¿ªÔÆÌåÓý

ctrl + shift + ? for shortcuts
© 2025 Groups.io
Date

Re: [Jawaban ke-1] Hukum Jihad ke Ambon, Badal Haji d an Hewan Qurban

Suprayitno MCDP
 

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Kepada Al-Akh Abu Muadz / Akhi Yayat, ana sedikit menyampaikan
koreksi
terhadap jawaban pertanyaan yang diajukan Akhi Najib F. tentang
Hukum Jihad
ke Ambon.

Dari jawaban singkat yang di berikan, setelah ana baca nampaknya
terdapat Kontradiksi (pertentangan) antara penetapan Hukum Jihad yang Fardu
Kifayah terhadap alasan sikap yang harus dilakukan yaitu dengan mendahulukan
Fardu Ain. Sebagaimana kutipan jawaban berikut :

Pertanyaan.

Ana ingin menanyakan masalah yang berkaitan dengan jihad ke Ambon.

1.
Bagaimana hukum pergi jihad ke Ambon ?
2.
Jika Fardhu Kifayah tetapi tetap pergi dengan meninggalkan keluarga,
mengajar din Islam, apakah dibolehkan ?

Jawab.

Hukum dasar jihad memang Fardhu Kifayah, demikian juga dengan hukum pergi
ke Ambon, oleh karena itu kalau ada Fardhu Kifayah dan Fardhu 'Ain, maka
hendaknya dahulukanlah Fardhu 'Ain,

sebab dia merupakan kewajiban yang tidak boleh diwakili dan diwakilkan
oleh orang lain, apalagi sampai misalnya menelantarkan anak dan istri yang
menjadi tanggungannya kalau dia seorang suami, atau meninggalkan ummat
yang sangat memerlukan ilmunya kalau dia seorang yang 'alim.
Nah di paragraph kedua di atas yang perlu dikoreksi kembali, karena
hal ini menyangkut Fatwa (sepemahaman ana) kepada Ikhwan-2 yang belum
mengetahuinya.

Demikianlah untuk ditindak lanjuti, Semoga Alloh Swt. tetap
memberikan taufiq-Nya kepada kita untuk tetap meniti jalan Haq ini serta
senantiasa berada di dalamnya berdasarkan Ilmu yang Haq / Shohih.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

ttd,

SUPRAYITNO



Subscribe assunnah-subscribe@...
<mailto:assunnah-subscribe@...>
Unsubscribe assunnah-unsubscribe@...
<mailto:assunnah-unsubscribe@...>
Feedback or comments assunnah-owner@...
<mailto:assunnah-owner@...>
_____

<>
eGroups.com Home: <>
www.egroups.com <> - Simplifying group
communications


Bergabung

Eko Prabowo Heru Kurnianto
 

Bismillahir rohmanir rohim.
Assalamu'alaikum Wr Wb.

Dari saudara yang sama-sama belajar di Kobe University, ana mendapatkan informasi
keberadaan mailing list assunnah ini. Ana selama ini hanya mendapatkan beberapa
tulisan di assunnah, itupun karena kebaikan dari saudara yang mau membuat
hardcopynya. Dari beberapa tulisan tersebut ana sebenarnya ingin lebih banyak
mendapatkan nasihat atau kesempatan untuk belajar.

Untuk itu sekiranya mendapat perkenan ana ingin sekali bergabung dengan mailing
list ini.

Jazakallah.

Wassalamu'alaikum Wr Wb.

Eko Prabowo Heru Kurnianto

NB:
Ana mendapatkan informasi dari Abu Lutfi Sudaryanto.


Hadith mengenai pemakaian sutera...

Abu Az-Zuhri
 

Assalamualaikum warahmatullah,

Adakah di sana terdapat Hadith mengenai sedikit pemakaian sutera (bukan
100%)utk lelaki spt tali leher (neck tie)?


Wassalam.


Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 25 = Mengusap Muka Setelah Berdoa]

Yayat Ruhiat
 

¿ªÔÆÌåÓý

KELEMAHAN HADITS-HADITS
Tentang Mengusap Muka Dengan
Kedua Tangan Sesudah Selesai Berdo'a
?
Oleh
Abdul Hakim bin Amir Abdat
?

