¿ªÔÆÌåÓý

ctrl + shift + ? for shortcuts
© 2025 Groups.io
Date

Tips terhindar dari subhat

iip hidayat
 

Bismillahirrokhmanirrokhiem....
Assalamualaikum, wr.wb....

Akhi Abdu Rochim fillah, sebagaimana yg akhi abu luthfi katakan,
saya dan abu luthfi pernah mengalami suatu masa dimana al-haq itu
nampaknya seperti al-haq padahal ternyata subhat. Ditengah-tengah
banyaknya orang yg berbicara atas nama Islam, perbedaan pendapat
akan membuat seorang penuntut ilmu menjadi
bingung. Kebingungan itu muncul karena keraguan, dan keraguan itu
muncul karena ketidak tahuan. Maka, jalan yang paling aman utk
di tempuh bagi seorang penuntut ilmu (seperti saya ini), adalah
seperti yg dinasehatkan oleh ikhwah lain di milis ini, dan juga
dinasehatkan oleh para ulama salafussaleh dan ulama pengikutnya
dimasa ini. Jalan itu adalah :
- Hindari DZAN (prasangka) dg mereka-reka, dengan mengira-ngira
menurut akal kita ttg suatu permasalahan agama. Jika ragu, maka diam
adalah lebih aman dari pada memberi komentar yg kita tidak faham
ilmunya.
- Jika menggunakan hadits, perhatikan siapa perawinya, siapa yg men-
takhrijnya dan siapa yg mensahihkannya. Kesalahan ummat dalam
mengamalkan hadits-hadits dha'if merupakan unsur penting munculnya
banyak firqoh. Jika akhi tahu bahwa hadits itu tidak jelas sanad
dan asal-usulnya, tinggalkanlah utk diamalkan.
- Jika mau menjelaskan Al-Qur'an, gunakan tafsir yg mu'tabar dan
didalamnya banyak didukung hadits-hadits yg shahih.
- Jika mengkaji kitab yang didalamnya banyak ketidak jelasan atas
asal-usul dalil, pendapat ulama atau hadits, lebih baik segera
bertanya kepada yang paham hadits.

Demikianlah sekedar tips bagi kita yang sedang giat-giatnya untuk
faqihuddin. Hal-hal tersebut diataslah yg membuat ustadz-ustadz
salafy lebih suka membacakan/mengkaji KITAB karya ulama ke para
penuntut ilmu dari pada sekedar cuap-cuap didepan mimbar tanpa
referensi yg jelas. Allahu a'lam.

Mohon Ampun kepada Alloh SWT jika ada tutur ucap yg mengandung
kemaksiatan dan kebathilan..untuk selanjutnya mohon petunjuk-Nya
agar senantiasa diperlihatkan al-haq sejelas-jelasnya.

Abu Nisa


______________________________________________________


Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 23 = Borok-borok SUFI 3/3]

Yayat Ruhiat
 

¿ªÔÆÌåÓý

BOROK-BOROK SUFI
?
oleh
Salim Al-Hilali dan Ziyad Ad-Dabij
?
Bagian terakhir dari tiga tulisan [3/3]

?
CAHAYA (NUR) MUHAMMADI
?
Termasuk dalam madzhab wihdah al-wujud, ialah adanya keyakinan dikalangan orang-orang sufi tentang masalah Aqthab, Autad, Abdal, Aghwats, An-Najba (yakni beberapa istilah status, jabatan atau peringkat dikalangan sufi), bahwa ruh Allah berdiam pada diri mereka sehingga merekalah yang mengatur apa yang ada.
?
Mereka menduduki kedudukan Allah dalam mencipta dan mengatur. Yang demikianpun termasuk keyakinan Syi'ah terhadap para imamnya. Seperti dikatakan Khumeini dalam kitabnya Al-Hukumah Al-Islamiyah hal.52 : "Sesungguhnya imam mempunyai kedudukan yang terpuji dan derajat yang tinggi, dan kekuasaan untuk mencipta serta tunduk di bawah kekuasaannya seluruh unsur dari semesta ini. Dan termasuk madzhab kami yang sangat penting pula, bahwa para imam kita mempunyai kedudukan yang tidak dapat diraih oleh para malaikat terdekatpun, dan tidak pula oleh nabi yang didekatkan. Dan berdasarkan riwayat-riwayat yang ada pada kita, dengan hadits-haditsnya, bahwa Rasul teragung Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para imam, mereka semua, sebelum adanya alam semesta ini berupa cahaya yang dijadikan Allah mengelilingi Ars-Nya. 22)
?
Sesungguhnya orang-orang sufi, dimana beribu-ribu kaum muslimin dari segala penjuru dirangkul mereka, lalai ketika mengangkat orang-orang tersebut (para imamnya) ke derajat ketuhanan atau yang mendekati hal itu. Yaitu menjadikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkedudukan diantara mereka dalam mengatur semesta, baik masalah penciptaan dan pengaturan, mendatangkan manfaat dan memberikan madharat, qadha dan qadar .... Maka, mulailah mereka mengada-ngadakan perkataan terhadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melalui teori Al-Haqiqah Al-Muhammadiyah yang mengeluarkan Rasulullah dari alam manusia dan menjadikannya cahaya (nur). Dari cahaya Muhammad itulah seluruh mahluk diciptakan.
"Artinya : ... Sungguh besar perkataan yang keluar dari mulut mereka. Tiadalah yang mereka katakan itu kecuali dusta". (Al-Kahfi : 5)
Berikut ini sebagian dari perkataan mereka :
?
1. Muhammad adalah asal semesta.
"Sesungguhnnya akal yang pertama adalah dinasabkan kepada Muhamad. Karenanya Allah menciptakan Jibril di waktu terdahulu. Maka Muhammad adalah bapak bagi Jibril dan merupakan asal dari seluruh alam semesta". 23)
2. Muhammad di atas 'Arsy.
"Mahluk yang? pertama adalah debu, dan mahluk yang pertama yang berwujud secara hakiki adalah Muhammad yang disifatkan istiwa' di atas 'Arsy Ar-Rahmani, yaitu 'Arsy ilahi. 24)
3. Cahaya Muhammad (nur Muhammadi) adalah cahaya Allah.
4. Muhammad adalah penjaga atas semesta.
5. Semesta diciptakan karena Muhammad.
Ibnu Nabatah Al-Mishri berkata :
Kalau bukan karenanya,
tidak adalah bumi dan tidak pula ufuk.
Tidak pula waktu, tidak pula mahluk,
tidak pula gunung.
?
6. Muhammad mengetahui yang gaib.
?
Berikut ini dalil-dalil mereka yang mereka sembunyikan di balik punggung-punggunya :
Hadits pertama.
"Artinya : Pertama kali yang diciptakan Allah adalah cahaya nabimu, wahai Jabir" (Hadits PALSU).
Hadits kedua.
"Artinya : Aku sudah menjadi nabi sedangkan Adam masih berwujud antara air dan tanah". (Hadits PALSU. Lihat Syarah Jami'ash-Shagir III/91 dan Asna Al-Mathalib hal. 195).
Ini adalah perkataan yang sangat lemah dan matan-nya mungkar. Bukankah air adalah bagian dari tanah ? Adapun hadits shahih berlafadz : "Artinya : Aku sudah menjadi Nabi, sedangkan Adam adalah keadaan antara ruh dan jasad", tetapi ini pada ilmu Allah yang azali.
Hadits ketiga.
"Artinya : Kalau tidak karena engkau, maka bintang-bintang itu tidak diciptakan". (Shan'ani berkata bahwa hadits ini PALSU dan disepakati Imam Syaukani dalam kitab Fawaid Al-Majmu'ah hl. 116).
Padahal sesungguhnya Allah telah menutup berbagai jalan menuju perbuatan yang melebih-lebihkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.
"Artinya : Katakanlah, sesungguhnya aku ini adalah manusia seperti kamu semua. Hanyasanya diwahyukan kepadaku (wahyu). Sesungguhnya sesembahanmu adalah sesembahan yang Esa. Maka barangsiapa yang mengharapkan bertemu dengan Rabbnya, hendaklah ia beramal dengan amalan yang shalih dan tidak menyekutukan sesuatu pun dengan-Nya". (Al-kahfi : 110).
Dan berfirman Subhanahu wa Ta'ala.
"Artinya : Katakanlah, Maha Suci Rabbku. Bukankah aku ini hanya seorang manusia yang menjadi rasul ?". (Al-Isra : 93).
Dan berfirman Subhanahu wa Ta'ala.
"Artinya : Katakanlah, tidaklah aku mengatakan kepada kalian semua bahwa aku mempunyai perbendahaaran Allah, tidak pula aku mengetahui yang ghaib, tidak juga aku katakan bahwasanya aku ini malaikat. Tidaklah aku mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah, apakah sama orang yang melihat dengan orang yang buta ? Apakah kalian semua tidak berpikir ?". (Al-An'am : 50).
Telah bersabda pula beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam.
"Artinya : Janganlah kalian semua melebih-lebihkan aku seperti orang-orang Nashrani melebih-lebihkan Isa anak Maryam. Sesungguhnya aku adalah hamba, maka katakanlah hamba Allah dan utusan-Nya". (Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim).
Dan telah bersabda Shallallahu 'alaihi wa sallam.
"Artinya : Sesungguhnya aku ini adalah manusia yang dapat marah pula". (Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim).
Dan riwayat lainnya yang sangat banyak. Inilah sifat-sifat kemanusiaan yang di sandang Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam sejak lahirnya hingga bertemu dengan Rabbnya. Beliaulah yang mengajak manusia untuk mencontohnya dan menempuh jejak-jejaknya.
?
Kalau bukan dari alam kita, tidaklah kita diperintahkan untuk mengikuti beliau dan menjalani sunah-sunahnya. Siapakah yang lebih benar perkataannya dari Allah, sedangkan Dia telah menyetujui hakikat ini melalui lafadz-lafadz Qur'ani yang pasti dan terinci :
"Artinya : Mereka berkata, kenapa tidak diturunkan kepada kita malaikat ? kalau diturunkan kepada mereka malaikat, maka pasti telah diselesaikan perkaranya (dengan dibinasakan mereka semua) kemudian mereka tidak diberi tangguh. Dan kalau seandainya Kami turunkan malaikat, pasti akan Kami jadikan dia seorang manusia, Kami-pun akan jadikan mereka tetap ragu sebagaimana mereka kini ragu". (Al-An'am : 8-9).
Dan ketahuilah, semoga Allah menambahkan ilmu kepadamu, semesta ini adalah mahluk yang diciptakan dengan tujuan tertentu. Yaitu beribadah kepada Allah. Seperti dinyatakan dalam firman-Nya.
"Artinya : Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku". (Adz-Dzariyat : 56).
?
?
PENDIDIKAN SUFI
?
Supaya ajaran tasawuf mencapai tujuannya, mereka kenakan pada tokoh-tokohnya sifat bebas dari dosa ('ishmah). Selain itu, menuntut kepada muridnya agar bersikap seperti mayit di tangan yang memandikannya. Maka janganlah engkau melampauinya dengan mengambil ilmu sufi dari guru lain, karena seorang murid yang menimba ilmu dari dua guru ibarat seorang wanita di tangan dua lelaki. 25)
?
Ibnu Arabi berkata : "Sesungguhnya termasuk syarat imam batin, hendaklah ia ma'shum (bebas dari dosa)" 26)?Katanya lebih lanjut : "Dan engkau, wahai para murid yang tertipu dan tersesat, bantulah apa yang diinginkan terhadap engkau. Dan bersangka baiklah, jangan membantah. Bahkan yakinilah. Dan manusia dalam masalah ini mempunyai perkataan yang banyak. Tapi terserah dirilah, niscaya engkau akan selamat. Dan Allah lebih mengetahui perkataan para walinya. 27)
?
Kami tidak mengetahui kenapa banyak ulama kaum muslimin berdiam diri terhadap kekufuran dan keingkaran yang bersembunyi dalam pakaian Islam yang bertujuan menipu, menyesatkan serta mengajak kaum muslimin untuk meyakininya serta menegakan agama mereka di atas asasnya ? Sesungguhnya termasuk suatu kebaikan jihad di sisi Allah untuk menghapuskan fitnah ini dari kalangan muslimin, karena sesungguhnya fitnah lebih kejam dari pembunuhan.
?
Kenapa kaum muslimin tidak terang-terangan memerangi mereka secara keseluruhan demi tumbangnya kepalsuan-kepalsuan yang telah memburamkan keindahan Islam ?.
?
Bahkan kenyataannya banyak kaum muslimin yang tersembelih kesesatan dan kekufuran ini. Dan tidaklah menyelamatkan mereka dari keadaan yang demikian ini kecuali usaha para ulama Islam untuk menyingkap kebatilan-kebatilan tadi dengan berbagai bahasa dan dengan berbagai kedudukan. Maka wahai Rabbku, bangkitkanlah orang-orang yang memperbaharui agama-Mu ini, karena sesungguhnya kaum sufi telah kembali bangkit dengan wajah baru pula.
?

