Keyboard Shortcuts
Likes
- Assunnah
- Messages
Search
Re: [Jawaban ke-1] Hukum Jihad ke Ambon, Badal Haji d an Hewan Qurban
Suprayitno MCDP
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Kepada Al-Akh Abu Muadz / Akhi Yayat, ana sedikit menyampaikan koreksi terhadap jawaban pertanyaan yang diajukan Akhi Najib F. tentang Hukum Jihad ke Ambon. Dari jawaban singkat yang di berikan, setelah ana baca nampaknya terdapat Kontradiksi (pertentangan) antara penetapan Hukum Jihad yang Fardu Kifayah terhadap alasan sikap yang harus dilakukan yaitu dengan mendahulukan Fardu Ain. Sebagaimana kutipan jawaban berikut : Pertanyaan. Nah di paragraph kedua di atas yang perlu dikoreksi kembali, karena hal ini menyangkut Fatwa (sepemahaman ana) kepada Ikhwan-2 yang belum mengetahuinya. Demikianlah untuk ditindak lanjuti, Semoga Alloh Swt. tetap memberikan taufiq-Nya kepada kita untuk tetap meniti jalan Haq ini serta senantiasa berada di dalamnya berdasarkan Ilmu yang Haq / Shohih. Wassalamu'alaikum Wr. Wb. ttd, SUPRAYITNO
|
|
Bergabung
Eko Prabowo Heru Kurnianto
Bismillahir rohmanir rohim.
Assalamu'alaikum Wr Wb. Dari saudara yang sama-sama belajar di Kobe University, ana mendapatkan informasi keberadaan mailing list assunnah ini. Ana selama ini hanya mendapatkan beberapa tulisan di assunnah, itupun karena kebaikan dari saudara yang mau membuat hardcopynya. Dari beberapa tulisan tersebut ana sebenarnya ingin lebih banyak mendapatkan nasihat atau kesempatan untuk belajar. Untuk itu sekiranya mendapat perkenan ana ingin sekali bergabung dengan mailing list ini. Jazakallah. Wassalamu'alaikum Wr Wb. Eko Prabowo Heru Kurnianto NB: Ana mendapatkan informasi dari Abu Lutfi Sudaryanto. |
|
Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 25 = Mengusap Muka Setelah Berdoa]
Yayat Ruhiat
¿ªÔÆÌåÓýKELEMAHAN HADITS-HADITS
Tentang Mengusap Muka
Dengan
Kedua Tangan Sesudah Selesai
Berdo'a
?
Oleh
Abdul Hakim bin Amir
Abdat
?
?
?
Pendahuluan.
?
Sering kita melihat diantara saudara-saudara
kita apabila?telah selesai berdo'a, kemudian mereka mengusap muka mereka
dengan kedua telapak tangannya. Mereka yang mengerjakan demikian itu, ada yang
sudah mengetahui dalilnya, tapi mereka tidak mengetahui derajat dari dalil
tersebut. Apakah sah datang dari Nabi shallallau 'alaihi
wa sallam atau tidak .? Ada juga yang mengerjakan karena ikut-ikutan
(taklid) saja.
?
Oleh karena itu jika ada orang bertanya
kepada saya (Abdul Hakim bin Amir Abdat) : "Adakah dalilnya tentang mengusap
muka dengan kedua telapak tangan sesudah selesai berdo'a, dan bagaimana
derajatnya, sah atau tidak dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ..? Maka saya
menjawab ; "Bahwa tentang dalilnya ada beberapa riwayat yang sampai
kepada kita, tapi tidak satupun yang sah (shahih atau hasan) datangnya dari Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam".
?
Untuk itu ikutilah pembahasan saya di bawah
ini, mudah-mudahan banyak membawa manfa'at bagi saudara-saudara.
?
?
Hadist Pertama
Hadits ini derajatnya sangatlah
LEMAH/DLO'IF. Karena di sanadnya ada orang (rawi) yang
bernama SHALIH BIN HASSAN AN-NADLARY. Para ahli hadits
melemahkannya sebagaimana tersebut dibawah ini.
??? [Baca : Al-Mizanul
'Itidal jilid 2 halaman 291, 292).
?
Imam Abu Dawud juga meriwayatkan dari jalan
Ibnu Abbas, tapi di sanadnya ada seorang rawi yang tidak disebut namanya (dalam
istilah ilmu hadits disebut rawi MUBHAM). sedang Imam Abu Dawud sendiri telah
berkata : "Hadits inipun telah diriwayatkan selain dari jalan ini, dari Muhammad
bin Ka'ab al-Quradziy (tapi) SEMUANYA LEMAH. Dan ini jalan yang semisalnya, dan
ia (hadits Ibnu Abbas) juga lemah". (Baca : Sunan Abi Dawud No.
1485).
?
?
Hadits Kedua
?
Telah diriwayatkan oleh Saa-ib bin Yazid
dari bapaknya (Yazid) :
Sanad hadits inipun sangat lemah, karena di
sanadnya ada rawi-rawi :
??? [Baca : Mizanul 'Itidal
jilid I hal. 569].
?
?
Hadits Ketiga.
?
Telah diriwayatkan oleh Umar bin Khattab, ia
berkata :
Hadits ini sangat lemah, karena disanadnya
ada seorang rawi bernama HAMMAD BIN ISA AL-JUHANY.
??? [Baca : Al-Mizanul
'Itidal jilid I hal. 598 dan Tahdzibut-Tahdzib jilid III hal.
18-19]
?
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata
:
"Adapun tentang Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam mengangkat kedua tangannya diwaktu berdo'a, maka sesungguhnya telah
datang padanya hadits-hadits yang shahih (lagi) banyak (jumlahnya). Sedangkan
tentang beliau mengusap mukanya dengan kedua (telapak) tangannya (sesudah
berdo'a), maka tidak ada padanya (hadits yang shahih lagi banyak), kecuali
satu-dua hadits yang tidak dapat dijadikan hujjah (alasan tentang bolehnya)
dengan keduanya". [Baca : Fatawa Ibnu Taimiyah jilid?22 hal.
519].
?
