开云体育

ctrl + shift + ? for shortcuts
© 2025 开云体育

Re: Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 5 = Bacaan Berbuka Puasa & Kelemaham Hadits Fadlilah Puasa]


Ilyas Rikrik, PH/ID
 

Jadi hadits2 mengenai puasa yang betul yang mana ? Mohon informasi.

-----Original Message-----
From: Y & R [mailto:yayat@...]
Sent: Thursday, December 09, 1999 10:50 PM
To: assunnah@...
Subject: [assunnah] Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 5 =
Bacaan Berbuka Puasa & Kelemaham Hadits Fadlilah Puasa]



BACAAN
WAKTU BERBUKA PUASA
Dan Kelemahan Hadits Fadlilah Puasa

oleh
Abdul Hakim bin Amir Abdat


_____


Dibawah ini akan saya turunkan beberapa hadits tentang dzikir atau do'a di
waktu berbuka puasa, kemudian akan saya terangkan satu persatu derajadnya
sekalian. Maka, apa-apa yang telah saya lemahkan (secara ilmu hadits) tidak
boleh dipakai atau diamalkan lagi, dan mana yang telah saya nyatakan syah
(shahih atau hasan) bolehlah saudara-saudara amalkan. Kemudian saya iringi
dengan tambahan keterangan tentang kelemahan beberapa hadits lemah tentang
keutamaan puasa yang sering dibacakan di mimbar-mimbar khususnya di bulan
Ramadhan.


Hadits Pertama
Artinya :

"Dari Ibnu Abbas, ia berkata : Adalah Nabi SAW apabila berbuka (puasa)
beliau mengucapkan : Allahumma Laka Shumna wa ala Rizqika Aftharna,
Allahumma Taqabbal Minna Innaka Antas Samiul 'Alim (artinya : Ya Allah !
untuk-Mu aku berpuasa dan atas rizkqi dari-Mu kami berbuka. Ya Allah !
Terimalah amal-amal kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Maha
Mengetahui).

(Riwayat : Daruqutni di kitab Sunannya, Ibnu Sunni di kitabnya 'Amal Yaum
wa-Lailah No. 473. Thabrani di kitabnya Mu'jamul Kabir).

Sanad hadits ini sangat Lemah/Dloif

Pertama :
Ada seorang rawi yang bernama : Abdul Malik bin Harun bin 'Antarah. Dia ini
rawi yang sangat lemah.

1. Kata Imam Ahmad bin Hambal : Abdul Malik Dlo'if

2. Kata Imam Yahya : Kadzdzab (pendusta)

3. Kata Imam Ibnu Hibban : pemalsu hadits

4. Kata Imam Dzahabi : di dituduh pemalsu hadits

5. Kata Imam Abu Hatim : Matruk (orang yang ditinggalkan riwayatnya)

6. Kata Imam Sa'dy : Dajjal, pendusta.

Kedua :
Di sanad hadits ini juga ada bapaknya Abdul Malik yaitu : Harun bin
'Antarah. Dia ini rawi yang diperselisihkan oleh para ulama ahli hadits.
Imam Daruquthni telah melemahkannya. Sedangkan Imam Ibnu Hibban telah
berkata : munkarul hadits (orang yang diingkari haditsnya), sama sekali
tidak boleh berhujjah dengannya.

Hadits ini telah dilemahkan oleh Imam Ibnul Qoyyim, Ibnu Hajar, Al-Haitsami
dan Al-Albani dll.

