Keyboard Shortcuts
ctrl + shift + ? :
Show all keyboard shortcuts
ctrl + g :
Navigate to a group
ctrl + shift + f :
Find
ctrl + / :
Quick actions
esc to dismiss
Likes
Search
Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 5 = Bacaan Berbuka Puasa & Kelemaham Hadits Fadlilah Puasa]
Ilyas Rikrik, PH/ID
Jadi hadits2 mengenai puasa yang betul yang mana ? Mohon informasi.
toggle quoted message
Show quoted text
-----Original Message-----
From: Y & R [mailto:yayat@...] Sent: Thursday, December 09, 1999 10:50 PM To: assunnah@... Subject: [assunnah] Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 5 = Bacaan Berbuka Puasa & Kelemaham Hadits Fadlilah Puasa] BACAAN WAKTU BERBUKA PUASA Dan Kelemahan Hadits Fadlilah Puasa oleh Abdul Hakim bin Amir Abdat _____ Dibawah ini akan saya turunkan beberapa hadits tentang dzikir atau do'a di waktu berbuka puasa, kemudian akan saya terangkan satu persatu derajadnya sekalian. Maka, apa-apa yang telah saya lemahkan (secara ilmu hadits) tidak boleh dipakai atau diamalkan lagi, dan mana yang telah saya nyatakan syah (shahih atau hasan) bolehlah saudara-saudara amalkan. Kemudian saya iringi dengan tambahan keterangan tentang kelemahan beberapa hadits lemah tentang keutamaan puasa yang sering dibacakan di mimbar-mimbar khususnya di bulan Ramadhan. Hadits Pertama Artinya : "Dari Ibnu Abbas, ia berkata : Adalah Nabi SAW apabila berbuka (puasa) beliau mengucapkan : Allahumma Laka Shumna wa ala Rizqika Aftharna, Allahumma Taqabbal Minna Innaka Antas Samiul 'Alim (artinya : Ya Allah ! untuk-Mu aku berpuasa dan atas rizkqi dari-Mu kami berbuka. Ya Allah ! Terimalah amal-amal kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Maha Mengetahui). (Riwayat : Daruqutni di kitab Sunannya, Ibnu Sunni di kitabnya 'Amal Yaum wa-Lailah No. 473. Thabrani di kitabnya Mu'jamul Kabir). Sanad hadits ini sangat Lemah/Dloif Pertama : Ada seorang rawi yang bernama : Abdul Malik bin Harun bin 'Antarah. Dia ini rawi yang sangat lemah. 1. Kata Imam Ahmad bin Hambal : Abdul Malik Dlo'if 2. Kata Imam Yahya : Kadzdzab (pendusta) 3. Kata Imam Ibnu Hibban : pemalsu hadits 4. Kata Imam Dzahabi : di dituduh pemalsu hadits 5. Kata Imam Abu Hatim : Matruk (orang yang ditinggalkan riwayatnya) 6. Kata Imam Sa'dy : Dajjal, pendusta. Kedua : Di sanad hadits ini juga ada bapaknya Abdul Malik yaitu : Harun bin 'Antarah. Dia ini rawi yang diperselisihkan oleh para ulama ahli hadits. Imam Daruquthni telah melemahkannya. Sedangkan Imam Ibnu Hibban telah berkata : munkarul hadits (orang yang diingkari haditsnya), sama sekali tidak boleh berhujjah dengannya. Hadits ini telah dilemahkan oleh Imam Ibnul Qoyyim, Ibnu Hajar, Al-Haitsami dan Al-Albani dll. Periksalah kitab-kitab berikut : 1. Mizanul I'tidal 2/666 2. Majmau Zawaid 3/156 oleh Imam Haitsami 3. Zaadul Ma'ad di kitab Shiam/Puasa oleh Imam Ibnul Qoyyim 4. Irwaul Gholil 4/36-39 oleh Muhaddist Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Hadits Kedua Artinya : "Dari Anas, ia berkata : Adalah Nabi SAW : Apabila berbuka beliau mengucapkan : Bismillah, Allahumma Laka Shumtu Wa Alla Rizqika Aftartu (artinya : Dengan nama Allah, Ya Allah karena-Mu aku berbuka puasa dan atas rizqi dari-Mu aku berbuka) (Riwayat : Thabrani di kitabnya Mu'jam Shogir hal 189 dan Mu'jam Auwshath). Sanad hadits ini Lemah/Dlo'if Pertama : Di sanad hadist ini ada Ismail bin Amr Al-Bajaly. Dia seorang rawi yang lemah. 