Info Al-Sofwah Edisi Desember pekan III 1999 / Ramadhan 1420
Assalamu'alaikum Wr.Wb. Yth. Netter Muslim * **** Sesungguhnya barang siapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa, maka sesungguhnya baginya neraka jahannam. Ia tidak mati di dalamnya dan tidak pula hidup. Dan barang siapa datang kepada Tuhannya dalam keadaaan beriman, lagi sungguh-sungguh telah beramal saleh, maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang tinggi(mulia) Yaitu surga And yang mengalir sungai-sungai dibawahnya, mereka kekal di dalamnya. Dan itu adalah balasan bagi orang yang bersih (dari kekairan & kemaksiatan)" ( Q.S.: THAAHAA : 74 76 ) * **** Al-Sofwah Edisi Desember 1999 Pekan ke III Kami mohon maaf bagi anda yang bertanya/mencari hadits namun belum mendapat jawaban. Insya Allah datanya sedang kami proses. Marhaban Ya Ramadhan Menyambut bulan Suci Ramadhan 1420, kami informasikan bahwa WebSite Al-Sofwah akan mengadakan acara Ramadhan Bersama Site Al-Sofwah kegiatannya yaitu diantaranya: 1. Tanya Jawab Seputar Masalah Ramadhan , Berhadiah ! Para Netter di persilahkan untuk bertanya seputar masalah Ramadhan Kami akan memberikan hadiah untuk beberapa pertanyaan yang baik dan tepat, setiap harinya. Pertanyaan dapat di kirim setiap hari 24 jam, pertanyaan dan jawabannya akan kami publish segera setiap harinya. 2. Kuis Ramadhan Berhadiah ! Para netter dipersilahkan untuk menjawab pertanyaan yang kami berikan. Kami akan memberikan hadiah untuk 3 (tiga) orang pertama yang menjawab dengan tepat dan benar untuk setiap soal kuis. Buletin Dakwah On-Line Pekan ini Bohong http://www.alsofwah.or.id/html/b_pekan_ini.html Tokoh Islam Pekan ini: "Umeir Bin Wahab " Jagoan Quraisy Yang Berbalik Menjadi Pembela Islam Yang Gigih http://www.alsofwah.or.id/html/tokoh_islam.html Kisah Islami Pekan ini: Siapa Meninggalkan Yang Haram Akan Mendapatkan Yang Halal Atau Allah Subhanahu Wa Ta'ala Ganti Dengan Yang Lebih Baik http://www.alsofwah.or.id/html/kisah_islami.html Fatwa-Fatwa Islam Pekan ini: Bagaimana hukum merasa sial dengan angka 13 atau yang lainnya? Oleh: "Syaikh Al Munajid" http://www.alsofwah.or.id/html/fatwa_islam.html Dapatkan Buku-Buku Bacaan Islami Gratis ! Baca keterangan lengkap di : http://www.alsofwah.or.id/html/bkgratis_0.html Dapatkan Langganan Buletin Jum'at An-Nur Gratis ! Baca keterangan lengkap di : http://www.alsofwah.or.id/html/buletin.html RUBRIK DAKWAH Tata Cara Haji & Umrah Rubrik Dakwah Khusus bagi anda yang ingin menunaikan Ibadah Haji & Umrah. http://www.alsofwah.or.id/html/haji.html Tuntunan Shalat Menurut Alquran dan Sunnah Rubrik Dakwah Khusus tentang tatacara shalat yang benar sesuai tuntunan Al-Quran dan Sunnah yang shahih. http://www.alsofwah.or.id/html/shalat.html "Risalah Ramadhan" Tuntunan ibadah di bulan Ramadhan http://www.alsofwah.or.id/html/Ramadhan.html Anda ingin mencari hadits ? Syarah, Perawi hadits ? Kami membantu anda melalui database hadits! Informasi lengkap di : http://www.alsofwah.or.id/html/cari_hadits.html Kajian Islam Terbuka (KIT) KIT diselenggarakan dengan menggunakan Program Belajar Jarak Jauh (PBJJ). Peserta tidak menghadiri kelas, tetapi masing-masing peserta mendapat bimbingan intensif melalui telepon, faksimile, E-mail atau surat menyurat. Pendaftaran dan Biaya, Informasi lengkap di : http://www.alsofwah.or.id/html/kit.html Demikian informasi yang kami muat pada Edisi pekan ke III Desember 1999 M / Ramadhan 1420 H Semoga bisa bermanfaat bagi Anda Amien. Wassalamu'alaikum Wr.Wb. Informasi, Kritik dan Saran Alamatkan ke : Dept. Penelitian & Informasi (Web Admin) Gedung Al-Sofwa Center Jl. Raya Lenteng Agung Barat, No.35 Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan 12610 Telpon: (021)-78836327 Ext: 102, Fax:(021)-788363-26 E-mail: info@...
|
Info Al-Sofwah (Desember pekan III 1999 / Ramadhan 1420)
Assalamu'alaikum Wr.Wb. Yth. Netter Muslim * **** Sesungguhnya barang siapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa, maka sesungguhnya baginya neraka jahannam. Ia tidak mati di dalamnya dan tidak pula hidup. Dan barang siapa datang kepada Tuhannya dalam keadaaan beriman, lagi sungguh-sungguh telah beramal saleh, maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang tinggi(mulia) Yaitu surga And yang mengalir sungai-sungai dibawahnya, mereka kekal di dalamnya. Dan itu adalah balasan bagi orang yang bersih (dari kekairan & kemaksiatan)" ( Q.S.: THAAHAA : 74 76 ) * **** Al-Sofwah Edisi Desember 1999 Pekan ke III Kami mohon maaf bagi anda yang bertanya/mencari hadits namun belum mendapat jawaban. Insya Allah datanya sedang kami proses. Marhaban Ya Ramadhan Menyambut bulan Suci Ramadhan 1420, kami informasikan bahwa WebSite Al-Sofwah akan mengadakan acara Ramadhan Bersama Site Al-Sofwah kegiatannya yaitu diantaranya: 1. Tanya Jawab Seputar Masalah Ramadhan , Berhadiah ! Para Netter di persilahkan untuk bertanya seputar masalah Ramadhan Kami akan memberikan hadiah untuk beberapa pertanyaan yang baik dan tepat, setiap harinya. Pertanyaan dapat di kirim setiap hari 24 jam, pertanyaan dan jawabannya akan kami publish segera setiap harinya. 