Saya (Abdul Hakim bin Amir Abdat) berkata :
Bahwa perkataan Ibnu Taimiyah tentang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berdo'a
dengan mengangkat kedua tangannya telah datang padanya hadits-hadits yang shahih
lagi banyak, ini memang sudah betul dan tepat. Bahkan hadits-haditsnya dapat
mencapai derajat mutawatir karena telah diriwayatkan oleh sejumlah
sahabat.
?
Dibawah ini saya akan sebutkan sahabat yang
meriwayatkannya dan Imam yang mengeluarkan haditsnya.
Dan lain-lain lagi shahabat yang
meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ada berdo'a dengan
mengangkat kedua tangannya di berbagai tempat. Semua riwayat di atas (yaitu :
tentang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berdo'a mengangkat kedua tangannya)
adalah merupakan FI'IL (perbuatan) Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam. Adapun yang merupakan QAUL
(perkataan/sabda) Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ada di
riwayatkan oleh Malik bin Yasar (sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ia
berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam :
Kata Ibnu Abbas (sahabat Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam).
Adapun tentang tambahan "mengusap muka
dengan kedua telapak tangan sesudah selesai berdo'a" telah kita ketahui, semua
riwayatnya sangat lemah dan tidak boleh dijadikan alasan tentang sunatnya
sebagaimana dikatakan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Jadi yang sunahnya itu hanya
mengangkat kedua telapak tangan waktu berdoa.
?
Adalagi diriwayatkan tentang mengangkat
kedua tangan waktu berdo'a.
Di hadits ini ada dalil tentang bolehnya
mengangkat kedua tangan waktu berdo'a (hukumnya sunat). Ketika Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam, menceritakan tentang seseorang yang berdo'a sambil mengangkat
kedua tangannya ke langit. Orang tersebut tidak dikabulkan do'anya karena :
Makanan, minuman, pakaiannya, dan diberi makan dari barang yang haram atau hasil
yang haram.
?
?
Kesimpulan
?
|
|
FW: Lowongan Produksi
Purwadi
toggle quoted message
Show quoted text
-----Original Message----- |
|
Nuhun
Dikdik Setia Permana
Assalaamu'alaikum wR.wB.
Terimakasih kepada Al-Akh. Yayat dan Abdullah Al Buarani atas jawaban pertanyaan ana mengenai Hukum "Me-Qurban-kan" org yg sudah meninggal. Kemudian ana tunggu jawaban dari yg lainnya. Sangat bermanfaat sekali. Jazakalloh Khoiron Jaza. Wassalaamu'alaikum wR.wB. Abu Muti |
|
kutipan hadits:menghajikan orang lain+pahala untuk orang lain
Assalaamu'alaikum wR.wB.
Berikut ini saya sampaikan beberapa kutipan hadits yang berhubungan dengan menghajikan orang lain. 1.Dari Ibnu 'Abbas ra. : Seorang wanita dari Juhainah datang kepada Nabi saw., tanyanya: "Ibuku telah bernadzar akan haji, tetapi ia meninggal sebelum menunaikannya.apakah saya akan melakukannya atas namanya?" Ujar Nabi: " Ya, berhajilah menggantikannya ! Bagaimana pendapatmu, jika berutang, apakah kamu akan membayarkannya? nah, bayarlah olehmu utang kepada Alloh, karena utang kepada Alloh lebih patut buat dibayar!" (Hadits Riwayat Bukhari) 2.Dari Fadhal bin 'Abbas, katanya: Bahwa seorang wanita dari Khan'am bertanya, : "Ya Rosululloh, kewajiban haji yang difardhukan Alloh atas hamba-hambaNya, berbetulan datangnya dengan keadaan bapakku yang telah tua bangka hingga tak sanggup lagi buat berkendaraan.apakah boleh saya haji atas namanya?" "Boleh, ujar nabi saw. Dan peristiwa ini terjadi di waktu haji Wada' " (Diriwayatkan oleh jema'ah dan menurut Turmudzi hadits ini hasan lagi shahih) 3.Dari Ibnu 'Abbas ra.: " Bahwa Rosululloh saw. mendengar seorang laki-laki mengucapkan : " Labbaika dari Syubrumah". Tanya Nabi : "apakah anda telah melakukannya buat anda sendiri?" Ujarnya : "Belum". Maka Sabda Nabi saw. pula : "Lakukanlah haji buat diri anda, kemudian baru buat Syubrumah!" (Riwayat Abu daud dan Ibnu Majah) dan ada juga Riwayat Muslim. 4.Juga dari Ibnu 'Abbas ra.: "Bahwa seorang wanita menghadapkan anaknya kepada Rosululloh saw. sambil bertanya: "apakah anak ini sah hajinya?" Ujar Nabi saw. : "Ya dan anda beroleh pahala!" (Riwayat Muslim) Wallohu a'lam. Semoga bermanfaat. Wassalaamu'alaikum wR.wB. Abdullah Al Buarani Sumber kutipan; 1. Kumpulan hadits sahih Bukhari. 2. Kumpulan hadits sahih Muslim. 3. Fikih Sunnah vol 5, Sayyid Sabiq. |
|
[Jawaban ke-1] Hukum Jihad ke Ambon, Badal Haji dan Hewan Qurban
Yayat Ruhiat
¿ªÔÆÌåÓý?
Bismillahirrahmanirrahiim
?
?
Sehubungan dengan pertanyaan dari saudara
kita Najib Fahraok dan Dikdik Setia Permana mengenai perihal tersebut diatas,
maka untuk menjawab permasalahan tersebut, kami meminta bantuan kepada Al-Akh
Abu Muadz untuk memberikan penjelasan atau jawabannya.
?
Alhamdulillah beliau menyanggupinya, dan
tulisan dibawah ini merupakan jawaban singkat dari permasalahan tersebut. Kenapa
singkat ..? Barangkali anda bertanya seperti itu, memang hal inipun sudah kami
tanyakan, dan beliau mengatakan?bahwa?; Sudah merupakan suatu
kebiasaan dalam suatu forum tanya jawab, baik itu melalui radio, telephone atau
di pengajian umum (dengan memberikan contoh di Saudi), bahwa setiap jawaban dari
suatu pertanyaan adalah langsung di fokuskan kepada status hukum dari pertanyaan
tersebut, supaya si penanya mudah untuk memahaminya dan cepat mengerti kedudukan
dari persoalan? yang menjadi permasalahan dalam dirinya.