Periksalah kitab-kitab berikut :

1. Mizanul I'tidal 2/666

2. Majmau Zawaid 3/156 oleh Imam Haitsami

3. Zaadul Ma'ad di kitab Shiam/Puasa oleh Imam Ibnul Qoyyim

4. Irwaul Gholil 4/36-39 oleh Muhaddist Muhammad Nashiruddin Al-Albani.


Hadits Kedua
Artinya :

"Dari Anas, ia berkata : Adalah Nabi SAW : Apabila berbuka beliau
mengucapkan : Bismillah, Allahumma Laka Shumtu Wa Alla Rizqika Aftartu
(artinya : Dengan nama Allah, Ya Allah karena-Mu aku berbuka puasa dan atas
rizqi dari-Mu aku berbuka)

(Riwayat : Thabrani di kitabnya Mu'jam Shogir hal 189 dan Mu'jam Auwshath).

Sanad hadits ini Lemah/Dlo'if

Pertama :
Di sanad hadist ini ada Ismail bin Amr Al-Bajaly. Dia seorang rawi yang
lemah.

1.

Imam Dzahabi mengatakan di kitabnya Adl-Dhu'afa : Bukan hanya satu
orang saja yang telah melemahkannya.
2. Kata Imam Ibnu 'Ady : Ia menceritakan hadits-hadits yang tidak boleh
diturut.

3. Kata Imam Abu Hatim dan Daruquthni : Lemah !

4.

Sepengetahuan saya (Abdul Hakim bin Amir Abdat) : Dia inilah yang
meriwayatkan hadits lemah bahwa imam tidak boleh adzan (lihat : Mizanul
I'tidal 1/239).

Kedua :
Di sanad ini juga ada Dawud bin Az-Zibriqaan.

1. Kata Muhammad Nashiruddin Al-Albani : Dia ini lebih jelek dari
Ismail bin Amr Al-Bajaly.

2. Kata Imam Abu Dawud, Abu Zur'ah dan Ibnu Hajar : Matruk.

3.

Kata Imam Ibnu 'Ady : Umumnya apa yang ia riwayatkan tidak boleh
diturut (lihat Mizanul I'tidal 2/7)
4.

Sepengetahuan saya (Abdul Hakim bin Amir Abdat) : Al-Ustadz Abdul
Qadir Hassan membawakan riwayat Thabrani ini di Risalah Puasa tapi beliau
diam tentang derajad hadits ini ?


Hadits Ketiga
Artinya :

"Dari Muadz bin Zuhrah, bahwasanya telah sampai kepadanya, sesungguhnya Nabi
SAW. Apabila berbuka (puasa) beliau mengucapkan : Allahumma Laka Sumtu wa
'Alaa Rizqika Aftartu."

(Riwayat : Abu Dawud No. 2358, Baihaqi 4/239, Ibnu Abi Syaibah dan Ibnu
Suni) Lafadz dan arti bacaan di hadits ini sama dengan riwayat/hadits yang
ke 2 kecuali awalnya tidak pakai Bismillah.)


Dan sanad hadits ini mempunyai dua penyakit.

Pertama :

"MURSAL, karena Mu'adz bin (Abi) Zur'ah seorang Tabi'in bukan shahabat Nabi
SAW. (hadits Mursal adalah : seorang tabi'in meriwayatkan langsung dari Nabi
SAW, tanpa perantara shahabat).


Kedua :

"Selain itu, Mu'adz bin Abi Zuhrah ini seorang rawi yang MAJHUL. Tidak ada
yang meriwayatkan dari padanya kecuali Hushain bin Abdurrahman. Sedang Ibnu
Abi Hatim di kitabnya Jarh wat Ta'dil tidak menerangkan tentang celaan dan
pujian baginya".



Hadits Keempat
Artinya :

"Dari Ibnu Umar, adalah Rasulullah SAW, apabila berbuka (puasa) beliau
mengucapkan : DZAHABAZH ZHAAMA-U WABTALLATIL 'URUQU WA TSABATAL AJRU INSYA
ALLAH (artinya : Telah hilanglah dahaga, telah basahlah
kerongkongan/urat-urat, dan telah tetap ganjaran/pahala, Inysa allah).

