¿ªÔÆÌåÓý

ctrl + shift + ? for shortcuts
© 2025 Groups.io

Jangan Takut Terasing dan Sendirian di Tengah Keramaian Dunia


 

Jangan Takut Terasing dan Sendirian di Tengah Keramaian Dunia


Kadang hati kita merasa pusing, galau, sedih, gundah gulana, hidup terasa sesak, sempit, dan?¡°²õ³Ü³¾±è±ð°ì¡±.?Padahal, pada saat itu kita sedang tidak ada masalah, kebutuhan sehari-hari tercukupi, dan tidak punya utang. Perasaan-perasaan semacam itu seringkali muncul karena memang hati kita yang sedang ¡°bermasalah¡±.? Hati kita yang sedang sakit dan butuh obat. Ketika hati kita baik, maka?insya Allah?kondisi kita pun baik, tidak peduli apakah kita sedang sendiri, tidak ada teman di sekeliling kita, atau tidak ada orang yang memberikan apresiasi dan pujian atas apa yang kita lakukan. Dalam kondisi hati semacam itu, kita tidak membutuhkan dan tidak peduli lagi dengan penilaian manusia. Karena dalam kondisi hati yang baik dan ¡°hidup¡±, kita tahu bahwa kita tidak lagi membutuhkan penilaian manusia. Namun, fokus kita adalah bagaimanakah Allah?°Õ²¹¡¯²¹±ô²¹?melihat dan menilai atas apa yang telah kita perbuat.

Pada hari kiamat kelak, Allah?°Õ²¹¡¯²¹±ô²¹?akan menyingkap dan membongkar semua yang selama ini kita sembunyikan dalam hati kita. Allah?°Õ²¹¡¯²¹±ô²¹?berfirman,

?????? ??????? ????????????

¡°Pada hari dinampakkan segala rahasia.¡± (QS. Ath-Thariq: 9)

Oleh karena itu, manusia yang cerdas adalah manusia yang fokus untuk memperbaiki kondisi hatinya. Karena amalan-amalan lahiriyah merupakan hasil dan cerminan dari apa yang tersembunyi di dalam hati.

Mengapa ketika sendiri, manusia merasa butuh mencari teman?

Sebagian kita lebih senang di keramaian, butuh teman untuk jalan-jalan,?nongkrong?di?cafe,?mal, dan tempat-tempat ramai lainnya. Mengapa kita sedih saat tidak punya teman? Padahal Allah?°Õ²¹¡¯²¹±ô²¹?bisa dan mampu untuk membuat kita bahagia tanpa ada satu orang pun di sekitar kita. Lihatlah Nabi Yusuf?¡®alaihis salam,?beliau lebih memilih penjara daripada berzina. Padahal ketika di penjara, kemungkinan besar beliau akan sendirian, tidak punya teman. Hal ini karena Nabi Yusuf?¡®alaihis salam?memiliki Allah?°Õ²¹¡¯²¹±ô²¹,?Dzat Yang Mahakuasa, yang akan memberikan kebahagiaan, meski di penjara, meski tanpa siapa pun, meski tanpa memiliki apapun.

Demikian juga kisah??rahimahullah?ketika di penjara, diasingkan, dijauhkan dari keluarga dan kampungnya, juga diancam dibunuh. Namun, keteguhan hati beliau tidak tergoyahkan dengan itu semua, dan beliau mengatakan dalam perkataan emasnya,

?? ???? ?????? ?? ??? ???? ??????? ?? ???? ? ??? ??? ??? ??? ? ?? ???? ???? ????? ????? ??????? ?? ???? ?????

