¿ªÔÆÌåÓý

ctrl + shift + ? for shortcuts
© 2025 Groups.io

Jagal yang Tidak Shalat, Sembelihannya Haram

 

Jagal yang Tidak Shalat, Sembelihannya Haram


Bismillah was shalatu was salamu ¡®ala Rasulillah, wa ba¡¯du,

Pastikan, jagal yang akan menyembelih hewan qurban anda melaksanakan shalat.

Seperti yang pernah kita bahas, para ulama menegaskan, tidak ada dosa yang lebih besar setelah syirik, dari pada meninggalkan shalat.

Dalam dialog dengan penduduk neraka, mereka mengatakan bahwa sebab mereka masuk neraka adalah karena mereka tidak shalat. Allah berfirman,

??? ?????????? ??? ??????. ??????? ???? ???? ???? ????????????? . ?????? ???? ???????? ????????????

Apa yang menyebabkan kalian masuk ke Saqar (neraka). Mereka menjawab, ¡°dulu kami tidak shalat¡± ( )dan kami tidak mau memberi makanan kepada orang miskin¡­?(QS. Al-Muddatsir: 42 ¨C 44)

Nabi?shallallahu ¡®alaihi wa sallam?dalam beberapa hadisnya, menyebut tindakan meninggalkan shalat sebagai perbuatan kekufuran.

Dari Jabir?radhiyallahu ¡®anhu, Rasulullah?Shallallahu ¡®alaihi wa sallam?bersabda

????? ?????? ????????? ???????? ????????? ??????????? ?????? ??????????

Sesungguhnya batas antara seseorang dengan syirik dan kekafiran adalah meninggalkan shalat. (HR. Muslim 82).

Dalam hadis lain, dari sahabat Buraidah al-Aslami?radhiyallahu ¡®anhu, Rasulullah?Shallallahu ¡®alaihi wa sallam?bersabda,

????????? ??????? ????????? ???????????? ?????????? ?????? ????????? ?????? ??????

Perjanjian antara kami dengan mereka adalah shalat. Barangsiapa meninggalkannya, dia telah kafir. (HR. Ahmad 22937, Tirmidzi 2621; dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Masih banyak dalil lain yang menunjukkan betapa bahayanya orang yang meninggalkan shalat.

Ibrahim an-Nakhai mengatakan,

?? ??? ?????? ??? ???

Orang yang meninggalkan shalat, berarti telah kafir.

Keterangan lain dari Imam Ishaq bin Rahuyah, beliau mengatakan,

?? ?? ????? ??? ???? ???? ???? ?? ???? ?????? ????? ????? ??? ??? ??? ????? ?? ???? ?????? ????? ?? ??? ??? ??? ???? ????? ????

Terdapat riwayat shahih dari Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam bahwa orang yang meninggalkan shalat, dia kafir. Demikian yang dipahami para ulama, bahwa orang yang meninggalkan shalat dengna sengaja, tanpa udzur, sampai habis waktunya, maka dia kafir. (Ta¡¯dzim Qadri as-Shalah, 2/929)

Jagal Tidak Shalat, Tidak Sah Sembelihannya

Bagian dari syarat halal hewan sembelihan, status agama penyembelih harus memenuhi kriteria yang diizinkan syariat. Dalam al-Quran, Allah sebutkan, bahwa orang yang sembelihannya halal, hanya ada 3,

  1. Muslim
  2. Yahudi
  3. Nasrani

Allah berfirman,

??????? ?????? ????????????? ????????? ????????? ??????? ?????????? ????? ?????? ????????????? ????? ??????

Sembelihan orang-orang yang diberi al Kitab itu halal bagimu, dan sembelihan kamu halal (pula) bagi mereka.?(QS. al-Maidah: 5)

Dan ahli kitab yang disebutkan dalam al-Quran adalah mereka yang beragama yahudi dan nasrani. Bukan hanya ahli kitab yang hidup di masa Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam, namun semua ahli kitab yang mengikuti agama yahudi atau nasrani. Karena sejak zaman Nabi?shallallahu ¡®alaihi wa sallam,?yahudi dan nasrani telah berbuat syirik dan mengatakan Allah punya anak.

Selain dari 3 jenis manusia di atas, sembelihannya tidak halal, seperti sembelihan orang hindu, budha, atheis, termasuk orang muslim yang ?murtad. Karena orang murtad dihukumi tidak beragama.

Termasuk bentuk murtad, melakukan tindakan yang menyebabkan dirinya keluar dari islam.

Ketika Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam menyebut meninggalkan shalat sebagai tindakan kekufuran, maka orang meninggalkan shalat dihukumi murtad. Dan sembelihan orang murtad tidak sah dan tidak halal.

Imam Ibnu Utsaimin menegaskan,

????? ???? ?? ???? ??? ??? ?? ???? ?????? ? ????? ? ????? ???? ? ??? ??? ????? ?? ?????? ??????? ??? ??? ?? ?????? ? ????? ¨C ??????? ????? ¨C ???? ???? ?? ??? ?????? ????????

Orang yang tidak shalat, apabila menyembelih, dagingnya tidak boleh dimakan. Mengapa? Karena hasil sembelihannya haram. Andai yang menyembelih itu beragama yahudi atau nasrani, maka sembelihannya halal bagi kita untuk kita makan. Sehingga sembelihan orang yang tidak shalat, lebih buruk dari pada sembelihan yahudi dan nasrani.?(Majmu¡¯ Fatawa Ibnu Utsaimin, 12/45)

Allahu a¡¯lam.

Ditulis oleh Ustadz Ammi Nur Baits?(Dewan Pembina?Konsultasisyariah.com)


?


Lima Syarat Wajib Haji

 

LIMA SYARAT WAJIB HAJI

Segala puji hanya untuk Allah °Õ²¹¡¯²¹±ô²¹, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulallah. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah dengan benar melainkan Allah semata yang tidak ada sekutu bagiNya, dan aku juga bersaksai bahwa Muhammad Shalallahu¡¯alaihi wa sallam adalah seorang hamba dan utusanNya. Amma ba¡¯du:

Sesungguhnya ibadah haji merupakan salah satu pilar dari pilar-pilar agama Islam, satu kewajiban dari kewajiban-kewajiban Islam yang agung. Adapun fadhilah haji sangatlah banyak sekali, sedangkan hukumnya adalah wajib bagi tiap muslim sekali dalam seumur hidupnya.

Dan para ulama telah menetapkan kalau ibadah haji wajib dengan lima syarat:

Syarat Pertama: Islam.

Sehingga dalam syarat ini, mengeluarkan orang kafir dan musyrik. Jadi, ibadah haji yang mereka lakukan tidak akan diterima.

Demikian pula tidak boleh memberi kelonggaran bagi mereka untuk masuk ke dalam masjidil Haram. Berdasarkan firman Allah tabaraka wa ta¡¯ala:

???????? ?????????????? ?????? ????? ??????????? ??????????? ?????????? ?????? ????????? ???????? [??????: 28]

¡°Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidil Haram sesudah tahun ini¡±.? [at-Taubah/9: 28].

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ¡®anhu, beliau mengabarkan: ¡°Bahwa Abu Bakar ash-Shidiq pernah di utus pada suatu urusan yang membawa pesan dari Rasulallah shalallahu ¡®alaihi wa sallam sebelum haji wada¡¯, pada saat hari haji besar untuk menyeru manusia yang ada disitu, isi pesannya yaitu:

??? ???? ???? ??? ???? ???? ????: ? ????? ??? ??????? ?????? ???????? ???????? ????? ??????? ??????????? ????????? ? [????? ??????? ? ????]

¡°Jangan engkau ijinkan orang musyrik untuk berhaji setelah tahun ini, dan jangan (kalian) melakukan thawaf di Ka¡¯bah dalam keadaan telanjang¡°. [HR Bukhari no: 1622. Muslim no: 1347]

Syarat Kedua : Berakal.
Maka orang gila tidak disuruh untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah, dan jika seandainya dia melakukan, maka ibadah haji dan umrahnya tidak sah, disebabkan karena hilang akalnya.

Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Ali radhiyallahu ¡®anhu, bahwa Nabi shalallahu ¡®alaihi wa sallam bersabda:

??? ???? ???? ??? ???? ???? ????: ? ?????? ????????? ???? ???????: ???? ?????????? ?????? ???????????? ?????? ?????????? ?????? ?????????? ?????? ???????????? ?????? ???????? ? [????? ??? ????]

¡°Catatan pena diangkat terhadap tiga golongan. Orang yang tertidur sampai dirinya terbangun, anak kecil hingga dirinya dewasa, dan orang gila sampai dirinya sadar¡°. [HR Abu Dawud no: 4403. Dinyatakan shahih oleh al-Albani dalam Irwa¡¯ul ghalil 2/4 no: 297].

Syarat Ketiga: Dewasa.

Sehingga tidak wajib ibadah ini atas anak kecil hingga dirinya dewasa, berdasarkan hadits yang terdahulu. Namun, jika seandainya dia melakukan ibadah haji maka hajinya sah, akan tetapi, belum mencukupi kewajiban hajinya dalam Islam. Berdasarkan haditsnya Ibnu Abbas radhiyallahu ¡®anhuma,

????? ???????? ???????? ????? ?????????? ??? ????? ???? ???? ???????? ?????????: ????????? ?????? ?????: ??????? ?????? ??????

Bahwa ada seorang wanita yang mengangkat anaknya kepada Nabi shalallahu ¡®alaihi wa sallam sembari bertanya: ¡°Apakah anak ini mendapatkan ibadah haji? Maka Nabi shalallahu ¡®alaihi wa sallam menjawab: ¡°Ia, dan untukmu pahala¡°. [HR Muslim no: 1336].

Demikian pula berdasarkan hadits Ibnu Abbas radhiyallahu ¡®anhuma yang lainnya. Beliau mengatakan: ¡°Bahwa Nabi shalallahu ¡®alaihi wa sallam bersabda:

??? ???? ???? ??? ???? ???? ????: ? ???????? ??????? ????? ????? ?????? ????????? ?????????? ???????? ??????? ???????, ?????????? ?????? ????? ????? ???????? ?????????? ??????? ??????? ? [????? ??? ????? ???????]

¡°Siapa saja anak kecil yang berhaji kemudian dirinya telah dewasa, maka wajib baginya untuk melakukan ibadah haji kembali. Dan budak mana saja yang berhaji kemudian dirinya dibebaskan maka wajib bagi dirinya untuk melakukan ibadah haji kembali¡°. [HR Ibnu Khuzaimah 4/349. al-Hakim dalam Mustadrak 2/144 no: 1812. dinyatakan shahih oleh al-Hafidh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 4/71].

Imam Tirmidzi menjelaskan: ¡°Para ulama telah bersepakat bahwa anak kecil? apabila berhaji sebelum dirinya berakal maka wajib bagi dirinya untuk melakukan ibadah haji kembali jika dirinya telah dewasa, disebabkan haji yang pertama dilakukan belum mencukupi dari haji Islamnya.

Demikian pula budak yang berhaji tatkala masih dikuasai oleh tuannya kemudian dirinya dibebaskan maka wajib untuk mengerjakan ibadah haji kembali bila mempunyai sarana untuk melakukan perjalanan ke Makkah. Dan tidak cukup haji yang pertama dahulu dilakukan manakala masih dalam keadaan menjadi budak. Ini merupakan pendapatnya Sufyan ats-Tsauri, Syafi¡¯i, Ahmad dan Ishaq¡±.[1]

Syarat Keempat: Sempurna dalam kebebasannya.

Sehingga tidak wajib ibadah haji bagi seorang budak. Akan tetapi, kalau seandainya dia berhaji maka hajinya sah. Namun, hajinya tidak mencukupi haji Islam. Berdasarkan sabda Nabi shalallahu ¡®alaihi wa sallam dalam haditsnya Ibnu Abbas radhiyallahu ¡®anhuma, yang terdahulu.

??? ???? ???? ??? ???? ???? ????: ? ?????????? ?????? ????? ????? ???????? ?????????? ??????? ??????? ? [????? ??? ????? ???????]

¡°Dan budak mana saja yang berhaji kemudian dirinya dibebaskan maka wajib bagi dirinya untuk melakukan ibadah haji kembali¡°. [HR Ibnu Khuzaimah 4/349. al-Hakim dalam Mustadrak 2/144 no: 1812. dinyatakan shahih oleh al-Hafidh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 4/71].

Syarat Kelima: Mampu.

Maka ibadah haji hanya diwajibkan bagi orang yang mampu untuk melakukan perjalanan ke Baitul Haram berdasarkan nash al-Qur¡¯an dan as-Sunah. Dan yang dimaksud dengan mampu disini ialah mencakup mampu dari sisi badan dan juga materinya. Berdasarkan firman Allah ta¡¯ala:

????????? ????? ???????? ????? ????????? ???? ?????????? ???????? ?????????? [ ?? ?????: 97]

¡°Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah¡±. [al-Imran: 97].

Sehingga bagi siapa saja yang tidak sanggup untuk menunaikan ibadah haji dan umrah disebabkan karena sudah sangat tua, atau sakit yang tidak diharapkan lagi kesembuhannya, atau badannya mampu, namun, dirinya tidak mempunyai harta yang cukup untuk berhaji dan umrah, maka orang-orang ini tidak wajib melakukan ibadah haji.

Akan tetapi, bagi orang yang tidak mampu badannya namun dirinya mempunyai harta cukup maka dirinya harus mewakilkan pada orang lain supaya menghajikan atau mengumrahkan dirinya.

Dan mewakilkan ibadah haji dan umrah merupakan perkara yang disyari¡¯atkan, berdasarkan haditsnya Abu Razin al-Uqaili radhiyallahu ¡®anhu, bahwasanya beliau pernah datang kepada Nabi shalallahu ¡®alahi wa sallam sambil bertanya: ¡°Ya Rasulallah, sesungguhnya bapakku sudah sangat tua, dan dirinya sudah tidak mampu untuk melakukan haji tidak pula umrah serta berangkat ke Makkah? Maka Nabi menjawab:

??? ???? ???? ??? ???? ???? ????: ? ????? ???? ??????? ???????????? [????? ???????]

¡°Berhajilah kamu untuk ayahmu serta berumrahlah untuknya¡°. [HR at-Tirmidzi no: 930].

Demikian pula berdasarkan haditsnya Fadhl bin Abbas radhiyallahu ¡®anhuma, yang mana beliau pernah berkata:

??????? ????????? ???? ???????? ????? ??????? ??????????? ???????: ??? ??????? ????? ????? ????????? ????? ????? ????????? ??? ?????? ?????????? ????? ??????? ????????? ??? ??????????? ???? ?????????? ????? ????????????? ?????? ??????? ?????? ??? ??????? ??????? ?????: ??????

¡°Ada seorang perempuan dari Khats¡¯am yang datang pada haji wada¡¯, sembari berkata: ¡°Wahai Rasulallah, sesungguhnya kewajiban Allah atas hambaNya dalam ibadah haji telah menjumpai ayahku yang sudah sangat tua, dirinya sudah tidak mampu untuk berdiri diatas hewan tunggangannya, apakah cukup baginya jika sekiranya aku menghajikan untuknya? Beliau menjawab: ¡°Ia¡°. [HR Bukhari no: 1513. Muslim no: 1334].

Dan barangsiapa meninggal lalu meninggalkan harta cukup, sedang dirinya belum menunaikan ibadah haji. Maka dikeluarkan dari harta peninggalannya untuk membiayai orang yang menghajikannya. Dan hendaknya ada yang menghajikannya.

Berdasarkan haditsnya Buraidah bin al-Hushaib radhiyallahu ¡®anhu, didalamnya diceritakan:

????? ???????? ??????? ????????? ?????????? ?????????? ??? ????? ???? ???? ?????????: ????????? ???? ??????? ????? ??????????? ???????? ?????: ?????? ???????

¡°Ada seorang wanita yang ditinggal meninggal oleh ibunya, maka dia bertanya kepada Nabi shalallahu ¡®alaihi wa sallam: ¡°Sesungguhnya ibuku belum menunaikan ibadah haji sekalipun, apakah aku hajikan untuknya? Beliau menjawab: ¡°Hajikanlah untuknya¡°. [HR Muslim no: 1149].

Kemudian syarat diatas bertambah menjadi enam bagi perempuan yaitu adanya mahram yang menemaninya ketika berhaji. Berdasarkan keterangan dalam sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas radhiyallahu ¡®anhuma. Beliau mengatakan: ¡°Bahwa Nabi shalallahu ¡®alaihi wa sallam bersabda:

??? ???? ???? ??? ???? ???? ????: ? ??? ????????? ??????????? ?????? ???? ??? ???????? ????? ???????? ????????? ?????? ?????? ????????? ????????. ??????? ??????: ??? ??????? ??????? ,?????? ??????? ???? ???????? ??? ?????? ????? ??????? ???????????? ??????? ????????. ???????: ??????? ??????? ? [????? ??????? ? ????]

¡°Tidak boleh bagi seorang wanita bepergian kecuali bila ditemani oleh mahramnya, dan janganlah seorang lelaki masuk kepadanya melainkan bersama mahramnya¡±. Maka ada seorang yang bertanya: ¡°Ya Rasulalah, sesungguhnya aku ingin pergi bersama pasukan ini dan itu, sedang istriku ingin berhaji? Maka beliau mengatakan: ¡°Keluarlah, pergi bersama istrimu¡°. [HR Bukhari no: 1862. Muslim no: 1341].

Akhirnya kita ucapkan segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga Allah curahkan kepada Nabi kita Muhammad, kepada keluarga beliau serta para sahabatnya.

[Disalin dari ???? ???? ???? Penulis Syaikh? Amin bin Abdullah asy-Syaqawi, Penerjemah : Abu Umamah Arif Hidayatullah, Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2013 ¨C 1434]
______

Footnote

[1] Sunan at-Tirmidzi hal: 169.


Referensi :
?


KEUTAMAAN 10 HARI PERTAMA BULAN DZULHIJJAH

 

KEUTAMAAN 10 HARI PERTAMA BULAN DZULHIJJAH

Dalam sebuah riwayat dari Ibnu Abb?s Radhiyallahu anhu disebutkan bahwa Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam bersabda :

??? ???? ???????? ????????? ?????????? ???????? ??????? ????? ??????? ???? ?????? ?????????? ????????? ?. ????????: ??? ??????? ??????? ????? ?????????? ??? ??????? ??????? ? ?????: ¡°????? ?????????? ??? ??????? ??????? ?????? ?????? ?????? ?????????? ????????? ?????? ???????? ???? ?????? ????????¡±.

Tidak ada hari-hari di mana amal saleh di dalamnya lebih dicintai All?h Azza wa Jalla daripada hari¨Chari yang sepuluh ini¡±. Para sahabat bertanya, ¡°Tidak juga jihad di jalan All?h ? Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam menjawab, ¡°Tidak juga jihad di jalan All?h, kecuali orang yang keluar mempertaruhkan jiwa dan hartanya, lalu tidak kembali dengan sesuatupun.¡±[HR al-Bukh?ri no. 969 dan at-Tirmidzi no. 757, dan lafazh ini adalah lafazh riwayat at-Tirmidzi]

Baca selengkapnya
Keutamaan 10 Hari Pertama Di Bulan Dzulhijjah
?

Sekilas Sejarah Masjidil Haram
?

Keistimewaan dan Kemuliaan Masjid Nabawi
?

? Video Pendek?
::Keutamaan Awal Bulan Dzulhijjah::

:: Penentuan Waktu Puasa Arofah dan Idul Adha ::

Tolong dibaca dan dengarkan sampai selesai, dan silahkan dishare
Mudah-mudahan bermanfaat dan mudah-mudahan Allah Ta¡¯aala memberikan Hidayah Taufiq kepada kaum muslimin untuk memahami Agama yang benar dan beramal dengan Ikhlas karena Allah dan Ittiba¡¯ kepada Rasulullah Shollallahu ¡®alaihi wa sallam.
Jazaakumullahu khairan.


Seputar Konsep Keadilan Para sahabat. Apakah Kehadiran Orang-orang Munafik dan Orang yang Datang dengan Kefasikan Seperti Al-Walid bin Uqbah Mencemarkan Keadilan Sahabat ?

 

Seputar Konsep Keadilan Para sahabat. Apakah Kehadiran Orang-orang Munafik dan Orang yang Datang dengan Kefasikan Seperti Al-Walid bin Uqbah Mencemarkan Keadilan Sahabat ?


Pertanyaan:?


Saya mengakui sepenuhnya keadilan semua sahabat, dan saya juga tahu bahwa seorang sahabat adalah orang yang bertemu dengan Nabi, beriman kepadanya, dan meninggal dalam keadaan Islam. Saya pun tahu bahwa Allah?°Õ²¹¡¯²¹±ô²¹?memuji para sahabat di dalam Kitab suci-Nya, dan begitu pula Rasulullah?Shallallahu ¡®Alaihi wa Sallam. Dalam hadits, riwayat seorang sahabat dapat diterima meskipun tidak dikenal, seperti kalau misalnya dikatakan, ¡°Seorang laki-laki dari para sahabat Nabi?Shallallahu ¡®Alaihi wa Sallam.¡± Hal itu karena semua sahabat bersikap adil. Akan tetapi, saya mengalami masalah dalam memahami. Maka saya ingin menenteramkan hati saya, karena saya percaya kepada semua sahabat Rasulullah?Shallallahu ¡®Alaihi wa Sallam. Yakni, pada masa Nabi ada orang-orang munafik yang tidak diketahui seorang pun kecuali oleh Allah?°Õ²¹¡¯²¹±ô²¹, lalu Dia mengabarkan hal itu kepada Rasul-Nya. Saya pikir Rasulullah?Shallallahu ¡®Alaihi wa Sallam?telah menyampaikannya kepada Hudzaifah bin Al-Yaman, dan bahwa Allah?°Õ²¹¡¯²¹±ô²¹?telah menurunkan firman-Nya,

???? ????????? ??????? ???????? ????????????? ???? ????????? ??????? ???????????

¡®....?jika seorang fasik datang kepadamu membawa berita penting, maka telitilah kebenarannya agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena ketidaktahuan(-mu)....¡±?(QS. Al-Hujurat : 6).

Ayat ini sebagaimana telah disampaikan kepada saya, diturunkan tentang Al-Walid bin Uqbah bin Abi Mu¡¯aith. Jadi, apakah al-Walid orang yang fasik? ? Apakah Al-Walid bertemu dengan Nabi sebagai orang yang beriman kepadanya ? Maksud saya, apakah dia sahabat yang adil ?


Teks Jawaban

Segala puji hanya milik Allah, shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah, wa ba'du:

Pertama.

Definisi sahabat yang paling benar adalah definisi yang dipilih oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar?Rahimahullah?dalam kitab Al-Ishabah fi Tamyiz As-Shahabah (1/158), beliau berkata, ¡°Definisi yang paling benar yang pernah aku temui adalah bahwa sahabat adalah orang yang bertemu dengan Nabi?Shallallahu ¡®Alaihi wa?Sallam, beriman kepadanya, dan meninggal dalam keadaan Islam.¡±

Berdasarkan hal tersebut, orang-orang munafik itu sesungguhnya adalah orang-orang yang paling munafik, mereka tidak termasuk para sahabat, karena mereka tidak beriman kepada Nabi?Shallallahu ¡®Alaihi wa Sallam.

Semua sahabat itu adil, karena Allah telah menilai adil mereka, dan karena Nabi?Shallallahu ¡®Alaihi wa Sallam?juga telah menilai adil mereka, sebagaimana Allah?°Õ²¹¡¯²¹±ô²¹?berfirman,

??????????????? ????????????? ???? ??????????????? ?????????????? ??????????? ????????????? ??????????? ?????? ??????? ???????? ???????? ?????? ????????? ?????? ???????? ??????? ????????? ???????????? ?????????? ?????? ??????? ?????? ????????? ??????????

??????/100

¡°Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung.¡±?(QS. At-Taubah : 100).

Allah?°Õ²¹¡¯²¹±ô²¹?juga berfirman,

?????????? ????????????? ??????? ???????

??????/143

¡°Demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat pertengahan.¡±?(QS. Al-Baqarah : 143).

Allah?°Õ²¹¡¯²¹±ô²¹?juga berfirman,

???????? ?????? ??????? ?????????? ?????????

?? ?????/110

¡°Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia.¡±?(QS. Ali Imran : 110).

Orang-orang yang pertama kali masuk ke dalamnya adalah para sahabat Nabi?Shallallahu ¡®Alaihi wa Sallam, karena mereka adalah sebaik-baik umat dan sebaik-baik manusia, sebagaimana telah diriwayatkan berulang-ulang dari Nabi?Shallallahu ¡®Alaihi wa Sallam. Para ulama telah sepakat (±õÂá³¾²¹¡¯) mengenai hal ini.

Ibnu Shalah berkata dalam kitab Ulum Al-Hadits (hal. 171), ¡°Sesungguhnya umat ini telah sepakat untuk menilai adil (terpercaya dan taat) kepada seluruh sahabat, begitu pula terhadap orang-orang yang terlibat dalam fitnah yang ada di antara mereka. Hal ini sudah ditetapkan berdasarkan konsensus (kesepakatan) para ulama yang pendapat-pendapat mereka diakui dalam hal ijma¡¯ sebagai bentuk baik sangka kepada mereka, dan mengingat amal-amal besar yang telah mereka lakukan. Seolah-olah Allah?Subhanahu wa °Õ²¹¡¯²¹±ô²¹?memberikan kesempatan kepada umat untuk melakukan ijma¡¯ akan keadilan mereka, karena mereka adalah para penyebar awal syari¡¯at Islam ini.¡±

Ibnu Abdil al-Barr?Rahimahullah?mengatakan, ¡°Mereka adalah generasi terbaik dan umat terbaik yang dilahirkan untuk umat manusia. Keadilan mereka semua telah dibuktikan dengan pujian dari Allah?Azza wa Jalla?dan pujian dari Rasulullah?Shallallahu ¡®Alaihi wa Sallam. Tidak ada seorang pun yang lebih adil daripada orang yang diridhai Allah untuk menjadi sahabat Nabi-Nya dan untuk mendukungnya. Tidak ada pujian yang lebih baik dari itu, dan tidak ada penilaian adil yang lebih sempurna dari itu.¡± (Al-Isti¡¯ab fi Ma¡¯rifat Al-Ashhab, 1/3).

An-Nawawi?Rahimahullah?mengatakan, ¡°Semua sahabat adalah orang yang adil, baik yang terlibat dalam kancah fitnah maupun tidak, ini berdasarkan kesepakatan para ulama yang dapat diperhitungkan.¡± (At-Taqrib wa At-Taisir, hal. 92).

Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani mengatakan, ¡°Ahlussunnah sudah sepakat untuk menyatakan bahwa semua sahabat adalah adil. Tidak ada orang yang menyelisihi dalam hal itu, melainkan orang-orang yang menyimpang dari kalangan ahli bid¡¯ah.¡± (Al-Ishabah fi Tamyiz As-Shahabah, 1/10).

Kedua.

Keadilan para sahabat bukan berarti mereka sempurna dan terbebas dari dosa. Tidak ada satupun ulama yang mengatakan hal ini. Mungkin ada di antara mereka yang pernah melakukan kesalahan dan kekhilafan, dosa kecil maupun dosa besar. Sebaliknya, yang dimaksud dengan keadilan mereka adalah bahwa kata-kata dan berita-berita mereka dipercaya sepenuhnya. Mereka tidak sengaja berdusta dalam kesaksian dan berita-berita mereka, dan mereka tidak sengaja berdusta atas nama Rasulullah?Shallallahu ¡®Alaihi wa Sallam.

Al-Mardawi dalam kitab At-Tahbir Syarah At-Tahrir (4/1994) mengatakan, ¡°Keadilan mereka (para sahabat) bukan berarti mereka terjaga dari dosa, dan tidak mungkin mereka melakukan maksiat. Akan tetapi, maksudnya adalah keadilan sahabat juga bisa berarti diterimanya periwayatan mereka tanpa perlu bersusah payah mencari sebab-sebab keadilan dan kebersihan mereka.¡±

Al-Khathib Al-Baghdadi mengatakan dalam kitab Al-Kifayah fi ¡®Ilm Ar-Riwayah, hal. 46, ¡°¡¯´¡»å²¹±ô²¹³ó?(keadilan) para sahabat sudah pasti dan sudah diketahui dengan penilaian adil dari Allah atas mereka. Allah memberitakan tentang bersihnya mereka dan Allah memilih mereka (sebagai penolong Rasul-Nya) berdasarkan nash Al-Qur¡¯an.¡±

Kemudian beliau menyebutkan sejumlah dalil. Beliau mengatakan, ¡°Berita-berita dalam pengertian ini sangatlah luas. Semuanya sesuai dengan apa yang disebutkan dalam nash Al-Qur¡¯an, semua itu menunjukkan kesucian para sahabat, dan kepastian akan penilaian adil dan bersihnya mereka. Bersamaan dengan penilaian adil dari Allah?°Õ²¹¡¯²¹±ô²¹?untuk mereka, yang mengetahui diri mereka, maka tidak seorang pun dari mereka membutuhkan penilaian adil dari manusia bahwa mereka memiliki sifat seperti ini, kecuali jika terbukti bahwa seseorang dari mereka melakukan sesuatu yang tidak dapat ditafsirkan dengan apapun kecuali berniat untuk berbuat maksiat, dan melampaui ruang lingkup penafsiran. Dengan demikian ditetapkanlah bahwa keadilan mereka telah gugur. Dan Allah telah membebaskan mereka dari itu, dan mengangkat status mereka di atasnya.