?
Namun demikian Al-Akh Abu
Muadz?memaklumi, keingin tahuan kita dalam setiap proses pengambilan hukum,
karena memang itu merupakan sebagian dari ilmu. Dan?insya Allah beliau
menyanggupi untuk memberikan penjelasan yang lebih rinci dan jelas sandarannya
dalam setiap masalah,? tetapi?itu dia... perlu waktu dan kesabaran,
sedangkan kebiasaan kita adalah setiap persoalan keinginannya cepat-cepat
mendapat jawaban.
?
?
Pertanyaan.
?
Ana ingin menanyakan masalah yang berkaitan
dengan jihad ke Ambon.
?
?
Jawab.
?
Hukum dasar jihad memang Fardhu Kifayah,
demikian juga dengan hukum pergi ke Ambon, oleh karena itu kalau ada Fardhu
Kifayah dan Fardhu 'Ain, maka hendaknya dahulukanlah Fardhu
'Ain, sebab dia merupakan kewajiban yang tidak boleh diwakili dan
diwakilkan oleh orang lain, apalagi sampai misalnya menelantarkan anak dan istri
yang menjadi tanggungannya kalau dia seorang suami, atau meninggalkan ummat yang
sangat memerlukan ilmunya kalau dia seorang yang 'alim.
?
?
Pertanyaan.
?
Ana ingin menanyakan tentang?dua
hal.
Bukankah amalan seseorang itu terputus
apabila sudah meninggal dan tidak bisa ditransfer kecuali karena 3
amalan.
?
?
?
Jawab.
?
Menghajikan orang lain yang biasa
disitilahkan dengan Badal Haji atau Niyabah Haji boleh
hukumnya, karena yang demikian itu pernah terjadi pada seorang sahabat yang
menghajikan, yang bernama Syubrumah.
?
Begitupula dengan menyembelih hewan Qurban
untuk orang yang sudah mati, kedua ibadah tersebut diatas (Badal Haji dan?
Hewan Qurban) insya Allah tidak bertentangan dengan yang saudara khawatirkan,
sebab apabila ditunaikan dengan ketentuan syar'i maka penafian tersebut dan yang
ada dalam ayat termaksud, didalam pelaksanaanya telah dijelaskan oleh Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam.
?
Demikian jawaban singkat, semoga mudah untuk
dipahami.
?
Abu Muadz
Jakarta
?
|
|
FW: KESEMPATAN BERKARIR
Sapta Purnomo
---------- |
|
Hukum Jihad ke Ambon
najib fahraok
Assalamu'alaikum wr.wb
Ana ingin menanyakan masalah yang berkaitan dengan Jihad ke Ambon. 1.Bagaimana hukum pergi jihad ke Ambon 2. Jika Fardhu Kifayah tetapi tetap pergi dengan meninggalkan keluarga , mengajar din Islam , Apakah dibolehkan ? Tolong segera di jawab ( karena ditempat ana ada Ikhwan setelah ikut tablik akbar tentang Ambon di Yogyakarta membagikan formulir pendaftaran Jihad untuk pergi ke Ambon. Terima kasih sebelumnya atas Jawabannya. Assalamu'alaikum w.wb ______________________________________________________ |
|
Re: Tanya
Mhd. Shaleh Amahoroe
JANGAN lewat JAPRI donk ?????????
toggle quoted message
Show quoted text
---------- |
|
Tanya
Dikdik Setia Permana
Assalamu'alaikum wr.wb,
Ana ingin menanyakan tentang 2 hal: 1. Hukum melaksanakan ibadah haji diperuntukan bagi yg sudah meninggal (badal haji). 2. Hukum melaksanakan pemotongan Qurban diperuntukan bagi yg sudah meninggal. Bukankah amalan seseorang itu terputus apabila sudah meinggal dan tidak bisa ditranfer, kecuali karena 3 amalan. Barangkali ada yg memahami masalah ini. Minta tolong untuk diberi penjelasan. Lewat JAPRI juga tidak apa2. Wassalam, Abu Muti |
|
Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 24 = Pokok pokok Manhaj SALAF 1/6]
Yayat Ruhiat
¿ªÔÆÌåÓýPOKOK-POKOK MANHAJ SALAF
?
Oleh
Khalid bin Abdur Rahman
al-'Ik
?
Bagian pertama dari enam tulisan
[1/6]
?
Kata Pengantar
?
Banyak pihak yang menisbatkan dirinya
sebagai orang atau kaum (golongan) yang menganut pemahaman salaf. Namun
kenyataannya, mereka tidak memahami sama sekali tentang apa dan bagaimana
pemahaman salaf yang benar menurut al-Kitab dan as-Sunnah. Dilain pihak, ada orang yang demikian alergi bila mendengar kata-kata
salaf. Mereka memahami salaf sebagai sesuatu yang tak rasional dan cenderung
ketinggalan zaman.
?
Untuk meluruskan pemahaman yang salah
demikian, kami coba sajikan karya tulis Khalid bin Abdur-Rahman al-'Ik yang
disadur?dari majalah As-Salafiyah, edisi I, tahun I,
1415H?diterjemahkan oleh Ahmas Faiz Asifuddin dan dimuat di majalah
As-Sunnah edisi 13/Th II/1416H - 1995M.
?
?
Pendahuluan.
?
Sesuatu yang pasti dan tidak mengandung
keraguan sedikitpun ialah bahwasanya manhaj salaf adalah manhaj yang bisa
diterima oleh setiap generasi dari masa ke masa. Begitulah kenyataannya di
sepanjang sejarah dan kehidupan. Hal itu disebabkan keistimewaan manhaj salaf
yang senantiasa secara benar dan mengakar dalam menggali masalah, akuratnya
penggunaan dalil (istidlal) berdasarkan petunjuk-petunjuk Qur'aniyah
serta kemampuannya menggugah kesadaran, dengan mudah bisa dicapai hingga
peringkat ilmu serta keyakinan tertinggi, disamping adanya jaminan keselamatan
untuk tidak terjatuh pada kesia-sian, khayalan, atau pada ruwetnya tali temali
salah kaprah serta benang-kusutnya ilmu kalam, filsafat dan analogi-analogi
logika.
