¿ªÔÆÌåÓý

ctrl + shift + ? for shortcuts
© 2025 ¿ªÔÆÌåÓý

Biografi Imam Al-Qurthubi


 

Biografi Imam Al-Qurthubi


Seorang penuntut ilmu yang menggeluti bidang tafsir pasti tidak asing dengan kitab berjudul,?¡°Al-Jaami Li Ahkam Al-Qur¡¯an¡±, sebuah kitab tafsir fenomenal yang sering disebut para ulama dan dijadikan referensi di dalam karya-karya mereka.

pernah mengatakan,

???????? ????? ????? ????? ????? ????? ??????? ??? ???????? ?????? ???????????

¡°Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wasallam memerintahkan kami untuk menempatkan orang sesuai dengan kedudukan mereka.¡±?(Diriwayatkan oleh Abu Ya¡¯la dalam?Musnad-nya, 8: 246; Abu Nu¡¯aim dalam?Hilyatul Auliya¡¯,?4: 379; dan??dalam?´¡²õ²â-³§²â³Ü¡¯²¹²ú,?7: 462)

Sungguh aib bagi seseorang yang mengetahui judul sebuah kitab namun tidak mengetahui perihal penulis dan pengarangnya. Oleh karena itu, izinkan kami dalam artikel kali ini untuk berbagi pengetahuan mengenai kisah hidup dan perjalanan hidup penulis dari kitab?¡°Al-Jaami Li Ahkam Al-Qur¡¯an¡±,?salah seorang imam besar tafsir yang pendapatnya menjadi acuan dan rujukan ulama¡¯ di berbagai bidang.

Nama beliau adalah Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abi Bakr bin Farh Al-Anshari Al-Khazraji Al-Andalusi Al-Qurthubi, seorang ahli tafsir terkemuka dari belahan bumi Eropa, tepatnya dari semenanjung Iberia, yang saat ini terletak di negeri Spanyol dan Portugal.

Tidak ada yg menyebutkan secara pasti kapan beliau dilahirkan, akan tetapi?muhaqqiq?kitab?¡°At-Tidzkar fi Afdal Al-Adzkar lil Qurthubi¡±,?Basyir Uyun, memperkirakan bahwa beliau lahir sekitar akhir abad ke-6 atau awal abad ke-7 Hijriah.

Masa kecil dan pendidikan beliau

Beliau?rahimahullah?lahir dan besar di Cordoba, Andalusia, pada masa kepemimpinan dinasti Al-Muwahhidun. Beliau menetap di Andalusia hingga mendapati runtuhnya Andalusia yang jatuh ke tangan bangsa Franka pada tahun 633 Hijriah. Lalu beliau meninggalkan tanah kelahirannya tersebut dan berpindah ke Mesir dan menetap di sana. Pada saat itu, Mesir menjadi pusat keilmuan Islam, sehingga beliau dimungkinkan untuk menimba ilmu dan belajar dari ulama-ulama besar di sana hingga wafat.

Di dalam kitab?Nafhu At-Thayyib?disebutkan,

¡°¶Ù²¹n telah masyhur diketahui bahwa Andalusia, khususnya Cordoba, adalah kiblat, pusat peradaban, tempat berdiamnya dan tinggalnya orang-orang yang memiliki keutamaan dan ketakwaan, tanah air bagi orang-orang berilmu dan bijaksana, jantung wilayah, sumber mata air ilmu pengetahuan yang memancar, dan dari ufuknya muncul bintang-bintang yang menerangi bumi, yaitu tokoh-tokoh di zamannya, para ksatria syair dan prosa. Dan di sanalah karya-karya besar diciptakan, dan berbagai karya dalam berbagai bidang ilmu disusun. Telah masyhur pula bahwa Andalusia adalah negeri yang paling banyak memiliki buku, dan penduduknya adalah orang-orang yang paling peduli dengan perpustakaan, dan merupakan pusat perbelanjaan kitab yang paling laris. Sampai-sampai dikatakan, ¡°Jika ada seorang ilmuwan meninggal di Seville dan buku-bukunya ingin dijual, maka buku-buku itu dibawa ke Cordoba untuk dijual di sana.¡±