2. Kuis Ramadhan Berhadiah ! Para netter dipersilahkan untuk menjawab pertanyaan yang kami berikan. Kami akan memberikan hadiah untuk 3 (tiga) orang pertama yang menjawab dengan tepat dan benar untuk setiap soal kuis. Buletin Dakwah On-Line Pekan ini Bohong http://www.alsofwah.or.id/html/b_pekan_ini.html Tokoh Islam Pekan ini: "Umeir Bin Wahab " Jagoan Quraisy Yang Berbalik Menjadi Pembela Islam Yang Gigih http://www.alsofwah.or.id/html/tokoh_islam.html Kisah Islami Pekan ini: Siapa Meninggalkan Yang Haram Akan Mendapatkan Yang Halal Atau Allah Subhanahu Wa Ta'ala Ganti Dengan Yang Lebih Baik http://www.alsofwah.or.id/html/kisah_islami.html Fatwa-Fatwa Islam Pekan ini: Bagaimana hukum merasa sial dengan angka 13 atau yang lainnya? Oleh: "Syaikh Al Munajid" http://www.alsofwah.or.id/html/fatwa_islam.html Dapatkan Buku-Buku Bacaan Islami Gratis ! Baca keterangan lengkap di : http://www.alsofwah.or.id/html/bkgratis_0.html Dapatkan Langganan Buletin Jum'at An-Nur Gratis ! Baca keterangan lengkap di : http://www.alsofwah.or.id/html/buletin.html RUBRIK DAKWAH Tata Cara Haji & Umrah Rubrik Dakwah Khusus bagi anda yang ingin menunaikan Ibadah Haji & Umrah. http://www.alsofwah.or.id/html/haji.html Tuntunan Shalat Menurut Alquran dan Sunnah Rubrik Dakwah Khusus tentang tatacara shalat yang benar sesuai tuntunan Al-Quran dan Sunnah yang shahih. http://www.alsofwah.or.id/html/shalat.html "Risalah Ramadhan" Tuntunan ibadah di bulan Ramadhan http://www.alsofwah.or.id/html/Ramadhan.html Anda ingin mencari hadits ? Syarah, Perawi hadits ? Kami membantu anda melalui database hadits! Informasi lengkap di : http://www.alsofwah.or.id/html/cari_hadits.html Kajian Islam Terbuka (KIT) KIT diselenggarakan dengan menggunakan Program Belajar Jarak Jauh (PBJJ). Peserta tidak menghadiri kelas, tetapi masing-masing peserta mendapat bimbingan intensif melalui telepon, faksimile, E-mail atau surat menyurat. Pendaftaran dan Biaya, Informasi lengkap di : http://www.alsofwah.or.id/html/kit.html Demikian informasi yang kami muat pada Edisi pekan ke III Desember 1999 M / Ramadhan 1420 H Semoga bisa bermanfaat bagi Anda Amien. Wassalamu'alaikum Wr.Wb. Informasi, Kritik dan Saran Alamatkan ke : Dept. Penelitian & Informasi (Web Admin) Gedung Al-Sofwa Center Jl. Raya Lenteng Agung Barat, No.35 Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan 12610 Telpon: (021)-78836327 Ext: 102, Fax:(021)-788363-26 E-mail: info@...
|
|
Permohonan Registrasi
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Kepada Yth. Administrator Assunnah Groups di tempat Berdasarkan informasi dari seorang ikhwah, saya tertarik untuk menjadi member assunnah groups, terutama di Cyberworld ini. Terima kasih atas perhatiannya. Wassalamu'alaikum Wr. Wb. Ibnu, email : ibnu_fr@... ______________________________________________________
|
Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 8 = Quyud Hizbiyyah]
BELENGU - BELENGU HIZBIYAH oleh Syaikh Ali bin Hasan bin Ali bin Abdul Hamid Al-Atsari Bagian Pertama dari Dua Tulisan. KATA PENGANTAR "Quyud Hizbiyah", itulah judul asal dari tulisan dibawah ini, yang kemudian diterjemahkan menjadi "Belengu-Belengu Hizbiyah". Dinukil dan diterjemahkan dari sebuah kitab, yang nilai ilmiahnya sangat berbobot, berjudul : "Ad-Da'wah Ilallah Baina At-Tajammu' Al-Hizbi wa At-Ta'awun As-Syar'i" di susun oleh seorang ulama muda terkemuka (murid dari Syaikh Muhaddits zaman ini, Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah) bernama Ali bin Hasan bin Ali bin Abdul Hamid Al-Halabi Al-Atsari. Diterjemahkan oleh A.Faiz (dari sub judul Quyud Hizbiyah), agar hendaknya wawasan pembaca tentang da'wah Islamiyah menjadi lebih terbuka, dan dimuatnya tulisan ini di ML assunnah karena berhubungan dengan ilmu dan tentunya dengan ijin dari penerjemah. BELENGU-BELENGU HIZBIYAH Seorang Imam tsiqah, Ayub As-Sakhtiyaniy pernah berkata : "Jika engkau ingin mengerti kesalahan gurumu, maka duduklah engkau untuk belajar kepada orang lain" (Diriwayatkan oleh Ad-Darimi dalam Sunannya (1/153). Justru karena inilah, maka kaum hizbiyun (aktifis fanatik terhadap golongan) melarang pengikut-pengikutnya untuk menimba ilmu dari orang-orang selain golongan atau simpatisannya. Kalaupun sikap mereka menjadi lunak, namun mereka akan memberikan kelonggaran dengan banyak syarat serta ikatan-ikatan yang njelimet, supaya akal-akal pikiran para pengikutnya tetap tertutup bila mendengar hal-hal yang bertentangan dengan jalan mereka atau mendengar bantahan terhadap bid'ah mereka. Dengan cara ini, sesungguhnya mereka telah mengambil uswah kaum tarekat sufi dan mengambil qudwah pada khurafatnya hubungan antara seorang "syaikh (sufi) dengan pengikutnya". Manakala persyaratan seorang syaikh atas pengikutnya yang pernah di contohkan oleh Rasulullah SAW tentang wajibnya taat melaksanakan "Baiat Islamiyyah yang menjadi keharusan ?" (Al-Muntaqa An-Nafis min Tablis Iblis, hal 250. Di sana ada ta'liq sebagai berikut : "Persis seperti itulah, dengan segala bentuk dan bentukannya apa yang diperbuat oleh kaum Hizbiyun (aktifis golongan yang fanatik) pada abad sekarang ini berupa pengambilan ikrar, ikatan janji (bai'at-pen) dan lain-lain yang itu jelas-jelas merupakan hal batil). Imam As-Suyuthi rahimahullah (di dalam kitab Al-Hawiy Lil Fatwa (1/253) pernah di tanya tentang seorang sufi yang telah berba'iat kepada seorang syaikh, tetapi kemudian ia memilih syaikh lain untuk diba'iatnya : "Adakah kewajiban yang mengikat itu, bai'at yang pertama atau yang kedua..?. Maka beliau -rahimahullah- menjawab : "Tidak ada yang mengikatnya, baik bai'at yang pertama maupun bai'at yang kedua (di dalam kitab Al-Minhah Al-Muhammadiyah Fi Bayan Al-Aqaid As-Salafiyyah Lis Syuqairi, terdapat penjelasan panjang lebar tentang penetapan-penetapan bid'ah dan bathilnya bai'at-bai'at semacam ini). dan yang demikian itu tidak ada asal-usulnya.