?
Sesungguhnya manhaj salaf adalah manhaj yang
selaras dengan fitrah manusia, sebab ia merupakan manhaj Qur'ani nabawi, Manhaj
yang bukan hasil kreasi manusia. Oleh karenanya manhaj ini senantiasa mampu
menarik kembali individu-individu umat Islam yang telah lari meninggalkan
petunjuk agamanya dalam waktu relatif singkat dan dengan usaha sederhana,
apabila dalam hal ini tidak ada orang-orang yang sengaja menghambat dan
melakukan perusakan supaya manhaj yang agung ini tidak sampai kepada
anggota-anggota masyarakat dan kelompok-kelomok umat.
?
Untuk itulah kita dapati manhaj salaf selalu
cocok dengan zaman dan senantiasa up to date bagi setiap generasi ; itulah
"jalannya kaum salaf radhiayallahu 'alaihim". Inilah manhaj yang pernah di
tempuh oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para shahabatnya. Di
atas manhaj inilah para imam mujtahid, para imam hafizh dan
para imam ahli hadits terbentuk. Dengan manhaj
inipula orang-orang (dahulu) diseru untuk kembali kepada dienullah, hingga
dengan segera mereka menyambut dan menerimanya serta masuk kedalam dienul Islam
secara berbondong-bondong.
?
Seperti halnya manhaj ini dahulu telah mampu
menciptakan "umat agung" yang menjadi khaira ummatin ukhrijat lin-naas,
sebaik-baik umat yang ditampilkan untuk manusia, maka iapun akan senantiasa
mampu berbuat demikian dalam setiap masa. Buktinya .? itu bisa terwujud setiap
saat, jika penghambat-penghambat yang sengaja diciptakan untuk mengacaukan
kehidupan manusia hingga kehilangan fitrah lurusnya dihilangkan.
?
Tentu tidak diragukan lagi, bahwa ajakan
untuk mengikuti jejak as-salafu ash-shalih harus menjadi ajakan (dakwah) yang
terus menerus dilakukan. Dakwah ini secara pasti akan tetap selaras dengan
kehidupan modern, sebab merupakan ajakan yang hendak mengikat seorang mukmin
dengan sumber-sumber yang murni dan melepaskan diri dari berbagai belengu taklid
yang membuat fanatik terhadap ra'yu (pendapat), kemudian
mengembalikannya kepada Kitabullah serta sunnah Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa
sallam.
Jadi dakwah salafiyah selamanya bisa selaras
bagi pelaku tiap-tiap zaman, karena dakwah salafiyah datang ketengah manusia
dengan membawa sumber-sumber minuman rohani yang paling lezat dan murni. Dakwah
salafiyah datang dengan membawa sesuatu yang bisa memenuhi kekosongan jiwa dan
bisa menerangi relung-relung hati yang paling dalam. Maka dakwah salafiyah ini
tidak akan membiarkan jiwa terkuasai oleh ambisi-ambisi hawa nafsu melainkan
pasti dibersihkannya, dan tidak akan membiarkan hati tertimpa oleh lintasan
kebimbangan sedikitpun kecuali pasti disucikannya, sebab dakwah salafiyah ini
tegak berdasarkan i'tisham (berpegang teguh) pada kitab Allah dan
sunnah Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam, sesuai dengan apa yang dipahami
oleh as-salafu-as-shalih.
?
Tiap pendapat orang, bisa diambil atau bisa
ditolak kecuali apa yang telah dibawakan kepada kita oleh Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam. Maka apa yang dibawa oleh beliau harus diambil dan tidak
boleh ditolak, sebab itu ma'shum berasal dari Allah
Ta'ala.
Dengan manhaj yang lurus ini, kaum mukminin
akan terbebas dari tunggangan-tunggangan hawa nafsu yang telah bertumpuk-tumpuk
menunggangi generasi demi generasi.
?
Manhaj salaf telah secara jelas memasang
petunjuk bagi setiap dakwah yang betul-betul ikhlas bertujuan memperbaharui
perkara umat yang telah menjadi amburadul, hingga dengannya bisa betul-betul
mampu memperbaharui perkara agama ini dalam kehidupannya dan mampu mengencangkan
ikatan iman umat berdasarkan dua sumber :"Kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya"
ditambah dengan kaidah yang sama sekali tidak bisa dikesampingkan, yaitu "
Sesuai dengan apa yang dipahami oleh as-salafu ash-shalih".
?
Setiap dakwah yang dengan dalih apapun
berusaha memperlonggar persoalan "ikatan temali yang kokoh" di atas, berarti ia
hanyalah dakwah yang terwarnai oleh syubhat-syubhat kesesatan dan
ternodai oleh penyimpangan.
?
Sesungguhnya tauhidul-ibadah yang murni
betul-betul untuk Allah Ta'ala, tergantung pada rujukannya kepada Kitabullah dan
sunnah Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam. Allah Ta'ala befirman
:
Dalam ayat lain Allah berfirman
:
Pada ayat di atas Allah Ta'ala bersumpah
dengan Diri-Nya yang Maha Suci bahwasanya tidaklah seseorang beriman sebelum ia
menjadikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai hakim dalam semua
urusan.
?
Apa saja yang diputuskan oleh beliau
Shallallahu 'alaihi wa sallam berarti merupakan kebenaran yang wajib untuk
dipatuhi secara lahir maupun batin.
?
Oleh sebab itulah Allah memerintahkan untuk
menyerah (taslim) pada putusan Rasul pada firman Allah berikutnya
:
Dengan demikian, tidak boleh ada sikap
enggan, sikap menolak atau sikap menantang terhadap segala yang disunnahkan atau
diputuskan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Allah Ta'ala
memperingatkan dalam firman-Nya.
Lalu, apa lagikah yang lebih dikehendaki
oleh orang-orang modern dewasa ini dibandingkan dengan kemerdekaan aqidah,
kemerdekaan jiwa, kemerdekaan individu dan kemerdekaan jama'i (bersama-sama)
yang ditumbuhkan oleh sikap mentauhidkan Allah, baik secara rububiyah
maupun uluhiyah, kemerdekaan yang ditimbulkan oleh
tauhidul-hidayah dan manunggalnya ketaatan serta kepatuhan hanya kepada perintah
Pencipta Alam dan perintah Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam
?.
