¿ªÔÆÌåÓý

ctrl + shift + ? for shortcuts
© 2025 Groups.io
Date

Mohon Pencerahan (Mendesak!)

Busono Suprapto
 

Assalaamu'alaykum wr.wb.

Ana dapet keluhan dari saudara di Rongkop Gunung Kidul tepatnya di
dusun Petir A.
Sudah sebulan ini masjid petir a (An Nur) kedatangan aktivis dakwah.
Yang dikeluhkan oleh saudaraku itu tentang ajaran mereka.mereka
mengajarkan :
1. Pengumpulan darah untuk perlambang persatuan jamaah.
2. Bagi kaum laki-laki selama tiga hari tidak boleh keluar
masjid,untuk kebutuhan makan biar istri yang mengantar ke masjid.
Padahal sebagian penduduk rongkop hidupnya bertani.
3. Diwajibkan potong rambut bagi laki laki semi cepak(Gundul setengah
dari bawah)

yang saya tanyakan adakah didalam islam atau sunnahnya ajaran
tersebut diatas. Mohon pecerahannya. Sebelumnya ana ucapkan
jazakumullah khoir

Wassalaamu'alaykum wr.wb.


Re: tanya Hadits tentang Ruqyah

Naufal
 

Sebaiknya kita ittiba' saja pada ruqyah2 yg telah dicontohkan oleh
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam sebagaimana yg disebutkan dlm hadits2
shahih, sebagian contoh2 ruqyah menurut tuntunan sunnah bisa dibaca pada
bukunya Ust.Yazid Abdul Qadir Jawas yg berjudul "Do'a & Wirid mengobati
guna-guna dan sihir menurut AlQur'an dan As-Sunnah", penerbit Pustaka Imam
Asy-Syafi'i.

----- Original Message -----
From: Yunardi Eko W. <yunardi@...>
To: <assunnah@...>
Sent: Tuesday, May 27, 2003 1:33 PM
Subject: RE: [assunnah] tanya Hadits tentang Ruqyah
Assalamu'alaikum

Jazakumullahu akhi Naufal atas informasinya. Tadinya saya pikir ruqyah itu
definisinya adalah khusus bagi penyembuhan dengan do'a-do'a dari Al-Qur'an
/
Hadits ternyata termasuk didalamnya penyembuhan dengan mantra dan
jampi-jampi.
Namun demikian bagaimanakah kalau ruqyahnya dengan do'a-do'a dari
Al-Qur'an
tetapi belum pernah dicontohkan oleh Rasulullah. Seperti yang banyak
terjadi
sekarang, semacam "pengobatan alternatif". Sebab dengan ayat-atyat
Al-Qur'an
dan memohon kepada Allah tentu saja jauh dari unsur syirik sebagaimana
yang
dikatakan oleh Rasulullah:

Beliau menjawab:"Perlihatkan kepadaku ruqyah-ruqyah kalian. Ruqyah tidak
mengapa selama di dalamnya tidak mengandung unsur syirik."


wassalamu'alaikum

----------
From: Naufal[SMTP:naufal@...]
Reply To: assunnah@...
Sent: Monday, May 26, 2003 9:30 AM
To: assunnah@...
Subject: Re: [assunnah] tanya Hadits tentang Ruqyah

----- Original Message -----
From: Yunardi Eko W. <yunardi@...>
To: <assunnah@...>
Sent: Friday, May 23, 2003 9:21 AM
Subject: [assunnah] tanya Hadits tentang Ruqyah


Assalamu'alaikum warohmatulloh
Saya mau tanya tentang Hadits :
Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu menuturkan: Aku telah mendengar
Rasulullah
shallallahu `alaihi wasallam bersabda:

"Sesungguhnya ruqyah, tamimah dan tiwalah adalah syirik." (Hadits
riwayat
Imam
Ahmad dan Abu Dawud).

Bagaimanakah maksud dari hadits tersebut, sebab dari keumuman hadits
tersebut
bahwa ruqyah termasuk perbuatan syirik.

- Apakah setiap ruqyah adalah syirik; tidakkah hadits ini seperti
hadits "setiap bid'ah adalah sesat" ....?
- Apakah ada Hadits lain yang membatasi hadits tersebut atau
riwayat-riwayat
bahwa Rasulullah melakukan ruqyah; sehingga ruqyah dengan Ayat-ayat
Al-Qur'an
atau Asma'ul Husna diperbolehkan.

Tolong kalau ada yang bisa memberikan secara mendetail; sebab saya
pernah
baca
tentang bolehnya ruqyah dengan Ayat-ayat Al-Qur'an tetapi
penjelasannya
tidak
panjang (lengkap). Diantara yang saya baca adalah Kitab Tauhid Syaikh
Muhammad
Bin Abdul Wahab dan kitab Do'a dan Wirid Ustadz Yazid.

Demikianlah, Jazakumullahu Khoiron
Wassalamu'alaikum warohmatulloh
Pada majalah AsuSunnah edisi 02/Tahun Vi/1423H/2002M hal.28-32 pada
rubrik
Aqidah ada pembahasan tentang Ruqyah yaitu pada artikel yg berjudul
"Ruqyah;
Pengobatan Alternatif Bolehkah?" dirangkum oleh ust.Ahmas Faiz
Asifuddin.
Berikut ini saya salinkan sebagiannya saja secara ringkas, untuk lebih
jelas
silahkan baca pada majalah AsSunnah edisi tsb.

PENGERTIAN RUQYAH

Ruqyah, disebagian tanah jawa barangkali lebih dikenal dengan japa
mantera.
Pada zaman Jahiliyah dahulu, kebanyakan menggunakan bahasa-bahasa,
sarana-sarana serta cara-cara syirik. Itulah sebabnya Rasulullah
shalallahu
`alaihi wasallam bersabda:

"Sesungguhnya ruqyah-ruqyah, tamimah-tamimah, dan tiwalah(guna-guna)
adalah
syirik."
[HR. Abu Dawud, th-Thibb, bab Ta'liq at-Tama'im/Shahih Sunan Abu
Dawudno.3883. Juga Ibnu Majah/Shahih Ibnu Majah no.2861. Dan lain-lain]

Syaikh Muhammad bin Shalil al-Utsaimin rahimahullah mengatakan: Ruqa
dalam
hadits di atas adalah kata jama` dari ruqyah. Tetapi maksud(syirik
dalam)
hadits itu tidak meliputi semua ruqyah. Yang dimaksud hanyalah ruqyah
yang
tidak dibenarkan oleh syari'at.