?
?
Pendahuluan.
?
Sering kita melihat diantara saudara-saudara kita apabila?telah selesai berdo'a, kemudian mereka mengusap muka mereka dengan kedua telapak tangannya. Mereka yang mengerjakan demikian itu, ada yang sudah mengetahui dalilnya, tapi mereka tidak mengetahui derajat dari dalil tersebut. Apakah sah datang dari Nabi shallallau 'alaihi wa sallam atau tidak .? Ada juga yang mengerjakan karena ikut-ikutan (taklid) saja.
?
Oleh karena itu jika ada orang bertanya kepada saya (Abdul Hakim bin Amir Abdat) : "Adakah dalilnya tentang mengusap muka dengan kedua telapak tangan sesudah selesai berdo'a, dan bagaimana derajatnya, sah atau tidak dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ..? Maka saya menjawab ; "Bahwa tentang dalilnya ada beberapa riwayat yang sampai kepada kita, tapi tidak satupun yang sah (shahih atau hasan) datangnya dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam".
?
Untuk itu ikutilah pembahasan saya di bawah ini, mudah-mudahan banyak membawa manfa'at bagi saudara-saudara.
?
?
Hadist Pertama
"Artinya : Dari Ibnu Abbas, ia berkata ;'Telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam : Apabila engkau meminta (berdo'a) kepada Allah, maka hendaklah engkau berdo'a dengan kedua telapak tanganmu, dan janganlah engkau berdo'a dengan kedua punggungnya. Maka apabila engkau telah selesai berdo'a, maka usaplah mukamu dengan kedua telapak tanganmu". (Riwayat Ibnu Majah No. 1181 & 3866).
Hadits ini derajatnya sangatlah LEMAH/DLO'IF. Karena di sanadnya ada orang (rawi) yang bernama SHALIH BIN HASSAN AN-NADLARY. Para ahli hadits melemahkannya sebagaimana tersebut dibawah ini.
  1. Kata Imam Bukhari : Munkarul Hadits (orang yang diingkari hadits/riwayatnya).
  2. Kata Imam Abu Hatim : Munkarul Hadits, Dlo'if.
  3. Kata Imam Ahmad bin Hambal : Tidak ada apa-apanya (maksudnya : lemah).
  4. Kata Imam Nasa'i : Matruk (orang yang ditinggalkan haditsnya).
  5. Kata Imam Ibnu Ma'in : Dia itu Dlo'if.
  6. Imam Abu Dawud telah pula melemahkannya.
??? [Baca : Al-Mizanul 'Itidal jilid 2 halaman 291, 292).
?
Imam Abu Dawud juga meriwayatkan dari jalan Ibnu Abbas, tapi di sanadnya ada seorang rawi yang tidak disebut namanya (dalam istilah ilmu hadits disebut rawi MUBHAM). sedang Imam Abu Dawud sendiri telah berkata : "Hadits inipun telah diriwayatkan selain dari jalan ini, dari Muhammad bin Ka'ab al-Quradziy (tapi) SEMUANYA LEMAH. Dan ini jalan yang semisalnya, dan ia (hadits Ibnu Abbas) juga lemah". (Baca : Sunan Abi Dawud No. 1485).
?
?
Hadits Kedua
?
Telah diriwayatkan oleh Saa-ib bin Yazid dari bapaknya (Yazid) :
"Artinya : Bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, apabila beliau berdo'a mengangkat kedua tangannya, (setelah selesai) beliau mengusap mukanya dengan kedua (telapak) tanganya". (Riwayat : Imam Abu Dawud No. 1492).
Sanad hadits inipun sangat lemah, karena di sanadnya ada rawi-rawi :
  1. IBNU LAHI'AH, seorang rawi yang lemah.
  2. HAFSH BIN HASYIM BIN 'UTBAH BIN ABI WAQQASH, rawi yang tidak diketahui/dikenal (majhul).
??? [Baca : Mizanul 'Itidal jilid I hal. 569].
?
?
Hadits Ketiga.
?
Telah diriwayatkan oleh Umar bin Khattab, ia berkata :
"Artinya : Adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, apabila mengangkat kedua tangannya waktu berdo'a, beliau tidak turunkan kedua (tangannya) itu sehingga beliau mengusap mukanya lebih dahulu dengan kedua (telapak) tangannya". (Riwayat : Imam Tirmidzi).
Hadits ini sangat lemah, karena disanadnya ada seorang rawi bernama HAMMAD BIN ISA AL-JUHANY.
  1. Dia ini telah dilemahkan oleh Imam-imam : Abu Dawud, Abu Hatim dan Daruquthni.
  2. Imam Al-Hakim dan Nasa'i telah berkata : Ia telah meriwayatkan dari Ibnu Juraij dan Ja'far Ash-Shadiq hadits-hadits palsu.
??? [Baca : Al-Mizanul 'Itidal jilid I hal. 598 dan Tahdzibut-Tahdzib jilid III hal. 18-19]
?
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata :
"Adapun tentang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengangkat kedua tangannya diwaktu berdo'a, maka sesungguhnya telah datang padanya hadits-hadits yang shahih (lagi) banyak (jumlahnya). Sedangkan tentang beliau mengusap mukanya dengan kedua (telapak) tangannya (sesudah berdo'a), maka tidak ada padanya (hadits yang shahih lagi banyak), kecuali satu-dua hadits yang tidak dapat dijadikan hujjah (alasan tentang bolehnya) dengan keduanya". [Baca : Fatawa Ibnu Taimiyah jilid?22 hal. 519].
?
Saya (Abdul Hakim bin Amir Abdat) berkata : Bahwa perkataan Ibnu Taimiyah tentang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berdo'a dengan mengangkat kedua tangannya telah datang padanya hadits-hadits yang shahih lagi banyak, ini memang sudah betul dan tepat. Bahkan hadits-haditsnya dapat mencapai derajat mutawatir karena telah diriwayatkan oleh sejumlah sahabat.
?
Dibawah ini saya akan sebutkan sahabat yang meriwayatkannya dan Imam yang mengeluarkan haditsnya.
  1. Oleh Abu Humaid (Riwayat Bukhari & Muslim).
  2. Oleh Abdullah bin Amr bin Ash (Riwayat Bukhari & Muslim).
  3. Oleh Anas bin Malik (Riwayat Bukhari) tentang Nabi berdo'a diwaktu perang Khaibar dengan mengangkat kedua tangannya.
  4. Oleh Abu Musa Al-Asy'ari (Riwayat Bukhari dan lain-lain).
  5. Oleh Ibnu Umar (Riwayat Bukhari).
  6. Oleh Aisyah (Riwayat Muslim).
  7. Oleh Abu Hurairah (Riwayat Bukhari).
  8. Oleh Sa'ad bin Abi Waqqash (Riwayat Abu Dawud).
Dan lain-lain lagi shahabat yang meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ada berdo'a dengan mengangkat kedua tangannya di berbagai tempat. Semua riwayat di atas (yaitu : tentang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berdo'a mengangkat kedua tangannya) adalah merupakan FI'IL (perbuatan) Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Adapun yang merupakan QAUL (perkataan/sabda) Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ada di riwayatkan oleh Malik bin Yasar (sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam :
"Artinya : Apabila kamu meminta (berdo'a) kepada Allah, maka mintalah kepada-Nya dengan telapak tangan kamu, dan janganlah kamu meminta kepada-nya dengan punggung (tangan)". (Shahih Riwayat : Abu Dawud No. 1486).
Kata Ibnu Abbas (sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam).
"Artinya : Permintaan (do'a) itu, yaitu : Engkau mengangkat kedua tanganmu setentang dengan kedua pundakmu". (Riwayat Abu Dawud No. 1486).
Adapun tentang tambahan "mengusap muka dengan kedua telapak tangan sesudah selesai berdo'a" telah kita ketahui, semua riwayatnya sangat lemah dan tidak boleh dijadikan alasan tentang sunatnya sebagaimana dikatakan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Jadi yang sunahnya itu hanya mengangkat kedua telapak tangan waktu berdoa.
?
Adalagi diriwayatkan tentang mengangkat kedua tangan waktu berdo'a.
"Artinya :Dari Abu Hurairah, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam : 'Wahai sekalian manusia ! Sesungguhnya Allah itu Baik, dan Ia tidak akan menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah perintahkan mu'minim sebagaimana Ia telah perintahkan Rasul, Ia berfirman : "Wahai para Rasul !.. Makanlah dari yang baik-baik, dan kerjakanlah amal shalih, sesungguhnya Aku dengan apa-apa yang kamu kerjakan maha mengetahui ". (Al-Mu'minun : 51). Dan Ia telah berfirman (pula) : "Wahai orang-orang yang beriman !. Makanlah dari yang baik-baik apa-apa yang Kami rizkikan kepada kamu". (Al-Baqarah : 172). Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan tentang seseorang yang mengadakan perjalanan jauh dengan rambut kusut-masai dan berdebu. (orang tersebut) mengangkat kedua tangannya ke langit (berdo'a) : Ya Rabbi ! Ya Rabbi ! (Kata Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam selanjutnya) : "Sedangkan makanannya haram dan minumannya haram dan pakaiannya haram dan diberi makan dengan yang haram, maka bagaimana dapat dikabulkan (do'a) nya itu". (Shahih Riwayat Muslim 3/85).
Di hadits ini ada dalil tentang bolehnya mengangkat kedua tangan waktu berdo'a (hukumnya sunat). Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, menceritakan tentang seseorang yang berdo'a sambil mengangkat kedua tangannya ke langit. Orang tersebut tidak dikabulkan do'anya karena : Makanan, minuman, pakaiannya, dan diberi makan dari barang yang haram atau hasil yang haram.
?
?
Kesimpulan
  1. Tidak ada satupun hadits yang shahih tentang mengusap muka dengan kedua telapak tangan sesudah berdo'a. Semua hadits-haditsnya sangat dlo'if dan tidak boleh dijadikan alasan tentang sunatnya.
  2. Karena tidak ada contohnya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka mengamalkannya berarti BID'AH.
  3. Berdo'a dengan mengangkat kedua tangan hukumnya sunat dengan mengambil fi'il dan qaul Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang telah sah.
  4. Ada lagi kebiasaan bid'ah yang dikerjakan oleh kebanyakan saudara-saudara kita yaitu : Mengusap muka dengan kedua telapak tangan atau satu telapak tangan sehabis salam dari shalat.

?


FW: Lowongan Produksi

Purwadi
 

-----Original Message-----
From: Tedi Agung Prabowo
Sent: Thursday, February 17, 2000 11:33 AM
To: news; buBABE; Assy Engineering Staffs; Assy Production Staffs;
Casting Plant Staffs; Corporate Staffs; Engineering Division Staffs;
Finance Division Staffs; General Affair Division Staffs; Human Resource
Division Staffs; Import-Export Division Staffs; Information Systems &
Technology Manager; Karawang Plant Staffs; Karawang Plant Manager;
Machining Staffs; Marketing Plan Division Staffs; National Service
Division Staffs; Parts Division Staffs; PCD Local Staffs; Plant
Administration Staffs; Purchasing Division Staffs; Production Control
Division Staffs; Quality Control Division Staffs; Sales Division Staffs;
Stamping Engineering Staffs; Stamping Production Staffs; Tam Staffs;
Welding Engineering Staffs; Welding Production Staffs
Cc: KMTam; KKTam; Koperasi Karyawan
Subject: Lowongan Produksi

<<LowonganProduksi.ppt>>
Tedi Agung Prabowo
Human Resources Division
Application and Database Development
Head Office, 3rd Floor
P.T. TOYOTA-ASTRA MOTOR
Jl. Yos Sudarso Sunter II
Jakarta Utara
Phone 6515551 ext 2354
Fax 6515775
e-mail : tedi@...


Nuhun

Dikdik Setia Permana
 

Assalaamu'alaikum wR.wB.

Terimakasih kepada Al-Akh. Yayat dan Abdullah Al Buarani atas jawaban pertanyaan ana
mengenai Hukum "Me-Qurban-kan" org yg sudah meninggal. Kemudian ana tunggu jawaban dari
yg lainnya. Sangat bermanfaat sekali. Jazakalloh Khoiron Jaza.

Wassalaamu'alaikum wR.wB.
Abu Muti


kutipan hadits:menghajikan orang lain+pahala untuk orang lain

 

Assalaamu'alaikum wR.wB.

Berikut ini saya sampaikan beberapa kutipan hadits yang berhubungan dengan
menghajikan orang lain.

1.Dari Ibnu 'Abbas ra. : Seorang wanita dari Juhainah datang kepada Nabi
saw., tanyanya: "Ibuku telah bernadzar akan haji, tetapi ia meninggal
sebelum menunaikannya.apakah saya akan melakukannya atas namanya?" Ujar
Nabi: " Ya, berhajilah menggantikannya ! Bagaimana pendapatmu, jika
berutang, apakah kamu akan membayarkannya? nah, bayarlah olehmu utang
kepada Alloh, karena utang kepada Alloh lebih patut buat dibayar!" (Hadits
Riwayat Bukhari)

2.Dari Fadhal bin 'Abbas, katanya: Bahwa seorang wanita dari Khan'am
bertanya, : "Ya Rosululloh, kewajiban haji yang difardhukan Alloh atas
hamba-hambaNya, berbetulan datangnya dengan keadaan bapakku yang telah tua
bangka hingga tak sanggup lagi buat berkendaraan.apakah boleh saya haji
atas namanya?" "Boleh, ujar nabi saw. Dan peristiwa ini terjadi di waktu
haji Wada' " (Diriwayatkan oleh jema'ah dan menurut Turmudzi hadits ini
hasan lagi shahih)

3.Dari Ibnu 'Abbas ra.: " Bahwa Rosululloh saw. mendengar seorang laki-laki
mengucapkan : " Labbaika dari Syubrumah". Tanya Nabi : "apakah anda telah
melakukannya buat anda sendiri?" Ujarnya : "Belum". Maka Sabda Nabi saw.
pula : "Lakukanlah haji buat diri anda, kemudian baru buat Syubrumah!"
(Riwayat Abu daud dan Ibnu Majah) dan ada juga Riwayat Muslim.

4.Juga dari Ibnu 'Abbas ra.: "Bahwa seorang wanita menghadapkan anaknya
kepada Rosululloh saw. sambil bertanya: "apakah anak ini sah hajinya?" Ujar
Nabi saw. : "Ya dan anda beroleh pahala!" (Riwayat Muslim)

Wallohu a'lam.

