开云体育

ctrl + shift + ? for shortcuts
© 2025 开云体育

Menepis Keraguan Islam Politik


Suharyanto
 

开云体育

Menepis Keraguan Islam Politik
?
Resensi: Kaum sekuler alergi jika agama dicampuradukkan dengan urusan
politik. Padahal, politik menurut perspektif syariah justru mencakupi
seluruh kehidupan manusia.
?
Yusuf Al-Qardhawy, Pedoman Bernegara dalam Perspektif Islam
?
Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1999, Cet. I, 295 halaman
?
Kemenangan KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur sebagai presiden ke-4 RI, tak
bisa dimungkiri sebagai pertanda mulai berseminya ukhuwah Islamiah.
Pandangannya yang kosmopolit dan universal diyakini mampu membawa kemajuan
bangsa. Sebaliknya, kekalahan kaum nasionalis dinilai sebagai "kehancuran"
Islamfobia, sekaligus membuka lorong pengakuan hak-hak kaum muslimin yang
selama ini telah termarginalkan.
?
Namun, naiknya Gus Dur ke tampuk pimpinan negara ternyata masih dipandang
penuh curiga. Bukankah Gus Dur adalah pemimpin Nahdhatul Ulama, kelompok
Islam kultural yang lahir dari lingkungan madrasah dan pesantren. Mereka
mewakili kalangan ulama tradisional konservatif, yang nyaris tak pernah
bersentuhan dengan idiom negara modern. Para ulama NU cenderung kaku dalam
menerapkan aturan yang dipandang "Islami".
?
Gus Dur pribadi memang telah membuktikan dirinya kosmopolit dan moderat.
Namun, naiknya para tokoh Islam dalam tampuk kepemimpinan negara dipandang
rentan terhadap pemarginalan kelompok nonmuslim. Apakah pemerintahan Islam
ini tidak bakal menyulut gelombang legislasi hukum Islam? Kalau benar,
tentu ini tidak bisa diterima kalangan nonmuslim yang telanjur basah
mencurigai rigiditas hukum Islam.
?
Dalam konteks itu, kesesatan berpikir semacam inilah yang hendak diluruskan
Yusuf Qardhawy. Lewat bukunya ini--judul asli: As-Siyasah Asy-Syar`iyah Fi
Dhau' Nushush Asy-Syari`ah wa Maqasidhiha--intelektual muslim kondang
tersebut menunjukkan betapa pemerintahan Islam menjunjung tinggi kesetaraan
dan hak asasi manusia.
?
Politik menurut perspektif syariah, kata Qardhawy, bukan sesuatu yang
statis, jumud, dan tertutup rapat. Tapi, justru dinamis dan membuka koridor
pembaruan pemikiran berdasarkan ijtihad untuk masalah-masalah furuiah.
Politik menurut perspektif syariah juga terbuka untuk inovasi dan kreasi
sistem dan alat yang menggambarkan nilai-nilai luhur dinamika perubahan
pemikiran.
?
Hingga kini, penolakan keyakinan "Islam adalah agama dan politik", yang
didalangi kaum sekuler kian meluas. Mereka yakin, pencampuradukan agama dan
politik menyebabkan kehancuran. Tak ada agama dalam politik dan tak ada
politik dalam agama. Padahal, kata Qardhawy, Islam adalah akidah dan
syariah, agama dan daulah, kebenaran dan kekuatan, ibadah dan kepemimpinan,
serta mushhaf dan pedang.
?
Saat rezim Orde Baru muncul, golongan politik sepakat "modernisasi" adalah
obat mujarab untuk mengobati keterpurukan situasi ekonomi bangsa. Polemik
timbul, apakah sistem politik Indonesia harus berorientasi ideologis
ataukah berorientasi program. Para cendekiawan sekuler menganggap kekuatan
Islam merupakan kendala bagi modernisasi. Buktinya, sistem multipartai
berdasarkan ideologi justru menyebabkan instabilitas politik Indonesia.
Politik berdasarkan syariah akhirnya cuma sekadar kenangan manis
pemerintahan Islam abad pertengahan yang tak mungkin muncul di tengah
gempita modernisasi.
?
Keraguan politik berdasarkan syariah seperti inilah yang memaksa Qardhawy
membuat pertanyaan besar. "Apa yang dimaksudkan dengan syariah, yang
kemudian menjadi pangkal tolak dan sandaran politik sehingga politik itu
harus syari`yah dalam arti sebenarnya?" Menurut dia, syariah bukan sekadar
himpunan pendapat para fuqaha muta'akhirin, cermin ketaklidan pada mazhab,
yang membatukan akal Islami dan membungkam kreativitas pemikiran.
?
Satu contoh diberikan Qardhawy. Rasulullah pernah membunuh sekian banyak
tawanan perang yang kejahatannya terhadap orang muslim terlalu banyak. Tapi
beliau mengharuskan pembebasan (pemaafan) tawanan musuh jika musuh
membebaskan tawanan orang muslim di tangan mereka. Maka sebenarnya Islamlah
yang pertama kali menganjurkan dan menerapkan cara pembebasan tawanan.
?
Dalam buku ini, Qardhawy membedah tuntas prinsip-prinsip politik,
pemerintahan, dan hukum menurut syariah. Ia menawarkan wacana baru
bernegara sesuai syariah Islam. Juga merobohkan prasangka rigiditas politik
berdasarkan syariah. Sayang, ia kurang mengungkap hubungan antara rakyat
dan pemerintah yang sebenarnya justru merupakan kunci keberhasilan
terbentuknya masyarakat madani.
?
Elly Burhaini Faizal
PANJI NO. 30 TH III. 10 NOVEMBER 1999
================
Fw by adi.
------------------------------------------------------------------
?Padhang mBulan Net - Padhang mBulan mailing list
----------------------------------------------------------------------------
-----------
?Untuk registrasi, kirim email dengan subject dan body message kosong ke:
?padhang-mbulan-subscribe@...
<mailto:padhang-mbulan-subscribe@...>
?Untuk pengunduran diri, kirim email dengan subject dan body message kosong
ke:
?padhang-mbulan-unsubscribe@...
<mailto:padhang-mbulan-unsubscribe@...>
?Informasi : padhang-mbulan-owner@...
<mailto:padhang-mbulan-owner@...>
?
?
?
?