Adapun yang ada tuntunannya berdasarkan syari'at, maka tidak syirik.
Lalu
beliau rahimahullah membawakan hadits tentang dilakukannya ruqyah dengan
bacaan al-Fatihah yang diriwayatkan oleh Imam Bukhati.(Lihat al-Qaul
al-Mufid 'ala Kitab Tauhid, karya Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin
I/177, disadur dengan bahasa bebas)

Secara garis besar ruqyah dalam islam ialah: ayat-ayat, dzikir-dzikir
dan
doa-doa yang dibacakan kepada orang sakit.(Lihat Risalah fi Ahkam
ar-Ruqa>
wat Tama'im, karya Abu Mu'adz Muhammad bin Ibrahim hal.13)

Sedangkan dalam pengertian lain, ruqyah adalah japa mantera yang
mengandung
unsur-unsur syirik. Itulah ruqyah yang diharamkan dalam islam

Imam Al-Khattabi, sebagaimana dinukil oleh penyusun kitab Fathul Majid
Syarhu Kitab at-Tauhid, yaitu Syaikh Abdurrahman bin Hasan bin Muhammad
bin
Abdul Wahab, mengatakan: "Nabi shalallahu `alaihi wasallam telah
melakukan
ruqyah, juga di ruqyah, dan beliau memerintahkan orang melakukan ruqyah
serta membolehkannya. Apabila ruqyah dilakukan dengan membaca ayat-ayat
al-Qur'an dan dengan nama-nama Allah Subhanahu wa Ta`ala maka
diperbolehkan
atau diperintahkan.
Yang dibenci dan dilarang hanya ruqyah yang tidak menggunakan bahawa
Arab,
sebab barangkali merupakan perkataan kufur ata perkataan yang mengandung
unsur syirik."(Lihat Fathul Majid, bab Maa Ja'a fir Ruqa wat Tama'im).

Dari Auf bin Malik al-Asyja'i radhiyallahu `anhu, ia berkata: Kami
melakukan
ruqyah zaman Jahiliyah. Maka kami bertanya:"Ya Rasulullah, bagaimana
pandanganmu tentang ruqyah itu?" Beliau menjawab:"Perlihatkan kepadaku
ruqyah-ruqyah kalian. Ruqyah tidak mengapa selama di dalamnya tidak
mengandung unsur syirik."(HR.Muslim, kitab ath-Thibb, bab Laa ba;sa bir
Ruqa
maa lam yakun fiihi syirkun)


Re: ibadah haji

Bambang Setiawan
 

wassalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh :-)
bismillahirrohmanirrohiim,

akhiy,
setau ana, menciumnya bukan wajib,
tapi sunnat.
tolong diluruskan bila ana salah,
Correct Me If I'm Wrong (CMIIW).

Mengenai serial tuntunan haji antum bisa lihat di archive yahoogroups.com di milis assunnah posting dari
akhiy Yayat.

Insya Alloh ana akan masukkan ke situs www.hibban.net
mohon sabar menunggu :-)

wassalamu'alaikum :-)


-bambang setiawan-

======= At 2003-05-26, 13:02:00 you wrote: =======

Ass Wr Wb,

Mohon hadist atau dalil yg mewajibkan jama'ah haji utk mencium hajar aswat pada
saat menunaikan ibadah haji di Makkah.

Wass,

Zainal

Best regards.
Bambang Setiawan
bsetiawan@...
2003-05-28


Re: sholat sunnat

Naufal
 

----- Original Message -----
From: <asep_wawan@...>
To: <assunnah@...>
Sent: Tuesday, May 27, 2003 10:04 PM
Subject: [assunnah] sholat sunnat


ada yang bisa kasih dalil tentang shalat sunnat apa saja yang dicontohkan
Rasulullah s.a.w

wasalam,
Antum bisa baca buku yg berjudul "Kumpulan Shalat Sunnah dan Keutamaannya",
penerbit DarulHaq, terjemahan dari Kitab "Shalatut Tathawu` Mafhumun, wa
Fadhailun, Wa Aqsamun, wa Anwa'un, wa Adabun fi Dhauil Kitabi was Sunnah"
karya Syaikh Dr.Said bin
Ali bin Wahf Al-Qahthani.
Di buku itu disebutkan shalat2 sunnah yg dicontohkan oleh Rasulullah
shalallahu'alaihi wasallam disertai lengkap dgn dalil2 nya.


Tanya kursus BAHASA ARAB

Febri Kristianto
 

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Mungkin ada Ikhwan dan akhwat yang bisa tahu tempat kursus Bahasa Arab di
sekitar Jabotabek dan waktu pelaksanaannya.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


SHALAT JUM'AT

 

TANYA MASALAH SHALLAT JUM?AT

Assalamu?alaikum WR.WB

Ditempat saya bekerja selalu diadakan shallat jum?at berjama?ah rutin
setiap hari jum?at kecuali hari libur.
Pernah suatuwaktu/beberapa waktu hotib tidak bisa datang dan digantikan
dengan rekan ana sendiri. Namun dalam pelaksanaanya pernah terjadi satu
hotib dan satu imam. Khotibnya lain dan Imamnya juga lain (ada dua orang)
mohon penjelasan serta dilengkapi dengan dalil nya mengenai yang ana
jelaskan diatas.

Wasallamu?alaikum WR.WB


Re: Bagaimana risalah sampai pada golongan Jin ?

Abu Hazim
 

From: "Wahyu R Zaenie" <wahyu@...>
Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakaatuh
Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahi Rabbil'alamin

Sehubungan dengan Surat Adz-Dzariyaat ayat 65, yang artinya "tidaklah Aku
ciptakan Jin dan Manusia, kecuali untuk beribadah ...", selanjutnya kita
Ada yang harus diralat.
Surat adz-Dzaariyat surat 51 hanya sampai 60
Dan ayat yang dimaksud diatas adalah ayat no 56, bukan 65

ketahui bahwa golongan Jin juga ada yang kafir dan mukmin. Mohon
penjelasan
bagaimana risalah Islam sampai pada golongan Jin ini dan apakah cara
mereka
beribadah juga sama seperti cara ibadah yang kita lakukan?
Tanpa bermaksud menjawab, ana hanya memberikan tausiyah kecil, bahwa kita
sebagai manusia diberi kewajiban untuk beribadah, maka kita pun harus
mengetahui, mempelajari, memahami dan mengamalkan ibadah yang di bebankan
kepada kita sebagai manusia.

Maka sebelum menjawab pertanyaan al akh Wahyu, bahkan sebelum kita bertanya
pertanyaan yg sama, maka kita harus bertanya dulu:
1. Sudahkah kita mengetahui kewajiban ibadah kita sebagai manusia
2. Sudahkah kita mempelajari kewajiban ibadah kita sebagai manusia
3. Sudahkah kita memahami kewajiban ibadah kita sebagai manusia
4. Sudahkah kita mengamalkan kewajiban ibadah kita sebagai manusia

Sudahkah kita melaksanakan langkah-langkah diatas sesuaia kehendak Allah
Ta'ala, sesuai yang diajarkan Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam, sesuai
pemahaman para shahabat ridwanallahu'alaihim ajma'in ?

Mungkin sesudah semua ilmu itu kita ketahui, pelajari, pahami dan amalkan,
barulah kita bertanya masalah cara ibadahnya jin, itupun kalau ada
manfaatnya untuk mendekatkan diri pada Allah Ta'ala.

Untuk mencukupi rasa penasaran kita, salah satunya adalah mungkin cukup
dengan membaca surat Jin surat 72.
Dengan membaca suratnya, terjemahannya dan tafsirnya, menurut penjelasan
para Ulama ahli Tafsir.