Semoga bermanfaat.

Wassalaamu'alaikum wR.wB.

Abdullah Al Buarani

Sumber kutipan;

1. Kumpulan hadits sahih Bukhari.
2. Kumpulan hadits sahih Muslim.
3. Fikih Sunnah vol 5, Sayyid Sabiq.


[Jawaban ke-1] Hukum Jihad ke Ambon, Badal Haji dan Hewan Qurban

Yayat Ruhiat
 

¿ªÔÆÌåÓý

?
Bismillahirrahmanirrahiim
?
?
Sehubungan dengan pertanyaan dari saudara kita Najib Fahraok dan Dikdik Setia Permana mengenai perihal tersebut diatas, maka untuk menjawab permasalahan tersebut, kami meminta bantuan kepada Al-Akh Abu Muadz untuk memberikan penjelasan atau jawabannya.
?
Alhamdulillah beliau menyanggupinya, dan tulisan dibawah ini merupakan jawaban singkat dari permasalahan tersebut. Kenapa singkat ..? Barangkali anda bertanya seperti itu, memang hal inipun sudah kami tanyakan, dan beliau mengatakan?bahwa?; Sudah merupakan suatu kebiasaan dalam suatu forum tanya jawab, baik itu melalui radio, telephone atau di pengajian umum (dengan memberikan contoh di Saudi), bahwa setiap jawaban dari suatu pertanyaan adalah langsung di fokuskan kepada status hukum dari pertanyaan tersebut, supaya si penanya mudah untuk memahaminya dan cepat mengerti kedudukan dari persoalan? yang menjadi permasalahan dalam dirinya.
?
Namun demikian Al-Akh Abu Muadz?memaklumi, keingin tahuan kita dalam setiap proses pengambilan hukum, karena memang itu merupakan sebagian dari ilmu. Dan?insya Allah beliau menyanggupi untuk memberikan penjelasan yang lebih rinci dan jelas sandarannya dalam setiap masalah,? tetapi?itu dia... perlu waktu dan kesabaran, sedangkan kebiasaan kita adalah setiap persoalan keinginannya cepat-cepat mendapat jawaban.
?
?
Pertanyaan.
?
Ana ingin menanyakan masalah yang berkaitan dengan jihad ke Ambon.
  1. Bagaimana hukum pergi jihad ke Ambon ?
  2. Jika Fardhu Kifayah tetapi tetap pergi dengan meninggalkan keluarga, mengajar din Islam, apakah dibolehkan ?
?
?
Jawab.
?
Hukum dasar jihad memang Fardhu Kifayah, demikian juga dengan hukum pergi ke Ambon, oleh karena itu kalau ada Fardhu Kifayah dan Fardhu 'Ain, maka hendaknya dahulukanlah Fardhu 'Ain, sebab dia merupakan kewajiban yang tidak boleh diwakili dan diwakilkan oleh orang lain, apalagi sampai misalnya menelantarkan anak dan istri yang menjadi tanggungannya kalau dia seorang suami, atau meninggalkan ummat yang sangat memerlukan ilmunya kalau dia seorang yang 'alim.
?
?
Pertanyaan.
?
Ana ingin menanyakan tentang?dua hal.
  1. Hukum melaksanakan ibadah haji diperuntukan bagi yang sudah meninggal (badal haji).
  2. Hukum melaksanakan pemotongan qurban diperuntukan bagi yang sudah meninggal.
Bukankah amalan seseorang itu terputus apabila sudah meninggal dan tidak bisa ditransfer kecuali karena 3 amalan.
?
?
?
Jawab.
?
Menghajikan orang lain yang biasa disitilahkan dengan Badal Haji atau Niyabah Haji boleh hukumnya, karena yang demikian itu pernah terjadi pada seorang sahabat yang menghajikan, yang bernama Syubrumah.
?
Begitupula dengan menyembelih hewan Qurban untuk orang yang sudah mati, kedua ibadah tersebut diatas (Badal Haji dan? Hewan Qurban) insya Allah tidak bertentangan dengan yang saudara khawatirkan, sebab apabila ditunaikan dengan ketentuan syar'i maka penafian tersebut dan yang ada dalam ayat termaksud, didalam pelaksanaanya telah dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
?
Demikian jawaban singkat, semoga mudah untuk dipahami.
?
Abu Muadz
Jakarta
?


FW: KESEMPATAN BERKARIR

Sapta Purnomo
 

----------
From: Tedi Agung Prabowo
Sent: Monday, February 14, 2000 4:10 PM
To: news; buBABE
Subject: KESEMPATAN BERKARIR

<<LOWONGAN.doc>>
Tedi Agung Prabowo
Human Resources Division
Application and Database Development
Head Office, 3rd Floor
P.T. TOYOTA-ASTRA MOTOR
Jl. Yos Sudarso Sunter II
Jakarta Utara
Phone 6515551 ext 2354
Fax 6515775
e-mail : tedi@...


Hukum Jihad ke Ambon

najib fahraok
 

Assalamu'alaikum wr.wb

Ana ingin menanyakan masalah yang berkaitan dengan Jihad ke Ambon.
1.Bagaimana hukum pergi jihad ke Ambon
2. Jika Fardhu Kifayah tetapi tetap pergi dengan meninggalkan keluarga , mengajar din Islam , Apakah dibolehkan ?
Tolong segera di jawab ( karena ditempat ana ada Ikhwan setelah ikut tablik akbar tentang Ambon di Yogyakarta membagikan formulir pendaftaran Jihad untuk pergi ke Ambon.

Terima kasih sebelumnya atas Jawabannya.

Assalamu'alaikum w.wb




______________________________________________________


Re: Tanya

Mhd. Shaleh Amahoroe
 

JANGAN lewat JAPRI donk ?????????

----------
From: Dikdik Setia Permana[SMTP:dikdik@...]
Reply To: assunnah@...
Sent: Wednesday, February 16, 2000 10:52 AM
To: assunnah@...
Subject: [assunnah] Tanya

Assalamu'alaikum wr.wb,

Ana ingin menanyakan tentang 2 hal:
1. Hukum melaksanakan ibadah haji diperuntukan bagi yg sudah meninggal
(badal haji).
2. Hukum melaksanakan pemotongan Qurban diperuntukan bagi yg sudah
meninggal.

Bukankah amalan seseorang itu terputus apabila sudah meinggal dan tidak
bisa ditranfer,
kecuali karena 3 amalan. Barangkali ada yg memahami masalah ini. Minta
tolong untuk
diberi penjelasan. Lewat JAPRI juga tidak apa2.

Wassalam,
Abu Muti

------------------------------------------------------------------------
Subscribe assunnah-subscribe@...
Unsubscribe assunnah-unsubscribe@...
Feedback or comments assunnah-owner@...

------------------------------------------------------------------------
Earn extra money at calypso.com by creating your own web store. For a
limited time, join calypso.com and receive a FREE calypso whistle.
Also learn how you can win up to $25! Click to


-- 20 megs of disk space in your group's Document Vault
--


Tanya

Dikdik Setia Permana
 

Assalamu'alaikum wr.wb,

Ana ingin menanyakan tentang 2 hal:
1. Hukum melaksanakan ibadah haji diperuntukan bagi yg sudah meninggal (badal haji).
2. Hukum melaksanakan pemotongan Qurban diperuntukan bagi yg sudah meninggal.

Bukankah amalan seseorang itu terputus apabila sudah meinggal dan tidak bisa ditranfer,
kecuali karena 3 amalan. Barangkali ada yg memahami masalah ini. Minta tolong untuk
diberi penjelasan. Lewat JAPRI juga tidak apa2.

Wassalam,
Abu Muti


Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 24 = Pokok pokok Manhaj SALAF 1/6]

Yayat Ruhiat
 

¿ªÔÆÌåÓý

POKOK-POKOK MANHAJ SALAF
?
Oleh
Khalid bin Abdur Rahman al-'Ik
?
Bagian pertama dari enam tulisan [1/6]

