Padanan "batch" = "bets" ?
4
[5/6 14.42] Grup Bahtera Mutiara Yasmin: Rupanya, sudah ada yang memakai "bets" sebagai padanan "batch". ("Bets" belum ada di KBBI btw, syukurlah...) ? "Nomor batch adalah istilah lain untuk kode produksi, atau disebut juga nomor bets. Istilah ini kerap disebut oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), termasuk dalam kaitannya dengan obat dan vaksin. Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) menyebut, batch atau bets adalah sejumlah obat yang mempunyai sifat dan mutu yang seragam yang dihasilkan dalam satu siklus pembuatan atas suatu perintah pembuatan tertentu." ""Esensi suatu bets adalah homogenitasnya,' tulis BPOM dalam pedoman tersebut." https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5503712/apa-itu-nomor-batch-sering-disebut-terkait-obat-dan-vaksin [5/6 15.02] Grup Bahtera Nursalam AR: Jika sudah dipakai lembaga pemerintah, biasanya tinggal masalah waktu saja untuk masuk KBBI.?? [5/6 15.04] Grup Bahtera Ferdina Siregar: pernah ngerjain dokumen bpom trus termenung beberapa saat pas baca bets..... [5/6 15.04] Grup Bahtera Ferdina Siregar: mikir dulu [5/6 15.11] Grup Bahtera Mutiara Yasmin: Kedengarannya nggak enak, ya: bets [5/6 15.13] Grup Bahtera Bu Dina Begum: Bets, kayak anak Pasukan Mau Tahu. Yang paham, bacaan kita sama. ? [5/6 15.14] Grup Bahtera Nursalam AR: Betsi? [5/6 15.20] Grup Bahtera Mutiara Yasmin: Hahahahha [5/6 15.22] +62 878-3716-5828: Hehhh.... kirain ada yang manggil saya ??? [5/6 15.23] Grup Bahtera Mutiara Yasmin: Halo, Cik Bet(y) ? [5/6 15.25] +62 878-3716-5828: Soale dulu ada teman yang manggil aku Bets ?? [5/6 15.25] Grup Bahtera Bu Dina Begum: ? [5/6 15.26] Grup Bahtera Mutiara Yasmin: Kalo aku yg manggil, pasti ada "cik" di depannya, gak berani manggil langsung nama [5/6 15.26] Grup Bahtera Mutiara Yasmin: ? [5/6 15.26] Dalih Sembiring: Kalau pakai "nomor stok" saja kurang pas ya? [5/6 15.28] Grup Bahtera Mutiara Yasmin: Sebenarnya maksudnya "kode kelompok produksi" sih, tapi mungkin mau dicari padanannya yang singkat aja... [5/6 15.29] Dalih Sembiring: nah iya cocok itu "kode kelompok produksi". kalau "bets", aduuuh. [5/6 15.30] Grup Bahtera Mutiara Yasmin: Saya termasuk golongan yang kurang suka dengan padanan yang "asal bunyinya sama" gini, hehehe... [5/6 15.32] Grup Bahtera Angela Darmali: Sama, saya juga, dan ini sebenarnya juga tidak sama bunyinya [5/6 15.32] Grup Bahtera Mutiara Yasmin: Bener, Bu... Disama-samain, tepatnya. Hahaha... [5/6 15.35] Grup Bahtera Angela Darmali: Kurang tepat, nomor stok untuk suatu barang biasanya selalu sama, sedangkan nomor batch bisa berubah (misalnya batch 3 produk X untuk bulan Februari 2021)
|
Cari Penerjemah Aceh, Bali, Banjar, Betawi, Bugis, Minangkabau, Nias.
#lowongan
#pekerjaan
Dari Grup Bahtera Wiwit: Selamat pagi rekan-rekan, ada klien saya yg membutuhkan penerjemah dari bhs Inggris ke bhs berikut: Aceh, Bali, Banjar, Betawi, Bugis, Minangkabau, Nias. Jika ada yg berminat, silakan japri ke saya melalui wa atau email: wiwitma@.... Terima kasih sebelumnya ?
|
Em Dash dan En Dash
2
#emdash
#endash
Salinan percakapan grup WAG. (Mohon maaf jika terdapat ketidaksesuaian penulisan nama. Isi pesan tidak disunting. Kami hanya memberikan sedikit keterangan pada pesan yang disertai gambar. Gambar tidak direkatkan, karena tidak bisa disalin langsung dari WA) ================================= [13/3 20.02] Dalih Sembiring: Apa iya dalam bahasa Indonesia en dash dan em dash mempunyai fungsi yang sama seperti yang disebutkan artikel ini? https://narabahasa.id/ejaan/tanda-pisah [13/3 20.50] Grup Bahtera Yovita: Saya menggunakannya seperti keterangan di artikel itu. Sejak tahun 1990-an di komputer ngetiknya pakai Alt+0150 dan Alt+0151. ? [13/3 20.58] Grup Bahtera Adhi M. Ramdhan: Kenapa tahun-an pakai en/em dash mbak? Di PUEBI, rangkaian angka dengan -an cukup pakai tanda hubung, alias tanda hyphen atau minus, yang antara 0 dan = itu ? [13/3 21.00] Grup Bahtera Rani E. Ambyo: itu "1990-an"-nya Bu Yovita pakai tanda hubung kok kayaknya, bukan em/en dash [13/3 21.00] Grup Bahtera Adhi M. Ramdhan: imho ini yang harus ditanyakan lebih dulu ke penulisnya (Yudhistira) itu, apakah ada rujukan yang menyatakan bahwa Bahasa Indonesia seperti ini: "Ada dua jenis tanda pisah, yakni en dash (¨C) dan em dash (¡ª). Namun, dalam bahasa Indonesia, keduanya memiliki fungsi yang sama. " [13/3 21.01] Grup Bahtera Rani E. Ambyo: Harusnya ada sumber rujukannya ya [13/3 21.01] Grup Bahtera Adhi M. Ramdhan: Alt+0150: en dash Alt+0151: em dash [13/3 21.01] Grup Bahtera Adhi M. Ramdhan: Iya, karena PUEBI gak nyebutin adanya en dash dan em dash dalam BI [13/3 21.03] Grup Bahtera Adhi M. Ramdhan: Trus kalo kita lacak ke belakang, misalnya Pedoman EYD 1991 dan EYD 2009, itu juga pembahasan tentang tanda hubung tidak pernah menyinggung tentang "en dash dan em dash memiliki fungsi yang sama" [13/3 21.04] Grup Bahtera Adhi M. Ramdhan: Tapi gak tau ya, kalau misalnya, pernah ada edisi EYD tahun tertentu yang menyebutkan itu dan itulah yang dikutip oleh penulis tsb [13/3 21.05] Grup Bahtera Adhi M. Ramdhan: Ada tulisan lama yang senada: [13/3 21.05] Grup Bahtera Adhi M. Ramdhan: https://ivanlanin.wordpress.com/2010/05/07/tanda-hubung-dan-tanda-pisah/ [13/3 21.06] Grup Bahtera Adhi M. Ramdhan: Tulisan tahun 2010, dari Direktur Narahubung sekarang ? [13/3 21.09] Grup Bahtera Adhi M. Ramdhan: https://id.wikipedia.org/wiki/Tanda_pisah [13/3 21.10] Dalih Sembiring: Ya, pada contoh2 yg diberikan pun beliau membedakan antara en dash dan em dash, dan saya pun sudah terbiasa mengikuti yang seperti ini, meskipun saya mengikuti aturan yang meletakkan spasi di kanan-kiri em dash. [Pesan Dalih disertai gambar ss, ed.] [13/3 21.10] Grup Bahtera Adhi M. Ramdhan: Di wiki lebih jelas: Dalam pedoman EBI, tanda pisah yang digunakan hanya satu jenis, yaitu em dash: [13/3 21.14] Grup Bahtera Nursalam AR: Narabahasa ? [13/3 21.14] Grup Bahtera Adhi M. Ramdhan: eh iya [13/3 21.14] Grup Bahtera Adhi M. Ramdhan: ? [13/3 21.14] Grup Bahtera Rani E. Ambyo: Tadi saya kira nama perusahaannya Narahubung, trus Narabahasa itu anak perusahaannya ? [13/3 21.15] Dalih Sembiring: ? [13/3 21.15] Grup Bahtera Adhi M. Ramdhan: Nah contoh-contoh ini, kalau di PUEBI, panjang/lebarnya sama. Jadi betul apa kata penulis wiki: PUEBI hanya mengenal satu jenis dash, entah yang en entah yang em ? [13/3 21.15] Grup Bahtera Rani E. Ambyo: Semacam Alphabet dan Google gitu ? [13/3 21.16] Grup Bahtera Adhi M. Ramdhan: https://puebi.readthedocs.io/en/latest/tanda-baca/tanda-pisah/ [13/3 21.18] Grup Bahtera Yovita: Iya. Kalau en/em dash di ketikan WA begini pakai -- dan ---. [13/3 21.24] Grup Bahtera Yovita: Saya mulai tertib dalam menggunakan tanda -, --, dan --- ketika mulai bekerja di Gramedia tahun 1992 sebagai editor dan diberi panduan editing oleh Pamusuk Eneste, yang antara lain menjelaskan penggunaan 3 tanda itu. Wow, nyaris 30 tahun silam. ? [13/3 21.24] Dalih Sembiring: Cek kata2 yang dimulai dengan nara-, malah ngakak liat "pengeblog". [Pesan Dalih disertai ss KBBI V daring lema "narablog", ed.] [13/3 21.25] Grup Bahtera Yovita: ?? [13/3 21.25] Grup Bahtera Rani E. Ambyo: Dalam gaya selingkung Gramedia, apa
|
Pajak untuk Penerjemah dan Juru Bahasa (Klinik SPT WP Pribadi/Badan)
Teman-teman, bagi yang mau berkonsultasi mengenai cara melapor SPT WP Pribadi atau Badan, untuk tahun ketiga berturut-turut, kita mengadakan Tax Clinic bersama konsultan pajak yang paham mengenai dunia pekerja bebas, penerjemah, dan juru bahasa: Tanty Herlina. Sedikit memberi konteks acara lampau: Selain sosialisasi tentang Cara Mengisi SPT, Di luar materi yang disampaikan ada dinamika pembicaraan yang mengungkap bahwa: 1. Penerjemah dan Juru Bahasa tergolong sebagai Pekerjaan Bebas. 2. Penerjemah dan juru bahasa KLU-nya banyak yang berbeda. Konsekuensinya: Normanya berbeda, padahal mungkin saja tidak tepat. Banyak KPP juga tidak memahami mengenai hal ini. 3. KLU penerjemah dan juru bahasa yang umum adalah Jasa Professional yang Tidak Terdefinisi 4. Saat pelaporan pajak, ada perbedaan tingkat pelayanan dari setiap KPP dan bahkan dalam satu kantor KPP pun ada ketidaksepahaman mengenai pelaporan pajak. Mulai dari yang reseh sampai yang pelayanannya baik. 5. (Kasus Pribadi) Berbagai kasus dibahas dalam pertemuan ini misalnya: a) Suami: karyawan, istri: penerjemah. b) Memiliki Badan Usaha (Agensi, Perusahaan, Firma, CV). c) memiliki usaha sampingan. d) memiliki penghasilan dari luar negeri. d) NPWP gabung/pisah. e) apa itu pembukuan vs pencatatan. f) bisakah penghasilan yang dilaporkan dipotong biaya seperti pemakaian ruang kerja, depresiasi alat, mobil, dsb. g) pihak language consultant/lead interpreter sering dibebankan invoice tunggal untuk jasa alat dan interpreter yang nominalnya besar sekali, padahal lead interpreter akan transfer juga fee ke teman-teman yang lain. Bagaimana caranya supaya tidak dibebankan pajak besar, sudah dibahas dalam pertemuan ini. Pembicara menyebutkan bahwa beberapa waktu yang lalu, berkat viralnya kasus Tere Liye yang mengatakan bahwa para penulis dipajaki dobel, Asosiasi Pekerja Seni Indonesia mengirimkan surat kepada DJP untuk mengenai posisi dan hak perpajakan mereka. DJP menanggapi dan mengadakan workshop sehari mengundang para pekerja seni mulai dari Sutradara, Produser, Penulis, dll. Dalam workshop itu pun, Dewi Lestari meminta diadakan workshop khusus per profesi dan disanggupi DJP. Pesannya: Alangkah baiknya Himpunan Penerjemah Indonesia (HPI) melayangkan surat kepada DJP berisi tuntutan para penerjemah dan juru bahasa berikut ini: 1. Penetapan KLU yang jelas dan bermartabat (bukan tempat kursus bahasa atau tidak terdefinisi) 2. Penetapan Norma yang layak (konsekuensi butir 1) mengingat (Butir 1 dan 2 dengan pertimbangan bahwa ada aturan Kementerian Hukum dan HAM yang mengakui profesi penerjemah dan bahkan tarif minimumnya.) 3. Memberikan diseminasi atau peraturan yang jelas mengenai pelaporan pajak bagi penerjemah dan juru bahasa agar ada keseragaman perlakuan di setiap KPP. 4. Bekerja sama dengan HPI, sebagai yang sangat memahami keadaan penerjemah dan juru bahasa di lapangan, untuk membuat panduan yang sangat mudah dimengerti bagi penerjemah dan juru bahasa untuk melaporkan pajak mereka. Besar harapan penerjemah dan juru bahasa sehingga mampu mewujudkan status yang jelas, cara melapor pajak yang muda bagi penerjemah dan juru bahasa di mata DJP. (Sudah difollow up Tasfan tahun lalu ke HPI.) Link acara Tanty is inviting you to a scheduled Zoom meeting. Topic: Klinik SPT WP Pribadi/Badan Time: Mar 13, 2021 09:00 AM Jakarta Join Zoom Meeting https://zoom.us/j/93524651755?pwd=cktlM012ME5UaHBkelBsaEwyRFFCdz09 Meeting ID: 935 2465 1755 Passcode: spt2020 Biaya: Rp. 100.000 untuk diberikan kepada narsum.