Wallahu'alam

Jazakallahu atas penjelasannya.
Wajazakallahu khairon

Wassalamu'alaikum warahmatullah wabarakaatuh
Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakaatuh


KONTAK DG AKHWAT BANDUNG?

Febri Kristianto
 

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Afwan ana mengganggu. Ana mau tanya bisa yg dapat ana hubungi untuk akhwat di
bandung.

Ana punya teman Akhwat di Bandung, dia ingin sekali ikut kajian Salaf di
bandung dan teman ana tinggal di daerah CISITU,
mungkin ada akhwat yang dekat di CISITU? sehingga kalau mau berangkat kajian
bisa bersama2 berangkatnya. Bisa konfirmasi balik secepatnya jika ada yang bisa
ana hubungi.

wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Bagaimana risalah sampai pada golongan Jin ?

Wahyu R Zaenie
 

Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakaatuh

Sehubungan dengan Surat Adz-Dzariyaat ayat 65, yang artinya "tidaklah Aku
ciptakan Jin dan Manusia, kecuali untuk beribadah ...", selanjutnya kita
ketahui bahwa golongan Jin juga ada yang kafir dan mukmin. Mohon penjelasan
bagaimana risalah Islam sampai pada golongan Jin ini dan apakah cara mereka
beribadah juga sama seperti cara ibadah yang kita lakukan?

Jazakallahu atas penjelasannya.

Wassalamu'alaikum warahmatullah wabarakaatuh


DAURAH MUSLIMAH VI - BOGOR

 


DAURAH? MUSLIMAH VI
?
Bingkisan Istimewa Untuk Ukhti Muslimah
?
?
Sabtu-Ahad,
?6-7 Rabiuts-Tsaani 1424H
7-8 Juni 2003M
Pukul 08.30-16.00WIB
?
?
Masjid Imam Ahmad bin Hanbal
KPP IPB Baranang Siang IV BOGOR
?
?
Pemateri :
Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Ustadz Fariq?bin Gasim Anuz
?
?
Materi :
Ibadah
Aqidah Islam
Pernikahan Islami
Akhlak Muslimah
Pendidikan Anak
?
?

Diselenggarakan oleh :
QISMUL MUSLIMAH MAJLIS TA'LIM AL-FURQAAN - BOGOR

INFORMASI & PENDAFTARAN :
Novi?0251-622208
Eko? 0251-627526/08179813832
Hana 08174827621

Khusus untuk denah/lokasi Masjid, bisa ditanyakan kepada :
Zaki?0251-628743/08156887807
Hermawan 0251-383746/0818176848



Add photos to your e-mail with Get 2 months FREE*.


lima buku baru di situs maktabati.tk

Muhammad Elvi bin Syamsi
 

¿ªÔÆÌåÓý

assalamu'alaikum
jangan lewatkan untuk mendapatkan kitab gratis dari situs www.maktabati.tk sekarang ada lima buku lagi yang baru , semuanya di dalam bidang hadits :
?
1). Sunan Tirmizi
?
2). Sunan An Nasai.
?
3).Irwa' al Ghalil
pengarang : Syeikh Al Albani.
Kata pengantar :Kitab ini adalah kitab takhrij hadits kitab Manarul Sabil, kitab pegangan mazhab Hambali.
?
4)Al Adabul Mufrad.
oleh Imam Bukhari.
?
5). Taqribut Tahdzib
pengarang : Ibnu Hajar
Kata pengantar : Kitab ini mengenalkan kepada kita rijal sanad (perowi-perowi hadits) kutubus sittah. Buku ini sangat penting sekali bagi orang yang ingin menghukum satu sanad dari sanad hadits, sebab pengarang mencantumkan darajat perowi itu menurut jarh wa ta'dil.
?
silahkan didownload sekarang juga .....
wassalamu'alaikum
?
?
Abu Abdilah Muhammad Elvi bin Syamsi
================================================================
Dai di Islamic Dawa & Guidance Center Hail, Saudi Arabia.
Po.Box : 2843. Tel : (00966)-6-5334748, Fax : (00966)-6-5432211. Mobile ( HP ) : (00966)-52104132


Re: tanya hadits mengusap kepala seusai shalat

Abu Ariq
 

--- "Yunardi Eko W." <yunardi@...> wrote:
Assalamu'alaikum

Saya mau tanya ( lagi :D ) mengenai Hadits mengusap
kepala seusai shalat,
apakah derajatnya sahih ?

Saya baca di sebuah buku tuntunan shalat bahwa
Rasulullah mengusap kepala
seusai shalat (kalau tidak salah riwayat Tabhrani).
Apakah yang dimaksud di
sini adalah mengusap muka, tidak ada penjelasannya;
hanya saja saya dari kecil
kalau habis shalat mengusap muka (wajah); jadi agak
sulit menghilangkan
kebiasaan ini (reflex sih ).

Demikian, dan terimakasih sebelumny atas
pencerahannya


Wassalamu'alaikum

wa'alaikumus salam

dicopy dari


semoga bermanfaat

wassalam

Kelemahan Hadits-Hadits
Tentang Mengusap Muka Dengan Kedua Tangan
Sesudah Selesai Berdo'a
Abdul Hakim bin Amir Abdat


PENDAHULUAN
Sering kita melihat diantara saudara-saudara kita
apabila telah selesai berdo'a, kemudian mereka
mengusap muka mereka dengan kedua telapak tangannya.
Mereka yang mengerjakan demikian itu, ada yang sudah
mengetahui dalilnya, tapi mereka tidak mengetahui
derajat dari dalil tersebut. Apakah sah datang dari
Nabi shallallau 'alaihi wa sallam atau tidak .? Ada
juga yang mengerjakan karena ikut-ikutan (taklid)
saja.

Oleh karena itu jika ada orang bertanya kepada saya
(Abdul Hakim bin Amir Abdat) : "Adakah dalilnya
tentang mengusap muka dengan kedua telapak tangan
sesudah selesai berdo'a, dan bagaimana derajatnya, sah
atau tidak dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ..?
Maka saya menjawab ; "Bahwa tentang dalilnya ada
beberapa riwayat yang sampai kepada kita, tapi tidak
satupun yang sah (shahih atau hasan) datangnya dari
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam".

Untuk itu ikutilah pembahasan saya di bawah ini,
mudah-mudahan banyak membawa manfa'at bagi
saudara-saudara.

HADIST PERTAMA

"Artinya : Dari Ibnu Abbas, ia berkata ; "Telah
bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam :
Apabila engkau meminta (berdo'a) kepada Allah, maka
hendaklah engkau berdo'a dengan kedua telapak
tanganmu, dan janganlah engkau berdo'a dengan kedua
punggungnya. Maka apabila engkau telah selesai
berdo'a, maka usaplah mukamu dengan kedua telapak
tanganmu". (Riwayat Ibnu Majah No. 1181 & 3866).
Hadits ini derajatnya sangatlah LEMAH/DLO'IF. Karena
di sanadnya ada orang (rawi) yang bernama SHALIH BIN
HASSAN AN-NADLARY. Para ahli hadits melemahkannya
sebagaimana tersebut di bawah ini :
Kata Imam Bukhari : Munkarul Hadits (orang yang
diingkari hadits/riwayatnya).
Kata Imam Abu Hatim : Munkarul Hadits, Dlo'if.
Kata Imam Ahmad bin Hambal : Tidak ada apa-apanya
(maksudnya : lemah).
Kata Imam Nasa'i : Matruk (orang yang ditinggalkan
haditsnya).
Kata Imam Ibnu Ma'in : Dia itu Dlo'if.
Imam Abu Dawud telah pula melemahkannya.
[Baca : Al-Mizanul 'Itidal jilid 2 halaman 291, 292).

