Keyboard Shortcuts
ctrl + shift + ? :
Show all keyboard shortcuts
ctrl + g :
Navigate to a group
ctrl + shift + f :
Find
ctrl + / :
Quick actions
esc to dismiss
Likes
Search
Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 3 = Dimana ALLAH ?, 2/3]
Y & R
开云体育?
DIMANA ALLAH ?
?
oleh
Abdul Hakim bin Amir
Abdat
?
Bagian Kedua dari Tiga tulisan
[2/3]
? Ketiga
Penunjukan Beberapa Dalil dari
Al-Qur'an dan Hadits yang Shahih.
?
Firman Allah 'Azza wa Jalla.
Artinya :
"Apakah kamu merasa aman terhadap DZAT yang di atas langit, bahwa Ia akan menenggelamkan ke dalam bumi, maka tiba-tiba ia (bumi) bergoncang ?" (Al-Mulk : 16) "Ataukah kamu (memang) merasa aman terhadap DZAT yang di atas langit bahwa Ia akan mengirim kepada kamu angin yang mengandung batu kerikil ? Maka kamu akan mengetahui bagaimana ancaman-Ku". (Al-Mulk : 17). Berkata Imam Ibnu Khuzaimah -setelah
membawakan dua ayat di atas di kitabnya "At-Tauhid" (hal :
115).
Artinya :
"Bukankah Ia telah memberitahukan kepada kita -wahai orang yang berakal- yaitu ; apa yang ada diantara keduanya sesungguhnya Ia di atas langit". Berkata Imam Abul Hasan Al-Asy'ary di
kitabnya "Al-Ibanah Fi Ushulid-diayaanah hal : 48) setelah membawakan ayat
di atas : "Di atas langit-langit itu adalah 'Arsy, maka tatkala 'Arsy
berada di atas langit-langit. Ia berfirman : "Apakah kamu merasa aman
terhadap Dzat yang berada di atas langit ?" Karena sesungguhnya Ia istiwaa
(bersemayam) di atas 'Arsy yang berada di atas langit, dan tiap-tiap yang tinggi
itu dinamakan 'As-Samaa" (langit), maka 'Arsy berada di atas langit.
Bukankah yang dimaksud apabila Ia berfirman : "Apakah kamu merasa aman
terhadap Dzat yang diatas langit ?" yakni seluruh langit ! Tetapi yang Ia
kehendaki adalah 'Arsy yang berada di atas langit".
?
Saya berpandangan (Abdul Hakim bin Amir
Abdat) : Dua ayat di atas sangat tegas sekali yang tidak dapat dibantah dan
ta'wil bahwa lafadz "MAN" tidak mungkin difahami selain dari Allah
'Azza wa Jalla. Bukan Malaikat-Nya sebagaimana dikatakan oleh kaum Jahmiyyah dan
yang sepaham dengannya, yang telah merubah firman Allah 'Azza wa Jalla. Bukankah
dlamir (kata ganti) pada fi'il (kata kerja) "yakhtsif" (Ia
menenggelamkan) dan "yartsil" (Ia mengirim) adalah "huwa"
(Dia) ? siapakah Dia itu kalau bukan Allah 'Azza wa Jalla.
?
Firman Allah :
Artinya :
"Mereka (para Malaikat) takut kepada Tuhan mereka yang berada di atas mereka, dan mereka mengerjakan apa-apa yang diperintahkan". (An-Nahl : 50). Ayat ini tegas sekali menyatakan bahwa Allah 'Azza wa Jalla
berada di atas bukan di mana-mana tempat. Karena lafadz "fawqo" (di
atas) apabila di majrur dengan huruf "min" dalam bahasa Arab
menunjukan akan ketinggian tempat. Dan tidak dapat di ta'wil dengan ketinggian
martabat, sebagaimana dikatakan kaum Jahmiyyah dan yang sepaham dengan mereka.
Alangkah zhalimnya mereka ini yang selalu merubah-rubah firman Tuhan kita Allah
Jalla Jalaa Luhu.
