah Azza wa Jalla.
2. Mengikuti tuntutan Rasul SAW.

Allah SWT berfirman:

????? ???? ???????? ???????? ??????? ?????? ???????? ?????? ????????
?????? ??????? ?????
?????? ?????????? ????? ???? ???????????

Bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia
berbuat kebajikan, maka
baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhuatiran terhadap
mereka dan tidak (pula)
mereka bersedih hati.
(al-Baqarah: 112)

Menyerahkan diri kepada Allah iaitu ikhlas untuk Allah. Melakukan
kebaikan adalah mengikuti
sunnah Rasulullah SAW.

Allah Jalla wa `Ala memerintahkan supaya bersatu di atas al-Kitab dan
as-Sunnah dan melarang kita
dari berpecah-belah dan berselisih. Kerana bersatu di atas al-Kitab dan
as-Sunnah merupakan
kebaikan di dunia dan di akhirat, dan berpecah-belah merupakan bahaya
bagi kehidupan dunia dan
akhirat.

Oleh kerana itu perkara ini memerlukan perhatian yang besar, kerana
semakin mendekati akhir
zaman semakin banyak firqah (golongan), seruan-seruan dan aliran-aliran
serta mazhab-mazhab yang
batil. Di samping itu juga muncul jamaah-jamaah yang bermacam-macam
dengan banyaknya. Oleh
kerana itu, wajib bagi seorang muslim untuk mengkaji, apakah yang sesuai
dengan Kitab Allah dan
sunnah Rasulullah SAW, kemudian mengambilnya dari sesiapa yang
membawanya, kerana al-haq
(kebenaran) adalah barang hilang dari seorang mukmin.

Adapun perkara-perkara yang bertentangan dengan apa yang ditempuh Rasul
SAW, maka
hendaklah ditinggalkan, walaupun perkara tersebut ada pada jamaahnya
atau bersama orang yang
bergabung dengan jamaahnya.

Selama perkara tersebut bertentangan dengan al-Kitab dan as-Sunnah, maka
tetap mesti
ditinggalkan, kerana manusia menginginkan keselamatan, tidak mahukan
kebinasaan bagi dirinya.

Oleh kerana itu sikap toleransi tidak bermanfaat dalam hal ini, kerana
perkara ini adalah soal syurga
atau neraka. Dan manusia tidak boleh bergabung dengan selain Ahlus
Sunnah wal Jamaah,
disebabkan sikap toleransi, fanatik atau mengikuti hawa nafsu. Kerana
yang demikian akan
membahayakan dirinya dan mengeluarkan dirinya dari jalan keselamatan
menuju jalan kebinasaan.

Tidak membahayakan Ahlus Sunnah wal Jamaah golongan yang bertentangan
dengan mereka, sama
saja bagi mereka sama ada kamu bersama mereka atau menentang mereka.
Jika kamu bersama
mereka (Ahlus Sunnah wal Jamaah), maka alhamdulillah dan mereka akan
gembira, kerana mereka
mahukan kebaikan bagi manusia. Jika kamu menentang mereka, maka kamu
tidak dapat
membahayakan mereka. Oleh kerana itu Rasulullah SAW bersabda:

??? ??????? ????????? ???? ???????? ?????????? ????? ???????? ???
??????????? ????
?????????? ?????? ???????? ?????? ??????? ?????? ????????

Sentiasa ada segolongan dari umatku terang-terangan di atas kebenaran,
tidak mencelakakan
mereka golongan yang mencemuhnya hingga datang urusan Allah dan mereka
dalam keadaan
demikian.10
Golongan yang menyelisihi Ahlus Sunnah wal Jamaah tidak akan
membahayakan/mencelakakan
mereka, kecuali dirinya sendiri. Yang menjadi ukuran bukanlah banyaknya
jumlah, tetapi yang
menjadi ukuran adalah sesuai dengan kebenaran.11

Walaupun jumlah mereka sedikit, bahkan sekiranya di suatu masa hanya ada
seorang manusia dan
dia berada di atas al-haq, dialah al-Jamaah. Bukanlah suatu keharusan
bagi al-Jamaah dilihat dari
banyaknya jumlah pengikut tetapi al-Jamaah adalah siapa yang sesuai
dengan al-haq, al-Kitab dan
as-Sunnah walaupun jumlahnya sedikit. Namun, bila yang berkumpul di atas
al-haq itu ramai, maka
segala puji bagi Allah, ini adalah kekuatan.
Sekiranya yang menentang al-haq itu ramai maka wajib bagi kita bergabung
bersama al-haq tersebut
walaupun tidak ada bersamanya kecuali sedikit.

Sebagaimana dikhabarkan oleh Rasulullah SAW tentang berlakunya
perpecahan dan perselisihan,
hal itu telah berlaku dan bertambah besar seiring dengan bertambahnya
zaman. Bertambahnya
perpecahan dan perselisihan hingga hari kiamat merupakah hikmah dari
Allah SWT untuk menguji
para hambaNya, maka Allah membezakan antara orang yang mencari al-haq
dengan orang yang
terpengaruh dengan hawa nafsu dan asabiyyah.

Firman Allah SWT:

???????? ???????? ???? ?????????? ???? ????????? ??????? ?????? ???
??????????{2}????????
???????? ????????? ???? ?????????? ??????????????? ??????? ?????????
????????
??????????????? ?????????????{3}

Apakah manusia menyangka bahawa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:
Kami telah beriman,
sedangkan mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji
orang-orang yang sebelum
mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan
sesungguhnya Dia
mengetahui orang-orang yang dusta.
(al-Ankabut: 1 3)

Allah SWT berfirman:

?????? ????? ??????? ???????? ???????? ??????? ????????? ?????
??????????
?????????????{118}?????? ???? ?????? ??????? ?????????? ??????????
????????? ????????
??????? ???????????? ????????? ???? ?????????? ??????????
???????????{119}
Tetapi mereka sentiasa berselisih pendapat. Kecuali orang-orang yang
diberi rahmat oleh
Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Tuhanmu
(keputusanNya) telah
ditetapkan: Sesungguhnya Aku akan memenuhkan neraka Jahannam dengan jin
dan manusia (yang
derhaka) semuanya.
(Hud: 118 119)

Berlakunya perpecahan dan perselisihan ini merupakan cubaan dari Allah
SWT dan jika Allah
berkehendak tentu Dia Maha mampu untuk mengumpulkan mereka di atas
al-haq.

Allah SWT berfirman:

?????? ????? ??????? ???????????? ????? ????????

Kalau Allah mengkehendaki tentu saja Allah menjadikan mereka semua
dalam petunjuk.
(al-Anam: 35)

Dia Maha Berkuasa untuk ini, tetapi hikmah Allah menuntut untuk menguji
mereka dengan adanya
perpecahan dan perselisihan yang dengan sebab itu akan membezakan di
antara pencari al-haq dan
pengikut hawa nafsu dan asabiyyah (fanatik).

Dan sentiasa ulama umat di setiap waktu dan tempat melarang perselisihan
dan mewasiatkan agar
berpegang teguh dengan Kitab Allah dan Sunnah RasulNya SAW di dalam
buku-buku mereka,
yang tetap ada sepeninggalan mereka.