Imam Abu Dawud juga meriwayatkan dari jalan Ibnu
Abbas, tapi di sanadnya ada seorang rawi yang tidak
disebut namanya (dalam istilah ilmu hadits disebut
rawi MUBHAM). sedang Imam Abu Dawud sendiri telah
berkata : "Hadits inipun telah diriwayatkan selain
dari jalan ini, dari Muhammad bin Ka'ab al-Quradziy
(tapi) SEMUANYA LEMAH. Dan ini jalan yang semisalnya,
dan ia (hadits Ibnu Abbas) juga lemah". (Baca : Sunan
Abi Dawud No. 1485).


HADITS KEDUA

Telah diriwayatkan oleh Saa-ib bin Yazid dari bapaknya
(Yazid) :

"Artinya : Bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam, apabila beliau berdo'a mengangkat kedua
tangannya, (setelah selesai) beliau mengusap mukanya
dengan kedua (telapak) tangannya". (Riwayat : Imam Abu
Dawud No. 1492).
Sanad hadits inipun sangat lemah, karena di sanadnya
ada rawi-rawi :
IBNU LAHI'AH, seorang rawi yang lemah.
HAFSH BIN HASYIM BIN 'UTBAH BIN ABI WAQQASH, rawi yang
tidak diketahui/dikenal (majhul).
[Baca : Mizanul 'Itidal jilid I hal. 569].

HADITS KETIGA
Telah diriwayatkan oleh Umar bin Khattab, ia berkata :


"Artinya : Adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam, apabila mengangkat kedua tangannya waktu
berdo'a, beliau tidak turunkan kedua (tangannya) itu
sehingga beliau mengusap mukanya lebih dahulu dengan
kedua (telapak) tangannya". (Riwayat : Imam Tirmidzi).

Hadits ini sangat lemah, karena disanadnya ada seorang
rawi bernama HAMMAD BIN ISA AL-JUHANY.
Dia ini telah dilemahkan oleh Imam-imam : Abu Dawud,
Abu Hatim dan Daruquthni.
Imam Al-Hakim dan Nasa'i telah berkata : Ia telah
meriwayatkan dari Ibnu Juraij dan Ja'far Ash-Shadiq
hadits-hadits palsu.
[Baca : Al-Mizanul 'Itidal jilid I hal. 598 dan
Tahdzibut-Tahdzib jilid III hal. 18-19]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata :
"Adapun tentang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
mengangkat kedua tangannya di waktu berdo'a, maka
sesungguhnya telah datang padanya hadits-hadits yang
shahih (lagi) banyak (jumlahnya). Sedangkan tentang
beliau mengusap mukanya dengan kedua (telapak)
tangannya (sesudah berdo'a), maka tidak ada padanya
(hadits yang shahih lagi banyak), kecuali satu-dua
hadits yang tidak dapat dijadikan hujjah (alasan
tentang bolehnya) dengan keduanya".
[Baca : Fatawa Ibnu Taimiyah jilid 22 hal. 519].
Saya (Abdul Hakim bin Amir Abdat) berkata : Bahwa
perkataan Ibnu Taimiyah tentang Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam berdo'a dengan mengangkat kedua
tangannya telah datang padanya hadits-hadits yang
shahih lagi banyak, ini memang sudah betul dan tepat.
Bahkan hadits-haditsnya dapat mencapai derajat
mutawatir karena telah diriwayatkan oleh sejumlah
sahabat.

Di bawah ini saya akan sebutkan sahabat yang
meriwayatkannya dan Imam yang mengeluarkan haditsnya :


Oleh Abu Humaid (Riwayat Bukhari & Muslim).
Oleh Abdullah bin Amr bin Ash (Riwayat Bukhari &
Muslim).
Oleh Anas bin Malik (Riwayat Bukhari) tentang Nabi
berdo'a di waktu perang Khaibar dengan mengangkat
kedua tangannya.
Oleh Abu Musa Al-Asy'ari (Riwayat Bukhari dan
lain-lain).
Oleh Ibnu Umar (Riwayat Bukhari).
Oleh Aisyah (Riwayat Muslim).
Oleh Abu Hurairah (Riwayat Bukhari).
Oleh Sa'ad bin Abi Waqqash (Riwayat Abu Dawud).
Dan lain-lain lagi shahabat yang meriwayatkan bahwa
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ada berdo'a dengan
mengangkat kedua tangannya di berbagai tempat. Semua
riwayat di atas (yaitu : tentang Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam berdo'a mengangkat kedua tangannya)
adalah merupakan FI'IL (perbuatan) Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam. Adapun yang merupakan QAUL
(perkataan/sabda) Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,
ada di-riwayatkan oleh Malik bin Yasar (sahabat Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam), ia berkata : Telah
bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam :
"Artinya : Apabila kamu meminta (berdo'a) kepada
Allah, maka mintalah kepada-Nya dengan telapak tangan
kamu, dan janganlah kamu meminta kepada-nya dengan
punggung (tangan)".
(Shahih Riwayat : Abu Dawud No. 1486).
Kata Ibnu Abbas (sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam) :
"Artinya : Permintaan (do'a) itu, yaitu : Engkau
mengangkat kedua tanganmu setentang dengan kedua
pundakmu".
(Riwayat Abu Dawud No. 1486).
Adapun tentang tambahan "mengusap muka dengan kedua
telapak tangan sesudah selesai berdo'a" telah kita
ketahui, semua riwayatnya sangat lemah dan tidak boleh
dijadikan alasan tentang sunatnya sebagaimana
dikatakan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Jadi yang
sunahnya itu hanya mengangkat kedua telapak tangan
waktu berdoa.
Adalagi diriwayatkan tentang mengangkat kedua tangan
waktu berdo'a.

