¿ªÔÆÌåÓý

ctrl + shift + ? for shortcuts
© 2025 Groups.io
Date

Re: Re Jawaban Kritik

Nusye Jeanita
 

Jakarta , Feb 15th y2k.

???? Yaa Akhi Abdul Rochim,

Saya hanya ingin menambahkan sedikit saran buat antum.

Abdul Rochim <abrohim@...> wrote:

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Bismillah, Alhamdulillah, Ashsholaatu Wassalaamu 'alaa Rosuulillah,
Wa'alaa aalihi washohbihii waman waalah, Laahaula walaa quwwata illa
billaah. Allohumma nawwir qolbi binuuri hidayatik. 

Terlebih dahulu saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak Luthfi, Lubna, Ngudihadi, Suharyanto yang telah merespon kritik
saya. Insya Alloh dengan tangan terbuka dan hati yang lapang, saya merasa
sangat lega. Bahkan jawaban Bapak saya baca lebih dari 3x. 
Atas dasar rasa tanggung jawab, perkenankan saya yang faqir dalam ilmu ini
untuk merespon kembali jawaban Bapak. 

PERTAMA : 
Saya memang sengaja melontarkan kritik tajam (boleh disebut hujatan),
namun sedikitpun tak ada niat untuk menghujat. Jujur saja, saya mengenal
Dakwah Salafy belum genap 2 bulan. Karena tertarik, rasanya ingin
secepatnya mengetahui manhaj tersebut (untuk mencari ilmu tentunya). 
Lalu beberapa langkah telah saya tempuh, termasuk kritikan kemarin. 

Saya ber-Husnu Zhon kalo maksud antum tuh baik. karena dulupun ketika saya baru mengenal Aqidah Salaf ( yaitu ber-Islam dengan mengikuti cara dan pemahaman yang ditempuh oleh para Salafush Sholeh/dari kalangan 'Ulama Islam Mutaqoddimin ) ratusan pertanyaan yang ada dibenak saya dengan sengaja saya lontarkan disetiap kesempatan hanya karena ingin memenuhi keingintahuan, yang Alhamdulillah bisa terjawab dengan Hujjah - hujjah yang kuat. saya rasa selama niat kita ingin mencari kebenaran dan bukan untuk mencari- cari kesalahan, Insya Allah... Allah akan membimbing kita. Saya juga mohon maaf, karena tidak bisa membuktikan secara otentik sebagaimana disampaikan Bapak Lubna. Saya hanya belajar menganalisa dan menyimpulkan dari berbagai sumber, termasuk milis ini.?

Banyak hasil analisa/kesimpulan yang mungkin berbeda di setiap individu yang membaca apa yang ada di Assunnah, karena latar belakang pemahaman. oleh karena itu alangkah bijaknya apabila yang ada di sini ditelaah lebih lanjut agar kita bertambah yakin keshohihannya. Dan hendaknya mulai sekarang kita semua meninggalkan cara cara lama dalam menuntut ilmu Dien. yaitu asal dalam menerima berita/hadits, walaupun nggak jelas sanadnya tapi kita tetap menyebarluaskannya, sehingga banyak kita jumpai Hadits - Hadits lemah bahkan hadits palsu buatan musuh -musuh Allah yang begitu masyhur di kalangan ummat, dan ironisnya kita sendiri ikut menyebarluaskannya karena kebodohan kita.

Bapak-bapak yang 'alim dan ikhwah sekalian, tentu saya tidak asal bicara. Saya sering bertemu dan berdiskusi dengan anak-anak muda yang begitu fanatik (atau emosional ?) dalam menyerukan dakwah. Mereka pintar berargumentasi, berdebat, dan begitu mudah memfonis kelompok tertentu dengan cap Bid'ah, Islam Abangan, Ummat Islam Indonesia terbesar tapi seperti buih di lautan, dll. Seolah-olah mereka berkata, "Kamilah mutiara di lautan (bukan buih), kamilah yang lebih "NYUNNAH", kamilah Islam Kaffah". Ini yang membuat saya prihatin, karena saya takut termasuk golongan buih-buih itu.???

Saya tidak pungkiri keadaan itu. hanya saja antum jangan anti terhadap da'i da'i yang hendak mengingatkan dan menjelaskan bahwa memang pada kenyataannya di Indonesia ini sangat subur dengan Bid'ah nya ( Bid'ah dalam Dien ), dan Allah melalui rasulnya telah mengingatkan kita dengan peringatan yang keras bagi para Mubtadi'. bukankah Allah Azza Wa Jalla berfirman "Alyauma akmaltu lakum dinakum waatmamtu 'alaikum ni'mati wa Rodhitulakumul islama dina" (Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu, dan telah aku cukupkan kepada kalian ni'matku, dan Aku Ridhokan Islam sebagai agamamu" maka dengan ayat tsb maupun Ayat + Hadits nabi lainnya tidak ada alasan lagi bagi kita atau siapapun untuk mencari Agama selain Islam ( yang katanya semua Agama itu baik dan benar ) dan cara - cara lain dalam beribadah ( selain yang sudah dicontohkan Nabi Muhammad SAW ). Kalaupun ada dikalangan kaum muslimin beriman kepada Al-Qur'an, tapi untuk hal duniawi (ekonomi, hukum, dll) mereka cenderung pro produk Barat dan menomorduakan hukum Islam, maka dia akan terkena ayat : "Afatu' minuna biba'dhil kitab watakfuruuna bi ba'd ?" Apakah kalian mengimani sebagian (ayat) dan menolak sebagian yang lain ?

Allah juga berfirman : "Wamaakana lilmu'minin wala mu'minatin idzaa Qodhollahu warosuuluhu amron anyakunalahumul khiyaroh min amrihim" ( maka tidak layak bagi kaum mu'min dan mukminat apabila Allah telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada baginya pilihan lain dalm urusan mereka ) Yaa... Akhi kita tidak punya pilihan lain selain mengimaninya ! walaupun dimata kita bid'ah itu mungkin dirasa sangat pas di zaman modern ini. KEDUA : Alhamdulillah sebelumnya saya juga sudah merenungkan surah Ash-Shof ayat 3 (walaupun saya tetap belum paham). Ayat 3 yang diawali dengan kalimat tanya pada ayat 2 (...LIMA TAQUULUUNA MAA LAA TAF'ALUUN = "...mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat ?) itu memang patut direnungkan kembali, lebih-lebih bagi para Ustadz dan Da'i. Dan lebih lengkap lagi jika direnungkan pada ayat 8.

Dalam hal ini kita patut membuka Tafsir para 'Ulama terdahulu dalam memahami ayat ini, dan bukan dari kebanyakan Ulama Muta'akhirin/sekarang, yang banyak menafsirkan menurut pendapat pribadinya dia. KETIGA : Keutamaan sunnah dan bahaya bid'ah ? Insya Alloh dengan segala kemampuan yang ada saya telah berusaha memahaminya. Tentu pemahaman saya mungkin berbeda, atau banyak salahnya. Untuk itu agar kesalahan saya tidak berlarut-larut, mohon kiranya para 'alim di sini segera meluruskannya.?? Sebagai gambaran, pemahaman saya tentang bid'ah adalah sebagai berikut :? Syekh Aly Mahfudh dalam kitab Al Ibda'fi Madharil Ibtida', mendefinisikan bid'ah sebagai berikut :? - Menurut Bahasa : ? Maa khuliqo min ghoiri mitsaalin saabiq ? (segala sesuatu yg tidak didahului contoh-contoh). - Menurut Istilah : ? Albid'atu hiya 'ibaarotun....(ilaa akhirihi...) ? (Bid'ah ialah suatu ibarat [gerak dan tingkah laku lahir bathin] ? yang berkisar pada masalah-masalah agama [syari'at Islamiyah].?? ? Dilakukannya menyerupai syariat dengan cara yang berlebihan dalam ? pengabdian kepada Alloh SWT) Sedangkan menurut Ibnu Abdus Salam (kitab Al Majalisus Saniyyah, dan kitab I'anatuth Thalibin), bid'ah dibagi menjadi 5 (Bid'ah wajibah, muharramah, mandhubah, makruhah, dan mubahah).? Ada lagi menurut Imam Syatibi, bid'ah dibedakan menjadi 2 (Haqiqiyah dan Idhofiyah). Tentu sangat tidak bijaksana jika saya menguraikannya.

Sepertinya hal yang dikemukakan diatas adalah dalil bagi orang yang mentolelir adanya "bid'ah, dengan catatan...". Saya ingin pertegas lagi disini bahwa apabila kita membuka pintu untuk seseorang membuat terobosan terobosan baru dalam beribadah selain dari apa yang diSunnahkan, maka bisa antum bayangkan bagaimana generasi selanjutnya yang akan menghadapi perselisihan yang semakin rumit dengan berdatangannya aliran-aliran baru. Sedangkan kita saja sekarang sudah bisa lihat hasil karya dari para pembuat bid'ah yang bisa menjadikan bid'ah yang nggak ada asal usulnya layaknya seperti Dien. bahkan lebih masyhur dari Sunnah itu sendiri. Jadi sampai saat ini saya meyakini bahwa dalam konteks hubungan sosial kehidupan seperti urusan mengatur negara, pertanian, teknologi, dll semua itu tidak bisa begitu saja dianggap bid'ah (dalam arti dholalah).

Bid'ah yang kami maksud selama ini adalah bid'ah dan mengada - ada dalam urusan agama. untuk lebih jelasnya antum bisa buka kitab Riyadhlush Sholihin ( Bab. Bid'ah dan mengada - ada dalam urusan agama.) jadi harap diperhatikan batasannya.

Karena setiap aturan yang mengungkap prinsip-prinsip kehidupan manusia dan alam memerlukan pemikiran dan penjabaran secara rasional. Ini terutama jika mengingat adanya ayat-ayat : AFALAA YATADABBARUUN, AFALAA YAN DHURUUN, AFALAA TA'QILUUN, AFALAA TA'LAMUUN, dll. Di sini jelas kita disuruh mengembangkan potensi akal, pikiran, dan panca indera kita dalam menyingkap rahasia alam yang terus bergerak dinamis.?

Yaa.. Akhi, hati hati jangan sampai pernah terbesit bahwa Al-Qur'an tidak masul akal/rasional. bahkan dapat terbukti bahwa Al-Qur'an "ternyata" sangat masuk akal bahkan para Aqlaniyyun kaget ternyata temuan barunya itu sudah tersirat dalam Al-Qur'an. hendaknya kita mencontoh generasi terbaik ketika berhadapan dgn A'Qur'an yaitu disaat akal manusia belum dapat mencernanyapun, para generasi terbaik ya'ni Shahabat Ridhwanullah 'alaihim ajmain sudah langsung mengimaninya.

jadi menurut saya, jangan terlalu cepat menganggap sesuatu itu bid'ah sebelum jelas kebid'ahannya.

Hukum asal Ibadah adalah Haram, kecuali yang diperintahkan oleh Allah dan dicontohkan o/Rasulullah. Maka justru berlaku sebaliknya, ketika kita mengetahui bahwa amalan itu tak ada dalilnya, secepat itu pula kita tinggalkan !

ermasuk praktek-praktek ibadah (khususnya di Jawa) yang masih menjadi polemik para ulama Indonesia. Sebagai contoh : - Selamatan (syukuran) 4 dan 7 bulan bagi wanita hamil - Selamatan 3, 7, 100, 1000 hari wafatnya seseorang - Ziarah kubur - Melagukan Adzan, Al Qur'an (qiraat) - Dzikir bersama (dengan suara agak keras) setelah sholat berjama'ah - Membaca sholawat sesudah adzan (sebelum sholat jama'ah dimulai) - dan masih banyak lagi

Bagaimana mereka tidak berpolemik. lha wong yang mereka lakukan itu buatan mereka sendiri, maka akan dapat Hujjah/dalil darimana ? oleh sebab itu kalo kita menghadapi sesuatu hal maka kembalikan kepada Al-Qur'an dan Sunnah Shohihah. disitu sudah jelas apa yang diharamkan dan apa apa yang dihalalkan. dan jangan tanyakan mana dalilnya bahwa hal ini bid'ah, tapi justru tanyakan sama yang mengamalkannya mana dalilnya sehingga dia beramal seperti itu. Bagi saya, berani mengatakan bid'ah pada suatu perbuatan tertentu di samping harus tahu dalilnya, saya juga berusaha tahu lebih dulu seperti apa bentuk amalan tersebut (misalnya dengan penelitian/terjun langsung).? TERAKHIR :* Saya mengingatkan diri sendiri dan ikhwah sekalian, marilah kita berlapang dada dalam menyikapi setiap perbedaan. Perbedaan, di samping merupakan dlarurat (kemestian), juga merupakan rahmat terhadap ummat. "IKHTILAAFU UMMATI ROHMAH" (Perbedaan ummatku adalah rohmat). Walaupun??? tidak memiliki sanad yang jelas, tapi sampai sekarang saya meyakini itu? sebuah hadits (Mohon saya dibetulkan !!)