|
Deputy Registrar of Marriage
Salinan percakapan grup WAG. (Mohon maaf jika terdapat ketidaksesuaian penulisan nama. Salinan ini tidak disunting) ============================================================================================ [6/3 14.29] Grup Bahtera Taufik Afdal: Assalamu'alaikum. Dear para suhu. Istilah "Deputry Registrar of Marriage, Singapore" [6/3 14.29] Grup Bahtera Taufik Afdal: *deputy [6/3 14.29] Grup Bahtera Taufik Afdal: Apakah Wakil Kepala Pencatatan Perkawinan, Singapura? [6/3 14.46] Grup Bahtera Nursalam AR: Wa'alaikum salam warohmatullahi wabarokatuh. Registrar itu "panitera", jika konteks hukum. Tapi untuk pernikahan entahlah cukup lazim atau tidak. Jika bisa riset, bisa dicari istilah resminya dalam bahasa Melayu, kemudian dibahasaindonesiakan.? Pak Bashir @?Grup Bahtera Bashir? yang warga Singapura mungkin bisa bantu. [6/3 14.53] Grup Bahtera Bashir: saya juga pikir-pikir panitera KBBI: pejabat kantor sekretariat pengadilan yang bertugas pada bagian administrasi pengadilan, membuat berita acara persidangan, dan tindakan administrasi yang lain; penulis; sekretaris (dalam perkumpulan, organisasi) ga usah riset istilah bahasa Melayunya, memang ga cocok: _pendaftar_ ? [6/3 14.54] Grup Bahtera Nursalam AR: Siap, Pak ??? [6/3 14.57] Grup Bahtera Nursalam AR: - Wakil Panitera Perkawinan - Wakil Pejabat Pencatat Perkawinan. Bahasa di UU Indonesia masih pakai "perkawinan" alih-alih "pernikahan". Meskipun di lafaz akad nikah " saya terima nikah dan kawinnya..." Jadi ingat kelakar lawas tentang nikah versus kawin.? [6/3 16.42] Grup Bahtera Ikram: KBBI juga menampung beberapa arti dari "kawin".
|
Klien atau Scammer?
Salinan percakapan grup WAG. (Mohon maaf jika terdapat ketidaksesuaian penulisan nama dalam kontak WA. Salinan ini tidak disunting) ================================= [23/2 20.19] Bahtera Cik Yumin: Selamat malam, rekan-rekan. Mau minta pendapat. Akhir-akhir ini, saya menerima permintaan yang tidak berhubungan dengan penerjemahan dari pihak yang mengaku sebagai agensi penerjemahan, padahal saya tidak bekerja sama dengan mereka. 8 Jan 2021, saya menerima surel dari sebuah agensi jasa penerjemahan di Tiongkok, minta tolong untuk berkomunikasi dengan sebuah vendor di Indonesia, lalu membayarkan dulu biayanya, lalu saya akan dibayar sekitar Rp100.000 untuk jasa tersebut. Saya sudah tolak karena merasa janggal, lalu tidak ada jawaban lagi. 23 Feb 2021, saya menerima surel dari sebuah agensi jasa penerjemahan di Atlanta, AS, minta tolong juga untuk berkomunikasi dengan sebuah vendor peralatan menyelam di Indonesia. Jika berhasil, saya akan dibayar untuk jasa tersebut, dan dijadikan sebagai penerjemah utama. Saya tolak juga, tetapi saya malah dinasihati. "Cautious is a good thing, but overly cautious, how could you get more business since every new client would be a stranger at the first time?" Karena penasaran, saya cek profilnya di Proz, memang ada perusahaan tersebut, dan nomor teleponnya sama, juga dikirim dari domain perusahaan, cuma saya pikir, data tersebut mungkin gampang diakali. Pertanyaan saya, apakah praktik semacam ini sering ditemui dalam dunia penerjemahan? Apakah tindakan yang saya lakukan sudah benar? Terima kasih. [23/2 20.27] Bagus Aji: #tanyabahtera Maaf Ci, saya beri tagar. Biar mudah dicari obrolannya. Kapan-kapan kalau ada yang senggang bisa dihimpun di milis ?? [23/2 20.29] Bahtera Cik Yumin: Silakan, Pak Bagus, tidak perlu pakai maaf hehe :) [23/2 20.30] Grup Bahtera Bu Iin: Komunikasi Business to Business seharusnya mudah, mengapa harus pakai perantara ya? ? [23/2 20.31] Grup Bahtera Bu Iin: Sepertinya menolak sudah tepat. [23/2 20.32] Bagus Aji: Biar ndak terkesan ngoreksi Ci? [23/2 20.32] Bahtera Cik Yumin: Terima kasih, Mbak Iin. Masih PSBB begini, saya diminta mengunjungi vendor tersebut, sampai produk yang dia beli berhasil diterima di AS. [23/2 20.32] Dalih Sembiring: Seandainya perusahaannya bonafide, bukankah semestinya punya website untuk dicek? Kalau alamat email dan nomor telepon tentu mudah diakali. Sepakat dengan Mbak/Bu(?) Iin, komunikasi business to business dengan menggunakan bahasa Inggris saja sepertinya sudah lazim. [23/2 20.32] Bahtera Cik Yumin: ah, santai saja, Pak :D [23/2 20.33] Bahtera Cik Yumin: ada situs web, saya sudah cek, cuma tetap terkesan janggal, saya juga cek profil LinkedIn, dll., hanya karena penasaran, bukan karena ingin bantu atau dapat fee dari sana [23/2 20.54] Grup Bahtera Hendra (Sop Jagung): profil linkedin yang dicek itu berupa profil orang yang menghubungi langsung atau profil perusahaan penerjemahnya? [23/2 20.55] Bahtera Cik Yumin: profil orang yang menghubungi langsung, ada 2, 1 tidak ada aktivitas, 1 cukup aktif, namanya sama, fotonya berbeda, kalau profil perusahaan tidak ada. [23/2 20.57] Grup Bahtera Hendra (Sop Jagung): nama sama foto beda? keliatan banget ya orangnya beda? emang mencurigakan banget ini [23/2 20.58] Grup Bahtera Hendra (Sop Jagung): dari pengalaman gue (yang sesungguhnya sedikit juga), scammer2 itu biasanya pake nama yang super generik supaya susah dicari [23/2 20.58] Bahtera Lucy: Kalau mencurigakan seperti ini ya lebih baik ditolak saja [23/2 20.58] Grup Bahtera Hendra (Sop Jagung): john adams, chris smith, amy johnson [23/2 20.59] Bahtera Cik Yumin: nama Inggrisnya sama, tetapi nama di profil yang satu lagi ada tambahan nama Mandarin, fotonya berbeda, tetapi wajahnya mungkin masih sama, ada salah satu profil yang "connected" dengan salah satu penerjemah senior, cuma saya tidak kenal, jadi tidak berani tanya hehe [23/2 20.59] Grup Bahtera Hendra (Sop Jagung): nama2 kaya gitu kalo dilempar ke linkedin atau google ga akan ketemu orang yang dicari [23/2 20.59] Grup Bahtera Hendra (Sop Jagung): ada satu cara lagi yang bisa dicoba jika