?
Fote Note.
22. Al-Hukumat Al-Islamiyah, Khumeini, hal. 52
23. Al-Insan Al-Kamil lil Jalil, hal.4
24. Futuhat Al-Makkiyah, I/152
25. Ihya' Ulumuddin, I/50-51 dan III/75-76
26. Futuhat Al-Makkiyah, III/183
27. Muqaddimah AL-Futuhat, I/5
?


Re: Re Jawaban Kritik

beni edmunandar
 

Assalamu'alaikum WR WB

Saya ingin menanggapi beberapa hal dari tulisan saudara Abdul Rochim.
----------
From: Abdul Rochim <abrohim@...>
To: assunnah@...
Subject: [assunnah] Re Jawaban Kritik
Date: 14 February 2000 08:05

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Bismillah, Alhamdulillah, Ashsholaatu Wassalaamu 'alaa Rosuulillah,
Wa'alaa aalihi washohbihii waman waalah, Laahaula walaa quwwata illa
billaah. Allohumma nawwir qolbi binuuri hidayatik.
KEDUA :
Alhamdulillah sebelumnya saya juga sudah merenungkan surah Ash-Shof ayat
3
(walaupun saya tetap belum paham). Ayat 3 yang diawali dengan kalimat
tanya pada ayat 2 (...LIMA TAQUULUUNA MAA LAA TAF'ALUUN = "...mengapa
kamu
mengatakan apa yang tidak kamu perbuat ?) itu memang patut direnungkan
kembali, lebih-lebih bagi para Ustadz dan Da'i. Dan lebih lengkap lagi
jika direnungkan pada ayat 8.
Sebaiknya anda menjelaskan ayat Qur'an dengan menjelaskan bagaimana tafsir
dari ulama. Jadi jangan langsung terjemahannya saja. Apalagi anda
menyatakan anda belum paham artinya. Kalo belum paham anda jangan
merenungkannya, tapi belajarlah atau bacalah tafsirnya dari ulama. Kalo
anda memahami ayat Qur'an dengan memakai renungan, itu termasuk
penyimpangan dalam memahami qur'an. Sangat mungkin renungan seseorang akan
tidak sama dengan renungan orang lain. Dan kalo udah begini, akan bisa
menyesatkan umat. Apalagi anda mengaku belum memahami maksud ayat tersebut,
tapi anda sudah mengajak orang lain merenungkannya.


KETIGA :
Keutamaan sunnah dan bahaya bid'ah ? Insya Alloh dengan segala kemampuan
yang ada saya telah berusaha memahaminya. Tentu pemahaman saya mungkin
berbeda, atau banyak salahnya. Untuk itu agar kesalahan saya tidak
berlarut-larut, mohon kiranya para 'alim di sini segera meluruskannya.

Sebagai gambaran, pemahaman saya tentang bid'ah adalah sebagai berikut :

Syekh Aly Mahfudh dalam kitab Al Ibda'fi Madharil Ibtida', mendefinisikan
bid'ah sebagai berikut :
- Menurut Bahasa :
Maa khuliqo min ghoiri mitsaalin saabiq
(segala sesuatu yg tidak didahului contoh-contoh).
- Menurut Istilah :
Albid'atu hiya 'ibaarotun....(ilaa akhirihi...)
(Bid'ah ialah suatu ibarat [gerak dan tingkah laku lahir bathin]
yang berkisar pada masalah-masalah agama [syari'at Islamiyah].
Dilakukannya menyerupai syariat dengan cara yang berlebihan dalam
pengabdian kepada Alloh SWT)

Sedangkan menurut Ibnu Abdus Salam (kitab Al Majalisus Saniyyah, dan
kitab I'anatuth Thalibin), bid'ah dibagi menjadi 5 (Bid'ah wajibah,
muharramah, mandhubah, makruhah, dan mubahah).
Sampai saat ini ya belum mendengar ada pembagian bid'ah seperti hal
tersebut diatas dari penjelasan ulama salaf/ahlussunnah.
Tapi kalo dari ustad saya yang dulu (nggak tau firqoh apa), memang
dijelasin ada bid'ah wajib, bid'ah makruh, dll). Wallahu'alam.


Ada lagi menurut Imam Syatibi, bid'ah dibedakan menjadi 2 (Haqiqiyah dan
Idhofiyah). Tentu sangat tidak bijaksana jika saya menguraikannya.

Jadi sampai saat ini saya meyakini bahwa dalam konteks hubungan sosial
kehidupan seperti urusan mengatur negara, pertanian, teknologi, dll semua
itu tidak bisa begitu saja dianggap bid'ah (dalam arti dholalah). Karena
setiap aturan yang mengungkap prinsip-prinsip kehidupan manusia dan alam
memerlukan pemikiran dan penjabaran secara rasional. Ini terutama jika
mengingat adanya ayat-ayat :
Anda sebaiknya bedakan antara Bid'ah dengan Wasilah (khususnya hubungan
dengan teknologi). Kalo sekarang ada ada pesawat,
dulu cuman ada onta. Apakah saat ini naik pesawat itu Bid'ah ? Mana
dalilnya ? Terus kalo ada orang tetap ingin naik onta, apa itu juga dosa.
Mana dalilnya ? Kalo dulu orang bercocok tanam pake onta, sekarang pake
traktor apa salah ? mana dalilnya ? Apa kalo yang tetap pake onta pun , apa
itu dosa ?


AFALAA YATADABBARUUN, AFALAA YAN DHURUUN, AFALAA TA'QILUUN, AFALAA
TA'LAMUUN, dll. Di sini jelas kita disuruh mengembangkan potensi akal,
pikiran, dan panca indera kita dalam menyingkap rahasia alam yang terus
bergerak dinamis.
Sebaiknya anda baca tafsir ayat ini apa maksudnya. Kita jika ingin memahami
suatu ayat, jangan ambil dari terjemahan al-qur'an tetapi ambillah tafsir
dari ulama. Kita itu kalo menafsirkan ayat qur'an sama dengan menafsirkan
apa yang Allah maksudkan atau apa yang hendak Allah jelaskan kepada
hambanya. Bagaimana kalo salah ?. Bahkan walaupun ternyata maksudnya benar
maka ulama menyatakan hal ini tetap salah.

Jadi menurut saya, jangan terlalu cepat menganggap sesuatu itu bid'ah
sebelum jelas kebid'ahannya.
Termasuk praktek-praktek ibadah (khususnya di
Jawa) yang masih menjadi polemik para ulama Indonesia. Sebagai contoh :
- Selamatan (syukuran) 4 dan 7 bulan bagi wanita hamil
- Selamatan 3, 7, 100, 1000 hari wafatnya seseorang
- Ziarah kubur
- Melagukan Adzan, Al Qur'an (qiraat)
- Dzikir bersama (dengan suara agak keras) setelah sholat berjama'ah
- Membaca sholawat sesudah adzan (sebelum sholat jama'ah dimulai)
- dan masih banyak lagi
Anda sebaiknya banyak membaca penjelasan para ulama, yang betul-betul ulama
ahlussunnah. Terhadap hal-hal tersebut diatas.

Bagi saya, berani mengatakan bid'ah pada suatu perbuatan tertentu di
samping harus tahu dalilnya, saya juga berusaha tahu lebih dulu seperti
apa bentuk amalan tersebut (misalnya dengan penelitian/terjun langsung).


TERAKHIR :
* Saya mengingatkan diri sendiri dan ikhwah sekalian, marilah kita
berlapang dada dalam menyikapi setiap perbedaan. Perbedaan, di samping
merupakan dlarurat (kemestian), juga merupakan rahmat terhadap ummat.
"IKHTILAAFU UMMATI ROHMAH" (Perbedaan ummatku adalah rohmat). Walaupun
tidak memiliki sanad yang jelas, tapi sampai sekarang saya meyakini itu
sebuah hadits (Mohon saya dibetulkan !!)
Anda ini bagaimana sih, anda koq menyakini dan mengamalkan sesuatu yang
anda sendiri belum tau keyakinannya. Anda sudah tahu hadist tersebut tidak
punya sanad yang jelas , tapi koq nekad menyakininya ? Ya akhi, sesuatu
yang tidak jelas sebaiknya ditinggalkan.

* Akhirnya, marilah jaga ukhuwah kita dengan fungsi kita masing-masing.
Sebagai individu, ciptakan Nafsul Muthmainnah
Sebagai anggota keluarga, ciptakan rasa Mawaddah Warohmah
Sebagai anggota masyarakat, ciptakan iklim Marhamah
Dan sebagai warga negara, ciptakan Baldah Thoyibah

Wallohu a'lam. Mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb.
Terima kasih dan mohon maaf jika ada yang salah. Marilah kita sama-sama
mencar ilmu yang hak.
Wassalamu'alaikum WR WB


Akhukum,

Abdul Rochim
-------------
(Karyawan, 28th, Single, Alumni Univ.Swasta, Teknik)


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Talk to your friends online with Yahoo! Messenger.


------------------------------------------------------------------------
Subscribe assunnah-subscribe@...
Unsubscribe assunnah-unsubscribe@...
Feedback or comments assunnah-owner@...

------------------------------------------------------------------------
Which First Lady would have made the best President?


-- Easily schedule meetings and events using the group calendar!
--


Re Jawaban Kritik

Abdul Rochim
 

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Bismillah, Alhamdulillah, Ashsholaatu Wassalaamu 'alaa Rosuulillah,
Wa'alaa aalihi washohbihii waman waalah, Laahaula walaa quwwata illa
billaah. Allohumma nawwir qolbi binuuri hidayatik.

Terlebih dahulu saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak Luthfi, Lubna, Ngudihadi, Suharyanto yang telah merespon kritik
saya. Insya Alloh dengan tangan terbuka dan hati yang lapang, saya merasa
sangat lega. Bahkan jawaban Bapak saya baca lebih dari 3x.
Atas dasar rasa tanggung jawab, perkenankan saya yang faqir dalam ilmu ini
untuk merespon kembali jawaban Bapak.

PERTAMA :
Saya memang sengaja melontarkan kritik tajam (boleh disebut hujatan),
namun sedikitpun tak ada niat untuk menghujat. Jujur saja, saya mengenal
Dakwah Salafy belum genap 2 bulan. Karena tertarik, rasanya ingin
secepatnya mengetahui manhaj tersebut (untuk mencari ilmu tentunya).
Lalu beberapa langkah telah saya tempuh, termasuk kritikan kemarin.

Saya juga mohon maaf, karena tidak bisa membuktikan secara otentik
sebagaimana disampaikan Bapak Lubna. Saya hanya belajar menganalisa dan
menyimpulkan dari berbagai sumber, termasuk milis ini.
Bapak-bapak yang 'alim dan ikhwah sekalian, tentu saya tidak asal bicara.
Saya sering bertemu dan berdiskusi dengan anak-anak muda yang begitu
fanatik (atau emosional ?) dalam menyerukan dakwah. Mereka pintar
berargumentasi, berdebat, dan begitu mudah memfonis kelompok tertentu
dengan cap Bid'ah, Islam Abangan, Ummat Islam Indonesia terbesar tapi
seperti buih di lautan, dll. Seolah-olah mereka berkata, "Kamilah mutiara
di lautan (bukan buih), kamilah yang lebih "NYUNNAH", kamilah Islam
Kaffah". Ini yang membuat saya prihatin, karena saya takut termasuk
golongan buih-buih itu.

KEDUA :
Alhamdulillah sebelumnya saya juga sudah merenungkan surah Ash-Shof ayat 3
(walaupun saya tetap belum paham). Ayat 3 yang diawali dengan kalimat
tanya pada ayat 2 (...LIMA TAQUULUUNA MAA LAA TAF'ALUUN = "...mengapa kamu
mengatakan apa yang tidak kamu perbuat ?) itu memang patut direnungkan
kembali, lebih-lebih bagi para Ustadz dan Da'i. Dan lebih lengkap lagi
jika direnungkan pada ayat 8.

KETIGA :
Keutamaan sunnah dan bahaya bid'ah ? Insya Alloh dengan segala kemampuan
yang ada saya telah berusaha memahaminya. Tentu pemahaman saya mungkin
berbeda, atau banyak salahnya. Untuk itu agar kesalahan saya tidak
berlarut-larut, mohon kiranya para 'alim di sini segera meluruskannya.