1. Imam Dzahabi mengatakan di kitabnya Adl-Dhu'afa : Bukan hanya satu orang saja yang telah melemahkannya. 2. Kata Imam Ibnu 'Ady : Ia menceritakan hadits-hadits yang tidak boleh diturut. 3. Kata Imam Abu Hatim dan Daruquthni : Lemah ! 4. Sepengetahuan saya (Abdul Hakim bin Amir Abdat) : Dia inilah yang meriwayatkan hadits lemah bahwa imam tidak boleh adzan (lihat : Mizanul I'tidal 1/239). Kedua : Di sanad ini juga ada Dawud bin Az-Zibriqaan. 1. Kata Muhammad Nashiruddin Al-Albani : Dia ini lebih jelek dari Ismail bin Amr Al-Bajaly. 2. Kata Imam Abu Dawud, Abu Zur'ah dan Ibnu Hajar : Matruk. 3. Kata Imam Ibnu 'Ady : Umumnya apa yang ia riwayatkan tidak boleh diturut (lihat Mizanul I'tidal 2/7) 4. Sepengetahuan saya (Abdul Hakim bin Amir Abdat) : Al-Ustadz Abdul Qadir Hassan membawakan riwayat Thabrani ini di Risalah Puasa tapi beliau diam tentang derajad hadits ini ? Hadits Ketiga Artinya : "Dari Muadz bin Zuhrah, bahwasanya telah sampai kepadanya, sesungguhnya Nabi SAW. Apabila berbuka (puasa) beliau mengucapkan : Allahumma Laka Sumtu wa 'Alaa Rizqika Aftartu." (Riwayat : Abu Dawud No. 2358, Baihaqi 4/239, Ibnu Abi Syaibah dan Ibnu Suni) Lafadz dan arti bacaan di hadits ini sama dengan riwayat/hadits yang ke 2 kecuali awalnya tidak pakai Bismillah.) Dan sanad hadits ini mempunyai dua penyakit. Pertama : "MURSAL, karena Mu'adz bin (Abi) Zur'ah seorang Tabi'in bukan shahabat Nabi SAW. (hadits Mursal adalah : seorang tabi'in meriwayatkan langsung dari Nabi SAW, tanpa perantara shahabat). Kedua : "Selain itu, Mu'adz bin Abi Zuhrah ini seorang rawi yang MAJHUL. Tidak ada yang meriwayatkan dari padanya kecuali Hushain bin Abdurrahman. Sedang Ibnu Abi Hatim di kitabnya Jarh wat Ta'dil tidak menerangkan tentang celaan dan pujian baginya". Hadits Keempat Artinya : "Dari Ibnu Umar, adalah Rasulullah SAW, apabila berbuka (puasa) beliau mengucapkan : DZAHABAZH ZHAAMA-U WABTALLATIL 'URUQU WA TSABATAL AJRU INSYA ALLAH (artinya : Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan/urat-urat, dan telah tetap ganjaran/pahala, Inysa allah). (Hadits HASAN, riwayat : Abu Dawud No. 2357, Nasa'i 1/66. Daruquthni dan ia mengatakan sanad hadits ini HASAN. Hakim 1/422 Baihaqy 4/239) Al-Albani menyetujui apa yang dikatakn Daruquhni.! Saya (Abdul Hakim bin Amir Abdat) berpandangan : Rawi-rawi dalam sanad hadits ini semuanya kepercayaan (tsiqah), kecuali Husain bin Waaqid seorang rawi yang tsiqah tapi padanya ada sedikit kelemahan (Tahdzibut-Tahdzib 2/373). Maka tepatlah kalau dikatakan hadits ini HASAN. Kesimpulan. * Hadits yang ke 1,2 dan 3 karena tidak syah (sangat dloif dan dloif) maka tidak boleh lagi diamalkan. * Sedangkan hadits yang ke 4 karena riwayatnya telah syah maka bolehlah kita amalkan jika kita suka (karena hukumnya sunnat saja). Beberapa Hadits Lemah Tentang Keutamaan Puasa Hadits Pertama Artinya : "Awal bulan Ramadhan merupakan rahmat, sedang pertengahannya merupakan magfhiroh (ampunan), dan akhirnya merupakan pembebasan dari api neraka". (Riwayat : Ibnu Abi Dunya, Ibnu Asakir, Dailami dll. dari jalan Abu Hurairah). Derajad hadits ini : DLOIFUN JIDDAN (sangat lemah). Periksalah kitab : Dlo'if Jamius Shogir wa Ziyadatihi no. 2134, Faidhul Qodir No. 2815. Hadits Kedua : Artinya : "Dari Salman Al-Farisi, ia berkata : Rasulullah SAW. Pernah berkhotbah kepada kami di hari terakhir bulan Sya'ban. Beliau bersabda : "Wahai manusia ! Sesungguhnya akan menaungi kamu satu bulan yang agung penuh berkah, bulan yang didalamnya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, bulan yang Allah telah jadikan puasanya sebagai suatu kewajiban dan shalat malamnya sunat, barang siapa yang beribadat di bulan itu dengan satu cabang kebaikan, adalah dia seperti orang yang menunaikan kewajiban di bulan lainnya, dan barangsiapa yang menunaikan kewajiban di bulan itu adalah dia seperti orang yang menunaikan tujuh puluh kewajiban di bulan lainnya, dia itulah bulan shabar, sedangkan keshabaran itu ganjarannya sorga.... dan dia bulan yang awalnya rahmat, dan tengahnya magfiroh (ampunan) dan akhirnya pembebasan dari api neraka..." (Riwayat : Ibnu Khuzaimah No. hadits 1887 dll). Sanad Hadits ini DLOIF. Karena ada seorang rawi bernama : Ali bin Zaid bin Jud'an. Dia ini rawi yang lemah sebagaimana diterangkan oleh Imam Ahmad, Yahya, Bukhari, Daruqhutni, Abi Hatim, dll. Dan Imam Ibnu Khuzaimah sendiri berkata : Aku tidak berhujah dengannya karena jelek hafalannya, Imam Abu Hatim mengatakan : Hadits ini Munkar !! Periksalah kitab : Silsilah Ahaadits Dloif wal Maudluah No. 871, At-Targhib wat Tarhieb jilid 2 halaman 94, Mizanul I'tidal jilid 3 halaman 127. Hadits Ketiga Artinya : "Orang yang berpuasa itu tetap didalam ibadat meskipun ia tidur di atas kasurnya". (Riwayat : Tamam). Sanad Hadits ini Dlo'if. Karena di sanadnya ada : Yahya bin Abdullah bin Zujaaj dan Muhammad bin Harun bin Muhammad bin Bakkar bin Hilal. Kedua orang ini gelap keadaannnya karena kita tidak jumpai keterangan tentang keduanya di kitab-kitab Jarh Wat-Ta'dil (yaitu kitab yang menerangkan cacat/cela dan pujian tiap-tiap rawi hadits). Selain itu di sanad hadits ini juga ada Hasyim bin Abi Hurairah Al-Himsi seorang rawi yang Majhul (tidak dikenal keadaannya dirinya). Sebagaimana diterangkan Imam Dzahabi di kitabnya Mizanul I'tidal, dan Imam 'Uqail berkata : Munkarul Hadits !! Kemudian hadits yang semakna dengan ini juga diriwayatkan oleh Dailami di kitabnya Musnad Firdaus dari jalan Anas bin Malik yang lafadnya sebagai berikut : Artinya : "Orang yang berpuasa itu tetap di dalam ibadat meskipun ia tidur diatas kasurnya". Sanad hadits ini Maudlu'/Palsu Karena ada seorang rawi yang bernama Muhammad bin Ahmad bin Suhail, dia ini seorang yang tukang pemalsu hadits, demikian diterangkan Imam Dzahabi di kitabnya Adl-Dluafa. Periksalah kitab : Silsilah Ahaadist Dloif wal Maudl'uah