Sejak kecil, Imam Al-Qurthubi sangat mencintai ilmu agama dan bahasa Arab. Di C¨®rdoba beliau belajar bahasa Arab, syair, serta Al-Qur¡¯an. Ia memperoleh wawasan luas dalam bidang ilmu fikih, ilmu nahwu, dan ilmu?±ç¾±°ù²¹¡¯²¹³Ù?dari para ulama terkenal di zamannya. Setelah ayahnya wafat pada tahun 627 H, ia hidup mandiri dan pernah bekerja sebagai pengangkut batu bata untuk pembuatan tembikar, salah satu industri tradisional di C¨®rdoba saat itu.

Perangai dan akhlak beliau

Sederhana

Imam Al-Qurthubi?rahimahullah?dikenal sebagai sosok yang zuhud dan?·É²¹°ù²¹¡¯.?Para sejarawan banyak memuji dan menyanjungnya karena sikap beliau yang menjauhi dunia dan hanya fokus pada kehidupan akhirat. Ibnu Farhun berkata,?¡°Ia termasuk hamba Allah yang saleh, ulama yang bertakwa, serta menjauhi kesenangan dunia dan sibuk dengan urusan akhirat.¡±?(Ad-Diibaj Al-Madzhab,?hal. 671)

Dalam kitab-kitabnya, beliau sering memberikan kritik terhadap penyimpangan moral, ketidakadilan, dan jauhnya masyarakat dari norma agama pada zamannya. Bukti kezuhudan beliau juga terlihat dalam karyanya seperti?¡°Manhaj Al-Ubbad wa Mahajjah As-Saalikin Az-Zuhhad¡±?dan?¡°At-Tadzkirah bi Ahwal Al-Mauta wa Umuur Al-Aakhirah.¡±

Imam Al-Qurthubi tidak hidup dalam kemewahan. Ia memakai pakaian sederhana dan tidak berlebihan dalam berpenampilan, yang artinya menunjukkan bahwa ia tidak tergoda oleh kekayaan dunia.

Berani dan teguh di atas kebenaran

Imam Al-Qurthubi adalah sosok yang pemberani, beliau tidak takut menyampaikan kebenaran, memberikan nasihat kepada penguasa di zamannya yang menyimpang dari jalan yang lurus; baik itu melakukan kezaliman, menerima suap, ataupun lebih mengutamakan non-muslim dalam pemerintahan.

Dalam kitabnya,?At-Tadzkirah,?beliau menulis,

??? ?? ?????? ???? ?????? ??? ?????? ??? ????? ??????? ??? ?????? ??? ??????? ?? ?????? ?????? ???????? ???? ???? ???? ??????? ???? ????? ?????? ????? ????? ?? ???? ????? ??? ???? ????? ??????? ??? ????? ???????? ??? ????? ???????? ????? ???????? ????? ((?????? ???? ???????? ????? ???????? ??????? ??????????? ???? ?????????????)).

¡°Inilah zaman di mana kebatilan mengalahkan kebenaran, budak menguasai orang merdeka, hukum dijual,?dan para penguasa rida dengan hal itu dari mereka, maka hukum menjadi sama dengan pungutan liar, dan kebenaran diputarbalikkan sehingga tidak tercapai hukum yang benar. Para penegak hukum pun tidak berdaya karena hal tersebut. Mereka mengganti agama Allah serta mengubah hukum Allah, mereka gemar mendengar kebohongan dan memakan yang haram. Kemudian beliau membacakan firman Allah (yang artinya), ¡°Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.¡± (QS. Al-Maidah: 44).¡±

Disiplin dan tekun dalam menuntut ilmu

Imam Al-Qurthubi menghabiskan seluruh hidupnya untuk belajar, mengajar, dan menulis tanpa mengenal lelah. Para sejarawan menggambarkannya sebagai orang yang waktunya diisi dengan ibadah, penelitian, dan menulis karya ilmiah.