Akan tetapi, jika seandainya tidak ada satu pun dari apa yang kami sebutkan itu yang disebutkan oleh Allah?Azza wa Jalla?dan Rasul-Nya, maka keadaan mereka pada saat itu -yaitu para sahabat yang berhijrah, berjihad, memberikan dukungan kepada Rasul, mencurahkan pengorbanan jiwa dan harta, pembunuhan orang tua dan anak, saling menasihati dalam agama, keimanan yang kuat dan keyakinan- menyatakan keadilan mereka dan menegaskan bersihnya mereka. Mereka lebih baik daripada semua orang yang adil dan terpuji yang datang setelah mereka, sampai selama-lamanya. Inilah pendapat semua ulama dan fukaha yang perkataannya dipertimbangkan.¡±

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan dalam kitab Minhaj As-Sunnah (1/306-307), ¡°Para sahabat mungkin telah melakukan kesalahan dan dosa, namun mereka tidaklah ma¡¯shum. Akan tetapi mereka tidak berbohong dengan sengaja, dan tidak ada seorang pun yang dengan sengaja berbohong atas nama Nabi?Shallallahu ¡®Alaihi wa Sallam, kecuali Allah akan membongkar rahasianya.¡±

Dr. Imad As-Syarbini berkata dalam bukunya Adalah As-Shahabah Radhiyallahu ¡®Anhum fi Dhau¡¯i Al-Qur¡¯an Al-Karim wa As-Sunnah An-Nabawiyyah wa Daf¡¯u As-Syubhat, mengatakan, ¡°Makna dari keadilan para sahabat ialah bahwa mereka tidak dengan sengaja berbohong atas nama Rasulullah?Shallallahu ¡®Alaihi wa Sallam, karena mereka telah tersematkan iman yang kuat, konsisten dalam ketaatan, muru¡¯ah, akhlak yang luhur, dan terhindarkan dari hal-hal yang remeh.

Keadilan mereka tidak berarti bahwa mereka terjaga dari dosa, atau dari kelupaan atau kesalahan. Tidak ada seorang pun di antara para ulama yang mengatakan hal ini. Hendaknya diketahui, bahwa orang-orang yang berbuat dosa lalu mereka mendapat sangsi (Hudud), maka hal itu merupakan penebusan (Kaffarat) dosa bagi mereka, lalu mereka bertaubat dengan baik.¡±

Imam Al-Abyari Al-Maliki (wafat tahun 618 H) membenarkan apa yang disebutkan di atas ketika beliau berkata, ¡°Keadilan mereka (para sahabat) maksudnya bukanlah mereka itu ma¡¯shum, dan tidak mungkin mereka berbuat maksiat. Akan tetapi yang dimaksud ialah diterimanya riwayat mereka tanpa bersusah-susah mencari-cari alasan dari keadilan dan kesucian mereka, kecuali jika terbukti bahwa mereka telah melakukan sesuatu yang mencemarkan diri mereka, dan hal itu belum pernah terjadi. Segala puji hanya milik Allah.

Kami tetap pada keadaan mereka (para sahabat) pada masa Rasulullah?Shallallahu ¡®Alaihi wa Sallam, sampai terbukti sebaliknya. Kami tidak memperhatikan apa yang dikatakan oleh para penulis biografi, karena itu tidak benar. Jika toh benar, maka hal itu memiliki penafsiran yang benar.¡±

Lihat pula kitab Fath Al-Mughits karya As-Sakhawi, 3/96, Al-Bahr Al-Muhith karya Az-Zarkasyi, 4/300 dan Irsyad Al-Fuhul, 1/278.

Ketiga.

Adapun pernyataan saudara penanya tentang keberadaan sebagian orang munafik di sekitar Nabi?Shallallahu ¡®Alaihi wa Sallam, maka hal itu tidak mencemari sifat adil para sahabat?Radhiyallahu ¡®Anhum, karena beberapa alasan berikut :

  1. 1. Orang-orang munafik tidak termasuk golongan sahabat, sebagaimana telah disebutkan sebelumnya. Ibnu Hazm berkata dalam Al-Ihkam (5/89), ¡°Adapun para sahabat?Radhiyallahu ¡®Anhum?yaitu setiap orang yang duduk bersama Nabi?Shallallahu ¡®Alaihi wa Sallam, meskipun hanya sesaat, dan mendengar darinya sepatah kata atau lebih, atau menyaksikan sesuatu dari diri beliau sesuatu yang dipahaminya, dan bukan termasuk orang-orang munafik yang kemunafikannya telah menyebar luas hingga mereka meninggal dunia dalam keadaan seperti itu...¡±

  2. 2. Kaum munafik merupakan golongan minoritas yang hina dan dikenal di kalangan para sahabat Nabi?Shallallahu ¡®Alaihi wa Sallam. Tidak ada seorang pun di antara mereka yang munafik, yang oleh para ulama, dimasukkan ke dalam golongan sahabat. Hal ini ditunjukkan oleh pernyataan Abdullah bin Mas¡¯ud?Radhiyallahu?¡®Anhu?tentang shalat berjamaah.

???????? ??????????? ????? ??????????? ??????? ?????? ????????? ????????? ??????????

????? ???? ?? "?????" (654)

¡°Aku telah melihat bahwa tidak ada yang tertinggal dari shalat berjamaah, melainkan seorang munafik yang jelas kemunafikannya.¡± (HR. Muslim dalam Shahihnya, no. 654).

Mereka menjadi lebih dikenal dan dipermalukan setelah mereka tertinggal (tidak ikut) dalam Perang Tabuk dan turunnya Surat At-Taubah tentang mereka. Oleh karena itu, Ka¡¯ab bin Malik?Radhiyallahu?¡®Anhu?berkata dalam kisah tertinggal (tidak ikut serta) dari Rasulullah?Shallallahu ¡®Alaihi wa Sallam?dalam Perang Tabuk,

???????? ????? ???????? ??? ???????? ?????? ??????? ??????? ??????? ?????? ????? ???????? ????????? ???????? ??????? ? ??????????? ?????? ??? ????? ?????? ??????? ?????????? ???????? ?????????? ? ???? ??????? ??????? ?????? ??????? ???? ????????????

????? ??????? (4418) ? ????? (2769)

¡°Maka apabila aku keluar di tengah-tengah manusia setelah Rasulullah?Shallallahu ¡®Alaihi wa Sallam? berangkat perang, dan berjalan di tengah-tengah mereka, aku merasa sedih karena tidak melihat seorang pun kecuali seorang laki-laki yang penuh kemunafikan atau seorang laki-laki dari orang-orang lemah yang telah diberi ampunan oleh Allah.¡± (HR. Al-Bukhari, no. 4418 dan Muslim, no. 2769).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan dalam Minhaj As-Sunnah, 8/474, ¡°Kami sebutkan sebelumnya bahwa tidak ada orang munafik di tengah-tengah golongan Muhajirin.

Perlu diketahui bahwa orang-orang munafik jumlahnya sedikit dibandingkan dengan orang-orang Mukmin. Dan keadaan kebanyakan mereka baru terungkap ketika Al-Qur¡¯an dan ayat-ayat lainnya diturunkan tentang mereka. Meskipun Nabi?Shallallahu?'Alaihi?wa?Sallam?tidak mengenal masing-masing orang tersebut secara khusus, namun mereka yang terlibat langsung dalam peristiwa tersebut mengenalnya.

Mengetahui apakah seseorang itu seorang Mukmin secara batin, atau seorang Yahudi, seorang Nasrani, atau seorang musyrik adalah sesuatu yang tidak dapat disembunyikan setelah jangka waktu yang lama. Karena tiadalah seseorang yang menyimpan rahasia, kecuali Allah akan menyingkapkannya melalui raut wajahnya dan keceplosan lidahnya. Allah?°Õ²¹¡¯²¹±ô²¹?berfirman,

?????? ??????? ????????????????? ???????????????? ????????????

??????? ?????????: 30

¡®Seandainya Kami berkehendak, niscaya Kami menunjukkan mereka kepadamu (Nabi Muhammad) sehingga engkau benar-benar dapat mengenali mereka melalui tanda-tandanya.¡¯?(QS. Muhammad : 30).

Allah?°Õ²¹¡¯²¹±ô²¹?juga berfirman,

??????????????????? ??? ?????? ?????????

[??????? ?????????: 30] .

¡®Engkau pun benar-benar akan mengenali mereka melalui nada bicaranya.¡¯?(QS. Muhammad : 30).

Orang yang menyembunyikan kekafirannya dapat dikenali dari nada bicaranya, namun dari penampilannya terkadang dia bisa dikenali, terkadang tidak.

Allah?°Õ²¹¡¯²¹±ô²¹?berfirman,

??????????? ????????? ??????? ????? ????????? ?????????????? ???????????? ????????????????? ??????? ???????? ??????????????? ?????? ???????????????? ??????????? ????? ?????????????? ????? ????????????

[??????? ???????????????: 10]

¡®Wahai orang-orang yang beriman, apabila perempuan-perempuan mukmin datang berhijrah kepadamu, hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih tahu tentang keimanan mereka. Jika kamu telah mengetahui (keadaan) mereka bahwa mereka (benar-benar sebagai) perempuan-perempuan mukmin, janganlah kamu kembalikan mereka kepada orang-orang kafir (suami mereka).¡¯ (QS. Al-Mumtahanah : 10).¡±

Al-Mu¡¯alimi Al-Yamani berkata dalam Al-Anwar Al-Kasyifah (hal. 278), ¡°Dan dalam Shahih, dalam hadits tentang Ka¡¯ab bin Malik, salah seorang dari tiga orang yang tetap tinggal disebutkan, ¡®Maka apabila aku keluar di tengah-tengah manusia setelah Rasulullah?Shallallahu ¡®Alaihi wa Sallam? berangkat perang, dan berjalan di tengah-tengah mereka, aku merasa sedih karena tidak melihat seorang pun kecuali seorang laki-laki yang penuh kemunafikan atau seorang laki-laki dari orang-orang lemah yang telah diberi ampunan oleh Allah.¡¯ ?Dan dalam hal ini terdapat pernyataan bahwa orang-orang munafik telah dikenal secara umum sebelum Perang Tabuk, kemudian hal ini dikuatkan dengan tetap tinggalnya mereka tanpa alasan dan tidak adanya taubat, kemudian diturunkanlah surah Bara¡¯ah yang membinasakan mereka. Dengan demikian jelaslah bahwa mereka telah disebut dengan nama-nama mereka sebelum wafatnya Nabi?Shallallahu ¡®Alaihi wa Sallam.¡±

  1. Tidak ada seorang munafik pun yang meriwayatkan sebuah hadits dari Rasulullah?Shallallahu ¡®Alaihi wa Sallam.

Al-Mardawi berkata dalam At-Tahbir Syarh At-Tahrir (4/1995), ¡°Al-Hafiz Al-Mizzi berkata, ¡®Di antara faedahnya adalah tidak ada riwayat dari seorang pun di antara para sahabat yang dituduh bersikap munafik.¡¯¡±

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata dalam Minhaj As-Sunnah An-Nabawiyyah (8/474), ¡°Para sahabat yang disebutkan dalam riwayat-riwayat dari Nabi?Shallallahu ¡®Alaihi wa Sallam?dan orang-orang yang dihormati kaum Muslimin karena agama mereka, semuanya adalah orang-orang yang beriman kepadanya. Kaum muslimin -Alhamdulillah- tidak menghormati seorang yang munafik terhadap agama.¡±

Keempat.

Sedangkan Al-Walid bin Uqbah adalah seorang sahabat, tanpa ada perbedaan pendapat di antara para ulama. Dia termasuk ke dalam keumuman ayat-ayat dan hadits-hadits yang memuji para sahabat?Radhiyallahu ¡®Anhum?dan memutuskan keadilan mereka.

Adapun turunnya ayat yang mulia tentang dirinya dan gambarannya sebagai orang yang fasik, hal ini belum terbukti secara jelas.

Sebagian ulama, seperti Ibnu Abdil Barr dalam Al-Isti¡¯ab (4/1553), berpendapat bahwa ayat ini diturunkan mengenai dirinya dan selain dirinya.

Ada sebagian ulama lagi yang menafikan turunnya ayat ini kepada Al-Walid, di antara mereka adalah Ar-Razi dalam Tafsirnya, Mafatih Al-Ghaib (28/98), Ibnu Asyur dalam At-Tahrir wa At-Tanwir (26/269), Muhibbudin Al-Khathib dalam komentarnya terhadap Al-Awashim min Al-Qawashim karya Ibnu Al-Arabi (hal. 102). Terutama atsar-atsar yang disebutkan mengenai hal itu tidak lepas dari kritikan dari sisi Isnad. Ibnu Katsir?Rahimahullah?menyebutkan atsar mengenai sebab turunnya ayat dalam Tafsir-nya (7/370) dan beliau tidak memberikan komentar apapun. Namun dalam Al-Bidayah wa An-Nihayah (11/604) beliau memberikan komentar atasnya, ¡°Tidak hanya satu mufassir yang menyebutkan hal itu. Allah-lah yang lebih tahu mengenai keshahihannya.¡±

Dalam masalah ini terdapat isyarat bahwa atsar itu termasuk yang tidak diketahui keshahihannya dan tidak terkenal di kalangan para ulama.

Syaikh Ahmad Syakir?Rahimahullah?menghilangkan atsar ini dalam ringkasannya untuk Tafsir Ibnu Katsir (3/355). Dalam masalah ini terdapat isyarat bahwa atsar itu lemah (dhaif) dan tidak shahih. Beliau menyebutkan dalam mukadimah (1/11) bahwasanya beliau membuang setiap hadits dhaif atau yang cacat (Ma'lul)."

Adapun kisah yang sama yang diriwayatkan, setelah direnungkan (diteliti), di dalamnya tidak terdapat sesuatu yang menggambarkan bahwa Al-Walid itu fasik.

Penjelasannya adalah di dalam atsar disebutkan bahwasanya Bani Al-Mushthaliq berangkat untuk menemuinya. Kemudian Al-Walid menyangka bahwa mereka berangkat untuk memeranginya, sehingga dia pun takut, lantas pulang dan memberitahu Nabi?Shalallahu 'Alaihi wa Sallam?mengenai masalah itu. Hal itu tidak menunjukkan kalau Al-Walid itu fasik, meskipun prasangkanya keliru. Tetapi Al-Walid tidak sengaja untuk berdusta.

Ar-Razi mengatakan dalam Tafsir-nya (14/271), ¡°Apa yang kami sebutkan sebelumnya menguatkan bahwa penyebutan lafaz fasik terhadap Al-Walid adalah sesuatu yang amat jauh, karena Al-Walid berilusi dan berprasangka, lalu keliru. Sementara orang yang keliru tidaklah dinamakan sebagai fasik.¡±

Kalau kita memastikan bahwa ayat yang mulia ini turun pada Al-Walid, dan dia berhak atas sifat itu -seperti disebutkan sebelumnya bahwa hal ini belum bisa diterima- maka bisa dijawab bahwasanya Al-Walid sudah bertaubat dari hal itu dan memperbaiki taubatnya, sebagaimana kondisi siapapun dari kalangan sahabat?Radhiyallahu 'Anhum?yang terjerumus ke dalam maksiat, seperti halnya Ma'iz dan wanita suku Al-Ghamidiyah yang bertaubat dengan baik, wanita suku Al-Makhzumiyah yang mencuri bertaubat dengan baik, lalu Nabi?Shallallahu ¡®Alaihi wa Sallam?memotong tangannya, Abu Lubabah bertaubat dengan baik dari apa yang diperbuatnya terhadap Bani Quraizhah, Ka'ab bin Malik dan kedua sahabatnya yang tertinggal Perang Tabuk tanpa alasan dan mereka bertaubat dengan baik.

Berdasarkan keshahihan pendapat yang telah dikemukakan, maka Al-Walid bin Uqbah telah bertaubat dengan baik, oleh sebab itulah Umar bin Al-Khathab?Radhiyallahu 'Anhu?mengangkatnya untuk mengurusi zakat dan sedekah Bani Taghlib, dan Utsman bin Affan mengangkatnya sebagai gubernur Kufah. Lihat Al-Bidayah wa An-Nihayah (11/604).

Beliau berdua (Umar dan Utsman?Radhiyallahu Anhuma) tidak akan mengangkat Al-Walid, melainkan karena dia adalah sosok yang kuat, tepercaya, adil dan tidak fasik.

Abu Bakar Al-Arabi?Rahimahullah?mengatakan dalam pendapatnya tentang keadilan para sahabat dan penafian sifat fasik dari mereka, ¡°Dosa-dosa yang dilakukan tidaklah menggugurkan keadilan jika diikuti dengan taubat.¡± (Al-Awashim min Al-Qawashim, hal. 94).

As-Sakhawi berkata dalam Fath Al-Mughits (3/112), ¡°Adapun Al-Walid dan yang lainnya yang disebutkan dalam berita tentang mereka, Nabi?Shallallahu ¡®Alaihi wa Sallam?menahan (mencegah) orang yang mengutuk sebagian mereka dengan mengatakan,?¡®Janganlah melaknatnya. Demi Allah, aku tidak tahu dia, kecuali mencintai Allah dan Rasul-Nya.¡¯?Sebagaimana Umar pernah mencegah Hathib?Radhiyallahu 'Anhuma?dengan kata-katanya, ¡®Sesungguhnya dia menyaksikan (ikut serta) Perang Badar. Tahukah kamu, barangkali Allah melihat para veteran Perang Badar, kemudian Dia berfirman, ¡®Berbuatlah sekehendak hati kalian, Aku telah mengampuni kalian.¡¯ Apalagi mereka tulus dalam bertaubat dari maksiat yang mereka lakukan, sedangkan sangsi?Hudud?menjadi penghapus (Kaffarat) dosa. Bahkan dikatakan tentang Al-Walid secara khusus, ¡®Sebagian penduduk Kufah telah bersikap berat sebelah terhadapnya dan memberikan kesaksian yang tidak adil terhadapnya. Secara umum, tidak mendalami masalah ini dan yang semisalnya merupakan sesuatu yang harus ditetapkan.¡±

Dr. Muhammad Mushthafa Al-A'zhami mengatakan dalam bukunya, Manhaj An-Naqd 'Inda Al-Muhaditsin, Nasy'athu wa Tarikhuhu, "Akan tetapi, di samping itu, Allah?Ta'ala?berfirman,

???????????? ?????????? ????????????? ????? ???? ????????? ???????????? ?????????? ??????????????? ?????????? ???????? ?????? ??????????? ?????? ????????? ??????? ????????????? ???? ????????????? ?????? ?????????? ???????? ????? ?????? ?????? ?????????????? ??????? ??????? ???????? ?????????

¡°Orang-orang yang menuduh (berzina terhadap) perempuan yang baik-baik dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka (para penuduh itu) delapan puluh kali dan janganlah kamu menerima kesaksian mereka untuk selama-lamanya. Mereka itulah orang-orang yang fasik,?kecuali mereka yang bertobat setelah itu dan memperbaiki (dirinya), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.¡±?(QS. An-Nur : 4-5).

Meskipun para ulama berbeda pendapat mengenai apakah pengecualian kembali pada kalimat terakhir saja, maka taubat tidak akan menghilangkan kecuali kefasikan, si penuduh masih tetap ditolak kesaksiannya selamanya meskipun ia bertaubat, atau pengecualian kembali pada kalimat terakhir dan kalimat yang sebelumnya, maka taubat dapat menghilangkan kefasikan dan dia kembali diterima kesaksiannya.

Namun, jumhur fukaha berpendapat bahwasanya diterimanya kesaksian orang yang menuduh itu ditetapkan setelah dia bertaubat. Hal itu dikuatkan oleh tindakan-tindakan para ahli hadits, yang mana mereka menerima riwayat Hassan bin Tsabit bin Al-Mundzir bin Haram Al-Anshari, seorang penyair Rasulullah?Shalallahu 'Alaihi wa Sallam?dan Hamnah binti Jahsyi Al-Asadiyah, saudara perempuan Zainab, Ummul Mukminin.¡±

Bahkan kejadian Al-Walid meminum khamr, apa yang telah ditetapkan dalam Shahihain (Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim) pada Al-Bukhari (no. 3696) dan Muslim (no. 1707), bahwa beliau dicambuk dengan kesaksian dua orang saksi yang memberatkannya. Mengenai apakah dia minum atau tidak, itu masalah lain.

Lebih dari satu ulama telah menyebutkan bahwa sebagian penduduk Kufah secara keliru menuduhnya meminum khamar dan memberikan kesaksian palsu terhadapnya.

Diketahui bahwa penduduk Kufah bahkan mengecam Sa¡¯ad bin Abi Waqqas, sampai-sampai mereka berkata, ¡®Dia tidak shalat dengan baik, lalu bagaimana dengan Al-Walid ?!¡¯

Ibnu Khaldun berkata dalam Tarikh-nya, Diwan Al-Mubtada¡¯ wa Al-Khabar (1/269), ¡°Fitnah dari penduduk kota tidak berhenti, dan kekejaman terus berkembang. Al-Walid bin Uqbah dituduh meminum khamr saat dia berada di Kufah, dan sekelompok dari mereka bersaksi atasnya, dan Utsman menghukumnya.¡±

Berdasarkan hal tersebut, ini juga tidak pasti.

Andaikan hal itu terbukti darinya, maka yang dimaksud dengan adil sebagaimana yang telah disebutkan adalah menerima kesaksian para sahabat dan riwayat-riwayat mereka dari Nabi?Shallallahu ¡®Alaihi wa Sallam, karena mereka memiliki rasa takut kepada Allah yang cukup untuk mencegah mereka dari dusta yang disengaja.

Al-Walid bin Uqbah tidak sengaja berbohong dalam riwayat manapun. Bahkan, ia tidak meriwayatkan sesuatu pun dari Nabi?Shallallahu 'Alaihi wa Sallam?kecuali satu hadits, yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya. Dan isnad kepada Al-Walid ini lemah dan tidak shahih. Yakni, benar jika dikatakan bahwasanya Al-Walid tidak meriwayatkan satu hadits pun dari Nabi?Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Hal ini cukup untuk memastikan bahwa ia tidak berbohong atas nama Rasulullah?Shalallahu 'Alaihi¡® wa Sallam?dengan sengaja. Inilah arti keadilan sebagaimana disebutkan sebelumnya.

Ibnu Abdil Barr berkata dalam Al-Isti¡¯ab (4/1556), ¡°Al-Walid bin Uqbah tidak meriwayatkan hadits yang mana ia dibutuhkan.¡±

Kita tutup dengan kata-kata yang baik dari ulama Al-Mu¡¯alimi berikut ini. Beliau berkata dalam Al-Anwar Al-Kasyifah (hal. 271) tentang Al-Walid bin Uqbah, ¡°Lelaki ini adalah yang paling dikecam oleh mereka yang keberatan dengan klaim umum tentang keadilan para sahabat. Kalau kita simak riwayat-riwayatnya dari Nabi?Shallallahu ¡®Alaihi wa Sallam?untuk mengetahui ada berapa banyak hadits yang diriwayatkannya tentang keutamaan saudara sekaligus kedermawanannya, yaitu Utsman.

Dan berapa banyak hadits yang ia ceritakan tentang keutamaan-keutamaan dirinya untuk membela diri dari ketenaran yang diperolehnya karena minum khamr ?

Kami terkejut karena tidak menemukan riwayat sama sekali darinya, kecuali sebuah hadits diriwayatkan darinya dengan cara yang berbeda yang tidak shahih, yaitu apa yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Daud dari seorang laki-laki bernama Abu Musa Abdullah Al-Hamdani dari Al-Walid bin Uqbah yang berkata, ¡®Ketika Nabi?Shallallahu 'Alaihi wa Sallam?menaklukkan Mekah, penduduk Mekah akan membawa anak-anak mereka kepada beliau dan beliau akan mengusap kepala mereka dan mendoakan mereka. Aku dibawa kepadanya saat aku diberi wewangian dengan kunyit, tetapi beliau tidak mengusap kepalaku. Satu-satunya hal yang menghalanginya melakukan itu adalah kenyataan bahwa ibuku telah memberiku wewangian dengan kunyit, jadi beliau tidak menyentuhku karena kunyit itu.¡¯

Itulah semua yang kami temukan tentang Al-Walid dari riwayat Nabi?Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.

Jika Anda memeriksa sanadnya, maka Anda akan menemukan bahwa itu tidak shahih karena Al-Hamdani adalah seorang yang tidak dikenal (Majhul).

Kalau Anda renungkan matannya, Anda tidak akan menemukan kemungkaran, dan tidak pula mengandung sesuatu yang dapat menuduh Al-Walid. Akan tetapi, yang menjadi persoalan adalah sebaliknya, karena tidak disebutkan bahwa Nabi?Shallallahu 'Alaihi wa Sallam?mendoakannya, dan menyebutkan bahwa beliau tidak mengusap kepalanya.

Tidakkah Anda lihat dalam hal ini merupakan suatu dalil yang jelas, bahwa ada pembatas yang tegas antara para sahabat dan dusta terhadap Nabi?Shallallahu ¡®Alaihi wa Sallam??

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata dalam sanggahannya terhadap Al-Ikhna¡¯i (hal. 163), ¡°Tidak diketahui siapa di antara para sahabat yang dengan sengaja berbohong atas nama Rasulullah?Shalallahu 'Alaihi wa Sallam?meskipun di antara mereka ada yang melakukan dosa. Akan tetapi, hal ini merupakan salah satu hal yang Allah jaga bagi mereka.¡±

Kemudian Al-Mu'alimi berkata, ¡°Para ulama hadits mendasarkan pertimbangan mereka kepada para sahabat yang diragukan keadilannya, dengan mempertimbangkan apa yang telah mereka sampaikan dari Nabi?Shallallahu ¡®Alaihi wa Sallam?atau dari seorang sahabat lain, dan mereka mengemukakannya kepada Al-Qur'an dan Sunnah serta riwayat-riwayat orang lain, dengan mempertimbangkan keadaan dan keinginan mereka. Mereka tidak menemukan sesuatu yang mengharuskan adanya tuduhan. Bahkan mereka mendapati bahwa sebagian besar apa yang mereka riwayatkan telah diriwayatkan oleh para sahabat lain yang tidak dituduh, atau ada sesuatu dalam syariat yang maknanya serupa atau yang mendukungnya.¡±

Dengan demikian, menjadi jelas bahwa ketetapan keadilan para sahabat adalah suatu hal yang pasti.

Tidak perlu diragukan lagi apa yang diatributkan kepada Al-Walid bin Uqbah, karena ada keraguan atas ketetapannya. Karena keadilan tidak memerlukan adanya kema'shuman. Karena tujuan dari keadilan adalah tidak berbohong secara sengaja terhadap Rasulullah?Shalallahu ¡®Alaihi wa Sallam, dan semua sahabat pun seperti itu, bahkan mereka yang telah melakukan dosa.

Semoga Allah meridhai semua sahabat Nabi?Shallallahu 'Alaihi wa Sallam?dan semoga Dia memberikan taufik kepada kita dalam mencintai dan mengikuti mereka.

Wallahu A¡¯lam.


?


Beberapa Kesalahan Pelaksanaan Ibadah Haji

 

BEBERAPA KESALAHAN PELAKSANAKAN IBADAH HAJI


Haji merupakan ibadah yang sangat mulia, yang akan mendekatkan diri kita kepada Allah Subhanahu wa °Õ²¹¡¯²¹±ô²¹. Oleh karena itu, dalam melakukan haji, harus dikerjakan dengan mencontoh Rasulullah Shallallahu ¡®alaihi wa sallam. Allah berfirman:

??????? ????? ?????? ??? ??????? ????? ???????? ???????? ?????? ????? ???????? ????? ??????????? ????????? ???????? ????? ????????

¡°Sungguh telah ada pada Rasulullah suri tauladan yang terbaik bagi orang yang mengharapkan Allah dan hari akhir dan bagi orang yang banyak berdzikir kepada Allah¡°. [Al Ahzab/33 : 21].

Rasulullah Shallallahu ¡®alaihi wa sallam bersabda pada waktu haji wada¡¯:

?????? ????????????? ???????? ??? ??????? ???????? ???? ??? ??????? ?????? ???????? ??????

¡°Ambillah manasik haji kalian, sesunguhnya aku tidak mengetahui barangkali aku tidak akan mengerjakan haji lagi setelah ini¡°.[HR Ahmad].

Betapa banyak kaum Muslimin yang pergi menunaikan ibadah haji, namun mereka tidak memahami hukum-hukumnya, dan tidak mengetahui hal-hal yang bisa membatalkan ibadahnya, atau yang bisa mengurangi kesempurnaan hajinya. Hal ini terjadi, bisa jadi karena haji merupakan ibadah yang pelaksanaannya membutuhkan waktu yang lama, serta hukum-hukumnya lebih banyak jika dibandingkan dengan ibadah-ibadah lainnya. Sehingga bisa menyebabkan seseorang yang melaksanakan haji melakukan penyimpangan dan kesalahan. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata: ¡°Ilmu manasik haji adalah yang paling rumit di dalam ibadah¡°.