(jadi pernyataan sebagian tentang apa yang menjadikan mereka terhimpun dalam sebuah tandzim hizbi bahwa sesungguhnya itu adalah : "Ikrar atau bai'at khusus dan lain-lain adalah hal-hal yang tidak ada asal-usulnya dan tidak ada benarnya sama sekali). Semua ikatan-ikatan dan persyaratan-persyaratan itu adalah bathil, tidak ada asal-usulnya sama sekali dari Al-Qur'an maupun AS-Sunnah. Belengu-belengu Hizbiyah yang memprihatinkan di antaranya ialah : Sikap memperkecil arti pentingnya ilmu Syar'i : Ilmu adalah sesuatu, sedangkan kalam adalah sesuatu yang lain. As-Salafushalih adalah ahli ilmu yang bermanfa'at, sedangkan "Al-Khalaf" adalah ahli kalam yang kalamnya berhamburan. Ilmu salaf sedikit bilangannya, tapi berkah dan pekat, sedangkan ilmu kaum "khalaf", banyak jumlah kata-katanya tetapi sedikit faedahnya. Umat Islam adalah umat ilmu dan amal, maka ilmunya adalah dalil, petunjuk dan akar. Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala. Anda tidak bisa mengingkari adanya orang yang meremehkan persoalan mencari ilmu, dengan alasan : yang penting memahami realitas, da'wah ilallah (da'wah kepada Allah) dan bergerak menerjuni medan ..... tapi ingat, dengan ap
|
|
Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 8 = Quyud Hizbiyyah 2/2]
BELENGU - BELENGU HIZBIYAH oleh Syaikh Ali bin Hasan bin Ali bin Abdul Hamid Al-Atsari Bagian Terakhir dari Dua Tulisan [2/2] Wahai Kaum Muslimin Sungguh, kini manusia telah dipisahkan dari hubungan dengan ulama Al-Kitab was Sunnah, telah dipisahkan dari pergaulannya bersama dhahirnya syari'ah dengan cara-cara dan sarana-sarana bid'ah yang coraknya bermacam-macam sesuai dengan perubahan zaman. Oleh karena itu hendaklah anda berpegang kepada para ULAMA SYARI'AH dan para pengkaji ILMU SYAR'I, yang menjadi pembela-pembela Al-Kitab was Sunnah dari segenap bid'ah dan noda. Hendaknya anda duduk dan mengitari mereka untuk mendengarkan perkataan mereka. Ingatlah akan firman Allah Ta'ala. Demikianlah, bahwa hizbiyah mempunyai cara-cara dan sepak terjang bid'ah yang tidak pernah dilakukan para SALAF. Hal demikian teranggap sebagai penghambat ilmu dan sebab terbesar bagi terpecah belahnya jama'ah. Karena betapa banyaknya tali persatuan Islam telah menjadi berantakan, dan betapa banyaknya kaum muslimin menjadi lengah karenanya. (Hailah Tholibi Ilmi, No. 65 Li As-Syaikh Bakar Abu Zaid). Semua itu merupakan salah satu penyakit TA'ASHUB (berfanatik golongan). Bahwa sesungguhnya menelaah (mempelajari) bermacam-macam arah pandang (wijhatun nadhar), kemdian membanding-bandingkan satu dengan lainnya, akan memberikan kesiapan dan kemampuan kepada seseorang untuk instrospeksi, memberikan nasihat-nasihat, melakukan pembetulan dan pelurusan. (Dari Muqaddimah Umar Ubaid Hasanah dalam kitab Fiqhud Da'wah 1/8 Kitabul Ummah). Namun hal-hal serupa ini justru telah hilang di kalangan para ahzab (golongan-golongan), orang-orang yang memecah belah agamanya menjadi terserak di lembah-lembah dan di bukit-bukit. Satu lagi bentuk belengu hizbiyah yang nampak nyata ialah : SIRRIYYAH (KERAHASIAAN). Sesunggunya telah menjadi jelas berdasarkan apa yang telah kami sebutkan bahwa ; Ahlus Sunnah ialah orang-orang yang ITIBA' sedangkan Ahlul Bid'ah ialah orang-orang yang mengada-ngadakan sesuatu yang sebelumnya belum pernah ada dan tanpa ada sandarannya. Oleh sebab itulah mereka (ahlul bid'ah) merahasiakan bid'ah mereka. Sementara itu Ahlus Sunnah tidak pernah menyembunyikan madzhab mereka. Kalimat-kalimatnya jelas, madzhabnya masyhur, dan akibat baiknya terkembali kepada mereka. (Al-Muntaqa An-Nafis min Tablis Iblis, hal : 40). Imam Ahmad di dalam "Az-Zuhdi" hal : 45. dan Ad-Darimi dalam "Sunannya" (1/19) telah meriwayatkan dari Umar bin Abdul Aziz bahwa beliau berkata : "Apabila kamu melihat ada sekelompok orang (kaum) saling berbisik-bisik tentang sesuatu mengenai agamanya, tanpa (melibatkan) orang umum, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka sedang membangun kesesatan". Khabar di atas disebutkan pula oleh Ibnul Jauzi dalam Tablis Iblis. Kemudian dalam Al-muntaqa An Nafis (hal.89), saya memberikan komentar sebagai berikut. "Agama kita (segala puji bagi Allah) adalah jelas lagi nyata, tiada yang tersembunyi, tersimpan, dan terrahasiakan. Maka sesungguhnya apa yang dilakukan oleh kaum hizbiyun berupa hal demikian (sembunyi-sembunyi/berahasia-rahasian -pen), adalah satu pintu kesesatan, wal-iyadzubillah ta'ala. Namun betapa mengherankannya ketika mereka berdalil tentang sirriyah (kerahasian) yang mereka klaim itu, dengan dalil-dalil Al-Qur'an atau As-Sunnah. Ternyata ketika diteliti dan diperhatikan, tidak ada sedikitpun di antara dalil-dalil itu yang bisa diterima. Diantara dalil-dalil tersebut adalah : Menyembunyikannya Ibrahim 'alaihis salam, tentang penghancuran patung-patung sebagaimana tersebut dalam surat Al-Anbiya 62-63. Menyembunyikannya seorang mukmin dari kalangan keluarga Fir'aun akan keimanannya, seperti tersebut dalam surat Ghafir : 28-29. Dan kisah-kisah lain tentang orang-orang terdahulu yang termuat di dalam kitab Allah Subhanahu wa Ta'ala. Mereka juga berdalil tentang keadaan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pada periode Makkah, dengan segala sirriyah yang meliputi da'wahnya. Begitu pula berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Sebagai jawaban atas istidlal-istidlal (argumentasi) di atas, ialah bahwa semua dalil-dalil ini
|
Taaruf