Akhi Abdul Rochim, hadits shohih mengenai perbedaan umat yang shohih adl :"Sataftariqu ummati 'ala tsalatsina wa sab'una firqoh. kulluhum finnari illa wahidah ! " ( akan terpecah belah dari ummatku menjadi 73 golongan, semuanya dineraka kecuali satu ) dan yang semakna dengan itu banyak sekali dan semuanya Shohih ! dan Rasullullah menjawab bahwa yang satu itu adalah Al-Jama'ah ( yaitu siapa - siapa yang mengikuti jalan Rasul dan Shahabatnya )

Patut antum ingat, bahwa setiap kebathilan itu sangat rapuh, dan setiap yang haq itu sangat Kuat, mengacu kepada Hadits (pasti) Shohih diatas, maka kita hendak nya tetap berpegang teguh kepada Sunnah, walaupun kelihatannya di mata orang aneh. dan dengan cara menuntut ilmu Dien yang benar dan dari Ahlinya, maka ilmu - ilmu Islam yang berbau Khurafat, Mitos, taqlid buta terhadap ustadz, Aqlaniyyun/pengagum akal, dll. maka akan dengan sendirinya terfilter oleh Hujjah yang kuat.

Afwan, bila ada kekhilafan dalam tulisan maupun penafsiran , harap segera diingatkan !

Ukhtukum Fillah..

Nusye Jeanita? * Akhirnya, marilah jaga ukhuwah kita dengan fungsi kita masing-masing. Sebagai individu, ciptakan Nafsul Muthmainnah Sebagai anggota keluarga, ciptakan rasa Mawaddah Warohmah Sebagai anggota masyarakat, ciptakan iklim Marhamah Dan sebagai warga negara, ciptakan Baldah Thoyibah Wallohu a'lam. Mohon maaf yang sebesar-besarnya. Wassalamu'alaikum Wr.Wb. Akhukum,Abdul Rochim------------- (Karyawan, 28th, Single, Alumni Univ.Swasta, Teknik) __________________________________________________Do You Yahoo!? Talk to your friends online with Yahoo! Messenger. http://im.yahoo.com


Subscribe assunnah-subscribe@...
Unsubscribe assunnah-unsubscribe@...
Feedback or comments assunnah-owner@...
eGroups.com Home:
- Simplifying group communications


Nusye Jeanita ( Export Dept. )
TATA CORPORATION INDONESIA
Aspac Kuningan Suite 902
Jl.HR.Rasuna Said Kav X - 2 No.4
Jakarta 12950 Indonesia
Phone/Fax : (62-21) 252 1031/34
Email : nusye@...

Do You Yahoo!?
Talk to your friends online with .


Re: Re Jawaban Kritik

endan
 

¿ªÔÆÌåÓý

Assalamu¡¯alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
?
Alhamdulillahirobbil ¡®alamin. Allahumma sholli ¡®ala Muhammad wa ¡®ala alihi washohabatihi ajma¡¯in. Amma ba¡¯du.
?
Dengan mengharap ridlo Allah, saya insya Allah ingin memberikan jawaban atas surat dari akhuna Abdul Rochim yang tetap saya alamatkan ke jalur umum assunah@... mudah-mudahan bermanfaat bagi ikhwan yang lain.
?
Insya Allah ini jawaban saya yang terakhir untuk akhuna Abdul Rohim, dan semoga Allah menjauhkan kita dari perdebatan. Sesungguhnya kewajiban seorang muslim seperti kita adalah menyibukan diri dengan menuntut ilmu dengan membaca dan mendengarkan kajian ilmu dan menjauhkan diri dari perdebatan yang tidak bermanfaat. Dimana syetan akan membisiki hati kita untuk selalu berpecah-belah.
?
1. Sungguh benar apa yang dikatakan oleh saudaraku Beni Edmunandar bahwa kita tidak boleh menafsiri ayat hanya dengan akal kita, tapi sertakan perkataan para ulama tafsir, karena mereka lebih mengetahui makna sebuah ayat, karena mereka telah meriwayatkan dari sahabat dan para salafus sholih. Adapun kita sangat jauh sekali dari mereka dan tidak bertemu dengan mereka.
2. Adalah sebuah akidah bagi seorang penuntut ilmu untuk tidak mengatakan : ¡°Menurut saya....¡±. Adapun perkataan saudaraku Abdul Rochim yang berkata :¡±Jadi menurut saya, jangan terlalu cepat menganggap sesuatu itu bid¡¯ah sebelum jelas kebid¡¯ahannya. Termasuk praktek-praktek ibadah...dst....¡± adalah perkataan yang tidak dapat kita terima, walaupun benar perkataan itu , apalagi salah.
3. Bahwa saudaraku belum memahami dengan benar makna BID¡±AH menurut pemahaman ulama salaf. Semoga Allah tetap menunjuki kita. Perlu kita semua ketahui bahwa syarat diterimanya ibadah itu ada 2, yaitu IKHLASH dan MUTABA¡¯AH (mencontoh Rasul). Apabila salah satunya tidak dipenuhi maka batallah ibadah itu, bahkan bisa jadi berdosa. Apabila seseorang tidak ikhlash, tentunya dia sedang riya¡¯, dan apabila seseorang tidak mutaba¡¯ah tentunya dia sedang berbuat BID¡¯AH. Adapun BID¡¯AH itu adalah segala amal yang terdiri dari keyakinan, perkataan dan perbuatan DI DALAM SYARI¡¯AT ISLAM yang tidak ada tuntunannya dari Rasulullah sholallahu ¡®alaihi wasalam. Dan setiap BID¡¯AH itu adalah Dholalah (sesat) sehingga HARAM hukumnya.? Dalil-dalilnya tidak saya sampaikan karena takut kepanjangan, apabila ada ikhwan yang memerlukan dalilnya silahkan hubungi saya atau tentunya lebih afdhol hubungi ustadz yang jauh lebih ¡®alim daripada saya. Oleh karena itu, amalan-amalan seperti yang saudaraku Abdul Rochim sebutkan seperti selamatan 7 bulan hamil, tahlilan wafat seseorang, dll itu semuanya adalah BID¡¯AH karena Rasulullah tidak pernah mengajarkannya. Lalu mengapa kita melakukannya?
4. Perlu kita ketahui bersama bahwa agama Islam itu SUDAH SEMPURNA, tidak memerlukan tambahan sedikitpun dan tidak? memerlukan pengurangan sedikitpun. Segala sesuatu yang mendekatkan kita ke surga dan menjauhkan kita dari neraka sudah Nabi sholallahu ¡®alaihi wasalam terangkan. Orang yang paling ¡®alim dalam agama ini adalah Rasulullah sholallahu ¡®alaihi wasalam. Orang yang paling takut pada Allah, orang yang paling taqwa kepada Allah dan orang yang paling tahu bagaimana caranya beribadah kepada Allah Jalla wa ¡®Ala adalah Rasulullah Muhammad bin Abdullah sholallahu ¡®alaihi wasalam. Apabila ada seseorang yang menyangka bahwa agama ini belum sempurna dan masih bisa ditambahi atau dikurangi dengan amalan-amalan tertentu maka dia telah KAFIR terhadap ayat AL YAUMA AKMALTU LAKUM DIINAKUM (pada hari ini telah Ku-sempurnakan Agama ini (Islam) bagimu), dan dia telah menyangka lebih HEBAT dari Rasulullah sholallahu ¡®alaihi wasalam yang pernah bersabda : MAN ¡®AMILA ¡®AMALAN LAISA ¡®ALAIHI AMRUNA FAHUWA RADHDHUN.
5. Hadits : IKHTILAAFU UMMATI ROHMAH adalah hadits MUNGKAR. Saya pernah mendengar dari Ustadz Abdul Hakim Abdat, silahkan saudaraku menanyakan langsung kepada beliau. Bagaimana mungkin Allah mengatakan perbedaan itu rohmah, padahal Allah ¡®Azza Wajalla melalui ayat-ayatnya serta Nabi sholallahu ¡®alaihi wasalam melalui hadits-hadits menyuh kita untuk bersatu pada tali agama Allah. Berapa banyak ayat Al-Qur¡¯an yang mengatakan WALAA TAFARROQU...(Janganlah kalian berpecah belah)? Berapa banyak shahabat yang meriwayatkan hadits ttg terpecahnya ummat menjadi 73 golongan dan perintah Nabi untuk berpegang kepada sunnah dan menjauhi bergolong-golongan? Dan yang paling penting adalah bahwa saudaraku mengatakan belum mengetahui sanad hadits itu, tapi mengapa saudaraku meyakini bahwa itu adalah hadits?
6. Ada baiknya saudaraku mengkaji sebuah kaidah dalam syariat Islam yang TELAH SEMPURNA ini mengenai : MAHFUM IKHTILAF dan MAHFUM IFTIROQ (Bisa didapatkan dalam Edisi Majalah Assunnah Tahun 1). Yang pada intinya adalah perbedaan (IKHTILAF) yang ada, yaitu dalam masalah-masalah furu¡¯, tidak menyebabkan perpecahan (IFTIROQ) di kalangan ummat. Setelah membaca kaidah ini insya Allah saudaraku akan mengetahui seperti apa sebenarnya perbedaan yang diperselisihkan oleh para ulama dari kalangan salaf atau ahlu sunnah waljama'ah, yaitu?mereka berselisih pendapat di dalam masalah-masalah furu'iyah, adapun di dalam masalah ushuludin mereka tetap bersepakat dan bersatu di dalam tali Allah dan di atas Manhaj Nabi yang mulia 'alaihi sholatu wasalam.
?
Akhirnya saya nasehatkan kepada diri saya sendiri dan kepada saudaraku semua untuk menjauhkan perdebatan dan menyibukkan diri dengan menuntut ilmu. Dan saya berlindung kepada Allah dan perdebatan yang tiada membawa manfaat, kecuali menyampaikan ilmu dengan ilmu dan dalil yang nyata.
?
Subhanakallahumma wabihamdika Ayshadu¡¯alla ilaaha illa anta, astaghfiruka waatubu ilaika.
?
Wasalamu¡¯alaikum warohmatullahiwabarokaatuh.
?
Endan Suwandana (Abu Lubna)
Bapaknya? Lubna (Bukan Bapak Lubna)
?
?


Re: Re Jawaban (2) Kritik

A L S
 

Bismillahir rohmanir rohim

Assalamu'alaikum wr. wb.

Alhamdulillahidzi hadana lihada
wamakunna linah tadiya
laula 'an hadanallah

Saudaraku fillah Abdul Rochim,
Jazakallahu khoir atas kelapangan sampeyan membaca jawaban kritik dari saya dan bahkan menyempatkan diri membalasnya lagi. Tiadalah harapan saya, kecuali do'a semoga Allah mendatangkan kebaikan pada kita semua lewat milis ini.

Saudaraku fillah Abdul Rochim,
Dengan berlindung kepada Allah dan do'a semoga Allah membebaskan kita dari kebusukan penyakit hati seperti UJUB, TAKABUR, MDMM (Merendahkan Diri Meninggikan Mutu), dll, ijinkan saya memberikan satu lagi komentar. Kemudian sengaja saya tuangkan di milis ini agar dapat dikoreksi oleh mereka yang 'alim manakala ada kesalahan.

Saudaraku fillah Abdul Rochim,
Wallahi, dari tulisan sampeyan yang pertama saya telah dapat memperkirakan bahwa sampeyan adalah:
- Seorang yang berilmu, atau setidaknya orang yang pernah belajar .
- Seorang yang baru mengenal atau baru berintaksi dengan SESEORANG YANG JUGA BARU MENGENAL manhaj ahlus sunnah terlepas dari hitungan bulan ataupun tahun.
Hal ini karena saya pun pernah memiliki SUBHAT (ragu karena tidak tahu) seperti yang sampeyan rasakan.
Karena itulah saya menggunakan kalimat: saya kuatir... saya kuatir...
Saya juga kuatir, pengatahuan saya tentang islam tidak ada seujung kuku sampeyan, maka ijinkan dalam kesempatan ini saya sekedar menyampaikan TADZKIROH (pengingatan dan bukan peringatan).