Seperti kitab Sahih Bukhari tentang berpegang teguh dengan al-Kitab dan
as-Sunnah.
Dan di dalam buku-buku aqidah disebutkan tentang golongan-golongan yang
binasa dan golongan
yang selamat, seperti Kitab Syarah ath-Thahawiyah.

Tujuan perbincangan ini adalah menjelaskan al-haq dan kebatilan, ketika
berlaku apa yang
dikhabarkan oleh Rasulullah SAW tentang perpecahan dan perselisihan.

Wajib bagi kita untuk beramal dengan apa-apa yang telah Rasul SAW
wasiatkan kepada kita
sebagaimana sabdanya:

Wajib ke atas kamu mengikuti sunnahku dan sunnah Khulafa ar-Rasyidin
sesudahku.12

Tidak ada jalan keselamatan dari bahaya (perpecahan) ini kecuali
berpegang teguh dengan Kitab
Allah dan Sunnah RasulNya SAW. Dan bukanlah berpegang dengan al-Kitab
dan as-Sunnah adalah
perkara yang mudah berlaku, tentu di dalamnya akan ada berbagai
kesusahan yang memerlukan
kesabaran dan kekukuhan, kerana berpegang teguh dengan al-haq,
lebih-lebih lagi di akhir zaman,
tentu akan menanggung berbagai kesusahan, sehingga jadilah orang yang
berpegang teguh dengan
agamanya seperti orang yang memegang bara api, sebagaimana yang telah
sahih dari Nabi SAW.13
Dan mereka yang memegang Sunnah Rasul SAW dan berjalan di atas manhaj
Salaf, akan menjadi
asing di akhir zaman, sebagaimana baginda SAW mengkhabarkan tentang hal
itu dengan
perkataannya:

???????? ????????????? ????????? ??????????? ??? ???????? ???????? ????
???????

Beruntunglah bagi orang-orang asing yang mereka memperbaiki apa-apa
yang telah dirosakkan
oleh manusia sesudahku dari sunnahku.14

Dalam riwayat lain: Orang-orang yang baik ketika manusia rosak.15
Oleh kerana itu, maka ilmu yang mula-mula kita perlukan adalah ilmu
tentang Kitab Allah dan
Sunnah RasulNya SAW dan ilmu tentang manhaj as-salaf as-soleh dan jalan
yang mereka tempuhi.

Dan berpegang teguh dengan Kitab Allah dan Sunnah RasulNya memerlukan
kesabaran terhadap
berbagai gangguan yang menimpa manusia.

Allah SWT berfirman:

???????????{1}????? ???????????? ????? ??????{2}?????? ????????? ???????
??????????
????????????? ???????????? ?????????? ???????????? ???????????{3}

Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali
golongan yang beriman
dan mengerjakan amal soleh dan nasihat menasihati supaya mentaati
kebenaran dan nasihat
menasihati supaya menetapi kesabaran.
(al-Asr: 3)

???????????? ??????????? Ini menunjukkan bahawasanya mereka akan menemui
berbagai
kesusahan dalam mempertahankan keimanan dan amalan-amalan mereka serta
dalam hal saling
mewasiatkan dalam kebenaran. Golongan seperti ini pasti akan menemui
berbagai rintangan, celaan
dan cercaan dari kalangan manusia. Kadang-kadang mereka menemui
ancaman-ancaman, dan
pembunuhan serta penyiksaan, akan tetapi mereka tetap bersabar selama
mereka di atas al-haq,
mereka bersabar dan kukuh di atas al-haq. Akan tetapi jika nampak bagi
mereka bahawa mereka di
atas suatu kesalahan, maka mereka akan segera kembali kepada al-haq
kerana al-haq itu adalah
tujuan mereka.

Sesungguhnya telah berlaku perpecahan sejak zaman dahulu. Dan dalam
perbincangan ini akan
dibicarakan tentang empat golongan, yang mana mereka merupakan asas-asas
dari firqah-firqah
yang ada.

QADARIYAH

Firqah (golongan) yang pertama muncul adalah firqah Qadariyah iaitu pada
akhir zaman sahabat.

Qadariyyah adalah golongan yang mengingkari takdir Allah. Mereka
meyakini bahawa apa saja yang
berlaku hanya semata-mata perbuatan manusia, tanpa didahului oleh takdir
Allah sebelumnya.
Mereka mengingkari rukun iman yang keenam, kerana seperti kita ketahui
rukun iman itu ada enam:
iaitu iman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab, Rasul-rasulNya, beriman
kepada hari akhirat dan
takdir yang baik atau yang buruk semuanya adalah datang dari Allah.

Mereka juga dinamakan Majusi umat ini, kerana mereka beranggapan
bahawa setiap makhluk
mencipta perbuatan dirinya sendiri, bukan kerana kehendak Allah. Oleh
kerana itu mereka
menetapkan adanya pencipta-pencipta selain Allah sebagaimana kaum Majusi
yang mengatakan:
Sesungguhnya alam mempunyai dua pencipta: Cahaya dan kegelapan. Cahaya
menciptakan
Kebaikan dan Kegelapan menciptakan keburukan.

Qadariyyah lebih jahat daripada Majusi kerana Qadariyyah menetapkan
adanya pencipta yang
banyak. Hal ini berdasarkan perkataan mereka: Masing-masing menciptakan
perbuatan dirinya,
oleh kerana itu mereka dinamakan Majusi umat ini.

Bertentangan dengan mereka adalah golongan Jabariyyah yang mana mereka
berkata:
Sesungguhnya seorang hamba dipaksa atas perbuatannya, seperti bulu yang
digerakkan oleh angin
tanpa ada usaha. Oleh kerana itu mereka dinamakan Jabariyyah dan mereka
sesungguhnya adalah
Qadariyyah yang ghuluw iaitu golongan yang ghuluw dalam menetapkan
takdir dan menolak bahawa
hamba memiliki ikhtiar (usaha).

Golongan yang pertama dari mereka (yang bertentangan dengan golongan
Jabariyyah), mereka
menetapkan usaha pada manusia, berlebih-lebihan. Sehingga mereka
mengatakan: Sesungguhnya dia
menciptakan perbuatannya sendiri dan tidak ada kaitannya dengan Allah
Taala, Maha Tinggi Allah
dari apa-apa yang mereka ucapkan. Mereka itu dinamakan Qadariyyah Nufat
(golongan yang
menolak takdir), termasuk dalam golongan mereka adalah Mutazilah dan
golongan yang berjalan di
atas jalan mereka. Golongan Qadariyyah terbahagi menjadi dua, iaitu:

1. Qadariyyah yang ghuluw (berlebihan) dalam menolak takdir.

2. Qadariyyah yang ghuluw (berlebihan) dalam menetapkan takdir.

Dan sesungguhnya Qadariyyah berpecah-belah menjadi golongan yang banyak
tidak ada yang
mengetahui jumlahnya kecuali Allah, setiap golongan membuat mazhab
(ajaran) tersendiri dan
kemudian memisahkan diri dari golongan yang sebelumnya. Inilah keadaan
ahlul bidah, yang mana
mereka selalu dalam perpecahan dan selalu mencipta pemikiran-pemikiran
dan
penyimpangan-penyimpangan yang berbeza dan saling bertentangan.