Sebagian jama¡¯ah haji, mereka mengerjakan hal-hal yang tidak ada asalnya dari Al Kitab dan As Sunnah. Hal ini disebabkan oleh dua hal.

1. Adanya orang-orang yang berfatwa tanpa ilmu.

2. Mereka taklid buta kepada pendapat seseorang tanpa adanya alasan yang dibenarkan.

Dalam tulisan ini kami akan menjelaskan beberapa kesalahan yang sering terjadi di kalangan jama¡¯ah haji pada umumnya, supaya kita mampu menghindarinya dan bisa memperingatkan saudara-saudara kita agar tidak terjatuh dalam kesalahan ini.

Kesalahan Ketika Ihram.

1. Sebagian jama¡¯ah haji, ketika melewati miqat atau sejajar dengannya di atas pesawat, mereka menunda ihram sehingga turun di bandara Jeddah.

Dalam Al-Bukhari dan Muslim, dan selainnya dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu, dia berkata:

??????? ???????? ???????????? ??? ????????????? ?????????? ?????? ?????? ???????????? ?????????? ????????? ?????????? ????? ??????? ????????? ??? ????? ??????????? ???? ?????????? ??????? ??????? ???????? ?????????????

¡°Nabi telah menentukan miqat untuk penduduk Madinah di Dzul Hulaifah, dan untuk penduduk Syam di Al Juhfah, dan untuk penduduk Najd di Qarnul Manazil, dan bagi penduduk Yaman di Yalamlam. Beliau Shallallahu ¡®alaihi wa sallam bersabda: ¡°Tempat-tempat itu untuk mereka dan untuk orang yang melewatinya, meskipun bukan dari mereka (penduduk-penduduk kota yang telah disebutkan), bagi orang yang ingin menunaikan haji dan umrah¡°.

Dari ¡®Aisyah Radhiyallahu ¡®anha, dia berkata:

????? ??????? ??????? ?????? ??????? ???????? ????????? ??????? ???????? ?????????? ????? ??????

¡°Sesungguhnya Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam menentukan miqat untuk penduduk Irak di Dzatu ¡®Irq¡°. [HR Abu Dawud dan An Nasa-i].

Tempat-tempat tersebut adalah miqat-miqat yang telah ditetapkan oleh Rasulullah Shallallahu ¡®alaihi wa sallam sebagai batasan syar¡¯i. Maka tidaklah halal bagi seseorang yang ingin menunaikan ibadah haji dan umrah untuk merubahnya atau untuk melewatinya tanpa ihram.

Dalam Shahih Al Bukhari, dari Abdullah bin Umar, dia berkata: Ketika dibuka dua kota ini, yakni Bashrah dan Kufah, mereka datang kepada Umar, lalu berkata: ¡°Wahai, Amirul Mukminin. Sesungguhnya Nabi telah menetapkan miqat untuk penduduk Najd di Qarnul Manazil, dan tempat itu menyimpang dari kita. Apabila kita hendak pergi ke Qarnul Manazil, maka akan memberatkan kita¡±. Umar berkata,¡±Lihatlah kepada tempat yang sejajar dengannya (Qarnul Manazil, pen) dari jalan kalian.¡±

Dalam atsar ini Umar bin Khaththab telah menentukan miqat bagi orang yang tidak lewat di tempat tersebut, namun mereka sejajar dengannya. Tidak ada bedanya orang yang melewati miqat lewat udara ataupun lewat darat.

2. Keyakinan sebagian jama¡¯ah haji atau umrah, bahwa yang dimaksud ihram adalah sekedar mengenakan pakaian ihramnya setelah mengganti dari pakaian biasa; padahal, ihram adalah niat untuk masuk ke dalam ibadah umrah atau haji.

Yang benar, bahwa seseorang ketika mengenakan pakaian ihram, hal ini adalah persiapan untuk ihram. Karena ihram yang sebenarnya adalah niat untuk masuk ke dalam manasik. Hal inilah yang belum diketahui oleh kebanyakan orang, mereka mengira, hanya dengan mengenakan pakaian ihram, telah mulai menjauhi larangan ihram, padahal larangan-larangan ihram dijauhi ketika seseorang mulai niat masuk ke dalam manasik.

3. Ketika seorang wanita dalam keadaan haidh, dia tidak melakukan ihram karena adanya keyakinan bahwa ihram harus dalam keadaan suci, kemudian dia melewati miqat tersebut tanpa ihram.

Hal ini merupakan kesalahan yang nyata, karena haidh tidak menghalanginya untuk ihram. Seorang wanita yang haidh, ia tetap melakukan ihram dan mengerjakan semua yang harus dikerjakan oleh jama¡¯ah haji, kecuali thawaf. Dia menunda thawaf sehingga suci dari haidhnya.

Dari Aisyah Radhiyallahu ¡®anha, dia berkata: ¡°Nabi telah masuk ke tempatku, (dan) aku sedang menangis¡±. Beliau Shallallahu ¡®alaihi wa sallam bertanya: ¡°Apa yang membuatmu menangis?¡± Aku menjawab: ¡°Demi Allah, aku berkeinginan seandainya aku tidak haji pada tahun ini¡±. Beliau Shallallahu ¡®alaihi wa sallam bertanya: ¡°Barangkali engkau sedang haidh?¡± Aku menjawab: ¡°Benar¡±. Beliau Shallallahu ¡®alaihi wa sallam bersabda:

??????? ?????? ?????? ???????? ??????? ????? ??????? ????? ?????????? ??? ???????? ????????? ?????? ???? ??? ???????? ??????????? ?????? ?????????

¡°Itu adalah sesuatu yang telah Allah tetapkan untuk wanita keturunan Adam. Kerjakanlah semua yang dikerjakan oleh orang yang haji, kecuali engkau jangan thawaf di Ka¡¯bah, sehingga engkau suci¡°. [HR Al-Bukhari].

4. Keyakinan sebagian jama¡¯ah haji bahwa pakaian ihram bagi kaum wanita harus memiliki warna tertentu, seperti warna hijau atau warna lainnya.

Syaikh Abdul Aziz bin Baz berkata: ¡°Adapun sebagian orang awam yang mengkhususkan pakaian ihram bagi wanita dengan warna hijau atau hitam, dan tidak boleh dengan warna yang lain, maka hal ini tidak ada asalnya¡±[1]

5. Keyakinan bahwa pakaian ihram yang dipakai oleh jama¡¯ah haji tidak boleh diganti meskipun kotor.

Hal ini merupakan suatu kesalahan dari jama¡¯ah haji. Sebenarnya boleh untuk mengganti pakaian ihram mereka dengan yang semisalnya, dan boleh juga untuk mengganti sandal. Tidak menjauhi kecuali larangan-larangan ketika ihram, sedangkan hal ini bukanlah termasuk larangan.
Berkata Syaikh Abdul Aziz bin Baz: ¡°Tidak mengapa untuk mencuci pakaian ihram dan tidak mengapa untuk menggantinya, atau menggunakan pakaian yang baru, atau yang sudah dicuci¡±[2]

6. Talbiyah secara berjama¡¯ah dengan satu suara.

Ibnu Al Haaj berkata : ¡°Yakni, hendaknya mereka tidak mengerjakannya dengan satu suara, karena hal ini termasuk bid¡¯ah, bahkan setiap orang bertalbiyah sendiri-sendiri tanpa bertalbiyah dengan suara orang lain, dan hendaknya terdapat ketenangan dan keheningan yang mengiringi talbiyah ini¡­¡±.[3]

7. Ketika ihram, sebagian jama¡¯ah membuka pundak-pundak mereka seperti dalam keadaan idh-thiba¡¯ (Membuka pundak sebelah kanan dan menutup sebelah kiri dengan kain ihram).

Idh-thiba¡¯ tidak disyari¡¯atkan kecuali ketika thawaf qudum atau thawaf umrah. Selain itu, tidak disyari¡¯atkan dan pundak tetap dalam keadaan tertutup dengan pakaian ihramnya.

Berkata Ibnu Abidin dalam Hasyiyah-nya: ¡°Yang sunnah adalah melakukan idh-thiba¡¯ sebelum thawaf hingga selesai, tidak ada yang lain daripada itu¡±[4]

Berkata Syaikh Ibnu ¡®Utsaimin rahimahullah : ¡°Apabila telah selesai dari thawaf, maka dia mengembalikan rida¡¯nya (pakaian atas dari ihramnya) seperti keadaan semula, karena idh-thiba¡¯ dikerjakan ketika thawaf saja¡±[5]

8. Keyakinan bahwa shalat dua raka¡¯at setelah ihram hukumnya wajib.

Tidak ada dalil yang menunjukkan wajibnya shalat dua raka¡¯at setelah ihram. Bahwasanya, Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam ihram setelah melakukan shalat fardhu, maka dianjurkan ihram setelah shalat fardhu.

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah : ¡°Disunnahkan untuk ihram setelah selesai shalat, baik fardhu atau sunnah, jika dikerjakan pada waktu sunnah. (Demikian) menurut satu di antara dua pendapat. Dan menurut pendapat yang lain, jika dia shalat fardhu, maka dia ihram sesudahnya, dan jika bukan waktu shalat fardhu, maka bagi ihram tidak ada shalat yang mengkhususkannya. Dan ini adalah pendapat yang paling kuat¡±[6]

Kesalahan Ketika Thawaf.

1. Memulai thawaf sebelum Hajar Aswad.

Hal ini termasuk perbuatan ghuluw dalam agama. Sebagian orang mempunyai keyakinan agar lebih berhati-hati. Akan tetapi, hal ini tidak bisa diterima, karena sikap hati-hati yang benar adalah apabila kita mengikuti syari¡¯at dan tidak mendahului Allah dan RasulNya.

2. Sebagian jama¡¯ah haji berpedoman dengan do¡¯a-do¡¯a khusus, terkadang mereka dipimpin oleh seseorang untuk mentalkin, kemudian mereka mengulang-ulanginya secara bersama-sama.

Hal ini tidak dibenarkan, karena dua hal. Pertama. Karena di dalam thawaf tidak ada do¡¯a khusus. Tidak pernah diriwayatkan dari Nabi n bahwa di dalam thawaf terdapat do¡¯a khusus. Kedua. Bahwa do¡¯a secara berjama¡¯ah adalah perbuatan bid¡¯ah. Perbuatan ini mengganggu bagi orang lain yang juga sedang thawaf. Yang disyari¡¯atkan ialah, setiap orang berdo¡¯a sendiri-sendiri tanpa mengeraskan suaranya.

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah : ¡°Didalam hal ini ¨Cyakni thawaf- tidak ada dzikir yang khusus dari Nabi, baik perintah atau ucapan. Beliau Shallallahu ¡®alaihi wa sallam tidak mengajarkan hal itu. Bahkan setiap orang berdo¡¯a dengan do¡¯a-do¡¯a yang masyru¡¯ (disyariatkan). Adapun yang disebut oleh kebanyakan orang bahwa terdapat do¡¯a tertentu di bawah Mizab dan tempat lainnya, maka hal itu sama sekali tidak ada asalnya¡±[7]

3. Sebagian jama¡¯ah haji mencium Rukun Yamani.

Hal ini merupakan kesalahan, karena Rukun Yamani hanya disentuh dengan tangan saja, tidak dicium. Yang dicium hanyalah Hajar Aswad, apabila kita mampu untuk menciumnya. Jika tidak mampu, maka diusap. Jika tidak bisa (diusap) juga, maka kita cukup dengan memberi isyarat dari jarak jauh.

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah : ¡°Adapun Rukun Yamani, menurut pendapat yang shahih, dia tidak boleh dicium¡±.[8]

Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah : ¡°Telah shahih dari beliau Shallallahu ¡®alaihi wa sallam, bahwa beliau Shallallahu ¡®alaihi wa sallam menyentuh Rukun Yamani. Dan tidak ada yang sah dari beliau Shallallahu ¡®alaihi wa sallam bahwa beliau Shallallahu ¡®alaihi wa sallam menciumnya, atau mencium tangan beliau Shallallahu ¡®alaihi wa sallam setelah menyantuhnya¡±[9]

4. Sebagian jama¡¯ah haji mengerjakan thawaf dari dalam Hijir Isma¡¯il.

Dalam masalah ini, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata: ¡°Tidak diperbolehkan untuk masuk ke dalam Hijir Ismail ketika thawaf, karena sebagian besar hijir termasuk dalam area Ka¡¯bah, padahal Allah memerintahkan untuk thawaf mengelilingi Ka¡¯bah, bukan thawaf di dalam Ka¡¯bah¡±[10]

5. Keyakinan sebagian orang yang thawaf, bahwa shalat dua raka¡¯at setelah thawaf harus dikerjakan di dekat Maqam Ibrahim.

Yang benar, shalat dua raka¡¯at setelah thawaf boleh dikerjakan dimana saja dari Masjidil Haram, dan tidak wajib untuk dikerjakan di dekat Maqam Ibrahim, sehingga tidak berdesak-desakan dan mengganggu jama¡¯ah lainnya.[11]

6. Ketika thawaf, sebagian jama¡¯ah haji mengusap-usap setiap yang mereka jumpai di dekat Ka¡¯bah, seperti Maqam Ibrahim, dinding Hijir Isma¡¯il dan kain Ka¡¯bah, dan yang lainnya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata: ¡°Adapun seluruh sudut Ka¡¯bah dan Maqam Ibrahim, dan seluruh masjid dan dindingnya, dan kuburnya para nabi dan orang-orang yang shalih, seperti kamar Nabi kita, dan tempatnya Nabi Ibrahim dan tempat Nabi kita yang dahulu mereka gunakan untuk shalat, dan selainnya dari kuburnya para nabi serta orang yang shalih, atau batu yang di Baitul Maqdis, maka menurut kesepakatan ulama, semuanya itu tidak boleh untuk diusap dan tidak boleh juga untuk dicium¡±[12]

7. Sebagian jama¡¯ah wanita berdesak-desakan ketika hendak mencium Hajar Aswad.

Padahal Allah telah berfirman:

???????? ????????? ?????????????? ?????? ?????? ???????? ???????? ????? ?????? ????? ??????? ????? ??????? ??? ????????

¡°Haji adalah pada bulan-bulan yang telah ditetapkan, barangsiapa yang mengerjakan haji, maka janganlah berbuat rafats dan berbuat fasik dan berbantah-bantahan dalam mengerjakan haji¡°. [Al Baqarah/2 : 197].

Berdesak-desakan ketika haji akan menghilangkan rasa khusyu¡¯ dan akan melupakan dalam mengingat Allah. Padahal, dua hal ini termasuk maksud yang utama ketika kita thawaf.[13]

8. Sebagian jama¡¯ah haji tetap idh-thiba¡¯ setelah selesai thawaf dan shalat dua raka¡¯at dalam keadaan idh-thiba¡¯.

Dalam hal ini terdapat dua kesalahan.

Pertama.?
Yang sunnah dalam idh-thiba¡¯, yaitu ketika thawaf qudum.?

Kedua.?
Mereka terjatuh ke dalam larangan Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam tentang shalat sedangkan pundak mereka terbuka. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ¡®anhu, dia berkata: Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam telah bersabda:

??? ???????? ?????????? ??? ????????? ?????????? ?????? ????? ??????????? ??????

¡°Janganlah salah seorang di antara kalian shalat dengan satu baju yang tidak ada di atas kedua pundaknya sesuatu dari kain¡°. [HR Al Bukhari].

9. Mengeraskan niat ketika memulai thawaf.

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: ¡°Nabi tidak mengatakan ¡®aku niatkan thawafku tujuh putaran di Ka¡¯bah begini dan begini¡¯ -hingga beliau Shallallahu ¡®alaihi wa sallam berkata- bahkan hal ini termasuk bid¡¯ah yang munkar¡±[14]

10. Raml (lari kecil) pada tujuh putaran seluruhnya.

Yang sunnah ialah, melakukan raml pada tiga putaran yang pertama. Adapun pada empat putaran yang terakhir berjalan seperti biasanya.

11. Keyakinan mereka bahwa Hajar Aswad bisa memberi manfaat.

Sebagian di antara jamaah haji, setelah menyentuh Hajar Aswad, mereka mengusapkan tangannya ke seluruh tubuhnya atau mengusapkan kepada anak-anak kecil yang bersama mereka. Hal ini merupakan kejahilan dan kesesatan, karena manfaat dan madharat datangnya dari Allah. Dahulu Umar bin Al Khaththab Radhiyallahu ¡®anhu berkata:

???????? ?????????? ??????? ?????? ??? ??????? ????? ???????? ????????? ?????? ???????? ??????? ??????? ?????? ??????? ???????? ????????? ??????????? ??? ???????????

¡°Dan sesungguhnya aku mengetahui bahwa engkau adalah batu, tidak memberi madharat dan tidak bermanfaat. Jika seandainya aku tidak melihat Rasulullah Shallallahu ¡®alaihi wa sallam menciummu, maka aku tidak akan menciummu¡°.

12. Setelah selesai dari shalat dua raka¡¯at, mereka berdiri dan berdo¡¯a secara berjama¡¯ah dan dikomando oleh seseorang.

Hal ini bisa mengganggu orang lain yang sedang shalat di dekat maqam. Mereka melampaui batas ketika berdo¡¯a. Padahal Allah Subhanahu wa °Õ²¹¡¯²¹±ô²¹ telah berfirman:

??????? ????????? ?????????? ?????????? ??????? ?????????? ??????????????

¡°Berdo¡¯alah kepada Rabb kalian dengan khusyu¡¯ dan perlahan, sesungguhnya Dia tidak mencintai orang-orang yang melampaui batas¡°. [Al A¡¯raf /7: 55].

Kesalahan Dalam Sa¡¯i.

1. Melakukan sa¡¯i antara Shafa dan Marwa sebanyak empat belas kali, dimulai dari Shafa dan berhenti di Shafa kembali.

Padahal yang sunnah ialah tujuh kali, bermula dari Shafa dan berakhir di Marwa.
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: ¡°Hal ini adalah salah terhadap sunnah Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam. Tidak pernah dinukil oleh seorangpun dari beliau, dan tidak pernah dikatakan oleh seorangpun dari para imam yang telah dikenal pendapat mereka, meskipun hal ini dikatakan oleh sebagian orang belakangan yang menyandarkan kepada imam. Di antara hal yang menjelaskan kesalahan pendapat ini (sa¡¯i empatbelas kali), bahwasanya beliau berbeda dalam hal ini. Beliau mengakhiri sa¡¯i di Marwa. Jika seandainya berangkat dan kembali dihitung sekali, pasti beliau Shallallahu ¡®alaihi wa sallam akan mengakhiri sa¡¯i di Marwa¡±[15]

2. Shalat dua raka¡¯at setelah selesai dari sa¡¯i, seperti ketika selesai dari thawaf.

Shalat dua raka¡¯at setelah selesai thawaf telah ditetapkan oleh sunnah. Adapun shalat dua raka¡¯at setelah selesai dari sa¡¯i adalah bid¡¯ah yang munkar dan menyelisihi petunjuk Nabi. Dalam masalah ini tidak bisa diqiyaskan, karena bertentangan dengan nash yang shahih dalam sa¡¯i.

3. Terus melakukan thawaf dan sa¡¯i meskipun shalat di Masjidil Haram telah dikumandangkan iqamat.

Dalam masalah ini, Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah berkata: ¡°Hendaknya (orang yang sedang sa¡¯i atau thawaf) shalat bersama orang lain, kemudian baru menyempurnakan thawaf dan sa¡¯inya yang telah dia kerjakan sebelum shalat¡±[16]

4. Sebagian jama¡¯ah haji, mereka sa¡¯i dalam keadaan idh-thiba¡¯.

Seharusnya dia tidak idh-thiba¡¯, karena tidak ada dalilnya dalam hal ini. Imam Ahmad mengatakan: ¡°Kami tidak mendengar sesuatu (tentang sunnahnya ketika sa¡¯i) sedikitpun juga¡±.[17]

5. Sebagian jamaah haji berlari-lari di seluruh putaran antara Shafa dan Marwa.

Hal ini menyelisihi sunnah, karena berlari hanya di antara dua tanda hijau saja. Yang lainnya adalah jalan seperti biasa.

6. Sebagian wanita berlari di antara dua tanda hijau seperti yang dilakukan oleh kaum lelaki.

Padahal wanita tidak dianjurkan untuk lari, namun berjalan biasa di antara dua tanda hijau. Ibnu Umar berkata: ¡°Bagi kaum wanita tidak disunnahkan raml (berlari kecil) di sekitar Ka¡¯bah, dan (tidak) juga antara Shafa dan Marwa¡±.
Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah berkata: ¡°Adapun kaum wanita, (ia) tidak disyari¡¯atkan untuk berjalan cepat di antara dua tanda hijau, karena wanita adalah aurat. Akan tetapi, disyari¡¯atkan bagi mereka untuk berjalan di seluruh putaran¡±[18]

7. Sebagian orang yang sa¡¯i, setiap kali menghadap Shafa dan Marwa selalu membaca:

????? ???????? ????????????? ??? ????????? ????? .

Padahal yang sunnah ialah membaca ayat ini ketika pertama kali menghadap kepada Shafa saja.

Kesalahan Ketika Wukuf di Arafah.

1. Sebagian jama¡¯ah haji berdiam di luar batasan Arafah dan tinggal di tempat itu hingga terbenam matahari, kemudian mereka langsung menuju Muzdalifah.

Hal ini merupakan kesalahan besar. Karena wukuf di Arafah hukumnya rukun, dan tidak akan sah hajinya tanpa rukun ini, berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam :

???????? ???????? ???? ????? ???????? ?????? ?????? ??????? ????????? ?????? ???????? ????????

¡°Haji adalah Arafah, barangsiapa yang datang pada malam harinya sebelum terbit fajar (hari kesepuluh), maka dia telah mendapatkan wukuf¡°. [HR At Tirmidzi]

2. Meninggalkan Arafah sebelum terbenamnya matahari.

Dalam masalah ini Syaikh Ibnu ¡®Utsaimin rahimahullah mengatakan, hal ini adalah haram, menyelisihi sunnah Nabi. Karena beliau Shallallahu ¡®alaihi wa sallam wukuf hingga matahari terbenam dan hilang cahayanya. Meninggalkan Arafah sebelum terbenamnya matahari merupakan hajinya orang jahiliyah.

3. Mereka menghadap ke arah bukit Arafah, sedangkan kiblat berada di belakang atau di arah kanan dan kirinya. Sebagian mereka mempunyai keyakinan, bahwa ketika wukuf harus memandang bukit Arafah atau pergi dan naik kesana.

Anggapan seperti ini menyelisihi sunnah, karena sunnah dalam hal ini ialah menghadap ke arah kiblat sebagaimana dikerjakan oleh Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam[19].

Syaikh Shalih Alu Syaikh berkata: ¡°Menghadap ke arah bukit Arafah atau tempat lain tidaklah terdapat keutamaan atau anjuran. Bahkan, jika dia mengharuskan hal ini dan meyakini bahwa perbuatan ini afdhal, maka mengerjakannya merupakan bid¡¯ah. Dan naik ke atas bukit dengan maksud beribadah disana merupakan bid¡¯ah yang tidak pernah dikerjakan oleh Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam¡±[20]

4. Bercepat-cepat dan bersegera ketika meninggalkan Arafah menuju Muzdalifah.

Sebagian orang sangat tergesa-gesa dengan kendaraan mereka dan dengan suara klakson yang mengganggu orang lain, sehingga terjadi hal-hal yang tidak terpuji, seperti saling mencela dan saling mendo¡¯akan kejelekan di antara mereka.

Berkata Ibnu Al Haaj: ¡°Apabila seseorang meninggalkan Arafah setelah matahari terbenam, maka hendaknya dia berjalan pelan-pelan, dan wajib baginya untuk tenang, perlahan dan khusyu¡±[21]

Kesalahan Ketika Melempar Jumrah

1. Keyakinan, bahwa mereka harus mengambil kerikil dari Muzdalifah.

Anggapan seperti ini tidak ada asalnya sama sekali. Dahulu, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam ialah memerintahkan Ibnu Abbas untuk mengambil kerikil, sedangkan beliau Shallallahu ¡®alaihi wa sallam naik di atas kendaraan. Yang nampak dari kisah ini, beliau Shallallahu ¡®alaihi wa sallam berada di dekat jumrah.

Berkata Syaikh Ibnu Baz: ¡°Apa yang dikerjakan oleh sebagian orang untuk mengambil kerikil ketika sampai di Muzdalifah sebelum mengerjakan shalat, kebanyakan mereka berkeyakinan bahwa hal itu masyru¡¯, maka hal ini merupakan kesalahan yang tidak ada asalnya. Nabi n tidak memerintahkan untuk diambilkan kerikil, kecuali ketika beliau n meninggalkan Masy¡¯aril Haram menuju Mina. Kerikil yang diambil dari mana saja sah baginya, tidak harus dari Muzdalifah, akan tetapi boleh diambil di Mina¡±[22]

2. Keyakinan mereka bahwa ketika melempar jumrah, seakan-akan sedang melempar setan.

Maka dari itu, ketika melempar jumrah mereka berteriak dan memaki, yang mereka yakini sebagai setan. Semua hal ini tidak ada asalnya di dalam syari¡¯at kita yang mulia.

3. Melempar dengan sandal atau sepatu dan batu yang besar.

Hal ini bertentangan dengan Sunnah Nabi, karena beliau n melempar dengan batu kerikil, dan beliau memerintahkan umatnya untuk melempar dengan semisalnya. Dalam hal ini, beliau memperingatkan dari ghuluw.

4. Mereka tidak berhenti untuk berdo¡¯a setelah melempar jumrah yang pertama dan kedua pada hari tasyrik.

Padahal Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam dahulu berdiri setelah melempar jumrah ula dan wustha, dengan menghadap ke arah kiblat mengangkat kedua tangannya dan berdo¡¯a dengan do¡¯a yang panjang.

Kesalahan Ketika Mencukur Rambut.

Sebagian jama¡¯ah haji mencukur sebagian dari rambutnya dan menyisakan sebagian lainnya.
Mengomentari hal ini Syaikh Ibnu Baz berkata: ¡°Menurut pendapat yang terkuat di antara dua pendapat ulama, tidak sah jika memendekkan sebagian rambut atau hanya mencukur sebagian rambutnya. Bahkan yang wajib adalah mencukur seluruh rambutnya atau memendekkan seluruhnya. Dan yang afdhal ialah memulai dengan bagian kanan terlebih dahulu sebelum yang kiri¡±[23]

Kesalahan Ketika Ziarah Ke Masjid Nabawi.

1. Keyakinan bahwa ziarah ke Masjid Nabawi ada hubungannya dengan haji dan termasuk penyempurna bagi hajinya.
Anggapan seperti ini merupakan kesalahan yang nyata, karena ziarah ke Masjid Nabawi tidak ditetapkan dengan waktu tertentu, dan tidak ada hubungannya dengan haji. Barangsiapa yang pergi haji dan tidak ziarah ke Masjid Nabawi, hajinya sah dan sempurna.

2. Sebagian orang yang ziarah ke kubur Nabi, mereka mengeraskan suara di dekat kuburan. Mereka berkeyakinan, bahwa jika berdo¡¯a di dekat kubur Nabi akan memiliki kekhususan tertentu.
Hal ini merupakan kesalahan yang besar, dan tidak disyari¡¯atkan untuk berdo¡¯a di dekat kuburan, meskipun orang yang berdo¡¯a tidak menyeru kecuali kepada Allah. Hal ini meruapakan perbuatan bid¡¯ah dan menjadi wasilah menuju kesyirikan. Dahulu, kaum salaf tidak pernah berdo¡¯a di dekat kubur Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam ketika mereka mengucapkan salam kepada beliau.

Wallahu a¡¯lam.

²Ñ²¹°ù²¹Âá¾±¡¯:

1. Majmu¡¯ Fatawa, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, Jama¡¯ Abdur Rahman bin Qasim.

2. At Tahqiq wa Al Idhah, Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah Bin Baaz.

3. Hajjatu an Nabiyyi Kama Rawaaha anhu Jabir, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani, Cet. Al Maktab Al Islami, Tahun 1405H.

4. Manasiku al Hajji wa al Umrah, Syaikh Muhammad bin Shalih Al ¡®Utsaimin, Cet. Dar al Waki¡¯, Tahun 1414 H.

5. Min Mukhalafat al Hajji wa al Umrah wa az Ziyarah, Syaikh Abdul Aziz bin Muhammad As Sadhan, Cet. Dar Syaqraa¡¯, Tahun 1416 H, dan Mukhtashar-nya.