Saudaraku fillah Abdul Rochim,
Membaca jawaban atas jawaban kritik dari sampeyan, saya jadi sedikit lebih mengenal sampeyan. Besar harapan saya semoga sampeyan juga jadi mengenal saya dari jawaban yang telah saya posting.
ATAS DASAR PENGETAHUAN SAYA TASA SAMAPEYAN INILAH, disini SAYA TIDAK AKAN MENGOMENTARI SEMUA JAWABAN SAMPEYAN.
Kalimat hikmah yang ingin saya sampeyan ke sampeyan sebagai pengingatan hanyalah:
*Mari kita saling mengingatkan (agar iman kita tidak turun), karena tadzkiroh itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.
*Mari kita terus belajar karena telah banyak pengkabaran tentang keutamaan ilmu yang Allah tabaroka wata'ala dan RasulNya Sholallahu 'alaihi wassalam sampaikan seperti:
-Tidak sama antara orang mengetahui (berilmu) dengan orang yang tidak berilmu
-Allah akan mengangkat derajat orang yang beriman dan yang berilmu diantara kita.
-Mencari Ilmu adalah wajib bagi setiap muslim
-Barangsiapa yang keluar untuk menimba ilmu maka ia fisabilillah sampai dia kembali.
-Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya maka akan di faqihkan dalam urusan agama.
- dll, yang dapat ditemui diberbagai kitab seperti Minhajuh Qoshidin, At-Targhib wat-Tarhib, dlsb. bab keutamaan ilmu.
*Mari dengan penuh kesabaran kita tuntut ilmu sembari berdo'a seperti yang telah Rasulullah s.a.w. ajarkan seperti:
- Ya Robbi tambahkanlah kami ilmu dan riqiilah kami kefahaman
- Ya Allah tampaklah kepada kami yang haq sebagai haq DAN BERILAH KAMI KEMAMPUAN UNTUK MENGIKUTINYA, dan tampakkanlah yang bathil sebagai sesutau yang bathil DAN BERILAH KAMI KEKUATAN UNTUK MENINGGALKANNYA.
-Ya Allah tunjukilah kami jalan yang lurus...
-Ya Allah aku berlindung kepadamu dari ilmu yang tidak bermanfaat ...dll yang saya yaqin kita semua telah hafal tapi mari kita resapi lagi.
*Saya katakan dengan penuh kesabaran karena, dengan sedikit/banyak ilmu yang kita dapatkan mengkin kita harus berhadapan dengan nafsu kita, kebiasaan kita, rasio kita dll yang tidak mudah mengubahnya bahkan mungkin kita berhadapan dengan (kebiasaan) orang tua, lingkungan dan lain-lain, yang semuanya harus dihadapi dengan kesabaran dan hikmah. Dan saya katakan berhadapan bukan berarti memberontak(memerangi) tapi menyelamatkannya.
*Mari kita bersama-sama mengayunkan kaki ke majlis ilmu, dan semoga Allah memudahkan jalan kita ke surga.
*Saudaraku, andaikata tidak takut kepanjangan saya ingin cerita tentang bagaimana awalmula nya Imam Bukhori melangkahkan kaki menyeleksi hadits atau ulama' ahli hadits lain seperti Ibnu Hazm mendapat hidayah untuk belajar.
*Saudaraku, insyaAllah, saya berprasangka baik pada sampeyan, bahwa sampeyan adalah seperti halnya saya menyadari bukan orang baik tapi orang yang menginginkan kebaikan dengan sebenar-benarnya kebaikan (seperti yang Allah kehendaki). Hidup hanya sekali, salah melangkah tidak dapat kembali.
*Terakhir, sekali lagi saya hanya mengingatkan dan bukan mengajari, mari kita belajar, mulai dari kesadaran bahwa kita tidak tahu, mari kita belajar dari cara belajar yang benar setalah mengetahui arti ilmu dan keutamaan memiliki serta bahaya tidak memilikinya.

TIDAKLAH SAYA TULIS KOMENTAR INI SELAIN MENGHENDAKI KEBAIKAN DAN KESELAMATAN PADA KITA SEMUA, SAYA, SAMPEYAN DAN SELURUH ANGGOTA MILIS.
Kemudian kepada seluruh anggota milis ini saya sampaikan harapan dengan penuh keikhlasan.
Bila nanti ANTUM / ANDA / KAMU/ SAMPEYAN bertemu saya dan melihat saya melakukan suatau kebid'ahan, tolong tegur saya dan tolong tunjukkan yang sunnah serta bantu saya agar dapat melaksanakannya.
Dan bila saya marah saat ditegur, yang mungkin karena iman lagi turun, tolong bersabarlah.
InsyaAllah, saya akan senantiasa mendo'akan kebaikan kepada siapa saja yang menunjukkan aib saya, bagaimanapun caranya.
Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari amal yang tidak terkabul.

Wassalam

Dari saudaramu yang lebih menginginkan keselamatan akherat.

Bapaknya Luthfi.





______________________________________________________


Arabic Word Processor

endan
 

¿ªÔÆÌåÓý

Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh.
?
Mohon maaf memakai jalur umum, saya sedang mencari Arabic Word Processor. Apabila diantara saudaraku di ML ada yang punya, akan senang sekali apabila saya dapat meminjamnya. Mohon hubungi e-mail pribadi : endan@... atau endan@.... Jazakumullah khoir atas perhatiannya.
?
Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh.
?
Abu Lubna


Tips terhindar dari subhat

iip hidayat
 

Bismillahirrokhmanirrokhiem....
Assalamualaikum, wr.wb....

Akhi Abdu Rochim fillah, sebagaimana yg akhi abu luthfi katakan,
saya dan abu luthfi pernah mengalami suatu masa dimana al-haq itu
nampaknya seperti al-haq padahal ternyata subhat. Ditengah-tengah
banyaknya orang yg berbicara atas nama Islam, perbedaan pendapat
akan membuat seorang penuntut ilmu menjadi
bingung. Kebingungan itu muncul karena keraguan, dan keraguan itu
muncul karena ketidak tahuan. Maka, jalan yang paling aman utk
di tempuh bagi seorang penuntut ilmu (seperti saya ini), adalah
seperti yg dinasehatkan oleh ikhwah lain di milis ini, dan juga
dinasehatkan oleh para ulama salafussaleh dan ulama pengikutnya
dimasa ini. Jalan itu adalah :
- Hindari DZAN (prasangka) dg mereka-reka, dengan mengira-ngira
menurut akal kita ttg suatu permasalahan agama. Jika ragu, maka diam
adalah lebih aman dari pada memberi komentar yg kita tidak faham
ilmunya.
- Jika menggunakan hadits, perhatikan siapa perawinya, siapa yg men-
takhrijnya dan siapa yg mensahihkannya. Kesalahan ummat dalam
mengamalkan hadits-hadits dha'if merupakan unsur penting munculnya
banyak firqoh. Jika akhi tahu bahwa hadits itu tidak jelas sanad
dan asal-usulnya, tinggalkanlah utk diamalkan.
- Jika mau menjelaskan Al-Qur'an, gunakan tafsir yg mu'tabar dan
didalamnya banyak didukung hadits-hadits yg shahih.
- Jika mengkaji kitab yang didalamnya banyak ketidak jelasan atas
asal-usul dalil, pendapat ulama atau hadits, lebih baik segera
bertanya kepada yang paham hadits.

Demikianlah sekedar tips bagi kita yang sedang giat-giatnya untuk
faqihuddin. Hal-hal tersebut diataslah yg membuat ustadz-ustadz
salafy lebih suka membacakan/mengkaji KITAB karya ulama ke para
penuntut ilmu dari pada sekedar cuap-cuap didepan mimbar tanpa
referensi yg jelas. Allahu a'lam.

Mohon Ampun kepada Alloh SWT jika ada tutur ucap yg mengandung
kemaksiatan dan kebathilan..untuk selanjutnya mohon petunjuk-Nya
agar senantiasa diperlihatkan al-haq sejelas-jelasnya.

Abu Nisa


______________________________________________________


Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 23 = Borok-borok SUFI 3/3]

Yayat Ruhiat
 

¿ªÔÆÌåÓý

BOROK-BOROK SUFI
?
oleh
Salim Al-Hilali dan Ziyad Ad-Dabij
?
Bagian terakhir dari tiga tulisan [3/3]

?
CAHAYA (NUR) MUHAMMADI
?
Termasuk dalam madzhab wihdah al-wujud, ialah adanya keyakinan dikalangan orang-orang sufi tentang masalah Aqthab, Autad, Abdal, Aghwats, An-Najba (yakni beberapa istilah status, jabatan atau peringkat dikalangan sufi), bahwa ruh Allah berdiam pada diri mereka sehingga merekalah yang mengatur apa yang ada.
?
Mereka menduduki kedudukan Allah dalam mencipta dan mengatur. Yang demikianpun termasuk keyakinan Syi'ah terhadap para imamnya. Seperti dikatakan Khumeini dalam kitabnya Al-Hukumah Al-Islamiyah hal.52 : "Sesungguhnya imam mempunyai kedudukan yang terpuji dan derajat yang tinggi, dan kekuasaan untuk mencipta serta tunduk di bawah kekuasaannya seluruh unsur dari semesta ini. Dan termasuk madzhab kami yang sangat penting pula, bahwa para imam kita mempunyai kedudukan yang tidak dapat diraih oleh para malaikat terdekatpun, dan tidak pula oleh nabi yang didekatkan. Dan berdasarkan riwayat-riwayat yang ada pada kita, dengan hadits-haditsnya, bahwa Rasul teragung Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para imam, mereka semua, sebelum adanya alam semesta ini berupa cahaya yang dijadikan Allah mengelilingi Ars-Nya. 22)
?
Sesungguhnya orang-orang sufi, dimana beribu-ribu kaum muslimin dari segala penjuru dirangkul mereka, lalai ketika mengangkat orang-orang tersebut (para imamnya) ke derajat ketuhanan atau yang mendekati hal itu. Yaitu menjadikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkedudukan diantara mereka dalam mengatur semesta, baik masalah penciptaan dan pengaturan, mendatangkan manfaat dan memberikan madharat, qadha dan qadar .... Maka, mulailah mereka mengada-ngadakan perkataan terhadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melalui teori Al-Haqiqah Al-Muhammadiyah yang mengeluarkan Rasulullah dari alam manusia dan menjadikannya cahaya (nur). Dari cahaya Muhammad itulah seluruh mahluk diciptakan.
"Artinya : ... Sungguh besar perkataan yang keluar dari mulut mereka. Tiadalah yang mereka katakan itu kecuali dusta". (Al-Kahfi : 5)
Berikut ini sebagian dari perkataan mereka :
?
1. Muhammad adalah asal semesta.
"Sesungguhnnya akal yang pertama adalah dinasabkan kepada Muhamad. Karenanya Allah menciptakan Jibril di waktu terdahulu. Maka Muhammad adalah bapak bagi Jibril dan merupakan asal dari seluruh alam semesta". 23)
2. Muhammad di atas 'Arsy.
"Mahluk yang? pertama adalah debu, dan mahluk yang pertama yang berwujud secara hakiki adalah Muhammad yang disifatkan istiwa' di atas 'Arsy Ar-Rahmani, yaitu 'Arsy ilahi. 24)
3. Cahaya Muhammad (nur Muhammadi) adalah cahaya Allah.
4. Muhammad adalah penjaga atas semesta.
5. Semesta diciptakan karena Muhammad.
Ibnu Nabatah Al-Mishri berkata :
Kalau bukan karenanya,
tidak adalah bumi dan tidak pula ufuk.
Tidak pula waktu, tidak pula mahluk,
tidak pula gunung.
?
6. Muhammad mengetahui yang gaib.
?
Berikut ini dalil-dalil mereka yang mereka sembunyikan di balik punggung-punggunya :
Hadits pertama.
"Artinya : Pertama kali yang diciptakan Allah adalah cahaya nabimu, wahai Jabir" (Hadits PALSU).
Hadits kedua.
"Artinya : Aku sudah menjadi nabi sedangkan Adam masih berwujud antara air dan tanah". (Hadits PALSU. Lihat Syarah Jami'ash-Shagir III/91 dan Asna Al-Mathalib hal. 195).
Ini adalah perkataan yang sangat lemah dan matan-nya mungkar. Bukankah air adalah bagian dari tanah ? Adapun hadits shahih berlafadz : "Artinya : Aku sudah menjadi Nabi, sedangkan Adam adalah keadaan antara ruh dan jasad", tetapi ini pada ilmu Allah yang azali.
Hadits ketiga.
"Artinya : Kalau tidak karena engkau, maka bintang-bintang itu tidak diciptakan". (Shan'ani berkata bahwa hadits ini PALSU dan disepakati Imam Syaukani dalam kitab Fawaid Al-Majmu'ah hl. 116).
Padahal sesungguhnya Allah telah menutup berbagai jalan menuju perbuatan yang melebih-lebihkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.
"Artinya : Katakanlah, sesungguhnya aku ini adalah manusia seperti kamu semua. Hanyasanya diwahyukan kepadaku (wahyu). Sesungguhnya sesembahanmu adalah sesembahan yang Esa. Maka barangsiapa yang mengharapkan bertemu dengan Rabbnya, hendaklah ia beramal dengan amalan yang shalih dan tidak menyekutukan sesuatu pun dengan-Nya". (Al-kahfi : 110).
Dan berfirman Subhanahu wa Ta'ala.
"Artinya : Katakanlah, Maha Suci Rabbku. Bukankah aku ini hanya seorang manusia yang menjadi rasul ?". (Al-Isra : 93).
Dan berfirman Subhanahu wa Ta'ala.
"Artinya : Katakanlah, tidaklah aku mengatakan kepada kalian semua bahwa aku mempunyai perbendahaaran Allah, tidak pula aku mengetahui yang ghaib, tidak juga aku katakan bahwasanya aku ini malaikat. Tidaklah aku mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah, apakah sama orang yang melihat dengan orang yang buta ? Apakah kalian semua tidak berpikir ?". (Al-An'am : 50).
Telah bersabda pula beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam.
"Artinya : Janganlah kalian semua melebih-lebihkan aku seperti orang-orang Nashrani melebih-lebihkan Isa anak Maryam. Sesungguhnya aku adalah hamba, maka katakanlah hamba Allah dan utusan-Nya". (Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim).
Dan telah bersabda Shallallahu 'alaihi wa sallam.
"Artinya : Sesungguhnya aku ini adalah manusia yang dapat marah pula". (Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim).
Dan riwayat lainnya yang sangat banyak. Inilah sifat-sifat kemanusiaan yang di sandang Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam sejak lahirnya hingga bertemu dengan Rabbnya. Beliaulah yang mengajak manusia untuk mencontohnya dan menempuh jejak-jejaknya.
?
Kalau bukan dari alam kita, tidaklah kita diperintahkan untuk mengikuti beliau dan menjalani sunah-sunahnya. Siapakah yang lebih benar perkataannya dari Allah, sedangkan Dia telah menyetujui hakikat ini melalui lafadz-lafadz Qur'ani yang pasti dan terinci :
"Artinya : Mereka berkata, kenapa tidak diturunkan kepada kita malaikat ? kalau diturunkan kepada mereka malaikat, maka pasti telah diselesaikan perkaranya (dengan dibinasakan mereka semua) kemudian mereka tidak diberi tangguh. Dan kalau seandainya Kami turunkan malaikat, pasti akan Kami jadikan dia seorang manusia, Kami-pun akan jadikan mereka tetap ragu sebagaimana mereka kini ragu". (Al-An'am : 8-9).
Dan ketahuilah, semoga Allah menambahkan ilmu kepadamu, semesta ini adalah mahluk yang diciptakan dengan tujuan tertentu. Yaitu beribadah kepada Allah. Seperti dinyatakan dalam firman-Nya.
"Artinya : Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku". (Adz-Dzariyat : 56).
?
?
PENDIDIKAN SUFI
?
Supaya ajaran tasawuf mencapai tujuannya, mereka kenakan pada tokoh-tokohnya sifat bebas dari dosa ('ishmah). Selain itu, menuntut kepada muridnya agar bersikap seperti mayit di tangan yang memandikannya. Maka janganlah engkau melampauinya dengan mengambil ilmu sufi dari guru lain, karena seorang murid yang menimba ilmu dari dua guru ibarat seorang wanita di tangan dua lelaki. 25)
?
Ibnu Arabi berkata : "Sesungguhnya termasuk syarat imam batin, hendaklah ia ma'shum (bebas dari dosa)" 26)?Katanya lebih lanjut : "Dan engkau, wahai para murid yang tertipu dan tersesat, bantulah apa yang diinginkan terhadap engkau. Dan bersangka baiklah, jangan membantah. Bahkan yakinilah. Dan manusia dalam masalah ini mempunyai perkataan yang banyak. Tapi terserah dirilah, niscaya engkau akan selamat. Dan Allah lebih mengetahui perkataan para walinya. 27)
?
Kami tidak mengetahui kenapa banyak ulama kaum muslimin berdiam diri terhadap kekufuran dan keingkaran yang bersembunyi dalam pakaian Islam yang bertujuan menipu, menyesatkan serta mengajak kaum muslimin untuk meyakininya serta menegakan agama mereka di atas asasnya ? Sesungguhnya termasuk suatu kebaikan jihad di sisi Allah untuk menghapuskan fitnah ini dari kalangan muslimin, karena sesungguhnya fitnah lebih kejam dari pembunuhan.
?
Kenapa kaum muslimin tidak terang-terangan memerangi mereka secara keseluruhan demi tumbangnya kepalsuan-kepalsuan yang telah memburamkan keindahan Islam ?.
?
Bahkan kenyataannya banyak kaum muslimin yang tersembelih kesesatan dan kekufuran ini. Dan tidaklah menyelamatkan mereka dari keadaan yang demikian ini kecuali usaha para ulama Islam untuk menyingkap kebatilan-kebatilan tadi dengan berbagai bahasa dan dengan berbagai kedudukan. Maka wahai Rabbku, bangkitkanlah orang-orang yang memperbaharui agama-Mu ini, karena sesungguhnya kaum sufi telah kembali bangkit dengan wajah baru pula.
?