Adapun Ahlus Sunnah wal Jamaah tidak ada pergolakan dan perselisihan
pada mereka, kerana
mereka sentiasa berpegang teguh dengan al-haq yang datang dari Allah
SWT. Mereka sentiasa
berpegang dengan Kitab Allah dan Sunnah RasulNya SAW sehingga tidak
pernah berlaku sebarang
perpecahan pada mereka dan tiada pula perselisihan kerana mereka
berjalan di atas manhaj yang
satu.

KHAWARIJ

Mereka adalah golongan yang keluar (memberontak) terhadap pemerintahan
di akhir pemerintahan
Uthman radhiallahu `anhu. Akibat dari pemberontakan mereka, maka
terbunuhlah Uthman
radhiallahu `anhu. Kemudian semasa kekhalifahan Ali radhiallahu `anhu
semakin bertambah
keburukan mereka, mereka memisahkan diri dari Ali dan bahkan
mengkafirkannya serta
mengkafirkan para sahabat kerana tidak sesuai dengan manhaj mereka.
Mereka menghukum orang
yang tidak sesuai dengan mazhab mereka sebagai orang kafir, sehingga
mereka berani mengkafirkan
makhluk-makhluk pilihan iaitu sahabat Rasulullah SAW, kerana para
sahabat tidak sesuai dengan
mereka dalam kesesatan dan pengkafirannya.

Mereka (Khawarij) tidak berpegang dengan as-Sunnah wal Jamaah dan tidak
mahu mentaati
pemerintahan serta beranggapan bahawa keluar memberontak terhadap
pemerintahan dan
memecahbelahkan perpaduan umat termasuk (ajaran) agama16 , hal ini
bertentangan dengan apa
yang telah diwasiatkan oleh Rasulullah SAW tentang keharusan untuk tetap
taat, dan bertentangan
dengan apa yang Allah perintahkan dalam firmanNya:

????????? ??????? ??????????? ?????????? ????????? ????????? ????????

Taatilah Allah dan taatilah RasulNya dan ulil amri di antara kamu.
(an-Nisa: 59)

Allah Jalla wa `ala memasukan perkara taat kepada penguasa merupakan
sebahagian dari agama,
begitu juga Nabi SAW menjadikan perkara taat kepada penguasa merupakan
sebahagian dari
agama.

Rasulullah SAW bersabda:

?????????? ????????? ??????? ??????????? ???????????? ?????? ?????????
?????????? ??????
????????? ???? ?????? ???????? ????? ??????????? ????????

Aku wasiatkan kepada kamu supaya bertaqwa kepada Allah, mendengar dan
taat walaupun yang
memerintah kamu adalah seorang hamba, maka barangsiapa yang masih hidup
maka dia akan
melihat perselisihan yang banyak.

Oleh kerana itu taat kepada pemerintah Islam adalah merupakan sebahagian
dari agama. Dan
Khawarij mengatakan: Tidak. Kami adalah golongan merdeka. Ini adalah
kaedah dari berbagai
revolusi yang mereka lakukan pada hari ini, maka Khawarij adalah
golongan yang menginginkan
perpecahan jamaah muslimin dan memecahkan tongkat ketaatan (terhadap
pemerintahan) serta
bermaksiat kepada Allah dan RasulNya dalam perkara ini dan mereka
berpendapat pelaku dosa
besar itu kafir.

Pelaku dosa besar seperti penzina, pencuri, peminum arak, mereka anggap
kafir. Sedangkan Ahli
Sunnah wal Jamaah mengangap pelaku dosa besar itu masih dianggap sebagai
muslim yang kurang
imannya17 hanya mereka menamakan sebagai orang fasik yang tercampur,
iaitu mukmin kerana
keimanannya fasik kerana dosa besarnya.

Dosa besar tersebut tidak mengeluarkan ia dari Islam, kecuali kesyirikan
atau perkara-perkara yang
telah diketahui membatalkan keIslamannya.

Adapun dosa selain syirik, maka sesungguhnya tidak mengeluarkan
seseorang pun dari keimanan
walaupun dosa besar.
Allah SWT berfirman:


????? ??????? ??? ???????? ???? ???????? ???? ?????????? ??? ?????
?????? ?????? ???????

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa selain
dari (syirik) itu bagi siapa yang dikehendakiNya.
(an-Nisa: 48, 116)

Khawarij mengatakan: Pelaku dosa besar itu kafir dan dia tidak akan
diampuni serta kekal di dalam
neraka. Hal ini bertentangan dengan apa yang tersebut dalam Kitab
Allah. Perkataan mereka itu
disebabkan kerana mereka tidak mempunyai pengetahuan (tentang ilmu
ad-din).

Jika diperhatikan, punca yang menjerumuskan mereka ke dalam hal ini
adalah disebabkan tiada
pada mereka pengetahuan (tentang ilmu ad-din). Mereka adalah sebuah
jamaah yang sangat
sungguh-sungguh dalam ibadah, solat, puasa, membaca al-Quran dan
mempunyai semangat yang
tinggi, akan tetapi mereka tidak faqih (faham) tentang ilmu ad-din. Hal
ini pasti merupakan suatu
kerosakan bagi mereka.

Bersungguh-sungguh dalam ibadah dan wara (berhati-hati) haruslah
disertai dengan ilmu dan
pengetahuan (kefahaman) tentang agama.

Ketika Nabi SAW menerangkan sifat-sifat mereka kepada para sahabatnya,
bahawa solat para
saahbat baginda adalah lebih rendah dibandingkan solat Khawarij dan
ibadah mereka lebih rendah
dari ibadah Khawarij. Namun demikian, baginda SAW bersabda:

???????????? ???? ????????? ????? ???????? ????????? ???? ????????????

Mereka keluar dari agama sebagaimana keluarnya anak panah dari
busurnya.18

Baginda bersabda demikian padahal mereka adalah kaum yang terkenal
ibadahnya,
kebaikan-kebaikannya dan solat malamnya. Akan tetapi kerana kesungguhan
mereka bukan di atas
asas yang benar dan tidak di atas ilmu yang sahih maka jadilah
kesungguhan mereka itu sebagai
kesesatan (penyakit) dan keburukan yang menimpa mereka dan umat.

Dan tidaklah kita ketahui sedikit pun dari Khawarij bahawa pada suatu
hari mereka memerangi
golongan kafir selamanya, akan tetapi mereka hanya memerangi kaum
muslimin, sebagaimana sabda
baginda SAW:

???????????? ?????? ???????????? ???????????? ?????? ????????????

Mereka membunuh orang Islam dan membiarkan penyembah berhala.19

Tidaklah kita ketahui atau temui dalam sejarah bahawa Khawarij pernah
memerangi kaum kuffar dan
musyrikin, akan tetapi selamanya mereka hanya memerangi kaum muslimin.
Mereka membunuh Ali
bin Abi Talib, Zubair bin Awwam dan sahabat-sahabat pilihan lainnya dan
mereka sentiasa
membunuh kaum muslimin hingga sekarang.