?
Dengan tauhid yang shahih inilah, kaum
mukminin akan terbebaskan (merdeka) dari sikap mengekor terhadap setiap orang
yang mempunyai kekuatan, dari setiap belengu hawa nafsu dan dari setiap
kesempitan taklid yang memenjarakan akal dan mempersempit cara
berpikir.
?
Karena keistimewaan-keistimewaan langka
inilah, maka manhaj salaf akan senantiasa selaras dengan tuntutan segala zaman
dan akan bisa diterima oleh setiap generasi.
?
?
Kaidah serta Pokok-Pokok Manhaj
Salaf.
?
Kaidah-kaidah berikut ini menggambarkan
tentang prinsip-prinsip manhaj talaqi (sistem mempelajari, mengkaji dan
memahami) aqidah islamiyah, dan tentang pokok-pokok bantahan terhadap aqidah
selain Islam melalui dalil-dalil Al-Qur'an serta petunjuk-petunjuk
nabawi.
?
Ketika firqah-firqah mulai bermunculan di
tengah barisan kaum muslimin dengan segala pemikirannya yang berbeda-beda dan
saling berlawanan, maka masing-masing pelakunya berupaya melakukan pengadaan
dalil-dalil serta argumentasi-argumentasi, -yang sebenarnya hanya membebani
kebanyakan mereka saja- untuk mempertahankan teori-teori filsafat hasil temuan
mereka masing-masing yang mereka yakini kebenarannya. Diantara sejumlah dalil
yang mereka kemukakan ialah : mengaku-ngaku sebagai pengikut
as-salafu ash-shalih.
?
Oleh karena itu seyogyanyalah diadakan
penjelasan mengenai kaidah-kaidah manhaj salaf, supaya dibedakan antara
orang-orang yang sekedar mengaku-ngaku salafi dengan orang-orang yang
sebenar-benarnya pengikut as-salafu ash-shalih.
?
Bersambung
Kaidah Pertama :
Mendahulukan Syara' atas Akal
|
|
seruan hati
A L S
Assalamu'alaikum wr. wb.
Berikut ini ada titipan pesan dari akhuna fillah, muhsinin wal muhlisin. Saya teruskan ke segenap anggota milis ini agar seruan hatinya terdengar banyak orang dan mendatangkan kebaikan pada setiap yang mendengarnya. FADZAKKIR FAINNA DZIKRO TANFA'UL MUKMININ. WASSALAM ALS -------------------------- Thabrani mencatat dalam kitabnya Al-Ashat dari Ahnaf bin Qais, berkata, Umar telah berkata kepadaku, "Wahai Ahnaf, siapa yang tawanya banyak, wibawanya akan merosot. Barangsiapa suka bercanda, niscaya ia diremehkan. Barangsiapa banyak omongnya, banyak pula bohongnya, Barangsiapa banyak bohongnya, malunya sedikit, Barangsiapa malunya sedikit, wara'nya tipis.Dan barangsiapa wara'nya tipis, hatinya akan mati." (Kitab Al-Kanz, jilid 8, hal 235) a Assalamufalaikum wr.wb. Alhamdulillah, segala puji bagi Alloh Yang Maha Kuasa atas segala-gala, Yang Maha Tahu atas isi hati kita, Yang tidak pernah luput mengurus hamba-hambanya, yang Maha Rahman dan Maha Rahim dan Yang Maha keras siksanya. Sholawat dan Salam semoga tercurah pada Rosululloh saw, sahabatnya dan pengikutnya . Semoga kita termasuk orang-orang yang sabar mengikuti risalahnya.amin Saudaraku yang mudah-mudahan dicintai oleh Alloh, bagaimana kabar akhic? Mudah-mudahan selalu tetap ada dalam lindunganNya dan selalu ingat kepadaNya. Saat ini ana bersilaturohmi dengan penuh keikhlasan. Akhic.sekarang Alloh bersama kita dan tahu apa yang ana tulis mudah-mudahan dibaca dengan penuh keikhlasan. Akhc.ada yang ana butuhkan dari antumc.,tolong doakan ana sekarang juga dan balaslah ana dengan e-mail yang mengingatkan kepada Alloh dan hari Akhir. Jazakalloh. Wasalam. Akhukafillah D.ABDUL AZIZ ______________________________________________________ |
|
salah tafsir?!!!(rala)
A L S
Assalamu'alaikum wr. wb.
Karena pakai komputer umum, dan segera mau dipakai orang ada beberapa kesalahan pada tulisan saya, sebatas yang saya sadari, disini mau saya ralat. Alangkah indahnya kalau ada yang mau memperbaiki hingga bisa jadi artikel ilmiyah. Tertulis: firmanseharusnya YAA AYYUHALLADZINA "AAMANUTTAQULLAHA" WAL TANDZUR NAFSUM MAA QODDAMAT LIGHOT Dan tertulis lontaran subhat ini dicek dalam kitab-kitab sbb:Maksudnya, bukannya ayat tersebut tertuang dalam kitab tauhid/syaraahnya tapi kita akan tertuntun untuk memahami bahwa ayat diatas bukan untuk menekankan kehidupan dunia tapi justru untuk menenkankan kehidupan akherat, bila kita simak penjelasan tentang bahaya amalan yang bertujuan untuk dunia. Sekian, semoga Allah tidak menggolongkan kita ke dalam golongan orang-orang yang lalai (ghofiluun) Wassalam Abu Luthfi ______________________________________________________ |
|
salah tafsir?!!!
A L S
Assalamu'alaikum wr. wb.