6. Al Mindhar Fi Bayani Katsirin min al Akhtha¡¯ asy Syaai¡¯ah, Ma¡¯aali Syaikh Shalih Alu Syaikh, Cet. Dar al Ashimah, Tahun 1418 H.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 09/Tahun IX/1426H/2005M. Penulis Ustadz Abu Sulaiman Aris Sugiyantoro. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo ¨C Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]
_______

Footnote

[1] At Tahqiq wa al Idhah, hlm. 17.
[2] Fatawa Muhimmah, hlm. 25.
[3] Lihat Min Mukhalafat al Hajji wa al Umrah wa az Ziyarah (mukhtashar), hlm. 11
[4] Hajjatu an Nabiyyi, hlm. 111.
[5] Al Manhaj fi Shifati al Umrati wa al Hajj, hlm. 22
[6] Majmu¡¯ Fatawa, 26/109.
[7] Majmu¡¯ Fatawa, 26/122
[8] Majmu¡¯ Fatawa, 26/97.
[9] Zaadul Ma¡¯ad, 2/225.
[10] Majmu¡¯ Fatawa, 26/121
[11] Manasiku al Hajji wal Umrah, hlm. 92
[12] Majmu¡¯ Fatawa, 26/121
[13] Manasik al Hajji wa al Umrah, hlm. 88
[14] Zaadu al Ma¡¯ad, 2/225.
[15] Zaadul Ma¡¯ad, hlm. 213-214.
[16] Lihat Min Mukhalafat (mukhtashar), hlm. 23.
[17] At Tahqiq wa Al Idhah, 41
[18] Manasikul Hajji wa Al Umrah, 95.
[19] Al Mindhar, 59
[20] Al Mindhar,
[21] Lihat Min Mukhalafat (mukhtashar), hlm. 25
[22] At Tahqiq wa al Idhah, hlm. 53.
[23] Lihat Min Mukhalafat (mukhtashar), hlm. 29


Referensi :
?


Belajar Kedokteran dan Bekerja Di Rumah Sakit yang Masih Campur Baur

 

HUKUM BELAJAR KEDOKTERAN DAN BEKERJA DI RUMAH SAKIT YANG MASIH CAMPUR BAUR LAKI-LAKI WANITA


Pertanyaan.

Kami para pelajar di kuliah ilmu kedokteran. Kami bertanya tentang hukum agama menurut pandangan anda bekerja di rumah sakit, karena dokter wanita dan lelaki campur baur saat mengobati di tempat yang sama. Padahal memungkinkan untuk menghindari berduaan yang diharamkan. Semua rumah sakit di negara kami bekerja dengan sistem seperti ini. Tidak ada bagi orang muslim bekerja sebagai dokter di rumah sakit lain untuk lelaki saja. Karena memang asalnya tidak ada dalam negara kami. Kami ketahui ada sebagian di antara kami yang muslim meninggalkan pekerjaan dokter disebabkan aturan yang kami sebutkan tadi. Yang mungkin kalau dilalaikan akan terjadi kekosongan untuk kebaikan manusia dan terjadi kerusakan besar bekerja di rumah sakit. Kami dalam kondisi bimbang sekali dalam masalah kami ini dan belum mendapatkan jawaban yang tepat dari pertanyaan ini, kami berharap Allah memberikan petunjuk kebenaran lewat tangan anda.

Jawaban

Alhamdulillah.

Pertama :??
Kami berterima kasih atas perhatian anda untuk mengetahui hukum agama dalam masalah yang seringkali terjadi ini. Kami memohon kepada Allah untuk kami dan anda semoga mendapatkan taufiq dan ketepatan dalam ucapan dan perbuatan.

Kedua :?
Dokter laki-laki tidak dibolehkan mengobati wanita kecuali tidak adanya dokter wanita muslimah atau dokter wanita kafir. Terdapat riwayat keputusan dari Majma Fikih Islami, ini teksnya :
¡°Asalnya kalau ada dokter spesialis wanita, maka dia yang harus melakukan pemeriksaan kepada pasien wanita. Kalau tidak ada, maka yang melakukan hal itu adalah dokter wanita non muslim yang terpercaya. Kalau tidak ada, maka yang melakukan adalah dokter laki-laki muslim. Kalau tidak ada, maka dokter lelaki non Islam yang terpercaya. Dibolehkan melihat tubuh wanita sesuai kebutuhan dalam mendiagnosa dan mengobati yang sakit. Tidak boleh lebih dari itu dan Sedapat mungkin menahan pandangannya. Saat melakukan pengobatan dokter lelaki terhadap pasien wanita, dihadiri mahram atau suami atau wanita terpercaya, agar tidak terjadi? khalwat (berduaan).

Rekomendasi :
Pemerintah dalam dunia kesehatan hendaknya mengerahkan sekuat tenaga dalam memberi semangat para wanita agar mendalami ilmu kedoteran dan mengambil spesialis pada semua cabangnya. Terutama masalah kewanitaan dan kelahiran, karena minimnya para wanita dalam bidang spesialisasi kedokteran ini. Agar tidak terpaksa mengacu kepada kaidah pengecualian.¡±[1]

Ini yang menjadi patokan kami dalam menjawab pertanyaan yang ada dalam bidang ini.

Ketiga :??
Jika umat Islam dicoba di suatu negara, dimana seluruh rumah sakit bercampur baur, ini adalah realita yang ironis, sulit menerapkan kaidah tadi, dimana para wanita atau sekelompok besar dari mereka pergi ke rumah sakit ini dan berjumpa para dokter lelaki. Tidak diragukan lagi bahwa pendapat yang melarang para dokter yang sholeh untuk bekerja di rumah sakit seperti ini, akan menjadikan tempat ini didominasi orang yang tidak sholeh. Dimana dia tidak merasa diawasi oleh Allah dalam pekerjaannya, baik terlihat maupun ketika dalam kesendiriannya, sebagaimana juga menutup para dokter tersebut memberikan kesempatan untuk bekerja, atau mengosongkan kuliah kedokteran dari orang beragama dan istiqamah. Tidak diragukan lagi ini termasuk kerusakan besar. Lebih besar dari sekedar lelaki melihat aurat wanita, yang dibolehkan dalam kondisi perlu dan terpaksa.

Yang kuat menurut kami, wallahu a¡¯lam, tidak mengapa bagi anda bekerja di rumah sakit ini, seraya kerja keras untuk merubah kondisi ini. Misalnya dengan mendirikan klinik dan rumah sakit khusus yang tidak campur baur. Serta berusaha keras memahamkan para penangung jawab serta mempengaruhinya agar dikhususkan pada sebagian rumah sakit khusus untuk para wanita, juga konsisten dengan aturan agama yang memungkinkan tanpa adanya berduaan dan hanya sesuai dengan kebutuhan.

Jawaban kami dilandasi dua hal:

Apa yang telah ditetapkan oleh ahli ilmu bahwa syariat datang untuk menghasilkan kebaikan dan menyempurnakan, serta menghilangkan kerusakan dan meminimalkannya. Tidak mengapa terjerumus dalam kerusakan yang lebih ringan untuk menolak (terjadinya kerusakan) yang lebih besar.
Termasuk cabang dari yang pertama apa yang difatwakan oleh sebagian ulama yang membolehkan? mengambil pekerjaan yang dilarang untuk meringankan keburukan sedapat mungkin. Yang memberikan fatwa hal itu adalah Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah bagi orang yang menguasai suatu wilayah. Dan mengharuskan untuk mengambil bea cukai yang dilarang dari orang, akan tetapi berusaha untuk adil dan menghilangkan kezaliman sebisa mungkin serta meminimalisir cukai sedapat mungkin. Sebab kalau dia tinggaklan wilayah tersebut, pasti ada orang yang menempati berbuat kezaliman yang lebih. Maka beliau rahimahullah memberikan fatwa dibolehkan tetap dalam kekuasaannya. Bahkan keberadaan dia akan hal itu lebih utama dibandingkan dengan meninggalkannya jika dia tidak bekerja yang lebih baik dari itu. Dan beliau menambahkan, ¡°Bisa jadi hal itu wajib atasnya kalau orang lain tidak ada yang mampu. Sehingga menyebarkan keadilan sebisa mungkin. Menghilangkan kezaliman sesuai kemampuan termasuk fardu kifayah. Seseorang harus melakukannya sesuai dengan kemampuannya, jika yang lainnya tidak ada? yang mampu menempatinya.¡±[2]
Telah diketahui bahwa bea cukai termasuk sangat diharamkan, termasuk dosa besar. Akan tetapi ketika seorang muslim sholeh menduduki posisi ini untuk meringankan keburukan dan meminimalkan sesuai kemampuannya, maka hal itu dibolehkan.

Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah mengomentari terhadap perkataan Syaikhul Islam mirip dengan perkataan ini dengan mengatakan, ¡°Kemaslahatan umum harus dijaga. Salah satu contoh kalau kita tinggalkan kedokteran, sehingga orang baik-baik tidak belajar kedokteran. Mereka berkata, ¡°Bagaimana saya belajar kedokteran, sementara disamping kami para wanita perawat, pelajar dan staf? Kami katakan, ¡°Apakah kalau anda menolak hal ini, kondisi akan kosong? Akan datang orang yang buruk dan merusak di atas bumi setelah diperbaiki. Adapun jika anda (yang baik-baik berkumpul, baik berdua, bertiga atau berempat, bisa jadi suatu waktu pejabat pemerintah mendapat hidayah dari Allah lalu memisahkan laki-laki dan wanita terpisah di tempatnya masing-masing.¡±[3]

Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah ditanya, ¡°Kami sekelompok para dokter kerja di Riyad. Kami ada pergantian jam jaga, di dalamnya ada pasien, baik laki-laki maupun wanita. Terkadang keluhan pasien seperti sakit kepala atau sakit perut, termasuk dibutuhkan kerja dokter agar sempurna diadakan cek, mengharuskan mengambil sampel sebab sakit kepala, mengecek perut atau kepala atau lainnya agar tidak ada tanggung jawab lagi. Kalau tidak dicek, akan sangat berbahaya bagi pasien. Bagi kami memungkinkan untuk menghindar darinya, akan tetapi? agar mendapatkan gambaran yang sempurna, mengharuskan untuk dicek.

Maka beliau menjawab: ¡°Seharusnya manajemen rumah sakit memperhatikan hal ini, dengan menjadwal antara lelaki dan wanita. Agar ketika pasien wanita membutuhkan maka untuk pengobatan dan pengecekan dikirim petugas wanita. Jika manajemen tidak memperhatikan hal ini dan tidak memperdulikan, maka anda tidak mengapa mengecek pasien wanita. Akan tetapi dengan syarat, disana jangan ada khalwat (berduaan) atau ada syahwat. Begitu juga jika ada kebutuhan untuk diperiksa. Kalau tidak butuh dan memungkinkan di tunda sementara waktu sampai hadir petugas wanita, maka hendaknya diakhirkan sedikit. Kalau hal itu tidak memungkinkan dan disana ada kebutuhan, maka hal itu tidak mengapa.¡±[4].

Kami memohon kepada Allah ta¡¯ala agar memperbaiki kondisi kita dan kondisi umat Islam. Dan dijauhkan dari fitnah yang Nampak maupun yang tidak Nampak. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar, Dekat dan Maha Mengabulkan Doa.

Wallahu a¡¯lam.

Disalin dari islamqa

[1] Dikutip dari ¡®Majalah Al-Mujamma¡¯, 8/1/49
[2] Majmu Fatawa, 30/356-360
[3] Syarh Kitab Siyasah Syaar¡¯iyah, hal. 149
[4] Liqo Bab Maftuh, 1/206

Referensi :
?


Biografi Abu Bakar ash-Shiddiq

 

Biografi Abu Bakar ash-Shiddiq


Nama beliau ¨Cberdasarkan pendapat yang sahih¨C:

Abdullah bin ¡®Utsman bin ¡®Amir bin Amr bin Ka¡¯b bin Sa¡¯d bin Taim bin Murrah bin Ka¡¯b bin Lu¡¯ay al-Qurasyi at-Taimi.

Kun-yah beliau:?

Abu Bakar

Julukan beliau:

¡®Atiq dan ash-Shiddiq.?

Ada beberapa pendapat yang menjelaskan sebab beliau dijuluki sebagai ¡®Atiq, di antaranya karena beliau lelaki yang tampan, memiliki paras yang menawan, dan juga menjadi orang telah lebih dahulu dalam kebaikan.?

Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa sebabnya adalah anak-anak dari ibu Abu Bakar selalu meninggal dunia, dan ketika ibu beliau melahirkannya maka ia segera menghadap ke Baitullah bersamanya lalu berkata, ¡°Ya Allah, jika anak ini adalah ¡®Atiq-Mu (orang yang Engkau bebaskan) dari kematian, maka karuniakanlah ia kepadaku.¡±

Dan masih ada pendapat lainnya mengenai sebab julukan ini.

Sedangkan julukan ash-Shiddiq disematkan kepada beliau karena beliau selalu membenarkan Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam, bahkan membenarkan Nabi sepenuhnya sebagaimana yang terjadi pada pagi hari setelah malam Isra¡¯ Mi¡¯raj saat dikatakan kepada Abu Bakar, ¡°Sungguh sahabatmu (Nabi Muhammad) mengaku telah melakukan Isra¡¯ Mi¡¯raj¡± Maka Abu Bakar menjawab, ¡°Jika beliau mengatakan demikian, maka itulah yang benar!¡±

Dan Allah sendiri telah menyebut beliau sebagai Shiddiq (orang yang membenarkan) melalui firman-Nya:

????????? ???? ??????????? ????????? ???? ?????????? ???? ?????????????

¡°Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan yang membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa¡±.?(Surat Az-Zumar: 33).

Dalam salah satu tafsirnya dijelaskan: Orang yang membawa kebenaran adalah Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam, sedangkan orang yang membenarkannya? adalah Abu Bakar radhiyallahu ¡®anhu. Dan beliau dijuluki sebagai ash-Shiddiq juga, karena beliau orang pertama dari kalangan laki-laki yang membenarkan dan beriman kepada Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam.

Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam juga menyebut beliau dengan ash-Shiddiq. Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ¡®anhu bahwa Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam pernah menaiki bukit Uhud bersama Abu Bakar, Umar, dan Utsman. Lalu bukit Uhud bergetar sehingga Nabi berseru, ¡°Tenanglah wahai Uhud! Karena di atasmu ada Nabi, ash-Shiddiq, dan dua orang syahid.¡±

Abu Bakar radhiyallahu ¡®anhu juga dijuluki dengan al-Awwah karena kelembutan beliau.

Kelahiran beliau:

Beliau lahir 2,5 tahun setelah tahun gajah (dan menurut pendapat yang masyhur tahun gajah terjadi pada 570 M).

Ciri-ciri fisik beliau:

Abu Bakar radhiyallahu ¡®anhu berkulit putih, kurus, rambut wajahnya tipis, wajah yang kurus, dahi yang menonjol, dan dahulu beliau mewarnai rambutnya dengan henna (warna merah) yang dicampur dengan katam (warna kuning).?

Beliau adalah lelaki yang lembut hatinya dan penyayang.

Keutaman-keutamaan beliau:

Tidak ada lelaki yang meraih keutamaan yang melebihi keutamaan Abu Bakar radhiyallahu ¡®anhu. Di antara keutamaan beliau adalah:

1.?Beliau adalah orang yang paling mulia di umat ini setelah Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam

Ibnu Umar radhiyallahu ¡®anhu pernah berkata:

?????? ????????? ?????? ???????? ??? ?????? ?????????? ?????? ??????? ???????? ????????? ? ??????????? ????? ?????? ? ????? ?????? ???? ??????????? ? ????? ????????? ???? ???????? ?????? ??????? ????????

¡°Dahulu kami memilih dan membandingkan orang-orang yang paling baik pada zaman Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam, dan kami memilih Abu Bakar, lalu Umar bin Khattab, lalu Utsman bin Affan radhiyallahu ¡®anhum.¡± (HR. Al-Bukhari).

Imam al-Bukhari juga meriwayatkan dari Abu ad-Darda¡¯ radhiyallahu ¡®anhu bahwa ia berkata:

?????? ???????? ?????? ?????????? ?????? ??????? ???????? ????????? ??? ???????? ????? ?????? ?????? ???????? ???????? ?????? ??????? ??? ?????????? ??????? ?????????? ?????? ??????? ???????? ????????? : ?????? ?????????? ?????? ??????? . ?????? : ?????? ????? ??????? ???????? ????? ??????????? ?????? ? ???????????? ???????? ????? ???????? ???????????? ???? ???????? ??? ??????? ????? ? ???????????? ??????? ?????? : ???????? ??????? ???? ??? ????? ?????? ¨C ???????? ¨C ????? ???? ?????? ?????? ??????? ???????? ????? ?????? ???????? : ?????? ????? ?????? ? ????????? : ??? ? ??????? ???? ?????????? ???????? ?????? ?????????? ?????? ??????? ???????? ????????? ??????????? ? ?????? ???????? ????? ?????? ??????? ????? ???????????? ??????? : ??? ??????? ??????? ?????????? ????? ?????? ???????? ¨C ?????????? ¨C ??????? ?????????? ?????? ??????? ???????? ????????? : ???? ??????? ????????? ????????? ????????? : ???????? ? ??????? ????? ?????? : ?????? ? ??????????? ?????????? ????????? ? ?????? ???????? ???????? ??? ???????? ¨C ?????????? ¨C ????? ?????? ????????? .

¡°Dahulu aku pernah duduk di sisi Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam, lalu datanglah Abu Bakar sambil menjinjing ujung pakaiannya hingga lututnya terlihat. Maka Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam bersabda: ¡®Sahabat kalian ini (Abu Bakar) pasti sedang berselisih¡¯. Lalu Abu Bakar berkata: ¡®Terjadi suatu perselisihan antara aku dan Umar bin Khattab, akan tetapi aku segera marah kepadanya, lalu aku menyesali hal itu dan memintanya agar memaafkan aku, namun ia enggan. Maka dari itu aku mendatangi engkau.¡¯ Maka Nabi bersabda: ¡®Allah akan mengampunimu wahai Abu Bakar¡¯ ¨C beliau mengulangi sabdanya ini sebanyak tiga kali ¨C.?

Lalu Umar merasa menyesal (karena tidak memaafkan Abu Bakar), sehingga beliau pun mendatangi rumah Abu Bakar dan bertanya: ¡®Apakah ada Abu Bakar?¡¯ Maka penghuni rumah menjawab: ¡®Tidak¡¯. Lalu dia pun datang kepada Nabi, akan tetapi dia mendapati Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam merah padam wajahnya (karena marah kepada Umar), bahkan Abu Bakar pun merasa kasihan terhadap Umar sehingga Abu Bakar bersimpuh dengan kedua lututnya kepada Nabi seraya berkata: ¡®Wahai Rasulullah! Demi Allah, aku yang lebih bersalah¡¯ ¨C Abu Bakar mengucapkan ini dua kali ¨C.?

Kemudian Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam bersabda: ¡®Sungguh Allah mengutusku kepada kalian, akan tetapi kalian berkata: ¡®Kamu dusta!¡¯ Namun Abu Bakar berkata: ¡®Engkau benar!¡¯ Dan ia mendukungku dengan jiwa dan hartanya, apakah kalian rela untuk membiarkan sahabatku ini tanpa tersakiti?!¡¯ Maka setelah itu Abu Bakar tidak pernah disakiti lagi.¡±

Abu Bakar telah terlebih dulu beriman, menemani Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam dan membenarkan beliau, terus membersamai beliau selama di Makkah meskipun mendapatkan berbagai bentuk gangguan, dan menemani beliau berhijrah.

2. Beliau adalah orang satu-satunya yang bersama Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam di gua Tsur (saat berhijrah)

Allah Subhanahu wa °Õ²¹¡¯²¹±ô²¹ berfirman:

??????? ????????? ???? ????? ??? ???????? ???? ??????? ??????????? ??? ???????? ????? ?????? ???????

¡°¡­Sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: ¡®Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita¡¯.¡±?(QS. At-Taubah: 40).

As-Suhaili berkata, ¡°Tidakkah kamu lihat bagaimana Rasulullah bersabda, ¡®Jangan bersedih!¡¯, dan tidak dengan ungkapan, ¡®Jangan takut!¡¯ Karena kesedihan Abu Bakar terhadap Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wa sallam menyibukkannya dari ketakutannya terhadap diri sendiri.¡±

Dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ¡®anhu bahwa Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu ¡®anhu menceritakan kepadanya (kejadian di gua Tsur): Aku melihat kaki orang-orang musyrik di atas kepala kami saat kami berada di dalam gua, kemudian setelah itu aku berkata, ¡°Wahai Rasulullah, seandainya salah satu dari mereka melihat ke arah kedua kakinya, pasti ia akan melihat kita di bawahnya.¡± Maka Rasulullah bersabda, ¡°Wahai Abu Bakar, bagaimana perkiraanmu dengan keadaan dua orang, yang pihak ketiganya adalah Allah?¡±

Dan ketika Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam hendak memasuki gua, Abu Bakar masuk terlebih dahulu untuk memastikan bagian dalam gua itu agar tidak ada hal buruk yang dapat menimpa Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam. Lalu ketika mereka berdua berjalan di jalur hijrahnya, Abu Bakar terkadang berjalan di depan Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam, dan terkadang pula di belakang beliau, di kanan beliau, dan di kiri beliau.

Oleh sebab itu, ketika ada beberapa orang di masa kepemimpinan Umar radhiyallahu ¡®anhu yang lebih mengutamakan Umar daripada Abu Bakar radhiyallahu ¡®anhu, kemudian ucapan mereka ini terdengar oleh Umar radhiyallahu ¡®anhu, maka Umar berkata, ¡°Demi Allah, satu malam yang dilalui Abu Bakar lebih baik daripada keluarga Umar, dan satu hari yang dilalui Abu Bakar lebih baik daripada keluarga Umar.?

Sungguh Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wa sallam telah pergi menuju gua bersama Abu Bakar, lalu Abu Bakar terkadang berjalan di depan Rasulullah dan terkadang di belakang beliau, hingga Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wa sallam menyadari hal ini, sehingga beliau bertanya, ¡°Wahai Abu Bakar, mengapa kamu terkadang berjalan di depanku dan terkadang di belakangku?¡± Maka Abu Bakar menjawab, ¡°Wahai Rasulullah, aku teringat orang yang mengejar kita sehingga aku berjalan di belakang engkau, kemudian aku teringat orang yang mengintai kita sehingga aku berjalan di depan engkau.¡±

Maka Rasulullah bersabda, ¡°Wahai Abu Bakar, jika terjadi sesuatu maka kamu lebih suka itu menimpamu tanpa menimpaku?¡± Abu Bakar pun menjawab, ¡°Benar! demi Dzat yang mengutus engkau dengan benar, tidaklah terjadi suatu kemalangan kecuali lebih baik itu menimpaku tanpa menimpa engkau.¡±

Ketika mereka berdua telah sampai di gua Tsur, Abu Bakar berkata, ¡°Tetaplah di sini dulu wahai Rasulullah, agar aku memeriksa keamanan gua ini.¡± Lalu Abu Bakar masuk dan memeriksa keamanannya. Kemudian Abu Bakar berkata, ¡®Turunlah wahai Rasulullah¡±. Dan Rasulullah pun turun.

Lalu Umar melanjutkan ucapannya, ¡°Demi jiwaku yang berada di tangan-Nya, sungguh malam itu lebih baik daripada keluarga Umar.¡± (Diriwayatkan oleh al-Hakim dan al-Baihaqi dalam kitab Dalail an-Nubuwwah).

3. Saat Abu Bakar berhijrah bersama Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wa sallam, beliau mengerahkan seluruh hartanya untuk perjuangan di jalan Allah

4. Abu Bakar adalah Khalifah yang pertama

Kita telah diperintahkan untuk mengikuti jejak Khulafa¡¯ ar-Rasyidin sebagaimana yang disebutkan dalam sabda Nabi ¡®alaihis shalatu wassalam:

?????????? ?????????? ????????? ??????????? ????????????? ????????????? ???? ??????? ???????? ????? ?????????????

¡°Berpegang teguhlah kalian kepada sunnahku dan sunnah khulafa ar-rasyidin setelahku, gigitlah itu dengan gigi geraham kalian.¡± (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, at-Tirmidzi dan lainnya. Hadits ini shahih dengan penggabungan seluruh jalur periwayatannya).

Abu Bakar tetap menjadi khalifah bagi kaum muslimin tanpa ada yang menyainginya. Dan kaum muslimin menjuluki beliau dengan khalifah (penerus) Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wa sallam.

5. Kekhalifahan Abu Bakar radhiyallahu ¡®anhu telah termaktub dalam nash dari Nabi

Ketika sakit, Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam memerintahkan Abu Bakar untuk menjadi imam shalat bagi orang-orang. Dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ¡®anha, ia berkata:

?????? ?????? ?????? ?????? ??????? ???????? ????????? ??????? ??????? ???? ???? ?????? ????? ?????????? ???????? ?????? : ????? ???? ???? ????????? . ???? : ??? ????? ???? ???? ??????? [ ????? ????????? : ?????? ??????? ] ??? ?????? ???????? ??????? ????? ?????? ????? ?????????? . ???? : ????? ???? ???? ???????? . ????? ?????? : ??????? ??? ???????? ¨C ???? ???????? ¨C : ??????? ??????? ????? ! ????? ???? ???? ???????? ? ????? .

??????? ????? ?????? ?????? ??????? ?????? : ??????? ??????? ???????????? ???? ???????? ??????? ??????? ?????? ??????? ???????? ????????? ?????????? ?

¡°Saat Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam sakit di akhir hayat beliau. Bilal mendatangi beliau untuk memberitahukan datangnya waktu shalat. Maka beliau bersabda, ¡®Perintahkanlah Abu Bakar untuk shalat sebagai imam¡¯. Aku pun berkata, ¡®Sesungguhnya Abu Bakar adalah lelaki yang mudah menangis ¨C dan dalam riwayat lain: lelaki yang hatinya rapuh ¨C, jika beliau mengganti kedudukan engkau sebagai imam maka ia akan menangis sehingga tidak mampu melanjutkan bacaan¡¯. Namun beliau tetap bersabda, ¡®Perintahkanlah Abu bakar untuk shalat sebagai imam¡¯, sehingga aku pun mengulangi perkataanku itu. Maka saat ketiga kalinya ¨C atau keempat kalinya ¨C beliau bersabda, ¡®Sungguh kalian seperti para wanita di kisah Nabi Yusuf! Perintahkanlah Abu Bakar untuk shalat sebagai imam¡¯. Dan Abu Bakar pun shalat sebagai imam.

Oleh sebab itu, Umar radhiyallahu ¡®anhu berkata, ¡®Tidakkah kita ridha terhadap perkara dunia kita (sebagai khalifah), jika dipimpin oleh orang yang diridhai Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wa sallam untuk memimpin urusan agama kita (sebagai imam shalat)?!¡¯¡±

Imam al-Bukhari dan Muslim juga meriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ¡®anhu, ia berkata:

????? ??? ??????? ??????? ?????? ??????? ???????? ????????? ??? ???????? : ?????? ??? ????? ?????? ???????? ?????? ???????? ???????? ? ???????? ??????? ???? ?????????? ?????? ???????? ??????? : ????? ??????? ? ????????? ??????? ???????????????? ????? ????? ??????

¡°Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wa sallam bersabda kepadaku saat beliau sakit, ¡®Panggilkan untukku Abu Bakar dan saudaramu, agar aku dapat menulis wasiat. Karena sungguh aku khawatir akan ada orang yang berhasrat (untuk menjadi khalifah) seraya berkata, ¡®Aku lebih layak!¡¯ Padahal Allah dan kaum mukminin enggan kecuali Abu Bakar (yang menjadi khalifah)¡¯.¡±

Dan pernah ada wanita yang datang kepada Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam, lalu ia berbicara kepada beliau tentang suatu perkara. Kemudian Rasulullah memerintahkan suatu kepadanya. Lalu wanita itu bertanya, ¡°Wahai Rasulullah, bagaimana menurut engkau jika aku tidak dapat menemuimu?¡± Maka Rasulullah bersabda, ¡°Jika kamu tidak menemuiku, maka temuilah Abu Bakar.¡± (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

6. Kita telah diperintahkan untuk mengikuti Abu Bakar radhiyallahu ¡®anhu

Rasulullah ¡®alaihis shalatu wassalam bersabda:

????????? ????????????? ???? ??????? ????? ?????? ????????

¡°Ikutilah dua orang setelahku, yaitu Abu Bakar dan Umar.¡± (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah. Dan ini adalah hadits shahih).

7. Abu Bakar radhiyallahu ¡®anhu adalah salah seorang yang dibolehkan berfatwa di masa Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam

Oleh sebab itu, Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam mengutusnya sebagai pemimpin rombongan haji yang dilaksanakan sebelum haji wada¡¯. Imam al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ¡®anhu, ia berkata:?

????????? ????? ?????? ??????????? ??? ?????????? ??????? ???????? ????????? ??????? ??????? ?????? ??????? ???????? ????????? ?????? ??????? ?????????? ??? ?????? ??????????? ??? ???????? ?????? ????????? : ??? ??????? ?????? ???????? ???????? ? ????? ??????? ??????????? ????????? .

¡°Saat haji yang Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wa sallam memilih Abu Bakar untuk menjadi pemimpinnya ¨Csebelum haji wada¡¯¨C, beliau mengutusku bersama sekelompok orang untuk mengumumkan kepada orang-orang di hari raya idul adha, bahwa tidak ada seorang musyrik pun yang boleh melaksanakan haji setelah tahun ini, dan tidak ada orang yang boleh bertawaf di Baitullah dalam keadaan telanjang.¡±

Abu Bakar radhiyallahu ¡®alaihi wa sallam juga orang yang bertugas membawa rayah (bendera) Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam pada perang Tabuk.