?
Fote Note.
22. Al-Hukumat Al-Islamiyah, Khumeini, hal. 52
23. Al-Insan Al-Kamil lil Jalil, hal.4
24. Futuhat Al-Makkiyah, I/152
25. Ihya' Ulumuddin, I/50-51 dan III/75-76
26. Futuhat Al-Makkiyah, III/183
27. Muqaddimah AL-Futuhat, I/5
?


Re: Re Jawaban Kritik

beni edmunandar
 

Assalamu'alaikum WR WB

Saya ingin menanggapi beberapa hal dari tulisan saudara Abdul Rochim.
----------
From: Abdul Rochim <abrohim@...>
To: assunnah@...
Subject: [assunnah] Re Jawaban Kritik
Date: 14 February 2000 08:05

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Bismillah, Alhamdulillah, Ashsholaatu Wassalaamu 'alaa Rosuulillah,
Wa'alaa aalihi washohbihii waman waalah, Laahaula walaa quwwata illa
billaah. Allohumma nawwir qolbi binuuri hidayatik.
KEDUA :
Alhamdulillah sebelumnya saya juga sudah merenungkan surah Ash-Shof ayat
3
(walaupun saya tetap belum paham). Ayat 3 yang diawali dengan kalimat
tanya pada ayat 2 (...LIMA TAQUULUUNA MAA LAA TAF'ALUUN = "...mengapa
kamu
mengatakan apa yang tidak kamu perbuat ?) itu memang patut direnungkan
kembali, lebih-lebih bagi para Ustadz dan Da'i. Dan lebih lengkap lagi
jika direnungkan pada ayat 8.
Sebaiknya anda menjelaskan ayat Qur'an dengan menjelaskan bagaimana tafsir
dari ulama. Jadi jangan langsung terjemahannya saja. Apalagi anda
menyatakan anda belum paham artinya. Kalo belum paham anda jangan
merenungkannya, tapi belajarlah atau bacalah tafsirnya dari ulama. Kalo
anda memahami ayat Qur'an dengan memakai renungan, itu termasuk
penyimpangan dalam memahami qur'an. Sangat mungkin renungan seseorang akan
tidak sama dengan renungan orang lain. Dan kalo udah begini, akan bisa
menyesatkan umat. Apalagi anda mengaku belum memahami maksud ayat tersebut,
tapi anda sudah mengajak orang lain merenungkannya.


KETIGA :
Keutamaan sunnah dan bahaya bid'ah ? Insya Alloh dengan segala kemampuan
yang ada saya telah berusaha memahaminya. Tentu pemahaman saya mungkin
berbeda, atau banyak salahnya. Untuk itu agar kesalahan saya tidak
berlarut-larut, mohon kiranya para 'alim di sini segera meluruskannya.

Sebagai gambaran, pemahaman saya tentang bid'ah adalah sebagai berikut :

Syekh Aly Mahfudh dalam kitab Al Ibda'fi Madharil Ibtida', mendefinisikan
bid'ah sebagai berikut :
- Menurut Bahasa :
Maa khuliqo min ghoiri mitsaalin saabiq
(segala sesuatu yg tidak didahului contoh-contoh).
- Menurut Istilah :
Albid'atu hiya 'ibaarotun....(ilaa akhirihi...)
(Bid'ah ialah suatu ibarat [gerak dan tingkah laku lahir bathin]
yang berkisar pada masalah-masalah agama [syari'at Islamiyah].
Dilakukannya menyerupai syariat dengan cara yang berlebihan dalam
pengabdian kepada Alloh SWT)

Sedangkan menurut Ibnu Abdus Salam (kitab Al Majalisus Saniyyah, dan
kitab I'anatuth Thalibin), bid'ah dibagi menjadi 5 (Bid'ah wajibah,
muharramah, mandhubah, makruhah, dan mubahah).
Sampai saat ini ya belum mendengar ada pembagian bid'ah seperti hal
tersebut diatas dari penjelasan ulama salaf/ahlussunnah.
Tapi kalo dari ustad saya yang dulu (nggak tau firqoh apa), memang
dijelasin ada bid'ah wajib, bid'ah makruh, dll). Wallahu'alam.


Ada lagi menurut Imam Syatibi, bid'ah dibedakan menjadi 2 (Haqiqiyah dan
Idhofiyah). Tentu sangat tidak bijaksana jika saya menguraikannya.

Jadi sampai saat ini saya meyakini bahwa dalam konteks hubungan sosial
kehidupan seperti urusan mengatur negara, pertanian, teknologi, dll semua
itu tidak bisa begitu saja dianggap bid'ah (dalam arti dholalah). Karena
setiap aturan yang mengungkap prinsip-prinsip kehidupan manusia dan alam
memerlukan pemikiran dan penjabaran secara rasional. Ini terutama jika
mengingat adanya ayat-ayat :
Anda sebaiknya bedakan antara Bid'ah dengan Wasilah (khususnya hubungan
dengan teknologi). Kalo sekarang ada ada pesawat,
dulu cuman ada onta. Apakah saat ini naik pesawat itu Bid'ah ? Mana
dalilnya ? Terus kalo ada orang tetap ingin naik onta, apa itu juga dosa.
Mana dalilnya ? Kalo dulu orang bercocok tanam pake onta, sekarang pake
traktor apa salah ? mana dalilnya ? Apa kalo yang tetap pake onta pun , apa
itu dosa ?


AFALAA YATADABBARUUN, AFALAA YAN DHURUUN, AFALAA TA'QILUUN, AFALAA
TA'LAMUUN, dll. Di sini jelas kita disuruh mengembangkan potensi akal,
pikiran, dan panca indera kita dalam menyingkap rahasia alam yang terus
bergerak dinamis.
Sebaiknya anda baca tafsir ayat ini apa maksudnya. Kita jika ingin memahami
suatu ayat, jangan ambil dari terjemahan al-qur'an tetapi ambillah tafsir
dari ulama. Kita itu kalo menafsirkan ayat qur'an sama dengan menafsirkan
apa yang Allah maksudkan atau apa yang hendak Allah jelaskan kepada
hambanya. Bagaimana kalo salah ?. Bahkan walaupun ternyata maksudnya benar
maka ulama menyatakan hal ini tetap salah.

Jadi menurut saya, jangan terlalu cepat menganggap sesuatu itu bid'ah
sebelum jelas kebid'ahannya.
Termasuk praktek-praktek ibadah (khususnya di
Jawa) yang masih menjadi polemik para ulama Indonesia. Sebagai contoh :
- Selamatan (syukuran) 4 dan 7 bulan bagi wanita hamil
- Selamatan 3, 7, 100, 1000 hari wafatnya seseorang
- Ziarah kubur
- Melagukan Adzan, Al Qur'an (qiraat)
- Dzikir bersama (dengan suara agak keras) setelah sholat berjama'ah
- Membaca sholawat sesudah adzan (sebelum sholat jama'ah dimulai)
- dan masih banyak lagi
Anda sebaiknya banyak membaca penjelasan para ulama, yang betul-betul ulama
ahlussunnah. Terhadap hal-hal tersebut diatas.

Bagi saya, berani mengatakan bid'ah pada suatu perbuatan tertentu di
samping harus tahu dalilnya, saya juga berusaha tahu lebih dulu seperti
apa bentuk amalan tersebut (misalnya dengan penelitian/terjun langsung).


TERAKHIR :
* Saya mengingatkan diri sendiri dan ikhwah sekalian, marilah kita
berlapang dada dalam menyikapi setiap perbedaan. Perbedaan, di samping
merupakan dlarurat (kemestian), juga merupakan rahmat terhadap ummat.
"IKHTILAAFU UMMATI ROHMAH" (Perbedaan ummatku adalah rohmat). Walaupun
tidak memiliki sanad yang jelas, tapi sampai sekarang saya meyakini itu
sebuah hadits (Mohon saya dibetulkan !!)
Anda ini bagaimana sih, anda koq menyakini dan mengamalkan sesuatu yang
anda sendiri belum tau keyakinannya. Anda sudah tahu hadist tersebut tidak
punya sanad yang jelas , tapi koq nekad menyakininya ? Ya akhi, sesuatu
yang tidak jelas sebaiknya ditinggalkan.

* Akhirnya, marilah jaga ukhuwah kita dengan fungsi kita masing-masing.
Sebagai individu, ciptakan Nafsul Muthmainnah
Sebagai anggota keluarga, ciptakan rasa Mawaddah Warohmah
Sebagai anggota masyarakat, ciptakan iklim Marhamah
Dan sebagai warga negara, ciptakan Baldah Thoyibah

Wallohu a'lam. Mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb.
Terima kasih dan mohon maaf jika ada yang salah. Marilah kita sama-sama
mencar ilmu yang hak.
Wassalamu'alaikum WR WB


Akhukum,

Abdul Rochim
-------------
(Karyawan, 28th, Single, Alumni Univ.Swasta, Teknik)


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Talk to your friends online with Yahoo! Messenger.


------------------------------------------------------------------------
Subscribe assunnah-subscribe@...
Unsubscribe assunnah-unsubscribe@...
Feedback or comments assunnah-owner@...

------------------------------------------------------------------------
Which First Lady would have made the best President?


-- Easily schedule meetings and events using the group calendar!
--


Re Jawaban Kritik

Abdul Rochim
 

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Bismillah, Alhamdulillah, Ashsholaatu Wassalaamu 'alaa Rosuulillah,
Wa'alaa aalihi washohbihii waman waalah, Laahaula walaa quwwata illa
billaah. Allohumma nawwir qolbi binuuri hidayatik.

Terlebih dahulu saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak Luthfi, Lubna, Ngudihadi, Suharyanto yang telah merespon kritik
saya. Insya Alloh dengan tangan terbuka dan hati yang lapang, saya merasa
sangat lega. Bahkan jawaban Bapak saya baca lebih dari 3x.
Atas dasar rasa tanggung jawab, perkenankan saya yang faqir dalam ilmu ini
untuk merespon kembali jawaban Bapak.