NASYHADU ALLAA ILAHA ILLA ALLAH, WANASYHADU ANNA MUHAMMADAR ROSULULLAH, ILAIHA NAHYA WAILAIHA NAMUUT, InsyaAllah. Akhi fillah (saudaraku dalam kebaikan) Ijinkan saya sedikit mengingatkan bagi yang telah tahu dan memperingatkan bagi yang belum tahu tentang beberapa ayat al qur'an yang umum ditafsirkan secara latah (salah). Saya tidak akan mengangkat surat al hijr (QS 15 ayat 99) yakni WA'BUD ROBBAKA HATTA YA'TIYAKAL YAQIN dimana Alyaqin ditafsirkan secara salah oleh sekelompok jama'ah (yang semoga Allah memberinya hidayah). Tidak perlu saya angkat karena kesalahan itu telah menjadi rahasia umum, bagi yang belum tahu berarti ketinggalan gerbong ilmu. Tapi baiklah sekedar kata kunci, alyaqin disiini seharusnya adalah almaut (kematian) dan bukan yakin (kemantapan iman). Alhamdulillah terjemah (tafsir) depag telah benar. Yang ingin saya ingatkan disini justru satu ayat populer yang sering dibaca yakni dalam surat albaqorah ayat 200? dimana Allah mengajari kita berdo'a denga lafal: ROBBANA ATINA FIDDUNYA HASANAH WAFIL AKHIROTI HASANAH WAQINA 'ADZABANNAAR Ayat (do'a) ini dipahami oleh sebagian dari saudara kita, seolah-olah Allah menyuruh kita memperhatikan kehidupan dunia. Demikian setidaknya tiap kali saya mengingatkan saudara saya dengan firman Allah: YAA AYYUHALADZINA AAMUTAQULLAHA WAL TANDZUR NAFSUN MAA QODAMAT LIGHOT (Al hisyr) maka dijawabnya, iyaa siih kita perlu bekerja untuk akherat tapi kan Allah menyuruh kita mencari kehidupan dunia yang hasanah, kemudian menyebutkan do'a diatas. Maka saya katakan: Tunggu saudaraku, ayat diatas justru untuk menekankan pentingnya kehidupan akherat karena ia merupakan bantahan atas ayat sebelumnya dimana ada sebagian orang yang berdo'a hanya untuk kepentingan dunia saja. Tafsir ayat ini juga dapat ditemui dalam surat yunus ayat 7-8 dll. Kesalahan lain juga pada arti hasanah di dunia, benarkan yang dimaksud adalah gemah lipah loh jinawi? ooh Noooo. Afwan, karena saya yaqin pembaca milis ini semua pencari kebenaran, tolong lontaran subhat ini dicek dalam kitab-kitab sbb: -Syarah kitab tauhid -Tafsir Ibnu katsir atau tafsir lain yang memuat sebab turun ayat itu Saya ingatkan kepada saudara-saudaraku pencari al-haq Alhamdulillah, Allah tidak melarang kita membangun rumah tapi Allah meminta kita memepersiapkan bekal untuk akherat atau bahkan allah mengajak kita berjual beli dengan keselamatan akherat. NB: dan masih banyak ayat-ayat yang dipahami secara salah seperti diatas. semoga allah tunjukkan kita al-haq. Wallahua'alam bisshowab. Abu Luthfi ______________________________________________________ |
|
Re: Re Jawaban Kritik
Nusye Jeanita
Jakarta , Feb 15th y2k. ???? Yaa Akhi Abdul Rochim, Saya hanya ingin menambahkan sedikit saran buat antum. Abdul Rochim <abrohim@...> wrote:
Nusye Jeanita ( Export Dept. ) TATA CORPORATION INDONESIA Aspac Kuningan Suite 902 Jl.HR.Rasuna Said Kav X - 2 No.4 Jakarta 12950 Indonesia Phone/Fax : (62-21) 252 1031/34 Email : nusye@... Do You Yahoo!? Talk to your friends online with . |
|
Re: Re Jawaban Kritik
endan
¿ªÔÆÌåÓýAssalamu¡¯alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
?
Alhamdulillahirobbil ¡®alamin. Allahumma sholli ¡®ala Muhammad
wa ¡®ala alihi washohabatihi ajma¡¯in. Amma ba¡¯du.
?
Dengan mengharap ridlo Allah, saya insya Allah ingin
memberikan jawaban atas surat dari akhuna Abdul Rochim yang tetap saya alamatkan
ke jalur umum assunah@... mudah-mudahan bermanfaat bagi
ikhwan yang lain.
?
Insya Allah ini jawaban saya yang terakhir untuk akhuna Abdul
Rohim, dan semoga Allah menjauhkan kita dari perdebatan. Sesungguhnya kewajiban
seorang muslim seperti kita adalah menyibukan diri dengan menuntut ilmu dengan
membaca dan mendengarkan kajian ilmu dan menjauhkan diri dari perdebatan yang
tidak bermanfaat. Dimana syetan akan membisiki hati kita untuk selalu
berpecah-belah.
?
1. Sungguh benar apa yang dikatakan oleh saudaraku Beni
Edmunandar bahwa kita tidak boleh menafsiri ayat hanya dengan akal kita, tapi
sertakan perkataan para ulama tafsir, karena mereka lebih mengetahui makna
sebuah ayat, karena mereka telah meriwayatkan dari sahabat dan para salafus
sholih. Adapun kita sangat jauh sekali dari mereka dan tidak bertemu dengan
mereka.