?
Kata Pengantar
?
Banyak pihak yang menisbatkan dirinya sebagai orang atau kaum (golongan) yang menganut pemahaman salaf. Namun kenyataannya, mereka tidak memahami sama sekali tentang apa dan bagaimana pemahaman salaf yang benar menurut al-Kitab dan as-Sunnah. Dilain pihak, ada orang yang demikian alergi bila mendengar kata-kata salaf. Mereka memahami salaf sebagai sesuatu yang tak rasional dan cenderung ketinggalan zaman.
?
Untuk meluruskan pemahaman yang salah demikian, kami coba sajikan karya tulis Khalid bin Abdur-Rahman al-'Ik yang disadur?dari majalah As-Salafiyah, edisi I, tahun I, 1415H?diterjemahkan oleh Ahmas Faiz Asifuddin dan dimuat di majalah As-Sunnah edisi 13/Th II/1416H - 1995M.
?
?
Pendahuluan.
?
Sesuatu yang pasti dan tidak mengandung keraguan sedikitpun ialah bahwasanya manhaj salaf adalah manhaj yang bisa diterima oleh setiap generasi dari masa ke masa. Begitulah kenyataannya di sepanjang sejarah dan kehidupan. Hal itu disebabkan keistimewaan manhaj salaf yang senantiasa secara benar dan mengakar dalam menggali masalah, akuratnya penggunaan dalil (istidlal) berdasarkan petunjuk-petunjuk Qur'aniyah serta kemampuannya menggugah kesadaran, dengan mudah bisa dicapai hingga peringkat ilmu serta keyakinan tertinggi, disamping adanya jaminan keselamatan untuk tidak terjatuh pada kesia-sian, khayalan, atau pada ruwetnya tali temali salah kaprah serta benang-kusutnya ilmu kalam, filsafat dan analogi-analogi logika.
?
Sesungguhnya manhaj salaf adalah manhaj yang selaras dengan fitrah manusia, sebab ia merupakan manhaj Qur'ani nabawi, Manhaj yang bukan hasil kreasi manusia. Oleh karenanya manhaj ini senantiasa mampu menarik kembali individu-individu umat Islam yang telah lari meninggalkan petunjuk agamanya dalam waktu relatif singkat dan dengan usaha sederhana, apabila dalam hal ini tidak ada orang-orang yang sengaja menghambat dan melakukan perusakan supaya manhaj yang agung ini tidak sampai kepada anggota-anggota masyarakat dan kelompok-kelomok umat.
?
Untuk itulah kita dapati manhaj salaf selalu cocok dengan zaman dan senantiasa up to date bagi setiap generasi ; itulah "jalannya kaum salaf radhiayallahu 'alaihim". Inilah manhaj yang pernah di tempuh oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para shahabatnya. Di atas manhaj inilah para imam mujtahid, para imam hafizh dan para imam ahli hadits terbentuk. Dengan manhaj inipula orang-orang (dahulu) diseru untuk kembali kepada dienullah, hingga dengan segera mereka menyambut dan menerimanya serta masuk kedalam dienul Islam secara berbondong-bondong.
?
Seperti halnya manhaj ini dahulu telah mampu menciptakan "umat agung" yang menjadi khaira ummatin ukhrijat lin-naas, sebaik-baik umat yang ditampilkan untuk manusia, maka iapun akan senantiasa mampu berbuat demikian dalam setiap masa. Buktinya .? itu bisa terwujud setiap saat, jika penghambat-penghambat yang sengaja diciptakan untuk mengacaukan kehidupan manusia hingga kehilangan fitrah lurusnya dihilangkan.
?
Tentu tidak diragukan lagi, bahwa ajakan untuk mengikuti jejak as-salafu ash-shalih harus menjadi ajakan (dakwah) yang terus menerus dilakukan. Dakwah ini secara pasti akan tetap selaras dengan kehidupan modern, sebab merupakan ajakan yang hendak mengikat seorang mukmin dengan sumber-sumber yang murni dan melepaskan diri dari berbagai belengu taklid yang membuat fanatik terhadap ra'yu (pendapat), kemudian mengembalikannya kepada Kitabullah serta sunnah Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam.
"Artinya : Katakanlah : 'Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul ; dan jika kamu berpaling, maka sesungguhnya kewajiban Rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang". (An-Nuur : 54).
Jadi dakwah salafiyah selamanya bisa selaras bagi pelaku tiap-tiap zaman, karena dakwah salafiyah datang ketengah manusia dengan membawa sumber-sumber minuman rohani yang paling lezat dan murni. Dakwah salafiyah datang dengan membawa sesuatu yang bisa memenuhi kekosongan jiwa dan bisa menerangi relung-relung hati yang paling dalam. Maka dakwah salafiyah ini tidak akan membiarkan jiwa terkuasai oleh ambisi-ambisi hawa nafsu melainkan pasti dibersihkannya, dan tidak akan membiarkan hati tertimpa oleh lintasan kebimbangan sedikitpun kecuali pasti disucikannya, sebab dakwah salafiyah ini tegak berdasarkan i'tisham (berpegang teguh) pada kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam, sesuai dengan apa yang dipahami oleh as-salafu-as-shalih.
?
Tiap pendapat orang, bisa diambil atau bisa ditolak kecuali apa yang telah dibawakan kepada kita oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka apa yang dibawa oleh beliau harus diambil dan tidak boleh ditolak, sebab itu ma'shum berasal dari Allah Ta'ala.
"Artinya : Dan tiadalah yang diucapkannya itu, menurutkan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang di wahyukan (kepadanya)". (An-Najm : 3-4).
Dengan manhaj yang lurus ini, kaum mukminin akan terbebas dari tunggangan-tunggangan hawa nafsu yang telah bertumpuk-tumpuk menunggangi generasi demi generasi.
?
Manhaj salaf telah secara jelas memasang petunjuk bagi setiap dakwah yang betul-betul ikhlas bertujuan memperbaharui perkara umat yang telah menjadi amburadul, hingga dengannya bisa betul-betul mampu memperbaharui perkara agama ini dalam kehidupannya dan mampu mengencangkan ikatan iman umat berdasarkan dua sumber :"Kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya" ditambah dengan kaidah yang sama sekali tidak bisa dikesampingkan, yaitu " Sesuai dengan apa yang dipahami oleh as-salafu ash-shalih".
?
Setiap dakwah yang dengan dalih apapun berusaha memperlonggar persoalan "ikatan temali yang kokoh" di atas, berarti ia hanyalah dakwah yang terwarnai oleh syubhat-syubhat kesesatan dan ternodai oleh penyimpangan.
?
Sesungguhnya tauhidul-ibadah yang murni betul-betul untuk Allah Ta'ala, tergantung pada rujukannya kepada Kitabullah dan sunnah Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam. Allah Ta'ala befirman :
"Artinya : Dan taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya kewajiban Rasul Kami hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang". (At-Taghaabun : 12).
Dalam ayat lain Allah berfirman :
"Artinya : Maka demi Rabb-mu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu (Muhammad) hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan". (An-Nisaa' : 65).
Pada ayat di atas Allah Ta'ala bersumpah dengan Diri-Nya yang Maha Suci bahwasanya tidaklah seseorang beriman sebelum ia menjadikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai hakim dalam semua urusan.
?
Apa saja yang diputuskan oleh beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam berarti merupakan kebenaran yang wajib untuk dipatuhi secara lahir maupun batin.
?
Oleh sebab itulah Allah memerintahkan untuk menyerah (taslim) pada putusan Rasul pada firman Allah berikutnya :
"Artinya : Kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu (Muhammad) berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya". (An-Nisaa' : 65).
Dengan demikian, tidak boleh ada sikap enggan, sikap menolak atau sikap menantang terhadap segala yang disunnahkan atau diputuskan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Allah Ta'ala memperingatkan dalam firman-Nya.
"Artinya : Dan barangsiapa yang menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya Allah amat keras siksaan-Nya". (Al-Anfaal : 13).
Lalu, apa lagikah yang lebih dikehendaki oleh orang-orang modern dewasa ini dibandingkan dengan kemerdekaan aqidah, kemerdekaan jiwa, kemerdekaan individu dan kemerdekaan jama'i (bersama-sama) yang ditumbuhkan oleh sikap mentauhidkan Allah, baik secara rububiyah maupun uluhiyah, kemerdekaan yang ditimbulkan oleh tauhidul-hidayah dan manunggalnya ketaatan serta kepatuhan hanya kepada perintah Pencipta Alam dan perintah Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam ?.
?
Dengan tauhid yang shahih inilah, kaum mukminin akan terbebaskan (merdeka) dari sikap mengekor terhadap setiap orang yang mempunyai kekuatan, dari setiap belengu hawa nafsu dan dari setiap kesempitan taklid yang memenjarakan akal dan mempersempit cara berpikir.
?
Karena keistimewaan-keistimewaan langka inilah, maka manhaj salaf akan senantiasa selaras dengan tuntutan segala zaman dan akan bisa diterima oleh setiap generasi.
?
?
Kaidah serta Pokok-Pokok Manhaj Salaf.
?
Kaidah-kaidah berikut ini menggambarkan tentang prinsip-prinsip manhaj talaqi (sistem mempelajari, mengkaji dan memahami) aqidah islamiyah, dan tentang pokok-pokok bantahan terhadap aqidah selain Islam melalui dalil-dalil Al-Qur'an serta petunjuk-petunjuk nabawi.
?
Ketika firqah-firqah mulai bermunculan di tengah barisan kaum muslimin dengan segala pemikirannya yang berbeda-beda dan saling berlawanan, maka masing-masing pelakunya berupaya melakukan pengadaan dalil-dalil serta argumentasi-argumentasi, -yang sebenarnya hanya membebani kebanyakan mereka saja- untuk mempertahankan teori-teori filsafat hasil temuan mereka masing-masing yang mereka yakini kebenarannya. Diantara sejumlah dalil yang mereka kemukakan ialah : mengaku-ngaku sebagai pengikut as-salafu ash-shalih.
?
Oleh karena itu seyogyanyalah diadakan penjelasan mengenai kaidah-kaidah manhaj salaf, supaya dibedakan antara orang-orang yang sekedar mengaku-ngaku salafi dengan orang-orang yang sebenar-benarnya pengikut as-salafu ash-shalih.
?
Bersambung
Kaidah Pertama : Mendahulukan Syara' atas Akal


seruan hati

A L S
 

Assalamu'alaikum wr. wb.

Berikut ini ada titipan pesan dari akhuna fillah, muhsinin wal muhlisin.
Saya teruskan ke segenap anggota milis ini agar seruan hatinya terdengar banyak orang dan mendatangkan kebaikan pada setiap yang mendengarnya.
FADZAKKIR FAINNA DZIKRO TANFA'UL MUKMININ.