PERTAMA :
Saya memang sengaja melontarkan kritik tajam (boleh disebut hujatan),
namun sedikitpun tak ada niat untuk menghujat. Jujur saja, saya mengenal
Dakwah Salafy belum genap 2 bulan. Karena tertarik, rasanya ingin
secepatnya mengetahui manhaj tersebut (untuk mencari ilmu tentunya).
Lalu beberapa langkah telah saya tempuh, termasuk kritikan kemarin.

Saya juga mohon maaf, karena tidak bisa membuktikan secara otentik
sebagaimana disampaikan Bapak Lubna. Saya hanya belajar menganalisa dan
menyimpulkan dari berbagai sumber, termasuk milis ini.
Bapak-bapak yang 'alim dan ikhwah sekalian, tentu saya tidak asal bicara.
Saya sering bertemu dan berdiskusi dengan anak-anak muda yang begitu
fanatik (atau emosional ?) dalam menyerukan dakwah. Mereka pintar
berargumentasi, berdebat, dan begitu mudah memfonis kelompok tertentu
dengan cap Bid'ah, Islam Abangan, Ummat Islam Indonesia terbesar tapi
seperti buih di lautan, dll. Seolah-olah mereka berkata, "Kamilah mutiara
di lautan (bukan buih), kamilah yang lebih "NYUNNAH", kamilah Islam
Kaffah". Ini yang membuat saya prihatin, karena saya takut termasuk
golongan buih-buih itu.

KEDUA :
Alhamdulillah sebelumnya saya juga sudah merenungkan surah Ash-Shof ayat 3
(walaupun saya tetap belum paham). Ayat 3 yang diawali dengan kalimat
tanya pada ayat 2 (...LIMA TAQUULUUNA MAA LAA TAF'ALUUN = "...mengapa kamu
mengatakan apa yang tidak kamu perbuat ?) itu memang patut direnungkan
kembali, lebih-lebih bagi para Ustadz dan Da'i. Dan lebih lengkap lagi
jika direnungkan pada ayat 8.

KETIGA :
Keutamaan sunnah dan bahaya bid'ah ? Insya Alloh dengan segala kemampuan
yang ada saya telah berusaha memahaminya. Tentu pemahaman saya mungkin
berbeda, atau banyak salahnya. Untuk itu agar kesalahan saya tidak
berlarut-larut, mohon kiranya para 'alim di sini segera meluruskannya.

Sebagai gambaran, pemahaman saya tentang bid'ah adalah sebagai berikut :

Syekh Aly Mahfudh dalam kitab Al Ibda'fi Madharil Ibtida', mendefinisikan
bid'ah sebagai berikut :
- Menurut Bahasa :
Maa khuliqo min ghoiri mitsaalin saabiq
(segala sesuatu yg tidak didahului contoh-contoh).
- Menurut Istilah :
Albid'atu hiya 'ibaarotun....(ilaa akhirihi...)
(Bid'ah ialah suatu ibarat [gerak dan tingkah laku lahir bathin]
yang berkisar pada masalah-masalah agama [syari'at Islamiyah].
Dilakukannya menyerupai syariat dengan cara yang berlebihan dalam
pengabdian kepada Alloh SWT)

Sedangkan menurut Ibnu Abdus Salam (kitab Al Majalisus Saniyyah, dan
kitab I'anatuth Thalibin), bid'ah dibagi menjadi 5 (Bid'ah wajibah,
muharramah, mandhubah, makruhah, dan mubahah).
Ada lagi menurut Imam Syatibi, bid'ah dibedakan menjadi 2 (Haqiqiyah dan
Idhofiyah). Tentu sangat tidak bijaksana jika saya menguraikannya.

Jadi sampai saat ini saya meyakini bahwa dalam konteks hubungan sosial
kehidupan seperti urusan mengatur negara, pertanian, teknologi, dll semua
itu tidak bisa begitu saja dianggap bid'ah (dalam arti dholalah). Karena
setiap aturan yang mengungkap prinsip-prinsip kehidupan manusia dan alam
memerlukan pemikiran dan penjabaran secara rasional. Ini terutama jika
mengingat adanya ayat-ayat :

AFALAA YATADABBARUUN, AFALAA YAN DHURUUN, AFALAA TA'QILUUN, AFALAA
TA'LAMUUN, dll. Di sini jelas kita disuruh mengembangkan potensi akal,
pikiran, dan panca indera kita dalam menyingkap rahasia alam yang terus
bergerak dinamis.
Jadi menurut saya, jangan terlalu cepat menganggap sesuatu itu bid'ah
sebelum jelas kebid'ahannya. Termasuk praktek-praktek ibadah (khususnya di
Jawa) yang masih menjadi polemik para ulama Indonesia. Sebagai contoh :
- Selamatan (syukuran) 4 dan 7 bulan bagi wanita hamil
- Selamatan 3, 7, 100, 1000 hari wafatnya seseorang
- Ziarah kubur
- Melagukan Adzan, Al Qur'an (qiraat)
- Dzikir bersama (dengan suara agak keras) setelah sholat berjama'ah
- Membaca sholawat sesudah adzan (sebelum sholat jama'ah dimulai)
- dan masih banyak lagi

Bagi saya, berani mengatakan bid'ah pada suatu perbuatan tertentu di
samping harus tahu dalilnya, saya juga berusaha tahu lebih dulu seperti
apa bentuk amalan tersebut (misalnya dengan penelitian/terjun langsung).


TERAKHIR :
* Saya mengingatkan diri sendiri dan ikhwah sekalian, marilah kita
berlapang dada dalam menyikapi setiap perbedaan. Perbedaan, di samping
merupakan dlarurat (kemestian), juga merupakan rahmat terhadap ummat.
"IKHTILAAFU UMMATI ROHMAH" (Perbedaan ummatku adalah rohmat). Walaupun
tidak memiliki sanad yang jelas, tapi sampai sekarang saya meyakini itu
sebuah hadits (Mohon saya dibetulkan !!)

* Akhirnya, marilah jaga ukhuwah kita dengan fungsi kita masing-masing.
Sebagai individu, ciptakan Nafsul Muthmainnah
Sebagai anggota keluarga, ciptakan rasa Mawaddah Warohmah
Sebagai anggota masyarakat, ciptakan iklim Marhamah
Dan sebagai warga negara, ciptakan Baldah Thoyibah

Wallohu a'lam. Mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb.


Akhukum,

Abdul Rochim
-------------
(Karyawan, 28th, Single, Alumni Univ.Swasta, Teknik)


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Talk to your friends online with Yahoo! Messenger.


Re: Pertanyaan

endan
 

¿ªÔÆÌåÓý

Assalamu'alaikum warohmatullahiwabarokatuh.
?
Saudaraku Abu Az-Auhri, semoga Allah selalu menunjuki saya dan anda?dalam ridlo dan bimbingan-Nya.
?
Saya khawatir diantara anggota ML assunnah ini tidak ada yang mengetahui derajat hadits yang saudaraku tanyakan itu. Mungkin bisa dicoba untuk membuka web site dibawah ini yang menyediakan fasilitas pencarian hadits. Selamat mencoba.
?
?
Abu Lubna
?

----- Original Message -----
Sent: Thursday, February 10, 2000 3:16 AM
Subject: [assunnah] Pertanyaan

Assalamualaikum warahmatullah,

Diharapkan kalian yg arif lagi bijak dapat menjawab soalan di bawah.

Wassalam



Abu Az-Zuhri wrote:
Assalamualaikum warahmatullah,

Pohon tuan yg arif

"barangsiapa belajar (studi) tanpa guru, maka syaitanlah gurunya."

Sekiranya tuan tahu mengenai status hadith di atas samada ia shahih,
hasan, dha'if atau? maudhu'? atau seumpamanya. Dapatlah kiranya kalau
tuan tahu dapat mendatangkan sanadnya dan syarhnya sekali (jika mampu).

Segala bantuan saya dahului dgn jutaan terima kasih.


Re: Untuk Saudaraku

endan
 

¿ªÔÆÌåÓý

Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh.
?
Bismillahirrohmanirrohim. Alhamdulillahirobbil 'alamin, Robbul 'Izzati, wa Robbul Malaaikatu warruuh.
Allahumma sholli 'ala khotaman nabiyyin wal mursalin Muhammad Sholallahu 'alaihi wasalam, wa ajwazihi, wa 'ala alihi, washohabatihi, wal 'ulama al muslimin wa ibaduka sholihin man tabiahu bil huda wal bil ihsaanin.
?
Akhuna Abdul Rochim? serta saudaraku semua di ML assunnah yang saya memohon kepada Allah agar kita semua selalu mendapat petunjuk dan hidayah-Nya.
?
Saya ingin memberikan nasehat kepada diri saya sendiri dan kepada sadaraku semua mengenai hal-hal sebagai berikut (mohon apabila terdapat kesalahan saya dinasehati):
?
1. Panggilan ANA ANTUM itu tidak ada celanya, namun?juga tidak ada sunnahnya harus begitu (sampai sekarang saya belum menemukan hadits tentang sunnah-nya mengucapkan itu). Jadi boleh-boleh saja seseorang?menggunakan Ana, Antum, Engkau, Sampeyan, dll. Kalau seseorang? tidak bisa menggunakannya ya ngga apa-apa. Saya sendiri juga tidak menggunakannya. Tapi saya nasehatkan kepada saudaraku semua, kalau seandainya seorang muslim tidak bisa atau tidak biasa menggunakan Ana Antum, Abi Umi, ya tidak perlu dikhabarkan kepada orang lain. Dan tidak perlu 'menilai' dengan 'perasaan lain' saudaranya yang menggunakan Ana Antum. Nanti akibatnya, yang biasa menggunakan Ana Antum akan tersinggung, dengan demikian? kita sudah berbuat dosa kecil karena menyakiti hati mereka, atau menyakiti kebiasaan mereka, yang sebetulnya kebiasaan itu tidak ada celanya dalam agama. Saya kira permasalahan ini tidak perlu diperdebatkan lagi. Mudah-mudahan Allah melunakkan hati kita semua. Amin ya Muqollibal qulub tsabit qolbi 'ala diinika.
?
2. Kemudian saya yakin bahwa yang ikut dalam ML assunnah ini bukanlah orang yang "mengklaim dirinya berada dalam manhaj yang paling benar", tetapi yang "mengharapkan untuk berada dalam manhaj yang benar dan terus berusaha mencari manhaj yang benar itu, yaitu manhajnya para salafus sholih ridwanullahu 'alaihim ajma'in. Dari semua milis yang masuk Alhamdulillah saya tidak mendapatkan seseorang yang mengklaim seperti itu. Kalau sekiranya saudaraku?melihat ada yang seperti itu, akan sangat senang apabila saya diberitahu di surat yang mana.
?
3. Akhuna muslimun, Alhamdulillah saya juga tidak menangkap ada surat yang berisikan riya', pernyataan yang mengandung hizbiyah, bahkan saya tidak mendapatkan surat yang menyatakan taqlid kepada ustdaz tertentu, apalagi mengecam ummat lain yang menghormati ustadz dan kiyainya dengan predikat Ahlul Bid'ah. Saya akan senang sekali apabila?saudaraku menunjukkan kepada saya surat yang mana yang berisikan seperti itu. Sungguh kalau ada yang seperti itu maka kita diberi keutamaan?untuk menasehatinya dengan baik, dengan hikmah dan dengan disertai dalil yang shohih. Bahkan akan lebih baik lagi kalau?sadaraku TABAYYUN kepada orang? tersebut secara pribadi, melalui e-mail pribadi. Sungguh itulah akhlak salafus sholih yang mana sadaraku ingin mengikutinya. Kalau seandainya saudaraku ragu-ragu atau belum yakin akan sebuah perkataan, maka sebelum MENASEHATINYA kita harus TABAYYUN terlebih dahulu secara pribadi. Karena ada sebuah kaidah dalam syari'at ini yaitu LAZIMUL QOUL LAISA BI QOUL (kelaziman sebuah perkataan bisa jadi belum tentu maksudnya seperti apa yang kita duga). Disitulah?pentingnya TABAYYUN.
Wallahu a'lam.
?
Mudah-mudahan Allah memberikan kemudahan kepada kita menjadikan hati kita bersatu di alam diin-nya yang lurus. Allahumma sholli 'ala Muhammad wa 'ala alihi wa shohbihi ajma'in. Astagfirullahal 'Adzim.
?
Abu Lubna


Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 23 = Borok-borok SUFI 2/3]

Y & R
 

¿ªÔÆÌåÓý

?
?
BOROK-BOROK SUFI
?
oleh
Salim Al-Hilali dan Ziyad Ad-Dabij
?
Bagian kedua dari tiga tulisan [2/3]