Assalamualaikum Wr. Wb. Alhamdulillah, saya senang bisa bergabung di dalam Mailing List Assunnah ini. Perkenalkan nama saya : Muhammad Luqman Hakim. Sekarang sedang melanjutkan studi Master Program di Universitas di Jerman. Saya berharap mendapat tambahan Ilmu dan Informasi dari Ikhwan & Akhwat di Indonesia. Juga saya berharap di informasikan tentang hasil dari pengajian/kajian Ilmu. Karena di Jerman ini sulit dan hampir tidak ada pengajian/majelis ilmu yang mengkaji manhaj Assalaf ussoleh. Salam buat Pepen, Ust. Abdurrahman Maulana, Ali Sabana dan rekan-rekan di Jakarta Utara. Wassalamualaikum Wr. Wb. Luqman. H
|
|
Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 9 = Asas Kebangkitan Dunia Islam]
ASAS KEBANGKITAN DUNIA ISLAM oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani KATA PENGANTAR Tulisan dibawah ini merupakan jawaban dari pertanyaan pernah yang dilontarkan kepada Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah di majalah Al-Ashalah, edisi 11, tgl. 15 Dzulhijjah 1414H, dan pernah dimuat di majalah As-Sunnah edisi 13/II/1416 H, kami mengangkatnya kembali di ML assunnah karena berhubungan dengan ilmu, tentunya dengan ijin dari penerjemah. ASAS KEBANGKITAN DUNIA ISLAM Bentuk pertanyaan yang dilontarkan adalah sbb : Pertanyaan. Asas-asas apakah yang dapat menyebabkan Dunia Islam bangkit kembali .? Jawab. Yang saya yakini ialah apa yang terdapat dalam hadits shahih. Ia merupakan jawaban tegas terhadap pertanyaan semacam itu, yang mungkin di lontarkan pada masa sekarang ini. Hadits itu adalah sabda Rasulullah SAW. Artinya : Jadi asasnya ialah RUJUK (kembali) kepada ISLAM. Persoalan ini, telah diisyaratkan oleh Imam Malik rahimahullah dalam sebuah kalimat ma'tsur yang ditulis dengan tinta emas : "Barangsiapa mengada-adakan bid'ah di dalam Islam kemudian menganggap bid'ah itu baik, berarti ia telah menganggap Muhammad SAW menghianati risalah". Bacalah firman Allah Tabaraka wa Ta'ala. Artinya : "Oleh karenanya apa yang hari itu bukan agama, maka hari ini-pun bukan agama, dan tidaklah akan baik umat akhir ini melainkan dengan apa yang telah baik pada awal umat ini" Kalimat terakhir (Imam Malik) di atas itulah yang berkaitan dengan jawaban dari pertanyaan ini, yaitu pernyataannya : Oleh sebab itu, sebagaimana halnya orang Arab Jahiliyah dahulu tidak menjadi baik keadaannya kecuali setelah datangnya Nabi mereka, Muhammad SAW dengan membawa wahyu dari langit, yang telah menyebabkan kehidupan mereka di dunia berbahagia dan selamat dalam kehidupan akhirat. Demikian pula seyogyanya asas yang mesti dijadikan pijakan bagi kehidupan Islami nan membahagiakan di masa kini, yakni tiada lain hanyalah RUJUK (kembali) kepada Al-Kitab was Sunnah. Hanya saja, masalahnya memerlukan sedikit penjelasan, sebab betapa banyak jama'ah serta golongan-golongan di "lapangan" mengaku bahwa mereka telah meletakkan sebuah manhaj yang memungkinkan dengannya terwujud masyarakat Islam dan terwujud pelaksanaan hukum berdasarkan Islam. Sementara itu kita mengetahui dari Al-Kitab dan Sunnah Rasulullah SAW, bahwa jalan bagi terwujudnya itu semua hanya ada satu jalan, yaitu sebagaimana yang disebutkan oleh Allah Ta'ala dalam firmannya. Dan sungguh Rasulullah SAW, telah menjelaskan makna ayat ini kepada para shahabatnya. Beliau pada suatu hari menggambarkan kepada para shahabat sebuah garis lurus di atas tanah, disusul dengan menggambar garis-garis pendek yang banyak di sisi-sisi garis lurus tadi. Kemudian beliau SAW membacakan ayat di atas ketika menudingkan jari tangannya yang mulia ke atas garis yang lurus dan kemudian menunjuk garis-garis yang terdapat pada sisi-sisinya, beliau bersabda: Allah 'Azza wa Jalla-pun menguatkan ayat beserta penjelasannya dari Rasulullah SAW dalam hadits di atas, dengan ayat lain, yaitu firman-Nya. Dalam ayat ini terdapat sebuah hikmah yang tegas, yakni bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala mengikatkan "jalannya orang-orang mukmin" kepada apa yang telah di bawa oleh Rasulullah SAW. Hal inilah yang telah diisyaratkan oleh Rasullah SAW dalam hadits iftiraq (perpecahan) ketika beliau ditanya tentang Al-Firqah An Najiyah (golongan yang selamat), saat itu beliau menjawab : Apakah gerangan hikmah yang di maksud ketika Allah menyebutkan "Jalannya orang-orang mukmin (Sabiilul mukminim)" dalam ayat tersebut .? Dan apakah kiranya hal yang dimaksud ketika Rasulullah SAW mengikatkan para shahabatnya kepada diri beliau sendiri dalam hadits di muka .? Jawabannya, bahwa para shahabat radliyallahu anhum itu adalah orang-orang yang telah menerima pelajaran dua wahyu (Al-Qur'an dan As-Sunnah) langsung dari Rasulullah SAW, beliau telah menjelaskannya langsung kepada mereka tanpa perantara, tidak sebagaimana keadaan orang-orang yang sesudahnya. Tentu saja hasilnya adalah seperti yang pernah dikatakan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya : Oleh sebab itu
|
Wasiat dari Jepang
BISMILLAHIR ROHAMANIR ROHIEM ILA : IKHWAN FILLAH DI SELURUH PENJURU BUMI ALLAH Assalamu'alaikum wr. wb. BA'DA HAMDALAH WA SHOLAWATU 'ALA RASULILLAH BERIKUT INI ANA SAMAPIKAN WASIAT DARI JEPANG, Kalau antum menjaganya maka antum tidak akan mencintai sesuatu selain yang dicintai Allah, dan demikianlah seharusnya. Kalau antum mengabaikannya maka antum akan mencintai sesuatu yang tidak dicintai Allah, dan tidaklah demikian seharusnya.