¿ªÔÆÌåÓý

ctrl + shift + ? for shortcuts
© 2025 ¿ªÔÆÌåÓý
Date   
RINGKASAN FIQIH ISLAM BAB FIQIH AL-QURAN DAN SUNNAH
RINGKASAN FIQIH ISLAM BAB FIQIH AL-QURAN DAN SUNNAH (KEUTAMAAN AMAL, ADAB, DZIKIR DAN DO'A-DO'A) Cara yang terbaik dan termudah untuk mencapai akhlak yang baik adalah dengan meneladani Rasulullah Shallallahu ¡®alaihi wa sallam yang akhlaknya adalah Al Quran, beliau adalah manusia yang terbaik akhlak dan rupanya; dia memberi kepada orang yang kikir kepadanya, memaafkan orang yang menzaliminya, menyambung silaturahim terhadap orang yang memutuskannya, berbuat baik kepada orang yang menyakitinya. Itu semua merupakan pokok-pokok akhlak. Baca selengkapnya Ringkasan Fiqih Islam Bab Fiqih Al-Qur¡¯an dan Sunnah https://almanhaj.or.id/137722-ringkasan-fiqih-islam-bab-fiqih-al-quran-dan-sunnah.html ? Video Pendek :: Hanya Allah yang dapat Memberikan Rezeki dan hanya Allah yang dapat Menolak Bahaya :: https://youtu.be/UXw5CqBM1eo :: Nasehat Untuk Kaum Muslimin Dalam Memanfaatkan Waktu :: https://youtu.be/308ySVm-Ez0 Tolong dibaca dan dengarkan sampai selesai, dan silahkan dishare. Mudah-mudahan bermanfaat dan mudah-mudahan Allah Ta¡¯aala memberikan Hidayah Taufiq kepada kaum muslimin untuk memahami Agama yang benar dan beramal dengan Ikhlas karena Allah dan Ittiba¡¯ kepada Rasulullah Shollallahu ¡®alaihi wa sallam. Jazaakumullahu khairan.
Started by Harits Suhail @
Ketika Muhasabah Telah Hilang
Ketika Muhasabah Telah Hilang Sungguh di antara amanah yang paling besar ialah amanah menjaga diri sendiri. Ia lebih besar daripada amanah menjaga anak, lebih besar daripada amanah menjaga harta. Allah bersumpah dengannya di dalam Kitab Suci-Nya, dan Allah tidak bersumpah kecuali dengan perkara yang besar. Dia berfirman (yang artinya): ¡°Dan (demi) jiwa serta penyempurnaan ciptaannya.¡± [QS. Asy-Syams: 7]. Allah telah menjadikan bagi jiwa ini dua jalan yaitu: jalan ketaqwaan yang akan membawanya menuju kesuksesan dan keberuntungan dan jalan kemaksiatan yang akan menggiringnya menuju kerugian dan kebuntungan. Allah berfirman (yang artinya): ¡°Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya. Sungguh beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan Sungguh merugilah orang yang mengotorinya.¡± [QS. Asy-Syams: 8-10]. Orang yang merenungkan keadaan manusia di zaman ini akan melihat betapa jiwa/rohani menjadi sangat murah bagi pemiliknya. Mereka melihat hidup ini sebagai sebuah kerugian lantaran tak pernah memuhasabahi dirinya, sehingga hidup mereka berlalu begitu saja seolah hanya sesaat. Allah berfirman (yang artinya): ¡°Dan pada Hari terjadinya Kiamat, orang-orang yang berdosa itu bersumpah: ¡®Mereka tidak berdiam (dalam kubur) melainkan sesaat (saja)...¡± [QS. Ar-Rum: 55]. Juga berfirman (yang artinya): ¡°Maka bersabarlah kamu seperti bersabarnya rasul-rasul yang memiliki keteguhan hati dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. Pada hari mereka melihat azab yang dahulu diancamkan kepada mereka (mereka merasa) seolah-olah tidak hidup (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik.¡± [QS. Al-Ahqaf: 35]. Kehidupan mereka hanya lewat seolah beberapa hari saja. Allah berfirman (yang artinya): ¡°Allah bertanya: ¡®Berapa tahunkah lamanya kalian hidup di bumi?¡¯ Mereka menjawab: ¡®Kami hidup (di bumi) sehari atau setengah hari saja. Tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.¡± [QS. Al-Mu'minun: 112-113]. Orang yang tak pernah melakukan muhasabah diri kelak akan sangat menyesal pada Hari dimana penyesalan tiada lagi berguna. Allah berfirman: ¡°Supaya jangan ada orang yang mengatakan: ¡®Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah, sedang aku sesungguhnya termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan (agama Allah ).¡± [QS. Az-Zumar: 56]. Mereka berharap dikembalikan ke dunia untuk beramal shalih, namun harapan mereka tiada artinya. Allah berfirman (yang artinya): ¡°Dan, jika sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): ¡®Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal shalih, sungguh kami adalah orang-orang yang telah yakin.¡¯¡± [QS. As-Sajdah: 12]. Mereka diseret ke hadapan Tuhan layaknya seorang hamba sahaya yang mencoba melarikan diri dari tuannya lalu ia ditangkap lalu dibawa kembali kemudian disambut dengan borgol, rantai, penjara, pukulan dan siksaan. Mereka benci bertemu dengan Allah, dan barang siapa benci bertemu Allah maka Allah benci bertemu dengannya. Mereka membenci kematian karena mereka telah memegahkan dunia dan menghancurkan Akhiratnya. Tentu mereka tidak mau berpindah dari kemegahan kepada kehancuran. Para penyeru mereka kepada kesia-siaan dan kerugiaan adalah hamba-hamba dunia yang menjadikan kehidupan dunia hanya sebagai hiburan, permainan, perhiasan, kebanggaan, perlombaan menumpuk harta dan memperbanyak keturunan. Mereka sejatinya telah menjadikan dunia sebagai kebangkrutan (bagi diri mereka di Akhirat). Allah berfirman (yang artinya): ¡°Barang siapa menghendaki keuntungan Akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa menghendaki keuntungan dunia maka Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bagianpun di Akhirat.¡± [QS. Asy-Sy?r?: 20]. Mereka menjadikan kehidupan dunia hanya sebagai perhiasan yang fana, tidak menggemukkan dan tidak mengenyangkan. Allah berfirman (
Started by Abu Prada Aisyah @
Bagaimana Seorang Suami Merujuk Istri Yang Dia Ceraikan
Bagaimana Seorang Suami Merujuk Istri Yang Dia Ceraikan Pertanyaan Yang saya ketahui bahwa seseorang ketika menikah ia membutuhkan berkat dan restu dari kedua orang tuanya, akan tetapi apa yang terjadi ketika kedua pasangan suami istri berpisah, dan saat ini keduanya berpikir untuk rujuk kembali, maka apakah keduanya perlu mendapatkan berkat dan restu dari keluarganya dan menjalani seluruh proses tersebut sekali lagi ? Teks Jawaban Alhamdulillah. Jika seorang suami menceraikan istrinya, dan ini adalah talak satu atau dua dan belum keluar dari masa idah yaitu dengan melahirkan jika dia hamil, atau selesai dari tiga kali masa haid, maka dia boleh merujuk kembali istrinya dengan mengatakan: ¡°Engkau aku rujuk¡±, atau ¡°Engkau aku kembalikan kepada penjagaanku¡± maka terjadi rujuk; atau melakukan sesuatu dengan niat rujuk seperti menggaulinya dengan niat rujuk maka dalam hal ini rujuk juga terjadi. Dan dalam hal ini sunnahnya adalah ada saksi saat rujuk, dengan menghadirkan dua saksi sebagaimana firman Allah ta¡¯ala: ??????? ???????? ??????????? ???????????????? ??????????? ???? ????????????? ??????????? ???????????? ?????? ?????? ???????? Artinya: Apabila mereka telah mendekati akhir idahnya, rujuklah dengan mereka secara baik atau lepaskanlah mereka secara baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil dari kamu. QS. At-Talaq :2 Dan dengan cara seperti itu terjadi rujuk. Namun apabila istri sudah keluar dari masa idah setelah talak satu atau dua, maka diperlukan akad baru, dan posisi suami sebagaimana umumnya laki-laki yang melamar kepada orang tua dan kepada dirinya, apabila dia dan kedua orang tuanya setuju dan terjadi kesepakatan mahar diantara mereka maka akad berlaku, dan hal itu dilakukan dengan menghadirkan dua orang saksi yang adil. Sedangkan jika ia menceraikannya dengan talak akhir atau ketiga, maka diharamkan atasnya sampai perempuan menikah dengan laki-laki lain secara sah dan ia telah menggaulinya, dan setelah itu ia meninggalkannya baik karena talak atau meninggal, sebagaimana firman Allah ta¡¯ala: ¡°Jika dia menceraikannya kembali (setelah talak kedua), perempuan itu tidak halal lagi baginya hingga dia menikah dengan laki-laki yang lain.¡±QS. Al-Baqarah :230. Dan tidak halal baginya untuk bersepakat dengan seseorang untuk menikahinya kemudian menceraikannya, hal seperti ini adalah kemungkaran dan termasuk dosa-dosa besar. Pernikahan seperti ini tidak halal bagi suami yang lama, bahkan Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wasallam melaknat muhalil (orang yang menghalalkannya) dan muhalal lahu (orang yang dihalalkan baginya). https://islamqa.info/id/11798
Started by Abu Prada Aisyah @
Disyari¡¯atkannya Shalat Sunnah dan Keutamaannya
DISYARI¡¯ATKANNYA SHALAT SUNNAH DAN KEUTAMAANNYA Disyari¡¯atkannya Shalat Sunnah Allah Subhanahu wa Ta¡¯ala telah mensyari¡¯atkan shalat sunnah untuk meningkatkan amal manusia dan menutupi segala kekurangan dan kelalaian yang ada, sebagaimana hal itu diperintahkan oleh Allah dalam Kitab-Nya yang agung, Allah Subhanahu wa Ta¡¯ala berfirman: ???????? ?????????? ???????? ?????????? ????????? ???? ????????? ? ????? ???????????? ?????????? ????????????? ? ??????? ???????? ?????????????? ¡°Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada sebagian permulaan malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.¡± [Huud/11: 114] Dan Allah Subhanahu wa Ta¡¯ala juga berfirman: ??????? ???????? ????????? ???????? ??????? ????????? ¡°Apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Rabb-mulah hendaknya kamu berharap.¡± [Al-Insyirah/94: 7-8] Ibnu Mas¡®ud Radhiyallahu anhu berkata: ¡°Apabila engkau telah selesai melaksanakan shalat-shalat wajib maka laksanakanlah shalat malam.¡±[1] Sementara Mujahid mengatakan, ¡°Jika engkau telah menyelesaikan urusan duniamu, maka menghadaplah kepada Rabb-mu dengan shalat.¡± Juga di antara dalil yang menunjukkan tentang disyari¡¯atkannya shalat malam, adalah hadits yang menyebutkan: ????? ??????? ?????? ?????????? ?????? ????? ???????? ????????? ???? ?????????????? ???????: (?????? ????????? ??? ????????? ?????????????). ??????? ?????????: ???? ??????? ???????????? ?????: (???? ?????? ???? ?????????). ¡°Bahwa seseorang bertanya kepada Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam tentang (kewajiban-kewajiban) dalam Islam, lalu beliau menjawab, ¡®(Melaksanakan) shalat lima waktu dalam sehari semalam.¡¯ Orang itu bertanya lagi, ¡®Adakah kewajiban lain atas diriku?¡¯ Beliau menjawab, ¡®Tidak ada, kecuali engkau mengerjakan shalat sunnah.¡±[2] Keutamaan Shalat Sunnah Banyak hadits-hadits yang menjelaskan tentang besarnya keutamaan dan pahala yang diperoleh dari shalat sunnah. Di antaranya adalah: 1. Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ¡®alaihi wa sallam bersabda: ????? ??????? ??? ????????? ???????? ????? ?????? ???????????? ???? ????????????? ???????????? ?????: ???????? ???????? -???? ?????- ??????????????? ?????? ????????: ??????????? ???? ??????? ????????? ?????????? ???? ?????????? ?????? ??????? ????????? ???????? ???? ????????? ?????? ????? ????????? ??????? ???????? ?????: ??????????? ???? ??????????? ???? ?????????? ?????? ????? ???? ?????????? ?????: ?????????? ?????????? ???????????? ???? ???????????? ????? ???????? ???????????? ????? ??????. ¡°Sesungguhnya amal manusia yang pertama kali akan dihisab kelak pada hari Kiamat adalah shalatnya.¡± Rasulullah Shallallahu ¡®alaihi wa sallam bersabda lagi, ¡°Allah ???? ????? berfirman kepada para Malaikat-Nya, sedangkan Ia lebih mengetahui, ¡®Lihatlah shalat hamba-Ku, sudahkah ia melaksanakannya dengan sempurna ataukah terdapat kekurangan?¡¯ Bila ibadahnya telah sempurna maka ditulis untuknya pahala yang sempurna pula. Namun bila ada sedikit kekurangan, maka Allah berfirman, ¡®Lihatlah apakah hambaku memiliki shalat sunnah?¡¯ Bila ia memiliki shalat sunnah, maka Allah berfirman, ¡®Sempurnakanlah untuk hamba-Ku dari kekurangannya itu dengan shalat sunnahnya.¡¯ Demikianlah semua ibadah akan menjalani proses yang serupa.¡±[3] Komentar saya (penulis): Hadits ini menjelaskan salah satu hikmah tentang disyari¡¯atkannya shalat sunnah. 2. Rasulullah Shallallahu ¡®alaihi wa sallam bersabda: ???? ?????? ???? ??????? ?????????? ????????? ????????? ?????????? ?????? ??????????? ????? ????? ???? ??????? ??? ??????????. ¡°Barangsiapa yang melakukan shalat sunnah selain shalat fardhu dalam sehari dua belas raka¡¯at, maka Allah pasti akan membangunkan untuknya sebuah rumah di Surga.¡±[4] 3. Rubai¡¯ah bin Ka¡¯ab al-Aslami Radhiyallahu anhu berkata: ?????? ???? ???????? ????? ?????? ????? ???????? ????????? ? ???????????? ???????????? ???????????? ??????? ???: (????)! ????????: ?????????? ?????????????