?
SYARI'AT DAN HAKIKAT
?
Para pemimpin sufi mengatakan, bahwa setiap ayat mempunyai unsur lahir dan bathin. Atau, Islam itu terdiri dari syari'at dan hakikat. Syari'at, bila dibandingkan dengan hakikat, laksana buih. Hakikat merupakan tingkatan paling sempurna, puncak dan sangat tinggi dalam tangga peribadahan Islam.
?
Cara agar mampu untuk mencapainya adalah dengan memiliki ilmu laduni, kasyaf Rabbani serta Faidh Ar-Rahmani. Dalihnya, hadits yang diriwayatkan imam Bukhari dari Abu Hurairah :
"Artinya : Aku menghafalkan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dua kantung ilmu. Adapun salah satunya telah aku sebarkan. Sedangkan lainnya, bila ku sebarkan akan dipotong tenggorokan ini". (Hadits Riwayat Bukhari dalam kitab Fitan).
Padahal ini sebagai isyarat dari beliau rahimahullah tentang akan tidak adanya kaitan antara ilmu batin dan ilmu zhahir. Kalau tidak begitu, pasti beliau akan mencantumkannya dalam Al-'Ilm. Sesungguhnya, Al-Hafidz Ibnu Hajar telah menerangkan masalah tersebut secara rinci dalam kitabnya, Fathu Al-Bari I/216.
?
Oleh karena? itu, barangsiapa menyatakan Islam terdiri dari lahir dan batin, berarti dia telah menyangka Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam menghianati tugas kerasulannya. Tapi, inilah kenyataannya. Mereka berkeyakinan, Rasulullah hanya menyampaikan yang zhahir saja. Sedang, yang batin beliau beritahukan kepada orang-orang tertentu.13)
?
Demi Allah, sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berlepas dari yang mereka kaitkan kepada beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan Allah, malaikat Jibril serta orang-orang shalih dari kalangan yang beriman menyaksikan yang demikian itu. Berfirman Allah Subhanahu wa Ta'ala.
"Artinya : Pada hari ini Aku sempurnakan untuk mu agamamu, dan Aku lengkapkan untukmu semua ni'mat-Ku serta Aku ridhai bagimu Islam sebagai agama". (Al-Maidah : 3).
Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam telah meminta persaksian dihadapan segenap manusia muslim yang berkumpul di bawah Jabal Ar-Rahmah pada hari haji akbar. Kata beliau, "Sesungguhnya, kalian akan ditanya tentang aku. Maka, apakah yang akan kalian katakan ?" Jawab mereka : "Kami bersaksi bahwa engkau telah menyampaikan risalah Rabb-mu dan telah menunaikannya. Engkau telah menasehati umatmu dan menunaikan kewajibanmu".
?
Lantas beliau bersabda seraya mengacungkan telunjuknya ke arah langit dan menggerak-gerakkannya kehadapan manusia : "Ya Allah, saksikanlah. Ya Allah, saksikanlah". (Potongan dari hadits Jabir bin Abdullah tentang hajinya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Di-tahqiq ulang Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani dalam Hijjah An-Nabi, hal. 37-41).
?
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pun telah menyatakan secara terang-terangan, dan hal ini sebagai hujjah nyata guna menampar setiap pendusta dan yang suka berbuat dosa. Kata beliau :
"Artinya : Sesungguhnya seorang nabi tidak mengenal main isyarat (dengan mata)". (Hadits Shahih Riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud, dari Anas. lihat Shahih Al-Jami' II/303).
Maksudnya memberi isyarat dengan isyarat rahasia. Hal ini agar tidak ada seorangpun yang berburuk sangka yang menyebabkan tumbuhnya keyakinan, bahwa dalam agama Allah ada rahasia yang tidak banyak diketahui manusia.
?
Yang semakna dengan hadits ini adalah sabdanya :
"Artinya : Sesungguhnya tidak selayaknya bagi seorang nabi mempunyai mata yang khianat". (Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud, Nasa'i dan Hakim dari Sa'id. Lihat Shahih Al-Jami' II/307).
AL-HULUL WA AL-ITTIHAD
?
Sebagaimana kelomppok sufi berkhayal, siapa saja yang menempuh jalan ilmu batin, pada akhirnya akan mencapai tingkatan melebur bersama dzat Allah. Ketika itulah ia menempati dzat tersebut, hingga bercampur sifat ketuhanan dengan tabiat kemanusiaan. Bentuk lahirnya manusia, tetapi hakikat batinnya adalah sifat ketuhanan.
?
Orang-orang yang berpikiran demikian, misalnya Al-Hallaj, ibnu Al-Faradh, Ibnu Sab'in dan lainnya dari kalangan sufi. Berikut ini kami paparkan sebagian perkataan mereka : Al-Hallaj berkata : 14)
Maha Suci yang menampakkan sifat kemanusiannya,
Kami rahasiakan sifat ketuhanannya yang cemerlang,
Kemudian Ia menampakkan diri pada mahluknya,
Dalam bentuk orang yang sedang makan dan minum,
Hingga mahluknya dapat menentukannya, seperti
jarak antara kedipan mata dengan kedipan yang lain.
Siapakah dia ? Dialah Rabbu Al-Arbab
yang tergambar dalam seluruh bentuk pada
hamban-Nya, Fulan. 15)
?
Dan Ibnu Al-Faradh berkata : 16)
Tidaklah aku shalat kepada selainku,
dan tidaklah shalatku kepada selainku
ketika menunaikan dalam setiap raka'atku.
?
Dan cukuplah bagi orang-orang sufi merasakan kesedihan tatkala Ibnu Al-Faradh berpayah-payah dibalik fatamorgana. Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, tatkala menceritakan keadaan Ibnu Al-Faradh : "Orang yang mengucapkan sya'ir tersebut ketika meninggalnya mengucapkan syair sebagai berikut :
Jika kedudukanku dalam cinta disisi-Mu,
tidak seperti yang pernah aku jumpai,
maka sesungguhnya aku telah membuang-buang umurku.
Angan-angan yang menancap dalam diriku beberapa lama,
dan pada hari ini aku mengiranya sebagai mimpi kosongku belaka.
?
At-Tusturi berkata : 17)
Akulah yang dicintai dan yang mencintai,
tidak ada selainnya.
?
Para syaikh tasawuf tersebut mencari-cari dalih dengan hadits yang berbicara masalah wali. Padahal, segala dalih dan alasan itu tak mendukung mereka. Misalnya sebuah hadits :
"Artinya : Tidak henti-hentinya seorang hamba mendekatkan diri kepadaku dengan perbuatan-perbuatan yang disunnahkan hingga Aku mencintainya. Maka jika Aku mencintainya, Akulah yang menjadi pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, dan penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat, dan tangannya yang dia julurkan, dan kakinya yang dia langkahkan. Maka, jika ia meminta kepada-Ku, sungguh aku akan beri. Dan jika ia minta perlindungan kepada-Ku, sungguh Aku akan melindunginya". (Hadits Riwayat Bukhari, akan tetapi kami ringkas sesuai dengan makna pembahasan).
Hadits ini menunjukan dengan sangat adanya pembedaan dan pemisahan. Dalam hal ini ada 'Abid (yang beribadah) dan Ma'bud (yang diibadahi). Sa-il (yang meminta) dan Mas-ul (yang diminta), 'A-idz (yang minta perlindungan) dan Mu'idz (yang melindungi). Sedang, orang-orang sufi tersebut mengaku bahwa Allah berdiam dalam dzat hambanya. Yaitu, jika Dia menjadi dia dan keduanya menjadi dua dzat yang menyatu.
?
Betapa anehnya ! Bagaimana akal orang-orang sufi tersebut menerimanya dengan cara membenarkan kebohongan ini ? Dan bagaimana pula hingga lisan mereka mengulang-ngulangnya ? Sungguh, Kursi-Nya seluas langit dan bumi, maka bagaimana mungkin jasad manusia dapat menampung-Nya ?.
?
Adapun hadits berikut :
"Artinya : Langit dan bumi-Ku sempit bagi-Ku, akan tapi hati hamba-Ku yang beriman lapang bagi-Ku"
Maka hadits ini adalah hadits palsu menurut kesepakatan para ulama ilmu hadits.
?
WIHDAH AL-WUJUD
?
Pemahaman hulul wa al-ittihad mengantarkan para sufi pada perkataan wihdah al-wujud. Istilah ini berdasar pola pikir orang-orang sufi bermakna, bahwa dalam hal ini tidak ada yang wujud kecuali Allah. Maka, tidaklah segala yang nampak ini kecuali penjelmaan dzat-Nya semata. Yaitu, Allah. Maha Suci Allah, Rabb kita, Rabb yang Maha Mulia dari apa yang mereka sifatkan.
?
Ibnu Arabi berkata : "Tidak ada yang tampak ini kecuali Allah, dan tidaklah Allah mengetahui kecuali Allah".
?
Dan termasuk dalam keyakinan ini adalah orang-orang yang mengatakan :"Akulah Allah, Maha Suci Aku". Seperti, Abu Yazid Al-Bustahmi. 18)
Katanya : "Rabb itu haq dan hamba itu haq. Maka, betapa malangku. Siapakah kalau demikian yang menjadi hamba ? Jika aku katakan hamba, maka yang demikian itu haq, atau aku katakan Rabb, sesungguhnya aku hamba".
?
Dikatakan pula : 19)? "Suatu saat hamba menjadi Rabb tanpa diragukan, dan suatu saat seorang hamba menjadi hamba tanpa kedustaan".
?
Keberanian mereka kepada Allah sampai puncaknya ketika tukang sya'ir mereka, Muhammad Baha'uddin Al-Baithar mengatakan : 20) "Tidaklah anjing dan babi itu melainkan sesembahan kita, dan tidaklah Allah itu melainkan rahib-rahib yang ada dalam gereja-gereja".
?
Pensyarah kitab Aqidah At-Thahawiyah, Ibnu Abil 'Izzi Al-Hanafi, berkata :"Perkataan yang demikian itu mengantarkan manusia pada teori hulul wa al-ittihad. Hal ini lebih keji daripada kafirnya orang-orang Nashrani. Karena orang-orang Nashrani mengkhususkan menyatunya Alllah hanya dengan Al-Masih, sedangkan mereka memberlakukan secara umum terhadap seluruh mahluk. termasuk keyakinan mereka pula, bahwa Fir'aun dan kaumnya memiliki kesempurnaan iman, sangat mengenal Allah secara hakiki.
?
Termasuk dari cabangnya pula, bahwa para penyembah berhala berada diatas kebenaran, dan mereka sesungguhnya beribadah kepada Allah, tidak kepada lainnya. Keyakinan lainnya, tida ada perbedaan dalam penghalalan dan pengharaman antara ibu, saudara perempuan dan yang bukan mahram. Dan tidak ada perbedaan antara air dengan khamer, zina dengan nikah. Semuanya itu berasal dari sumber yang satu. Dan termasuk cabangnya pula, bahwa para nabi mempersempit manusia. Maha Tinnggi Allah dari apa yang mereka katakan". 21)
?
Keyakinan semacam ini merupakan puncak tertinggi dari kekafiran, yang dengannya hancurlah seluruh agama, membatalkan seluruh syari'at, dihalalkan seluruh perkara yang diharamkan, dan disamakannya orang yang beriman dengan orang fasik, orang bertaqwa dengan orang binasa, muslim dengan mujrim, yang hidup dengan yang mati. Berfirman Allah Subhanahu wa Ta'ala.
"Artinya : Apakah Kami hendak menjadikan orang-orang muslim seperti orang-orang yang suka berbuat dosa, bagaimana kalian dengan apa yang kalian putuskan. Apakah kalian mempunyai kitab yang dapat dibaca ? (Al-Qalam : 35-37).
Benar, mereka mempunyai kitab selain Al-Qur'an. yaitu, Al-Fushush Al-Hikam dan Al-Futuhat Al-Makkiyah. Dan telah berfirman Allah Subhanahu wa Ta'ala.
"Apakah Kami hendak menjadikan orang yang beriman dan beramal shalih seperti orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi. Ataukah Kami hendak menjadikan orang-orang yang bertaqwa seperti orang-orang kafir". (Shad : 28).
Dan apa yang kami paparkan di sini bukanlah hasil istimbath kami dan bukan pula ijtihad. Akan tetapi, semua itu adalah perkataan mereka yang diucapkan dengan lisannya. Yang syaikh paling senior diantara mereka selalu mengulang kekafirannya dan menyatakan kefasikannya.
?
Bila pembaca menghendaki hakikat yang kami paparkan dan dalil yang kami kukuhkan, maka lihatlah kitab Al-Fathu Ar-Rabbani dan Al-Faidh Ar-Rahmani, karangan Abdul Ghani An-Nablisi hal. 84,85,86,87.
?
Semoga Allah memaafkan kita.
Bersambung
Cahaya (Nur) Muhammadi

?
Fote Note
13. Ihya'Ulumuddin, AL-Ghazali, I/19
14. Ath-Thawasin. Al-Hallaj, cet. Masoniyah, hal. 139
15. Tablis Iblis, Ibnul Jauzi, hal.145.
16. Majmu' Fatawa, Ibnu Taimiyah, XI/247-248
17. Ma'arij At-Tashawuf Ila Laqaiq At-Tashawuf, Ahmad Bin 'Ajibah, hal.139.
18. Al-Futuhat Al-Makiyah, I/354.
19. Fushush Al-Hikam, hal.90
20. Shufiyat, hal.27
21. Syarh Al-Aqidah Ath-Thahawiyah, hal.79


Re: KRITIK !!!

A L S
 

Bismillahirohmanirrohiem

Assalaamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokaatuh

Jazakallahu khoiron katsier, saudaraku seiman atas kritikannya.
Semoga Allah senantiasa melunakkan / membuka hati saya untuk menerima kritikan (nasehat).
Dan semoga Allah memberikan taufiq dan hidayahNya, kepada kita agar senantiasa dapat menyucikan jiwa dari penyakit-penyakit hati seperti :RIYA', HASAD, IRI, DENGKI, TOMAK, dll, wa'iyadzubillah.
Dan semoga kita diberi hidayah hingga dapat kembali menghadap Allah BI QOLBIN SALIM.
Maka marilah kita saling bekerja sama, saling mengingatkan, agar kita bisa sama-sama selamat.