2. Adalah sebuah akidah bagi seorang penuntut ilmu untuk tidak mengatakan : ¡°Menurut saya....¡±. Adapun perkataan saudaraku Abdul Rochim yang berkata :¡±Jadi menurut saya, jangan terlalu cepat menganggap sesuatu itu bid¡¯ah sebelum jelas kebid¡¯ahannya. Termasuk praktek-praktek ibadah...dst....¡± adalah perkataan yang tidak dapat kita terima, walaupun benar perkataan itu , apalagi salah. 3. Bahwa saudaraku belum memahami dengan benar makna BID¡±AH menurut pemahaman ulama salaf. Semoga Allah tetap menunjuki kita. Perlu kita semua ketahui bahwa syarat diterimanya ibadah itu ada 2, yaitu IKHLASH dan MUTABA¡¯AH (mencontoh Rasul). Apabila salah satunya tidak dipenuhi maka batallah ibadah itu, bahkan bisa jadi berdosa. Apabila seseorang tidak ikhlash, tentunya dia sedang riya¡¯, dan apabila seseorang tidak mutaba¡¯ah tentunya dia sedang berbuat BID¡¯AH. Adapun BID¡¯AH itu adalah segala amal yang terdiri dari keyakinan, perkataan dan perbuatan DI DALAM SYARI¡¯AT ISLAM yang tidak ada tuntunannya dari Rasulullah sholallahu ¡®alaihi wasalam. Dan setiap BID¡¯AH itu adalah Dholalah (sesat) sehingga HARAM hukumnya.? Dalil-dalilnya tidak saya sampaikan karena takut kepanjangan, apabila ada ikhwan yang memerlukan dalilnya silahkan hubungi saya atau tentunya lebih afdhol hubungi ustadz yang jauh lebih ¡®alim daripada saya. Oleh karena itu, amalan-amalan seperti yang saudaraku Abdul Rochim sebutkan seperti selamatan 7 bulan hamil, tahlilan wafat seseorang, dll itu semuanya adalah BID¡¯AH karena Rasulullah tidak pernah mengajarkannya. Lalu mengapa kita melakukannya? 4. Perlu kita ketahui bersama bahwa agama Islam itu SUDAH SEMPURNA, tidak memerlukan tambahan sedikitpun dan tidak? memerlukan pengurangan sedikitpun. Segala sesuatu yang mendekatkan kita ke surga dan menjauhkan kita dari neraka sudah Nabi sholallahu ¡®alaihi wasalam terangkan. Orang yang paling ¡®alim dalam agama ini adalah Rasulullah sholallahu ¡®alaihi wasalam. Orang yang paling takut pada Allah, orang yang paling taqwa kepada Allah dan orang yang paling tahu bagaimana caranya beribadah kepada Allah Jalla wa ¡®Ala adalah Rasulullah Muhammad bin Abdullah sholallahu ¡®alaihi wasalam. Apabila ada seseorang yang menyangka bahwa agama ini belum sempurna dan masih bisa ditambahi atau dikurangi dengan amalan-amalan tertentu maka dia telah KAFIR terhadap ayat AL YAUMA AKMALTU LAKUM DIINAKUM (pada hari ini telah Ku-sempurnakan Agama ini (Islam) bagimu), dan dia telah menyangka lebih HEBAT dari Rasulullah sholallahu ¡®alaihi wasalam yang pernah bersabda : MAN ¡®AMILA ¡®AMALAN LAISA ¡®ALAIHI AMRUNA FAHUWA RADHDHUN. 5. Hadits : IKHTILAAFU UMMATI ROHMAH adalah hadits MUNGKAR. Saya pernah mendengar dari Ustadz Abdul Hakim Abdat, silahkan saudaraku menanyakan langsung kepada beliau. Bagaimana mungkin Allah mengatakan perbedaan itu rohmah, padahal Allah ¡®Azza Wajalla melalui ayat-ayatnya serta Nabi sholallahu ¡®alaihi wasalam melalui hadits-hadits menyuh kita untuk bersatu pada tali agama Allah. Berapa banyak ayat Al-Qur¡¯an yang mengatakan WALAA TAFARROQU...(Janganlah kalian berpecah belah)? Berapa banyak shahabat yang meriwayatkan hadits ttg terpecahnya ummat menjadi 73 golongan dan perintah Nabi untuk berpegang kepada sunnah dan menjauhi bergolong-golongan? Dan yang paling penting adalah bahwa saudaraku mengatakan belum mengetahui sanad hadits itu, tapi mengapa saudaraku meyakini bahwa itu adalah hadits? 6. Ada baiknya saudaraku mengkaji sebuah kaidah dalam syariat Islam yang TELAH SEMPURNA ini mengenai : MAHFUM IKHTILAF dan MAHFUM IFTIROQ (Bisa didapatkan dalam Edisi Majalah Assunnah Tahun 1). Yang pada intinya adalah perbedaan (IKHTILAF) yang ada, yaitu dalam masalah-masalah furu¡¯, tidak menyebabkan perpecahan (IFTIROQ) di kalangan ummat. Setelah membaca kaidah ini insya Allah saudaraku akan mengetahui seperti apa sebenarnya perbedaan yang diperselisihkan oleh para ulama dari kalangan salaf atau ahlu sunnah waljama'ah, yaitu?mereka berselisih pendapat di dalam masalah-masalah furu'iyah, adapun di dalam masalah ushuludin mereka tetap bersepakat dan bersatu di dalam tali Allah dan di atas Manhaj Nabi yang mulia 'alaihi sholatu wasalam. ?
Akhirnya saya nasehatkan kepada diri saya sendiri dan kepada
saudaraku semua untuk menjauhkan perdebatan dan menyibukkan diri dengan menuntut
ilmu. Dan saya berlindung kepada Allah dan perdebatan yang tiada membawa
manfaat, kecuali menyampaikan ilmu dengan ilmu dan dalil yang
nyata.
?
Subhanakallahumma wabihamdika Ayshadu¡¯alla ilaaha illa anta,
astaghfiruka waatubu ilaika.
?
Wasalamu¡¯alaikum warohmatullahiwabarokaatuh.
?
Endan Suwandana (Abu Lubna)
Bapaknya? Lubna (Bukan Bapak Lubna) ?
?