"Artinya :Dari Abu Hurairah, ia berkata : Telah
bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam :
'Wahai sekalian manusia ! Sesungguhnya Allah itu Baik,
dan Ia tidak akan menerima kecuali yang baik. Dan
sesungguhnya Allah telah perintahkan mu'minim
sebagaimana Ia telah perintahkan Rasul, Ia berfirman :
"Wahai para Rasul !.. Makanlah dari yang baik-baik,
dan kerjakanlah amal shalih, sesungguhnya Aku dengan
apa-apa yang kamu kerjakan maha mengetahui ".
(Al-Mu'minun : 51). Dan Ia telah berfirman (pula) :
"Wahai orang-orang yang beriman !. Makanlah dari yang
baik-baik apa-apa yang Kami rizkikan kepada kamu".
(Al-Baqarah : 172). Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi
wa sallam menyebutkan tentang seseorang yang
mengadakan perjalanan jauh dengan rambut kusut-masai
dan berdebu. (orang tersebut) mengangkat kedua
tangannya ke langit (berdo'a) : Ya Rabbi ! Ya Rabbi !
(Kata Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam selanjutnya)
: "Sedangkan makanannya haram dan minumannya haram dan
pakaiannya haram dan diberi makan dengan yang haram,
maka bagaimana dapat dikabulkan (do'a) nya itu".
(Shahih Riwayat Muslim 3/85).
Di hadits ini ada dalil tentang bolehnya mengangkat
kedua tangan waktu berdo'a (hukumnya sunat). Ketika
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, menceritakan
tentang seseorang yang berdo'a sambil mengangkat kedua
tangannya ke langit. Orang tersebut tidak dikabulkan
do'anya karena : Makanan, minuman, pakaiannya, dan
diberi makan dari barang yang haram atau hasil yang
haram.

KESIMPULAN

Tidak ada satupun hadits yang shahih tentang mengusap
muka dengan kedua telapak tangan sesudah berdo'a.
Semua hadits-haditsnya sangat dlo'if dan tidak boleh
dijadikan alasan tentang sunatnya.
Karena tidak ada contohnya dari Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam, maka mengamalkannya berarti BID'AH.

Berdo'a dengan mengangkat kedua tangan hukumnya sunat
dengan mengambil fi'il dan qaul Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam yang telah sah.
Ada lagi kebiasaan bid'ah yang dikerjakan oleh
kebanyakan saudara-saudara kita yaitu : Mengusap muka
dengan kedua telapak tangan atau satu telapak tangan
sehabis salam dari shalat.

__________________________________________________


Re: tanya hadits mengusap kepala seusai shalat

Tribudi
 

¿ªÔÆÌåÓý

?
?
-------Original Message-------
?
Date: Wednesday, May 28, 2003 08:39:44 AM
Subject: [assunnah] tanya hadits mengusap kepala seusai shalat
?
Assalamu'alaikum
?
Saya mau tanya ( lagi :D ) mengenai Hadits mengusap kepala seusai shalat,
apakah derajatnya sahih ?
?
Saya baca di sebuah buku tuntunan shalat bahwa Rasulullah mengusap kepala
seusai shalat (kalau tidak salah riwayat Tabhrani). Apakah yang dimaksud di
sini adalah mengusap muka, tidak ada penjelasannya; hanya saja saya dari kecil
kalau habis shalat mengusap muka (wajah); jadi agak sulit menghilangkan
kebiasaan ini (reflex sih ).
?
Demikian, dan terimakasih sebelumny atas pencerahannya
?
?
Wassalamu'alaikum
?
?deleted
?

Kelemahan Hadits-Hadits
Tentang Mengusap Muka Dengan Kedua Tangan Sesudah Selesai Berdo'a

Abdul Hakim bin Amir Abdat


PENDAHULUAN

Sering kita melihat diantara saudara-saudara kita apabila telah selesai berdo'a, kemudian mereka mengusap muka mereka dengan kedua telapak tangannya. Mereka yang mengerjakan demikian itu, ada yang sudah mengetahui dalilnya, tapi mereka tidak mengetahui derajat dari dalil tersebut. Apakah sah datang dari Nabi shallallau 'alaihi wa sallam atau tidak .? Ada juga yang mengerjakan karena ikut-ikutan (taklid) saja.

Oleh karena itu jika ada orang bertanya kepada saya : "Adakah dalilnya tentang mengusap muka dengan kedua telapak tangan sesudah selesai berdo'a, dan bagaimana derajatnya, sah atau tidak dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ..? Maka saya menjawab ; "Bahwa tentang dalilnya ada beberapa riwayat yang sampai kepada kita, tapi tidak satupun yang sah (shahih atau hasan) datangnya dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam".

Untuk itu ikutilah pembahasan saya di bawah ini, mudah-mudahan banyak membawa manfa'at bagi saudara-saudara.

HADIST PERTAMA

"Artinya : Dari Ibnu Abbas, ia berkata ; "Telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam : Apabila engkau meminta (berdo'a) kepada Allah, maka hendaklah engkau berdo'a dengan kedua telapak tanganmu, dan janganlah engkau berdo'a dengan kedua punggungnya. Maka apabila engkau telah selesai berdo'a, maka usaplah mukamu dengan kedua telapak tanganmu". (Riwayat Ibnu Majah No. 1181 & 3866).

?

Hadits ini derajatnya sangatlah LEMAH/DLO'IF. Karena di sanadnya ada orang (rawi) yang bernama SHALIH BIN HASSAN AN-NADLARY. Para ahli hadits melemahkannya sebagaimana tersebut di bawah ini :

  1. Kata Imam Bukhari : Munkarul Hadits (orang yang diingkari hadits/riwayatnya).
  2. Kata Imam Abu Hatim : Munkarul Hadits, Dlo'if.
  3. Kata Imam Ahmad bin Hambal : Tidak ada apa-apanya (maksudnya : lemah).
  4. Kata Imam Nasa'i : Matruk (orang yang ditinggalkan haditsnya).
  5. Kata Imam Ibnu Ma'in : Dia itu Dlo'if.
  6. Imam Abu Dawud telah pula melemahkannya.

[Baca : Al-Mizanul 'Itidal jilid 2 halaman 291, 292).

Imam Abu Dawud juga meriwayatkan dari jalan Ibnu Abbas, tapi di sanadnya ada seorang rawi yang tidak disebut namanya (dalam istilah ilmu hadits disebut rawi MUBHAM). sedang Imam Abu Dawud sendiri telah berkata : "Hadits inipun telah diriwayatkan selain dari jalan ini, dari Muhammad bin Ka'ab al-Quradziy (tapi) SEMUANYA LEMAH. Dan ini jalan yang semisalnya, dan ia (hadits Ibnu Abbas) juga lemah". (Baca : Sunan Abi Dawud No. 1485).

HADITS KEDUA

Telah diriwayatkan oleh Saa-ib bin Yazid dari bapaknya (Yazid) :

"Artinya : Bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, apabila beliau berdo'a mengangkat kedua tangannya, (setelah selesai) beliau mengusap mukanya dengan kedua (telapak) tangannya". (Riwayat : Imam Abu Dawud No. 1492).

?

Sanad hadits inipun sangat lemah, karena di sanadnya ada rawi-rawi :

  1. IBNU LAHI'AH, seorang rawi yang lemah.
  2. HAFSH BIN HASYIM BIN 'UTBAH BIN ABI WAQQASH, rawi yang tidak diketahui/dikenal (majhul).

[Baca : Mizanul 'Itidal jilid I hal. 569].

HADITS KETIGA

Telah diriwayatkan oleh Umar bin Khattab, ia berkata :

"Artinya : Adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, apabila mengangkat kedua tangannya waktu berdo'a, beliau tidak turunkan kedua (tangannya) itu sehingga beliau mengusap mukanya lebih dahulu dengan kedua (telapak) tangannya". (Riwayat : Imam Tirmidzi).

?