Kemudian saudaraku (maaf , mungkin sampeyan (anda) akan lebih enak kalau tidak pakai ana antum)
Saya berdo'a semoga sampeyan masih diberi kelapangan untuk membaca jawaban kritik ini.

Dengan penuh kerendahan hati dan harapan agar kita sama-sama selamat dari segala penyakit hati (baik SYAHWAT maupun SUBHAT) ijinkan saya dengan pena yang tumpul ini menjawab kritikan sampeyan.
Dan jawaban ini saya tuangkan dalam milis agar dapat dikoreksi oleh mereka yang lebih alim sehingga tidak satupun dari kita yang tersesat.
Dan terimalah apa-apa yang jelas dalilnya. KULLU BANI ADAMU KHOTO' (setiap anak Adam bisa salah).

Baiklah saudaraku,
PERTAMA: Saya kuatir sampeyan belum bisa membedakan antara nasehat dan hujatan.
Kalau kritik sampeyan diungkapkan didepan IMAM AHMAD yang dikenal sebagai fuqoha, saya kuatir beliau akan mengatakan: CELAKA KAU! INI NASEHAT BUKAN HUJATAN, sedangkan imam Ibnu Abi Hatim memilih menangis saat dikritik oleh muridnya bahwa kritakannya terhadap para ulama' perawi hadits merupakan ghibah (lihat kitab talbis iblis, karya Ibnu Jauzi). Padahal kita tahu tanpa buah buah karya mereka, bagaimana sebuah hadits akan dapat dinilai sahih atau tidak? Hilangnya gambar kehidupan (sunnah) Rasulullah s.a.w. dan Sahabat Ridwanullahu ajma'in, bukankah karena banyaknya hadits-hadats dhoif dan maudhu' (palsu)?
Saya yaqin, PESAN-PESAN YANG TELAH DITUANGKAN DALAM MILIS INI ADALAH NASEHAT BUKAN HUJATAN.

KEDUA : Saya malah kuatir, sampeyan terpengaruh orang yang kebalik dalam memahami ayat-ayat berikut:
*ATA'MURUNA NAASA BIL BIRRI WATANSAUNA ANFUSAKUM WA ANTUM TATLUUNAL KITAB (Albaqoroh ayat 44).
Ayat ini adalah AYAT PERINTAH untuk menyesuaikan antara ucapan dan perbuatan kita dan bukanlah AYAT LARANGAN untuk ber amar ma'ruf nahi mungkar pada hal-hal yang belum bisa kita laksanakan. (Lihat kitab Minhajul Qoshidin).
Jelasnya, orang miskin yang tidak (belum) mampu naik haji dan membayar zakat BUKAN tidak boleh mengingatkan orang tentang keutamaan kedua amal itu. Demikian pula orang yang belum bisa menghentikan kebiasaan bohong bukan berarti ia tidak boleh menegur orang yang berbohong. Akan tetapi orang yang menegur orang berbohong terkena perintah untuk meninggalkannya pula.
Demikian pula ayat berikut.
*KABURO MA'TAN 'INDALLAHI ANTAQUULU MAALAA TAF'ALUUN (As-shof ayat 3)
Sekali lagi amar ma'ruf nahi mungkar atau tawassau bil haq bukan hanya tugas orang-orang suci saja tapi adalah tugas setiap orang yang tidak ingin dirinya tergolong orang yang merugi (lihat surat Al-'Asr)
InsyaAllah, SETIAP PENULIS PESAN (TERMASUK SAYA) DALAM MILIS INI SEMATA-MATA DALAM RANGKA AMAR MA'RUF NAHI MUNGKAR.

KETIGA: Saya harap sampeyan telah tahu keutamaan sunnah dan bahaya bid'ah?
Saudaraku, Allah menciptakan kita hanya untuk beribadah (QS Addzuriyat)
Dan ibadah mencakup segala sesuatu yang Allah cintai dan ridhoi baik perkataan, maupun perbuatan, lahir maupun bathin (Syeikhul islam ibnu taimiyyah, lihat fathul majid)
Sehingga semua amal kita bisa jadi ibadah dan bisa jadi pula bukan ibadah.
Marilah kita berlindung dari ilmu yang tidak bermanfaat dan amal yang tidak terkabul.
Berkaitan dengan ini saya pernah menyampaikan pesan tentang syarat terkabulnya amal yakni:
*Niyat yang lurus (ikhlas lillahi ta'ala)
*Benar caranya (yakni mengikuti sunnah) karena setiap amalan yang tidak ada contoh dari rasulullah s.a.w akan tertolak, ya kalau sekedar tertolak, bisa-bisa malah membawa pelakunya keneraka.
Nah saudaraku, telah banyak imamul ummat salafus sholeh yang mengingatkan bahwa:
Beramal sedikit dalam sunnah lebih baik daripada banyak-banyak dalam bid'ah.
Bid'ah? sudah capek, tertolak, membawa keneraka lagi! semoga Allah menyelamatkan kita.
Saya yaqin, SETIAP PESAN YANG DISAMPAIKAN DALAM MILIS INI BERTUJUAN AGAR KITA SEMUA SELAMAT DARI API NERAKA KARENA AMALAN BID'AH, DAN AGAR AMAL IBADAH KITA TIDAK SIA-SIA. InsyaAllah INIPUN IBADAH.

TERAKHIR UNTUK KESEMPATAN INI
Dengan penuh kesabaran, marilah kita saling mengingatkan untuk menjaga hati dan menebarkan 'ilmu yang sahih.
Mungkin banyak orang yang tidak sadar bahwa belajar itu sendiri adalah amal karena melaksanakan perintah Allah dan RasulNya. (THOLABUL 'ILMI FARIDHOTUN 'ALA KULLI MUSLIM)
Dan mengamalkan ilmu yang telah dipelajari adalah bagian lain lagi dari amal.

Nah kalau boleh saya usul:
- Mari kita kaji lagi KEUTAMAAN ILMU DAN MENCARINYA
- Mari kita lihat lagi KEUTAMAAN BERPEGANG TEGUH PADA SUNNAH DAN BAHAYA BID'AH
- Kemudian mari kita kaji lagi BAGAIMANA CARA BELAJAR YANG BENAR

Dengan demikian semoga tidak lagi ada diantara kita yang merasa heran tiap kali mendapat peringatan/pengingatan baik lisan maupun tulisan.

Saya yaqin semua yang masuk dalam milis ini adalah orang-orang yang ingin mencari kebaikan, bukan orang jahil dan bukan pula orang yang tidak menginginkan keridhoan Allah.
Barangkali hikmah dalam da'wah yang tepat adalah penyampaian AT-TARGHIB WAT -TARHIB.
WALLAHU A'LAM.

Semoga Allah meluruskan bila ada kesalahan dalam jawaban ini.
Tiadalah yang pantas di cari selain keridhoan Allah.

Ya Robbi tambahkanlah ilmu kami dan rizqikanlah kepada kami kefahaman.

Dari saudaramu yang lemah dan yang merindukan nasehat demi kerinduan akan wajah Allah.

Wassalam
Abu Luthfi


______________________________________________________


Pertanyaan

Abu Az-Zuhri
 

Assalamualaikum warahmatullah,

Diharapkan kalian yg arif lagi bijak dapat menjawab soalan di bawah.

Wassalam



Abu Az-Zuhri wrote:

Assalamualaikum warahmatullah,

Pohon tuan yg arif

"barangsiapa belajar (studi) tanpa guru, maka syaitanlah gurunya."

Sekiranya tuan tahu mengenai status hadith di atas samada ia shahih,
hasan, dha'if atau? maudhu'? atau seumpamanya. Dapatlah kiranya kalau
tuan tahu dapat mendatangkan sanadnya dan syarhnya sekali (jika mampu).

Segala bantuan saya dahului dgn jutaan terima kasih.

Wslm.


Re: tanya

A L S
 

From: "iqbal ahmad" <ahmad_iqbal@...>
Reply-To: assunnah@...
To: assunnah@...
Subject: [assunnah] Re: tanya
Date: Wed, 09 Feb 2000 16:22:24 PST

assalamualaikum
Wa'alaikum salam wr. wb.

Jazakallahu khoir akhi Iqbal.
Semoga antum senantiasa tegak sebagai orang yang pertama dalam amar ma'ruf nahi mungkar.
Dan semoga Allah senantiasa menjaga hati antum sebagai THOLIBUN (pencari ilmu) yang menggali ilmu dengan TABAYYUN.

Sebelum memberikan klarifikasi pada masalah yang diingatkan akhi Iqbal, ijinkan ANA MINTA MAAF karena telah menyebarkan surat pribadi dalam milis yang selayaknya tidak meninggalkan subhat.

PERINGATAN JUGA ANA SAMPAIKAN KE AKHI IIP.
MASALAH PRIBADI JANGAN KITA LEWATKAN MILIS INI.
WALAU SEPENUHNYA KESALAHAN ADA PADA ANA YANG MAIN "REPLY" SAJA.

Karena sudah terlanjur, demi menghilangkan SUBHAT pada sekalian anggota milis, berikut ini ana jelaskan@(semoga Akhi Iip tidak keberatan dan lebih bisa meluruskan lagi) tentang:

majlis secara syirriyyah ???
untuk apa dan kenapa ?
Untuk diketahui:
Berawal dari sekitar 11 (sebelas) tahun yang lalu, ana dan akh Iip meniti jalan Haroki. Dengan hanya berbekal GHIROH (semangat) dan dalam kefaqiran ilmu, kita ber bai'at untuk tidak melepaskan diri dari jalan da'wah.
Dan seperti yang mungkin telah antum ketahui dalam berharokah dikenal fase-fase berda'wah, seperti fase makkiyyah, madaniyyah, fase combat.... dan thethek bengek fase yang bathil. Dengan berlagak SOK IYYE, dengan seolah-olah mengadopsi fase awal da'wah Rasulullah s.a.w. (dimana beliau merintis dakwah di rumah Arqom bin Abi Arqom) kita dulu membuat majlis syirriyyah.
Tapi Alhamdulillah, alladzi hadana li hada wamaa kunna li@nahtadiya@laulaa 'an hadanallah.
Sekitar 6 tahun lalu kita menyatakan melepaskan diri dari manhaj bathil tersebut, atas pertolongan Allah, alhamdulillah. Dan,
Alhamdulillah sekarang ana semakin faham semua kesalahan kita dulu@(bukan hanya dalam be majlis syirriyah) tapi dari seluruh USHUL yang dibangun untuk menegakkannya.

Tiadalah niat ana menulis hal itu ke akhi Iip, kecuali untuk mengingatkannya kejahilan masa lalu, dan untuk mengajaknya nanti bersama-sama mengingatkan (menyelamatkan) ikhwan yang dulu satu harokah yang masih BELUM TAHU KALAU DIRINYA TIDAK TAHU. Barangkali kitalah diantara yang paling mengetahui subhat mereka.

Sekian, semoga hal ini menjadi pelajaran bagi orang-orang yang mau mendengar.
Wajazakallahu khoiron katsir akhi Iqbal, semoga Allah mengampuni segala kesalahan kita.

Wassalam
Abu luthfi




______________________________________________________


Re: KRITIK !!!

 

Assalamu'alaikum wr.wb.
Saya (sebagai orang Indonesia saya juga merasa sulit pakai ana/antum)
sependapat dengan kritik dari Bp. Abdul Rochim ini. Marilah kita
bersama-sama belajar terus dan mawas diri.
Wassalam,
NG

-----Original Message-----
From: Abdul Rochim [mailto:abrohim@...]
Sent: Thursday, February 10, 2000 12:29 PM
To: assunnah@...
Subject: [assunnah] KRITIK !!!

Assalaamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokaatuh

Heran saya ( ma'af, saya belum bisa berbicara ANA ANTUM ),
masih segar ingatan saya akan pesan-pesan di milis ini :

1. Tentang bahaya penyakit HIZBIYAH
2. Tentang Ahlus Sunnah Waljama'ah
3. Tentang manhaj yg benar, akhlaq salafush sholih & salafi

4. Tentang hadits dlo'if dan maudlu'
5. Tentang sholat tarowih dan ma'na 'iedul fitri
4. Tentang tarekat dan borok-borok SUFI
5. Tentang INFORMASI YANG TIDAK BERMANFA'AT
5. dan lain-lain

Betulkah anggota milis ini -- yang sebagian besar
meng-klaim bahwa kita lah yang berada di manhaj paling
benar -- telah mengindahkannya ?
Saya menangkap tidak demikian (ma'af jika salah persepsi);
Ada yang sedikit riya', ada yang sedikit terkena penyakit
hizbiyah, ada yang begitu taqlid dengan Ustadz tertentu,
sementara kadang-kadang masih terdengar orang yang mengecam
ummat lain yang sangat menghormati ustadz dan kyai-nya
dengan predikat Ahlul Bid'ah.

Saya coba merenung, rasanya ingin menangis dan prihatin;
Sudah seberapa jauhkah amalan-amalan saya jika dibanding
dengan para Salafush Sholih ?
Kadang-kadang malah saya takut jangan-jangan amalan saya
baru sebatas mulut dan tenggorokan saja...!
Sungguh saya belum ada apa-apanya jika melihat :
- Qiyaamul Lail
- Tingkat khusyu' dan keikhlasan
- Zuhud
- Akhlaq
- Ibadah dan amal sholeh lainnya

yang dilakukan para salafush sholeh.