@ (kalimat ini dikutip dari wasiat Abu Bakar kepada Umar ridhiallahu 'anhumma menjelang wafatnya, lihat Muhtashor Minhajul Qoshidin, Ibnu Qodamah) IKHWAN FILLAH, Dien (agama) adalah muamalah. DIMANAPUN, KAPANPUN dan DENGAN SIAPA PUN kita berada / bermuamalah tidak akan lepas dari dua alternatif "Imma Da'i au Mad'u" yakni sebagai DA'I (yang berda'wah) atau MAD'U (yang dida'wahi), dan keduanya dapat terjadi pada saat yang bersamaan. Da'wah tidaklah hanya lewat perkataan (lisan) tapi juga bisa juga lewat pandangan, dan pendengaran, bahkan perasaan. Da'wah (seruan) juga tidak akan lepas dari dua alternatif yakni FII SABILILLAH (yakni ajakan pada apa-apa yang Allah ridloi) atau FII SABILISYSYAITHON (yakni ajakan pada apa-apa yang Allah murkai). Allah menghendaki kita untuk beribadah hanya padaNya, tiada menyekutukanNya, mengingat/cinta akherat, tidak takut mati, yaqin dalam iman, menjadi hizbullah, dan lain-lain kebaikan. Syetan menghendaki kita menyekutukan Allah (Syirik), cinta dunia, takut mati, menjadi hizbusysyaithon, menjadi hamba dinar, dan lain-lain kesesatan. Maka sebaik-baik da'i adalah yang menyeru pada jalan Allah. Dan seberuntung-beruntungnya mad'u adalah yang diseru pada jalan Allah pula. Bukankah Allah telah memerintahkan kita :"UD'UU ILA ROBBIKA BILKHIKMAH..."(QS Yusuf). Sejelek-jelek da'i adalah yang menyeru pada jalan syethan. Dan sesial-sialnya mad'u adalah yang diseru pada jalan syethan pula. Bukankah Allah sudah memperingatkan kita: "WALAA TATTABI'U KHUTUWATISY SYAITHON..."(Q.S.Al-Baqoroh). IKHWAN FILLAH ketahuilah, dan beritahukanlah pada saudara, rekan sejawat, tetangga dan siapapun yang berhak menerimanya bahwa: Mengajak jalan-jalan, pesta, festival, makan bersama, tatemae/basa-basi, menanyakan pendapat kita tentang negaranya, masakan, demikian juga membantu, memberi salam atau hadiah adalah contoh cara da'wah orang Jepang kala bermua'amalah dengan kita. Namun perhatikannlah bahwa da'wah mereka tidak akan lepas dari tujuan untuk: - Cinta (mengagumi) Jepang (negaranya) - Cinta yen (uang) - Cinta dunia - Takut mati - Tidak percaya akherat - Tidak percaya Allah - Meninggalkan agama (meninggalkan hidup beragama) - Mendapatkan kepuasan diri dengan pujian dan penghormatan. - Menerima agama (ajaran) Budha/Shinto. Perhatikan akhi, adakah mereka mengajak (berda'wah) ke jalan Allah? Sadar atau tidak kita menjadi mad'u dalam hal ini. Sadar atau tidak kita akan terpengaruh, dan Sadar atau tidak telah banyak saudara seiman kita yang telah larut dalam da'wah mereka. Setiba di jepang untuk: Training, kuliah atau bekerja, mungkin didapati kehidupan yang: -serba mudah, lingkungan yang bersih, orang-orangnya yang santun, ramah dan sopan, birokrasi yang relatif lancar dll fasilitas dunia hingga ia mengira INILAH KEHIDUPAN YANG SEBENARNYA. Wallahi, kalau saja dunia ini berarti walau hanya sebesar sayap nyamuk, tentu Allah tidak akan memberikan kepada mereka yang meningkariNYA. KEHIDUPAN YENAG SEBENARNYA DI AKHERAT, KEHIDUPAN YANG SEBENARNYA DI AKHERAT, KEHIDUPAN YANG SEBENARNYA DI AKHERAT, demikian Rasulullah saw peringatkan sembari membuat parit (khondaq). ikhwan fillah Allah bukakan mata ana di bumiNya yang bernama Jepang bahwa BANYAK ORANG TERSESAT (MENGIKUTI JALAN SYETAN) KARENA SYAHWAT SEPERTI PEMINUM, PEZINA DAN LAIN-LAIN. ADA JUGA YANG KARENA DORONGAN SYAHWAT, BERUPA KEPUASAN DIRI, IBADAHNYA SIA-SIA KARENA RIYA' ATAU KARENA BUKAN LILLAHI TA'ALA. Padahal IA TAHU laa ilaha illa Allah, laa na'budu illa iyya: tidak ada sasaran ibadah (yang disembah = ilah) selain Allah. TETAPI BENAR-BENAR, ikhwan fillah LEBIH BANYAK LAGI ORANG YANG TERSESAT KARENA SUBHAT YAKNI KERAGUAN KARENA JAHIL PADA SUATU
|
Wasiat dari Jepang
BISMILLAHIR ROHAMANIR ROHIEM ILA : IKHWAN FILLAH DI SELURUH PENJURU BUMI ALLAH Assalamu'alaikum wr. wb. BA'DA HAMDALAH WA SHOLAWATU 'ALA RASULILLAH BERIKUT INI ANA SAMAPIKAN WASIAT DARI JEPANG, Kalau antum menjaganya maka antum tidak akan mencintai sesuatu selain yang dicintai Allah, dan demikianlah seharusnya. Kalau antum mengabaikannya maka antum akan mencintai sesuatu yang tidak dicintai Allah, dan tidaklah demikian seharusnya.@ (kalimat ini dikutip dari wasiat Abu Bakar kepada Umar ridhiallahu 'anhumma menjelang wafatnya, lihat Muhtashor Minhajul Qoshidin, Ibnu Qodamah) IKHWAN FILLAH, Dien (agama) adalah muamalah. DIMANAPUN, KAPANPUN dan DENGAN SIAPA PUN kita berada / bermuamalah tidak akan lepas dari dua alternatif "Imma Da'i au Mad'u" yakni sebagai DA'I (yang berda'wah) atau MAD'U (yang dida'wahi), dan keduanya dapat terjadi pada saat yang bersamaan. Da'wah tidaklah hanya lewat perkataan (lisan) tapi juga bisa juga lewat pandangan, dan pendengaran, bahkan perasaan. Da'wah (seruan) juga tidak akan lepas dari dua alternatif yakni FII SABILILLAH (yakni ajakan pada apa-apa yang Allah ridloi) atau FII SABILISYSYAITHON (yakni ajakan pada apa-apa yang Allah murkai). Allah menghendaki kita untuk beribadah hanya padaNya, tiada menyekutukanNya, mengingat/cinta akherat, tidak takut mati, yaqin dalam iman, menjadi hizbullah, dan lain-lain kebaikan. Syetan menghendaki kita menyekutukan Allah (Syirik), cinta dunia, takut mati, menjadi hizbusysyaithon, menjadi hamba dinar, dan lain-lain kesesatan. Maka sebaik-baik da'i adalah yang menyeru pada jalan Allah. Dan seberuntung-beruntungnya mad'u adalah yang diseru pada jalan Allah pula. Bukankah Allah telah memerintahkan kita :"UD'UU ILA ROBBIKA BILKHIKMAH..."(QS Yusuf). Sejelek-jelek da'i adalah yang menyeru pada jalan syethan. Dan sesial-sialnya mad'u adalah yang diseru pada jalan syethan pula. Bukankah Allah sudah memperingatkan kita: "WALAA TATTABI'U KHUTUWATISY SYAITHON..."