Started by Abu Prada Aisyah @
Cerai Gara-gara Rokok
Cerai Gara-gara Rokok Selamat malam, saya mau bertanya mengenai suami yang berbuat kasar pada istri. saya dan suami bertengkar gara-gara saya mengingatkan suami saya untuk mengurangi merokoknya demi kesehatannya dia malah tak terima dan membentak saya, dia marah besar karna saya melakukan kebiasaan buruk saya dan memukul saya sampai memar, mencakar sampai lecet bahkan dia mengancam mau menceraikan saya karna tak mau menerima apa yang saya ingatkan. menurut ustadz/ustadzah bagaimana hukumnya? dan saya harus bagaimana ketika suami di omongin pake kata2 halus pun dia tetap kasar? trima kasih Jawab: Bismillah was shalatu was salamu ¡®ala Rasulillah, wa ba¡¯du, Sebenarnya perdebatan masalah rokok bukan lagi masuk ranah perdebatan ilmiah, tapi perdebatan karena nafsu. Saya belum pernah mendengar satupun alasan ilmiah yang bisa diterima secara logika maupun dalil. Yang ada, nasehat dilawan amarah. Apa yang anda sampaikan adalah satu dari sekian banyak kasus dampak buruk rokok bagi rumah tangga. Nasehat anti-rokok demi kesehatan, dibalas dengan KDRT. Saya kira tujuan istri sangat mulia, meminta suami meninggalkan untuk kesehatan suami, bukan untuk kepentingan dirinya. Meskipun saya yakin, memiliki pasangan pecandu rokok, adalah bencana dalam rumah tangga. Apa yang bisa anda bayangkan berdekatan dengan orang yang bau mulutnya terkontaminasi nikotin, benzena, arsenik, tar, aseton, karbon-monoksida, amoniak, dan racun kimia lainnya. Hanya selama rentang shalat berjamaah, saya harus berkali-kali tahan nafas, gara-gara berdiri persis di samping pecandu rokok. Mereka mendzalimi orang lain tanpa sadar¡­ Bisa jadi di dunia para perokok merasa aman, namun anda perlu ingat, Allah tidak akan pernah melupakan kedzaliman yang dilakukan para hamba-Nya. ????? ??????????? ??????? ???????? ?????? ???????? ????????????? ???????? ????????????? ???????? ???????? ????? ???????????? ¡°Jangan sekali-kali kamu mengira, bahwa Allah akan lupa dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah menunda hukuman mereka sampai hari yang pada waktu itu mata mereka terbelalak (karena melihat siksa).¡± (QS. Ibrahim: 42). Disamping itu, karakter perokok di Indonesia, rata-rata kurang sopan, mereka rasanya bebas merokok di manapun. Di bus, non-AC, macet, suasana panas, penuh orang, tega-teganya ada yang merokok. Ada yang merokok sambil mengendarai motor. Rokoknya menyala diterpa angin. Api rokoknya meletik tertiup angin, dan bisa mengenai orang di sekitarnya. Salah satu baju saya pernah lobang selebar koin 100 rupiah, karena pletikan asap rokok dari seseorang yang naik kendaraan. Ternyata yang bernasib semacam ini tidak hanya saya. Beberapa aduhan yang sama juga dialami korban lainnya. Saya juga pernah membaca aduhan dari seseorang yang dibalap pengendara motor sambil merokok, hingga pletikan rokoknya masuk ke matanya. Di Indonesia, perokok tidak dihukum karena kesalahan ini. Tapi ingat, Allah tidak pernah melupakannya. Selama korban kedzaliman ini tidak memaafkanya, akan ada pengadilan di akhirat kelak. ?????? ???????????? ??????? ???????? ??????????????? ????? ???????? ????????? ??????? ????????? ????????? ????? ????? ?????? ??????? ¡°Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu ditampakkan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mencatat amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu. (QS. al-Mujadilah: 6)KDRT karena Rokok Kedzaliman yang dilakukan oleh suami kepada istrinya, atau sebaliknya, bukan sesuatu yang legal. Jika pihak yang didzalimi tidak merelakan, akan ada penebusan di hari kiamat. ????? ??????????? ???? ???????? ??????? ?????? ???????????? ????????? ????????? ????????? ????????? ???? ?????? ????? ???????? ????? ???????? ????? ????? ???????? ???? ????? ???????? ????? ????????? ????? ???? ??????????? ??????? ???? ??????????? ?????? ???????? ??????????? ?????? ???? ??????? ??? ???????? ?????? ???? ???????????? ?????????? ???????? ????? ?????? ??? ???????? Orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan amalan shalat, puasa da
Started by Abu Prada Aisyah @
Bagaimana Memuhasabahi Diri
Bagaimana Memuhasabahi Diri? Agar kita bisa memiliki sifat-sifat mulia dan mendapatkan kemuliaan di sisi Allah maka kita harus selalu melakukan muhasabah diri, supaya ia kembali kepada fitrah penciptaannya. ¡°(Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.¡± [QS. Ar-Rum: 30]. Supaya jiwa-jiwa ini berdiri melaksanakan hak-hak Tuhannya, menyembah-Nys dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesembahan apapun, dan supaya ia dapat menjaga kebaikan hidupnya di dunia maupun Akhirat. Saking urgennya muhasabah ini Allah memerintahkannya di dalam Kitab Suci-Nya, Dia berfirman (yang artinya): ¡°Hai orang-orang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk Hari Esok (Akhirat); dan bertaqwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kalian kerjakan. Dan janganlah kalian seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa terhadap diri mereka sendiri. Mereka Itulah orang-orang yang fasik. Tidaklah sama antara penghuni-penghuni Neraka dan penduduk-penduduk Surga; penduduk-penduduk Surga itulah orang-orang yang beruntung.¡± [QS. Al-Hasyr: 18-20]. Allah juga menjanjikan Surga bagi mereka yang memuhasabahi diri, dalam firman-Nya (yang artinya): ¡°Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya. Maka sungguh Surgalah tempat tinggal(nya).¡± [QS. An-Nazi`at: 40]. Rasulullah Shallall?hu `alaihi wasallam juga bersabda: ¡°Surga itu dikelilingi oleh hal-hal yang memberatkan.¡± Jiwa itu ada tiga macam: 1. Jiwa yang pertama: Jiwa yang melimpah dengan kebaikan, patuh tunduk kepada Allah dan sadar akan pengawasan-Nya. Ia bagaikan Malaikat, selalu berusaha menutrisi rohaninya, obsesinya hanya Akhirat, seakan-akan ia melihatnya dengan mata kepala, selalu bermuhasabah diri, tak pernah berhenti dan bosan beramal, senantiasa sibuk dengan amal yang meridhakan Tuhannya, banyak berdzikir dan bersyukur kepada-Nya. Jiwa seperti inilah yang rela sepenuh hati Allah sebagai Tuhannya, Muhammad sebagai nabinya dan Islam sebagai agamanya. Jiwa inilah yang telah siap bertemu dengan Allah. Bahkan jika dikatakan kepadanya: Hari Kiamat akan terjadi esok hari, tidak bertambah amalannya lantaran hal itu (karena ia beramal bukan karena Hari Kiamat, tetapi karena Allah). Dialah jiwa yang mencintai pertemuan dengan Allah dan Allah mencintai pertemuan dengan-Nya. Jiwa inilah yang bernama An-Nafs Al-Muthma¡¯innah (jiwa yang tentram). Allah berfirman (yang artinya): ¡°Wahai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku. Masuklah ke dalam Surga-Ku.¡± [QS. Al-Fajr: 27-30]. Allah juga berfirman (yang artinya): ¡°Ingatlah, hanya dengan dzikir kepada Allah hati menjadi tenteram.¡± [QS. Ar-Ra`d: 28]. Diriwayatkan tentang biografi Ibnu `Abbas , bahwa ketika orang-orang memakamkan beliau mereka mendengar suara bacaan¡ª(yang tidak diketahui sumbernya)¡ªayat (yang artinya): ¡°Wahai jiwa yang tenang...¡± 2. Jiwa yang kedua: Jiwa yang tidak stabil dalam satu kondisi, sering berbolak-balik dan berwarna-warni, kadang ingat (kepada Allah) kadang lalai, kadang patuh kadang tidak patuh, kadang suka kadang tidak suka, kadang senang kadang tidak senang, kadang ridha kadang marah, namun ia selalu mencela dan menyesali dirinya ketika meninggalkan ketaatan atau mengerjakan kemaksiatan. Jiwa ini berada di antara kecendrungan baik dan kecendrungan buruk, antara dorongan akal dan dorongan syahwat. Jiwa ini bernama an-nafs al-lawwamah (jiwa yang selalu menyesali dirinya). Allah juga telah bersumpah dengannya dalam firman-Nya (yang artinya): ¡°Aku bersumpah demi Hari Kiamat. Dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri).¡± [QS. Al-Qiyamah: 1-2]. 3. Jiwa yang ketiga: Jiwa yang penuh dengan keburukan, patuh dan taat kepada Syetan, selalu bermaksiat kepada Ar-Rahm?n, jauh dari ketaqwaan, dekat dari hawa nafsu, cenderung kepada
Started by Abu Prada Aisyah @
Persaksian yang Dijamin Surga