Sebagai gambaran, pemahaman saya tentang bid'ah adalah sebagai berikut :

Syekh Aly Mahfudh dalam kitab Al Ibda'fi Madharil Ibtida', mendefinisikan
bid'ah sebagai berikut :
- Menurut Bahasa :
Maa khuliqo min ghoiri mitsaalin saabiq
(segala sesuatu yg tidak didahului contoh-contoh).
- Menurut Istilah :
Albid'atu hiya 'ibaarotun....(ilaa akhirihi...)
(Bid'ah ialah suatu ibarat [gerak dan tingkah laku lahir bathin]
yang berkisar pada masalah-masalah agama [syari'at Islamiyah].
Dilakukannya menyerupai syariat dengan cara yang berlebihan dalam
pengabdian kepada Alloh SWT)

Sedangkan menurut Ibnu Abdus Salam (kitab Al Majalisus Saniyyah, dan
kitab I'anatuth Thalibin), bid'ah dibagi menjadi 5 (Bid'ah wajibah,
muharramah, mandhubah, makruhah, dan mubahah).
Ada lagi menurut Imam Syatibi, bid'ah dibedakan menjadi 2 (Haqiqiyah dan
Idhofiyah). Tentu sangat tidak bijaksana jika saya menguraikannya.

Jadi sampai saat ini saya meyakini bahwa dalam konteks hubungan sosial
kehidupan seperti urusan mengatur negara, pertanian, teknologi, dll semua
itu tidak bisa begitu saja dianggap bid'ah (dalam arti dholalah). Karena
setiap aturan yang mengungkap prinsip-prinsip kehidupan manusia dan alam
memerlukan pemikiran dan penjabaran secara rasional. Ini terutama jika
mengingat adanya ayat-ayat :

AFALAA YATADABBARUUN, AFALAA YAN DHURUUN, AFALAA TA'QILUUN, AFALAA
TA'LAMUUN, dll. Di sini jelas kita disuruh mengembangkan potensi akal,
pikiran, dan panca indera kita dalam menyingkap rahasia alam yang terus
bergerak dinamis.
Jadi menurut saya, jangan terlalu cepat menganggap sesuatu itu bid'ah
sebelum jelas kebid'ahannya. Termasuk praktek-praktek ibadah (khususnya di
Jawa) yang masih menjadi polemik para ulama Indonesia. Sebagai contoh :
- Selamatan (syukuran) 4 dan 7 bulan bagi wanita hamil
- Selamatan 3, 7, 100, 1000 hari wafatnya seseorang
- Ziarah kubur
- Melagukan Adzan, Al Qur'an (qiraat)
- Dzikir bersama (dengan suara agak keras) setelah sholat berjama'ah
- Membaca sholawat sesudah adzan (sebelum sholat jama'ah dimulai)
- dan masih banyak lagi

Bagi saya, berani mengatakan bid'ah pada suatu perbuatan tertentu di
samping harus tahu dalilnya, saya juga berusaha tahu lebih dulu seperti
apa bentuk amalan tersebut (misalnya dengan penelitian/terjun langsung).


TERAKHIR :
* Saya mengingatkan diri sendiri dan ikhwah sekalian, marilah kita
berlapang dada dalam menyikapi setiap perbedaan. Perbedaan, di samping
merupakan dlarurat (kemestian), juga merupakan rahmat terhadap ummat.
"IKHTILAAFU UMMATI ROHMAH" (Perbedaan ummatku adalah rohmat). Walaupun
tidak memiliki sanad yang jelas, tapi sampai sekarang saya meyakini itu
sebuah hadits (Mohon saya dibetulkan !!)

* Akhirnya, marilah jaga ukhuwah kita dengan fungsi kita masing-masing.
Sebagai individu, ciptakan Nafsul Muthmainnah
Sebagai anggota keluarga, ciptakan rasa Mawaddah Warohmah
Sebagai anggota masyarakat, ciptakan iklim Marhamah
Dan sebagai warga negara, ciptakan Baldah Thoyibah

Wallohu a'lam. Mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb.


Akhukum,

Abdul Rochim
-------------
(Karyawan, 28th, Single, Alumni Univ.Swasta, Teknik)


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Talk to your friends online with Yahoo! Messenger.


Re: Pertanyaan

endan
 

¿ªÔÆÌåÓý

Assalamu'alaikum warohmatullahiwabarokatuh.
?
Saudaraku Abu Az-Auhri, semoga Allah selalu menunjuki saya dan anda?dalam ridlo dan bimbingan-Nya.
?
Saya khawatir diantara anggota ML assunnah ini tidak ada yang mengetahui derajat hadits yang saudaraku tanyakan itu. Mungkin bisa dicoba untuk membuka web site dibawah ini yang menyediakan fasilitas pencarian hadits. Selamat mencoba.
?
?
Abu Lubna
?

----- Original Message -----
Sent: Thursday, February 10, 2000 3:16 AM
Subject: [assunnah] Pertanyaan

Assalamualaikum warahmatullah,

Diharapkan kalian yg arif lagi bijak dapat menjawab soalan di bawah.

Wassalam



Abu Az-Zuhri wrote:
Assalamualaikum warahmatullah,

Pohon tuan yg arif

"barangsiapa belajar (studi) tanpa guru, maka syaitanlah gurunya."

Sekiranya tuan tahu mengenai status hadith di atas samada ia shahih,
hasan, dha'if atau? maudhu'? atau seumpamanya. Dapatlah kiranya kalau
tuan tahu dapat mendatangkan sanadnya dan syarhnya sekali (jika mampu).

Segala bantuan saya dahului dgn jutaan terima kasih.


Re: Untuk Saudaraku

endan
 

¿ªÔÆÌåÓý

Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh.
?
Bismillahirrohmanirrohim. Alhamdulillahirobbil 'alamin, Robbul 'Izzati, wa Robbul Malaaikatu warruuh.
Allahumma sholli 'ala khotaman nabiyyin wal mursalin Muhammad Sholallahu 'alaihi wasalam, wa ajwazihi, wa 'ala alihi, washohabatihi, wal 'ulama al muslimin wa ibaduka sholihin man tabiahu bil huda wal bil ihsaanin.
?
Akhuna Abdul Rochim? serta saudaraku semua di ML assunnah yang saya memohon kepada Allah agar kita semua selalu mendapat petunjuk dan hidayah-Nya.
?
Saya ingin memberikan nasehat kepada diri saya sendiri dan kepada sadaraku semua mengenai hal-hal sebagai berikut (mohon apabila terdapat kesalahan saya dinasehati):
?
1. Panggilan ANA ANTUM itu tidak ada celanya, namun?juga tidak ada sunnahnya harus begitu (sampai sekarang saya belum menemukan hadits tentang sunnah-nya mengucapkan itu). Jadi boleh-boleh saja seseorang?menggunakan Ana, Antum, Engkau, Sampeyan, dll. Kalau seseorang? tidak bisa menggunakannya ya ngga apa-apa. Saya sendiri juga tidak menggunakannya. Tapi saya nasehatkan kepada saudaraku semua, kalau seandainya seorang muslim tidak bisa atau tidak biasa menggunakan Ana Antum, Abi Umi, ya tidak perlu dikhabarkan kepada orang lain. Dan tidak perlu 'menilai' dengan 'perasaan lain' saudaranya yang menggunakan Ana Antum. Nanti akibatnya, yang biasa menggunakan Ana Antum akan tersinggung, dengan demikian? kita sudah berbuat dosa kecil karena menyakiti hati mereka, atau menyakiti kebiasaan mereka, yang sebetulnya kebiasaan itu tidak ada celanya dalam agama. Saya kira permasalahan ini tidak perlu diperdebatkan lagi. Mudah-mudahan Allah melunakkan hati kita semua. Amin ya Muqollibal qulub tsabit qolbi 'ala diinika.
?
2. Kemudian saya yakin bahwa yang ikut dalam ML assunnah ini bukanlah orang yang "mengklaim dirinya berada dalam manhaj yang paling benar", tetapi yang "mengharapkan untuk berada dalam manhaj yang benar dan terus berusaha mencari manhaj yang benar itu, yaitu manhajnya para salafus sholih ridwanullahu 'alaihim ajma'in. Dari semua milis yang masuk Alhamdulillah saya tidak mendapatkan seseorang yang mengklaim seperti itu. Kalau sekiranya saudaraku?melihat ada yang seperti itu, akan sangat senang apabila saya diberitahu di surat yang mana.
?
3. Akhuna muslimun, Alhamdulillah saya juga tidak menangkap ada surat yang berisikan riya', pernyataan yang mengandung hizbiyah, bahkan saya tidak mendapatkan surat yang menyatakan taqlid kepada ustdaz tertentu, apalagi mengecam ummat lain yang menghormati ustadz dan kiyainya dengan predikat Ahlul Bid'ah. Saya akan senang sekali apabila?saudaraku menunjukkan kepada saya surat yang mana yang berisikan seperti itu. Sungguh kalau ada yang seperti itu maka kita diberi keutamaan?untuk menasehatinya dengan baik, dengan hikmah dan dengan disertai dalil yang shohih. Bahkan akan lebih baik lagi kalau?sadaraku TABAYYUN kepada orang? tersebut secara pribadi, melalui e-mail pribadi. Sungguh itulah akhlak salafus sholih yang mana sadaraku ingin mengikutinya. Kalau seandainya saudaraku ragu-ragu atau belum yakin akan sebuah perkataan, maka sebelum MENASEHATINYA kita harus TABAYYUN terlebih dahulu secara pribadi. Karena ada sebuah kaidah dalam syari'at ini yaitu LAZIMUL QOUL LAISA BI QOUL (kelaziman sebuah perkataan bisa jadi belum tentu maksudnya seperti apa yang kita duga). Disitulah?pentingnya TABAYYUN.
Wallahu a'lam.
?
Mudah-mudahan Allah memberikan kemudahan kepada kita menjadikan hati kita bersatu di alam diin-nya yang lurus. Allahumma sholli 'ala Muhammad wa 'ala alihi wa shohbihi ajma'in. Astagfirullahal 'Adzim.
?
Abu Lubna


Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 23 = Borok-borok SUFI 2/3]

Y & R
 

¿ªÔÆÌåÓý

?
?
BOROK-BOROK SUFI
?
oleh
Salim Al-Hilali dan Ziyad Ad-Dabij
?
Bagian kedua dari tiga tulisan [2/3]