¡°Apa yang bisa dilakukan musuh-musuhku terhadapku? Surgaku dan tamanku ada di dalam dadaku; ke mana pun aku pergi, ia selalu bersamaku.?Penjara bagiku adalah?khalwah?(waktu menyendiri bersama Allah, pent.),?kematianku adalah kesyahidan, dan pengusiranku dari negeriku bagaikan wisata (rekreasi) bagiku.¡±?(Waqafatun Bahiyyah min??ayati Syaikh al-Islam Ibn Taymiyyah,?1: 7)

Penjara bagi beliau?rahimahullah?adalah waktu terbaik untuk bisa menyendiri bersama Allah?°Õ²¹¡¯²¹±ô²¹,?memperbanyak ibadah, memperbanyak salat, dzikir, membaca Al-Quran,?tafakur,?tanpa ada siapapun yang mengganggu. Kalaupun beliau diasingkan, beliau menganggapnya sebagai rekreasi, bepergian ke tempat baru. Dan kalaupun beliau pada akhirnya dibunuh, maka itu adalah kematian yang beliau rindukan karena mati dalam keadaan syahid, meskipun tidak punya teman. Hal ini karena beliau telah menjadikan Allah?°Õ²¹¡¯²¹±ô²¹?sebagai teman dan kekasihnya.

Maka, kisah-kisah di atas adalah perwujudan dari perkataan Nabi?shallallahu ¡®alaihi wasallam?di gua Tsur kepada??radhiyallahu ¡®anhu,

??? ???????? ????? ?????? ???????

¡°Janganlah kamu berduka cita,?sesungguhnya Allah bersama kita.¡±?(QS. At-Taubah: 40)

Lalu, mengapa kita mudah bosan ketika duduk sendiri berdzikir, membaca Al-Quran, atau belajar ilmu syar¡¯i? Al-Khattabi?rahimahullah?berkata,

??? ??? ???????: ???? ?????? ??????? ??????? ????? ???? ? ???? ??????? ?? ???? ? ?????? ????? ??????? ????? ? ????? ?????? ?? ???? ?????? ???? ? ???? ???? ???? ????? ??? ?????? ??????? ??? ??? ?????? ? ?????? ????????? ??????

¡°Sebagian ahli hikmah mengatakan,?¡®Seseorang merasa kesepian ketika dia sendirian karena hatinya kosong?dan tidak memiliki keutamaan dari dirinya sendiri; maka ia merasa perlu bergaul dengan orang lain untuk mengusir rasa sepi itu dengan keberadaan mereka.?Namun, jika dirinya memiliki keutamaan, maka ia justru akan mencari kesendirian untuk membantunya dalam berpikir dan fokus dalam menggali hikmah.¡¯¡±?(Arsyif Multaqa Ahl al-?adits,?61: 263)

Lihatlah bagaimana keadaan para ulama, para penulis, pemikir atau cendekiawan, mengapa mereka tidak merasa bosan ketika sendirian? Bahkan para ulama dulu sangat kuat duduk sendiri di perpustakaan selama berjam-jam untuk menelaah kitab dan belajar, menulis kitab hingga berjilid-jilid yang kita pun mungkin tidak akan mampu selesai membacanya sampai kematian menjemput kita. Hal ini karena hati mereka ¡°terisi¡±, pikiran mereka ¡°terus berjalan¡±, sehingga ketika sendiri, mereka tidak merasa kesepian. Sebaliknya, orang yang merasa kesepian saat sendiri, mereka adalah orang-orang yang hatinya kosong. Lalu dia pun mencari teman untuk ngobrol atau?nongkrong.?Hati mereka kosong dari setidaknya tiga hal,

Pertama,?kosong dari mengingat Allah, kosong dari mengingat keagungan dan kebesaran Allah?°Õ²¹¡¯²¹±ô²¹.

Kedua,?kosong dari mengingat perjalanannya kelak ke negeri akhirat.

Ketiga,?kosong dari mengingat datangnya hari kematian.

Ketika hati kita kosong dari semua itu, kita pun mencari teman. Padahal ketika?nongkrong?dengan teman-teman yang tidak baik, yang dibicarakan hanyalah pencapaian duniawi, pamer kesuksesan, menjatuhkan atau merendahkan orang lain, atau menggunjing dan membongkar aib (kejelekan) orang lain?(ghibah).?Sehingga benarlah ketika Al-Khattabi?rahimahullah?kemudian melanjutkan perkataannya,

???? ?????: ????????? ?????? ?? ?????? ???????

¡°Sebagian ahli hikmah berkata, ¡®Mencari kenyamanan dari (berkumpul dengan) manusia adalah tanda-tanda kefakiran (batin).¡¯¡± (Arsyif Multaqa Ahl al-?adits,?61: 263)

Ya, itulah tanda hati yang miskin, hati yang kosong, yang selalu merasa butuh teman, dan tidak bisa merasa bahagia ketika sendirian.