Hadis: Persaksian yang Dijamin Surga Teks hadis Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wa sallam bersabda, ?? ??? ?? ?? ??? ??? ???? ???? ?? ???? ??? ??? ?????? ???? ??????? ??? ???? ??? ???? ?????? ?????? ?????? ??? ???? ???? ???? ?????? ??? ?????? ?? ????? ???? ????? ??? ?? ??? ?? ????? ¡°Barangsiapa yang bersyahadat (bersaksi) bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, dan Isa adalah hamba dan Rasul-Nya, dan kalimat yang disampaikan-Nya kepada Maryam serta ruh dari-Nya, dan bersaksi bahwa surga dan neraka benar adanya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga, sesuai amal yang telah dikerjakakannya¡± (HR. Bukhari no. 3435 dan Muslim no. 28)Persaksian yang dijamin surga Dalam hadis di atas, Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam memberikan jaminan surga bagi siapa saja yang bersaksi tentang hal-hal berikut: Pertama, bersaksi bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Yaitu dalam sabda Nabi: (?? ??? ?? ?? ??? ??? ???? ???? ?? ???? ??) Maksudnya adalah mengucapakan kalimat ini dengan lisan, memahami maknanya dengan benar, dan beramal dengan konsekuensinya secara lahir dan batin. Seseorang yang bersyahadat harus meyakini bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allah saja. Kedua, bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya. Yaitu dalam sabda Nabi: (??? ?????? ???? ??????) Maksudnya adalah bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan sekaligus juga utusan yang membawa risalah Allah. Status beliau sebagai hamba Allah, maka tidak boleh berlebih-lebihan sampai mengangkat derajat beliau melebihi sebagai hamba sehingga dijadikan sebagai sesembahan. Status beliau sebagai rasul utusan Allah, maka wajib untuk ditaati dan tidak boleh didustakan. Ketiga, bersaksi bahwa Isa adalah hamba dan Rasul-Nya, dan kalimat yang disampaikan-Nya kepada Maryam serta ruh dari-Nya. Yaitu dalam sabda Nabi: (??? ???? ??? ???? ?????? ?????? ?????? ??? ???? ???? ???) Maksudnya adalah meyakini bahwa Isa adalah hamba ciptaan Allah dan juga sekaligus rasul utusan-Nya. Keempat, bersaksi bahwa surga benar adanya. Yaitu dalam sabda Nabi: (?????? ??) Maksudnya meyakini bahwa surga benar adanya dan telah Allah sediakan bagi orang-orang yang beriman. Kelima, bersaksi bahwa neraka benar adanya. Yaitu dalam sabda Nabi: (?????? ??) Maksudnya meyakini bahwa neraka benar adanya dan telah Allah sediakan bagi orang-orang yang kafir. Allah telah memberitakan tentang surga dan neraka di dalam Al-Quran dan tidak boleh ragu tentangnya. Baca juga: Konsekuensi SyahadatainApa yang dimaksud persaksian? Maksud persaksian atau syahadat yang benar harus terkandung tiga hal, yaitu: 1) mengucapkannya dengan lisan; 2) mengilmui maknanya; dan 3) mengamalkan segala konsekuensinya. Maka syahadat tidak cukup hanya sekadar mengucapknnya saja.Ahli tauhid pasti masuk surga Yang dimaksud dengan ¡®alaa maa kaana minal ¡®amal (sesuai amal yang telah dikerjakannya) ada dua tafsiran: Pertama: Mereka akan masuk surga walaupun memiliki dosa-dosa selain syirik, karena dosa-dosa selain syirik tersebut tidak menghalanginya untuk masuk ke dalam surga, baik masuk surga secara langsung, maupun pada akhirnya masuk surga, walau sempat diazab di neraka. Ini merupakan keutamaan tauhid yang dapat menghapuskan dosa-dosa dengan izin Allah, dan menghalangi seseorang kekal di neraka. Kedua: Mereka akan masuk surga, namun kedudukan mereka dalam surga sesuai dengan amalan mereka, karena kedudukan seseorang di surga bertingkat-tingkat sesuai dengan amal salehnya.Faidah hadis Hadis di atas mengandung beberapa faedah: (1) Keutamaan tauhid, bahwasanya tauhid bisa menghapuskan berbagai macam dosa. (2) Luasnya karunia dan kebaikan Allah pada seluruh hamba-Nya. (3). Wajib menjauhkan diri dari sikap berlebihan dan meremehkan para rasul dan orang saleh. Maka, tidak boleh menolak dan mendustakan beliau sebagai rasul. Tidak boleh pula ghuluw dengan menyembah beliau karena beliau adalah hamba yang tidak boleh disembah. (4) Akidah tauhid
Started by Abu Prada Aisyah @
Memaksa Suami Berjimak
Memaksa Suami Berjimak Jika artikel berikut; Istri Menolak Ajakan Suami untuk Berhubungan Badan, dijelaskan bahwa istri yang menolak ajakan suami berjimak akan dilaknat malaikat sampai pagi. Bagaimana jika suami yang menolak ajakan istri untuk berjimak. Apakah juga dilaknat? Dan bolehkah istri meminta suaminya untuk berjimak? Jawab: Bismillah was shalatu was salamu ¡®ala Rasulillah, wa ba¡¯du, Kami tidak menjumpai adanya riwayat bahwa seorang suami akan dilaknat Malaikat karena tidak mau memenuhi ajakan istrinya untuk melakukan hubungan badan. Hanya saja, jika penolakan suami ini sampai pada taraf menelantarkan hak istri yang menjadi kewajibannya, maka suami berdosa, karena dia mendzalimi istrinya. Misalnya karena alasan bosan atau males, dia tidak pernah berhubungan badan dengan istrinya. Allah perintahkan kepada suami untuk mempergauli istrinya dengan baik. Dengan memenuhi setiap kebutuhannya, baik nafkah lahir, dan tentu saja nafkah bathin. Semua lelaki memahami, wanita juga ingin mendapatkan kenikmatan batin bersama suaminya. Allah berfirman, ????????? ?????? ??????? ??????????? ?????????????? Wanita punya hak (yang harus ditunaikan suaminya sesuai ukuran kelayakan), sebagaimana dia juga punya kewajiban (yang harus dia tunaikan untuk suaminya). (QS. al-Baqarah: 228) Karena itulah, Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wa sallam mengingatkan beberapa sahabatnya yang waktunya hanya habis beribadah, sehingga tidak pernah menjamah istrinya. Aisyah bercerita, Saya pernah menenui Khoulah bintu Hakim, istrinya Utsman bin Madz¡¯un. Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam melihat Khoulah suasananya kusam, seperti tidak pernah merawat dirinya. Beliaupun bertanya kepada A¡¯isyah, ??? ?????????? ??? ??????? ???????? ??????????? ¡°Wahai Aisyah, Khoulah kok kusut kusam ada apa?¡± Jawab Aisyah, ¡°Ya Rasulullah, wanita ini punya suami, yang setiap hari puasa, dan tiap malam tahajud. Dia seperti wanita yang tidak bersuami. Makanya dia tidak pernah merawat dirinya.¡± Kemudian Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wa sallam menyuruh seseorang untuk memanggil Utsman bin Madz¡¯un. Ketika beliau datang, Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wa sallam memberi nasehat, ??? ?????????? ?????????? ???? ????????? ¡± ?????: ???????: ??? ??????? ??? ??????? ?????? ???????? ????????? ????????? ?????: ¡± ???????? ??????? ??????????? ????????? ??????????? ?????????? ??????????? ???????? ????? ??? ?????????? ??????? ?????????? ???????? ??????? ??????? ?????????? ???????? ??????? ??????? ?????????? ???????? ??????? ?????? ??????????? ??????? ?????? ¡°Wahai Utsman, kamu membenci sunahku?¡± ¡°Tidak Ya Rasulullah. Bahkan aku selalu mencari sunah anda.¡± ¡°Kalau begitu, aku tidur dan aku shalat tahajud, aku puasa dan kadang tidak puasa. Dan aku menikah dengan wanita. Wahai Utsman, bertaqwalah kepada Allah. Karena istrimu punya hak yang harus kau penuhi. Tamumu juga punya hak yang harus kau penuhi. Dirimu punya hak yang harus kau penuhi. Silahkan puasa, dan kadang tidak puasa. Silahkan tahajud, tapi juga harus tidur.¡± (HR. Ahmad 26308 dan dihasankan Syuaib al-Arnauth). Pesan ini juga pernah disampaikan Salman kepada Abu Darda, karena beliau tidak pernah tidur dengan istrinya, ????? ?????????? ???????? ?????? ??????????? ???????? ?????? ???????????? ???????? ?????? ??????? ????????? ???????? ?????? ???????? ????? ??? ????? ??????? Sesungguhnya dirimu punya hak yang harus kau tunaikan. Tamumu punya hak yang harus kau tunaikan. Istrimu punya hak yang harus kau tunaikan. Berikan hak kepada masing-masing sesuai porsinya. Pernyataan Salman ini dibenarkan oleh Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam. (HR. Turmudzi 2413 dan dishahihkan al-Albani).Suami Tetap Dapat Pahala Meskipun Tidak Bernafsu Ketika suami melayani permintaan istri, tidak selalu harus karena memuaskan dorongan nafsu pribadinya. Dia bisa hadirkan niat yang lain, seperti agar mendapat anak atau untuk memuaskan istrinya. Sehingga kehormatan istrinya lebih terjaga. Karena setiap hubungan badan bisa bernilai sedekah. Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam mengatakan, ????? ?????? ?????????? ???????? ¡°Dalam setiap hubungan badan yang kalian lakukan, be