Hadits ini sangat lemah, karena disanadnya ada seorang rawi bernama HAMMAD BIN ISA AL-JUHANY.

  1. Dia ini telah dilemahkan oleh Imam-imam : Abu Dawud, Abu Hatim dan Daruquthni.
  2. Imam Al-Hakim dan Nasa'i telah berkata : Ia telah meriwayatkan dari Ibnu Juraij dan Ja'far Ash-Shadiq hadits-hadits palsu.

[Baca : Al-Mizanul 'Itidal jilid I hal. 598 dan Tahdzibut-Tahdzib jilid III hal. 18-19]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata :
"Adapun tentang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengangkat kedua tangannya di waktu berdo'a, maka sesungguhnya telah datang padanya hadits-hadits yang shahih (lagi) banyak (jumlahnya). Sedangkan tentang beliau mengusap mukanya dengan kedua (telapak) tangannya (sesudah berdo'a), maka tidak ada padanya (hadits yang shahih lagi banyak), kecuali satu-dua hadits yang tidak dapat dijadikan hujjah (alasan tentang bolehnya) dengan keduanya".
[Baca : Fatawa Ibnu Taimiyah jilid 22 hal. 519].

Saya berkata : Bahwa perkataan Ibnu Taimiyah tentang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berdo'a dengan mengangkat kedua tangannya telah datang padanya hadits-hadits yang shahih lagi banyak, ini memang sudah betul dan tepat. Bahkan hadits-haditsnya dapat mencapai derajat mutawatir karena telah diriwayatkan oleh sejumlah sahabat.

Di bawah ini saya akan sebutkan sahabat yang meriwayatkannya dan Imam yang mengeluarkan haditsnya :

  1. Oleh Abu Humaid (Riwayat Bukhari & Muslim).
  2. Oleh Abdullah bin Amr bin Ash (Riwayat Bukhari & Muslim).
  3. Oleh Anas bin Malik (Riwayat Bukhari) tentang Nabi berdo'a di waktu perang Khaibar dengan mengangkat kedua tangannya.
  4. Oleh Abu Musa Al-Asy'ari (Riwayat Bukhari dan lain-lain).
  5. Oleh Ibnu Umar (Riwayat Bukhari).
  6. Oleh Aisyah (Riwayat Muslim).
  7. Oleh Abu Hurairah (Riwayat Bukhari).
  8. Oleh Sa'ad bin Abi Waqqash (Riwayat Abu Dawud).

?

Dan lain-lain lagi shahabat yang meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ada berdo'a dengan mengangkat kedua tangannya di berbagai tempat. Semua riwayat di atas (yaitu : tentang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berdo'a mengangkat kedua tangannya) adalah merupakan FI'IL (perbuatan) Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Adapun yang merupakan QAUL (perkataan/sabda) Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ada di-riwayatkan oleh Malik bin Yasar (sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam), ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam :

"Artinya : Apabila kamu meminta (berdo'a) kepada Allah, maka mintalah kepada-Nya dengan telapak tangan kamu, dan janganlah kamu meminta kepada-nya dengan punggung (tangan)".
(Shahih Riwayat : Abu Dawud No. 1486).

?

Kata Ibnu Abbas (sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam) :

"Artinya : Permintaan (do'a) itu, yaitu : Engkau mengangkat kedua tanganmu setentang dengan kedua pundakmu".
(Riwayat Abu Dawud No. 1486).

?

Adapun tentang tambahan "mengusap muka dengan kedua telapak tangan sesudah selesai berdo'a" telah kita ketahui, semua riwayatnya sangat lemah dan tidak boleh dijadikan alasan tentang sunatnya sebagaimana dikatakan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Jadi yang sunahnya itu hanya mengangkat kedua telapak tangan waktu berdoa.

Adalagi diriwayatkan tentang mengangkat kedua tangan waktu berdo'a.

"Artinya :Dari Abu Hurairah, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam : 'Wahai sekalian manusia ! Sesungguhnya Allah itu Baik, dan Ia tidak akan menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah perintahkan mu'minim sebagaimana Ia telah perintahkan Rasul, Ia berfirman : "Wahai para Rasul !.. Makanlah dari yang baik-baik, dan kerjakanlah amal shalih, sesungguhnya Aku dengan apa-apa yang kamu kerjakan maha mengetahui ". (Al-Mu'minun : 51). Dan Ia telah berfirman (pula) : "Wahai orang-orang yang beriman !. Makanlah dari yang baik-baik apa-apa yang Kami rizkikan kepada kamu". (Al-Baqarah : 172). Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan tentang seseorang yang mengadakan perjalanan jauh dengan rambut kusut-masai dan berdebu. (orang tersebut) mengangkat kedua tangannya ke langit (berdo'a) : Ya Rabbi ! Ya Rabbi ! (Kata Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam selanjutnya) : "Sedangkan makanannya haram dan minumannya haram dan pakaiannya haram dan diberi makan dengan yang haram, maka bagaimana dapat dikabulkan (do'a) nya itu".
(Shahih Riwayat Muslim 3/85).

?

Di hadits ini ada dalil tentang bolehnya mengangkat kedua tangan waktu berdo'a (hukumnya sunat). Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, menceritakan tentang seseorang yang berdo'a sambil mengangkat kedua tangannya ke langit. Orang tersebut tidak dikabulkan do'anya karena : Makanan, minuman, pakaiannya, dan diberi makan dari barang yang haram atau hasil yang haram.

KESIMPULAN

  1. Tidak ada satupun hadits yang shahih tentang mengusap muka dengan kedua telapak tangan sesudah berdo'a. Semua hadits-haditsnya sangat dlo'if dan tidak boleh dijadikan alasan tentang sunatnya.
  2. Karena tidak ada contohnya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka mengamalkannya berarti BID'AH.
  3. Berdo'a dengan mengangkat kedua tangan hukumnya sunat dengan mengambil fi'il dan qaul Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang telah sah.
  4. Ada lagi kebiasaan bid'ah yang dikerjakan oleh kebanyakan saudara-saudara kita yaitu : Mengusap muka dengan kedua telapak tangan atau satu telapak tangan sehabis salam dari shalat.
____________________________________________________
? IncrediMail - Email has finally evolved -


Re: dengar kajian assunnah.mine.nu

Abu Hazim
 

From: "Yunardi Eko W." <yunardi@...>
Assalamu'alaikum
Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh

coba di program Real Player, masuk ke Tools - Preferences - Auto Update -
Check for update now

Wallahu'alam

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kok saya nggak bisa dengerin lagi streaming audio assunnah.mine.nu yaa.
Real
playernya minta download audio/x-pn-realaudio-plugin; tapi gimana cara
downloadnya ?

Saya pake realone player atau real player 7 dengan browser OPERA

Mohon informasinya.