Hal itu semua terjadi kerana kejahilan mereka tentang agama Allah Azza
wa Jalla, walaupun mereka
adalah kaum yang terkenal wara, ibadah dan kesungguhannya. Tetapi
kerana semua ini tidak
berlandaskan ilmu yang benar jadilah semua itu sebagai bencana bagi
mereka. Oleh kerana itu
berkata al-Allamah Ibnu Qayyim dalam mensifatkan mereka:

Mereka hafal nas-nas namun dangkal pemahamannya.

Sehingga mereka diberi kekurangan dalam ilmunya.20

Mereka sering berdalil dengan nas-nas, tetapi mereka tidak memahaminya.
Mereka berdalil dengan
nas-nas dari al-Quran dan as-Sunnah tentang ancaman bagi pelaku
maksiat, tetapi mereka tidak
faham maknanya dan tidak mahu melihat (kembali) kepada nas-nas yang lain
yang terdapat janji
tentang pengampunan dan taubat bagi pelaku maksiat selain syirik. Mereka
hanya mengambil satu
sisi dan meninggalkan sisi yang lain. Hal ini kerana kejahilan mereka.

Kecemburuan dan semangat terhadap agama tidaklah cukup, kedua-duanya
haruslah berlandaskan
ilmu. Dengan berlandaskan ilmu dan pemahaman tentang agama Allah Azza wa
Jalla semua perkara
dapat diletakkan pada tempatnya.

Kecemburuan dan semangat terhadap agama adalah baik, akan tetapi
mestilah dibimbing dengan
mengikuti al-Kitab dan as-Sunnah. Tidak ada yang lebih cemburu terhadap
agama dan tidak ada
yang lebih banyak nasihatnya terhadap kaum muslimin daripada para
sahabat radhiallahu `anhum,
walaupun begitu, mereka membunuh Khawarij kerana bahaya dan buruknya
Khawarij.

Ali bin Abi Talib radhiallahu `anhu memerangi mereka sehingga baginda
merupakan orang yang
membunuh mereka dengan seburuk-buruk pembunuhan dalam peristiwa
Nahran. Peristiwa
tersebut sebagai bukti terhadap apa yang dikhabarkan oleh Nabi SAW:

Bahawa Nabi SAW memberikan khabar gembira bagi sesiapa yang membunuh
mereka dengan
kebaikan dan syurga, maka Ali bin Abi Taliblah yang membunuh mereka,
sehingga baginda
mendapat apa yang diberitakan oleh Rasul SAW.21 Baginda membunuh mereka
untuk mencegah
keburukan terhadap kaum muslimin.

Maka, wajib ke atas kaum muslimin di setiap zaman jika mendapati adanya
mazhab (golongan) yang
buruk ini supaya segera menghilangkannya, dengan cara menyeru mereka ke
jalan Allah dan
menjelaskan kepada manusia tentang perkara tersebut, kemudian jika
mereka tidak
melaksanakannya, maka perangilah mereka untuk menolak keburukan yang ada
pada mereka.

Ali bin Abi Talib radhiallahu `anhu mengutus kepada mereka anak bapa
saudaranya, iaitu Abdullah
bin Abbas, orang yang paling alim, dan jurucakapnya al-Quran untuk
berdebat dengan mereka.
Berkat pertolongan Allah, seramai enam ribu orang dari mereka kembali ke
jalan yang benar dan
sisanya yang ramai tidak kembali (ke jalan yang benar), sehingga
diperangi oleh Amirul Mukminin Ali
bin Abi Talib bersama para sahabat untuk mencegah keburukan dan gangguan
mereka terhadap
kaum muslimin.

SYIAH

Syiah adalah golongan yang mendakwa mengikuti dan menolong ahli bait.

Allah berfirman ketika menyebutkan kisah Nuh:

??????? ???? ?????????? ???????????????

Dan sesungguhnya Ibrahim benar-benar termasuk golongannya (Nuh).
(ash-Shaffat: 83)

Iaitu: Ibrahim mengikutinya dan menolong agamanya(Nuh), kerana setelah
Allah mengisahkan Nuh
alaihissalam, Dia berfirman dengan ayat di atas.

Makna asal: Syiah bererti mengikuti dan menolong.

Kemudian nama ini diterapkan kepada golongan ini, iaitu golongan yang
menyatakan bahawasanya
mereka mengikuti ahli bait iaitu Ali bin Abi Talib radhiallahu `anhu dan
keturunannya.

Mereka menganggap bahawa Ali diwasiatkan kekhalifahan sesudah Rasul SAW.
Dan bahawasanya
Abu Bakar, Umar, Uthman dan para sahabat, telah menzalimi Ali dan
merampas kekhalifahan
darinya. Demikianlah mereka nyatakan. Sungguh mereka telah berdusta
tentang hal itu, kerana
sesungguhnya para sahabat berkumpul dan sepakat untuk membaiah Abu
Bakar dan Ali juga
termasuk dari mereka (sahabat) ketika dia ikut membaiah Abu Bakar, Umar
dan Uthman.

Hal itu bermakna bahawa ssungguhnya mereka telah menuduh Ali radhiallahu
`anhu mengkhianati
wasiat tersebut (kerana beliau membaiah, ed.).

Mereka mengkafirkan para sahabat, kecuali sedikit dari para sahabat yang
mereka anggap baik.
Mereka melaknat Abu Bakar dan Umar dan memberi gelaran kedua-duanya
dengan sebutan Dua
berhala Quraisy.

Termasuk dari mazhab mereka: Mereka ghuluw (berlebih-lebihan) terhadap
imam-imam dari
kalangan ahli bait. Bahkan mereka memberikan hak kepada imam-imam
tersebut untuk membuat
syariat dan menghapuskan hukum-hukum.

Mereka juga menyangka bahawa al-Quran telah diselewengkan dan
dikurangkan. Bahkan
perbuatan mereka begitu melampau hingga menjadikan para imam sebagai
tuhan-tuhan selain Allah
dan mereka mendirikan kubur-kubur imam tersebut, dan memberi kubah-kubah
di atasnya,
kemudian mereka bertawaf mengelilinginya. Di atas kubur itu juga mereka
menyembelih korban dan
bernazar.

Syiah berpecah menjadi golongan yang banyak, sebahagiannya lebih ringan
kesesatannya dari yang
lain dan sebahagian lagi lebih keras dari yang lain. Di antara golongan
Syiah ialah: Zaidiyyah,
Rafidhah Ithna Asyariyah, Ismailiyyah dan Fatimiyyah, Qaramithah dan
lain-lain lagi.
Demikianlah setiap orang yang berpaling dari kebenaran, mereka sentiasa
dalam perselisihan dan
perpecahan.

Allah SWT berfirman:

?????? ??????? ???????? ??? ???????? ???? ?????? ????????? ??????
?????????? ??????????
???? ??? ??????? ????????????????? ??????? ?????? ?????????? ??????????

Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya,
sungguh mereka telah
mendapat petunjuk dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada
dalam permusuhan
(dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah
Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(al-Baqarah: 137)

Maka barangsiapa yang berpaling dari al-haq, akan diberi musibah dengan
kebatilan, penyimpangan,
perpecahan dan tidak akan tercapai tujuan, bahkan berakhir dengan
kerugian wal iyadzu-billah.

Syiah berpecah ke dalam golongan dan aliran yang banyak. Qadariyyah
berpecah ke dalam
golongan dan aliran yang banyak. Khawarij berpecah ke dalam golongan dan
aliran yang banyak,
seperti al-Azriqah, al-Haruriyyah, an-Najdat, asy-Syafariyyah,
al-Ibadhiyyah, sebahagian dari
mereka ghuluw dan sebahagian yang lain tidak.


JAHMIYYAH

Jahmiyyah nisbat kepada Jahm bin Shafwan, yang belajar pada Jad bin
Dirham. Jad bin Dirham
belajar pada Thalut. Thalut belajar pada Labib bin al-`Asham, seorang
Yahudi, maka jadilah mereka
semua murid-murid Yahudi.

Ajaran Jahmiyyah adalah tidak menetapkan nama-nama dan sifat-sifat bagi
Allah, dan mereka
beranggapan bahawa Allah adalah zat yang kosong dari nama-nama dan
sifat-sifat, kerana
menetapkan nama-nama dan sifat-sifat menurut anggapan mereka akan
mengakibatkan kesyirikan
dan berbilangnya sesembahan. Perkataan mereka itu adalah syubhat dan
kekeliruan yang terkutuk.

Kita tidak tahu apakah yang akan mereka katakan tentang diri-diri
mereka?

Padahal salah seorang dari mereka menyatakan bahawa dirinya seorang yang
alim, kaya, tukang dan
peniaga. Begitu juga mereka menyatakan bahawa mereka mempunyai banyak
sifat. Akan tetapi
apakah yang demikian itu bermakna menunjukkan bahawa ia menjadi ramai
orang?

Perkara ini bertentangan dengan akal, kerana tidaklah mesti dengan
banyaknya nama-nama dan
sifat-sifat, menjadikan berbilangnya Ilah (tuhan). Oleh kerana itulah
ketika orang-orang musyrik
dahulu mendengar Nabi SAW berdoa:

??? ????????? ??? ????????

Wahai Yang Maha Pengasih, wahai Yang Maha Penyayang.

Mereka berkata: Orang ini (Nabi) menyatakan bahawasanya dia hanya
menyembah Tuhan yang
satu sedangkan dia masih menyeru kepada Tuhan yang banyak.

Maka Allah SWT menurunkan firmanNya:

???? ??????? ??????? ???? ??????? ??????????? ?????? ??? ???????? ??????
????????????
??????????

Katakanlah: Serulah Allah atau serulah ar-Rahman, dengan nama yang
mana pun kamu seru, Dia
mempunyai al-asmaul husna (nama-nama yang terbaik).
(al-Isra: 110)22

Nama-nama Allah itu banyak dan hal itu menunjukkan kesempurnan dan
keagunganNya, tidak
menunjukkan kepada berbilangnya sesembahan sebagaimana yang mereka
katakan.

Adapun zat kosong yang tidak mempunyai sifat, maka tentunya hal ini
tidak mempunyai wujud.
Mustahil selama-lamanya jika ada sesuatu yang tidak mempunyai sifat,
minimum dia mempunyai sifat
wujud (ada).

Di antara syubhat mereka adalah:

Bahawa menetapkan sifat akan mengakibatkan penyerupaan, kerana
sifat-sifat tersebut juga
terdapat pada makhluk.

Perkataan ini adalah batil, kerana sifat-sifat pencipta sesuai denganNya
dan sifat-sifat makhluk sesuai
dengan mereka dan kedua-duanya tidak saling menyerupai.

Sesungguhnya, berkumpul pada Jahmiyyah kesesatan dalam hal nama-nama dan
sifat-sifat,
kesesatan Jabariyyah dalam hal menetapkan takdir, di mana Jahmiyyah
berkata: Sesungguhnya
seorang hamba tidak mempunyai kehendak dan tidak mempunyai usaha, dia
hanyalah dipaksa dalam
perbuatan-perbuatannya.

Ini bermakna bahawa jika dia disiksa kerana kemaksiatannya, maka dia
adalah orang yang dizalimi,
kerana (menurut mereka) kemaksiatan itu bukan perbuatannya dan dia
hanyalah dipaksa untuk
melakukan hal itu. Maha Tinggi Allah dari hal yang demikian.

Dengan demikian mereka mengumpulkan Jabriyah dalam masalah takdir dan
Jahmiyyah dalam hal
nama-nama dan sifat-sifat dan mereka mengumpulkan pula dalam hal itu
kepada perkara-perkara
Murjiah, yang mereka gabungkan dengan pernyataan bahawa al-Quran adalah
makhluk, maka
jadikan mereka di atas kesesatan yang bertumpuk.
Berkata Ibnu Qayyim:

(Huruf) jim dan jim kemudian bersama keduanya beriringan huruf-hurufnya
dalam satu wazan
Jabariyyah, Murjiah, dan jim Jahmiyyah. Maka perhatikanlah semuanya
dalam satu timbangan, maka
hukumilah dengan memperhatikan siapa yang terlepas dari ikatan iman.23

Maksudnya, semua kumpulan sesat tersebut terdapat padanya huruf jim
iaitu Jabariyyah, Murjiah
dan Jahmiyyah, jadi semuanya ada tiga jim. Ketahuilah bahawa jim yang
keempat adalah Jahannam.

Kesimpulannya, bahawa ajaran Jahmiyyah ini terkenal dalam hal meniadakan
nama-nama dan
sifat-sifat dari Allah SWT. Pecahan dari Jahmiyyah adalah ajaran
Mutazilah, Asyariyah dan
Maturidiyyah.

Ajaran Mutazilah menetapkan nama-nama dan meniadakan sifat-sifat,
tetapi dalam menetapkan
nama-nama mereka menetapkan semata-mata hanya lafaz, yang tidak
menunjukkan kepada makna
dan sifat.

Mereka dinamakan dengan Mutazilah (kumpulan yang memisahkan diri)
kerana imam mereka iaitu
Washil bin Atha, adalah salah seorang murid Hasan al-Basri
rahimahullah, seorang imam tabiin
yang mulia. Ketika Hasan al-Basri ditanya tentang pelaku dosa besar, apa
hukumnya? Maka
beliau berkata dengan perkataan Ahlus Sunnah wal Jamaah:

Sesungguhnya dia seorang mukmin yang kurang imannya, dinamakan mukmin
kerana imannya dan
fasik kerana dosa besarnya.

Akan tetapi Wasil bin Atha tidak mahu menerima jawapan dari gurunya,
maka dia keluar dan
berkata: Tidak, aku beranggapan bahawa pelaku dosa besar bukan termasuk
orang mukmin dan
bukan pula orang kafir, ia berada di suatu kedudukan di antara dua
kedudukan.

Kemudian dia memisahkan diri dari gurunya, Hasan al-Basri dan duduk di
salah satu sisi masjid dan
berkumpul dengan kaum dari kalangan awam jahil, yang mahu mengambil
ucapannya.