Mohon ma'af yang sebesar-besarnya jika tulisan saya
mengeruhkan suasana milis ini.

Wassalaamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokaatuh

Abdul Rochim
__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Talk to your friends online with Yahoo! Messenger.



------------------------------------------------------------------------
Subscribe assunnah-subscribe@...
Unsubscribe assunnah-unsubscribe@...
Feedback or comments assunnah-owner@...


------------------------------------------------------------------------
Save cash today!


eGroups.com Home:
- Simplifying group communications


Muhasabah dari hamba yang dhaif

Suharyanto
 

Assalamu'alaikum wr.wb.
Sungguh saya juga belum ada apa-apanya jika melihat :
- Qiyaamul Lail
- Tingkat khusyu' dan keikhlasan
- Zuhud
- Akhlaq
- Ibadah dan amal sholeh lainnya

yang dilakukan para salafush sholeh.

Wassalamu'alaikum wr.wb.


KRITIK !!!

Abdul Rochim
 

Assalaamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokaatuh

Heran saya ( ma'af, saya belum bisa berbicara ANA ANTUM ),
masih segar ingatan saya akan pesan-pesan di milis ini :

1. Tentang bahaya penyakit HIZBIYAH
2. Tentang Ahlus Sunnah Waljama'ah
3. Tentang manhaj yg benar, akhlaq salafush sholih & salafi

4. Tentang hadits dlo'if dan maudlu'
5. Tentang sholat tarowih dan ma'na 'iedul fitri
4. Tentang tarekat dan borok-borok SUFI
5. Tentang INFORMASI YANG TIDAK BERMANFA'AT
5. dan lain-lain

Betulkah anggota milis ini -- yang sebagian besar
meng-klaim bahwa kita lah yang berada di manhaj paling
benar -- telah mengindahkannya ?
Saya menangkap tidak demikian (ma'af jika salah persepsi);
Ada yang sedikit riya', ada yang sedikit terkena penyakit
hizbiyah, ada yang begitu taqlid dengan Ustadz tertentu,
sementara kadang-kadang masih terdengar orang yang mengecam
ummat lain yang sangat menghormati ustadz dan kyai-nya
dengan predikat Ahlul Bid'ah.

Saya coba merenung, rasanya ingin menangis dan prihatin;
Sudah seberapa jauhkah amalan-amalan saya jika dibanding
dengan para Salafush Sholih ?
Kadang-kadang malah saya takut jangan-jangan amalan saya
baru sebatas mulut dan tenggorokan saja...!
Sungguh saya belum ada apa-apanya jika melihat :
- Qiyaamul Lail
- Tingkat khusyu' dan keikhlasan
- Zuhud
- Akhlaq
- Ibadah dan amal sholeh lainnya

yang dilakukan para salafush sholeh.

Mohon ma'af yang sebesar-besarnya jika tulisan saya
mengeruhkan suasana milis ini.

Wassalaamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokaatuh

Abdul Rochim
__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Talk to your friends online with Yahoo! Messenger.


Re: tanya

 

assalamualaikum

saya hanya ingin menyoroti bagian ini, ini bukan pesan pribadi kan kalau pribadi tentu aja nggak dimiliskan.

anay way akhi, ana tetap ingat pesan antum yang disampaikan diRIKOKAIKAN
dibagi buta dengan mengendap-endap masuk ke kamar Akhuna Abdur Roman agar
tidak terbungkar ke SYIRIan majlis kita bahwa:
majlis secara syirriyyah ???
untuk apa dan kenapa ?

wassalam
ahmad iqbal
______________________________________________________
Get Your Private, Free Email at


Re: tanya

A L S
 

From: "iip hidayat" <iipsh@...>
Reply-To: assunnah@...
To: assunnah@...
Subject: [assunnah] Re: tanya
Date: Tue, 08 Feb 2000 23:40:26 PST



Bismillahirrokhmanirrokhiem..
Assalamualaikum....
Wa'alaikum salam wr. wb.

akh yanto, di antum ada kitab apa aja ?
Penting info-nya buat ana, biar nanti kalau kembali
ke okayama ngga perlu bawa banyak kitab...
Bener antum jadi ke Okayama, buat Tholabur Rizq dan berda'wah kan?!
Demikinlah rupanya ketatapan Allah itu berlaku
Antum kan lebih faham dari ana bahwa kalau mau Tholabul 'ilm ya bukan ke Jepang tempatnya, sekalipun bicara diluar arti 'ILM menurut salafush sholeh.
Dan antum kan lebih faham tentang hadits INNAMAL A'AMALU BINNIYAAT WA INNAMAA LIKULLI 'MRI'IN MAA NAWAA.
Antum juga lebih faham dari ana, karena antum lebih punya BASHIROH, bahwa jangankan meningkatkan Iman, buat mempertahankan / menjaga iman saja di tengah-tengah orang kafir itu kan berat?
Antum dulu pernah mengabarkan ke ana bahwa Al-Iman Ali bin Abi tholib r.a. menafsirkan surat Al-anfal ayat dua dengan pernyataan bahwa iman itu naik dan turun.
alhamdulillah kini ana telah mengetahui bahwa itu merupakan satu diantara pokok aqidah shahehah, ana juga telah paham bahwa iman naik dengan ilmu dan amal sholeh, dan iman turun kerna kebodohan dan ma'syiat.

Kemudian di Jepang, darimana ilmu kita akan bertambah kalau bukan dari kitab. Demikian ana sampaikan kepada muhsinin di sekitar ana, maka pada mereka setidaknya ana tunjukkan tiga kitab berikut*
- fiqih sunnah
- TAfsir Ibnu Katsir dan
- riyadush sholihin
Alhamdulillah, ada yang telah memiliki ada yang berjanji sepulan gke Indonesia nanti dan lain-lain. YANG TERDEKAT DENGAN ANA RUMAHNYA, punya ibnu katsir tapi JULID VII (tujuh) nya belum dapat.

Nah akhi, tolong bawa kitab sebanyak-banyaknya biarlah kembar, toh bisa dipinjamkan ke orang lain. Sedang ana sendiri telah punya setidaknya kitab-kitab berikut (insyaallah, akan terus bertambah)

FIQIH
- Fiqih sunnah (versi Indonesia dan Arab, semuanya belum di tahqiq)
- Bulughul Marom (terjemah Indonesia)
- Jawahirul bukhori bis syarah Al Qostalani (versi Arab)
- Tarbiyatul aulad (Nasih ulwan, versi Indonesia)
- Praktek sholat Nabi, albani
TAFSIR
- Tafsir Ibnu katsir (versi Arab)
AQIDAH / TAUHID
- Matan dan syarah Aqidah Thohawiyyah (versi Arab)
- Kitab Tauhid (versi Arab)
- Syarah kitab Tauhid:
1. Qorata'ayun lil muwahidin (versi Arab)
2. Fathul Majid (versi Arab)
3. taisyir fil 'azizil hamid? (diterjemahkan menjadi Ketuhanan yang MahaEsa menurut Islam)
- dan beberapa kitab kecil lain semisal Majmul I'tiqod aimatus salaf (versi arab dan Indonesia), Talbis Iblis dll
HADITS
- silsilah Asshohehahah jilid 1,2,3 (versi indonesia)
- silsilah ad dhoifah jilid 1 (versi Indonesia)
- Jamu'ul ulm wal hikam (versi Arab lengkap dengan tahrij dan tahqiq)
dan kitab kecil lain semisal pengantar ilmu haditsnya astd. Habsi Assidiqi
ADAB
- Riyadhus sholihin (versi Indonesia, tanpa tahrij dan Tahqiq)
- Minhajul Qoshidin (versi Arab dan indonesia, keduanya tanpa tahqiq)
- At-Targhib wat-tarhib oleh ibnu hajar (versi Arab)
SIROH
- Muhtashor Sirotur rosul, Ibn Wahab (vesi Arab)
- Rohiqul Mahtum, almubarok furri (versi Arab)
MAJALAH
- bundhel As-sunnah tahun II dan III
DLL

Kalau antum mau melengkapi dari kitab di atas ya tolong carikan yang ada tahqiqnya. Tahqiq kan bisa dibilang separoh dari ilmu dalam kitab itu?!!
Dan kalau antum mau ngasih hadiyyah yaa terjemah kitab-kitabnya IBNU QOYYIM jadilah.

any way,
alhamdulilah, salah satu dari ruang tempat ana tinggal telah sedikit bersuasana ALMAKTABAH dan alhamdulillah sediit banyak ada orang yang peduli memanfaatkannya.

Antum perlu tahqiq-nya Syaikh Al-Albani pada kitab Fiqh-
Sunnah ?
Insya Allah Nanti ana bawakan (kalau ketemu nyarinya
di Indonesia).
Setahu ana, kitab itu belum di-indonesiakan.
Bahkan ana tidak tahu sudah selesai atau belum.
Antum bawa apa sajalah!! Termasuk bawa diri antum ke KOBE.
Nanti kita bekerja sama antum yang bacakan bahasa Arabnya ana yang dibacakan. Antum kan tentunya maklum seberapa sih kemampuan seorang yang beljar bahasa Arab sendiri hanya berbekal hafalan qur'an dan Hadits ditambah sejumut Nahwu (itupun cuma bab I'ROB) dari akhi Qurnaidi (mahasiswa LIPIA).

Sekian dulu akh IIP, semoga kembalinya antum ke Jepang tidak sia-sia dan tidak menyia-nyiakan sisa hidup antum.
Semoga taqdir Allah yang menetapkan antum akan kembali ke Jepang, bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akherat.
Semoga allah memberi antum keberanian dan kebanggaan sebagai seorang MUSLIM MUWAHID yang memiliki pandangan hidup dan cara berfikir yang berbeda dengan KAFIR MUSYRIK yang tidak ingin bertemu Allah, dan merasa puas hanya dengan hidup di dunia.
LAA YASTAWII ASHABUL NAARI WA ASHABUL JANNAH ....
Semoga Allah senantiasa menjaga dan menguatkan ima antum.

Sayang antum beberapa waktu lalu tidak sempat mampir ke Kobe walau sudah ana iming-imingi dengan kehadiran alimamul masjid al haram al Makkah al Mukaromah syeikh UMAR MUHAMMAD, padahal banyak yang ingin ana samapaikan.
anay way akhi, ana tetap ingat pesan antum yang disampaikan diRIKOKAIKAN dibagi buta dengan mengendap-endap masuk ke kamar Akhuna Abdur Roman agar tidak terbungkar ke SYIRIan majlis kita bahwa:
Al jama'ah huwa ahlul haq walau qilil wa al firqoh huwa ahlul bathil walau katsiir
antum menisbatkan perkataan ini ke Imam ali bin Abi Tholib??

Semoga allah menyatukan hati kita diatas al Haq.

Akhuka ad dhoif,
Abu Luthfi



______________________________________________________


Re: Membuat Index hadits di 'Silsilah Hadits Shahih' dan 'Silsilah Hadits Dha'if dan Maudhu' Syaikh Albani (Rahimahullah) (fwd)

 

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Alhamdulillah, ana rasa usul anta sangat bagus.
InsyaAllah hal yang seperti ini akan sangat besar manfaatnya, karena akan
mempermudah kita mengecek ulang keshahihan hadits yang dipakai dalam suatu
pembahasan. Karena bisa langsung secara online.

Sekalian saya tanya, mungkin sudah ada yang mengetahui website yang
berisikan kitab-kitab hadits seperti Bukhori, Muslim atau yang lainnya.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh
-bowo-

-----Original Message-----
From: Adinda Praditya [mailto:abdmalik@...]
Sent: Friday, February 09, 2001 11:21 AM
To: Milis As-sunnah
Subject: [assunnah] Membuat Index hadits di 'Silsilah Hadits
Shahih' dan
'Silsilah Hadits Dha'if dan Maudhu' Syaikh Albani (Rahimahullah) (fwd)


Assalamu 'alaikum wr wb.

Saya ingin membuat index hadits2 yang ada pada dua judul buku
itu. Saya
rasa akan sangat bermanfaat sekali kalau hadits2 tersebut diatur ulang
sesuai dengan bab2 tertentu. Saya harap antum semua mau membantu.

Teknisnya kita bahas bersama di milis ini. Hasilnya kita sebar luaskan
(taruh di URL) agar orang banyak dapat mengkopi indeks
tersebut dan mudah
dalam memeriksa derajat hadits yang telah diteliti oleh Syaikh Albani
Rahimahullah. Kalau perlu kita buatkan versi bahasa2 dunia
lainnya lalu
beritahu lewat milis2 islam di seluruh dunia.

Jazakallahu khair,

Abdul Malik bin Hilman bin Mahyuddin
------------------------------------
Everything has been set up, you choose where are you gonna go!?
Remember, every choice has its own consequence(s)




------------------------ Yahoo! Groups Sponsor
---------------------~-~>
eGroups is now Yahoo! Groups
Click here for more details

--------------------------------------------------------------
-------_->

Pastikanlah anda untuk selalu mengunjungi
dan dapatkan didalamnya masalah-masalah penting yang harus dan perlu
anda ketahui, informasi buku-buku pilihan dan juga informasi
terbaru lainnya.

Untuk berlangganan: assunnah-subscribe@...
Berhenti langganan: assunnah-unsubscribe@...