|
Payoneer dan Paypal
3
Salinan percakapan grup WAG. (Mohon maaf jika terdapat ketidaksesuaian penulisan nama dalam kontak WA. Salinan ini tidak disunting) ================================= [24/2 09.46] Bahtera Ikbal Fitriawan Kemdikbud: Pagi, ada yang pakai Payoneer? Kalau dibandingkan PayPal bagaimana ya? Waktu itu ada yg bilang ratenya lebih besar dan bisa ada kartu ATMnya ya? [24/2 10.03] Bagus Aji: #nyimak Dulu pernah dibahas di sini, tapi obrolannya sudah lama. (Lagi-lagi) Karena riwayat obrolan di saya udah kehapus, tidak bisa disundul. Saya dengar Payoneer lebih murah potongan biayanya saat penarikan. Belum tahu menahu, baru rencana mau bikin akunnya juga. [24/2 10.08] Bahtera Cik Yumin: ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ [23:56, 7/30/2019] Pak Nidlol: saya mau pasang 1,5 x dari tarif terjemah (yg berarti tarif transkrip itu separonya tarif terjemah) tapi minta pengalaman para senior dulu, yg biasa berlaku di lapangan bagaimana [23:58, 7/30/2019] Pak Nidlol: Pertanyaan kedua: Adakah sarana yg praktis dan efisien untuk penyaluran transfer dolar selain Paypal? Yang ngebutnya gampang dan praktis.. sekadar utk menampung kiriman di bawah $1k [23:59, 7/30/2019] Tony: pilihan saya Payoneer [23:59, 7/30/2019] Pak Nidlol: Saya dulu punya Payoneer dan MoneyBooker. Tapi yg pertama ga pernah kepake, dan yg kedua sudah tutup usia. [23:59, 7/30/2019] Tony: teria bersih [23:59, 7/30/2019] Pak Nidlol: utk pencairannya mudah dan murah ngga Pak? [24:00, 7/31/2019] Tony: walau ga dipotong, tapi masih lebih tinggi sedikit dibandingkan paypal [24:01, 7/31/2019] Pak Nidlol: kalau WU ongkirnya besar ya? [24:01, 7/31/2019] Tony: kurang tahu saya Pak kalau WU, belum pernah pakai [24:02, 7/31/2019] Tony: yang pertama sih transferan bank lebih murah hanya dipotong $5 [24:03, 7/31/2019] Pak Nidlol: pake bank apa itu pak? [24:04, 7/31/2019] Tony: saya pakai bca [24:09, 7/31/2019] Pak Nidlol: makasih pak infonya. utk payoneer, kalau mau buat akun lagi, apakah prosesnya mengandugn syarat yg ribet seperti paypal? kalau dulu nampaknya gampang, bahkan kita dikirimi kartu ATM [24:10, 7/31/2019] Tony: tidak pakai kartu atm atau apa pun kok [24:10, 7/31/2019] Tony: cukup mudah dan lebih nyaman [24:21, 7/31/2019] Pak Nidlol: siap [17:06, 4/4/2019] +62 821-4552-XXXX: Kalau payoneer dan skrill apa ada di Indonesia? [17:07, 4/4/2019] Tony: bisa tt tapi rupiah juga [17:07, 4/4/2019] +62 818-92XXXX: Dulu pernah pakai Skrill, tapi kemudian agensi-nya berhenti melakukan pembayaran lewat Skrill... hanya mau transfer Bank dan Paypal saja... tapi sepertinya Skrill masih dipakai di Indonesia (kurang tahu juga) [17:09, 4/4/2019] Tony: skrill repotnya kalau lupa sandi akan jadi masalah, malah kita dianggap orang yang bermasalah misalkan kita tanya ke cs skrill [17:09, 4/4/2019] Tony: langsung diblokir [17:11, 4/4/2019] Tony: Ini contoh kurs paypal sama payoneer PayPal exchange rate $1 USD = Rp13860,6IDR Payoneer exchange rate 1.00 USD = 13896.4 IDR [17:12, 4/4/2019] Tony: kalau tt ke bank paling hanya poton $5 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ [24/2 10.08] Bagus Aji: Terima kasih Ci, udah bantu rekatin ke sini. [24/2 10.38] Bahtera Ikbal Fitriawan Kemdikbud: Terima kasih. [24/2 10.39] Bahtera Cik Yumin: Mungkin Pak @?Grup Bahtera Anthonius Tony B. CH-ID? bisa membantu lebih lanjut :) [24/2 11.01] Grup Bahtera Wenwen Zi: Saya pakai Payoneer hanya untuk terima uang saja, dari Payoneer langsung saya tarik ke bank dalam rupiah. Agency saya menawarkan 2 pilihan, Payoneer dan Paypal. Kalau pakai PayPal, transferan akan dipotong oleh agency sebesar $1,5 untuk biaya transfer, lalu nanti saat ditarik ke bank, kena lagi selisih kurs PayPal yang sekitar 4%. Sedangkan kalau Payoneer, tidak ada potongan biaya transfer dan selisih kursnya hanya sekitar 2,7%... jelas saya memilih pakai Payoneer ? [24/2 11.13] Grup Bahtera Ferdina Siregar: kasih ? [24/2 11.20] Grup Bahtera Anthonius Tony B. CH-ID: Payoneer lebih menguntungkan daripada Paypal, soalnya potongannya bisa dibilang kecil atau hampir tidak ada [24/2 11.21] Grup Bahtera Anthonius Tony B. CH-ID: alternatif l
|
At Least dan Not Less Than
9
Salinan percakapan grup WAG: "At Least dan Not Less Than" (Mohon maaf jika terdapat ketidaksesuaian penulisan nama dalam kontak WA saya. Salinan ini tidak disunting) ================================= [18/2 09.19] Grup Bahtera Tsaqiefnumber4: Selamat Pagi Para Suhu. Mohon masukannya, saya sedang menerjemahkan komparasi salah satu pasal pada omnibus law [18/2 09.19] Grup Bahtera Tsaqiefnumber4: UU 13 2003 Dalam hal komponen upah terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap maka besarnya upah pokok SEDIKIT-DIKITNYA 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari jumlah upah pokok dan tunjangan tetap. UU Cipta Kerja Dalam hal komponen upah terdiri atas upah pokok dan tunjangan tetap, besarnya upah pokok PALING SEDIKIT 75 persen (tujuh puluh lima perseratus) dari jumlah upah pokok dan tunjangan tetap. [18/2 09.20] Grup Bahtera Tsaqiefnumber4: Apakah tepat jika saya terjemahkan Sedikit-dikitnya = at least dan paling sedikit= not less than? [18/2 09.21] Grup Bahtera Tsaqiefnumber4: Meski sebenarnya hampir sama maknanya [18/2 09.28] Grup Bahtera Marina Mary M. H: Kalau menurut saya, lebih baik pakai "not less than" karena ini lebih formal dan merupakan frasa standar dalam peraturan