Keyboard Shortcuts
ctrl + shift + ? :
Show all keyboard shortcuts
ctrl + g :
Navigate to a group
ctrl + shift + f :
Find
ctrl + / :
Quick actions
esc to dismiss
Likes
Search
[Masalah - 41 = Permasalahan Adzab Kubur]
Yayat Ruhiat
¿ªÔÆÌåÓý?
PERMASALAHAN ADZAB KUBUR
?
Oleh
Syaikh Muhammad bin Shalih
Al-Utsaimin
?
Pertanyaan
:
Apakah adzab kubur itu menimpa jasad ataukah
menimpa ruh ?
?
Jawab
:
Pada dasarnya adzab kubur itu akan menimpa
ruh, karena hukuman setelah mati adalah bagi ruh. Sedangkan badannya adalah
sekedar bangkai yang rapuh. Oleh karena itu badan tidak memerlukan lagi?
bahan makanan untuk keberlangsunganya ; tidak butuh makan dan minum, bahkan
justru dimakan oleh tanah.
?
Akan tetapi Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
pernah berkata bahwa ruh kadang masih bersambung dengan jasad sehingga diadzab
atau diberi nikmat bersama-sama. Adapula pendapat lain di kalangan Ahlus Sunnah
bahwa adzab atau nikmat di alam kubur itu akan menimpa jasad, bukan
ruh.
?
Pendapat ini beralasan dengan bukti empiris.
Pernah dibongkar sebagian kuburan dan terlihat ternyata bekas siksa yang menimpa
jasad. Dan pernah juga dibongkar kuburan yang lain ternyata terlihat bekas
nikmat yang diterima oleh jasad itu.
?
Ada sebagian orang yang bercerita kepadaku
bahwa di daerah Unaizah ini ada penggalian untuk membuat benteng batas
wilayah negeri. Sebagian dari daerah yang di gali itu ada yang bertepatan dengan
kuburan. Akhirnya terbukalah suatu liang lahat dan di dalamnya masih terdapat
mayat yang kafannya telah dimakan tanah, sedangkan jasadnya masih utuh dan
kering belum dimakan apa-apa. Bahkan mereka mengatakan melihat jenggotnya, dan
dari mayat itu terhambur bau harum seperti misnyak misk.
?
Para pekerja galian itu kemudian
menghentikan pekerjaannya sejenak dan kemudian pergi kepada seorang Syaikh untuk
mengutarakan persoalan yang terjadi. Syaikh tersebut berkata, "Biarkan dalam
posisi sebagaimana adanya. Hindarilah ia dan galilah dari sebelah kanan atau
sebelah kiri !".
?
Beralasan dari kejadian-kejadian seperti
ini, ulama menyatakan bahwa ruh terkadang bersambung dengan jasad, sehingga
siksa itu menimpa ruh dan jasad. Barangkali ini pula yang diisyaratkan oleh
sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam? : "Sesungguhnya kubur
itu akan menghimpit orang kafir sehingga remuk tulang-tulang rusuknya". Ini
menunjukkan bahwa siksa itu menimpa jasad, karena tulang rusuk itu terdapat pada
jasad. Wallahu A'lam
?
?
Pertanyaan
:
Apakah adzab kubur menimpa orang mukmin yang
bermaksiat ataukah hanya menimpa orang kafir .?
?
Jawab
:
Adzab kubur yang terus menerus akan menimpa
orang munafik dan orang kafir. Sedangkan orang mukmin yang bermaksiat bisa juga
disiksa di kubur. Dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim disebutkan hadits Ibnu
Abbas Radhiyallahu 'anhu, bahwa pernah suatu ketika Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam, melewati dua kuburan seraya bersabda : "Kedua penghuni kuburan itu
diadzab dan keduanya bukannya diadzab lantaran dosa besar. Salah satunya diadzab
karena tidak bertabir dari kencing, sedangkan yang satunya suka kesana-kemari
mengumbar fitnah (mengumpat)" Kedua penghuni kubur itu jelas orang
muslim.
?
?