Jika memang demikian, maka isilah hati kita dengan dzikir kepada Allah, yang bisa kita temui kapan saja tanpa harus membuat janji?meeting?terlebih dahulu. Allah?°Õ²¹¡¯²¹±ô²¹?membuka pintu tobat kapan saja, selama kita mendatangi-Nya dalam salat dan sujud kita.

Baca juga:?

Renungkanlah kondisi kita saat sendirian di alam kubur

Selain itu, renungkanlah kondisi nenek moyang kita di alam kubur, mereka sepi sendiri di sana, menunggu datangnya hari kiamat selama bertahun-tahun lamanya, tanpa teman satu pun. Maka, latihlah diri kita untuk merasakan nikmat dan lezatnya ibadah kepada Allah?°Õ²¹¡¯²¹±ô²¹?meskipun dalam kondisi sendirian. Kita bangun malam, mengambil air wudu, lalu salat malam, berdoa, berdzikir mengingat Allah?°Õ²¹¡¯²¹±ô²¹.?Jika kita belum mampu merasakah lezatnya ibadah di kala sendirian seperti itu, maka itulah hati yang kosong, hati yang sakit, yang butuh segera diobati.

Renungkanlah orang-orang yang pada hari kiamat kelak akan mendapat naungan Allah, di antara mereka adalah orang-orang yang memiliki amal rahasia, amal tersembunyi yang tidak dilihat dan diketahui oleh orang lain. Dari sahabat??radhiyallahu ¡®anhu,?Rasulullah?shallallahu ¡®alaihi wasallam?bersabda,

???????? ??????????? ????? ???? ??????? ?????? ??? ????? ?????? ???????: ??????????? ??????????? ???????? ?????? ??????????? ????? ? ???????? ???????? ????????? ??? ????????????? ? ??????????? ????????? ??? ????? ??????????? ???????? ???????????? ???????? ? ???????? ???????? ????????? ????? ???????? ????????? ? ??????? : ??????? ??????? ????? ? ???????? ????????? ?????????? ???????????? ?????? ??? ???????? ????????? ??? ???????? ?????????? ? ???????? ?????? ????? ???????? ????????? ?????????

¡°Tujuh golongan yang dinaungi Allah dalam naungan-Nya pada hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: (1) imam yang adil; (2) seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allah; (3) seorang yang hatinya bergantung kepada masjid; (4) dua orang yang saling mencintai di jalan Allah, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya; (5) seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, ¡®Sesungguhnya aku takut kepada Allah¡¯;?(6) seseorang yang bersedekah dengan satu sedekah, lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya; serta (7) seseorang yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan sepi, lalu ia meneteskan air matanya.¡±?(HR. Bukhari no. 660, 1423, 6479, 6806 dan Muslim no. 1031)

Dari sahabat??radhiyallahu ¡®anhu,?Nabi?shallallahu ¡®alaihi wa sallam?bersabda,

????? ??????? ??????? ????????? ?????????? ?????????? ??????????

¡°Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertakwa, hamba yang hatinya selalu merasa cukup,?dan yang suka mengasingkan diri.¡±?(HR. Muslim no. 2965)

¡°Suka mengasingkan diri¡±, maksudnya adalah tidak menampakkan amalnya kepada orang lain.

Dan inilah musibah kaum muslimin saat ini, ketika sebagian mereka senang memposting aktivitas ibadahnya di media sosial, dia pun suka mengecek berapa yang sudah?like, comment,?dan?share.?Itulah kondisi hati yang kosong dari mengingat Allah?°Õ²¹¡¯²¹±ô²¹.?Sekali lagi, itulah tanda hati yang kosong dan butuh segera diobati sebelum menjadi hati yang mati.

Semoga Allah?°Õ²¹¡¯²¹±ô²¹?senantiasa memberikan hidayah dan petunjuk-Nya kepada kita semua.

Baca juga:?

***


Penulis:?M. Saifudin Hakim

?

Catatan kaki:

Penulis banyak mengambil faidah dari ceramah Ustadz Rifky Ja¡¯far Thalib?hafizhahullah?


?