WASSALAM
ALS
--------------------------


Thabrani mencatat dalam kitabnya Al-Ashat dari Ahnaf bin Qais, berkata, Umar telah berkata kepadaku,
"Wahai Ahnaf, siapa yang tawanya banyak, wibawanya akan merosot. Barangsiapa suka bercanda, niscaya ia diremehkan. Barangsiapa banyak omongnya, banyak pula bohongnya, Barangsiapa banyak bohongnya, malunya sedikit, Barangsiapa malunya sedikit, wara'nya tipis.Dan barangsiapa wara'nya tipis, hatinya akan mati." (Kitab Al-Kanz, jilid 8, hal 235)

a
Assalamufalaikum wr.wb.
Alhamdulillah, segala puji bagi Alloh Yang Maha Kuasa atas segala-gala, Yang Maha Tahu atas isi hati kita, Yang tidak pernah luput mengurus hamba-hambanya, yang Maha Rahman dan Maha Rahim dan Yang Maha keras siksanya.
Sholawat dan Salam semoga tercurah pada Rosululloh saw, sahabatnya dan pengikutnya . Semoga kita termasuk orang-orang yang sabar mengikuti risalahnya.amin

Saudaraku yang mudah-mudahan dicintai oleh Alloh, bagaimana kabar akhic? Mudah-mudahan selalu tetap ada dalam lindunganNya dan selalu ingat kepadaNya.
Saat ini ana bersilaturohmi dengan penuh keikhlasan.
Akhic.sekarang Alloh bersama kita dan tahu apa yang ana tulis mudah-mudahan dibaca dengan penuh keikhlasan.
Akhc.ada yang ana butuhkan dari antumc.,tolong doakan ana sekarang juga dan balaslah ana dengan e-mail yang mengingatkan kepada Alloh dan hari Akhir.
Jazakalloh.
Wasalam.


Akhukafillah

D.ABDUL AZIZ

______________________________________________________


salah tafsir?!!!(rala)

A L S
 

Assalamu'alaikum wr. wb.

Karena pakai komputer umum, dan segera mau dipakai orang ada beberapa kesalahan pada tulisan saya, sebatas yang saya sadari, disini mau saya ralat. Alangkah indahnya kalau ada yang mau memperbaiki hingga bisa jadi artikel ilmiyah.
Tertulis:
firman
Allah:
YAA AYYUHALADZINA AAMUTAQULLAHA WAL TANDZUR NAFSUN MAA QODAMAT LIGHOT (Al
hisyr)
seharusnya
YAA AYYUHALLADZINA "AAMANUTTAQULLAHA" WAL TANDZUR NAFSUM MAA QODDAMAT LIGHOT

Dan tertulis

lontaran subhat ini dicek dalam kitab-kitab sbb:
-Syarah kitab tauhid
Maksudnya, bukannya ayat tersebut tertuang dalam kitab tauhid/syaraahnya tapi kita akan tertuntun untuk memahami bahwa ayat diatas bukan untuk menekankan kehidupan dunia tapi justru untuk menenkankan kehidupan akherat, bila kita simak penjelasan tentang bahaya amalan yang bertujuan untuk dunia.

Sekian, semoga Allah tidak menggolongkan kita ke dalam golongan orang-orang yang lalai (ghofiluun)

Wassalam
Abu Luthfi
______________________________________________________


salah tafsir?!!!

A L S
 

Assalamu'alaikum wr. wb.

NASYHADU ALLAA ILAHA ILLA ALLAH, WANASYHADU ANNA MUHAMMADAR ROSULULLAH, ILAIHA NAHYA WAILAIHA NAMUUT, InsyaAllah.

Akhi fillah (saudaraku dalam kebaikan)
Ijinkan saya sedikit mengingatkan bagi yang telah tahu dan memperingatkan bagi yang belum tahu tentang beberapa ayat al qur'an yang umum ditafsirkan secara latah (salah).

Saya tidak akan mengangkat surat al hijr (QS 15 ayat 99) yakni
WA'BUD ROBBAKA HATTA YA'TIYAKAL YAQIN
dimana Alyaqin ditafsirkan secara salah oleh sekelompok jama'ah (yang semoga Allah memberinya hidayah).
Tidak perlu saya angkat karena kesalahan itu telah menjadi rahasia umum, bagi yang belum tahu berarti ketinggalan gerbong ilmu.
Tapi baiklah sekedar kata kunci, alyaqin disiini seharusnya adalah almaut (kematian) dan bukan yakin (kemantapan iman). Alhamdulillah terjemah (tafsir) depag telah benar.

Yang ingin saya ingatkan disini justru satu ayat populer yang sering dibaca yakni dalam surat albaqorah ayat 200? dimana Allah mengajari kita berdo'a denga lafal:

ROBBANA ATINA FIDDUNYA HASANAH WAFIL AKHIROTI HASANAH WAQINA 'ADZABANNAAR

Ayat (do'a) ini dipahami oleh sebagian dari saudara kita, seolah-olah Allah menyuruh kita memperhatikan kehidupan dunia.
Demikian setidaknya tiap kali saya mengingatkan saudara saya dengan firman Allah:

YAA AYYUHALADZINA AAMUTAQULLAHA WAL TANDZUR NAFSUN MAA QODAMAT LIGHOT (Al hisyr)

maka dijawabnya, iyaa siih kita perlu bekerja untuk akherat tapi kan Allah menyuruh kita mencari kehidupan dunia yang hasanah, kemudian menyebutkan do'a diatas.

Maka saya katakan:
Tunggu saudaraku, ayat diatas justru untuk menekankan pentingnya kehidupan akherat karena ia merupakan bantahan atas ayat sebelumnya dimana ada sebagian orang yang berdo'a hanya untuk kepentingan dunia saja. Tafsir ayat ini juga dapat ditemui dalam surat yunus ayat 7-8 dll. Kesalahan lain juga pada arti hasanah di dunia, benarkan yang dimaksud adalah gemah lipah loh jinawi? ooh Noooo.

Afwan, karena saya yaqin pembaca milis ini semua pencari kebenaran, tolong lontaran subhat ini dicek dalam kitab-kitab sbb:
-Syarah kitab tauhid
-Tafsir Ibnu katsir atau tafsir lain yang memuat sebab turun ayat itu

Saya ingatkan kepada saudara-saudaraku pencari al-haq
Alhamdulillah, Allah tidak melarang kita membangun rumah tapi Allah meminta kita memepersiapkan bekal untuk akherat atau bahkan allah mengajak kita berjual beli dengan keselamatan akherat.

NB: dan masih banyak ayat-ayat yang dipahami secara salah seperti diatas. semoga allah tunjukkan kita al-haq.

Wallahua'alam bisshowab.

Abu Luthfi


______________________________________________________


Re: Re Jawaban Kritik

Nusye Jeanita
 

Jakarta , Feb 15th y2k.

???? Yaa Akhi Abdul Rochim,

Saya hanya ingin menambahkan sedikit saran buat antum.

Abdul Rochim <abrohim@...> wrote:

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Bismillah, Alhamdulillah, Ashsholaatu Wassalaamu 'alaa Rosuulillah,
Wa'alaa aalihi washohbihii waman waalah, Laahaula walaa quwwata illa
billaah. Allohumma nawwir qolbi binuuri hidayatik. 

Terlebih dahulu saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak Luthfi, Lubna, Ngudihadi, Suharyanto yang telah merespon kritik
saya. Insya Alloh dengan tangan terbuka dan hati yang lapang, saya merasa
sangat lega. Bahkan jawaban Bapak saya baca lebih dari 3x. 
Atas dasar rasa tanggung jawab, perkenankan saya yang faqir dalam ilmu ini
untuk merespon kembali jawaban Bapak. 

PERTAMA : 
Saya memang sengaja melontarkan kritik tajam (boleh disebut hujatan),
namun sedikitpun tak ada niat untuk menghujat. Jujur saja, saya mengenal
Dakwah Salafy belum genap 2 bulan. Karena tertarik, rasanya ingin
secepatnya mengetahui manhaj tersebut (untuk mencari ilmu tentunya). 
Lalu beberapa langkah telah saya tempuh, termasuk kritikan kemarin. 

Saya ber-Husnu Zhon kalo maksud antum tuh baik. karena dulupun ketika saya baru mengenal Aqidah Salaf ( yaitu ber-Islam dengan mengikuti cara dan pemahaman yang ditempuh oleh para Salafush Sholeh/dari kalangan 'Ulama Islam Mutaqoddimin ) ratusan pertanyaan yang ada dibenak saya dengan sengaja saya lontarkan disetiap kesempatan hanya karena ingin memenuhi keingintahuan, yang Alhamdulillah bisa terjawab dengan Hujjah - hujjah yang kuat. saya rasa selama niat kita ingin mencari kebenaran dan bukan untuk mencari- cari kesalahan, Insya Allah... Allah akan membimbing kita. Saya juga mohon maaf, karena tidak bisa membuktikan secara otentik sebagaimana disampaikan Bapak Lubna. Saya hanya belajar menganalisa dan menyimpulkan dari berbagai sumber, termasuk milis ini.?