Started by Abu Prada Aisyah @
Tidak Ada Kontradiksi Antara Tidak Diterimanya Ibadah Peminum Minuman Keras dengan Pengampunan Dosa
Tidak Ada Kontradiksi Antara Tidak Diterimanya Ibadah Peminum Minuman Keras dengan Pengampunan Dosa Pertanyaan Apabila shalat dan amal tidak diterima selama 40 hari karena telah melakukan perbuatan keji, lalu apa gunanya menunaikan ibadah tersebut? Kemudian, apakah itu tidak bertentangan dengan firman Allah¡ªSubhanahu wa Ta`ala¡ª(yang artinya): "Katakanlah: 'Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya'." [QS. Az-Zumar: 53]? Jawaban Segala puji bagi Allah, dan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah beserta keluarga dan para shahabat beliau. Istilah tidak diterimanya ibadah dalam nash-nash Syariat (Al-Quran dan Sunnah) terkadang bermakna bahwa ibadah itu rusak dan tidak sah, dan terkadang juga bermakna tidak diberi pahala dan tambahan derajat namun tetap sah dan membebaskan pelakunya dari tanggungan kewajiban. Di antara contoh makna yang pertama adalah sabda Nabi : "Tidak diterima shalat (yang dilakukan) tanpa bersuci." [HR. Al-Bukhari dan Muslim]. Demikian juga sabda Nabi : "Allah tidak menerima shalat salah seorang di antara kalian apabila ia berhadats hingga ia berwudhu." [HR. Al-Bukhari dan Muslim] Sedangkan contoh makna yang kedua adalah sabda Nabi : "Barang siapa yang mendatangi tukang tenung, lantas ia bertanya kepadanya mengenai sesuatu (untuk diramal), maka tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh hari." [HR. Muslim]. Begitu juga dengan hadits tentang peminum minuman keras dan seorang hamba sahaya yang melarikan diri dari tuannya, bahwa shalat mereka tidak diterima. Intinya, pertanyaan yang Saudara penanya sampaikan itu sebenarnya tidak perlu ada. karena tidak diterimanya ibadah dengan makna pertama, yaitu rusak dan tidak sahnya ibadah itu, mengharuskan ia diulangi kembali, lantaran ibadah itu telah dilakukan secara tidak sah. Adapun tidak diterimanya ibadah dengan makna kedua¡ªdan inilah yang kami yakini menjadi maksud pertanyaan di atas¡ªmaka dengan melakukan ibadah tersebut dalam kondisi seperti itu berarti pelakunya telah menjalankan perintah Allah dan terbebas dari tanggungan kewajiban (hanya saja tidak mendapatkan pahalanya). Seorang peminum minuman keras misalnya, tidak gugur kewajibannya menjalankan shalat yang Allah perintahkan kepada setiap mukallaf, dan tidak ada alasan untuk meninggalkannya. Maksud dari tidak diterimanya ibadah tersebut adalah bahwa ia tidak akan mendapatkan pahala dalam mengerjakannya, atau pahala yang didapatkannya tidak sempurna. Namun, ia tetap wajib bertaqwa kepada Allah dan membersihkan dirinya agar ibadah dan ketaatannya membuahkan hasil dan diterima di sisi Allah. Allah berfirman (yang artinya): "Sesungguhnya Allah hanya menerima dari orang-orang yang bertaqwa." [QS. Al-Ma'idah: 27] Kemudian tidak diterimanya amal ketaatan peminum minuman keras dan sejenisnya atau tidak diberinya ia pahala yang banyak itu terjadi jika ia belum bertaubat kepada Allah. Adapun jika ia telah bertaubat dan menjadi orang yang bertaqwa, maka Allah¡ªSubhanahu wa Ta`ala¡ªpun akan menerima taubatnya, mengampuni dosanya, dan kembali menerima amal-amal ketaatannya. Dalam sebuah hadits shah?h, Nabi bersabda, "Orang yang bertaubat dari dosa itu seperti orang yang tidak memiliki dosa." [HR. Ibnu Majah dan lain-lain] Dengan ini, dapat dipahami bahwa tidak ada kontradiksi antara tidak diterimanya ibadah peminum minuman keras dengan diampuninya semua dosa sebagaimana terkandung dalam ayat yang disebutkan di akhir pertanyaan. Wallahu a`lam https://www.islamweb.net/id/fatwa/12276/Tidak-Ada-Kontradiksi-Antara-Tidak-Diterimanya-Ibadah-Peminum-Minuman-Keras-dengan-Pengampunan-Dosa
Started by Abu Prada Aisyah @
Keistimewaan Manhaj Salaf
Keistimewaan Manhaj Salaf Secara bahasa, manhaj berarti ¡®jalan yang terang dan gamblang¡¯. Adapun istilah ¡®salaf¡¯ yang dimaksud di sini adalah para pendahulu umat ini dari kalangan sahabat dan pengikut setia mereka. (lihat al-Mukhtashar al-Hatsits, hal. 15-16) Apabila disebutkan istilah salaf secara umum, maka yang dimaksud adalah tiga generasi pertama dari umat ini, yaitu para sahabat, tabi¡¯in, dan tabi¡¯ut tabi¡¯in. Mereka itulah yang dimaksud dalam sabda Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam, ¡°Sebaik-baik manusia adalah di masaku, kemudian yang sesudah mereka, kemudian yang sesudah mereka.¡± (HR. Ahmad, Ibnu Abi ¡®Ashim, Bukhari, Tirmidzi, dari Ibnu Mas¡¯ud radhiyallahu ¡¯anhu) (lihat al-Manhaj as-Salafi ¡®inda asy-Syaikh Nashiruddin al-Albani, hal. 11)Semangat menuntut ilmu Di antara pokok yang paling utama di dalam dakwah salaf ini adalah memberikan perhatian besar terhadap ilmu agama. Karena ilmu agama adalah fondasi tegaknya kehidupan. Tidak akan baik individu dan masyarakat kecuali dengan ilmu syar¡¯i. Dan tidak akan bisa menempuh jalan (ajaran) Nabi kecuali dengan landasan ilmu. Allah berfirman (yang artinya), ¡°Katakanlah; Inilah jalanku, aku menyeru kepada Allah di atas bashirah (ilmu) yang nyata, inilah jalanku dan orang-orang yang mengikutiku ¡­¡± (QS. Yusuf: 108) (lihat Ushul ad-Da¡¯wah as-Salafiyah, hal. 26-27) Imam Bukhari rahimahullah membuat sebuah bab dalam kitab Shahih-nya dengan judul, ¡®Ilmu sebelum berkata dan beramal¡¯. Sebab ucapan dan perbuatan tidaklah menjadi benar kecuali dengan ilmu. Ilmu itulah yang akan meluruskan ucapan dan amalan. Bahkan, tidak ada keimanan yang benar kecuali apabila dilandasi dengan ilmu. (lihat keterangan Syaikh Abdul Aziz ar-Rajihi hafizhahullah dalam Minhatul Malik al-Jalil, 1: 226-227)Menyebarkan akidah tauhid Salah satu keistimewaan pengikut manhaj salaf adalah memiliki semangat yang sangat besar dalam menyebarkan akidah sahihah, memberikan pengajaran dan nasihat bagi umat manusia, memberikan peringatan kepada mereka dari segala bentuk bidah dan ajaran-ajaran baru, serta berupaya keras untuk membantah orang-orang yang menyimpang dan kaum ahli bidah. (lihat Khasha¡¯ish al-Manhaj as-Salafi oleh Prof. Dr. Abdul ¡®Aziz bin Abdullah al-Halil, hal. 13) Manhaj salaf sangat memperhatikan masalah akidah tauhid. Karena inilah tujuan agung dari penciptaan jin dan manusia. Bahkan tidaklah Allah menurunkan kitab-kitab dan mengutus para rasul melainkan untuk mewujudkan tujuan ini dan mengajak manusia untuk merealisasikannya. Allah berfirman (yang artinya), ¡°Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.¡± (QS. adz-Dzariyat: 56) (lihat Ushul ad-Da¡¯wah as-Salafiyah, hal. 41-42)Urgensi ilmu akidah Ilmu akidah merupakan ilmu yang sangat penting. Oleh sebab itu, sebagian ulama terdahulu menyebut ilmu akidah sebagai fikih akbar. Karena dalam ilmu akidah inilah kita akan mengerti pokok-pokok ajaran agama. (lihat keterangan Syekh Abdurrazzaq al-Badr hafizhahullah dalam kitabnya, Syarh al-Manzhumah al-Mimiyah, hal. 34-35) Syekh Abdurrazzaq al-Badr hafizhahullah menerangkan, bahwa kedudukan akidah bagi ilmu-ilmu maupun amal-amal yang lain laksana pondasi bagi sebuah bangunan. Laksana pokok bagi sebatang pohon. Sebagaimana halnya sebuah bangunan tidak bisa berdiri tanpa pondasi dan pohon tidak akan tegak tanpa pokok-pokoknya, maka demikian pula amal dan ilmu yang dimiliki seseorang tidak akan bermanfaat tanpa akidah yang lurus. Oleh sebab itu, perhatian kepada masalah akidah harus lebih diutamakan daripada perhatian kepada masalah-masalah apapun; apakah itu kebutuhan makanan, minuman, atau pakaian. Karena akidah itulah yang akan memberikan kepada seorang mukmin kehidupan yang sejati, yang dengannya jiwanya akan menjadi bersih, yang dengannya amalnya menjadi benar, yang dengannya ketaatan bisa diterima, dan dengan sebab itu pula derajatnya akan semakin meninggi di hadapan Allah ¡®Azza wa Jalla. (lihat mukadimah Tadzkiratul Mu¡¯tasi Syarh Aqidah al-Hafizh Abdul Ghani al-Maqdisi, hal. 8)Karya ulama akidah Para ulama memiliki perhatian yang sangat besar terhadap perkara akidah. Ad
Started by Abu Prada Aisyah @
Mubahalah dengan Orang Munafik?