?
SYARI'AT DAN HAKIKAT
?
Para pemimpin sufi mengatakan, bahwa setiap ayat mempunyai unsur lahir dan bathin. Atau, Islam itu terdiri dari syari'at dan hakikat. Syari'at, bila dibandingkan dengan hakikat, laksana buih. Hakikat merupakan tingkatan paling sempurna, puncak dan sangat tinggi dalam tangga peribadahan Islam.
?
Cara agar mampu untuk mencapainya adalah dengan memiliki ilmu laduni, kasyaf Rabbani serta Faidh Ar-Rahmani. Dalihnya, hadits yang diriwayatkan imam Bukhari dari Abu Hurairah :
"Artinya : Aku menghafalkan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dua kantung ilmu. Adapun salah satunya telah aku sebarkan. Sedangkan lainnya, bila ku sebarkan akan dipotong tenggorokan ini". (Hadits Riwayat Bukhari dalam kitab Fitan).
Padahal ini sebagai isyarat dari beliau rahimahullah tentang akan tidak adanya kaitan antara ilmu batin dan ilmu zhahir. Kalau tidak begitu, pasti beliau akan mencantumkannya dalam Al-'Ilm. Sesungguhnya, Al-Hafidz Ibnu Hajar telah menerangkan masalah tersebut secara rinci dalam kitabnya, Fathu Al-Bari I/216.
?
Oleh karena? itu, barangsiapa menyatakan Islam terdiri dari lahir dan batin, berarti dia telah menyangka Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam menghianati tugas kerasulannya. Tapi, inilah kenyataannya. Mereka berkeyakinan, Rasulullah hanya menyampaikan yang zhahir saja. Sedang, yang batin beliau beritahukan kepada orang-orang tertentu.13)
?
Demi Allah, sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berlepas dari yang mereka kaitkan kepada beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan Allah, malaikat Jibril serta orang-orang shalih dari kalangan yang beriman menyaksikan yang demikian itu. Berfirman Allah Subhanahu wa Ta'ala.
"Artinya : Pada hari ini Aku sempurnakan untuk mu agamamu, dan Aku lengkapkan untukmu semua ni'mat-Ku serta Aku ridhai bagimu Islam sebagai agama". (Al-Maidah : 3).
Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam telah meminta persaksian dihadapan segenap manusia muslim yang berkumpul di bawah Jabal Ar-Rahmah pada hari haji akbar. Kata beliau, "Sesungguhnya, kalian akan ditanya tentang aku. Maka, apakah yang akan kalian katakan ?" Jawab mereka : "Kami bersaksi bahwa engkau telah menyampaikan risalah Rabb-mu dan telah menunaikannya. Engkau telah menasehati umatmu dan menunaikan kewajibanmu".
?
Lantas beliau bersabda seraya mengacungkan telunjuknya ke arah langit dan menggerak-gerakkannya kehadapan manusia : "Ya Allah, saksikanlah. Ya Allah, saksikanlah". (Potongan dari hadits Jabir bin Abdullah tentang hajinya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Di-tahqiq ulang Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani dalam Hijjah An-Nabi, hal. 37-41).
?
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pun telah menyatakan secara terang-terangan, dan hal ini sebagai hujjah nyata guna menampar setiap pendusta dan yang suka berbuat dosa. Kata beliau :
"Artinya : Sesungguhnya seorang nabi tidak mengenal main isyarat (dengan mata)". (Hadits Shahih Riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud, dari Anas. lihat Shahih Al-Jami' II/303).
Maksudnya memberi isyarat dengan isyarat rahasia. Hal ini agar tidak ada seorangpun yang berburuk sangka yang menyebabkan tumbuhnya keyakinan, bahwa dalam agama Allah ada rahasia yang tidak banyak diketahui manusia.
?
Yang semakna dengan hadits ini adalah sabdanya :
"Artinya : Sesungguhnya tidak selayaknya bagi seorang nabi mempunyai mata yang khianat". (Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud, Nasa'i dan Hakim dari Sa'id. Lihat Shahih Al-Jami' II/307).
AL-HULUL WA AL-ITTIHAD
?
Sebagaimana kelomppok sufi berkhayal, siapa saja yang menempuh jalan ilmu batin, pada akhirnya akan mencapai tingkatan melebur bersama dzat Allah. Ketika itulah ia menempati dzat tersebut, hingga bercampur sifat ketuhanan dengan tabiat kemanusiaan. Bentuk lahirnya manusia, tetapi hakikat batinnya adalah sifat ketuhanan.
?
Orang-orang yang berpikiran demikian, misalnya Al-Hallaj, ibnu Al-Faradh, Ibnu Sab'in dan lainnya dari kalangan sufi. Berikut ini kami paparkan sebagian perkataan mereka : Al-Hallaj berkata : 14)
Maha Suci yang menampakkan sifat kemanusiannya,
Kami rahasiakan sifat ketuhanannya yang cemerlang,
Kemudian Ia menampakkan diri pada mahluknya,
Dalam bentuk orang yang sedang makan dan minum,
Hingga mahluknya dapat menentukannya, seperti
jarak antara kedipan mata dengan kedipan yang lain.
Siapakah dia ? Dialah Rabbu Al-Arbab
yang tergambar dalam seluruh bentuk pada
hamban-Nya, Fulan. 15)
?
Dan Ibnu Al-Faradh berkata : 16)
Tidaklah aku shalat kepada selainku,
dan tidaklah shalatku kepada selainku
ketika menunaikan dalam setiap raka'atku.
?
Dan cukuplah bagi orang-orang sufi merasakan kesedihan tatkala Ibnu Al-Faradh berpayah-payah dibalik fatamorgana. Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, tatkala menceritakan keadaan Ibnu Al-Faradh : "Orang yang mengucapkan sya'ir tersebut ketika meninggalnya mengucapkan syair sebagai berikut :
Jika kedudukanku dalam cinta disisi-Mu,
tidak seperti yang pernah aku jumpai,
maka sesungguhnya aku telah membuang-buang umurku.
Angan-angan yang menancap dalam diriku beberapa lama,
dan pada hari ini aku mengiranya sebagai mimpi kosongku belaka.
?
At-Tusturi berkata : 17)
Akulah yang dicintai dan yang mencintai,
tidak ada selainnya.
?
Para syaikh tasawuf tersebut mencari-cari dalih dengan hadits yang berbicara masalah wali. Padahal, segala dalih dan alasan itu tak mendukung mereka. Misalnya sebuah hadits :
"Artinya : Tidak henti-hentinya seorang hamba mendekatkan diri kepadaku dengan perbuatan-perbuatan yang disunnahkan hingga Aku mencintainya. Maka jika Aku mencintainya, Akulah yang menjadi pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, dan penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat, dan tangannya yang dia julurkan, dan kakinya yang dia langkahkan. Maka, jika ia meminta kepada-Ku, sungguh aku akan beri. Dan jika ia minta perlindungan kepada-Ku, sungguh Aku akan melindunginya". (Hadits Riwayat Bukhari, akan tetapi kami ringkas sesuai dengan makna pembahasan).
Hadits ini menunjukan dengan sangat adanya pembedaan dan pemisahan. Dalam hal ini ada 'Abid (yang beribadah) dan Ma'bud (yang diibadahi). Sa-il (yang meminta) dan Mas-ul (yang diminta), 'A-idz (yang minta perlindungan) dan Mu'idz (yang melindungi). Sedang, orang-orang sufi tersebut mengaku bahwa Allah berdiam dalam dzat hambanya. Yaitu, jika Dia menjadi dia dan keduanya menjadi dua dzat yang menyatu.
?
Betapa anehnya ! Bagaimana akal orang-orang sufi tersebut menerimanya dengan cara membenarkan kebohongan ini ? Dan bagaimana pula hingga lisan mereka mengulang-ngulangnya ? Sungguh, Kursi-Nya seluas langit dan bumi, maka bagaimana mungkin jasad manusia dapat menampung-Nya ?.
?
Adapun hadits berikut :
"Artinya : Langit dan bumi-Ku sempit bagi-Ku, akan tapi hati hamba-Ku yang beriman lapang bagi-Ku"
Maka hadits ini adalah hadits palsu menurut kesepakatan para ulama ilmu hadits.
?
WIHDAH AL-WUJUD
?
Pemahaman hulul wa al-ittihad mengantarkan para sufi pada perkataan wihdah al-wujud. Istilah ini berdasar pola pikir orang-orang sufi bermakna, bahwa dalam hal ini tidak ada yang wujud kecuali Allah. Maka, tidaklah segala yang nampak ini kecuali penjelmaan dzat-Nya semata. Yaitu, Allah. Maha Suci Allah, Rabb kita, Rabb yang Maha Mulia dari apa yang mereka sifatkan.
?
Ibnu Arabi berkata : "Tidak ada yang tampak ini kecuali Allah, dan tidaklah Allah mengetahui kecuali Allah".
?
Dan termasuk dalam keyakinan ini adalah orang-orang yang mengatakan :"Akulah Allah, Maha Suci Aku". Seperti, Abu Yazid Al-Bustahmi. 18)
Katanya : "Rabb itu haq dan hamba itu haq. Maka, betapa malangku. Siapakah kalau demikian yang menjadi hamba ? Jika aku katakan hamba, maka yang demikian itu haq, atau aku katakan Rabb, sesungguhnya aku hamba".
?
Dikatakan pula : 19)? "Suatu saat hamba menjadi Rabb tanpa diragukan, dan suatu saat seorang hamba menjadi hamba tanpa kedustaan".
?
Keberanian mereka kepada Allah sampai puncaknya ketika tukang sya'ir mereka, Muhammad Baha'uddin Al-Baithar mengatakan : 20) "Tidaklah anjing dan babi itu melainkan sesembahan kita, dan tidaklah Allah itu melainkan rahib-rahib yang ada dalam gereja-gereja".
?
Pensyarah kitab Aqidah At-Thahawiyah, Ibnu Abil 'Izzi Al-Hanafi, berkata :"Perkataan yang demikian itu mengantarkan manusia pada teori hulul wa al-ittihad. Hal ini lebih keji daripada kafirnya orang-orang Nashrani. Karena orang-orang Nashrani mengkhususkan menyatunya Alllah hanya dengan Al-Masih, sedangkan mereka memberlakukan secara umum terhadap seluruh mahluk. termasuk keyakinan mereka pula, bahwa Fir'aun dan kaumnya memiliki kesempurnaan iman, sangat mengenal Allah secara hakiki.
?
Termasuk dari cabangnya pula, bahwa para penyembah berhala berada diatas kebenaran, dan mereka sesungguhnya beribadah kepada Allah, tidak kepada lainnya. Keyakinan lainnya, tida ada perbedaan dalam penghalalan dan pengharaman antara ibu, saudara perempuan dan yang bukan mahram. Dan tidak ada perbedaan antara air dengan khamer, zina dengan nikah. Semuanya itu berasal dari sumber yang satu. Dan termasuk cabangnya pula, bahwa para nabi mempersempit manusia. Maha Tinnggi Allah dari apa yang mereka katakan". 21)
?
Keyakinan semacam ini merupakan puncak tertinggi dari kekafiran, yang dengannya hancurlah seluruh agama, membatalkan seluruh syari'at, dihalalkan seluruh perkara yang diharamkan, dan disamakannya orang yang beriman dengan orang fasik, orang bertaqwa dengan orang binasa, muslim dengan mujrim, yang hidup dengan yang mati. Berfirman Allah Subhanahu wa Ta'ala.
"Artinya : Apakah Kami hendak menjadikan orang-orang muslim seperti orang-orang yang suka berbuat dosa, bagaimana kalian dengan apa yang kalian putuskan. Apakah kalian mempunyai kitab yang dapat dibaca ? (Al-Qalam : 35-37).
Benar, mereka mempunyai kitab selain Al-Qur'an. yaitu, Al-Fushush Al-Hikam dan Al-Futuhat Al-Makkiyah. Dan telah berfirman Allah Subhanahu wa Ta'ala.
"Apakah Kami hendak menjadikan orang yang beriman dan beramal shalih seperti orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi. Ataukah Kami hendak menjadikan orang-orang yang bertaqwa seperti orang-orang kafir". (Shad : 28).
Dan apa yang kami paparkan di sini bukanlah hasil istimbath kami dan bukan pula ijtihad. Akan tetapi, semua itu adalah perkataan mereka yang diucapkan dengan lisannya. Yang syaikh paling senior diantara mereka selalu mengulang kekafirannya dan menyatakan kefasikannya.
?
Bila pembaca menghendaki hakikat yang kami paparkan dan dalil yang kami kukuhkan, maka lihatlah kitab Al-Fathu Ar-Rabbani dan Al-Faidh Ar-Rahmani, karangan Abdul Ghani An-Nablisi hal. 84,85,86,87.
?
Semoga Allah memaafkan kita.
Bersambung
Cahaya (Nur) Muhammadi

?
Fote Note
13. Ihya'Ulumuddin, AL-Ghazali, I/19
14. Ath-Thawasin. Al-Hallaj, cet. Masoniyah, hal. 139
15. Tablis Iblis, Ibnul Jauzi, hal.145.
16. Majmu' Fatawa, Ibnu Taimiyah, XI/247-248
17. Ma'arij At-Tashawuf Ila Laqaiq At-Tashawuf, Ahmad Bin 'Ajibah, hal.139.
18. Al-Futuhat Al-Makiyah, I/354.
19. Fushush Al-Hikam, hal.90
20. Shufiyat, hal.27
21. Syarh Al-Aqidah Ath-Thahawiyah, hal.79


Re: KRITIK !!!

A L S
 

Bismillahirohmanirrohiem

Assalaamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokaatuh

Jazakallahu khoiron katsier, saudaraku seiman atas kritikannya.
Semoga Allah senantiasa melunakkan / membuka hati saya untuk menerima kritikan (nasehat).
Dan semoga Allah memberikan taufiq dan hidayahNya, kepada kita agar senantiasa dapat menyucikan jiwa dari penyakit-penyakit hati seperti :RIYA', HASAD, IRI, DENGKI, TOMAK, dll, wa'iyadzubillah.
Dan semoga kita diberi hidayah hingga dapat kembali menghadap Allah BI QOLBIN SALIM.
Maka marilah kita saling bekerja sama, saling mengingatkan, agar kita bisa sama-sama selamat.

Kemudian saudaraku (maaf , mungkin sampeyan (anda) akan lebih enak kalau tidak pakai ana antum)
Saya berdo'a semoga sampeyan masih diberi kelapangan untuk membaca jawaban kritik ini.