perundang-undangan ?? [18/2 09.29] Grup Bahtera Tsaqiefnumber4: Fokus saya di perbedaan Sedikit-dikitnya dan Paling Sedikit pada UU lama dan UU baru. [18/2 09.49] Bagus Aji: #tanya (Bantu kasih tagar dulu, siapa tahu suatu saat berguna) [18/2 09.51] Bagus Aji: #tanyabahtera [18/2 10.04] Grup Bahtera Tsaqiefnumber4: Siap Bapak [18/2 10.58] Grup Bahtera Anthonius Tony B. CH-ID: Wah jadi dilempar ke kamu ya... ? [18/2 11.00] Grup Bahtera Nursalam AR: Untuk membedakan, saya sepakat?? [18/2 11.01] Grup Bahtera Anthonius Tony B. CH-ID: Saya lebih memilih: "not less than" [18/2 11.04] Grup Bahtera Tsaqiefnumber4: Ini dalam rangka pekerjaan kantor sebagai Corporate Affair. Sebagai penerjemah lepas kemarin ada tawaran tapi saya tolak karena cuma bersedia bayar 80idr/per kata. [18/2 11.05] Murid BAE0006 Fahmy Yamani: ? [18/2 11.06] Grup Bahtera Anthonius Tony B. CH-ID: Saya udah bosan terjemahin hukum terus. Tidak ada dinamikanya. Jadi berusaha mencari bidang lain [18/2 11.26] Grup Bahtera Andreas: ? [18/2 11.27] Grup Bahtera Ferdina Siregar: trus, udah ketemu? bidang lainnya? [18/2 11.28] Dalih Sembiring: idr80 per karakter baru mantep ? [18/2 11.30] Grup Bahtera Bu Dina Begum: ? [18/2 11.32] Dalih Sembiring: Para penerjemah berkarakter, _assemble_! [18/2 11.33] Grup Bahtera Ferdina Siregar: ? [18/2 11.43] Bahtera Lucy: ? [18/2 11.44] Grup Bahtera Fransiscus Pascaries: Berkarakter dan berkepribadian ? [18/2 12.31] Grup Bahtera Hendra (Sop Jagung): ? [18/2 12.36] Grup Bahtera Tsaqiefnumber4: Terima kasih Pak Nur. Skrg tinggal mikir utk menjawab pertanyaan "bedanya apa antara UU lama dan baru?" ? [18/2 12.53] Grup Bahtera Anthonius Tony B. CH-ID: udah dong [18/2 13.01] Grup Bahtera Nursalam AR: Jika bentuk teks aslinya adalah komparasi antara 2 UU sebagaimana diposting tadi, hemat saya, memang perlu dibedakan diksinya, sekalipun maknanya mirip. Kabarnya, secara hukum, "sedikit-dikitnya" dan "paling sedikit" itu agak berbeda pengertiannya. Tapi jika pertanyaan berikutnya adalah perbedaan UU Naker dan UU CK, nah, itu pertanyaan yang butuh jawaban panjang lebar.? Intinya, yang lama itu datang sendirian, yang baru datang rombongan naik Omnibus.? [18/2 13.31] Dalih Sembiring: Setidaknya dari sisi semantik, "sedikit-dikitnya" itu menyiratkan pembatasan, dan "paling sedikit" menyiratkan pembandingan. [18/2 13.32] Dalih Sembiring: Jadi penggunaan kata "sedikit-dikitnya" lebih pas, saya rasa. [18/2 13.36] Dalih Sembiring: Sekilas sama, tapi utk bahasa hukum sense of semantics tentu harus tajam. Kalau dikatakan "paling sedikit", bisa diajukan pertanyaan: Dibandingan dengan apa?
|
Balas: [BT] At Least dan Not Less Than
"Sedikit-dikitnya" => batas minimal yang dapat atau layak diterima "Paling sedikit" => batas minimal yang ditetapkan Jadi, paling sedikit bersemangat pemaksaan, sementara sedikit-dikitnya berjiwa kesepakatan atau kewajaran. Tentu, yang menjalani atau mengalami bebas merasa kebalikannya. Telolet telolet... Erich Ekoputra ? I am currently away from my workstation, and reaching out to you via my celldev. ??lease excuse any typos! Pada Sel, 23 Feb 2021 pada 22:37, Bagus Aji <infoqashwa@...> menulis: Salinan percakapan grup WAG: "At Least dan Not Less Than" (Mohon maaf jika terdapat ketidaksesuaian penulisan nama dalam kontak WA saya. Salinan ini tidak disunting) ================================= [18/2 09.19] Grup Bahtera Tsaqiefnumber4: Selamat Pagi Para Suhu. Mohon masukannya, saya sedang menerjemahkan komparasi salah satu pasal pada omnibus law [18/2 09.19] Grup Bahtera Tsaqiefnumber4: UU 13 2003 Dalam hal komponen upah terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap maka besarnya upah pokok SEDIKIT-DIKITNYA 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari jumlah upah pokok dan tunjangan tetap. UU Cipta Kerja Dalam hal komponen upah terdiri atas upah pokok dan tunjangan tetap, besarnya upah pokok PALING SEDIKIT 75 persen (tujuh puluh lima perseratus) dari jumlah upah pokok dan tunjangan tetap. [18/2 09.20] Grup Bahtera Tsaqiefnumber4: Apakah tepat jika saya terjemahkan Sedikit-dikitnya = at least dan paling sedikit= not less than? [18/2 09.21] Grup Bahtera Tsaqiefnumber4: Meski sebenarnya hampir sama maknanya [18/2 09.28] Grup Bahtera Marina Mary M. H: Kalau menurut saya, lebih baik pakai "not less than" karena ini lebih formal dan merupakan frasa standar dalam peraturan perundang-undangan ?? [18/2 09.29] Grup Bahtera Tsaqiefnumber4: Fokus saya di perbedaan Sedikit-dikitnya dan Paling Sedikit pada UU lama dan UU baru. [18/2 09.49] Bagus Aji: #tanya (Bantu kasih tagar dulu, siapa tahu suatu saat berguna) [18/2 09.51] Bagus Aji: #tanyabahtera [18/2 10.04] Grup Bahtera Tsaqiefnumber4: Siap Bapak [18/2 10.58] Grup Bahtera Anthonius Tony B. CH-ID: Wah jadi dilempar ke kamu ya... ? [18/2 11.00] Grup Bahtera Nursalam AR: Untuk membedakan, saya sepakat?? [18/2 11.01] Grup Bahtera Anthonius Tony B. CH-ID: Saya lebih memilih: "not less than" [18/2 11.04] Grup Bahtera Tsaqiefnumber4: Ini dalam rangka pekerjaan kantor sebagai Corporate Affair. Sebagai penerjemah lepas kemarin ada tawaran tapi saya tolak karena cuma bersedia bayar 80idr/per kata. [18/2 11.05] Murid BAE0006 Fahmy Yamani: ? [18/2 11.06] Grup Bahtera Anthonius Tony B. CH-ID: Saya udah bosan terjemahin hukum terus. Tidak ada dinamikanya. Jadi berusaha mencari bidang lain [18/2 11.26] Grup Bahtera Andreas: ? [18/2 11.27] Grup Bahtera Ferdina Siregar: trus, udah ketemu? bidang lainnya? [18/2 11.28] Dalih Sembiring: idr80 per karakter baru mantep ? [18/2 11.30] Grup Bahtera Bu Dina Begum: ? [18/2 11.32] Dalih