Mubahalah dengan Orang Munafik? Apa Itu Mubahalah Apa itu mubahalah? Karena sekarang lagi rame org munafik mengajak mubahalah kaum muslimin yg menolak gubernur kafir, Terima kasih Jawaban: Bismillah was shalatu was salamu ¡®ala Rasulillah, amma ba¡¯du Kata mubahalah [arab: ????????] turunan dari kata al-Bahl [arab: ???????] yang artinya laknat. Dalam Lisan al-Arab dinyatakan, ???????: ?????? ??????? ???? ??????? ??: ????? ????? ????? ????? ????? ???????? ????????: ???????? ?????????: ???????? Al-Bahl artinya laknat. Kalimat ¡®bahalahullah bahlan¡¯ artinya Allah melaknatnya. Kalimat ¡®baahala al-qoumu ba¡¯dhuhum ba¡¯dha¡¯ artinya saling melaknat satu sama lain. Al-Mubahalah berarti Mula¡¯anah (saling melaknat). (Lisan al-Arab, 11/71) Ar-Raghib al-Asfahani mengatakan, ?????? ????????? ?? ?????? ????????? ???? ???????? ??? ???? ? ?? ??? ?: {????? ?????????? ????????? ????????? ??????? ????? ?????????????} [?? ?????: 61]? ??? ??? ???????? ?????? ????? ?? ????????? ?? ??? ?????? ???? ????? Al-Bahl dan Ibtihal dalam doa, artinya bersungguh-sungguh tanpa batas dalam berdoa. Seperti disebutkan dalam firman Allah, (yang artinya), ¡°Kemudian kita melakukan ibtihal, dan kita tetapkan laknat Allah untuk orang yang berdusta.¡± (QS. Ali Imran: 61). Ulama yang menafsirkan ibtihal dengan laknat karena umumnya orang lepas kontrol ketika itu, disebabkan melakukan laknat. (al-Mufradat fi Gharib al-Quran, hlm. 63). Kesimpulannya, Mubahalah artinya doa dalam bentuk melaknat dengan sungguh-sungguh.Mubahalah dalam al-Quran Mubahalah termasuk salah satu metode dakwah yang disebutkan dalam Al-Quran. Metode ini digunakan untuk melawan orang kafir dan orang musyrik yang bersikap sombong, dengan tidak mau menerima kebenaran, tetap kukuh di atas kebatilan dan kesesatan. Padahal telah disampaikan dalil-dalil yang sangat jelas, yang menunjukkan kesesatannya. Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ¡®alaihi wa sallam untuk menantang mubahalah orang-orang nasrani terkait aqidah yang benar tentang Nabi Isa. Karena mereka tidak menerima kebenaran, setelah beliau menjelaskan bahwa Isa bukan anak tuhan. Allah berfirman, ???? ?????? ?????? ????? ??????? ???????? ????? ???????? ??? ??????? ????? ????? ???? ??? ????????? . ????????? ??? ???????? ???? ????? ????? ??????????????? . ?????? ???????? ????? ???? ?????? ??? ??????? ???? ????????? ?????? ?????????? ?????? ???????????? ??????????????? ???????????? ????????????? ???????????? ???????????? ????? ?????????? ????????? ????????? ??????? ????? ????????????? Sesungguhnya penciptaan Isa di sisi Allah seperti penciptaan Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: ¡°Jadilah¡± (seorang manusia), maka jadilah dia. (*) (Apa yang telah Kami ceritakan itu), itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu. (*) Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): ¡°Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta. (QS. Ali Imran: 59 ¨C 61). Sabab Nuzul Ayat Al-Hafidz Ibnu Katsir menyebutkan keterangan dari Ibnu Ishaq dalam sirahnya, bahwa suatu ketika kota Madinah kedatangan tamu orang-orang nasrani dari daerah Najran. Diantara mereka ada 14 orang yang merupakan pemuka dan tokoh agama di Najran. dari 14 orang itu, ada 3 orang yang menjadi tokoh sentral: Aqib, gelarnya Abdul Masih. Dia pemuka kaum, yang memutuskan hasil musyawarah masyarakat. as-Sayid, dia pemimpin rombongan. Nama aslinya al-Aiham. Dan yang ketiga Abul Haritsah bin Alqamah. Dulunya orang arab, kemudian pindah ke Najran dan menjadi uskup di sana. Ketika mereka sampai di Madinah, Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam sedang melaksanakan shalat asar. Mereka kemudian masuk masjid dan shalat dengan menghadap ke timur. As-Sayid dan Aqib menjadi jubir mereka di hadapan Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam. ¡°Kalian mau mas
Started by Abu Prada Aisyah @
Hukum Donor ASI
Hukum Donor ASI Mau tanya ustdz, bagaimana hukum donor ASI dalam Islam. Sukron Jawab: Bismillah was shalatu was salamu ¡®ala Rasulillah, wa ba¡¯du, Islam membolehkan orang tua untuk menyusukan anaknya kepada wanita lain sesuai dengan kesepakatan mereka. Allah berfirman, ?????? ?????????? ???? ?????????????? ????????????? ????? ??????? ?????????? ????? ??????????? ??? ?????????? ?????????????? ¡°Jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan upah menurut yang patut.¡± (QS. al-Baqarah: 233) Hanya saja, ini akan memberikan konsekuensi adanya hubungan kemahraman, sebagaimana layaknya anak kandung. Dalam hadis dari Ibnu Abbas radhiyallahu ¡®anhuma, Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam bersabda, ???????? ???? ?????????? ??? ???????? ???? ????????? ¡°Persusuan itu menyebabkan terjadinya hubungan mahram, sama seperti mahram karena nasab.¡± (HR. Bukhari 2645) Karena itu, megenai hukum donor ASI, bisa kita berikan rincian, Pertama, donor ASI melalui bank ASI Pendapat yang benar, donor ASI melalui bank ASI tidak diperbolehkan. Karena bisa dipastikan akan terjadi ketidak jelasan, siapa pendonor, siapa penerima. Bisa jadi si A telah minum ASI si X, namun keduanya tidak tahu. Padahal secara hukum mereka sudah menjadi mahram. Sehingga si A tidak boleh menikah dengan semua saudara sepersusuan dengannya, termasuk semua anaknya si X. Tentu saja, ini dampak negatif yang besar bagi masalah ketertiban nasab di masyarakat. Selengkapnya bisa anda pelajari di: Seputar Asi dan Bank Asi Kedua, donor ASI langsung ke penerima Dibolehkan mendonorkan ASI langsung ke penerima, anak bayi yang membutuhkannya. Bahkan islam membolehkan untuk meminta bayaran kepada ayah si bayi, karena telah berjasa menyusui anaknya. ?????? ?????????? ???? ?????????????? ????????????? ????? ??????? ?????????? ????? ??????????? ??? ?????????? ?????????????? ¡°Jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan upah menurut yang patut.¡± (QS. al-Baqarah: 233) Apalagi ketika ini digratiskan maka statusnya amal soleh bagi sang ibu yang mendonorkan ASInya. Semoga Allah membalasnya dengan kebaikan. Hanya saja, sang ibu harus meminta izin kepada keluarga si bayi dan minta izin ke suaminya. Imam Ibnu Baz pernah ditanya tentang hukum seorang ibu menyusui anak orang lain tanpa izin suaminya, bolehkah? Jawab beliau, ?????? ??????? ?? ?? ???? ????? ??? ???? ??? ????? ????? ?????? ??? ??? ?? ??? ????? ?????, ??????? ??? ??????? ??? ?? ?? ???? ????? ??? ??????, ??? ??? ??? ????? ?? ?????? ???? ????, ?? ??? ???? ??? ???? ??????? ???? ??? ?????? ???????¡­. ??? ??? ?? ??? ???? Selayaknya seorang mukminah tidak menyusui bayi milik orang, kecuali dengan izin ortunya dan suaminya. Karena bisa jadi menyusui anak orang lain bisa membahayakan anaknya sendiri. Yang lebih hati-hati, jangan sampai menyusui anak orang lain, kecuali ada izin. Kecuali jika umumnya, suaminya ridha. Atau ASInya sisa banyak, dan ada kebutuhan mendesak untuk diberikan ke anak tetanggannya. insyaaAllah tidak masalah. Sumber: http://www.binbaz.org.sa/noor/11231 Allahu a¡¯lam Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com) Referensi: https://konsultasisyariah.com/28512-hukum-donor-asi.html
Started by Abu Prada Aisyah @
Hukum Shalat Malam, Tata Cara Melakukan Shalat Malam
HUKUM SHALAT MALAM Mayoritas ulama mengatakan bahwa hukum shalat malam adalah sunnah mu¡¯akkadah (yang sangat) ditekankan berdasarkan al-Qur-an, as-Sunnah dan ijma¡¯ kaum muslimin.[1] Dari ¡®Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu anhu menuturkan, bahwa Rasulullah Shallallahu ¡®alaihi wa sallam datang kepadanya dan kepada putri beliau, Fathimah, di malam hari, lalu beliau berkata, ¡°Mengapa kalian tidak shalat?¡± Aku (¡®Ali) berkata, ¡°Wahai Rasulullah, jiwa kami ada di tangan Allah, jika Allah berkehendak membangunkan kami (untuk shalat) tentu kami akan bangun.¡± Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam lalu pergi ketika kami mengatakan begitu dan beliau sama sekali tidak membalas kami hingga kemudian aku mendengarnya mengatakan sambil memukul pahanya. ??????? ??????????? ???????? ?????? ??????? ¡°Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah.¡± [Al-Kahfi: 54][2]. Dari ¡®Aisyah Radhiyallahu anhuma menuturkan, bahwa Rasulullah Shallallahu ¡®alaihi wa sallam shalat pada suatu malam di masjid lalu orang-orang bermakmum dengannya. Kemudian beliau shalat lagi pada malam berikutnya dan orang-orang yang shalat bersamanya bertambah banyak. Kemudian pada malam ketiga atau keempat orang-orang telah berkumpul, namun Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam tidak keluar untuk shalat bersama mereka. Ketika di pagi hari beliau berkata, ¡°Aku telah mengetahui apa yang kalian lakukan dan aku tidak keluar menemui kalian melainkan karena aku takut shalat ini akan diwajibkan atas kalian.¡± Peristiwa ini terjadi pada bulan Ramadhan.[3] Berdasarkan kedua hadits ini dan hadits-hadits lainnya al-Bukhari membuat sebuah bab dengan judul ¡°Tahriidhin Nabiy Shallallahu ¡®alaihi wa sallam ¡®ala Qayaamil Laili min Ghairi Iijaab¡± (Dorongan Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam untuk melakukan shalat malam tanpa mewajibkannya.) Ibnu Hajar berkata, ¡°Ibnu al-Munir mengatakan, judul bab ini mengandung dua hal; dorongan (untuk melakukan shalat malam) dan tidak mewajibkannya.¡±[4] Komentar saya, Pada mulanya shalat malam diwajibkan lalu hukum itu dihapuskan, (berikut penjelasannya): Dari Sa¡¯ad bin Hisyam Radhiyallahu anhu, ia bertanya kepada Ummul Mukminin ¡®Aisyah Radhiyallahu anhuma, ¡°Wahai Ummul Mukminin, ceritakanlah kepadaku tentang shalat malam yang dilakukan Rasulullah Shallallahu ¡®alaihi wa sallam?¡± ¡®Aisyah Radhiyallahu anhuma berkata, ¡°Bukankah kamu telah membaca ayat ini, ??????????? ????????????? ¡®Wahai orang yang berselimut?¡®¡± Aku menjawab, ¡°Ya.¡± ¡®Aisyah berkata, ¡°Sesungguhnya Allah telah mewajibkan shalat malam di awal surat ini, lalu Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam dan para Sahabatnya melakukannya selama setahun hingga telapak kaki mereka pecah-pecah. Akhir surat ini Allah tahan di atas langit selama dua belas bulan, lalu barulah Allah menurunkan keringanan di akhir surat ini, maka jadilah shalat malam tersebut shalat yang sunnah, untuk melengkapi shalat-shalat yang wajib.¡±[5] Ibnu ¡®Abbas Radhiyallahu anhuma menafsirkan firman Allah, (???? ???????? ?????? ???????? ) ¡°Bangunlah untuk shalat di malam hari kecuali sedikit daripadanya¡± dengan mengatakan, ¡°Allah memerintahkan Nabi-Nya dan kaum mukmin untuk melakukan shalat di malam hari kecuali sedikit daripadanya, lalu hal itu membuat berat mereka sehingga Allah meringankannya dan mengasihani mereka dengan menurunkan ayat, ?????? ??? ????????? ??????? ???????? ¡°Allah tahu bahwa di antara kalian ada orang-orang yang sedang sakit.¡± Dengan turunnya ayat ini Allah telah membuat mereka merasa lapang dan tidak sempit. Masa di antara turunnya dua ayat itu adalah setahun, yakni antara ayat, ??????????? ?????????????? ????? ???????? ¡°Wahai orang yang berselimut, bangunlah untuk melakukan shalat di malam hari.¡± Dan ayat ??????????? ??? ????????? ?????? ¡°Bacalah apa yang mudah bagimu¡± [6]hingga akhir surat. Dalil-Dalil Lain yang Menunjukkan Bahwa Shalat Malam Adalah Sunnah. Dari Ummu Salamah Radhiyallahu anhuma, ia menceritakan, bahwa Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam bangun pada suatu malam lalu beliau berkata: ????????? ????? ?????? ???????? ??????????? ???? ???????????? ?????? ???????? ???? ?????????????? ???? ???????? ????????? ??