Dengan penuh kerendahan hati dan harapan agar kita sama-sama selamat dari segala penyakit hati (baik SYAHWAT maupun SUBHAT) ijinkan saya dengan pena yang tumpul ini menjawab kritikan sampeyan.
Dan jawaban ini saya tuangkan dalam milis agar dapat dikoreksi oleh mereka yang lebih alim sehingga tidak satupun dari kita yang tersesat.
Dan terimalah apa-apa yang jelas dalilnya. KULLU BANI ADAMU KHOTO' (setiap anak Adam bisa salah).

Baiklah saudaraku,
PERTAMA: Saya kuatir sampeyan belum bisa membedakan antara nasehat dan hujatan.
Kalau kritik sampeyan diungkapkan didepan IMAM AHMAD yang dikenal sebagai fuqoha, saya kuatir beliau akan mengatakan: CELAKA KAU! INI NASEHAT BUKAN HUJATAN, sedangkan imam Ibnu Abi Hatim memilih menangis saat dikritik oleh muridnya bahwa kritakannya terhadap para ulama' perawi hadits merupakan ghibah (lihat kitab talbis iblis, karya Ibnu Jauzi). Padahal kita tahu tanpa buah buah karya mereka, bagaimana sebuah hadits akan dapat dinilai sahih atau tidak? Hilangnya gambar kehidupan (sunnah) Rasulullah s.a.w. dan Sahabat Ridwanullahu ajma'in, bukankah karena banyaknya hadits-hadats dhoif dan maudhu' (palsu)?
Saya yaqin, PESAN-PESAN YANG TELAH DITUANGKAN DALAM MILIS INI ADALAH NASEHAT BUKAN HUJATAN.

KEDUA : Saya malah kuatir, sampeyan terpengaruh orang yang kebalik dalam memahami ayat-ayat berikut:
*ATA'MURUNA NAASA BIL BIRRI WATANSAUNA ANFUSAKUM WA ANTUM TATLUUNAL KITAB (Albaqoroh ayat 44).
Ayat ini adalah AYAT PERINTAH untuk menyesuaikan antara ucapan dan perbuatan kita dan bukanlah AYAT LARANGAN untuk ber amar ma'ruf nahi mungkar pada hal-hal yang belum bisa kita laksanakan. (Lihat kitab Minhajul Qoshidin).
Jelasnya, orang miskin yang tidak (belum) mampu naik haji dan membayar zakat BUKAN tidak boleh mengingatkan orang tentang keutamaan kedua amal itu. Demikian pula orang yang belum bisa menghentikan kebiasaan bohong bukan berarti ia tidak boleh menegur orang yang berbohong. Akan tetapi orang yang menegur orang berbohong terkena perintah untuk meninggalkannya pula.
Demikian pula ayat berikut.
*KABURO MA'TAN 'INDALLAHI ANTAQUULU MAALAA TAF'ALUUN (As-shof ayat 3)
Sekali lagi amar ma'ruf nahi mungkar atau tawassau bil haq bukan hanya tugas orang-orang suci saja tapi adalah tugas setiap orang yang tidak ingin dirinya tergolong orang yang merugi (lihat surat Al-'Asr)
InsyaAllah, SETIAP PENULIS PESAN (TERMASUK SAYA) DALAM MILIS INI SEMATA-MATA DALAM RANGKA AMAR MA'RUF NAHI MUNGKAR.

KETIGA: Saya harap sampeyan telah tahu keutamaan sunnah dan bahaya bid'ah?
Saudaraku, Allah menciptakan kita hanya untuk beribadah (QS Addzuriyat)
Dan ibadah mencakup segala sesuatu yang Allah cintai dan ridhoi baik perkataan, maupun perbuatan, lahir maupun bathin (Syeikhul islam ibnu taimiyyah, lihat fathul majid)
Sehingga semua amal kita bisa jadi ibadah dan bisa jadi pula bukan ibadah.
Marilah kita berlindung dari ilmu yang tidak bermanfaat dan amal yang tidak terkabul.
Berkaitan dengan ini saya pernah menyampaikan pesan tentang syarat terkabulnya amal yakni:
*Niyat yang lurus (ikhlas lillahi ta'ala)
*Benar caranya (yakni mengikuti sunnah) karena setiap amalan yang tidak ada contoh dari rasulullah s.a.w akan tertolak, ya kalau sekedar tertolak, bisa-bisa malah membawa pelakunya keneraka.
Nah saudaraku, telah banyak imamul ummat salafus sholeh yang mengingatkan bahwa:
Beramal sedikit dalam sunnah lebih baik daripada banyak-banyak dalam bid'ah.
Bid'ah? sudah capek, tertolak, membawa keneraka lagi! semoga Allah menyelamatkan kita.
Saya yaqin, SETIAP PESAN YANG DISAMPAIKAN DALAM MILIS INI BERTUJUAN AGAR KITA SEMUA SELAMAT DARI API NERAKA KARENA AMALAN BID'AH, DAN AGAR AMAL IBADAH KITA TIDAK SIA-SIA. InsyaAllah INIPUN IBADAH.

TERAKHIR UNTUK KESEMPATAN INI
Dengan penuh kesabaran, marilah kita saling mengingatkan untuk menjaga hati dan menebarkan 'ilmu yang sahih.
Mungkin banyak orang yang tidak sadar bahwa belajar itu sendiri adalah amal karena melaksanakan perintah Allah dan RasulNya. (THOLABUL 'ILMI FARIDHOTUN 'ALA KULLI MUSLIM)
Dan mengamalkan ilmu yang telah dipelajari adalah bagian lain lagi dari amal.

Nah kalau boleh saya usul:
- Mari kita kaji lagi KEUTAMAAN ILMU DAN MENCARINYA
- Mari kita lihat lagi KEUTAMAAN BERPEGANG TEGUH PADA SUNNAH DAN BAHAYA BID'AH
- Kemudian mari kita kaji lagi BAGAIMANA CARA BELAJAR YANG BENAR

Dengan demikian semoga tidak lagi ada diantara kita yang merasa heran tiap kali mendapat peringatan/pengingatan baik lisan maupun tulisan.

Saya yaqin semua yang masuk dalam milis ini adalah orang-orang yang ingin mencari kebaikan, bukan orang jahil dan bukan pula orang yang tidak menginginkan keridhoan Allah.
Barangkali hikmah dalam da'wah yang tepat adalah penyampaian AT-TARGHIB WAT -TARHIB.
WALLAHU A'LAM.

Semoga Allah meluruskan bila ada kesalahan dalam jawaban ini.
Tiadalah yang pantas di cari selain keridhoan Allah.

Ya Robbi tambahkanlah ilmu kami dan rizqikanlah kepada kami kefahaman.

Dari saudaramu yang lemah dan yang merindukan nasehat demi kerinduan akan wajah Allah.

Wassalam
Abu Luthfi


______________________________________________________


Pertanyaan

Abu Az-Zuhri
 

Assalamualaikum warahmatullah,

Diharapkan kalian yg arif lagi bijak dapat menjawab soalan di bawah.

Wassalam



Abu Az-Zuhri wrote:

Assalamualaikum warahmatullah,

Pohon tuan yg arif

"barangsiapa belajar (studi) tanpa guru, maka syaitanlah gurunya."

Sekiranya tuan tahu mengenai status hadith di atas samada ia shahih,
hasan, dha'if atau? maudhu'? atau seumpamanya. Dapatlah kiranya kalau
tuan tahu dapat mendatangkan sanadnya dan syarhnya sekali (jika mampu).

Segala bantuan saya dahului dgn jutaan terima kasih.

Wslm.


Re: tanya

A L S
 

From: "iqbal ahmad" <ahmad_iqbal@...>
Reply-To: assunnah@...
To: assunnah@...
Subject: [assunnah] Re: tanya
Date: Wed, 09 Feb 2000 16:22:24 PST

assalamualaikum
Wa'alaikum salam wr. wb.

Jazakallahu khoir akhi Iqbal.
Semoga antum senantiasa tegak sebagai orang yang pertama dalam amar ma'ruf nahi mungkar.
Dan semoga Allah senantiasa menjaga hati antum sebagai THOLIBUN (pencari ilmu) yang menggali ilmu dengan TABAYYUN.

Sebelum memberikan klarifikasi pada masalah yang diingatkan akhi Iqbal, ijinkan ANA MINTA MAAF karena telah menyebarkan surat pribadi dalam milis yang selayaknya tidak meninggalkan subhat.

PERINGATAN JUGA ANA SAMPAIKAN KE AKHI IIP.
MASALAH PRIBADI JANGAN KITA LEWATKAN MILIS INI.
WALAU SEPENUHNYA KESALAHAN ADA PADA ANA YANG MAIN "REPLY" SAJA.

Karena sudah terlanjur, demi menghilangkan SUBHAT pada sekalian anggota milis, berikut ini ana jelaskan@(semoga Akhi Iip tidak keberatan dan lebih bisa meluruskan lagi) tentang:

majlis secara syirriyyah ???
untuk apa dan kenapa ?
Untuk diketahui:
Berawal dari sekitar 11 (sebelas) tahun yang lalu, ana dan akh Iip meniti jalan Haroki. Dengan hanya berbekal GHIROH (semangat) dan dalam kefaqiran ilmu, kita ber bai'at untuk tidak melepaskan diri dari jalan da'wah.
Dan seperti yang mungkin telah antum ketahui dalam berharokah dikenal fase-fase berda'wah, seperti fase makkiyyah, madaniyyah, fase combat.... dan thethek bengek fase yang bathil. Dengan berlagak SOK IYYE, dengan seolah-olah mengadopsi fase awal da'wah Rasulullah s.a.w. (dimana beliau merintis dakwah di rumah Arqom bin Abi Arqom) kita dulu membuat majlis syirriyyah.
Tapi Alhamdulillah, alladzi hadana li hada wamaa kunna li@nahtadiya@laulaa 'an hadanallah.
Sekitar 6 tahun lalu kita menyatakan melepaskan diri dari manhaj bathil tersebut, atas pertolongan Allah, alhamdulillah. Dan,
Alhamdulillah sekarang ana semakin faham semua kesalahan kita dulu@(bukan hanya dalam be majlis syirriyah) tapi dari seluruh USHUL yang dibangun untuk menegakkannya.

Tiadalah niat ana menulis hal itu ke akhi Iip, kecuali untuk mengingatkannya kejahilan masa lalu, dan untuk mengajaknya nanti bersama-sama mengingatkan (menyelamatkan) ikhwan yang dulu satu harokah yang masih BELUM TAHU KALAU DIRINYA TIDAK TAHU. Barangkali kitalah diantara yang paling mengetahui subhat mereka.

Sekian, semoga hal ini menjadi pelajaran bagi orang-orang yang mau mendengar.
Wajazakallahu khoiron katsir akhi Iqbal, semoga Allah mengampuni segala kesalahan kita.

Wassalam
Abu luthfi




______________________________________________________


Re: KRITIK !!!

 

Assalamu'alaikum wr.wb.
Saya (sebagai orang Indonesia saya juga merasa sulit pakai ana/antum)
sependapat dengan kritik dari Bp. Abdul Rochim ini. Marilah kita
bersama-sama belajar terus dan mawas diri.
Wassalam,
NG

-----Original Message-----
From: Abdul Rochim [mailto:abrohim@...]
Sent: Thursday, February 10, 2000 12:29 PM
To: assunnah@...
Subject: [assunnah] KRITIK !!!

Assalaamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokaatuh

Heran saya ( ma'af, saya belum bisa berbicara ANA ANTUM ),
masih segar ingatan saya akan pesan-pesan di milis ini :

1. Tentang bahaya penyakit HIZBIYAH
2. Tentang Ahlus Sunnah Waljama'ah
3. Tentang manhaj yg benar, akhlaq salafush sholih & salafi

4. Tentang hadits dlo'if dan maudlu'
5. Tentang sholat tarowih dan ma'na 'iedul fitri
4. Tentang tarekat dan borok-borok SUFI
5. Tentang INFORMASI YANG TIDAK BERMANFA'AT
5. dan lain-lain

Betulkah anggota milis ini -- yang sebagian besar
meng-klaim bahwa kita lah yang berada di manhaj paling
benar -- telah mengindahkannya ?
Saya menangkap tidak demikian (ma'af jika salah persepsi);
Ada yang sedikit riya', ada yang sedikit terkena penyakit
hizbiyah, ada yang begitu taqlid dengan Ustadz tertentu,
sementara kadang-kadang masih terdengar orang yang mengecam
ummat lain yang sangat menghormati ustadz dan kyai-nya
dengan predikat Ahlul Bid'ah.