(Hadits HASAN, riwayat : Abu Dawud No. 2357, Nasa'i 1/66. Daruquthni dan ia
mengatakan sanad hadits ini HASAN. Hakim 1/422 Baihaqy 4/239) Al-Albani
menyetujui apa yang dikatakn Daruquhni.!

Saya (Abdul Hakim bin Amir Abdat) berpandangan : Rawi-rawi dalam sanad
hadits ini semuanya kepercayaan (tsiqah), kecuali Husain bin Waaqid seorang
rawi yang tsiqah tapi padanya ada sedikit kelemahan (Tahdzibut-Tahdzib
2/373). Maka tepatlah kalau dikatakan hadits ini HASAN.

Kesimpulan.

*

Hadits yang ke 1,2 dan 3 karena tidak syah (sangat dloif dan dloif)
maka tidak boleh lagi diamalkan.
*

Sedangkan hadits yang ke 4 karena riwayatnya telah syah maka
bolehlah kita amalkan jika kita suka (karena hukumnya sunnat saja).



Beberapa Hadits Lemah Tentang Keutamaan Puasa


Hadits Pertama
Artinya :

"Awal bulan Ramadhan merupakan rahmat, sedang pertengahannya merupakan
magfhiroh (ampunan), dan akhirnya merupakan pembebasan dari api neraka".

(Riwayat : Ibnu Abi Dunya, Ibnu Asakir, Dailami dll. dari jalan Abu
Hurairah).


Derajad hadits ini : DLOIFUN JIDDAN (sangat lemah).

Periksalah kitab : Dlo'if Jamius Shogir wa Ziyadatihi no. 2134, Faidhul
Qodir No. 2815.

Hadits Kedua :
Artinya :

"Dari Salman Al-Farisi, ia berkata : Rasulullah SAW. Pernah berkhotbah
kepada kami di hari terakhir bulan Sya'ban. Beliau bersabda : "Wahai manusia
! Sesungguhnya akan menaungi kamu satu bulan yang agung penuh berkah, bulan
yang didalamnya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, bulan yang
Allah telah jadikan puasanya sebagai suatu kewajiban dan shalat malamnya
sunat, barang siapa yang beribadat di bulan itu dengan satu cabang kebaikan,
adalah dia seperti orang yang menunaikan kewajiban di bulan lainnya, dan
barangsiapa yang menunaikan kewajiban di bulan itu adalah dia seperti orang
yang menunaikan tujuh puluh kewajiban di bulan lainnya, dia itulah bulan
shabar, sedangkan keshabaran itu ganjarannya sorga.... dan dia bulan yang
awalnya rahmat, dan tengahnya magfiroh (ampunan) dan akhirnya pembebasan
dari api neraka..." (Riwayat : Ibnu Khuzaimah No. hadits 1887 dll).


Sanad Hadits ini DLOIF.

Karena ada seorang rawi bernama : Ali bin Zaid bin Jud'an. Dia ini rawi yang
lemah sebagaimana diterangkan oleh Imam Ahmad, Yahya, Bukhari, Daruqhutni,
Abi Hatim, dll. Dan Imam Ibnu Khuzaimah sendiri berkata : Aku tidak berhujah
dengannya karena jelek hafalannya, Imam Abu Hatim mengatakan : Hadits ini
Munkar !!

Periksalah kitab : Silsilah Ahaadits Dloif wal Maudluah No. 871, At-Targhib
wat Tarhieb jilid 2 halaman 94, Mizanul I'tidal jilid 3 halaman 127.


Hadits Ketiga
Artinya :

"Orang yang berpuasa itu tetap didalam ibadat meskipun ia tidur di atas
kasurnya". (Riwayat : Tamam).


Sanad Hadits ini Dlo'if.