?
Berkata Imam Ibnu Khuzaimah di kitabnya
"At-Tauhid"? (hal : 111): "Tidaklah kalian mendengar firman
pencipta kita 'Azza wa Jalla yang mensifatkan diri-Nya.
Artinya :
"Dan Dialah (Allah) yang Maha Kuasa di atas hamba-hamba-Nya". (Al-An'am : 18 & 61). Berkata Imam Ibnu Khuzaimah di kitabnya tersebut :
"Tidakkah kalian mendengar wahai penuntut ilmu. Firman-Nya Subhanahu wa
Ta'ala kepada Isa bin Maryam :
Artinya :
"Wahai Isa ! Sesungguhnya Aku akan mengambilmu dan mengangkatmu kepada-Ku" (Ali Imran : 55) Ibnu Khuzaimah menerangkan : Bukankah "mengangkat"
sesuatu itu dari bawah ke atas (ke tempat yang tinggi) tidak dari atas ke
bawah!. Dan firman Allah 'Azza wa Jalla.
Artinya :
"Tetapi Allah telah mengangkat dia (yakni Nabi Isa) kepada-Nya" (An-Nisa' : 158). Karena "Ar-raf'ah" = mengangkat dalam bahasa Arab
yang dengan bahasa mereka kita diajas berbicara (yakni Al-Qur'an) dalam bahasa
Arab yang hanya dapat diartikan dari bawah ke tempat yang tinggi dan di
atas" (kitab At-Tauhid : 111).
?
Sekarang dengarlah wahai orang yang berakal, kisah Fir'aun
bersama Nabi Allah Musa 'Alaihis Salam di dalam kitab-Nya yang mulia, dimana
Fir'aun telah?mendustakan Musa yang telah mengabarkan kepadanya bahwa
Tuhannya Allah Subhanahu wa Ta'ala di atas langit :
Artinya :
"Dan berkata Fir'aun : Hai Haman! Buatkanlah untukku satu bangunan yang tinggi supaya aku (dapat) mencapai jalan-jalan. (Yaitu) jalan-jalan menuju ke langit supaya aku dapat melihat Tuhan(nya) Musa, karena sesungguhnya aku mengira dia itu telah berdusta". (Al-Mu'min : 36-37. Al-Qashash : 38). Perhatikanlah wahai orang yang berakal!. Perintah Fir'aun
kepada Haman -menterinya- untuk membuatkan satu bangunan yang tinggi supaya ia
dapat jalan ke langit untuk melihat Tuhannya Musa. Hal ini menunjukkan bahwa
Nabi Musa telah memberitahukan kepadanya bahwa Tuhannya -Allah Subhanahu wa
Ta'ala- berada di atas langit-.
?
Kalau tidak demikian, yakni misalnya Nabi Musa mengatakan
bahwa Tuhannya ada dimana-mana tempat -sebagaimana dikatakan kaum Jahmiyyah-
tentu Fir'aun yang disebabkan karena kekafirannya dan pengakuannya? sebagai
Tuhan, akan mengerahkan bala tentaranya untuk mencari Tuhannya Musa di
istananya, di rumah-rumah Bani Israil, di pasar-pasar dan di seluruh tempat di
timur dan di barat !?. Tetapi tatkala Nabi Musa dengan perkataannya:
"Sesungguhnya aku mengira dia ini berdusta !". Yakni tentang perkataan
Musa bahwa Tuhannya di atas langit.
?
Perhatikanlah, wahai orang yang berakal !. Keadaan Fir'aun
yang mendustakan Nabi Musa dengan kaum Jahmiyyah dan yang sepaham dengan mereka
yang telah merubah firman Allah dengan mengatakan : Allah ada di segala tempat
!.
?