Saya coba merenung, rasanya ingin menangis dan prihatin;
Sudah seberapa jauhkah amalan-amalan saya jika dibanding
dengan para Salafush Sholih ?
Kadang-kadang malah saya takut jangan-jangan amalan saya
baru sebatas mulut dan tenggorokan saja...!
Sungguh saya belum ada apa-apanya jika melihat :
- Qiyaamul Lail
- Tingkat khusyu' dan keikhlasan
- Zuhud
- Akhlaq
- Ibadah dan amal sholeh lainnya

yang dilakukan para salafush sholeh.

Mohon ma'af yang sebesar-besarnya jika tulisan saya
mengeruhkan suasana milis ini.

Wassalaamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokaatuh

Abdul Rochim
__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Talk to your friends online with Yahoo! Messenger.



------------------------------------------------------------------------
Subscribe assunnah-subscribe@...
Unsubscribe assunnah-unsubscribe@...
Feedback or comments assunnah-owner@...


------------------------------------------------------------------------
Save cash today!


eGroups.com Home:
- Simplifying group communications


Muhasabah dari hamba yang dhaif

Suharyanto
 

Assalamu'alaikum wr.wb.
Sungguh saya juga belum ada apa-apanya jika melihat :
- Qiyaamul Lail
- Tingkat khusyu' dan keikhlasan
- Zuhud
- Akhlaq
- Ibadah dan amal sholeh lainnya

yang dilakukan para salafush sholeh.

Wassalamu'alaikum wr.wb.


KRITIK !!!

Abdul Rochim
 

Assalaamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokaatuh

Heran saya ( ma'af, saya belum bisa berbicara ANA ANTUM ),
masih segar ingatan saya akan pesan-pesan di milis ini :

1. Tentang bahaya penyakit HIZBIYAH
2. Tentang Ahlus Sunnah Waljama'ah
3. Tentang manhaj yg benar, akhlaq salafush sholih & salafi

4. Tentang hadits dlo'if dan maudlu'
5. Tentang sholat tarowih dan ma'na 'iedul fitri
4. Tentang tarekat dan borok-borok SUFI
5. Tentang INFORMASI YANG TIDAK BERMANFA'AT
5. dan lain-lain

Betulkah anggota milis ini -- yang sebagian besar
meng-klaim bahwa kita lah yang berada di manhaj paling
benar -- telah mengindahkannya ?
Saya menangkap tidak demikian (ma'af jika salah persepsi);
Ada yang sedikit riya', ada yang sedikit terkena penyakit
hizbiyah, ada yang begitu taqlid dengan Ustadz tertentu,
sementara kadang-kadang masih terdengar orang yang mengecam
ummat lain yang sangat menghormati ustadz dan kyai-nya
dengan predikat Ahlul Bid'ah.

Saya coba merenung, rasanya ingin menangis dan prihatin;
Sudah seberapa jauhkah amalan-amalan saya jika dibanding
dengan para Salafush Sholih ?
Kadang-kadang malah saya takut jangan-jangan amalan saya
baru sebatas mulut dan tenggorokan saja...!
Sungguh saya belum ada apa-apanya jika melihat :
- Qiyaamul Lail
- Tingkat khusyu' dan keikhlasan
- Zuhud
- Akhlaq
- Ibadah dan amal sholeh lainnya

yang dilakukan para salafush sholeh.

Mohon ma'af yang sebesar-besarnya jika tulisan saya
mengeruhkan suasana milis ini.

Wassalaamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokaatuh

Abdul Rochim
__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Talk to your friends online with Yahoo! Messenger.


Re: tanya

 

assalamualaikum

saya hanya ingin menyoroti bagian ini, ini bukan pesan pribadi kan kalau pribadi tentu aja nggak dimiliskan.

anay way akhi, ana tetap ingat pesan antum yang disampaikan diRIKOKAIKAN
dibagi buta dengan mengendap-endap masuk ke kamar Akhuna Abdur Roman agar
tidak terbungkar ke SYIRIan majlis kita bahwa:
majlis secara syirriyyah ???
untuk apa dan kenapa ?

wassalam
ahmad iqbal
______________________________________________________
Get Your Private, Free Email at


Re: tanya

A L S
 

From: "iip hidayat" <iipsh@...>
Reply-To: assunnah@...
To: assunnah@...
Subject: [assunnah] Re: tanya
Date: Tue, 08 Feb 2000 23:40:26 PST



Bismillahirrokhmanirrokhiem..
Assalamualaikum....
Wa'alaikum salam wr. wb.

akh yanto, di antum ada kitab apa aja ?
Penting info-nya buat ana, biar nanti kalau kembali
ke okayama ngga perlu bawa banyak kitab...
Bener antum jadi ke Okayama, buat Tholabur Rizq dan berda'wah kan?!
Demikinlah rupanya ketatapan Allah itu berlaku
Antum kan lebih faham dari ana bahwa kalau mau Tholabul 'ilm ya bukan ke Jepang tempatnya, sekalipun bicara diluar arti 'ILM menurut salafush sholeh.
Dan antum kan lebih faham tentang hadits INNAMAL A'AMALU BINNIYAAT WA INNAMAA LIKULLI 'MRI'IN MAA NAWAA.
Antum juga lebih faham dari ana, karena antum lebih punya BASHIROH, bahwa jangankan meningkatkan Iman, buat mempertahankan / menjaga iman saja di tengah-tengah orang kafir itu kan berat?
Antum dulu pernah mengabarkan ke ana bahwa Al-Iman Ali bin Abi tholib r.a. menafsirkan surat Al-anfal ayat dua dengan pernyataan bahwa iman itu naik dan turun.
alhamdulillah kini ana telah mengetahui bahwa itu merupakan satu diantara pokok aqidah shahehah, ana juga telah paham bahwa iman naik dengan ilmu dan amal sholeh, dan iman turun kerna kebodohan dan ma'syiat.

Kemudian di Jepang, darimana ilmu kita akan bertambah kalau bukan dari kitab. Demikian ana sampaikan kepada muhsinin di sekitar ana, maka pada mereka setidaknya ana tunjukkan tiga kitab berikut*
- fiqih sunnah
- TAfsir Ibnu Katsir dan
- riyadush sholihin
Alhamdulillah, ada yang telah memiliki ada yang berjanji sepulan gke Indonesia nanti dan lain-lain. YANG TERDEKAT DENGAN ANA RUMAHNYA, punya ibnu katsir tapi JULID VII (tujuh) nya belum dapat.

Nah akhi, tolong bawa kitab sebanyak-banyaknya biarlah kembar, toh bisa dipinjamkan ke orang lain. Sedang ana sendiri telah punya setidaknya kitab-kitab berikut (insyaallah, akan terus bertambah)

FIQIH
- Fiqih sunnah (versi Indonesia dan Arab, semuanya belum di tahqiq)
- Bulughul Marom (terjemah Indonesia)
- Jawahirul bukhori bis syarah Al Qostalani (versi Arab)
- Tarbiyatul aulad (Nasih ulwan, versi Indonesia)
- Praktek sholat Nabi, albani
TAFSIR
- Tafsir Ibnu katsir (versi Arab)
AQIDAH / TAUHID
- Matan dan syarah Aqidah Thohawiyyah (versi Arab)
- Kitab Tauhid (versi Arab)
- Syarah kitab Tauhid:
1. Qorata'ayun lil muwahidin (versi Arab)
2. Fathul Majid (versi Arab)
3. taisyir fil 'azizil hamid? (diterjemahkan menjadi Ketuhanan yang MahaEsa menurut Islam)
- dan beberapa kitab kecil lain semisal Majmul I'tiqod aimatus salaf (versi arab dan Indonesia), Talbis Iblis dll
HADITS
- silsilah Asshohehahah jilid 1,2,3 (versi indonesia)
- silsilah ad dhoifah jilid 1 (versi Indonesia)
- Jamu'ul ulm wal hikam (versi Arab lengkap dengan tahrij dan tahqiq)
dan kitab kecil lain semisal pengantar ilmu haditsnya astd. Habsi Assidiqi
ADAB
- Riyadhus sholihin (versi Indonesia, tanpa tahrij dan Tahqiq)
- Minhajul Qoshidin (versi Arab dan indonesia, keduanya tanpa tahqiq)
- At-Targhib wat-tarhib oleh ibnu hajar (versi Arab)
SIROH
- Muhtashor Sirotur rosul, Ibn Wahab (vesi Arab)
- Rohiqul Mahtum, almubarok furri (versi Arab)
MAJALAH
- bundhel As-sunnah tahun II dan III
DLL

Kalau antum mau melengkapi dari kitab di atas ya tolong carikan yang ada tahqiqnya. Tahqiq kan bisa dibilang separoh dari ilmu dalam kitab itu?!!
Dan kalau antum mau ngasih hadiyyah yaa terjemah kitab-kitabnya IBNU QOYYIM jadilah.

any way,
alhamdulilah, salah satu dari ruang tempat ana tinggal telah sedikit bersuasana ALMAKTABAH dan alhamdulillah sediit banyak ada orang yang peduli memanfaatkannya.

Antum perlu tahqiq-nya Syaikh Al-Albani pada kitab Fiqh-
Sunnah ?
Insya Allah Nanti ana bawakan (kalau ketemu nyarinya
di Indonesia).
Setahu ana, kitab itu belum di-indonesiakan.
Bahkan ana tidak tahu sudah selesai atau belum.
Antum bawa apa sajalah!! Termasuk bawa diri antum ke KOBE.
Nanti kita bekerja sama antum yang bacakan bahasa Arabnya ana yang dibacakan. Antum kan tentunya maklum seberapa sih kemampuan seorang yang beljar bahasa Arab sendiri hanya berbekal hafalan qur'an dan Hadits ditambah sejumut Nahwu (itupun cuma bab I'ROB) dari akhi Qurnaidi (mahasiswa LIPIA).

Sekian dulu akh IIP, semoga kembalinya antum ke Jepang tidak sia-sia dan tidak menyia-nyiakan sisa hidup antum.
Semoga taqdir Allah yang menetapkan antum akan kembali ke Jepang, bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akherat.
Semoga allah memberi antum keberanian dan kebanggaan sebagai seorang MUSLIM MUWAHID yang memiliki pandangan hidup dan cara berfikir yang berbeda dengan KAFIR MUSYRIK yang tidak ingin bertemu Allah, dan merasa puas hanya dengan hidup di dunia.
LAA YASTAWII ASHABUL NAARI WA ASHABUL JANNAH ....
Semoga Allah senantiasa menjaga dan menguatkan ima antum.

Sayang antum beberapa waktu lalu tidak sempat mampir ke Kobe walau sudah ana iming-imingi dengan kehadiran alimamul masjid al haram al Makkah al Mukaromah syeikh UMAR MUHAMMAD, padahal banyak yang ingin ana samapaikan.
anay way akhi, ana tetap ingat pesan antum yang disampaikan diRIKOKAIKAN dibagi buta dengan mengendap-endap masuk ke kamar Akhuna Abdur Roman agar tidak terbungkar ke SYIRIan majlis kita bahwa:
Al jama'ah huwa ahlul haq walau qilil wa al firqoh huwa ahlul bathil walau katsiir
antum menisbatkan perkataan ini ke Imam ali bin Abi Tholib??

Semoga allah menyatukan hati kita diatas al Haq.

Akhuka ad dhoif,
Abu Luthfi



______________________________________________________


Re: Membuat Index hadits di 'Silsilah Hadits Shahih' dan 'Silsilah Hadits Dha'if dan Maudhu' Syaikh Albani (Rahimahullah) (fwd)

 

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Alhamdulillah, ana rasa usul anta sangat bagus.
InsyaAllah hal yang seperti ini akan sangat besar manfaatnya, karena akan
mempermudah kita mengecek ulang keshahihan hadits yang dipakai dalam suatu
pembahasan. Karena bisa langsung secara online.

Sekalian saya tanya, mungkin sudah ada yang mengetahui website yang
berisikan kitab-kitab hadits seperti Bukhori, Muslim atau yang lainnya.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh
-bowo-

-----Original Message-----
From: Adinda Praditya [mailto:abdmalik@...]
Sent: Friday, February 09, 2001 11:21 AM
To: Milis As-sunnah
Subject: [assunnah] Membuat Index hadits di 'Silsilah Hadits
Shahih' dan
'Silsilah Hadits Dha'if dan Maudhu' Syaikh Albani (Rahimahullah) (fwd)


Assalamu 'alaikum wr wb.

Saya ingin membuat index hadits2 yang ada pada dua judul buku
itu. Saya
rasa akan sangat bermanfaat sekali kalau hadits2 tersebut diatur ulang
sesuai dengan bab2 tertentu. Saya harap antum semua mau membantu.