Karena di sanadnya ada : Yahya bin Abdullah bin Zujaaj dan Muhammad bin
Harun bin Muhammad bin Bakkar bin Hilal. Kedua orang ini gelap keadaannnya
karena kita tidak jumpai keterangan tentang keduanya di kitab-kitab Jarh
Wat-Ta'dil (yaitu kitab yang menerangkan cacat/cela dan pujian tiap-tiap
rawi hadits). Selain itu di sanad hadits ini juga ada Hasyim bin Abi
Hurairah Al-Himsi seorang rawi yang Majhul (tidak dikenal keadaannya
dirinya). Sebagaimana diterangkan Imam Dzahabi di kitabnya Mizanul I'tidal,
dan Imam 'Uqail berkata : Munkarul Hadits !!

Kemudian hadits yang semakna dengan ini juga diriwayatkan oleh Dailami di
kitabnya Musnad Firdaus dari jalan Anas bin Malik yang lafadnya sebagai
berikut :

Artinya :

"Orang yang berpuasa itu tetap di dalam ibadat meskipun ia tidur diatas
kasurnya".

Sanad hadits ini Maudlu'/Palsu

Karena ada seorang rawi yang bernama Muhammad bin Ahmad bin Suhail, dia ini
seorang yang tukang pemalsu hadits, demikian diterangkan Imam Dzahabi di
kitabnya Adl-Dluafa.

Periksalah kitab : Silsilah Ahaadist Dloif wal Maudl'uah No. 653, Faidlul
Qodir No. hadits 5125.

Hadits Keempat.

Artinya :

"Tidurnya orang yang berpuasa itu dianggap ibadah, dan diamnya merupakan
tasbih, dan amalnya (diganjari) berlipat ganda, dan do'anya mustajab, sedang
dosanya diampuni".

(Riwayat : Baihaqy di kitabnya Su'abul Iman, dari jalan Abdullah bin Abi
Aufa).


Hadits ini derajadnya sangat Dlo'if atau Maudlu.

Di sanadnya ada Sulaiman bin Umar An-Nakha'i, salah seorang pendusta (baca :
Faidlul Qodir No. 9293).

Hadits Kelima.

Artinya :

"Puasa itu setengah dari pada sabar" (Riwayat : Ibnu Majah).


Kata Imam Ibnu Al-Arabi : Hadits (ini) sangat lemah !

Hadist Keenam.
Artinya :

"Puasa itu setengah dari pada sabar, dan atas tiap-tiap sesuatu itu ada
zakatnya, sedang zakat badan itu ialah puasa".

(Riwayat : Baihaqy di kitabnya Su'abul Iman dari jalan Abu Hurairah).


Hadits ini sangat lemah !

*

Ada Muhammad bin ya'kub, Dia mempunyai riwayat-riwayat yang munkar.
Demikian diterangkan oleh Imam Dzahabi di kitabnya Adl-Dluafa
*

Ada Musa bin 'Ubaid. Ulama ahli hadits. Imam Ahmad berkata : Tidak
boleh diterima riwayat dari padanya (baca : Faidlul Qodir no. 5201).

Itulah beberapa hadits lemah tentang keutamaan puasa dan bulannya. Selain
itu masih banyak lagi hadits-hadits lemah tentang bab ini. Hadits-hadits di
atas sering kali kita dengar dibacakan di mimbar-mimbar khususnya pada bulan
Ramadhan oleh para penceramah.

Judul lengkap bahasan di atas adalah sbb :
Derajad Hadits Tentang Bacaan Waktu Berbuka Puasa
Dan Kelemahan Beberapa Hadits Tentang Keutamaan/Fadillah Puasa
_____



Insya Allah menyusul :

* Quyud Hizbiyyah karya Syaikh Ali bin Hasan bin Ali bin Abdul Hamid
Al-Halaby Al-Atsari.

* I'TIKAAF oleh Yazid Abdul Qodir Jawas

* Nasihat Perkawinan oleh Yazid Abdul Qodir Jawas


_____

<>
click here <>
Click here!
eGroups.com Home:
<>
www.egroups.com <> - Simplifying group communications

Join assunnah@groups.io to automatically receive all group messages.