No. 653, Faidlul Qodir No. hadits 5125. Hadits Keempat. Artinya : "Tidurnya orang yang berpuasa itu dianggap ibadah, dan diamnya merupakan tasbih, dan amalnya (diganjari) berlipat ganda, dan do'anya mustajab, sedang dosanya diampuni". (Riwayat : Baihaqy di kitabnya Su'abul Iman, dari jalan Abdullah bin Abi Aufa). Hadits ini derajadnya sangat Dlo'if atau Maudlu. Di sanadnya ada Sulaiman bin Umar An-Nakha'i, salah seorang pendusta (baca : Faidlul Qodir No. 9293). Hadits Kelima. Artinya : "Puasa itu setengah dari pada sabar" (Riwayat : Ibnu Majah). Kata Imam Ibnu Al-Arabi : Hadits (ini) sangat lemah ! Hadist Keenam. Artinya : "Puasa itu setengah dari pada sabar, dan atas tiap-tiap sesuatu itu ada zakatnya, sedang zakat badan itu ialah puasa". (Riwayat : Baihaqy di kitabnya Su'abul Iman dari jalan Abu Hurairah). Hadits ini sangat lemah ! * Ada Muhammad bin ya'kub, Dia mempunyai riwayat-riwayat yang munkar. Demikian diterangkan oleh Imam Dzahabi di kitabnya Adl-Dluafa * Ada Musa bin 'Ubaid. Ulama ahli hadits. Imam Ahmad berkata : Tidak boleh diterima riwayat dari padanya (baca : Faidlul Qodir no. 5201). Itulah beberapa hadits lemah tentang keutamaan puasa dan bulannya. Selain itu masih banyak lagi hadits-hadits lemah tentang bab ini. Hadits-hadits di atas sering kali kita dengar dibacakan di mimbar-mimbar khususnya pada bulan Ramadhan oleh para penceramah. Judul lengkap bahasan di atas adalah sbb : Derajad Hadits Tentang Bacaan Waktu Berbuka Puasa Dan Kelemahan Beberapa Hadits Tentang Keutamaan/Fadillah Puasa _____ Insya Allah menyusul : * Quyud Hizbiyyah karya Syaikh Ali bin Hasan bin Ali bin Abdul Hamid Al-Halaby Al-Atsari. * I'TIKAAF oleh Yazid Abdul Qodir Jawas * Nasihat Perkawinan oleh Yazid Abdul Qodir Jawas _____ <> click here <> Click here! eGroups.com Home: <> www.egroups.com <> - Simplifying group communications |
Y & R
开云体育?
BACAAN
WAKTU BERBUKA PUASA
Dan Kelemahan Hadits Fadlilah
Puasa
?
oleh
Abdul Hakim bin Amir
Abdat
?
?
? Dibawah ini akan saya turunkan beberapa
hadits tentang dzikir atau do'a di waktu berbuka puasa, kemudian akan saya
terangkan satu persatu derajadnya sekalian. Maka, apa-apa yang telah saya
lemahkan (secara ilmu hadits) tidak boleh dipakai atau diamalkan lagi, dan mana
yang telah saya nyatakan syah (shahih atau hasan) bolehlah saudara-saudara
amalkan. Kemudian saya iringi dengan tambahan keterangan tentang kelemahan
beberapa hadits lemah tentang keutamaan puasa yang sering dibacakan di
mimbar-mimbar khususnya di bulan Ramadhan.
?
?
Hadits Pertama
Artinya :
"Dari Ibnu Abbas, ia berkata : Adalah Nabi SAW apabila berbuka (puasa) beliau mengucapkan : Allahumma Laka Shumna wa ala Rizqika Aftharna, Allahumma Taqabbal Minna Innaka Antas Samiul 'Alim (artinya : Ya Allah ! untuk-Mu aku berpuasa dan atas rizkqi dari-Mu kami berbuka. Ya Allah ! Terimalah amal-amal kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Maha Mengetahui). (Riwayat : Daruqutni di kitab Sunannya, Ibnu Sunni di kitabnya 'Amal Yaum wa-Lailah No. 473. Thabrani di kitabnya Mu'jamul Kabir). Sanad hadits ini sangat
Lemah/Dloif
?