Pertanyaan
:
Apakah adzab kubur itu terus menerus ataukah
tidak ?
?
Jawab
:
Jika seseorang itu kafir --na'udzu
billah-- maka tidak ada jalan baginya untuk meraih kenikmatan
selama-lamanya, sehingga siksa kubur yang ia terima itu sifatnya terus
menerus.
?
Namun orang mukmin yang bermaksiat, maka di
kuburnya ia akan diadzab sesuai dengan dosa-dosa yang dahulu pernah ia perbuat.
Boleh jadi adzab yang menimpa lantaran dosanya itu hanya sedikit sehingga tidak
memerlukan waktu penyiksaan sepanjang ia berada di alam barzah antara
kematiannya sehingga bangkitnya kiamat. Dengan demikian, jelas bahwa adzab yang
menimpanya itu terputus, dan bukan selamanya.
?
?
Pertanyaan
:
Apakah adzab kubur itu bisa diringankan atas
orang mukmin yang bermaksiat ?
?
Jawab
:
Memang benar bahwa adzab kubur itu bisa
diringankan. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melalui dua kuburan
lantas berkata,"Kedua penghuni kubur itu di adzab, dan dia diadzab bukan
karena dosa besar, tapi hakekatnya juga besar. Salah satunya tidak membersihkan
diri atau tidak bertabir dari kencing, sedangkan yang satunya lagi biasa kian
kemari menghambur fitnah". Kemudian beliau mengambil dua pelepah kurma yang
masih basah kemudian membelahnya menjadi dua, lalu menancapkannya pada
masing-masing kuburan itu seraya bersabda :"Semoga bisa meringankan adzab
yang menimpa kedua orang itu selama pelepah itu belum kering". Ini
merupakan satu dalil bahwa adzab kubur itu bisa diringankan, yang menjadi
pertanyaan, apa kaifiatnya antara dua pelepah kurma itu dengan
diringankannya adzab atas kedua penghuni kubur itu ?
?
Ada yang memberikan alasan bahwa karena
kedua pelepah kurma itu selalu bertasbih selama belum kering, dan tasbih itu
bisa meringankan siksaan yang menimpa mayit. Berpijak dari sini ada yang
mengambil alasan akan sunnahnya berziarah kubur dan bertasbih di situ untuk
meringankan adzab yang menimpa si mayit.
?
Sedangkan ulama lain menyatakan bahwa alasan
seperti ini lemah, karena kedua pelepah kurma itu senantiasa bertasbih, apakah
dalam kondisi basah maupun sudah kering. Allah Ta'ala berfirman :
Pernah juga terdengar tasbihnya kerikil oleh
Rasulullah, sedangkan kerikil itu kering. Lalu, apa yang menjadi alasan sekarang
.? Alasannya, bahwa ; Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengharap kepada
Allah 'Azza wa Jalla agar berkenan meringankan adzab yang menimpa kedua orang di
atas selama kedua pelepah kurma itu masih basah.
?
Artinya, waktu permohonan beliau itu tidak
lama, hanya sebatas basahnya pelepah kurma. Ini dimaksudkan sebagai ancaman
terhadap siapa saja yang melakukan perbuatan seperti kedua mayit yang diadzab
itu. Karena sebenarnya dosa yang diperbuat itu termasuk besar. Salah satunya
tidak menjaga diri dari kencing. Jika demikian, ia melakukan shalat tanpa adanya
kesucian dari najis. Sedangkan yang satunya lagi kian kemari mengumbar fitnah,
merusak hubungan baik sesama hamba Allah --na'udzu billah--, serta
menghembuskan permusuhan dan kebencian di antara mereka. Dengan demikian
perbuatan yang dilakukan itu berdampak besar.
?
Inilah alasan yang lebih mendekati. Jadi,
itu merupakan syafaat sementara dari beliau dan sebagai peringatan atau ancaman
kepada umatnya, dan bukan merupakan kebakhilan beliau untuk memberikan syafaat
yang kekal.
?
|
to navigate to use esc to dismiss