Beliau sangat gemar membaca dan mengumpulkan buku. Beliau banyak mengutip dari kitab-kitab ulama besar seperti Ibnu?¡¯´¡²ú»åi Al-Barr dan Ibn Al-¡¯Arabi.

Jujur dan amanah dalam keilmuan

Beliau dikenal sangat jujur dalam keilmuan. Beliau selalu menulis dan mencantumkan sumber pendapat yang ia ambil dan menyebut nama pemilik aslinya. Beliau menyampaikan di dalam kitab tafsirnya,

????? ?? ??? ?????? ????? ??????? ??? ???????? ????????? ??? ???????? ???? ????: ?? ???? ????? ?? ???? ??? ?????

¡°¶Ù²¹n syaratku dalam kitab ini, aku berusaha menisbatkan dan menyandarkan setiap pendapat kepada pemiliknya dan setiap hadis kepada perawinya, karena pernah dikatakan bahwa salah satu keberkahan ilmu adalah dengan menyandarkan sebuah perkataan kepada pemiliknya.¡±?(Al-Jami¡¯ li Ahkam al-Qur¡¯an al-Karim,?1: 3)

Baca juga:?

Guru-guru Imam Al-Qurthubi

Secara umum, guru-guru beliau dapat kita bagi berdasarkan tempatnya menjadi 2 tempat:

Guru-guru beliau di Andalusia

Ibnu Abi Hujjah

Beliau adalah Syekh Abu Ja¡¯far Ahmad bin Muhammad Al-Qaisi, yang dikenal sebagai Ibnu Abi Hujjah, yang berasal dari Cordoba.

Beliau memimpin pengajaran Al-Qur¡¯an dan bahasa Arab, dan pindah ke Sevilla setelah jatuhnya Cordoba. Beliau ditawan oleh orang-orang Romawi di laut, disiksa, dan meninggal dunia setelah itu di Mallorca. Di antara karya-karyanya adalah:?¡°Tasdid al-Lisan li-Dzikr Anwa¡¯ Al-Bayan¡±?(Pelurusan Lidah dalam Menyebutkan Jenis-Jenis Penjelasan);?¡°Tafhim Al-Qulub Aayaat ¡®Allam Al-Ghuyub¡±?(Memahamkan Hati tentang Ayat-Ayat Sang Maha Mengetahui yang Gaib);?¡°Mukhtashar At-Tabshirah fi Al-²Ï¾±°ù²¹¡¯²¹³Ù¡±?(Ringkasan?Al-Tabshirah?dalam?²Ï¾±°ù²¹¡¯²¹³Ù).

Imam Al-Qurthubi memperoleh 7 sanad?±ç¾±°ù²¹¡¯²¹³Ù?dari gurunya ini. Beliau adalah guru pertama yang ditanya oleh Imam Al-Qurthubi tentang tatacara memandikan dan menyalatkan jenazah ayahnya, yang terbunuh dalam serangan mendadak yang dilancarkan musuh ke Cordoba.

Al-Qurthubi berkata,?¡°Saya bertanya kepada guru kami, ahli ±ç¾±°ù²¹¡¯²¹³Ù, Ustadz Abu Ja¡¯far Ahmad, yang dikenal sebagai Abu Hujjah, dan beliau menjawab, ¡®Mandikan dan salatkanlah jenazahnya, karena ayahmu tidak terbunuh karena ikut berperang dalam pertempuran antara dua barisan ¡­'¡±?(Al-J¨¡mi¡¯ li Ahk¨¡m al-Qur¡¯an;?karya Al-Qurthubi, 4: 272. Masalah kelima dari tafsir ayat 169 dan 170 dari Surah Ali Imran)

Ibnu Abi Hujjah wafat pada tahun 643 H.

Ibnu Ubay

Rabi¡¯ bin Ahmad bin Rabi¡¯ Al-Asywi, berasal dari Cordoba dan merupakan seorang hakim di sana. Beliau adalah seorang yang saleh, adil dalam memberikan keputusan serta memiliki pengetahuan yang luas. Beliau juga memiliki kontribusi dalam ilmu hadis.