Ketahuilah ! Bahwa pemahaman di atas bukanklah hasil dari
pikiran saya (Abdul Hakim bin Amir Abdat)? tetapi pemahaman Ulama-ulama
kita diantaranya :
Demikianlah penjelasan dari tujuh Imam besar di
dalam Islam tentang ayat di atas, selain masih banyak lagi yang kesimpulannya :
"Bahwa mendustakan Allah Subhanahu wa Ta'ala berada di atas langit di atas
'Arsy-Nya, Ia istiwaa (bersemayam) yang sesuai dengan kebesaran dan
keagungan-Nya, adalah ; sunnahnya Fir'aun". Na'udzu
billah !!. ?
Sampai disini pembahasan beberapa dalil dari kitab Allah
-salain masih banyak lagi- yang cukup untuk diambil pelajaran bagi mereka yang
ingin mempelajarinya. Firman Allah Subahanhu wa Ta'ala.
Artinya :
"Ambillah pelajaran wahai orang-orang yang mempunyai pandangan !" (Al-Hasyr : 2). Adapun dalil-dalil dari hadits Nabi SAW banyak sekali.
Dibawah ini akan disebutkan beberapa diantaranya :
Nabi kita SAW telah bersabda :
Artinya :
"Orang-orang yang penyayang, mereka itu akan disayang oleh Allah Tabaaraka wa Ta'ala (Yang Maha berkat dan Maha Tinggi). oleh karena itu sayangilah orang-orang yang di muka bumi, niscaya Dzat yang di atas langit akan menyayangi kamu". (Shahih. Diriwayatkan oleh Imam-imam : Abu Dawud No. 4941. Ahmad 2/160. Hakim 4/159. dari jalan Abdullah bin 'Amr bin 'Ash. Hadits ini telah dishahihkan oleh Imam Hakim dan telah pula disetujui oleh Imam Dzahabi. Demikian juga Al-Albani telah? menyatakan hadits ini shahih dikitabnya "Silsilah Shahihah No. 925". "Barangsiapa yang tidak menyayangi orang yang dimuka bumi, niscaya tidak akan di sayang oleh Dzat yang di atas langit". (Shahih, diriwayatkan oleh Imam Thabrani di kitabnya "Mu'jam Kabir No. 2497 dari jalan Jarir bin Abdullah. Imam Dzahabi di kitabnya "Al-Uluw" hal : 83 diringkas oleh Al-Albani) mengatakan : Rawi-rawinya tsiqaat/kepercayaan). "Tidakkah kamu merasa aman kepadaku padahal aku orang kepercayaan Dzat yang di atas langit, datang kepadaku berita (wahyu) dari langit di waktu pagi dan petang". (Shahih, diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim 3/111 dan Ahmad 3/4 dari jalan Abu Sa'id Al-Khudry). "Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya ! Tidak seorang suamipun yang mengajak istrinya ke tempat tidurnya (bersenggama), lalu sang istri menolaknya, melainkan Dzat yang di atas langit murka kepadanya sampai suaminya ridla kepadanya ".(Shahih, diriwayatkan oleh Imam Muslim 4/157 dari jalan Abu Hurarirah). Keterangan : "Dzat yang di atas langit yakni Allah 'Azza wa Jalla (perhatikan empat hadits diatas)". "Silih berganti (datang) kepada kamu Malaikat malam dan Malaikat siang dan mereka berkumpul pada waktu shalat shubuh dan shalat ashar. Kemudian naik malaikat yang bermalam dengan kamu, lalu Tuhan mereka bertanya kepada mereka, padahal Ia lebih tahu keadaan mereka : "Bagaimana (keadaan mereka) sewaktu kamu tinggalkan hamba-hamba-Ku ? Mereka menjawab : "Kami tinggalkan mereka dalam keadaan shalat dan kami datang kepada mereka dalam keadaan shalat". (Shahih, diriwayatkan oleh Imam