Sembiring: Para penerjemah berkarakter, _assemble_! [18/2 11.33] Grup Bahtera Ferdina Siregar: ? [18/2 11.43] Bahtera Lucy: ? [18/2 11.44] Grup Bahtera Fransiscus Pascaries: Berkarakter dan berkepribadian ? [18/2 12.31] Grup Bahtera Hendra (Sop Jagung): ? [18/2 12.36] Grup Bahtera Tsaqiefnumber4: Terima kasih Pak Nur. Skrg tinggal mikir utk menjawab pertanyaan "bedanya apa antara UU lama dan baru?" ? [18/2 12.53] Grup Bahtera Anthonius Tony B. CH-ID: udah dong [18/2 13.01] Grup Bahtera Nursalam AR: Jika bentuk teks aslinya adalah komparasi antara 2 UU sebagaimana diposting tadi, hemat saya, memang perlu dibedakan diksinya, sekalipun maknanya mirip. Kabarnya, secara hukum, "sedikit-dikitnya" dan "paling sedikit" itu agak berbeda pengertiannya. Tapi jika pertanyaan berikutnya adalah perbedaan UU Naker dan UU CK, nah, itu pertanyaan yang butuh jawaban panjang lebar.? Intinya, yang lama itu datang sendirian, yang baru datang rombongan naik Omnibus.? [18/2 13.31] Dalih Sembiring: Setidaknya dari sisi semantik, "sedikit-dikitnya" itu menyiratkan pembatasan, dan "paling sedikit" menyiratkan pembandingan. [18/2 13.32] Dalih Sembiring: Jadi penggunaan kata "sedikit-dikitnya" lebih pas, saya ra
|
Perbedaan Editor dan Proofreader
4
#pemula
#padanan
Halo rekan-rekan, Saya ingin melanjutkan percakapan mengenai perbedaan deskripsi pekerjaan (job desc) penyunting (editor) dan proofreader, serta padanan untuk proofreader di WAG tadi malam. Saya pikir lebih baik percakapan dilanjutkan di milis agar terekam rapi dan bisa bermanfaat ke depannya untuk pemula seperti saya. Berdasarkan percakapan di WAG, padanan untuk proofreader lazimnya adalah pemeriksa aksara. Padanan "penyelia naskah" tampaknya digunakan oleh Translexi. Saya juga menemukan padanan "penyelia naskah" ini dari dokumen "Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia nomor 49 tahun 2014 tentang jabatan fungsional penerjemah": https://www.kemhan.go.id/itjen/wp-content/uploads/2017/03/bn1808-2014.pdf. Di dokumen tersebut disebutkan bahwa "penyeliaan adalah melakukan pembacaan akhir naskah yang telah disunting yang siap untuk dicetak dan digunakan sesuai dengan tujuan penerjemahan." Namun, saya juga mendapat referensi dari Wikipedia tentang "penyelia" (https://id.wikipedia.org/wiki/Penyelia), ternyata benar seperti yang disebutkan oleh Mbak Rani Elsanti Ambyo kalau penyelia itu supervisor. Mungkin frasa "penyelia naskah" dalam dunia penerjemahan dan kata "penyelia" dalam konteks lain ada perbedaan, ya. Ada lagi padanan untuk proofreader yang disebutkan oleh Bu Sofia Mansoor; penerbit ITB dahulu menggunakan istilah "pemeriksa cetak coba". Ada juga yang menggunakan istilah "penyelaras akhir" (disebutkan oleh Bu Nelce Manoppo). Kemudian tentang job desc antara penyunting dan pemeriksa aksara. Saya mendapatkan referensi perbedaan job desc antara kedua pekerjaan tersebut dari sini: http://bit.ly/3p3wzNH. Di referensi tersebut disebutkan bahwa kedua pekerjaan sama-sama mengkaji ulang masalah struktur kalimat, memastikan tidak ada salah ketik, penyelewengan dari KBBI yang terlalu banyak, maupun ketidaksesuaian dengan EBI. Sebab itu selama ini saat saya menjadi pemeriksa aksara juga memeriksa struktur kalimat. Saya baru tahu dari Mbak Rani kalau tugas pemeriksa aksara tidak termasuk memeriksa tata bahasa dan struktur kalimat. Dari yang saya pahami, tugas pemeriksa aksara adalah: 1) membaca baris per baris; 2) cek kata per kata; 3) cek huruf; 4) cek nomor halaman); 5) cek nomor gambar, tabel, grafik. Pemeriksa aksara memeriksa naskah siap cetak (galley proof:https://en.wikipedia.org/wiki/Galley_proof). Galley proof ini, seperti yang dijelaskan oleh Bu Femmy Syahrani, bentuknya lembaran kertas, hampir seperti lembaran halaman buku yang dilepaskan jilidnya. Isi yang tercetak di kertas proof akan sama dengan yang dicetak di mesin cetak menjadi lembar buku. Jadi. sudah dalam tata letak yang baik, ada ilustrasi, dll. Pemeriksa aksara gerbang terakhir QC sebelum buku dicetak. Tema besar, kerangka tulisan, dan isi tulisan itu bukan urusan pemeriksa aksara, ini urusan penyunting. Oleh karena itu, tarif penyuntingan dan pemeriksaan aksara pun berbeda. Nah, yang masih saya bingungkan adalah: apa yang dimaksud membaca "baris per baris" oleh Mbak Rani, ya? Kalau cek kata maksudnya "cek ejaan" kan, ya? Terima kasih sebelumnya, rekan-rekan. Salam, Shabrina
|
Tips vs Kiat
#tanya
#padanan
#wagbahtera
Halo, rekan-rekan Bahtera, Saya izin merekam percakapan mengenai tips vs kiat di #WAGBahtera. Shabrina: Dulu saya sering baca di blog penerjemah sepertinya istilah "tips" dan "kiat" digunakan bergantian. Baru saja, saat menyimak pemaparan dari Translexi, ada yang menanyakan "tips", beliau menjawab dengan istilah "kiat". Saya coba cari di Google dengan kata kunci "tips vs kiat", tetapi tidak ketemu. Perbedaannya apa ya, rekan-rekan? Apakah ini hanya preferensi istilah saja? Mbak Lucia Aryani: "Tips & trick" setahu saya biasa dipadankan dengan "kiat & siasat". Shabrina: Tapi tips juga sudah ada di KBBI lo, Mbak Lucia.? Definisi tips (KBBI): petunjuk singkat; petunjuk praktis Definisi kiat (KBBI): akal (seni atau cara) melakukan; taktik: pekerjaan itu sukar, tetapi kalau orang tahu --nya, mudah sekali Pak Nursalam AR: Tempo hari Bang Dalih sempat membahas perbedaan "tips" dan "kiat". Sayangnya, sudah terhapus jejaknya di ponsel saya. Saya sendiri cenderung menganggapnya sama dan lebih suka memilih " kiat" alih-alih "tips". Jika tanpa konteks, "tips" bisa dikira uang jasa tambahan. Pak Dalih Sembiring: Untuk mudahnya, tips itu singkat-singkat, bisa disusun sebagai daftar (pointers), sedangkan kiat merujuk kepada teknik atau cara khas melakukan sesuatu. Arti kedua kata itu di KBBI menurut saya sudah menunjukkan perbedaannya, sehingga untuk yang paham, penggunaannya bukan soal preferensi tapi sudah soal muatan/nuansa makna. IMHO. e.g. Tips menulis: tips on writing, writing tips Kiat menulis: the art of writing, the principles of writing, writing techniques Pak Ikram: Mungkin tadinya orang-orang mencari bentuk yang lebih "mengindonesia" daripada "tips" yang juga singkat. Jadi, saya simpulkan bahwa tips dan kiat itu berbeda ya melihat definisi dari KBBI? Mohon tanggapannya, rekan-rekan. Terima kasih atas perhatiannya. Salam, Shabrina