Banyak hasil analisa/kesimpulan yang mungkin berbeda di setiap individu yang membaca apa yang ada di Assunnah, karena latar belakang pemahaman. oleh karena itu alangkah bijaknya apabila yang ada di sini ditelaah lebih lanjut agar kita bertambah yakin keshohihannya. Dan hendaknya mulai sekarang kita semua meninggalkan cara cara lama dalam menuntut ilmu Dien. yaitu asal dalam menerima berita/hadits, walaupun nggak jelas sanadnya tapi kita tetap menyebarluaskannya, sehingga banyak kita jumpai Hadits - Hadits lemah bahkan hadits palsu buatan musuh -musuh Allah yang begitu masyhur di kalangan ummat, dan ironisnya kita sendiri ikut menyebarluaskannya karena kebodohan kita.

Bapak-bapak yang 'alim dan ikhwah sekalian, tentu saya tidak asal bicara. Saya sering bertemu dan berdiskusi dengan anak-anak muda yang begitu fanatik (atau emosional ?) dalam menyerukan dakwah. Mereka pintar berargumentasi, berdebat, dan begitu mudah memfonis kelompok tertentu dengan cap Bid'ah, Islam Abangan, Ummat Islam Indonesia terbesar tapi seperti buih di lautan, dll. Seolah-olah mereka berkata, "Kamilah mutiara di lautan (bukan buih), kamilah yang lebih "NYUNNAH", kamilah Islam Kaffah". Ini yang membuat saya prihatin, karena saya takut termasuk golongan buih-buih itu.???

Saya tidak pungkiri keadaan itu. hanya saja antum jangan anti terhadap da'i da'i yang hendak mengingatkan dan menjelaskan bahwa memang pada kenyataannya di Indonesia ini sangat subur dengan Bid'ah nya ( Bid'ah dalam Dien ), dan Allah melalui rasulnya telah mengingatkan kita dengan peringatan yang keras bagi para Mubtadi'. bukankah Allah Azza Wa Jalla berfirman "Alyauma akmaltu lakum dinakum waatmamtu 'alaikum ni'mati wa Rodhitulakumul islama dina" (Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu, dan telah aku cukupkan kepada kalian ni'matku, dan Aku Ridhokan Islam sebagai agamamu" maka dengan ayat tsb maupun Ayat + Hadits nabi lainnya tidak ada alasan lagi bagi kita atau siapapun untuk mencari Agama selain Islam ( yang katanya semua Agama itu baik dan benar ) dan cara - cara lain dalam beribadah ( selain yang sudah dicontohkan Nabi Muhammad SAW ). Kalaupun ada dikalangan kaum muslimin beriman kepada Al-Qur'an, tapi untuk hal duniawi (ekonomi, hukum, dll) mereka cenderung pro produk Barat dan menomorduakan hukum Islam, maka dia akan terkena ayat : "Afatu' minuna biba'dhil kitab watakfuruuna bi ba'd ?" Apakah kalian mengimani sebagian (ayat) dan menolak sebagian yang lain ?

Allah juga berfirman : "Wamaakana lilmu'minin wala mu'minatin idzaa Qodhollahu warosuuluhu amron anyakunalahumul khiyaroh min amrihim" ( maka tidak layak bagi kaum mu'min dan mukminat apabila Allah telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada baginya pilihan lain dalm urusan mereka ) Yaa... Akhi kita tidak punya pilihan lain selain mengimaninya ! walaupun dimata kita bid'ah itu mungkin dirasa sangat pas di zaman modern ini. KEDUA : Alhamdulillah sebelumnya saya juga sudah merenungkan surah Ash-Shof ayat 3 (walaupun saya tetap belum paham). Ayat 3 yang diawali dengan kalimat tanya pada ayat 2 (...LIMA TAQUULUUNA MAA LAA TAF'ALUUN = "...mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat ?) itu memang patut direnungkan kembali, lebih-lebih bagi para Ustadz dan Da'i. Dan lebih lengkap lagi jika direnungkan pada ayat 8.

Dalam hal ini kita patut membuka Tafsir para 'Ulama terdahulu dalam memahami ayat ini, dan bukan dari kebanyakan Ulama Muta'akhirin/sekarang, yang banyak menafsirkan menurut pendapat pribadinya dia. KETIGA : Keutamaan sunnah dan bahaya bid'ah ? Insya Alloh dengan segala kemampuan yang ada saya telah berusaha memahaminya. Tentu pemahaman saya mungkin berbeda, atau banyak salahnya. Untuk itu agar kesalahan saya tidak berlarut-larut, mohon kiranya para 'alim di sini segera meluruskannya.?? Sebagai gambaran, pemahaman saya tentang bid'ah adalah sebagai berikut :? Syekh Aly Mahfudh dalam kitab Al Ibda'fi Madharil Ibtida', mendefinisikan bid'ah sebagai berikut :? - Menurut Bahasa : ? Maa khuliqo min ghoiri mitsaalin saabiq ? (segala sesuatu yg tidak didahului contoh-contoh). - Menurut Istilah : ? Albid'atu hiya 'ibaarotun....(ilaa akhirihi...) ? (Bid'ah ialah suatu ibarat [gerak dan tingkah laku lahir bathin] ? yang berkisar pada masalah-masalah agama [syari'at Islamiyah].?? ? Dilakukannya menyerupai syariat dengan cara yang berlebihan dalam ? pengabdian kepada Alloh SWT) Sedangkan menurut Ibnu Abdus Salam (kitab Al Majalisus Saniyyah, dan kitab I'anatuth Thalibin), bid'ah dibagi menjadi 5 (Bid'ah wajibah, muharramah, mandhubah, makruhah, dan mubahah).? Ada lagi menurut Imam Syatibi, bid'ah dibedakan menjadi 2 (Haqiqiyah dan Idhofiyah). Tentu sangat tidak bijaksana jika saya menguraikannya.

Sepertinya hal yang dikemukakan diatas adalah dalil bagi orang yang mentolelir adanya "bid'ah, dengan catatan...". Saya ingin pertegas lagi disini bahwa apabila kita membuka pintu untuk seseorang membuat terobosan terobosan baru dalam beribadah selain dari apa yang diSunnahkan, maka bisa antum bayangkan bagaimana generasi selanjutnya yang akan menghadapi perselisihan yang semakin rumit dengan berdatangannya aliran-aliran baru. Sedangkan kita saja sekarang sudah bisa lihat hasil karya dari para pembuat bid'ah yang bisa menjadikan bid'ah yang nggak ada asal usulnya layaknya seperti Dien. bahkan lebih masyhur dari Sunnah itu sendiri. Jadi sampai saat ini saya meyakini bahwa dalam konteks hubungan sosial kehidupan seperti urusan mengatur negara, pertanian, teknologi, dll semua itu tidak bisa begitu saja dianggap bid'ah (dalam arti dholalah).

Bid'ah yang kami maksud selama ini adalah bid'ah dan mengada - ada dalam urusan agama. untuk lebih jelasnya antum bisa buka kitab Riyadhlush Sholihin ( Bab. Bid'ah dan mengada - ada dalam urusan agama.) jadi harap diperhatikan batasannya.

Karena setiap aturan yang mengungkap prinsip-prinsip kehidupan manusia dan alam memerlukan pemikiran dan penjabaran secara rasional. Ini terutama jika mengingat adanya ayat-ayat : AFALAA YATADABBARUUN, AFALAA YAN DHURUUN, AFALAA TA'QILUUN, AFALAA TA'LAMUUN, dll. Di sini jelas kita disuruh mengembangkan potensi akal, pikiran, dan panca indera kita dalam menyingkap rahasia alam yang terus bergerak dinamis.?

Yaa.. Akhi, hati hati jangan sampai pernah terbesit bahwa Al-Qur'an tidak masul akal/rasional. bahkan dapat terbukti bahwa Al-Qur'an "ternyata" sangat masuk akal bahkan para Aqlaniyyun kaget ternyata temuan barunya itu sudah tersirat dalam Al-Qur'an. hendaknya kita mencontoh generasi terbaik ketika berhadapan dgn A'Qur'an yaitu disaat akal manusia belum dapat mencernanyapun, para generasi terbaik ya'ni Shahabat Ridhwanullah 'alaihim ajmain sudah langsung mengimaninya.

jadi menurut saya, jangan terlalu cepat menganggap sesuatu itu bid'ah sebelum jelas kebid'ahannya.