Started by Abu Prada Aisyah @
RINGKASAN FIQIH ISLAM BAB TAUHID DAN IMAN
RINGKASAN FIQIH ISLAM BAB TAUHID DAN IMAN Hakekat dan inti tauhid adalah agar manusia memandang bahwa semua perkara berasal dari Allah Subhanahu wa Ta¡¯ala, dan pandangan ini membuatnya tidak menoleh kepada selainNya Subhanahu wa Ta¡¯ala tanpa sebab atau perantara. Seseorang melihat yang baik dan buruk, yang berguna dan yang berbahaya dan semisalnya, semuanya berasal dariNya Subhanahu wa Ta¡¯ala. Seseorang menyembahNya dengan ibadah yang mengesakanNya dengan ibadah itu dan tidak menyembah kepada yang lain. Buah hakekat iman adalah seseorang hanya boleh tawakkal kepada Allah Subhanahu wa Ta¡¯ala semata, tidak memohon kepada makhluk serta tidak memperdulikan celaan mereka. Ia ridha kepada Allah Subhanahu wa Ta¡¯ala, mencintaiNya dan tunduk kepada hukumNya. Baca selengkapnya Ringkasan Fiqih Islam Bab Tauhid dan Iman https://almanhaj.or.id/138255-ringkasan-fiqih-islam-bab-tauhid-dan-iman.html ? Video Pendek :: Wajib Mendakwahkan Dakwah Tauhid :: https://youtu.be/AqGb610zqrc :: Wajib Bersungguh-Sungguh Mendakwahkan Dakwah Tauhid dan Jangan Merasa Aman dari Adzab Allah :: https://youtu.be/5rBkS5N4Ozs :: Menuntut Ilmu Syar'i adalah Kunci Kebahagiaan Dunia dan Akhirat :: https://youtu.be/EbWaJaNXTNQ Tolong dibaca dan dengarkan sampai selesai, dan silahkan dishare. Mudah-mudahan bermanfaat dan mudah-mudahan Allah Ta¡¯aala memberikan Hidayah Taufiq kepada kaum muslimin untuk memahami Agama yang benar dan beramal dengan Ikhlas karena Allah dan Ittiba¡¯ kepada Rasulullah Shollallahu ¡®alaihi wa sallam. Jazaakumullahu khairan.
Started by Harits Suhail @
Makan dengan Tangan Kiri itu Haram?
Makan dengan Tangan Kiri itu Haram? Tanya tadz, apa hukum makan dengan tangan kiri? Apakah sampai haram? Terima kasih Jawab: Bismillah was shalatu was salamu ¡®ala Rasulillah, wa ba¡¯du, Ada kebiasaan unik di masyarakat kita. Kita sering melihat, para orang tua mengajari anaknya untuk melakukan yang paling ideal sesuai aturan syariat. Ketika makan dengan tangan kiri, mereka diingatkan. Ketika makan sambil berlari, mereka diingatkan. Memegang rokok, dilarang. Ketika TPA, mereka berbusana muslimah, meskipun yang mengantar berbusana ¡®tidak muslimah¡¯, padahal ibunya agamanya islam. dst. Kita ajari anak kita untuk selalu sesuai syariat, sementara orang tuanya terkadang merasa longgar untuk melanggar syariat. Padahal anak yang belum baligh tidak berdosa.Hukum Makan dengan Tangan Kiri Terdapat banyak hadis yang menunjukkan larangan makan dengan tangan kiri, Pertama, Ada perintah dari Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam Dari Umar bin Abi Salamah radhiyallahu ¡®anhuma, ketika beliau masih kecil pernah makan dengan kedua tangannya ¨C kanan-kiri. Kemudian diperingatkan oleh Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam, ??? ??????? ????? ??????? ? ?????? ??????????? ?????? ?????? ??????? ¡°Wahai anakku, sebutlah nama Allah, dan makanlah dengan tangan kananmu, serta makanlah yang ada di hadapanmu.¡± (HR. Bukhari 5376 & Muslim 2022) Kedua, meniru cara makannya setan Menyerupai setan hukumnya dilarang. Karena setan itu musuh, bukan kawan. Sehingga jangan diikuti. Dan meniru kebiasaan setan termasuk mengikuti langkah setan. Dari Ibnu Umar radhiyallahu ¡®anhuma, Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam bersabda, ????? ?????? ?????????? ???????????? ??????????? ??????? ?????? ???????????? ??????????? ??????? ???????????? ???????? ??????????? ?????????? ??????????? Apabila kalian makan, maka hendaknya makan dengan tangan kanannya. Jika minum maka hendaknya juga minum dengan tangan kanannya, karena setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya.¡± (HR. Muslim 2020, Abu Daud 3778 dan yang lainnya). As-Shan¡¯ani menjelaskan hadis Umar bin Abi Salamah, ??? ?????? ???? ??? ???? ????? ??????? ????? ?? ???? ?????? ?????? ??? ??? ???? ???? ???? ???? ??? ??????? ???? ?????? ????? ?????? ???? ??????? ???? ??? ??????? Dalam hadis di atas terdapat dalil wajibnya makan dengan tangan kanan, karena ada perintah untuk melakukannya. Hal ini diperkuat lagi, dimana Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam menyebutkan bahwa setan makan dengan tangan kiri dan minum dengan tangan kiri. Sementara perbuatan setan, haram untuk dilakukan manusia. (Subulus Salam, 3/159) Ketiga, didoakan keburukan oleh Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam Salamah bin al-Akwa¡¯ bercerita, Ada seseorang laki makan di samping Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wa sallam dengan tangan kirinya. Lalu Rasulullah bersabda, ???? ??????????? ¡°Makanlah dengan tangan kananmu!¡± Dia malah menjawab, ¡®Aku tidak bisa.¡¯ ????? ? ??? ??????????? ?. ??? ???????? ?????? ?????????. ????? ????? ????????? ????? ????? Beliau bersabda, ¡®Benar kamu tidak bisa?¡¯ -dia menolaknya karena sombong-. Setelah itu tangannya tidak bisa diangkat sampai ke mulutnya.¡± (HR. Muslim 2021) Ada 2 peringatan yang disampaikan Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam dalam hadis di atas, [1] Perintah untuk makan dengan tangan kanan [2] Doa buruk karena dia tidak segara melaksanakan perintah dengan alasan tidak bisa. As-Shan¡¯ani mengatakan, ??? ???? ??? ???? ???? ???? ??? ??? ?? ??? ?????? ???? ??? ?????? ?????? ??? ????? ???? ??? ????? ?? ?????? ???? ??????? ??? Dan Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wa sallam tidak mungkin mendoakan keburukan kecuali untuk orang yang meninggalkan kewajiban. Jika doa itu karena alasan orang itu bersikap sombong, memang ada kemungkinan demikian. Dan tidak jauh jika kita pahami bahwa doa itu karena kedua alasan tersebut. (Subulus Salam, 3/159). Mulai biasakan makan dengan tangan kanan, dan tinggalkan makan dengan tangan kiri¡­ Allahu a¡¯lam Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com) Referensi: https://konsultasisyariah.com/28596-makan-dengan-tangan-kiri-itu-haram.html
Started by Abu Prada Aisyah @
Biografi Imam Al-Qurthubi
Biografi Imam Al-Qurthubi Seorang penuntut ilmu yang menggeluti bidang tafsir pasti tidak asing dengan kitab berjudul, ¡°Al-Jaami Li Ahkam Al-Qur¡¯an¡±, sebuah kitab tafsir fenomenal yang sering disebut para ulama dan dijadikan referensi di dalam karya-karya mereka. ¡®Aisyah radhiyallahu ¡®anha pernah mengatakan, ??????? ????? ????? ????? ????? ????? ??????? ??? ???????? ?????? ??????????? ¡°Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wasallam memerintahkan kami untuk menempatkan orang sesuai dengan kedudukan mereka.¡± (Diriwayatkan oleh Abu Ya¡¯la dalam Musnad-nya, 8: 246; Abu Nu¡¯aim dalam Hilyatul Auliya¡¯, 4: 379; dan Al-Baihaqi dalam Asy-Syu¡¯ab, 7: 462) Sungguh aib bagi seseorang yang mengetahui judul sebuah kitab namun tidak mengetahui perihal penulis dan pengarangnya. Oleh karena itu, izinkan kami dalam artikel kali ini untuk berbagi pengetahuan mengenai kisah hidup dan perjalanan hidup penulis dari kitab ¡°Al-Jaami Li Ahkam Al-Qur¡¯an¡±, salah seorang imam besar tafsir yang pendapatnya menjadi acuan dan rujukan ulama¡¯ di berbagai bidang. Nama beliau adalah Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abi Bakr bin Farh Al-Anshari Al-Khazraji Al-Andalusi Al-Qurthubi, seorang ahli tafsir terkemuka dari belahan bumi Eropa, tepatnya dari semenanjung Iberia, yang saat ini terletak di negeri Spanyol dan Portugal. Tidak ada yg menyebutkan secara pasti kapan beliau dilahirkan, akan tetapi muhaqqiq kitab ¡°At-Tidzkar fi Afdal Al-Adzkar lil Qurthubi¡±, Basyir Uyun, memperkirakan bahwa beliau lahir sekitar akhir abad ke-6 atau awal abad ke-7 Hijriah.Masa kecil dan pendidikan beliau Beliau rahimahullah lahir dan besar di Cordoba, Andalusia, pada masa kepemimpinan dinasti Al-Muwahhidun. Beliau menetap di Andalusia hingga mendapati runtuhnya Andalusia yang jatuh ke tangan bangsa Franka pada tahun 633 Hijriah. Lalu beliau meninggalkan tanah kelahirannya tersebut dan berpindah ke Mesir dan menetap di sana. Pada saat itu, Mesir menjadi pusat keilmuan Islam, sehingga beliau dimungkinkan untuk menimba ilmu dan belajar dari ulama-ulama besar di sana hingga wafat. Di dalam kitab Nafhu At-Thayyib disebutkan, ¡°Dan telah masyhur diketahui bahwa Andalusia, khususnya Cordoba, adalah kiblat, pusat peradaban, tempat berdiamnya dan tinggalnya orang-orang yang memiliki keutamaan dan ketakwaan, tanah air bagi orang-orang berilmu dan bijaksana, jantung wilayah, sumber mata air ilmu pengetahuan yang memancar, dan dari ufuknya muncul bintang-bintang yang menerangi bumi, yaitu tokoh-tokoh di zamannya, para ksatria syair dan prosa. Dan di sanalah karya-karya besar diciptakan, dan berbagai karya dalam berbagai bidang ilmu disusun. Telah masyhur pula bahwa Andalusia adalah negeri yang paling banyak memiliki buku, dan penduduknya adalah orang-orang yang paling peduli dengan perpustakaan, dan merupakan pusat perbelanjaan kitab yang paling laris. Sampai-sampai dikatakan, ¡°Jika ada seorang ilmuwan meninggal di Seville dan buku-bukunya ingin dijual, maka buku-buku itu dibawa ke Cordoba untuk dijual di sana.¡± Sejak kecil, Imam Al-Qurthubi sangat mencintai ilmu agama dan bahasa Arab. Di C¨®rdoba beliau belajar bahasa Arab, syair, serta Al-Qur¡¯an. Ia memperoleh wawasan luas dalam bidang ilmu fikih, ilmu nahwu, dan ilmu qira¡¯at dari para ulama terkenal di zamannya. Setelah ayahnya wafat pada tahun 627 H, ia hidup mandiri dan pernah bekerja sebagai pengangkut batu bata untuk pembuatan tembikar, salah satu industri tradisional di C¨®rdoba saat itu.Perangai dan akhlak beliauSederhana Imam Al-Qurthubi rahimahullah dikenal sebagai sosok yang zuhud dan wara¡¯. Para sejarawan banyak memuji dan menyanjungnya karena sikap beliau yang menjauhi dunia dan hanya fokus pada kehidupan akhirat. Ibnu Farhun berkata, ¡°Ia termasuk hamba Allah yang saleh, ulama yang bertakwa, serta menjauhi kesenangan dunia dan sibuk dengan urusan akhirat.¡± (Ad-Diibaj Al-Madzhab, hal. 671) Dalam kitab-kitabnya, beliau sering memberikan kritik terhadap penyimpangan moral, ketidakadilan, dan jauhnya masyarakat dari norma agama pada zamannya. Bukti kezuhudan beliau juga terlihat dalam karyanya seperti ¡°Manhaj Al-Ubbad wa Mahajjah As-Saali