|
Digitalisasi Aksara Nusantara
3
https://indonesia.go.id/ragam/budaya/kebudayaan/digitalisasi-aksara-nusantara-agar-lestari INDONESIA.GO.ID - Portal Informasi Indonesia KEBUDAYAAN Digitalisasi Aksara Nusantara agar Lestari 19 December 2020, 07:30 WIB Sebanyak tujuh aksara daerah di Indonesia telah terdaftar pada Unicode. Artinya sudah dapat digunakan untuk berkomunikasi pada platform media sosial. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai keberagaman budaya, termasuk bahasa dan aksara. Bahkan setiap daerah memiliki bahasa dan aksara berbeda, satu dengan lainnya. Jika ditelusuri lebih lanjut di balik keberagaman bahasa daerah tersebut ditemukan adanya berbagai kesamaan, misalnya dalam hal kosakata. Bahasa daerah tersebut tidak hanya menyimpan kekayaan fitur-fitur kebahasaan tetapi juga kearifan lokal dan nilai-nilai luhur budaya bangsa Indonesia. Berdasarkan data yang ditampilkan pada laman situs Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra pada Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (BPPB), tercatat ada 718 bahasa daerah di tanah air. Jumlah tersebut merupakan hasil verifikasi berdasarkan penelitian dan pemetaan bahasa daerah yang dirintis sejak 1992 hingga 2019 oleh BPPB, lembaga yang bernaung di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dari data yang ditampilkan pada laman situs tersebut bisa dilihat bagaimana kayanya bangsa Indonesia dengan keragaman budaya berupa bahasa daerah. Di Pulau Papua saja, berdasarkan verifikasi tadi terdapat 428 bahasa daerah yang dituturkan oleh masyarakat setempat. Salah satu unsur dalam bahasa daerah tadi adalah dialek dan aksara untuk penulisan kosakata. Aksara yang dihasilkan dari unsur tulisan tradisional bahasa-bahasa daerah dikenal juga sebagai aksara Nusantara. Aksara Nusantara umumnya digunakan untuk merujuk kepada aksara-aksara segmental yang didasarkan pada konsonan dengan notasi vokal yang diwajibkan tetapi bersifat sekunder. Bukti tertua mengenai keberadaan aksara Nusantara yaitu adanya penemuan tujuh buah yupa atau tiang batu untuk menambatkan tali pengikat sapi bertuliskan prasasti mengenai upacara waprakeswara yang diadakan oleh Mulawarman, Raja Kutai, Kalimantan Timur. Tulisan pada yupa-yupa tersebut menggunakan aksara Pallawa dan bahasa Sansekerta dan diperkirakan berasal dari abad ke-4 dan penemuan sejumlah prasasti dari Kerajaan Tarumanagara tahun 450 Masehi. Sejak abad 15, aksara Nusantara berkembang pesat ditandai dengan beragamnya aksara untuk menuliskan berbagai bahasa daerah hingga kemudian peranannya mulai tergeser oleh abjad Arab dan alfabet Latin. Penggunaan aksara Nusantara mengalami penurunan pada pertengahan abad 20 dan hanya diterapkan dalam konteks terbatas. Menghadapi situasi ini, beberapa pemerintah daerah berupaya untuk tetap melestarikan aksara Nusantara. Seperti membuat peraturan daerah mengenai penulisan aksara daerah pada plang nama jalan, nama tempat, atau menjadikannya sebagai muatan lokal pelajaran di bangku-bangku sekolah. Digitalisasi Aksara Nusantara Saat ini terdapat 12 aksara daerah yang merupakan bagian dari kekayaan kesusastraan dan budaya Indonesia. Ke-12 aksara lokal tersebut adalah aksara Jawa, Bali, Sunda Kuno, Bugis atau Lontara, Rejang, Lampung, Karo, Pakpak, Simalungun, Toba, Mandailing, dan Kerinci (Rencong atau Incung). Uniknya, meski di Papua terdapat 428 bahasa daerah, pada kenyataannya nyaris tidak dijumpai aksara lokal di sana. Sebuah upaya dilakukan dengan menyusun sistem aksara dengan bahasa Tobati yang digunakan oleh masyarakat di sekitar Jayapura. Pihak Pusat Pengembangan dan Pelindungan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (BPPB) pun ikut meluncurkan buku Sistem Aksara Bahasa Tobati pada 2016. Proses penentuan sistem aksara ini melibatkan penutur yang menyampaikan lambang untuk sesuatu yang diungkapkan dengan bahasa Tobati. Kemudian, bahasa lisan itu ditulis dengan huruf Latin. Pelestarian aksara Nusantara tak cukup hanya sampai di situ. Seiring berkembangnya zaman, aksara-aksara dari bahasa daerah yang ada pun tak luput dari sentuhan kemajuan teknologi informasi saat ini. Satu upaya juga dilakukan oleh Pengelola Nama Dom
|
Macquarie University Short Course - Subtitling and Captioning 101
#webinar
Macquarie University Short Course - Subtitling and Captioning 101 Macquarie University is offering a short course for translators and interpreters who want to broaden their knowledge in captioning and audio-visual translation. This is an entry-level, introductory workshop that does not require previous captioning or subtitling knowledge. Date and time: Friday 12 February 2021, 1pm ¨C 5pm Price: $190 per person ($160 early bird rate) More details here https://office.ausit.org/resources/Documents/MQ%20course_subtitling%20and%20captioning%20101%20-%20attachment.pdf
|
US BOL Statistics on Media & Communication Occupations
#info