Seperti itulah dai yang sesat di setiap zaman, mesti akan ada yang
bergabung kepadanya dari
kebanyakan manusia, inilah hikmah Allah.

Mereka meninggalkan majlis Hasan al-Basri, syeikh Ahlus Sunnah yang
majlisnya merupakan majlis
kebaikan dan majlis ilmu tetapi mereka lebih suka memilih berkumpul
dalam majlis seorang yang
berfaham Mutazilah: iaitu Wasil bin Atha, seorang yang sesat dan
menyesatkan.

Ramai golongan yang serupa dengan mereka di zaman kita ini, mereka
meninggalkan ulama Ahlus
Sunnah wal Jamaah dan bergabung dengan golongan yang memiliki pemikiran
yang menyimpang.24
Sejak waktu itulah mereka dinamakan Mutazilah, kerana mereka memisahkan
diri dari Ahlus
Sunnah wal Jamaah, yang mana mereka menafikan sifat-sifat yang
ditetapkan oleh Allah swt dan
menetapkan bagiNya nama-nama yang kosong dari makna dan menghukum pelaku
dosa besar
sebagaimana yang diyakini oleh Khawarij iaitu: Mereka kekal di dalam
neraka. Akan tetapi
Mutazilah bertentangan dengan Khawarij tentang hukum pelaku dosa besar
di dunia, yang mana
mereka mengatakan:

Sesungguhnya dia berada di suatu kedudukan di antara dua kedudukan,
bukan orang mukmin dan
bukan pula kafir, sedangkan Khawarij mengatakan: Kafir.

Maha Suci Allah! Apakah masuk akal bahawa manusia tidak mukmin dan tidak
pula kafir?

Sedangkan Allah SWT sendiri telah berfirman:

???? ??????? ?????????? ?????????? ??????? ?????????? ????????

Dialah yang menciptakan kamu, maka di antara kamu ada yang kafir dan di
antaramu ada yang
beriman.
(ath-Thaghabun: 2)

Tidaklah Dia (Allah) mengatakan: Di antara kamu ada yang berada di suatu
kedudukan di antara dua
kedudukan.

Tetapi adakah mereka (Mutazilah) memahaminya?

Kemudian bercabang dari mazhab Mutazilah iaitu mazhab Asyariyyah.

Asyariyyah dinisbatkan kepada Abul Hasan al-Asyari rahimahullah. Pada
mulanya, Abul Hasan
al-Asyari seorang yang berfahaman Mutazilah, kemudian Allah
mengurniakan anugerah hidayah
kepadanya sehingga dia mengetahui kebatilan mazhab Mutazilah, maka dia
berdiri di masjid pada
hari Jumaat dan mengumumkan bahawa dia berlepas diri dari mazhab
Mutazilah dan melepaskan
bajunya seraya berkata:

Aku melepaskan mazhab Mutazilah sebagaimana aku melepaskan bajuku
ini.

Akan tetapi sesudah berlepasnya dia dari mazhab Mutazilah, lalu beralih
kepada mazhab
Kullabiyyah, iaitu pengikut Abdullah bin Said bin Kullab.

Abdullah bin Said bin Kullab adalah seorang yang menetapkan tujuh sifat
dan menafikan selainnya.
Dia berkata:

Akal tidak dapat membuktikan kecuali hanya tujuh sifat saja iaitu:
Al-Ilmu, al-Qudrah, al-Iradah,
al-Hayah, as-Samu, al-Basyar dan al-Kalam (Sifat mengetahui, Mampu,
Hidup, Mendengar,
Melihat dan Berbicara).

Dia berkata: Inilah yang dapat dibuktikan/difahami oleh akal, adapun
apa yang tidak ditunjukkan
oleh akal, (menurut dia) tidak boleh ditetapkan.

Kemudan Allah mengurniakan kembali hidayah kepada Abul Hasan al-Asyari
sehingga dia
meninggalkan mazhab Kullabiyyah dan kembali kepada ajaran Imam Ahmad bin
Hambal dan dia
berkata:

Sekarang aku mengatakan sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Ahlus
Sunnah wal Jamaah,
Ahmad bin Hambal, Sesungguhnya Allah bersemayan di atas Arasy dan
sesungguhnya Dia
mempunyai tangan dan wajah.

Beliau menyebutkan hal ini dalam kitabnya Al-Ibanah `an Usul ad-Diyanah
dan juga dalam kitabnya
yang kedua Maqaalat al-Islamiyyin wa Ikhtilaf al-Musallin.

Disebutkan: Bahawasanya Abul Hasan al-Asyari berada di atas mazhab Imam
Ahmad bin Hambal,
walaupun masih tersisa padanya beberapa penyimpangan

Manakala pengikut Abul Hasan al-Asyari tetap berada di atas mazhab
Kullabiyyah, dan
kebanyakan mereka sentiasa berada di atas mazhabnya yang pertama,
sehingga mereka dinamakan
Asyariyyah, sebagai nisbat (penyandaran) kepada Abul Hasan
al-Asyariyyah dalam mazhabnya
yang pertama.

Adapun setelah beliau kembali ke dalam mazhab Ahlus Sunnah wal Jamaah,
maka penisbatan
mazhab ini (Asyariyyah) kepada beliau adalah suatu kekeliruan. Yang
sebenarnya ialah: Mazhab
Kullabiyyah bukan mazhab Abul Hasan al-Asyari rahimahullah, kerana dia
telah bertaubat dari
perkara itu. Dan beliau telah menulis tentang hal itu dalam kitabnya
Al-Ibanah `an Usul ad-Diyanah
yang menjelaskan secara terang-terangan kembalinya beliau berpegang
sebagaimana yang diyakini
pada Ahlus Sunnah wal Jamaah, khususnya Imam Ahmad bin Hambal
rahimahullah. Walaupun masih
ada padanya beberapa penyimpangan misalnya perkataannya mengenai
al-Kalam:

Sesungguhnya Kalamullah adalah makna tersendiri yang berdiri sendiri
dengan zatNya. Dan
al-Quran adalah pengulangan ucapan atau ungkapan dari kalamullah.
Al-Quran itu bukan
kalamullah itu sendiri.

Inilah mazhab Asyariyyah pecahan dari mazhab Mutazilah dan mazhab
Mutazilah pecahan dari
mazhab Jahmiyyah, kemudiah berpecah-belah menjadi mazhab-mazhab yang
banyak. Semuanya
berasal dari mazhab Jahmiyyah.

Inilah asas firqah-firqah (golongan-golongan)25 . Disebutkan secara
berturut seperti berikut:

Pertama: Qadariyyah
Kemudian: Asyariyyah
Kemudian: Khawarij
Kemudian: Jahmiyyah

Kemudian firqah-firqah tersebut berpecah-belah menjadi golongan yang
banyak, tidak ada yang
menghitung jumlahnya kecuali Allah, di mana telah disusun kitab tentang
perkara ini, di antaranya:

1. Kitab Al-Farqu baina al-Firaq, al-Baghdadi

2. Kitab Al-Milal wa an-Nihal, Muhammad bin Abdil Karim asy-Syahristani.


3. Kitab Al-Fishal fi al-Milal wa an-Nihal, Ibnu Hazm.

4. Kitab Maqaalat al-Islamiyyin wa Ikhtilafi al-Musallin, Abul Hasan
al-Asyari.
Semua kitab di atas menjelaskan tentang golongan-golongan bersama
jenisnya, jumlahnya,
penyimpangannya dan perkembangannya.