Teknisnya kita bahas bersama di milis ini. Hasilnya kita sebar luaskan
(taruh di URL) agar orang banyak dapat mengkopi indeks
tersebut dan mudah
dalam memeriksa derajat hadits yang telah diteliti oleh Syaikh Albani
Rahimahullah. Kalau perlu kita buatkan versi bahasa2 dunia
lainnya lalu
beritahu lewat milis2 islam di seluruh dunia.

Jazakallahu khair,

Abdul Malik bin Hilman bin Mahyuddin
------------------------------------
Everything has been set up, you choose where are you gonna go!?
Remember, every choice has its own consequence(s)




------------------------ Yahoo! Groups Sponsor
---------------------~-~>
eGroups is now Yahoo! Groups
Click here for more details

--------------------------------------------------------------
-------_->

Pastikanlah anda untuk selalu mengunjungi
dan dapatkan didalamnya masalah-masalah penting yang harus dan perlu
anda ketahui, informasi buku-buku pilihan dan juga informasi
terbaru lainnya.

Untuk berlangganan: assunnah-subscribe@...
Berhenti langganan: assunnah-unsubscribe@...


Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 23 = Borok-Borok SUFI 1/3]

Y & R
 

¿ªÔÆÌåÓý

?
?
BOROK-BOROK SUFI
?
oleh
Salim Al-Hilali dan Ziyad Ad-Dabij
?
Bagian pertama dari tiga tulisan [1/3]

?
KATA PENGANTAR
?
Sebagai kelanjutan dari pembahasan yang lalu [Masalah-22], maka kami angkat pula penjelasan yang lebih rinci dan ilmiah mengenai Tarekat Sufi oleh Salim al-Hilali dan Ziyad ad-Dabij, yang disadur dari kitab karya mereka yaitu ; Al-Islam fi-Dha'u Al-Kitab wa As-Sunnah, cet.II, hal. 81-97. Dan dimuat di majalah As-Sunnah edisi 17/II/1416H-1996M, dengan membawakan judul Borok-Borok Sufi, selamat menyimak.
?
?
BOROK-BOROK SUFI
?
Tasawuf merupakan gerakan berpola pikir filsafat klasik yang mengekor kepada para filosof dan ahli syair Romawi, India dan Persia. Namun, dalam hal ini, kita akan membatasi kajian masalah sufi dengan berkedok Islam. Kedok Islam ini dikenakan sebagai upaya menutupi hakikatnya. Maka barangsiapa yang meneliti dan mengamati gerak-geriknya, niscaya akan berkesimpulan, bahwa sufi bukan Islam. Baik menyangkut aqidah, prilaku dan pendidikan.
?
?
MENGENAL BEBERAPA KEYAKINAN SUFI
?
Sesungguhnya para penguasa sufi telah berusaha memelihara keyakinan-keyakinan tasawuf, yakni, dengan merancukan dan menghapuskan ayat-ayat Al-Kitab Al-Karim. Membolak-balik, serta merubah pemahaman Sunnah An-Nabawiyah yang telah suci. Akan tetapi Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menakdirkan untuk agama ini, orang-orang yang memperbaharui agama-Nya.
?
Yakni, dengan membersihkan Islam dari bermacam aqidah dan filsafat yang mengalir dalam benak manusia akibat pengaruh pola pikir keberhalaan. Maka, diungkaplah borok-borok mereka, dipilah perkataan mereka serta diterangkan kebohongannya. Metoda merekapun dibuyarkan dengan menelaah kitab-kitab induk sufi. Berikut secara ringkas ditampilkan keyakinan-keyakinan mereka.
?
Ilmu Laduni.
Istilah ini dikaitkan kepada firman-Nya Subhanahu wa Ta'ala tentang nabi Khidir:
"Wa 'allamnaahu min Ladunnii 'ilmaan"
"...Dan Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.". (Al-Kahfi : 65).
Yang dimaksud dengan ayat diatas, menurut mereka, adalah disingkapnya alam gaib bagi mereka. Caranya, dengan kasyaf (penyingkapan), tajliyat (penampakan) serta melakukan kontak langsung dengan Allah dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam 1). Mereka berdalil dengan firman-Nya Subhanahu wa Ta'ala.
"Artinya : Dan bertaqwalah kepada Allah, maka Allah akan mengganjari kepada kalian semua". (Al-Baqarah : 282).
Pemikiran ilmu laduni dipelopori oleh Hisyam Ibnu Al-Hakam (wafat 199H), seorang penganut Syi'ah yang mahir ilmu kalam. Ia berasal dari Kufah. 2)
?
Orang-orang sufi, dalam rangka merealisir ajarannya, menempuh beberapa jalan. Jalan terpenting itu, diantaranya :
  1. Menjauhkan diri dari menuntut ilmu syar'i. Dikatakan oleh Al-Junaid, seorang pentolan sufi, "Yang paling aku sukai pada seorang pemula, bila tak ingin berubah keadaannya, hendaknya jangan menyibukkan hatinya dengan tiga perkara berikut : mencari penghidupan, menimba ilmu (hadits) dan menikah. Dan yang lebih aku sukai lagi, pada penganut sufi, tidak membaca dan menulis. Karena hal itu hanya akan menyita perhatiannya".3)
    Demikian pula yang dikatakan Abu Sulaiman Ad-Darani, "Jika seseorang menimba ilmu (hadits), bepergian untuk mencari penghidupan, atau menikah, sungguh ia telah condong kepada dunia".4)
  2. Menghancurkan sanad-sanad hadits dan menshahihkan hadits-hadits dha'if (lemah), munkar dan maudhu' (palsu) dengan cara kasyaf. Sebagaimana dikatakan Abu Yazid Al-Busthami, "Kalian mengambil ilmu dari mayat ke mayat. Sedang kami mengambil ilmu dari yang Maha Hidup dan tidak pernah mati. Hal itu seperti yang telah disampaikan para pemimpin kami : "Telah mengabarkan pada aku hatiku dari Rabbku". Sedang kalian (maksudnya, kalangan Ahlu Al-hadits) mengatakan : "Telah mengabarkan kepada kami Fulan". Padahal, bila ditanya dimana dia (si Fulan tersebut) ?. Tentu akan dijawab : "Ia (Fulan, yakni yang meriwayatkan ilmu atau hadits tersebut) telah meninggal". "(Kemudian) dari Fulan (lagi)". Padahal, bila ditanyakan dimana dia (Fulan tadi)? Tentu akan dijawab : "Ia telah meninggal".5) Dikatakan pula oleh Ibnu Arabi, "Ulama Tulisan mengambil peninggalan dari salaf (orang-orang terdahulu) hingga hari kiamat. Itulah yang menjauhkan atau menjadikan timbulnya jarak antara nasab mereka. Sedang para wali mengambil ilmu dari Allah (secara langsung -peny). Yakni, dengan cara Ia (Allah) mengilhamkan kedalam hati para wali".6) Dikatakan oleh Asy-Sya'rani, "Berkenan dengan hadits-hadits. Walaupun cacat menurut para ulama ilmu hadits, tapi tetap shahih menurut ulama ilmu kasyaf".7)
  3. Menganggap menimba ilmu (hadits) sebagai perbuatan aib dan merupakan jalan menuju kemaksiatan serta kesalahan. Ibnu Al-Jauzi menukil, bahwa ada seorang syaikh sufi melihat seorang murid membawa papan tulis (baca : buku), maka dikatakannya kepada murid tersebut :"Sembunyikan auratmu".8) Bahkan, mereka saling mewariskan sebagian pameo-pameo yang bertendensi menjauhkan peninggalan salaf, umpanya : Barang siapa gurunya kitab, maka salahnya lebih banyak dari benarnya.
Sanggahan terhadap pernyataan-pernyataan sebagaimana diungkap diatas :
?
Pertama.
Barangsiapa berkeyakinan, bahwa dengan kemampuannya dapat berjumpa dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, seperti keadaan nabi Khidir dengan nabi Musa, maka ia telah kafir berdasarkan ijma' para ulama kaum muslimin. Karena, nabi Musa tidaklah diutus kepada nabi Khidir, dan tidak pula nabi Khidir diperintahkan untuk mengikuti nabi Musa.
?
Padahal Allah telah menjadikan masing-masing nabi mempunyai jalan dan minhaj yang berbeda-beda. Dan peristiwa yang demikian itu, berulang kali terjadi sebelum beliau diutus sebagai nabi. Seperti, sezamannya nabi Luth denga nabi Ibrahim, nabi Yahya dengan nabi Isa.
?
Sesungguhnya para nabi tersebut dibangkitkan untuk kaumnya saja, sedangkan Muhammad shalallallahu 'alaihi wa sallam dibangkitkan untuk seluruh manusia hingga hari kiamat. Telah bersabda Shallallahu 'alaihi wa sallam.
"Artinya : Adalah para nabi diutus untuk kaumnya saja, sedangkan aku diutus untuk seluruh manusia". (Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim).
"Artinya : Tidak seorang pun dari umat ini yang mendengar tentangku, baik Yahudi atau Nashrani, kemudian tidak beriman kepadaku, melainkan akan dimasukkan ke neraka" (Hadits Shahih Riwayat Muslim I/93).
Aqidah semacam ini merupakan asasnya Islam, berdasarkan firman-Nya Subhanahu wa Ta'ala.
"Artinya : Tidaklah engkau Kami utus kecuali untuk seluruh manusia, sebagai pemberi khabar gembira dan pemberi peringatan". (Saba' : 28).
Dan firman-Nya Subhanahu wa Ta'ala.
"Artinya : Katakanlah, wahai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian semua". (Al-A'raf : 157).
Dan siapa saja yang 'alim, baik jin maupun manusia, diperintahkan untuk mengikuti rasul yang ummi ini. Maka barangsiapa yang mengaku bahwa dengan kemampuannya dapat keluar dari minhaj dan petunjuk nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam ke minhaj lainnya, walaupun minhaj Isa, Musa, Ibrahim, maka dia sesat dan menyesatkan. Telah bersabda Shalallahu 'alaihi wa sallam.
"Artinya : Seandainya Musa turun, lalu kalian semua mengikutinya dan meninggalkan aku, maka sungguh sesatlah kalian. Aku adalah bagian kalian, dan kalian adalah bagian dari umat-umat yang ada". (Riwayat Baihaqi dalam Syu'abu al-Iman, dan lihat pula dalam Irwa'al-Ghalil karangan Al-Bani hal. 1588).
Adapun keyakinan orang-orang sufi bahwa nabi Khidir masih tetap hidup, selalu berhubungan dengan mereka, mengajarkan kepada mereka ilmu yang diajarkan Allah kepadanya, seperti nama-nama Allah yang Agung, hal ini merupakan dusta dan mengada-ada. Karena menyelesihi Al-Qur'an secara nyata :
"Artinya : Dan tidaklah kami jadikan seorang manusiapun sebelummu abadi". (Al-Anbiya' : 34).
"Artinya : Tidak ada satu jiwapun yang bernafas pada hari ini yang datang dari zaman seratus tahun sebelumnya, sedangkan dia saat sekarang ini masih hidup". (Hadits Riwayat Ahmad dan Tirmidzi dari Jabir).
Hadits-hadits yang menerangkan masih hidupnya nabi Khidir semuanya maudhu' (palsu) menurut kesepakatan seluruh ulama hadits.9)
?
Kedua.
Adapun hujjah mereka dengan firman-Nya Subhanahu wa Ta'ala.
"Artinya : Dan bertaqwalah kepada Allah dan Allah akan mengajarimu (ilmu)". (Al-Baqarah : 282).
Hal itu bukanlah hujjah, karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah menerangkan pemahaman ayat ini dan telah menentukan cara mencari ilmu yang disyari'atkan dan diwajibkan atas setiap muslim. Seperti sabdanya Shallallahu 'alaihi wa sallam.
"Artinya : Sesungguhnya ilmu itu (diperoleh) dengan cara belajar". (Hadits Riwayat Daruquthni dalam Al-Ifrad wa al-Khatib dalam tarikhnya dari Abu Hurairah dan Abu Darda'. Lihat Silsilah Ash-Shahihah 342).
Kata innama (sesungguhnya) disini adalah untuk membatasi.
?
Ketiga.
Perihal pendapat mereka yang menyatakan, bahwa mencari ilmu dengan cara belajar adalah jalan yang memayahkan, terlalu bertele-tele, dianggap condong kepada dunia serta menyita perhatian dan kesungguhan (walaupun telah tinggi dalam menuntut ilmu tadi), tetap dianggap tidak sempurna. Kecuali, bila ditempuh dengan cara kasyaf dan ilham.
?
Berkenan dengan ilmu itu sendiri, termasuk tentunya dalam pengamalannya. Bahkan sebatas mencari ilmu semata. Berkata Ibnu Al-Jauzi, "Iblis menginginkan untuk menutup jalan tersebut dengan cara yang paling samar. Memang jelas bahwa yang dimaksud adalah mengamalkannya bukan sebatas mencari ilmu saja. Namun, dalam hal ini para penipu itu telah menyembunyikan masalah pengamalannya. 10) Dan tidaklah kasyaf yang mereka dakwakan itu, kecuali hanya khayalan setan belaka.
"Artinya : Maukah Aku khabarkan kepada kalian tentang kepada siapa setan turun ? (Setan) turun kepada setiap pendusta dan suka berbuat dosa. Mereka menghadapkan pendengarannya itu (kepada setan), dan kebanyakan mereka adalah orang-orang pendusta". (Asy-Syu'ara : 221-223).
"Artinya : Tidaklah kamu melihat bahwasanya Kami telah mengirim setan-setan itu kepada orang-orang kafir untuk menghusung mereka agar berbuat maksiat dengan sungguh-sungguh ? Maka janganlah kamu tergesa-gesa memintakan siksaan bagi mereka, karena sesungguhnya Kami hanya menghitung (hari siksaan) itu untuk mereka dengan perhitungan yang teliti. Ingat ketika hari Kami mengumpulkan orang-orang yang bertaqwa kepada Rabb yang Maha Pemurah sebagai perutusan yang terhormat. Dan kami akan menghalau orang-orang yang durhaka ke neraka Jahannam dalam keadaan dahaga". (Maryam : 83-86).
Adapun pengakuan mereka, seperti pensyarah Al-Ushul katakan, bahwa kasyaf merupakan bagian dari iman yang benar. Dan maksud kasyaf adalah disingkapkannya sebagian yang tersembunyi, dan tidak tampak, mengetahui gerak-gerik jiwa dan niat serta kelemahan sebagian manusia. Kasyaf semacam inilah yang disebutkan dalam hadits syarif sebagai firasat seorang yang beriman. 11) Jadi bila ada perkataan mereka semacam ini : "Telah mengabarkan kepadaku hatiku dari Rabb-ku" tidak lain adalah perkataan khurafat.
?
Keempat.
Sebagian mereka mengakku dapat melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam tidurnya, lalu mengajarkan kepadanya beberapa perkara dan memintanya untuk berbuat begini dan begitu. Seperti, kata Ibnu Arabi, "Sesungguhnya aku telah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam mimpi. Aku melihatnya saat sepuluh akhir di bulan Muharram 627H, di Mahrusah, Damsyiq. Saat itu di tangan beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam membawa kitab. Maka sabdanya kepadaku, 'Kitab ini adalah kitab Fushush Al-Hikam'. Ajarkan dan sebarkan kepada manusia agar bisa memetik manfa'at darinya. Kemudian aku katakan, Aku dengar dan taat kepada Allah, Rasul-Nya serta ulil amri diantara kita sebagaimana yang engkau perintahkan. Maka, aku pun berusaha merealisasikan cita-cita dan aku murnikan niatku serta kubulatkan tekad untuk mengajarkan kitab ini sebagaimana diajarkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. tanpa mengurangi dan menambahinya".
?
Bantahan terhadap pendapat diatas adalah sebagai berikut.
  • Para Rasul tidak memerintahkan kemaksiatan apalagi kekufuran, seperti yang memenuhi kitab Fushush Al-Hikam. Seperti, mengkafirkan nabi Allah, Nuh (hal. 70-72), meyakini bahwa Fir'aun itu telah beriman (hal. 21), membenarkan pendirian Samiri dan perbuatannya dalam membuat patung (yang menimbulkan fitnah di kalangan bani Israil) hingga mengibadahinya (hal. 188).
  • Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak menyuruh menyelisihi syari'at. Sesungguhnya, ada yang mengatakan bahwa setan menampakkan diri dalam bentuk nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam di hadapan Ibnu Arabi. Padahal mustahil hal itu bisa terjadi. Dia (Ibnu Arabi) telah tertipu dan terperdaya. Walau ia mengatakan yang demikian itu dengan niat baik dan prasangka bersih. Tetapi yang demikian itu mustahil, karena setan tidak akan mampu menyerupai nabi. Maka, bagaimana hal itu bisa terjadi padahal Nabi yang ma'shum Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda : "Artinya : Barangsiapa yang melihatku (dalam mimpinya) maka sesungguhnya akulah dia. Karena sesungguhnya setan tidak bisa menyerupaiku". (Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi dari Abu Hurairah, mempunyai penguat yang sangat banyak, sebagiannya Shahih diriwayatkan Bukhari dan Muslim. Lihat Shahih Al-Jami' dan ziyadahnya V/293).
Berdasarkan keterangan diatas, maka kita berkeyakinan bahwa Ibnu Arabi dan para pengikutnya adalah dajjal-dajjal Khurasan. Sedang perkataan-perkataan mereka dusta dan tidak mengandung kebenaran sama sekali.
?
Bersambung
Syari'at dan Hakikat