Click on Interpreters and Translators, and don't forget the tabs. NB. Data applies to US occupations only, of course. https://www.bls.gov/ooh/media-and-communication/home.htm
|
Fw: One-day prose translation workshops, 2021 [deadline December 28th]
Lokakarya bagus untuk rekan-rekan yang ingin menerjemahkan sastra Indonesia ke bahasa Inggris. Lokakarya satu hari, daring lewat Zoom. Mentornya adalah Daniel Hahn, penerjemah senior dari bahasa SP/PT/FR ke bahasa Inggris, yang dulu juga mentor saya di kelas prosa multibahasa di BCLT Summer School bulan Juli lalu. Orangnya asyik banget, bisa membentuk lingkungan belajar yang enak, sehingga para peserta bisa saling belajar selain dia juga memberi masukan. Karena ini lokakarya multibahasa, isinya bukan membahas penerjemahan teks tertentu karena bahasa sumber peserta berbeda-beda. Biasanya peserta diminta membawa teks Inggris terjemahannya, lalu peserta lain dan mentor mengomentari terjemahan itu, antara lain menanyakan hal-hal yang kurang jelas atau kurang "bunyi" dalam terjemahan itu. wassalam, femmy ----- Forwarded Message ----- From: 'Daniel Hahn' via Emerging Translators Network <emerging-translators-network@...> To: Emerging Translators Network <emerging-translators-network@...> Sent: Friday, December 18, 2020, 10:42:10 PM GMT+7 Subject: ETN: One-day prose translation workshops, 2021 [deadline December 28th] Hi everybody - I will be running a series of online one-day literary translation workshops through 2021, in partnership with BCLT. They will take place on the second Tuesday of every month, 10am-5:30pm London time. Workshops will be held on Zoom, and will be open to early-career translators anywhere in the world who work into English. Depending on demand, priority might be given to translators who have not yet had the opportunity to participate in similar workshops, those who work with less commonly translated languages, and those from backgrounds or communities under-represented in the profession. SCHEDULE Most of these one-day sessions will be general multilingual prose workshops, for translators working from any language to English; a few will have a linguistic, generic or thematic focus. The initial schedule of workshops is as follows: 12 January - Multilingual prose 9 February - Multilingual prose 9 March - Children's books 13 April - Multilingual prose 11 May - Multilingual prose 8 June - Portuguese 13 July - Multilingual prose 10 August - Multilingual prose 14 September - tbc 12 October - tbc 9 November - tbc 14 December - tbc APPLYING In the first instance, I am looking for participants for each of the first three dates: 12 January, 8 February, 9 March. To apply for a place in one of these workshops, please e-mail multilingualprose@... with a few lines about yourself and your work, by December 28th. (If you have preferences for which session, please say.) Those selected for the January workshop will be notified on December 29th, those selected for the February and March workshops will be notified in early January. FEE The fee for participating in a workshop will be ?35 (GBP). All proceeds will contribute towards bursaries for increasing access to BCLT's annual summer school. (Please note that a small number of free workshop places might be offered, so if you are very keen to take part but unable to meet the fee, do get in touch anyway.) Do please pass this information on to anybody who might be interested. (All the info above is also in my website, at http://www.danielhahn.co.uk/2021-workshops.html, in case a link is useful.) All best, Danny -- You received this message because you are subscribed to the Google Groups "Emerging Translators Network" group. To unsubscribe from this group and stop receiving emails from it, send an email to emerging-translators-network+unsubscribe@.... To view this discussion on the web, visit https://groups.google.com/d/msgid/emerging-translators-network/1bb8e8c8-8cf4-4560-86f9-376410268953n%40googlegroups.com.
|
Intermitten fasting
18
#padanan
Halo, Sekalian menguji fitur tagar pada milis ini, saya mau mengajukan usul #padanan berikut: intermittent fasting = puasa berjeda wet/water fasting = puasa makan dry fasting = puasa total Mohon pendapat teman-teman. Salam takzim, Ivan Lanin @narabahasa
|
Uji coba
5
Selamat pagi rekan-rekan Bahtera, Saya sedang mencoba berkomunikasi via media baru ini. Salam, Dwi
|
Istilah di Drakor "Start-Up"
5
#padanan
Gara-gara drakor Start-Up, saya ditodong untuk memadankan beberapa istilah yang banyak dipakai untuk perusahaan rintisan. Ini daftar padanan yang saya buat. Siapa tahu ada masukan dari teman-teman. ??? 1. start up = perusahaan rintisan 2. angel investor = investor malaikat 3. sandbox = bak pasir 4. hackathon = ajang retas 5. venture capital = modal ventura 6. burn rate = laju bakar uang 7. Demo Day = Hari Demo 8. acquisition = akuisisi; pemerolehan 9. hacker = peretas 10. bug = kekutu; bug 11. seed funding = pendanaan awal 12. pitching = lempar ide 13. application programming interface (API) = antarmuka pemrograman aplikasi 14. artificial intelligence (AI) = kecerdasan buatan 15. backup = cadangan 16. acq-hiring (talent acquisition) = akuisisi talenta Salam takzim, Ivan Lanin @narabahasa
|
Terima kasih
3
Yth Admid Terima kasih atas info grup baru ini. Apakah saya sudah otomastis terdaftar digrup ini? Kalau belum mohon saran. Terma kasih Salam -- Kusyanto Director Member of Association of Indonesian Translators (HPI 01-14-1352) Adi Mulia English Translation Service Ph: 021-8474006 HP. 08161170181 - 081905134108 Email: kusyanto65@...
|
|