(Q.S.Al-Baqoroh). IKHWAN FILLAH ketahuilah, dan beritahukanlah pada saudara, rekan sejawat, tetangga dan siapapun yang berhak menerimanya bahwa: Mengajak jalan-jalan, pesta, festival, makan bersama, tatemae/basa-basi, menanyakan pendapat kita tentang negaranya, masakan, demikian juga membantu, memberi salam atau hadiah adalah contoh cara da'wah orang Jepang kala bermua'amalah dengan kita. Namun perhatikannlah bahwa da'wah mereka tidak akan lepas dari tujuan untuk: - Cinta (mengagumi) Jepang (negaranya) - Cinta yen (uang) - Cinta dunia - Takut mati - Tidak percaya akherat - Tidak percaya Allah - Meninggalkan agama (meninggalkan hidup beragama) - Mendapatkan kepuasan diri dengan pujian dan penghormatan. - Menerima agama (ajaran) Budha/Shinto. Perhatikan akhi, adakah mereka mengajak (berda'wah) ke jalan Allah? Sadar atau tidak kita menjadi mad'u dalam hal ini. Sadar atau tidak kita akan terpengaruh, dan Sadar atau tidak telah banyak saudara seiman kita yang telah larut dalam da'wah mereka. Setiba di jepang untuk: Training, kuliah atau bekerja, mungkin didapati kehidupan yang: -serba mudah, lingkungan yang bersih, orang-orangnya yang santun, ramah dan sopan, birokrasi yang relatif lancar dll fasilitas dunia hingga ia mengira INILAH KEHIDUPAN YANG SEBENARNYA. Wallahi, kalau saja dunia ini berarti walau hanya sebesar sayap nyamuk, tentu Allah tidak akan memberikan kepada mereka yang meningkariNYA. KEHIDUPAN YENAG SEBENARNYA DI AKHERAT, KEHIDUPAN YANG SEBENARNYA DI AKHERAT, KEHIDUPAN YANG SEBENARNYA DI AKHERAT, demikian Rasulullah saw peringatkan sembari membuat parit (khondaq). ikhwan fillah Allah bukakan mata ana di bumiNya yang bernama Jepang bahwa BANYAK ORANG TERSESAT (MENGIKUTI JALAN SYETAN) KARENA SYAHWAT SEPERTI PEMINUM, PEZINA DAN LAIN-LAIN. ADA JUGA YANG KARENA DORONGAN SYAHWAT, BERUPA KEPUASAN DIRI, IBADAHNYA SIA-SIA KARENA RIYA' ATAU KARENA BUKAN LILLAHI TA'ALA. Padahal IA TAHU laa ilaha illa Allah, laa na'budu illa iyya: tidak ada sasaran ibadah (yang disembah = ilah) selain Allah. TETAPI BENAR-BENAR, ikhwan fillah LEBIH BANYAK LAGI ORANG YANG TERSESAT KARENA SUBHAT YAKNI KERAGUAN KARENA JAHIL PADA SUATU
|
mohon penjelasan
Assalamualaikum Wr. Wb. Mohon penjelasan mengenai atsar sahabat Umar R.A : " Tiada Islam Tanpa Jamaah, tiada jamaah tanpa Amir, tiada Amir tanpa ketaatan ". shahihkan atsar ini..? minta penjelasan dari rekan-rekan yang mengetahui. Terima kasih Wassalamualaikum Wr. Wb. Luqman. H
|
Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 10 = I'TIKAAF 1/2]
I'TIKAAF oleh Yazid bin Abdul Qadir Jawas Bagian Pertama dari Dua Tulisan [1/2] A. DEFENISI I'TIKAAF I'tikaaf berasal dari kata : 'AKAFA - YA'KIFU - WAYA'KUFU - 'UKUUFAN I'tikaaf menurut bahasa ialah = "menetapi sesuatu dan menahan diri padanya, baik sesuatu berupa kebaikan atau kejahatan". Allah berfirman : Sedangkan arti i'tikaaf menurut istilah syara' ialah seseorang tinggal/menetap di masjid dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah dengan shifat/cara tertentu. (Lihat Syarah Muslim, 8 : 66. Fathul Baari 4 : 271. Muhalla 5 : 179, masalah No. 624). B. DISYARI'ATKANNYA. Para Ulama sepakat bahwa i'tikaaf disyari'atkan dalam agama Islam dan Nabi SAW selalu mengerjakan sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadits. Artinya : Maksud dari kalimat : Menghidupkan malamnya, artinya beliau sedikit sekali tidur dan banyak melakukan shalat dan dzikir. Membangunkan istrinya, ya'ni menyuruh mereka shalat malam/tarawih serta melakukan ibadah-ibadah lainnya. Mengikat kainnya, adalah satu kinayah bahwa beliau sunguh-sungguh beribadah dan tidak bercampur dengan istri-istrinya, karena beliau selalu melakukan iti'kaaf setiap sepuluh terakhir dari bulan Ramadhan, sedangkan orang yang i'tikaaf tidak tidak boleh bercampur dengan istrinya. (Lihat Subulus Salam 2 : 356-357. Fiqhul Islam Syarah Bulughul Maram 3 : 257-258). Setiap ibadah yang nashnya sudah jelas dari Al-Qur'an dan Sunnah yang shahih, maka itu pasti mempunyai keutamaan, meskipun tidak disebutkan keutamaannya, begitu pula tentang i'tikaaf, walaupun i'tikaaf itu merupakan taqarrub kepada Allah akan tetapi tidak ditemukan sebuah haditspun menyatakan keutamaannya. Berkata Imam Abu Dawud As-Sijistany : "Saya bertanya kepada Imam Ahmad : Tahukah engkau suatu keterangan mengenai keutamaan i'tikaaf ? Jawab beliau : tidak kudapati, kecuali ada sedikit riwayat, dan riwayat inipun lemah. (Lihat Al-Mughni, 4 : 455-456 dan Silsilah Ahaadist Dha'ifah dan Maudhu'-ah No. 518). C. HUKUM I'TIKAAF Hukum i'tikaaf ada dua macam, yaitu sunnat dan wajib. I'tikaaf Sunat. Ialah yang dilakukan oleh seseorang secara sukarela dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah dan mengharapkan pahala dari pada-Nya, serta mengikuti sunnah Rasulullah SAW. I'tikaaf seperti ini sangat ditekankan dan lebih utama dilakukan pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan sebagaimana yang dilakukan Rasulullah SAW setiap bulan Ramadhan sampai beliau wafat. I'tikaaf Wajib. Ialah i'tikaaf yang diwajibkan oleh seseorang terhadap dirinya sendiri, adakalanya dengan nadzar mutlak, misalnya ia mengatakan wajib bagi saya i'tikaaf karena Allah selama sehari semalam. Atau dengan nadzar bersyarat, misalnya ia mengatakan, jika Allah dengan menyembuhkan penyakit saya, maka saya akan i'tikaaf dua hari dua malam. Nadzar ini wajib dilaksanakan. Rasulullah SAW bersabda. Artinya : 'Umar bin Khattab ra, pernah bertanya kepada Rasulullah SAW : Ya Rasulullah, saya pernah bernadzar di zaman jahiliyah akan beri'tikaaf satu malam di masjid Haram ? Sabda beliau : "Penuhilah nadzarmu itu !". (Hadist Shahih riwayat : Bukhari 2 : 256, Fathul Baari No. 2032 dan Muslim 5 : 89). D. WAKTUNYA I'tikaaf yang wajib, dilakukan sesuai dengan apa yang telah dinadzarkan dan di iqrarkan seseorang, maka jika ia