Bukhari 1/139 dan Muslim 2/113 dll). Keterangan : "Sabda Nabi SAW : "Kemudian NAIK Malaikat-malaikat yang bermalam ...dst" Menunjukan bahwa Pencipta kita Allah Subhanahu wa Ta'ala berada di atas. Hal ini juga menunjukan betapa rusaknya pikiran dan fitrahnya kaum Jahmiyyah yang mengatakan Pencipta kita, tidak berada di atas tetapi di segala tempat ? Maha Suci Allah ! Dan Maha Tinggi Allah dari segala ucapan kaum Jahmiyyah dan yang sepaham dengan mereka !. "Jabir bin Abdullah telah meriwayatkan tentang sifat haji Nabi dalam satu hadits yang panjang yang didalamnya diterangkan khotbah Nabi SAW di padang 'Arafah : "(Jabir? menerangkan) : Lalu Nabi SAW mengangkat jari telunjuknya ke arah langit, kemudian beliau tunjukkan jarinya itu kepada manusia, (kemudian beliau berdo'a) : "Ya Allah saksikanlah ! Ya Allah saksikanlah ! ( Riwayat Imam Muslim 4/41). Sungguh hadits ini merupakan tamparan yang pedas di muka-muka kaum Ahlul
Bid'ah yang selalu melarang kaum muslimin berisyarat dengan jarinya ke arah
langit. Mereka berkata : Kami khawatir orang-orang akan mempunyai i'tiqad bahwa
Allah Subhanahu wa Ta'ala berada di atas langit ! Padahal Allah tidak bertempat
tetapi Ia berada di segala tempat !?.
?
Demikianlah kekhawatiran yang dimaksudkan syaithan ke dalam hati
ketua-ketua mereka. Yang pada hakekatnya mereka ini telah membodohi Nabi SAW
yang telah mengisyaratkan jari beliau ke arah langit.
?
Perhatikanlah perkataan mereka : "Allah tidak bertempat tetapi Ia
berada di segala tempat !?"
?
Perhatikanlah ! Adakah akal yang shahih dan fitrah yang bersih dapat
menerima dan mengerti perkataan di atas !?.
?
Mereka mengatakan Allah tidak bertempat karena akan menyerupai dengan
mahluk-Nya. Tetapi pada saat yang sama mereka tetapkan bahwa Allah berada
disegala tempat atau dimana-mana tempat !?.
?
Ya Subhanallah !
Artinya :
"Dari Ibnu Abbas (ia berkata) : " Bahwa Rasulullah SAW berkhotbah kepada manusia pada hari Nahr (tgl.? 10 Zulhijah) -kemudian Ibnu Abbas menyebutkan khotbah Nabi SAW- kemudian beliau mengangkat kepalanya (ke langit) sambil mengucapkan : Ya Allah bukankah Aku telah menyampaikan ! Ya Allah bukankah aku telah menyampaikan !. (Riawayat Imam Bukhari Juz 2 hal : 191). Perhatikan wahai orang yang berakal ! Perbuatan Rasulullah SAW mengangkat
kepalanya ke langit mengucapkan : Ya Allah !.
?
Rasulullah SAW menyeru kepada Tuhannya Allah Subhanahu wa Ta'ala yang
berada di atas langit yakni di atas 'Arsy di atas sekalian mahluk-Nya. Kemudian
perhatikanlah kaum Jahmiyyah yang mengatakan Allah ada di segala tempat, dibawah
mahluk, di jalan-jalan, di tempat-tempat yang kotor, dan di perut-perut hewan
!?
?
Maha Suci Allah ! Maha Suci Allah dari apa yang disifatkan oleh kaum
Jahmiyyah dan yang sama dengan mereka !.
Artinya :
"Dari Aisyah, ia berkata : "Nabi SAW mengangkat kepalanya ke langit. (Riwayat Imam Bukhari 7/122). ?
Bersambung
Keterangan Para Sahabat? Nabi
SAW dan Ulama-Ulama ISLAM
? ?
? ?
?
?
?
? ? ? ? ? ? ? ? ?
?
? ?
? ?
?
?
?
?
|
to navigate to use esc to dismiss