Wassalamu'alaikum


Re: Tentang kelompok Islam Jama'ah (mohon bantuan)

RAHMAT
 

Assalaamualaikum wr.wb.
AKhi, tepatnya di daerah mana itu ?
Islam Jamaah alias Darul Hadits alis Lemkari alias LDII alias Khawarij Gaya
Baru memang sadis mereka itu. Dan memang rata-rata pengikutnya pandai
berekonomi dan berkegiatan sosial.
Dan menggunakanya sebagai sarana untuk merekrut, sebelum akhirnya ditarget,
dimintai uang dll.
Salah satu caraanya adalah berkan saja materi-materi tentang kesesatan
mereka ke keluarga dan kerabat antum. Misalnya buku "Membongkar kesesatan
LDII" dll.
Wass.wr.wb

----- Original Message -----
From: "muhammad tahir" <mt_rasjid@...>
To: <assunnah@...>
Sent: Tuesday, May 27, 2003 9:05 AM
Subject: [assunnah] Tentang kelompok Islam Jama'ah (mohon bantuan)


Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT, serta shalawat dan salam atas junjungan kita
Nabi
Muhammad SAW, para keluarga dan sahabat2nya.

Amma ba'du, melalui email ini kami sekelurga sangat mengharapkan
pencerahan
tentang sesatnya kelompok Islam Jama'ah, yang disertai dalil-dalil.

Kami sangat memerlukannya saat ini, karena salah seorang keluarga dekat
kami
(ipar) telah menjadi pentolan IJ tsb. Dan sekarang sangat aktif
mempengaruhi
anggota keluarga lainnya untuk bergabung dalam kelompok
pengajiannya.Walhasil,
beberapa keluarga terdekat sudah ikut, dan dampak dari keikut-sertaan
mereka ke
dalam kelompok tsb, menimbulkan keresahan. Perpecahan dalam keluarga besar
kami
sudah di depan mata, karena banyaknya perbedaan yg prinsip dalam aqidah
dan
beribadah.

Salah satu hal yg sangat meresahkan, adalah menganggap orang lain di luar
kelompoknya adalah sama dengan kafir, kalau dulunya sering singgah sholat
di
rumah, sekarang tidak pernah lagi. Bahkan bertamu pun sudah jarang sekali,
tidak mau sholat di mesjid kecuali di mesjidnya. anak2nya dulu yg rajin ke
mesjid, sekarang tidak pernah lagi, karena dilarang. Dianggapnya mesjid
dekat
rumah itui kotor/najis.Astaghfirullah.

Kami sangat khawatir, karena dalam merekrut pengikut, mereka mempergunakan
segala macam cara, bahkan tidak segan2 membiayai anggota keluarga yg
berminat
ikut kelompoknya, termasuk memberi modal usaha dsb.

Kami sangat mengharapkan agar mereka kembali, mendapat hidayah dari Allah
SWT,
dan mengamalkan ajaran Islam sesuai tuntunan yg diajarkan oleh Nabiullah
Muhammad SAW. Sementara kami hanya orang awam yg tidak sanggup mendebat
mereka
tanpa dalil.

Bantuan dari para ikhwan sangat kami harapkan.

Jazaakallahu khair
Wassalamualaikum wr.wb.


Muhammad Tahir Rasjid


Re: darah istihadah

sitihapsah2001
 

Assalamu'alaykum waRahmatullahi waBarakatuh

Awalnya mau ana kirim via japri,tapi barangkali saja bermanfa'at juga
bagi umahat lain dan ukhti yang mempunyai masalah sama.

Haid; ialah darah yang dikeluarkan rahim perempuan yang telah
mencapai aqil baligh.
Cyclus 28 hari (bulan syamsyiah), yaitu dari hari pertama pelepasan
sel telur pada hari kelima belas ada pelepasan hormon.Setelah sel
telur dilepas 14 hari sebelum haid, kalau tidak dibuahi oleh sperma,
maka sel telur itu akan mati (hidup 2 x 24 jam)maka keluar darah haid.
Secara etimologis; haid artinya mengalir.
Waktunya; minimal sehari semalam, paling lama 15 hari,namun umumnya
adalah 6- 7 hari.
Masa suci;minimal 13 hari atau 15 hari dan maksimal tidak terbatas
biasanya 23 atau 24 hari
Jenis ; ada 3
1.Mubtada'ah; Yang mengalami pertama kali, berlangsung sehari semalam
atau lebih samapi 15 hari.
Ia harus meninggalkan sholat,shaum dan hubungan suami-
isteri sampai menunggu masa sucinya.
2.Mu'tadah ; Yang mengalami dengan waktu yang tertentu (teratur)
setiap bulannya,ia meninggalkan sholat, shaum dan
hubungan suami isteri.
Jika ia melihat darah kekuning-kuningan atau kehitam-
hitaman setelah hari-hari haidnya tidak usyah
menggubrisnya, karena Ummu Athiyyah Radhiyallahu Anha,ber
kata;"Kami tidak pernah menggubris warna kuning,kehitam-
hitaman setelah suci dari haid "(diriwayatkan Al Bukhari)
3.Mustahadhah; Ia mengalami yang darahnya tidak berhenti-henti keluar
lebih dari lima belas hari.
Yang mengalami mustahadhah,harus melakukan sholat ken-
dati darah mengucur dengan mengenakan celana,berwudhu
untuk setiap sholat (wajib maupun sunat)dan tidak
melakukan hubungan suami isteri (kecuali darurat).

Dalil-dalilnya bagi yang mustahadhah:
1.Hadits Ummu Sallamah Radiyallahu Anha bahwa ia bertanya kepada
Rasulullah Shallallahu Alaihi waSallam tentang perempuan terus
menerus mengeluarkan darah, maka Rasulullah Shollallahu Alaihi
waSallam bersabda: "Bahwa hendaklah ia melihat jumlah malam dan siang
ia terbiasa mengalami haid dalam setiap bulan sebelum mengalami apa
yang ia alami sekarang (mengeluarkan darah terus menerus), dan
hendaklah ia meninggalkan sholat sebanyak hari-hari tersebut dalam se-
tiap bulan.Jika hari-harinya telah berlalu,hendaklah ia mandi dan
bercawat dengan kain (bercelana), kemudian hendaklah ia shalat".
(diriwayatkan Abu Dawud dan an Nasa'i dengan sanad yang baik)
Dalil ini bagi perempuan mustahadhah yang memiliki haid pada hari-
hari tertentu)

2.Hadits Fatimah bin Abu Hubaisy yang mengeluarkan darah terus
menerus, maka Rasulullah shollallahu Alaihi waSallam bersabda,
kepadanya:" Jika darah tersebut darah haid, maka hitam yang bisa
diketahui.Jika darah itu yang keluar maka tinggalkan shalat.Jika bu-
kan darah tersebut,maka berwudhulah setelah mandi, dan shalatlah
karena itu bukan darah haid".
(Diriwayatkan oleh abu Dawud dan An Nasa'i dishahehkan oleh Ibnu-
Hibban).
Dalil ini bagi perempuan yang mutahadhah yang tidak mempunyai hari-
hari tertentu haid, atau lupa jumlah hari-harinya dan darahnya bisa
dibedakan.