bernadzarkan dan di iqrarkan seseorang, maka jika ia bernadzar akan beri'tikaaf satu hari atau lebih, hendaklah ia penuhi seperti yang dinadzarkannya itu. Adapun i'tikaaf yang sunnat, tidaklah terbatas waktunya. Menurut Imam Syafi'i, Abu Hanifah dan kebanyakan Ahli Fiqih, i'tikaaf yang sunat tidak ada batasnya (lihat Bidayatul Mujtahid 1 : 229). Kata Ibnu Hazm : boleh seseorang i'tikaaf siang saja. Inilah merupakan pendapat Imam Syafi'i dan Abu Sulaiman (baca Al-Muhalla 5 : 179-180 masalah no. 614). E. SYARAT-SYARAT I'TIKAAF Orang yang i'tikaaf syaratnya ialah : Seorang Muslim Mumaiyyiz (sudah baligh). Suci dari janabat, suci dari haidh dan suci dari nifas. Bila i'tikaaf dilakukan di luar bulan Ramadhan, maka : Menurut Ibnul Qoyyim : Puasa sebagai syarat shahnya i'tikaaf dan ini merupakan pendapat jumhurus salaf. (lihat Zaadul Ma'ad 2 : 88) Menurut Imam Syaf
|
Informasi Kaset-kaset Ceramah Ustadz Yazid Abdul Qadir Jawas
KATA PENGANTAR Dalam edisi khusus ini, ML assunah bekerja sama dengan TASJILAT AT-TAQWA BOGOR, menyajikan informasi kaset-kaset ceramah Ustadz Yazid Abdul Qadir Jawas, kaset tersebut bisa anda miliki sebagai bagian dari koleksi perpustakaan pribadi yang sangat bermanfa'at. CARA PEMBELIAN Pemesanan kaset bisa dialamatkan kepada ana_yr@... atau via surat dengan alamat ; HERMAWAN - Tasjilat At-Taqwa Bogor, Jl. Anggada 2 No. 10 Bumi Indra Prasta - Bantarjati Bogor, 16153. Telp. 0821062171. Tulis dengan jelas qty dan judul kaset yang dipesan. CARA PEMBAYARAN Pembayaran bisa dilakukan dengan transfer kepada HERMAWAN No. 095-0212021 BCA-BOGOR. PENGIRIMAN Setiap pembelian kaset akan dikirim langsung ke tujuan di seluruh Indonesia, inysa Allah, untuk itu tulis alamat lengkap anda. [ dan untuk teman-teman yang pesan dan berada di luar INA, teknis pengiriman sedang dipikirkan]. TASJILAT AT-TAQWA BOGOR Berusaha Memahami Islam Berdasarkan Al-Qur'an & As-Sunnah Menurut Pemahaman Ahlus-Sunnah wal Jama'ah Daftar Kaset Ceramah Ustadz Yazid Abdul Qadir Jawas Pentingnya Masalah Shalat -- /1 unit/Rp. 7000 Pertanyaan di Padang Mashyar -- /1 unit/Rp. 7000 Pengaruh Dosa & Maksiat Terhadap Hati Manusia -- /1 unit/Rp. 8000 Makna dan Pengertian Syahadat -- /1 unit/Rp. 7000 Ada Apa setelah Mati -- /3 unit/Rp. 23000 Iman Kepada Allah Ta'ala -- /1 unit/Rp. 7000 Iman Kepada Para Malaikat -- /1 unit/Rp. 7000 Iman Kepada Para Rasul -- /1 unit/Rp. 7000 Aqidah Shohihah -- /7 unit/Rp. 49000 Keutamaan dan Pentingnya Ilmu Syar'i -- /2 unit/Rp. 15000 Ahlus Sunnah wa 'Itiqoduddin -- /8 unit/Rp. 56000 Aqidah Empat Imam Madzhab -- /3 unit/Rp. 21000 Pengertian dan Makna As-Sunnah -- /2 unit/Rp. 15000 Arti, Karakter dan Ciri Ahlus Sunnah wal Jama'ah -- /2 unit/Rp. 15000 Amal Menuju Syurga [Hadits Arba'in No. 29] -- /2 unit/Rp. 14000 Al-Utsuluts Tsalatsah [Tiga Landasan Utama] -- /11 unit/Rp. 88000 Shabar atas Taqdir Allah Ta'ala -- /2 unit/Rp. 14000 Orang-orang yang Bangkrut pada Hari Kiamat -- /1 unit/Rp. 7000 Keagungan dan Kekuasaan Allah Ta'ala -- /3 unit/Rp. 21000 Jalan Menuju Istiqomah [Hadits Arba'in No. 21] -- /1 unit/Rp. 7000 Segera Melakukan Amal Shalih [Hadits Arba'in No. 23] -- /1 unit/Rp. 8000 Birrul Walidaian [Cara Berbakti Kepada Orang Tua] -- /2 unit/Rp. 16000 Tafsir Surat As-Sajdah [Tafsir Ibnu Katsir] -- /5 unit/Rp. 36000 Tafsir Surat Al-Insan -- /2 unit/Rp. 16000 Tafsir Surat Al-Fatihah -- /5 unit/Rp. 50000 Keutamaan dan Tafsir ayat Kursi -- /1 unit/Rp. 8000 Keutamaan dan Tafsir Surat Al-Ikhlas -- /1 unit/Rp. 8000 Syarah Kitab Tauhid -- /16 unit/Rp. 128000 Syarah Aqidah Wasithiyah -- /45 unit/Rp. 341000 Tujuh Larangan Syari'at bagi Wanita -- /1 unit/Rp. 7000 Shifat Shaum Nabi Shallallahu 'Alaihi Wassalam -- /3 unit/Rp. 23000 Penyimpangan-penyimpangan Tasawuf [Thariqat Shufiyah] -- /3 unit/Rp. 22000 Hak dan Kewajiban Suami Istri -- /3 unit/Rp. 16000 Prinsip Ahlus-Sunnah wal Jama'ah dlm Mengambil Dalil -- 2 unit/Rp. 16000 Nasihat untuk Para Jama'ah Haji -- /1 unit/Rp. 8000 Keutamaan, Adab & Bid'ah dlm Membaca Al-Qur'an -- /4 unit/Rp. 30000 Menjaga Batas-batas Allah [Hadits Arba'in No. 19] -- /2 unit/Rp. 15000 Haram berbuat Zhalim [Hadits Arba'in No. 24] -- /2 unit/Rp. 14000 Kemudahan Beramal dalam Islam [Hadits Arba'in No. 25] -- /1 unit/Rp. 7000 Macam-macam dan Bentuk Shodaqoh [Hadits Arba'in No.26] -- /1 unit/Rp. 7000 Al-Qur'an Kalamullah dan Bukan Mahluk -- /2 unit/Rp. 14000 Dosa-dosa Besar yang Dianggap Biasa -- /2 unit/Rp. 14000 Bentuk-bentuk Kesyirikan -- /1 unit/Rp. 8000 Tentang Syafa'at Nabi di Hari Kiamat -- /2 unit/Rp. 16000 Dimana Allah ? -- /1 unit/Rp. 8000 Keutamaan Shahabat Rasulullah -- /5 unit/Rp. 37000 Jagalah, Diri dan Keluarga dari Api Neraka -- /1 unit/Rp. 8000 Tanda-tanda Hati yang Sehat dan yang Sakit -- /1 unit/Rp. 8000 Wasiat Perpisahan Rasulullah [Hadits Arba'in No. 28] -- /2 unit/Rp. 14000 Sebab-sebab Terjadinya Perpecahan -- /2 unit/Rp. 14000 Karamah para Wali Allah -- /1 unit/Rp. 8000 Keutamaan Tauhid Kepada Allah -- /1 unit/Rp. 8000 Bahaya berbuat Syirik -- /1 unit/Rp. 7000 Taqdir Menurut Ahlus-Sunah wal Jama'ah -- /3
|
Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 10 = I'TIKAAF 2/2]