Hukum asal Ibadah adalah Haram, kecuali yang diperintahkan oleh Allah dan dicontohkan o/Rasulullah. Maka justru berlaku sebaliknya, ketika kita mengetahui bahwa amalan itu tak ada dalilnya, secepat itu pula kita tinggalkan !

ermasuk praktek-praktek ibadah (khususnya di Jawa) yang masih menjadi polemik para ulama Indonesia. Sebagai contoh : - Selamatan (syukuran) 4 dan 7 bulan bagi wanita hamil - Selamatan 3, 7, 100, 1000 hari wafatnya seseorang - Ziarah kubur - Melagukan Adzan, Al Qur'an (qiraat) - Dzikir bersama (dengan suara agak keras) setelah sholat berjama'ah - Membaca sholawat sesudah adzan (sebelum sholat jama'ah dimulai) - dan masih banyak lagi

Bagaimana mereka tidak berpolemik. lha wong yang mereka lakukan itu buatan mereka sendiri, maka akan dapat Hujjah/dalil darimana ? oleh sebab itu kalo kita menghadapi sesuatu hal maka kembalikan kepada Al-Qur'an dan Sunnah Shohihah. disitu sudah jelas apa yang diharamkan dan apa apa yang dihalalkan. dan jangan tanyakan mana dalilnya bahwa hal ini bid'ah, tapi justru tanyakan sama yang mengamalkannya mana dalilnya sehingga dia beramal seperti itu. Bagi saya, berani mengatakan bid'ah pada suatu perbuatan tertentu di samping harus tahu dalilnya, saya juga berusaha tahu lebih dulu seperti apa bentuk amalan tersebut (misalnya dengan penelitian/terjun langsung).? TERAKHIR :* Saya mengingatkan diri sendiri dan ikhwah sekalian, marilah kita berlapang dada dalam menyikapi setiap perbedaan. Perbedaan, di samping merupakan dlarurat (kemestian), juga merupakan rahmat terhadap ummat. "IKHTILAAFU UMMATI ROHMAH" (Perbedaan ummatku adalah rohmat). Walaupun??? tidak memiliki sanad yang jelas, tapi sampai sekarang saya meyakini itu? sebuah hadits (Mohon saya dibetulkan !!)

Akhi Abdul Rochim, hadits shohih mengenai perbedaan umat yang shohih adl :"Sataftariqu ummati 'ala tsalatsina wa sab'una firqoh. kulluhum finnari illa wahidah ! " ( akan terpecah belah dari ummatku menjadi 73 golongan, semuanya dineraka kecuali satu ) dan yang semakna dengan itu banyak sekali dan semuanya Shohih ! dan Rasullullah menjawab bahwa yang satu itu adalah Al-Jama'ah ( yaitu siapa - siapa yang mengikuti jalan Rasul dan Shahabatnya )

Patut antum ingat, bahwa setiap kebathilan itu sangat rapuh, dan setiap yang haq itu sangat Kuat, mengacu kepada Hadits (pasti) Shohih diatas, maka kita hendak nya tetap berpegang teguh kepada Sunnah, walaupun kelihatannya di mata orang aneh. dan dengan cara menuntut ilmu Dien yang benar dan dari Ahlinya, maka ilmu - ilmu Islam yang berbau Khurafat, Mitos, taqlid buta terhadap ustadz, Aqlaniyyun/pengagum akal, dll. maka akan dengan sendirinya terfilter oleh Hujjah yang kuat.

Afwan, bila ada kekhilafan dalam tulisan maupun penafsiran , harap segera diingatkan !

Ukhtukum Fillah..

Nusye Jeanita? * Akhirnya, marilah jaga ukhuwah kita dengan fungsi kita masing-masing. Sebagai individu, ciptakan Nafsul Muthmainnah Sebagai anggota keluarga, ciptakan rasa Mawaddah Warohmah Sebagai anggota masyarakat, ciptakan iklim Marhamah Dan sebagai warga negara, ciptakan Baldah Thoyibah Wallohu a'lam. Mohon maaf yang sebesar-besarnya. Wassalamu'alaikum Wr.Wb. Akhukum,Abdul Rochim------------- (Karyawan, 28th, Single, Alumni Univ.Swasta, Teknik) __________________________________________________Do You Yahoo!? Talk to your friends online with Yahoo! Messenger. http://im.yahoo.com


Subscribe assunnah-subscribe@...
Unsubscribe assunnah-unsubscribe@...
Feedback or comments assunnah-owner@...
eGroups.com Home:
- Simplifying group communications


Nusye Jeanita ( Export Dept. )
TATA CORPORATION INDONESIA
Aspac Kuningan Suite 902
Jl.HR.Rasuna Said Kav X - 2 No.4
Jakarta 12950 Indonesia
Phone/Fax : (62-21) 252 1031/34
Email : nusye@...

Do You Yahoo!?
Talk to your friends online with .


Re: Re Jawaban Kritik

endan
 

¿ªÔÆÌåÓý

Assalamu¡¯alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
?
Alhamdulillahirobbil ¡®alamin. Allahumma sholli ¡®ala Muhammad wa ¡®ala alihi washohabatihi ajma¡¯in. Amma ba¡¯du.
?
Dengan mengharap ridlo Allah, saya insya Allah ingin memberikan jawaban atas surat dari akhuna Abdul Rochim yang tetap saya alamatkan ke jalur umum assunah@... mudah-mudahan bermanfaat bagi ikhwan yang lain.
?
Insya Allah ini jawaban saya yang terakhir untuk akhuna Abdul Rohim, dan semoga Allah menjauhkan kita dari perdebatan. Sesungguhnya kewajiban seorang muslim seperti kita adalah menyibukan diri dengan menuntut ilmu dengan membaca dan mendengarkan kajian ilmu dan menjauhkan diri dari perdebatan yang tidak bermanfaat. Dimana syetan akan membisiki hati kita untuk selalu berpecah-belah.
?
1. Sungguh benar apa yang dikatakan oleh saudaraku Beni Edmunandar bahwa kita tidak boleh menafsiri ayat hanya dengan akal kita, tapi sertakan perkataan para ulama tafsir, karena mereka lebih mengetahui makna sebuah ayat, karena mereka telah meriwayatkan dari sahabat dan para salafus sholih. Adapun kita sangat jauh sekali dari mereka dan tidak bertemu dengan mereka.
2. Adalah sebuah akidah bagi seorang penuntut ilmu untuk tidak mengatakan : ¡°Menurut saya....¡±. Adapun perkataan saudaraku Abdul Rochim yang berkata :¡±Jadi menurut saya, jangan terlalu cepat menganggap sesuatu itu bid¡¯ah sebelum jelas kebid¡¯ahannya. Termasuk praktek-praktek ibadah...dst....¡± adalah perkataan yang tidak dapat kita terima, walaupun benar perkataan itu , apalagi salah.
3. Bahwa saudaraku belum memahami dengan benar makna BID¡±AH menurut pemahaman ulama salaf. Semoga Allah tetap menunjuki kita. Perlu kita semua ketahui bahwa syarat diterimanya ibadah itu ada 2, yaitu IKHLASH dan MUTABA¡¯AH (mencontoh Rasul). Apabila salah satunya tidak dipenuhi maka batallah ibadah itu, bahkan bisa jadi berdosa. Apabila seseorang tidak ikhlash, tentunya dia sedang riya¡¯, dan apabila seseorang tidak mutaba¡¯ah tentunya dia sedang berbuat BID¡¯AH. Adapun BID¡¯AH itu adalah segala amal yang terdiri dari keyakinan, perkataan dan perbuatan DI DALAM SYARI¡¯AT ISLAM yang tidak ada tuntunannya dari Rasulullah sholallahu ¡®alaihi wasalam. Dan setiap BID¡¯AH itu adalah Dholalah (sesat) sehingga HARAM hukumnya.? Dalil-dalilnya tidak saya sampaikan karena takut kepanjangan, apabila ada ikhwan yang memerlukan dalilnya silahkan hubungi saya atau tentunya lebih afdhol hubungi ustadz yang jauh lebih ¡®alim daripada saya. Oleh karena itu, amalan-amalan seperti yang saudaraku Abdul Rochim sebutkan seperti selamatan 7 bulan hamil, tahlilan wafat seseorang, dll itu semuanya adalah BID¡¯AH karena Rasulullah tidak pernah mengajarkannya. Lalu mengapa kita melakukannya?
4. Perlu kita ketahui bersama bahwa agama Islam itu SUDAH SEMPURNA, tidak memerlukan tambahan sedikitpun dan tidak? memerlukan pengurangan sedikitpun. Segala sesuatu yang mendekatkan kita ke surga dan menjauhkan kita dari neraka sudah Nabi sholallahu ¡®alaihi wasalam terangkan. Orang yang paling ¡®alim dalam agama ini adalah Rasulullah sholallahu ¡®alaihi wasalam. Orang yang paling takut pada Allah, orang yang paling taqwa kepada Allah dan orang yang paling tahu bagaimana caranya beribadah kepada Allah Jalla wa ¡®Ala adalah Rasulullah Muhammad bin Abdullah sholallahu ¡®alaihi wasalam. Apabila ada seseorang yang menyangka bahwa agama ini belum sempurna dan masih bisa ditambahi atau dikurangi dengan amalan-amalan tertentu maka dia telah KAFIR terhadap ayat AL YAUMA AKMALTU LAKUM DIINAKUM (pada hari ini telah Ku-sempurnakan Agama ini (Islam) bagimu), dan dia telah menyangka lebih HEBAT dari Rasulullah sholallahu ¡®alaihi wasalam yang pernah bersabda : MAN ¡®AMILA ¡®AMALAN LAISA ¡®ALAIHI AMRUNA FAHUWA RADHDHUN.
5. Hadits : IKHTILAAFU UMMATI ROHMAH adalah hadits MUNGKAR. Saya pernah mendengar dari Ustadz Abdul Hakim Abdat, silahkan saudaraku menanyakan langsung kepada beliau. Bagaimana mungkin Allah mengatakan perbedaan itu rohmah, padahal Allah ¡®Azza Wajalla melalui ayat-ayatnya serta Nabi sholallahu ¡®alaihi wasalam melalui hadits-hadits menyuh kita untuk bersatu pada tali agama Allah. Berapa banyak ayat Al-Qur¡¯an yang mengatakan WALAA TAFARROQU...(Janganlah kalian berpecah belah)? Berapa banyak shahabat yang meriwayatkan hadits ttg terpecahnya ummat menjadi 73 golongan dan perintah Nabi untuk berpegang kepada sunnah dan menjauhi bergolong-golongan? Dan yang paling penting adalah bahwa saudaraku mengatakan belum mengetahui sanad hadits itu, tapi mengapa saudaraku meyakini bahwa itu adalah hadits?
6. Ada baiknya saudaraku mengkaji sebuah kaidah dalam syariat Islam yang TELAH SEMPURNA ini mengenai : MAHFUM IKHTILAF dan MAHFUM IFTIROQ (Bisa didapatkan dalam Edisi Majalah Assunnah Tahun 1). Yang pada intinya adalah perbedaan (IKHTILAF) yang ada, yaitu dalam masalah-masalah furu¡¯, tidak menyebabkan perpecahan (IFTIROQ) di kalangan ummat. Setelah membaca kaidah ini insya Allah saudaraku akan mengetahui seperti apa sebenarnya perbedaan yang diperselisihkan oleh para ulama dari kalangan salaf atau ahlu sunnah waljama'ah, yaitu?mereka berselisih pendapat di dalam masalah-masalah furu'iyah, adapun di dalam masalah ushuludin mereka tetap bersepakat dan bersatu di dalam tali Allah dan di atas Manhaj Nabi yang mulia 'alaihi sholatu wasalam.
?
Akhirnya saya nasehatkan kepada diri saya sendiri dan kepada saudaraku semua untuk menjauhkan perdebatan dan menyibukkan diri dengan menuntut ilmu. Dan saya berlindung kepada Allah dan perdebatan yang tiada membawa manfaat, kecuali menyampaikan ilmu dengan ilmu dan dalil yang nyata.
?
Subhanakallahumma wabihamdika Ayshadu¡¯alla ilaaha illa anta, astaghfiruka waatubu ilaika.
?
Wasalamu¡¯alaikum warohmatullahiwabarokaatuh.
?
Endan Suwandana (Abu Lubna)
Bapaknya? Lubna (Bukan Bapak Lubna)
?
?