8. Abu Bakar radhiyallahu ¡®anhu menyedekahkan seluruh hartanya ketika Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam menganjurkannya untuk bersedekah

Umar bin Khattab radhiyallahu ¡®anhu pernah berkata:

????????? ??????? ??????? ?????? ??????? ???????? ????????? ???? ????????? ? ????????? ?????? ?????? ???????? : ???????? ??????? ????? ?????? ???? ?????????? ??????? . ???? : ???????? ??????? ?????? ? ??????? ??????? ??????? ?????? ??????? ???????? ????????? : ??? ?????????? ????????? ? ????? : ??????? ? ??????? ????? ?????? ??????? ??? ???????? ??????? : ??? ????? ?????? ??? ?????????? ????????? ? ?????? : ?????????? ?????? ??????? ??????????? ! ????? ?????? ?????? : ????????? ??? ????????? ???? ?????? ???????

¡°Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wa sallam pernah memerintahkan kami untuk bersedekah, dan ketika itu aku memang sedang memiliki harta sehingga aku bergumam, ¡®Hari ini aku akan mengungguli Abu Bakar jika itu memang mungkin¡¯. Maka aku pun membawa setengah dari seluruh hartaku, sehingga Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wa sallam bertanya kepadaku, ¡®Apa yang kamu sisakan untuk keluargamu?¡¯ Aku pun menjawab, ¡®(Aku sisakan untuk mereka) harta yang sejumlah ini pula¡¯. Kemudian datanglah Abu Bakar dengan membawa seluruh harta yang beliau miliki. Maka Rasulullah bertanya kepadanya, ¡®Wahai Abu Bakar, apa yang kamu sisakan untuk keluargamu?¡¯ Lalu Abu Bakar pun menjawab, ¡®Aku sisakan bagi mereka Allah dan Rasul-Nya¡¯ Maka aku pun berkata, ¡®Demi Allah, selamanya aku tidak akan bisa mengunggulinya dalam hal apapun¡¯.¡± (HR. at-Tirmidzi).

9.?Abu Bakar radhiyallahu ¡®anhu adalah orang yang paling dicintai Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wa sallam

Amr bin ¡®Ash pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wa sallam, ¡°Siapa orang yang paling engkau cintai?¡± Beliau pun menjawab, ¡°Aisyah¡±. Lalu Amr bin ¡®Ash bertanya lagi, ¡°Sedangkan orang dari kaum lelaki (yang paling engkau cintai)?¡± Beliau menjawab, ¡°Ayah Aisyah (yakni Abu Bakar)¡±. (HR. Muslim).

10. Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam menjadikan Abu Bakar rahdhiyallahu ¡®anhu sebagai saudara

Imam al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu ¡®anhu, ia berkata:

?????? ??????? ??????? ?????? ??????? ???????? ????????? ???????? ??????? : ???? ??????? ??????? ??????? ?????? ?????????? ???????? ??? ???????? ????????? ?????? ????????? ??? ?????? ??????? . ???? : ??????? ????? ?????? ? ??????????? ?????????? ???? ???????? ??????? ??????? ?????? ??????? ???????? ????????? ???? ?????? ??????? ? ??????? ??????? ??????? ?????? ??????? ???????? ????????? ???? ???????????? ? ??????? ????? ?????? ??????????? . ??????? ??????? ??????? ?????? ??????? ???????? ????????? : ????? ???? ?????? ???????? ???? ??? ?????????? ????????? ????? ?????? ? ?????? ?????? ?????? ?????? ?????? ?????? ???????????? ????? ?????? ? ???????? ????????? ?????????? ????????????? ? ??? ??????????? ??? ??????????? ????? ????? ????? ????? ????? ????? ?????? .

Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wa sallam pernah berkhutbah di hadapan orang-orang dan berkata, ¡°Sesungguhnya Allah memberi pilihan kepada hamba-Nya antara memilih dunia atau apa yang ada di sisi-Nya, maka hamba itu memilih apa yang ada di sisi Allah.¡± Lalu Abu Bakar menangis, sehingga kami merasa heran mengapa beliau menangis saat Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wa sallam mengisahkan hamba yang diberi pilihan itu, ternyata hamba yang diberi pilihan itu adalah Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wa sallam, dan Abu Bakar adalah orang yang paling memahami itu di antara kami. Kemudian Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wa sallam bersabda, ¡°Sesungguhnya orang yang paling berjasa kepadaku dalam persahabatan dan hartanya adalah Abu Bakar, seandainya aku boleh mengangkat Khalil (kekasih terdekat) selain Rabbku, niscaya aku akan mengangkat Abu Bakar. Namun yang dibolehkan hanyalah ikatan persaudaraan dan kasih sayang se-Islam. Tidaklah ada pintu rumah yang menembus masjid (Nabawi) itu kecuali harus ditutup, kecuali pintunya Abu Bakar.¡±

11. Allah °Õ²¹¡¯²¹±ô²¹ telah menyucikan Abu Bakar radhiyallahu ¡®anhu

Allah Subhanahu wa °Õ²¹¡¯²¹±ô²¹ berfirman:

???????????????? ????????? * ??????? ??????? ??????? ?????????? * ????? ??????? ??????? ??? ????????? ??????? * ???? ????????? ?????? ??????? ????????? * ?????????? ???????

¡°Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling bertakwa dari neraka itu, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya, padahal tidak ada seorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya yang Maha Tinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan.¡± (QS. Al-Lail: 17-21).

Ayat-ayat tersebut diturunkan berkenaan dengan Abu Bakar radhiyallahu ¡®anhu.

Abu Bakar juga merupakan salah satu as-Sabiqun al-Awwalun (orang-orang yang terlebih dahulu masuk Islam), bahkan beliau adalah orang pertama yang masuk Islam. Allah Subhanahu wa °Õ²¹¡¯²¹±ô²¹ berfirman:

??????????????? ???????????? ???? ??????????????? ???????????? ??????????? ???????????? ??????????? ??????? ?????? ???????? ????????? ?????? ????????? ?????? ???????? ??????? ????????? ??????????? ?????????? ?????? ??????? ?????? ????????? ??????????

¡°Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah, dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.¡±?(QS. At-Taubah: 100).

12. Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam telah memberi tazkiyah (kesaksian atas kebaikan Abu Bakar)

Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wa sallam pernah bersabda:

??? ???? ???????? ????????? ???? ???????? ??????? ??????? ?????? ???????????? . ????? ????? ?????? : ????? ?????? ??????? ??????? ??????????? ????? ???? ??????????? ?????? ?????? ??????? ??????? ??????? ?????? ??????? ???????? ????????? : ??????? ?????? ??????? ?????? ?????????

¡°Barangsiapa yang menjulurkan pakaiannya karena kesombongan maka Allah tidak akan memandangnya pada hari kiamat.¡± Maka Abu Bakar menanggapi, ¡°Salah satu sisi pakaianku selalu melorot kecuali jika aku terus menjaganya agar tidak melorot.¡± Maka Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wa sallam bersabda, ¡°Kamu bukanlah orang yang melakukan itu karena kesombongan.¡± (Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dalam bab keutamaan-keutamaan Abu Bakar radhiyallahu ¡®anhu).

13. Abu Bakar radhiyallahu ¡®anhu dipanggil dari seluruh pintu surga

Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wa sallam bersabda:

???? ???????? ?????????? ???? ?????? ???? ???????????? ??? ??????? ??????? ???? ???? ????????? ?????????? : ??? ?????? ??????? ????? ?????? ? ?????? ????? ???? ?????? ?????????? ?????? ???? ????? ?????????? ? ?????? ????? ???? ?????? ?????????? ???? ???? ????? ?????????? ? ?????? ????? ???? ?????? ??????????? ???? ???? ????? ??????????? ? ?????? ????? ???? ?????? ?????????? ???? ???? ????? ?????????? ??????? ?????????? . ??????? ????? ?????? : ??? ????? ????? ??????? ??????? ???? ?????? ???????????? ???? ????????? ? ????? ????? ??????? ???????? ?????? ??? ??????? ??????? ? ???? : ????? ? ????????? ???? ??????? ???????? ??? ????? ??????

¡°Barangsiapa yang menginfakkan di jalan Allah satu pasang dari sesuatu, maka ia akan dipanggil dari pintu-pintu surga, ¡®Wahai hamba Allah, ini adalah amal yang baik!¡¯. Maka orang yang ahli shalat akan dipanggil dari pintu shalat, orang yang ahli jihad akan dipanggil dari pintu jihad, orang yang ahli sedekah akan dipanggil dari pintu sedekah, dan orang yang ahli puasa akan dipanggil dari pintu puasa dan pintu ar-Rayyan.¡± Maka Abu Bakar bertanya, ¡°Orang yang dipanggil dari salah satu pintu itu tidak akan menemui mudharat, akan tetapi apakah ada orang yang dipanggil dari seluruh pintu itu, wahai Rasulullah?¡± Beliau menjawab, ¡°Ya, dan aku berharap kamu termasuk dari mereka wahai Abu Bakar.¡± (HR. al-Bukhari dan Muslim).

14. Abu Bakar radhiyallahu ¡®anhu mampu menghimpun berbagai kebaikan dalam sehari

Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ¡®anhu bahwa ia berkata:?

????? ??????? ??????? ?????? ??????? ???????? ????????? : ???? ???????? ???????? ????????? ???????? ? ????? ????? ?????? ?????? ??????? ?????? : ????? . ???? : ?????? ?????? ???????? ????????? ????????? ? ????? ????? ?????? ?????? ??????? ?????? : ????? . ???? : ????? ???????? ???????? ????????? ?????????? ? ????? ????? ?????? ?????? ??????? ?????? : ????? . ???? : ????? ????? ???????? ????????? ???????? ? ????? ????? ?????? ?????? ??????? ?????? : ????? . ??????? ??????? ??????? ?????? ??????? ???????? ????????? : ??? ??????????? ??? ?????? ????? ?????? ?????????? .

Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wa sallam bersabda: ¡°Siapa dari kalian yang pagi ini dalam keadaan berpuasa?¡± Abu Bakar radhiyallahu ¡®anhu menjawab, ¡°Saya¡±. Lalu beliau bertanya: ¡°Lalu siapa dari kalian yang telah ikut mengantar jenazah ke pemakaman hari ini?¡± Abu Bakar radhiyallahu ¡®anhu menjawab: ¡°Saya¡±. Beliau bertanya lagi: ¡°Lalu siapa dari kalian yang telah memberi makan orang miskin hari ini?¡± Abu Bakar radhiyallahu ¡®anhu menjawab: ¡°Saya¡±. Lalu beliau bertanya lagi: ¡°Dan siapa dari kalian yang telah menjenguk orang sakit hari ini?¡± Abu Bakar radhiyallahu ¡®anhu menjawab: ¡°Saya¡±. Maka Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wa sallam bersabda: ¡°Tidaklah amalan-amalan itu dihimpun oleh seseorang melainkan ia akan masuk surga.¡±

15. Sifat Abu Bakar radhiyallahu ¡®anhu yang disebutkan salah seorang kaum musyrikin seperti sifat Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wa sallam yang disebutkan oleh Khadijah radhiyallahu ¡®anhu

Ketika kaum muslimin ditimpa ujian di kota Makkah dan ujian itu semakin berat, Abu Bakar pergi berhijrah ke negeri Habasyah. Dan ketika beliau telah sampai di Bark al-Ghimad, beliau bertemu Ibnu ad-Daghinah yang merupakan pemuka kaum al-Qarah, lalu ia bertanya, ¡°Kemana kamu akan pergi wahai Abu Bakar?¡± Abu Bakar menjawab, ¡°Kaumku telah mengusirku, maka aku hendak berkelana di bumi agar bisa menyembah Rabbku¡±. Ibnu ad-Daghinah berkata, ¡°Orang sepertimu tidak layak untuk pergi atau diusir, karena kamu berinfak kepada orang miskin, menyambung silaturrahim, menanggung kebutuhan orang lemah, memuliakan tamu, dan membantu orang yang tertimpa musibah. Aku akan menjadi penjamin keselamatanmu, kembalilah dan sembahlah Rabbmu di negerimu.¡±

Kemudian Ibnu ad-Daghinah kembali pulang bersama Abu Bakar, dan berkeliling ke orang-orang kafir Quraisy seraya berkata kepada mereka, ¡°Sungguh Abu Bakar tidak layak pergi dan diusir! Apakah kalian hendak mengusir lelaki yang berinfak kepada orang miskin, menyambung silaturrahim, menanggung kebutuhan orang lemah, memuliakan tamu, dan membantu orang yang tertimpa musibah?!¡± Maka kaum Quraisy pun melaksanakan perlindungan Ibnu ad-Daghinah yang diberikan kepada Abu Bakar, mereka berkata kepada Ibnu ad-Daghinah, ¡°Perintahkanlah Abu Bakar untuk menyembah Rabbnya di dalam rumahnya, silakan ia shalat dan membaca apa yang ia kehendaki, akan tetapi janganlah ia mengganggu kami dengan ibadahnya itu dan melakukannya secara terang-terangan, karena kami khawatir anak-anak dan istri-istri kami akan tergoda olehnya.¡±

Maka Ibnu ad-Daghinah menyampaikan itu kepada Abu Bakar, sehingga Abu Bakar hanya menyembah Rabbnya di rumahnya sendiri, tidak terang-terangan mendirikan shalat dan membaca al-Qur¡¯an selain di rumahnya. Kemudian Abu Bakar berinisiasi untuk mendirikan masjid di halaman rumahnya, lalu beliau mendirikan shalat dan membaca al-Qur¡¯an di dalam masjid itu, sehingga istri-istri dan anak-anak kaum musyrikin berkumpul di masjid itu, mereka takjub dan antusias melihatnya. Terlebih lagi dahulu Abu Bakar adalah lelaki yang mudah menangis dan tidak kuasa menahan air mata saat membaca al-Qur¡¯an.

Hal ini membuat para pemuka kaum musyrikin Quraisy panik, sehingga mereka mengutus orang untuk memanggil Ibnu ad-Daghinah. Ketika Ibnu ad-Daghinah mendatangi orang-orang itu, mereka berkata kepadanya, ¡°Sungguh dahulu kami memberi perlindungan kepada Abu Bakar agar dapat menyembah Tuhannya di rumahnya sendiri. Namun ia sekarang telah melanggar hal itu dengan mendirikan masjid di halaman rumahnya, serta melakukan shalat dan membaca al-Qur¡¯an dengan terang-terangan, dan kami khawatir anak-anak dan istri-istri kami akan tergoda, maka datanglah kepada Abu Bakar untuk menyampaikan, bahwa jika ia mau menyembah Tuhannya di rumahnya saja, maka tidak mengapa ia melakukannya. Akan tetapi jika ia menolak dan bersikeras untuk melakukannya terang-terangan, maka mintalah ia untuk membatalkan perlindungan darimu, karena kami tidak ingin melanggar perjanjian denganmu, dan kami tidak pernah menyepakati Abu Bakar untuk beribadah secara terang-terangan.¡±

Aisyah menceritakan, ¡°Kemudian Ibnu ad-Daghinah mendatangi Abu Bakar dan berkata, ¡®Kamu telah mengetahui perjanjian yang aku sepakati untukmu, maka pilihlah antara kamu berjalan sesuai kesepakatan itu atau kamu membatalkan perjanjian itu, karena aku tidak ingin orang-orang Arab mendengar bahwa aku melanggar perjanjian dengan seseorang.¡¯ Maka Abu Bakar berkata, ¡®Aku membatalkan perlindunganmu kepadaku, dan mencukupkan diri dengan perlindungan Allah¡¯.¡± (HR. al-Bukhari).

16. Ali radhiyallahu ¡®anhu mengakui keutamaan Abu Bakar radhiyallahu ¡®anhu (begitu juga para keturunannya dan para ulama)

Muhammad bin al-Hanafiyah berkata:

?????? ??????? ¨C ??????? ???? ????? ??????? ?????? ??????? ?????? ¨C : ????? ???????? ?????? ?????? ??????? ??????? ?????? ??????? ???????? ????????? ? ???? : ????? ?????? . ????? : ????? ???? ? ???? : ????? ?????? ? ????????? ???? ??????? ???????? ?????? : ????? ?????? ? ???? : ??? ????? ????? ?????? ???? ?????????????? .

¡°Aku pernah bertanya kepada ayahku ¨C yakni Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ¡®anhu ¨C, ¡®Siapa orang yang paling baik setelah Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wa sallam?¡¯ Maka ia menjawab: ¡®Abu Bakar¡¯. Aku bertanya lagi: ¡®Lalu siapa?¡¯ Ia menjawab: ¡®Lalu Umar¡¯. Dan aku khawatir setelahnya ia akan menjawab Utsman, sehingga aku berkata: ¡®Kemudian engkau?¡¯ Ia berkata: ¡®Aku tidak lain hanyalah lelaki seperti kaum muslimin lainnya¡¯.¡± (HR. al-Bukhari).

Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ¡®anhu berkata, ¡°Dahulu jika aku mendengar suatu hadits dari Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wa sallam, maka Allah menjadikan hadits itu bermanfaat bagiku sesuai dengan kadar yang Allah kehendaki. Dan jika ada orang lain yang menyampaikan hadits kepadaku maka aku akan memintanya untuk bersumpah terlebih dahulu, jika ia mau bersumpah maka aku mempercayainya.¡± Dan Abu Bakar pernah menyampaikan hadits kepadaku ¨C dan Abu Bakar benar ucapannya ¨C, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wa sallam bersabda, ¡°Tidaklah ada seorang hamba beriman yang melakukan satu dosa, kemudian ia berwudhu dan membaguskan wudhunya, lalu ia mendirikan shalat dua rakaat dan memohon ampun kepada Allah °Õ²¹¡¯²¹±ô²¹, kecuali Allah pasti akan mengampuninya.¡± Kemudian beliau membaca ayat, ¡°Dan orang-orang yang jika melakukan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri¡­dst. [QS. Ali Imran: 135].¡± (HR. Ahmad dan Abu Dawud).

Dan ini tidak hanya dilakukan oleh Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ¡®anhu saja, tetapi para keturunannya juga melakukan hal yang sama. Imam Ja¡¯far ash-Shadiq pernah berkata, ¡°Abu Bakar telah melahirkanku dua kali.¡± Ucapan ini ia sampaikan karena Ibunya adalah Fatimah binti al-Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar, dan neneknya adalah Asma¡¯ binti Abdurrahman bin Abu Bakar, sehingga Ja¡¯far ash-Shadiq merasa bangga dengan kakeknya (yaitu Abu Bakar). Di sisi lain, banyak orang yang mengaku menjadi pengikut Imam Ja¡¯far ash-Shadiq, akan tetapi ia melaknat kakek dari Imamnya itu!

Ja¡¯far ash-Shadiq pernah berkata kepada Salim bin Abi Hafshah saat ia bertanya kepadanya tentang Abu Bakar dan Umar, ia menjawab, ¡°Wahai Salim, ikutilah keduanya (Abu Bakar dan Umar) dan berlepas dirilah dari musuh mereka berdua, karena keduanya adalah pemimpin di jalan hidayah.¡± Lalu Ja¡¯far ash-Shadiq melanjutkan, ¡°Wahai Salim, apakah seorang laki-laki akan mencela kakeknya? Abu Bakar adalah kakekku, sungguh aku tidak akan mendapat syafaat dari Nabi Muhammad shallallahu ¡®alaihi wa sallam jika aku tidak mengikuti mereka dan tidak berlepas diri dari musuh mereka.¡±

Dan Ja¡¯far bin Muhammad ¨C atau dikenal dengan Ja¡¯far ash-Shadiq ini ¨C meriwayatkan dari ayahnya ¨C yaitu Muhammad bin Ali bin al-Husain bin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ¡®anhum ¨C, ia berkata, ¡°Pernah ada lelaki yang datang kepada ayahku ¨C yaitu Ali bin al-Husain atau yang lebih dikenal dengan Ali Zainal Abidin ¨C, kemudian lelaki itu bertanya, ¡®Sampaikan kepadaku tentang Abu Bakar!¡¯ Maka ia menanggapi, ¡®Kamu bertanya tentang ash-Shiddiq?¡¯ Lelaki itu berkata, ¡®Kamu menyebutnya dengan ash-Shiddiq?!¡¯ Ali Zainal Abidin berkata, ¡®Celakalah kamu, orang yang lebih baik dariku telah menyebutnya dengan ash-Shiddiq, yakni Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wa sallam, kaum Muhajirin, dan kaum Anshar. Barangsiapa yang tidak menyebutnya dengan ash-Shiddiq, maka Allah tidak akan membenarkan ucapannya. Pergi dan cintailah Abu Bakar dan Umar, serta ikutilah keduanya, adapun perkara yang menjadi konsekuensinya maka saya yang menanggungnya¡¯.¡±

Dan ketika ada suatu kaum yang datang dari Irak kemudian menghadap Ali Zainal Abidin, mereka menghina Abu Bakar dan Umar, dan mengolok-olok Utsman, maka Ali Zainal Abidin mencela dan memarahi mereka. Hal ini tidak lain adalah karena pengetahuannya tentang kedudukan dua pembantu Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wa sallam (Abu Bakar dan Umar) dan sahabat beliau ketika bersembunyi di dalam gua Tsur. Oleh sebab itu, ketika datang seorang lelaki yang bertanya kepada Ali Zainal Abidin, ¡°Bagaimana kedudukan Abu Bakar dan Umar di sisi Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wa sallam?¡± Maka Ali Zainal Abidin kemudian menunjuk makam Rasulullah seraya berkata, ¡°Kedudukan mereka berdua di sisi Rasulullah seperti kedudukan mereka berdua sekarang ini (Makam Abu Bakar dan Umar berada di sisi makam Rasulullah).¡±

  • Bakar bin Abdullah al-Muzani rahimahullah berkata:

?? ????????? ????? ?????? ?????????? ??????? ????? ??????? ? ???????? ???????? ??????? ??? ????????

¡°Abu Bakar tidak mengungguli para sahabat dengan banyaknya shalat dan puasa, akan tetapi dengan sesuatu yang ada dalam hatinya.¡±

  • Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:

??? ??????? ???? ????????? ??????????? = ?????? ?????? ???? ??????????? ????????

Wahai orang yang bertanya kepadaku tentang mazhab dan akidahku,
Petunjuk itu akan dikaruniakan kepada orang yang memintanya.

?????? ?????? ????????? ?? ?????? = ?? ???????? ????? ??? ???????????

Dengarlah perkataan ahli tahqiq saat berucap,
Yang tidak berbelok atau berubah dari ucapannya.

????? ??????????? ????????? ?? ???????? = ??????????? ???????? ???? ??????????

Mencintai seluruh sahabat adalah mazhabku,
Dan kecintaan kepada kerabat Nabi, dengan inilah aku bertawasul.

????????????? ?????? ???????? ?????? = ???????? ????????? ???????? ????????

Mereka semua memiliki kedudukan dan keutamaan yang tinggi,
Namun ash-Shiddiq adalah yang paling utama di antara mereka.

17. Abu Bakar dan keluarganya menghimpun banyak sekali keutamaan yang tidak dihimpun oleh keluarga muslim lainnya

Keluarga Abu Bakar radhiyallahu ¡®anhu telah memberi pelayanan kepada Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam seperti ketika beliau mempersiapkan diri untuk berhijrah, dan seperti yang dilakukan oleh Abdullah bin Abu Bakar dan saudarinya ¨C Asma¡¯ binti Abu Bakar ¨C yang memasok makanan dan berita kepada Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wa sallam saat beliau bersama Abu Bakar bersembunyi di dalam gua. Selain itu, Aisyah yang menjadi istri Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam merupakan putri Abu Bakar radhiyallahu ¡®anhu wa ¡®anha.

Ibnu al-Jauzi rahimahullah berkata:

????????? ??????????? ??????? ??????? ??????? ?????? ??????? ???????? ????????? : ????? ????????? ????????? ????? ?????? ????????? ?????? ??????????? ????????? ?????????

¡°Empat generasi yang melihat Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wa sallam adalah, Abu Quhafah (ayah Abu Bakar), anaknya yaitu Abu Bakar, dan anak Abu Bakar yaitu Abdurrahman, dan anak Abdurrahman yaitu Muhammad.¡±

Amalan-amalan beliau

Salah satu amalan beliau yang paling agung adalah kesegeraannya dalam memeluk agama Islam, dan berhijrah bersama Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam, serta keteguhannya saat Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam wafat.

Kemudian di antara amalan beliau sebelum hijrah adalah memerdekakan tujuh budak yang semuanya dalam keadaan disiksa karena memeluk agama Allah, mereka adalah Bilal bin Abi Rabah, Amir bin Fuhairah, Zunairah (ar-Rumiyah), an-Nahdiyah dan putrinya, budak wanita dari Bani al-Mu¡¯ammal, dan Ummu Ubais.

Sedangkan di antara amalan yang beliau lakukan setelah mengemban khilafah adalah memerangi orang-orang yang murtad. Beliau merupakan lelaki yang lembut dan pengasih, namun di saat memerangi orang-orang yang murtad, beliau lebih teguh dan tegas daripada Umar radhiyallahu ¡®anhu yang dikenal sebagai orang yang teguh dalam berpendapat dan tegas dalam perkara yang berkaitan dengan Allah.

Imam al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ¡®anhu, ia berkata: Ketika Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam wafat, kemudian Abu Bakar diangkat sebagai khalifah, dan banyak orang Arab yang kembali kafir. Umar berkata, ¡°Wahai Abu Bakar, bagaimana kamu akan memerangi orang-orang itu sedangkan Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wa sallam telah bersabda, ¡®Aku diperintahkan untuk memerangi orang-orang hingga mereka mengucapkan Laa ilaaha illallah. Barangsiapa yang mengucapkan Laa ilaaha illallah, maka harta dan jiwanya terlindungi dariku kecuali dengan cara yang benar, sedangkan hisabnya kembali kepada Allah¡¯?¡± Maka Abu Bakar menjawab, ¡°Demi Allah, aku pasti akan memerangi orang yang membedakan antara shalat dan zakat, karena zakat adalah kewajiban dari harta. Demi Allah jika mereka enggan membayar kepadaku anak kambing yang dahulu mereka bayarkan kepada Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wa sallam, niscaya aku akan memerangi mereka karena keengganan itu.¡± Maka Umar berkata, ¡°Demi Allah, yang aku lihat darinya itu tidak lain adalah karena Allah telah membuka hati Abu Bakar untuk memerangi mereka, sehingga aku mengetahui bahwa itu adalah kebenaran.¡±

Pendirian Abu Bakar radhiyallahu ¡®anhu yang teguh dan tegas waktu itu telah tercatat baginya, bahkan ada ungkapan bahwa Allah menolong agama Islam dengan Abu Bakar di yaum ar-riddah (saat banyak orang Arab yang kembali murtad setelah wafatnya Nabi), dan dengan Ahmad bin Hambal di yaum al-fitnah (saat muncul fitnah yang menyatakan al-Qur¡¯an adalah makhluk pada masa kekuasaan al-Makmun).

Abu Bakar radhiyallahu ¡®anhu pun memerangi orang-orang yang murtad dan enggan membayar zakat, sehingga Allah membinasakan Musailamah al-Kadzab pada masa kekhalifahan beliau.

Selain itu beliau juga melaksanakan pengiriman pasukan Usamah yang ingin Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wa sallam laksanakan semasa hidup beliau menuju negeri Syam.

Pada masa kekhalifahan Abu Bakar radhiyallahu ¡®anhu, berhasil ditaklukkan banyak negeri Syam dan Irak. Pada masa beliau juga al-Qur¡¯an berhasil dihimpun (dalam tulisan) setelah beliau memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk menghimpunnya.

Beliau adalah orang yang mengenal hakikat orang lain, oleh sebab itu beliau enggan untuk memberhentikan Khalid bin al-Walid (sebagai panglima perang), beliau berkata, ¡°Demi Allah, aku tidak akan menyarungkan pedang yang telah Allah hunuskan kepada musuh-Nya hingga Allah sendiri yang menyarungkannya.¡± (HR. Imam Ahmad dan lainnya).

Pada masa kekhalifahan beliau, juga terjadi perang Dzul Qissah. Ketika itu beliau bertekad untuk memimpin sendiri pasukannya hingga Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ¡®anhu memegang tali kekang hewan tunggangannya seraya berkata, ¡°Ke mana engkau hendak pergi wahai khalifah Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wa sallam? Aku sampaikan kepada engkau apa yang disampaikan oleh Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wa sallam kepada engkau pada perang Uhud, ¡®Sarungkan pedangmu dan janganlah engkau menyakiti kami karena kehilangan engkau¡¯. Kembalilah ke Madinah! Karena demi Allah, jika kami kehilangan engkau maka agama Islam tidak akan dapat terorganisir selamanya.¡± Maka Abu Bakar radhiyallahu ¡®anhu kembali ke Madinah dan tetap mengirim pasukannya.

Dahulu Abu Bakar radhiyallahu ¡®anhu juga orang Arab yang paling luas pengetahuannya tentang nasab.

Kezuhudan beliau:

Abu Bakar radhiyallahu ¡®anhu wafat tanpa meninggalkan sepeserpun dirham atau dinar.?

Diriwayatkan dari al-Hasan bin Ali radhiyallahu ¡®anhu, ia berkata:?