Hingga di zaman kita ini golongan tersebut sentiasa berkembang,
bertambah dan tumbuh darinya
menjadi mazhab yang lain dan berpecah darinya pemikiran-pemikiran yang
baru yang muncul dari
pokok pemikiran empat golongan tersebut. Tiada satu pun golongan yang
masih tetap berada di atas
kebenaran kecuali Ahlus Sunnah wal Jamaah. Di setiap zaman dan tempat
mereka sentiasa di atas
kebenaran hingga berlakunya hari kiamat.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

??? ??????? ????????? ???? ???????? ?????????? ????? ???????? ???
??????????? ????
?????????? ?????? ???????? ?????? ??????? ?????? ????????

Sentiasa ada segolongan dari umatku yang terang-terangan di atas al-haq
(kebenaran), tidak
membahayakan mereka golongan yang bertentangan faham dengan mereka
hingga datang perkara
Allah dan mereka dalam keadaan seperti itu.

Segala puji bagi Allah, sungguh mereka Ahlus Sunnah wal Jamaah
berselisih dengan Qadariyyah
Nufat (yang menolak takdir). Mereka beriman kepada takdir, yang
sesungguhnya ini termasuk dalam
rukun iman yang enam. Bahawasanya tidak berlaku sesuatu pun di alam ini,
kecuali dengan qadha
dan qadarNya SWT, kerana Dia Maha Pencipta, Pengatur, Raja dan Penguasa:

??????? ??????? ????? ?????? ?????? ????? ????? ?????? ???????

Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.
(az-Zumar: 62)

Tidak ada sesuatu pun yang dapat mengatur alam ini kecuali kerana
kehendakNya, iradahNya,
qudratNya dan takdirNya. Allah mengetahui segala apa yang ada dan segala
apa yang akan terjadi
sejak azali. Kemudian Dia menulisnya di Lauh Mahfuz, kemudian Dia
menghendaki dan mengadakan
serta menciptakannya.

Sesungguhnya seorang hamba mempunyai kehendak dan usaha serta pilihan.
Tidaklah seorang
hamba dicabut iradahnya, hingga ia dipaksa dalam semua
perbuatan-perbuatannya, sebagaimana
yang dikatakan oleh Jabariyyah al-Ghullat, maka Ahlus Sunnah menentang
mereka dalam perkara
ini.

Mazhab mereka (Ahlus Sunnah wal Jamaah) tentang para sahabat Rasululah
SAW adalah bahawa
mereka berwala (taat) kepada semua para sahabat, sama ada ianya ahlul
bait mahupun bukan.
Berwala kepada semua, Muhajirin, Ansar dan orang-orang yang mengikuti
mereka dengan baik,
yang dengan itu mereka telah merealisasikan firman Allah SWT:

??????????? ??????? ???? ?????????? ?????????? ???????? ??????? ?????
???????????????
????????? ?????????? ????????????? ????? ???????? ??? ?????????? ??????
??????????
???????...

Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar) mereka
berdoa: Ya Tuhan
kami, beri ampunanlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman
lebih dahulu dari kami
dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap
golongan yang beriman

(al-Hasyr: 10)

Berbeza dengan Syiah, Ahlus Sunnah wal Jamaah bertentangan dengan
mereka kerana Syiah
membezakan di antara para sahabat Rasulullah SAW. Mereka setia kepada
sebahagian sahabat dan
memusuhi sebahagian sahabat yang lain, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jamaah
berwala mencintai
mereka semua. Semua sahabat saling mempunyai keutamaan, dan yang paling
utama di antara
mereka adalah Khulafa ar-Rasyidin, kemudian sepuluh orang yang diberi
khabar masuk syurga,
kemudian Muhajirin yang lebih mulia dari Ansar, para sahabat yang turut
serta dalam perang Badar,
yang turut serta dalam Baiah ridwan, maka mereka semua radhiallahu
`anhum memiliki keutamaan.

Ahlus Sunnah wal-Jamaah meyakini: adanya keharusan mendengar dan taat
terhadap pemerintah,
berbeza dengan Khawarij.

Ahlus Sunnah meyakini keharusan untuk mendengar dan taat kepada
pemerintah muslimin dan
mereka berpendapat tidak bolehnya keluar (memberontak) terhadap imam
muslimin, meskipun
mereka melakukan kesalahan, selagi kesalahannya bukan kekafiran dan
kesyirikan. Baginda SAW
melarang memberontak terhadap mereka semata-mata kerana mereka melakukan
maksiat,
sebagaiman baginda bersabda:

Kecuali kamu lihat kekufuran yang nyata, yang di sisi kamu ada
keterangan dari Allah
tentangnya.27

Begitu juga Ahlus Sunnah wal Jamaah berselisih dengan Jahmiyyah dan
cabang-cabang mereka
dalam hal asma Allah dan sifat-sifatNya: Ahlus Sunnah wal Jamaah
beriman sebagaimana yang
Allah sifatkan bagi diriNya dan sebagaimana yang ar-Rasul SAW sifatkan
bagiNya dan Ahlus
Sunnah wal Jamaah mengikuti al-Kitab dan as-Sunnah dalam hal tersebut
tanpa penyerupaan
(tasybih), permisalan (tamsil), penyelewengan (tahrif), menolak
(tathil):

?????? ?????????? ?????? ?????? ?????????? ?????????

Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dialah Yang Maha
Mendengar lagi Maha
Melihat.
(asy-Syura: 11)

Segala puji bagi Allah, sesungguhnya pada mazhab Ahlus Sunnah wal Jamaah
telah terkumpul al-haq
dalam semua perkara dan terhadap semua masalah dan mereka berselisih
dengan setiap apa yang
ada pada firqah (golongan) yang sesat dan aliran yang batil. Maka
barangsiapa yang menginginkan
keselamatan, sesungguhnya inilah mazhab Ahlus Sunnah wal Jamaah.
Ahlus Sunnah wal Jamaah dalam bab Ibadah: Mereka beribadah kepada Allah
berdasarkan
ketentuan yang ditetapkan oleh syariat, berbeza dengan Sufi atau ahlu
bidah dan Khurafiyyin
(golongan yang meyakini khurafat yang tidak berdalil) yang tidak
mengikuti al-Kitab dan as-Sunnah
dalam peribadatan mereka, tetapi mereka mengikuti apa-apa yang
ditetapkan bagi mereka oleh
syeikh-syeikh tariqat dan imam-imam mereka yang sesat.

Kita memohon kepada Allah supaya Dia menjadikan aku dan kamu termasuk
dalam golongan Ahlus
Sunnah wal Jamaah dengan kurniaNya dan kemuliaanNya, semoga Dia
memperlihatkan kepada kita
yang haq (kebenaran) itu suatu kebenaran dan memberikan kita (kekuatan)
mengikutinya dan
memperlihatkan kepada kita kebatilan itu suatu kebatilan dan memberikan
kita (kekuatan) untuk
menjauhinya. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan
(permohonan).