Pertama??? :?
Ada seorang rawi yang bernama : Abdul Malik bin Harun bin
'Antarah. Dia ini rawi yang
sangat lemah.
Kedua? :
Di sanad hadits ini juga ada bapaknya Abdul
Malik yaitu : Harun bin 'Antarah. Dia ini rawi yang diperselisihkan oleh para
ulama ahli hadits. Imam Daruquthni telah melemahkannya. Sedangkan Imam Ibnu
Hibban telah berkata : munkarul hadits (orang yang diingkari haditsnya), sama
sekali tidak boleh berhujjah dengannya.
?
Hadits ini telah dilemahkan oleh Imam Ibnul
Qoyyim, Ibnu Hajar, Al-Haitsami dan Al-Albani dll.
?
Periksalah kitab-kitab berikut :
?
Hadits Kedua
Artinya :
"Dari Anas, ia berkata : Adalah Nabi SAW : Apabila berbuka beliau mengucapkan : Bismillah, Allahumma Laka Shumtu Wa Alla Rizqika Aftartu (artinya : Dengan nama Allah, Ya Allah karena-Mu aku berbuka puasa dan atas rizqi dari-Mu aku berbuka) (Riwayat : Thabrani di kitabnya Mu'jam Shogir hal 189 dan Mu'jam Auwshath). Sanad hadits ini
Lemah/Dlo'if
?
Pertama? :
Di sanad hadist ini ada Ismail bin Amr Al-Bajaly. Dia
seorang rawi yang lemah.
Kedua? :
Di sanad ini juga ada Dawud bin Az-Zibriqaan.
?
Hadits Ketiga
Artinya :
"Dari Muadz bin Zuhrah, bahwasanya telah sampai kepadanya, sesungguhnya Nabi SAW. Apabila berbuka (puasa) beliau mengucapkan : Allahumma Laka Sumtu wa 'Alaa Rizqika Aftartu." (Riwayat : Abu Dawud No. 2358, Baihaqi 4/239, Ibnu Abi Syaibah dan Ibnu Suni) Lafadz dan arti bacaan di hadits ini sama dengan riwayat/hadits yang ke 2 kecuali awalnya tidak pakai Bismillah.) ?
Dan sanad hadits ini mempunyai dua
penyakit.
?
Pertama? :
"MURSAL, karena Mu'adz bin (Abi) Zur'ah seorang Tabi'in bukan shahabat Nabi SAW. (hadits Mursal adalah : seorang tabi'in meriwayatkan langsung dari Nabi SAW, tanpa perantara shahabat). ?
Kedua? :
"Selain itu, Mu'adz bin Abi Zuhrah ini seorang rawi yang MAJHUL. Tidak ada yang meriwayatkan dari padanya kecuali Hushain bin Abdurrahman. Sedang Ibnu Abi Hatim di kitabnya Jarh wat Ta'dil tidak menerangkan tentang celaan dan pujian baginya". ?
?
Hadits Keempat
Artinya? :
"Dari Ibnu Umar, adalah Rasulullah SAW, apabila berbuka (puasa) beliau mengucapkan : DZAHABAZH? ZHAAMA-U WABTALLATIL 'URUQU WA TSABATAL AJRU INSYA ALLAH (artinya : Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan/urat-urat, dan telah tetap ganjaran/pahala, Inysa allah). (Hadits HASAN, riwayat : Abu Dawud No. 2357, Nasa'i 1/66. Daruquthni dan ia mengatakan sanad hadits ini HASAN. Hakim 1/422 Baihaqy 4/239) Al-Albani menyetujui apa yang dikatakn Daruquhni.! Saya (Abdul Hakim bin Amir Abdat)
berpandangan : Rawi-rawi dalam sanad hadits ini semuanya kepercayaan (tsiqah),
kecuali Husain bin Waaqid seorang rawi yang tsiqah tapi padanya ada sedikit
kelemahan (Tahdzibut-Tahdzib 2/373). Maka tepatlah kalau dikatakan hadits ini
HASAN.