????? ?????????? ????? ?????? ?????? ??????? ?????? ????? : ??? ????????? ????????? ?????????? ??????? ?????? ???????? ???? ????????? ????????????? ??????? ?????? ?????????? ?????? ??????????????? ??????? ?????? ??????????? ???????? ?????? ?????????? ???????? ????? ?????? ??? ?????? ?????????????? ? ??????? ????? ????????????? ???? ?????? ? ???????? ????? ????? ?????? ?????? ??????? ?????? ?????????? ???? ???? ?????? ?????? ??????? ?????? ??????? ?????? ?????? ??????? ?????? : ?????? ??????? ????? ??? ????? ?????? ????? ?????????? ???? ????? ??????? .

Saat Abu Bakar radhiyallahu ¡®anhu mengalami sakaratul maut, beliau berkata, ¡°Wahai Aisyah, lihatlah unta yang biasa kita minum air susunya, dan wadah yang biasa kita pakai untuk pelita, serta kain beludru yang biasa kita pakai, dahulu kita memanfaatkan itu semua saat kita mengemban urusan kaum Muslimin, maka jika aku wafat, kembalikanlah itu semua kepada Umar.¡± Dan ketika Abu Bakar radhiyallahu ¡®anhu wafat, aku membawanya kepada Umar radhiyallahu ¡®anhu. Lalu Umar radhiyallahu ¡®anhu berkata, ¡°Semoga Allah meridhai engkau wahai Abu Bakar, sungguh engkau telah membuat lelah orang setelahmu (jika ingin mengikuti jejakmu).¡±

Sikap wara beliau:

Abu Bakar radhiyallahu ¡®anhu adalah orang yang wara dan zuhud terhadap dunia, bahkan ketika beliau mengemban khilafah, beliau tetap bekerja mencari nafkah. Namun Umar melarangnya, dan kaum muslimin sepakat untuk mengambil sebagian dari Baitul mal untuk Abu Bakar sebagai upah atas tugas kekhalifahan yang beliau kerjakan.

Aisyah radhiyallahu ¡®anha berkata:

????? ??????? ?????? ??????? ???????? ???? ????????? ? ??????? ????? ?????? ???????? ???? ????????? ? ?????? ????? ??????? ? ???????? ?????? ????? ?????? ? ??????? ???? ????????? : ??????? ??? ????? ? ??????? ????? ?????? : ????? ???? ? ???? : ????? ??????????? ??????????? ??? ??????????????? ????? ???????? ???????????? ????? ?????? ?????????? ? ??????????? ???????????? ??????? ??????? ??????? ???????? ?????? ? ?????????? ????? ?????? ????? ??????? ????? ?????? ??? ????????

Dahulu Abu Bakar memiliki budak laki-laki yang bekerja untuknya, dan Abu Bakar mengambil hasil kerja budak itu untuk makan. Namun pada suatu hari budak itu datang membawa suatu makanan dan Abu Bakar memakan sebagiannya. Lalu budak itu berkata kepadanya, ¡°Anda tahu makanan dari mana ini?¡± Abu Bakar bertanya, ¡°Memangnya dari mana?¡± Budak itu menjawab, ¡°Dulu aku pernah menjadi dukun bagi seseorang di masa jahiliyah, sebenarnya aku tidak mengerti perdukunan, akan tetapi aku menipunya. Kemudian orang itu berjumpa denganku dan memberiku makanan yang Anda makan itu.¡± Maka Abu Bakar memasukkan tangannya ke dalam mulut sehingga beliau memuntahkan seluruh isi perutnya. (HR. al-Bukhari).

Wafat beliau:

Abu Bakar wafat pada hari senin, Jumadal Ula, tahun 13 Hijriyah pada usia 63 tahun.?

Semoga Allah meridhainya dan menjadikannya ridha, dan mengumpulkan kita bersamanya di negeri kemuliaan-Nya.

Saya benar-benar paham bahwa saya belum memenuhi hak Abu Bakar (dalam penulisan biografi ini). Sungguh beliau telah melelahkan orang setelahnya, bahkan terhadap orang yang menulis biografi beliau, apalagi dengan orang yang hanya menukil sekelumit dari biografi beliau!

Sumber:

?


Tanda-Tanda Haji Mabrur

 

TANDA-TANDA HAJI MABRUR

Oleh
Ustadz Anas Burhanuddin MA

Pembuka

Ajaran Islam dalam semua aspeknya memiliki hikmah dan tujuan tertentu. Hikmah dan tujuan ini diistilahkan oleh para Ulama dengan maq?shid syar?¡®ah, yaitu berbagai maslahat yang bisa diraih seorang hamba, baik di dunia maupun di akhirat.

Adapun maslahat akhirat, orang-orang shaleh ditunggu oleh kenikmatan tiada tara yang terangkum dalam sabda Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam (hadits qudsi):

????? ??????: ?????????? ??????????? ?????????????? ??? ??? ?????? ?????? ? ????? ?????? ???????? ? ????? ?????? ????? ?????? ??????

Allah berfirman: ¡°Telah Aku siapkan untuk hamba-hamba-Ku yang shaleh kenikmatan yang tidak pernah dilihat mata, tidak pernah didengar telinga, dan tidak pernah terbetik di hati manusia.¡± [1]

Untuk ibadah haji, secara khusus Rasulullah Shallallahu ¡®alaihi wa sallam bersabda:

?????????? ????????????? ?????? ???? ??????? ?????? ??????????

Haji yang mabr?r tidak lain pahalanya adalah surga.[2]

Adapun di dunia, banyak maslahat yang bisa diperoleh umat Islam dengan menjalankan ajaran agama mereka. Dan untuk ibadah haji khususnya, ada beberapa contoh yang bisa kita sebut; seperti menambah teman, bertemu dengan Ulama dan keuntungan berdagang.

Di samping itu, Allah Azza wa Jalla juga memberikan tanda-tanda diterimanya amal seseorang, sehingga Allah Azza wa Jalla bisa menyegerakan kebahagiaan di dunia sebelum akhirat dan agar ia semakin bersemangat untuk beramal.

Tidak Semua Orang Meraih Haji Mabr?r

Setiap orang yang pergi berhaji mencita-citakan haji yang mabr?r. Haji mabr?r bukanlah sekedar haji yang sah. Mabr?r artinya diterima oleh Allah Azza wa Jalla, dan sah artinya menggugurkan kewajiban. Bisa jadi haji seseorang sah sehingga kewajiban berhaji baginya telah gugur, namun belum tentu hajinya diterima oleh Allah Azza wa Jalla.

Jadi, tidak semua yang hajinya sah terhitung sebagai haji mabr?r. Ibnu Rajab al-Hanbali mengatakan: ¡°Yang hajinya mabr?r sedikit, tapi mungkin Allah Azza wa Jalla memberikan karunia kepada jama`ah haji yang tidak baik dikarenakan jama¡¯ah haji yang baik.¡±[3]

Tanda-Tanda Haji Mabr?r

Bagaimanakah mengetahui mabr?rnya haji seseorang? Apa perbedaan antar haji yang mabr?r dengan yang tidak mabr?r? Tentunya yang menilai mabr?r tidaknya haji seseorang adalah Allah Azza wa Jalla semata. Kita tidak bisa memastikan bahwa haji seseorang adalah haji yang mabr?r atau tidak. Para Ulama menyebutkan ada tanda-tanda mabr?rnya haji, berdasarkan keterangan al-Qur`?n dan Hadits. Namun, itu tidak bisa memberikan kepastian mabr?r tidaknya haji seserang.

Sebagian dari tanda-tanda ini barangkali berhubungan dengan pembahasan cara meraih haji mabr?r, karena cara kita menjalankan ibadah haji juga bisa dijadikan cermin dalam hal ini.

Di antara tanda-tanda haji mabr?r yang telah disebutkan para Ulama adalah.

Pertama:?
Harta yang dipakai untuk haji adalah harta yang halal[4]

Karena Allah Azza wa Jalla tidak menerima kecuali yang halal, sebagaimana ditegaskan oleh sabda Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam :

????? ??????? ??????? ??? ???????? ?????? ????????

Sungguh Allah baik, tidak menerima kecuali yang baik. [5]

Orang yang ingin hajinya mabr?r harus memastikan bahwa seluruh harta yang ia pakai untuk haji adalah harta yang halal, terutama bagi mereka yang selama mempersiapkan biaya pelaksanaan ibadah haji tidak lepas dari transaksi dengan bank. Jika tidak, maka haji mabr?r bagi mereka hanyalah jauh panggang dari api.

Ibnu Rajab rahimahullah berkata dalam sebuah syair [6]:
Jika anda berhaji dengan harta tak halal asalnya.
Maka anda tidak berhaji, yang berhaji hanya rombongan anda.
Allah Azza wa Jalla tidak menerima kecuali yang halal saja.
Tidak semua yang berhaji mabr?r hajinya.

Kedua:?
Amalan-amalannya dilakukan dengan baik, sesuai dengan tuntunan Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam.

Paling tidak, rukun-rukun dan kewajibannya dijalankan, dan semua larangan ditinggalkan. Jika terjadi kesalahan, maka hendaknya segera melakukan penebusan yang telah ditentukan.

Di samping itu, haji yang mabr?r juga memperhatikan keikhlasan hati, yang seiring dengan majunya zaman semakin sulit dijaga. Mari merenungkan perkataan Syuraih al-Q?dhi: ¡°Yang (benar-benar) berhaji sedikit, meski jama`ah haji banyak. Alangkah banyak orang yang berbuat baik, tapi alangkah sedikit yang ikhlas karena Allah Azza wa Jalla.¡±[7]

Pada zaman dahulu ada orang yang menjalankan ibadah haji dengan berjalan kaki setiap tahun. Suatu malam ia tidur di atas kasurnya dan ibunya memintanya untuk mengambilkan air minum. Ia merasakan berat untuk bangkit memberikan air minum kepada sang ibu. Ia pun teringat perjalanan haji yang selalu ia lakukan dengan berjalan kaki tanpa merasa berat. Ia mawas diri dan berpikir bahwa pandangan dan pujian manusialah yang telah membuat perjalanan itu ringan. Sebaliknya saat meyendiri, memberikan air minum untuk orang paling berjasa pun terasa berat. Akhirnya, ia pun menyadari bahwa dirinya telah bersalah.[8]

Ketiga:?
Hajinya dipenuhi dengan banyak amalan baik.

Seperti dzikir, shalat di Masjidil Haram, shalat pada waktunya, dan membantu teman seperjalanan.

Ibnu Rajab rahimahullah berkata: ¡°Maka haji mabr?r adalah yang terkumpul di dalamnya amalan-amalan baik, plus menghindari perbuatan-perbuatan dosa.[9]

Di antara amalan khusus yang disyariatkan untuk meraih haji mabr?r adalah bersedekah dan berkata-kata baik selama haji. Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam pernah ditanya tentang maksud haji mabr?r, maka beliau menjawab:

????????? ?????????? ???????? ??????????

Memberi makan dan berkata-kata baik. [10]

Keempat:?
Tidak berbuat maksiat selama ihram.

Maksiat dilarang dalam agama kita dalam semua kondisi. Dalam kondisi ihram, larangan tersebut menjadi lebih tegas, dan? jika dilanggar, maka haji mabr?r yang diimpikan akan lepas.

Di antara yang dilarang selama haji adalah rafats, fus?q dan jid?l. Allah Azza wa Jalla berfirman:

???????? ???????? ???????????? ?????? ?????? ???????? ???????? ????? ?????? ????? ??????? ????? ??????? ??? ????????

(Musim) haji adalah beberapa bulan yang diketahui. Barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan-bulan itu untuk mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, fus?q dan berbantah-bantahan selama mengerjakan haji. [11]

Nabi Shallallahu ¡®alaihi wa sallam bersabda:

???? ????? ?????? ???????? ?????? ???????? ?????? ???????????? ?????? ?????????? ???????

Barang siapa yang haji dan ia tidak rafats dan tidak fus?q, ia akan kembali pada keadaannya saat dilahirkan ibunya.¡± [12]

Rafats adalah semua bentuk kekejian dan perkara yang tidak berguna. Termasuk di dalamnya bersenggama, bercumbu atau membicarakannya, meskipun dengan pasangan sendiri selama ihr?m.

Fus?q adalah keluar dari ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla , apapun bentuknya. Dengan kata lain, segala bentuk maksiat adalah fus?q yang dimaksudkan dalam hadits di atas.

Jid?l adalah berbantah-bantahan secara berlebihan.[13]

Ketiga hal ini dilarang selama ihr?m. Adapun di luar waktu ihr?m, bersenggama dengan pasangan kembali diperbolehkan, sedangkan larangan yang lain tetap tidak boleh.

Demikian juga, haji yang mabr?r juga harus meninggalkan semua bentuk dosa selama perjalanan ibadah haji, baik berupa syirik, bid¡¯ah maupun maksiyat.

Kelima:?
Pulang dari haji dengan keadaan lebih baik.

Salah satu tanda diterimanya amal seseorang di sisi Allah Azza wa Jalla adalah diberikan taufik untuk melakukan kebaikan lagi setelah amalan tersebut. Sebaliknya, jika setelah beramal shaleh melakukan perbuatan buruk, maka itu adalah tanda bahwa Allah Azza wa Jalla tidak menerima amalannya.[14]

Ibadah haji adalah madrasah. Selama kurang lebih satu bulan para jama`ah haji disibukkan oleh berbagai ibadah dan pendekatan diri kepada Allah Azza wa Jalla . Untuk sementara, mereka terjauhkan dari hiruk pikuk urusan duniawi yang melalaikan. Di samping itu, mereka juga berkesempatan untuk mengambil ilmu agama yang murni dari para Ulama tanah suci dan melihat praktik menjalankan agama yang benar.

Logikanya, setiap orang yang menjalankan ibadah haji akan pulang dari tanah suci dalam keadaan yang lebih baik. Namun yang terjadi tidak demikian, apalagi setelah tenggang waktu yang lama dari waktu berhaji. Banyak yang tidak terlihat lagi pengaruh baik haji pada dirinya. Karena itu, bertaubat setelah haji, berubah menjadi lebih baik, memiliki hati yang lebih lembut dan bersih, ilmu dan amal? yang lebih mantap dan? benar, kemudian istiq?mah di atas kebaikan itu adalah salah satu tanda haji mabr?r.

Orang yang hajinya mabr?r menjadikan ibadah haji sebagai titik tolak untuk membuka lembaran baru dalam menggapai ridha Allah Azza wa Jalla ; ia akan semakin mendekat ke akhirat dan menjauhi dunia. Al-Hasan al-Bashri rahimahullah mengatakan: ¡°Haji mabr?r adalah pulang dalam keadaan zuhud terhadap dunia dan mencintai akhirat.¡±[15] Ia juga mengatakan: ¡°Tandanya adalah meninggalkan perbuatan-perbuatan buruk yang dilakukan sebelum haji.¡±[16]

Ibnu Hajar al-Haitami rahimahullah mengatakan: ¡°Dikatakan bahwa tanda diterimanya haji adalah meninggalkan maksiat yang dahulu dilakukan, mengganti teman-teman yang buruk menjadi teman-teman yang baik, dan mengganti majlis kelalaian menjadi majlis dzikir dan kesadaran.¡± [17]

Penutup

Sekali lagi, yang menilai mabr?r tidaknya haji seseorang hanya Allah Azza wa Jalla. Para Ulama hanya menjelaskan tanda-tandanya sesuai dengan ilmu yang telah Allah Azza wa Jalla berikan kepada mereka. Jika tanda-tanda ini ada dalam ibadah haji anda, maka hendaknya anda bersyukur atas taufik dari Allah Azza wa Jalla . Anda boleh berharap ibadah anda diterima oleh Allah Azza wa Jalla , dan teruslah berdoa agar ibadah anda benar-benar diterima. Adapun jika tanda-tanda itu tidak ada, maka anda harus mawas diri, istighf?r dan memperbaiki amalan anda.? Wall?hu a¡¯lam.

Referensi:

1. Al-Qur`?n al-Kar?m.
2. Shah?h al-Bukh?ri, Tahq?q Musthafa al-Bugha, D?r Ibn Kats?r.
3. Shah?h Muslim, Tahq?q Muhammad Fu?d `Abdul B?qi, D?r Ihy?¡® Tur?ts.
4. Musnad Imam Ahmad, Tahq?q Syu¡¯aib al-Arnauth, Muassasah Qurth?bah.
5. Sunan al-Baih?qi al-Kubra, Cetakan Hyderabad, India.
6. Silsilah al-Ahad?ts ash-Shah?hah, Muhammad N?shiruddin al-Alb?ni, Maktabah al-Ma¡¯?rif.
7. At-T?r?kh al-Kab?r, al-Bukh?ri, Tahq?q Sayyid H?syim an-Nadawi, D?rul Fikr.
8. Ihy?¡® Ul?middin, al-Ghazali, D?rul Ma¡¯rifah Beirut.
9. Lathaiful Ma¡¯?rif f?ma li Maw?sil ¡®Am minal Wazh?if, Ibnu Rajab al-Hanbali, al-Maktabah asy-Sy?milah.
10. Q?tul Qul?b, Ibnu Hajar al-Haitami, al-Maktabah asy-Sy?milah.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 08/Tahun XIII/Dzulqa¡¯adah 1430/2009M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]
_______

Footnote

[1] HR. al-Bukh?ri 3073) dan Muslim 2824.
[2] HR. al-Bukh?ri 1683) dan Muslim 1349.
[3]? Lath?iful Ma¡¯?rif F?ma Li Maw?simil ¡®Am Minal Wazh?if 1/68.
[4]? Lihat: Ihy?` Ul?midd?n 1/261.
[5]? HR. Muslim 1015.
[6] Lath?iful Ma¡¯?rif 2/49.
[7] Lath?iful Ma¡¯?rif 1/257
[8] Ibid.
[9] Lath?iful Ma¡¯?rif 1/67.
[10] HR. al-Baihaqi 2/413 (no. 10693), dihukumi shah?h oleh al-H?kim dan al-Alb?ni dalam Silsilah al-Ah?dits ash-Shah?hah 3/262 (no. 1264)
[11] Qs al-Baqarah 197.
[12] HR. Muslim (1350) dan yang lain, dan ini adalah lafazh Ahmad di Musnad (7136)
[13]? Ihy?` Ul?midd?n 1/261
[14]? Lath?iful Ma¡¯?rif 1/68.
[15]? At-T?r?kh al-Kab?r 3/238.
[16] Lath?iful Ma¡¯?rif 1/67.
[17]? Q?tul Qul?b 2/44.

Referensi :
?


Haji; Antara Kewajiban dan Realita

 

Haji; Antara Kewajiban dan Realita

Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad¡ª may  Allaah  exalt  his  mention¡ªbeserta keluarga dan para shahabat beliau, juga orang-orang yang menetapi petunjuk beliau sampai hari akhir.

Alhamdulillah, kafilah orang-orang yang mengesakan Allah masih terus menerus sambung menyambung melakukan perjalanan menuju tanah suci untuk menunaikan kewajiban ibadah haji, dalam rangka meneladani bapak para nabi dan imam orang-orang yang bertauhid, Nabi Ibrahim¡ª` may  Allaah  be  pleased  with  him¡ªsejak beliau mengumandangkan seruan abadi demi menaati perintah Allah¡ªSubh?nahu wata`?l?¡ªyang dicatat oleh Al-Quran (yang artinya):?"Dan serulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh.?supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan."?[QS. Al-Hajj: 27-28]; dan dalam rangka mengikuti sunnah Nabi Muhammad¡ª may  Allaah  exalt  his  mention¡ªyang bersabda saat haji wad?`,?"Ambillah dariku tata cara ibadah haji kalian."

Karenanya, begitu bulan-bulan pelaksanaan haji tiba, setiap orang yang mencintai Allah¡ªSubh?nahu wata`?l?¡ªdan mengikuti sunnah Nabi Muhammad¡ª may  Allaah  exalt  his  mention; setiap muslim akan mengarahkan perjalanan menuju tanah suci demi memenuhi panggilan Allah¡ªSubh?nahu wata`?l?.

Namun, apakah kaum muslimin yang sekarang sudah mencapai lebih dari satu milyar jiwa mampu memaknai kewajiban ini dan menyaksikan berbagai manfaat yang diisyaratkan dalam ayat (yang artinya):?"Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka,"?baik di dunia maupun di akhirat.

Sesungguhnya bekal berbagai ibadah dalam komunitas kaum muslimin semestinya dapat mewarnai keseluruhan gerak masyarakat dengan ketaatan mereka kepada Allah dalam semua interaksi mereka agar terlihat dalam perilaku setiap individu. Nah, apakah realita kaum muslimin sudah nampak jelas, di dalamnya ada gaung bekal dari haji; ibadah yang mencampuradukkan hati-hati kaum muslimin dan mengokohkan kesatuan perasaan di dalam hati mereka sebagai buah dari kesatuan syiar ibadah. Apakah sudah nampak demikian? Apakah kaum muslimin dapat mengambil bekal dari haji dan menjiwai hikmah-hikmahnya saat mereka mengaplikasikan hukum-hukum haji itu menurut cara yang disyariatkan dan disunnahkan?

Apakah iring-iringan orang-orang berselendang putih bersih itu bergerak di antara tempat-tempat ibadah haji nan agung menghiasi bumi dan dibanggakan oleh Allah Yang Maha Penyayang kepada para malaikat-Nya, semua dalam keadaan melaksanakan ibadah haji dengan hati yang saling bertaut dan tunduk pada aturan Allah? Apakah hikmah-hikmah haji yang agung dan berbagai pengaruhnya yang luar biasa sudah nampak bergerak bersama iring-iringan itu; diterjemahkan oleh anggota tubuh mereka yang sedang berhaji dan mewujud nyata dalam ibadah haji mereka? Apakah pembeda psikis antara si kaya dan si miskin juga antara yang kuat dan yang lemah sudah mencair dan pergi bersama pakaian yang biasa dikenakan? Jiwa-jiwa pun jadi bersih, penuh kasih dan bersatu. kebersihan jiwa-jiwa itu tak kurang dari kebersihan pakaian ihram.

Kenyataannya: Sesungguhnya berkumpulnya kaum muslimin dalam jumlah yang luar biasa banyak di tanah suci, meskipun pertambahan jumlah itu nampak sebagai salah satu isyarat kesadaran beragama yang positif dan area konsistensi yang benar di dalamnya dapat menambah pengaruh kesadaran beragama itu, hanya saja sekian area yang besar justru memberi jawaban negatif dari pertanyaan-pertanyaan yang tadi telah dilontarkan. Yang demikian karena beberapa sebab, antara lain:

-?Kebanyakan kaum muslimin jauh dari dasar-dasar akidah yang benar. Ini merupakan penyimpangan yang jelas dari jalan Allah yang lurus dan menyalahi petunjuk Nabi yang benar yang sudah memberi peringatan akan kemusyrikan yang terselubung dan terkecil, apalagi yang terbesar. Hal yang mengharuskan pentingnya melakukan penyadaran akan sikap mengesakan Allah¡ª`Azza wajalla¡ªdan memurnikan ibadah untuk-Nya.

Yang sangat disayangkan adalah adanya kelalaian yang jelas-jelas terasa pada sebagian ulama dan sikap diam mereka yang mencurigakan terhadap fenomena kemusyrikan tersebut. Padahal mereka adalah orang-orang yang mendapat kepercayaan untuk mengemban risalah agama Islam ini. Karenanya, hanya Allah jua tempat mengadu!

-?Ibadah tersebut bagi kebanyakan kaum muslimin telah menjadi sebatas perjalanan wisata (rekreasi). Hampir tak ada lagi spirit keimanannya. Bahkan menjadi bahan untuk saling membanggakan dan menyombongkan diri. Seolah-olah tujuannya adalah agar salah seorang dari mereka bisa menghiasi namanya dengan embel-embel haji. Sehingga jika tidak disebut haji, itu dianggap sebagai sebuah penghinaan baginya.

-?Dan disebabkan ketidakmengertian yang dominan ada di kalangan banyak jamaah haji akan etika dan akhlak dalam beribadah haji, terutama dalam penerapan praktik haji saat tawaf, sa`i dan ketika berpindah-pindah di antara tempat-tempat pelaksanaan ibadah haji, terjadilah berbagai perilaku tidak terpuji di kalangan para jamah haji dan sikap menyakiti tanpa alasan yang benar, sementara hal tersebut jelas terlarang. Berdasarkan firman Allah¡ªSubh?nahu wata`?l?¡ª(yang artinya):?"(Musim) haji itu adalah (pada) beberapa bulan yang dimaklumi. Barang siapa yang mengerjakan (ibadah) haji dalam bulan-bulan itu, maka tidak boleh rafats (berkata jorok), berbuat fasik dan berbantah-bantahan dalam (mengerjakan iabadah) haji."?[QS. Al-Baqarah: 197]

Sebagai upaya saling menasihati, kami ingin mengingatkan beberapa permasalahan penting dalam topik kali ini. Dan hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan taufik.

Sesungguhnya kewajiban haji harus ditunaikan sesuai dengan sunnah yang shahih dan sebagaimana diriwayatkan dari Rasulullah¡ª may  Allaah  exalt  his  mention¡ªdengan menghadirkan semua ingatan tentang peristiwa yang dialami para nabi dan para rasul, terutama peristiwa yang dialami Nabi Ibrahim¡ª` may  Allaah  be  pleased  with  him¡ªsaat menitipkan bayi dan istrinya kepada Baitullah di padang pasir yang panas membara dengan hati yang penuh dengan keimanan seraya mengatakan,?"Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur."?[QS. Ibr?h?m: 37]

Demikian juga sikap nabi dan teladan kita, Nabi Muhammad¡ª may  Allaah  exalt  his  mention¡ªketika beliau melaksanakan hajinya yang terakhir bersama ribuan umat Islam dan menyampaikan khutbah haji?wad?`?(perpisahan). Dalam khutbah itu, beliau menerangkankan petunjuk-petunjuk agama Islam dan prinsip-prinsipnya yang jelas. Cukuplah bagi kita apa yang disampaikan oleh beliau dalam khutbah tersebut:?"Sesungguhnya darah dan harta kalian haram atas kalian, seperti haramnya hari kalian ini, pada bulan kalian ini, dan di negeri kalian ini. Ingatlah! Sesungguhnya segala sesuatu dari perkara masa jahiliyah telah digugurkan (dihapuskan) di bawah telapak kakiku. Darah masa jahiliyah juga digugurkan. Riba jahiliyah juga di hapuskan. Bertakwalah kalian kepada Allah dalam masalah wanita. Sesungguhnya aku telah meninggalkan untuk kalian satu perkara; kalian tidak akan tersesat setelah adanya perkara itu jika kalian berpegang teguh padanya, (yaitu): Kitabull?h (Al-Quran)."?[HR. Lima imam selain An-Nas?'i. Redaksi hadits dari Ab? D?w?d. Menurut Al-Alb?ni: shahih]

Bersamaan dengan waktu pelaksanaan haji terakhir Rasul, turunlah firman Allah (yang artinya):?"Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagi kalian, dan telah Aku ridai Islam sebagai agama bagi kalian."?[QS. Al-M?'idah: 3]. Hal yang semakin menguatkan sempurnanya Islam sebagai agama yang mengatur seluruh kehidupan seorang muslim. Dan bahwa upaya apa pun untuk memberangus agama ini melalui dakwaan para pengusung kebatilan akan tertolak dan kembali pada diri mereka sendiri. Karena mempermainkan agama Allah sama sekali tidak dapat diterima.

Sesungguhnya berbagai pemandangan, ingatan, dan peristiwa-peristiwa yang disukai oleh jiwa, yang dikenang oleh orang yang tengah berhaji saat ia menunaikan rangkaian proses ibadah haji, mengajari kita keimanan yang benar kepada Allah dan indahnya tawakkal kepada-Nya. Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakkal, karena mengimani dan meyakini apa yang ada di sisi Allah, niscaya Allah akan memberikan kepadanya segala yang menjadi tujuannya. (Allah berfirman yang artinya):?"Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu."?[QS. Ath-Thal?q: 3]

Dan bagi orang yang mendapat taufik untuk menunaikan ibadah ini, ada kesempatan yang sangat baik untuk memperbaharui perjanjian bersama Allah¡ªSubh?nahu wata`?l?. Karena dalam hal tersebut, terdapat balasan yang sangat berlimpah. Rasulullah¡ª may  Allaah  exalt  his  mention¡ª²ú±ð°ù²õ²¹²ú»å²¹,?"Umrah ke umrah berikutnya menjadi penghapus dosa-dosa di antara keduanya. Dan haji mabrur, tak ada balasan baginya kecuali surga."?[HR. Muslim]

Kemudian, sesungguhnya haji merupakan salah satu fenomena kebersatuan kaum muslimin. Di dalamnya juga terkandung peringatan akan peristiwa dikumpulkannya seluruh manusia pada hari akhir. Dalam haji juga terdapat hal-hal untuk melatih kesabaran, kegigihan, berjuang melawan nafsu, dan berjihad melawan musuh. Bahkan haji termasuk amalan yang paling utama. Rasulullah¡ª may  Allaah  exalt  his  mention¡ªbersabda ketika beliau ditanya tentang amalan apa yang paling utama,?"Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya."?Ditanyakan lagi, "Lalu apa?" Beliau menjawab,?"Berjihad di jalan Allah."?Ditanyakan lagi, "Lalu apa?" Rasul menjawab,?"Haji yang mabrur."?[HR. Tujuh imam, selain Ab? D?w?d]

Dan ketika `Aisyah¡ª may  Allaah  be  pleased  with  them¡ªberkata, "Ya Rasulullah! Kami memandang bahwa jihad merupakan amalan yang paling utama. Lalu mengapa kami tidak boleh berjihad?" Rasul menjawab,?"Tidak. Tetapi jihad yang paling utama adalah haji mabrur."?[HR. Al-Bukh?ri]

Terakhir, kami ingin mengingatkan satu poin penting dalam masalah ini. Sudah biasa terlontar dari lisan banyak para penulis dan pemikir, satu pernyataan bahwa haji merupakan sebuah konferensi Islam. Tak diragukan lagi, maksud mereka tentu adalah makna-makna yang baik yang lahir dari berkumpulnya kaum muslimin, mereka saling mengkaji kondisi, dan berupaya menemukan solusi atas problematika yang mereka hadapi. Namun hal tersebut, meskipun penting, bukanlah tujuan haji yang sebenarnya. Karena haji tidak terbatas pada sekalangan orang terpilih sebagaimana berlaku pada konferensi yang tidak cukup terbatas pada satu atau tempat-tempat tertentu saja. Tetapi, haji adalah ibadah, mempersiapkan dan melakukan perjalanan ke Baitullah. Dan ia berlaku umum bagi setiap orang dari kaum muslimin yang pada dirinya telah terpenuhi syarat-syarat berhaji.