Setelah bertanya kepada Ibnu Abi Hujjah tentang tatacara memandikan jenazah ayahnya, Imam Al-Qurthubi juga bertanya kepadanya. Beliau menjawab,?¡°Hukumnya sama dengan hukum orang-orang yang terbunuh dalam pertempuran (tidak dimandikan)¡­¡±?(Al-J¨¡mi¡¯ li Ahk¨¡m al-Qur¡¯an;?karya Al-Qurtubi, 4: 272)

Setelah jatuhnya Cordoba, beliau pindah ke Sevilla dan wafat di sana.

Hakim Abu Al-Hasan Ali bin Qathral

Beliau adalah Abu Al-Hasan Ali bin Abdullah bin Muhammad Al-Anshari Al-Qurthubi, yang dikenal sebagai Ibnu Qathral, seorang ahli fikih bermazhab Maliki.

Guru-guru beliau di Mesir

Abu Al-Abbas Al-Qurthubi

Beliau adalah Al-Abbas Dhiya¡¯uddin Ahmad bin Umar bin Ibrahim bin Umar Al-Anshari Al-Qurthubi. Beliau merupakan tokoh terkemuka ahli fikih bermazhab Maliki. Beliau lahir di Cordoba dan pindah bersama ayahnya dari Andalusia pada usia muda. Beliau banyak mendengar hadis di kota Mekkah, Madinah, dan tempat-tempat lainnya. Kemudian beliau menetap di Alexandria dan mengajar di sana.

Beliau mahir di bidang ilmu fikih, bahasa Arab, dan ilmu hadis. Di antara karya-karyanya yang paling penting adalah?¡°Al-Mufhim lima Asykala min Talkhis Kitab Muslim¡±?(Pemahaman tentang Apa yang Sulit Dipahami dari Ringkasan Kitab Muslim). Beliau wafat pada tahun 656 H dan Al-Qurthubi pernah menyebutkannya dalam tafsirnya.

Abu Muhammad Abdul Wahhab bin Rawaj

Beliau adalah Syekh Rasyiduddin Abu Muhammad Abdul Wahhab bin Zhafir bin Fattuh bin Abi Al-Hasan Al-Qurasyi bin Rawaj Al-Iskandaraani Al-Maliki. Beliau adalah seorang ahli fikih dan ahli hadis.

Imam As-Suyuthi?rahimahullah?berkata tentang beliau,?¡°Banyak penuntut ilmu yang mengambil ilmu dari?beliau, di antaranya adalah Abu Abdillah Al-Qurthubi.¡±?(Thabaqat Al-Mufassiriin,?hal. 39)

Ibnu Al-Jumayzi

Beliau adalah Bahauddin Abu Al-Hasan Ali bin Hibatullah bin Salamah Al-Lakhmi. Beliau dikenal sebagai Ibnu Al-Jumayzi. Beliau hafal Al-Qur¡¯an di usia 10 tahun lalu melakukan perjalanan untuk mencari ilmu. Beliau adalah seorang imam dalam bidang fikih, hadis,?±ç¾±°ù²¹¡¯²¹³Ù,?dan nahwu. Beliau wafat pada tahun 649 Hijriah.

Di antara murid-murid Imam Al-Qurthubi

Hampir tidak ada kitab biografi? yang? menyebutkan nama murid-murid Imam Al-Qurthubi yang mengambil ilmu kepada beliau, kecuali Imam As-Suyuthi dalam kitabnya?¡°Thabaqat Al-Mufassirin¡±.?Beliau menyebutkan salah satu murid beliau?rahimahullah,?yaitu putra dari Imam Al-Qurthubi sendiri. Imam As-Suyuthi?rahimahullah?berkata,?¡°¶Ù²¹n putranya, Syihabuddin Ahmad, meriwayatkan dari beliau dengan metode ijazah.¡±

Sumber-sumber tersebut juga tidak menyebutkan bahwa Imam Al-Qurthubi pernah duduk untuk mengajar di negara mana pun yang pernah ia tinggali. Kita tidak mengetahui apa rahasianya, apakah Imam Al-Qurthubi benar-benar tidak memiliki?halaqah?pelajaran atau murid dan perhatiannya hanya terfokus pada penulisan dan menuntut ilmu? Dan mereka hanya menyebutkan putranya sebagai satu-satunya muridnya dikarenakan ia selalu bersamanya di rumah?

