¿ªÔÆÌåÓý

ctrl + shift + ? for shortcuts
© 2025 Groups.io

Penyeragaman Penulisan Ejaan dan Transliterasi (Konvensi)


Ronny as-Salafi
 

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ada sedikit "masalah kecil" yang menurut ana cukup mengganggu.
Masalahnya adalah; tidak adanya penyeragaman penulisan ejaan dan transliterasi dalam penulisan 'webpage contents' pada situs-situs Sunnah.

Masalah ini ana temukan ketika ana sedang menggunakan Mesin Pencari as-Sunnah () yang ana buat.

Beberapa contoh ketidakseragaman penulisan dan transliterasi adalah;
Allah <-> Alloh
Rasul <-> Rosul
Shalat <-> Sholat <-> Salat <-> Solat
Jum'at <-> Jumat
Haram <-> Harom
Syawwal <-> Syawal
Ramadhan <-> Romadhon <-> Romadon <-> Ramadan
Qishash <-> Qisas

Masalah berikut ini;

(1) Apabila seseorang ingin melakukan pencarian pada situs-situs Sunnah ini menggunakan mesin pencari, Mesin Pencari as-Sunnah misalnya, maka ada kemungkinan ia tidak mendapatkan apa yang sedang ia ingin cari, hanya karena mesin pencari tidak menemukan kata yang sedang dicarinya, padahal apa yang sedang ia cari itu ada, hanya saja apa yang sedang ia cari itu ditulis dengan ejaan yang berbeda.

Misalnya, ana sedang ingin mencari data tentang shalat Jum'at, ana masuk ke Mesin Pencari as-Sunnah (), kemudian ana kemudian mengetikkan kata "shalat jum'at" pada bidang isian yang ada, maka ada kemungkinan ada beberapa 'webpage contents' (baca: data) yang tidak disertakan dalam hasil pencarian ini, hanya karena para penulis 'webpage contents' (baca: data) ini menulisnya dengan ejaan yang berbeda, "sholat jumat" misalnya.

(2) Bayangkan contoh berikut ini; seseorang sedang membutuhkan pengetahuan tentang sesuatu - sebut saja 'abcd' - untuk diberikan kepada seseorang lainnya yang ia kenal. Kemudian setelah ia mendapatkan pengetahuan tersebut, ia memberikannya kepada seseorang yang lainnya yang ia kenal tersebut, kemudian seseorang yang lainnya yang ia kenal tersebut mendapatkan hidayah setelah ia membaca apa yang diberikan kepadanya tersebut, dan seseorang yang lainnya yang ia kenal tersebut adalah seorang yang giat beramar ma'ruf nahi munkar, setelah ia mendapatkan hidayah ia terus berjuang sekuat tenaga siang dan malam untuk beramar ma'ruf nahi munkar dan menegakkan dan memurnikan agama Allah.

Saran ana, sebaiknya antum menggunakan ejaan dan transliterasi yang sudah menjadi konvensi orang banyak (yang tidak menyalahi ketentuan syar'i --tentu saja). Hal ini ana maksudkan agar apa yang sudah antum tulis tersebut dapat diakses dan ditemukan oleh lebih banyak orang dan tidak hanya kalangan tertentu saja yang mengetahui ejaan dan transliterasi yang antum gunakan.

Saran ana yang kedua, perbaikilah kesalahan-kesalahan ketik. Sebaiknya antum memeriksa terlebih dahulu tulisan yang antum buat sebelum dipublikasikan. Antum cari kesalahan ketik yang ada kemudian antum perbaiki, baru kemudian dipublikasikan. Karena menurut ana, kesalahan ketik ini juga dapat menyebabkan seseorang gagal mendapatkan sebuah informasi yang sedang ia ingin cari, hanya karena informasi tersebut diketikkan dengan salah.

Butuh sedikit upaya dan kemauan, tetapi insya Allah, imbalannya (baca: pahalanya) setimpal, bahkan lebih besar.

Demikian informasi ini ana sampaikan, mudah-mudahan bermanfaat.

Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

--
Using Opera's revolutionary e-mail client:


 

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Sangat mengena dan bermanfaat saran dari saudara kita Ronny as-Salafy. Saya sangat mendukung saran-sarannya. Alasan lain mengapa sangat mendesak diseragamkannya penulisan ejaan dan transliterasi dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia beserta kendalanya ialah sebagai berikut:

(1) Milis Assunnah dirujuk oleh berbagai situs dan blog sebagai salah satu sumber informasi utama karena manhaj salaf bersifat ilmiah dan berdasarkan hujjah (dalil yang kuat) dan pengguna milis Assunnah berasal dari kalangan terdidik. Dengan demikian, informasinya mudah meyakinkan pembaca.
(2) Disadari bahwa pada kenyataannya, sebagian penanya dalam milis kita tergolong awam dalam bahasa Arab sehingga belum mengetahui asal kata yang dituliskannya. Akibatnya, mereka menuliskan sesuai dengan apa yang diketahui/didengarnya saja (sesuai dengan keterbatasannya).
(3) Kutipan artikel yang aslinya memang tidak menerapkan konvensi penulisan ejaan dan transliterasi dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia. Alasannya memerlukan waktu. Apabila disempatkan, pengutip mestinya dapat memperbaiki ejaan dan transliterasinya karena informasi yang dikirimnya dimanfaatkan oleh orang lain. Saudara kita Ronny telah menjelaskannya. Adapun sebagian pengutip boleh jadi beralasan bahwa tidak boleh mengubah teks asli dalam pengutipan. Sepanjang tidak mengubah kalimat kutipan, mestinya diperbolehkan memperbaiki ejaan dan transliterasinya.
(4) Kita perlu memudahkan pencarian informasi dan memudahkan pengguna (tanpa perlu menyempatkan menyunting terlebih dahulu) untuk menyebarluaskan informasi yang diterimanya sebagai sarana dakwah. Saudara kita Ronny telah menjelaskannya. Saya pun telah lama menyebarluaskan di masjid dan kantor saya informasi yang berasal dari milis Assunnah dan situs-situs/blog-blog bermanhaj salaf lainnya.

Semoga Allah subhanahu wata'ala menyediakan ganjaran berlipat ganda kepada saudara kita Ronny dan saudara-saudara kita lainnya yang telah bersusah-payah menyediakan informasi sehingga memudahkan urusan saudaranya.

Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Abu Farhan