Started by Abu Prada Aisyah @
Kencing di Tempat Umum Mengundang Laknat
Kencing di Tempat Umum Mengundang Laknat Assalamualaikum ustadz, di tmpt2 wisata kami sering mendapati jalan yg bau pesing. Mohon arahan dan bimbingannya agar tindakan tidak menjadi kebiasaan atau dianggap ringan oleh masyarakat Ustadz. Semoga jawaban ust bisa dibaca dan diterima mereka. Trmksh. Dari : Hamba Allah, di Bantul. Jawaban: Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. Bismillah wal hamdulillah was sholaatu was salaamu ¡®ala rasulillah wa ba¡¯du. Hadis riwayat Imam Ahmad rahimahullah dari sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu¡¯anhuma di bawah ini telah menjawab pertanyaan di atas. Bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda ????? ??????? ?????? ¡°Hati-hati kalian dari tiga sebab laknat.¡± ???: ?? ??????? ?? ???? ????? ¡°Apa gerangan sebab-sebab laknat itu ya Rasulullah?¡± Tanya seorang sahabat. Nabi shallallahu alaihi wa sallam menjawab, ?? ???? ????? ?? ?? ?????????? ?? ?? ?? ???? ?? ?? ??? ??? ¡°Seorang buang hajat di tempat berteduh orang-orang, di jalan, atau di genangan air.¡± (Dinilai Hasan oleh Syaikh Al-Albani) Demikian pula ada hadis riwayat Imam Abu Dawud rahimahullah dari sahabat Mu¡¯adz bin Jabal, ????? ??????? ???????: ?????? ?? ??????? ?????? ?????? ????? ¡°Bertakwalah kalian dari tiga sebab laknat yaitu buang hajat di: ¨C tempat air mengalir (untuk kebutuhan konsumsi manusia) ¨C jalan ¨C dan tempat berteduh.¡° Yang dimaksud dapat menyebabkan laknat adalah orang yang kencing atau buang hajat di tempat umum bisa mendapatkan laknat dari dua sisi: Pertama, laknat dari Allah ta¡¯ala. Kedua, laknat dari manusia yang terdzolimi. Sebagaimana dijelaskan dalam Fatawa Syabakah Islamiyyah nomor 38199, ????? ¡°???????¡± ??? ?????? ??? ?????? ???? ???? ???? ???? ??????? ?? ???? ???? ??? ?????? ?????? ?? ???? ?????? ¡°Malaa¡¯in adalah jamak dari kata mal¡¯anah, maknanya adalah perbuatan yang dapat menyebabkan pelakunya mendapat laknat, laknat dari Allah dan dari manusia.¡± Laknat dari Allah karena tindakan tersebut adalah tindakan dosa besar. Adapun laknat dari manusia, disebabkan mereka terdzolimi oleh najis dan aroma pesing dari bekas air seninya. Sementara doa orang yang terdzolimi adalah mustajab. Bahkan dari orang kafir sekalipun, apalagi dari orang mukmin. Sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu¡¯anhuma pernah menceritakan pesan Nabi shallallahu alaihi wa sallam kepada sahabat Mu¡¯adz bin Jabal, ketika mengutus beliau berdakwah ke negeri Yaman, yang penduduknya ketika itu menganut agama Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani), ?????? ???????? ???????????? ?????????? ?????? ????????? ???????? ????? ??????? Hati-hati kamu dari doanya orang yang terdzolimi, karena sesungguhnya tak ada penghalang antara doa mereka dengan Allah. (HR. Bukhori dan Muslim) Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rahimahullah menerangkan, ???? ???? ???? ???? ?????? ???? ?????? ??? ??? ??? ??????? ????? ? ?????? ? ?? ??? ???? ????? ?????? ???? ?????? ?? ??? ?????? ? ???? ??? ????? ¡°Jika anda sebagai pihak terdzolimi mendoakan keburukan kepada pelaku kedzaliman, maka doa anda akan diijabahi Allah. Meskipun seandainya pihak yang terdzolimi itu adalah orang kafir. Anda dzolimi orang kafir, lalu dia berdoa buruk untuk anda, maka Allah akan kabulkan doanya. Bukan karena sayang kepada kafir, tapi karena Allah sayang pada keadilan.¡± (Syarah Riyadussholihin karya Ibnu ¡®Utsaimin hal. 616 jilid 4, penerbit : Madar Al-Wathon, Riyadh, tahun. 1426 H) Demikian. Semoga Allah menambahkan hidayah untuk kita. *** Dijawab oleh: Ustadz Ahmad Anshori, Lc. (Alumni Universitas Islam Madinah, Pengajar di PP Hamalatul Quran Jogjakarta dan Pengasuh Thehumairo.com) Referensi: https://konsultasisyariah.com/36874-kencing-di-tempat-umum-mengundang-laknat.html
Started by Abu Prada Aisyah @
Bangun Mepet Terbit Matahari, Bolehkah Tayamum?
Bangun Mepet Terbit Matahari, Bolehkah Tayamum? Ada orang bangun pagi jam 5.15, ketika dia lihat jam yang ada jadwal waktu shalat, ternyata terbit matahari jam 5.17. sehingga bisa dipastikan jika dia ke kamar mandi untuk buang air dan wudhu, dia pasti shalat subuhnya telat, keluar waktu. Apakah dia boleh tayamum? Jawab: Bismillah was shalatu was salamu ¡®ala Rasulillah, wa ba¡¯du, Ulama berbeda pendapat mengenai kasus orang yang dihadapkan pada 2 pilihan: (a) Berwudhu atau mandi namun shalatnya di luar waktu. (b) Tayamum dan shalatnya tepat waktu meskipun hanya mendapat satu rakaat. Misalnya, ketika masuk waktu subuh, si A tidak menjumpai air, dan dia mendapat info bahwa dalam perjalanan jarak 3 km ada sumur. Sementara si A hanya jalan kaki dan diperkirakan jika dia menuju sumur itu, maka dia sampai di tujuan, matahari sudah terbit. Si A dihadapkan pada 2 pilihan, Pertama, tayamum sehingga dia bisa shalat tepat waktu. Kedua, menuju sumur itu untuk mendapatkan air namun dia bisa telat shalatnya. Ada 2 pendapat ulama dalam menjawab masalah ini. Pertama, menurut jumhur ulama, si A harus tetap menuju sumur itu agar bisa berwudhu menggunakan air. Kedua, si A harus tayamum agar bisa shalat tepat waktu. Ini merupakan pendapat sebagian Malikiyah dan Imam Zufar ¨C salah satu murid senior Abu Hanifah. Berikut keterangan beberapa ulama dari berbagai madzhab. [1] Keterangan Zakariya al-Anshari ¨C ulama Syafiiyah ¨C, ????? ???? ????? ?? ??? ?????? -?? ???? ????? ? ?? ???? ???? ?? ?????? ???? ??? ????? ????? Kondisinya berbeda dengan orang yang menemukan air. Apabila dia khawatir waktu shalat akan berakhir jika dia berwudhu dengan air, maka dia tetap tidak boleh tayamum. Karena dia bukan orang yang tidak menjumpai air. (Asna al-Mathalib Syarh Raudhah at-Thalib, 1/402). Karena di antara syarat bolehnya tayamum adalah tidak menjumpai air. [2] Keterangan Ibnu Qudamah ¨C ulama Hambali ¨C, ???? ??? ????? ?????? ??? ??? ??? ????? ??????? ????????? ??? ????? ?? ??? ?? ?????? ? ???? ??? ?????? ?? ?????? ? ?? ??? ???? ??? ????? Apabila masih ada air, hanya saja jika si A mencarinya maka waktu shalat akan habis, maka dia tidak boleh tayamum. Baik di posisi sedang mukim maupun safar ¨C menurut pendapat mayoritas ulama. (al-Mughni, 1/301). [3] Keterangan Ibnu Nujaim ¨C ulama Hanafiyah ¨C, ?? ??? ?????? ???? ??? ???? ?????? ????? ??????? ????? ???? ?????? ???? ??? ??? ?????? ??? ????? ?????? ?? ???? ???? ???? ??? ??? ?????? Tidak boleh tayamum karena khawatir ketinggalan jumatan atau keluar waktu shalat wajib. Boleh tayamum apabila tidak bisa menggunakan air ¨C baik secara hakiki atau secara hukmi. Meskipun dalam hal ini ada pendapat yang berbeda dari Zufar. (al-Bahr ar-Raiq, 1/167). [4] Keterangan al-Hatthab ¨C ulama Malikiyah ¨C, ?????? ??????? ??? ??? ???? ????? ???? ??????? ?? ???? ??? ?? ???? ??????? ????? ??? ???? ??? ?????? ???? ?????? ??????? ?? ????????? Pendapat yang membolehkan tayamum ketika dikhawatirkan keluar waktu shalat jika menggunakan air merupakan pendapat yang diriwayatkan oleh al-Abhari dari Imam Malik sesuai nukilan al-Maziri dan yang lainnya. Dan ini merupakan pendapat Ibnul Qasshar, Abdul Wahab, dan yang lainnya dari kalangan ulama Iraq. (Mawahib al-Jalil, 1/494). Pendapat yang lebih mendekati kebenaran adalah pendapat jumhur ulama, bahwa orang yang khawatir keluar waktu shalat jika harus berwudhu atau mandi junub, sementara dia memiliki air, dia tidak boleh tayamum dan tetap wajib wudhu atau mandi junub. Karena itu, orang yang telat bangun hingga mepet terbit matahari sementara dia hendak shalat subuh, maka dia tetap harus berwudhu dan tidak boleh tayamum. Apakah dia harus langsung berwudhu? Bolehkah buang air kecil dulu? Jawab: Boleh baginya untuk menyelesaikan hajatnya karena jika tidak, akan mengganggu shalatnya. Demikian. Allahu a¡¯lam Dijawab oleh: Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com) Referensi: https://konsultasisyariah.com/36787-bangun-mepet-terbit-matahari-bolehkah-tayamum.html