Hal ini sangatlah tidak mungkin, namun ini adalah pertanyaan dan masalah yang diajukan oleh para peneliti tatkala menelusuri kehidupan imam dan ulama besar ini, terutama kita sama-sama tahu bahwa negara tempat Imam Al-Qurthubi menetap hingga wafatnya adalah tempat yang dikenal sebagai?¡°Minyat Bani Khusaib,¡±?dan itu adalah negara yang penuh dengan pelajaran, ilmu, lingkaran?(halaqah)?pengajian, dan diskusi ilmiah.

Namun demikian, pertanyaan itu tetap ada: mengapa buku-buku biografi mengabaikan murid-murid seorang imam besar seperti Imam Al-Qurthubi? Semoga di kesempatan mendatang ada peneliti-peneliti yang dapat memberikan kita faidah dan wawasan baru mengenai hal ini.?Wabillahi At-Taufiiq.

Di antara karya beliau yang fenomenal

Pertama,?karya beliau yang paling terkenal adalah kitab di bidang tafsir, yaitu kitab?Al-Jami¡¯ li Ahkam Al-Qur¡¯an.

Dalam tafsirnya, beliau tidak hanya menyebutkan riwayat dari Rasulullah dan sahabat saja, beliau juga menggunakan berbagai ilmu seperti bahasa Arab, ilmu nahwu, dan ilmu?±ç¾±°ù²¹¡¯²¹³Ù. Beliau juga membahas ayat-ayat secara mendalam dengan membagi tafsirnya ke dalam beberapa bab.

Ibnu Farhun mengatakan,

??? ?? ????? ???????? ??????? ?????? ???? ??? ????? ?????????? ????? ????? ????? ?????? ???????? ??????? ???? ???????? ????????? ??????? ????????

¡°Dan itu adalah salah satu tafsir yang paling mulia dan paling bermanfaat, beliau menghilangkan kisah-kisah dan sejarah darinya, dan menggantinya dengan hukum-hukum Al-Qur¡¯an dan penggalian dalil-dalil yang mendalam, serta menyebutkan bacaan-bacaan (±ç¾±°ù²¹¡¯²¹³Ù), i¡¯rab, dan nasikh mansukh (dari sebuah hukum).¡±?(Ad-Dibaj Al-Mudzhab fi Ma¡¯rifati A¡¯yan Ulama Al-Mazhab,?hal. 317)

Kedua,?At-Tadzkirah fi Ahwal Al-Mauta wa Umur Al-Akhirah?(Berbicara mengenai kematian dan kehidupan akhirat).

Ketiga,?At-Tadzkir fi Afdhal Al-Adzkar?(Tentang dzikir).

Keempat,?Al-Asnaa fi Syarhi Asma¡¯ Allah Al-Husna wa Shifatuhu Al-Ulyaa?(Mengenai?´¡²õ³¾²¹¡¯?dan Sifat Allah?°Õ²¹¡¯²¹±ô²¹).

Kelima,?Al-I¡¯lam bima fi Diin An-Nasaraa min Al-Mafasid wa Al-Awham?(Tentang kebatilan dalam ajaran Nasrani).

Wafat beliau?rahimahullah

Setelah Imam Al-Qurthubi menghabiskan hampir seluruh umurnya dalam belajar, beribadah, dan menulis, beliau?rahimahullah?wafat di Munyat Bani Khasib (sekarang Minya, Mesir) pada malam Senin, 9 Syawal 671 H. Makamnya berada di Minya, di sebelah timur Sungai Nil.?Rahimahullah rahmatan wasiah.

Baca juga:?

***

Penulis:?Muhammad Idris


?