Karena itu, selanjutnya, haji merupakan satu syiar ibadah yang mempunyai rukun, kewajiban dan syarat-syarat. Kita sangat perlu untuk dapat memahami hikmahnya, mengetahui batasan-batasannya, dan semaksimal mungkin mengambil manfaatnya. Cukuplah bagi kita janji Ilahi, bahwa balasan bagi orang yang dapat melakukannya dengan baik dan sempurna adalah surga.

Hanya kepada Allah kita memohon, semoga Dia berkenan menerima ibadah haji kaum muslimin, menjadikan haji mereka haji mabrur dan segala usaha mereka mendapat balasan setimpal.


?


Mengapa Kecerdasan Semata Bukanlah Tolok Ukur Kesuksesan?

 

Mengapa Kecerdasan Semata Bukanlah Tolok Ukur Kesuksesan?


Kecerdasan intelektual (IQ) kerap dianggap sebagai tolok ukur kesuksesan. Namun, sejarah Islam mengajarkan bahwa kecerdasan tanpa iman dan tauhid justru menjadi bumerang yang menghancurkan.

Allah?°Õ²¹¡¯²¹±ô²¹?berfirman,

????? ???????? ???????? ?????? ???????? ???????????????

¡°Dan meskipun kamu sangat ingin (agar mereka beriman), kebanyakan manusia tidak akan beriman.¡±?(QS. Yusuf: 103)

Banyak orang cerdas dan berilmu justru menolak kebenaran. Kisah para pembesar?(´¡±ô-²Ñ²¹±ô²¹¡¯)?yang menentang dakwah Nabi Nuh, Hud, Saleh, hingga Nabi Muhammad?shallallahu ¡®alaihi wa sallam?menjadi bukti nyata. Artikel ini akan mengurai mengapa tauhid ¡ªbukan sekadar kecerdasan¡ª menjadi kunci keselamatan dunia dan akhirat.

Ilmu sejati adalah yang melahirkan ketakwaan, bukan kesombongan. Banyak orang cerdas yang justru terjebak dalam sikap angkuh, merasa bahwa ilmu mereka cukup untuk menafikan wahyu.

Allah?°Õ²¹¡¯²¹±ô²¹?berfirman,

???????? ??????? ??????? ???? ????????? ????????????

¡°Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah para ulama (yang berilmu).¡±?(QS. Fathir: 28)

Contohnya, kaum musyrikin Quraisy yang menentang Nabi Muhammad?shallallahu ¡®alaihi wa sallam.?Mereka adalah orang-orang yang pandai dalam sastra dan strategi, tetapi kecerdasan mereka justru menjadi penghalang untuk menerima kebenaran. Oleh karena itu, kecerdasan harus selalu diiringi dengan kerendahan hati dan kesadaran akan keterbatasan diri sebagai makhluk.

Pondasi yang menyelamatkan

Orang yang bertauhid akan merasa aman karena meyakini bahwa segala urusan berada di tangan Allah. Mereka tidak mudah terombang-ambing oleh kegelisahan duniawi, karena tauhid mengajarkan untuk bersandar hanya kepada Allah.

Allah?°Õ²¹¡¯²¹±ô²¹?berfirman,

??????????? ??????? ????? ?????????? ???? ???????

¡°Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.¡±?(QS. An-Nisa¡¯: 36)

Dalam ayat lain, Allah?°Õ²¹¡¯²¹±ô²¹?berfirman,

????????? ??????? ?????? ?????????? ???????????? ???????? ?????????? ?????? ????????? ?????? ???????????

¡°Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.¡±?(QS. Al-An¡¯am: 82)

Kecerdasan tanpa tauhid ibarat kapal tanpa nahkoda: mungkin bergerak cepat, tetapi mudah terhempas ke jurang kesesatan. Sebaliknya, tauhid mengarahkan kecerdasan untuk mengenal hakikat penciptaan dan menjauhi kesombongan intelektual. Kecerdasan duniawi tidak akan berguna jika seseorang mati dalam keadaan syirik. Sebaliknya, tauhid yang murni akan menjadi penyelamat, meskipun seseorang tidak memiliki banyak ilmu atau harta.

Rasulullah?shallallahu ¡®alaihi wa sallam?bersabda,

???? ????? ?????? ???????? ??????? ??? ?????? ?????? ??????? ?????? ??????????

¡°Barangsiapa yang mati dalam keadaan mengetahui bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak disembah selain Allah, maka dia akan masuk surga.¡±?(HR. Muslim no. 145)

Mengapa kecerdasan saja tidak cukup?

Kecerdasan sering dianggap sebagai kunci kesuksesan. Akan tetapi dalam Islam, kecerdasan tanpa iman justru bisa menjadi jerat yang berbahaya. Orang cerdas cenderung mengandalkan logika dan akal semata, sehingga meragukan wahyu dan petunjuk dari Allah?°Õ²¹¡¯²¹±ô²¹.

Padahal, Allah?°Õ²¹¡¯²¹±ô²¹?telah mengingatkan dalam Al-Qur¡¯an,

???????? ??????? ??????? ???? ????????? ???????????

¡°Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah para ulama (yang berilmu).¡±?(QS. Fathir: 28)

Ilmu sejati bukanlah yang membuat seseorang sombong, melainkan yang menumbuhkan ketakwaan dan kerendahan hati di hadapan Allah. Namun, kecerdasan juga bisa menyesatkan ketika seseorang terlalu mengikuti arus mayoritas.

Allah?°Õ²¹¡¯²¹±ô²¹?berfirman,

?????? ?????? ???????? ???? ??? ????????? ?????????? ???? ??????? ??????

¡°Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah.¡±?(QS. Al-An¡¯am: 116)

Lebih berbahaya lagi, setan sering kali menghiasi kesyirikan dengan kedok ¡°kecerdasan¡± dan ¡°rasionalitas¡±.??dalam kitab?¡°????? ???????¡±?(Bukti-Bukti Tauhid) menjelaskan bahwa setan menipu manusia dengan mengemas syirik dalam bentuk pemikiran filosofis yang terlihat logis. Misalnya, pengkultusan terhadap orang saleh dianggap sebagai bentuk penghormatan, padahal itu adalah kesyirikan yang merusak tauhid.

Oleh karenanya, kecerdasan harus diimbangi dengan pemahaman tauhid yang benar. Tanpa tauhid, kecerdasan hanya akan menjadi alat kesombongan dan kesesatan. Sebaliknya, kecerdasan yang dipandu oleh tauhid akan membawa manusia kepada kebenaran, ketenangan, dan keselamatan dunia akhirat.

Baca juga:?

Simpel, tetapi menyelamatkan

Tauhid adalah konsep yang mudah dipahami, bahkan oleh orang awam sekalipun. Al-Qur¡¯an menjelaskan tauhid dengan sangat jelas dan gamblang, seperti dalam Ayat Kursi (QS. Al-Baqarah: 255), yang menegaskan keesaan Allah dalam kekuasaan, ilmu, dan kehidupan. Tidak perlu menjadi ulama atau ahli agama untuk memahami tauhid, karena tauhid adalah fitrah yang telah Allah tanamkan dalam hati setiap manusia. Setiap anak yang lahir sudah membawa fitrah ini, dan tugas kita adalah menjaga serta mengembangkannya.

Selain mudah dipahami, tauhid juga menjadi benteng yang melindungi kita dari kesesatan. Rasulullah?shallallahu ¡®alaihi wa sallam?bersabda,

?????? ???????????? ????? ?????? : ????????? ???? ??? ?????? ?????? ?????

¡°Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak disembah selain Allah¡­¡±?(HR. Bukhari no. 8; Muslim no. 16)

Pondasi tauhid ini menjauhkan kita dari penyimpangan akidah, seperti syirik, bidah, dan khurafat. Bahkan orang yang tidak memiliki latar belakang ilmu filsafat atau teologi yang mendalam bisa terjaga akidahnya selama ia memegang teguh prinsip tauhid.

Tauhid tidak hanya melindungi, tetapi juga mengarahkan kecerdasan kita untuk kebaikan. Dalam kitab?Diwan Al-Imam Asy-Syafi¡¯i,??rahimahullah?pernah berkata,

????? ?? ???? ??? ????? ?? ?????

¡°Ilmu bukanlah yang dihafal, tetapi yang memberi manfaat.¡±

¡°Kompas¡± menuju Allah

Tanpa tauhid, kecerdasan bisa menjadi bumerang yang menjerumuskan seseorang ke dalam kesesatan. Sejarah telah membuktikan betapa banyak orang pintar ¡ªseperti para filsuf dan ilmuwan¡ª yang justru tersesat karena mengabaikan prinsip?¡°????? ????? ???¡±?(memurnikan agama hanya untuk Allah). Mereka mungkin mencapai puncak keilmuan dan kesuksesan duniawi, tetapi tanpa tauhid, semua itu menjadi sia-sia.

Tauhid berperan sebagai kompas yang mengarahkan kecerdasan ke jalan yang benar. Tanpa kompas ini, kecerdasan bisa terjerumus ke dalam kesombongan, keangkuhan, atau bahkan penentangan terhadap ajaran Allah. Lihatlah kisah Fir¡¯aun, yang dikenal sebagai penguasa cerdas dan kuat, tetapi karena tidak bertauhid, ia justru menjadi simbol kezaliman dan kekufuran. Tauhid mengajarkan kita untuk rendah hati dan menyadari bahwa segala kecerdasan berasal dari Allah.

Oleh karenanya, marilah kita menjadikan tauhid sebagai pondasi dalam mengembangkan kecerdasan. Jadilah orang yang bertauhid yang? meyakini bahwa kecerdasan tidak hanya digunakan untuk mengejar kepentingan duniawi, tetapi juga untuk mendekatkan diri kepada Allah?°Õ²¹¡¯²¹±ô²¹?dan memberikan manfaat bagi sesama.

Seorang muslim yang cerdas dan bertauhid akan menggunakan ilmunya untuk memperjuangkan kebenaran, menegakkan keadilan, dan menyebarkan kebaikan. Marilah kita senantiasa memurnikan niat dan mengarahkan segala potensi kita hanya untuk mencari keridaan-Nya.

Wallahu a¡¯lam bish-shawab.

Baca juga:?

***

Penulis:?Fauzan Hidayat


?


7 Bentuk Wahyu

 

7 Bentuk Wahyu


Bismillah was shalatu was salamu ¡®ala Rasulillah, wa ba¡¯du,

Ibnul Qoyim menyebutkan bahwa wahyu ada 7 bentuk,

Pertama, mimpi yang benar

Dan inilah permulaan wahyu yang diterima oleh Nabi?shallallahu ¡®alaihi wa sallam. Sebagaimana keterangan Aisyah radhiyallahu ¡®anha,

??????? ??? ?????? ???? ??????? ??????? ¨C ??? ???? ???? ???? ¨C ???? ????????? ?????????? ???????????? ??? ????????? ? ??????? ??? ????? ??????? ?????? ??????? ?????? ?????? ?????????

Awal permulaan wahyu yang datang kepada Rasulullah?shallallahu ¡®alaihi wa sallam?adalah mimpi yang benar ketika beliau tidur.. setiap kali beliau bermimpi, beliau melihat seperti fajar subuh¡­ (HR. Bukhari 3 & Muslim 422).

Kedua, bisikan yang disampaikan malaikat ke hati Rasulullah?shallallahu ¡®alaihi wa sallam

Seperti sabda beliau?shallallahu ¡®alaihi wa sallam,

??? ????? ????????? ?????? ??? ??????? ?????? ???? ??????? ?????? ????? ???????????? ?????????

Sesungguhnya Ruh Kudus (Malaikat Jibril) membisikkan dalam hatiku, bahwa siapapun jiwa tidak akan mati sampai dia menghabiskan semua jatah rizkinya.?(HR. Abdurrazaq dalam Mushannaf, 20100)

Ketiga, malaikat datang kepada beliau dengan wajah manusia. Berbicara dengan beliau, hingga beliau memahami pesan-pesan yang disampaikan malaikat. Untuk kejadian ini, terkadang para sahabat turut melihat malaikat. Sebagaimana yang terjadi pada hadis dari Umar bin Khatab radhiyallahu ¡®anhu tentang iman, islam dan ihsan.

Keempat, beliau mendenar suara keras seperti rantai yang digesekkan di batu.

Suasana ini yang paling berat bagi Nabi?shallallahu ¡®alaihi wa sallam. Saking beratnya, ada beberapa kejadian yang sangat aneh,

¨C Beliau bercucuran keringat padahal musim dingin

¨C Ketika beliau di atas onta, atau kendaraan lainnya, maka langsung menderum

¨C Ketika paha beliau mengenai paha sahabat, tiba-tiba berubah menjadi sangat berat

Kelima, beliau melihat malaikat dalam bentuk asli, lalu malaikat itu menyampaikan wahyu sesuai yang Allah perintahkan.

Dan ini terjadi 2 kali.? Sebagaimana yang Allah firmankan di surat an-Najm,

????? ???????? ???? ???????? .????? ???? ?????? ?????? ?????? .?????????? ??????? ???????? .???? ??????? ?????????? .??????? ??????????? ?????????? .?????? ????? ?????????? .???????? ????? ?????????? ???? ??????? .?????????? ????? ???????? ??? ??????? .???? ?????? ?????????? ??? ????? .????????????????? ????? ??? ????? .????????? ?????? ???????? ??????? .??????? ???????? ????????????

Tiadalah yang diucapkan Muhammad itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya.?Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan,?yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat ¡­.sedang dia berada di ufuk yang tinggi () Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi.?Maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). Lalu dia menyampaikan kepada hambaNya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan¡­ Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain.?(QS. an-Najm: 3-14).

Keenam, wahyu yang Allah sebutkan ketika beliau berada di atas langit yang ketujuh. Beliau mendapatkan kewajiban shalat 5 waktu.

Ketujuh, allah berbicara langsung dengan Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam tanpa perantara, sebagaimana Allah berbicara langsung dengan Musa tanpa perantara. Kejadian ini disebutkan dalam hadis isra¡¯ mi¡¯raj. ??(Zadul Ma¡¯ad, 1/76)

Allahu a¡¯lam.

Ditulis oleh Ustadz Ammi Nur Baits?(Dewan Pembina?Konsultasisyariah.com)


Referensi:?


HUKUM HAJI BAGI ORANG YANG TIDAK SHALAT

 

RINGKASAN FIQIH HAJI DAN UMRAH, HUKUM HAJI BAGI ORANG YANG TIDAK SHALAT

Haji adalah salah satu rukun Islam, diwajibkan pada tahun ke sembilan Hijriyah. Hukumnya wajib atas setiap muslim, yang merdeka, balig, berakal, mampu, sekali dalam seumur hidup secara bersegara, (jika sudah mampu tidak boleh ditunda-tunda).

Firman Allah Subhanahu wa °Õ²¹¡¯²¹±ô²¹:

????????? ????? ???????? ????? ????????? ???? ?????????? ???????? ????????? ????? ?????? ??????? ??????? ??????? ???? ????????????? [?? ?????: ??]?

¡°Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. [Ali-¡®Imran/3: 97]

Baca selengkapnya
Arti Kemampuan Dalam Melaksanakan Haji


Hukum Badal Haji, Makna Fidyah dan Dam Dalam Haji


Ringkasan Fiqih Haji dan Umrah


Al-Wajiiz, Kitab Haji dan Umrah


? Video Pendek
:: Menunaikan ibadah Haji Wajib bagi setiap muslim, adapun punya mobil, emas, kebun tidak wajib ::


Tolong dibaca dan dengarkan sampai selesai, dan silahkan dishare.
Mudah-mudahan bermanfaat dan mudah-mudahan Allah Ta¡¯aala memberikan Hidayah Taufiq kepada kaum muslimin untuk memahami Agama yang benar dan beramal dengan Ikhlas karena Allah dan Ittiba¡¯ kepada Rasulullah Shollallahu ¡®alaihi wa sallam.
Jazaakumullahu khairan.


Siapa orang yang Disalib menggantikan Isa?

 

Siapa orang yang Disalib menggantikan Isa?


Siapakah yang disalib menggantikn yesus? Apakah bnar dia pengkhianat yg menunjukkan yahudi persembunyian yesus dan para muridnya?

Jawab:

Bismillah was shalatu was salamu ¡®ala Rasulillah, wa ba¡¯du,

Ada 3 pendapat manusia mengenai orang yang disalib orang yahudi itu dan berikut statusnya,

Pertama, orang yang disalib itu adalah Nabi Isa, dan disalib dalam kondisi kafir, karena tuduhan menyebarkan kesesatan. Ini merupakan anggapan yahudi.

Kedua, orang yang disalib itu adalah Nabi Isa, dan disalib dalam rangka menebus dosa semua manusia. ini aqidahnya nasrani.

Ketiga, orang yang disalib bukanlah Nabi Isa, tapi salah satu muridnya yang diserupakan dengan Isa. Sementara Nabi Isa diangkat oleh Allah ke langit. Dan inilah aqidah kaum muslimin yang diajarkan oleh Allah dalam al-Qur¡¯an. (Tafsir Ibnu Katsir, 2/449)

Untuk aqidah yahudi dan nasrani, tidak perlu kita hiraukan, karena mereka sendiri tidak yakin dengan aqidah ini. Allah berfirman menceritakan aqidah mereka,

???????????? ?????? ????????? ?????????? ?????? ????? ???????? ??????? ??????? ????? ????????? ????? ????????? ???????? ??????? ?????? ??????? ????????? ??????????? ????? ????? ????? ?????? ??? ?????? ???? ???? ?????? ?????? ????????? ???????? ????? ????????? ????????

Ucapan Yahudi: ¡°Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah¡±, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.?(QS. an-Nisa: 157).

Siapa yang disalib itu?

Terdapat riwayat yang shahih sampai Ibnu Abbas?radhiyallahu ¡®anhuma,?beliau menjelaskan tafsir ayat di atas,

??? ???? ???? ?? ???? ???? ??? ??????? ??? ??? ?????? -??? ????? ???? ??? ???? ?? ?????????-¡­?? ???: ???? ??????? ???? ????? ????? ????? ????? ??? ?? ?????? ???? ??? ?? ?????? ???? ???? ??: ????. ?? ???? ????? ???? ??? ?????? ????: ????. ?? ???? ????? ???? ????? ????: ???. ????: ??? ?? ???. ????? ???? ????? ???? ???? ???? ?? ????????? ?? ????? ??? ??????. ???: ???? ????? ?? ?????? ?????? ????? ??????? ?? ?????

Ketika Allah hendak mengangkat Isa ke langit, beliau menemui para muridnya, dan ketika itu di rumah ada 12 lelaki?hawariyin¡­ kemudian Isa mengatakan, ¡°Siapakah diantara kalian yang wajahnya digantikan seperti wajahku, lalu dia akan dibunuh menggantikan aku, dan dia akan mendapatkan surga yang derajatnya sama denganku. Lalu berdirilah seorang pemuda yang paling muda usianya, ¡°Saya.¡±

¡°Duduk.¡± Kata Isa.

Nabi Isa mengulang lagi tawarannya, dan pemuda itu angkat tangan dan menyatakan ¡°Saya.¡±

Nabi Isa tetap menyuruhnya untuk duduk. Hingga berlangsung sampai 3 kali. Di yang ketiga, pemuda ini angkat tangan, ¡°Saya.¡± Lalu Isa mengatakan, ¡°Baik, kamu orangnya.¡±

Lalu dia diserupakan dengan Isa dan Isa diangkat melalui lubang angin yang ada di atap, menuju langit.

Kemudian datanglah orang yahudi yang mencarinya, mereka langsung menangkap manusia ?yang mirip itu, dan langsung membunuhnya, lalu mensalibnya. (Tafsir Ibnu Katsir, 2/449).

Ibnu Katsir berkomentar,

???? ????? ???? ??? ??? ???? ? ???? ??? ??? ???? ?? ????? ??? ??? ??? : ???? ???? ???? ???? ????? ????? ??? ????? ?? ?????

Sanadnya shahih sampai Ibnu Abbas. Demikian pula yang dijelaskan beberapa ulama salaf, bahwa Isa berkata ke mereka, ¡®Siapa yang bersedia wajahnya diserupakan dengan wajahku, lalu dia dibunuh menggantikanku dan balasannya dia akan menemaniku di surga.¡¯ (Tafsir Ibnu Katsir, 2/450).

Sementara itu, Ibnu Jarir berpendapat bahwa yang diserupakan dengan Nabi Isa adalah semua orang hawariyin muridnya Isa. Ketika orang Yahudi yang mengepung rumah itu menangkap mereka, Yahudi itu kebingungan dan mengatakan,

¡®Kalian telah menyihir kami. Tunjukkan mana Isa, atau kami bunuh kalian semua.¡¯

Kemudian salah satu diantara mereka ada yang maju, karena teringat janji Isa bahwa dia akan mendapatkan surga bersama Isa. Lalu Yahudi itu membunuh orang tadi dan menyalibnya.

Namun kata Ibnu Katsir mengomentari riwayat kedua ini,

???? ???? ?????

Konteksnya sangat aneh. (Tafsir Ibnu Katsir, 2/451)

Apapun itu, berdasarkan riwayat ini, bahwa orang yang disalib, menggantikan Isa adalah orang soleh dan bukan orang jahat. Bahkan dia termasuk manusia yang dijamin surga.

Kemudian Ibnu Katsir membantah akidah Nasrani,

???? ??????? ???? ?? ???? ????? ???? ? ??? ???? ?? ?????? ??? ???? ? ?? ???? ??? ??? ?????? ? ??? ???? : ??? ??? ??????? ??? ???? ?????? ????

Sebagian nasrani menyangka bahwa Yudas ¨C yang berkhianat memberi yahudi posisi Isa ¨C dialah yang diserupakan dengan Isa, lalu dia disalib. Dia mengatakan, ¡°Saya bukan orang yang kalian cari, justru saya yang menunjukkan kalian posisi orang yang kalian cari.¡± (Tafsir Ibnu Katsir, 2/452)

Meskipun kami ingatkan, sejarah semacam ini tidak mendesak untuk diketahui muslim, dalam arti iman mereka tetap baik, meskipun mereka tidak mengetahui siapa hakekatnya orang ini. Karena itu, tidak ada penjelasan dari Nabi?shallallahu ¡®alaihi wa sallam?mengenai orang ini. Intinya, kita meyakini bahwa yang disalib bukanlah Nabi Isa ¡®alaihi shalatu was salam.

Allahu a¡¯lam.

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits?(Dewan Pembina?Konsultasisyariah.com)


Referensi:?


Apakah Boleh Seseorang Berdo¡¯a Ketika Shalat Fardhu?

 

APAKAH SESEORANG BOLEH BERDOA KETIKA SHALAT FARDHU?

Oleh
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz

Pertanyaan.
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ditanya : Bolehkah seseorang berdo¡¯a di tengah shalat wajib, misalnya setelah melakukan beberapa rukun seperti ketika sujud seusai membaca Subhanallah lalu berdo¡¯a Allahummaghfirli warhamni (Ya Allah ampunilah aku dan rahmatillah aku) atau do¡¯a yang lain ? Saya berharap mendapatkan nasihat yang bermanfaat.

Jawaban
Disyariatkan bagi seorang mukmin untuk berdo¡¯a ketika shalatnya di saat yang disunnahkan untuk berdo¡¯a, baik ketika shalat fardhu maupun shalat sunnah. Adapun saat berdo¡¯a katika shalat adalah tatkala sujud, duduk di antara dua sujud dan akhir salat setelah tasyahud dan shalawat atas Nabi Shallallahu alaihi wa sallam sebelum salam. Sebagaimana telah disebutkan dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bahwa beliau berdo¡¯a ketika duduk di antara dua sujud untuk memohon ampunan. Telah diriwayatkan pula bahwa beliau berdo¡¯a ketika duduk di antara dua sujud

?????????? ?????????? ???????????? ?????????? ??????????? ???????????? ??????????

¡°Allahummagfirlii, warhamnii, wahdinii, wajburnii, warjuqnii, wa¡¯aafinii¡±

¡°Ya Allah ampunilah aku, rahmatillah aku, berilah hidayah kepadaku, cukupilah aku, berilah rezeki kepadaku dan maafkanlah aku¡±

Nabi Shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda.

?????? ??????????? ??????????? ?????? ???????? ???????? ??????????? ????????????? ??? ?????????????????? ???? ?????????????????

¡°Adapun rukuk maka agungkanlah Rabb-mu, sedangkan ketika sujud bersungguh-sungguhlah dalam berdo¡¯a, niscaya segera dikabulkan untuk kalian¡°[Diriwayatkan oleh Muslim di dalam shahihnya]

Diriwayatkan pula oleh Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda.

???????? ??? ???????? ????????????? ??????? ?????? ??????? ????????????? ??????????

¡°Jarak paling dekat antara seorang hamba dengan Rabb-nya adalah ketika sujud, maka perbanyaklah doa (ketika itu)¡±

Di dalam Ash-Shahihian dari Abdullah bin Mas¡¯ud Radhiyallahu anhu bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam ketika mengajarkan tasyahud kepadanya berkata :

???? ???????? ???? ?????????? ?????????? ??????? ???????????? ????? ?????? ????? : ????? ?????????? ???? ????????????? ??? ?????

¡°Kemudian hendaknya seseorang memilih permintaan yang dia kehendaki¡± Dalam lafazh yang lain. ¡°Kemudian pilihlah do¡¯a yang paling disukai lalu berdo¡¯a¡±

Hadits-hadits yang semakna dengan ini banyak. Hal ini menunjukkan disyariatkannya berdo¡¯a dalam kondisi-kondisi tersebut dengan do¡¯a yang disukai oleh seorang muslim, baik yang berhubungan dengan akhirat maupun yang berkaitan dengan kemaslahatan duniawiyah. Dengan syarat dalam do¡¯anya tidak ada unsur dosa dan memutuskan silaturahim. Namun yang paling utama adalah memperbanyak do¡¯a dengan do¡¯a yang diriwayatkan dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam

[Disalin dari kitab Al-Fatawa Juz Awwal, edisi Indonesia Fatawa bin Baaz, Penulis Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz, Penerjemah Abu Abdillah Abdul Aziz, Penerbit At-Tibyan Solo]


Referensi :
?


Hukum Pakaian Yang Terkena Air Liur Anjing, Dan Hukum Pakaian Yang Dicuci Dengan Air Yang Tercampur Dengannya

 

Hukum Pakaian Yang Terkena Air Liur Anjing, Dan Hukum Pakaian Yang Dicuci Dengan Air Yang Tercampur Dengannya


Pertanyaan:?


Apabila seseorang tidak menggunakan tanah untuk menghilangkan bekas air liur anjing, lalu meletakkan pakaian tersebut ke dalam mesin cuci bercampur dengan pakaian kotor lainnya, apakah semua pakaian lainya yang ada tersebut menjadi najis? Dan apakah najis tersebut tetap menempel di mesin cuci sampai saat ini? Jika demikian halnya, apakah kita perlu menyuci mesin cuci itu sendiri dengan tanah dan selanjutnya menggunakan air? Dan apabila pakaian-pakaian tersebut tersentuh keranjang pakaian, apakah keranjang tersebut juga perlu dicuci dengan tanah untuk menghilangkan najis?


Teks Jawaban

Segala puji hanya milik Allah, shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah, wa ba'du:

Pertama:

Tidak boleh memelihara anjing kecuali untuk berjaga atau berburu, dan barang siapa yang memelihara anjing untuk kepentingan selain itu; maka ia telah berdosa, dan pahala dari amal baiknya akan dikurangi satu atau dua qirat setiap harinya.

Untuk lebih detailnya dalam hal ini, lihat jawaban soal No. (69777), dan ().