Started by Abu Prada Aisyah @
Keutamaan Puasa
KEUTAMAAN PUASA Oleh Syaikh Salim bin ¡®Ied Al-Hilaaly Syaikh Ali Hasan Ali Abdul Hamid Banyak sekali ayat yang tegas dan muhkam (qath¡¯i) dalam Kitabullah yang mulia, memberikan anjuran untuk puasa sebagai sarana untuk taqarrub kepada Allah ¡®Azza wa Jalla dan juga menjelaskan keutamaan-keutamaannya, seperti firman Allah. ????? ?????????????? ???????????????? ???????????????? ???????????????? ??????????????? ??????????????? ??????????????? ??????????????? ??????????????? ??????????????? ??????????????? ??????????????? ??????????????????? ??????????????????? ??????????????? ??????????????? ??????????????? ??????????? ??????????????? ??????????????? ??????? ???????? ??????????????? ??????? ??????? ?????? ?????????? ????????? ???????? ¡°Sesungguhnya kaum muslimin dan muslimat, kaum mukminin dan mukminat, kaum pria yang patuh dan kaum wanita yang patuh, dan kaum pria serta wanita yang benar (imannya) dan kaum pria serta kaum wanita yang sabar (ketaatannya), dan kaum pria serta wanita yang khusyu¡¯, dan kaum pria serta wanita yang bersedekah, dan kaum pria serta wanita yan berpuasa, dan kaum pria dan wanita yang menjaga kehormatannya (syahwat birahinya), dan kaum pria serta wanita yang banyak mengingat Allah, Allah menyediakan bagi mereka ampunan dan pahala yang besar¡± [A-Ahzab/33 : 35] Dan firman Allah. ?????? ????????? ?????? ?????? ? ???? ???????? ??????????? ¡°Dan kalau kalian puasa, itu lebih baik bagi kalian kalau kalian mengetahuinya¡± [Al-Baqarah/2 : 184] Rasulullah Shallallahu ¡®alaihi wa sallam telah menjelaskan dalam hadits yang shahih bahwa puasa adalah benteng dari syahwat, perisai dari neraka. Allah Tabaraka wa Ta¡¯ala telah mengkhususkan satu pintu surga untuk orang yang puasa. Puasa bisa memutuskan jiwa dari syahwatnya, menahannya dari kebiasaan-kebiasaan yang jelek, hingga jadilah jiwa yang tenang. Inilah pahala yang besar, keutamaan yang agung ; dijelaskan secara rinci dalam hadits-hadits shahih berikut ini, dijelaskan dengan penjelasan yang sempurna. 1. Puasa Adalah Perisai[1] Rasulullah Shallallahu ¡®alaihi wa sallam menyuruh orang yang sudah kuat syahwatnya dan belum mampu untuk menikah agar berpuasa, menjadikannya sebagai wijaa¡¯[2] bagi syahwat ini, karena puasa menahan kuatnya anggota badan hingga bisa terkontrol, menenangkan seluruh anggota badan, serta seluruh kekuatan (yang jelek) ditahan hingga bisa taat dan dibelenggu dengan belenggu puasa. Telah jelas bahwa puasa memiliki pengaruh yang menakjubkan dalam menjaga anggota badan yang dhahir dan kekuatan bathin. Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu ¡®alaihi wa sallam bersabda. ???????????????????? ???? ?????????? ???????? ?????????? ??????????????? ????????? ??????? ?????????? ?????????? ?????????? ?????? ???? ?????????? ?????????? ??????????? ????????? ???? ??????? ¡°Wahai sekalian para pemuda, barangsiapa di antara kalian telah mampu ba¡¯ah[3] hendaklah menikah, karena menikah lebih menundukkan pandangan, dan lebih menjaga kehormatan. Barangsiapa yang belum mampu menikah, hendaklah puasa karena puasa merupakan wijaa¡¯ (pemutus syahwat) baginya¡± [Hadits Riwayat Bukhari 4/106 dan Muslim no. 1400 dari Ibnu Mas¡¯ud] Rasulullah Shallallahu ¡®alaihi wa sallam telah menjelaskan bahwa surga diliputi dengan perkara-perkara yang tidak disenangi, dan neraka diliputi dengan syahwat. Jika telah jelas demikian -wahai muslim- sesungguhnya puasa itu menghancurkan syahwat, mematahkan tajamnya syahwat yang bisa mendekatkan seorang hamba ke neraka, puasa menghalangi orang yang puasa dari neraka. Oleh karena itu banyak hadits yang menegaskan bahwa puasa adalah benteng dari neraka, dan perisai yang menghalangi seseorang dari neraka. Bersabda Rasulullah Shallallahu ¡®alaihi wa sallam. ??? ???? ?????? ???????? ??????? ??? ???????? ??????? ????????????? ??????? ???????? ???????? ???? ???????? ?????????? ????????? ¡°Tidaklah seorang hamba yang puasa di jalan Allah kecuali akan Allah jauhkan dia (karena puasanya) dari neraka sejauh tujuh puluh musim¡± [Hadits Riwayat Bukhari 6/35, Muslim 1153 dari Abu Sa¡¯id Al-Khudry, ini adalah lafadz Muslim. Sabda Rasulullah : ¡°70 musim¡± yakni : perjalanan
Started by Abu Prada Aisyah @
Berwasiat Warisan Dibagi Secara Tertentu, Haruskah Diikuti?
KEDUA ORANG TUANYA SEBELUM MENINGGAL BERWASIAT TENTANG PEMBAGIAN HARTA WARISAN DENGAN CARA TERTENTU, APAKAH HARUS DIIKUTI? Pertanyaan Ibuku meninggal dunia pada tahun lalu, kami tidak dapat membagi harta warisan, karena semuanya dibawah kendali ayahku. Akan tetapi ayahku juga meninggal dunia pada tanggal enam Dzulhijjah. Kami tiga saudara perempuan dan satu saudara laki-laki. Dahulu ibuku memerintahkan agar kami para wanita diberi semua perhiasan peninggalan beliau. Sementara saudara laki-lakinya mengambil rumah. Sehingga semua harta warisan telah terbagikan dengan sama (menurut pendapat ibu). Kami tidak mengetahui apa yang seharusnya kami lakukan, apakah harta warisan dibagi sesuai dengan agama atau sesuai dengan keinginan orang tuaku? Saya mohon penjelasannya dan terima kasih. Jawaban Alhamdulillah. Jika ayah dan ibu tidak membagi harta warisan mereka sewaktu masih hidupnya, dimana setiap orang telah mengambil semua bagiannya dan dapat mempergunakan seperti orang yang telah memilikinya, maka apa yang dikatakannya termasuk wasiat. Sementara wasiat kepada ahli waris itu tidak dapat dilaksakanan kecuali dizinkan oleh ahli waris lainnya. Kalau semua ahli waris yang telah balig dan bijak itu merelakan dengan wasiat, maka hal itu tidak mengapa. Kalau sekiranya anda semua ingin dibagi sesuai dengan pembagian agama, maka terserah anda. Tidak harus melaksanakan wasiat, karena wasiat untuk ahli waris, asalnya tidak diperbolehkan. Kalau hal itu terjadi, tidak dapat dilaksanakan kecuali dengan kerelaan semua ahli waris. Diriwayatkan oleh Abu Daud, 2870. Tirmizi, 2120. Nasa¡¯i, 4641. Ibnu Majah, 2713 dari Abu Umamah berkata, saya mendengar Rasulullah sallallahu¡¯alihi wa sallam bersabda: ????? ??????? ???? ??????? ????? ??? ????? ??????? ????? ????????? ????????? (??????? ???? ???????? ?? ???? ??? ????) ¡°Sesungguhnya Allah telah memberikan haknya (masing-masing) kepada semua pemilik hak, maka tidak ada wasiat bagi ahli waris.¡± (Hadits dishahihkan oleh Al-Albany dalam shahih Abu Daud) Diriwayatkan oleh Ad-Daruqutny dari hadits Ibnu Abbas radhiallahu¡¯anhuma. ??? ??????? ????????? ????????? ?????? ???? ?????? ?????????? ¡®Tidak diperkenankan wasiat untuk ahli waris, kecuali ahli waris menghendakinya (merelakannya).¡¯ (Dihasankan oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Bulugul Maram) Wallahu¡¯alam Disalin dari islamqa WARISAN BELUM DIBAGIKAN OLEH ORANG TUA, SEMENTARA SAUDARA-SAUDARA PEREMPUANNYA TIDAK MENDAPATKAN (BAGIAN). APAKAH HARUS DIULANGI PEMBAGIANNYA? Pertanyaan Kakekku telah meninggal dunia sejak lama dan meninggalkan beberapa gedung. Ayahku adalah anak laki-laki satu-satunya dan mempunyai empat saudara perempuan, salah satu saja dari mereka yang telah menikah. Setelah kematian kakekku ayahku belum membagi sebagaimana yang diajarkan oleh agama, akan tetapi beliau mengeluarkan harta untuk menikahkan saudari-saudarinya. Ayahku juga telah membangunkan rumah untuknya, dan untuk saudarinya yang belum menikah. Agar ayahku dapat membangun rumah, maka beliu menjual semua gedung yang diwariskan dari kakekku. Setelah itu beliau sakit terbaring hingga meninggal dunia. Sekarang kami ada empat anak perempuan dari ayahku. Sementara kami telah menjual rumah dan membeli (rumah) lain di kota lain. Yang menggangguku sekarang adalah kekhawatiran bahwa ayahku akan dibalas terhadap prilaku terhadap harta ayahnya karena beliau tidak membaginya sebagaimana perintah Allah Ta¡¯ala antara beliau dan saudara-saudara perempuannya. Apa yang harus saya lakukan sekarang. Apakah kami jual rumah kami dan kami berikan kepada salah seorang saudara perempuan ayah kami? Perlu anda ketahui bahwa tiga dari kami sekarang telah menikah di rumah ini yang kami belinya. Sementara ibuku hidup bersama saudariku yang belum menikah juga. Saya mohon balasan untuk saya, apa yang selayaknya saya lakukan agar ayahku tidak dihukum terhadap apa yang telah dilakukannya. Jawaban Alhamdulillah. Seharusnya warisan kakek anda dibagikan kepada semua ahli waris sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah Ta¡¯ala. Untuk laki-laki dua bagian dari wanita. Hendaknya dilihat, jika orang tua anda membayar dari
Started by Abu Prada Aisyah @
Current Image
Image Name
Sat 8:39am