?
Fote Note.
1.? Ihya 'Ulummuddin, Al-Ghazali, I/19-20 dan III/26, cet. Istiqomah, Qahirah.
2.? Minhaj As-Sunnah, Syaikh Islam Ibnu Taimiyah, hal. 226
3.? Quwat Al-Qulub, III/35
4. Al-Futuhat Al-Makkiyah, Ibnu Arabi, I/37.
5.? Al-Kawakib Ad-Durriyah, hal. 226 dan Al-Futuhat Al-Makkiyah, I/365.
6.? Al-Kawakib Ad-Durriyah, hal. 246 dan Rasail, Ibnu Arabi, hal.4.
7. Al-Mizan, I/28.
8. Tablis Iblis, hal. 370.
9.? Al-Manar Al-Munif, Ibnu Qayim Al-Jauziyah.
10. Shaid Al-Khaathir, Ibnu Jauzi, I/144-146.
11. Syarah Al-Ushul Al-Isyrin, hal 27.
?
?
?
?
?
?
?
?
?
?
?
?
?
?
?
?
?
?
?
?
?
?
?


Re: tanya

iip hidayat
 

Bismillahirrokhmanirrokhiem..
Assalamualaikum....


AFwan akhi, lama sekali ana ingin mencarikan jawab atas pertanyaan antum
tapi sayang sampai sekarang beberapa kitab fikih ana dipinjam ikhwan.
akh yanto, di antum ada kitab apa aja ?
Penting info-nya buat ana, biar nanti kalau kembali
ke okayama ngga perlu bawa banyak kitab...

Antum perlu tahqiq-nya Syaikh Al-Albani pada kitab Fiqh-
Sunnah ?
Insya Allah Nanti ana bawakan (kalau ketemu nyarinya
di Indonesia).
Setahu ana, kitab itu belum di-indonesiakan.

Abu Nisa

______________________________________________________


status hadith

Abu Az-Zuhri
 

Assalamualaikum warahmatullah,

Pohon tuan yg arif

"barangsiapa belajar (studi) tanpa guru, maka syaitanlah gurunya."

Sekiranya tuan tahu mengenai status hadith di atas samada ia shahih,
hasan, dha'if atau maudhu' atau seumpamanya. Dapatlah kiranya kalau
tuan tahu dapat mendatangkan sanadnya dan syarhnya sekali (jika mampu).

Segala bantuan saya dahului dgn jutaan terima kasih.

Wslm.


Re: tanya(tambahan)

A L S
 

Assalamu'alaikum

Ada sedikit yang silap pada jawaban e-mail yang ana berikan ke antum barusan, yakni bagian sbb:
*sampai sejauh mana kita harus memeriksa kehalalan suatu makanan, maksud
saya disini ada ingredients makanan yang ditulis abura (minyak) sedang
minyak ini bisa aja minyak nabati atau hewani (haram). ada teman yang
berkata bahwa selama tidak pasti haram maka kita yakin aja bahwa itu abura
nabati dan boleh memakannya.
Yang ini ana tidak tahu dalilnya. Dalam arti adakah dalil yang disebutkan di bawah dapat dipakai sebagai dalil atau tidak, juga dalail tentang keraguan Aisyah r.ah saat menerima daging dari seseorang yang baru masuk islam kemudian disuruh membaca Basmalah dan memakannya, bisa dibuat dalil atau tidak, wallahu a'alam.
Ana sendiri meninggalkan untuk memakan yang hanya bertuliskan ABURA saja, (sebatas mampu mengeceknya) telah sampai persaksian seorang teman ke ana bahwa kalau hanya ditulis Abura saja itu berarti kemungkinan terbesarnya adalah hewani, sedang untuk nabati telah jelas@selalu ditulis SHOKUBUTSUYUU.

dan kadang kalau makan diluar kita
bertanya
aja
Ana pernah melakukan syafar dengan dua orang multazim fissunnah dari New Zailand dan dari Canada. InsyaAllah yang dari Canada lebih banyak dan lebih sahih ilmunya.
Ana lihat yang dari New Zailand selalu mengecek (bertanya) apakah minyak yang dipakai (menggoreng) itu minyak salada atau bukan.
Sedang yang dari Canada, lebih banyak mempertimbangkan sendiri (tidak bertanya), hal yang mengesankan ana pada al-akh yang dari Canada selalu meninggalkan pesan tentang (keberadaan/kebesaran) Allah kepada kasir/pelayan saat beli sesuatu. Awas akhi, ini bukan dalil, tapi sekedar contoh dari dua orang yang jauh lebih 'alim fiddien dari ana.
Wallahu a'lam.

semampu kita misal bahan utama makanan itu apa dan dengan keyakinan kita
makan. dengan alasan ada sahabat yang terkena cipratan air dari atas tapi
diam tidak bertanya air apa itu padahal dia bisa bertanya untuk mengetahui
air itu najis atau bukan (seingat ana)

Dalam hal berupaya sebatas kemampuan:
InsyaAllah antum telah benar. hadits yang terakhir seingat ana dapat antum
baca pula di beberapa kitab fikih, semoga ana dapat mengeceknya setelah
dikembalikan dan walau ana belum pernah melihat tahqiqnya (pembasasan sahih
tidaknya).@
(Ohya ana pernah dengar dari ust A. Rofi'i, bahwa syekh Albani pernah
memulai melakukan tahqiq kitab Fiqih sunnah, adakah diantara ikhwan yang
pernah mendengar telah selesai/belum atau kalau ada yang telah punya, tolong
tunjukkan dimana ana bisa beli. ana telah berusaha pesan ke Mesir tapi
dapatnya yang belum ditahqiq.)

Kemudian Allah berfirman:

LAA YUKALLIFULLAHU NAFSAN ILLA WUS'AHA.

Yang terpentig buat akhi, hilangkan setiap keraguan ikuti mana-mana yang
yaqin.
Telah tetap atsar dari sahabat (Abdullah bin Umar?) bahwa beliau setelah
buang air kecil mencipratkan air ke sarungnya. (Tolong check kesahehan
hadits ini, ana lupa dimana bacanya tapi mungkin fikih sunnah atau bulughul
marrom))
Apa hikmahnya akhi? untuk menghilangkan keraguan manakala ada bagian yang
basah di disarungnya maka tidaklah ragu bahwa itu adalah air yang
dipercikkan dan bukan najis yang terpercik dari air kencing.

Akhi langkah sahabat r.a. tsb (kalau atsar ini benar-benar sahih) lebih
kental bermuatan aqidah daripada fikih.

Akhi ketahuilah bahwa (madkholus syaiton) lobang tempat setan masuk ke hati
kita adalah:

SUBHAT DAN SYAHWAT.

Menutup lobang syahwat telah jelas sedang menutup Subhat (keraguan) adalah
yaqin yang tentunya bisa diperoleh dengan ilmu yang haq.

Kemudian ke antum yang (subhanallah, semoga Allah menolong antum dalam
da'wah ila Allah) hindarkanlah diskusi / perdebatan masalah-masalah yang
terlalu detil, peganglah keumuman qoidah, tetapkan prioritas da'wah seperti
yang telah dicontohkan ulama' ahlus sunnah wal atsar, dengan melihat subhat
yang ada pada mad'u.
UD'U ILA ALLAHI 'ALA BASHIROH

Semoga Allah menguatkan dan menolong kita dalam meniti jalan menuju
RidhoNya.

FATABAYYANU!!!!!!!

Akhuka fillah
Abu Luthfi





______________________________________________________

------------------------------------------------------------------------
PostMessage assunnah@...
Subscribe assunnah-subscribe@...
Unsubscribe assunnah-unsubscribe@...
Listowner assunnah-owner@...

------------------------------------------------------------------------
eGroups eLerts!
Its easy. Its fun. Best of all, its free.


-- Talk to your group with your own voice!
--
______________________________________________________