Demikianlah, selawat dan salam semoga Allah limpahkan kepada Nabi kita
Muhammad SAW dan
kepada keluarganya serta para sahabat baginda.


JAWAPAN KEPADA SEBAHAGIAN PERSOALAN



Sesudah berceramah, Syeikh hafizahullah disoal dengan beberapa
persoalan, di antaranya:

Soalan Pertama:

Allah dan RasulNya SAW telah melarang kita berlebih-lebihan dalam agama,
maka adakah sebab
penyelewengan firqah-firqah dari Ahlus Sunnah wal Jamaah kerana
berlebih-lebihan? Dan apakah
contoh golongan-golongan tersebut?

Jawab:

Khawarij (adalah contoh) jelas dari penyelewengan tersebut kerana mereka
berlebih-lebihan dalam
agama. Mereka ekstrim dalam beribadah tanpa asas petunjuk dan ilmu,
mereka memutlakkan
(hukum) kekufuran bagi manusia tanpa asas ilmu, disebabkan manusia
menentang mazhab mereka.

Sehingga tidak diragui lagi, bahawa berlebih-lebihan dalam agama
merupakan punca bencana.

Allah Taala berfirman:

???? ????????? ?????????? ??? ???????? ??? ????????? ?????? ????????

Katakanlah: Hai ahli kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui
batas) dengan cara tidak
benar dalam agamamu.
(al-Maidah: 77)

Nabi SAW bersabda:

Berhati-hatilah terhadap perkara yang berlebih-lebihan, kerana
sesungguhnya yang membinasakan
golongan sebelum kamu adalah ghuluw (berlebih-lebihan/melampaui
batas.28

Ghuluw (berlebih-lebihan) dalam segala sesuatu adalah: tambahan terhadap
batasan yang tidak
ditentukan (dan setiap sesuatu yang melampaui batas akan berlawanan
dengan yang tidak melampaui
batas).

Dan kita dapati bahawa semua penyimpangan orang yang menolak sifat-sifat
Allah adalah kerana
berlebih-lebihan dalam mensucikan Allah dan punca penyimpangan
Mumathilah dan Musyabbihah
(orang yang menyerupakan sifat Allah dengan sifat makhluk) adalah mereka
berlebih-lebihan dalam
menetapkan (sifat-sifat Allah). Berlebih-lebihan (ghuluw) adalah
bencana, maka sikap sederhana
(tengah-tengah) dan seimbang adalah perkara yang baik dalam segala
perkara.

Maka tidak diragukan lagi bahawa berlebih-lebihan dalam agama adalah
faktor kesesatan
golongan-golongan dari al-haq (kebenaran), yang kadarnya sesuai dengan
kesesatan masing-masing.

Soalan Kedua:

Fadhilatus Syeikh, bahawa Rasulullah SAW bersabda:

Akan berpecah umatku menjadi 73 golongan.

Jawab:

Ini bukan termasuk pembatasan jumlah golongan. Golongan itu sangat
banyak, apabila kamu teliti
dalam buku-buku tentang golongan-golongan, kamu akan mendapati bahawa
golongan-golongan
tersebut banyak. Akan tetapi wallahu alam bahawa 73 golongan ini adalah
pokok-pokok
golongan-golongan kemudian bercabang daripadanya menjadi firqah-firqah
yang banyak.

Dan jika jamaah-jamaah yang ada sekarang bertentangan dengan jamaah
Ahlus Sunnah, tidak lain
kecuali bersandar dari firqah-firqah tersebut dan cabang-cabangnya.

Soalan Ketiga:

Apakah ada perbezaan di antara al-firqatu an-Najiyyah (golongan yang
selamat) dan ath-thaifah
al-Mansurah (golongan yang ditolong)?

Jawab:

Selamanya al-Firqah an-Najiyyah adalah al-Mansurah, tidaklah dikatakan
selamat kecuali kerana
ditolong dan tidaklah ditolong kecuali golongan yang selamat.

Itulah sifat-sifat mereka (Ahlus Sunnah wal Jamaah), iaitu golongan yang
selamat dan golongan yang
ditolong.

Sekiranya ada yang ingin membezakan di antara dua sifat ini, menjadikan
sifat yang pertama untuk
sebahagian golongan dan sifat kedua untuk sebahagian golongan yang lain,
maka sesungguhnya dia
berkeinginan untuk memecah belahkan Ahlus Sunnah wal Jamaah dengan
menjadikan sebahagian
mereka golongan yang selamat (Al-Firqah an-Najiyyah) dan sebahagian yang
lain golongan yang
ditolong (ath-Thaifah al-Mansurah).

Hal ini merupakan suatu kesalahan, kerana mereka adalah jamaah yang
satu, berkumpul padanya
semua sifat yang sempurna dan terpuji, merekalah Ahlus Sunnah
wal-Jamaah, mereka juga al-Firqah
an-Najiyyah (golongan yang selamat) dan ath-Thaifah al-Mansurah
(golongan yang ditolong) dan
mereka lahir (muncul) di atas al-haq (kebenaran) hingga datangnya kiamat
dan mereka juga
golongan asing di akhir zaman.


Re: Mohon penjelasan

endan
 

1. Bagaimana halnya sholat di Masjid Nabawi Al-Haram Sharif, terlarangkah
atau diperbolehkan? Sebab di Masjid Nabawi ada makam Rosululloh saw dan
sahabat.
Menurut sepengetahuan saya, masjid tersebut tadinya terpisah dengan tempat
tinggal Nabi (yang sekaligus juga sbg makan beliau). Karena harus ada
perluasan, maka masjid tersebut sekarang berada di dalamnya. Tentunya sholat
di masjid Nabawi menjadi tidak haram. Saat ini saya ngga punya dalil.
Wallahu'alam.

2. Bagaimana keterangan mengenai hal kedatangan Al Mahdi Al-Muntadzar?
Adakah keterangan hadits shahih mengenai ini?
Majalah As-Sunnah tahun pertama pernah dalam satu edisi membahas masalah
Imam Mahdi secara lengkap.

Terima kasih atas keterangan yang akan diberikan.
Jazakumulloh Khoiron

Wassalaamu'alaikum wR.wB.

Abdulloh Dwitas
e.n.d.a.n


Mohon penjelasan

 

Assalaamu'alaikum wR.wB.

Perkenankan saya mengajukan pertanyaan.

1. Bagaimana halnya sholat di Masjid Nabawi Al-Haram Sharif, terlarangkah
atau diperbolehkan? Sebab di Masjid Nabawi ada makam Rosululloh saw dan
sahabat.
2. Bagaimana keterangan mengenai hal kedatangan Al Mahdi Al-Muntadzar?
Adakah keterangan hadits shahih mengenai ini?

Terima kasih atas keterangan yang akan diberikan.
Jazakumulloh Khoiron

Wassalaamu'alaikum wR.wB.

Abdulloh Dwitas