?
Kesimpulan.
?
?
Beberapa Hadits Lemah Tentang
Keutamaan Puasa
?
?
Hadits Pertama
Artinya :
"Awal bulan Ramadhan merupakan rahmat, sedang pertengahannya merupakan magfhiroh (ampunan), dan akhirnya merupakan pembebasan dari api neraka". (Riwayat : Ibnu Abi Dunya, Ibnu Asakir, Dailami dll. dari jalan Abu Hurairah). ?
Derajad hadits ini : DLOIFUN JIDDAN (sangat
lemah).
?
Periksalah kitab : Dlo'if Jamius Shogir wa Ziyadatihi no.
2134, Faidhul Qodir No. 2815.
?
Hadits Kedua :
Artinya? :
"Dari Salman Al-Farisi, ia berkata : Rasulullah SAW. Pernah berkhotbah kepada kami di hari terakhir bulan Sya'ban. Beliau bersabda : "Wahai manusia ! Sesungguhnya akan menaungi kamu satu bulan yang agung penuh berkah, bulan yang didalamnya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, bulan yang Allah telah jadikan puasanya sebagai suatu kewajiban dan shalat malamnya sunat, barang siapa yang beribadat di bulan itu dengan satu cabang kebaikan, adalah dia seperti orang yang menunaikan kewajiban di bulan lainnya, dan barangsiapa yang menunaikan kewajiban di bulan itu adalah dia seperti orang yang menunaikan tujuh puluh kewajiban di bulan lainnya, dia itulah bulan shabar, sedangkan keshabaran itu ganjarannya sorga.... dan dia bulan yang awalnya rahmat, dan tengahnya magfiroh (ampunan) dan akhirnya pembebasan dari api neraka..." (Riwayat : Ibnu Khuzaimah No. hadits 1887 dll). ?
Sanad Hadits ini DLOIF.
?
Karena ada seorang rawi bernama : Ali bin
Zaid bin Jud'an. Dia ini rawi yang lemah sebagaimana diterangkan oleh Imam
Ahmad, Yahya, Bukhari, Daruqhutni, Abi Hatim, dll. Dan Imam Ibnu Khuzaimah
sendiri berkata : Aku tidak berhujah dengannya karena jelek hafalannya, Imam Abu
Hatim mengatakan : Hadits ini Munkar !!
?
Periksalah kitab : Silsilah Ahaadits Dloif
wal Maudluah No. 871, At-Targhib wat Tarhieb jilid 2 halaman 94, Mizanul I'tidal
jilid 3 halaman 127.
?
?
Hadits Ketiga
Artinya :
"Orang yang berpuasa itu tetap didalam ibadat meskipun ia tidur di atas kasurnya". (Riwayat : Tamam). ?
Sanad Hadits ini Dlo'if.
?
Karena di sanadnya ada : Yahya bin Abdullah
bin Zujaaj dan Muhammad bin Harun bin Muhammad bin Bakkar bin Hilal. Kedua orang
ini gelap keadaannnya karena kita tidak jumpai keterangan tentang keduanya di
kitab-kitab Jarh Wat-Ta'dil (yaitu kitab yang menerangkan cacat/cela dan pujian
tiap-tiap rawi hadits). Selain itu di sanad hadits ini juga ada Hasyim bin Abi
Hurairah Al-Himsi seorang rawi yang Majhul (tidak dikenal keadaannya dirinya).
Sebagaimana diterangkan Imam Dzahabi di kitabnya Mizanul I'tidal, dan Imam
'Uqail berkata : Munkarul Hadits !!
?
Kemudian hadits yang semakna dengan ini juga
diriwayatkan oleh Dailami di kitabnya Musnad Firdaus dari jalan Anas bin Malik
yang lafadnya sebagai berikut :
?
Artinya :
"Orang yang berpuasa itu tetap di dalam ibadat meskipun ia tidur diatas kasurnya". ?Sanad hadits ini Maudlu'/Palsu
?
Karena ada seorang rawi yang bernama
Muhammad bin Ahmad bin Suhail, dia ini seorang yang tukang pemalsu hadits,
demikian diterangkan Imam Dzahabi di kitabnya Adl-Dluafa.