3.Hadist Hamnah binti Jahsy Radiyallah Anha yang berkata,aku menge-
luarkan darah yang banyak sekali setelah haid, kemudian aku datang
kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi waSallam untuk bertanya kepa-
da beliau, kemudian beliau bersabda:
"Sesungguhnya itu adalah gangguan syetan, maka haidlah selama enam
hari, kemudian mandilah.Jika engkau telah bersih maka , maka
shalatlah duapuluh empat hari,atau dupuluh tiga hari dan puasalah.Ker-
jakan seperti itu dalam setiap bulan sebagaimana wanita haid".
(Diriwayatkan At Tarmidzi dan ia menshahehkannya).
Dalil ini bagi perempuan yang tidak mempunyai hari-hari tertentu
haid, dan darahnya tidak bisa dibedakan.

Disalin dari Ensiklopedi Muslim (minhajul Muslim).Abubakr Jabir
alJaziri.Pasal ketujuh, halaman 293-295.

Tambahan ;Darah haid, Yang keluar selama enam atau tujuh hari dengan
mengenali dari warna (merah tua),banyaknya, rasa pedih dan kekentalan
(terkadang berbau).
Sedangkan darah istihadhah, adalah darah yang berasal dari urat yang
bisa dikenali dari encernya,jumlahnya lebih sedikit, baunya, warna
(seperti darah segar)berlangsung terus menerus.
Disalin dari Buku Fatwa Kesehatan.

Sekian, semoga bermanfa'at.

Wassalamu'alaykum waRahmatullahi waBarakatuh
siti hapsah

--- In assunnah@..., "fatimah_ali2003"
<fatimah_ali2003@y...> wrote:
Bagaimana kita membedakan antara darah haid dengan darah istihadah?
karena sampai sekarang ana masih bingung. Terkadang kita haid lebih
dari 15 hari,tetapi darah masih tetap keluar,apakah kita harus
melaksanakan shalat atau menunggu sampai darah itu habis?apakah
setiap kita melaksanakan shalat harus mengambil air wudhu
(misal,dari
shalat wajib terus ke shalat sunnah rawatib)?bagi yang bisa memberi
penjelasan dan pengertian ana ucapkan jazakallahu khair.


Re: misi nabi-misi kita

machining
 

wa'alaikumsalam

Akhi Fillah,

Sebenarnya misi para Nabi itu adalah menda'wahkan tauhid dimuka bumi ini,
sebagaimana telah dijelaskan didalam satu ayat di surat adzariyaat ayat
65, "tidaklah aku ciptakan jin & manusia kecuali untuk beribadah..", belum lagi
ayat-ayat tauhid lainnya masih sangat banyak...

Untuk itulah para Nabi siang & malam berda'wah menyeru kepada tauhid ini,
mereka sebenarnya bukan hanya mempunyai konflik secara vertikal (dengan
penguasa), tapi banyak pula konflik secara horisontal (dengan sesama),
contohnya konflik nabi Ibrahim alaihi wasalam dengan orang tuanya + kaum dan
rajanya, hikmah yang bisa kita ambil adalah, bahwa para penguasa yang tidak
berhukum dengan hukum Allah itu tahu, apabila seandainya seseorang itu
bertauhid secara benar dengan mengikuti syari'atNYa, maka artinya seseorang itu
orang yang merdeka, dan berarti pula para penguasa yang berkonflik dengan para
Nabi itu kekuasaannya secara diktator (ingin menerapkan hukumnya sendiri) jelas
akan tidak dianggap oleh orang-orang yang bertauhid, karena mereka hanya taat,
cinta, benci, takut, senang, bertaubat, bernadzar, berdo'a, dan lain sebagainya
semua jenis ibadahnya hanya ditujukan kepada Allah semata.

Satu hal yang mesti kita ketahui, bahwa RAsulullah shalallahu alaihi wasalam
sama sekali tidak berda'wah dengan prioritas berdirinya Negara Islam saja,
contoh, beliau pernah ditawari untuk dijadikan penguasa, diberi upeti, wanita,
dan lainnya, dengan syarat menghentikan da'wah tauhidnya, lalu beribadah secara
bergantian (saling menyembah Tuhan masing-masing secara gantian), tapi beliau
tidak menerimanya, apa sebabnya, padahal kalau beliau mau menegakkan daulah
Islamiyah saja, itu adalah peluang yang sangat tepat, karena apa? kalau hanya
hukum rajam, potong tangan, qishash pasti bisa beliau tegakkan karena beliau
kududukan didalam masyarakat tersebut, namun karena faktornya adalah faktor
tauhid (memurnikan ketaatan kepada Allah didalam penyembahan / ibadah) maka
beliau tolak, karena apa? Karena berdirinya kekuasaan beliau bukanlah tegak
diatas kalimat Tauhidullah....demikianlah...wallahu 'alam....

Abu Iram As-Salafy

----- Original Message -----
From: mahdzar ali
To: assunnah@...
Sent: Tuesday, May 27, 2003 7:39 AM
Subject: [assunnah] misi nabi-misi kita
Assalamualaykum wr. wb.

Saya punya pendapat sekaligus pertanyaan. Dari hampir semua perjalanan para
nabi & rasul, kalau kita simak, konflik yg dihadapi adalah konflik dg. para
penguasa bukan dg sesama rakyat bawah. Artinya konflik yg timbul akibat misi
nabi & rasul adalah konflik vertikal bukan konflik horizontal.

Akan tetapi, lain hal yg kita hadapi, lebih banyak konflik horizontal daripada
konflik vertikal. Contohnya, antar agama, antar keyakinan bahkan kita sesama
muslim saling memvonis. Saya ingin mendapat pandangan dari rekan-rekan ttg
masalah ini, yakni apa sebenarnya misi para nabi & rasul itu sebenarnya.

Jazakallah khoiron

Wassalamualaikum wr. wb.

Ali


sholat sunnat

 

ada yang bisa kasih dalil tentang shalat sunnat apa saja yang dicontohkan
Rasulullah s.a.w

wasalam,


do'a untuk orang kafir

 

Assalamu'alaikum wr. wb

mohon dikoreksi kalau ana salah, kalau tidak salah dengar ada keterangan
yang menyatakan kita tidak boleh mendo'akan orang kafir agar diampuni
dosanya. hanya saja kita boleh mendo'akan agar mereka diberikan taufiq
hidayah. Tapi kalau melihat surat ibrahim ayat 41 yang artinya
"Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian
orang-orang mu'min pada hari terjadinya hisab ".
Jelas bahwa nabi ibrahim mendo'akan ibu bapaknya pada saat dihisab nanti,
sedangkan ayahnya tidak berhasil mengikuti ajaran tauhid yang diajarkan
sama nabi ibrahim tsb. bagaimana penjelasannya ?

wasalam,


(tanya) LIPIA

 

Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh,

Ana ingin bertanya mengenai LIPIA Jakarta.
bagaimana saya bisa mendapatkan formulir pendaftarannya ? syarat-syaratnya
?
mungkin ada yang tahu alamat lengkap LIPIA di Jakarta... saya sedang
membutuhkannya..
terima kasih atas informasinya..

Wassalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh






Faisal Anhar Siagian
Mechanical -1 / Maintenance Division
Mitsubishi Chemical Indonesia
Telp No 0254-571330, Ext 425
Email to BKC1248@...