Re: Re Jawaban (2) Kritik

A L S
 

Bismillahir rohmanir rohim

Assalamu'alaikum wr. wb.

Alhamdulillahidzi hadana lihada
wamakunna linah tadiya
laula 'an hadanallah

Saudaraku fillah Abdul Rochim,
Jazakallahu khoir atas kelapangan sampeyan membaca jawaban kritik dari saya dan bahkan menyempatkan diri membalasnya lagi. Tiadalah harapan saya, kecuali do'a semoga Allah mendatangkan kebaikan pada kita semua lewat milis ini.

Saudaraku fillah Abdul Rochim,
Dengan berlindung kepada Allah dan do'a semoga Allah membebaskan kita dari kebusukan penyakit hati seperti UJUB, TAKABUR, MDMM (Merendahkan Diri Meninggikan Mutu), dll, ijinkan saya memberikan satu lagi komentar. Kemudian sengaja saya tuangkan di milis ini agar dapat dikoreksi oleh mereka yang 'alim manakala ada kesalahan.

Saudaraku fillah Abdul Rochim,
Wallahi, dari tulisan sampeyan yang pertama saya telah dapat memperkirakan bahwa sampeyan adalah:
- Seorang yang berilmu, atau setidaknya orang yang pernah belajar .
- Seorang yang baru mengenal atau baru berintaksi dengan SESEORANG YANG JUGA BARU MENGENAL manhaj ahlus sunnah terlepas dari hitungan bulan ataupun tahun.
Hal ini karena saya pun pernah memiliki SUBHAT (ragu karena tidak tahu) seperti yang sampeyan rasakan.
Karena itulah saya menggunakan kalimat: saya kuatir... saya kuatir...
Saya juga kuatir, pengatahuan saya tentang islam tidak ada seujung kuku sampeyan, maka ijinkan dalam kesempatan ini saya sekedar menyampaikan TADZKIROH (pengingatan dan bukan peringatan).

Saudaraku fillah Abdul Rochim,
Membaca jawaban atas jawaban kritik dari sampeyan, saya jadi sedikit lebih mengenal sampeyan. Besar harapan saya semoga sampeyan juga jadi mengenal saya dari jawaban yang telah saya posting.
ATAS DASAR PENGETAHUAN SAYA TASA SAMAPEYAN INILAH, disini SAYA TIDAK AKAN MENGOMENTARI SEMUA JAWABAN SAMPEYAN.
Kalimat hikmah yang ingin saya sampeyan ke sampeyan sebagai pengingatan hanyalah:
*Mari kita saling mengingatkan (agar iman kita tidak turun), karena tadzkiroh itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.
*Mari kita terus belajar karena telah banyak pengkabaran tentang keutamaan ilmu yang Allah tabaroka wata'ala dan RasulNya Sholallahu 'alaihi wassalam sampaikan seperti:
-Tidak sama antara orang mengetahui (berilmu) dengan orang yang tidak berilmu
-Allah akan mengangkat derajat orang yang beriman dan yang berilmu diantara kita.
-Mencari Ilmu adalah wajib bagi setiap muslim
-Barangsiapa yang keluar untuk menimba ilmu maka ia fisabilillah sampai dia kembali.
-Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya maka akan di faqihkan dalam urusan agama.
- dll, yang dapat ditemui diberbagai kitab seperti Minhajuh Qoshidin, At-Targhib wat-Tarhib, dlsb. bab keutamaan ilmu.
*Mari dengan penuh kesabaran kita tuntut ilmu sembari berdo'a seperti yang telah Rasulullah s.a.w. ajarkan seperti:
- Ya Robbi tambahkanlah kami ilmu dan riqiilah kami kefahaman
- Ya Allah tampaklah kepada kami yang haq sebagai haq DAN BERILAH KAMI KEMAMPUAN UNTUK MENGIKUTINYA, dan tampakkanlah yang bathil sebagai sesutau yang bathil DAN BERILAH KAMI KEKUATAN UNTUK MENINGGALKANNYA.
-Ya Allah tunjukilah kami jalan yang lurus...
-Ya Allah aku berlindung kepadamu dari ilmu yang tidak bermanfaat ...dll yang saya yaqin kita semua telah hafal tapi mari kita resapi lagi.
*Saya katakan dengan penuh kesabaran karena, dengan sedikit/banyak ilmu yang kita dapatkan mengkin kita harus berhadapan dengan nafsu kita, kebiasaan kita, rasio kita dll yang tidak mudah mengubahnya bahkan mungkin kita berhadapan dengan (kebiasaan) orang tua, lingkungan dan lain-lain, yang semuanya harus dihadapi dengan kesabaran dan hikmah. Dan saya katakan berhadapan bukan berarti memberontak(memerangi) tapi menyelamatkannya.
*Mari kita bersama-sama mengayunkan kaki ke majlis ilmu, dan semoga Allah memudahkan jalan kita ke surga.
*Saudaraku, andaikata tidak takut kepanjangan saya ingin cerita tentang bagaimana awalmula nya Imam Bukhori melangkahkan kaki menyeleksi hadits atau ulama' ahli hadits lain seperti Ibnu Hazm mendapat hidayah untuk belajar.
*Saudaraku, insyaAllah, saya berprasangka baik pada sampeyan, bahwa sampeyan adalah seperti halnya saya menyadari bukan orang baik tapi orang yang menginginkan kebaikan dengan sebenar-benarnya kebaikan (seperti yang Allah kehendaki). Hidup hanya sekali, salah melangkah tidak dapat kembali.
*Terakhir, sekali lagi saya hanya mengingatkan dan bukan mengajari, mari kita belajar, mulai dari kesadaran bahwa kita tidak tahu, mari kita belajar dari cara belajar yang benar setalah mengetahui arti ilmu dan keutamaan memiliki serta bahaya tidak memilikinya.

TIDAKLAH SAYA TULIS KOMENTAR INI SELAIN MENGHENDAKI KEBAIKAN DAN KESELAMATAN PADA KITA SEMUA, SAYA, SAMPEYAN DAN SELURUH ANGGOTA MILIS.
Kemudian kepada seluruh anggota milis ini saya sampaikan harapan dengan penuh keikhlasan.
Bila nanti ANTUM / ANDA / KAMU/ SAMPEYAN bertemu saya dan melihat saya melakukan suatau kebid'ahan, tolong tegur saya dan tolong tunjukkan yang sunnah serta bantu saya agar dapat melaksanakannya.
Dan bila saya marah saat ditegur, yang mungkin karena iman lagi turun, tolong bersabarlah.
InsyaAllah, saya akan senantiasa mendo'akan kebaikan kepada siapa saja yang menunjukkan aib saya, bagaimanapun caranya.
Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari amal yang tidak terkabul.

Wassalam

Dari saudaramu yang lebih menginginkan keselamatan akherat.

Bapaknya Luthfi.





______________________________________________________


Arabic Word Processor

endan
 

¿ªÔÆÌåÓý

Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh.
?
Mohon maaf memakai jalur umum, saya sedang mencari Arabic Word Processor. Apabila diantara saudaraku di ML ada yang punya, akan senang sekali apabila saya dapat meminjamnya. Mohon hubungi e-mail pribadi : endan@... atau endan@.... Jazakumullah khoir atas perhatiannya.
?
Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh.
?
Abu Lubna