Kedua:

Para ulama berbeda pendapat mengenai apakah wajib menggunakan tanah untuk menghilankan najis anjing, atau apakah diperbolehkan menggunakan bahan pembersih lain sebagai gantinya? Kami telah memaparkan perbedaan pendapat mereka dalam hal ini pada jawaban soal No. ().

Para ulama lajnah daimah li al-iftadalam hal ini memilih pendapat yang memperolehkan penggunaan sabun dan sejenisnya sebagai pengganti tanah, mereka ditanya: ¡°apa hukum air liur anjing jika mengenai badan manusia, atau mengenai pakaian? Dan apa hukum pakaian yang dicuci bersama pakaian tersebut di dalam satu mesin cuci dan air yang sama?¡±

Mereka menjawab: ¡°air liur anjing adalah najis, suatu bejana atau pakaian yang terkena air liur wajib dicuci sebagaimana sabda Nabi shallallahu ¡®alaihi wasallam:

??????? ??????? ?????????? ????? ?????? ????? ????????? ???? ?????????? ?????? ???????? ??????????? ????????????

("Sucinya bejana kalian apabila ia dijilat oleh anjing adalah dengan mencucinya tujuh kali, yang pertama dengan tanah.").

apabila pakaian dimasukkan ke dalam air bersih dan dicuci sampai hilang bekas najis yang ada maka pakaian tersebut telah suci semua dari najis? anjing dan najis lainnya, dengan syarat dicuci berulang-ulang hingga tujuh kali untuk pakaian yang terkena najis anjing, dan cucian yang pertama menggunakan tanah atau yang menggantikannya seperti sabun dan deterjen¡± akhir kutipan.

Syekh Abdul Aziz bin Baz... Syekh Abdul Aziz Al Sheikh... Syekh Saleh Al Fawzan... Syekh Bakr Abu Zaid. ¡°Fatawa al-lajnah ad-daimah¡± Koleksi Kedua (4/196).

Wallahu a¡¯lam.


?


RINGKASAN FIQIH ISLAM BAB FIQIH SHALAT

 

RINGKASAN FIQIH ISLAM BAB FIQIH SHALAT

Shalat adalah cahaya, sebagaimana cahaya bisa menyinari, maka demikian pula shalat dapat menunjukkan kepada kebenaran, mencegah dari maksiat, dan mencegah perbuatan keji dan mungkar.

Shalat merupakan hubungan antara seorang hamba dengan Tuhannya, ia adalah tiang agama, seorang muslim bisa mendapatkan lezatnya bermunajat dengan tuhannya ketika shalat, sebab jiwanya menjadi tenang, hatinya tentram, dadanya lapang, keperluannya terpenuhi, dan dengannya sesorang bisa tenag dari kebimbangan dan problematika duniawi.

Baca selengkapnya
Ringkasan Fiqih Shalat
?

? Video Pendek?
:: Kewajiban Pimpinan Menyuruh keluarga dan bawahannya untuk Sholat ::

:: Apakah Sholat Berjamaah di Masjid dan Merapatkan Shaf merupakan pendapat yang Syadz (Ganjil)??? ::

Tolong dibaca dan? dengarkan sampai selesai, dan silahkan dishare.
Mudah-mudahan bermanfaat dan mudah-mudahan Allah Ta¡¯aala memberikan Hidayah Taufiq kepada kaum muslimin untuk memahami Agama yang benar dan beramal dengan Ikhlas karena Allah dan Ittiba¡¯ kepada Rasulullah Shollallahu ¡®alaihi wa sallam.
Jazaakumullahu khairan.


Sejarah dan Keutamaan Masjid Quba

 

Sejarah dan Keutamaan Masjid Quba


Sejarah masjid Quba

Di dalam kisah perjalanan hijrah Nabi?shallallahu ¡®alaihi wasallam?dan para sahabatnya dari kota Makkah menuju Madinah, terdapat begitu banyak pelajaran dan keutamaan yang didapatkan oleh kaum muslimin ketika itu. Tidak dipungkiri, kaum muslimin berkorban begitu banyak, mereka tinggalkan rumah-rumah mereka di Makkah, mereka tinggalkan kekayaan yang sudah bertahun-tahun mereka kumpulkan, mereka tinggalkan keluarga-keluarga mereka yang masih musyrik di kota Makkah. Semua itu dalam rangka menaati perintah Allah dan Rasul-Nya untuk berhijrah ke kota Madinah.

Allah tidak pernah mengecewakan para hamba-Nya. Dengan berhijrahnya Nabi?shallallahu ¡®alaihi wasallam?dan para sahabatnya ke kota Madinah, Allah ganti kehilangan dan kesedihan mereka dengan nikmat yang lebih besar; yaitu kebebasan di dalam beribadah dan menjalankan syariat Islam, tidak ada lagi yang mengganggu mereka di dalam melaksanakannya, bahkan kaum muslimin pada akhirnya dapat mendirikan tempat ibadah mereka sendiri, membangun masjid yang di dalamnya mereka dapat bebas beribadah dan bermunajat kepada Allah tanpa adanya gangguan.

Saudaraku sekalian, jika kita ditanya perihal masjid apakah yang pertama kali dibangun oleh kaum muslimin, maka jawabannya adalah masjid Quba, masjid yang dibangun di atas ketakwaan kepada Allah?°Õ²¹¡¯²¹±ô²¹?oleh Nabi-Nya Muhammad?shallallahu ¡®alaihi wasallam.

Ibnul Qayyim berkata dalam kitabnya?¡°Zaad Al-Ma¡¯ad¡±?(3: 58) ketika menyebutkan kisah kedatangan Rasulullah?shallallahu ¡®alaihi wasallam?ke kota Madinah,?¡°Kaum muslimin bertakbir karena gembira dengan kedatangan beliau dan mereka keluar untuk menemuinya ¡­ Beliau melanjutkan perjalanan hingga tiba di Quba, di perkampungan Bani Amr bin Auf, lalu tinggal bersama mereka selama empat belas malam. Pada waktu singgahnya tersebut, beliau mendirikan masjid Quba, masjid pertama yang didirikan setelah kenabian.¡±

Syekh?´¡±ô-¡®´¡±ô±ô²¹³¾²¹³ó?Muhammad Al-Amin Asy-Syinqithi?rahimahullah?berkata,

??? ??? ??????? ???????: ??????? ?????? ??? ??? ??? ?????? ????? ???? ??? ???? ???? ????????? ??????? ?????? ???? ??????? ????? ???? ???? ???? ????????? ??????? ?????? ??? ????? ??????? ?? ???? ????? ?? ???? ???? ????

¡°Dari sisi masjid pertama yang bersifat relatif: Masjidil Haram adalah rumah (Allah) pertama yang diletakkan untuk manusia, dan masjid Quba adalah masjid pertama yang dibangun oleh kaum muslimin, Masjidil Haram dibangun oleh Al-Khalil (Ibrahim), dan masjid Quba dibangun oleh penutup para Rasul (Muhammad), Masjidil Haram tempatnya dipilih oleh Allah dan begitu pula dengan tempat masjid Quba.¡±?(Adhwa¡¯ Al-Bayan,?8: 326)

Masjid Quba adalah masjid pertama yang dibangun secara langsung oleh tangan Nabi?shallallahu ¡®alaihi wasallam?dan para sahabatnya pada tahun 1 Hijriyah atau 622 Masehi di Quba, sekitar 5 km di sebelah tenggara kota Madinah. Diriwayatkan oleh?shahabiyat?Asy-Syamus binti An-Nu¡¯man, beliau?radhiyallahu anha?mengisahkan,

????? ??? ????? ????? ????? ????? ???? ?????? ??? ????? ???? ??????? ??? ??????? ???? ???? ?????????? ????? ?????? ???????? ??? ?????????? ?????? ??????? ??? ????? ??????? ??? ?????? ??? ????????? ????????? ?????? ?? ??????????? ?????? ??????? ??????? ?? ????? ????? ??????? ???????? ?????? ?? ??? ????? ??? ????????. ?????? ???? ?????? ???? ??????? ?? ???? ?????????? ??? ???? ????? ??? ????? ?????? ???????

¡°Aku melihat ketika Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wasallam datang, singgah, dan mendirikan masjid ini, masjid Quba. Aku melihat beliau mengambil batu dan bongkahan batu hingga batu itu menyakiti beliau. Aku melihat putihnya debu di perut atau pusar beliau. Kemudian datanglah seorang laki-laki dari sahabatnya dan berkata, ¡°Demi ayah dan ibuku, wahai Rasulullah, berikan padaku, aku akan cukupkan bagimu (menggantikanmu dalam mengambil dan menyusun batu tersebut).¡± Beliau menjawab, ¡°Tidak, ambillah batu yang semisal dengannya (beliau menolak untuk digantikan dan meminta sahabat tersebut untuk ikut serta membantu),¡± hingga beliau mendirikannya. Beliau berkata, ¡°Sesungguhnya Jibril ¡®alaihis salam adalah kompas Ka¡¯bah.¡± Dikatakan bahwa masjid Quba adalah masjid yang paling lurus kiblatnya.¡±?(Diriwayatkan oleh Imam At-Thabrani, 24: 318 [802] dan Abu Nu¡¯aim dalam?Ma¡¯rifat Ash-Shahabah,?7713)

Allah?°Õ²¹¡¯²¹±ô²¹?memuji orang-orang yang membangun masjid ini dan para sahabat yang berjemaah di dalamnya. Allah?°Õ²¹¡¯²¹±ô²¹?berfirman,

??? ?????? ????? ??????? ? ??????????? ??????? ????? ??????????? ???? ??????? ?????? ??????? ??? ??????? ????? ? ????? ??????? ?????????? ??? ?????????????? ? ????????? ??????? ????????????????

¡°Janganlah kamu (wahai Muhammad) beribadah dalam masjid itu selama-lamanya (masjid Dhirar, masjid yang dibangun oleh orang-orang munafik). Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa (masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut bagimu untuk salat di dalamnya. Di dalam masjid tersebut terdapat orang-orang yang gemar bersuci dan membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.¡±?(QS. At-Taubah: 108)

Sungguh, masjid Quba merupakan salah satu masjid yang memiliki keutamaan besar serta menjadi penanda kisah perjalanan hijrah Nabi?shallallahu ¡®alaihi wasallam.?Seorang muslim yang sedang berada di kota Madinah sudah sepatutnya menziarahinya dan salat di dalamnya. Hal ini sebagai bentuk kecintaan dan ketaatan kita kepada Nabi?shallallahu ¡®alaihi wasallam?dan sebagai bentuk mengikuti kebiasaan beliau.

Baca juga:?

Keutamaan masjid Quba

Masjid Quba merupakan masjid yang memiliki tempat spesial di hati Nabi kita Muhammad?shallallahu ¡®alaihi wasallam.?Hal ini karena kecintaan beliau kepada penduduk di sekeliling masjid tersebut yang telah menyambut beliau tatkala datang pertama kali ke kota Madinah.

Kecintaan beliau terlihat dari kebiasaan beliau untuk menyempatkan waktu khusus dalam rangka mengunjungi masjid Quba secara berkala, bahkan para ulama mengatakan bahwa beliau mengunjungi masjid Quba setiap pekan. Di dalam kitab?Shahih Bukhari?disebutkan,

???? ??????? ????? ????? ???? ??????? ?????? ???????? ?????? ????? ?????? ??????? ????????. ????? ???? ??????? ??? ?????? ????? ????? ????? ?????????

¡°¸é²¹²õ³Ü±ô³Ü±ô±ô²¹³ó???biasa mendatangi masjid Quba setiap Sabtu. Beliau mendatanginya dengan berjalan kaki atau menunggang kendaraan. Dan Abdullah bin Umar radhiyallahu ¡®anhuma pun melakukan hal yang sama.¡±?(HR. Bukhari no. 1193 dan Muslim no. 1399)

Di hadis lainnya, sahabat??menjelaskan sunah mendatangi masjid Quba ini dengan lebih terperinci,

???? ????? ?????? ????? ????? ????? ???? ?? ???????? ???? ???????? ????? ?? ?????????: ????? ???????? ????????? ?????? ???? ?????????? ????? ????????? ?????????? ????? ???????? ??????????? ?????? ????????? ?????? ?????? ???????? ??????? ?????? ???? ???????? ????? ??????? ???? ?????? ?????????? ?????? ??? ???????? ??? ????? ????????? ???? ????: ????? ?????????: ???? ?????? ??????? ????? ????? ???? ??????? ???? ????????? ??????? ????????? ????: ????? ?????: ?????? ??????? ??? ???????? ???????? ???????????? ??? ??????? ?????? ??? ????????? ?? ???? ????? ???? ??? ?????? ??? ??????? ???? ??? ?? ???????????????????? ????????? ??? ?????????.

¡°Ibnu Umar radhiyallahu ¡®anhuma tidak melaksanakan salat Dhuha kecuali pada dua hari: (1) hari ketika ia tiba di Makkah; karena ia tiba di sana pada waktu Dhuha, lalu thawaf di Ka¡¯bah, kemudian salat dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim; dan (2) hari ketika ia datang ke masjid Quba; karena ia mendatanginya setiap hari Sabtu, dan apabila ia masuk masjid, ia tidak suka keluar darinya hingga ia salat di dalamnya. Ia berkata menceritakan kondisi ketika itu bahwa Rasulullah shallallahu ¡®alaihi wasallam mengunjunginya (masjid Quba) dengan berkendaraan dan berjalan kaki.¡± Ia (Abdullah bin Umar) berkata kembali, ¡°Sesungguhnya aku melakukan sebagaimana aku melihat sahabat-sahabatku melakukannya, dan aku tidak melarang seorang pun untuk salat pada waktu kapan pun yang ia mau, baik malam maupun siang hari. Hanya saja, janganlah kalian sengaja memilih salat di waktu terbitnya matahari dan terbenamnya matahari.¡±?(HR. Bukhari no. 1191)

Bagi mereka yang sedang berada di Madinah, baik dalam rangka berhaji atau umrah, maka sangat dianjurkan untuk datang dan melaksanakan salat di masjid Quba, karena ini merupakan salah satu sunah Nabi?shallallahu ¡®alaihi wasallam?yang beliau amalkan secara rutin.

Nabi?shallallahu ¡®alaihi wasallam?juga menyampaikan kepada kita akan adanya pahala yang besar bagi mereka yang datang ke masjid Quba lalu melaksanakan salat, minimalnya dua rakaat. Beliau bersabda di dalam hadis yang diriwayatkan oleh sahabat Sahl bin Hunaif?radhiyallahu ¡®anhu,

???? ????????? ??? ???????? ????? ????? ???????? ??????? ???????? ????? ??????? ????? ???? ???????? ????????

¡°Siapa saja yang bersuci di rumahnya, lalu ia mendatangi masjid Quba, lantas ia melaksanakan salat di dalamnya, maka pahalanya seperti pahala umrah.¡±?(HR.??no. 1412,??no. 699. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadis ini hasan)

Di dalam hadis riwayat??disebutkan dengan lafaz yang berbeda,

????????? ?? ????? ?????? ??????

¡°Salat di masjid Quba, (pahalanya) seperti umrah.¡±?(HR. Tirmidzi no. 324 dan Ibnu Majah no. 1411.?Al-Hafizh?Abu Thahir mengatakan bahwa hadis ini hasan)

Dengan seseorang telah berwudu terlebih dahulu dari tempat tinggalnya, lalu berangkat menuju masjid Quba dan salat dua rakaat di dalamnya, maka ia telah mendapatkan pahala yang setara dengan pahala melaksanakan ibadah umrah. Sungguh ini merupakan sebuah keutamaan yang sangat besar dan harus dimanfaatkan oleh kaum muslimin apabila sedang berada di kota Madinah.

Ketahuilah juga wahai saudaraku, dengan melaksakan sunah yang beliau ajarkan ini, maka ini merupakan salah bukti kecintaan kita kepada Allah?°Õ²¹¡¯²¹±ô²¹. Sebagaimana hal ini disampaikan oleh Allah?°Õ²¹¡¯²¹±ô²¹?di dalam surah Ali Imran ayat 31,

???? ???? ???????? ??????????? ????? ????????????? ???????????? ????? ????????? ?????? ????????????? ??????? ???????? ????????}

¡°Katakanlah, ¡®Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah (sunah/petunjuk)ku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.¡¯¡±?(QS. Ali ¡®Imran: 31)

Terdapat keutamaan yang besar juga bagi mereka yang menghidupkan sunah Nabi?shallallahu ¡®alaihi wasallam, mengajarkannya, lalu banyak dari kaum muslimin yang ikut menghidupkannya. Rasulullah?shallallahu ¡®alaihi wasallam?bersabda,

???? ??????? ??????? ???? ???????? ???????? ????? ???????? ????? ???? ?????? ?????? ???? ?????? ????? ??? ???????? ???? ??????????? ???????

¡°Barangsiapa yang menghidupkan satu sunah dari sunah-sunahku, kemudian diamalkan oleh manusia, maka dia akan mendapatkan (pahala) seperti pahala orang-orang yang mengamalkannya, dengan tidak mengurangi pahala mereka sedikit pun.¡±?(HR. Ibnu Majah no. 209, pada sanadnya ada kelemahan, akan tetapi hadis ini dikuatkan dengan riwayat-riwayat lain yang semakna dengannya. Oleh karena itu,??mensahihkannya dalam kitab?Shahih Ibnu Majah,?no. 173)

Wallahu a¡¯lam bisshowaab.

Baca juga:?

***

Penulis:?Muhammad Idris, Lc.


?


Haram Wanita Memakai Sepatu Jinjit?

 

Haram Wanita Memakai Sepatu Jinjit?


Wanita Dilarang Memakai Sepatu Jinjit?

Benarkah memakai sepatu jinjit dilarang? Krn banyak wanita karier di sekitar kami memakainya

Jawab:

Bismillah was shalatu was salamu ¡®ala Rasulillah, wa ba¡¯du,

Dalam hadis dari Abu Said al-Khudri?radhiyallahu ¡®anhu, Nabi?shallallahu ¡®alaihi wa sallam?pernah bercerita,

????? ????????? ???? ????? ???????????? ??????? ????????? ???????????? ????? ?????????? ???? ?????? ????????? ??????? ?????? ????????????? ????????????? ????????? ???????

Ada seorang wanita Bani Israel yang bertubuh pendek memakai sandal dari kayu. Kemudian berjalan diantara dua wanita yang tinggi agar terlihat tinggi dengan sandal itu.?(HR. Ibnu Hibban 5592 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Baca:?

Dalam riwayat lain, dari Jabir bin Abdillah?radhiyallahu ¡®anhuma, Nabi?shallallahu ¡®alaihi wa sallam?bersabda,

?? ??? ?? ??? ??? ??????? ?? ????? ?????? ???? ????? ?? ?????? ?? ?????? ?? ???? ????? ????? . ???? ????? ?? ??? ??????? ???? ????? ? ?????? ????? ?? ??? ? ??????? ?? ??? ???? ? ????? ????? ? ????? ??? ??????? ??????? ?? ??????? ? ?????? ??????? ?????? ? ???? ????????? ? ??? ???? ????? ??????? ?? ???

Sesungguhnya sumber kebinasaan pertama yang dialami Bani Israil adalah adanya seorang wanita miskin yang memaksakan diri untuk membeli baju dna parfum gaya wanita kaya¡­ lalu beliau menyebutkan ada wanita bani Israil yang pendek, lalu dia memakai sandal tinggi dari kayu, dan cincin yang bermata besar, dan dia menaburi dirinya dengan wewangian. Lalu dia berjalan diantara 2 wanita yang tinggi badannya, sehingga banyak lelaki membuntuti mereka. orang mengenal dua wanita yang tinggi, tapi tidak kenal wanita yang memakai jinjit. (HR. Ibnu Khuzaimah)

Hadis di atas menunjukkan celaan bagi wanita yang memakami alas kaki jinjit. Karena Nabi shallallahu ¡®alaihi wa sallam menceritakan hal di atas dalam konteks celaan. Sehingga ketika wanita muslimah melakukannnya, hakekatnya dia meniru wanita Bani Israil.

Baca:?

Disamping itu, ada pertimbangan lain, yang menunjukkan sisi larangan sepatu jinjit,

Pertama, ini bagian dari tabarruj

Allah melarang wanita melakukan tabarruj,

???????? ??? ???????????? ????? ??????????? ????????? ??????????????? ?????????

hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dengan tabarruj seperti orang-orang Jahiliyah..?(QS. al-Ahzab: 33).

Dan makna tabarruj menurut syar¡¯i meliputi memperlihatkan apa yang tidak boleh diperlihatkan, berbusana yang menyingkap aurat, berikhtilath (campur baur) dengan lelaki, bersentuhan dengan mereka, jabat tangan, berdesak-desakan, dan sebagainya, termasuk berlaku genit dalam berjalan dan berbicara di hadapan mereka.

Dan kita bisa memahami, salah satunya memakai sandal atau sepatu jinjit. Karena wanita memakai ini, agar kelihatan semakin seksi, semakin menarik dipandang lelaki.

Kedua, ini penipuan (tazwir)

Menampakkan kenyataan tidak sesuai kondisi aslinya. Allah mencela orang yang merasa bangga dengan pujian, yang tidak dia miliki,

??? ??????????? ????????? ??????????? ????? ??????? ???????????? ???? ?????????? ????? ???? ?????????? ????? ??????????????? ??????????? ???? ?????????? ???????? ??????? ???????

Janganlah sekali-kali kamu menyangka, hahwa orang-orang yang gembira dengan apa yang telah mereka perbuat dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang?belum mereka?kerjakan?janganlah kamu menyangka bahwa mereka terlepas dari siksa, dan bagi mereka siksa yang pedih.?(QS. Ali Imran: 188).

Nabi?shallallahu ¡®alaihi wa sallam?juga melarang hal ini. Beliau bersabda,

?????????? ???? ??? ?????? ????? ????? ???

¡°Orang yang (berpura-pura) berpenampilan dengan sesuatu yang tidak diberikan kepadanya bagaikan orang yang memakai dua pakaian palsu (kedustaan).¡±?(HR. Muslim 2129)

Ketiga, Semakin mengeraskan suara kaki

Allah melarang para wanita membunyikan gelang di kaki,

????? ?????????? ??????????????? ?????????? ??? ????????? ???? ????????????

Janganlah mereka (kaum wanita) menghentakkan kakinya (saat berjalan), hingga diketahui bahwa mereka menggunakan perhiasan yang tersembunyi¡­¡±?(QS. an-Nur: 31).

Memakai sepatu atau sandal jinjit seperti ini, akan menimbulkan suara yang menarik perhatian lawan jenis. Lebih-lebih jika haknya runcing maka suaranya semakin keras. Padahal tindakan ini bisa lebih cepat mengundang perhatian lelaki dan membangkitkan syahwat mereka.

Keempat, membahayakan kesehatan

Jika anda masih belum puas dengan alasan syar¡¯i di atas, semoga alasan membahayakan kesehatan membuat anda sanggup meninggalkannya. Hanya saja, meninggalkan larangan syariat karena alasan kesehatan, bisa jadi tidak ada nilai pahalanya.

Baca:?

Tekanan secara terus-menerus pada telapak kaki bagian depan akibat penggunaan sepatu hak tinggi, terutama yang berujung lancip atau yang ukurannya terlalu kecil dapat mengakibatkan kelainan bentuk kaki seperti,

  • Hammer toes: kondisi saat tiga jari kaki paling tengah menjadi bengkok.
  • Bunion:? benjolan tulang pada sendi di pangkal jempol kaki.

Disamping itu, Tendon Achilles pada kaki memendek ketika Anda mengenakan sepatu hak tinggi. Sehingga pemakaian hak tinggi terus-menerus dan dalam jangka panjang dapat mengakibatkan penyakit Achilles tendinitis. Kondisi ini terjadi karena peradangan pada tendon Achilles atau jaringan ikat yang menghubungkan otot betis di kaki bawah bagian belakang ke tulang tumit. Selain otot betis yang terasa menegang saat meregangkan kaki, penyakit ini ditandai dengan nyeri dan bengkak pada tumit ketika Anda berjalan.

Dan masih banyak lagi bahaya lainnya, anda bisa googling¡­

Allahu a¡¯lam

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits?(Dewan Pembina?Konsultasisyariah.com)


Referensi:?


Solusi Rasa Takut Terjerumus pada Perbuatan Zina

 

Solusi Rasa Takut Terjerumus pada Perbuatan Zina

?
Pertanyaan

Saya seorang pemuda berumur 18 tahun. Saya mempunyai masalah, yaitu syahwat saya yang sangat kuat, sehingga saya takut terjerumus ke dalam perbuatan zina atau liwath (homo)¡ªNa`udzubillah. Walaupun saya selalu berpuasa dan membaca Al-Quran, masalah itu masih tetap ada. Apa yang harus saya lakukan? Untuk diketahui, saya dahulu biasa melakukan onani, namun itu kemudian saya tinggalkan dan saya sudah bertobat kepada Allah.

Jawaban

Segala puji bagi Allah, dan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah beserta keluarga dan para shahabat beliau.

Kami berdoa semoga Allah membersihkan hati Anda, menjaga kemaluan Anda, serta melindungi Anda dari fitnah. Untuk mengalahkan masalah yang Anda hadapi itu, kami menyarankan kepada Anda beberapa hal berikut:

Pertama: Berusahalah untuk menikah, karena pernikahan adalah benteng sekaligus solusi bagi permasalahan Anda dan siapa pun selain Anda. Apabila Anda sudah mampu untuk menikah, bersegeralah melakukannya tanpa ditunda-tunda.

Kedua: Konsistenlah selalu dalam ketaatan kepada Allah dan beribadah kepada-Nya, dengan melaksanakan ibadah-ibadah wajib dan membiasakan ibadah-ibadah sunnah. Karena Syetan tidak memiliki jalan untuk menggoda hamba-hamba Allah yang ikhlas. Allah¡ªSubhanahu wa Ta`ala¡ªberfirman (yang artinya):?¡°Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikutmu, Yaitu orang-orang yang sesat.¡±?[QS. Al-Hijr: 42]. Barangsiapa yang dicintai oleh Allah, serta didekatkan-Nya kepada-Nya dan dipilih-Nya, Dia akan menjaganya dari perbuatan-perbuatan kotor yang Anda sebutkan itu, sebagaimana Allah¡ªSubhanahu wa Ta`ala¡ªberfirman (yang artinya):?¡°Demikianlah, agar Kami memalingkan darinya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.¡±?[QS. Yusuf: 24].

Ketiga: Berusahalah untuk berteman dengan orang-orang baik, menghindari kesepian dan kesendirian, karena ini merupakan pintu kejahatan bagi orang yang kondisinya seperti Anda. Orang-orang baik adalah mereka yang menunjuki Anda kepada Allah, mengingatkan Anda ketika Anda lalai, dan membantu Anda jika Anda ingat.

Keempat: Sibukkanlah diri Anda dengan pekerjaan-pekerjaan yang mubah, atau kegiatan belajar yang bermanfaat, dan hindarilah kekosongan, karena kekosongan mengundang bisikan-bisikan Syetan dan fantasi-fantasi pikiran pada hal-hal yang diharamkan Allah.

Kelima: Apabila pemikiran-pemikiran buruk mendatangi Anda, tolaklah ia dengan berzikir mengingat Allah¡ªSubhanahu wa Ta`ala, segera melaksanakan shalat, dan membaca Al-Quran. Ketahuilah, bahwa Anda mendapatkan pahala dari kesabaran Anda menjaga kehormatan diri Anda. Yakinlah bahwa Allah akan memberikan solusi dan jalan keluar bagi Anda.

Wallahu a`lam.


?


RINGKASAN FIQIH HAJI DAN UMRAH

 

RINGKASAN FIQIH HAJI DAN UMRAH, HUKUM HAJI BAGI ORANG YANG TIDAK SHALAT

Haji adalah salah satu rukun Islam, diwajibkan pada tahun ke sembilan Hijriyah. Hukumnya wajib atas setiap muslim, yang merdeka, balig, berakal, mampu, sekali dalam seumur hidup secara bersegara, (jika sudah mampu tidak boleh ditunda-tunda).

Firman Allah Subhanahu wa °Õ²¹¡¯²¹±ô²¹:

????????? ????? ???????? ????? ????????? ???? ?????????? ???????? ????????? ????? ?????? ??????? ??????? ??????? ???? ????????????? [?? ?????: ??]?

¡°Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. [Ali-¡®Imran/3: 97]
?
Baca selengkapnya
Arti Kemampuan Dalam Melaksanakan Haji
?

Hukum Badal Haji, Makna Fidyah dan Dam Dalam Haji
?

Ringkasan Fiqih Haji dan Umrah
?

Al-Wajiiz, Kitab Haji dan Umrah
?

? Video Pendek
:: Menunaikan ibadah Haji Wajib bagi setiap muslim, adapun punya mobil, emas, kebun tidak wajib ::

Tolong dibaca dan dengarkan sampai selesai, dan silahkan dishare.
Mudah-mudahan bermanfaat dan mudah-mudahan Allah Ta¡¯aala memberikan Hidayah Taufiq kepada kaum muslimin untuk memahami Agama yang benar dan beramal dengan Ikhlas karena Allah dan Ittiba¡¯ kepada Rasulullah Shollallahu ¡®alaihi wa sallam.
Jazaakumullahu khairan.