?
Periksalah kitab : Silsilah Ahaadist Dloif
wal Maudl'uah No. 653, Faidlul Qodir No. hadits 5125.
?
Hadits Keempat.
?
Artinya :
"Tidurnya orang yang berpuasa itu dianggap ibadah, dan diamnya merupakan tasbih, dan amalnya (diganjari) berlipat ganda, dan do'anya mustajab, sedang dosanya diampuni". (Riwayat : Baihaqy di kitabnya Su'abul Iman, dari jalan Abdullah bin Abi Aufa). ?
Hadits ini derajadnya sangat Dlo'if atau
Maudlu.
?
Di sanadnya ada Sulaiman bin Umar
An-Nakha'i, salah seorang pendusta (baca : Faidlul Qodir No. 9293).
?
Hadits Kelima.
?
Artinya :
"Puasa itu setengah dari pada sabar" (Riwayat : Ibnu Majah). ?
Kata Imam Ibnu Al-Arabi : Hadits (ini) sangat
lemah !
?
Hadist Keenam.
Artinya :
"Puasa itu setengah dari pada sabar, dan atas tiap-tiap sesuatu itu ada zakatnya, sedang zakat badan itu ialah puasa". (Riwayat : Baihaqy di kitabnya Su'abul Iman dari jalan Abu Hurairah). ?
Hadits ini sangat lemah !
Itulah beberapa hadits lemah tentang
keutamaan puasa dan bulannya. Selain itu masih banyak lagi hadits-hadits lemah
tentang bab ini. Hadits-hadits di atas sering kali kita dengar dibacakan di
mimbar-mimbar khususnya pada bulan Ramadhan oleh para penceramah.
?
Judul lengkap bahasan di atas
adalah sbb :
Derajad Hadits Tentang Bacaan
Waktu Berbuka Puasa
Dan Kelemahan Beberapa Hadits Tentang
Keutamaan/Fadillah Puasa
? ?
Insya Allah menyusul
:
?
|
Y & R
From: Ilyas Rikrik, PH/ID <Rikrik.Ilyas@...>
To: <assunnah@...> Jadi hadits2 mengenai puasa yang betul yang mana ? Mohon informasi.Mengenai do'a di waktu berbuka puasa yang bisa dipakai atau di amalkan adalah : -------------------- Hadits Keempat Artinya : "Dari Ibnu Umar, adalah Rasulullah SAW, apabila berbuka (puasa) beliau mengucapkan : DZAHABAZH ZHAAMA-U WABTALLATIL 'URUQU WA TSABATAL AJRU INSYA ALLAH (artinya : Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan/urat-urat, dan telah tetap ganjaran/pahala, Inysa allah). (Hadits HASAN, riwayat : Abu Dawud No. 2357, Nasa'i 1/66. Daruquthni dan ia mengatakan sanad hadits ini HASAN. Hakim 1/422 Baihaqy 4/239) Al-Albani menyetujui apa yang dikatakan Daruquhni.! Saya (Abdul Hakim bin Amir Abdat) berpandangan : Rawi-rawi dalam sanad hadits ini semuanya kepercayaan (tsiqah), kecuali Husain bin Waaqid seorang rawi yang tsiqah tapi padanya ada sedikit kelemahan (Tahdzibut-Tahdzib 2/373). Maka tepatlah kalau dikatakan hadits ini HASAN. Kesimpulan. Hadits yang ke 1,2 dan 3 karena tidak syah (sangat dloif dan dloif) maka tidak boleh lagi diamalkan. Sedangkan hadits yang ke 4 karena riwayatnya telah syah maka bolehlah kita amalkan jika kita suka (karena hukumnya sunnat saja). -------------------- Barangkali itulah, yang bisa saya informasikan. Dan apabila, ada keinginan untuk bertanya langsung kepada : Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat 1. Telp. 08161358450 2. Pengajian Hari Sabtu Masjid Nurul Iman-Pramuka Sari IV Komplek BRI - Jakarta Timur [selama bulan puasa dimulai ba'da ashar s/d maghrib, insya Allah] 3. Maktabah LIPIA Wallahu a'lam bish-shawab. |
Endan Suwandana