I'TIKAAF oleh Yazid bin Abdul Qadir Jawas Bagian Terakhir dari Dua Tulisan [2/2] H. WAKTU MEMULAI DAN MENGAKHIRI I'TIKAAF Di tulisan bagian pertama sudah disebutkan bahwa i'tikaaf sunnat waktunya tidak terbatas. Maka bila seseorang telah masuk masjid dan berniat taqarrub kepada Allah dengan tinggal di dalam masjid beribadah beberapa saat, berarti ia beri'tikaaf sampai ia keluar. Dan jika seseorang berniat hendak i'tikaaf pada sepuluh hari terkahir dari bulan Ramadhan, maka hendaklah ia mulai masuk masjid sebelum matahari terbenam. Pendapat yang menerangkan bahwa masuk i'tikaaf sebelum matahari terbenam pada tanngal 20 Ramadhan malam ke 21, adalah pendapat Imam Malik, Imam Hanafi, Imam Syafi'i, dan Imam Ahmad dalam salah satu pendapatnya. (Lihat Syarah Muslim, 8 : 68, Majmu' Syahrul Muhadzdzab 6 : 492. Fathul Baari 4 : 277. Al-Mughni 4 : 489-490 dan Bidayatul Mujtahid 1 : 230). Dalil mereka ialah : Riwayat i'tikaaf-nya Rasulullah SAW di awal Ramadhan, pertengahan dan akhir Ramadhan, kemudian bersabda : "Sepuluh terakhir", maksudnya ialah nama bilangan malam, dan bermula pada malam ke dua puluh satu atau malam ke dua puluh. (Lihat Fiqhus Sunnah 1 : 403). Tentang Hadits 'Aisyah : Hadits ini dijadikan dalil oleh orang yang berpendapat bahwa permulaan waktu i'tikaaf adalah dipermulaan siang. Ini menurut pendapat Al-Auza'i, Al-Laits dan Ats-Tsauri. (lihat Nailul Authar 4 : 296). Hadits 'Aisyah di atas maksudnya ialah bahwa Nabi SAW, masuk ke tempat yang sudah disediakan untuk i'tikaaf di masjid setelah beliau selesai mengerjakan shalat Shubuh. Jadi bukan masuk masjidnya ba'da Shubuh. Adapun masuk ke masjid untuk i'tikaaf tetap diawal malam sebelum terbenam matahari. (Lihat Fiqhus Sunnah 1 : 403). Mengenai waktu keluar dari masjid setelah selesai menjalankan i'tikaaf pada sepuluh dari terkahir dari bulan Ramadhan, menurut Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi'i waktunya adalah sesudah matahari terbenam (di akhir Ramadhan). Sedangkan menurut Imam Ahmad di sunnahkan ia tinggal dimasjid sampai waktu shalat 'Idul Fitri. Jadi keluar dari masjid ketika ia keluar ke lapangan mengerjakan shalat 'Id. Akan tetapi menurut mereka boleh pula keluar dari masjid setelah matahari terbenam. (Lihat Bidayaatul Mujtahid 1 : 230 dan Al-Mughni 4 : 490). Jadi kesimpulan empat Imam sepakat bahwa i'tikaaf berkahir dengan terbenamnya matahari di akhir Ramadhan. Kata Ibrahim : "Mereka menganggap sunnat bermalam di masjid pada malam 'Idul Fitri bagi orang yang beri'tikaaf pada sepuluh malam terkahir dari bulan Ramadhan, kemudian pagi harinya langsung pergi ke lapangan (untuk shalat I'dul Fitri)". (Baca Al-Mugni 4 : 490-491). Dan orang yang bernadzar akan beri'tikaaf satu hari atau beberapa hari tertentu, atau bermaksud melaksanakan i'tikaaf sunnat, maka hendaknya ia memulai i'tikaafnya itu sebelum terbit fajar, dan keluar dari masjid bila matahari sudah terbenam, baik i'tikaaf itu di bulan Ramadhan maupun di bulan lainnya. (Lihat Bidayaatul Mujtahid 1 : 230. Al-Majmu' Syahrul Muhadzdzab 6 : 494. Fiqhus Sunah 1 : 403-404). Kata Ibnu Hazm : Orang yang bernadzar hendak i'tikaaf pada satu malam atau beberapa malam tertentu, atau ia hendak melaksanakan i'tikaaf sunnat, maka hendaklah ia masuk ke masjid sebelum terbenam matahari, dan keluar dari masjid bila sudah terbitnya fajar. Sebabnya karena permulaan malam ia saat yang mengiringi terbenamnya matahari, dan ia berakhir dengan terbitnya fajar. Sedangkan permulaan siang adalah waktu terbitnya fajar dan berkahir dengan terbenamnya matahari. Dan seseorang tidak dibebani kewajiban melainkan menurut apa yang telah diikrarkan dan di niatkannya. (Liha Al-Muhalla 5 : 198 masalah No. 636). I. HAL-HAL YANG SUNNAT DAN MAKRUH BAGI ORANG YANG I'TIKAAF. Disunnatkan bagi orang yang beri'tikaaf memperbanyak ibadat sunnat serta menyibukkan diri dengan shalat berjama'ah lima waktu dan shalat-shalat sunnat, membaca Al-Qur'an, tasbih, tahmid, takbir, istigfhar, berdo'a, membaca shalawat atas Nabi SAW dan ibadat-ibadat lain yang mendekatkan diri kita kepada Allah Ta'ala. Termasuk juga hal ini disunnatkan menuntut ilmu, membaca/menelaah
|
Tanya Kedududkan Hadis Dloif
Bismillahirrohmaanirrohiem Assalamu'alaikum Wr. Wb. Afwan akh yayat, jika ana mengganggu antum. Ana akan menanyakan sedkit ttg. kedudukan Hadist Dloif/lemah dalam Syari'at Islam. Kita sudah faham keharusan memakai hadist shohih sebagai dalil dalam beramal, karena kedudukannya berasal langsung dari perkataan Rasululloh Saw yang disampaikan /keluarkan oleh Para Muhaddist melalui Jalur periwayatan (Sanad) yang terpelihara. Adapun Hadist dloif, ia disangsikan jalur periwayatannya (bukan dari per- kataan Rasululloh Saw.). Kemudian, banyak dari kita bekata : Hadist Dloif masih bisa dijadikan dalil amalan asalkan tidak dijadikan sumber hukum (halal, haram dsb). Benarkah perkataan ini ???????????????????? Mohon kiranya bisa memberikan masukan ke ana, karena ada yang menannyakan hal ini. Dan ana belum sempat menanyakan ke Ustadz langsung. Jazakumullohu Khoiron Katsiron. Wassalamu'alaikum Wr. Wb. Suprayitno
|
Tanya Kedududkan Hadis Dloif
Alaikumsalam Persangkaan mereka tentang bolehnya mengamalkan hadits-hadits dlo'if untuk fadla ilul a'mal atau targhib dan tarhib, adalah persangkaan yang jahil. Dan menurut madzhab Imam Malik, Syafi'iy, Ahmad bin Hanbal, Yahya bin Ma'in, Abdurahman bin Mahdi, Bukhari, Muslim, Ibnu Abdil Bar, Ibnu hazm dan Imam-imam ahli hadits lainnya, mereka semuanya tidak membolehkan beramal dengan hadits dlo'if secara mutlak meskipun untuk fadlaa ilul a'mal dll. Tidak syak (ragu) lagi inilah madzhab yang haq, karena tidak ada hujjah kecuali dari hadits-hadits yang telah tsabit dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. [Kutipan dari Makalahnya Ustadz Abdul Hakim, insya Allah nanti dimuat di ML] Oh yaa.. gimana dengan ML assunnahnya, ada masalah enggak... ? misal ; TERIMA-nya nggak rutin, atau nggak bisa KIRIM etc...
|
|
|