Keyboard Shortcuts
ctrl + shift + ? :
Show all keyboard shortcuts
ctrl + g :
Navigate to a group
ctrl + shift + f :
Find
ctrl + / :
Quick actions
esc to dismiss
Likes
Search
Urun rembug
iip hidayat
Assalamu'alaikum......
Menyambung komentar yg diberikan oleh ikhwah disini atas pertanyaan akhi Suharyanto, memang ada sedikit "kekeliuran" pertanyaan akhi Suharyanto, dimana makna SALAFY disejajrkan dengan "JAMA'AH" dalam arti "HIZB". Sesungguhnya telah jelas ulasan dari Syaikh Al-albani, bhw sebutan salafy adalah bukan utk menyebut "hizb" tertentu, kelompok tertentu..tapi utk menyebut orang-orang baik sendiri atau berkelompok yg mengikuti manhaj ahlussunnah wal jama'ah, manhaj salaful 'ummah. Hanya saja, semakin kita khawatir bhw kita bukan salafy, maka dalam diri kita Insya Alloh akan muncul semangat kehati-hatian ketika kita akan bertholabul 'ilm. Dan kita akan semakin hati-hati utk mengikuti gaya "tholabul 'ilm"-nya beberapa kaum hizbiyyun. Sebenarnya, utk kasus khusus di Indonesia, kita bisa dengan mudah mengindentify seseorang itu betul sungguh-sungguh ingin ikut salafy atau hanya omongan saja. Tanya saja sama mereka, apakah anda tahu siapa Al-albani, siapa syaikh al-utsaimin, siapakah syaikh bin baz, siapakah syaikh rabi, siapakah syaikh salih al-fawzan dsb...... Sepanjang yg ana perhatikan, ada beberapa kelompok penjawab : 1. Faham betul tentang ketokohan beliau-beliau dan serius utk mengkaji fatwa-fatwanya tanpa sikap taklid. Insya Allah yg ini adalah Salafy, Allohu a'lam. 2. Tahu akan ketokohan beliau-beliau, tapi tidak mengambil ilmu dari beliau-beliau. Yang ini "mungkin" diragukan salafy-nya. Allohu a'lam. 3. Tahu akan ketokohan beliau, tapi setengah-setangah mengambil ilmu dari beliau. Contoh, mengakui kepakaran hadits-nya Syaikh Al-albani, tetapi tidak mencoba mengikuti penjelasan haditsnya beliau (sebatas mengambil takhrij-nya saja. Ini pun "mungkin" diragukan Salafy-nya, Allohu a'lam. 4. Tidak tahu akan ketokohan beliau.... Kalau yg ini, sangat jauh dari salafy. Mungkin akan muncul pertanyaan, kenapa mesti al-albani, kenapa mesti al-utsaimin, kenapa mesti bin baz ? toh mereka juga adalah manusia yg tidak luput dari kesalahan ? Sederhana saja jawabnya, jika manusia yg tahu banyak hadits saja bisa salah, bagaimana dg "tokoh" yg sedikit tahu tentang hadits ? Jelas kebenaran akan lebih dekat kepada ulama- ulama ahlul hadits. Ana jadi inget suatu pembahasan dalam kitab Fathul Majid tentang Bab "Tho'ifatun Manshuroh", tafsir ulama yg paling banyak adalah bhw mereka itu "ahlul hadits". Sementara sekian dulu, mohon ampun kepada Alloh jika ada komentar yg salah sebagai akibat kejahilan ana. -abu nisa@bandung- ______________________________________________________ |
Suharyanto
Assalamu'alaikum wr.wb.
toggle quoted message
Show quoted text
Alhamdulillah, Ikhwan sekalian. Semoga jawaban yang antum berikan menjadi pelajaran bagi kita semua untuk senantiasa berpegang teguh kepada Al-Qur'an dan As Sunnah. Semoga kajian di ML ini semakin hidup terjadi komunikasi dari segala arah. Wassalamu'alaikum wr.wb. ----- Original Message -----
From: iip hidayat <iipsh@...> To: <assunnah@...> Sent: Thursday, January 20, 2000 12:01 AM Subject: [assunnah] Urun rembug
|
to navigate to use esc to dismiss