Kesimpulan.Ada sedikit yang ingin ana tanyakan, mungkin ada ikhwan yg tahu, kalo tidak ada yg tahu nanti saya tanyakan langsung sama Ustadz, insya Allah. Yaitu mengenai letak bacaan do'a itu. Biasanya kan do'a dibaca sebelum melakukan suatu amalan. Seperti do'a sebelum makan. Do'a sebelum tidur. Sedangkan mengenai do'a itu apakah dibaca sebelum berbuka, atau setelah berbuka ? Kalau dari maknanya kita memahami bahwa do'a itu dibaca bukan sebelum berbuka, tapi sesaat setelah berbuka (setelah kerongkongan basah oleh makanan/minuman). Ada yg tahu ? e.n.d.a.n |
Suprayitno MCDP
Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuhu
toggle quoted message
Show quoted text
Ana akan menanggapi pertanyaan antum tentang letak membaca do'a berbuka Shoum yang sah. Dari penjelasan Ustadz Yazid Jawas : " memang benar dari segi makna do'a ini dibaca setelah kita meneguk air (berbuka). Karena itu tempat membacanya adalah setelah kita menelan makanan /minum, adapun sebelum berbuka (saat akan minum/makan korma) kita ucapkan bismillah. Demikian yang ana ketahui, Wallohu a'lam Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuhu -----Original Message----- |
Terimakasih banyak (Syukron katsiron ?).
toggle quoted message
Show quoted text
-----Original Message-----
From: Y & R [mailto:yayat@...] Sent: Friday, December 10, 1999 1:05 AM To: assunnah@... Subject: [assunnah] Re: Masalah-masalah Penting Dalam Islam [Masalah - 5 = Bacaan Berbuka Puasa & Kelemaham Hadits Fadlilah Puasa] From: Ilyas Rikrik, PH/ID <Rikrik.Ilyas@...> To: <assunnah@...> Jadi hadits2 mengenai puasa yang betul yang mana ? Mohon informasi.Mengenai do'a di waktu berbuka puasa yang bisa dipakai atau di amalkan adalah : -------------------- Hadits Keempat Artinya : "Dari Ibnu Umar, adalah Rasulullah SAW, apabila berbuka (puasa) beliau mengucapkan : DZAHABAZH ZHAAMA-U WABTALLATIL 'URUQU WA TSABATAL AJRU INSYA ALLAH (artinya : Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan/urat-urat, dan telah tetap ganjaran/pahala, Inysa allah). (Hadits HASAN, riwayat : Abu Dawud No. 2357, Nasa'i 1/66. Daruquthni dan ia mengatakan sanad hadits ini HASAN. Hakim 1/422 Baihaqy 4/239) Al-Albani menyetujui apa yang dikatakan Daruquhni.! Saya (Abdul Hakim bin Amir Abdat) berpandangan : Rawi-rawi dalam sanad hadits ini semuanya kepercayaan (tsiqah), kecuali Husain bin Waaqid seorang rawi yang tsiqah tapi padanya ada sedikit kelemahan (Tahdzibut-Tahdzib 2/373). Maka tepatlah kalau dikatakan hadits ini HASAN. Kesimpulan. Hadits yang ke 1,2 dan 3 karena tidak syah (sangat dloif dan dloif) maka tidak boleh lagi diamalkan. Sedangkan hadits yang ke 4 karena riwayatnya telah syah maka bolehlah kita amalkan jika kita suka (karena hukumnya sunnat saja). -------------------- Barangkali itulah, yang bisa saya informasikan. Dan apabila, ada keinginan untuk bertanya langsung kepada : Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat 1. Telp. 08161358450 2. Pengajian Hari Sabtu Masjid Nurul Iman-Pramuka Sari IV Komplek BRI - Jakarta Timur [selama bulan puasa dimulai ba'da ashar s/d maghrib, insya Allah] 3. Maktabah LIPIA Wallahu a'lam bish-shawab. ------------------------------------------------------------------------ Accurate impartial advice on everything from laptops to tablesaws. -- 20 megs of disk space in your group's Document Vault -- |
to navigate to use esc to dismiss