|
|
Re: Re Jawaban (2) Kritik
A L S
Bismillahir rohmanir rohim
Assalamu'alaikum wr. wb. Alhamdulillahidzi hadana lihada wamakunna linah tadiya laula 'an hadanallah Saudaraku fillah Abdul Rochim, Jazakallahu khoir atas kelapangan sampeyan membaca jawaban kritik dari saya dan bahkan menyempatkan diri membalasnya lagi. Tiadalah harapan saya, kecuali do'a semoga Allah mendatangkan kebaikan pada kita semua lewat milis ini. Saudaraku fillah Abdul Rochim, Dengan berlindung kepada Allah dan do'a semoga Allah membebaskan kita dari kebusukan penyakit hati seperti UJUB, TAKABUR, MDMM (Merendahkan Diri Meninggikan Mutu), dll, ijinkan saya memberikan satu lagi komentar. Kemudian sengaja saya tuangkan di milis ini agar dapat dikoreksi oleh mereka yang 'alim manakala ada kesalahan. Saudaraku fillah Abdul Rochim, Wallahi, dari tulisan sampeyan yang pertama saya telah dapat memperkirakan bahwa sampeyan adalah: - Seorang yang berilmu, atau setidaknya orang yang pernah belajar . - Seorang yang baru mengenal atau baru berintaksi dengan SESEORANG YANG JUGA BARU MENGENAL manhaj ahlus sunnah terlepas dari hitungan bulan ataupun tahun. Hal ini karena saya pun pernah memiliki SUBHAT (ragu karena tidak tahu) seperti yang sampeyan rasakan. Karena itulah saya menggunakan kalimat: saya kuatir... saya kuatir... Saya juga kuatir, pengatahuan saya tentang islam tidak ada seujung kuku sampeyan, maka ijinkan dalam kesempatan ini saya sekedar menyampaikan TADZKIROH (pengingatan dan bukan peringatan). Saudaraku fillah Abdul Rochim, Membaca jawaban atas jawaban kritik dari sampeyan, saya jadi sedikit lebih mengenal sampeyan. Besar harapan saya semoga sampeyan juga jadi mengenal saya dari jawaban yang telah saya posting. ATAS DASAR PENGETAHUAN SAYA TASA SAMAPEYAN INILAH, disini SAYA TIDAK AKAN MENGOMENTARI SEMUA JAWABAN SAMPEYAN. Kalimat hikmah yang ingin saya sampeyan ke sampeyan sebagai pengingatan hanyalah: *Mari kita saling mengingatkan (agar iman kita tidak turun), karena tadzkiroh itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman. *Mari kita terus belajar karena telah banyak pengkabaran tentang keutamaan ilmu yang Allah tabaroka wata'ala dan RasulNya Sholallahu 'alaihi wassalam sampaikan seperti: -Tidak sama antara orang mengetahui (berilmu) dengan orang yang tidak berilmu -Allah akan mengangkat derajat orang yang beriman dan yang berilmu diantara kita. -Mencari Ilmu adalah wajib bagi setiap muslim -Barangsiapa yang keluar untuk menimba ilmu maka ia fisabilillah sampai dia kembali. -Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya maka akan di faqihkan dalam urusan agama. - dll, yang dapat ditemui diberbagai kitab seperti Minhajuh Qoshidin, At-Targhib wat-Tarhib, dlsb. bab keutamaan ilmu. *Mari dengan penuh kesabaran kita tuntut ilmu sembari berdo'a seperti yang telah Rasulullah s.a.w. ajarkan seperti: - Ya Robbi tambahkanlah kami ilmu dan riqiilah kami kefahaman - Ya Allah tampaklah kepada kami yang haq sebagai haq DAN BERILAH KAMI KEMAMPUAN UNTUK MENGIKUTINYA, dan tampakkanlah yang bathil sebagai sesutau yang bathil DAN BERILAH KAMI KEKUATAN UNTUK MENINGGALKANNYA. -Ya Allah tunjukilah kami jalan yang lurus... -Ya Allah aku berlindung kepadamu dari ilmu yang tidak bermanfaat ...dll yang saya yaqin kita semua telah hafal tapi mari kita resapi lagi. *Saya katakan dengan penuh kesabaran karena, dengan sedikit/banyak ilmu yang kita dapatkan mengkin kita harus berhadapan dengan nafsu kita, kebiasaan kita, rasio kita dll yang tidak mudah mengubahnya bahkan mungkin kita berhadapan dengan (kebiasaan) orang tua, lingkungan dan lain-lain, yang semuanya harus dihadapi dengan kesabaran dan hikmah. Dan saya katakan berhadapan bukan berarti memberontak(memerangi) tapi menyelamatkannya. *Mari kita bersama-sama mengayunkan kaki ke majlis ilmu, dan semoga Allah memudahkan jalan kita ke surga. *Saudaraku, andaikata tidak takut kepanjangan saya ingin cerita tentang bagaimana awalmula nya Imam Bukhori melangkahkan kaki menyeleksi hadits atau ulama' ahli hadits lain seperti Ibnu Hazm mendapat hidayah untuk belajar. *Saudaraku, insyaAllah, saya berprasangka baik pada sampeyan, bahwa sampeyan adalah seperti halnya saya menyadari bukan orang baik tapi orang yang menginginkan kebaikan dengan sebenar-benarnya kebaikan (seperti yang Allah kehendaki). Hidup hanya sekali, salah melangkah tidak dapat kembali. *Terakhir, sekali lagi saya hanya mengingatkan dan bukan mengajari, mari kita belajar, mulai dari kesadaran bahwa kita tidak tahu, mari kita belajar dari cara belajar yang benar setalah mengetahui arti ilmu dan keutamaan memiliki serta bahaya tidak memilikinya. TIDAKLAH SAYA TULIS KOMENTAR INI SELAIN MENGHENDAKI KEBAIKAN DAN KESELAMATAN PADA KITA SEMUA, SAYA, SAMPEYAN DAN SELURUH ANGGOTA MILIS. Kemudian kepada seluruh anggota milis ini saya sampaikan harapan dengan penuh keikhlasan. Bila nanti ANTUM / ANDA / KAMU/ SAMPEYAN bertemu saya dan melihat saya melakukan suatau kebid'ahan, tolong tegur saya dan tolong tunjukkan yang sunnah serta bantu saya agar dapat melaksanakannya. Dan bila saya marah saat ditegur, yang mungkin karena iman lagi turun, tolong bersabarlah. InsyaAllah, saya akan senantiasa mendo'akan kebaikan kepada siapa saja yang menunjukkan aib saya, bagaimanapun caranya. Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari amal yang tidak terkabul. Wassalam Dari saudaramu yang lebih menginginkan keselamatan akherat. Bapaknya Luthfi. ______________________________________________________ |
|
Arabic Word Processor
endan
¿ªÔÆÌåÓýAssalamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh.
?
Mohon maaf memakai jalur umum, saya sedang mencari Arabic Word
Processor. Apabila diantara saudaraku di ML ada yang punya, akan senang sekali
apabila saya dapat meminjamnya. Mohon hubungi e-mail pribadi : endan@... atau endan@.... Jazakumullah khoir atas
perhatiannya.
?
Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh.
?
Abu Lubna |